bab i pendahuluan a. dasar pemikiraneprints.unisnu.ac.id/234/1/bab i.pdf · bab i pendahuluan a....

30
1 BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir selalu dapat dijumpai dua kelompok masyarakat, yaitu kuat dan lemah. Kelompok kuat selalu mempunyai kecenderungan untuk memperkuat diri dengan memperlemah kelompok lainya. Akibatnya kelompok lemah (dhaif) semakin lemah karena terus dilemahkan secara ekonomi, politik, sosial, budaya, bahkan agama. Muncullah kelas tertindas yang berasal dari orang-orang yang dilemahkan. Fakta sosial ini sebetulnya sudah terjadi sejak zaman dahulu. Ketika menceritakan kisah para Rasul, Al-Qur’an mengisyaratkan dua kelompok masyarakat ini. Kelompok kuat kerap disebut al-mala’ yang berarti pembesar kaum. Mereka yang disebut langsung antara lain adalah Raja Fir’aun. Dengan para pengikutnya, fir’aun menjadi kelompok masyarakat kuat yang melakukan kesewenang-wenangan terhadap kelompok lemah. Dia memerintahkan rakyatnya untuk mempertuhankan dirinya. Disamping itu, ia bahkan melakukan pembunuhan massal bayi laki-laki. Demikian pula sejarah Rasulullah SAW juga diwarnai dengan pertarungan antara kelompok kuat dan kelompok lemah. Para bangsawan

Upload: others

Post on 05-Aug-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. DASAR PEMIKIRAN

Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju,

hampir selalu dapat dijumpai dua kelompok masyarakat, yaitu kuat dan

lemah. Kelompok kuat selalu mempunyai kecenderungan untuk memperkuat

diri dengan memperlemah kelompok lainya. Akibatnya kelompok lemah

(dhaif) semakin lemah karena terus dilemahkan secara ekonomi, politik,

sosial, budaya, bahkan agama. Muncullah kelas tertindas yang berasal dari

orang-orang yang dilemahkan.

Fakta sosial ini sebetulnya sudah terjadi sejak zaman dahulu. Ketika

menceritakan kisah para Rasul, Al-Qur’an mengisyaratkan dua kelompok

masyarakat ini. Kelompok kuat kerap disebut al-mala’ yang berarti pembesar

kaum. Mereka yang disebut langsung antara lain adalah Raja Fir’aun. Dengan

para pengikutnya, fir’aun menjadi kelompok masyarakat kuat yang

melakukan kesewenang-wenangan terhadap kelompok lemah. Dia

memerintahkan rakyatnya untuk mempertuhankan dirinya. Disamping itu, ia

bahkan melakukan pembunuhan massal bayi laki-laki.

Demikian pula sejarah Rasulullah SAW juga diwarnai dengan

pertarungan antara kelompok kuat dan kelompok lemah. Para bangsawan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

2

Arab melakukan tindakan yang tidak manusiawi dengan memperbudak

masyarakat miskin dan kabilah-kabilah yang lemah. Mereka meliputi laki-

laki, perempuan, dan anak-anak. Dalam Qs. An-Nisa/4:75 Allah SWT. bahkan

menyesalkan kepada mereka yang tidak mau berpegang dengan melindungi

hak-hak mustadl’afin (orang yang diperlemah) ini.

(75النساء:(

Mengapa kamu tidak mau berpegang dijalan Allah dan (membela)

orang-orang yang dilemahkan baik laki-laki, wanita-wanita maupun

anak-anak yang semuanya berdoa: “ya tuhan kami, keluarkanlah

kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah

kami pelindung dari sisi engkau, dan berilah kami penolong dari sisi

engkau.

Kata mustadl’afin diatas dipahami oleh para mufasir sebagai orang-

orang yang diperlemah. Sebagia mereka memahaminya dalam artian orang-

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

3

orang yang dianggap tidak berdaya oleh masyarakat yakni ketidak berdayaan

yang telah mencapai batas akhir (Dr. KH. Said Aqil Siraj).1

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat dimana anak tumbuh

kembang menjadi orang dewasa, dalam lingkungan keluarga yang bahagia,

saling mengasihi dan menghargai anak akan lebih muda mendapatkan

kesejahteraan lahir dan batin yang akan menjadi dasar perkembangan

kehidupan mereka selanjutnya.

Anak adalah dambaan keluarga yang diharapkan dapat meneruskan

keturunan dengan kualitas yang lebih baik. Selain itu anak adalah asset

bangsa sekaligus generasi penerus, ditangan mereka terletak hari kemudian

Indonesia. kemajuan bidang elektronik dan komunikasi yang dengan cepat

melanda Indonesia yang sedang merubah diri menjadi Negara industri

membawa dampak pada melemahnya jaringan kekerabatan dan terutama

anaklah yang pertama merasakan akibatnya. Karena semakin sibuknya orang

tua dalam memenuhi berbagai macam tuntutan zaman, maka anak-anak

kehilangan kehangatan keluarga dan rasa aman.

Dewasa ini fenomena baru muncul, dimana anak mencari pengganti

lingkungan keluarga diluar rumah dan melakukan tindakan-tindakan

menyimpang yang merugikan mereka sendiri disamping menimbulkan

ketidakserasian dalam masyarakat. Faktor kemiskinan menimbulkan pula

berbagai permasalahan kerawanan pada anak seperti keterlantaran, putus

1Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm. Memecah kebisuan agama mendengar suara perempuan

korban kekerasan demi keadilan (respon NU). Open Societiy Institute. Hlm. 10-11

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

4

sekolah, gangguan kesehatan, dan mudahnya anak tergelincir dalam tindakan

kriminal.

