bab i pendahuluan · 2020. 6. 26. · laporan kinerja instansi pemerintah 2019 1 bab i pendahuluan...
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1
BAB I
PENDAHULUAN
Akuntabilitas adalah salah satu tonggak
penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
menyatakan Akuntabilitas sebagai salah satu
asas umum dalam penyelenggaraan Negara
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Dinas Tenaga Kerja dan Transmi-
grasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 dilaksanakan berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dan Peraturan
Gubernur Jawa Tengah Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah
Dalam menjalankan tugas-tugas pemerintah daerah wajib menyusun
dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP), yang mendasari pada
perencanaan dan hasil pada ketetapan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD). Demikian halnya dengan SKPD diharuskan untuk menyusun
dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang dimuat dalam
Dokumen Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja)
SKPD.
Dinas Tenaga Kerja dan, Transmigrasi Prov. Jateng sebagai salah satu unsur
penyelenggara pemerintahan Negara, berkewajiban untuk mempertanggung-
jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam mengelola segala
sumber daya yang dimiliki dan dalam mencapai misi dan tujuan organi-sasi.
Pertanggungjawaban tersebut diwujudkan melalui sistem perencanaan dan
penganggaran serta pengukuran kinerja yang terintegrasi dan menyeluruh.
Hal tersebut dimulai dengan Penyusunan Rencana Strategis (Renstra), Dalam
rangka menghasilkan data yang berkualitas, tepat waktu, dan akuntabel.
Tahun 2019 merupakan tahun pertama pelaksanaan Renstra periode 2018-
2023. Renstra mengalami pengembangan yang disesuaikan dengan visi, misi
dan tujuan.
Bab 1 Berisi :
1.1. Struktur Organisasi
1.2. Tugas dan Fungsi
1.3. Isu Strategis
1.4. Keadaan Pegawai 1.5. Keuangan
1.6. Sistematika LKj IP
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 2
Pemerintah Daerah harus memperhatikan keseimbangan berbagai aspek
dalam satu kesatuan wilayah pembangunan ekonomi, hukum, sosial, budaya,
politik, pemerintahan dan lingkungan hidup untuk mendukung
pembangunan yang berkelanjutan, dengan diikuti oleh penyelenggaraan
pemerintahan yang akuntabel (Good Governance).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 disampaikan sebagai wujud
pertanggungjawaban pencapaian kinerja dikaitkan dengan anggaran yang
digunakan serta pencapaian tujuan, sasaran-sasaran strategis, dan indikator-
indikator yang telah ditetapkan dalam Renstra Dinas Tahun 2018-2023.
Sehingga pertanggungjawaban kinerja tersebut diwujudkan dengan
menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019 yang
dilaksanakan secara berjenjang
Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 diharapkan dapat:
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah
2. Mendorong Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah di
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang
didasarkan pada peraturan perundangan, kebijakan yang transparan dan
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah untuk meningkatkan kinerjanya.
4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah di dalam pelaksanaan
program/kegiatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
1.1. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat :
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu,
pelayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang program, keuangan,
dan umum dan kepegawaian.
Sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 3
1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoor-
dinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrsi,
dan pelaksanaan di bidang program;
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, peng-
koordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan
administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan;
3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, peng-
koordinasian penyelenggaran tugas secara terpadu, pelayanan
administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian;
Sekretaris mempunyai 3 subbagian :
1. Subbagian Program;
2. Subbag Keuangan;
3. Subbag Umum Dan Kepegawaian.
c. Bidang Pelatihan Kerja Dan Produktivitas, membawahkan :
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang standarisasi dan sertifikasi,
pelatihan dan pemagangan, dan produktivitas.
Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas mempunyai fungsi:
1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksa-naan di bidang standarisasi dan sertifikasi;
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang pelatihan dan pemagangan;
3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang produktivitas;
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya yang mempunyai 3 Seksi :
1. Seksi Standarisasi dan Sertifikasi;
2. Seksi Pelatihan dan Pemagangan;
3. Seksi Produktivitas.
d. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, membawahkan :
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang penempatan tenaga kerja dalam
dan luar negeri, perluasan dan pengembangan tenaga kerja, dan
transmigrasi.
Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai fungsi:
1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 4
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang perluasan dan pengembangan tenaga kerja;
3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang transmigrasi;
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya yang mempunyai 3 Seksi :
1. Seksi Penempatan Tenaga Kerja;
2. Seksi Perluasan Kesempatan Kerja;
3. Seksi Transmigrasi.
e . Bidang Hubungan Industrial Dan Syarat Kerja;
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang syarat kerja dan jaminan sosial,
kelembagaan hubungan industrial, dan pengupahan dan kesejahteraan
tenaga kerja.
Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial mempunyai fungsi:
1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang syarat kerja dan jaminan sosial;
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelak-
sanaan di bidang kelembagaan hubungaan industrial;
3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja;
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya yang mempunyai 3 Seksi :
1. Seksi Syarat Kerja Dan Jaminan Sosial;
2. Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial;
3. Seksi Pengupahan Dan Kesejahteraan Tenaga Kerja.
f. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan, membawahkan :
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengawasan norma kerja dan
jaminan sosial tenaga kerja, pengawasan norma keselamatan kerja dan
kesehatan kerja, dan pengawasan dan perlindungan hukum tenaga kerja
dalam dan luar negeri.
Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai fungsi :
1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelak-
sanaan di bidang pengawasan norma kerja dan jaminan sosial tenaga
kerja;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 5
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang pengawasan norma keselamatan kerja dan
kesehatan kerja;
3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang pengawasan dan perlindungan hukum tenaga
kerja dalam dan luar negeri;
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya yang mempunyai 3 Seksi :
1. Seksi Pengawasan Norma Kerja;
2. Seksi Pengawasan Norma Keselamatan Dan Kesehatan Kerja;
3. Seksi Penegakan Hukum Ketenagakerjaan
g. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).
UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) di lingkungan Dinas Tenaga Kerja
Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Peraturan Gubernur
Jawa Tengah Nomor : 52 Tahun 2018 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi
Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
1) Balai Latihan Kerja Cilacap (BLK Cilacap),mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/ atau kegiatan
teknis penunjang Dinas di bidang pelatihan kerja industri. Untuk
melaksanakan tugas Balai Latihan Kerja Industri menyelenggarakan
fungsi:
a) Penyusunan rencana teknis operasional di bidang pelatihan dan
pemasaran kerja industri;
b) Pelaksanaan kebijakan teknis operasional di bidang pelatihan dan
pemasaran kerja industri;
c) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pelatihan dan
pemasaran kerja industri;
d) Pengelolaan ketatausahaan;
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
2) Balai Pelatihan Kerja Transmigrasi, mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang pelatihan kerja
pertanian.
Untuk melaksanakan tugas pokok Balai Latihan Kerja Pertanian
menyelenggarakan fungsi:
a) Penyusunan rencana teknis operasional dibidang pelatihan dan
pemasaran kerja pertanian;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 6
b) Pelaksanaan kebijakan teknis operasional di bidang pelatihan dan
pemasaran kerja pertanian;
c) Pemantauan monitoring,evaluasi dan pelaporan di bidang pelatihan
dan pemasaran kerja pertanian;
d) Pengelolaan ketatausahaan;
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3) Balai Latihan Kerja Semarang 1 Provinsi Jawa Tengah, mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang pelatihan kerja
luar negeri.
Balai Latihan Kerja Luar Negeri menyelenggarakan fungsi :
a) Penyusunan rencana teknis operasional di bidang pelatihan dan
pemasaran kerja luar negeri;
b) Pelaksanaan kebijakan teknis operasional di bidang pelatihan dan
pemasaran kerja luar negeri;
c) Pemantauan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pelatihan
dan pemasaran kerja luar negeri;
d) Pengelolaan ketatausahaan;
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
4) Balai Keselamatan Kerja Provinsi Jawa Tengah, mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang pelatihan dan pengujian
keselamatan kerja dan hiperkes.
Balai Pelatihan dan Pengujian Keselamatan Kerja dan Hiperkes menye-
lenggarakan fungsi:
a) Penyusunan rencana teknis operasional di bidang pelatihan dan
pengujian keselamatan kerja dan hiperkes;
b) Pelaksanaan kebijakan teknis operasional di bidang pelatihan dan
pengujian keselamatan kerja dan hiperkes;
c) Pemantauan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pelatihan
dan pengujian keselamatan kerja dan hiperkes;
d) Pengelolaan ketatausahaan;
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
5). Balai Latihan Kerja Semarang 2 Provinsi Jawa Tengah, mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 7
dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang pengembangan
produktivitas tenaga kerja.
Balai Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja menyelenggarakan
fungsi:
a) Penyusunan rencana teknis operasional pelatihan dan pemasaran di
bidang pengembangan produktivitas tenaga kerja;
b) Pelaksanaan kebijakan teknis operasional pelatihan dan pemasaran
di bidang pengembangan produktivitas tenaga kerja;
c) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelatihan dan pemasaran di
bidang pengembangan produktivitas tenaga kerja;
d) Pengelolaan ketatausahaan;
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
6). Balai Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Tenaga Kerja (BP3TK)
Provinsi Jawa Tengah, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas
di bidang pelayanan penyelesaian perselisihan tenaga kerja.
Balai Pelayanan Penyelesaian Perelisihan Tenaga kerja menyeleng-
garakan fungsi:
a) Penyusunan rencana teknis operasional di bidang penyelesaian
hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja, dan penyelesaian
kasus penempatan tenaga kerja;
b) Pelaksanaan kebijakan teknis operasional di bidang penyelesaian
hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja, dan penyelesaian
kasus penempatan tenaga kerja;
c) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyelesaian
hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja, dan penyelesaian
kasus penempatan tenaga kerja;
d) Pengelolaan ketatausahaan;
e) Kelompok Jabatan Fungsional.
7). Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Kelas B, merupakan unsur
pelaksana tugas teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang
tertentu di bidang pengawasan tenaga kerja.
Satuan Pengawas Ketenagakerjaan Kelas B meliputi :
a. Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah Semarang dengan
Tempat Kedudukan Kota Semarang; Wilayah Kerja : Kota Semarang,
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 8
Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan,
Kabupaten Kendal, Kota Salatiga.
b. Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah Pati dengan Tempat
Kedudukan Wilayah Pati; Wilayah Kerja : Kabupaten Pati, Kabupaten
Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Rembang, Kabupaten Blora.
c. Satuan Pengawasan KetenagakerjaanWilayah Surakarta dengan
Tempat Kedudukan di Kota Surakarta; Wilayah Kerja : Kota
Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten
Boyolali, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Klaten, Kabupaten
Sukoharjo.
d. Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah Magelang dengan
Tempat Kedudukan Kota Magelang; Wilayah Kerja : Kota Magelang,
Kabupaten Magelang, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo,
Kabupaten Temanggung, Kabupaten Purworejo.
e. Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah Banyumas dengan
Tempat Kedudukan Kabupaten Banyumas; Wilayah Kerja :
Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Cilacap,
Kabupaten Banjarnegara.
f. Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah Pekalongan dengan
Tempat Kedudukan Kota Pekalongan; Wilayah Kerja : Kota
Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Brebes, Kota Tegal,
Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Batang.
Selengkapnya struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Jawa Tengah tersaji pada gambar berikut :
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 9
Gambar 1.1.
Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 10
Keterangan bagan:
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Jawa Tengah membawahi
langsung:
I. Sekretariat
II. Pelatihan Kerja Dan Produktivitas
III. Penempatan Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
IV. Hubungan Industrial Dan Jaminan Sosial
V. Pengawasan Ketenagakerjaan
VI. UPTD:
Balai Pelatihan Kerja Transmigrasi
Balai Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Tenaga Kerja
Keselamatan Kerja
Balai Latihan Kerja Semarang 1
Balai Latihan Kerja Semarang 2
Balai Latihan Kerja Cilacap
VII. Kelompok Jabatan Fungsional
1.2. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah, bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang tenaga kerja dan Transmigrasi, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Tugas pokok dan fungsi dinas Selanjutnya diatur dalam Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 65 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai fungsi : 1) Perumusan Kebijakan teknis bidang tenaga kerja, transmigrasi,
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang tenaga kerja dan transmigrasi;
3) Pembinaan dan fasilitasi bidang tenaga kerja dan transmigrasi lingkup Provinsi dan Kabupaten/Kota;
4) Pelaksanaan tugas di bidang penempatan tenaga kerja dan transmigrasi, pelatihan kerja dan produktivitas, pengawasan ketenagakerjaan, hubungan industrial dan jaminan sosial dan ketransmigrasian;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 11
5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang tenaga kerja dan transmigrasi,;
6) Pelaksanaan kesekretariatan dinas;
7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
1.3. Issu Strategis
Eksistensi sebuah institusi bergantung sejauh mana institusi tersebut
mampu menemukenali dan merespon isu strategis dengan berbagai
kebijakan dan tindakan yang tepat. Secara umum isu strategis dapat
bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Isu
Strategis yang melingkupi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Jawa Tengah , antara :
a. Tingginya Angka Pengangguran masih sebesar 4,49 persen, jumlah
terendah di kabupaten Wonogiri sebesar 2,54 persn dan tertinggi di
kabupaten Tegal sebesar 8,21 persen
b. Penduduk bekerja berpendidikan rendah (maksimal SMP) menurun
cukup banyak dari 67,45 persen pada Agustus 2018 menjadi 65,95
persen pada Agustus 2019. Sementara persentase penduduk bekerja
berpendidikan menengah dan pendidikan tinggi meningkat, yaitu
masing-masing sebesar 6,90 persen poin dan 2,86 persen poin.
c. Tingginya perusahaan yang melakukan pelanggaran normatif (norma
kerja dan norma K3) atau rendahnya tingkat kepatuhan ketenagakerjaan
sejumlah 2.697 perusahaan atau sebesar 97,40% dari 2.769 perusahaan
yang diperiksa dan tidak patuh di bidang norma kerja dan norma K3
sejumlah perusahaan atau sebesar 96,38% dari 469 perusahaan yang
diperiksa.
d. Banyaknya perusahaan yang memiliki tenaga kerja sudah bekerja selama
1 tahun belum menyusun dan melaksanaan ketentuan Struktur dan Skala
Upah sesuai Permennaker No. 1/2017 baru sejumlah 1.491 perusahaan
dari total perusahaan wajib lapor sejumlah 23.626 perusahaan atau
sebesar 6,3%.
e. Rendahnya perusahaan yang memenuhi ketentuan menyusun Peraturan
Perusahaan baru sejumlah 4.780 perusahaan atau menyusun Perjanjian
Kerja Bersama (PKB) baru sejumlah 872 perusahaan atau sebesar
23,92% dari total perusahaan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 12
f. Penduduk bekerja menurut jam kerja, persentase tertinggi pada
Agustus 2019 adalah pekerja penuh (jam kerja minimal 35 jam per
minggu) sebesar 73,32 persen. Sementara penduduk yang bekerja
dengan jam kerja 1–7 jam memiliki persentase yang paling kecil, yaitu
sebesar 2,06 persen. Sementara itu, pekerja tidak penuh terbagi menjadi
dua, yaitu pekerja paruh waktu (21,30 persen) dan pekerja setengah
penganggur (5,38 persen.
g. Rendahnya jumlah LKS Bipartit yang terbentuk pada perusahaan yang
wajib membentuk LKS Bipartit sejumlah 1.725 dari 4.032 perusahaan
atau sebesar 42,78%.
h. Rendahnya realisasi penempatan transmigran dibandingkan dengan
animo calon transmigran sebesar 6,91%.
