bab i pendahuluan a. latar belakang masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/c0510003_bab1.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia dikenal sejak jaman dahulu sebagai negara yang subur dalam
pertanian. Hal ini disebabkan karena letak geografis dan astronomis yang
membuat sebagian besar wilayah di Indonesia menjadi subur. Hal ini membuat
sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani atau lebih
dikenal dengan sebutan negara agraris. Salah satu contoh hasil pertanian adalah
gandum yang merupakan bahan baku pembuatan roti. Roti merupakan salah satu
jenis makanan yang cukup diminati masyarakat Indonesia. Roti terbuat dari
fermentasi tepung terigu dengan ragi atau bahan pengembang lainnya. Salah satu
jenis roti yang sering dikonsumsi oleh sebagian masyarakat khususnya yang
tinggal di wilayah perkotaan adalah roti tawar atau roti basah yang dapat dijadikan
makanan alternatif pengganti nasi. Faktor-faktor pendorong roti dijadikan
makanan alternatif pengganti nasi karena roti merupakan makanan praktis yang
siap saji, higienis, banyak pilihan atau variasi rasa, dan harganya terjangkau serta
mudah didapat.1
Sejarah dikenalnya roti berawal dari Negara Mesir kuno sejak ribuan tahun
yang lalu. Orang Mesir mengolah tepung gandum menjadi roti gepeng yang
dipanggang diatas batu yang dipanaskan. Orang-orang Yunani dan Romawi
kemudian membuat roti dengan cara dan bahan dari daerahnya masing-masing.
1 Deisy Ari Wardani, “Laporan Magang Di Perusahaan Roti Ganeps
Tradisi Solo Bagian Produksi Roti Kecik”, Tugas Akhir DIII Teknologi Hasil
Pertanian (Surakarta: Fakultas Pertanian UNS, 2005). Hlm. 1.
2
Pada abad pertengahan, Eropa mulai mengenal cara pembuatan roti yang mulai
berkembang lebih modern, seperti mengolah roti menjadi lebih lembut dan harum
karena diperkaya dengan susu dan kuning telur. Roti yang mulai berkembang di
daratan Eropa mulai diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia oleh Bangsa
Belanda selama masa penjajahan.2 Sejak saat itu, masyarakat Indonesia mulai
mengenal roti sebagai makanan pengganti nasi dan seiring berjalannya waktu,
industri-industri pembuatan roti mulai berkembang di wilayah Indonesia.
Perusahaan roti yang cukup terkenal adalah perusahaan Roti Ganep’s yang
berada di Surakarta. Perusahaan Roti Ganep’s merupakan cikal bakal berdirinya
industri-industri pembuatan roti lainnya, karena didirikan pada jaman penjajahan
Belanda tahun 1881 dan berkembang hingga saat ini. Perusahaan Roti Ganep’s
masih menggantungkan kebijakan-kebijakan pada sosok nama pendirinya yaitu
Nyah Ganep. Nama “Ganep” dianugerahkan oleh Paku Buwono X (1893- 1939)
yang berarti genap. Kata Ganep memiliki makna filosofis yang artinya lengkap,
utuh, sehat, dan waras. Roti Ganep’s merupakan perusahaan keluarga turun-
temurun meskipun tidak semua pegawainya merupakan anggota keluarga.3 Hal
tersebut merupakan sebuah pencapaian yang sangat luar biasa untuk sebuah brand
roti di Indonesia. Salah satu produk unggulan Roti Ganep’s adalah roti kecik
sampai generasi kelima.
