bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.radenfatah.ac.id/6471/1/b. bab i.pdf · 2020....
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman hingga masa kini mengalami kemajuan yang sangat
pesat salah satunya dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang
tak asing lagi di telinga dan dikalangan masyarakat karena pendidikan menjadi
sarana utama bagi manusia untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan meraih
cita-cita-nya. Menurut Arifin dan Aminuddin Rasyid semakin tinggi cita-cita
manusia maka semakin tinggi pula peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana
mencapai cita-cita. Selanjuntya semakin tinggi cita-cita yang hendak diraih,
maka semakin kompleks jiwa manusia itu, karena didorong oleh tuntutan hidup
(rising demands) yang meningkat pula.1Pendidikan merupakan upaya sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.2
Selanjutnya dari hasil penelitian Irja Putra Pratama dan Zulhijra.
Pendidikan merupakan keindahan kegiatan pembelajaran dengan (men
centered), yang menjadi pendekatan manusianya serta tidak hanya sekedar
1Rusmaini, Ilmu Pendidikan, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2014), hlm. 1.
2Syarnubi, “Proses Pembelajaran Di Program Studi Pendidikan Agama Islam FITK UIN
Raden Fatah Palembang,” Tadrib: Jurnal Pendidikan Agama Islam 3, no. 1 (2017), hlm. 53.
2
memindahkan otak dari kepala-kepalanya atau mengalihkan mesin ke tangan
dan sebaliknya. pada studi kependidikan istilah “pendidikan islam” dapat
disimpulkan sebagai ciri khas yakni jenis pedidikan yang memiliki latar
belakang agama islam.3 Berdasarkan Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-
Mujadalah Ayat 11
لكم حوا ف المجالس فافسحوا ي فسح الل وإذا قيل انشزوا يا أي ها الذين آمنوا إذا قيل لكم ت فس الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات فانشز با ت عملون خبير وا ي رفع الل والل
Artinya:
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
Berdasarkan penafsiran Jalalain QS Al-Mujadalah Ayat 11 yaitu: hai
orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian, "Berlapang-
lapanglah) berluas-luaslah (dalam majelis)” yakni majlis tempat Rasulullah
SAW berada dan majlis dzikir sehingga orang-orang yang datang kepada
kalian mendapatkan tempat duduk. Menururt suatu qiraat lafal al-majaalis
dibaca al-majlis dalam bentuk mufrad (maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untuk kalian) di surga nanti. (Dan apabila
dikatakan , "Berdirilah kalian") untuk melakukan shalat dan hal-hal lainnya
3Irja Putra Pratama dan Zulhijra, “Reformasi Pendidikan Islam Di Indonesia,” Jurnal PAI
Raden Fatah 1, no. 2 (2019), hlm. 121.
3
yang termasuk amal-amal kebaikan (maka berdirilah) menurut qiraat lainnya
kedua-duanya dibaca “fansyuzuu” dengan memakai harakat dhomah pada
huruf Syinnya (niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antara kalian) karena ketaatannya dalam hal tersebut (dan) Dia meninggikan
pula (orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat) di surga
nanti. (Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan).
Dalam tafsir al-Misbah menurut Quraish Shihab menafsirkan Surat
Al-Mujadilah ayat 11yaitu: Wahai orang-orang yang mempercayai Allah dan
rasul-Nya, apabila kalian diminta untuk melapangkan tempat duduk bagi
orang lain agar ia dapat duduk bersama kalian maka lakukanlah, Allah pasti
akan melapangkan segala sesuatu untuk kalian juga apabila kalian diminta
untuk berdiri dari tempat duduk, maka berdirilah. Allah akan meninggikan
derajat orang-orang Mukmin yang ikhlas dan orang-orang yang berilmu
menjadi beberapa derajat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang kalian
perbuat.4
Menurut Baldi Anggara dan Zuhdiyah maksud dari ayat Al-Qur’an
Surat.Al-Mujadalah :11 bahwa ayat tersebut menunjukkan akhlak
sesama dalam hubungan yang harmonis, saling menghormati terhadap
orang-orang yang wajar untuk mendapatkan penghormatan. Kemudian
ayat ini menguraikan bahwa diantara makhluknya yang hanya beriman
dan beramal saleh sementara ia tidak memiliki ilmu pengetahuan,
maka hal ini jelaslah berbeda dengan orang-orang yang memang
beriman serta memiliki ilmu pengetahuan serta dengan ilmunya itu ia
mengajarkan kepada orang lain yang memang butuh dengan
pengajaran itu, nilai dan derajat yang akan diterima tentu akan lebih
4Tafsir Quraish Shihab, “Tafsir Al-Mujadillah Ayat 11.” diakses dari https://tafsirq.com/58al-
mujadillah/ayat-11, 2019, pada tanggal 06 Juli 2019, pukul.20.30 WIB.
4
tinggi. Dan yang dimaksud dengan ilmu pengetahuian disini tidak
sekedar ilmu pengetahuan agama, akan tetapi ilmu pengetahuan
apapun yang bernilai manfaat untuk orang lainnya.5
Berdasarkan dari Al-Qur’an dan beberapa pendapat tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa antara orang-orang yang hanya beriman dan
beramal saleh sementara ia tidak memiliki ilmu pengetahuan berbeda, dengan
orang yang beriman dan berilmu serta dapat mengamalkanya maka Allah akan
lebih memuliakan derajat hamba-nya yang beriman dan memiliki ilmu serta
dapat mengamalkan ilmunya, selanjutnya setiap manusia diberi kesempatan
untuk untuk menuntut ilmu dan duduk bersama dalam satu majlis (tempat).
