bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/bab...

105
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya otonomi daerah menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem pemerintahan yang desentralisasi, yaitu dengan memberikan keleluasaan kepada daerah dalam mewujudkan daerah otonom yang luas dan bertanggung jawab, untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat sesuai kondisi dan potensi wilayahnya. Pemberian otonomi kepada daerah pada dasarnya bertujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah daerah, terutama dalam pelaksanakan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat serta untuk meningkatkan pembinaan kesatuan politik dan kesatuan bangsa. Berdasarkan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, otonomi yang seluas-luasnya bagi pemerintah kabupaten merupakan peluang dan sekaligus tantangan. Peluang disini bagi pemerintahan daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang memadai untuk mengelola sendiri potensi tersebut, sedangkan bagi pemerintah daerah yang mempunyai sumber daya alam yang kurang memadai justru merupakan tantangan. Masalah yang sering muncul dalam melaksanakan otonomi daerah adalah prospek kemampuan pembiayaan pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan fungsinya sebagai penyelenggara pembangunan, penyelenggara pemerintah serta

Upload: doankhanh

Post on 02-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Munculnya otonomi daerah menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dari

sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem

pemerintahan yang desentralisasi, yaitu dengan memberikan keleluasaan kepada

daerah dalam mewujudkan daerah otonom yang luas dan bertanggung jawab, untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat sesuai kondisi dan potensi

wilayahnya. Pemberian otonomi kepada daerah pada dasarnya bertujuan

meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah daerah,

terutama dalam pelaksanakan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat serta

untuk meningkatkan pembinaan kesatuan politik dan kesatuan bangsa.

Berdasarkan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, otonomi yang seluas-luasnya bagi pemerintah kabupaten merupakan peluang

dan sekaligus tantangan. Peluang disini bagi pemerintahan daerah yang memiliki

potensi sumber daya alam yang memadai untuk mengelola sendiri potensi tersebut,

sedangkan bagi pemerintah daerah yang mempunyai sumber daya alam yang kurang

memadai justru merupakan tantangan.

Masalah yang sering muncul dalam melaksanakan otonomi daerah adalah

prospek kemampuan pembiayaan pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan

fungsinya sebagai penyelenggara pembangunan, penyelenggara pemerintah serta

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

2

melayani masyarakat setempat sejalan dengan dinamika kehidupan masyarakat yang

harus dilayani. Oleh karena itu penyelenggaraan kegiatan pemerintahan daerah

senantiasa terus meningkat sehingga biaya yang dibutuhkan juga akan bertambah.

Peningkatan penerimaan daerah harus senantiasa diupayakan secara periodik oleh

setiap daerah otonom melalui penataan administrasi pendapatan daerah yang efisien

dan efektif sesuai dengan pola yang telah ditetapkan dalam berbagai peraturan

perundang-undangan dan petunjuk pelaksanaan.

Dalam rangka memenuhi pembiayaan pembangunan dan penyelenggaraan

pemerintah di daerah dapat diperoleh dari penerimaan daerah sendiri atau dapat pula

dari luar daerah. Sumber-sumber pendapatan yang dapat dilaksanakan oleh

pemerintah daerah dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah adalah dengan

meningkatkan pendapatan dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil

perusahaan milik daerah & pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-

lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Upaya-upaya peningkatan Pendapatan Asli

Daerah ini tidak terlepas dari mekanisme sistem pemerintahan daerah yaitu kerjasama

antar Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Daerah dengan cara pendekatan terpadu

dan tidak menghilangkan identitas, tugas serta fungsi masing-masing.

Seiring dengan pelaksanaan Otonomi Daerah yang dititip beratkan pada Daerah

Kabupaten dan Kota, maka Pemerintah Kota Makassar berupaya mengembangkan

mekanisme pembiayaan dengan menggali berbagai bentuk pembiayaan yang

potensial untuk menunjang pembangunan Daerah sekaligus untuk peningkatan mutu

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

3

pelayanan kepada masyarakat termasuk PENYEDIAAN SARANA dan

PRASARANA PERPASARAN khususnya PASAR TRADISIONAL.

Pembangunan peremajaan dan pengelolaan pasar-pasar tradisional ditengah-

tengah menjamurnya pasar-pasar modern dewasa ini membutuhkan investasi besar,

sementara disisi lain Pemerintah Kota Makassar menghadapi kendala dalam hal

keterbatasan Finansial untuk melakukan investasi. Berdasarkan hal tersebut maka

Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar Makassar Raya berdasarkan Perda

Nomor : 4 Tahun 1999, yang ditindak lanjuti dengan keluarnya SK. Walikota

Makassar Nomor : 8175 Tahun 1999 tanggal 11 Desember 1999.

Kehadiran PD.Pasar Makassar Raya selain diharapkan dapat merumuskan

formula dan Strategi untuk mendapatkan dana dalam menata, mengatur dan

membangun sarana/prasarana perpasaran, PD.Pasar Makassar Raya juga diharapkan

dapat membiayai dirinya sekaligus mendatangkan keuntungan bagi Pemerintah Kota

dalam bentuk pemasukan Pendapatan Asli Daerah.

Sejalan dengan perkembangan Kota Makassar yang semakin pesat, PD.Pasar

Makassar Raya juga dituntut untuk dapat mengubah image masyarakat tentang pasar

yang terkesan kotor, kumuh dan semrawut menjadi PASAR YANG NYAMAN,

AMAN, RAPI dan BERSIH. Untuk mencapai hal tersebut, maka PD.Pasar Makassar

Raya senantiasa melakukan pendekatan yang lebih mengutamakan dalam pencapaian

visi dan misi. Pada pendekatan pencapaian target, program adalah suatu pendekatan

yang dianggap paling strategis untuk mengantisipasi dan merespon berbagai

perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

4

Pelaksanaan pemungutan retribusi di Kota Makassar belum terlaksana dengan

baik, sehingga pemasukan retribusi pasar tidak mencapai hasil yang diinginkan. Hasil

pemungutan retribusi pasar di Kota Makassar belum memenuhi target seperti yang

diharapkan, hal ini dapat dilihat dari penerimaan retribusi pasar khususnya pada Pasar

Sentral Makassar selama beberapa tahun anggaran sebagaimana yang terlihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 1

Perincian Target dan Realisasi Retribusi Pasar pada Pasar Sentral Makassar

dari Tahun 2006-2010

No. TAHUN TARGET REALISASI PERSENTASE

(%)

1. 2006 Rp. 701.454.400 Rp. 640.783.200 91,35 %

2. 2007 Rp. 868.456.500 Rp. 762.260.600 87,78 %

3. 2008 Rp. 897.165.000 Rp. 799.004.500 89,06 %

4. 2009 Rp. 933.382.500 Rp. 756.882.500 81,09 %

5. 2010 Rp. 892.595.400 Rp. 736.836.500 82,55 %

Sumber Data : PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar, 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari tahun 2006-2010 realisasi

retribusi pasar di Kota Makassar khususnya Pasar Sentral Makassar tidak pernah

memenuhi target. Namun pada tahun 2008 dan 2010 mengalami peningkatan realisasi

tetapi peningkatan realisasinya tetap tidak memenuhi target. Hal ini disebabkan

karena kurangnya kesadaran wajib retribusi.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

5

Penulis tertarik mengangkat tema Retribusi Pasar karena melihat proporsi dari

retribusi tersebut cukup besar sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang

dapat dilihat dari banyaknya pasar yang ada di Kota Makassar. Selain itu, alasan

penulis mengambil tema Retribusi Pasar dalam objek penelitian adalah ingin

mengetahui seberapa besar kontribusi Retribusi Pasar terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Makassar dari penganggaran lima Tahun terakhir, disamping itu penulis

ingin mengetahui apakah pihak Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya Kota

Makassar sudah maksimal dalam memungut Retribusi Pasar.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dalam penulisan karya ilmiah

ini dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pemungutan Retribusi Pasar di Kota Makassar, khusus

Pasar Sentral Makassar?

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan pemungutan Retribusi

Pasar di Kota Makassar, khususnya Pasar Sentral Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas yang telah dikemukakan sebelumnya

maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana proses pemungutan retribusi pasar di Kota

Makassar, khususnya Pasar Sentral Makassar.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

6

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses pemungutan

Retribusi Pasar di Kota Makassar, khususnya Pasar Sentral Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan acuan

untuk digunakan sebagai berikut:

1. Akademis

Secara akademis hasil peneliatian ini diharapkan berguna sebagai suatu karya

ilmiah yang dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai

bahan masukan yang dapat mendukung bagi peneliti maupaun pihak lain yang

tertarik dalam bidang penelitian yang sama.

2. Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan dan

pertimbangan bagi pihak pemerintah daerah khususnya Perusahaan Daerah Pasar

Makassar Raya dalam upaya peningkatan pendapatan retribusi pasar dan

memperkuat pentingnya retribusi daerah dalam membina daerah otonomi di

Indonesia.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pengawasan

Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan

pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan

sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Controlling is the process

of measuring performance and taking action to ensure desired results.

Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang

terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan . The process of ensuring

that actual activities conform the planned activities.

Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan

oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan

hasil yang direncanakan”.

Sedangkan menurut Basu Swasta “Pengawasan merupakan fungsi yang

menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang

diinginkan”.

Sedangkan menurut Komaruddin “Pengawasan adalah berhubungan dengan

perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah

perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti”.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

8

Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja

standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk

membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk

menetapkan apakah

telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan

perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya

perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin

guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa pendapat

tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal

penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka

perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan

dengan baik.

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya

kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai.

melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang

telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif

dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan

erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja

sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan

pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam

pelaksanaan kerja tersebut.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

9

Konsep pengawasan demikian sebenarnya menunjukkan pengawasan

merupakan bagian dari fungsi manajemen, di mana pengawasan dianggap sebagai

bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak di

bawahnya.” Dalam ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan sebagai tahapan

terakhir dari fungsi manajemen. Dari segi manajerial, pengawasan mengandung

makna pula sebagai:

“pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang

diperiksa untuk menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan

sesuai dengan rencana dan peraturan.”

atau

“suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan

rencana yang telah ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat

memperkecil timbulnya hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat

segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya.”

Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai

“proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau

diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau

diperintahkan.”

Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat

kecocokan dan ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang

muncul. Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang

bercirikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), pengawasan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

10

merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana

mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama pentingnya dengan

penerapan good governance itu sendiri.

Dalam kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu

cara untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja

pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif, baik

pengawasan intern (internal control) maupun pengawasan ekstern (external control).

Di samping mendorong adanya pengawasan masyarakat (social control).

Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan

atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah:

a. mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan;

b. menyarankan agar ditekan adanya pemborosan;

c. mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana.

Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Pengawasan Intern dan Ekstern

Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan

yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.” Pengawasan

dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau

pengawasan melekat (built in control) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin

oleh inspektorat jenderal pada setiap kementerian dan inspektorat wilayah untuk

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

11

setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan menempatkannya di bawah pengawasan

Kementerian Dalam Negeri.

Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit

pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di

Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga

tinggi negara yang terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun. Dalam menjalankan

tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil laporan pemeriksaan aparat pengawasan

intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di antara keduanya perlu terwujud

harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan negara. Proses harmonisasi

demikian tidak mengurangi independensi BPK untuk tidak memihak dan menilai

secara obyektif aktivitas pemerintah.

2. Pengawasan Preventif dan Represif

Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai, “pengawasan yang

dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat

mencegah terjadinya penyimpangan.” Lazimnya, pengawasan ini dilakukan

pemerintah dengan maksud untuk menghindari adanya penyimpangan pelaksanaan

keuangan negara yang akan membebankan dan merugikan negara lebih besar. Di sisi

lain, pengawasan ini juga dimaksudkan agar sistem pelaksanaan anggaran dapat

berjalan sebagaimana yang dikehendaki. Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat

dan bermakna jika dilakukan oleh atasan langsung, sehingga penyimpangan yang

kemungkinan dilakukan akan terdeteksi lebih awal.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

12

Di sisi lain, pengawasan represif adalah “pengawasan yang dilakukan

terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.” Pengawasan model ini

lazimnya dilakukan pada akhir tahun anggaran, di mana anggaran yang telah

ditentukan kemudian disampaikan laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan

dan pengawasannya untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan.

3. Pengawasan Aktif dan Pasif

Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk “pengawasan yang

dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan.” Hal ini berbeda dengan

pengawasan jauh (pasif) yang melakukan pengawasan melalui “penelitian dan

pengujian terhadap surat-surat pertanggung jawaban yang disertai dengan bukti-bukti

penerimaan dan pengeluaran.” Di sisi lain, pengawasan berdasarkan pemeriksaan

kebenaran formil menurut hak (rechmatigheid) adalah “pemeriksaan terhadap

pengeluaran apakah telah sesuai dengan peraturan, tidak kadaluarsa, dan hak itu

terbukti kebenarannya.” Sementara, hak berdasarkan pemeriksaan kebenaran materil

mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid) adalah “pemeriksaan terhadap

pengeluaran apakah telah memenuhi prinsip ekonomi, yaitu pengeluaran tersebut

diperlukan dan beban biaya yang serendah mungkin.”

4. Pengawasan kebenaran formil menurut hak (rechtimatigheid) dan

pemeriksaan kebenaran materiil mengenai maksud tujuan pengeluaran

(doelmatigheid).Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara, pengawasan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

13

ditujukan untuk menghindari terjadinya “korupsi, penyelewengan, dan pemborosan

anggaran negara yang tertuju pada aparatur atau pegawai negeri.” Dengan

dijalankannya pengawasan tersebut diharapkan pengelolaan dan pertanggung jawaban

anggaran dan kebijakan negara dapat berjalan sebagaimana direncanakan.

Keberhasilan implentasi kebijakan akan ditentukan oleh banyaknya variable atau

faktor-faktor yang masing-masing variabel tersebut saling berhubungan satu sama

lain. Dalam pandangan Edwards III yang dikutip dalam bukau Subarsono (2006;90),

implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel, yaitu:

1. Komunikasi

Komunikasi sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari

implementasi kebiajkan publik. Implementasi yang efektif terjadi apabila para

pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan.

Pengetahuan atas apa yang mereka kerjakan dapat berjalan bila komunikasi

berjalan dengan baik, sehingga setiap keputusan kebijakan dan peraturan

implementasi harus dikomunikasikan kepada bagian personalia yang tepat. Selain

itu, kebijakan yang dikomunikasikanpun harus tepat, akurat, dan konsisten.

Komunikasi diperlukan agar pembuat keputusan dan para implementer akan

semakin konsisten dalam melaksanakan setiap kebijakan yang akan diterapakan

dalam masyarakat. Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan dalam

mengukur keberhasilan variabel komunikasi, yaitu:

a. Transmisi

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

14

Penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan suatu

implementasi yang baik pula. Seringkali yang terjadi dalam penyaluran

komunikasi adalah salah pengertian (miskomunikasi).

b. Kejelasan informasi

Komunikasi yang diterima oleh para pelaksana kebijakan haruslah jelas dan

tidak membingungkan. Kejelasan pesan kebijakan tidak selalu menghalangi

implementasi pada tataran tertentu, para pelaksana membutuhkan

fleksibilitas dalam melaksanakan kebijakan. Tetapi pada tataran yang lain

hal tersebut justru akan menyelewengkan tujuan yang hendak dicapai oleh

kebijakan yang telah ditetapkan.

c. Konsistensi Informasi yang disampaikan

Perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu komunikasi haruslah jelas

dan konsisten untuk dapat diterapkan dan dijalankan.

2. Sumber Daya

Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi

apabila implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan, implementasi

tidak akan berjalan efektif. Sumberdaya tersebut dapat berwujud sumberdaya

manusia, yakni kompetensi implementor, dan sumberdaya finansial. Sumberdaya

adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar berjalan dengan efektif,

tampa sumberdaya kebijakan hanya tinggal dikertas dan menjadi dokumen saja.