Dalam bidang ekonomi sebagian anak juga terseret menjadi korban

eksploitasi dan penindasan. Korban kekerasan lain seperti: penganiayaan dan

salah perlakuan dalam keluarga, eksploitasi seksual dan penelantaran

memperbesar jumlah anak jalanan. Dalam berbagai kekacauan dimana

keluarga kehilangan tempat tinggal, jaminan hidup dan mata pencaharian

maka anak juga yang terutama menjadi korban.2

Impunitas atas pelanggaran hak-hak ekonomi, social dan budaya

merupakansalah satu masalah yang hingga saat ini sulit dipecahkan. Bila

dibandingkan dengan pelanggaran-pelanggaranatas hak-hak sipil dan politik

(Civil and Political Brights) yang telah memiliki mekanisme yang memadai

baik ditingkat internasional maupun Nasional, maka pelanggaran-pelanggaran

massif dibidang ekonomi, sosial dan budaya (Ecosoc Rights) sangat jauh dari

jamahan Negara (State Obligation). Apakah itu dalam bentuk pemantauan,

investigasi maupun pemulihan terhadap korbannya. Boleh dikatakan sampai

sekarang ekonomi, sosial dan budaya (selanjutnya disingkat hak Ekosob)

Seakan-akan pelanggaran terhadap Ekosob tidak ada kewajiban Negara untuk

menanganinya (Statate Obligation To Protect). Keadaan inilah yang telah

melanggengkan impunitas peran dan fungsi Negara sebagai pelaksana

sekaligus penjamin terhadap hak-hak Ekosob tiap-tiap individu.

2 Dra. MG. Endang Sumiarni, SH. M. Hum dan Chandrera Halim, SH. M. Hum,

Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Hukum Keluarga, ( Yogyakarta: Universitas Atma

Jaya Yogyakarta, 2000), Kata Pengantar.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

5

Mengapa impunitas itu terjadi?, permasalahan ini bukan hal baru yang

hanya terjadi pada masa transisi sekarang, akan tetapi sudah mengakar pada

pemerintah sebelumya (Orde Baru). Memang saat ini pelanggaran terhadap

hak Ekosob semakin meluas, apalagi setelah dimulai dari pemerintah SBY-

JK, SBY-Budiono sampai pada Jokowi-Jk memutuskan untuk mencabut

berbagai fasilitas subsidi terhadap rakyat kecil, termasuk subsidi BBM. Kita

menyaksikan bertambahnya jumlah orang miskin, nelayan-nelayan kecil yang

tidak melaut, fasilitas dasar tak terpenuhi, lapangan kerja semakin langka, dan

seterusnya yang kesemua fenomena itu menunjukan dengan gamblang, bahwa

Negara telah melanggar kewajibannya terhadap Konvensi Hak-Hak Ekonomi,

Sosial dan Budaya (violation of covenant obligatiaon.3

Hak Asasi Manusia adalah hak yang dimiliki manusia secara kodrati

tanpa pengecualian dan keistimewaan bagi golongan, kelompok maupun

tingkat sosial tertentu. Hak-hak tersebut mencakup antara lain hak atas

kehidupan, keamanan, kebebasan berpendapat dan merdeka dari segala

bentuk penindasan yang wajib dijunjung tinggi, tidak saja oleh setiap individu

dari suatu Negara yang mengakui keberadaan dan merdeka dari segala bentuk

penindasan yang wajib dijunjung tinggi, tidak saja oleh setiap individu dari

suatu Negara yang mengakui keberadaan dan menghargai HAM itu sendiri,

namun harus juga dijamin oleh Negara tanpa ada perkecualianya. Jaminan

yang diberikan Negara atas hak-hak tersebut tidak dapat diartikan bahwa hak-

3Majda El Muhtaj, Dimensi-Dimensi HAM Mengurai Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya,

Divisi Buku Perguruan Tinggi, Ed. 2,-3-Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Prolog: Ifdal Kasim,

S. H.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

6

hak tersebut lahir setelah Negara meratifikasi suatu konvensi Internasional

tentang HAM atau mengeluarkan peraturan apapun yang menjamin hak asasi

warganya, namun lebih merupakan tanggung jawab Negara dalam menjamin

hak-hak yang telah dimiliki oleh setiap warganya secara kodrati dan

memperlihatkan penghargaan Negara atas hak-hak tersebut. Karena hak hak

yang paling asasi tersebut secara kodrati dimiliki oleh tiap manusia

bersamaan dengan kelahirannya didunia sebagai seorang individu yang

merdeka. Hak asasi manusia itu ditemukan dalam setiap hakikat kemanusiaan

dan demi kemanusiaan yang harus terpenuhi.