Pendidikan digagas menjadi sebuah konsep penanaman moderasi
Beragama yang baik karena lembaga pendidikan merupakan langkah dan
solusi terbaik dalam menubuhkan rasa saling menghormati6
Namun di dalam suatu lembaga pendidikan dibutuhkan tenaga
pendidik yakni seorang guru yang tidak hanya dituntut untuk mencerdaskan
anak-anak bangsa melainkan dapat memberikan contoh yang baik dalam
proses belajar-mengajar serta menjadikan peserta didik semangat aktif
padaproses pembelajaran dikelas.
5Baldi Anggara dan Zuhdiyah, Tafsir, (Palembang: Noer Fikri, 2016), hlm. 187
6Ahmad Zaenuri dan Irja Putra Pratama, “Basispluralis-Multikultural Di Pesantren (Kajian
Atas Pesantren Kultur Nahdlatul Ulama Di Bumi Serambi Madinah Gorontalo,” Jurnal Conciencia.
XIX, no. 2 (2019), hlm. 77.
5
Dengan demikian adapun istilah proses pembelajaran pada satuan
pendidikan telah menjadi acuan didalam peraturan pemerintah No. 19 tahun
2005 tentang standar nasional pendidikan pada pasal 19 ayat 1
mengamanatkan bahwa:
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan dilaksanakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi anak
didik agar dapat turut berpastisipasi aktif, sehingga dapat memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi anak
didik.7
Berdasarkan pengertian proses pembelajaran pada lembaga pendidikan
di atas menjelaskan bahwasanya proses pembelajaran atau aktivitas proses
belajar-mengajar tidak hanya menuntut siswa untuk fokus belajar dalam ranah
kognitif tetapi ketika proses belajar seorang tenaga pendidik yaitu seorang
guru hendaknya dapat membuat siswa menjadi semangat baik dalam hal
kemampuan berfikir maupun kenyaman siswa pada saat proses belajar
mengajar berlangsung bagaimana pendidik bisa membuat susanana
pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa menjaadi aktif dalam
belajar serta dapat membantu siswa menemukan bakat serta kemandirian
mereka masing-masing tanpa adanya paksaan agar fisik dan psikologi peserta
didik berkembang dengan baik.
7Direktorat Jenderal Pendidikan Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI
Tentang Pendidikan, (Jakarta: 2006), hlm. 164.
6
Sebelum proses pembelajaran berlangsung setiap guru hendaknya
memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran dan setiap guru memiliki metode
pembelajaran yang berbeda-beda yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Metode pembelajaran ialah tata cara, urutan, yang digunakan guru dalam
menerapkan rencana kegiatan pembelajaran yang telah tersusun dalam wujud
aktifitas nyata dan mudahsehingga tercapainya tujuan pembelajaran.8
Majunya perkembangan zaman yang semakin lama semakin canggih
dan modern, guru dituntut agar dapat mengikuti perkembangan zaman sesuai
dengan kebutuhan siswa namun dengan majunya pendidikan tak dapat
dipungkiri metode pembelajaran konvensional masih digunakan oleh guru
untuk melengkapi metode pembelajaran modern salah satu metode
pembelajaran yang modern yakni metode permainan bingo.
Dari pengertian di atas dapat dapat disimpulkan bahwasanya metode
permainan bingo selain dapat membuat proses belajar menjadi menyenangkan
dan tidak membuat siswa menjadi jenuh ketika belajar peserta didik dituntut
untuk menjadi aktif ketika proses belajar bahkan peserta didik yang
sebelumnya pendiam atau tertutup dengan menerapkan metode pembelajaran
Bingo dapat menjadi aktif dalam terjawabnya pertanyaan yang diberikan guru
dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa disisi lain kreatifitas dan peran
8Zainal Aqib dan Ali Murtadlo, Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif dan Inovatif,
(Bandung: Satu Nusa, 2016), hlm. 10.
7
guru sangatlah penting pada saat menerapkan metode permainan bingo ketika
proses pembelajaran berlangsung.
Seiring dengan pernyataan Confisius Melvin L.Silberman telah
melengkapi pernyataannya mengenai paham pembelajaran aktif bahwa:(1)apa
yang saya dengar, saya lupa (2) yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat,
(3) yang saya dengar,lihat,dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang
lain, saya mulai pahami, (4) dari yang saya dengar,lihat,bahas, dan terapkan,
saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan (5) yang saya ajarkan kepada
orang lain yang saya kuasai.9
Pembelajaran yang dikemas dengan permainan dan menggunakan
pembelajan aktif maka secara perlahanmembuat siswa menjadi tertarik,
termotivasi utuk belajar mereka akan terus menjadi penasaran untuk belajar
materi yang akan disampaikan guru selanjutnya, dan dengan menerapkan
metode bingo ini pendidik dapat melihat keaktifan peserta didik baik dalam,
bertanya,menjawab,menyimak, dan melatih kebersamaan serta sportifitas
melalui metode permainan bingo.
Berdasarkan hasil peninjauan pertama yang telah peneliti lakukan
dikelas VIII MTs Negeri 1 Palembang didapatkan informasi yaitu dalam
proses pembelajaran peserta didik kurang berpartisipasi untuk belajar seperti
malu-malu untuk bertanya dan tidak berani mengungkapkan ide-ide serta
9Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa,
2016), hlm. 23.
8
gagasan dalam mengeluarkan pendapat baik terhadap sesama teman pada saat
diskusi dan terhadap guru sehingga tidak memakasimalkan interaksi antara
guru dan siswa selanjutnya terdapat siswa yang tertidur ketika proses
pembelajaran berlangsung, serta siswa kurang fokus dengan penjelasan yang
dikemukakan oleh pendidik dan hal tersebut yang dapat menjadi
permasalahan belum maksimalnya hasil belajar siswa.