Sumberdaya meliputi empat komponen,yaitu:

a. Staff yang cukup (jumlah dan mutu);

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

15

b. Informasi yang dibutuhkan;

c. Authority, kewenangan yang cukup untuk melaksanakan tugas

tanggungjawab; dan

d. Sarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.

3. Disposisi

Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti

komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Apabila implementor memiliki

disposisi yang baik, maka implementor akan menjalankan kebijakan dengan baik

seperti yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Sebaliknya jika implementor

memiliki sikap yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses

implementasi kebijakan juga akan menjadi tidak efektif.

4. Struktur Birokrasi

Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebiajakan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek

struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang

standar (standart operating procedures atau SOP). SOP menjadi pedoman bagi

setiap implementor dalam bertindak.

5. Pengertian Pemungutan

Secara etimologi, pemungutan berasal dari kata pungut yang berarti menarik atau

mengambil. Sedangkan menurut safri Nurmantu (2003;10) dalam Buku Pengantar

Perpajakan, adalah:

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

16

“ Kegiatan untuk mewujudkan pajak yang berasal dari pemerintah.”

Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997, pasal 1 yang dimaksud

pemungutan adalah:

“ Suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data obyek dan subyek

pajak retribusi, penetapan besarnya pajak atau retribusi yang terutang sampai

kegiatan penagihan pajak atau retribusi kepada wajib pajak atau retribusi serta

pengawasan atau penyetoran ”(UU No. 18/1997).

6. Keuangan Daerah

Keuangan adalah rangkaian kegiatan dan prosedur dalam mengelola keuangan

(baik penerimaan maupun pembiayaan) secara tertib, sah, hemat, berdayaguna dan

berhasilguna. Menurut Mamesah ada dua unsur penting mengenai keuangan daerah

yaitu:

1. Semua hak dimaksudkan sebagai hak untuk memungut pajak daerah, retribusi

daerah dan/atau penerimaan dan sumber-sumber lain sesuai dengan ketentuan

yang berlaku merupakan penerimaan daerah sehingga menambah kekayaan

daerah; dan

2. Kewajiban daerah dapat berupa kewajiban untuk membayar atau mengeluarkan

uang sehubungan adanya tagihan kepada daerah dalam rangka pembiayaan rimah

tangga daerah serta pelaksanaan tugas umum dan tugas pembangunan oleh

daerah yang bersangkutan (Mamesah,1995:16).

Keuangan daerah adalah segalah unsur-unsur keuangan atau kekayaan yang

menjadi tanggungjawab pemerintah daerah secara keseluruhan. Lingkup yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

17

1. Kekayaan daerah yang secara langsung dikelola oleh pemerintah daerah sesuai

dengan tingkat otonominya masing-masing serta berhubungan langsung dengan

pelaksanaan tugas, wewenang dan tanggung jawab baik dalam bidang

pemerintahan maupun dalam bidang pembangunan. Pengelolaan atas penerimaan

daerah meliputi penganggaran dan penetapan target hendaknya dikaitkan dengan

potensi-potensi nyata yang dapat direalisasikan sehingga dapat diterapkan

sebagai model untuk segala pembiayaan. Demikian pula pengelolaan atas

anggaran belanja itu sendiri hendaknya direncanakan dengan baik, dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku, sehingga pada

akhirnya dapat diterima pertanggungjawabannya. Sedangkan pertanggung

jawaban itu sendiri harus dapat persetujuan dari legislatif dan dari pejabat yg

berwenang untuk itu.

2. Kekayaan milik daerah yang dipisahkan, yaitu seluruh uang dan barang yang

pengurusannya tidak dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah, tetapi diselenggarakan oleh perusahaan daerah sesuai dengan undang-

undang tentang pemerintahan daerah dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan

daerah yang berlaku (Mamesah, 1995:22).

Sumber keungan yang dapat dijadikan sasaran pemerintah daerah menurut

Ttjokomidjojo (1995:97) antara lain:

1. Perimbangan pembagian sumber-sumber keuangan yang diterima oleh suatu

daerah tertentu;

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

18

2. Sumber yang lain adalah subsidi, bantuan langsung dari pemerintah pusat kepada

daerah;

3. Pemerintah daerah juga dapat mengadakan kegiatan-kegiatan usaha yang dapat

menghasilkan pendapatan; dan

4. Kemungkinan pemerintah daerah untuk meminjam dana-dana kredit yang ringan.

Menurut H. A. Widjaja (2002;253), keuangan daerah adalah:

“ Semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segala

sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik daerah yang

berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban”.

Dari pengertian di atas, jelas bahwa dalam pelaksanaan otonomi daerah sangat

didukung oleh kemampuan keuangan daerah atau potensi keuangan daerah. Maka

sebagai tindak lanjut dari pemerintah yakni melimpahkan wewenang dan tanggung

jawab kepada pemerintah daerah yang bersangkutan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan Undang-

undang No 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat

dan daerah menetapkan bahwa penerimaan daerah dalam pelaksanaan desenrtalisasi

terdiri atas pendapatan daerah dan pembiayaan. Pendapatan daerah bersumber dari

tiga kelompok sebagaimana di bawah:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperoleh daerah dan di

pungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan, meliputi:

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

19

a. Pajak daerah;

b. Retribusi daerah, termasuk termasuk hasil dari pelayanan badan layanan

umum (BLU) daerah;

c. Hasil pengelolaan kekayaan, antara lain bagian laba dari BUMD, hasil

kerjasama dengan pihak ketiga; dan

d. Lain-lain PAD yang sah.

2. Dana perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi.

3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Sumber-sumber pendapatan asli daerah tersebut, merupakan batasan wewenang

yang diberikan pusat kepada daerah dengan berbagai kebijakan dalam

pelaksanaannya berdasarkan kemampuan daerah masing-masing.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

20

4. Pengertian Retribusi Daerah

Sumber pendapatan daerah yang penting lainnya adalah Retribusi Daerah.

Retribusi Daerah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Retribusi merupakan pungutan yang dipungut berdasarkan undang-undang dan

peraturan daerah yang berkenaan.

2. Hasil penerimaan retribusi masuk ke kas pemerintah daerah.

3. Pihak yang membayar retribusi mendapatkan kontra prestasi (balas jasa) secara

langsung dari pemerinatah daerah atas pembayaran yang dilakukannya.

4. Retribusi terutang apabila ada jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah

yang dinikmati oleh orang atau badan.

5. Sanksi yang dikenakan pada retribusi adalah sanksi secara ekonomis, yaitu yang

tidak membayar retribusi, tidak akan memperoleh jasa yang diselenggarakan oleh

pemerintah daerah.

Nasrun, merumuskan pengertian retribusi daerah sebagai berikut:

“ Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian

atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau milik daerah untuk

kepentingan umum, atau karena jasa yang diberikan oleh daerah baik langsung

maupun tidak langsung (Riwu Kaho, 2003:171)”.

Soeparmoko (1997;94) mengatakan bahwa:

“ Retribusi adalah suatu pembayaran dari rakyat kepada pemerintah dimana

kita dapat melihat adanya hubungan antar balas jasa langsung diterima dengan

adanya pembayaran reribusi tersebut”.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

21

Menurut Marihot Siahaan (2005;5), retribusi adalah:

“ Retribusi adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada Negara karena

adanya jasa tertentu yang diberikan oleh Negara bagi penduduknya secara

perorangan”.

Jasa tersebut dapat dikatan bersifat langsung, yaitu hanya membayar retribusi

yang menikmati balas jasa dari Negara. Hal berarti hak mendapat jasa dari

pemerintah didasarkan pada pembayaran retribusi yang telah ditetapkan oleh

pemerintah daerah dan dipenuhi oleh orang yang mengingkan jasa tersebut.

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia saat ini penarikan

retribusi hanya dapat dipungut oleh pemerintah daerah. Jadi, retribusi yang dipungut

di Indonesia dewasa ini adalah retribusi daerah. Berdasarkan Undang-Undang No 34

Tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, pasal 1 angka 26, retribusi

daerah adalah:

“ pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu

yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk

kepentingan orang pribadi atau badan”(UU No. 34/2000).

Dalam hal ini, retribusi daerah tidak mencari keuntungan atas hasil tersebut.

Karena yang terpenting dari hasil retribusi adalah untuk pemeliharaan atas

kelangsungan pekerjaan, milik dan jasa masyarakat, disamping agar sarana dan

prasarana unit-unit jasapelayanan dapat ditingkatkan dan dikembangkan sebaik

mungkinsesuai dengan perkembangan masyarakat serta peradaban zaman.

Oleh karena itu, penentuan tarif retribusi daerah yang berlaku pada suatu waktu

ditetapkan untuk mencapai maksud diatas, yang wajar dan sesuai dengan imbalan

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

22

yang diharapkan dapat mereka peroleh karena memakai jasa atau pelayanan yang

disediakan oleh pemerintah.

5. Pengertian Pajak Daerah

Menurut Davey (1988: 39-40), perpajakan daerah dapat diartikan sebagai :

1. Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dengan pengaturan dari daerah

sendiri;

2. Pajak yang dipungut berdasarkan peraturan nasional tetapi penetapan tarifnya

ditetapkan oleh pemerintah daerah;

3. Pajak yang ditetapkan dan/atau dipungut oleh pemerintah daerah; dan

4. Pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh pemerintah pusat tetapi hasil

pungutannya dibagihasilkan dengan atau dibebani pungutan tambahan (opsen)

oleh pemerintah daerah.

Dalam ketentuan umum peraturan pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang pajak

daerah menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pajak derah adalah iuran wajib

yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung

yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan

daerah dan pembangunan didaerah.

“ Mamesah mendefenisikan pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh

daerah menurut peraturan pajak yang ditetapkan oleh daerah untuk pembiayaan

rumah tangganya sebagai badan hukum publik (Mamesah, 1995:98)”.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

23

Syarat Pemungutan Pajak

Agar dalam pemungutan pajak tidak menimbulkan berbagai hambatan dari

masyarakat untuk mau dan mampu membayar pajak. Maka dalam pungutannya harus

memenuhi beberapa syanat sebagi berikut:

1. Pemungutan Pajak Harus Adil (Syarat Keadilan).

Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan. undang-undang dan

pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-undangan diantaranya

mengenakan pajak secara umum dan merata. serta disesuaikan dengan kemampuan

masing-masing. Sedang adil dalam pelaksanaannya yakni dengan memberikan hak

bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan

mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak.

2. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-undang (Syarat Yuridis).

Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini

membenkan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun

warganya.

3. Tidak Mengganggu Perekonomian (Syarat Ekonomis).

Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun

perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.

4. Pemungutan Pajak Harus Efisien (Syarat Finansiil).

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan

sehingga Iebih rendah dari hasil pemungutannva.

5. Sistem Pemungutan Pajak Harus Sederhana.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

24

Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong

masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah dipenuhi oleh

undang-undang perpajakan yang baru.

Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak di Indonesia dibagi menjadi tiga, antara lain :

Sistem Self Assestment

Dalam sistem self assestment, wajib pajak sendiri yang menghitung, menetapkan,

menyetorkan dan melaporkan pajak yang terutang. Fiskus hanya berperan untuk

mengawasi, misalnya melakukan penelitian apakah Surat Pemberitahuan (SPT) telah

diisi dengan lengkap dan semua lampiran sudah disertakan, meneliti kebenaran

penghitungan dan meneliti kebenaran penulisan. Untuk menguji kepatuhan

pemenuhan kewajiban perpajakan dan kebenaran data yang terdapat di SPT wajib

pajak, fiskus dapat melakukan pemeriksaan. PPh orang pribadi dan badan serta PPN

menggunakan sistem ini.

Sistem Official Assestment

Berbeda dengan sistem self assestment, dalam sistem official assestment, fiskus

yang berperan aktif dalam menghitung dan menetapkan besarnya pajak yang terutang.

PBB menganut sistem ini, karena besarnya pajak yang terutang dihitung dan

ditetapkan oleh fiskus melalui Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

25

Sistem Withholding

Dalam sistem withholding, pihak ketiga yang wajib menghitung, menetapkan,

menyetorkan dan melaporkan pajak yang sudah dipotong/dipungut. Misalnya pihak

perusahaan atau pemberi kerja berkewajiban untuk menghitung berapa PPh yang

harus dipotong atas penghasilan yang diterima pegawainya. Kemudian perusahaan

atau pemberi kerja tersebut harus menyetorkan, dan melaporkan PPh pegawainya

tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak.

Asas Pengenaan Pajak

Terdapat beberapa asas yang dapat dipakai oleh negara sebagai asas dalam

menentukan wewenangnya untuk mengenakan pajak, khususnya untuk pengenaan

pajak penghasilan. Asas utama yang paling sering digunakan oleh negara sebagai

landasan untuk mengenakan pajak adalah:

1. Asas domisili atau disebut juga asas kependudukan (domicile/residence

principle), berdasarkan asas ini negaraa akan mengenakan pajak atas suatu

penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan, apabila

untuk kepentingan perpajakan, orang pribadi tersebut merupakan penduduk

(resident) atau berdomisili di negara itu atau apabila badan yang bersangkutan

berkedudukan di negara itu.Jadi, tidak dipersoalkan dari mana penghasilan

yang akan dikenakan pajak itu berasal.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

26

2. Asas sumber, Negara yang menganut asas sumber akan mengenakan pajak

atas suatu penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan

hanya apabila penghasilan yang akan dikenakan pajak itu diperoleh atau

diterima oleh orang pribadi atau badan yang bersangkutan dari sumber-

sumber yang berada di negara itu. Dalam asas ini, tidak menjadi persoalan

mengenai siapa dan apa status dari orang atau badan yang memperoleh

penghasilan tersebut sebab yang menjadi landasan pengenaan pajak adalah

objek pajak yang timbul atau berasal dari negara itu.

3. Asas kebangsaan atau asas nasionalitas atau disebut juga asas

kewarganegaraan (nationality/citizenship principle).Dalam asas ini, yang

menjadi landasan pengenaan pajak adalah status kewarganegaraan dari orang

atau badan yang memperoleh penghasilan. Berdasarkan asas ini, tidaklah

menjadi persoalan dari mana penghasilan yang akan dikenakan pajak berasal.

Pajak daerah sebagai salah satu pendapatan asli daerah diharapkan dapat menjadi

salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan dan pembangunan derah untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah No. 65

Tahun 2001, daerah Kabupaten atau Kota diberi kewenagan untuk menetapkan jenis

pajak sebagai sumber keuangan.

Jenis-jenis pajak daerah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pajak Kendaraan Bermotor;

2. Pajak Kendaraan diatas Air;

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

27

3. Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan diatas Air;

4. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

5. Pajak Pengambilan dan Pemamfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan;

6. Pajak Hotel;

7. Pajak Restoran;

8. Pajak Hiburan;

9. Pajak Reklame;

10. Pajak Penerangan Jalan;

11. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C;

12. Pajak Parkir; dan

13. Pajak Lain-lain.

Jenis-jenis pajak diatas merupakan salah satu penambahan jumlah pendapatan

asli daerah yang nantinya digunakan untuk pembayaran dan pembangunan daerah.

Agar lebih jelas perbedaan antara pajak retribusi maka berikut ini pengertian

pajak yang dikemukakan oleh Rochmat Soemitro dikutip dalam buku Mardiasmo

yaitu:

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang

(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbale (kontraprestasi)

yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar

pengeluaran umum (Rochmat Soemitro, 1983;12)”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Prof.Dr.P.J.A. Andriani yang telah

diterjemahkan oleh Santoso Brotodiharjo yang dikutip dalam buku Waluyo (2005;2),

yaitu:

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

28

“ Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang

oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak

mendapat prestasi, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah

untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas

Negara yang menyelenggarakan pemerintahan”.

Sedangkan berdasarkan Undang-Undang No.34 Tahun 2000, pajak daerah adalah:

“Iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada orang pribadi atau badan

tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah”(UU No.