Karena itu setiap manusia memilikinya dan hak itu tidak dapat dicabut

oleh siapapun, bahkan oleh dirinya sendiri. Perempuan sebagai salah satu

kelompok dalam masyarakat di dalam suatu Negara, merupakan kelompok

yang juga wajib mendapatkan jaminan atas hak-hak yang dimilikinya secara

asasi. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM 1948) memang

tidak menyatakan secara eksplisit tentang adanya jaminan hak asasi terhadap

kelompok perempuan secara khusus, namun dalam pasal 2 DUHAM dimuat

bahwa hak dan kebebasan perlu dimiliki oleh setiap orang tanpa diskriminasi,

termasuk tidak melakukan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin. Dengan

demikian bila dikaitkan dengan kewajiban Negara untuk memberikan

jaminan atas warga Negaranya. Negara juga memiliki tanggung jawab untuk

menjamin perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) kelompok perempuan

sama seperti jaminan terhadap kelompok lainya.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

7

Karena perempuan juga bagian dari kelompok masyarakat yang juga

harus dilindungi hak asasinya, maka pelanggaran terhadap hak asasi

perempuan juga harus diangap sebagai pelanggaran terhadap HAM secara

umum. Selama ini, isu hak asasi perempuan sebagai dari HAM masih

merupakan isu yang belum memasyarakat. Bahkan sering merupakan isu

yang terpinggirkan diantara isu hak asasi manusia lainya seperti hak sipil dan

politik atau ekonomi, sosial dan budaya. Mengapa demikian? Charlote Bunch

seorang aktivis HAM perempuan, menyatakan bahwa sebetulnya selama ini

hak-hak perempuan telah dilanggar dengan berbagai cara. Dalam kondisi

politik tertentu sebenarnya baik perempuan maupun laki-laki mengalami atau

menjadi korban kekerasan, namun karena aktor-aktor politik selama ini

didominasi oleh laki-laki, sehingga masalah perempuan sebagai korban

kekerasan yang terlanggar HAM-nya menjadi tidak kelihatan (invisible).

Lebih lanjut Bunch menyatakan bahwa saat ini, isu perempuan secara konkrit

harus menjadi fokus perhatian Negara ditingkat Nasional maupun

Internasional. Hanya dengan cara tersebuatlah isu perempuan dapat dianggap

sebagai masalah Negara dan Bangsa, dan bukan masalah golongan

perempuan saja.4

Jepara sebagai kota industri, tentunya persoalan sosial dan budaya

akan sangat mempengaruhi dalam kehidupan berkeluarga. permasalahan

ekonomi yang semakin membuat keharmonisan keluarga menjadi berkurang,

bahkan hal ini seringkali menjadi alasan suami istri berkonflik yang ujung-

4Dr. Niken Savitri, SH., MCL. HAM Perempuan Kritik Teori Hukum Feminis Terhadap

Kuhap, (Bandung: PT. Refika Aditama), Hlm: 1-2

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

8

ujungnya adalah tindakan kriminal yakni KDRT bahkan tidak sedikit pula

yang berlanjut ke meja hijau atau perceraian, sehingga ini memperparah

status anak, karena anaklah yang menjadi korban yang pertama, baik secara

fisik ataupun psikis.

Data yang ada terhitung sejak tahun 2010-1014 kasus Kekerasan

terhadap Perempuan Dan Anak (KPA) Maupun Kekerasan Dalam Rumah

Tangga (KDRT) mengalami fluktuasi . “ memang angka ini relative lebih

rendah namun tingkat modus kejahatanya tergolong lebih membahayakan

jiwa dan sangat kejam/sadis. Kondisi ini diperparah lagi karena rendahnya

Sumber Daya Manusia (SDM) dan lingkungan (keluarga dan sekolah) yang

tidak memiliki sistim pengawasan yang baik sebagai garda terdepan dalam

pembentukan karakter anak”5.

Adapun data jumlah kasus perlindungan anak dan Kekerasan Dalam

Rumah Tangga (KDRT) baik perempuan maupun anak Polres Jepara tahun

2010-1014 adalah sebagai berikut:6

5 Hasil wawancara dari Kanit PPA POLRES Jepara oleh SUSILO IPDA.

NRP:57020041/dikantornya pada hari kamis 13 november 2014 pukul 9:30 6 Data diperoleh dari kepala satuan Reskrim polres jepara pada tanggal 13 November

2014 pukul 13:30, surat tertanggal 21 Oktober 2014 oleh GEDE YOGA SANJAYA SH, AKP

NRP 87031315

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

9

Pada tahun 1989 telah ditetapkan oleh PBB konvensi tentang hak-hak anak

ialah hak untuk kelangsungan hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan

partisipasi. Indonesia telah meratifikasi konvensi tersebut pada tahun1990

melalui keputusan Presiden No. 36 tahun 1990 dan kini masih dalam proses

menerjemahkan komitmen tersebut diatas dalam repelita-repelita yang akan

datang.

Disebutkan dalam Undang-Undang seperti: Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dan

Penyelenggaraan Dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan Dalam

Rumah Tangga. Serta permeneg PP dan PA RI nomor 1 tahun 2010 tentang

standar pelayanan minimum (SPM), serta UU Perkawinan No.1 tahun 1974,

UU. No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Yang kesemuanya ini

jelas mempunyai kekuatan hukum formal yang diatur oleh negara, perlu

adanya sosialisasi yang kuat serta pendampingan terhadap masyarakat secara

serius. Terutama pendampingan-pendampingan bagi masyarakat yang rentan

8159

3760 52

289

39 3255 46

16

188

0

50

100

150

200

250

300

350

2010 2011 2012 2013 Jun-14 JUMLAH

ANAK

KDRT

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

10

dengan kekerasan, sesuai dengan tema yang penulis angkat yakni

“Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan Dan Anak Studi Analisis

Regulasi, Pemahaman Dan Implementasi Di Kabupaten Jepara”, dengan

adanya karya ilmiah ini penulis berharap mampu memberikan informasi

kepada pembaca dan masyarakat terhadap Undang-Undang agar ada uapaya

untuk menekan terkuranginya kasus-kasus Perceraian dan tindakan

kekerasan terhadap perempuan dan anak.7

B. PENEGASAN ISTILAH

Menyikapi banyaknya fenomena dan kasus kekerasan terhadap

perempuan dan anak diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan

mengambil judul “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

PEREMPUAN DAN ANAK STUDI ANALISIS REGULASI,

PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI DI KABUPATEN JEPARA”.

