bab i pendahuluan a. latar belakang masalaheprints.ums.ac.id/38262/3/bab i.pdf · sekolah ini...

6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap bencana terutama pada saat berada disekolahan, sedangkan anak anak merupakan generasi penerus bangsa yang mampu membangun negara lebih maju. Gempa bumi di Sichuan, China pada tanggal 12 mei 2008 memberikan gambaran besarnya dampak ketika bencana terjadi di sekolah. Gempa berkekuatan 7,9 skala richter itu menewaskan 87.000 orang dengan sedikitnya 5.335 murid. Artinya, sekitar 6% korban tewas adalah anak anak sekolah(Konsorsium Pendidikan Bencana, 2011). Pengetahuan kebencanaan perlu dipersiapkan sejak dini kepada masyarakat yang berrisiko terhadap bencana, untuk menghindari atau memperkecil resiko bencana salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui mitigasi bencana. Upaya mitigasi bencana dilakukan melalui jenjang pendidikan langkah tersebut merupakan cara strategis untuk memperkecil risiko bencana. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana (Syamsul Maarif, 2010) “Peran sekolah strategis untuk mendukung paradigma platform Nasional. Dalam hal ini, sekolah diharapkan mampu mengembangkan program pembelajaran yang mendukung platform nasional yang terkait dengan pengembangan pengetahuan yang diperlukan dalam upaya mitigasi. Sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat berfungsi sebagai media informasi diharapkan mampu mengembangkan program pembelajaran yang mendukung platform nasional yang terkait dengan pengembangan pengetahuan yang diperlukan dalam upaya mitigasi”. Sekolah merupakan tempat yang paling efektif untuk memberikan informasi mengenai pendidikan mitigasi bencana. Melalui jalur sekolah juga dapat memberikan pengetahuan mengenai bagaimana cara 1

Upload: vokiet

Post on 07-Jun-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/38262/3/BAB I.pdf · Sekolah ini memiliki 27 ruang kelas yang terdiri dari 9 kelas ruang XII, 9 kelas XI dan 9 ruang kelas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak – anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap

bencana terutama pada saat berada disekolahan, sedangkan anak – anak

merupakan generasi penerus bangsa yang mampu membangun negara lebih

maju. “Gempa bumi di Sichuan, China pada tanggal 12 mei 2008

memberikan gambaran besarnya dampak ketika bencana terjadi di sekolah.

Gempa berkekuatan 7,9 skala richter itu menewaskan 87.000 orang dengan

sedikitnya 5.335 murid. Artinya, sekitar 6% korban tewas adalah anak – anak

sekolah” (Konsorsium Pendidikan Bencana, 2011). Pengetahuan kebencanaan

perlu dipersiapkan sejak dini kepada masyarakat yang berrisiko terhadap

bencana, untuk menghindari atau memperkecil resiko bencana salah satu

upaya yang dilakukan yaitu melalui mitigasi bencana.

Upaya mitigasi bencana dilakukan melalui jenjang pendidikan

langkah tersebut merupakan cara strategis untuk memperkecil risiko bencana.

Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana (Syamsul Maarif, 2010) “Peran

sekolah strategis untuk mendukung paradigma platform Nasional. Dalam hal

ini, sekolah diharapkan mampu mengembangkan program pembelajaran yang

mendukung platform nasional yang terkait dengan pengembangan

pengetahuan yang diperlukan dalam upaya mitigasi. Sekolah sebagai lembaga

pendidikan dapat berfungsi sebagai media informasi diharapkan mampu

mengembangkan program pembelajaran yang mendukung platform nasional

yang terkait dengan pengembangan pengetahuan yang diperlukan dalam

upaya mitigasi”. Sekolah merupakan tempat yang paling efektif untuk

memberikan informasi mengenai pendidikan mitigasi bencana. Melalui jalur

sekolah juga dapat memberikan pengetahuan mengenai bagaimana cara

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/38262/3/BAB I.pdf · Sekolah ini memiliki 27 ruang kelas yang terdiri dari 9 kelas ruang XII, 9 kelas XI dan 9 ruang kelas

2

untuk mengurangi resiko terjadinya korban pada saat kegiatan belajar

mengajar berlangsung.

