bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/b. bab i.pdf · 2020....

35
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman hingga masa kini mengalami kemajuan yang sangat pesat salah satunya dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang tak asing lagi di telinga dan dikalangan masyarakat karena pendidikan menjadi sarana utama bagi manusia untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan meraih cita-cita-nya. Menurut Arifin dan Aminuddin Rasyid semakin tinggi cita-cita manusia maka semakin tinggi pula peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana mencapai cita-cita. Selanjuntya semakin tinggi cita-cita yang hendak diraih, maka semakin kompleks jiwa manusia itu, karena didorong oleh tuntutan hidup (rising demands) yang meningkat pula. 1 Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 2 Selanjutnya dari hasil penelitian Irja Putra Pratama dan Zulhijra. Pendidikan merupakan keindahan kegiatan pembelajaran dengan (men centered), yang menjadi pendekatan manusianya serta tidak hanya sekedar 1 Rusmaini, Ilmu Pendidikan, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2014), hlm. 1. 2 Syarnubi, “Proses Pembelajaran Di Program Studi Pendidikan Agama Islam FITK UIN Raden Fatah Palembang,” Tadrib: Jurnal Pendidikan Agama Islam 3, no. 1 (2017), hlm. 53.

Upload: others

Post on 02-Mar-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman hingga masa kini mengalami kemajuan yang sangat

pesat salah satunya dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang

tak asing lagi di telinga dan dikalangan masyarakat karena pendidikan menjadi

sarana utama bagi manusia untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan meraih

cita-cita-nya. Menurut Arifin dan Aminuddin Rasyid semakin tinggi cita-cita

manusia maka semakin tinggi pula peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana

mencapai cita-cita. Selanjuntya semakin tinggi cita-cita yang hendak diraih,

maka semakin kompleks jiwa manusia itu, karena didorong oleh tuntutan hidup

(rising demands) yang meningkat pula.1Pendidikan merupakan upaya sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.2

Selanjutnya dari hasil penelitian Irja Putra Pratama dan Zulhijra.

Pendidikan merupakan keindahan kegiatan pembelajaran dengan (men

centered), yang menjadi pendekatan manusianya serta tidak hanya sekedar

1Rusmaini, Ilmu Pendidikan, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2014), hlm. 1.

2Syarnubi, “Proses Pembelajaran Di Program Studi Pendidikan Agama Islam FITK UIN

Raden Fatah Palembang,” Tadrib: Jurnal Pendidikan Agama Islam 3, no. 1 (2017), hlm. 53.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

2

memindahkan otak dari kepala-kepalanya atau mengalihkan mesin ke tangan

dan sebaliknya. pada studi kependidikan istilah “pendidikan islam” dapat

disimpulkan sebagai ciri khas yakni jenis pedidikan yang memiliki latar

belakang agama islam.3 Berdasarkan Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-

Mujadalah Ayat 11

لكم حوا ف المجالس فافسحوا ي فسح الل وإذا قيل انشزوا يا أي ها الذين آمنوا إذا قيل لكم ت فس الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات فانشز با ت عملون خبير وا ي رفع الل والل

Artinya:

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah

kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-

orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa

yang kamu kerjakan.

Berdasarkan penafsiran Jalalain QS Al-Mujadalah Ayat 11 yaitu: hai

orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian, "Berlapang-

lapanglah) berluas-luaslah (dalam majelis)” yakni majlis tempat Rasulullah

SAW berada dan majlis dzikir sehingga orang-orang yang datang kepada

kalian mendapatkan tempat duduk. Menururt suatu qiraat lafal al-majaalis

dibaca al-majlis dalam bentuk mufrad (maka lapangkanlah, niscaya Allah

akan memberi kelapangan untuk kalian) di surga nanti. (Dan apabila

dikatakan , "Berdirilah kalian") untuk melakukan shalat dan hal-hal lainnya

3Irja Putra Pratama dan Zulhijra, “Reformasi Pendidikan Islam Di Indonesia,” Jurnal PAI

Raden Fatah 1, no. 2 (2019), hlm. 121.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

3

yang termasuk amal-amal kebaikan (maka berdirilah) menurut qiraat lainnya

kedua-duanya dibaca “fansyuzuu” dengan memakai harakat dhomah pada

huruf Syinnya (niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antara kalian) karena ketaatannya dalam hal tersebut (dan) Dia meninggikan

pula (orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat) di surga

nanti. (Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan).

Dalam tafsir al-Misbah menurut Quraish Shihab menafsirkan Surat

Al-Mujadilah ayat 11yaitu: Wahai orang-orang yang mempercayai Allah dan

rasul-Nya, apabila kalian diminta untuk melapangkan tempat duduk bagi

orang lain agar ia dapat duduk bersama kalian maka lakukanlah, Allah pasti

akan melapangkan segala sesuatu untuk kalian juga apabila kalian diminta

untuk berdiri dari tempat duduk, maka berdirilah. Allah akan meninggikan

derajat orang-orang Mukmin yang ikhlas dan orang-orang yang berilmu

menjadi beberapa derajat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang kalian

perbuat.4

Menurut Baldi Anggara dan Zuhdiyah maksud dari ayat Al-Qur’an

Surat.Al-Mujadalah :11 bahwa ayat tersebut menunjukkan akhlak

sesama dalam hubungan yang harmonis, saling menghormati terhadap

orang-orang yang wajar untuk mendapatkan penghormatan. Kemudian

ayat ini menguraikan bahwa diantara makhluknya yang hanya beriman

dan beramal saleh sementara ia tidak memiliki ilmu pengetahuan,

maka hal ini jelaslah berbeda dengan orang-orang yang memang

beriman serta memiliki ilmu pengetahuan serta dengan ilmunya itu ia

mengajarkan kepada orang lain yang memang butuh dengan

pengajaran itu, nilai dan derajat yang akan diterima tentu akan lebih

4Tafsir Quraish Shihab, “Tafsir Al-Mujadillah Ayat 11.” diakses dari https://tafsirq.com/58al-

mujadillah/ayat-11, 2019, pada tanggal 06 Juli 2019, pukul.20.30 WIB.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

4

tinggi. Dan yang dimaksud dengan ilmu pengetahuian disini tidak

sekedar ilmu pengetahuan agama, akan tetapi ilmu pengetahuan

apapun yang bernilai manfaat untuk orang lainnya.5

Berdasarkan dari Al-Qur’an dan beberapa pendapat tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa antara orang-orang yang hanya beriman dan

beramal saleh sementara ia tidak memiliki ilmu pengetahuan berbeda, dengan

orang yang beriman dan berilmu serta dapat mengamalkanya maka Allah akan

lebih memuliakan derajat hamba-nya yang beriman dan memiliki ilmu serta

dapat mengamalkan ilmunya, selanjutnya setiap manusia diberi kesempatan

untuk untuk menuntut ilmu dan duduk bersama dalam satu majlis (tempat).