Roti kecik dan kue buatan Liek Nio selaku pemilik usaha Roti Ganep’s
telah menjadi camilan pilihan Keraton Kasunanan Surakarta di zamannya. Ganep
menjadi nama yang magis sekaligus anggun karena dikaitkan dengan keluarga
2 Sinar Yong, Buku Dasar Kue Dan Roti,(Surabaya: Sinar Yong,2012), hlm.
3 Deisy Ari Wardani, op.cit., hlm. 2.
3
kerajaan. Roti kecik merupakan cemilan kegemaran Paku Buwono X dan beliau
sendirilah yang memberikan nama Nyah Ganep kepada Nyonya Liek Nio ketika
masih sebagai pangeran.4
Pada masa perintisan usaha rotinya, Nyah Ganep membuka usaha di
rumah keluarga besarnya yang berada di Tambaksegaran Surakarta yang tak jauh
dari pusat kota Solo. Di kawasan inilah Nyah Ganep memulai usahanya. Kala itu,
belum banyak camilan yang diproduksi. Produk roti yang dihasilkan saat itu
hanya roti kecik. Sepak terjang Nyah Ganep mengembangkan bisnis ini berakhir
tahun 1911. Tongkat estafet kepemimpinan berpindah ke tangan putranya Tjan
Ting Nio. Anak-anak yang meneruskan usaha keluarga telah terjun ke dalam
bisnis orang tua paling tidak selama sepuluh tahun sebelum sinyal-sinyal siapa
yang menjadi penerus muncul.5
Generasi ketiga Roti Ganep’s kemudian diserahkan pada Oh Toen Lee
yang menjalankan usaha bersama istrinya Tjan Bhiauw Nio.6 Pengelolaan Roti
Ganep’s di tangan generasi keempat berlangsung sampai tahun 1990, yang
dikelola oleh Oh Sing Tjiang sebagai penerus dan istrinya Tan Tries Nio. Pemilik
Oh Sing Tjiang pada tahun 1975 harus tutup usia kemudian dilanjutkan oleh
Istrinya Tan Tries Nio dan saudara Oh Sing Tjiang yaitu Oh Swat Tjing. Oh Swat
Tjing yang bekerja sebagai guru memutuskan untuk berhenti dan fokus membantu
Tan Tries Nio dalam mengembangkan usaha keluarga. Tan Tries Nio juga cukup
4 Ibid.
5 Peni R. Pramono dan Wiwied Esmaningtyas, Ketangguhan Perusahaan
Keluarga Bertahan Lebih Satu Abad, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Kompas Gramedia, 2012), hlm. 20. 6 Ibid., hlm. 30.
4
terampil dalam memasak dan membuat kue. Beberapa kue hasil buatan Tan Tries
Nio juga menghiasi toko Roti Ganep’s seperti kue tape, kue basah yang lembut,
manis dibuat dari olahan tape singkong. Pada tahun 1980 anak lelaki dari Tan
Tries Nio yang bernama Oh Khay Hie mulai membantu mengelola Roti Ganep’s
sampai tahun 1990 tetapi tetap atas nama generasi keempat, namun sayang Oh
Khay Hie tidak pandai dalam mengelola keuangan sehingga usaha Roti Ganep’s
mengalami kemunduran.
Berbagai usaha untuk menyelamatkan usaha telah dilakukan, namun usaha
tersebut selalu gagal hingga pada akhirnya Tan Tries Nio mengambil keputusan
terakhir untuk menyerahkan usaha Roti Ganep’s tersebut pada anak bungsunya
yaitu Oeke Oh Lioe Nio. Pada akhir tahun 1990, Oeke Oh Lioe Nio atau biasa
disebut Cecilia Maria Purnadi sebagai penerus generasi kelima pulang ke Solo
setelah menyelesaikan sekolahnya di Amerika. Dibawah kepemimpinan Oeke Oh
Lioe Nie terjadi perubahan dari home industry menjadi sebuah PT (Perseroan
Terbatas) dan menempatkan Oeke Oh Lioe Nie sebagai direktur utama.7
Perlahan namun pasti usaha Roti Ganep’s mulai berkembang dan pembeli
mulai ramai berdatangan. Oeke Oh Lioe Nio berusaha untuk menjalin kedekatan
dengan para pelanggan Roti Ganep’s sama seperti yang dilakukan pendahulunya.