Pendidikan kebencanaan dapat digunakan sebagai bekal bagi siswa

ketika para siswa dihadapkan pada suatu kondisi dimana kehidupan mereka

terancam karena adanya suatu bencana. Kompetensi dasar kelas X 3.7 yaitu “

menganalisis mitigasi dan adaptasi bencana alam dengan kajian geografi”

merupakan sebuah kompetensi dasar yang memberikan pengetahuan tentang

mitigasi dan adaptasi bencana kepada siswa. Tidak hanya dengan adanya

pengetahuan saja tetapi siswa juga diberi keterampilan mengenai cara

mengurangi resiko bahaya bencana gempa bumi. Kompetensi dasar kelas X

4.7 yaitu “menyajikan contoh penerapan mitigasi dan cara adaptasi terhadap

bencana alam disekitar lingkungan”. Kompetensi dasar tersebut merupakan

kompetensi yang harus dicapai siswa, maka untuk dapat mencapai

kompetensi tersebut perlu adanya penggunaan model pembelajaran yang

menuntut siswa lebih aktif dalam pembelajaran selain itu juga diharapkan

agar tujuan pembelajaran dapat tercapi sesuai dengan yang diinginkan.

Kegiatan belajar mengajar menggunakan metode simulasi memiliki

beberapa kelebihan diantaranya :

1. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadi

situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga,

masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja..

2. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa karena melalui

simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peran sesuai dengan

topic yang disimulasikan

3. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

4. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan

dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.

5. Simulasi dapat meningkatkan semangat siswa dalam proses

pembelajaran.

Data indeks rawan bencana single hazard kabupaten/kota Sukoharjo

menduduki rangkin nasional ke 41 dengan skor 47 dan termasuk kedalam

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/38262/3/BAB I.pdf · Sekolah ini memiliki 27 ruang kelas yang terdiri dari 9 kelas ruang XII, 9 kelas XI dan 9 ruang kelas

3

kelas tinggi. Kecamatan Tawangsari masuk dalam wilayah kabupaten

Sukoharjo. Menurut buku pedoman analisis resiko bahaya alam departemen

energi dan sumber daya mineral Tawangsari memiliki tingkat kerawanan

bencana gempa bumi masuk dalam kategori tinggi. Mengingat kecamatan

tawangsari merupakan daerah yang memiliki potensi gempa bumi tinggi

maka dalam pembelajaran di sekolah berkaitan dengan pencapaian KD3.7

dan KD 4.7 maka peneliti menggunakan metode pembelajaran simulasi

bencana gempa bumi. Oleh karena itu metode simulasi diujicobakan kepada

siswa dalam pembelajaran.

SMA Negeri 1 Tawangsari merupakan salah satu sekolah di wilayah

kabupaten Sukoharjo yang dimana sekolah ini merupakan sekolah yang

diminati oleh para calon peserta didik baru lulusan SMP/MTS sederajat.

Sekolah ini memiliki 27 ruang kelas yang terdiri dari 9 kelas ruang XII, 9

kelas XI dan 9 ruang kelas X. Masing – masing tingkatan kelas terdiri atas 5

jurusan IPA, 3 jurusan IPS dan 1 Jurusan Bahasa. SMA Negeri 1 Tawangsari

telah menerapkan kurikulum 2013 untuk jenjang kelas X dan XI dalam proses

pembelajarannya.

Atas dasar latar belakang diatas maka penulis memiliki gagasan untuk

melakukan penelitian mengenai “PENGGUNAAN METODE SIMULASI

UNTUK MATERI KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI SISWA

KELAS X IIS DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI KABUPATEN

SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/38262/3/BAB I.pdf · Sekolah ini memiliki 27 ruang kelas yang terdiri dari 9 kelas ruang XII, 9 kelas XI dan 9 ruang kelas

4630

00

4630

00

4700

00

4700

00

4770

00

4770

00

4840

00

4840

00

4910

00

4910

00

4980

00

4980

00

9133000

9133000

9140000

9140000

9147000

9147000

9154000

9154000

9161000

9161000

SA

MU

DE

RA

HIN

DIA

mTmU

KABU

PATE

NSU

KOHA

RJO KA

BUPA

TEN

WONO

GIRI

KABU

PATE

NKL

ATEN

KOTA

SU

RAKA

RTA

KABU

PATE

NKA

RANG

ANYA

R

PROV

INSI

D.I.

YOGY

AKAR

TA

KABU

PATE

N BO

YOLA

LI

SA

MU

DE

RA

HIN

DIA

112°

0'0"

112°

0'0"

111°0

'0"

111°0

'0"

110°

0'0"

110°

0'0"

109°

0'0"

109°

0'0"

108°

0'0"

108°

0'0"

7°0'0"

7°0'0"

8°0'0"

8°0'0"

BT

LS

PETA

KER

AWAN

AN B

ENCA

NA

GEMP

A BUM

IKA

BUPA

TEN

SUKO

HARJ

O TA

HUN

2009

2USk

ala 1

: 200

.000

Proy

eksi

: Tr

ansv

erse

Mer

cato

rKo

ordi

nat :

Uni

vers

al T

rans

vers

e Me

rcat

orZo

na

:

49

SDa

tum

:

WGS

198

4

Su

mber

:1.