34/2000).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan tentang perbedaan antara

pajak dan retribusi. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kontra prestasinya. Pada retribusi kontra prestasinya dapat ditunjuk secara

langsung dan secara individu dan golongan tertentu sedangkan pada pajak kontra

prestasinya tidak dapat ditunjuk secara langsung.

2. Balas jasa pemerintah. Hal ini dikaitkan dengan tujuan pembayaran, yaitu pajak

balas jasa pemerintah berlaku untuk umum; seluruh rakyat menikmati balas jasa,

baik yang membayar pajak maupun yang dibebaskan dari pajak. Sebaliknya,

pada retribusi balas jasa Negara/pemerintah berlaku khusus, hanya dinikmati

oleh pihak yang telah melakukan pembayaran retribusi.

3. Sifat pungutannya. Pajak bersifat umum, artinya berlaku untuk setiap orang yang

memenuhi syarat untuk dikenakan pajak. Sementara itu, retribusi hanya berlaku

untuk orang tertentu, yaitu yang menikmati jasa pemerintah yang dapat ditunjuk.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

29

4. Sifat pelaksanaannya. Pemungutan retribusi didasarkan atas peraturan yang

berlaku umum dan dalam pelaksanaannya dapat dipaksakan, yaitu setiap orang

yang ingin mendapatkan suatu jasa tertentu dari pemerintah harus membayar

retribusi. Jadi sifat paksaan pada retribusi ekonomis sehingga pada hakekatnya

diserahkan pada pihak yang bersangkutan untuk membayar atau tidak. Hal ini

berbeda dengan pajak. Sifat paksaan pada pajak adalah yuridis, artinya bahwa

setiap orang yang melanggarnya akan mendapatkan sanksi pidana maupun

denda.

5. Lembaga atau bidang pemungutnya. Pajak dapat dipungut oleh pemerintah pusat

ataupun pemerintah daerah sedangkan retribusi hanya dapat dipungut oleh

pemerintah daerah.

6. Objek dan Golongan Retribusi Daerah

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Pasal 18 ayat 1 menentukan bahwa

objek retribusi adalah berbagai jasa tertentu yang disediakan oleh pemerintah daerah.

Tidak semua jasa yang diberikan oleh pemerintah daerah dapat dipungut retribusinya,

tetapi hanya jasa-jasa tertentuyang merupakan pertimbangan sosial ekonomi layak

dijadikan objek retribusi.

Jasa retribusi daerah tersebut dibagi menjadi tiga golongan,yaitu:

1. Retribusi Jasa Umum, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah

Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemamfaatan umum serta dapat dinikmati

oleh orang pribadi atau badan.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

30

2. Retribusi Jasa Usaha, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah

Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat

disediakan oleh sector swasta.

3. Retribusi Perizinan Tertentu, yaitu retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah

Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang

dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas

kegiatan pemamfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, sarana,

prasarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan

menjaga kelestarian lingkungan.

Jenis-jenis retribusi daerah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum:

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;

b. Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan:

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan

Sipil;

d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Penguburan Mayat;

e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

f. Retribusi Pelayanan Pasar;

g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;

i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; dan

j. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

31

2. Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha:

a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;

c. Retribusi Tempat Pelelangan;

d. Retribusi Terminal;

e. Retribusi Tempat Khusus Parkir;

f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggraha/Villa;

g. Retribusi Penyedotan Kakus;

h. Retribusi Rumah Potong Hewan;

i. Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal;

j. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;

k. Retribusi Penyeberangan di Atas Air;

l. Retribusi Pengolahan Limbah Cair; dan

m. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

3. Jenis-jenis Retribusi Perizinan Tertentu:

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;

c. Retribusi Izin Gangguan; dan

d. Retribusi trayek.

Golongan atau jenis-jenis retribusi jasa umun, retribusi jasa usaha, dan retribusi

perizinan tertentu ditetapkan dengan peraturan pemerintah berdasarkan criteria

tertentu. Penetapan jenis-jenis retribusi jasa umum dan jasa usahadengan peraturan

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

32

pemeritah dimaksudkan agar tercipta ketertiban dalam penerapannya sehingga dapat

memberikan kepastian bagi masyarakat dan disesuaikan dengan kebutuhan nyata

daerah yang bersangkutan. Adapun penetapan jenis-jenis retribusi perizinan tertentu

dengan pemerintah dilakukan karena perizinan tersebut, walaupun merupakan

kewenangan pemerintah daerah tetap memerlukan koordinasi dengan instansi-instansi

teknis terkait.

Jenis-jenis pelaksanaan retribusi yang telah dikelola dan diusahakan oleh kota

Makassar dibagi dalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut:

1. Retribusi Jasa Umum

a. Retribusi pelayanan kesehatan

b. Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan

c. Retribusi penggantian biaya KTP dan Akte catatan sipil

d. Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat

e. Retribusi pengujian kendaraan bermotor

f. Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran

g. Retribusi pengujian kapal perikanan

h. Retribusi jasa ketatausahaan

i. Retribusi ketenagakerjaan

j. Retribusi informasi dan komunikasi

2. Retribusi Jasa Usaha

a. Retribusi pemakaian kekayaan daerah

b. Retribusi tempat pelelangan ikan

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

33

c. Retribusi penyediaan/penyedotan kakus

d. Retribusi pemeriksaan hewan/daging

e. Retribusi tempat rekreasi dan olah raga

f. Retribusi penyeberangan diatas air

3. Retribusi Perizinan Tertentu

a. Retribusi izin mendirikan bangunan

b. Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol

c. Retribusi izin gangguan/keramaian

d. Retribusi izin trayek

e. Retribusi izin jasa konstruksi

f. Retribusi izin perindustrian dan perdagangan

7. Pengertian Retribusi Pasar

Sebelum melangkah jauh membahas tentang retribusi pasar, terlebih dahulu

penulis memberikan defenisi pasar.

Berdasarkan kamus Bahasa Indonesia, pasar adalah:

“Tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi atas

barang yang diperdagangkan”(2006:422).

Pada umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan produk/barang atau jasa

dengan uang sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua

belah pihak yang bertransaksi.

Dalam Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2001 menjelaskan bahwa:

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

34

“Pasar adalah suatu area atau lokasi tertentu yang disediakan/ditetapkan oleh

pemerintah daerah sebagai tempat jual beli barang dan jasa secara langsung

dan teratur, terdiri atas pelataran,bangunan yang berbentuk kios, los dan bentuk

bangunan lainnya”(Perda No.3 Tahun 2001).

Retribusi pasar menurut Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2001, adalah:

“Pembayaran atas pelayanan penyediaan fasilitas pasar berupa pelataran dan

los yang dikelola oleh pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk

pedagang”(Perda No. 3 Tahun 2001).

Retribusi pasar atau retribusi pelayanan pasar merupakan salah satu jenis

retribusi jasa umum yang keberadaannya cukup dimamfaatkan oleh masyarakat.

Menurut penjelasan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2001 yang dimaksud

pelayanan pasar adalah fasilitas pasar tradisional atau sederhana berupa pelataran, los

yang dikelola pemerintah daerah, yang khusus disediakan untuk pedagang, tidak

termasuk yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah dan Pihak Swasta. Fasilitas-

fasilitas lain yang dikelola oleh pemerintah daerah untuk pedagang yaitu keamanan,

penerangan umum, penyediaan air, telepon, kebersihan dan penyediaan alat-alat

pemadam kebakaran.

Dalam pelaksanaannya retribusi jasa umum harus memenuhi kriteria sebagai

berikut:

1. Retribusi ini bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa usaha atau

retribusi perizinan tertentu.

2. Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

35

3. Jasa tersebut memberikan mamfaat khusus bsgi orang pribadi atau badan yang

diharuskan untuk membayar retribusi disamping untuk melayani kepentingan dan

kemamfaatan umum.

4. Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi.

5. Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional tentang pelaksanaannya.

6. Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu

sumber pendapatan daerah yang potensial.

7. Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat

dan kualitas layanan yang baik. (Suandy, 2002:269 dalam Maryani

skripsi,2004:35).

Adapun yang menjadi subyek dari retribusi pasar adalah orang pribadi atau

badan yang menggunakan fasilitas pasar. Sedangkan obyek retribusi pasar meliputi:

1. Penyediaan fasilitas pasar/tempat (Kios, Los, front Toko, dan Pelataran) pada

pasar yang disediakan oleh pemerintah daerah.

2. Setiap kegiatan membongkar muatan hasil bumi, laut, ternak, dan barang

dagangan lainnya pada radius 200 meter dari pasar.

3. Keramaian pasar.

4. Biaya balik nama pemakai.

Selanjutnya, untuk menjamin kelancaran jalannya proses pemungutan retribusi

pasar dalam memenuhi anggaran daerah khususnya di Kota Makassar, maka ditunjuk

Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya Kota Makassar untuk mengelola,

memungut, dan mengawasi jalannya retribusi tersebut.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

36

8. Landasan Hukum dan Landasan Operasional PD.Pasar Makassar Raya

Kota Makassar:

a. Peraturan Daerah Nomor : 4 Tahun 1999 tentang Pembentukan Perusahaan

Daerah Pasar Makassar Raya

b. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor : 9 Tahun 2000 tentang Ketentuan-

Ketentuan Pokok Badan Pengawas, Direksi dan Kepegawaian PD.Pasar

Makassar Raya

c. Peraturan Daerah Nomor : 17 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan

Daerah Kota Makassar Nomor : 4 Tahun 1999 tentang Pembentukan Perusahaan

Daerah Pasar Makassar Raya Kotamadya Tingkat II Ujung Pandang

d. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor : 12 Tahun 2004 tentang Pengurusan

Pasar dalam Daerah Kota Makassar

e. Peraturan Walikota Makassar Nomor : 12 Tahun 2006 tanggal 27 Maret 2006

tentang Perubahan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Pasar

Makassar Raya Kota makassar

f. Surat Keputusan Walikota Makassar Nomor : 8175 Tahun 1999 tanggal 11

Desember 1999 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PD.Pasar Makassar

Raya Kota makassar

g. Surat Keputusan Walikota Makassar Nomor : 23/S.Kep./511.2/2001 tanggal 17

Januari 2001 tentang Pemisahan Sebagian Barang Milik Pemerintah Kota

Makassar Kepada Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

37

h. Surat Keputusan Walikota Makassar Nomor : 452/S.Kep./511.2/2001 tanggal 8

Mei 2001 tentang Penunjukan PD.Pasar Makassar Raya Sebagai Pengelola Pasar

Milik Pemerintah Kota Makassar

i. Keputusan Walikota Makassar Nomor : 741/Kep/030/2003 tanggal 3 Desember

2003 tentang Pemisahan Sebagian Barang Milik Pemerintah Kota Makassar

Kepada Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya Kota Makassar

j. Keputusan Walikota Makassar Nomor : 15/S.Kep./511.2/2005 tentang

Pengesahan Tarif sewa dan Jasa Pelayanan Daerah Pasar Makassar Raya Kota

Makassar

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

38

B. Kerangka Konseptual

Dalam suatu pemerintahan daerah, organisasi dan manajemen yang baik tidak

cukup hanya dibarengi kewibawaan penguasa saja, akan tetapi harus juga dibarengi

dengan adanya keuangan yang baik dari pemerintah daerah yang bersangkutan.

Dalam menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan tertentu, peranan keuangan

yang baik adalah sangat menentukan,sehingga jelaslah bahwa peranan keuangan

dalam pemerintahan di daerah merupakan unsur yang tidak dapat dihilangkan begitu

saja.

Pentingnya posisi keuangan daerah dalam penyelenggaraan otonomi daerah

sangat disadari oleh pemerintah. Demikian pula alternatif cara untuk mendapatkan

keuangan yang memadai telah pula dipertimbangkan oleh pemerintah dan wakil-

wakil rakyat. Seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

bahwa “Sumber pendapatan asli daerah merupakan sumber keuangan daerah yang

digali dari dalam wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak

daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,

dan lain-lain pendapatan daerah yang sah”.

Pelaksanaan retribusi daerah khususnya retribusi pasar sangat menunjang

peningkatan pendapatan asli daerah, dari itu pemerintah Kota Makassar membuat

Perda Nomor 8 Tahun 1996 tentang Retribusi pasar dan pusat perbelanjaan dalam

daerah tingkat II Ujung Pandang dan Perda Nomor 12 Tahun 2004 tentang

Pengurusan pasar dalam daerah Kota Makassar. Untuk melaksanakan peraturan

tersebut perlu diketahui siapa-siapa yang terlibat dalam proses implementasi, alat-alat

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

39

yang digunakan, tarif retribusi pasar, paktor penunjang, kendala-kendala yang

dihadapi serta kontribusi retribusi pasar pada Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar.

Dengan itu, pelaksanaan pemungutan retribusi pasar dapat berjalan dengan baik dan

juga dapat mencapai target penerimaan atau realisasi dari penerimaan retribusi pasar

sebagaimana yang diinginkan.

Adapun kerangka konsep agar apa yang uraikan dapat dipahami dan menjadi

jelas dapat dilihat sebagai berukut:

Gambar 1

Kerangka Konseptual

Perusahaan Daerah

Pasar Makassar Raya

Kota Makassar

Pemungutan Retribusi Pasar Peningkatan

Pendapatan Asli

Daerah

1. Komunikasi

2. Sumberdaya

3. Disposisi (Sikap Birokrasi dan

Pelaksana)

4. Struktur Birokrasi

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

40

C. Variabel dan Indikator Penelitian

Adapun variabel yang digunakan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui

sejauhmana implementasi kebijakan pemungutan retribusi pasar di Kota Makassar,

khususnya pada pasar sentral Makassar. Dengan indikator penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Komunikasi

Komunikasi sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari

implementasi kebiajkan publik. Implementasi yang efektif terjadi apabila para

pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan.

Pengetahuan atas apa yang mereka kerjakan dapat berjalan bila komunikasi

berjalan dengan baik, sehingga setiap keputusan kebijakan dan peraturan

implementasi harus dikomunikasikan kepada bagian personalia yang tepat. Selain

itu, kebijakan yang dikomunikasikanpun harus tepat, akurat, dan konsisten.

Komunikasi diperlukan agar pembuat keputusan dan para implementer akan

semakin konsisten dalam melaksanakan setiap kebijakan yang akan diterapakan

dalam masyarakat. Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan dalam

mengukur keberhasilan variabel komunikasi, yaitu:

a. Transmisi

Penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan suatu

implementasi yang baik pula. Seringkali yang terjadi dalam penyaluran

komunikasi adalah salah pengertian (miskomunikasi).

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

41

b. Kejelasan informasi

Komunikasi yang diterima oleh para pelaksana kebijakan haruslah jelas dan

tidak membingungkan. Kejelasan pesan kebijakan tidak selalu menghalangi

implementasi pada tataran tertentu, para pelaksana membutuhkan

fleksibilitas dalam melaksanakan kebijakan. Tetapi pada tataran yang lain

hal tersebut justru akan menyelewengkan tujuan yang hendak dicapai oleh

kebijakan yang telah ditetapkan.

c. Konsistensi Informasi yang disampaikan

Perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu komunikasi haruslah jelas

dan konsisten untuk dapat diterapkan dan dijalankan.

2. Sumberdaya

Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi

apabila implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan, implementasi

tidak akan berjalan efektif. Sumberdaya tersebut dapat berwujud sumberdaya

manusia, yakni kompetensi implementor, dan sumberdaya finansial. Sumberdaya

adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar berjalan dengan efektif,

tampa sumberdaya kebijakan hanya tinggal dikertas dan menjadi dokumen saja.

Sumberdaya meliputi empat komponen,yaitu:

a. Staff yang cukup (jumlah dan mutu);

b. Informasi yang dibutuhkan;

c. Authority, kewenangan yang cukup untuk melaksanakan tugas

tanggungjawab; dan

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

42

d. Sarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.

3. Disposisi

Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti

komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Apabila implementor memiliki

disposisi yang baik, maka implementor akan menjalankan kebijakan dengan baik

seperti yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Sebaliknya jika implementor

memiliki sikap yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses

implementasi kebijakan juga akan menjadi tidak efektif.