Adapun alasan selanjutnya karakteristik siswa kelas VIII mayoritas
cenderung banyak bermain-main pada saat kegiatan proses belajar dikelas
baik bercerita dengan sesama temanya,sibuk bermain game secara diam-diam
dengan ponsel mereka yang disembunyikan tanpa sepengetahuan guru.10
Berikut adalah data hasil belajar siswa kelas VIII E dan kelas VIII F:
Data Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Fiqih
Di Mts N 1 Model Palembang
Kelas Tanggal Ulangan Harian
Belum Memenuhi
KKM
Memenuhi
KKM
VIII
E
Selasa,28-Agustus 2018 23% 77%
Selasa,18-September 2018 28% 72%
Selasa, 23- Oktober 2018 35% 65%
VIII F
Jum’at, 31-Agustus 2018 35% 65%
Jum’at,28-September 2018 32% 68%
Jum’at, 26-Oktober 2018
23% 77%
10
Hasil Observasi dengan Bapak, Ahmad Zikri, Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII MTs
Negeri 1 Model Palembang. Pada Tanggal 06 Februari 2019 Waktu 10.30 WIB.
9
Dengan demikian, maka sangatlah penting bagi pendidik agar bisa
merncang dan menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efesien dari
peningkatan kualitas pembelajar sehinga dapat meningkatkan hasil belajar
perserta didik mencangkup tiga ranah yaitu ranah pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
Agar dapat mengurangi serta mengatasi masalah tersebut dibutuhkan
suatu upaya dengan menerapkanya salah satu metode pembelajaran agar
terwujudnya proses pembelajaran yang baik, metode yang tidak hanya
membuat siswa aktif dengan memakai metode permainan namun mendorong
optimalnya hasil belajar siswa.
Pengamatan dikerjakan di MTs Negri 1 Model Palembang berlokasi di
Jln. Jenderal Sudirman km.4 kelurahan 20 Ilir Kecamatan IT 1 palembang.
penyebab penulis terpilihnya Mts Negeri 1 palembang sebagai lokasi
penelitian adalah karena metode permainan Bingo belum pernah digunakan
ketika proses pembelajaran terkhusus pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam pada materi Fiqih
Berdasarkan uaraian di atas maka penulis akan mengambil penelitian
berjudul“PENGARUH PENERAPAN METODE PERMAINAN BINGO
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN FIQIH DIKELAS VIII MTs NEGERI 1 MODEL
PALEMBANG”
10
B. Identifkasi Masalah
1. Ketika proses belajar mengajar dikelas siswa masih terlihat pasif untuk
bertanya kepada guru mata pelajaran fikih.
2. Siswa belum fokus dengan penjelasan mata pelajaran fikih yang
disampaiakan oleh guru.
3. Ketika proses kegiatan pembelajaran, siswa secara diam-diam bermain
game di handpone mereka masing-masing
4. Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran terlihat beberapa siswa
yang tertidur di dalam kelas.
5. Sebagian siswa belum sepenuhnya berpatisipasi dan merespon pertanyaan
dari guru ketika guru menerangkan pembelajaran mata pelajaran fiqih
didalam kelas.
6. Hasil belajar siswa dibeberapa kelas VIII masih tergolong cukup rendah
pada mata pelajaran fiqih.
C. Batasan Masalah
Untuk mencegah pembahasan kasus tidak jauh dari konsep yang
tertulis, maka penelitian ini hanya membatasakan dan mengkaji metode
pembelajaran permainan Bingo, hasil belajar siswa/i dan mata pelajaran Fiqih
sub bahasan puasa ramadhan.
11
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh yang diterapkan
metode Permainan Bingo dikelas VIII F MTs Negeri 1 Model Palembang?
2. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh yang tidak
diterapkan metode metode Permainan Bingo dikelas VIII E MTs Negeri 1
Model Palembang?
3. Apakah ada pengaruh penerapan metode permainan Bingo dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqh dikelas VIII
MTs Negeri 1 Model Palembang?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun uraian singkat tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah:
a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih yang
tidak diterapkan metode permainan Bingo dikelas VIII E MTs Negeri
1 Model Palembang
b. Untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran fiqih yang diterapkan
metode permainan Bingo dikelas VIII F MTs Negeri 1 Model
Palembang
12
c. Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh penerapan metode
permainan Bingo dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Fiqih dikelas VIII MTs Negeri 1 Model Palembang
2. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan pada penelitian ini adalah:
a. Akademik
Diharapkan penelitian dapat menambah pembelajaran kepustakaan
fakultas ilmu tarbiyah dan juga tulisan ini dapat dijadikan salah satu
pembanding untuk peneliti selanjutnya.
b. Sekolah
diharapkan agar dapat digunakan selayaknya bahan pertimbangan
kajian pembelajaran di sekolahandalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
c. Pendidik/guru
Terjadinya motivasi bagi guru bahwa pada mata pelajaran “Fiqh”
dapat menggunakan metode permainan bingo dalam meningkatkan
hasil belajar siswa.
d. Mahasiswa atau Peneliti
Secara langsung menambah pengalaman dalam mengembangkan
belajar-mengajar yang inovatip, kreatip, efektip dan menyenangkan
serta sebagai suatu upaya meningkatkan mutu pendidikan.
13
e. Bagi Siswa
Mendapatkan pengalaman pembelajaran yang tidak terlupakan
serta bermanfaat untuk lebih giat dalam belajar.
Berdasarkan tujuan dan kegunaan penelitian di atas penelitian
tersebut bisa memberikan kontribusi yang baik dan dapat menjadi
referensi berkaitan pengaruh penerapan metode permainan bingo
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
F. Kajian Kepustakaan
Kajian pustaka adalah hasil penelitian penulis yang didalamnya berupa
hasil penelitian dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, tesis, desertasi
dan skripsi diantaranya:
Pertama, Zaenudin dalam jurnalnya dengan judul Meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran fiqh melalui penerapan strategi Bingo.11
Tujuan penelitian zaenudin untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
melalui penerapan strategi Bingo pada mata pelajaran Fiqih berdasarkan
tindakan yang mempengaruhi keberhasilan perlakuan ditentukan melalui tiga
siklus, yakni hasil belajar murid mencapai keberhasilan 85% semua murid
telah mencapai keberhasilan sendiri nilai 60. Mayoritas siswa 75% secara
aktif terlibat dalam pembelajaran. Hasilnya menunjukkan presatasi belajar
11
Zaenudin, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh Melalui Penerapan
Strategi Bingo,” Jurnal: Penelitian Agama Islam (Asosiasi Pendidik Islam Indonesia) 10, no. 2 (2015),
hlm. 301.
