bab i pendahuluan · 2020. 6. 26. · laporan kinerja instansi pemerintah 2019 1 bab i pendahuluan...

65
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme menyatakan Akuntabilitas sebagai salah satu asas umum dalam penyelenggaraan Negara Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Tenaga Kerja dan Transmi- grasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Dalam menjalankan tugas-tugas pemerintah daerah wajib menyusun dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP), yang mendasari pada perencanaan dan hasil pada ketetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Demikian halnya dengan SKPD diharuskan untuk menyusun dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang dimuat dalam Dokumen Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD. Dinas Tenaga Kerja dan, Transmigrasi Prov. Jateng sebagai salah satu unsur penyelenggara pemerintahan Negara, berkewajiban untuk mempertanggung- jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam mengelola segala sumber daya yang dimiliki dan dalam mencapai misi dan tujuan organi-sasi. Pertanggungjawaban tersebut diwujudkan melalui sistem perencanaan dan penganggaran serta pengukuran kinerja yang terintegrasi dan menyeluruh. Hal tersebut dimulai dengan Penyusunan Rencana Strategis (Renstra), Dalam rangka menghasilkan data yang berkualitas, tepat waktu, dan akuntabel. Tahun 2019 merupakan tahun pertama pelaksanaan Renstra periode 2018- 2023. Renstra mengalami pengembangan yang disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan. Bab 1 Berisi : 1.1. Struktur Organisasi 1.2. Tugas dan Fungsi 1.3. Isu Strategis 1.4. Keadaan Pegawai 1.5. Keuangan 1.6. Sistematika LKj IP

Upload: others

Post on 27-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1

BAB I

PENDAHULUAN

Akuntabilitas adalah salah satu tonggak

penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun 1999

tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih

dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

menyatakan Akuntabilitas sebagai salah satu

asas umum dalam penyelenggaraan Negara

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah Dinas Tenaga Kerja dan Transmi-

grasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 dilaksanakan berdasarkan Peraturan

Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun

2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata

Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dan Peraturan

Gubernur Jawa Tengah Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Petunjuk

Pelaksanaan Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Provinsi Jawa Tengah

Dalam menjalankan tugas-tugas pemerintah daerah wajib menyusun

dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP), yang mendasari pada

perencanaan dan hasil pada ketetapan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah

(RKPD). Demikian halnya dengan SKPD diharuskan untuk menyusun

dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang dimuat dalam

Dokumen Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja)

SKPD.

Dinas Tenaga Kerja dan, Transmigrasi Prov. Jateng sebagai salah satu unsur

penyelenggara pemerintahan Negara, berkewajiban untuk mempertanggung-

jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam mengelola segala

sumber daya yang dimiliki dan dalam mencapai misi dan tujuan organi-sasi.

Pertanggungjawaban tersebut diwujudkan melalui sistem perencanaan dan

penganggaran serta pengukuran kinerja yang terintegrasi dan menyeluruh.

Hal tersebut dimulai dengan Penyusunan Rencana Strategis (Renstra), Dalam

rangka menghasilkan data yang berkualitas, tepat waktu, dan akuntabel.

Tahun 2019 merupakan tahun pertama pelaksanaan Renstra periode 2018-

2023. Renstra mengalami pengembangan yang disesuaikan dengan visi, misi

dan tujuan.

Bab 1 Berisi :

1.1. Struktur Organisasi

1.2. Tugas dan Fungsi

1.3. Isu Strategis

1.4. Keadaan Pegawai 1.5. Keuangan

1.6. Sistematika LKj IP

Page 2: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 2

Pemerintah Daerah harus memperhatikan keseimbangan berbagai aspek

dalam satu kesatuan wilayah pembangunan ekonomi, hukum, sosial, budaya,

politik, pemerintahan dan lingkungan hidup untuk mendukung

pembangunan yang berkelanjutan, dengan diikuti oleh penyelenggaraan

pemerintahan yang akuntabel (Good Governance).

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 disampaikan sebagai wujud

pertanggungjawaban pencapaian kinerja dikaitkan dengan anggaran yang

digunakan serta pencapaian tujuan, sasaran-sasaran strategis, dan indikator-

indikator yang telah ditetapkan dalam Renstra Dinas Tahun 2018-2023.

Sehingga pertanggungjawaban kinerja tersebut diwujudkan dengan

menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019 yang

dilaksanakan secara berjenjang

Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 diharapkan dapat:

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas

kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah

2. Mendorong Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah di

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang

didasarkan pada peraturan perundangan, kebijakan yang transparan dan

dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah untuk meningkatkan kinerjanya.

4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah di dalam pelaksanaan

program/kegiatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat

1.1. Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri dari :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat :

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,

pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu,

pelayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang program, keuangan,

dan umum dan kepegawaian.

Sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut:

Page 3: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 3

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoor-

dinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrsi,

dan pelaksanaan di bidang program;

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, peng-

koordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan

administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan;

3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, peng-

koordinasian penyelenggaran tugas secara terpadu, pelayanan

administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian;

Sekretaris mempunyai 3 subbagian :

1. Subbagian Program;

2. Subbag Keuangan;

3. Subbag Umum Dan Kepegawaian.

c. Bidang Pelatihan Kerja Dan Produktivitas, membawahkan :

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,

pembinaan dan pelaksanaan di bidang standarisasi dan sertifikasi,

pelatihan dan pemagangan, dan produktivitas.

Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas mempunyai fungsi:

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksa-naan di bidang standarisasi dan sertifikasi;

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pelatihan dan pemagangan;

3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang produktivitas;

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya yang mempunyai 3 Seksi :

1. Seksi Standarisasi dan Sertifikasi;

2. Seksi Pelatihan dan Pemagangan;

3. Seksi Produktivitas.

d. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, membawahkan :

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,

pembinaan dan pelaksanaan di bidang penempatan tenaga kerja dalam

dan luar negeri, perluasan dan pengembangan tenaga kerja, dan

transmigrasi.

Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai fungsi:

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri;

Page 4: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 4

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang perluasan dan pengembangan tenaga kerja;

3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang transmigrasi;

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya yang mempunyai 3 Seksi :

1. Seksi Penempatan Tenaga Kerja;

2. Seksi Perluasan Kesempatan Kerja;

3. Seksi Transmigrasi.

e . Bidang Hubungan Industrial Dan Syarat Kerja;

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,

pembinaan dan pelaksanaan di bidang syarat kerja dan jaminan sosial,

kelembagaan hubungan industrial, dan pengupahan dan kesejahteraan

tenaga kerja.

Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial mempunyai fungsi:

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang syarat kerja dan jaminan sosial;

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelak-

sanaan di bidang kelembagaan hubungaan industrial;

3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja;

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya yang mempunyai 3 Seksi :

1. Seksi Syarat Kerja Dan Jaminan Sosial;

2. Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial;

3. Seksi Pengupahan Dan Kesejahteraan Tenaga Kerja.

f. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan, membawahkan :

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,

pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengawasan norma kerja dan

jaminan sosial tenaga kerja, pengawasan norma keselamatan kerja dan

kesehatan kerja, dan pengawasan dan perlindungan hukum tenaga kerja

dalam dan luar negeri.

Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai fungsi :

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelak-

sanaan di bidang pengawasan norma kerja dan jaminan sosial tenaga

kerja;

Page 5: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 5

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pengawasan norma keselamatan kerja dan

kesehatan kerja;

3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pengawasan dan perlindungan hukum tenaga

kerja dalam dan luar negeri;

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya yang mempunyai 3 Seksi :

1. Seksi Pengawasan Norma Kerja;

2. Seksi Pengawasan Norma Keselamatan Dan Kesehatan Kerja;

3. Seksi Penegakan Hukum Ketenagakerjaan

g. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).

UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) di lingkungan Dinas Tenaga Kerja

Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Peraturan Gubernur

Jawa Tengah Nomor : 52 Tahun 2018 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi

Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

1) Balai Latihan Kerja Cilacap (BLK Cilacap),mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/ atau kegiatan

teknis penunjang Dinas di bidang pelatihan kerja industri. Untuk

melaksanakan tugas Balai Latihan Kerja Industri menyelenggarakan

fungsi:

a) Penyusunan rencana teknis operasional di bidang pelatihan dan

pemasaran kerja industri;

b) Pelaksanaan kebijakan teknis operasional di bidang pelatihan dan

pemasaran kerja industri;

c) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pelatihan dan

pemasaran kerja industri;

d) Pengelolaan ketatausahaan;

e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

2) Balai Pelatihan Kerja Transmigrasi, mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional teknis operasional

dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang pelatihan kerja

pertanian.

Untuk melaksanakan tugas pokok Balai Latihan Kerja Pertanian

menyelenggarakan fungsi:

a) Penyusunan rencana teknis operasional dibidang pelatihan dan

pemasaran kerja pertanian;

Page 6: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 6

b) Pelaksanaan kebijakan teknis operasional di bidang pelatihan dan

pemasaran kerja pertanian;

c) Pemantauan monitoring,evaluasi dan pelaporan di bidang pelatihan

dan pemasaran kerja pertanian;

d) Pengelolaan ketatausahaan;

e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

3) Balai Latihan Kerja Semarang 1 Provinsi Jawa Tengah, mempunyai

tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional

dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang pelatihan kerja

luar negeri.

Balai Latihan Kerja Luar Negeri menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan rencana teknis operasional di bidang pelatihan dan

pemasaran kerja luar negeri;

b) Pelaksanaan kebijakan teknis operasional di bidang pelatihan dan

pemasaran kerja luar negeri;

c) Pemantauan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pelatihan

dan pemasaran kerja luar negeri;

d) Pengelolaan ketatausahaan;

e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

4) Balai Keselamatan Kerja Provinsi Jawa Tengah, mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau

kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang pelatihan dan pengujian

keselamatan kerja dan hiperkes.

Balai Pelatihan dan Pengujian Keselamatan Kerja dan Hiperkes menye-

lenggarakan fungsi:

a) Penyusunan rencana teknis operasional di bidang pelatihan dan

pengujian keselamatan kerja dan hiperkes;

b) Pelaksanaan kebijakan teknis operasional di bidang pelatihan dan

pengujian keselamatan kerja dan hiperkes;

c) Pemantauan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pelatihan

dan pengujian keselamatan kerja dan hiperkes;

d) Pengelolaan ketatausahaan;

e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

5). Balai Latihan Kerja Semarang 2 Provinsi Jawa Tengah, mempunyai

tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional

Page 7: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 7

dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang pengembangan

produktivitas tenaga kerja.

Balai Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja menyelenggarakan

fungsi:

a) Penyusunan rencana teknis operasional pelatihan dan pemasaran di

bidang pengembangan produktivitas tenaga kerja;

b) Pelaksanaan kebijakan teknis operasional pelatihan dan pemasaran

di bidang pengembangan produktivitas tenaga kerja;

c) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelatihan dan pemasaran di

bidang pengembangan produktivitas tenaga kerja;

d) Pengelolaan ketatausahaan;

e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

6). Balai Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Tenaga Kerja (BP3TK)

Provinsi Jawa Tengah, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas

di bidang pelayanan penyelesaian perselisihan tenaga kerja.

Balai Pelayanan Penyelesaian Perelisihan Tenaga kerja menyeleng-

garakan fungsi:

a) Penyusunan rencana teknis operasional di bidang penyelesaian

hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja, dan penyelesaian

kasus penempatan tenaga kerja;

b) Pelaksanaan kebijakan teknis operasional di bidang penyelesaian

hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja, dan penyelesaian

kasus penempatan tenaga kerja;

c) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyelesaian

hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja, dan penyelesaian

kasus penempatan tenaga kerja;

d) Pengelolaan ketatausahaan;

e) Kelompok Jabatan Fungsional.

7). Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Kelas B, merupakan unsur

pelaksana tugas teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang

tertentu di bidang pengawasan tenaga kerja.

Satuan Pengawas Ketenagakerjaan Kelas B meliputi :

a. Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah Semarang dengan

Tempat Kedudukan Kota Semarang; Wilayah Kerja : Kota Semarang,

Page 8: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 8

Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan,

Kabupaten Kendal, Kota Salatiga.

b. Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah Pati dengan Tempat

Kedudukan Wilayah Pati; Wilayah Kerja : Kabupaten Pati, Kabupaten

Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Rembang, Kabupaten Blora.

c. Satuan Pengawasan KetenagakerjaanWilayah Surakarta dengan

Tempat Kedudukan di Kota Surakarta; Wilayah Kerja : Kota

Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten

Boyolali, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Klaten, Kabupaten

Sukoharjo.

d. Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah Magelang dengan

Tempat Kedudukan Kota Magelang; Wilayah Kerja : Kota Magelang,

Kabupaten Magelang, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo,

Kabupaten Temanggung, Kabupaten Purworejo.

e. Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah Banyumas dengan

Tempat Kedudukan Kabupaten Banyumas; Wilayah Kerja :

Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Cilacap,

Kabupaten Banjarnegara.

f. Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah Pekalongan dengan

Tempat Kedudukan Kota Pekalongan; Wilayah Kerja : Kota

Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Brebes, Kota Tegal,

Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Batang.

Selengkapnya struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Provinsi Jawa Tengah tersaji pada gambar berikut :

Page 9: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 9

Gambar 1.1.

Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah

Page 10: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 10

Keterangan bagan:

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Jawa Tengah membawahi

langsung:

I. Sekretariat

II. Pelatihan Kerja Dan Produktivitas

III. Penempatan Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

IV. Hubungan Industrial Dan Jaminan Sosial

V. Pengawasan Ketenagakerjaan

VI. UPTD:

Balai Pelatihan Kerja Transmigrasi

Balai Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Tenaga Kerja

Keselamatan Kerja

Balai Latihan Kerja Semarang 1

Balai Latihan Kerja Semarang 2

Balai Latihan Kerja Cilacap

VII. Kelompok Jabatan Fungsional

1.2. Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah, bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang tenaga kerja dan Transmigrasi, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Tugas pokok dan fungsi dinas Selanjutnya diatur dalam Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 65 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai fungsi : 1) Perumusan Kebijakan teknis bidang tenaga kerja, transmigrasi,

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang tenaga kerja dan transmigrasi;

3) Pembinaan dan fasilitasi bidang tenaga kerja dan transmigrasi lingkup Provinsi dan Kabupaten/Kota;

4) Pelaksanaan tugas di bidang penempatan tenaga kerja dan transmigrasi, pelatihan kerja dan produktivitas, pengawasan ketenagakerjaan, hubungan industrial dan jaminan sosial dan ketransmigrasian;

Page 11: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 11

5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang tenaga kerja dan transmigrasi,;

6) Pelaksanaan kesekretariatan dinas;

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1.3. Issu Strategis

Eksistensi sebuah institusi bergantung sejauh mana institusi tersebut

mampu menemukenali dan merespon isu strategis dengan berbagai

kebijakan dan tindakan yang tepat. Secara umum isu strategis dapat

bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Isu

Strategis yang melingkupi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi

Jawa Tengah , antara :

a. Tingginya Angka Pengangguran masih sebesar 4,49 persen, jumlah

terendah di kabupaten Wonogiri sebesar 2,54 persn dan tertinggi di

kabupaten Tegal sebesar 8,21 persen

b. Penduduk bekerja berpendidikan rendah (maksimal SMP) menurun

cukup banyak dari 67,45 persen pada Agustus 2018 menjadi 65,95

persen pada Agustus 2019. Sementara persentase penduduk bekerja

berpendidikan menengah dan pendidikan tinggi meningkat, yaitu

masing-masing sebesar 6,90 persen poin dan 2,86 persen poin.

c. Tingginya perusahaan yang melakukan pelanggaran normatif (norma

kerja dan norma K3) atau rendahnya tingkat kepatuhan ketenagakerjaan

sejumlah 2.697 perusahaan atau sebesar 97,40% dari 2.769 perusahaan

yang diperiksa dan tidak patuh di bidang norma kerja dan norma K3

sejumlah perusahaan atau sebesar 96,38% dari 469 perusahaan yang

diperiksa.

d. Banyaknya perusahaan yang memiliki tenaga kerja sudah bekerja selama

1 tahun belum menyusun dan melaksanaan ketentuan Struktur dan Skala

Upah sesuai Permennaker No. 1/2017 baru sejumlah 1.491 perusahaan

dari total perusahaan wajib lapor sejumlah 23.626 perusahaan atau

sebesar 6,3%.

e. Rendahnya perusahaan yang memenuhi ketentuan menyusun Peraturan

Perusahaan baru sejumlah 4.780 perusahaan atau menyusun Perjanjian

Kerja Bersama (PKB) baru sejumlah 872 perusahaan atau sebesar

23,92% dari total perusahaan.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 12

f. Penduduk bekerja menurut jam kerja, persentase tertinggi pada

Agustus 2019 adalah pekerja penuh (jam kerja minimal 35 jam per

minggu) sebesar 73,32 persen. Sementara penduduk yang bekerja

dengan jam kerja 1–7 jam memiliki persentase yang paling kecil, yaitu

sebesar 2,06 persen. Sementara itu, pekerja tidak penuh terbagi menjadi

dua, yaitu pekerja paruh waktu (21,30 persen) dan pekerja setengah

penganggur (5,38 persen.

g. Rendahnya jumlah LKS Bipartit yang terbentuk pada perusahaan yang

wajib membentuk LKS Bipartit sejumlah 1.725 dari 4.032 perusahaan

atau sebesar 42,78%.

h. Rendahnya realisasi penempatan transmigran dibandingkan dengan

animo calon transmigran sebesar 6,91%.

1.4. Kedaan Pegawai

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah didukung personil/ pegawai

tahun 2019 sejumlah 480 orang terbagi 51 pegawai di Sekretariat, 101

pegawai di Bidang dan 328 pegawai di UPTD.

Daftar jumlah pegawai berdasarkan unit kerja di lingkungan Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi adalah sebagai berikut:

tabel 1.2 Jumlah PNS Berdasarkan Golongan

0

100

200

300

400

GOL. IV GOL. III GOL. II GOL. I

106

330

431

Page 13: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 13

Tabel 1.3 Jumlah PNS menurut Jenjang pendidikan

Berdasarkan jumlah pegawai sebanyak 480 orang dengan status tingkat

pendidikan yang paling banyak adalah berpendidikan S1 sebanyak 55.67

atau sebanyak 267 orang.

1.5. Keuangan

Dukungan dana atau anggaran yang tersedia untuk melaksanakan tugas

dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah

pada tahun 2019 berasal dari APBD Provinsi Jawa Tengah sebanyak

128.258.917.000 terdiri dari belanja tidak langsung atau gaji sebesar Rp.

77.561.373.000,- untuk 480 PNS dan belanja langsung sebesar Rp.

50.697.544.000 yang didukung oleh 7 program dan 121 kegiatan yang

diperuntukkan baik untuk mendukung pelaksanaan program yang

berkaitan langsung dengan indikator sasaran strategis maupun program-

program pendukung.

tabel 1.3 Program dan anggaran

NO. NAMA PROGRAM JUMLAH

ANGGARAN

1 Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja

10.285.402.000

2 Peningkatan Kesempatan Kerja 6.696.108.000

3 Perlindungan Dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

3.543.767.000

4 Peningkatan Kepatuhan Dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan

4.735.760.000

5 Pengembangan Dan Penempatan Transmigrasi 3.082.346.000

6 Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah

852.094.000

7 Manajemen Administrasi Pelayanan Umum, Kepegawaian dan Keuangan Perangkat Daerah

21.502.067.000

050

100150200250300

4 572

36

267

95

1

Page 14: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 14

1.6. Sistematika Penulisan LKJIP

Adapun sistematika dalam penulisan Renstra Renstra Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023

didasarkan pada Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2014, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN.

Memuat penjelasan umum mengenai Latar Belakang; Kedudukan

Tugas Pokok dan Fungsi , Aspek Stratergis / Isu strategis serta

Sistematika Penulisan.

BAB II PERENCANAAN KINERJA.

RPJMD Tahun 2018 – 2023, Memuat Rencana Strategis (Renstra)

Tahun 2018 s/d 2023 dan Perjanjian Kinerja Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Tahun 2019.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Berisi tentang Identifikasi Capaian Kinerja organisasi tahun 2019;

Analisa capaian kinerja dan Akuntabilitas keuangan (realisasi

anggaran)

BAB IV Pentup

Berisi tentang kesimpulan dan saran

Lampiran

Page 15: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 15

Tabel. 1.4

Indikator Kinerja Tujuan dan sasaran

Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Tujuan dan sasaran

2019 2020 2021 2022 2023 Kinerja Akhir Periode renstra

Mengurangi Jumlah Pengangguran

Persentase pengangguran yang ditangani

24,05 25,86 27,37 28,15 28,55 28,55

Meningkatnya Kompe-tensi dan Produktivitas Tenaga Kerja

Persentase Peningkatan tenaga kerja yang kompeten

6,89 7,09 7,39 7,89 8,19 8,19

Tingkat produktivitas tenaga kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)

54,58 54,59 54,60 54,61 54,62 54,62

Meningkatnya Penem-patan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Persentase tenaga kerja yang ditempatkan

69,04 69,54 70,09 70,47 71,01 71,01

Persentase peningkatan penye-rapan tenaga kerja baru disektor Informal

56 59 62 65 68 68

Meningkatnya Perlin-dungan Tenaga Kerja Dalam Hubungan Indus-trial dan Jaminan Sosial

Persentase Penyelesaian perse-lisihan hubungan industrial

90,00 92,50 93,00 95,50 96,00 96,00

Persentase pekerja/buruh yang menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan

87,11 87,26 87,41 87,56 87,70 87,70

Meningkatnya Kepa-tuhan Terhadap Norma Ketenagakerjaan (Nor-ma Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja

Persentase penurunan pelang-garan norma ketenagakerjaan

94,86 92,09 89,26 86,21 82,97 82,97

Meningkatnya Penem-patan Transmigran pa-da Daerah Tujuan Transmigrasi

Persentase penempatan trans-migran terhadap animo transmigran

3,37 3,38 3,38 3,40 3,41 3,41

Page 16: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 16

BAB 2

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis

Tahun 2019, Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah menyu-

sun Rencana Strategis (Renstra) Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2018-2023. Renstra

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Provinsi Jawa Tengah merupakan mani-

festasi komitment Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah dalam

mendukung visi dan misi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah yang

tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023. Sebagai

bentuk pembangunan berkelanjutan, perumusan Renstra Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023 tidak

terlepas dari kesuksesan pencapaian target yang telah ditetapkan dalam

dokumen perencanaan periode sebelumnya (2013-2018).