4. Struktur Birokrasi

Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebiajakan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek

struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang

standar (standart operating procedures atau SOP). SOP menjadi pedoman bagi

setiap implementor dalam bertindak.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya

Kota Makassar, yang beralamat di Jalan Urip Sumiharjo No. 8 Makassar. Hal ini

didasarkan karena instansi tersebut diberi kewenangan untuk melakukan pemungutan

serta mengelola retribusi daerah termasuk retribusi pasar.

B. Tipe dan Dasar Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dimana

penulis bermaksud untuk memberikan gambaran atau penjelasan mengenai

implementasi kebijakan retribusi pasar grosir dan pertokoan Kota Makassar.

Sedangkan dasar penelitiannya adalah studi kasus, dengan tujuan untuk memperoleh

data yang lebih akurat sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini.

C. Unit Analisis

Unit analisis pada penelitian ini adalah “Organisasi”, yaitu Perusahaan Daerah

Pasar Makassar Raya Kota Makassar. Penentuan unit analisis ini didasarkan pada

tugas dan fungsi Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya sebagai pelaksana dan

bertanggungjawab terhadap proses implementasi kebijakan pemungutan retribusi

daerah dan peningkatan penerimaan daerah termasuk retribusi pasar di Kota

Makassar.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

44

D. Informan

Penelitian mengenai pemungutan retribusi pasar di Kota Makassar ini

memerlukan informan yang mempunyai pemahaman yang berkaitan langsung dengan

masalah penelitian guna memperoleh data dan informasi yang lebih akurat. Oleh

sebab itu, informan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Kepala bagian penagihan

2. Kepala bagian pembukuan dan pelaporan

3. Kepala bagian perencanaan dan pengendalian operasional

4. Kepala pasar sentral Makassar

5. Petugas penagih/kolektor

6. Pedagang pada pasar sentral Makassar

E. Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan suatu pernyataan dalam bentuk yang khusus dan

merupakan kriteria yang bias diuji secara empiris. Defenisi operasional dapat

mengukur, menghitung atau mengumpulkan informasi melalui logika empiris. Untuk

memperjelas konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka dikemukakan

defenisi operasional sebagai berikut:

1. Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya Kota Makassar yang melakukan

pemungutan retribusi pasar serta melakukan pengawasan terhadap jalannya

pemungutan retribusi pasar di Kota Makassar.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

45

2. Implementasi kebijakan adalah usaha-usaha yang dilakukan secara sadar dan

rasional untuk mengetahui siapa-siapa yang terlibat dalam proses imlementasi,

alat-alat yang digunakan, tarif retribusi pasar, faktor penunjang, hambatan atau

kendala yang dihadapi dalam proses pemungutan retribusi pasar.

3. Kontribusi retribusi pasar khususnya pasar sentral Makassar terhadap

peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar adalah pencapaian target

retribusi pasar dan sejauh mana tingkat kontribusinya terhadap Pendapatan Asli

Daerah.

4. Faktor yang berpengaruh dalam implemantasi kebijakan pemungutan retribusi

pasar adalah sebagai berikut:

a. Komunikasi, penyampaian informasi dari pembuat kebijakan kepada aparat

pelaksana kebijakan retribusi pasar serta konsistensi informasi yang

disampaikan.

b. Sumberdaya, ketersediaan sumberdaya dalam melaksanakan sebuah

kebijakan merupakan salah satu faktor yang harus selalu diperhatiakan.

Sumberdaya yang dimaksud adalah staf yang cukup, informasi, kewenangan,

serta sarana dan prasarana.

c. Disposisi, sikap dan komitmen pegawai Perusahaan Daerah Pasar Makassar

Raya Kota Makassar dalam menjalankan pengawasan terhadap jalannya

pemungutan retribusi pasar sehingga dapat terlaksana dengan baik.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

46

d. Struktur Birokrasi, struktur Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya Kota

Makassar serta penggunaan prosedur operasi yang standar dalam proses

implementasi kebijakan pemungutan retribusi pasar.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara, yaitu suatu cara untuk mendapatkan dan mengumpulkan data

melalui tanya jawab dan dialog atau diskusi dengan informan yang dianggap

mengetahui banyak tantang objek dan masalah penelitian yang akan

dilakukan.

2. Observasi, yaitu suatu cara untuk memperoleh data melalui kegiatan

pengamatan langsung terhadap objek penelitian untuk memperoleh keterangan

yang relevan dengan objek penelitian.

3. Dokumentasi, yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

mengumpulkan data sekunder yaitu dari laporan-laporan realisasi penerimaan

retribusi dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan implementasi

kebijakan retribusi pasar.

G. Jenis dan Sumber Data

Ada dua jenis data penelitian yang dilakukan yaitu:

1. Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian

melalui wawancara dengan informan yang berkaitan dengan masalah

penelitian, dan juga melalui observasi atau pengamatan langsung terhadap

objek penelitian.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

47

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh berdasarkan acuan dan literatur yang

berhubungan dengan materi dan dokumen dari Perusahaan Daerah Pasar

Makassar Raya Kota Makassar, serta karya tulis ilmiah yang berhubungan

dengan penelitian.

H. Teknik Analis Data

Untuk menganalisa data yang diperoleh maka penulis menggunakan analisa data

deskriptif kualitatif yaitu melakukan analisa dari beberapa penjelasan atau uraian

pembahasan berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara

langsung, observasi dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Yang berperan selaku

pendukung data yang lain, seperti: sejarah ringkas instansi, struktur organisasi, data

lain yang berhubungun dengan penelitian.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

48

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Umum Pasar Sentral Makassar

Pasar Sentral Makassar merupakan satu-satunya pasar sentral yang ada di Kota

Makassar dan merupakan pasar terbesar di Kota Makassar. Sejak tahun 1994 pasar ini

ditetapkan sebagai pasar sentral Makassar. Luas pasar tersebut adalah 23.895 M/segi.

Jumlah pedagang pada pasar sentaral Makassar sebanyak 3.019 dengan pembagian

sesuai dengan fasilitas seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2

Daftar Potensi Pedagang/Ruko, Kios, Kios Mini, Losd pada UPTD Pusat

Perbelanjaan Makassar

No Bahagian Pedagang Ruko Kios Kios

Mini

Losd Jumlah PKL Keterangan

1 Basement

basah

678 _ _ _ 880 880

2 Basement

kering

223 _ 348 _ _ 348

3 Lantai

dasar

530 _ 728 _ _ 728 170 Dalam

4 Lantai

satu

354 _ 753 _ _ 753

5 Kios mini 107 _ _ 204 _ 204 325 Luar

6 Ruko 106 _ _ _ _ 106

Jumlah 1.946 106 1.829 204 880 3.019 495

Sumber Data : PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar, 2011

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

49

Demi menertibkan pedagang pada pasar sentral Makassar, Direktur Utama

PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar mengeluarkan surat pernyataan kesepakatan

kepada pedagang pada pasar sentral Makassar yang terdiri dari beberapa poin,yaitu :

1. Saya setuju menempati tempat berjualan yang disediakan PD.Pasar Makassar

Raya Makassar dan tidak akan memindah tangankan kepada pihak lain tanpa izin

dari Direktur Utama PD.Pasar Makassar Raya.

2. Saya tidak akan menembah / memperluas tempat berjualan yang telah ditentukan

dan tidak akan merubah jenis jualan tanpa izin Direktur Utama PD.Pasar

Makassar Raya.

3. Saya setuju / bersedia sesuai kesepakatan untuk membayar sewa tenda yang

disediakan oleh PD.Pasar Makassar Raya, setiap harinya sebesar Rp……….,

termasuk hari libur dan atau saya tidak berjualan sebagai konsekwensi lodis

keterkaitan saya dengan tempat berjualan tersebut.

4. Kelalaian atas pembayaran sewa tenda dalam waktu 1(satu) minggu berturut-

turut saya setuju / bersedia tempat saya ditutup sementara dan apabila dalam

jangka waktu 1(satu) bulan saya belum melunasinya, maka saya setuju / bersedia

izin berjualan saya dicabut dan tempat berjualan diambil oleh PD.Pasar Makassar

Raya Kota Makassar sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

5. Saya setuju / bersedia menjaga / memelihara keamanan, ketertiban dan

kebersihan lingkungan serta menyusun barang dagangan dengan teratur, sehingga

tidak mengganggu lalulintas orang dan barang.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

50

6. Saya setuju / bersedia menyediakan tong sampah atau karton tempat sampah

untuk penampungan sampah sementara dan selanjutnya membawa ke T.P.S

terdekat.

7. Tidak akan menjadikan tempat berjualan sebagai tempat tinggal setelah selesai

kegiatan berjualan.

8. Apabila tempat itu akan digunakan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan

umum lainnya saya setuju / bersedia meninggalkan tempat berjualan tersebut

tanpa menuntut ganti rugi bentuk apapun.

B. Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya Kota Makassar

Perusahaan daerah pasar Makassar raya Kota Makassar merupakan perusahaan

yang ditunjuk langsung untuk melaksanakan kebijakan pemungutan retribusi pasar di

Kota Makassar, untuk itu perlu juga diketahui mengenai Visi dan Misi, Tupoksi,

Struktur Organisasi, rincian tugas serta keadaan pegawai pada perusahaan daerah

pasar Makassar raya Kota Makassar.

1. Visi dan Misi

Visi perusahaan daerah pasar Makassar raya Kota Makassar yaitu “ PASAR

UNTUK SEMUA “. Visi ini didasari atas kondisi pasar yang dikelola oleh

perusahaan daerah pasar Makassar raya Kota Makassar, persepsi pemerintah Kota

dan pasar mengenai pasar yang ada dengan berbagai permasalahan yang dihadapi,

menuntut adanya strategi pemberdayaan pasar agar kinerja PD.Pasar Makassar Raya

Kota Makassar meningkat di masa yang akan dating.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

51

Strategi pemberdayaan pasar merupakan suatu sinergi dan mencakup strategi

dibidang organisasi, fisik, pengelolaan dan strategi di bidang SDM. Demikian pula

dari dimensi waktu strategi tersebut dapat berupa strategi jangka pendek, menengah

dan panjang.

Misi PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar adalah:

Menjadikan pasar sebagai tempat belanja utama, aman dan nyaman

Menjamin tersedianya kebutuhan barang dan jasa yang lengkap, segar, harga

murah dan terjangkau

Menyediakan sarana dan prasarana pasar yang memadai

Menjamin ketersediaan SDM yang berkualitas, professional, dan berdedikasi

kerja tinggi

Meningkatkan pendapatan yang mengacu pada laba perusahaan

2. Tujuan dan Sarana

Mewujudkan citra pasar yang nyaman, aman dan bersih

Menunjang peningkatan pelayanan pedagang yang baik dan ramah

Menunjang ketersediaan barang dagangan yang lengkap dan berkwalitas

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau

Meningkatkan pendapatan yang mengacu pada peningkatan laba perusahaan

Peningkatan kesejahteraan karyawan

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

52

3. Strategi

Pengelolaan unit pasar yang profesional sebagai suatu badan usaha dengan

prinsip bisnis yang profesional, bertanggungjawab dalam praktek yang sehat.

Unit pasar merupakan unit terdepan atau ujung tombak dalam perusahaan

dalam menunjang terlaksana program dan kebijakan direksi.

Mengoptimalkan pendapatan dengan menggali potensi-potensi yang ada di

pasar.

Meningkatkan mutu SDM dengan melakukan pendidikan dan pelatihan

(Diklat).

Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka pembangunan,

rehabilitasi, dan peremajaan sarana dan prasarana pasar.

4. Kebijakan

Pendapatan

1). Peningkatan kinerja pendapatan

Kebersihan, keamanan dan ketertiban pasar

1). Peningkatan pengelolaan kebersihan pasar

2). Penataan dan pembinaan pedagang kaki lima (PKL)

Sarana dan Prasarana Pasar

1). Pembangunan dan rehabilitasi sarana / prasarana pasar

2). Kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka peremajaan pasar

Organisasi dan Kepegawaian

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

53

1). Peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan

2). Peningkatan kesejahteraan karyawan

5. Tugas Pokok dan Fungsi PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar

Tugas pokok PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar adalah melaksanakan

pelayanan umum dalam bidang perpasaran, membina pedagang pasar, ikut

memantapkan stabilitas harga dan kelancaran distribusi barang di pasar dan

fasilitas perpasaran lainnya.

Fungsi PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar adalah melaksanakan

pelayanan umum / jasa kepada masyarakat di bidang perpasaran.

6. Struktur Organisasi PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar

Semua organisasi yang ada didunia ini pasti memiliki struktur organisasi.

Dengan struktur organisasi yang baik maka kerja organisasi dapat berjalan dan

mencapai tujuan yang diharapkan.

Menurut Dydiet Handjito (2001;05), pengertian organisasi adalah :

“ Kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, yang memungkingkan

anggota mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan secara

terpisah “.

Berdasarkan pengertian diatas, menunjukan bahwa organisasi merupakan wadah

untuk bekerjasama dari sejumlah orang secara formil dalam mencapai suatu tujuan.

Dari sekumpulan orang-orang yang ada didalam organisasi diberikan tugas dan

wewenang sesuai dengan keahliannya. Maka sangat diperlukan dibentuk sebuah

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

54

struktur organisasi yang akan memberikan gambaran tentang kedudukan, tugas,

fungsi, wewenang dan tanggungjawab masing-masing individu dalam organisasi.

Menurut Kepala Sub Bagian Penagihan PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar,

Bapak Lutfi Gunawan Alam, SE. bahwa :

“Struktur organisasi PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar berdasarkan

peraturan Walikota Makassar Nomor 12 Tahun 2006 Tanggal 27 Maret 2006

tentang perubahan susunan organisasi dan tata kerja PD.Pasar Makassar Raya

Kota Makassar”.(Wawancara,15 Juni 2011)

Struktur organisasi dari PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar sesuai dengan

peraturan walikota Makassar nomor 12 tahun 2006, terdiri dari :

a. Badan Pengawas

b. Direksi :

Direktur Utama

Direktur Umum

Direktur Teknik Operasional

c. Satuan Pengawas Internal

d. Kelompok Jabatan Fungsional

e. Unsur Staf :

Bagian Umum

Bagian Keuangan

Bagian Fisik dan Prasarana

Bagian Ketertiban dan Keindahan

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

55

Tabel 3

Data Pegawai yang Golongan Lingkup PD.Pasar Makassar Raya s/d Bulan Juni

Tahun 2010

No. Organik Jumlah Pegawai

1 Direksi 3

2 A1 _

3 A2 1

4 B1 14

5 B2 2

6 C1 23

7 C2 _

8 Kontrak 5

Jumlah 48

Sumber : PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar 2011

Tabel 4

Daftar Penempatan Tugas Karyawan PD.Pasar Makassar Raya s/d Bulan Juni

Tahun 2010

No. Unit Jumlah Pegawai

1. Direksi 3

2. Kabag. 4

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

56

3. Kasubag. 10

4. Ka. Pasar _

5. Supervisor _

6. Kaur _

7. Staf 30

8. Kolektor _

9. Satpam _

10. Kebersihan 1

Jumlah 48

Sumber : PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar, 2011

Tabel 5

Data Keadaan Pegawai PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar s/d Bulan Juni

Tahun 2010

No. Karyawan Jumlah Pegawai

1. Direksi 3

2. Organik 40

3. Kontrak 5

4. PNS _

Jumlah 48

Sumber : PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar, 2011

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

57

7. Tugas Tiap Unit

Berdasarkan peraturan daerah nomor 9 tahun 2000 tentang ketentuan pokok-

pokok badan pengawas, direksi dan kepegawaian perusahaan daerah pasar Makassar

raya Kota Makassar, maka dibawah ini penjelasan mengenai rincian tugas setiap

bagian pada perusahaan daerah pasar Makassar raya Kota Makassar. Rincian

tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Direktur Umum terdiri dari :

Bagian Umun dan Bagian Keuangan, yang memiliki tugas sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan tugas dari Sub.