14
siswa mata pelajaran Fiqih melalui penerapan strategi Bingo semakin
meningkat serta strategi metode bingo dapat meningkatkan aktifitas siswa
maka strategi bingo bisa menjadi solusi untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Persamaan pada penelitian sebelumnya yaitu Variabel X sama-sama
meneliti penerapan permainan bingo pada mata pelajaran Fiqih dan pada
variabel Y yakni hasil belajar.
Kedua, Alim S, Candra & Achmadi Hasyim Budidhardjo, dalam
jurnalnya yang berjudul penerapan permainan bingo dalam model
pemebelajaran Coopratif dengan tipe NHT (Numbered Head Together) Pada
mata pelejaran alat ukur di SMK Antartika 1 Sidoarjo.12
Alim dan Achmadi memakai jenis penelitian deskriptif dan pendekatan
kuantitatif dan rancangan penelitian menggunakan rancangan paradigma
sederhana menyatakan penerapan permainan bingo dalam model
pemebelajaran Kooperatif tipe NHT keseluruhan hasil tersebut ialah positif
dengan rata-rata 86,49% dan termasuk golongan respon sangat baik.
Persamaan dari penelitian sebelumnya terdapat pada variabel X yaitu
tentang penerapan permainan bingo dan pada variabel Y yakni hasil belajar.
12
Candra Alim Setiawan, “Penerapan permainan bingo dalam model pemebelajaran kooperatif
tipe NHT (Numbered Head Together) Pada mata pelajaran alat ukur di SMK Antartika Sidoarjo,”
Jurnal: Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya 3, no. 1 (2014), hlm. 18.
15
Ketiga, Restu Pertiwi dalam skripsinya yang berjudul penerapan
pembelajaran aktif metode permainan bingo untuk meningkatkan aktivitas
belajar matematika siswa kelas III SDN Tunas Mekar.13
Menggunakan
penelitian metode tindakan kelas, hasil penelitiannya menunjukkan yakni:(1)
aktifitas belajar matematika peserta didik saat mengikuti belajar-mengajar
dengan menerapkan metode permainan bingo menunjukkan peningkatan pada
siklus pertama dengan persentasi rata-rata aktivitas belajar mtk siswa 66%dan
bertambah pada siklus ke II menjadi 85,20%. (2) Dengan digunakanya metode
permainan bingo pada mata pelajaran matetematicdapat menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan, sehingga menarik keingintahuan siswa karena
dengan permainan siswa dapat,memiliki keinginan untuk berkompetisi sehat
dengan sesamanya.
Kesamaan penelitian sebelumnya pada Variabel X yaitu sama-sama
membahas penerapan metode permainan bingo. Adapun perbeadaanya terletak
pada sampel penelitianya yaitu pada penelitianya sebelumnya mengambil
sampel siswa kelas III SDN Tunas Mekar, sedangkan penelitian yang
sekarang menggunakan sampel dikelas VIII MTs Negeri 1 Model Palembang,
selanjutnya pada mata pelajaran yang digunakan penelitian sebelumnya yaitu
mata pelajaran matematik sedangkan penelitian ini menerapkan materi
pelajaran Fiqih yang terakhir pada jenis penelitian penelitian sebelumnya
13
Restu Pertiwi, “Penerapan Pembelajaran Aktif Metode Permainan Bingo Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN Tunas Mekar” (UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015), hlm. 15.
16
menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dua siklum dan memiliki empat
langkah yaitu: (1) Perencanaan (2) Pelaksanaan (3) Observasi (4)
pengrefleksian.
Keempat, Ratih Lestari Badwi, Muzakkir, dan A. Jusriana dalam
jurnalnya berjudul penerapan model learning cycle mengkombinasikan
strategi pick up cards game dan lecture bingo terhadap peningkatan aktivitas
dan hasil belajar fisika.14
Pengkajian ini merupakan penelitian pre-exsperimen design pembahasan
serta hasil analisis data bahwa aktifitas belajar fisika peserta didik sebelum
penerapan model LC (Learning Cycle) melalui kombinasi strategi pick up
cards game dan lecture bingo termasuk kriteria tidak aktif dan hasil belajar
fisika peserta didik setelah penerapan model Learning Cycle melalui
kombinasi strategi pick up cards game dan lecture bingo termasuk kriteria
aktif dan hasil belajar fisika peserta didik berada dikategori tinggi, sehingga
penerapan model learning cycle melalui kombinasi strategi pick up cards
game dan lecture bingo efektif terhadap peningkatan aktivitas dan hasil
belajar fisika peserta didik.
Persamaan pada penelitian Sebelumnya terletak pada variabel X dan Y
sama-sama menerapkan metode bingo, dan hasil belajar siswa namun terdapat
14
Ratih Lestari Badwi, Muzakkir, dan A. Jusriana, “Penerapan Model Learning Cycle Melalui
Kombinasi Strategi Pick Up Cards Game Dan Lecture Bingo Terhadap Peningkatan Aktivitas Dan
Hasil Belajar Fisika,” Jurnal: Pendidikan Fisika UIN Alaudin 5, no. 1 (2017), hlm. 13.
17
perperbedaan yaitu pada penelitian sebelumnya penerapannya memakai
model learning cycle serta melalui kombinasi strategi pick up card game.
G. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan penjelasan atau penjabaran secara singkat
berkaitan dengan teori yang digunakan dalam penelitian untuk menjawab
pertanyaan penelitian.15
Kerangka teori yang digunakan dan dijadikan
landasan penelitian ini adalah konsep-konsep mengenai metode permainan
bingo, Mata Pelajaran Fiqh di MTs (sub bab ketentuan puasa) dan tentang
hasil belajar siswa.
1. Metode pembelajaran permainan bingo
“Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “Metodhos” yang memiliki
makna suatu tekhnis yang dipakai dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan”.16
Sedangkan metode pembelajaran menurut Basyiruddin Usman yakni
“Suatu disiplin ilmu yang membicarakan cara atau teknik menyajikan
bahan pelajaran terhadap peserta didik agar tercapainya suatu tujuan yang
telah ditetapkan secara efektif dan efesien”.17
15
Ahmad Wardani, Buku Pedoman Penelitian Skripsi dan Karya Ilmiah, (Palembang: IAIN
Raden Fatah Press, 2005), hlm. 9. 16
Aqib dan Murtadlo, Op. Cit., hlm. 9. 17
Basyiruddin Usman, Metode Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002),
hlm. 4.
18
Dari penjelasan menurut pakar di atas dapat disimpulkan metode
merupakana suatu cara atau jalan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan, dalam kegiatan pembelajaran metode sangat diperlukan agar
pendidik dan penggunanya bervariasi dan menyesuaikanya dengan tujuan
yang ingin dicapai setelah berakhirnya pembelajaran. Tujuanya agar ketika
proses belajar-mengajar siswa tidak tertekan untuk belajar dan siswa
menjadi bersemangat dan tidak jenuh dengan metode-metode yang
bervariasi dari pendidik.
Permainan bingo ialah tindakan kelas oleh pendidik yang berupaya
mencari solusi yang timbul dikelas. Kemampuan peserta didik agar dapat
memecahkan masalah melalui jalan permainan bingo menunjukkan bahwa
baik peserta didik dengan kemampuan tinggi, sedang maupun rendah dapat
mengingkatkan hasil belajarnya, selain itu, pembelajaran dengan
menggunakan permainan Bingo juga dapat mengingkatkan antusias dan
keaktifan peserta didik.
Permainan “Bingo”dengan cara konvensional merupakan model
peserta didik menyelasaikan permainan dengan cara harus menempelkan
gambar yang cocok sesuai kata yang diucapkan pendidik. Selanjutnya
permainan bingo dapat disajikan dalam bentuk power point. Animasinya
pun menarik, seperti menggunakan gambar/emoticon sebagai alat peraga.18
18
Aqib dan Murtadlo, Op. Cit., hlm. 249.
19
Agar tidak membosankan dan peserta didik akan lebih siaga maka,
permainan dengan menggunkan bingo ini dapat dirancang dalam suatu
permainan berikut ini:
a) Buatlah materi pelajaran menjadi sampai dengan sembilan poin.
b) Buatlah kunci kartu shalawat/bingo yang berisi poin-poin kunci
dalam matrik/kotak 3x3. Letakkan sebuah poin yang berbeda pada
masing-masing kotak jika materi pelajaran kurang dari sembilan
poin, biarkan beberapa kotak kosong.
c) Buatlah beberapa kartu shalawat/bingo lagi dengan poin-poin
kunci yang sama, tetapi letak poin kunci, berada pada kotak yang
berbeda-beda.
d) Bagikan kartu shalwat/bingo pada peserta didik bagikan juga
sembilan kertas bundar berwarna yang dapat dilekatkan pada kartu
shalawat/bingo. Mintalah peserta didik mengikuti poin demi poin
pelajaran yang dijelaskan dan mereka menempelkan kertas bundar
pada kotak yang berisi poin yang sedang dijelaskan.
e) Mintalah peserta didik yang dapat melengkapi tiga kotak vertikal
atau horizontal atau diagonal dengan tempelan kertas bundar
berwarna, ia mengucapkan shalawat atau bingo.
f) Selesaikan pelajaran biarkan peserta didik memperoleh shalawat
atau bingo sebanyak yang mereka dapat.19
Berdasarkan dari uraian diatas metode pembelajaran permainan bingo
merupakan metode yang bukan sekedar permainan melainkan ketika
langkah-langkah permainan tersebut diupayakan guru agar lebih berkreasi
dan berinovatif dalam menggunakan metode tersebut selain itu, ketika
permainan bingo berlangsung guru dapat melihat kekompakan, siswa
ketika menjawab berdiskusi, dan menambah tingkat kesabaran serta
sportifitas peserta didik.
19
Ibid., hlm. 251-252.
20
2. Hasil Belajar
Menurut, Nana Sudjana dalam buku Nokman Riyanto, “Hasil belajar
adalah perubahan sikap sebagai hasil belajar dalam pengertian lebih luas
mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.” Kemudian
menurut Damiyanti dan Mudjiono “Hasil belajar ialah hasil dari suatu
hubungankegiatan belajar dan kegiatan mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari segi siswa, hasil belajar ialah selesainya
pengajaran dari puncak proses belajar”.20
Hasil belajar terlihat dari adanya perubahan tingkah laku dari diri
peserta didik yang bisa diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan
terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding
dengan sebelumnya, contohnya dari tidak mengetahui menjadi mengetahui,
sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya.
Menurut Bloom, dalam buku Fajri Ismail, indikator hasil belajar hasil
belajar meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik,
Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan)
comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh),
aplication, (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan,
hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merancang, membentuk
hubungan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah
receving (sikap menerima), responding (memberikan respon),
valuing (menilai), organization (organisasi), characterization (
karakterisasi). Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine,
20
Nokman Riyanto, Tujuh Karya Satu Buku, (Jawa Tengah: Pelita Gemilang Sejahtera, 2018),
hlm. 103.