Pendidikan digagas menjadi sebuah konsep penanaman moderasi

Beragama yang baik karena lembaga pendidikan merupakan langkah dan

solusi terbaik dalam menubuhkan rasa saling menghormati6

Namun di dalam suatu lembaga pendidikan dibutuhkan tenaga

pendidik yakni seorang guru yang tidak hanya dituntut untuk mencerdaskan

anak-anak bangsa melainkan dapat memberikan contoh yang baik dalam

proses belajar-mengajar serta menjadikan peserta didik semangat aktif

padaproses pembelajaran dikelas.

5Baldi Anggara dan Zuhdiyah, Tafsir, (Palembang: Noer Fikri, 2016), hlm. 187

6Ahmad Zaenuri dan Irja Putra Pratama, “Basispluralis-Multikultural Di Pesantren (Kajian

Atas Pesantren Kultur Nahdlatul Ulama Di Bumi Serambi Madinah Gorontalo,” Jurnal Conciencia.

XIX, no. 2 (2019), hlm. 77.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

5

Dengan demikian adapun istilah proses pembelajaran pada satuan

pendidikan telah menjadi acuan didalam peraturan pemerintah No. 19 tahun

2005 tentang standar nasional pendidikan pada pasal 19 ayat 1

mengamanatkan bahwa:

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan dilaksanakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi anak

didik agar dapat turut berpastisipasi aktif, sehingga dapat memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi anak

didik.7

Berdasarkan pengertian proses pembelajaran pada lembaga pendidikan

di atas menjelaskan bahwasanya proses pembelajaran atau aktivitas proses

belajar-mengajar tidak hanya menuntut siswa untuk fokus belajar dalam ranah

kognitif tetapi ketika proses belajar seorang tenaga pendidik yaitu seorang

guru hendaknya dapat membuat siswa menjadi semangat baik dalam hal

kemampuan berfikir maupun kenyaman siswa pada saat proses belajar

mengajar berlangsung bagaimana pendidik bisa membuat susanana

pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa menjaadi aktif dalam

belajar serta dapat membantu siswa menemukan bakat serta kemandirian

mereka masing-masing tanpa adanya paksaan agar fisik dan psikologi peserta

didik berkembang dengan baik.

7Direktorat Jenderal Pendidikan Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI

Tentang Pendidikan, (Jakarta: 2006), hlm. 164.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

6

Sebelum proses pembelajaran berlangsung setiap guru hendaknya

memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran dan setiap guru memiliki metode

pembelajaran yang berbeda-beda yang sesuai dengan materi pembelajaran.

Metode pembelajaran ialah tata cara, urutan, yang digunakan guru dalam

menerapkan rencana kegiatan pembelajaran yang telah tersusun dalam wujud

aktifitas nyata dan mudahsehingga tercapainya tujuan pembelajaran.8

Majunya perkembangan zaman yang semakin lama semakin canggih

dan modern, guru dituntut agar dapat mengikuti perkembangan zaman sesuai

dengan kebutuhan siswa namun dengan majunya pendidikan tak dapat

dipungkiri metode pembelajaran konvensional masih digunakan oleh guru

untuk melengkapi metode pembelajaran modern salah satu metode

pembelajaran yang modern yakni metode permainan bingo.

Dari pengertian di atas dapat dapat disimpulkan bahwasanya metode

permainan bingo selain dapat membuat proses belajar menjadi menyenangkan

dan tidak membuat siswa menjadi jenuh ketika belajar peserta didik dituntut

untuk menjadi aktif ketika proses belajar bahkan peserta didik yang

sebelumnya pendiam atau tertutup dengan menerapkan metode pembelajaran

Bingo dapat menjadi aktif dalam terjawabnya pertanyaan yang diberikan guru

dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa disisi lain kreatifitas dan peran

8Zainal Aqib dan Ali Murtadlo, Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif dan Inovatif,

(Bandung: Satu Nusa, 2016), hlm. 10.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

7

guru sangatlah penting pada saat menerapkan metode permainan bingo ketika

proses pembelajaran berlangsung.

Seiring dengan pernyataan Confisius Melvin L.Silberman telah

melengkapi pernyataannya mengenai paham pembelajaran aktif bahwa:(1)apa

yang saya dengar, saya lupa (2) yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat,

(3) yang saya dengar,lihat,dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang

lain, saya mulai pahami, (4) dari yang saya dengar,lihat,bahas, dan terapkan,

saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan (5) yang saya ajarkan kepada

orang lain yang saya kuasai.9

Pembelajaran yang dikemas dengan permainan dan menggunakan

pembelajan aktif maka secara perlahanmembuat siswa menjadi tertarik,

termotivasi utuk belajar mereka akan terus menjadi penasaran untuk belajar

materi yang akan disampaikan guru selanjutnya, dan dengan menerapkan

metode bingo ini pendidik dapat melihat keaktifan peserta didik baik dalam,

bertanya,menjawab,menyimak, dan melatih kebersamaan serta sportifitas

melalui metode permainan bingo.