Untuk lebih jelasnya penulis akan menjelaskan istilah demi istilah yang

tercantum dalam redaksi judul penelitian ini antara lain:

Perlindungan :

Perlindungan berasal dari kata lindung yang artinya

berlindung, menempatkan dirinya dibawah (dibalik,

dibelakang) sesuatu supaya jangan kelihatan. 8 Yang

7Dra. MG. Endang Sumiarti, SH. M. Hum. Chandra Halim, SH. M. Hum. ,Op,. Cit, kata

Pengantar

8 Drs. Sudarsono, S.H., M.Si, Kamus Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. 6, Hlm. 599.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

11

dimaksud lindung disini adalah perlindungan seseorang

atas hak-haknya.

Hukum : Menurut Frietman, hukum adalah sebuah kata dengan

banyak arti, selicin kaca, segesit gelombang sabun. Atau

hukum adalah konseb, abstraksi, konstruk sosial: bukan

objek nyata didunia sekitar kita. Hukum bukan sesuatu

yang dapat kita rasakan atau cium, hukum tidak seperti

kursi atau anjing. 9 Didalam kepustakaan hukum, ilmu

hukum ini dikenal dengan nama jurisprudence, yang

berasal dari kata jus, juris, yang artinya adalah hukum atau

hak; prudensi berarti melihat kedepan atau mempunyai

keahlian. Arti yang umum dari jurisprudence ini adalah

ilmu yang mempelajari hukum. 10 Sedangkan menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia hukum adalah (1).

Peraturan yang dibuat oleh penguasa (pemerintah) atau

adat yang berlaku bagi semua orang di suatu masyarakat

(negara). (2). Undang-Undang, Peraturan, dan sebagainya

untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat. (3). Patokan

(kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam dan

9 Prof. Dr. Achmad Ali, S.H., M.H., Menguak Teori Hukum (Legal Theory) & Teori

Peradilan (Judicialprudence): Termasuk Interpretasi Undanag_Undang (Legisprudensi), (Jakarta:

Kencana, 2010), Ed.1, Cet. 3, Hlm28. 10 Prof. Dr. Sadjipto Raharjo. S.H., Ilmu Hukum, (Bandung, PT Citra Aditya Bakti), Hlm:

9

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

12

sebagainya) yang tertentu. (4). Keputusan (pertimbangan)

yang ditetapkan oleh hakim (dalam pengadilan): Vonis.11

Perempuan : 1 jenis lawan laki-laki.12Perempuan adalah salah satu dari

dua jenis kelamin manusia; satunya lagi adalah lelaki atau

pria. Berbeda dari wanita.13

Anak : Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau

perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa

pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, di mana

kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa

adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah

dewasa. 14 . anak juga diartikan anak yang kedua selain

perempan.15

Regulasi : Cara mengatur, aturan, peraturan.16

Pemahaman : kata paham yang artinya: pengetahuan, pendapat, mengerti

benar (akan), pandai dan mengerti benar (dalam sesuatu

hal).17mendapatkan imbuman “pe dan an” yang berarti kata

11Ibit, Hlm 167 12Ibid, Hlm. 738 13 http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Istimewa%3APencarian&profile=default&sea

rch=perempuan&fulltext=Search, diambil pada hari sabtu, 22 september 2014 pada pukul 14:45 14http://id.wikipedia.org/wiki/Anak, diambil pada hari sabtu, 22 september 2014 pada

pukul 14:48 15 Drs. Sudarsono, S.H., M.Si, Op, Cit, Hlm 38 16Pius A Parpanto, M. Dahlan Al Barbarry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola).

Hlm. 662 17Ibid, Hlm. 694

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

13

kerja menunjukan suatu tindakan, arahan pengertian dan lain

sebagainya.

Implementasi : Pelaksanaan, penerapan implemen.18

C. RUMUSAN PERMASALAHAN

Adapun permasalahan yang akan dikaji dalam judul skripsi ini adalah:

1. Adakah Regulasi Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan dan Anak

di Kabupaten Jepara?

2. Bagaimana Pemahaman Pemerintah dan masyarakat terhadap Regulasi

Perlindungan Hukum Perhadap Perempuan dan Anak di Kabupaten

Jepara?

3. Bagaimana Implementasi Regulasi dan kebijakan Hukum oleh

Pemerintah Kabupaten Jepara?

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk Mengetahui Regulasi Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan

dan Anak pada Tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten Jepara.

2. Untuk Mengetahui Seberapa Jauh Pemahaman Pemerintah dan

Masyarakat akan Regulasi Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan

dan Anak di Kabupaten Jepara

3. Untuk Mengukur Seberapa Jauh Implementasi Regulasi Perlindungan

Hukum Terhadap Perempuan dan Anak di Kabupaten Jepara.

18Ibid, Hlm. 247

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

14

E. MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagaimana

berikut:

1. Menambah wawasan ilmiah dan intelektual pembaca dalam hal ilmu

hukum dan ilmu sosial

2. Memberikan informasi kepada semua elemen masyarakat tak terkecuali

pemerintah tentang kondisi tekstual dan kontekstual perundang-undangan

yang mengatur tentang kehidupan bermasyarakat khususnya dikabupaten

Jepara

3. Sebagai bahan pertimbangan sekaligus rekomendasi pemerintah baik itu

eksekutif maupun legislatif dalam merumuskan peraturan pemerintah

untuk kepentingan masyarakat luas

4. Sebagai referensi umum penelitian komparatif yang relevan terhadap

kondisi sosial masyarakat kekinian.