Rencana Strategis (Renstra) adalah dokumen perencanaan

Perangkat Daerah periode lima tahun. Renstra memuat tujuan, sasaran dan

strategi bagi penyelenggaraan program dan kegiatan di Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah yang harus dilaksanakan secara

terpadu, sinergis, harmonis dan berkesinambungan. Renstra Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023 ditetapkan

melalui Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi

Jawa Tengah Nomor 38 Tahun 2019

2.1.1. Visi dan Misi Kepala Daerah

Visi Misi Gubernur Jawa Tengah yang dituangkan dalam RPJMD Jawa

Tengah berupaya untuk menyinambungkan perencanaan periode 5 tahun

sebelumnya (2013-2018) dengan perencanaan periode yang setelahnya

(2018-2023). Visi Misi Gubernur Jawa Tengah pada perencanaan periode

2018-2023 berkesinambungan dan melanjutkan keberhasilan capaian

pembangunan dengan periode sebelumnya.

Bab 2 Berisi :

2.1. Perencanaan Strategis

2.2. Perjanjian Kinerja

Tahun 2019

2.3. Rencana Anggaran

Tahun 2019

Page 17: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 17

visi misi dengan tema “MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI

TETEP “MBOTEN KORUPSI MBOTEN NGAPUSI”

Dalam rangka mewujudkan tema visi tersebut, Gubernur Jawa Tengah

menyampaikan misi tahun 2018-2023, adalah:

1. Membangun masyarakat Jawa Tengah yang religius, toleran dan guyub

untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia

2. Mempercepat reformasi birokrasi yang dinamis serta memperluas

sasaran ke pemerintahan Kabupaten/Kota

3. Memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan kerja

baru untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran

4. Menjadikan rakyat Jawa Tengah lebih sehat, lebih pintar, lebih

berbudaya dan mencintai lingkungan

Dari misi tersebut, Gubernur Jawa Tengah memiliki program-

program unggulan/program kerja yaitu:

1. Sekolah tanpa sekat; pelatihan tentang demokrasi dan pemilu, gender,

antikorupsi dan magang gubernur untuk siswa SMA/SMK;Sekolah tanpa

sekat: pendidikan politik warga negara, pelatihan demokrasidan pemilu,

gender, dan pendidikan anti korupsi, dan program maganggubernur

untuk SMA/SMK. Pendidikan tanpa sekat merupakan integrasi

pendidikan formal, informal, dan non formal sebagai perwujudan

bahwaurusan pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab

pemerintah tetapimenjadi tanggung jawab keluarga dan masyarakat.

2. Peningkatan peran rumah ibadah, fasilitasi pendakwah dan guru

ngaji;Peningkatan peran rumah ibadah, fasilitasi pendakwah, dan guru

agamasebagai media komunikasi antar agama dan penghayat untuk

membangunhubungan yang saling menyejahteraan menuju kehidupan

yang salingmenghormati, terwujudnya kehidupan yang aman dan

nyaman tanpaadanya diskriminasi.

3. Reformasi birokrasi di kabupaten/kota yang dinamis berbasis teknologi

informasi dan sistem layanan terintegrasi; Reformasi birokrasi yang

diharapkan kedepan adalah pada tiga dimensiutama yaitu pelayanan

publik yang semakin dinamis, efektivitas danefisiensi manajemen

pemerintahan, serta profesionalisme.

4. Satgas kemiskinan, bantuan desa, rumah sederhana layak huni;

Merupakan satuan yang aktif dalam pendataan, perumusan masalah

danperumusan kebijakan, serta pelaporan.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 18

5. Obligasi daerah, kemudahan akses kredit UMKM, penguatan BUMDes

danpelatihan startup untuk Wirausaha Muda;Obligasi karena

menurunnya kapasitas fiskal. Adanya kebutuhan proyekyang harus

segera dilaksanakan. Tetepi kapasitas fiskal tidak cukup untuk

membiayai.

6. Menjaga harga komoditas dan asuransi gagal panen untuk petani

sertamelindungi kepentingan nelayan;Dilakukan dengan perlindungan

harga dan menjamin pemasaran produkpertanian; pemerintah membeli

secara langsung produk pertanian denganmenugaskan BUMD pertanian;

serta penguatan kelembagaan petani ditingkat desa sebagaimana

tertuang dalam amanat Perda No 5 tahun 2016.

7. Pengembangan transportasi massal, revitaliasi jalur kereta dan

bandaraserta pembangunan embung/irigasi; Program ini dilakukan

dengan melakukan perluasan koridor BRT; subsidiKA Semarang-Solo dan

KA Semarang-Purwokerto; jalan penghubung utara-selatanJawa Tengah,

dalam rangka meningkatkan koneksitas, serta untukpercepatan

pergerakan manusia, barang dan jasa.

8. Pembukaan kawasan industri baru dan rintisan pertanian

terintegrasi;Afirmasi kebijakan tumbuhnya kawasan industri baru di

perbatasan baratdan selatan, dalam mempercepat proses persebaran

pusat-pusatpertumbuhan ekonomi; Rintisan pertanian terintegrasi

dimaksudkan dengan integrasi vertikal huluhilir, integrasi holistik

perpanjangan rantai energi untuk menghasilkan 5F (food, feed, fuel,

fertilizer, fiber). Selain itu juga mengembangkan konseppertanian

terintegrasi sektoral (mayor sektoral) dan sektor terintegrasi

dalampertanian (pertanian mayor), integrasi berbasis konsolidasi lahan

(penerapanmekanisasi penuh), integrasi berbasis organisasi pertanian

contoh pertanianorganik, gula semu, serta kawasan pertanian

terintegrasi berbasis unggulan.

9. Rumah sakit tanpa dinding, sekolah biaya pemerintah khusus untuk

siswamiskin (SMAN, SMKN, SLB) dan bantuan sekolah swasta, ponpes,

madrasahdan difabel;RS tanpa dinding mengubah paradigma kesehatan

dari kuratif ke promotive dan preventif, penanganan kesehatan jemput

bola, serta pengembangankesehatan lingkungan. Program ini untuk

meningkatkan kapasitasmasyarakat melalui kombinasi program

kesehatan dan pendidikan sertakesehatan lingkungan.

10. Festival seni serta pengembangan infrastruktur olahraga, rumah

kebudayaan dan kepedulian lingkungan. Program ini adalah mendorong

Page 19: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 19

kegiatan-kegiatan seni, kebugaran (olahragaprestasi dan rekreasi), serta

mengembangkan rumah kebudayan sebagaiwadah forum publik saling

bertemu dan komunikasi tentang seni dan budaya.

Tabel 2.1. Telaah Visi, Misi, dan Program

Gubernur Jawa Tengah Periode Tahun 2018-2023

VISI MISI PROGRAM UNGGULAN Jawa Tengah Berdikari dan Semakin Sejah-tera (Tetep) Mbo-ten Korupsi, Mboten Ngapusi

Membangun masyarakat Jawa Tengah yang reli-gious, toleran dan guyup untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Peningkatan peran rumah ibadah, fasili-tasi pendakwah dan guru ngaji; Peningkatan peran rumah ibadah, fasilitasi pendakwah, dan guru agamasebagai media komuni-kasi antar agama dan penghayat untuk membangun hubungan yang saling menyejahteraan menuju kehi-dupan yang salingmenghormati, ter-wujudnya kehidupan yang aman dan nyaman tanpa adanya diskriminasi

Festival seni serta pengembangan infrastruktur olahraga, rumah kebu-dayaan dan kepedulian lingkungan. Program ini adalah mendorong kegiatan-kegiatan seni, kebugaran (olahr aga prestasi dan rekreasi), serta mengembangkan rumah kebudayan sebagaiwadah forum publik saling bertemu dan komunikasi tentang seni danbudaya

Mempercepat reformasi

birokrasi yang dinamis

serta memperluas sasaran

ke Pemerintahan

Kabupaten / Kota

Reformasi birokrasi di kabupaten/ kota yang dinamis berbasis tekno-logi informasi dan sistem layanan terintegrasi; Reformasi birokrasi yang diharapkan kedepan adalah pada tiga dimensiutama yaitu pela-yanan publik yang semakin dinamis, efektivitas danefisiensi manajemen pemerintahan, serta profesionalis-me

Memperkuat kapasitas

ekonom rakyat dan mem-

buka lapangan kerja baru

untuk mengurangi kemis-

kinan dan pengangguran

Satgas kemiskinan, bantuan desa, rumah sederhana layak huni; Merupakan satuan yang aktif dalam pendataan, perumusan masalah danperumusan kebijakan, serta pelaporan

Obligasi daerah, kemudahan akses kredit UMKM, penguatan BUMDes dan pelatihan startup untuk Wirausaha Muda; Obli-gasi karena menurunnya kapasitas fiskal. Adanya kebutuhan proyekyang harus segera dilaksanakan. Tetepi kapasitas fiskal tidak cukup untuk membiayai

Page 20: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 20

VISI MISI PROGRAM UNGGULAN Menjaga harga komoditas dan

asuransi gagal panen untuk petani serta melindungi kepentingan nela-yan; Dilakukan dengan perlin-dungan harga dan menjamin pemasaran produkpertanian; peme-rintah membeli secara langsung produk pertanian dengan menu-gaskan BUMD pertanian; serta penguatan kelembagaan petani ditingkat desa sebagaimana ter-tuang dalam amanat Perda No 5 tahun 2016

Pengembangan transportasi massal, revitaliasi jalur kereta dan bandaraserta pembangunan em-bung / irigasi;Program ini dilakukan dengan melakukan perluas-an koridor BRT; subsidiKA Semarang-Solo dan KA Semarang-Purwokerto; jalan penghubung utara-selatan Jawa Tengah, dalam rangka meningkatkan koneksitas, serta untukpercepatan pergerakan manusia, barang dan jasa

Pembukaan kawasan industri baru dan rintisan pertanian terintegrasi; Afirmasi kebijakan tumbuhnya kawasan industri baru di perbatasan baratdan selatan, dalam memper-cepat proses persebaran pusat-pusat pertumbuhan ekonomi; Rin-tisan pertanian terintegrasi dimak-sudkan dengan integrasi vertikal huluhilir, integrasi holistik perpan-jangan rantai energi untuk meng-hasilkan 5F (food, feed, fuel, fertile-zer, fiber). Selain itu juga mengem-bangkan konseppertanian terin-tegrasi sektoral (mayor sektoral) dan sektor terintegrasi dalam per-tanian (pertanian mayor), integrasi berbasis konsolidasi lahan (pene-rapanmekanisasi penuh), integrasi berbasis organisasi pertanian con-toh pertanianorganik, gula semu, serta kawasan pertanian terintegrasi berbasis unggulan

Menjadikan rakyat Jawa

Tengah lebih sehat, lebih

pintar, lebih berbudaya

dan mencintai lingkungan.

Sekolah tanpa sekat; pelatihan tentang demokrasi dan pemilu, gender, antikorupsi dan magang gubernur untuk siswa SMA/ SMK;Sekolah tanpa sekat: pendidi-kan politik warga negara, pelatihan demokrasidan pemilu, gender, dan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 21

VISI MISI PROGRAM UNGGULAN pendidikan anti korupsi, dan program maganggubernur untuk SMA/SMK. Pendidikan tanpa sekat merupakan integrasi pendidikan formal, informal, dan non formal sebagai perwujudan bahwa urusan pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapimenjadi tanggung jawab keluarga dan masyarakat

Rumah sakit tanpa dinding, sekolah biaya pemerintah khusus untuk siswamiskin (SMAN, SMKN, SLB) dan bantuan sekolah swasta, ponpes, madrasahdan difabel; RS tanpa dinding mengubah paradigma kesehatan dari kuratif ke promotive dan preventif, penanganan kesehatan jemput bola, serta peng-embangan kesehatan lingkungan. Program ini untuk meningkatkan kapasitas masyarakat melalui kom-binasi program kesehatan dan pen-didikan serta kesehatan lingkungan

Berangkat dari visi dan misi Pemerintah Daerah tersebut dan sesuai tugas

dan pokok fungsinya, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa

Tengah mendukung pencapaian Misi Pemerintah Daerah Memperkuat

kapasitas ekonom rakyat dan membuka lapangan kerja baru untuk mengu-

rangi kemiskinan dan pengangguran.