Berdasarkan hasil peninjauan pertama yang telah peneliti lakukan

dikelas VIII MTs Negeri 1 Palembang didapatkan informasi yaitu dalam

proses pembelajaran peserta didik kurang berpartisipasi untuk belajar seperti

malu-malu untuk bertanya dan tidak berani mengungkapkan ide-ide serta

9Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa,

2016), hlm. 23.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

8

gagasan dalam mengeluarkan pendapat baik terhadap sesama teman pada saat

diskusi dan terhadap guru sehingga tidak memakasimalkan interaksi antara

guru dan siswa selanjutnya terdapat siswa yang tertidur ketika proses

pembelajaran berlangsung, serta siswa kurang fokus dengan penjelasan yang

dikemukakan oleh pendidik dan hal tersebut yang dapat menjadi

permasalahan belum maksimalnya hasil belajar siswa.

Adapun alasan selanjutnya karakteristik siswa kelas VIII mayoritas

cenderung banyak bermain-main pada saat kegiatan proses belajar dikelas

baik bercerita dengan sesama temanya,sibuk bermain game secara diam-diam

dengan ponsel mereka yang disembunyikan tanpa sepengetahuan guru.10

Berikut adalah data hasil belajar siswa kelas VIII E dan kelas VIII F:

Data Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Fiqih

Di Mts N 1 Model Palembang

Kelas Tanggal Ulangan Harian

Belum Memenuhi

KKM

Memenuhi

KKM

VIII

E

Selasa,28-Agustus 2018 23% 77%

Selasa,18-September 2018 28% 72%

Selasa, 23- Oktober 2018 35% 65%

VIII F

Jum’at, 31-Agustus 2018 35% 65%

Jum’at,28-September 2018 32% 68%

Jum’at, 26-Oktober 2018

23% 77%

10

Hasil Observasi dengan Bapak, Ahmad Zikri, Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII MTs

Negeri 1 Model Palembang. Pada Tanggal 06 Februari 2019 Waktu 10.30 WIB.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

9

Dengan demikian, maka sangatlah penting bagi pendidik agar bisa

merncang dan menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efesien dari

peningkatan kualitas pembelajar sehinga dapat meningkatkan hasil belajar

perserta didik mencangkup tiga ranah yaitu ranah pengetahuan, sikap dan

keterampilan.

Agar dapat mengurangi serta mengatasi masalah tersebut dibutuhkan

suatu upaya dengan menerapkanya salah satu metode pembelajaran agar

terwujudnya proses pembelajaran yang baik, metode yang tidak hanya

membuat siswa aktif dengan memakai metode permainan namun mendorong

optimalnya hasil belajar siswa.

Pengamatan dikerjakan di MTs Negri 1 Model Palembang berlokasi di

Jln. Jenderal Sudirman km.4 kelurahan 20 Ilir Kecamatan IT 1 palembang.

penyebab penulis terpilihnya Mts Negeri 1 palembang sebagai lokasi

penelitian adalah karena metode permainan Bingo belum pernah digunakan

ketika proses pembelajaran terkhusus pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam pada materi Fiqih

Berdasarkan uaraian di atas maka penulis akan mengambil penelitian

berjudul“PENGARUH PENERAPAN METODE PERMAINAN BINGO

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN FIQIH DIKELAS VIII MTs NEGERI 1 MODEL

PALEMBANG”

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

10

B. Identifkasi Masalah

1. Ketika proses belajar mengajar dikelas siswa masih terlihat pasif untuk

bertanya kepada guru mata pelajaran fikih.

2. Siswa belum fokus dengan penjelasan mata pelajaran fikih yang

disampaiakan oleh guru.

3. Ketika proses kegiatan pembelajaran, siswa secara diam-diam bermain

game di handpone mereka masing-masing

4. Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran terlihat beberapa siswa

yang tertidur di dalam kelas.

5. Sebagian siswa belum sepenuhnya berpatisipasi dan merespon pertanyaan

dari guru ketika guru menerangkan pembelajaran mata pelajaran fiqih

didalam kelas.

6. Hasil belajar siswa dibeberapa kelas VIII masih tergolong cukup rendah

pada mata pelajaran fiqih.

C. Batasan Masalah

Untuk mencegah pembahasan kasus tidak jauh dari konsep yang

tertulis, maka penelitian ini hanya membatasakan dan mengkaji metode

pembelajaran permainan Bingo, hasil belajar siswa/i dan mata pelajaran Fiqih

sub bahasan puasa ramadhan.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

11

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh yang diterapkan

metode Permainan Bingo dikelas VIII F MTs Negeri 1 Model Palembang?

2. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh yang tidak

diterapkan metode metode Permainan Bingo dikelas VIII E MTs Negeri 1

Model Palembang?

3. Apakah ada pengaruh penerapan metode permainan Bingo dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqh dikelas VIII

MTs Negeri 1 Model Palembang?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun uraian singkat tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah:

a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih yang

tidak diterapkan metode permainan Bingo dikelas VIII E MTs Negeri

1 Model Palembang

b. Untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran fiqih yang diterapkan

metode permainan Bingo dikelas VIII F MTs Negeri 1 Model

Palembang

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

12

c. Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh penerapan metode

permainan Bingo dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Fiqih dikelas VIII MTs Negeri 1 Model Palembang

2. Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan pada penelitian ini adalah:

a. Akademik

Diharapkan penelitian dapat menambah pembelajaran kepustakaan

fakultas ilmu tarbiyah dan juga tulisan ini dapat dijadikan salah satu

pembanding untuk peneliti selanjutnya.

b. Sekolah

diharapkan agar dapat digunakan selayaknya bahan pertimbangan

kajian pembelajaran di sekolahandalam meningkatkan hasil belajar

siswa.

c. Pendidik/guru

Terjadinya motivasi bagi guru bahwa pada mata pelajaran “Fiqh”

dapat menggunakan metode permainan bingo dalam meningkatkan

hasil belajar siswa.

d. Mahasiswa atau Peneliti

Secara langsung menambah pengalaman dalam mengembangkan

belajar-mengajar yang inovatip, kreatip, efektip dan menyenangkan

serta sebagai suatu upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

13

e. Bagi Siswa

Mendapatkan pengalaman pembelajaran yang tidak terlupakan

serta bermanfaat untuk lebih giat dalam belajar.