F. KAJIAN PUSTAKA

Pada kajian penelitian pustaka ini, peneliti mencari landasan teoritis

dari permasalahan penelitiannya sehingga penelitian yang dilakukan bukanlah

aktifitas yang bersifat “trial and error”, aktifitas ini merupakan tahapan yang

amat penting. Bahkan dapat dikatakan, bahwa studi kepustakaan merupakan

separuh dari keseluruhan aktivitas penelitian itu sendiri, six hourse in library

save six mounths in field or laboratory.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

15

Tujuan dan kegunaan studi kepustakaan pada dasarnya adalah

menunjukan jalan pemecahan permasalahan penelitian. apabila peneliti telah

mengetahuai apa yang telah dilakukan oleh peneliti lain, maka peneliti akan

lebih siap dengan pengetahuan yang lebih dalam dan lengkap.

Berdasarkan fungsi kepustakaan, dibedakan atas 2 (dua) macam, yaitu:

1. Acuan umum, yang berisi konsep-konsep, teori-teori, dan informasi-

informasi lain yang bersifat umum, misalnya: buku-buku, indeks,

ensiklopedia, farmakope dan sebagainya.

2. Acuan khusus, yang berisi hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan permasalahan penelitian yang diteliti, misalnya: jurnal, laporan

penelitian, buletin, tesis, disertasi, brosur dan sebgainya.19

Untuk mendukung kajian penelitian ini, peneliti menggunakan

beberapa referensi yang relevan baik itu dari buku-buku maupun sember

referensi lainya, diatara referensi utama tersebuat adalah sebagai berikut:

M. Nasir Djamil dengan bukunya “Anak Bukan Untuk dihukum

catatan pembahasan Undang-Undang Sistim Peradilan Pidana Anak (UU-

SPPA), Jakarta Timur 13220: Sinar Grafika. Anak bukanlah untuk dihukum

melainkan harus diberikan bimbingan dan pembinaan, sehingga bisa

bertumbuh dan berkembang sebagai anak normal yang sehat dan cerdas

seutuhnya. Anak adalah anugerah Allah yang Maha Kuasa sebagai calon

generasi penerus Bangsa yang masih dalam perkembangan fisik dan mental.

19 Bambang sunggono, S.H., M.S, Metode Penelitian Hukum,(Jakarta: Rajawali Pers,

2013), Ed. 1. Cet. 14. Hlm: 112-113

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

16

Terkadang anak mengalami situasi sulit yang membuatnya melakukan

tindakan yang melanggar hukum. Walaupun demikian, anak yang melanggar

hukum tidaklah layak untuk dihukum apalagi kemudian dimasukkan dalam

penjara.20

Dra. MG. Endang Sumiarni, SH. M. Hum dan Chandrera Halim, SH.

M. Hum, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Hukum Keluarga,

Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2000, buku ini yang

merupakan kumpulan peraturan tentang perlindungan anak terutama dalam

bidang Hukum Keluarga sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan

perlindungan Anak oleh LPA dan perlu dimiliki dan dibaca oleh mereka yang

peduli anak dan para petugas instansi/lembaga yang berkaitan dengan

permasalahan anak, Ny. C. Utaryo ketua LPA profinsi DIY.21

Dr. Niken Savitri, SH., MCL., Ham Perempuan Kritik Teori Hukum

feminis Terhadap KUHAP, Bandung 40254: Refika Aditama, 2008, Hak

Asasi Manusia adalah hak yang dimiliki manusia secara kodrati tanpa

pengecualian dan keistimewaan bagi golongan, kelompok maupun tingkat

sosial manusia tertentu. Hak-hak tersebuat mencakup antara lain hak atas

kehidupan, keamanan, kebebasan berpendapat dan merdeka dari segala

bentuk penindasan yang wajib dijunjung tinggi, tidak saja oleh setiap individu

dari suatu negara yang mengakui keberadaan dan menghargai HAM itu

sendiri, namun harus pula dijamin oleh Negara tanpa ada perkecualian.

20M. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk dihukum catatan pembahasan Undang-Undang

Sistim Peradilan Pidana Anak (UU-SPPA), (Jakarta Timur 13220: Sinar Grafika). Hlm. 1 21 Dra. MG. Endang Sumiarni, SH. M. Hum dan Chandrera Halim, SH. M. Hum,

Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Hukum Keluarga, ( Yogyakarta: Universitas Atma

Jaya Yogyakarta, 2000), Kata Pengantar, Hlm. X

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

17

Perempuan sebagai suatu kelompok dalam masyarakat didalam suatu negara,

merupakan kelompok yang juga wajib mendapatkan jaminan atas hak-hak

yang dimilikinya secara asasi.22

Bisa dilihat skripsi yang akan ditulis peneliti ini mencoba

menyuguhkan sajian yang berbeda dengan skripsi-skripsi sebelumya, hal ini

bisa dilihat dari content materi, content ruang dan lingkup penelitian, adapun

skripsi tentang anak yang pernah di angkat diantaranya adalah sebagai

berikut:

Ahmad Shoef Nim: 124002 INISNU 2008 dengan judul skripsinya

“Studi Analisis Anak Diluar Nikah Ditinjau Dari Perspektif Hukum Positif

dan Tiga Madzhab” . dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pandangan