2.1.2. Tujuan dan Sasaran Perangkat Daerah

a. Tujuan Tujuan jangka menengah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023, adalah Mengurangi Jumlah Pengangguran, dengan Indikator Kinerja Tujuan Persentase pengangguran yang ditangani

b. Sasaran .

Adapun sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun

waktu 5 (lima) tahun adalah :

a) Meningkatnya Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja, indikator

Sasaran adalah :

1. Persentase Peningkatan tenaga kerja yang kompeten

2. Tingkat produktivitas tenaga kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)

Page 22: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 22

b) Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan

Kerja, indikator Sasaran adalah :

1. Persentase tenaga kerja yang ditempatkan

2. Persentase peningkatan penyerapan tenaga kerja baru disektor

Informal

c) Meningkatnya Perlindungan Tenaga Kerja Dalam Hubungan Industrial

dan Jaminan Sosial, indikator Sasaran adalah :

1. Persentase Penyelesaian perselisihan hubungan industrial

2. Persentase pekerja/buruh yang menjadi peserta BPJS

ketenagakerjaan

d) Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Norma Ketenagakerjaan (Norma

Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja, indikator Sasaran adalah :

Persentase penurunan pelanggaran norma ketenagakerjaan

e) Meningkatnya Penempatan Transmigran pada Daerah Tujuan

Transmigrasi, indikator Sasaran adalah :

Persentase penempatan transmigran terhadap animo transmigran

Selengkapnya relasi rumusan pernyataan tujuan dan sasaran dan indikator

sasaran jangka menengah OPD pada tabel berikut:

Tabel 2.2. Ringkasan Visi Misi RPJMD

Visi: “MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA

DAN BERDIKARI TETEP “MBOTEN KORUPSI MBOTEN NGAPUSI””

Misi Tujuan Indikator Tujuan

Sasaran Indikator Sasaran

Memperkuat ka-pasitas ekonomi rakyat dan mem-buka lapangan kerja baru untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran

Mengurangi Jum- lah Pengangguran Indikator Kinerja Tujuan :Persen-tase pengangguran yang ditangani

Tahun 2019(24.05) menjadi 28.55 tahun 2023

1.1. Meningkatnya Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja

1. Persentase Peningkatan tenaga kerja yang kompeten

2. Tingkat produktivitas tenaga kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)

1.2. Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja.

1. Indeks Gini Persentase tenaga kerja yang ditempatkan

2. Persentase peningkatan penyerapan tenaga kerja baru disektor Informal

1.3. Meningkatnya Perlindungan Tena-ga Kerja Dalam Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial

1. Persentase Penyelesaian perselisihan hubungan industrial

2. Persentase pekerja/ buruh yang menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan

Page 23: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 23

Visi: “MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA

DAN BERDIKARI TETEP “MBOTEN KORUPSI MBOTEN NGAPUSI””

Misi Tujuan Indikator Tujuan

Sasaran Indikator Sasaran

1.4. Meningkatnya Kepatuhan Terha-dap Norm Ketenagakerja-an (Norma Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja

Persentase penurunan pelanggaran norma ketenagakerjaan

1.5. Meningkatnya Penempatan Trans-migran pada Daerah Tujuan Transmigrasi

Persentase penempatan transmigran terhadap animo transmigran

Page 24: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 24

Tabel. 2.3 Tabel II.2 Tujuan sasaran dan indikator kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Tujuan dan sasaran

2019 2020 2021 2022 2023 Kinerja Akhir Periode renstra

Mengurangi Jumlah Pengangguran

Persentase pengangguran yang ditangani

24,05 25,86 27,37 28,15 28,55 28,55

Meningkatnya Kompe-tensi dan Produktivitas Tenaga Kerja

Persentase Peningkatan tenaga kerja yang kompeten

6,89 7,09 7,39 7,89 8,19 8,19

Tingkat produktivitas tenaga kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)

54,58 54,59 54,60 54,61 54,62 54,62

Meningkatnya Penem-patan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Persentase tenaga kerja yang ditempatkan

69,04 69,54 70,09 70,47 71,01 71,01

Persentase peningkatan penye-rapan tenaga kerja baru disektor Informal

56 59 62 65 68 68

Meningkatnya Perlin-dungan Tenaga Kerja Dalam Hubungan Indus-trial dan Jaminan Sosial

Persentase Penyelesaian perse-lisihan hubungan industrial

90,00 92,50 93,00 95,50 96,00 96,00

Persentase pekerja/buruh yang menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan

87,11 87,26 87,41 87,56 87,70 87,70

Meningkatnya Kepa-tuhan Terhadap Norma Ketenagakerjaan (Nor-ma Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja

Persentase penurunan pelang-garan norma ketenagakerjaan

94,86 92,09 89,26 86,21 82,97 82,97

Meningkatnya Penem-patan Transmigran pa-da Daerah Tujuan Transmigrasi

Persentase penempatan trans-migran terhadap animo transmigran

3,37 3,38 3,38 3,40 3,41 3,41

Page 25: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 25

2.1.3. Strategi dan Arah kebijakan

Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah selanjut-

nya perlu ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Cara menca-

pai tujuan dan sasaran merupakan strategi organisasi

Tabel 2.4

Sasaran Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

NO.

SASARAN STRATEGIS

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 3 4

1 Meningkatnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja

Meningkatkan Kompetensi, Produktivitas dan Daya Saing Tenaga Kerja, serta Penguat-an Kelembagaan Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Ker-ja Melalui Pelatihan Berbasis Kompetensi di BLK Peme-rintah dan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta, Koordinasi dan Penguatan Jejaring Kerjasama Pengembangan Pelatihan, serta Harmonisasi Regulasi

Meningkatkan kompeten-si, produktivitas dan daya saing tenaga kerja secara kontinyu dan kom-prehensif hingga mempe-roleh sertifikat kompetensi

2 meningkatnya penem-patan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja

Meningkatkan Penempatan Tenaga Kerja dalam dan Luar Negeri serta Perluasan Kesem-patan Kerja Melalui Pening-katan Kualitas Kinerja Lemba-ga Penempatan Tenaga Kerja, Optimalisasi Fungsi Pengantar Kerja, Pemberdayaan TKI Pur-na, Penca dan Lansia, Pem-binaan Tenaga Kerja Pendam-ping Tenaga Kerja Asing, dan Penyelenggaraan Model-Model Penyebarluasan Informasi Pasar Kerja (BKO, BKK, JMF)

Meningkatkan Perlindung-an Tenaga Kerja dalam dan Luar Negeri difokus-kan pada pra dan pasca penempatan, optimalisasi peran lembaga penem-patan tenaga kerja, dan memperluas akses informasi pasar kerja

meningkatnya perlindungan tenaga kerja dalam hubungan Industrial dan jaminan sosial

Meningkatkan Pengelolaan Iklim Kerja yang Kondusif untuk Men-ciptakan Hubungan Industrial Kondusif dan Harmonis, serta Perlindungan Jaminan Sosial Bagi Tenaga Kerja Melalui Peningkatan Koordinasi dalam Penetapan Upah Minimum Prov. /Kab / Kota /Sektoral Provinsi dan Kab/ Kota, Peningkatan Peran Lembaga Kerjasama Bipartit dan Lembaga Kerjasama Tripartit, Mendorong Perusahaan dalam Kepesertaan Jaminan Sosial dan Fasilitas Sarana Kesejahteraan Bagi Tenaga Kerja Baik Diluar Maupun Didalam Hubu-ngan Kerja, dan

Menjaga dan Meningkat-kan Pengelolaan Iklim Kerja yang Kondusif untuk Menciptakan Hubungan Industrial Kondusif dan Harmonis, serta Penguat-an dan Pengelolaan Data dan Informasi Hubungan Industrial dengan fokus penetapan sistem pengu-pahan yang berkeadilan, pemberdaya-an Lembaga Kerjasama Bipartit dan pengesyahan peraturan perusahaan, peningkatan kepersertaan jaminan sosial

Page 26: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 26

NO.

SASARAN STRATEGIS

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 3 4

Pengembangan Data dan Infor-masi Hubungan Industrial dalam Penge-sahan Peraturan Peru-sahaan dan Pendaftaran Perjan-jian Kerja Bersama

meningkatnya kepa-tuhan terhadap norma ketenagakerjaan (Norma Kerja, Norma K3) dan lingkungan kerja

Meningkatkan Pengawasan, Pemeriksaan dan Pembinaan Ketenagakerjaan dalam dan Luar Negeri, Penerapan SMK3 (Sistem Manajemen K3), Peng-awasan Standarisasi dan Se-rtifikasi K3, serta Meningkatkan Kepatuhan Terhadap Norma Ketenagakerjaan

Meningkatkan Koordinasi Pengawasan, Pemeriksa-an dan Pembinaan Kete-nagakerjaan Dalam dan Luar Negeri melalui Pe-nerapan SMK3 (Sistem Ma-najemen K3), Peng-awasan Standarisasi dan Sertifikasi K3, serta Peningkatan Deteksi Dini Potensi Bahaya Kesela-matan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja, serta Meningkatkan Kepatuhan Terhadap Norma Ketena-gakerjaan dengan dilaku-kan secara berkesinambungan diprioritas pada peru-sahaan-perusahaan yang memiliki penyerap-an tenaga kerja besar dan diprioritaskan pada perusahaan-perusahaan yang memiliki resiko keselamatan tenaga kerja menengah dan besar

peningkatan kom-petensi calon transmigran dan pemenuhan kebut-uhan rumah trans-migran

Meningkatkan Koordinasi dan Integrasi Kerjasama Pelaksanaan Transmigrasi Antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota Daerah Tujuan Transmigrasi

Meningkatkan Kualitas Calon Transmigran Sesuai Potensi dan Lokasi Dae-rah Penempatan difokus-kan pada peningkatan kompetensi calon trasmig-ran dan pemenuhan kebu-tuhan rumah transmigran

2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2019

Perjanjian kinerja tahun 2019 merupakan target tahun pertama

dari renstra yang merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari

pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih

rendah untuk melaksanakan program/ kegiatan yang disertai dengan

indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen

penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi

Page 27: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 27

amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan

wewenang serta sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat

sasaran strategis, indikator kinerja, beserta target kinerja dan anggaran.

Dokumen Renstra selanjutnya dijabarkan ke dalam Rencana Kerja

Tahunan (Renja) yang yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan

yang mendukung tercapainya sasaran. Selanjutnya renja tersebut

dijadikan acuan dalam penyusunan perjanjian kinerja.