Bagian Administrasi dan Kepegawaian, Sub. Bagian Pengelolaan Aset serta

bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat.

b. Mengkoordinir dan mengendalikan urusan kepegawaian

c. Mengkoordinir dan mengendalikan pengadaan, penggunaan, pemeliharaan

dan pengawasan peralatan dan bangunan asset Perusahaan Daerah

d. Mengkoordinir dan mengendalikan penggunaan barang dan peralatan yang

menjadi asset Perusahaan Daerah

e. Membuat kajian/pertimbangan hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan

peraturan perundang–undangan yang berkaitan dengan pengelolaan

Perusahaan Daerah

f. Mengkoordinir pelaksanaan pengurus asuransi atas barang inventaris milik

Perusahaan Daerah

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

58

g. Mengadakan koordinasi dengan pihak lain yang berkaitan dengan

pelaksanaan tugasnya

h. Melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan oleh Direksi

Bagian umum terdiri dari :

a. Sub. Bagian Administrasi & Kepegawaian

b. Sub. Bagian Pengelolaan Aset

c. Sub. Bagian HUMAS & Hukum

Sub. Bagian Administrasi & Kepegawaian mempunyai tugas :

a. Mengelola penerimaan dan pendataan surat masuk dan keluar

b. Menyiapkan surat menyurat dan menyampaikan ke alamat tujuan

c. Melaksanakan pengetikan dan pengadaan surat laporan dan lain – lain

d. Melaksanakan administrasi kepegawaian

e. Melaksanakan usaha pembinaan, pendidikan pegawai, termasuk penegakan

kedisiplinan kinerja pegawai

f. Menerima tamu dan mencatat kehadiran karyawan perusahaan

g. Membuat laporan kepada atasan sesuai bidang tugasnya

h. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh Kepala Sub. Bagian Administrasi

& Kepegawaian

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

59

Sub. Bagian Pengelolaan Aset mempunyai tugas :

a. Menyelenggarakan administrasi barang serta inventarisasi lainnya

b. Menyusun dan mengajukan rencana – rencana kebutuhan dalam pengelolaan

asset

c. Menyiapkan kebutuhan rapat – rapat dinas, pendidikan dan upacara resmi

d. Melaksanakan penerbitan inventaris seluruh asset pasar

e. Melaksanakan pemeliharaan kebersihan, ketertiban kantor perusahaan

f. Mengurus pembayaran yang dibebankan kepada perusahaan seperti telepon,

listrik, STNK kendaraan dinas, PBB, Air PAM, dll

g. Memberikan saran kepada Kepala Bagian Umum

h. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan Direksi

Bendaharawan barang / asset :

a. Membuat daftar inventaris barang kekayaan perusahaan yang bergerak

maupun tidak bergerak

b. Menerima, mencatat, menyimpan dan mendistribusikan peralatan kantor,

bahan pelunas dan kebutuhan peralatan unit pasar

c. Membuat laporan kepada atasan sesuai bidang tugasnya

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Sub. Bagian

pengelolaan Aset

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

60

Staf Sub. Bagian Aset :

a. Menerima dan mencatat inventaris barang kekayaan perusahaan yang

bergerak maupun yang tidak bergerak

b. Menerima, mencatat, menyimpan dan mendistribusikan peralatan kantor,

benda berharga dan kebutuhan peralatan lainnya

c. Melakukan pengecekan aset untuk keperluan pengusutan

d. Membuat laporan kepada atasan sesuai bidang tugasnya

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Sub. Bagian

pengelolaan Aset

Sub. Bagian HUMAS dan Hukum :

a. Menerima dan menyalurkan berita perkembangan pasar

b. Membuat klipping berita dan informasi pasar

c. Melaksanakan dan menyimpan dokumen yang berharga berupa Perda,

Peraturan Walikota, SK. Walikota, SK. Direksi dan peraturan lainnya

d. Membuat jadwal sosialisasi kepada atasan sesuai bidang tugasnya

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub. Bagian HUKUM

dan Humas

2. Bagian Keuangan mempunyai tugas :

a. Menginventarisir, membuat perencanaan dan pengendalian atas sumber –

sumber pendapatan dan belanja serta kekayaan perusahaan daerah

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

61

b. Mengkoordinasikan kegiatan dengan bagian lain untuk peningkatan

pelayanan di bagian keuangan termasuk perlaksanaan penagihan

c. Mengurus transaksi Bank, memelihara hubungan baik dengan Bank atau

lembaga keuangan lainnya baik pemerintah maupun swasta

d. Menyiapkan bahan dan menyusun rencana anggaran perusahaan daerah

e. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan perhitungan hasil usaha berkala

dan kegiatan perusahaan daerah

f. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan perhitungan tahunan perusahaan

daerah

g. Membuat evaluasi kegiatan perusahaan daerah di bidang keuangan

h. Melakukan pemeriksaan kas dan pembukuan perusahaan sesuai ketentuan

yang berlaku

i. Memberi saran / pertimbangan kepada Direktur Umum

j. Melaksanakan tugas – tugas yang diberikan oleh Direktur Umum

Bagian Keuangan terdiri dari :

a. Sub. Bagian Anggaran

b. Sub. Bagian penagihan

c. Sub. Bagian Pembukuan

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

62

Sub. Bagian Anggaran mempunyai tugas :

a. Melaksanakan dan menyusun anggaran pendapatan dan belanja perusahaan

daerah

b. Menghimpun dan menganalisa anggaran pendapatan dan belanja yang

diajukan unit kerja perusahaan daerah

c. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran

d. Melakukan evaluasi penerimaan dengan instansi terkait

e. Membuat laporan perubahan permintaan anggaran sesuai bidang tugasnya

f. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan sesuai dengan tugasnya

g. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberika oleh Kepala Bagian

keuangan

Pemegang kas :

a. Menerima, mencatat, menyimpan, menyalurkan dan mempertanggung

jawabkan administrasi keuangan

b. Melakukan pemantauan / pencatatan, penerimaan / pengeluaran perusahaan

melalui bank – bank persepsi

c. Melakukan konsultasi dengan sub – sub bagian keuangan

d. Membuat laporan kepada atasan sesuai dengan bidang tugasnya

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Keuangan

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

63

Bendahara Gaji :

a. Membuat daftar gaji dan pendapatan karyawan lainnya

b. Menerima dan membayar gaji dan pendapatan karyawan lainnya

c. Membuat laporan kepada atasan sesuai bidang tugasnya

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub. Bagian

Administrasi dan Kepegawaian

Staf Sub. Bagian Anggaran :

a. Menerima, mencatat dan mengendalikan pengeluaran uang sesuai pos mata

anggaran

b. Membuat / menyusun anggaran pendapatan dan belanja perusahaan

c. Melakukan analisa perubahan anggaran

d. Membuat laporan kepada atasan sesuai bidang tugasnya

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub. Bagian Anggaran

Sub. Bagian Penagihan mempunyai tugas :

a. Menyelenggarakan kegiatan administrasi penagihan

b. Menyelenggarakan inventarisasi pedagang di unit – unit pasar

c. Menetapkan besarnya jasa tarif pasar berdasarkan jenis jualan dan

mengusulkan tarif jasa sesuai ketentuan

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

64

d. Memonitoring dan mengendalikan pemberian pendistribusian surat izin

pemakai tempat (SIPT) surat penunjukan tempat (STP) dan surat perintah

pembayaran yang telah dilakukan

e. Mengendalikan pelaksanaan penagihan

f. Menyelenggarakan, mengendalikan dan memonitor pelaksanaan tagihan

piutang yang masih tertunggak

g. Member saran dan pertimbangan kepada atasan dalam hal yang menyangkut

tugasnya

h. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian

Keuangan

Staf Sub. Bagian Penagihan :

a. Melaksanakan pemantauan dan informasi pasar, penerimaan jasa produksi,

jasa pengelolaan dan jasa lainnya

b. Menerima, mencatat, memporporasi dan menyalurkan benda berharga untuk

kebutuhan unit pasar

c. Membantu kolektor pasar dalam melaksanakan kegiatan penagihan di pasar

d. Membantu staf pasar dalam melakukan pendataan potensi pasar

e. Membuat SPP dan SKJ pengelolaan jasa produksi dan jasa lainnya

f. Melakukan proses administrasi perpanjangan kartu izin berjualan

g. Memelihara dan menyimpan buku induk potensi pasar

h. Membuat laporan kepada atasan sesuai dengan bidang tugasnya

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

65

Sub. Bagian Pembukuan mempunyai tugas :

a. Menyelenggarakan kegiatan pembukuan perusahaan daerah

b. Menyelenggarakan inventarisasi pembukuan penerimaan dan pengeluaran

c. Melaksanakan / membukukan dokumen penerimaan dan pengeluaran

d. Memonitoring kegiatan pelaksanaan pembayaran setiap bulannya

e. Menyiapkan / membukukan anggaran pendapatan dan belanja perusahaan

daerah

f. Menyelenggarakan kegiatan perhitungan R/L perusahaan daerah

g. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian

Keuangan

Staf Sub. Bagian Pembukuan :

a. Menerima, mencatat, menyimpan arsip penerimaan dan pengeluaran

perusahaan

b. Membuat dan melaksanakan verifikasi jenis penerimaan dan pengeluaran

perusahaan

c. Menyimpan dan memelihara dokumen pembukuan perusahaan

d. Membuat laporan triwulan, tahunan penerimaan dan pengeluaran perusahaan

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub. Bagian

Pembukuan

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

66

3. Satuan Pengawas Internal (S.P.I) mempunyai tugas :

a. Menyusun program pemeriksaan tahunan untuk mengevakuasi realisasi

pendapatan dan belanja Perusahaan Daerah

b. Melakukan pengawasan dan pengendalian administrasi semua harta

kekayaan baik material maupun keuangan Perusahaan Daerah dan member

pertimbangan, saran, tindakan penyelesaian bila terjadi penyimpangan

c. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Pegawai Perusahaan

Daerah yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan

yang berlaku

d. Mengawasi realisasi Pendapatan dan Belanja Perusahaan Daerah

e. Melaksanakan pengawasan secara mendadak atau atas perintah DIREKTUR

UTAMA

f. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada DIREKTUR UTAMA

4. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pada

perusahaan daerah sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.

5. Direktur Teknik terdiri dari :

Bagian Fisik dan Prasarana, mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kerja di bidang Operasional pemeliharaan dan

rehabilitasi pasar

b. Melaksanakan pemeliharaan dan rehabilitasi pasar

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

67

c. Melakukan kemitraan dengan PIHAK lain dalam pemeliharaan, rehabilitasi,

peremajaan pengembangan dan pembangunan pasar

d. Menyusun rencana pengembangan areal pasar yang telah ada sesuai

kebutuhan masyarakat dan perkembangan kota

e. Menyelenggarakan kegiatan administrasi dan promosi pasar

f. Member saran dan pertimbangan kepada atasan sesuai bidang tugasnya

g. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Direktur Teknik

Bagian Fisik dan Prasarana terdiri dari;

a. Sub Bagian Reahabilitasi ;

b. Sub Bagian Kemitraan ;

c. Sub Bagian Perencana Fisik

Sub Bagian Rehabilitasi mempunyai tugas :

a. Menyelenggarakan administrasi perawatan dan rehabilitasi pasar

b. Menyelenggarakan pemeliharaan / perawatan bangunan pasar dan sarana

lainnya

c. Melaksanakan rehabilitasi bangunan pasar berdasarkan skala prioritas

d. Membuat laporan tugas kepada atasan sesuai bidang tugasnya

e. Member saran dan pertimbangan peremajaan / perawatan pasar kepada

atasan sesuai bidang tugasnya

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Fisik dan

Prasarana

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

68

Sub Bagian Rehabilitasi ;

a. Melaksanakan kegiatan pendataan dan inventarisasi yang akan direhabilitasi

b. Membuat analisa anggaran biaya peremajaan

c. Melakukan pemantauan / pengawasan pasar yang direhabilitasi

d. Membuat laporan kepada atasan sesuai bidang tugasnya

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Bagian rehabilitasi

Sub Bagian Kemitraan ;

a. Membuat dan menginventarisasi pasar yang akan diremajakan;

b. Menyelenggarakan promosi atas pasar yang akan dan telah;

c. Mengadakan kemitraan dengan pihak lain sesuai rencana pengembangan

areal dan peremajaan pasar;

d. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai bidang tugasnya;

e. Memberi saran / pertimbangan peremajaan pasar kepada atasan sesuai

bidang tugasnya;

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bagian fisik dan

prasarana.

Sub Bagian Perencanaan Fisik ;

a. Melaksanakan rencana peremajaan dan perluasan areal pasar yang telah ada

sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pengembangan kota;

b. Membuat dan mengawasi pembagian tempat berjualan menurut jenis

jualannya;

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

69

c. Melaksanakan tugas penelitian / pendatan peremajaan dan pengembangan

perluasan areal pasar;

d. Menyusun laporan rencana peremajaan dan pengembangan serta perluasan

areal pasar;

e. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai bidang tugasnya;

f. Memberi saran / pertimbangan peremajaan pasar kepada atasan sesuai

bidang tugasnya;

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bagian fisik dan

prasarana.

Sub Bagian Perencanaan Fisik ;

a. Melaksanakan kegiatan pendataan, analisa anggaran biaya peremajaan dan

pengembangan pasar;

b. Melaksanakan kegiatan pengukuran dan penelitian kebutuhan tempat usaha;

c. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian peremajaan dan

pengembangan pasar;

d. Membuat laporan kepada atasan sesuai bidang tugasnya;

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala sub bagian perencanaan

fisik;

6. Bagian Ketertiban dan Keindahan mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kerja dibidang operasional pembinaan, ketertiban,

kebersihan dan keindahan pasar;

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

70

b. Mempersiapkan sarana / prasarana pasar dibidang operasional keamanan,

ketertiban, kebersihan dan keindahan pasar;

c. Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaan

pembinaan, ketertiban, keamanan dan keindahan pasar;

d. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Direktur Teknik.

Bagian Ketertiban dan Keindahan terdiri dari ;

a. Sub Bagian Kebersihan dan Keindahan;

b. Sub Bagian Pembinaan dan Penertiban;

Sub Bagian Kebersihan dan Keindahan mempunyai tugas :

a. Melaksanakan dan menyusun jadwal kebersihan dan keindahan pasar;

b. Melaksanakan kebersihan dan keindahan pasar dengan mengikutsertakan

pedagang pasar;

c. Melakukan pengelompokan tugas dibidang kebersihan sesuai kelompok jenis

jualan;

d. Melakukan pengaturan papan bicara dan tong sampah masing-masing

kelompoktugas dibidang kebersihan;

e. Melakukan pembersihan pasar secara bergiliran diunit-unit pasar;

f. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai bidang tugasnya;

g. Member saran / pertimbangan kepada atasan sesuai bidang tugasnya;

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bagian ketertiban dan

keindahan.

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

71

Staf Sub Bagian Kebersihan dan Keindahan Mempunyai Tugas :

a. Bersama dengan petugas kebersihan pasar melaksanakan pembersihan dan

keindahan pasar

b. Melakukan pemantauan kebersihan dan keindahan pasar sesuai bidang

tugasnya

c. Membuat laporan kepada atasan sesuai bidang tugasnya

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Bagian Kebersihan

dan Keindahan.