21
dan rountinized. Psikomotor juga mnencangkup keterampilan
produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.21
Setelah meninjau dari beberapa definisi menurut para
pakarpendidikan perlu kita ketahui hasil belajar adalah perubahan sikap
secara keseluruhan bukan hanya satu aspek yakni kognitif saja melainkan
keseluruhan dari aspek koginif, afektif serta psikomotorik siswa, dan hasil
belajar yang dikategorikan oleh para ahli pendidik tidak melihat dari sudut
pandang terpisah namun secara menyeluruh.
Ismail Sukardi dalam bukunya berpendapat bahwa faktor-faktor yang
memberi pengaruh belajar dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
a. Faktor dalam diri anak didik yaitu keadaan jasmani dan
rohani.(fisiologis dan psikologis) b. Faktor luar dirianak didik), yaitu keadaan tempat tinggal dan
lingkungan disekitar. (minat, motivasi, bakat, sikap dan
kecerdasan) c. Faktor pendekatan belajar(approach to learning) yang dimaksud
faktor pendekatan adalah jenis usaha belajar anak didikyang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan faktor-faktor yang
memengaruhi hasil belajar pertama, berasal instristik anak didik meliputi
faktor fisiologis dan psikologis kedua, dari luar anak didik meliputi faktor
sosial dan nonsosial, karena tercapainya hasil belajar yang maksimal
dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut. terutama pada cara orang tua
mengasuh, keprluan dan kebutuhan belajar yang diberikan kepada anak
21
Fajri Ismail, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Palembang: Karya Sukses Mandiri, 2016),
34–36.
22
perhatian dorongan semangat serta kasih sayang yang dapat membuat
anak menjadi termotivasi untuk rajin belajar sehinga hasil mendapatkan
hasil belajar yang optimal serta faktor pendekatan belajar.
3. Mata Pelajaran Fiqih
Misyuraidah dalam bukunya berjudul “Fiqh” menjelaskan dari
bahasa, Fiqhyaitu “Faqqha” bermakna memahami dan mengerti menurut
istilah ilmu fiqih ialah ilmu yang membahas mengenai ketentuan hukum
perbuatan amaliah. (Syar’i) yang penentuanya diusahakan dengan
pemahaman mendalam berdasarkan berasal dari dalil Al-Qur’an dan Al-
Hadits.Hukum syar’i yang dimaksud adalah segala perbuatan yang
mendapatkan hukumnya sendiri dan menjadi acuan dari syari’at yang
dimiliki oleh nabi Muhammad SAW.22
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan ilmu fikih ialah ilmu
yang membahas atau mengkaji perihal hukum ibadah sehari-hari. Serta
mengatur tata cara manusia berhubungan dengan Allah SWT dan tata cara
interaksi manusia dengan manusia yang hukumnya berasal dari Al-Qur’an,
hadits, qias dan ijma para alim ulama.
22
Misyuraidah, Fiqih, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2015), hlm. 1.
23
H. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ialah apapun yang bebentuk sehingga ditentukan
oleh peneliti untuk dibahas serta ditemukan informasi mengenai hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.23
Variabel penelitian dapat dibedakan
menjadi dua yaitu: (1)variabel independen adalah variabael yang memberikan
pengaruh.(2) variabel dependen adalah variabel yang mendapatkan
pengaruh.24
Variabel penelitian ini yaitu Penerapan Metode Permainan Bingo
dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dikelas VIII MTs Negeri1 Model
Palembang.
Bagan 1.1
Skema Variabel
Variabel Independen Variabel Dependen
23
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 60. 24
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Pendekan Kuantitatif, Kualtatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 61.
Metode
Pembelajaran
Bingo
Hasil
Belajar Siswa
24
I. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pengertian yang berlandaskan sifat-sifat
hal yang didefinisikan serta dapat dilihat (observasi).25
adapun definisi
operasional pada penelitian ini yaitu:
1. Metode Permainan Bingo ialah suatu cara pembelajarandengan
menggunakan permainan Bingo sebagai media pada proses
pembelajarannya. Metode permainan bingo merupakan jenis pembelajaran
dengan permainan yang dilaksanakan pada saat siswa merasa bosan dan
siswa akan lebih berhati-hati atau memerhatikan jika kita dapat
membuatnya kedalam permainan ini dapat dilakukan pendidik saat
mengulang materi pembelajaran. Pembelajaran “Lecture Bingo” ini
merupakan bentuk penerapan dari Model Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM).26
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan metode permainan
bingo merupan cara pembelajaran yang gunakan ketika siswa telah merasa
bosan belajar di dalam kelas, selanjutnya metode permainan bingo dapat
digunakan untuk mengulang materi pelajaran kepada siswa dengan cara
guru mendektekan persoalan kepada siswanya sesuai dengan materi
pelajaran. Adapun tujuanya selain guru dapat mengukur bagaimana
25
Sumardi Suryabrata, Metodologi penelitian, (Jakarta: Grafindo Persada, 2015), hlm. 29. 26
Aqib dan Murtadlo, Op. Cit., hlm. 248.
25
tingkat hasil belajar siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran
tersebut dan siswa merasa tertarik untuk terus belajar.
2. Kegiatan belajar adalahsektor yang tidak dapat terpisahkan dari semua
kegiatan dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal tujuan
belajar tentunya ingin mendapatkan hasil belajar yang maksimal dengan
mendaptkan ilmu pengetahuan dari apa yang pernah dipelajari. hasil
belajar anak didik sebagai tujuan umum yang ditetapkan dalam bentuk
yang lebih khusus dan termasuk komponen dari harapan tersendiri mata
pelajaran atau mata kuliah. Hasil belajar merupakan bentuk perbuatan,
nilai, definisi, perilaku, penghargaan dan kecekatan. Berdasarkan teori
Gagne, hasil belajar berupa:
a. Informasi verbal yaitu ungkapan pengetahuan dalam bentuk bahasa,
baik lisan, maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik
terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan
manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.
b. Keterampilan intelektuan yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan
mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktifitas kognitif bersifat khas
c. Strategi pengetahuan yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
e. Tingkah laku atau Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak
objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.27
27
Ismail, Op. Cit., hlm. 35.