Dalam penyusunan perjanjian kinerja instansi mengacu pada Renstra,

RKT, IKU, dan anggaran atau DPA. Perjanjian Kinerja Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 sebagai berikut:

Tabel 2.5 Perjanjian Kinerja Tahun 2019

TUJUAN / SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET PENANGGUNG

1 2 3 4 JAWAB

A Tujuan 1

Mengurangi jumlah

pengangguran

Persentase pengangguran

yang ditangani

24.05 Persen

Sasaran

1.1. Meningkatnya kompe-

tensi dan produktivitas

tenaga kerja

Persentase peningkatan te-

naga kerja yang kompeten

6,89 Persen Bidang Lattas,

BPKT, BLK

cilacap, BLK

Semarang 1, BLK

Semarang 2,

Tingkat Produktivitas Tena-

ga Kerja di Jawa Tengah

(Rp/Juta)

54.58 juta

1.2. Meningkatnya penem-

patan tenaga kerja dan

perluasan kesempatan

kerja

Persentase pencari kerja

yang ditempatkan

69,04 Persen Bidang Penta

Persentase Peningkatan

Penyerapan Tenaga Kerja

Baru di Sektor Informal

56,00 Persen

1.3. Meningkatnya perlin-

dungan tenaga kerja

dalam hubungan Indus-

trial dan jaminan social

Persentase penyelesaian

perselisihan hubungan

industrial

90,00 Persen Bidang HI Jam-

sos dan BP3TK

Persentase pekerja / bu-

ruh yang menjadi peserta

BPJS Ketenagakerjaan

87,11 Persen

1.4. Meningkatnya kepatuh-

an terhadap norma

ketenegakerjaan (Norma

Kerja, Norma K3) dan

lingkung-an kerja

Persentase penurunan

pelanggaran norma

ketenagakerjaan

94,86 Persen Bidang Penga-

wasan dan UPT.

Satwasnaker

1.5. Meningkatnya penem-

patan transmigran pada

daerah tujuan

transmigrasi

Persentase penempatan

transmigran terhadap

animo transmigrasi

3,37 Persen Dinas, Bid. Penta

UPT. BPKT

Page 28: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 28

TUJUAN / SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET PENANGGUNG

1 2 3 4 JAWAB

B TUJUAN 2

Meningkatkan Tata Kelola

Organisasi Perangkat

Daerah

Nilai Kepuasan Masyarakat 71,00 Persen Dinas dan UPT

Sasaran

1.1. Meningkatnya Kualitas

Pelayanan Perangkat

Daerah

Nilai Kepuasan Masyarakat 71,00 Persen Dinas dan UPT

2.2. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah

Nilai SAKIP Perangkat Daerah

74.50 Persen

Perjanjian Kinerja inilah yang menjadi dasar penyusunan perjanjian

kinerja seluruh Esselon di lingkungan Disnakertrans Prov. Jateng, mulai

dari level pejabat tertinggi esselon II sampai ke Esselon IV berdasarkan

tugas dan fungsi serta hasil turunan (cascading) dari perjanjian kinerja

atasannya. Untuk mewujudkan kinerja tersebut, Disnakertrans Prov.

Jateng mendapat dukungan anggaran dari APBD sebesar Rp.

128.258.917.000 yang digunakan untuk melaksanakan 116 kegiatan

yang terangkum dalam 7 pogram dan APBN sebesar Rp. 21.081.627.000

sebagai berikut:

2.3. Rencana Anggaran Tahun 2019

Perjanjian Kinerja inilah yang menjadi dasar penyusunan perjanjian

kinerja seluruh Esselon di lingkungan Disnakertrans Prov. Jateng, mulai

dari level pejabat tertinggi esselon II sampai ke Esselon IV berdasarkan

tugas dan fungsi serta hasil turunan (cascading) dari perjanjian kinerja

atasannya. Untuk mewujudkan kinerja tersebut, Disnakertrans Prov.

Jateng mendapat dukungan anggaran murni sebesar Rp.

121.190.844.000,-.dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp.

70.493.300.000,- dan Belanja Langsung Rp. 50.697.544.000,-. Melalui

mekanisme perubahan APBD 2019 menjadi Rp. 128.258.917.000,-.

dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp. 77.561.373.000,- dan Belanja

Langsung Rp. 50.697.544.000

Page 29: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 29

Tabel 2.5 Target Belanja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Jateng APBD Perubahan dan

dana Dekonsentrasi Tahun 2019

Uraian Target Prosentase Ket

Belanja Tidak Langsung Rp. 77.561.373.000 60.47% APBD

Belanja Langsung Rp. 50.697.544.000 39.53% APBD

Jumlah Rp. 128.258.917.000 100% APBD

Tabel 2.6

Anggaran Belanja Langsung APBD per Sasaran Strategis

Sasaran Anggaran Prosentase

1. Meningkatnya kompetensi dan produktivitas

tenaga kerja

10.285.402.000 20,29

2. Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja

6.696.108.000 13,21

3. Meningkatnya perlindungan tenaga kerja dalam hubungan Industrial dan jaminan sosial

3.543.767.000 6,99

4. Meningkatnya kepatuhan terhadap norma ketenagakerjaan (Norma Kerja, Norma K3) dan lingkungan kerja

4.735.760.000 9,34

5. Meningkatnya penempatan transmigran pada daerah tujuan transmigrasi

3.082.346.000 6,08

6. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perangkat Daerah

852.094.000 1,68

7. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja

Perangkat Daerah

21.502.067.000 42,41

50.697.544.000 100,00

.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 30

BAB. 3

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja Tahun 2019

Pengukuran kinerja merupakan salah

satu alat untuk mendorong terciptanya

akuntabilitas kinerja. Pengukuran kinerja

akan menunjukkan seberapa besar kinerja

manajerial yang dicapai, seberapa bagus

kinerja financial organisasi, dan kinerja

lainnya yang menjadi dasar penilaian

akuntabilitas. Pengukuran tingkat capaian

kinerja dilakukan dengan cara membanding-

kan antara target kinerja yang telah

ditetapkan dengan realisasinya.

Pijakan yang dipergunakan dalam sistem akuntabilitas kinerja

adalah berpedoman kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas

Laporan Kinerja. Dalam regulasi ini, antara lain juga mengatur tentang

kriteria yang dipergunakan dalam penilaian kinerja organisasi pemerintah

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah telah

melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada Perjanjian Kinerja

yang telah disepakati. Penilaian ini dilakukan untuk mengevaluasi dan

mengukur dalam rangka pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan

memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian

tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan

kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian

kinerja yaitu: Tabel 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja

No. Interval Nilai Realisasi Kinerja

Kriteria Penilaian Realisasi

Kinerja Kode

1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua

2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda

3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua

4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda

5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah

Sumber: Permendagri Nomor 86 Tahun 2017

Bab 2 Berisi :

3.1. Capaian Kinerja Tahun

2019

3.2. Evaluasi dan Analisis

Capaian Kinerja

Sasaran Strategis

3.3. Evaluasi dan Analisis

Capaian Kinerja

Lainnya

3.4. Realisasi Anggaran

3.5. Penghargaan yang

diterima

Page 31: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 31

Dalam laporan ini, Dinas Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan

transmigrasi Prov. Jateng dapat memberikan gambaran penilaian

kelompok indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD

Tahun 2018-2023 yang terdapat pada Misi Ketiga Memperkuat

kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan kerja baru untuk

mengurangi kemiskinan dan pengangguran

Berdasarkan pada misi diatas diantara Indikator Kinerja Utama

Pemerintah Prov. Jateng periode tahun 2018 s/d 2023 yang berkaitan

dengan urusan ketenagakerjaan adalah Tingkat pengangguran terbuka

(TPT) dan Persentase tenaga kerja kelompok 20% berpenghasilan

terendah yang bekerja kurang dari 15 jam perminggu

Pertama pada Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada

Agustus 2019 berkurang menjadi 4,49 persen, dari Agustus 2018 sebesar

4,51 persen dan apabila dibandingkan dengan tingkat Nasional lebih baik

dari 5,28 persen. artinya semakin menurun prosentase tingkat pengang-

guran terbuka berarti kinerja Pemerintah Jawa Tengah semakin baik.

10

8,078,21

7,317,43

6,506,31

5,775,46

4,784,76

4,434,434,474,494,54

4,214,43

4,18

3,894,16

3,863,743,69

3,553,59

3,403,47

3,123,15

3,34

3,122,992,97

2,542,58

2,96

Kab.Wonogiri

Kab.Semarang

Kab.Purworejo

Kab.Jepara

Kab.Temanggung

Kab.Magelang

Kab.Boyolali

Kab.Karanganyar

Kab.Sragen

Kab.Sukoharjo

Kab.Wonosobo

Kab.Klaten

Kab.Grobogan

Kab.Rembang

Kab. P a t i

Kab.Kudus

Kab.Blora

Kab.Batang

KotaSurakarta

Kab.Banyumas

KotaSalatiga

KotaMagelang

Kab.Pekalongan

Kab.Banjarnegara

JAWATENGAH

KotaSemarangKab.Kebumen

Kab.Purbalingga

Kab.Demak

KotaPekalongan

Kab.Kendal

Kab.Pemalang

Kab.Cilacap

Kab.Brebes

KotaTegal

Kab.Tegal

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota,Agustus 2019 (Persen)

TPT tertinggi

tercatat di Kab.Tegal

sebesar 8,21%

TPT terendah

Tercatat di Kab. Wonogiri

sebesar 2,54%

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Menurut Kab/Kota, Agustus 2019

Jawa Tengah

4,49%

Page 32: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 32

Jumlah TPT di Jawa Tengah tahun 2019 berdasarkan data diatas

berdasarkan tingkat kabupaten / Kota jumlah terendah kabupaten

Wonogiri sebesar 2.54 persen sedangkan jumlat TPT tertinggi kabupaten

Tegal sebesar 8.21 persen.

Jumlah TPT pada tingkat pendidikan, pendidikan tamatan lulusan Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain

yaitu sebesar 10,16 persen TPT tertinggi berikutnya ditemukan pada

penduduk berpendidikan Sekolah Menengah Atas (Umum) sebesar 6,35

persen yang dianggap kurang memiliki skill yang cukup untuk merespons

perkembangan tekonologi di era digitalisasi.

Kedua Persentase tenaga kerja kelompok 20% berpenghasilan terendah

yang bekerja kurang dari 15 jam perminggu di Jawa Tengah tahun 2019

turun lebih baik menjadi 7.11 persen, dibanding tahun 2018 sebesar 7.35

persen, namun masih adanya tenaga kerja yang bekerja kurang dari 15

jam perminggu sebesar 7.11 persen karena Jumlah angkatan kerja dalam

kurun waktu 3 tahun jumlanya selalu bertambah dari tahun 2017 sebesar

18.01 juta, di tahun 2018 naik menjadi 18.06 juta sedangkan pada tahun

2019 naik menjadi 18.26 jt dibanding tahun 2018 sebesar 18.06 jt, hal ini

berdampak pada bertambahnya jumlah penduduk yang bekerja berdasar-

kan jam kerja.

Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jam Kerja, Agustus 2017 – Agustus 2019

≥ 35

74,78

72,90

73,32

25-34

10,16

10,73

10,17

15-24

8,52

9,02

9,41

8-14

4,76

5,24

5,05

1-7

1,77

2,11

2,06

Berkaitan dengan indikator Jawa Tengah tersebut diatas, tujuan

jangka menengah RPJMD Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2018-2023 adalah mengurangi Jumlah Pengang-

guran, dengan indikator Persentase pengangguran yang ditangani.

Berdasarkan capaian indikator tujuan, Dinas tenaga kerja dan

Transmigrasi Prov. Jateng berhasil menangani jumlah pengaggur sebanyak

Page 33: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 33

212.418 tenaga kerja sedangkan jumlah TPT Jawa Tengah berdasarkan

sumber data statistik tahun 2019 sebesar 820ribu orang atau tercapai

sebesar 25.90 persen dari target sebesar 24.05 persen

Untuk mendukung indikator kinerja tujuan diatas, berikut target

dan Capaian Indikator Kinerja Utama Disnakertrans Prov. Jateng tahun

2019 yang telah didisusun dalam RPJMD tahun Tahun 2018-2023 .

3.1.1. Capaian Indikator Kinerja Utama

Tabel 3.2. Capaian Indikator Kinerja Utama

Urusan Ketenagakerjaan Berdasarkan RPJMD 2018-2023

NO.