Sub Bagian Pembinaan dan Penertiban mempunyai tugas :

a. Melaksanakan pembinaan, pengaturan dan penertiban keamanan pasar

b. Melaksanakan dan mengkoordinasikan dengan instansi lain terkait dengan

pelaksanaan pembinaan dan ketertiban pasar

c. Menyusun jadwal penertiban, keamanan secara terpadu dengan unit kerja

terkait

d. Membina dan menggerakkan pedagang untuk mematuhi kewajibannya

e. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai bidang tugasnya

f. Member saran dan pertimbangan dalam peremajaan pasar kepada atasan

sesuai bidang tugasnya

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Ketertiban dan

Keindahan

Page 72: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

72

Staf Sub Bagian Pembinaan dan Penertiban mempunyai tugas :

a. Bersama dengan satpam pasar melakukan pengaturan ketertiban dan

keamanan pasar

b. Melakukan pemantauan mingguan / bulanan ketertiban dan keamanan pasar

sesuai bidang tugasnya

c. Membuat laporan kepada atasan sesuai bidang tugasnya

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Bagian Pembinaan

dan Penertiban

7. Kepala Unit Pasar dalam menjalangkan kesehariannya dibantu oleh Kepala

Urusan Administrasi dan keuangan, Kepala Urusan Penagihan dan Pembukuan

serta Kepala Urusan Kebersihan, Ketertiban dan Pelayanan.

a. Kepala Unit Pasar mempunyai tugas :

1. Memimpin seluruh kegiatan pelaksanaan tugas pengelolaan pasar yang

berada dalam wilayah kerja;

2. Mengkoordinir dan mengendalikan program-program pengelolaan pasar

yang telah digariskan oleh Direksi sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku;

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

b. Urusan Administrasi dan Keuangan mempunyai tugas :

1. Melaksanakan administrasi dibidang ketatausahaan, kepegawaian,

urusan rumah tangga, keuangan benda berharga;

Page 73: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

73

2. Melaksanakan kegiatan dan pengendalian program-program pengelolaan

pasar;

3. Membuat papan potensi pasar dan struktur organisasi unit pasar;

4. Memberikan saran / pertimbangan kepada Kepala Unit Pasar dalam

bidang tugasnya;

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit Pasar.

c. Urusan Penagihan dan Pembukuan mempunyai tugas :

1. Melaksanakan jasa pengelolaan pasar dan penagihan jasa lainnya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

2. Membukukan dan menyetor hasil tagihan jasa pengelolaan pasar dan

jasa lainnya ke kas perusahaan daerah;

3. Melaksanakan pendataan potensi pasar dan menggali potensi sumber-

sumber pendapatan pasar;

4. Melaksanakan registrasi terhadap wajib bayar sewa / jasa pengelolaan

pasar meliputi : Ruko, Front, Toko, Kios, Losd, Pelataran dan jasa

pungutan sah lainnya;

5. Melaksanakan pendataan benda berharga sebagai bahan evaluasi

penerimaan pasar;

6. Membuat laporan dan kebutuhan pokok diunit pasar sesuai kebutuhan;

7. Membuat laporan harian, kwartal, dan tahunan tentang penerimaan dan

penyetoran;

8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berikan oleh Kepala Unit Pasar.

Page 74: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

74

d. Urusan Ketertiban dan Keindahan mempunyai tugas :

1. Malaksanakan ketertiban, pengamanan, pengaturan pedagang pasar,

agar pasar tidak semrawut, baik dalam pasar maupun diluar pasar;

2. Melaksanakan dan memberikan pelayanan kebersihan pasar baik

didalam maupan diluar pasar agar tetap bersih, indah dan nyaman;

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit Pasar;

4. Menyusun / membuat jadwal pelaksanaan ketertiban, keamanan dan

keindahan pasar;

5. Melaksanakan pengaturan tong sampah sesuai kelompok jenis jualan.

Page 75: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

75

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada Perusahaan

Daerah Pasar Makassar Raya Kota Makassar dan Pasar Sentral Makassar, dapat

digambarkan hasil penelitian sebagai barikut :

A. Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pasar di Kota Makassar (Studi Kasus

Pasar Sentral Makassar)

Implementasi merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap

keberhasilan suatu kebijakan di dalam memecahkan persoalan-persoalan publik.

Selain itu juga merupakan suatu kegiatan dari proses penyelenggaraan suatu program

yang sah oleh suatu organisasi dengan menggunakan sumber daya serta strategis

tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pelaksanaan pemungutan retribusi pasar di Kota Makassar, khususnya pasar

sentral Makassar harus sesuai dengan peraturan daerah yang sudah dibuat oleh

pemerintah daerah dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan

dalam pelaksanaannya, aparat yang terlibat dalam pelaksanaan pemungutan retribusi

pasar, alat yang digunakan, tarif retribusi pasar, faktor penunjang serta hambatan atau

kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pasar. Hal tersebut

perlu diketahui agar pelaksanaan pemungutan retribusi pasar dapat berjalan dengan

baik dan target yang telah ditentukan dapat terealisasi.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1999 tentang pembentukan

perusahaan daerah pasar Makassar raya dan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2004

Page 76: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

76

tentang pengurusan pasar dalam daerah Kota Makassar serta Surat Keputusan

Walikota Makassar Nomor 425/S.Kep./511.2/2001 tanggal 8 Mei 2001 tentang

Penunjukan PD.Pasar Makassar Raya sebagai Pengelola Pasar Milik Pemerintah Kota

Makassar dan Perda Nomor 8 Tahun 1996 tentang pemungutan ratribusi pasar dan

pusat perbelanjaan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari pembahasan hasil wawancara yang

tentunya terkait dengan rumusan masalah yang pertama yaitu Bagaimana Pelaksanaan

Pemungutan Retribusi Pasar di Kota Makassar khususnya Pasar Setral Makassar,

antara lain :

1. Aparat yang terlibat dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pasar

khususnya pasar sentral Makassar.

Implementer (pelaksana) mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan suatu

kebijakan. Begitu pula dengan pelaksanaan pemungutan retribusi pasar karena tanpa

implementer maka kebijakan ini tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu, perlu

diketahui siapa-siapa yang menjadi aktor pelaksana di dalam pelaksanaan

pemungutan retribusi pasar di Kota Makassar, khususnya Pasar Sentral Makassar.

Berkenaan dengan siapa-siapa yang terlibat dalam pelaksanaan pemungutan

retribusi pasar, hasil wawancara dengan Direktur Umum PD.Pasar Makassar Raya

Kota Makassar Bpk Drs.H.A.Azis Hafid yang merupakan salah satu aktor pelaksana

dari Pemungutan Retribusi Pasar di Kota Makassar :

“PD.Pasar Makassar Raya yang melaksanakan kebijakan itu, dan pengelola

pasar.”(Wawancara, 24 Mei 2011)

Page 77: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

77

Dari wawancara tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa menurut Direktur

Umum PD.Pasar Makassar Raya, yang terlibat dalam pelaksanaan pemungutan

retrribusi pasar di Pasar Sentral Makassar adalah Perusahaan Daerah Pasar Makassar

Raya dan pengelola Pasar Sentral Makassar dengan struktur organisasi tersendiri.

Selanjutnya menurut hasil wawancara dengan Wakil Kepala Pasar Sentral Bpk

Imran ST penulis temui langsung dikantornya disekitar Pasar Sentral yakni lantai

4(empat) Pasar Sentral Makassar sehubungan dengan siapa-siapa yang terlibat di

dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pasar sentral di Kota Makassar, khususnya

pasar sentral Makassar :

“PD.Pasar Makassar Raya dan Pengelola Pasar yang terdiri dari Kepala Pasar,

Bendahara, Staf, dan Kolektor penagih yang telah di SK kan oleh

Walikota.”(Wawancara, 8 Juni 2011)

Dari hasil wawancara dengan Direktur Umum dan Wakil Kepala Pasar Sentral

Makassar Kota Makassar, penulis dapat menyimpulkan bahwa yang terlibat di dalam

Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pasar Sentral Makassar yaitu :

a. Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya Kota Makassar

b. Pengelola pasar.

2. Fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pasar

pada pasar sentral Makassar.

Fasilitas yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah fasilitas yang

disediakan oleh pemerintah untuk para pelaksana di dalam melaksanakan tugasnya.

Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui ada atau tidaknya fasilitas yang di

Page 78: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

78

butuhkan oleh para pelaksana di dalam pelaksanaan pemungutan reteribusi pasar di

Kota Makassar khususnya Pasar Sentral Makassar.

Dari hasil wawancara dengan Wakil Kepala Pasar Sentral Makassar, Bpk Imran

ST mengatakan sehubungan dengan fasilitas yang dibutuhkan oleh para pelaksana di

dalam pemungutan retribusi pasar ini :

“Adapun fasilitas yang dibutuhkan dalam pemungutan retribusi pasar hanya

karcis yang di serahkan kepada pedagang dan merupakan bukti pembayaran

retribusi.”(Wawancara, 8 Juni 2011)

3. Besarnya Tarif Retribusi pada pasar sentral Makassar.

Mengenai besar tarif yang dibebankan terhadap wajib retribusi pasar disesuaikan

dengan jenis fasilitasnya yang terdiri dari Ruko, Losd, Kios, Kios mini, dan Pedagang

Kaki Lima(PKL) sudah diatur dalam Perda Nomor 8 Tahun 1996 tentang retribusi

pasar dan pusat perbelanjaan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat tabel di bawah ini :

Page 79: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

79

Tabel 6

Tarif Retribusi Pasar pada Pasar Sentral Makassar

LOKASI JENIS PUNGUTAN TARIF RETRIBUSI

1 2 3

Pasar Sentral Makassar

a. Ruko

b. Losd

c. PKL

d. Kios

e. Kios Mini

Rp. 3.000/Hari

Rp. 2.000/Hari

Rp. 2.000/Hari

Rp. 2.000/Hari

Rp. 2.000/Hari

Sumber Data : PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar, 2011

Berkenaan dengan tarif retribusi pasar khususnya pasar sentral Makassar, hasil

wawancara dengan Wakil Kepala Pasar Sentral Makassar, Bpk Imran ST,

mengatakan bahwa :

“Sebenarnya tarifnya itu sangat murah dan tidak memberatkan pedagang,

karena kalau kita bandingkan dengan pasar-pasar yang ada di Jakarta, tarifnya

sudah mencapai Rp. 5.000 sedangkan kita disini hanya Rp. 2.000 sampai Rp.

3.000”.(Wawancara, 8 Juni 2011)

Hasil wawancara dengan salah satu pedagang di Pasar Sentral Makassar yaitu

Bpk Iwan, pedagang Alat Kosmetik menyatakan hal yang sama bahawa:

“Retribusi yang ditarik sudah sangat murah dan sesuai dengan fasilitas yang

didapat”.(Wawancara, 9 Juni 2011)

Hasil wawancara dengan salah satu pedagang sayuran dibasement basah yaitu

Ibu Hasna menyatakan:

Page 80: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

80

“retribusi yang dipungut sudah murah karena kami cuma bayar Rp 2000, mana

lagi kami dikasi kebijakan kalau mau bayar perbulan hanya Rp 7500, tapi

banyak juga pedagang yang tidak mau bayar”.(Wawancara, 9 juni 2011)

Wawancara dengan salah satu pedagang Emperan Toko yang menjual mainan

anak-anak menyatakan hal yang berbedah, yaitu:

“retribusi sebaiknya tidak perlu dipungut dari pedagang emperan karena

berapaji penghasilannya, lagian kita ini tidak menetap tempat

jualannya”.(Wawancara, 9 juni 2011)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dan observasi penulis, maka penulis dapat

simpulkan bahwa tarif retribusi sudah sangat murah dan tidak memberatkan pedagang

dan pemungutan retribusi dipasar sentral Makassar sudah sesuai dengan ketentuan

yang ada.

4. Faktor-faktor penunjang pelaksanaan pemungutan retribusi pasar pada

pasar setral Makassar.

Agar pelaksanaan pemungutan retribusi pasar ini berjalan baik dan sesuai dengan

yang diharapkan, maka sangat diperlukan Faktor-faktor penunjang. Faktor-faktor

penunjang yang dimaksud adalah hal-hal yang dapat membantu atau mendukung

terlaksananya sebuah kebijakan. Di dalam pelaksanaan sebuah kebijakan, seperti

halnya pemungutan retribusi pasar yang berlaku di Kota Makassar khususnya pada

pasar sentral Makassar tentunya ditunjang oleh beberapa faktor misalnya komunikasi,

sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi menurut George Edwards III(Syukur

Page 81: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

81

Abdullah, 1987). Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui

faktor-faktor penunjang lainnya yang mendukung terlaksananya program tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala pasar sentral Makassar Bpk

Imran ST, sehubungan dengan Faktor-faktor penunjang pelaksanaan kebijakan ini,

menjelaskan bahwa di dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pasar tersebut tidak

ada faktor penunjang, segala sesuatunya mengacu pada Draf Perda Nomor 8 Tahun

1996 tentang retribusi pasar dan pusat perbelanjaan

5. Kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang didapatkan dalam

pelaksanaan pemungutan retribusi pasar di pasar sentral Makassar.

Dalam pelaksanaan pemunguta retribusi pasar tersebut bukan berarti dapat

berjalan dengan lancer, ada banyak hambatan dan kendala yang bias saja terjadi

sehingga menimbulkan pemungutan retribusi pasar tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Kendala atau hambatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kendala yang dihadapi oleh para pelaksana di dalam pelaksanaan pemungutan

retribusi pasar sentral Makassar.

Kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang didapatkan oleh para pelaksana

di dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pasar ini, hasil wawancara dengan Wakil

Kepala Pasar Sentral Bpk Imran ST menyatakan bahwa:

“kendala itu adalah katanya pedagang kurang pembeli karena banyaknya mall,

dan banyaknya beban harus dibayar karena pedagang membayar kepengelola

dan kePD Pasar, yang dibayar kepengelola itu seperti:Listrik, Cas, WC, dan

Uang Keamanan. kemudian kurangangnya kesadaran para pedagang untuk

membayar retribusi,(Wawancara, 9 juni 2011)

Page 82: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

82

Dari hasil wawancara tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa kendala dalam

pelaksanaan pemungutan retribusi ini adalah:

1. Banyaknya beban yang harus dibayar oleh pedagang

2. Banyaknya pedagang di pasar sentral yang tidak memiliki kesadaran untuk

membayar retribusi. Untuk mengatasi hal tersebut, menurut informan maka

perlu dilakukan tindakan tegas terhadap wajib retribusi tersebut.

Namun, salah satu penyebab rendahnya kesadaran pedagang untuk membayar

retribusi adalah kurang memuaskanya sarana dan fasilitas yang didapat misalnya

kebersihan dan keamanan. Hal-hal ini sesuai wawancara penulis dengan salah

seorang pedagang mengatakan bahwa:

“Bukannya kami tidak mau bayar tapi kami tidak mendapatkan fasilitas yang

layak misalnya kebersihan, keamanan, dan lain-lain, biasanya kami sendiri yang

membersihkan sampah-sampah disekitar tempat jualan”.(Wawancara, 9 juni

2011)

B. Kontribusi Retribusi Pasar Khusus Pasar Sentral Makassar Untuk

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar.

Dalam rangaka pelaksanaan pemungutan retribusi pasar sentral Makassar, salah

satu indikator untuk mengukur tingkat keberhasilannya dengan melihat perbandingan

antara target dan realisasi. Apabila target terpenuhi secara makasimal (100%) berarti

sesuai yang diharapkan akan tetapi jika belum mencapai target maka penerimaan

retribusi pasar sentral makassar belum berhasil.

Page 83: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

83

Implementasi merupakan tahap awal dalam pelaksanaan pemungutan retribusi

pasar.untuk melihat apakah pelaksanaannya sudah berjalan baik atau tidak serta

kinerja aparat pelaksana dapat dilihat dengan tercapainya target yang telah ditetapkan

sebelumnnya. Berikut tabel target dan realisasi penerimaan retribusi pasar sentral

Makassar:

Tabel 7

Perincian Target dan Realisasi Retribusi Pasar pada Pasar Sentral Makassar

dari Tahun 2006-2010

No. TAHUN TARGET REALISASI PERSENTASE

(%)

1. 2006 Rp. 701.454.400 Rp. 640.783.200 91,35 %

2. 2007 Rp. 868.456.500 Rp. 762.260.600 87,78 %

3. 2008 Rp. 897.165.000 Rp. 799.004.500 89,06 %

4. 2009 Rp. 933.382.500 Rp. 756.882.500 81,09 %

5. 2010 Rp. 892.595.400 Rp. 736.836.500 82,55 %

Sumber Data : PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar, 2011

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa penerimaan retribusi pada pasar sentral

Makassar tidak pernah memenuhi target, dapat dilihat pada tahun 2006 tidak

memenuhi target yang telah ditentukan, realisasinya hanya mencapai 91,35%.