1.4. Kedaan Pegawai
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah didukung personil/ pegawai
tahun 2019 sejumlah 480 orang terbagi 51 pegawai di Sekretariat, 101
pegawai di Bidang dan 328 pegawai di UPTD.
Daftar jumlah pegawai berdasarkan unit kerja di lingkungan Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi adalah sebagai berikut:
tabel 1.2 Jumlah PNS Berdasarkan Golongan
0
100
200
300
400
GOL. IV GOL. III GOL. II GOL. I
106
330
431
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 13
Tabel 1.3 Jumlah PNS menurut Jenjang pendidikan
Berdasarkan jumlah pegawai sebanyak 480 orang dengan status tingkat
pendidikan yang paling banyak adalah berpendidikan S1 sebanyak 55.67
atau sebanyak 267 orang.
1.5. Keuangan
Dukungan dana atau anggaran yang tersedia untuk melaksanakan tugas
dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah
pada tahun 2019 berasal dari APBD Provinsi Jawa Tengah sebanyak
128.258.917.000 terdiri dari belanja tidak langsung atau gaji sebesar Rp.
77.561.373.000,- untuk 480 PNS dan belanja langsung sebesar Rp.
50.697.544.000 yang didukung oleh 7 program dan 121 kegiatan yang
diperuntukkan baik untuk mendukung pelaksanaan program yang
berkaitan langsung dengan indikator sasaran strategis maupun program-
program pendukung.
tabel 1.3 Program dan anggaran
NO. NAMA PROGRAM JUMLAH
ANGGARAN
1 Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja
10.285.402.000
2 Peningkatan Kesempatan Kerja 6.696.108.000
3 Perlindungan Dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
3.543.767.000
4 Peningkatan Kepatuhan Dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan
4.735.760.000
5 Pengembangan Dan Penempatan Transmigrasi 3.082.346.000
6 Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
852.094.000
7 Manajemen Administrasi Pelayanan Umum, Kepegawaian dan Keuangan Perangkat Daerah
21.502.067.000
050
100150200250300
4 572
36
267
95
1
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 14
1.6. Sistematika Penulisan LKJIP
Adapun sistematika dalam penulisan Renstra Renstra Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
didasarkan pada Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2014, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN.
Memuat penjelasan umum mengenai Latar Belakang; Kedudukan
Tugas Pokok dan Fungsi , Aspek Stratergis / Isu strategis serta
Sistematika Penulisan.
BAB II PERENCANAAN KINERJA.
RPJMD Tahun 2018 – 2023, Memuat Rencana Strategis (Renstra)
Tahun 2018 s/d 2023 dan Perjanjian Kinerja Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Tahun 2019.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Berisi tentang Identifikasi Capaian Kinerja organisasi tahun 2019;
Analisa capaian kinerja dan Akuntabilitas keuangan (realisasi
anggaran)
BAB IV Pentup
Berisi tentang kesimpulan dan saran
Lampiran
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 15
Tabel. 1.4
Indikator Kinerja Tujuan dan sasaran
Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Tujuan dan sasaran
2019 2020 2021 2022 2023 Kinerja Akhir Periode renstra
Mengurangi Jumlah Pengangguran
Persentase pengangguran yang ditangani
24,05 25,86 27,37 28,15 28,55 28,55
Meningkatnya Kompe-tensi dan Produktivitas Tenaga Kerja
Persentase Peningkatan tenaga kerja yang kompeten
6,89 7,09 7,39 7,89 8,19 8,19
Tingkat produktivitas tenaga kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)
54,58 54,59 54,60 54,61 54,62 54,62
Meningkatnya Penem-patan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
Persentase tenaga kerja yang ditempatkan
69,04 69,54 70,09 70,47 71,01 71,01
Persentase peningkatan penye-rapan tenaga kerja baru disektor Informal
56 59 62 65 68 68
Meningkatnya Perlin-dungan Tenaga Kerja Dalam Hubungan Indus-trial dan Jaminan Sosial
Persentase Penyelesaian perse-lisihan hubungan industrial
90,00 92,50 93,00 95,50 96,00 96,00
Persentase pekerja/buruh yang menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan
87,11 87,26 87,41 87,56 87,70 87,70
Meningkatnya Kepa-tuhan Terhadap Norma Ketenagakerjaan (Nor-ma Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja
Persentase penurunan pelang-garan norma ketenagakerjaan
94,86 92,09 89,26 86,21 82,97 82,97
Meningkatnya Penem-patan Transmigran pa-da Daerah Tujuan Transmigrasi
Persentase penempatan trans-migran terhadap animo transmigran
3,37 3,38 3,38 3,40 3,41 3,41
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 16
BAB 2
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Perencanaan Strategis
Tahun 2019, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah menyu-
sun Rencana Strategis (Renstra) Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2018-2023. Renstra
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Jawa Tengah merupakan mani-
festasi komitment Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah dalam
mendukung visi dan misi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah yang
tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023. Sebagai
bentuk pembangunan berkelanjutan, perumusan Renstra Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023 tidak
terlepas dari kesuksesan pencapaian target yang telah ditetapkan dalam
dokumen perencanaan periode sebelumnya (2013-2018).
Rencana Strategis (Renstra) adalah dokumen perencanaan
Perangkat Daerah periode lima tahun. Renstra memuat tujuan, sasaran dan
strategi bagi penyelenggaraan program dan kegiatan di Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah yang harus dilaksanakan secara
terpadu, sinergis, harmonis dan berkesinambungan. Renstra Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023 ditetapkan
melalui Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Jawa Tengah Nomor 38 Tahun 2019
2.1.1. Visi dan Misi Kepala Daerah
Visi Misi Gubernur Jawa Tengah yang dituangkan dalam RPJMD Jawa
Tengah berupaya untuk menyinambungkan perencanaan periode 5 tahun
sebelumnya (2013-2018) dengan perencanaan periode yang setelahnya
(2018-2023). Visi Misi Gubernur Jawa Tengah pada perencanaan periode
2018-2023 berkesinambungan dan melanjutkan keberhasilan capaian
pembangunan dengan periode sebelumnya.
Bab 2 Berisi :
2.1. Perencanaan Strategis
2.2. Perjanjian Kinerja
Tahun 2019
2.3. Rencana Anggaran
Tahun 2019
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 17
visi misi dengan tema “MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI
TETEP “MBOTEN KORUPSI MBOTEN NGAPUSI”
Dalam rangka mewujudkan tema visi tersebut, Gubernur Jawa Tengah
menyampaikan misi tahun 2018-2023, adalah:
1. Membangun masyarakat Jawa Tengah yang religius, toleran dan guyub
untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Mempercepat reformasi birokrasi yang dinamis serta memperluas
sasaran ke pemerintahan Kabupaten/Kota
3. Memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan kerja
baru untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran
4. Menjadikan rakyat Jawa Tengah lebih sehat, lebih pintar, lebih
berbudaya dan mencintai lingkungan
Dari misi tersebut, Gubernur Jawa Tengah memiliki program-
program unggulan/program kerja yaitu:
1. Sekolah tanpa sekat; pelatihan tentang demokrasi dan pemilu, gender,
antikorupsi dan magang gubernur untuk siswa SMA/SMK;Sekolah tanpa
sekat: pendidikan politik warga negara, pelatihan demokrasidan pemilu,
gender, dan pendidikan anti korupsi, dan program maganggubernur
untuk SMA/SMK. Pendidikan tanpa sekat merupakan integrasi
pendidikan formal, informal, dan non formal sebagai perwujudan
bahwaurusan pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah tetapimenjadi tanggung jawab keluarga dan masyarakat.
2. Peningkatan peran rumah ibadah, fasilitasi pendakwah dan guru
ngaji;Peningkatan peran rumah ibadah, fasilitasi pendakwah, dan guru
agamasebagai media komunikasi antar agama dan penghayat untuk
membangunhubungan yang saling menyejahteraan menuju kehidupan
yang salingmenghormati, terwujudnya kehidupan yang aman dan
nyaman tanpaadanya diskriminasi.
3. Reformasi birokrasi di kabupaten/kota yang dinamis berbasis teknologi
informasi dan sistem layanan terintegrasi; Reformasi birokrasi yang
diharapkan kedepan adalah pada tiga dimensiutama yaitu pelayanan
publik yang semakin dinamis, efektivitas danefisiensi manajemen
pemerintahan, serta profesionalisme.
4. Satgas kemiskinan, bantuan desa, rumah sederhana layak huni;
Merupakan satuan yang aktif dalam pendataan, perumusan masalah
danperumusan kebijakan, serta pelaporan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 18
5. Obligasi daerah, kemudahan akses kredit UMKM, penguatan BUMDes
danpelatihan startup untuk Wirausaha Muda;Obligasi karena
menurunnya kapasitas fiskal. Adanya kebutuhan proyekyang harus
segera dilaksanakan. Tetepi kapasitas fiskal tidak cukup untuk
membiayai.
6. Menjaga harga komoditas dan asuransi gagal panen untuk petani
sertamelindungi kepentingan nelayan;Dilakukan dengan perlindungan
harga dan menjamin pemasaran produkpertanian; pemerintah membeli
secara langsung produk pertanian denganmenugaskan BUMD pertanian;
serta penguatan kelembagaan petani ditingkat desa sebagaimana
tertuang dalam amanat Perda No 5 tahun 2016.
7. Pengembangan transportasi massal, revitaliasi jalur kereta dan
bandaraserta pembangunan embung/irigasi; Program ini dilakukan
dengan melakukan perluasan koridor BRT; subsidiKA Semarang-Solo dan
KA Semarang-Purwokerto; jalan penghubung utara-selatanJawa Tengah,
dalam rangka meningkatkan koneksitas, serta untukpercepatan
pergerakan manusia, barang dan jasa.
8. Pembukaan kawasan industri baru dan rintisan pertanian
terintegrasi;Afirmasi kebijakan tumbuhnya kawasan industri baru di
perbatasan baratdan selatan, dalam mempercepat proses persebaran
pusat-pusatpertumbuhan ekonomi; Rintisan pertanian terintegrasi
dimaksudkan dengan integrasi vertikal huluhilir, integrasi holistik
perpanjangan rantai energi untuk menghasilkan 5F (food, feed, fuel,
fertilizer, fiber). Selain itu juga mengembangkan konseppertanian
terintegrasi sektoral (mayor sektoral) dan sektor terintegrasi
dalampertanian (pertanian mayor), integrasi berbasis konsolidasi lahan
(penerapanmekanisasi penuh), integrasi berbasis organisasi pertanian
contoh pertanianorganik, gula semu, serta kawasan pertanian
terintegrasi berbasis unggulan.
9. Rumah sakit tanpa dinding, sekolah biaya pemerintah khusus untuk
siswamiskin (SMAN, SMKN, SLB) dan bantuan sekolah swasta, ponpes,
madrasahdan difabel;RS tanpa dinding mengubah paradigma kesehatan
dari kuratif ke promotive dan preventif, penanganan kesehatan jemput
bola, serta pengembangankesehatan lingkungan. Program ini untuk
meningkatkan kapasitasmasyarakat melalui kombinasi program
kesehatan dan pendidikan sertakesehatan lingkungan.
10. Festival seni serta pengembangan infrastruktur olahraga, rumah
kebudayaan dan kepedulian lingkungan. Program ini adalah mendorong
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 19
kegiatan-kegiatan seni, kebugaran (olahragaprestasi dan rekreasi), serta
mengembangkan rumah kebudayan sebagaiwadah forum publik saling
bertemu dan komunikasi tentang seni dan budaya.