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI

% KRITERIA

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Meningkatnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja

Persentase peningkatan tenaga kerja yang kompeten

% 6,89 7,16 103,92 Sangat baik

Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)

juta 54,58 56.88 104.21 Sangat baik

2

Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja

Persentase pencari kerja yang ditempatkan

% 69,04 70.27 101.78 Sangat baik

Persentase Peningkatan Penyerapan Tenaga Kerja Baru di Sektor Informal

% 56,00 56.02 100.04 Sangat baik

3 Meningkatnya per-lindungan tenaga kerja dalam hubu-ngan Industrial dan jaminan sosial

Persentase penyelesaian perselisihan hubungan industrial

% 90,00 92.53 102.81 Sangat baik

Persentase pekerja/ buruh yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

% 87,11 93.16 106.95 Sangat baik

4 Meningkatnya kepa-tuhan terhadap nor-ma ketenagakerjaan (Norma Kerja, Norma K3) dan lingkungan kerja

Persentase penurunan pelanggaran norma ketenagakerjaan

% 94,86 94.43 141.13 Sangat baik

Jumlah 108.14 Sangat

baik

Untuk menunjang realisasi pencapaian target tersebut di atas, Renstra

Dinas Tenaga Kerja dan transmigrasi Prov. Jateng mempunyai 4 sasaran

dan 7 indikator kinerja,

3.1.2. Capaian Indikator Kinerja lainnya Tabel 3.3.

Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Non urusan Berdasarkan RPJMD 2018-2023

Page 34: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 34

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR

KINERJA SATUAN TARGET REAL. % KRITERIA

1 2 3 4 5 6 7

1. Meningkatnya pe-nempatan trans-migran pada daerah tujuan transmigrasi

Persentase penempat-an transmigran terha-dap animo transmigrasi

% 3,37 6.10 181.01 Sangat baik

2. Meningkatnya Kua-litas Pelayanan Perangkat Daerah

Nilai Kepuasan Masyarakat

% 71,00 80.70 113.66 Sangat baik

3. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah

Nilai SAKIP Perangkat Daerah

% 74,50 77.84 104.48 Sangat baik

3.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis

Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang dicerminkan dalam capaian Indi-

kator Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci untuk setiap

indikator kinerja menurut sasaran stategis diuraikan sebagai berikut

Meningkatkan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja dalam upaya Peningkatan Kesempatan Kerja mempunyai 2 (dua) indi-kator kinerja sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel 3.4 Analisis Pencapaian Sasaran 1

Meningkatkan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja

Indikator Sasaran Baseline

2018

2019 Target Akhir

Renstra (2023)

Capaian s/d 2019 terhadap

target 2023 (%)

Target Realisasi

%

1 2 3 4 5 6 7

1. Persentase peningkatan tenaga kerja yang kompeten

6,49 6,89 7,16 103,92 8.19 87.42

2. Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)

54.57 54.57 56.88 104.21 54.62 104.14

1.1. Persentase peningkatan tenaga kerja yang kompeten

Indikator Persentase peningkatan tenaga kerja yang kompeten

adalah cerminan kinerja dibidang pelatihan ditambah hasil

pelaksanaan uji kompetensi yang lulus dan mendapatkan sertifikat.

Meningkatnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja

1

Page 35: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 35

Rumusan dari kompetensi kerja adalah kemampuan kerja yang

mencakup aspek pengetahuan dan ketrampilan sesuai stan-dar

kompetensi yang ditetap-kan.

Kompetensi, daya saing dan

produktivitas tenaga kerja

merupakan persoalan yang

muncul yang akan membatasi

peluang pekerja dalam men-

dapatkan pekerjaan. Melaui

pendidikan dan pelatihan baik

di sektor formal, informal

merupakan hal yang harus

ditempuh karena akan menyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan

kebutuhan pasar kerja supaya terserap secara optimal

Tolok ukur capaian indikator Persentase peningkatan tenaga kerja

yang kompeten, Penjelasan hubungan sasaran, indikator dan meta

indikator adalah: Tabel 3.5

Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan

Sasaran Indikator Meta Indikator

2 3 4

Meningkatnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja

Persentase peningkatan tenaga kerja yang kom-peten

(Jumlah tenaga kerja yang kompeten pada tahun berjalan (n) dikurangi jumlah tenaga kerja tahun lalu (n-1) dibagi jumlah tenaga kerja yang kompeten tahun lalu (n-1) ) dikali 100%

Kinerja sasaran Meningkatnya kompetensi dan produktivitas tenaga

kerja dengan indikator Persentase peningkatan tenaga kerja yang

kompeten pada tahun 2019 dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Analisis Pencapaian Sasaran 1

Indikator Sasaran Baseline

2018

2019 Target Akhir

Renstra (2023)

Capaian s/d 2019 terhadap

target 2023 (%)

Target Real %

2 3 4 5 6 7 8

Persentase peningkatan tenaga kerja yang kompeten

6,49 6,89 7,16 103,92 8,19 87.42

Indikator Prosentase Tenaga Kerja yang Kompeten merupakan

cerminan kinerja dibidang Pelatihan, rumusan yang terkandung dalam

Page 36: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 36

target tersebut adalah Jumlah Pencari Kerja yang mempunyai

ketrampilan kerja yang telah mengikuti pelatihan dan mendapatkan

sertifikat ketrampilan kerja yang dilaksanakan di Dinas dan UPT

tercapai meningkat menjadi 2020 orang atau 7,16 persen jika

dibanding dengan capaian tahun 2018 sebanyak 6,49 persen

jumlahnya meningkat menjadi 7.16 persen. Apabila capaian 2019

dibandingkan target akhir Renstra TA 2018-2023 sudah tercapai

cukup besar 87.42 persen

Secara target indikator sudah tercapai namun masih adanya

Kesenjangan antara ketersediaan Tenaga Kerja dengan permintaan

Tenaga Kerja disebabkan oleh kurang adanya link and match antara

dunia pendidikan (lembaga ketrampilan /LPK/BLK dengan dunia

Usaha Dan Dunia Industri (DUDI).

Solusi

1) Dilakukan sinergitas dunia Usaha Dan Dunia Industri (DUDI)

dengan lembaga pendidikan dalam hal a) penyusunan kurikulum,

b) sarana dan prasarana, c) Instruktur yang sesuai dengan kebu-

tuhan pasar, d) laboratorium yang mereplikakan perkem-bangan

industri

2) Melakukan berbagai hal :

a). identifikasi dan pengukuran terhadap penyebab rendahnya

produktivitas,

b). Seleksi magang Jepang dan Pelatihan/pemagangan dalam dan

luar negeri,

c). penyebaran pemahaman produktivitas yang diterapkan dalam

kegiatan

1.2. Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)

Mengukur tingkat pro-

duktivitas tenaga kerja

adalah jumlah produk

domestik bruto (PDB)

dibandingi dengan jum-

lah tenaga kerja. rumus

ini dapat diturunkan

untuk menghitung

besaran barang dan jasa

yang dihasilkan oleh

Page 37: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 37

tenaga kerja, yang tidak lain adalah sama dengan nilai tambah peker-

jaan yang dikerjakan oleh tenaga kerja. Tolok ukur capaian sasaran

Meningkatnya kompetensi dan produktivitas tenaga diukur dengan

indikator Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Jawa Tengah

(Rp/Juta), Penjelasan hubungan sasaran, indikator dan meta indikator

adalah : Tabel 3.6

Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan

NO Sasaran Indikator Meta Indikator

1 2 3 4

Meningkatnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja

Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)

(Jumlah total PDRB Jawa Tengah atas dasar harga konstan pada tahun n dibagi jumlah orang yang bekerja pada tahun n ) dikalikan 100%

Kinerja sasaran Meningkatnya kompetensi dan Tingkat Produktivitas

Tenaga Kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta) dengan indikator Tingkat

Produktivitas Tenaga Kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta) pada tahun

2019 sebagai berikut: Tabel 3.7

Analisis Pencapaian Sasaran 1 Indikator Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)

Indikator Sasaran

Baseline 2018

2019 Target Akhir

Renstra (2023)

Capaian s/d 2019

terhadap target 2023

(%)

Target Realisasi %

1 2 3 4 5 6 7

Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)

54.57 54.58 56.88 104.21 54.62 104.14

produktivitas tenaga kerja diukur dengan besaran jumlah PDRB jawa

tengah. Jumlah tenaga kerja Jawa Tengah saat tahun 2019 sebanyak

17.44 juta sedangkan jumlah PDRB Rp. 992.105.79 milyar atau

tercapai sebesar Rp. 58,88 juta per tenaga kerja.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 38

Jika dilihat dari data di atas maka target kinerja 54,62 persen

pada akhir RENSTRA yaitu Tahun 2023 sudah terlampaui

namun naik turunnya Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja tidak bisa

diprediksi secara dini karena sangat tinggi ketergantungannya

pada aspek-aspek lainnya, seperti fluktuasi perkembangan

perekonomian, politik, dan keamanan.

Jumlah PDRB Jawa Tengah tahun 2019 yang dihasilkan oleh tenaga

kerja berdasarkan harga konstan sebesar Rp. 992.105.79 milyar

dengan jumlah tenaga kerja sebesar 17.44 orang sebagai ukuran

jumlah tingkat Produktivitas tenaga kerja jawa tengah dari segi

jumlah tenaga kerja yang bekerja menurut jenis pendidikan masih

didominasi oleh penduduk berpendidikan rendah yaitu SMP ke

bawah sebanyak 11,50 juta orang (65,95 persen) yang dianggap

kurang memiliki skill yang cukup untuk merespons perkembangan

tekonologi di era digitalisasi.

Sementara itu, di era industrialisasi dan digitalisasi memerlukan

tenaga kerja mempunyai kompetensi. Apabila industrialisasi tidak

disokong dengan kualitas SDM yang memadai maka proses

transformasi tidak berjalan ideal

Upaya yang telah dilakukan dalam meningkatkan produktivitas

tenaga kerja adalah :

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Lembaga Pelatihan Kerja

melalui pembinaan, sertifikasi LPK untuk mendorong majunya

pendidikan formal, karena merupakan salah satu persyaratan

untuk bekerja dalam suatu perusahaan, serta melalui

pendidikan non formal, berupa keterampilan khusus,

kemampuan berkomunikasi serta diarahkan untuk menjadi

lulusan sekolah yang mampu menciptakan suatu lapangan

pekerjaan melalui kewirausahan.

51.4452.01

56.88

Tahun 2016 Tahun 2018 Tahun 2019

Produktivitas Tenaga Kerja

Page 39: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 39

2. Meningkatkan kegiatan pelatihan kerja

Pengangguran kebanyakan disebabkan oleh masalah tenaga

kerja yang tidak mempunyai ketrampil dan keahlian. Perusaha-

an lebih menyukai calon tenaga kerja yang sudah mempunyai

keterampilan atau keahlian tertentu. Relevansinya adalah

sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki

keterampilan atau keahlian tertentu.

Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung sasaran

Meningkatkan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja adalah

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

dengan anggaran sebesar Rp. 10.285.402.000 dengan realisasi se-

besar Rp. 9.895.051.145 terdapat efisiensi sebesar Rp. 390.350.855

atau 3,80 persen,

Kegiatan : 1). Akreditasi LPK, UJK dan Sertifikasi dan penerapan

CBT dengan hasil terakreditasi 40 lembaga pelatihan, tersertifikasi

sebanyak 300 orang tenaga kerja; 2). Kegiatan Pemagangan Dalam

dan Luar Negeri serta pembinaan SDM dengan keluaran sebanyak

2.530 orang peserta seleksi pemagangan Luar Negeri / jepang,

sebanyak 150 orang mengikuti Pemagangan Dalam Negeri dan

sebanyak 80 orang mengikuti Sinergitas Peningkatan Pelatihan; 3).