Hukum Positif, para Imam Madzhab terhadap Anak diluar Nikah.23

A. Zainul Syahroni Nim: 128011 tahun 2012 INISNU Jepara degan

Judul Skripsi “Dampak Perceraian Terhadap Psikologi Anak (Studi Kasus Di

Desa Srikandang Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara). Dengan tujuan

untuk mengetahui dampak perceraian terhadap pemeliharaan anak, psikologi

anak dan upaya penanggulangan anak.24

Siti Mutrofin Nim: 127038 Tahun 2011 INISNU Jepara dengan judul

Skripsi “Konsep Keadilan Pembagian Harta Waris Anak Laki-Laki Dan

Perempuan (Studi Komparatif Kompilasi Hukum Islam dan Hukum Perdata)”

22Dr. Niken Savitri, SH., MCL., Ham Perempuan Kritik Teori Hukum Feminis Terhadap

KUHAP, (Bandung 40254: Refika Aditama, 2008), Hlm. 1 23Ahmad Shoef Nim: 124002 INISNU 2008 dengan judul skrepsinya, Studi Analisis Anak

Diluar Nikah Ditinjau Dari Perspektif Hukum Positif Dan Tiga Madzhab, Hlm. 6 24A. Zainul Syahroni Nim: 128011 tahun 2012 INISNU Jepara degan Judul Skripsi,

Dampak Perceraian Terhadap Psikologi Anak (Studi Kasus Di Desa Srikandang Kecamatan

Bangsri Kabupaten Jepara). Hlm. 8

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

18

dengan metode penelitian Normatif dengan sistem komparatif yang bertujuan

untuk mengetahui sistem keadilan pembagian waris antala laki-laki dan

perempuan menurut Kompilasi Hukum Islam, Hukum Perdata Burgerlijk

Wetboek/BW.25

Dilihat dari beberapa judul skripsi yang pernah diangkat sebagaimana

tercantum diatas sangatlah berbeda dengan tema, latar belakang, tujuan dan

content permasalahanya, bahkan pada metodologi menunjukkan bahwa

peneliti menawarkan konsep yang lebih komprehensif, faktual baik secara

teks maupun kontekstual yang ada.

G. METODE PENELITIAN

Hukum yang bagi kebanyakan orang semula dipandang tidak lebih

daripada sekumpulan undang-undang atau hanya merupakan suatu bidang

studi yang mempelajari tentang undang-undang atau peraturan-peraturan, kini

telah berkembang menjadi suatu (disiplin) ilmu yang memiliki kelengkapan

metode penelitian, penelahaan dan pemahaman yang lebih luas dan rumit.

Dengan kata lain perkembangan tersebut membuat ahli hukum

dihadapkan pada berbagai permasalahan mengenai hukum dengan tuntutan

pemecahan secara metodologi. Namun tidak dapat dihindari bahwa metode

yang cocok dipakai untuk suatu analisa permasalahan tidak dapat dipisahkan

25Siti Mutrofin Nim: 127038 Tahun 2011 INISNU Jepara dengan judul Skripsi, Konsep

Keadilan Pembagian Harta Waris Anak Laki-Laki Dan Perempuan (Studi Komparatif Kompilasi

Hukum Islam dan Hukum Perdata), Hlm. 9

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

19

dari “kaca penglihatan” atau konsep pemaknaan hukum oleh seorang pengkaji

mengenai hakikat dari hukum.26

Metode merupakan komponen penting utuk mencapai sebuah tujuan

penelitian, untuk itu diperlukan langkah-langkah atau metodologi untuk

mencapai hasil tersebut.

Adapun jenis, ruang, metode dan data yang peneliti gunakan adalah

sebagai berikut:

1. Jenis penelitian:

Penelitian Kualitatif semakin hari semakin besar, hal ini bukan

sekedar paradigma penelitian kualitatif menjadi dominan dalam studi-studi

ilmu sosial kontemporer. Akan tetapi karena kesadaran bahwa temuan-

temuan pada studi-studi kualitatif lebih menjawab persoalan sebenarnya

dari pada sekedar angka-angka.27

Istilah penelitian kualitatif kami maksudkan dalam jenis penelitian

yang temuan-temuanya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau

bentuk hitungan lainya. 28

Sementara itu menurut lodico, spaulding, dan voegtle (2006)

penelitian kualitatif, yang juga disebut penelitian interpretatif atau

penelitian lapangan adalah suatu metodologi yang dipinjam dari disiplin

28Ibid cover belakang 27 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Ed.

1. Hlm. V (Pengantar Editor) 28 Anselm starauss & Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar) Hlm. 4

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

20

ilmu seperti sosiologi dan antropologi dan diadaptasi kedalam seting

pendidikan.29

Sedangkan metode penelitian ini bersifat deskriptif artinya suatu

metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set

kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa

sekarang. Tuajuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan aktual mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Jadi

metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif deskriptif.30

2. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dilingkup kabupaten Jepara yang terdiri

dari 16 Kecamatan, 184 Desa dan 11 Kelurahan, serta 1.000 RW dan

4.622 RT sebagai pusat stadi kasus31, stadi analisis dampak perundang-

undangan perlindungan Perempuan dan Anak dengan acuan hukum yang

berlaku yakni Undang-Undang 1945 dan turunan peraturanya.

3. Pendekatan Masalah

Pendekatan Hukum yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan sosiologis, empiris serta politis guna

29 Prof. Dr. Emzir, M.Pd, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2011), Ed1-2, Hlm. 2 30 Moh. Nazir, Ph.D, Metode Penelitaian, (Bogor: Ghalia Indonesia,2013), Cet. 8, Hlm.