Tabel 2.1. Telaah Visi, Misi, dan Program
Gubernur Jawa Tengah Periode Tahun 2018-2023
VISI MISI PROGRAM UNGGULAN Jawa Tengah Berdikari dan Semakin Sejah-tera (Tetep) Mbo-ten Korupsi, Mboten Ngapusi
Membangun masyarakat Jawa Tengah yang reli-gious, toleran dan guyup untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peningkatan peran rumah ibadah, fasili-tasi pendakwah dan guru ngaji; Peningkatan peran rumah ibadah, fasilitasi pendakwah, dan guru agamasebagai media komuni-kasi antar agama dan penghayat untuk membangun hubungan yang saling menyejahteraan menuju kehi-dupan yang salingmenghormati, ter-wujudnya kehidupan yang aman dan nyaman tanpa adanya diskriminasi
Festival seni serta pengembangan infrastruktur olahraga, rumah kebu-dayaan dan kepedulian lingkungan. Program ini adalah mendorong kegiatan-kegiatan seni, kebugaran (olahr aga prestasi dan rekreasi), serta mengembangkan rumah kebudayan sebagaiwadah forum publik saling bertemu dan komunikasi tentang seni danbudaya
Mempercepat reformasi
birokrasi yang dinamis
serta memperluas sasaran
ke Pemerintahan
Kabupaten / Kota
Reformasi birokrasi di kabupaten/ kota yang dinamis berbasis tekno-logi informasi dan sistem layanan terintegrasi; Reformasi birokrasi yang diharapkan kedepan adalah pada tiga dimensiutama yaitu pela-yanan publik yang semakin dinamis, efektivitas danefisiensi manajemen pemerintahan, serta profesionalis-me
Memperkuat kapasitas
ekonom rakyat dan mem-
buka lapangan kerja baru
untuk mengurangi kemis-
kinan dan pengangguran
Satgas kemiskinan, bantuan desa, rumah sederhana layak huni; Merupakan satuan yang aktif dalam pendataan, perumusan masalah danperumusan kebijakan, serta pelaporan
Obligasi daerah, kemudahan akses kredit UMKM, penguatan BUMDes dan pelatihan startup untuk Wirausaha Muda; Obli-gasi karena menurunnya kapasitas fiskal. Adanya kebutuhan proyekyang harus segera dilaksanakan. Tetepi kapasitas fiskal tidak cukup untuk membiayai
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 20
VISI MISI PROGRAM UNGGULAN Menjaga harga komoditas dan
asuransi gagal panen untuk petani serta melindungi kepentingan nela-yan; Dilakukan dengan perlin-dungan harga dan menjamin pemasaran produkpertanian; peme-rintah membeli secara langsung produk pertanian dengan menu-gaskan BUMD pertanian; serta penguatan kelembagaan petani ditingkat desa sebagaimana ter-tuang dalam amanat Perda No 5 tahun 2016
Pengembangan transportasi massal, revitaliasi jalur kereta dan bandaraserta pembangunan em-bung / irigasi;Program ini dilakukan dengan melakukan perluas-an koridor BRT; subsidiKA Semarang-Solo dan KA Semarang-Purwokerto; jalan penghubung utara-selatan Jawa Tengah, dalam rangka meningkatkan koneksitas, serta untukpercepatan pergerakan manusia, barang dan jasa
Pembukaan kawasan industri baru dan rintisan pertanian terintegrasi; Afirmasi kebijakan tumbuhnya kawasan industri baru di perbatasan baratdan selatan, dalam memper-cepat proses persebaran pusat-pusat pertumbuhan ekonomi; Rin-tisan pertanian terintegrasi dimak-sudkan dengan integrasi vertikal huluhilir, integrasi holistik perpan-jangan rantai energi untuk meng-hasilkan 5F (food, feed, fuel, fertile-zer, fiber). Selain itu juga mengem-bangkan konseppertanian terin-tegrasi sektoral (mayor sektoral) dan sektor terintegrasi dalam per-tanian (pertanian mayor), integrasi berbasis konsolidasi lahan (pene-rapanmekanisasi penuh), integrasi berbasis organisasi pertanian con-toh pertanianorganik, gula semu, serta kawasan pertanian terintegrasi berbasis unggulan
Menjadikan rakyat Jawa
Tengah lebih sehat, lebih
pintar, lebih berbudaya
dan mencintai lingkungan.
Sekolah tanpa sekat; pelatihan tentang demokrasi dan pemilu, gender, antikorupsi dan magang gubernur untuk siswa SMA/ SMK;Sekolah tanpa sekat: pendidi-kan politik warga negara, pelatihan demokrasidan pemilu, gender, dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 21
VISI MISI PROGRAM UNGGULAN pendidikan anti korupsi, dan program maganggubernur untuk SMA/SMK. Pendidikan tanpa sekat merupakan integrasi pendidikan formal, informal, dan non formal sebagai perwujudan bahwa urusan pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapimenjadi tanggung jawab keluarga dan masyarakat
Rumah sakit tanpa dinding, sekolah biaya pemerintah khusus untuk siswamiskin (SMAN, SMKN, SLB) dan bantuan sekolah swasta, ponpes, madrasahdan difabel; RS tanpa dinding mengubah paradigma kesehatan dari kuratif ke promotive dan preventif, penanganan kesehatan jemput bola, serta peng-embangan kesehatan lingkungan. Program ini untuk meningkatkan kapasitas masyarakat melalui kom-binasi program kesehatan dan pen-didikan serta kesehatan lingkungan
Berangkat dari visi dan misi Pemerintah Daerah tersebut dan sesuai tugas
dan pokok fungsinya, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa
Tengah mendukung pencapaian Misi Pemerintah Daerah Memperkuat
kapasitas ekonom rakyat dan membuka lapangan kerja baru untuk mengu-
rangi kemiskinan dan pengangguran.
2.1.2. Tujuan dan Sasaran Perangkat Daerah
a. Tujuan Tujuan jangka menengah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023, adalah Mengurangi Jumlah Pengangguran, dengan Indikator Kinerja Tujuan Persentase pengangguran yang ditangani
b. Sasaran .
Adapun sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun adalah :
a) Meningkatnya Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja, indikator
Sasaran adalah :
1. Persentase Peningkatan tenaga kerja yang kompeten
2. Tingkat produktivitas tenaga kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 22
b) Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan
Kerja, indikator Sasaran adalah :
1. Persentase tenaga kerja yang ditempatkan
2. Persentase peningkatan penyerapan tenaga kerja baru disektor
Informal
c) Meningkatnya Perlindungan Tenaga Kerja Dalam Hubungan Industrial
dan Jaminan Sosial, indikator Sasaran adalah :
1. Persentase Penyelesaian perselisihan hubungan industrial
2. Persentase pekerja/buruh yang menjadi peserta BPJS
ketenagakerjaan
d) Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Norma Ketenagakerjaan (Norma
Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja, indikator Sasaran adalah :
Persentase penurunan pelanggaran norma ketenagakerjaan
e) Meningkatnya Penempatan Transmigran pada Daerah Tujuan
Transmigrasi, indikator Sasaran adalah :
Persentase penempatan transmigran terhadap animo transmigran
Selengkapnya relasi rumusan pernyataan tujuan dan sasaran dan indikator
sasaran jangka menengah OPD pada tabel berikut:
Tabel 2.2. Ringkasan Visi Misi RPJMD
Visi: “MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA
DAN BERDIKARI TETEP “MBOTEN KORUPSI MBOTEN NGAPUSI””
Misi Tujuan Indikator Tujuan
Sasaran Indikator Sasaran
Memperkuat ka-pasitas ekonomi rakyat dan mem-buka lapangan kerja baru untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran
Mengurangi Jum- lah Pengangguran Indikator Kinerja Tujuan :Persen-tase pengangguran yang ditangani
Tahun 2019(24.05) menjadi 28.55 tahun 2023
1.1. Meningkatnya Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja
1. Persentase Peningkatan tenaga kerja yang kompeten
2. Tingkat produktivitas tenaga kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)
1.2. Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja.
1. Indeks Gini Persentase tenaga kerja yang ditempatkan
2. Persentase peningkatan penyerapan tenaga kerja baru disektor Informal
1.3. Meningkatnya Perlindungan Tena-ga Kerja Dalam Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
1. Persentase Penyelesaian perselisihan hubungan industrial
2. Persentase pekerja/ buruh yang menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 23
Visi: “MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA
DAN BERDIKARI TETEP “MBOTEN KORUPSI MBOTEN NGAPUSI””
Misi Tujuan Indikator Tujuan
Sasaran Indikator Sasaran
1.4. Meningkatnya Kepatuhan Terha-dap Norm Ketenagakerja-an (Norma Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja
Persentase penurunan pelanggaran norma ketenagakerjaan
1.5. Meningkatnya Penempatan Trans-migran pada Daerah Tujuan Transmigrasi
Persentase penempatan transmigran terhadap animo transmigran
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 24
Tabel. 2.3 Tabel II.2 Tujuan sasaran dan indikator kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Tujuan dan sasaran
2019 2020 2021 2022 2023 Kinerja Akhir Periode renstra
Mengurangi Jumlah Pengangguran
Persentase pengangguran yang ditangani
24,05 25,86 27,37 28,15 28,55 28,55
Meningkatnya Kompe-tensi dan Produktivitas Tenaga Kerja
Persentase Peningkatan tenaga kerja yang kompeten
6,89 7,09 7,39 7,89 8,19 8,19
Tingkat produktivitas tenaga kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)
54,58 54,59 54,60 54,61 54,62 54,62
Meningkatnya Penem-patan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
Persentase tenaga kerja yang ditempatkan
69,04 69,54 70,09 70,47 71,01 71,01
Persentase peningkatan penye-rapan tenaga kerja baru disektor Informal
56 59 62 65 68 68
Meningkatnya Perlin-dungan Tenaga Kerja Dalam Hubungan Indus-trial dan Jaminan Sosial
Persentase Penyelesaian perse-lisihan hubungan industrial
90,00 92,50 93,00 95,50 96,00 96,00
Persentase pekerja/buruh yang menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan
87,11 87,26 87,41 87,56 87,70 87,70
Meningkatnya Kepa-tuhan Terhadap Norma Ketenagakerjaan (Nor-ma Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja
Persentase penurunan pelang-garan norma ketenagakerjaan
94,86 92,09 89,26 86,21 82,97 82,97
Meningkatnya Penem-patan Transmigran pa-da Daerah Tujuan Transmigrasi
Persentase penempatan trans-migran terhadap animo transmigran
3,37 3,38 3,38 3,40 3,41 3,41
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 25
2.1.3. Strategi dan Arah kebijakan
Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah selanjut-
nya perlu ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Cara menca-
pai tujuan dan sasaran merupakan strategi organisasi
Tabel 2.4
Sasaran Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
NO.
SASARAN STRATEGIS
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 2 3 4
1 Meningkatnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja
Meningkatkan Kompetensi, Produktivitas dan Daya Saing Tenaga Kerja, serta Penguat-an Kelembagaan Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Ker-ja Melalui Pelatihan Berbasis Kompetensi di BLK Peme-rintah dan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta, Koordinasi dan Penguatan Jejaring Kerjasama Pengembangan Pelatihan, serta Harmonisasi Regulasi
Meningkatkan kompeten-si, produktivitas dan daya saing tenaga kerja secara kontinyu dan kom-prehensif hingga mempe-roleh sertifikat kompetensi
2 meningkatnya penem-patan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja
Meningkatkan Penempatan Tenaga Kerja dalam dan Luar Negeri serta Perluasan Kesem-patan Kerja Melalui Pening-katan Kualitas Kinerja Lemba-ga Penempatan Tenaga Kerja, Optimalisasi Fungsi Pengantar Kerja, Pemberdayaan TKI Pur-na, Penca dan Lansia, Pem-binaan Tenaga Kerja Pendam-ping Tenaga Kerja Asing, dan Penyelenggaraan Model-Model Penyebarluasan Informasi Pasar Kerja (BKO, BKK, JMF)
Meningkatkan Perlindung-an Tenaga Kerja dalam dan Luar Negeri difokus-kan pada pra dan pasca penempatan, optimalisasi peran lembaga penem-patan tenaga kerja, dan memperluas akses informasi pasar kerja
meningkatnya perlindungan tenaga kerja dalam hubungan Industrial dan jaminan sosial
Meningkatkan Pengelolaan Iklim Kerja yang Kondusif untuk Men-ciptakan Hubungan Industrial Kondusif dan Harmonis, serta Perlindungan Jaminan Sosial Bagi Tenaga Kerja Melalui Peningkatan Koordinasi dalam Penetapan Upah Minimum Prov. /Kab / Kota /Sektoral Provinsi dan Kab/ Kota, Peningkatan Peran Lembaga Kerjasama Bipartit dan Lembaga Kerjasama Tripartit, Mendorong Perusahaan dalam Kepesertaan Jaminan Sosial dan Fasilitas Sarana Kesejahteraan Bagi Tenaga Kerja Baik Diluar Maupun Didalam Hubu-ngan Kerja, dan
Menjaga dan Meningkat-kan Pengelolaan Iklim Kerja yang Kondusif untuk Menciptakan Hubungan Industrial Kondusif dan Harmonis, serta Penguat-an dan Pengelolaan Data dan Informasi Hubungan Industrial dengan fokus penetapan sistem pengu-pahan yang berkeadilan, pemberdaya-an Lembaga Kerjasama Bipartit dan pengesyahan peraturan perusahaan, peningkatan kepersertaan jaminan sosial
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 26
NO.
SASARAN STRATEGIS
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 2 3 4
Pengembangan Data dan Infor-masi Hubungan Industrial dalam Penge-sahan Peraturan Peru-sahaan dan Pendaftaran Perjan-jian Kerja Bersama
meningkatnya kepa-tuhan terhadap norma ketenagakerjaan (Norma Kerja, Norma K3) dan lingkungan kerja
Meningkatkan Pengawasan, Pemeriksaan dan Pembinaan Ketenagakerjaan dalam dan Luar Negeri, Penerapan SMK3 (Sistem Manajemen K3), Peng-awasan Standarisasi dan Se-rtifikasi K3, serta Meningkatkan Kepatuhan Terhadap Norma Ketenagakerjaan
Meningkatkan Koordinasi Pengawasan, Pemeriksa-an dan Pembinaan Kete-nagakerjaan Dalam dan Luar Negeri melalui Pe-nerapan SMK3 (Sistem Ma-najemen K3), Peng-awasan Standarisasi dan Sertifikasi K3, serta Peningkatan Deteksi Dini Potensi Bahaya Kesela-matan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja, serta Meningkatkan Kepatuhan Terhadap Norma Ketena-gakerjaan dengan dilaku-kan secara berkesinambungan diprioritas pada peru-sahaan-perusahaan yang memiliki penyerap-an tenaga kerja besar dan diprioritaskan pada perusahaan-perusahaan yang memiliki resiko keselamatan tenaga kerja menengah dan besar
peningkatan kom-petensi calon transmigran dan pemenuhan kebut-uhan rumah trans-migran
Meningkatkan Koordinasi dan Integrasi Kerjasama Pelaksanaan Transmigrasi Antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota Daerah Tujuan Transmigrasi
Meningkatkan Kualitas Calon Transmigran Sesuai Potensi dan Lokasi Dae-rah Penempatan difokus-kan pada peningkatan kompetensi calon trasmig-ran dan pemenuhan kebu-tuhan rumah transmigran
2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2019
Perjanjian kinerja tahun 2019 merupakan target tahun pertama
dari renstra yang merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari
pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih
rendah untuk melaksanakan program/ kegiatan yang disertai dengan
indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen
penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 27
amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan
wewenang serta sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat
sasaran strategis, indikator kinerja, beserta target kinerja dan anggaran.
Dokumen Renstra selanjutnya dijabarkan ke dalam Rencana Kerja
Tahunan (Renja) yang yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan
yang mendukung tercapainya sasaran. Selanjutnya renja tersebut
dijadikan acuan dalam penyusunan perjanjian kinerja.