Kemudian pada tahun 2007 mengalami penurunan lagi dan realisasinya hanya

mencapai 87,78%. Pada tahun 2008 mengalami kenaikan tapi kenaikannya hanya

1,28%, dan realisasinya 89,06%. kemudian pada tahun 2009 mengalami penurunan

Page 84: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

84

drastis dan realisasinya hanya mencapai 81,09%, pada tahun 2010 mengalami

kenaikan lagi tapi hanya 1,46% dan realisasinya 82,55%.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu staf bagian penagihan yang

penulis temui langsung saat menagih retribusi di pasar sentral (tidak mau

menyebutkan namanya) menyatakan bahwa:

“penerimaan retribusi tidak pernah memenuhi target karena pedagang banyak

yang tidak mau bayar retribusi”.(Wawancara, 9 juni 2011)

Dari hasil wawancara dengan Wakil Kepala pasar sentral Makassar, Bpk Imran

ST menyatakan bahwa penurunan realisasi retribusi pasar pada pasarsentral Makassar

adalah disebabkan kurangnya kesadaran wajib retribusi untuk membayar retribusi

pasar.

Penerimaan dari sektor retribusi pasar sentral Makassar cukup prospek untuk

dikembangkan sebagai salah satu sumber penerimaan retribusi daerah yang

mempunyai peranan besar terhadap total penerimaan retribusi dikota Makassar.

Untuk mengetahui bagaimana sumbangan atau kontribusi pasar sentral Makassar

terhadap penerimaan retribusi pasar dikota Makassar pada 2006-2010 dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Page 85: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

85

Tabel 8

Kontribusi Retribusi Pasar Sentral Makassar Terhadap Total Retribusi Pasar

di Kota Makassar Tahun 2006-2010

No. Tahun Retribusi Pasar

Sentral Makassar

Retribusi pasar di

Kota Makassar

Kontribusi

(%)

1. 2006 Rp. 640.783.200 Rp. 2.107.216.700 30,41 %

2. 2007 Rp. 762.260.600 Rp. 3.021.486.900 25,23 %

3. 2008 Rp. 799.004.500 Rp. 3.521.692.500 22,69 %

4. 2009 Rp. 756.882.500 Rp. 3.623.327.200 20,89 %

5. 2010 Rp. 736.836.500 Rp. 4.557.388.300 16,17 %

Sumber data : PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar, 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kontribusi retribusi pasar sentral

Makassar selama lima tahun memberikan kontribusi rata-rata 30,41%. Ini

menunjukan angka cukup tinggi dibandingkan dengan kontribusi retribusi pasar pada

pasar-pasar lain yang ada di Makassar. Apabila digabungkan semua pasar yang ada di

kota Makassar masih lebih besar kontribusinya dibandingkan dengan kontribusi pasar

sentral Makassar, namun hal tersebut masih wajar dikarenakan banyaknya jumlah

pasar yang ada di kota Makassar yaitu sebanyak 13 pasar.

Selanjutnya untuk mengetahui sumbangan atau kontribusi retribusi pasar sentral

Makassar terhadap penerimaan retribusi di kota Makassar pada tahun 2006-2010

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 86: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

86

Tabel 9

Kontribusi Retribusi Pasar Sentral Makassar Terhadap Total Penerimaan

Retribusi di Kota Makassar Tahun 2006-2010

No. Tahun Retribusi Pasar

Sentral Makassar

Retribusi Daerah Kontribusi

(%)

1. 2006 Rp. 640.783.200 Rp. 37.066.084.009 1,73 %

2. 2007 Rp. 762.260.600 Rp. 37.972.419.441 2,01 %

3. 2008 Rp. 799.004.500 Rp. 40.966.229.794 1,95 %

4. 2009 Rp. 756.882.500 Rp. 39.161.122.319 1,93 %

5. 2010 Rp. 736.836.500 Rp. 59.728.106.724 1,23 %

Sumber data : PD.Pasar Makassar Raya dan DIPENDA Kota Makassar, 2011

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kontribusi retribusi pasar sentral

Makassar terhadap retribusi daerah dari tahun 2006-2010 tidak mengalami banyak

penurunan. Pada tahun 2006, kontribusi retribusi pasar sentral Makassar mencapai

1,73%. Sedangkan untuk tahun 2007 kontribusi retribusi pasar sentral Makassar

terhadap retribusi daerah meningkat menjadi 2,01%. Namun pada tahun 2008

mengalami penurunan dan kontribusi retribusi pasar sentral Makassar terhadap

retribusi daerah sebesar 1,95%. Selanjutnya untuk tahun 2009 penerimaan retribusi

pasar sentral Makassar terhadap retribusi daerah masih turun sebesar 1,93%. Pada

tahun 2010 masih turun lagi dan kontribusi retribusi pasar sentral Makassar terhadap

retribusi daerah hanya mencapai 1,23%.

Page 87: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

87

Selanjutnya dapat dilihat besarnya kontribusi retribusi pasar sentral Makassar

terhadap total pendapatan Asli Daerah Kota Makassar pada tabel dibawah ini:

Tabel 10

Kontribusi Retribusi Pasar Sentral Makassar Terhadap Total Pendapatan Asli

Daerah di Kota Makassar Tahun 2006-2010

No. Tahun Retribusi Pasar

Sentral Makassar

Total PAD Kontribusi

(%)

1. 2006 Rp. 640.783.200 Rp. 120.904.263.931 0,53 %

2. 2007 Rp. 762.260.600 Rp. 136.626.469.085 0,56 %

3. 2008 Rp. 799.004.500 Rp. 154.911.819.959 0,52 %

4. 2009 Rp. 756.882.500 Rp. 168.703.721.874 0,45 %

5. 2010 Rp. 736.836.500 Rp. 210.145.729.430 0,35 %

Sumber data : PD.Pasar Makassar Raya dan DIPENDA Kota Makassar, 2011

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kontribusi retribusi pasar sentral

Makassar terhadap pendapatan Asli Daerah cenderung mengalami penurunan hanya

pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 0,03%. Pada tahun 2006

penerimaan retribusi pasar sentral Makassar terhadap Pendapatan Asli Daerah sebesar

0.53%. selanjutnya pada tahun 2007 penerimaan retribusi pasar sentral Makassar

terhadap Pendapatan Asli Daerah meningkat yaitu sebesar 0,56%. Untuk tahun 2008

penerimaan retribusi pasar sentral Makassar terhadap Pendapatan Asli Daerah

menurun yaitu sebesar 0,54%, pada tahun 2009 penerimaan retribusi pasar sentral

Makassar terhadap Pendapatan Asli Daerah menurun lagi yaitu sebesar 0,45% dan

Page 88: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

88

untuk tahun 2010 penerimaan retribusi pasar sentral Makassar terhadap Pendapatan

Asli Daerah mengalami penurunan yaitu sebesar 0,35. Namun total PAD juga

mengalami peningkatan tiap tahunnya, jadi dalam hal ini kontribusi retribusi pasar

sentral Makassar terhadap total PAD kota Makassar sudah berhasil.

Penerimaan retribusi pasar sangat menunjang dalam meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah, namun kenyataannya penerimaan retribusi pasar sentral Makassar

cenderung mangalami penurunan. Hal ini terjadi karena diiringi pula dengan

peningkatan penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar. Selain itu,

disebabkan karena kurangnya kesadaran wajib retribusi untuk membayar retribusi

pasar, dan juga masalah pelaksanaan pemungutan retribusi pasar yang masih perlu di

tingkatkan.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Pemungutan Retribusi

Pasar di Kota Makassar (Studi Kasus Pasar Sentral Makassar)

Dalam pengimplementasian kebijakan pemungutan retribusi pasar sentral

Makassar tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi itu

sendiri. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh dalam implementasi kebijakan

pemungutan retribusi pasar di pasar sentral Makassar, antara lain:

1. Komunikasi

Komunikasi sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari

implementasi kebiajkan publik. Implementasi yang efektif terjadi apabila para

pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan. Pengetahuan

Page 89: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

89

atas apa yang mereka kerjakan dapat berjalan bila komunikasi berjalan dengan baik,

sehingga setiap keputusan kebijakan dan peraturan implementasi harus

dikomunikasikan kepada bagian personalia yang tepat. Selain itu, kebijakan yang

dikomunikasikanpun harus tepat, akurat, dan konsisten. Komunikasi diperlukan agar

para pembuat kebijakan dan para implementer kebijakan pemungutan retribusi pasar

tersebut akan semakin konsisten dalam melaksanakan setiap kebijakan yang akan

diterapkan dalam wajib retribusi.

Terdapat tiga indikator yang digunakan dalam mengukur keberhasilan variabel

komunikasi, yaitu:

a) Transmisi (Proses Penyampain Informasi)

Proses penyampaian informasi yang dimaksud adalah bagaimana cara dalam

penyampaian informasi daripihak pembuat kebijakan dengan pihak pelaksana. Hal ini

penting karena penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan suatu

implementasi yang baik pula. Seringkali yang terjadi dalam penyaluran komunikasi

adalah adanya salah pengertian antara pembuat kebijakan dengan implementernya.

Pemerintah Kota Makassar yang membuat kebijakan retribusi pasar dan juga

menyampaikan informasi kebijakan tersebut melalui 2(dua) cara yaitu dengan lisan

dan tertulis. Informasi berupa lisan yang penulis maksud adalah berupa pertemuan

dengan tim dari Pemerintah Kota Makassar dengan pejabat serta staf dari Perusahaan

Daerah Pasar Makassar Raya Kota Makassar. Sesuai dengan hasil wawancara dengan

Bpk Imran ST, Wakil Kepala Pasar Sentral menyatakan bahwa:

Page 90: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

90

“Penyampaian informasi dilakukan dengan cara memenggil para ketua-ketua

kelompok pedagang untuk menyampaikan impormasi kebijakan

itu”.(Wawancara, 9 juni 2011)

Sedangkan informasi tertulis yang penulis maksud adalah informasi yang

penyampaiannya melalui tulisan. Melalui tulisan artinya melalui draf Perda Nomor 8

Tahun 1996 tentang retribusi pasar dan pusat perbelanjaan. Dimana dijelaskan

tentang ketentuan umum, obyek dan subyek retribusi, golongan retribusi, tarif

retribusi dan ketentuan lainnya. Dengan draf itulah Perusahaan Daerah Pasar

Makassar Raya Kota Makassar malaksanakan pemungutan retribusi pasar tersebut.

b) Kejelasan Informasi

Komunikasi yang diterima oleh pelaksanakebijakan haruslah jelas dan tidak

membingungkan. Dengan kejelasan informasi maka akan mendukung pihak manapun

dan menutup adanya kesalapahaman yang berdampak pada hasil dari kebijakan

tersebut. Informasi tentang pemungutan retribusi pasar yang disampaikan melalui

lisan dapat saja menimbulkan pertanyaan jelas atau tidak.

Hasil wawancara penulis dengan Wakil Kepala pasar sentral Makassar

berhubungan dengan kejelasan informasi yang diterima mengenai pemungutan

retribusi pasar, menyatakan bahwa:

“Informasi yang diterima semuanya sudah jelas karena semua itu ada drafnya,

baik itu jumlah retribusi yang harus dibayar oleh pedagang

lods,ruko,PKL,dll.”(Wawancara, 9 Juni 2011)

Hasil wawancara dengan salah seorang pedangang yang menempati ruko(tidak

menyebutkan namanya), menyatakan bahwa:

Page 91: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

91

“Informasi yang didapat sudah jelas karena ada drafnya”.(Wawancara,9 Juni

2011)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa informasi

yang diterima dari pembuat kebijakan kepelaksana kebijakan dan yang menerima

kebijakan tersebut sudah sangat jelas. karena selain penyampain melalui tim juga

semua ketentuan untuk pelaksanaan pemungutan retribusi pasar tercantum dalam

Perda Nomor 8 Tahun 1996 tentang retribusi pasar dan pusat perbelanjaan.

c) Konsistensi Informasi yang disampaikan

Konsistensi informasi yang dimaksud adalah perlu adanya ketetapan dari suatu

informasi untuk menghindari adanya kesalahan dari berbagai aspek, dalam hal ini

informasi yang disampaikan baik melalui lisan maupun Draf Perda yang ada tidak

berubah-ubah khususnya dalam pengimplementasian kebijakan tersebut. Karena

selain informasi harus jelas juga harus konsisten agar pelaksanaan berjalan sesuai

dengan yang seharusnya serta target retribusi pasar dapat terealisasi sehingga PAD

dapat meningkat.

Hasil wawancara dengan wakil kepala pasar sentral Makassar, Bpk Imran ST

menyatakan bahwa:

“perda tentang retribusi pasar sudah konsisten karena dari tahun 1996 sampai

sekarang(2011) tidak pernah berubah”.(Wawancara, 9 Juni 2011)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa

informasi yang disampaikan oleh pembuat kebijakan kepada pelaksan kebijakan

sudah konsisten, karena dari tahun 1996 sampai sekarang belum mengalami

perubahan.

Page 92: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

92

2. Sumber Daya

Dalam suatu kebijakan bisa saja informasi yang disampaikan sudah jelas dan

konsisten tetapi bukan hanya faktor tersebut yang mempengaruhi pelaksanaan

kebijakan. Dalam hal ini sumber daya yang dimaksud adalah staf yang cukp,

informasi, wewenang dan juga fasilitas atau sarana dan prasarana yang mendukung

jalannya pelaksanaan pemungutan retribusi pasar pada pasar sentral Makassar.

Indikator sumber daya terdiri dari beberapa elemen, yaitu:

a. Staf yang cukup (jumlah dan mutu)

Sumber daya yang utama dalam implementasi kebijakan adalah staf.

Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah satunya

disebabkan oleh staf yang tidak mencukupi, memadai, atau tidak kompeten

dibidangnya. Dalam hal pemungutan retribusi pasar sangat diperlukan staf yang

cukup serta memiliki kemampuan yang sesuai untuk menjalankan tugasnya

tersebut. Hasil wawancara dengan wakil kepala pasar sentral Bpk Imran ST

mengenai staf menyatakan bahwa:

“Staf yang ada sekarang sudah cukup, khususnya pasar sentral karena

sudah ada kepala pasar, wakil kepala pasar, URS Penagihan dan

Keuangan, URS Kebersihan dan Ketertiban, dan kolektor,

satpam”.(Wawancara, 9 Juni 2011)

Selanjutnya penulis melakukan wawancara dengan Bpk Imran ST tentang

jumlah staf yang ada dipasar sentral, bahwa jumlah staf yang ada dipasar sentral

sebanyak 38 orang yang terdiri dari staf, kolektor, keuangan, kebersihan, dan

satpam. Kemudian kolektor ini disebar keseluruh pasar sentral, ada yang

Page 93: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

93

dipenjual sayur, ikan, PKL, dan lain-lain. Dalam melakukan pemungutan

retribusi pasar, kolektor tidak pernah libur kecuali hari raya lebaran.

Dari hasil wawancara tersebut dapat simpulkan bahwa staf dipasar sentral

makassar sudah cukup dan mutu sudah sesuai dengan bidangnya dalam

pelaksanaan pemungutan retribusi pasar. Bagi staf yang masih honor ataupun

PNS sangat memerlukan pelatihan atau studi banding untuk lebih meningkatkan

lagi kinerja dalam melaksanakan tugasnya.

b. Informasi yang dibutuhkan

Informasi merupakan sumber penting dalam pelaksaan kebijakan,

ketersediaan informasi yang cukup sangat mendukung pelaksanaan kebijakan.

Informasi dalam hal ini merupakan informasi mengenai bagaimana

melaksanakan atau menjalankan sebuah kebijakan. Informasi-informasi

mengenai bagaimana melaksanakan kebijakan pemungutan retribusi pasar sudah

sangat jelas didalam Perda Nomor 8 Tahun 1996 tentang retribusi pasar dan

pusat perbelanjaan.