Berdasarkan tujuan dan kegunaan penelitian di atas penelitian

tersebut bisa memberikan kontribusi yang baik dan dapat menjadi

referensi berkaitan pengaruh penerapan metode permainan bingo

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

F. Kajian Kepustakaan

Kajian pustaka adalah hasil penelitian penulis yang didalamnya berupa

hasil penelitian dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, tesis, desertasi

dan skripsi diantaranya:

Pertama, Zaenudin dalam jurnalnya dengan judul Meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran fiqh melalui penerapan strategi Bingo.11

Tujuan penelitian zaenudin untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

melalui penerapan strategi Bingo pada mata pelajaran Fiqih berdasarkan

tindakan yang mempengaruhi keberhasilan perlakuan ditentukan melalui tiga

siklus, yakni hasil belajar murid mencapai keberhasilan 85% semua murid

telah mencapai keberhasilan sendiri nilai 60. Mayoritas siswa 75% secara

aktif terlibat dalam pembelajaran. Hasilnya menunjukkan presatasi belajar

11

Zaenudin, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh Melalui Penerapan

Strategi Bingo,” Jurnal: Penelitian Agama Islam (Asosiasi Pendidik Islam Indonesia) 10, no. 2 (2015),

hlm. 301.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

14

siswa mata pelajaran Fiqih melalui penerapan strategi Bingo semakin

meningkat serta strategi metode bingo dapat meningkatkan aktifitas siswa

maka strategi bingo bisa menjadi solusi untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Persamaan pada penelitian sebelumnya yaitu Variabel X sama-sama

meneliti penerapan permainan bingo pada mata pelajaran Fiqih dan pada

variabel Y yakni hasil belajar.

Kedua, Alim S, Candra & Achmadi Hasyim Budidhardjo, dalam

jurnalnya yang berjudul penerapan permainan bingo dalam model

pemebelajaran Coopratif dengan tipe NHT (Numbered Head Together) Pada

mata pelejaran alat ukur di SMK Antartika 1 Sidoarjo.12

Alim dan Achmadi memakai jenis penelitian deskriptif dan pendekatan

kuantitatif dan rancangan penelitian menggunakan rancangan paradigma

sederhana menyatakan penerapan permainan bingo dalam model

pemebelajaran Kooperatif tipe NHT keseluruhan hasil tersebut ialah positif

dengan rata-rata 86,49% dan termasuk golongan respon sangat baik.

Persamaan dari penelitian sebelumnya terdapat pada variabel X yaitu

tentang penerapan permainan bingo dan pada variabel Y yakni hasil belajar.

12

Candra Alim Setiawan, “Penerapan permainan bingo dalam model pemebelajaran kooperatif

tipe NHT (Numbered Head Together) Pada mata pelajaran alat ukur di SMK Antartika Sidoarjo,”

Jurnal: Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya 3, no. 1 (2014), hlm. 18.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

15

Ketiga, Restu Pertiwi dalam skripsinya yang berjudul penerapan

pembelajaran aktif metode permainan bingo untuk meningkatkan aktivitas

belajar matematika siswa kelas III SDN Tunas Mekar.13

Menggunakan

penelitian metode tindakan kelas, hasil penelitiannya menunjukkan yakni:(1)

aktifitas belajar matematika peserta didik saat mengikuti belajar-mengajar

dengan menerapkan metode permainan bingo menunjukkan peningkatan pada

siklus pertama dengan persentasi rata-rata aktivitas belajar mtk siswa 66%dan

bertambah pada siklus ke II menjadi 85,20%. (2) Dengan digunakanya metode

permainan bingo pada mata pelajaran matetematicdapat menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan, sehingga menarik keingintahuan siswa karena

dengan permainan siswa dapat,memiliki keinginan untuk berkompetisi sehat

dengan sesamanya.

Kesamaan penelitian sebelumnya pada Variabel X yaitu sama-sama

membahas penerapan metode permainan bingo. Adapun perbeadaanya terletak

pada sampel penelitianya yaitu pada penelitianya sebelumnya mengambil

sampel siswa kelas III SDN Tunas Mekar, sedangkan penelitian yang

sekarang menggunakan sampel dikelas VIII MTs Negeri 1 Model Palembang,

selanjutnya pada mata pelajaran yang digunakan penelitian sebelumnya yaitu

mata pelajaran matematik sedangkan penelitian ini menerapkan materi

pelajaran Fiqih yang terakhir pada jenis penelitian penelitian sebelumnya

13

Restu Pertiwi, “Penerapan Pembelajaran Aktif Metode Permainan Bingo Untuk

Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN Tunas Mekar” (UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2015), hlm. 15.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

16

menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dua siklum dan memiliki empat

langkah yaitu: (1) Perencanaan (2) Pelaksanaan (3) Observasi (4)

pengrefleksian.

Keempat, Ratih Lestari Badwi, Muzakkir, dan A. Jusriana dalam

jurnalnya berjudul penerapan model learning cycle mengkombinasikan

strategi pick up cards game dan lecture bingo terhadap peningkatan aktivitas

dan hasil belajar fisika.14

Pengkajian ini merupakan penelitian pre-exsperimen design pembahasan

serta hasil analisis data bahwa aktifitas belajar fisika peserta didik sebelum

penerapan model LC (Learning Cycle) melalui kombinasi strategi pick up

cards game dan lecture bingo termasuk kriteria tidak aktif dan hasil belajar

fisika peserta didik setelah penerapan model Learning Cycle melalui

kombinasi strategi pick up cards game dan lecture bingo termasuk kriteria

aktif dan hasil belajar fisika peserta didik berada dikategori tinggi, sehingga

penerapan model learning cycle melalui kombinasi strategi pick up cards

game dan lecture bingo efektif terhadap peningkatan aktivitas dan hasil

belajar fisika peserta didik.