26
Berdasarkan uraian tersebut hasil belajar merupakan suatu pencapaian
individu setelah mengikuti proses kegiatan belajar berdasarkan sudut pandang
Gagne, hasil belajar terdiri dari lima komponen penting yakni: (1)
Informasi/kemampuan berbahasa (2) Keterampilankecerdasan (3) kemampuan
memecahkan masalah(4) kemampuan psikomotor (5) perilaku.
J. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan hasil jawaban praduga terhadap
masalah penelitian, yang kebenaraanya masih harus dilakukan pengujian
secara empiris.28
Hipotesis merupakan hasil ringkasan dari kesimpulan-
kesimpulan teori yang diperoleh dari mengkaji kepustakaan, hipotesis dapat
juga dikatakan berupa jawaban terhadap maslah penelitian yang dikaji secara
teoritis dianggap paling mendekati dan paling tinggi kebenaranya.
hipotesis untuk penelitian ini ialah:
1. Hipotesis Alternatif(Ha) Terdapat Pengaruh Penerapan Metode
Permainan Bingo Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Fiqih Dikelas VIII MTs Negeri 1 Model Palembang.
2. Hipotesis Nol (Ho) Tidak Terdapat Pengaruh Penerapan Metode
Permainan Bingo Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Fiqih Dikelas VIII MTs Negeri 1 Model Palembang.
28
Suryabrata, Op. Cit., hlm. 21.
27
K. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen. Dalam buku Fajri ismail menyatakan penelitian eksperimen
merupakan masih dalam kategori dari penelitian kuantitatif bertujuan atau
berupaya mencari komparasi atau pengaruh dari dua atau lebih variabel
independen telah diketahui pada penelitian ini terdapat dua kelompok
besar penelitian yaitu satu kelompok yang diberi perlakuan atau treatmen,
dan kelompok lain yang tidak diberikan perlakuan yang disebut sebagai
kelas kontrol. Prosedur dan tahapan penelitian ini dimulai dari pencarian
literatur teori terhadap penelitian variabel dan diakhiri dengan interpretasi
dan kesimpulan penelitian.29
2. Design Experimen
Jenis ekperimen yang digunakan Two Group Post-Test -Only Design.
Tahapan-tahapanya ialah membagi kelompok, memberikan penjelasan
mengenai metode Permainan Bingo pada kelas eksperimen, melakukan
treatment, dan memberikan post test.30
29
Fajri Ismail, Statistika Untuk penelitian dan Ilmu-ilmu Sosial, (Palembang: Karya Sukses
Mandiri, 2006), hlm. 54. 30
Sugiyono, metode penelitian pendidikan, (pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualittaif dan
R dan D (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 11.
28
Bagan 1.2
Design Experimen
E X O1
K O2
Keterangan:
E = Kelas eksperimen
K = Kelas kontrol
X = Perlakuan yang diberikan
O1 = Hasil post tes kelas eksperimen
O2 = Hasil post tes pada kelas kontrol
3. Jenis Dan Sumber Data
a. Jenis Data
Data menutut jenisnya ada 2 yaitu data kuantititatif dan
kualitatif jenis data dalam penelitian ini menggunakan jenis data
penelitian kuantitatif dan kualitatif. “Data kuantitatif merupakan data
yang berwujud bilangan atau angka”31
Data kuantittaif pada penelitian
ini adalah data jumlah tenaga pendidik maupun non pendidik, peserta
didik, fasilitas sarana dan prasarana, di MTs N 1 Palembang dan data
hasil analisa test hasil belajar siswa.
31
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: PT Tarsito Bandung, 2005), hlm. 4.
29
b. Sumber data
Sumber data yang dipakai pada penelitian ini berjumlah dua yaitu data
primer dan data sekunder
1) Data Primer yaitu fakta perolehan dari informan yang dijadikan
sasaran penelitian yaitu Siswa di kelas VIII E dan VIII F itu sendiri
selaku sampel penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
2) Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang dihasilkan dari sumberlainya yaitu
berupa data dokumentasi serta litelatur-litelatur atau buku-buku
yang berakaitan dengan penelitian.
4. Populasi dan sampel penelitian
a. Populasi penelitian
“Populasi ialah gabungan dari semua elemen sejenis namun dapat
dibedakan satu sama lain karena karakteristiknya. yang menyebabkan
perbedaan tersebut karena adanya nilai karakteristik yang berlainan”.32
Menurut Suharsimi Arikunto Populasi merupakan semua objek
yang diteliti baik berupa kumpulan generalisasi yang terdiri dari objek
atau subjek yang memiliki karakter dan kualitas tertentu yang dipilih
peneliti agar dapat pelajari serta dapat diambil kesimpulannya.
32
J. Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi (Jakarta: Erlangga, 2008), hlm. 22.
30
Jika dari jumlahnya populasi dikategorikan menjadi dua macam,
yaitu:(1)Populasi terhingga, merupakan populasi mempunyai batas.
(2)Populasi tak terhingga, merupakan populasi jumlah skor yang sulit untuk
mencari batasnya.33
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dikelas VIII MTsNegeri
1 Model Palembang sebagai berikut:
Tabel 1.2
Jumlah Populasi MTs Negeri 1 Palembang
No
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah Siswa Perempuan Pria
1 kelas VIII A 26 16 42
2 Kelas VIII B 22 22 44
3 Kelas VIII C 22 22 44
4 Kelas VIII D 23 20 43
5 Kelas VIII E 24 20 44
6 Kelas VIII F 22 19 41
7 Kelas VIII G 22 20 42
8 Kelas VIII H 19 22 41
Jumlah Keseluruhan 341
Sumber: TU Mts Negeri 1 Model Palembang
2. Sampel
Suharsimi Arikunto,berpendapat. “Sampel adalah contoh sebagian
atau wakil dari populasi yang akan diteliti serta sampel merupakan bagian
33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), hlm. 173.