54 31 Jepara dalam angka 2013

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

21

mengetahui tentang berlakunya hukum itu dimasyarakat. Yang terdiri dari

identifikasi hukum serta penelitian terhadap efektivitas hukum.32

4. Sumber Data

Berdasarkan Sumber data yang digunakan dalam penelitian Hukum

ini adalah sebagai berikut:

a) Bahan Hukum Primer: yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, dan

terdiri dari:

1) Norma atau kaidah dasar: yaitu pembukaan Undang-Undang

Dasar 1945

2) Peraturan dasar, yaitu:

a. Batang Tubuh UUD 1945

b. Ketetapan- ketetapan MPR (S)

3) Peraturan Perundang-undangan

a. Undang-undang atau perpu

b. Peraturan pemerintah

c. Keputusan presiden

d. Keputusan menteri

e. Peraturan daerah

4) Bahan hukum yang tidak terkodofikasikan, misalnya hukum

adat

5) Yurisprudensi

32 Soejono, Metode Penelitian- Suatu Pemikiran Dan Penerapan, (Jakarta: Rineka Cipta,

2005), Cet. 2, Hlm. 55

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

22

6) Traktat

7) Bahkan hukum dari zaman penjajahan yang hingga kini masih

berlaku, misalnya KUHP (WvS) dan KUHPerdata (BW).

b) Bahan hukum sekunder yakni yang memberikan penjelasan mengenai

bahan hukum primer, misalnya rancangan Undang-Undang (RUU),

rancangan peraturan pemerintah (RPP), hasil penelitian (hukum), hasil

karya (ilmiyah) dari kalangan hukum, dan sebagainya.

c) Bahan hukum tertier yakni bahan yang memberi petunjuk

maupunpenjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,

misalnya: kamus-kamus (hukum), ensiklopedia, indeks komulatif, dan

sebagainya. Agar diperoleh informasi yang terbaru dan berkaitan erat

dengan permasalahanya, maka kepustakaan yang dicari, dipilih harus

relevan dan muktahir.

Dari studi kepustakaan ini akan diperoleh kepustakaan berupa:

1) Diperoleh konsep-konsep dan teori-teori yang bersifat umum

yang berkaitan denganpermasalahan penelitian

2) Melalui prosedur logika deduktif, akan dapat ditarik

kesimpulanspesifik yang mengarah pada penyusunan jawaban

sementara terhadap permasalahan penelitian.

3) Akan diperoleh permasalahan empirik yang spesifik yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

23

4) Melalui prosedur logika induktif, akan diperoleh kesimpulan

umum yang diarahkan pada penyusunan jawaban teoritis

terhadap pernasalahan.33

5. Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif sama seperti halnya penelitian etnografi

yang bertujuan untuk menemukan pola-pola kebudayaan yang membuat

hidup memnjadi berarti bagi orang atau masyarakat, teknik penelitian yang

digunakan adalah wawancara mendalam (depth interview), pengamatan

terlibat (participant observation), dan dokumen pribadi seperti buku

harian, surat-surat, otobiografi, transkip dan wawancara tidak

berstruktur.34

a. Wawancara

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk

mengintruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi,

perasaan dan lain sebagainya yang dilakukan oleh dua pihak yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan orang

yang diwawancarai (interviewee), wawancara adalah metode

pengumpulan data yang amat populer, karena itu banyak

dipanggungkan diberbagai penelitian.35

b. Studi Dokumen atau Bahan Pustaka

33 Bambang Sungkono, S.H., M.S. Op, Cit, Hlm: 113-115.

34 Burhan Ashsofa, S.H, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Hlm.

61 35 Burhan Bungin (Ed.), Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Ed.

1, Hlm: 77

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

24

Dalam setiap kegiatan penelitian dibutuhkan objek atau sasaran

yang eksis dalam jumlah yang besar atau banyak. Dalam survai

penelitian, tidaklah harus diteliti semua individu yang ada dalam

jumlah populasi objek tersebuat.36

Eksperimentasi lapangan dilakukan dengan memberikan

perlakuan tertentu terhadap kelompok subjek dengan harapan muncul

fenomena atau gejala yang hendak dipahami37

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan penerapan

beberapa metode yang mengharuskan turun kelapangan, adapun yang

menjadi wilayah kajian atas perundang-undangan perlindungan

perempuan dan anak ini adalah sebagaimana berikut:

1) Kejaksaan Agung Republik Indonesia Jakarta

2) Komisi Nasioanal Anti Kekerasan Terhadap Perempuan Jakarta

3) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

4) Pemerintah kabupaten Jepara (BP2KB).

5) Kejaksaan Negeri Kabupaten Jepara.

6) Pengadilan Negeri Kabupaten Jepara.

7) Pengadilan Agama Kabupaten Jepara.

8) Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jepara.

9) POLRES Kabupaten Jepara.

10) LSM PPA Bangsri, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara.

36 Ibid, Hlm. 77 37 Dr. Saifudin Azwar, MA, metode penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), Hlm. 33

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

25

Lembaga ataupun Instansi yang penulis paparkan diatas

mempunyai peran dan fungsi, memiliki sumber referensi data yang

akurat sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing, yang akan

membantu peneliti dalam memberikan data informasi untuk

menyelesaikan penelitianya.

c. Pengamatan atau Observasi

Pengamatan atau observasi adalah aktivitas yang dilakukan

makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud

merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah

fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui

sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan

untuk melanjutkan suatu penelitian.38

Observasi dibagi menjadi dua macam antara lain:

1) Observasi Langsung:

Adalah teknik pengambilan data dimana penelitian

mengadakan pengamatan secara langsung atau tanpa alat terhadap

gejala-gejala subjek yang diselidiki baik pengamatan itu dilakukan

didalam situasi buatan, yang harus diadakan.