Oeke Oh Lioe Nio melakukan promosi untuk menaikkan penjualan. Salah satu
bentuk promosi yang dilakukan pertama kali dengan mengikuti pameran di
Wisma Batari Surakarta yang berada di jalan Slamet Riyadi bagian timur. Tak
peduli pameran sekecil apa pun bisa menjadi pintu untuk memperkenalkan produk
7 Ibid., hlm.40
5
Roti Ganep’s. Begitulah awal mula Oeke Oh Lioe Nio menjalankan usaha Roti
Ganep’s.
Melewati abad 20, pelanggan yang datang ke Roti Ganep’s sudah berganti
penampilan. Pelanggan berganti, pengelola juga berganti-ganti. Diturunkan dari
orangtua ke anak, hingga saat ini generasi kelima. Tiap generasi memberi warna
yang berbeda sesuai zamannya.8 Pada masa kepemimpinan Oeke Oh Lioe Nio
banyak dilakukan pembenahan, baik pembenahan fisik toko, maupun variasi
produk yang dijual. Terobosan-terobosan baru cara berpromosi juga dilakukan,
dari mengikuti pameran, melakukan kemitraan dengan pengrajin kue tradisional,
kerja sama dengan instansi seperti sekolah dan perkumpulan balap sepeda, dan
menambah outlet-outlet di tempat umum seperti rumah sakit dan bandara.
Penulis mengambil Perusahaan Roti Ganep’s mulai berkembang pada
tahun 1941 yang memulai promosi melalui koran. Pemilik dari generasi ketiga Oh
Toen Lee bersama dua saudara lainnya Oh Toen Djien dan Oh Toen Liang yang
mendapatkan julukan “Gebroeders Oh” sangat dikenal oleh masyarakat Solo
karena ketiganya menjadi peletak modernisasi dalam bisnis Roti Ganep’s. Pada
masa kepemimpinan Gebroeders Oh, pembuatan logo dan merek telah dipatenkan
pada tahun 1948 dan diperpanjang sampai hari ini.
Pada tahun 1967, usaha Roti Ganep’s dikelola oleh generasi keempat yaitu
Oh Sing Tjiang beserta istrinya Tan Tries Nio dan diteruskan oleh anaknya Oh
Khay Hie antara tahun 1980 sampai 1990 dan mengalami kemunduran karena
kurang pandai dalam mengelola keuangan. Pada tahun 1991 kepemimpinan usaha
8 Wawancara dengan C.Oeke Oh Lioe Nio(Cecilia Maria Purnadi), sebagai
pengelola Perusahaan Roti Ganep’s, tanggal 1 Juli 2015
6
Roti Ganep’s dilanjutkan oleh Oeke Oh Lioe Nio yang merupakan anak bungsu
dari pasangan Oh Sing Tjiang dan Tan Tries Nio. Pada masa kepemimpinan Oeke
Oh Lioe Nio usaha Roti Ganep’s mulai berkembang pesat, bahkan mampu
melewati masa sulit pasca peristiwa Kerusuhan Mei 1998 yang terjadi di Solo.
Berdasarkan uraian diatas, untuk mengetahui lebih detail lagi terkait
perjalanan usaha yang dilakukan oleh Perusahaan Roti Ganeps’s dalam upayanya
mempertahankan perusahaan dalam tulisan ini penulis akan menguraikan
beberapa masalah melalui skripsi yang berjudul: “PERUSAHAAN ROTI
GANEP’S DI SURAKARTA 1941 – 2000”.
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang telah diuraikan diatas, skripsi berjudul
”DINAMIKA PERUSAHAAN ROTI GANEP’S DI SURAKARTA TAHUN
1941-2000” memiliki rumusan masalah yang akan diuraikan sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang berdirinya Perusahaan Roti Ganep’s di
Surakarta?
2. Bagaimanakah perkembangan Perusahaan Roti Ganep’s di
Surakarta dari tahun 1941–2000?
3. Bagaimana dampak Perusahaan Roti Ganep’s terhadap kehidupan
sosial ekonomi masyarakat di Surakarta?