31
dari populasi juga”.34
Menurut Sugiyono “Sampel merupakan bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.35
Menurut Suharsisi Arikunto, ketetapan penarikan sampel jika minim
dari seratussebaiknya samplesemuanya diambilmaka penelitian
tersebutadalah penelitian populasi, akan tetapi jika jumlah subjeknya
lebih banyaksebaiknya dipilihantara 10-15% atau 20-55% atau lebih.36
Jenis pemilihan sample pada penelitian ini adalah tehnik Cluster
Random Samplingadalah “cara menentukan sebuah sampel dari himpunan
unit yang kecil selanjutnya dipilih secara acak sebagai wakil dari
pengambilan sampel dalam populasi penelitian”.37
Tabel 1.3
Sampel Penelitian
No
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
Siswa Keterangan
Perempuan Laki-laki
1 Kelas
VIII E
22
22 44
Diterapkanya
Metode Bingo
2 Kelas
VIII F 21 22 43
Tidak
Diterapkan
Metode Bingo
Sumber: Tata Usaha MtsNegeri 1 Model Palembang
34
Ibid., hlm. 174. 35
Sugiyono, Metode Peneltian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta,
2010), hlm. 91. 36
Widhisudrata, “Metode Penelitian Skripsi,” diakses 11 Juli 2019,
http://widisudharta.weebly.com/metode-penelitian-skripsi. 37
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012),
hlm. 219-220.
32
5. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:
1) Tes
Tes merupakan usaha percobaan yang dilakukan agar dapat
diketahui ada atau tidaknya hasil pelajaran tertentu pada anak didik
atau kelompok anak didik. Selanjutnya menurut suharsimi arikunto
dalam buku Ibadullah Malawi dan Endang Sri Maruti, tes adalah
deretan pertanyaan atau latihan soal yang dipakai dalam upaya
mengukur keterampilan, kecerdasan, kemampuan bakat yang dimiliki
individu atau kelompok.38
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar
pada pelaksanaan metode permainan Bingo. hal yang dilakukan
peneliti yaitu berupa post-test dilakukan mencermati pemahaman
siswa terhadap mata pelajaran fiqih sub bab puasa Ramadhan yang
sudah diajarkan.
2) Dokumentasi
Dokumentasi termasuk teknik dalam alat pengumpulan data yang
dilaksanakan saat pengambilan data di kelas selama proses penelitian.
Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto, literatur, buku
mata pelajaran fiqih,selama pelaksanaan penelitian.
38
Ibadullah Malawi dan Endang Sri Maruti, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: AE Media
Grafika, 2015), hlm. 15.
33
6. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya menganalisis data, untuk
menganalisis data penulis memakai tehnik analis data dengan Rumus uji
“t” dipakai untuk menguji kebenaran hipotesis kosong yang menyatakan
antara dua contoh mean sampel. Rumus:39
to =𝑀1− 𝑀2
𝑆𝐸 𝑀1− 𝑀2
Keterangan :
to : Hasil akhir perbandingan
𝑀1 : Mean hasil post-test kelas eksperimen
𝑀2 : Mean hasil post-test kelas kontrol
𝑆𝐸𝑀1− 𝑀2 : Standar Error kelainanantara mean hasil post test kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Langkah-langkah adalah sebagai berikut:
1) Mencari rata-rata hasil post-test kelas eksperimen menggunakan
rumus: Mx atau M1 = ∑ 𝑌
𝑁
2) Mencari rata-rata hasil post-test kelas kontrol menggunakan
rumus: MY atau M2 =∑ 𝑌
𝑁
3) Mencari Standar Daviasi kelas eksperimen menggunakan rumus:
𝑆𝐷𝑋𝑆𝐷1= √∑ 𝑋2
𝑁
39
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Grafindo Persada, 2010), hlm. 346.
34
4) Mencari Standar Daviasi kelas kontrol menggunakan rumus:
𝑆𝐷𝑌atau 𝑆𝐷2= √∑ 𝑦2
𝑁
5) Mencari Standard Error Mean hasil post-test kelas eksperimen
digunakan, Rumus:
𝑆𝐸𝑀1 =
𝑆𝐷1
√𝑁1−1
6) Mencari standar Error mean hasil post-test kelas kontrol
menggunakan rumus:
𝑆𝐸𝑀2 =
𝑆𝐷2
√𝑁2−1
7) Mencari standard error perbedaan antara mean hasil post test
kelas ekperimen dan mean hasil post test kelas kontrol dengan
menggunakan rumus:
𝑆𝐸𝑀1−𝑀2= √𝑆𝐸𝑀
12− 𝑆𝐸𝑀22
8) Mencari to dengan rumus :
𝑡𝑜 = 𝑀1−𝑀2
𝑆𝐸𝑀1−𝑀2
kemudian baik data tunggal atau data kelompok, setelah diperoleh
harga to lalu berikan pernyataan terhadap todengan peraturan:
9) Dicari df/db rumu= df atau db = n-1.
10) Berdasarkan df atau db di cari harga kritik “t” dalam tabel Nilai
“t”, pada taraf signifikansi 5 %dan taraf signifikansi 1%, dengan:
35
a) Apabila to sama dengan atau lebih besar daripada tt maka,
hipotesis nihil ditolak; berarti diantara kedua variabel yang
kita selidiki, terdapat perbedaan Mean yang signifikan.
b) Apabila to lebih kecil dari pada tt maka hipotesis nihil diterima
atau disetujui; berarti diantara kedua variabel yang kita
selidiki tidak terdapat perbedaan Mean yang signifikan
11) Menarik kesimpulan.40
40
Ibid., hlm. 347.