Dalam penyusunan perjanjian kinerja instansi mengacu pada Renstra,
RKT, IKU, dan anggaran atau DPA. Perjanjian Kinerja Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 sebagai berikut:
Tabel 2.5 Perjanjian Kinerja Tahun 2019
TUJUAN / SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET PENANGGUNG
1 2 3 4 JAWAB
A Tujuan 1
Mengurangi jumlah
pengangguran
Persentase pengangguran
yang ditangani
24.05 Persen
Sasaran
1.1. Meningkatnya kompe-
tensi dan produktivitas
tenaga kerja
Persentase peningkatan te-
naga kerja yang kompeten
6,89 Persen Bidang Lattas,
BPKT, BLK
cilacap, BLK
Semarang 1, BLK
Semarang 2,
Tingkat Produktivitas Tena-
ga Kerja di Jawa Tengah
(Rp/Juta)
54.58 juta
1.2. Meningkatnya penem-
patan tenaga kerja dan
perluasan kesempatan
kerja
Persentase pencari kerja
yang ditempatkan
69,04 Persen Bidang Penta
Persentase Peningkatan
Penyerapan Tenaga Kerja
Baru di Sektor Informal
56,00 Persen
1.3. Meningkatnya perlin-
dungan tenaga kerja
dalam hubungan Indus-
trial dan jaminan social
Persentase penyelesaian
perselisihan hubungan
industrial
90,00 Persen Bidang HI Jam-
sos dan BP3TK
Persentase pekerja / bu-
ruh yang menjadi peserta
BPJS Ketenagakerjaan
87,11 Persen
1.4. Meningkatnya kepatuh-
an terhadap norma
ketenegakerjaan (Norma
Kerja, Norma K3) dan
lingkung-an kerja
Persentase penurunan
pelanggaran norma
ketenagakerjaan
94,86 Persen Bidang Penga-
wasan dan UPT.
Satwasnaker
1.5. Meningkatnya penem-
patan transmigran pada
daerah tujuan
transmigrasi
Persentase penempatan
transmigran terhadap
animo transmigrasi
3,37 Persen Dinas, Bid. Penta
UPT. BPKT
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 28
TUJUAN / SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET PENANGGUNG
1 2 3 4 JAWAB
B TUJUAN 2
Meningkatkan Tata Kelola
Organisasi Perangkat
Daerah
Nilai Kepuasan Masyarakat 71,00 Persen Dinas dan UPT
Sasaran
1.1. Meningkatnya Kualitas
Pelayanan Perangkat
Daerah
Nilai Kepuasan Masyarakat 71,00 Persen Dinas dan UPT
2.2. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah
Nilai SAKIP Perangkat Daerah
74.50 Persen
Perjanjian Kinerja inilah yang menjadi dasar penyusunan perjanjian
kinerja seluruh Esselon di lingkungan Disnakertrans Prov. Jateng, mulai
dari level pejabat tertinggi esselon II sampai ke Esselon IV berdasarkan
tugas dan fungsi serta hasil turunan (cascading) dari perjanjian kinerja
atasannya. Untuk mewujudkan kinerja tersebut, Disnakertrans Prov.
Jateng mendapat dukungan anggaran dari APBD sebesar Rp.
128.258.917.000 yang digunakan untuk melaksanakan 116 kegiatan
yang terangkum dalam 7 pogram dan APBN sebesar Rp. 21.081.627.000
sebagai berikut:
2.3. Rencana Anggaran Tahun 2019
Perjanjian Kinerja inilah yang menjadi dasar penyusunan perjanjian
kinerja seluruh Esselon di lingkungan Disnakertrans Prov. Jateng, mulai
dari level pejabat tertinggi esselon II sampai ke Esselon IV berdasarkan
tugas dan fungsi serta hasil turunan (cascading) dari perjanjian kinerja
atasannya. Untuk mewujudkan kinerja tersebut, Disnakertrans Prov.
Jateng mendapat dukungan anggaran murni sebesar Rp.
121.190.844.000,-.dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp.
70.493.300.000,- dan Belanja Langsung Rp. 50.697.544.000,-. Melalui
mekanisme perubahan APBD 2019 menjadi Rp. 128.258.917.000,-.
dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp. 77.561.373.000,- dan Belanja
Langsung Rp. 50.697.544.000
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 29
Tabel 2.5 Target Belanja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Jateng APBD Perubahan dan
dana Dekonsentrasi Tahun 2019
Uraian Target Prosentase Ket
Belanja Tidak Langsung Rp. 77.561.373.000 60.47% APBD
Belanja Langsung Rp. 50.697.544.000 39.53% APBD
Jumlah Rp. 128.258.917.000 100% APBD
Tabel 2.6
Anggaran Belanja Langsung APBD per Sasaran Strategis
Sasaran Anggaran Prosentase
1. Meningkatnya kompetensi dan produktivitas
tenaga kerja
10.285.402.000 20,29
2. Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja
6.696.108.000 13,21
3. Meningkatnya perlindungan tenaga kerja dalam hubungan Industrial dan jaminan sosial
3.543.767.000 6,99
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap norma ketenagakerjaan (Norma Kerja, Norma K3) dan lingkungan kerja
4.735.760.000 9,34
5. Meningkatnya penempatan transmigran pada daerah tujuan transmigrasi
3.082.346.000 6,08
6. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perangkat Daerah
852.094.000 1,68
7. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja
Perangkat Daerah
21.502.067.000 42,41
50.697.544.000 100,00
.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 30
BAB. 3
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Capaian Kinerja Tahun 2019
Pengukuran kinerja merupakan salah
satu alat untuk mendorong terciptanya
akuntabilitas kinerja. Pengukuran kinerja
akan menunjukkan seberapa besar kinerja
manajerial yang dicapai, seberapa bagus
kinerja financial organisasi, dan kinerja
lainnya yang menjadi dasar penilaian
akuntabilitas. Pengukuran tingkat capaian
kinerja dilakukan dengan cara membanding-
kan antara target kinerja yang telah
ditetapkan dengan realisasinya.
Pijakan yang dipergunakan dalam sistem akuntabilitas kinerja
adalah berpedoman kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja. Dalam regulasi ini, antara lain juga mengatur tentang
kriteria yang dipergunakan dalam penilaian kinerja organisasi pemerintah
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah telah
melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada Perjanjian Kinerja
yang telah disepakati. Penilaian ini dilakukan untuk mengevaluasi dan
mengukur dalam rangka pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan
memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian
tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan
kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian
kinerja yaitu: Tabel 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja
No. Interval Nilai Realisasi Kinerja
Kriteria Penilaian Realisasi
Kinerja Kode
1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua
2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda
3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua
4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda
5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah
Sumber: Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
Bab 2 Berisi :
3.1. Capaian Kinerja Tahun
2019
3.2. Evaluasi dan Analisis
Capaian Kinerja
Sasaran Strategis
3.3. Evaluasi dan Analisis
Capaian Kinerja
Lainnya
3.4. Realisasi Anggaran
3.5. Penghargaan yang
diterima
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 31
Dalam laporan ini, Dinas Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan
transmigrasi Prov. Jateng dapat memberikan gambaran penilaian
kelompok indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD
Tahun 2018-2023 yang terdapat pada Misi Ketiga Memperkuat
kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan kerja baru untuk
mengurangi kemiskinan dan pengangguran
Berdasarkan pada misi diatas diantara Indikator Kinerja Utama
Pemerintah Prov. Jateng periode tahun 2018 s/d 2023 yang berkaitan
dengan urusan ketenagakerjaan adalah Tingkat pengangguran terbuka
(TPT) dan Persentase tenaga kerja kelompok 20% berpenghasilan
terendah yang bekerja kurang dari 15 jam perminggu
Pertama pada Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada
Agustus 2019 berkurang menjadi 4,49 persen, dari Agustus 2018 sebesar
4,51 persen dan apabila dibandingkan dengan tingkat Nasional lebih baik
dari 5,28 persen. artinya semakin menurun prosentase tingkat pengang-
guran terbuka berarti kinerja Pemerintah Jawa Tengah semakin baik.
10
8,078,21
7,317,43
6,506,31
5,775,46
4,784,76
4,434,434,474,494,54
4,214,43
4,18
3,894,16
3,863,743,69
3,553,59
3,403,47
3,123,15
3,34
3,122,992,97
2,542,58
2,96
Kab.Wonogiri
Kab.Semarang
Kab.Purworejo
Kab.Jepara
Kab.Temanggung
Kab.Magelang
Kab.Boyolali
Kab.Karanganyar
Kab.Sragen
Kab.Sukoharjo
Kab.Wonosobo
Kab.Klaten
Kab.Grobogan
Kab.Rembang
Kab. P a t i
Kab.Kudus
Kab.Blora
Kab.Batang
KotaSurakarta
Kab.Banyumas
KotaSalatiga
KotaMagelang
Kab.Pekalongan
Kab.Banjarnegara
JAWATENGAH
KotaSemarangKab.Kebumen
Kab.Purbalingga
Kab.Demak
KotaPekalongan
Kab.Kendal
Kab.Pemalang
Kab.Cilacap
Kab.Brebes
KotaTegal
Kab.Tegal
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota,Agustus 2019 (Persen)
TPT tertinggi
tercatat di Kab.Tegal
sebesar 8,21%
TPT terendah
Tercatat di Kab. Wonogiri
sebesar 2,54%
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Menurut Kab/Kota, Agustus 2019
Jawa Tengah
4,49%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 32
Jumlah TPT di Jawa Tengah tahun 2019 berdasarkan data diatas
berdasarkan tingkat kabupaten / Kota jumlah terendah kabupaten
Wonogiri sebesar 2.54 persen sedangkan jumlat TPT tertinggi kabupaten
Tegal sebesar 8.21 persen.
Jumlah TPT pada tingkat pendidikan, pendidikan tamatan lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain
yaitu sebesar 10,16 persen TPT tertinggi berikutnya ditemukan pada
penduduk berpendidikan Sekolah Menengah Atas (Umum) sebesar 6,35
persen yang dianggap kurang memiliki skill yang cukup untuk merespons
perkembangan tekonologi di era digitalisasi.
Kedua Persentase tenaga kerja kelompok 20% berpenghasilan terendah
yang bekerja kurang dari 15 jam perminggu di Jawa Tengah tahun 2019
turun lebih baik menjadi 7.11 persen, dibanding tahun 2018 sebesar 7.35
persen, namun masih adanya tenaga kerja yang bekerja kurang dari 15
jam perminggu sebesar 7.11 persen karena Jumlah angkatan kerja dalam
kurun waktu 3 tahun jumlanya selalu bertambah dari tahun 2017 sebesar
18.01 juta, di tahun 2018 naik menjadi 18.06 juta sedangkan pada tahun
2019 naik menjadi 18.26 jt dibanding tahun 2018 sebesar 18.06 jt, hal ini
berdampak pada bertambahnya jumlah penduduk yang bekerja berdasar-
kan jam kerja.
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jam Kerja, Agustus 2017 – Agustus 2019
≥ 35
74,78
72,90
73,32
25-34
10,16
10,73
10,17
15-24
8,52
9,02
9,41
8-14
4,76
5,24
5,05
1-7
1,77
2,11
2,06
Berkaitan dengan indikator Jawa Tengah tersebut diatas, tujuan
jangka menengah RPJMD Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2018-2023 adalah mengurangi Jumlah Pengang-
guran, dengan indikator Persentase pengangguran yang ditangani.
Berdasarkan capaian indikator tujuan, Dinas tenaga kerja dan
Transmigrasi Prov. Jateng berhasil menangani jumlah pengaggur sebanyak
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 33
212.418 tenaga kerja sedangkan jumlah TPT Jawa Tengah berdasarkan
sumber data statistik tahun 2019 sebesar 820ribu orang atau tercapai
sebesar 25.90 persen dari target sebesar 24.05 persen
Untuk mendukung indikator kinerja tujuan diatas, berikut target
dan Capaian Indikator Kinerja Utama Disnakertrans Prov. Jateng tahun
2019 yang telah didisusun dalam RPJMD tahun Tahun 2018-2023 .
3.1.1. Capaian Indikator Kinerja Utama
Tabel 3.2. Capaian Indikator Kinerja Utama
Urusan Ketenagakerjaan Berdasarkan RPJMD 2018-2023
NO.
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI
% KRITERIA
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Meningkatnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja
Persentase peningkatan tenaga kerja yang kompeten
% 6,89 7,16 103,92 Sangat baik
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)
juta 54,58 56.88 104.21 Sangat baik
2
Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja
Persentase pencari kerja yang ditempatkan
% 69,04 70.27 101.78 Sangat baik
Persentase Peningkatan Penyerapan Tenaga Kerja Baru di Sektor Informal
% 56,00 56.02 100.04 Sangat baik
3 Meningkatnya per-lindungan tenaga kerja dalam hubu-ngan Industrial dan jaminan sosial
Persentase penyelesaian perselisihan hubungan industrial
% 90,00 92.53 102.81 Sangat baik
Persentase pekerja/ buruh yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan
% 87,11 93.16 106.95 Sangat baik
4 Meningkatnya kepa-tuhan terhadap nor-ma ketenagakerjaan (Norma Kerja, Norma K3) dan lingkungan kerja
Persentase penurunan pelanggaran norma ketenagakerjaan
% 94,86 94.43 141.13 Sangat baik
Jumlah 108.14 Sangat
baik
Untuk menunjang realisasi pencapaian target tersebut di atas, Renstra
Dinas Tenaga Kerja dan transmigrasi Prov. Jateng mempunyai 4 sasaran
dan 7 indikator kinerja,
3.1.2. Capaian Indikator Kinerja lainnya Tabel 3.3.
Capaian Indikator Kinerja Sasaran
Non urusan Berdasarkan RPJMD 2018-2023
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 34
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA SATUAN TARGET REAL. % KRITERIA
1 2 3 4 5 6 7
1. Meningkatnya pe-nempatan trans-migran pada daerah tujuan transmigrasi
Persentase penempat-an transmigran terha-dap animo transmigrasi
% 3,37 6.10 181.01 Sangat baik
2. Meningkatnya Kua-litas Pelayanan Perangkat Daerah
Nilai Kepuasan Masyarakat
% 71,00 80.70 113.66 Sangat baik
3. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah
Nilai SAKIP Perangkat Daerah
% 74,50 77.84 104.48 Sangat baik
3.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis
Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang dicerminkan dalam capaian Indi-
kator Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci untuk setiap
indikator kinerja menurut sasaran stategis diuraikan sebagai berikut
Meningkatkan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja dalam upaya Peningkatan Kesempatan Kerja mempunyai 2 (dua) indi-kator kinerja sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 3.4 Analisis Pencapaian Sasaran 1
Meningkatkan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja
Indikator Sasaran Baseline
2018
2019 Target Akhir
Renstra (2023)
Capaian s/d 2019 terhadap
target 2023 (%)
Target Realisasi
%
1 2 3 4 5 6 7
1. Persentase peningkatan tenaga kerja yang kompeten
6,49 6,89 7,16 103,92 8.19 87.42
2. Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)
54.57 54.57 56.88 104.21 54.62 104.14
1.1. Persentase peningkatan tenaga kerja yang kompeten
Indikator Persentase peningkatan tenaga kerja yang kompeten
adalah cerminan kinerja dibidang pelatihan ditambah hasil
pelaksanaan uji kompetensi yang lulus dan mendapatkan sertifikat.
Meningkatnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja
1
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 35
Rumusan dari kompetensi kerja adalah kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan dan ketrampilan sesuai stan-dar
kompetensi yang ditetap-kan.
Kompetensi, daya saing dan
produktivitas tenaga kerja
merupakan persoalan yang
muncul yang akan membatasi
peluang pekerja dalam men-
dapatkan pekerjaan. Melaui
pendidikan dan pelatihan baik
di sektor formal, informal
merupakan hal yang harus
ditempuh karena akan menyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja supaya terserap secara optimal
Tolok ukur capaian indikator Persentase peningkatan tenaga kerja
yang kompeten, Penjelasan hubungan sasaran, indikator dan meta
indikator adalah: Tabel 3.5
Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan
Sasaran Indikator Meta Indikator
2 3 4
Meningkatnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja
Persentase peningkatan tenaga kerja yang kom-peten
(Jumlah tenaga kerja yang kompeten pada tahun berjalan (n) dikurangi jumlah tenaga kerja tahun lalu (n-1) dibagi jumlah tenaga kerja yang kompeten tahun lalu (n-1) ) dikali 100%
Kinerja sasaran Meningkatnya kompetensi dan produktivitas tenaga
kerja dengan indikator Persentase peningkatan tenaga kerja yang
kompeten pada tahun 2019 dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.5 Analisis Pencapaian Sasaran 1
Indikator Sasaran Baseline
2018
2019 Target Akhir
Renstra (2023)
Capaian s/d 2019 terhadap
target 2023 (%)
Target Real %
2 3 4 5 6 7 8
Persentase peningkatan tenaga kerja yang kompeten
6,49 6,89 7,16 103,92 8,19 87.42
Indikator Prosentase Tenaga Kerja yang Kompeten merupakan
cerminan kinerja dibidang Pelatihan, rumusan yang terkandung dalam
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 36
target tersebut adalah Jumlah Pencari Kerja yang mempunyai
ketrampilan kerja yang telah mengikuti pelatihan dan mendapatkan
sertifikat ketrampilan kerja yang dilaksanakan di Dinas dan UPT
tercapai meningkat menjadi 2020 orang atau 7,16 persen jika
dibanding dengan capaian tahun 2018 sebanyak 6,49 persen
jumlahnya meningkat menjadi 7.16 persen. Apabila capaian 2019
dibandingkan target akhir Renstra TA 2018-2023 sudah tercapai
cukup besar 87.42 persen
Secara target indikator sudah tercapai namun masih adanya
Kesenjangan antara ketersediaan Tenaga Kerja dengan permintaan
Tenaga Kerja disebabkan oleh kurang adanya link and match antara
dunia pendidikan (lembaga ketrampilan /LPK/BLK dengan dunia
Usaha Dan Dunia Industri (DUDI).
Solusi
1) Dilakukan sinergitas dunia Usaha Dan Dunia Industri (DUDI)
dengan lembaga pendidikan dalam hal a) penyusunan kurikulum,
b) sarana dan prasarana, c) Instruktur yang sesuai dengan kebu-
tuhan pasar, d) laboratorium yang mereplikakan perkem-bangan
industri
2) Melakukan berbagai hal :
a). identifikasi dan pengukuran terhadap penyebab rendahnya
produktivitas,
b). Seleksi magang Jepang dan Pelatihan/pemagangan dalam dan
luar negeri,
c). penyebaran pemahaman produktivitas yang diterapkan dalam
kegiatan
1.2. Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)
Mengukur tingkat pro-
duktivitas tenaga kerja
adalah jumlah produk
domestik bruto (PDB)
dibandingi dengan jum-
lah tenaga kerja. rumus
ini dapat diturunkan
untuk menghitung
besaran barang dan jasa
yang dihasilkan oleh
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 37
tenaga kerja, yang tidak lain adalah sama dengan nilai tambah peker-
jaan yang dikerjakan oleh tenaga kerja. Tolok ukur capaian sasaran
Meningkatnya kompetensi dan produktivitas tenaga diukur dengan
indikator Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Jawa Tengah
(Rp/Juta), Penjelasan hubungan sasaran, indikator dan meta indikator
adalah : Tabel 3.6
Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan
NO Sasaran Indikator Meta Indikator
1 2 3 4
Meningkatnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)
(Jumlah total PDRB Jawa Tengah atas dasar harga konstan pada tahun n dibagi jumlah orang yang bekerja pada tahun n ) dikalikan 100%
Kinerja sasaran Meningkatnya kompetensi dan Tingkat Produktivitas
Tenaga Kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta) dengan indikator Tingkat
Produktivitas Tenaga Kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta) pada tahun
2019 sebagai berikut: Tabel 3.7
Analisis Pencapaian Sasaran 1 Indikator Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)
Indikator Sasaran
Baseline 2018
2019 Target Akhir
Renstra (2023)
Capaian s/d 2019
terhadap target 2023
(%)
Target Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)
54.57 54.58 56.88 104.21 54.62 104.14
produktivitas tenaga kerja diukur dengan besaran jumlah PDRB jawa
tengah. Jumlah tenaga kerja Jawa Tengah saat tahun 2019 sebanyak
17.44 juta sedangkan jumlah PDRB Rp. 992.105.79 milyar atau
tercapai sebesar Rp. 58,88 juta per tenaga kerja.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 38
Jika dilihat dari data di atas maka target kinerja 54,62 persen
pada akhir RENSTRA yaitu Tahun 2023 sudah terlampaui
namun naik turunnya Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja tidak bisa
diprediksi secara dini karena sangat tinggi ketergantungannya
pada aspek-aspek lainnya, seperti fluktuasi perkembangan
perekonomian, politik, dan keamanan.
Jumlah PDRB Jawa Tengah tahun 2019 yang dihasilkan oleh tenaga
kerja berdasarkan harga konstan sebesar Rp. 992.105.79 milyar
dengan jumlah tenaga kerja sebesar 17.44 orang sebagai ukuran
jumlah tingkat Produktivitas tenaga kerja jawa tengah dari segi
jumlah tenaga kerja yang bekerja menurut jenis pendidikan masih
didominasi oleh penduduk berpendidikan rendah yaitu SMP ke
bawah sebanyak 11,50 juta orang (65,95 persen) yang dianggap
kurang memiliki skill yang cukup untuk merespons perkembangan
tekonologi di era digitalisasi.
Sementara itu, di era industrialisasi dan digitalisasi memerlukan
tenaga kerja mempunyai kompetensi. Apabila industrialisasi tidak
disokong dengan kualitas SDM yang memadai maka proses
transformasi tidak berjalan ideal
Upaya yang telah dilakukan dalam meningkatkan produktivitas
tenaga kerja adalah :
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Lembaga Pelatihan Kerja
melalui pembinaan, sertifikasi LPK untuk mendorong majunya
pendidikan formal, karena merupakan salah satu persyaratan
untuk bekerja dalam suatu perusahaan, serta melalui
pendidikan non formal, berupa keterampilan khusus,
kemampuan berkomunikasi serta diarahkan untuk menjadi
lulusan sekolah yang mampu menciptakan suatu lapangan
pekerjaan melalui kewirausahan.
51.4452.01
56.88
Tahun 2016 Tahun 2018 Tahun 2019
Produktivitas Tenaga Kerja
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 39
2. Meningkatkan kegiatan pelatihan kerja
Pengangguran kebanyakan disebabkan oleh masalah tenaga
kerja yang tidak mempunyai ketrampil dan keahlian. Perusaha-
an lebih menyukai calon tenaga kerja yang sudah mempunyai
keterampilan atau keahlian tertentu. Relevansinya adalah
sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki
keterampilan atau keahlian tertentu.
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung sasaran
Meningkatkan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja adalah
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
dengan anggaran sebesar Rp. 10.285.402.000 dengan realisasi se-
besar Rp. 9.895.051.145 terdapat efisiensi sebesar Rp. 390.350.855
atau 3,80 persen,
Kegiatan : 1). Akreditasi LPK, UJK dan Sertifikasi dan penerapan
CBT dengan hasil terakreditasi 40 lembaga pelatihan, tersertifikasi
sebanyak 300 orang tenaga kerja; 2). Kegiatan Pemagangan Dalam
dan Luar Negeri serta pembinaan SDM dengan keluaran sebanyak
2.530 orang peserta seleksi pemagangan Luar Negeri / jepang,
sebanyak 150 orang mengikuti Pemagangan Dalam Negeri dan
sebanyak 80 orang mengikuti Sinergitas Peningkatan Pelatihan; 3).
Kegiatan Pelatihan kerja bagi Calon Tenaga Kerja di bidang industri
dengan keluaran sebanyak 511 orang pencari kerja yang
mempunyai ketrampilan dibidang industry; 4). Kegiatan Pelatihan
Kerja bagi Calon Tenaga Kerja bidang jasa , pra magang dan pekerja
migran dengan keluaran sebanyak 186 orang mempunyai
ketrampilan kerja , 5). Kegiatan Pelatihan kerja bagi pencari Kerja
di bidang Pertanian mendukung mekanisme penempatan melalui
AKL, AKAD dan AKAN dengan keluaran 96 orang pencari kerja
mempunyai ketrampilan dibidang pertanian pengolahan makanan.
Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan
kerja kerja Kerja dalam upaya pengurangan Tingkat Pengangguran
Terbuka mempunyai 2 (dua) indikator kinerja sebagaimana tabel di
bawah ini :
Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja 2
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 40
Tabel 3.8 Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran 1
Indikator Sasaran Baseline
2018
2019 Target Akhir Renstra (2023)
Capaian s/d 2019 terhadap target 2023 (%) Target
Realisasi
% Realisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Persentase pencari kerja yang ditempatkan
68.50 69.04 70.27 101.78 71.01 98.96
2. Persentase Peningkatan Penyerapan Tenaga Kerja Baru di Sektor Informal
53.00 56.00 56.02 100.04 68.00 82.38
Jumlah rata-rata 100.91
Tolok ukur capaian sasaran Meningkatnya penempatan tenaga kerja
dan perluasan kesempatan kerja kerja diukur dengan dua indikator yaitu:
2.1. Persentase pencari kerja yang ditempatkan
Penempatan tenaga kerja dan lapangan pekerjaan merupakan
suatu kesatuan yang saling berkaitan, penempatan tenaga kerja perlu
diarahkan sesuai dengan jabatan yang tepat dengan keahlian,
ketrampilan, bakat, minat dan kemampuan, selain dalam rangka
penempatan tenaga kerja dan penyediaan tenaga kerja perlu
disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pasar tenaga kerja.
Tolok ukur capaian sasaran Meningkatnya penempatan tenaga
kerja dan perluasan
kesempatan kerja kerja
diukur dengan indi-
kator Persentase pen-
cari kerja yang
ditempatkan, Penje-
lasan hubungan
sasaran, indikator dan
meta indikator adalah:
Tabel 3.9
Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan
Sasaran Indikator Meta Indikator
1 2 3
Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluas-an kesempatan kerja
Persentase pencari kerja yang ditempatkan
Jumlah pencari kerja yang ditempatkan dibagi jumlah pencari kerja terdaftar dikali 100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 41
Kinerja sasaran meningkatnya penempatan tenaga kerja dan
perluasan kesempatan kerja dengan indikator Persentase pencari
kerja yang ditempatkan pada tahun 2019 dapat digambarkan sebagai
berikut: Tabel 3.10
Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran 1
Indikator Sasaran Baseline
2018
2019 Target Akhir Renstra (2023)
Capaian s/d 2018 terhadap target 2023 (%)
Target Realis
asi %
2 3 4 5 6 7 8
Persentase pencari kerja yang ditempatkan
68.50 69.04 70.27 101.78 71.01 98.96
Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan Tahun
2019 ditentukan target sebesar 69.04 persen dari Jumlah pencari kerja
yang ditempatkan dibagi jumlah pencari kerja terdaftar, adapun
capaian sebesar 70.27 persen yang merupakan penjumlahan dari 35
Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah. Rumus perhitungan jumlah tenaga
kerja yang ditempatkan 210.889 orang, sedang jumlah pencari kerja
terdaftar sebanyak 300.098 orang, dengan tingkat capaian 101.78
persen
Jumlah capaian pencari kerja yang ditempatkan apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan capaian.
Pada tahun 2019 sebesar 70.27 persen sedangkan pada tahun 2018
tercapai 68.50 persen. Berdasarkan dokumen Renstra TA 2018-2023,
indikator Persentase pencari kerja yang ditempatkan pada tahun 2023
ditargetkan sebesar 71.01 persen dan capaian realisasinya sudah
cukup besar 98.96 persen.
Jumlah pencari kerja yang ingin memperoleh keempatan kerja
jumlahnya 300.098 pencaker sedangkan lowongan yang tersedia
255.167 orang sedangkan jumlah penyerapan hanya bisa dipenuhi
sebanyak 210.889 orang tenaga kerja. Adapun permasalahannya
67.8468.50
70.27
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Persentase pencari kerja yang ditempatkan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 42
masih ada yang tidak sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya,
serta tidak sesuai dengan kualifikasi pekerjaan yang tersedia, atau
disisi lain jumlah Lowongan Kerja yang tersedia dengan Pencari Kerja
jumlahnya terbatas
Solusi
Memfasilitasi Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja/Lowongan
kerja melalui Job Fair/Pameran Kerja dan Bursa Kerja On-line, dan
dengan memberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat
mana yang sedang memerlukan tenaga kerja karena orang tidak tahu
perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan
seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki.