7
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, Skripsi berjudul ”DINAMIKA
PERUSAHAAN ROTI GANEP’S DI SURAKARTA TAHUN 1941-2000”
memiliki beberapa tujuan untuk diketahui jawabannya yaitu:
1. Mengetahui latar belakang berdirinya perusahaan Roti Ganep’s di
Surakarta.
2. Mengetahui perkembangan Perusahaan Roti Ganep’s di Surakarta
dari tahun 1941 – 2000.
3. Mengetahui dampak Perusahaan Roti Ganep’s terhadap kehidupan
sosial ekonomi masyarakat di Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi
mengenai perkembangan Perusahaan Roti Ganep’s dari tahun 1941 sampai 2000.
Manfaat Teoritis penelitian ini memberikan perbendaharaan bahan referensi bagi
Fakultas Ilmu Budaya mengenai gambaran sejarah Perusahaan Roti Ganep’s dari
tahun 1941 -2000. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan juga bisa dijadikan
pedoman pengambilan kebijakan industri rumah tangga, khususnya usaha
pembuatan makan yang terkait di masa mendatang.
8
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian membutuhkan beberapa literatur dan referensi yang
relevan dan menunjang tema yang dikaji. Refrensi tersebut dijadikan bahan acuan
mengkaji, menelusuri dan mengungkap pokok permasalahan yang terjadi.
Buku Peni R. Pramono dan Wiwied Esmaningtyas yang berjudul
Ketangguhan Perusahaan Keluarga Bertahan Lebih Satu Abad (2012) membahas
mengenai kepemimpinan usaha perusahaan keluarga Roti Ganep’s dari periode ke
periode. Berisi gambaran umum tentang profil perusahaan keluarga Roti Ganep’s,
Sejarah Nyah Ganep mendapatkan gelar Ganep dan roti Kecik yang merupakan
produk andalan usaha Roti Ganep’s menjadi roti kesukaan Paku Buwono X. Buku
ini membantu dalam pembuatan skripsi karena menceritakan mengenai
perusahaan Roti Ganep’s. Yang membedakan dengan buku ini adalah skripsi ini
menguraikan secara kompleks usaha Roti Ganep’s, mulai dari sejarah pendirian
Roti Ganep’s, kepemimpinan setiap periode, proses produksi, tenaga kerja, sampai
pada dampak sosial ekonomi Perusahaan Roti Ganep’s terhadap masyarakat di
Surakarta.
Buku Clifford Geertz yang berjudul Penjaja dan Raja Perubahan Sosial
Dan Modernisasi Di Dua Kota Di Indonesia (1977) membahas tentang
perekonomian di dua kota di Indonesia yaitu Mojokuto di Jawa Timur dan
Tabanan di Bali. Buku ini memaparkan selain perdagangan dan pertanian,
industry rumahan sebagai salah satu mata pencaharian di dua kota tersebut yang
pengelolaannya masih tradisional dengan pemasaran yang terbatas. Buku ini
sangat berguna untuk memaparkan kondisi industri rumah tangga. Usaha industri
9
pada awalnya masih dikelola secara tradisional, proses produksi dikerjakan secara
manual tanpa menggunakan bantuan mesin dan pemasaran yang masih terbatas
merupakan kondisi awal dari industri rumah tangga.
Soejito Sostrodiharjo dalam buku yang berjudul Transformasi Sosial
Menuju Masyarakat Industri (1977) membahas tentang gambaran mengenai
masalah-masalah perubahan untuk menuju ke masyarakat industri dan disebutkan
bahwa peningkatan dalam bidang ketrampilan dan pengetahuan, tranformasi dari
masyarakat agraris ke masyarakat industri membutuhkan beberapa prasyarat yang
harus dipenuhi. Berkaitan dengan ini, maka kebiasaan agraris kearah perubahan
kebudayaan modern merupakan suatu keharusan. Buku ini sangat berguna untuk
mengetahui bagaimana proses terjadinya perubahan masyarakat.