Buk

u Pe

doma

n An

alisi

s Ri

siko

Baha

ya A

lam

Dep

arte

men

Ener

gi d

an S

umbe

r Day

a Mi

nera

l2.

Pet

a Ru

pa B

umi I

ndon

esia

Ska

la 1

: 25.

000

Bada

n In

form

asi G

eosp

asia

l

Disa

lin O

leh:

Ika S

iti N

urjan

ah (A

6101

1010

6)

20

24

61

Km

Daera

h yan

g dipe

takan

PROV

INSI

JAWA

TIMU

R

PROV

INSI

D.I.Y

PROV

INSI

JAWA

TENG

AH

PROV

INSI

JAWA

BAR

AT

SAMU

DERA

INDO

NESIALA

UT JA

WA

Lege

nda Ka

ntor B

upati

Kanto

r Kec

amata

nBa

tas Pr

ovins

i

Batas

Kabu

paten

Batas

Keca

matan

Jalan

Arter

i/Utam

a

Jalan

Kolek

tor

Jalan

Loka

l

Jalan

Keret

a Api

Sung

ai

Wadu

k

Sang

at Tin

ggi

Tingg

i

Keraw

anan

Gem

pa Bu

mi

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/38262/3/BAB I.pdf · Sekolah ini memiliki 27 ruang kelas yang terdiri dari 9 kelas ruang XII, 9 kelas XI dan 9 ruang kelas

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan sebagi berikut :

1. Siswa kelas X IIS ini merupakan siswa di sekolah SMA Negeri 1

Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016

2. Perbedaan setelah dilakukannya metode pembelajaran simulasi berkaitan

dengan materi kesiapsiagaan bencana gempa bumi kelas X IIS di SMA N

1 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.

C. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini dilakukan di SMA NEGERI 1 Tawangsari Kabupaten

Sukoharjo pada siswa kelas X IIS.

2. Penelitian ini ditekankan pada metode pembelajran simulasi bencana

gempa bumi pada pelajaran geografi mengenai materi kesiapsiagaan

bencana gempa bumi.

D. Rumusan Masalah

Uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah,

diantaranya adalah sebagai berikut

1. Bagaimana tingkat kesiapsiagaan siswa sebelum digunakannya metode

pembelajaran simulasi bencana gempa bumi mata pelajaran Geografi kelas

X IIS di SMA N 1 Tawangsari?

2. Bagaimana tingkat kesiapsiagaan siswa sesudah digunakannya metode

pembelajaran simulasi bencana gempa bumi mata pelajaran Geografi kelas

X IIS di SMA N 1 Tawangsari?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memeiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat kesiapsiaggan siswa sebelum digunakannya

metode pembelajaran simulasi bencana gempa bumi mata pelajaran

Geografi kelas X IIS di SMA N 1 Tawangsari.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/38262/3/BAB I.pdf · Sekolah ini memiliki 27 ruang kelas yang terdiri dari 9 kelas ruang XII, 9 kelas XI dan 9 ruang kelas

6

2. Untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan siswa sesudah digunakannya

metode pembelajaran simulasi bencana gempa bumi mata pelajaran

Geografi kelas X IIS di SMA N 1 Tawangsari.

F. Manfaat

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

kontribusi keilmuan mengenai penggunaan metode pembelajaran yang

menekan siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran dan meberikan

inovasi kepada guru untuk lebih kreatif dalam memberikan materi tidak

hanya itu penelitian juga diharapkan mampu meberikan tambahan

pengtahuan bagi siswa.

2. Manfaat parktis

a. Bagi siswa

Menambah wawasan serta pengetahuan siswa terhadap materi

kesiapsiagaan bencana serta memberikan pengalaman kepada siswa

bagaimana cara mitigasi bencana saat berada disekolah sehingga siswa

tidak perlu panik.

b. Bagi guru

Memberikan inovasi baru kepada guru dalam memberikan materi

pembelajaran dengan cara melibatkan siswa ikut berperan langsung

dalam pembelajaran

c. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman peneliti dalam metode pembelajaran simulasi dan

menambah keterampilan penulis sebagai calon pendidik.