Memberikan dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja
melalui bimbingan teknis memperbaiki kejiwaan, mental dan
moralitas para pengangguran untuk melakukan hal yang berguna dan
berdampak positif. Seperti; pembinaan mental
2.2. Persentase Peningkatan Penyerapan Tenaga Kerja Baru di Sektor
Informal
Tolok ukur capaian sasaran Meningkatnya penempatan tenaga kerja
dan perluasan kesempatan kerja kerja diukur dengan indikator
Penyerapan Tenaga Kerja Baru di Sektor Informal, Penjelasan hubu-
ngan sasaran, indikator dan meta indikator adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11
Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan
Sasaran Indikator Meta Indikator
1 2 3
Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja
Persentase peningkatan penyerapan tenaga kerja baru disektor Informal
Jumlah penyerapan tenaga kerja baru di sektor informal dibagi jumlah tenaga kerja di sektor informal yang dibina ) dikali 100 %
Kinerja sasaran Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan
perluasan kesempatan kerja dengan indikator Penyerapan Tenaga
Kerja Baru di Sektor Informal pada tahun 2019 dapat digambarkan
sebagai berikut: Tabel 3.12
Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran 2
Indikator Sasaran Baseline
2018
2019 Target Akhir Renstra (2023)
Capaian s/d 2019 terhadap
target 2023 (%)
Target Realisasi
%
2 3 4 5 6 7 8
Persentase peningkatan penyerapan tenaga kerja baru disektor Informal
53.00 56.00 56.02 100.04 68.00 82.38
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 43
Capaian realisasi indikator Penyerapan Tenaga Kerja Baru di Sektor
Informal pada tahun 2019 masuk kategori sangat baik sebesar 100.04
persen.
Berdasarkan dokumen Renstra TA 2018-2023 indikator Persentase
peningkatan penyerapan tenaga kerja baru disektor Informal pada
tahun 2019 tercapai sebanyak 1.529 orang atau 56,02 persen dari
taget 56.00 persen. bila dibandingkan target akhir tahun Renstra yaitu
tahun 2023 maka capaiannya sebesar 82.38 persen.
Berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja sektor informal sebagai
upaya untuk mengatasi permasalahan pengurangan, masih terkendala
dengan banyaknya tenaga kerja tidak mempunya pengetahuan tentang
kewirausaan, disisi lain angka tingkat kenaikan pertumbuhan ekonomi
yang tidak signifkan yang berdampak pada tingkat kesejahteraan
pekerja.
Upaya
Melaksanakan kerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat
menciptakan pusat pelayanan bagi sektor-sektor ekonomi informal
melalui perberdayaan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM).
Selain itu juga dilaksanakan menyebarkan informasi seputar kegiatan
wirausaha, pengembangan wawasan, pengelolaan usaha, dan
pemanfaatan peluang usaha, menguatkan kompetensi lulusan sekolah.
Pemberdayaan masyarakat agar mampu menciptakan lapangan usaha.
Berdasarkan tabel di atas bahwa realisasi Tahun 2019 kedua
indikator sasaran 2 menunjukkan capaian kinerja lebih dari 100.91 persen
yang berarti capaian kinerja Renstra Tahun 2019 melampaui target yang
ditetapkan.
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung sasaran
meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja
kerja adalah Program Peningkatan Kesempatan Kerja dengan anggaran
sebesar Rp. 6.696.108.000 dengan realisasi sebesar Rp. 6.542.638.124
terdapat efisiensi sebesar Rp. 153.469.876 atau 2,29 persen, hasil 1).
kegiatannya melalui Pembinaan masyarakat penganggur dan perluasan
kesempatan kerja dengan keluaran sebanyak 40 orang berpartisipasi
dalam pengurangan penganggur, 2). kegiatan Padat Karya; sebanyak 540
orang yang mempunyai pengetahuan pembekalan/pemberdayaan dan
pengembangan kewirausahaan, dan sebanyak 140 orang TKI Purna dan
tenaga kerja khusus (disabilitas, lansia, keluarga rentan) yang mempunyai
ketrampilan disektor pengembangan sektor informal; 3). Kegiatan
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja, dengan keluaran sebanyak 8.700
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 44
orang memperoleh informasi peluang kerja, mekanisme dan prosedur
kerja, 600 orang siswa dan pencari kerja memahami Penyuluhan dan
Bimbingan Jabatan; 4). Kegiatan Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja
Asing dengan keluaran sebanyak 150 perusahaan mengetahui tata cara
perizinan dan penggunaan TKA terverifikasi dan sebanyak 80 perusahaan
pengguna TKA terverifikasi dan layanan penggunaan TKA.
Sasaran Meningkatnya perlindungan tenaga kerja dalam
hubungan Industrial dan jaminan sosial merupakan Proses penyelesaian
Perselisihan hubungan industrial diselesaikan melalui perundingan
bipartit, sedangkan pada perlindungan Jamsostek menggambarkan
sebagai upaya perlindungan yang bersifat dasar bagi tenaga kerja untuk
menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap risiko-risiko sosial
ekonomi seperti peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua
dan meninggal dunia Tabel 3.13
Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan
Sasaran Indikator Meta Indikator
1 2 3
Meningkatnya perlindu-ngan tenaga kerja dalam hubungan Industrial dan jaminan sosial
Persentase penyelesai-an perselisihan - (HI)
Jumlah perselisihan kasus ketenagakerjaan yang diselesaikan dibagi jumlah perselisihan terdaftar
Persentase pekerja bu-ruh yang menjadi pe-serta BPJS ketenagakerjaan
(Jumlah pesert BPJS Ketenaga-kerjaan pada tahun n di Jawa Tengah dibagi jumlah tenaga kerja di Jawa Teangh)
Tabel 3.14
Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran 3
Indikator Sasaran Baseline
2018
2019 Target Akhir Renstra (2023)
Capaian s/d 2019 terhadap target 2023 (%) Target
Realisasi
%
1 2 3 4 5 6 8
1. Persentase penyelesaian perselisihan hubungan industrial
92,11 90,00 92,53 102,81 96,00 96,39
2. Persentase pekerja / bu-ruh yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan
86,96 87,11 93,16 106,95 87,70 106.23
Meningkatnya perlindungan tenaga kerja dalam hubungan Industrial dan jaminan sosial 3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 45
3.1. Persentase penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Meningkat dan menurunnya perselisiham yang masuk tergantung
pada pembinaan dan
pengawasan yang dilaku-
kan oleh kedua bidang
yang menangani perlindu-
ngan ketenegakerjaan,
selain faktor internal juga
faktor eksternal sangat
mempengaruhi jumlah
kasus yang masuk, dian-
taranya faktor ekonomi
dan politik, seperti adanya peningkatan harga BBM dan tarif Listrik
akan berpengaruh pada pelaku ekonomi, yaitu menurunkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi biaya produksi, dan Tenaga
Kerja adalah salah satu faktor produksi yang ikut terpengaruh akibat
kebijakan Pemerintah
Tabel 3.15 Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran 3
Indikator Sasaran Baseline
2018
2019 Target Akhir Renstra
(2023)
Capaian s/d 2019 terhadap target 2023 (%) Target
Realisasi
%
1 2 3 4 5 6 7
Persentase penyelesaian perselisihan hubungan industrial
92,11 90,00 92,53 102,81 96,00 96,39
Indikator kinerja Persentase penyelesaian perselisihan hubungan
industrial direalisasikan 92,53 persen dari target 90,00 dengan tingkat
capaian 102,81 persen, angka ini didapat dari Jumlah 124 perselisihan
kasus ketenagakerjaan yang diselesaikan dibanding dengan 134 kasus
yang terdaftar. Indikator ini bila dibandingkan dengan capaian tahun
2018 sebesar 92,11 persen terjadi peningkatan yang menjadi 92,53
persen
Berdasarkan dokumen Renstra TA 2018-2023 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, indikator Persentase penyelesaian perselisihan hubungan industrial pada tahun 2019 terealisasi sebesar 92,53 persen bila dibandingkan dengan target akhir RPMD tahun 2023 jumlah tingkat capaian cukup besar 96,39 persen
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 46
Meningkatnya perlindungan tenaga kerja dalam hubungan
Industrial adalah tidak semua kasus dicatatkan karena belum semua
pengusaha dan pekerja memahami mekanisme penyelesaian
perselisihan hubungan industrial.
Hal-hal yang bisa dilakukan melalui tenaga fungsional
mediator dengan melakukan sosialisasi dan pembinaan hubungan
industrial ke perusahaan serta peningkatan kapasitas perangkat
hubungan industrial (Serikat Pekerja/Serikat Buruh, Organisasi
Pengusaha, Lembaga Kerjasama Bipartit, Lembaga Kerjasama
Tripartit, Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama, Lembaga
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan Peraturan
Perundang-undangan Ketenagakerjaan)
3.2. Persentase pekerja / buruh yang menjadi peserta BPJS Ketena-
gakerjaan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang selanjutnya disingkat
JAMSOSTEK adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam
bentuk santuan berupa uang penggganti sebagian dari penghasilan
yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa
atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja,
sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia. Penjaminan ini
sangat penting bagi parapekerja/buruh sebagai upaya preventif bagi
perlindungan diri sendiri maupun keluarganya.
Tabel 3.16 Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran 3
Iindikator Persentase Persentase pekerja / buruh yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan
Indikator Sasaran Baseline
2018
2019 Target Akhir Renstra (2023)
Capaian s/d 2019 terhadap target 2023 (%) Target
Realisasi
%
1 2 3 4 5 6 7
Persentase pekerja / buruh yang menjadi peserta BPJS Ketena-gakerjaan
86,96 87,11 93,16 106,95 87,70 106.23
Dari data indikator tersebut diatas mencerminkan tingkat
kesadaran perusahaan dan pekerjannya sangat tinggi, dalam hal
keikutsertaan dalam pen-jaminan sosial ketenagakerjaan, realisasi
kepesertaan program Jamsostek dari data pekerja /buruh yang menjadi
peserta program Jamsostek berdasarkan Wajib Lapor Ketenagakerjaan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 47
Indikator kinerja Persentase pekerja / buruh yang menjadi peserta
BPJS Ketenagakerjaan tahun 2019 terealisasi sebesar 93,16 persen dari
target 87,11 persen
dengan tingkat ca-
paian 106,95 per-
sen, perhitungan ini
merupakan perban-
dingan jumlah pe-
serta program jam-
sostek sebanyak
1.723.285 orang
dibanding dengan
jumlah tenaga kerja sebanyak 1.849.716 orang. Indikator ini bila
dibandingkan dengan capaian tahun 2018 sebesar 86,96 persen
meningkat menjadi 93,16 persen
Berdasarkan dokumen Renstra TA 2018-2023 Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, indikator Persentase pekerja / buruh yang menjadi
peserta BPJS Ketenagakerjaan pada tahun 2019 terealisasi sebesar
93,16 persen bila dibandingkan dengan target akhir RPMD tahun 2023
jumlah prosentase tingkat capaian sudah terlampoi sebesar 106,23
persen
indikator Persentase pekerja / buruh yang menjadi peserta
BPJS Ketenagakerjaan sebagai bentuk tingkat kesadaran pengusaha
akan tanggungjawabnya dimana Undang-Undang tentang Jaminan
Kesejahteraan Nasional (JKN) menyatakan semua masyarakat wajib
mengikuti program penjaminan sosial, maka target Tahun 2019
kepesertaan Program Jamsostek sebesar 93.16 persen tercapai, hal ini
sebagai bentuk upaya para pejabat fungsional mediator dan fungsional
pengawas ketenagakerjaan baik kinerjanya, yaitu melakukan
86.48 86.96
93.16
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Peserta BPJS Ketenagakerjaan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 48
pembinaan, sosialisasi, dan pemeriksaan dan pengawasan terhadap
perusahaan yang melanggar peraturan ketenagakerjaan, .
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung sasaran
Meningkatnya perlindungan tenaga kerja dalam hubungan Industrial
adalah Program Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan dengan anggaran sebesar Rp. 3.543.767.000 dengan
realisasi sebesar Rp. 3.460.319.098 terdapat efisiensi sebesar Rp.
83.447.902 atau 2,35 persen,
Kegiatan yang mendukung program ini adalah Kegiatan 1).
Penetapan Upah Minimum dan Peningkatan Kesejahteraan dengan
keluaran sebanyak 270 orang mengetahui tentang sistem pengupahan, 350
orang mengikuti pertemuan, koordinasi dan konsolidasi masalah
Hubungan Industrial, sebanyak 550 perusahaan yang dilakukan
pendampingan dalam penyusunan struktur dan skala upah. 2). Kegiatan
Pembinaan dan Evaluasi Pelaksanaan Syarat Kerja, Hubungan Industrial
dan Jamsos dengan keluaran 175 orang pengusaha atau pemberi kerja
memahami tentang pembuatan PP (Peraturan Perusahaan)/PKB
(Perjanjian Kerja Bersama), 140 orang memahami tentang tata cara
kepesertaan BPJS/jaminan sosial, 70 perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
(outsourching) mengikuti pembinaan syarat kerja. 3). Kegiatan Pembinaan
dan Pemberdayaan Kelembagaan Hubungan Industrial serta Forum
Koordinasi LKS Tripartit dengan keluaran 300 orang HRD, PUK SP/SB
memahami tentang Hubungan Industrial; 238 orang mengikuti forum
koordinasi, Pembinaan kinerja dan pemberdayaan LKS Tripartit
Kabupaten/Kota dan Provinsi; dan 150 orang mengikuti Sosialisasi
/Diseminasi LKS bipartit (Dinas Kab/Kota yang membidangi KK, SP Tk.
Provinsi Apindo Tk. Prov); 4). Kegiatan Penyelesaian PHI/Mogok/ Unjuk
rasa dan Penutupan Perusahaan dan pengembangan database kasus
ketenagakerjaan dengan keluaran 20 Penyelesaian kasus PHI Perusahaan
lintas Kab/Kota; Jumlah perusahaan yang diberikan pelayanan konsultasi
dan fasilitasi permasalahan hubungan industrial sebanyak 24 unit; 5).
Kegiatan Penyelesaian perselisihan penempatan Tenaga Kerja dengan
keluaran penyelesaian perselisihan 39 kasus penempatan tenaga kerja di
dalam maupun luar negeri , dan penyelesaian kasus Pekerja Migran
Indonesia sebanyak 40 kasus
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 49
Sasaran meningkatnya kepatuhan terhadap norma ketenagakerjaan (Norma Kerja, Norma K3) dan lingkungan kerja sebagaimana dimaksud mencakup norma pelatihan, norma penempatan, norma kerja, norma keselamatan dan kesehatan kerja, hingga norma hubungan kerja. Indikator Persentase penurunan pelanggaran norma ketenagakerjaan ,
adalah tahapan awal untuk mengukur kepatuhan perusaha-an terhadap peraturan perun-dang-undangan ketenagaker-jaan, khusus kepatuhan ter-hadap Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan, yang didalamnya mewajibkan peru-sahaan melaporkan atas ketaatannya terhadap norma
ketenagakerjaan.