Bambang Tri Cahyono dalam bukunya Pengembangan Kesempatan Kerja
(1983) menjelaskan tentang pengembangan kesempatan kerja dari sektor
pertanian ke sektor non pertanian dengan mengambil kasus daerah pedesaan di
Yogyakarta. Pengalihan kesempatan kerja tersebut merupakan refleksi dari
struktur ekonomi yang dirasa kurang mampu mencukupi kebutuhan penduduk dan
angkatan kerjanya, sehingga pengembangan kesempatan kerja ini perlu diarahkan
ke sektor yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cepat. Buku ini sangat
berhubungan tentang industry rumah tangga dalam membantu memaparkannya.
Tugas Akhir yang berjudul Laporan Magang Di Perusahaan Roti Ganep’s
Tradisi Solo Bagian Produksi Roti Kecik karya Deisy Ari Wardhani dari Fakultas
Pertanian,Program Studi DIII Teknologi Hasil Pertanian, UNS (2005) membahas
mengenai Perusahaan Roti Ganep’s tentang produk yang dihasilkan oleh Roti
10
Ganep’s yang meliputi roti basah dan kering. Dalam tugas akhir ini hanya
menguraikan tentang proses produksi pembuatan roti dan juga peralatan yang
digunakan dalam produk Roti Ganep’s, sedangkan dalam skripsi penulis
menguraikan secara kompleks usaha Roti Ganep’s, mulai dari sejarah pendirian
Roti Ganep’s, kepemimpinan setiap periode, proses produksi, tenaga kerja, sampai
pada dampak sosial ekonomi Perusahaan Roti Ganep’s terhadap masyarakat di
Surakarta. Tugas akhir ini berguna dalam pembuatan skripsi untuk mengetahui
proses produksi pembuatan Roti Ganep’s.
F. Metode Penelitian
Suatu penelitian perlu didukung dengan metode, karena peranannya dalam
suatu penelitian begitu penting, karena hasil akhir dari penelitian dapat dilihat dari
metode yang digunakan. Dalam hal ini, metode dipilih dengan
mempertimbangkan kesamaan dengan objek yang diteliti.
Melihat objek yang diteliti adalah tentang masa lalu maka akan
menggunakan metode historis. Metode historis merupakan proses pengkajian dan
menganalisa secara kritis jejak-jejak peninggalan sejarah agar mendapatkan hasil
dari penelitian dengan lengkap.9 Metode ini meliputi empat tahap, yaitu
heuristik,kritik sumber,interpretasi dan historiografi. Adapun langkah-langkah
dalam menggunakan metode sejarah adalah:
1. Heuristik
9 Louis Gotshalk, Mengerti Sejarah, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1975),
hlm. 34.
11
Adalah tahap mengumpulkan data atau sumber sejarah. Tentunya
menghimpun sumber-sumber sejaman dalam bentuk arsip, atau pun lisan. Dalam
penulisan ini teknik yang digunakan untuk mendapatkan sumber adalah dengan
studi dokumen, studi pustaka dan wawancara.
a. Studi dokumen
Pada penelitian ini dokumen yang digunakan adalah dokumen yang
dimiliki oleh Perusahaan Roti Ganep’s sendiri. Dokumen tersebut antara lain
adalah mengenai brosur yang membahas profil perusahaan seperti surat pengajuan
hak milik, surat pengajuan hak merek dagang, surat pengajuan hak cipta, dll.
hasil-hasil dokumentasi perusahaan seperti foto perayaan ulang tahun perusahaan
Ganep’s dan foto dokumentasi para pegawai oleh perusahaan Ganep’s, contoh
brosur iklan kuno pada generasi ketiga, artikel sejaman yang berhubungan dengan
perusahaan Ganep’s dan dokumen yang sejaman antara tahun 1941-2000.
b. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan sumber pustaka seperti buku dan media lain.