Persamaan pada penelitian Sebelumnya terletak pada variabel X dan Y

sama-sama menerapkan metode bingo, dan hasil belajar siswa namun terdapat

14

Ratih Lestari Badwi, Muzakkir, dan A. Jusriana, “Penerapan Model Learning Cycle Melalui

Kombinasi Strategi Pick Up Cards Game Dan Lecture Bingo Terhadap Peningkatan Aktivitas Dan

Hasil Belajar Fisika,” Jurnal: Pendidikan Fisika UIN Alaudin 5, no. 1 (2017), hlm. 13.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

17

perperbedaan yaitu pada penelitian sebelumnya penerapannya memakai

model learning cycle serta melalui kombinasi strategi pick up card game.

G. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan penjelasan atau penjabaran secara singkat

berkaitan dengan teori yang digunakan dalam penelitian untuk menjawab

pertanyaan penelitian.15

Kerangka teori yang digunakan dan dijadikan

landasan penelitian ini adalah konsep-konsep mengenai metode permainan

bingo, Mata Pelajaran Fiqh di MTs (sub bab ketentuan puasa) dan tentang

hasil belajar siswa.

1. Metode pembelajaran permainan bingo

“Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “Metodhos” yang memiliki

makna suatu tekhnis yang dipakai dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan”.16

Sedangkan metode pembelajaran menurut Basyiruddin Usman yakni

“Suatu disiplin ilmu yang membicarakan cara atau teknik menyajikan

bahan pelajaran terhadap peserta didik agar tercapainya suatu tujuan yang

telah ditetapkan secara efektif dan efesien”.17

15

Ahmad Wardani, Buku Pedoman Penelitian Skripsi dan Karya Ilmiah, (Palembang: IAIN

Raden Fatah Press, 2005), hlm. 9. 16

Aqib dan Murtadlo, Op. Cit., hlm. 9. 17

Basyiruddin Usman, Metode Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002),

hlm. 4.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

18

Dari penjelasan menurut pakar di atas dapat disimpulkan metode

merupakana suatu cara atau jalan untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan, dalam kegiatan pembelajaran metode sangat diperlukan agar

pendidik dan penggunanya bervariasi dan menyesuaikanya dengan tujuan

yang ingin dicapai setelah berakhirnya pembelajaran. Tujuanya agar ketika

proses belajar-mengajar siswa tidak tertekan untuk belajar dan siswa

menjadi bersemangat dan tidak jenuh dengan metode-metode yang

bervariasi dari pendidik.

Permainan bingo ialah tindakan kelas oleh pendidik yang berupaya

mencari solusi yang timbul dikelas. Kemampuan peserta didik agar dapat

memecahkan masalah melalui jalan permainan bingo menunjukkan bahwa

baik peserta didik dengan kemampuan tinggi, sedang maupun rendah dapat

mengingkatkan hasil belajarnya, selain itu, pembelajaran dengan

menggunakan permainan Bingo juga dapat mengingkatkan antusias dan

keaktifan peserta didik.

Permainan “Bingo”dengan cara konvensional merupakan model

peserta didik menyelasaikan permainan dengan cara harus menempelkan

gambar yang cocok sesuai kata yang diucapkan pendidik. Selanjutnya

permainan bingo dapat disajikan dalam bentuk power point. Animasinya

pun menarik, seperti menggunakan gambar/emoticon sebagai alat peraga.18

18

Aqib dan Murtadlo, Op. Cit., hlm. 249.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

19

Agar tidak membosankan dan peserta didik akan lebih siaga maka,

permainan dengan menggunkan bingo ini dapat dirancang dalam suatu

permainan berikut ini:

a) Buatlah materi pelajaran menjadi sampai dengan sembilan poin.

b) Buatlah kunci kartu shalawat/bingo yang berisi poin-poin kunci

dalam matrik/kotak 3x3. Letakkan sebuah poin yang berbeda pada

masing-masing kotak jika materi pelajaran kurang dari sembilan

poin, biarkan beberapa kotak kosong.

c) Buatlah beberapa kartu shalawat/bingo lagi dengan poin-poin

kunci yang sama, tetapi letak poin kunci, berada pada kotak yang

berbeda-beda.

d) Bagikan kartu shalwat/bingo pada peserta didik bagikan juga

sembilan kertas bundar berwarna yang dapat dilekatkan pada kartu

shalawat/bingo. Mintalah peserta didik mengikuti poin demi poin

pelajaran yang dijelaskan dan mereka menempelkan kertas bundar

pada kotak yang berisi poin yang sedang dijelaskan.

e) Mintalah peserta didik yang dapat melengkapi tiga kotak vertikal

atau horizontal atau diagonal dengan tempelan kertas bundar

berwarna, ia mengucapkan shalawat atau bingo.

f) Selesaikan pelajaran biarkan peserta didik memperoleh shalawat

atau bingo sebanyak yang mereka dapat.19

Berdasarkan dari uraian diatas metode pembelajaran permainan bingo

merupakan metode yang bukan sekedar permainan melainkan ketika

langkah-langkah permainan tersebut diupayakan guru agar lebih berkreasi

dan berinovatif dalam menggunakan metode tersebut selain itu, ketika

permainan bingo berlangsung guru dapat melihat kekompakan, siswa

ketika menjawab berdiskusi, dan menambah tingkat kesabaran serta

sportifitas peserta didik.

19

Ibid., hlm. 251-252.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

20

2. Hasil Belajar

Menurut, Nana Sudjana dalam buku Nokman Riyanto, “Hasil belajar

adalah perubahan sikap sebagai hasil belajar dalam pengertian lebih luas

mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.” Kemudian

menurut Damiyanti dan Mudjiono “Hasil belajar ialah hasil dari suatu

hubungankegiatan belajar dan kegiatan mengajar diakhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar. Dari segi siswa, hasil belajar ialah selesainya

pengajaran dari puncak proses belajar”.20

Hasil belajar terlihat dari adanya perubahan tingkah laku dari diri

peserta didik yang bisa diamati dan diukur dalam bentuk perubahan

pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan

terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding

dengan sebelumnya, contohnya dari tidak mengetahui menjadi mengetahui,

sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya.