2) Observasi Tidak Langsung:

Adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti

mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subjek yang

38http://id.wikipedia.org/wiki/Pengamatan, diambil pada hari jum’at 21 November 2014

pukul 06:52

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

26

diselidiki dengan pelantara sebuah alat, baik alat yang sudah ada

maupun yang sengaja dibuat untuk keperluan yang khusus itu.39

H. SISTIMATIKA PENULISAN SKRIPSI

Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh dan memudahkan

dalam memahami skripsi ini, maka di susun sistematika penulisan sebagai

berikut:

1. Bagian muka, terdiri dari:

a. Halaman judul

b. Halaman nota pembimbing

c. Halaman pengeshan

d. Halaman motto

e. Halaman persembahan

f. Halaman kata pengantar

g. Halaman daftar isi

Dalam bagian muka ini penulis akan memberikan kemudahan pembaca

dalam memahami isi dari karya ilmiah ini melalui daftar isi, serta

memberikan gambaran umum terkait semangat penulis melalui motto,

halaman persembahan sebagai ucapan terimakasih penulis, serta halaman

pengesahan sebagai bukti keaslian penulis bahwa penelitian ini benar-

benar telah mendapatkan persetujuan dari pembimbing

2. Bagian isi terdiri dari beberapa bab:

39 Burhan Ashshofa, S.H., Op, Ci, Hlm. 26

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

27

BAB I : PENDAHULUAN: dalam bab ini akaan dijelaskan

gambaran umum yang menjadi dasar penulisan dalam

melakukan penelitian. Adapun isi pendahuluan adalah

sebagai berikut

A. Dasar Pemikiran

B. Penegasan Istilah

C. Rumusan Permasalahan

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian

F. Kajian Pustaka

G. Metode Penelitian

H. Sistimatika Penulisan Skripsi

Penulis mencoba menawarkan satu kajian yang

komprehensif baik dalam proses penentuan dasar

pemikiran, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, kajian pustaka, motode dan sistimatika

penulisan, sehingga hasil dari penulisan ini mudah untuk

dipahami dan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

BAB II : LANDASAN TEORI:. Adapun landasan teori dalam

bab ini adalah sebagaimana berikut:

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

28

A. Peraturan dan Perundang-Undangan Pada

Tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten

Jepara

B. Definisi Perlindungan Hukum Perempuan dan

Anak

Dalam BAB II ini, penulis akan mencoba

merangkum, menginfentarisir data terkait regulasi-

regulasi yang ada kaitannya dengan yaitu Regulasi

Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan dan Anak

Baik Tingkat Nasional, Provinsi dan kabupaten

Jepara, sebagai acuan dasar penulis dalam melakukan

kajian penelitian ini.

BAB III : OBJEK KAJIAN: Adapun pembahasan objek kajian

adalah sebagaimana berikut:

A. Kondisi Demografi Kabupaten Jepara

B. Pemahaman Pemerintah dan Masyarakat

Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Dalam BAB III ini penulis akan menyajikan data-data

terkait dengan kondisi demografi Kabupaten Jepara

lengkap dengan hasil penelitian, yaitu Pemahaman

Pemerintah dan Masyarakat Terhadap Regulasi

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

29

Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan dan Anak

(pencegahan dan penanganan) di Kabupaten Jepara.

BAB IV : HASIL ANALISIS DATA LAPORAN MASUK DAN

PROSEDUR PENANGANAN KORBAN: adapun

kajian hasil analisis adalah sebagai berikut:

A. Data Laporan Masuk kasus kekerasan terhadap

Perempuan dan Anak dan Yang Sudah di

Tangani

B. Prosedur Penanganan Korban

dalam BAB IV ini penulis akan menyuguhkan data

terkait jumlah kasus kekerasan perempuan dan anak

serta menjelaskan prosedur dan

pengimplementasian regulasi melalui data laporan

masuk tindak kekerasan terhadap perempuan dan

anak, serta prosedur penanganan korban kekerasan

yang ada di Kabupaten Jepara dari tahun 2010-

2014.

BAB V : PENUTUP:. Adapun isi dari Penutupan ini adalah

sebagaimana berikut:

A. Kesimpulan

B. Rekomendasi-Rekomendasi

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRANeprints.unisnu.ac.id/234/1/BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Dalam sebuah Negara, baik miskin, berkembang, maupun maju, hampir

30

C. Penutup

Dalam BAB V ini penulis akan menyimpulkan hasil

kajian yang sudah diteliti, serta memberikan

rekomendasi-rekomendasi yang bersifat membangun

untuk kepentingan masyarakat, utamanya masyarakat

Kabupaten Jepara

3. Bagian akhir, terdiri dari :

a. Daftar Pustaka

b. Daftar Riwayat Hidup

c. Lampiran-Lampiran.

Dalam bagian ini penulis akan menyuguhkan beberapa bukti ilmiah yang

dapat dipertanggung jawabkan, baik bukti buku-buku yang digunakan,

surat-surat resmi dari beberapa instansi terkait objek penelitian, serta daftar

riwayat hidup peneliti.