Dengan studi pustaka ini diharapkan mampu menambah pemahaman teori dan
konsep yang diperlukan dengan penelitian dan penulisan skripsi. Studi pustaka
dilakukan di Perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya UNS,
Perpustakaan Monumen Pers Surakarta, dan Perpustakaan Rekso Pustoko
Mangkunegaran.
c. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
mendapatkan keterangan-keterangan dari seseorang dengan bercakap-cakap dan
12
bertatap muka dengan orang tersebut. Wawancara yang dilakukan dalam
penelitian ini langsung dengan orang yang terlibat dalam Perusahaan Ganep’s.
Seperti ibu Cecilia Maria Purnadi atau biasa disebut Oeke Oh Lioe Nio sebagai
pemilik perusahaan Ganep’s, beberapa pegawai seperti Yogi Huda Setyawan
sebagai bagian personalia, beberapa pegawai pabrik lama yang masih hidup antara
lain Tarmi, Nur Wijayanti dan Safari.
2. Kritik Sumber
Merupakan metode sejarah untuk mencapai obyektifitas. Kritik sumber
terbagi menjadi dua, yaitu: kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern bertujuan
untuk mencari autentisitas atau keaslian sumber. Kritik intern dilakukan untuk
mencari kredibilitas suatu sumber dengan cara menyelidiki objek dokkumen
sejarah untuk membuktikan keaslian fakta sejarah.
3. Interpretasi
Adalah proses penguraian sumber setelah terseleksi sumber-sumber
tersebut disatukan dalam satu kelompok atau penggabungan sumber atau fakta-
fakta sehingga tercapailah interpretasi yang menyeluruh. Dalam penyusunan studi
ini, interpretasi adalah penafsiran atas fakta yang harus dilandasi oleh sikap
obyektif. Penyusunan peristiwa sejarah harus menghasilkan sejarah yang benar
atau mendekati kebenaran. Jadi interpretasi bertujuan untuk mendapatkan makna
dan hubungan antara fakta yang satu dengan yang lainnya.
4. Historiografi
Merupakan penulisan sejarah dengan merangkai fakta-fakta menjadi kisah
sejarah yang berurutan berdasarkan data yang sudah dianalisa. Penulisan yang
13
disajikan diharapakan mampu memberikan gambaran mengenai proses penelitian
serta menyumbangkan wacana baru.
G. Sistematika Penulisan
Agar lebih terperinci, Skripsi ini akan ditulis bab demi bab sehingga
menjadi sebuah skripsi yang tersusun dengan rapi. Penyusunan ini dilandasi agar
tulisan yang disajikan menunjukkan suatu hubungan tiap babnya.
Bab I. Pendahuluan berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II. Kondisi Surakarta membahas mengenai kondisi dan lingkungan
Surakarta. Memuat kondisi wilayah Kota Surakarta dengan sub bab meliputi letak
dan ekologi, keadaan tanah, iklim dan Hidrografi, kondisi Sosial Masyarakat,
kondisi Ekonomi, Kondisi Politik, Kondisi Budaya.
Bab III. Gambaran Umum Perusahaan Ganep’s membahas secara khusus
mengenai Perusahaan Ganep’s. Pada ini dibagi menjadi sub bab, yaitu sub bab
pertama mengenai latar belakang berdirinya Perusahaan Ganep’s, sub bab kedua
mengenai Sejarah Pemberian Nama Perusahaan Ganep’s yang dibagi menjadi dua
sub judul yaitu Peran Pakubuwono X dan Makna Ganep. Sub bab ketiga
mengenai Struktur Organisasi Manajemen Perusahaan Ganep’s.
Bab IV. Dinamika Perusahaan Ganep’s Tahun 1941-2000 setiap sub bab
membahas antara lain: Etos kerja Perusahaan Ganep’s, Periode Generasi Ketiga
1941-1967, Periode Generasi Keempat 1967-1990, Periode Generasi Kelima
1991-2000 dan Dampak Sosial Ekonomi Perusahaan Ganep’s Surakarta yang
14
dibagi menjadi dua subjudul antara lain: Terhadap karyawan dan Terhadap
Masyarakat.
Bab V terdiri dari kesimpulan yang menjawab dari perumusan masalah
dan juga terdapat analisa sejarah yang membahas penelitian tersebut.