Menurut Bloom, dalam buku Fajri Ismail, indikator hasil belajar hasil

belajar meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik,

Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan)

comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh),

aplication, (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan,

hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merancang, membentuk

hubungan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah

receving (sikap menerima), responding (memberikan respon),

valuing (menilai), organization (organisasi), characterization (

karakterisasi). Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine,

20

Nokman Riyanto, Tujuh Karya Satu Buku, (Jawa Tengah: Pelita Gemilang Sejahtera, 2018),

hlm. 103.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

21

dan rountinized. Psikomotor juga mnencangkup keterampilan

produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.21

Setelah meninjau dari beberapa definisi menurut para

pakarpendidikan perlu kita ketahui hasil belajar adalah perubahan sikap

secara keseluruhan bukan hanya satu aspek yakni kognitif saja melainkan

keseluruhan dari aspek koginif, afektif serta psikomotorik siswa, dan hasil

belajar yang dikategorikan oleh para ahli pendidik tidak melihat dari sudut

pandang terpisah namun secara menyeluruh.

Ismail Sukardi dalam bukunya berpendapat bahwa faktor-faktor yang

memberi pengaruh belajar dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

a. Faktor dalam diri anak didik yaitu keadaan jasmani dan

rohani.(fisiologis dan psikologis) b. Faktor luar dirianak didik), yaitu keadaan tempat tinggal dan

lingkungan disekitar. (minat, motivasi, bakat, sikap dan

kecerdasan) c. Faktor pendekatan belajar(approach to learning) yang dimaksud

faktor pendekatan adalah jenis usaha belajar anak didikyang

meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk

melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan faktor-faktor yang

memengaruhi hasil belajar pertama, berasal instristik anak didik meliputi

faktor fisiologis dan psikologis kedua, dari luar anak didik meliputi faktor

sosial dan nonsosial, karena tercapainya hasil belajar yang maksimal

dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut. terutama pada cara orang tua

mengasuh, keprluan dan kebutuhan belajar yang diberikan kepada anak

21

Fajri Ismail, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Palembang: Karya Sukses Mandiri, 2016),

34–36.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

22

perhatian dorongan semangat serta kasih sayang yang dapat membuat

anak menjadi termotivasi untuk rajin belajar sehinga hasil mendapatkan

hasil belajar yang optimal serta faktor pendekatan belajar.

3. Mata Pelajaran Fiqih

Misyuraidah dalam bukunya berjudul “Fiqh” menjelaskan dari

bahasa, Fiqhyaitu “Faqqha” bermakna memahami dan mengerti menurut

istilah ilmu fiqih ialah ilmu yang membahas mengenai ketentuan hukum

perbuatan amaliah. (Syar’i) yang penentuanya diusahakan dengan

pemahaman mendalam berdasarkan berasal dari dalil Al-Qur’an dan Al-

Hadits.Hukum syar’i yang dimaksud adalah segala perbuatan yang

mendapatkan hukumnya sendiri dan menjadi acuan dari syari’at yang

dimiliki oleh nabi Muhammad SAW.22

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan ilmu fikih ialah ilmu

yang membahas atau mengkaji perihal hukum ibadah sehari-hari. Serta

mengatur tata cara manusia berhubungan dengan Allah SWT dan tata cara

interaksi manusia dengan manusia yang hukumnya berasal dari Al-Qur’an,

hadits, qias dan ijma para alim ulama.

22

Misyuraidah, Fiqih, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2015), hlm. 1.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

23

H. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ialah apapun yang bebentuk sehingga ditentukan

oleh peneliti untuk dibahas serta ditemukan informasi mengenai hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya.23

Variabel penelitian dapat dibedakan

menjadi dua yaitu: (1)variabel independen adalah variabael yang memberikan

pengaruh.(2) variabel dependen adalah variabel yang mendapatkan

pengaruh.24

Variabel penelitian ini yaitu Penerapan Metode Permainan Bingo

dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dikelas VIII MTs Negeri1 Model

Palembang.

Bagan 1.1

Skema Variabel

Variabel Independen Variabel Dependen

23

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 60. 24

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Pendekan Kuantitatif, Kualtatif, dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 61.

Metode

Pembelajaran

Bingo

Hasil

Belajar Siswa

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

24

I. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pengertian yang berlandaskan sifat-sifat

hal yang didefinisikan serta dapat dilihat (observasi).25

adapun definisi

operasional pada penelitian ini yaitu:

1. Metode Permainan Bingo ialah suatu cara pembelajarandengan

menggunakan permainan Bingo sebagai media pada proses

pembelajarannya. Metode permainan bingo merupakan jenis pembelajaran

dengan permainan yang dilaksanakan pada saat siswa merasa bosan dan

siswa akan lebih berhati-hati atau memerhatikan jika kita dapat

membuatnya kedalam permainan ini dapat dilakukan pendidik saat

mengulang materi pembelajaran. Pembelajaran “Lecture Bingo” ini

merupakan bentuk penerapan dari Model Pembelajaran Aktif, Inovatif,

Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM).26

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan metode permainan

bingo merupan cara pembelajaran yang gunakan ketika siswa telah merasa

bosan belajar di dalam kelas, selanjutnya metode permainan bingo dapat

digunakan untuk mengulang materi pelajaran kepada siswa dengan cara

guru mendektekan persoalan kepada siswanya sesuai dengan materi

pelajaran. Adapun tujuanya selain guru dapat mengukur bagaimana

25

Sumardi Suryabrata, Metodologi penelitian, (Jakarta: Grafindo Persada, 2015), hlm. 29. 26

Aqib dan Murtadlo, Op. Cit., hlm. 248.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

25

tingkat hasil belajar siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran

tersebut dan siswa merasa tertarik untuk terus belajar.