Tabel 3.17
Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan
Sasaran Indikator Meta Indikator
1 2 3
meningkatnya kepatuhan terhadap norma ketenaga-kerjaan (Norma Kerja, Norma K3) dan lingkungan kerja
Persentase penurun-an pelanggaran norma ketenagakerjaan
Jumlah penyerapan tenaga kerja baru di sektor informal dibagi jumlah tenaga kerja di sektor informal yang dibina
Tabel 3.18 Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran 4
Indikator Sasaran Baseline
2018
2019 Target Akhir Renstra (2023)
Capaian s/d 2019 terhadap target 2023 (%)
Target
Realisasi
%
1 2 3 4 5 6 7
Persentase penurunan pela-nggaran norma ketenagakerjaan
97.56 94.86 94.43 100.46 82.97 87.76
Indikator kinerja Persentase penurunan pelanggaran norma
ketenagakerjaan direalisasikan 94.43 persen dari target 94.86 persen
dengan tingkat capaian 100.46 persen dengan kategori sangat baik, angka
Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Norma Ketenagakerjaan (Norma Kerja, Norma K3) Dan Lingkungan Kerja 4
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 50
ini didapat dari Jumlah 1.529 pelanggaran norma ketenagakerjan yang
terjadi dibagi dengan jumlah 2.842 perusahaan yang diperiksa. Indikator
ini bila dibandingkan dengan capaian tahun 2018 sebesar 97.56 persen
hal ini berarti terjadi penurunan positif jumlah pelanggaran yang terjadi
di perusahaan
Meningkat dan menurunnya kasus yang masuk tergantung pada
pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh kedua bidang yang
menangani perlindungan ketenagakerjaan, selain faktor internal juga
faktor eksternal sangat mempengaruhi tingginya kasus yang masuk
Berdasarkan dokumen Renstra TA 2018-2023 Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi, indikator Persentase penurunan pelanggaran norma
ketenagakerjaan pada tahun 2019 terealisasi sebesar 87.86 persen
Permasalahan pada sasaran Meningkatnya kepatuhan terhadap
norma ketenagakerjaan (Norma Kerja, Norma K3) dan lingkungan
kerja adalah jumlah tenaga pengawas yang sangat minim berkisar 158
pegawai yang tersebar di 6 Satwasnaker yang tersebar di Semarang,
Solo, Magelang, Banyumas, Pekalongan dan Pati. Setiap pengawas
minimal wajib mengawasi 5 perusahaan dalam waktu 1 bulan, kalau
dikalkulasikan selama 1 tahun jumlah tenaga pengawas hanya mempu
mengawasi sebanyak 9,2 ribu perusahaan dari jumlah perusahaan
sebanyak 23,9 ribu di Jawa Tengah.
Solusi yang dilakukan :
1. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan dengan instansi terkait
baik ke Pusat maupun ke Provinsi Jawa Tengah berkaitan dengan
keterbatasan tenaga pengawas agar jumlahnya ditambah dengan
menyesuaikan jumlah perusahaan yang ada di Jawa tengah.
2. Fungsi pemeriksaan perusahaan yang dilaksanakan oleh fungsional
Pengawas Ketenagakerjaan perlu dimaksimalkan, misalkan menye-
lesaikan kasus pelanggaran norma ketena-gakerjaan secara tuntas,
sehingga pada tahun berikutnya kasus yang sama di perusahaan yang
sama tidak muncul kembali.
Berdasarkan tabel di atas bahwa realisasi Tahun 2019 kedua
indikator sasaran 4 menunjukkan capaian kinerja lebih dari 100 persen
yang berarti capaian kinerja Renstra Tahun 2019 melampaui target yang
ditetapkan.
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung sasaran
meningkatnya kepatuhan terhadap norma ketenagakerjaan (Norma Kerja,
Norma K3) adalah Program Peningkatan Kepatuhan dan Pengembangan
Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan dengan anggaran sebesar
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 51
Rp. 4.735.760.000 dengan realisasi sebesar Rp. 4.606.085.690 terdapat
efisiensi sebesar Rp. 129.674.310 atau 2,74 persen, kegiatan adalah
Pengawasan dan Pembinaan Norma Kerja dengan keluaran sebanyak 60
orang pekerja anak yang dikembalikan ke dunia pendidikan; dilakukan
pemeriksaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia di 50 perusahaan; dan
pemeriksaan norma kerja di 795 perusahaan; Kegiatan Pengawasan dan
pemeriksaan pengujian Norma K3 dengan keluaran sebanyak 374
perusahaan telah dilakukan pemeriksaan dan pengujian objek K3;
sebanyak 300 perusahaan dilakukan pemeriksaan Norma K3; Kegiatan
Penegakan Hukum Ketenagakerjaan dengan keluaran sebanyak 330 kasus
dilakukan penangan kasus ketenagakerjaan dan 60 peserta mengikuti
Rakor penyidikan tindak pidana ketenagakerjaan; Kegiatan Pengujian
Higiene perusahaan, kesehatan kerja dan pengem-bangan laboratorium
pengujian, dengan keluaran sebanyak 305 perusaha-an melakukan
pengujian Higiene dan kesehatan kerja dan akreditasi laboratorium;
Kegiatan Pengujian keselamatan kerja, ergonomi, psikologi kerja dan
pelatihan SDM bidang K3 dengan keluaran sebanyak 36 perusahaan
melakukan pengujian keselamatan kerja, ergonomi dan psikologi kerja dan
sebanyak 125 orang (dokter perusahaan, paramedis perusahaan, supervisi
perusahaan dan masyarakat pencari kerja) yang dilatih K3
Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya
Pengangguran terutama di Pulau Jawa dapat sedikit teratasi melalui
upaya mendorong minat masyarakat untuk bertransmgirasi dengan
penyuluhan dan pemberian stimulan bagi yang siap diberangkatkan
dengan motivasi dan penyampaian informasi positif. Masih luasnya
lahan di luar Pulau Jawa lebih banyak menyediakan lapangan pekerja-
an. Baik peluang berwirausaha maupun pekerjaan di perusahaan lebih
terbuka lebar Tabel 3.19
Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan
Sasaran Indikator Meta Indikator
1 2 3
Meningkatnya Penem-patan Transmigran pada Daerah Tujuan
Persentase penem-patan transmigran terhadap animo trans-
Jumlah penempatan trans-migran dibagi jumlah animo transmigran
Meningkatnya Penempatan Transmigran pada Daerah Tujuan Transmigrasi 5
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 52
Transmigrasi migran
Tabel 3.20 Analisis Pencapaian Sasaran 5 :
Meningkatnya Minat Bertransmigrasi
Indikator Sasaran Baselin
e 2018
2019 Target Akhir
Renstra (2023)
Capaian s/d 2019 terhadap target 2023 (%) Target
Realisas
i %
1 2 3 4 5 6 7
Persentase penempatan transmigran terhadap animo transmigran
97.56 3,37 6,10 181.01 3.41 178.89
Indikator kinerja Persentase penempatan transmigran terhadap animo
transmigran direalisasikan 6.10 persen dari target 3.37 persen dengan
tingkat capaian 181.01 persen dengan kategori sangat baik, angka ini
didapat dari Jumlah jumlah penempatan sebanyak 221 KK sedangkan
jumlah animo transmigrasi yang ada di 35 kabupaten / kota di Jawa
Tengah sebanyak 3.620 KK
Keberhasilan penempatan transmigran asal Jawa Tengah dilakukan
melalui langkah langkah dengan menjalin kerja sama dengan Pusat,
daerah pengirim Kab./
kota dan Provinsi pene-
rima, kemudaian mela-
kukan Penandatanganan
naskah KSAD yang meli-
batkan bupati daerah
tujuan dan daerah asal.
Tujuannya malakukan
kerjasama guna mempe-
roleh informasi dari
kedua belah pihak, mulai dari ketersediaan lahan, status lahan, fasilitas
rumah dan pekarangan serta kebutuhan lain yang menjadi hak-hak
transmigran. Pada tahun 2019 melalui bidang Penempatan Transmigrasi
telah melakukan penandatangan perjanjian kerjsama dengan Provinsi
daerah penempatan.
Pelaksanaan Transmigrasi umum Tahun 2019 dilakukan dengan
melalui Pola Sharing Anggaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
melaksanakan Nota Kesepakatan dengan Kabupaten Lamandu Provinsi
Kalimantan Tengah, dengan jumlah peserta sebanyak 100 KK terealisasi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 53
sebesar 93 KK dan dengan Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan
Utara dengan jumlah peserta sebanyak 100 KK terealisasi sebesar 92 KK,
sedangkan penempatan dari Pusat sebanyak 36 KK dengan sebaran di
Sulawesi Selatan 8 KK, Provinsi Gorontalo 10 KK, Sulawesi Tenggara 2 KK,
Sulawes Barat 10 KK dan Provinsi Kaltara sebanyak 6 KK
Indikator Sasaran kinerja Sasaran 5 tersebut pada tahun 2019
didukung melalui program Pengembangan Dan Penempatan Transmi-
grasi dengan anggaran sebesar Rp. 852.094.000 dengan realisasi sebesar
Rp. 706.801.913 terdapat efisiensi sebesar Rp. 145.292.087 atau 17.05
persen, kegiatan adalah :
1). Penyiapan, Penempatan dan Pemantapan Transmigrasi dengan keluar-
an Jumlah transmigran yang ditempatkan sebanyak 185 KK, 2) Pelatihan
bidang pertanian bagi calon transmigran di BLK Pertanian dan Trans-
migrasi dengan keluaran 143 KK calon transmigras mendapatkan pelatih-
an di bidang pertanian, 3) Pemantauan Transmigran Pasca Penempatan
dengan keluaran dokumen penemptan transmigrasi di 5 provinsi pasca
penempatan
Pengukuran dan analisis terhadap capaian kinerja Sasaran Meningkatnya
Kualitas Pelayanan Publik, yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja,
sebagaimana tabel dibawah ini
Tabel 3.21 Analisis Pencapaian Sasaran 6 :
Indikator Sasaran Baseline
2018
2019 Target Akhir Renstra (2023)
Capaian s/d 2019 terhadap
target 2023 (%) Target Realisasi
%
1 2 3 4 5 6 7
1. Nilai Kepuasan 71,00 80,70 113,66 75,00 107,60
152 169
221
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Jumlah penempatan transmigrans
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perangkat Daerah 6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 54
Indikator Sasaran Baseline
2018
2019 Target Akhir Renstra (2023)
Capaian s/d 2019 terhadap
target 2023 (%) Target Realisasi
%
1 2 3 4 5 6 7
Masyarakat
2. Nilai SAKIP Perangkat Daerah
74,37 74,50 77,84 104,48 75,50 103,10
Jumlah 109,07
Hasil evaluasi AKIP Berdasarkan table diatas Sasaran 6 Meningkatnya
Kualitas Pelayanan Publik dengan 2 (dua) Indikator Kinerja rata-rata
tercapai sebesar 109,07 persen atau kategori “Sangat Baik”, artinya dari
2(dua) indikator tersebut menunjukan bahwa kualitas pelayanan publik di
Jawa Tengah sudah semakin baik
Hasil evaluasi tahun 2018 karena untuk evaluasi pelaksanaan program kegiatan tahun 2019 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov.
Jateng mendapatkan hasil penilaian Kepuasan Masyarakat berdasarkan hasil survai IKM terhadap pelayanan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Jateng. Hasil pengukuran IKM adalah 80,70, hasil ini secara umum sudah baik, namun belum memenuhi harapan untuk mencapai diatas 81,25 persen
s/d 100 persen dengan kategori sangat baik.
Komponen kedua dari sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik
dengan indikator Nilai SAKIP Perangkat Daerah mendapatkan nilai 77,84
dengan criteria BB, hasil ini sudah cukup baik namun masih perlu
diupayakan lagi agar nilai indiktor Nilai SAKIP Perangkat Daerah
mendapatkan nilai A dengan criteria sangat baik. Indikator Sasaran kinerja Sasaran 6 tersebut pada tahun 2019
didukung melalui program Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perangkat
Daerah dan program Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
dengan anggaran sebesar Rp. 22.354.161.000 dengan realisasi sebesar
Rp. 20.630.304.822 terdapat efisiensi sebesar Rp. 1.723.856.178 atau
7,71 persen.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 55
3.4. Realisasi Anggaran
Selama Tahun 2019 pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka
menjalankan tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan pencapaian
target kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Jateng
mendapatkan alokasi anggaran belanja langsung dari APBD Prov DPA
Dinas Tenaga Kerja Prov. Jateng sebesar Rp. 50.697.544.000 realisasi
anggaran atau serapan dana APBD mencapai 47.657.941.512
(94.00%), dengan demikian SiLPA (Sisa Lebih Pendapatan dan
Anggaran) Dinas Tenaga Kerja Tahun 2019 sebesar Rp. 3.039.602.488.
Hal ini merupakan upaya penghematan penggunaan anggaran, karena
ada beberapa kegiatan penunjang yang tidak dilaksanakan, tetapi
realisasi capaian fisik tetap tercapai
Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2019 sebesar
94,00 persen. dari total anggaran yang dialokasikan. Realisasi ang-
garan untuk program/kegiatan utama sebesar 97,00 persen sedangkan
program kegiatan pilihan sebesar 81,87 persen dan realisasi untuk
program /kegiatan pendukung sebesar 92,29 persen. Jika dilihat dari
realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar pada
program/ kegiatan di sasaran meningkatnya penempatan Tenaga
Kerja dan Per-luasan Kesempatan Kerja 97,71 persen. Sedangkan
penyerapan ter-kecil pada program/ kegiatan di sasaran
Meningkatnya Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja 97,71
persen.