Kegiatan Pelatihan kerja bagi Calon Tenaga Kerja di bidang industri

dengan keluaran sebanyak 511 orang pencari kerja yang

mempunyai ketrampilan dibidang industry; 4). Kegiatan Pelatihan

Kerja bagi Calon Tenaga Kerja bidang jasa , pra magang dan pekerja

migran dengan keluaran sebanyak 186 orang mempunyai

ketrampilan kerja , 5). Kegiatan Pelatihan kerja bagi pencari Kerja

di bidang Pertanian mendukung mekanisme penempatan melalui

AKL, AKAD dan AKAN dengan keluaran 96 orang pencari kerja

mempunyai ketrampilan dibidang pertanian pengolahan makanan.

Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan

kerja kerja Kerja dalam upaya pengurangan Tingkat Pengangguran

Terbuka mempunyai 2 (dua) indikator kinerja sebagaimana tabel di

bawah ini :

Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja 2

Page 40: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 40

Tabel 3.8 Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran 1

Indikator Sasaran Baseline

2018

2019 Target Akhir Renstra (2023)

Capaian s/d 2019 terhadap target 2023 (%) Target

Realisasi

% Realisasi

1 2 3 4 5 6 7

1. Persentase pencari kerja yang ditempatkan

68.50 69.04 70.27 101.78 71.01 98.96

2. Persentase Peningkatan Penyerapan Tenaga Kerja Baru di Sektor Informal

53.00 56.00 56.02 100.04 68.00 82.38

Jumlah rata-rata 100.91

Tolok ukur capaian sasaran Meningkatnya penempatan tenaga kerja

dan perluasan kesempatan kerja kerja diukur dengan dua indikator yaitu:

2.1. Persentase pencari kerja yang ditempatkan

Penempatan tenaga kerja dan lapangan pekerjaan merupakan

suatu kesatuan yang saling berkaitan, penempatan tenaga kerja perlu

diarahkan sesuai dengan jabatan yang tepat dengan keahlian,

ketrampilan, bakat, minat dan kemampuan, selain dalam rangka

penempatan tenaga kerja dan penyediaan tenaga kerja perlu

disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pasar tenaga kerja.

Tolok ukur capaian sasaran Meningkatnya penempatan tenaga

kerja dan perluasan

kesempatan kerja kerja

diukur dengan indi-

kator Persentase pen-

cari kerja yang

ditempatkan, Penje-

lasan hubungan

sasaran, indikator dan

meta indikator adalah:

Tabel 3.9

Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan

Sasaran Indikator Meta Indikator

1 2 3

Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluas-an kesempatan kerja

Persentase pencari kerja yang ditempatkan

Jumlah pencari kerja yang ditempatkan dibagi jumlah pencari kerja terdaftar dikali 100%

Page 41: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 41

Kinerja sasaran meningkatnya penempatan tenaga kerja dan

perluasan kesempatan kerja dengan indikator Persentase pencari

kerja yang ditempatkan pada tahun 2019 dapat digambarkan sebagai

berikut: Tabel 3.10

Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran 1

Indikator Sasaran Baseline

2018

2019 Target Akhir Renstra (2023)

Capaian s/d 2018 terhadap target 2023 (%)

Target Realis

asi %

2 3 4 5 6 7 8

Persentase pencari kerja yang ditempatkan

68.50 69.04 70.27 101.78 71.01 98.96

Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan Tahun

2019 ditentukan target sebesar 69.04 persen dari Jumlah pencari kerja

yang ditempatkan dibagi jumlah pencari kerja terdaftar, adapun

capaian sebesar 70.27 persen yang merupakan penjumlahan dari 35

Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah. Rumus perhitungan jumlah tenaga

kerja yang ditempatkan 210.889 orang, sedang jumlah pencari kerja

terdaftar sebanyak 300.098 orang, dengan tingkat capaian 101.78

persen

Jumlah capaian pencari kerja yang ditempatkan apabila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan capaian.

Pada tahun 2019 sebesar 70.27 persen sedangkan pada tahun 2018

tercapai 68.50 persen. Berdasarkan dokumen Renstra TA 2018-2023,

indikator Persentase pencari kerja yang ditempatkan pada tahun 2023

ditargetkan sebesar 71.01 persen dan capaian realisasinya sudah

cukup besar 98.96 persen.

Jumlah pencari kerja yang ingin memperoleh keempatan kerja

jumlahnya 300.098 pencaker sedangkan lowongan yang tersedia

255.167 orang sedangkan jumlah penyerapan hanya bisa dipenuhi

sebanyak 210.889 orang tenaga kerja. Adapun permasalahannya

67.8468.50

70.27

Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

Persentase pencari kerja yang ditempatkan

Page 42: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 42

masih ada yang tidak sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya,

serta tidak sesuai dengan kualifikasi pekerjaan yang tersedia, atau

disisi lain jumlah Lowongan Kerja yang tersedia dengan Pencari Kerja

jumlahnya terbatas

Solusi

Memfasilitasi Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja/Lowongan

kerja melalui Job Fair/Pameran Kerja dan Bursa Kerja On-line, dan

dengan memberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat

mana yang sedang memerlukan tenaga kerja karena orang tidak tahu

perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan

seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki.

Memberikan dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja

melalui bimbingan teknis memperbaiki kejiwaan, mental dan

moralitas para pengangguran untuk melakukan hal yang berguna dan

berdampak positif. Seperti; pembinaan mental

2.2. Persentase Peningkatan Penyerapan Tenaga Kerja Baru di Sektor

Informal

Tolok ukur capaian sasaran Meningkatnya penempatan tenaga kerja

dan perluasan kesempatan kerja kerja diukur dengan indikator

Penyerapan Tenaga Kerja Baru di Sektor Informal, Penjelasan hubu-

ngan sasaran, indikator dan meta indikator adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan

Sasaran Indikator Meta Indikator

1 2 3

Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja

Persentase peningkatan penyerapan tenaga kerja baru disektor Informal

Jumlah penyerapan tenaga kerja baru di sektor informal dibagi jumlah tenaga kerja di sektor informal yang dibina ) dikali 100 %

Kinerja sasaran Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan

perluasan kesempatan kerja dengan indikator Penyerapan Tenaga

Kerja Baru di Sektor Informal pada tahun 2019 dapat digambarkan

sebagai berikut: Tabel 3.12

Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran 2

Indikator Sasaran Baseline

2018

2019 Target Akhir Renstra (2023)

Capaian s/d 2019 terhadap

target 2023 (%)

Target Realisasi

%

2 3 4 5 6 7 8

Persentase peningkatan penyerapan tenaga kerja baru disektor Informal

53.00 56.00 56.02 100.04 68.00 82.38

Page 43: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 43

Capaian realisasi indikator Penyerapan Tenaga Kerja Baru di Sektor

Informal pada tahun 2019 masuk kategori sangat baik sebesar 100.04

persen.

Berdasarkan dokumen Renstra TA 2018-2023 indikator Persentase

peningkatan penyerapan tenaga kerja baru disektor Informal pada

tahun 2019 tercapai sebanyak 1.529 orang atau 56,02 persen dari

taget 56.00 persen. bila dibandingkan target akhir tahun Renstra yaitu

tahun 2023 maka capaiannya sebesar 82.38 persen.

Berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja sektor informal sebagai

upaya untuk mengatasi permasalahan pengurangan, masih terkendala

dengan banyaknya tenaga kerja tidak mempunya pengetahuan tentang

kewirausaan, disisi lain angka tingkat kenaikan pertumbuhan ekonomi

yang tidak signifkan yang berdampak pada tingkat kesejahteraan

pekerja.

Upaya

Melaksanakan kerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat

menciptakan pusat pelayanan bagi sektor-sektor ekonomi informal

melalui perberdayaan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM).

Selain itu juga dilaksanakan menyebarkan informasi seputar kegiatan

wirausaha, pengembangan wawasan, pengelolaan usaha, dan

pemanfaatan peluang usaha, menguatkan kompetensi lulusan sekolah.

Pemberdayaan masyarakat agar mampu menciptakan lapangan usaha.

Berdasarkan tabel di atas bahwa realisasi Tahun 2019 kedua

indikator sasaran 2 menunjukkan capaian kinerja lebih dari 100.91 persen

yang berarti capaian kinerja Renstra Tahun 2019 melampaui target yang

ditetapkan.

Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung sasaran

meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja

kerja adalah Program Peningkatan Kesempatan Kerja dengan anggaran

sebesar Rp. 6.696.108.000 dengan realisasi sebesar Rp. 6.542.638.124

terdapat efisiensi sebesar Rp. 153.469.876 atau 2,29 persen, hasil 1).

kegiatannya melalui Pembinaan masyarakat penganggur dan perluasan

kesempatan kerja dengan keluaran sebanyak 40 orang berpartisipasi

dalam pengurangan penganggur, 2). kegiatan Padat Karya; sebanyak 540

orang yang mempunyai pengetahuan pembekalan/pemberdayaan dan

pengembangan kewirausahaan, dan sebanyak 140 orang TKI Purna dan

tenaga kerja khusus (disabilitas, lansia, keluarga rentan) yang mempunyai

ketrampilan disektor pengembangan sektor informal; 3). Kegiatan

Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja, dengan keluaran sebanyak 8.700

Page 44: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 44

orang memperoleh informasi peluang kerja, mekanisme dan prosedur

kerja, 600 orang siswa dan pencari kerja memahami Penyuluhan dan

Bimbingan Jabatan; 4). Kegiatan Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja

Asing dengan keluaran sebanyak 150 perusahaan mengetahui tata cara

perizinan dan penggunaan TKA terverifikasi dan sebanyak 80 perusahaan

pengguna TKA terverifikasi dan layanan penggunaan TKA.

Sasaran Meningkatnya perlindungan tenaga kerja dalam

hubungan Industrial dan jaminan sosial merupakan Proses penyelesaian

Perselisihan hubungan industrial diselesaikan melalui perundingan

bipartit, sedangkan pada perlindungan Jamsostek menggambarkan

sebagai upaya perlindungan yang bersifat dasar bagi tenaga kerja untuk

menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap risiko-risiko sosial

ekonomi seperti peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua

dan meninggal dunia Tabel 3.13

Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan

Sasaran Indikator Meta Indikator

1 2 3

Meningkatnya perlindu-ngan tenaga kerja dalam hubungan Industrial dan jaminan sosial

Persentase penyelesai-an perselisihan - (HI)

Jumlah perselisihan kasus ketenagakerjaan yang diselesaikan dibagi jumlah perselisihan terdaftar

Persentase pekerja bu-ruh yang menjadi pe-serta BPJS ketenagakerjaan

(Jumlah pesert BPJS Ketenaga-kerjaan pada tahun n di Jawa Tengah dibagi jumlah tenaga kerja di Jawa Teangh)

Tabel 3.14

Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran 3

Indikator Sasaran Baseline

2018

2019 Target Akhir Renstra (2023)

Capaian s/d 2019 terhadap target 2023 (%) Target

Realisasi

%

1 2 3 4 5 6 8

1. Persentase penyelesaian perselisihan hubungan industrial

92,11 90,00 92,53 102,81 96,00 96,39

2. Persentase pekerja / bu-ruh yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

86,96 87,11 93,16 106,95 87,70 106.23

Meningkatnya perlindungan tenaga kerja dalam hubungan Industrial dan jaminan sosial 3