2. Kegiatan belajar adalahsektor yang tidak dapat terpisahkan dari semua

kegiatan dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal tujuan

belajar tentunya ingin mendapatkan hasil belajar yang maksimal dengan

mendaptkan ilmu pengetahuan dari apa yang pernah dipelajari. hasil

belajar anak didik sebagai tujuan umum yang ditetapkan dalam bentuk

yang lebih khusus dan termasuk komponen dari harapan tersendiri mata

pelajaran atau mata kuliah. Hasil belajar merupakan bentuk perbuatan,

nilai, definisi, perilaku, penghargaan dan kecekatan. Berdasarkan teori

Gagne, hasil belajar berupa:

a. Informasi verbal yaitu ungkapan pengetahuan dalam bentuk bahasa,

baik lisan, maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik

terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan

manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.

b. Keterampilan intelektuan yaitu kemampuan mempresentasikan konsep

dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan

mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan

mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual

merupakan kemampuan melakukan aktifitas kognitif bersifat khas

c. Strategi pengetahuan yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme

gerak jasmani.

e. Tingkah laku atau Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak

objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa

kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.27

27

Ismail, Op. Cit., hlm. 35.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

26

Berdasarkan uraian tersebut hasil belajar merupakan suatu pencapaian

individu setelah mengikuti proses kegiatan belajar berdasarkan sudut pandang

Gagne, hasil belajar terdiri dari lima komponen penting yakni: (1)

Informasi/kemampuan berbahasa (2) Keterampilankecerdasan (3) kemampuan

memecahkan masalah(4) kemampuan psikomotor (5) perilaku.

J. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan hasil jawaban praduga terhadap

masalah penelitian, yang kebenaraanya masih harus dilakukan pengujian

secara empiris.28

Hipotesis merupakan hasil ringkasan dari kesimpulan-

kesimpulan teori yang diperoleh dari mengkaji kepustakaan, hipotesis dapat

juga dikatakan berupa jawaban terhadap maslah penelitian yang dikaji secara

teoritis dianggap paling mendekati dan paling tinggi kebenaranya.

hipotesis untuk penelitian ini ialah:

1. Hipotesis Alternatif(Ha) Terdapat Pengaruh Penerapan Metode

Permainan Bingo Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Fiqih Dikelas VIII MTs Negeri 1 Model Palembang.

2. Hipotesis Nol (Ho) Tidak Terdapat Pengaruh Penerapan Metode

Permainan Bingo Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Fiqih Dikelas VIII MTs Negeri 1 Model Palembang.

28

Suryabrata, Op. Cit., hlm. 21.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

27

K. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen. Dalam buku Fajri ismail menyatakan penelitian eksperimen

merupakan masih dalam kategori dari penelitian kuantitatif bertujuan atau

berupaya mencari komparasi atau pengaruh dari dua atau lebih variabel

independen telah diketahui pada penelitian ini terdapat dua kelompok

besar penelitian yaitu satu kelompok yang diberi perlakuan atau treatmen,

dan kelompok lain yang tidak diberikan perlakuan yang disebut sebagai

kelas kontrol. Prosedur dan tahapan penelitian ini dimulai dari pencarian

literatur teori terhadap penelitian variabel dan diakhiri dengan interpretasi

dan kesimpulan penelitian.29

2. Design Experimen

Jenis ekperimen yang digunakan Two Group Post-Test -Only Design.

Tahapan-tahapanya ialah membagi kelompok, memberikan penjelasan

mengenai metode Permainan Bingo pada kelas eksperimen, melakukan

treatment, dan memberikan post test.30

29

Fajri Ismail, Statistika Untuk penelitian dan Ilmu-ilmu Sosial, (Palembang: Karya Sukses

Mandiri, 2006), hlm. 54. 30

Sugiyono, metode penelitian pendidikan, (pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualittaif dan

R dan D (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 11.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

28

Bagan 1.2

Design Experimen

E X O1

K O2

Keterangan:

E = Kelas eksperimen

K = Kelas kontrol

X = Perlakuan yang diberikan

O1 = Hasil post tes kelas eksperimen

O2 = Hasil post tes pada kelas kontrol

3. Jenis Dan Sumber Data

a. Jenis Data

Data menutut jenisnya ada 2 yaitu data kuantititatif dan

kualitatif jenis data dalam penelitian ini menggunakan jenis data

penelitian kuantitatif dan kualitatif. “Data kuantitatif merupakan data

yang berwujud bilangan atau angka”31

Data kuantittaif pada penelitian

ini adalah data jumlah tenaga pendidik maupun non pendidik, peserta

didik, fasilitas sarana dan prasarana, di MTs N 1 Palembang dan data

hasil analisa test hasil belajar siswa.

31

Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: PT Tarsito Bandung, 2005), hlm. 4.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

29

b. Sumber data

Sumber data yang dipakai pada penelitian ini berjumlah dua yaitu data

primer dan data sekunder

1) Data Primer yaitu fakta perolehan dari informan yang dijadikan

sasaran penelitian yaitu Siswa di kelas VIII E dan VIII F itu sendiri

selaku sampel penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa.

2) Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang dihasilkan dari sumberlainya yaitu

berupa data dokumentasi serta litelatur-litelatur atau buku-buku

yang berakaitan dengan penelitian.

4. Populasi dan sampel penelitian

a. Populasi penelitian

“Populasi ialah gabungan dari semua elemen sejenis namun dapat

dibedakan satu sama lain karena karakteristiknya. yang menyebabkan

perbedaan tersebut karena adanya nilai karakteristik yang berlainan”.32

Menurut Suharsimi Arikunto Populasi merupakan semua objek

yang diteliti baik berupa kumpulan generalisasi yang terdiri dari objek

atau subjek yang memiliki karakter dan kualitas tertentu yang dipilih

peneliti agar dapat pelajari serta dapat diambil kesimpulannya.

32

J. Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi (Jakarta: Erlangga, 2008), hlm. 22.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

30

Jika dari jumlahnya populasi dikategorikan menjadi dua macam,

yaitu:(1)Populasi terhingga, merupakan populasi mempunyai batas.