Hasil wawancara dengan Bpk Imran ST menyatakan bahwa:

“pelaksanaan pemungutan retribusi pasar sudah sesuai dengan apa yang

ada perda”.(Wawancara, 9 Juni 2011)

Informasi yang diterima oleh implementer mengenai pelaksanaan suatu

program harus akurat, mulai dari objek dan subjek retribusi, terif retribusi,

sampai pada pelaksanaannya serta ketaatan personil-personil dalam menjalankan

tugas masing-masing. Beliau menambahkan bahwa:

Page 94: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

94

“Kami menjalankan tugas dalam pemungutan retribusi sesuai dengan apa

yang sudah diatur jadi saya piker semua itu sudah jelas”.(Wawancara, 9

Juni 2011)

Sesuai dengan pernyataan diatas dapat penulis simpulkan bahwa informasi

mengenai pelaksanaan pemungutan retribusi sudah sangat jelas, begitu pula

personil-personil yang terlibat didalamnya harus melaksanakan tanggungjawab

sesuai dengan aturan yang telah dikeluarkan.

c. Kewenangan

Pada umumnya, kewenangan harus bersifat formal agar kebijakan dapat

dilaksanakan. Kewenangan merupakan otoritas atau legitimasi bagi para

pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang ditetapkan. Ketika wewenang itu

nihil, maka kekuatan para implementer dimata publik tidak terlegitimasi,

sehingga dapat menggagalkan proses implementasi kebijakan.

Berkenaan dengan wewenang pelaksana sebagai sumberdaya di dalam

proses implementasi, hasil wawancara dengan KASUBAG. Penagihan Bpk Lutfi

Gunawan Alam, SE menyatakan bahwa:

“Kewenangannya disini meningkatkan pendapatan retribusi

pasar”.(Wawancara, 13 Juni 2011)

Wewenang para pelaksana kebijakan pemungutan retribusi pasar adalah

dapat meningkatkan pendapatan retribusi termasuk retrribusi pasar, sehingga

pendapatan asli daerah juga meningkat.

Page 95: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

95

d. Sarana yang dibutuhkan

Dalam pelaksanaan kebijakan pemungutan retribusi pasar dipasar sentral

Makassar memerlukan sarana dan prasarana seperti kantor, kendaraan dinas

untuk menjalankan tugas pelaksana dengan baik. Hasil wawancara dengan Wakil

kepala pasar sentral Makassar Bpk Imran ST menyatakan bahwa:

“Fasilitas yang didapat itu hanya honor dari SK Dinas dan SK Bupati,

kantor yang dilengkapi dengan alat eletronik seperti TV,

komputer”.(Wawancara, 9 Juni)

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis. Maka penulis

menyimpulkan bahwa sarana dan prasara yang disediakan oleh pemerintah

didalam pengimplementasian kebijakan pemungutan retribusi pasar dipasar

sentral Makassar sangat berpengaruh terhadap jalannya proses pelaksanaan

pemungutan retribusi pasar yang dilakukan oleh implementer karena dengan

fasilitas yang mencukupi maka implementer juga dapat bekerja dengan baik.

Sarana yang disediakan oleh pemerintah untuk implementer adalah:

1. Kantor yang berada dilantai empat pasar sentral

2. TV

3. Komputer yang berada diruangan kepala pasar

4. Honor yang diperuntukan untuk staf

3. Disposisi (Sikap Birokrasi dan Pelaksana)

Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimilik oleh implementer, seperti

komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Apabila implementer memiliki disposisi

Page 96: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

96

yang baik, maka pelaksana akan menjalankan tugas dengan baik seperti yang

diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementer memiliki sikap yang berbeda

dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak

efektif.

a. Komitmen aparatur pelaksana

Komitmen dari aparatur pelaksana sebuah kebijakan dapat menunjang

berjalannya kebijakan tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan. Sebuah kebijakan

tidak bisa berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang diinginkan jika para aparatur

pelaksananya tidak memiliki komitmen untuk melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya sebagai pelaksana kebijakan. Dalam hal ini penulis maksudkan

adalah komitmen dari implementer di dalam melaksanakan pemungutan retribusi

pasar pada pasar sentral Makassar.

Hasil wawancara dengan Wakil kepala pasar sentral Makassar, Bpk Imran ST

tentang komitmen aparat pelaksana menyatakan bahwa:

“Komitmen itu memang perlu dimiliki oleh pelaksana dalam pemungutan

retribusi pasar dan pelaksana tersebut bekerja sesuai dengan

tugasnya”.(Wawancara, 9 Juni 2011)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis menyimpulkan bahwa aparat

pelaksana yang melaksanakan pemungutan retribusi pasar memiliki komitmen dalam

melaksanakan tugas mereka sesuai dengan tugas dan wewenang serta ketetapan yang

terdapat pada Perda Kota Makassar Nomor 8 Tahun 1996 tentang Retribusi Pasar dan

Pusat Perbelanjaan.

b. Kejujuran aparatur pelaksana

Page 97: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

97

Kejujuran adalah suatu sikap yang mutlak dimiliki oleh seorang implementer,

karena tanpa kejujuran di dalam melaksanakan kebijakan maka akan hilang

kepercayaan dari pembuat kebijakan dan masyarakat terhadap pelaksana kebijakan.

Kejujuran itu harus terus diterapkan pada saat memulai implementasi kebijakan

sampai pencapaian hasil yang telah ditargetkan sebelumnya.

Dalam penelitian ini yang penulis maksudkan adalah sifat kejujuran dari aparat

yang bertugas untuk mengimplementasikan kebijakan pemungutan retribusi pasar

dikota Makassar. Aparat tersebut diwajibkan memiliki sifat jujur yang tinggi untuk

menjalankan pemungutan retribusi pasar tersebut, khususnya mengenai

pertanggungkjawaban setoran hasil pemungutan retribusi pasar yang mana

keseluruhannya harus masuk ke kas daerah.

Berkenaan dengan kejujuran yang wajib dimiliki para implementer, hasil

wawancara dengan wakil kepala pasar sentral Makassar, Bpk Imran ST menyatakan

bahwa:

“petugas memang harus memiliki sifat jujur pada saat menagih, pedagang

diberikan karcis untuk membayar retribusi pasar dan sisa sobekan karcis itu

yang akan dihitung supaya tidak terjadi kecurangan”.(Wawancara, 9 Juni

2011)

Selanjutnya hasil wawancara dengan salah seorang kolektor, menyatakan bahwa:

“Kami hanya bertugas menagih retribusi dari pedagang dan hasilnya langsung

kami setor kebendahara”.(Wawancara, 9 Juni 2011)

Dari hasil wawancara tersebut penulis dapat simpulkan bahwa apabila kolektor

selesai malakukan penagihan kepedagang-pedagang, hasilnya langsung disetor

Page 98: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

98

kebendahara untuk dilakukan penghitungan dan juga dalam melakukan pemungutan

mereka selalu dibawah pengawasan kepala pasar.

c. Sifat demokratis dari aparat pelaksana

Sifat demokratis yang penulis maksud adalah sifat aparat pelaksana untuk dapat

menerima segala kebijakan yang ada serta melaksanakannya sesuai tugasnya masing-

masing dan juga dapat menerima hasil-hasil yang telah dicapai.

Berkenaan dengan sifat demokratis tersebut, hasil wawancara dengan wakil

kepala pasar sentral Makassar, Bpk Imran ST menyatakan bahwa:

“Petugas melakukan pemungutan retribusi pasar sudah bekerja dengan baik dan

sesuai dengan tugasnya masing-masing, sedangkan masalah hasil tagihan dapat

diteriama dengan lapang dada karena pedagang juga tidak bisa dikerasi jadi

sedikit atau banyaknya hasil tagihan harus diterima”.(Wawancara, 9 Juni 2011)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis menyimpulkan bahwa setiap

aparat pelaksana mutlak memiliki sifat demokratis dalam menjalankan tugasnya serta

dapat menerima dengan lapang dada hasil pemungutan retribusi walaupun tidak

mencapai target, tapi pelaksana juga harus mengingat bahwa wewenangnya yaitu

meningkatkan pendapatan retribusi pasar.

4. Struktur Birokrasi

Menurut Edward III, variabel keempat yang mempengaruhi tingkat keberhasilan

implementasi kebijakan publik adalah struktur birokrasi. Walaupun sumber-sumber

untuk melaksanakan suatu kebijakan tersedia, atau para pelaksana kebijakan

mengetahui apa yang seharusnya dilakukan, dan mempunyai keinginan untuk

Page 99: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

99

melaksanakan suatu kebijakan, kemungkinan kebijakan tersebut tidak dapat

terlaksana atau terealisasi karena terdapatnya kelemahan dalam struktur birokrasi.

Kebijakan yang begitu kompleks menuntut adanya kerjasama banyak orang, ketika

struktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan

mengakibatkan sumber daya menjadi tidak efektif dan menghambat jalannya

kebijakan. Birokrasi sebagai pelaksana harus dapat mendukung kebijakan yang telah

diputuskan dengan jalan melakukan koordinasi dengan baik.

Dalam penelitian ini, struktur yang dimaksud adalah struktur pengelola dan

prosedur kerja untuk mengatur tata aliran pekerjaan dalam pelaksanaan kebijakan,

adapun yang menjadi indikatornya yaitu:

a. Struktur

Struktur dari organisasi yang menerapkan kebijakan mempunyai suatu pengaruh

penting pada proses implementasi. Dalam penelitian ini penulis maksudkan adalah

struktur pengelola dari kebijakan pemungutan retribusi pasar di pasar sentral

Makassar. Dari hasil pengamatan penulis struktur organisasi Perusahaan Daerah

Pasar Makassar Raya Kota Makassar terpisah dengan struktur organisasi pengelola.

b. Prosedur

Prosedur merupakan cara atau alur kerja. Dalam penelitian ini penulis

maksudkan adalah cara atau alur kerja para pelaksana yang melaksanakan kegiatan-

kegiatan pada tiap harinya sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dari hasil

wawancara dengan wakil kepala pasar sentral Makassar, Bpk Imran ST mengatakan

Page 100: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

100

bahwa prosedur kerjanya sesuai dengan Perda Kota Makassar Nomor 8 Tahun 1996

tentang Retribusi Pasar dan Pusat Perbelanjaan.

Pemungutan langsung dilapangan dilakukan oleh kolektor-kolektor yang telah

ditunjuk walikota Makassar. Kolektor tersebut menarik retribusi dari para pedagang

yang ada dipasar sentral Makassar dengan memberikan potongan karcis sebagai bukti

telah membayar retribusi. Setelah melakukan penarikan, kolektor mengumpulkan

hasil pungutannya ke bendahara pembantu untuk dilakukan perhitungan. Hasil

perhitungan retribusi harus sesuai dengan banyaknya potongan karcis.

Page 101: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

101

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka penulis dapat menyimpulkan

beberapa hal, antara lain:

1. Pelaksanaan pemungutan retribusi pasar khususunya pada pasar sentral Makassar

adalah:

a. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pasar sentral

Makassar adalah Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya Kota Makassar

dan pengelola pasar sentral Makassar

b. Fasilitas yang dibutuhkan oleh para implementer dalam melaksanakan

pemungutan adalah karcis yang diserahkan kepada wajib retribusi sebagai

bukti telah membayar retribusi pasar.

c. Tarif retribusi yang dibebankan kepada wajib retribusi sudah cukup muran

dan sudah sesuai dengan ketentuan yang ada.

d. Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pasar tersebut tidak ada faktor

penunjang, segala sesuatunya mengacu pada Draf Peraturan Daerah Kota

Makassar Nomor 8 Tahun 1996 tentang Retribusi Pasar dan Pusat

Perbelanjaan.

e. Kendala yang dihadapi oleh para implementer dalam pelaksanaan

pemungutan retribusi pasar sentral Makassar adalah Banyaknya pedagang di

Page 102: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

102

pasar sentral yang tidak memiliki kesadaran untuk membayar retribusi. Untuk

mengatasi hal tersebut, menurut informan maka perlu dilakukan tindakan

tegas terhadap wajib retribusi tersebut.

2. Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pasar khususnya pada pasar sentral

Makassar terdapat empat faktor yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan

struktur birokrasi. Namun dalam penelitian ini, faktor sumber daya mempunyai

pengaruh yang lebih untuk menunjang pelaksanaan pemungutan retribusi pasar di

pasar sentral Makassar.

B. Saran

Dari hasil penelitian tersebut penulis akan mengajukan beberapa saran yang

dapat menunjang pelaksanaan pemungutan retribusi pasar, antara lain:

a. Dalam melaksanakan pemungutan retribusi pasar haruslah sesuai dengan tata

cara penagihan yang telah diatur dalam perda tentang retribusi, kewenagan

para implementer, serta prosedur standar operasional. Karena dengan

implementasi yang baik maka penerimaan retribusi pasar juga akan

meningkat dan dapat menunjang juga Pendapatan Asli Daerah Kota

Makassar.

b. Untuk menunjang berjalan baiknya implementasi pemungutan retribusi pasar

di Kota Makassar dan mencapai target maka para implementer harus

mengetahui mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi seperti

komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Dan untuk

Page 103: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

103

memperbaiki factor sumber daya maka sangat diperlukan pelatihan bagi

aparat pelaksana dan peningkatan kualitas dan kuantitas aparat pelaksana.

Page 104: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

104

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukur, 1987. Kumpulan Makalah “Study Imlementasi Latar Belakang

Konsep Pendekatan dan Relevansinya Dalam Pembangunan”, Persadi, Ujung

Pandang.

Agustino, Edi, 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik, Alfa Beta, Bandung.

Handjito, Dyidiet, 2001. Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian, PT Raja

Grafindo, Jakarta.

Mardiasmo, 2006. Perpajakan, Edisi Revisi, Andi Yokyakarta, Yokyakarta.

Mamesah, D.J.,1995. Sistem Administrasi Keuangan Daerah, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Muljono, Eugenia, Liliawati, 2001. Peraturan Perundang-undangan tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, Harvarindo, Jakarta.

Novia, Windy, 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Kashiko, Jakarta.

Nurmantu, Safri, 2003. Pengantar Perpajakan. Granit, Jakarta.

Setyawan, Setu dan Suprapti, Eny, 2004. Perpajakan, Bayu Media, Malang.

Siahaan, Marihot, 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT Raja Gravindo

Persada, Jakarta.

Soeparmoko, 1997. Keuangan Negara dalam Teori dan Publik, BPFE, Jakarta.

Subarsono, 2006. Analisa Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi, Pustaka

Pelajar, Yokyakarta.

Suharto, Edi, 2005. Analisis Kebijakan Publik, Edisi Revisi, Alfa Beta, Bandung.

Waluyo, 2005. Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Yokyakarta.

Westra, Pariata, DKK., 1991. Ensiklopedi Administrasi, Gunung Agung, Jakarta.

Widjaja, H.A.W., 1998. Percontohan Otonomi Daerah di Indonesia, Rineka Cipta,

Jakarta.

Page 105: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab I, II... · A. Latar Belakang Masalah ... Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar

105

Widjaja, H.A.W., 2005. Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia, Raja Grafindo

Persada, Jakarta

Winarno, Budi, 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik, Media Pressindo,

Yokyakarta.

Zain, Mohammad, 2007. Manajemen Perpajakan, Salemba Empat, Yokyakarta.

Buku Metode Penelitian

Sugiyono, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif, Alfa Beta, Bandung.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Administrasi, Edisi Revisi, Alfa Beta, bandung.

Dokumen-Dokumen

Karya Tulis Ilmiah, Pratiwi Putri P, Implementasi Kebijakan Pemungutan Retribusi

Pasar di Kabupaten Bone (Studi Kasus Pasar Sentral Watampone)

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 8 Tahun 1996 tentang Retribusi Pasar dan

Pusat Perbelanjaan.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah.

Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.