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2019 yang dialokasikan
untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran disaji-
kan pada tabel berikut: Tabel 3.21
Efektifitas Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2019
NO. SASARAN ANGGARAN REALISASI % KRITERIA
1 Meningkatnya Kompe-tensi dan Produktivitas Tenaga Kerja
10.285.402.000 9.895.051.145 96,20 Efektif
2 Meningkatnya Penem-patan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
6.696.108.000 6.542.638.124 97,71 Efektif
3 Meningkatnya Perlindu- 3.543.767.000 3.460.319.098 97,65 Efektif
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 56
NO. SASARAN ANGGARAN REALISASI % KRITERIA
ngan Tenaga Kerja Da-lam Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
4 Meningkatnya Kepatuh-an Terhadap Norma Ketenagakerjaan (Nor-ma Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja
4.735.760.000 4.606.085.690 97,26 Efektif
5 Meningkatnya Penem-patan Transmigran pa-da Daerah Tujuan Transmigrasi
3.082.346.000 2.523.542.633 81,87 Cukup Efektif
6 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perangkat Daerah
22.354.161.000 20.707.324.822 92,63 Efektif
50.697.544.000 47.657.941.512 94,00 Efektif
Tabel 3.22
Analisis efisiensi Anggaran pada Indikator sasaran
No Sasaran % Capaian Kinerja
(≥100%)
% Penyerapan
Anggaran
Tingkat
Efisiensi
1 Meningkatnya Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja
104,07 96,20 7,87
2 Meningkatnya Penempatan Te-naga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
100,91 97,71 3,2
3 Meningkatnya Perlindungan Tenaga Kerja Dalam Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
104,88 97,65 7,23
4 Meningkatnya Kepatuhan Ter-hadap Norma Ketenagakerjaan (Norma Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja
141,13 97,26 43,87
5 Meningkatnya Penempatan Transmigran pada Daerah Tujuan Trans-migrasi
181,01 81,87 99,14
6 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perangkat Daerah
109,63 92,63 17,00
Analisis Efisiensi
Dari tiga Sasaran strategis, terdapat tiga sasaran yang kinerjanya sudah sesuai atau melebihi target, dengan tingkat efisiensi sebagai berikut: 1. Sasaran Meningkatnya Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja
Telah mencapai kinerja dengan tingkat capaian sebesar 104,07 persen
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 57
dengan efisiensi anggaran 7,87 persen. Efisiensi anggaran untuk mencapai sasaran diperoleh melalui sisa lelang / selisih harga
2. Sasaran Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja Telah mencapai kinerja dengan tingkat capaian
sebesar 100,91 dengan efisiensi anggaran 3,2 persen. Efisiensi
anggaran untuk mencapai sasaran diperoleh melalui sisa lelang / selisih
harga
3. Sasaran Meningkatnya Perlindungan Tenaga Kerja Dalam Hubungan
Industrial dan Jaminan Sosial mencapai kinerja dengan tingkat capaian
sebesar 104,88% dengan efisiensi anggaran 7,23 persen. Efisiensi
anggaran untuk mencapai sasaran diperoleh melalui sisa lelang /
selisih harga.
4. Sasaran Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Norma Ketenagakerjaan
(Norma Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja, Telah mencapai
kinerja dengan tingkat capaian sebesar 141,13 persen dengan
efisiensi anggaran 43,87 persen. Efisiensi anggaran untuk mencapai
sasaran diperoleh melalui sisa lelang / selisih harga
5. Sasaran Meningkatnya Penempatan Transmigran pada Daerah
Tujuan Transmigrasi, Telah mencapai kinerja dengan tingkat
capaian sebesar 181,01 persen dengan efisiensi anggaran 99,14
persen. Efisiensi anggaran untuk mencapai sasaran diperoleh
melalui sisa lelang dan adanya tambahan kinerja penempatan
transmigrasi dari Pemerintah Pusat
6. Sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perangkat Daerah, Telah
mencapai kinerja dengan tingkat capaian sebesar 109,63 persen
dengan efisiensi anggaran 17,00 persen. Efisiensi anggaran untuk
mencapai sasaran diperoleh melalui sisa lelang
Tabel 3.33 Program Kegiatan Penunjang Pencapaian Pernyataan Kinerja Tahun 2019
Sasaran / Indikator Target Program/Kegiatan
Meningkatnya Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja
a. Persentase Peningkat-an tenaga kerja yang kompeten
6,89 Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja
b. Tingkat produktivitas tenaga kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)
54,58
a. Akreditasi LPK, UJK dan Sertifikasi dan penerapan CBT
b. Pemagangan Dalam dan Luar
Negeri serta pembinaan SDM pelatihan
c. Penyebaran dan kajian
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 58
Sasaran / Indikator Target Program/Kegiatan
produktivitas d. Pelatihan kerja bagi Calon
Tenaga Kerja di bidang industri
e. Identifikasi dan promosi kebu-tuhan pelatihan kerja di bidang industri
f. Pelatihan kerja bagi calon tenaga kerja di bidang Industri - DBHCHT ( Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau)
g. Pelatihan kerja bagi pencari Kerja di bidang Pertanian mendukung mekanisme penempatan melalui AKL, AKAD dan AKAN
h. Identifikasi dan promosi ke-butuhan pelatihan di bidang pertanian mendukung pe-nempatan melalui mekanis-me AKL , AKAD dan AKAN
i. Pemasaran alat, teknik dan metodologi peningkatan Produktivitas
j. Pelatihan , pengukuran dan pemeliharaan Produktivitas Pelaku Usaha
k. Pelatihan peningkatan pro-duktivitas melalui DBHCHT (Dana Bagi hasil Cukai Hasil Tembakau)
l. Pelatihan Kerja bagi Calon Tenaga Kerja bidang jasa , pra magang dan pekerja migran
m. Identifikasi dan promosi kebutuhan pelatihan di bi-dang bidang jasa, pra ma-gang dan pekerja migran
Meningkatnya Penem-patan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
a. Persentase tenaga kerja yang ditempatkan
69,04 Peningkatan Kesempatan Kerja
b. Persentase pening-katan penyerapan tenaga kerja baru disektor Informal
56,00
a. Perencanaan Umum Ketenagakerjaan
b. Database Ketenagakerjaan
c. Pembinaan masyarakatt
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 59
Sasaran / Indikator Target Program/Kegiatan
penganggur dan perluasan kesempatan kerja
d. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja
e. Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Meningkatnya Perlindung-an Tenaga Kerja Dalam Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
a. Persentase Penyele-saian perselisihan hubungan industrial
90,00 Perlindungan Dan Pengem-bangan Lembaga Ketenaga-kerjaan
b. Persentase pekerja/ buruh yang menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan
87,11
a. Penetapan Upah Minimum dan Peningkatan Kesejahteraan
b. Pembinaan dan Evaluasi Pelaksanaan Syarat Kerja, Hubungan Industrial dan Jamsos
c. Pembinaan dan Pember-dayaan Kelembagaan Hubu-ngan Industrial serta F orum Koordinasi LKS Tripartit
d. Penyelesaian PHI/ Mogok/ Unjuk rasa dan Penutupan Perusahaan dan pengem-bangan database kasus ketenagakerjaan
e. Penyelesaian perselisihan penempatan Tenaga Kerja
Meningkatnya Kepatuh-an Terhadap Norma Ketenagakerjaan norma Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja
Persentase penurun-an pelanggaran nor-ma ketenagakerjaan
94,86 Peningkatan Kepatuhan Dan Pengembangan Sistem Peng-awasan ketenagakerjaan
a. Pengawasan dan Pembinaan Norma Kerja
b. Pengawasan dan pemerik-saan pengujian Norma K3
c. Penegakan Hukum Ketena-gakerjaan
d. Pengujian Higiene perusaha-an, kesehatan kerja dan pengembangan laborato-rium pengujian
e. Pengujian keselamatan kerja, ergonomi, psikologi kerja dan pelatihan SDM
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 60
Sasaran / Indikator Target Program/Kegiatan
bidang K3
f. Peningkatan Sarana Prasarana Laboratorium dan Uji kompetensi di Bidang K3
Meningkatnya Penem-patan Transmigran pada Daerah Tujuan Transmigrasi
Persentase penempa-tan transmigran ter-hadap animo transmigran
3,37 Pengembangan Dan Penem-patan Transmigrasi
a. Pemantauan Transmigran Pasca Penempatan
b. Penyiapan, Penempatan dan Pemantapan Transmigrasi
c. Pelatihan bidang pertanian bagi calon transmigran di BLK Pertanian dan Transmigrasi
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perangkat Daerah
Nilai Kepuasan Masyarakat
71,00 1. Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
a. Penyusunan Dokumen Perangkat Daerah
b. Penyusunan Dokumen Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
2. Manajemen Administrasi Pelayanan Umum, Kepega-waian dan Keuangan Perangkat Daerah
a. Administrasi Pelayanan Keuangan Perangkat Daerah
b. Pelayanan Jasa Surat Menyurat dan Kearsipan Perangkat Daerah
c. Penyediaan Jasa Komunikasi, Air dan Listrik Perangkat Daerah
d. Penyediaan Jaminan Barang Milik Daerah
e. Penyediaan Jasa Kebersihan dan Pelayanan Perkantoran Perangkat Daerah
f. Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 61
Sasaran / Indikator Target Program/Kegiatan
Luar Daerah Perangkat Daerah
g. Kegiatan Pelayanan Penyediaan Makan Minum Rapat Perangkat Daerah
h. Penyediaan Bahan Bacaan/Buku Perpustaka-an Perangkat Daerah
i. Pemeliharaan Rutin/ Berkala Rumah Jabatan/ Rumah Dinas/Gedung Kantor/ Kendaraan Dinas/Operasional Perangkat Daerah
j. Pemeliharaan Rutin /Berkala Sarana Kantor dan Rumah Tangga Perangkat Daerah
k. Penyediaan Sarana dan Prasarana Kantor
l. Rehab Gedung Kantor Perangkat Daerah
m. Pengadaan Pakaian Dinas
n. Pendidikan dan Pelatihan Formal
o. Pelayanan Informasi Perangkat Daerah
3.5. Penghargaan Yang Diterima Tahun 2019
1) Penghargaan Tingkat Nasional Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan
(IPK) tahun 2019 dalam
kategori Besar, Jawa
Tengah memperoleh peng-
hargaan Terbaik Pertama
dengan indeks 65,71 yang
diterima bulan Oktober
2019 dengan indikator uta-
ma : perencanaan tenaga
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 62
kerja, penduduk dan tenaga kerja, pelatihan dan kompetensi kerja,
hubungan industrial, kondisi lingkungan kerja dan jaminan sosial tenaga
kerja
2). penganugerahan Paritrana BPJS Tenaga Kerja Tingkat Nasional dari
Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan (Kemenko PMK)
bersama Badan Pengelolaan
Jaminan Sosial (BPJS) yang
diterima di Istana Wakil Presiden
bulan Juli 2019 sebagai upaya
Pemerintah Prov. Jawa Tengah
mengimplementasikan program BPJS Tenaga Kerja.
3. Anugerah Paramakarya merupakan Penghargaan yang diberikan peme-
rintah pusat kepada kepala
daerah Jawa tengah di
Istana wakil Presiden pada
bulan Nopember 2019,
penghargaan tersebut
sebagai prestasi yang
memberi dukungan dan
Pembinaan terhadap pelaku
usaha kecil, menengah, dan
skala besar. Ada tujuh
kriteria sampai akhirnya kepala daerah dinobatkan sebagai pembina
terbaik, yaitu kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus SDM, fokus
pelanggan, data, informasi dan analisis
4. Meraih juara terbanyak Seleksi Nasional (Seleknas) calon kompetitor
Asean Skill Competition (ASC) XIII Tahun 2019, terdiri juara 1 kejuruan
elektronik, 2 juara 1 hair dreassing, juara 1 beauty therapy dan juara ke 2
kejuaraan mekatronik. Pemenang prestasi ini akan mewakili indonesia
pada ASC
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 63
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Penyelenggaraan kegiatan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmi-
grasi Provinsi Jawa Tengah pada Tahun Anggaran 2019 merupa-kan
tahun ke pertama dari Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan
Transmig-rasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018- 2023. Keberhasilan
yang dicapai berkat kerja sama dan partisipasi semua pihak dan diharap-
kan dapat dipertahankan serta ditingkatkan.
Tahun 2019 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa
Tengah menetapkan 5 sasaran dengan 9 indikator kinerja sasaran
strategis yang dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dan
Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019 dengan rincian penca-
paian sasaran sebagai berikut :
Sasaran 1. Meningkatnya Kompetensi dan Produktivitas Tenaga
Kerja terdiri dari 2 indikator nilai capaian rata-rata 104.07 persen
Sasaran 2. Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja, terdiri dari 2 indikator nilai capaian rata-rata
100.91 persen
Sasaran 3. Meningkatnya Perlindungan Tenaga Kerja Dalam
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial, terdiri dari 2 indikator
nilai capaian rata-rata 104.88 persen
Sasaran 4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Norma Ketenaga-
kerjaan (Norma Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja, terdiri dari
1 indikator nilai capaian 141.13 persen
Meningkatnya Sasaran 5. Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah,
terdiri dari 2 indikator nilai capaian 104.48 persen
Selama Tahun 2019 pelaksanaan program dan kegiatan dalam
rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi untuk mewujud-kan
pencapaian target kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Jawa Tengah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada belanja
langsung (APBD) DPA Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Jawa Tengah total nilai sebesar Rp. 50.697.544.000 realisasi anggaran
mencapai Rp. 47.657.941.512 atau serapan dana APBD men-capai
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 64
94.00 persen, denga demikian SiLPA (Sisa Lebih Pendapatan dan
Anggaran) sebesar Rp. 3.039.602.488,00 atau 6.00 persen. Hal ini
merupakan upaya penghematan penggunaan anggaran, karena ada
beberapa kegiatan penunjang yang tidak dilaksanakan, tetapi realisasi
capaian fisik tetap tercapai
4.2. Tindaklanjut
Langkah-langkah yang perlu diambil sebagai perbaikan lebih lanjut
dalam capaian kinerja dapat dirumuskan saran-saran/Rencana Aksi seba-
gai berikut : 1). Perlu dilakukan peningkatan kompetensi pencari kerja
melalui pelatihan pencari kerja, pemagangan dan sertifikasi. 2). Perlu
dilakukan pendampingan terhadap Wira Usaha Baru yang telah dibentuk
supaya dapat berkembang dan dapat berfungsi sebagai penyedia / mem-
buka lapangan pekerjaan. 3). Perlu peningkatan pelayanan publik melalui
pusat info kerja untuk memperluas penempatan tenaga kerja 4). Perlu
peningkatan perlindungan tenaga kerja melalui pembinaan dan peman-
tauan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta norma kerja
Semarang, Pebruari 2020
KEPALA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH
Ir. SAKINA ROSELLASARI, MSi,MSc Pembina Tingkat I
NIP. 19660821 199303 2 006
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 65