(2)Populasi tak terhingga, merupakan populasi jumlah skor yang sulit untuk

mencari batasnya.33

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dikelas VIII MTsNegeri

1 Model Palembang sebagai berikut:

Tabel 1.2

Jumlah Populasi MTs Negeri 1 Palembang

No

Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah Siswa Perempuan Pria

1 kelas VIII A 26 16 42

2 Kelas VIII B 22 22 44

3 Kelas VIII C 22 22 44

4 Kelas VIII D 23 20 43

5 Kelas VIII E 24 20 44

6 Kelas VIII F 22 19 41

7 Kelas VIII G 22 20 42

8 Kelas VIII H 19 22 41

Jumlah Keseluruhan 341

Sumber: TU Mts Negeri 1 Model Palembang

2. Sampel

Suharsimi Arikunto,berpendapat. “Sampel adalah contoh sebagian

atau wakil dari populasi yang akan diteliti serta sampel merupakan bagian

33

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2010), hlm. 173.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

31

dari populasi juga”.34

Menurut Sugiyono “Sampel merupakan bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.35

Menurut Suharsisi Arikunto, ketetapan penarikan sampel jika minim

dari seratussebaiknya samplesemuanya diambilmaka penelitian

tersebutadalah penelitian populasi, akan tetapi jika jumlah subjeknya

lebih banyaksebaiknya dipilihantara 10-15% atau 20-55% atau lebih.36

Jenis pemilihan sample pada penelitian ini adalah tehnik Cluster

Random Samplingadalah “cara menentukan sebuah sampel dari himpunan

unit yang kecil selanjutnya dipilih secara acak sebagai wakil dari

pengambilan sampel dalam populasi penelitian”.37

Tabel 1.3

Sampel Penelitian

No

Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah

Siswa Keterangan

Perempuan Laki-laki

1 Kelas

VIII E

22

22 44

Diterapkanya

Metode Bingo

2 Kelas

VIII F 21 22 43

Tidak

Diterapkan

Metode Bingo

Sumber: Tata Usaha MtsNegeri 1 Model Palembang

34

Ibid., hlm. 174. 35

Sugiyono, Metode Peneltian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta,

2010), hlm. 91. 36

Widhisudrata, “Metode Penelitian Skripsi,” diakses 11 Juli 2019,

http://widisudharta.weebly.com/metode-penelitian-skripsi. 37

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012),

hlm. 219-220.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

32

5. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1) Tes

Tes merupakan usaha percobaan yang dilakukan agar dapat

diketahui ada atau tidaknya hasil pelajaran tertentu pada anak didik

atau kelompok anak didik. Selanjutnya menurut suharsimi arikunto

dalam buku Ibadullah Malawi dan Endang Sri Maruti, tes adalah

deretan pertanyaan atau latihan soal yang dipakai dalam upaya

mengukur keterampilan, kecerdasan, kemampuan bakat yang dimiliki

individu atau kelompok.38

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar

pada pelaksanaan metode permainan Bingo. hal yang dilakukan

peneliti yaitu berupa post-test dilakukan mencermati pemahaman

siswa terhadap mata pelajaran fiqih sub bab puasa Ramadhan yang

sudah diajarkan.

2) Dokumentasi

Dokumentasi termasuk teknik dalam alat pengumpulan data yang

dilaksanakan saat pengambilan data di kelas selama proses penelitian.

Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto, literatur, buku

mata pelajaran fiqih,selama pelaksanaan penelitian.

38

Ibadullah Malawi dan Endang Sri Maruti, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: AE Media

Grafika, 2015), hlm. 15.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

33

6. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya menganalisis data, untuk

menganalisis data penulis memakai tehnik analis data dengan Rumus uji

“t” dipakai untuk menguji kebenaran hipotesis kosong yang menyatakan

antara dua contoh mean sampel. Rumus:39

to =𝑀1− 𝑀2

𝑆𝐸 𝑀1− 𝑀2

Keterangan :

to : Hasil akhir perbandingan

𝑀1 : Mean hasil post-test kelas eksperimen

𝑀2 : Mean hasil post-test kelas kontrol

𝑆𝐸𝑀1− 𝑀2 : Standar Error kelainanantara mean hasil post test kelas

eksperimen dan kelas kontrol

Langkah-langkah adalah sebagai berikut:

1) Mencari rata-rata hasil post-test kelas eksperimen menggunakan

rumus: Mx atau M1 = ∑ 𝑌

𝑁

2) Mencari rata-rata hasil post-test kelas kontrol menggunakan

rumus: MY atau M2 =∑ 𝑌

𝑁

3) Mencari Standar Daviasi kelas eksperimen menggunakan rumus:

𝑆𝐷𝑋𝑆𝐷1= √∑ 𝑋2

𝑁

39

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Grafindo Persada, 2010), hlm. 346.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

34

4) Mencari Standar Daviasi kelas kontrol menggunakan rumus:

𝑆𝐷𝑌atau 𝑆𝐷2= √∑ 𝑦2

𝑁

5) Mencari Standard Error Mean hasil post-test kelas eksperimen

digunakan, Rumus:

𝑆𝐸𝑀1 =

𝑆𝐷1

√𝑁1−1

6) Mencari standar Error mean hasil post-test kelas kontrol

menggunakan rumus:

𝑆𝐸𝑀2 =

𝑆𝐷2

√𝑁2−1

7) Mencari standard error perbedaan antara mean hasil post test

kelas ekperimen dan mean hasil post test kelas kontrol dengan

menggunakan rumus:

𝑆𝐸𝑀1−𝑀2= √𝑆𝐸𝑀

12− 𝑆𝐸𝑀22

8) Mencari to dengan rumus :

𝑡𝑜 = 𝑀1−𝑀2

𝑆𝐸𝑀1−𝑀2

kemudian baik data tunggal atau data kelompok, setelah diperoleh

harga to lalu berikan pernyataan terhadap todengan peraturan:

9) Dicari df/db rumu= df atau db = n-1.

10) Berdasarkan df atau db di cari harga kritik “t” dalam tabel Nilai

“t”, pada taraf signifikansi 5 %dan taraf signifikansi 1%, dengan:

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/B. BAB I.pdf · 2020. 2. 25. · spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

35

a) Apabila to sama dengan atau lebih besar daripada tt maka,

hipotesis nihil ditolak; berarti diantara kedua variabel yang

kita selidiki, terdapat perbedaan Mean yang signifikan.

b) Apabila to lebih kecil dari pada tt maka hipotesis nihil diterima

atau disetujui; berarti diantara kedua variabel yang kita

selidiki tidak terdapat perbedaan Mean yang signifikan

11) Menarik kesimpulan.40

40

Ibid., hlm. 347.