Page 45: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 45

3.1. Persentase penyelesaian perselisihan hubungan industrial

Meningkat dan menurunnya perselisiham yang masuk tergantung

pada pembinaan dan

pengawasan yang dilaku-

kan oleh kedua bidang

yang menangani perlindu-

ngan ketenegakerjaan,

selain faktor internal juga

faktor eksternal sangat

mempengaruhi jumlah

kasus yang masuk, dian-

taranya faktor ekonomi

dan politik, seperti adanya peningkatan harga BBM dan tarif Listrik

akan berpengaruh pada pelaku ekonomi, yaitu menurunkan

kemampuan perusahaan untuk memenuhi biaya produksi, dan Tenaga

Kerja adalah salah satu faktor produksi yang ikut terpengaruh akibat

kebijakan Pemerintah

Tabel 3.15 Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran 3

Indikator Sasaran Baseline

2018

2019 Target Akhir Renstra

(2023)

Capaian s/d 2019 terhadap target 2023 (%) Target

Realisasi

%

1 2 3 4 5 6 7

Persentase penyelesaian perselisihan hubungan industrial

92,11 90,00 92,53 102,81 96,00 96,39

Indikator kinerja Persentase penyelesaian perselisihan hubungan

industrial direalisasikan 92,53 persen dari target 90,00 dengan tingkat

capaian 102,81 persen, angka ini didapat dari Jumlah 124 perselisihan

kasus ketenagakerjaan yang diselesaikan dibanding dengan 134 kasus

yang terdaftar. Indikator ini bila dibandingkan dengan capaian tahun

2018 sebesar 92,11 persen terjadi peningkatan yang menjadi 92,53

persen

Berdasarkan dokumen Renstra TA 2018-2023 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, indikator Persentase penyelesaian perselisihan hubungan industrial pada tahun 2019 terealisasi sebesar 92,53 persen bila dibandingkan dengan target akhir RPMD tahun 2023 jumlah tingkat capaian cukup besar 96,39 persen

Page 46: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 46

Meningkatnya perlindungan tenaga kerja dalam hubungan

Industrial adalah tidak semua kasus dicatatkan karena belum semua

pengusaha dan pekerja memahami mekanisme penyelesaian

perselisihan hubungan industrial.

Hal-hal yang bisa dilakukan melalui tenaga fungsional

mediator dengan melakukan sosialisasi dan pembinaan hubungan

industrial ke perusahaan serta peningkatan kapasitas perangkat

hubungan industrial (Serikat Pekerja/Serikat Buruh, Organisasi

Pengusaha, Lembaga Kerjasama Bipartit, Lembaga Kerjasama

Tripartit, Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama, Lembaga

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan Peraturan

Perundang-undangan Ketenagakerjaan)

3.2. Persentase pekerja / buruh yang menjadi peserta BPJS Ketena-

gakerjaan

Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang selanjutnya disingkat

JAMSOSTEK adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam

bentuk santuan berupa uang penggganti sebagian dari penghasilan

yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa

atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja,

sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia. Penjaminan ini

sangat penting bagi parapekerja/buruh sebagai upaya preventif bagi

perlindungan diri sendiri maupun keluarganya.

Tabel 3.16 Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran 3

Iindikator Persentase Persentase pekerja / buruh yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

Indikator Sasaran Baseline

2018

2019 Target Akhir Renstra (2023)

Capaian s/d 2019 terhadap target 2023 (%) Target

Realisasi

%

1 2 3 4 5 6 7

Persentase pekerja / buruh yang menjadi peserta BPJS Ketena-gakerjaan

86,96 87,11 93,16 106,95 87,70 106.23

Dari data indikator tersebut diatas mencerminkan tingkat

kesadaran perusahaan dan pekerjannya sangat tinggi, dalam hal

keikutsertaan dalam pen-jaminan sosial ketenagakerjaan, realisasi

kepesertaan program Jamsostek dari data pekerja /buruh yang menjadi

peserta program Jamsostek berdasarkan Wajib Lapor Ketenagakerjaan.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 47

Indikator kinerja Persentase pekerja / buruh yang menjadi peserta

BPJS Ketenagakerjaan tahun 2019 terealisasi sebesar 93,16 persen dari

target 87,11 persen

dengan tingkat ca-

paian 106,95 per-

sen, perhitungan ini

merupakan perban-

dingan jumlah pe-

serta program jam-

sostek sebanyak

1.723.285 orang

dibanding dengan

jumlah tenaga kerja sebanyak 1.849.716 orang. Indikator ini bila

dibandingkan dengan capaian tahun 2018 sebesar 86,96 persen

meningkat menjadi 93,16 persen

Berdasarkan dokumen Renstra TA 2018-2023 Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, indikator Persentase pekerja / buruh yang menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan pada tahun 2019 terealisasi sebesar

93,16 persen bila dibandingkan dengan target akhir RPMD tahun 2023

jumlah prosentase tingkat capaian sudah terlampoi sebesar 106,23

persen

indikator Persentase pekerja / buruh yang menjadi peserta

BPJS Ketenagakerjaan sebagai bentuk tingkat kesadaran pengusaha

akan tanggungjawabnya dimana Undang-Undang tentang Jaminan

Kesejahteraan Nasional (JKN) menyatakan semua masyarakat wajib

mengikuti program penjaminan sosial, maka target Tahun 2019

kepesertaan Program Jamsostek sebesar 93.16 persen tercapai, hal ini

sebagai bentuk upaya para pejabat fungsional mediator dan fungsional

pengawas ketenagakerjaan baik kinerjanya, yaitu melakukan

86.48 86.96

93.16

Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

Peserta BPJS Ketenagakerjaan

Page 48: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 48

pembinaan, sosialisasi, dan pemeriksaan dan pengawasan terhadap

perusahaan yang melanggar peraturan ketenagakerjaan, .

Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung sasaran

Meningkatnya perlindungan tenaga kerja dalam hubungan Industrial

adalah Program Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga

Ketenagakerjaan dengan anggaran sebesar Rp. 3.543.767.000 dengan

realisasi sebesar Rp. 3.460.319.098 terdapat efisiensi sebesar Rp.

83.447.902 atau 2,35 persen,

Kegiatan yang mendukung program ini adalah Kegiatan 1).

Penetapan Upah Minimum dan Peningkatan Kesejahteraan dengan

keluaran sebanyak 270 orang mengetahui tentang sistem pengupahan, 350

orang mengikuti pertemuan, koordinasi dan konsolidasi masalah

Hubungan Industrial, sebanyak 550 perusahaan yang dilakukan

pendampingan dalam penyusunan struktur dan skala upah. 2). Kegiatan

Pembinaan dan Evaluasi Pelaksanaan Syarat Kerja, Hubungan Industrial

dan Jamsos dengan keluaran 175 orang pengusaha atau pemberi kerja

memahami tentang pembuatan PP (Peraturan Perusahaan)/PKB

(Perjanjian Kerja Bersama), 140 orang memahami tentang tata cara

kepesertaan BPJS/jaminan sosial, 70 perusahaan Penyedia Jasa Pekerja

(outsourching) mengikuti pembinaan syarat kerja. 3). Kegiatan Pembinaan

dan Pemberdayaan Kelembagaan Hubungan Industrial serta Forum

Koordinasi LKS Tripartit dengan keluaran 300 orang HRD, PUK SP/SB

memahami tentang Hubungan Industrial; 238 orang mengikuti forum

koordinasi, Pembinaan kinerja dan pemberdayaan LKS Tripartit

Kabupaten/Kota dan Provinsi; dan 150 orang mengikuti Sosialisasi

/Diseminasi LKS bipartit (Dinas Kab/Kota yang membidangi KK, SP Tk.

Provinsi Apindo Tk. Prov); 4). Kegiatan Penyelesaian PHI/Mogok/ Unjuk

rasa dan Penutupan Perusahaan dan pengembangan database kasus

ketenagakerjaan dengan keluaran 20 Penyelesaian kasus PHI Perusahaan

lintas Kab/Kota; Jumlah perusahaan yang diberikan pelayanan konsultasi

dan fasilitasi permasalahan hubungan industrial sebanyak 24 unit; 5).

Kegiatan Penyelesaian perselisihan penempatan Tenaga Kerja dengan

keluaran penyelesaian perselisihan 39 kasus penempatan tenaga kerja di

dalam maupun luar negeri , dan penyelesaian kasus Pekerja Migran

Indonesia sebanyak 40 kasus

Page 49: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 49

Sasaran meningkatnya kepatuhan terhadap norma ketenagakerjaan (Norma Kerja, Norma K3) dan lingkungan kerja sebagaimana dimaksud mencakup norma pelatihan, norma penempatan, norma kerja, norma keselamatan dan kesehatan kerja, hingga norma hubungan kerja. Indikator Persentase penurunan pelanggaran norma ketenagakerjaan ,

adalah tahapan awal untuk mengukur kepatuhan perusaha-an terhadap peraturan perun-dang-undangan ketenagaker-jaan, khusus kepatuhan ter-hadap Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan, yang didalamnya mewajibkan peru-sahaan melaporkan atas ketaatannya terhadap norma

ketenagakerjaan.

Tabel 3.17

Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan

Sasaran Indikator Meta Indikator

1 2 3

meningkatnya kepatuhan terhadap norma ketenaga-kerjaan (Norma Kerja, Norma K3) dan lingkungan kerja

Persentase penurun-an pelanggaran norma ketenagakerjaan

Jumlah penyerapan tenaga kerja baru di sektor informal dibagi jumlah tenaga kerja di sektor informal yang dibina

Tabel 3.18 Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran 4

Indikator Sasaran Baseline

2018

2019 Target Akhir Renstra (2023)

Capaian s/d 2019 terhadap target 2023 (%)

Target

Realisasi

%

1 2 3 4 5 6 7

Persentase penurunan pela-nggaran norma ketenagakerjaan

97.56 94.86 94.43 100.46 82.97 87.76

Indikator kinerja Persentase penurunan pelanggaran norma

ketenagakerjaan direalisasikan 94.43 persen dari target 94.86 persen

dengan tingkat capaian 100.46 persen dengan kategori sangat baik, angka

Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Norma Ketenagakerjaan (Norma Kerja, Norma K3) Dan Lingkungan Kerja 4

Page 50: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 50

ini didapat dari Jumlah 1.529 pelanggaran norma ketenagakerjan yang

terjadi dibagi dengan jumlah 2.842 perusahaan yang diperiksa. Indikator

ini bila dibandingkan dengan capaian tahun 2018 sebesar 97.56 persen

hal ini berarti terjadi penurunan positif jumlah pelanggaran yang terjadi

di perusahaan

Meningkat dan menurunnya kasus yang masuk tergantung pada

pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh kedua bidang yang

menangani perlindungan ketenagakerjaan, selain faktor internal juga

faktor eksternal sangat mempengaruhi tingginya kasus yang masuk

Berdasarkan dokumen Renstra TA 2018-2023 Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi, indikator Persentase penurunan pelanggaran norma

ketenagakerjaan pada tahun 2019 terealisasi sebesar 87.86 persen

Permasalahan pada sasaran Meningkatnya kepatuhan terhadap

norma ketenagakerjaan (Norma Kerja, Norma K3) dan lingkungan

kerja adalah jumlah tenaga pengawas yang sangat minim berkisar 158

pegawai yang tersebar di 6 Satwasnaker yang tersebar di Semarang,

Solo, Magelang, Banyumas, Pekalongan dan Pati. Setiap pengawas

minimal wajib mengawasi 5 perusahaan dalam waktu 1 bulan, kalau

dikalkulasikan selama 1 tahun jumlah tenaga pengawas hanya mempu

mengawasi sebanyak 9,2 ribu perusahaan dari jumlah perusahaan

sebanyak 23,9 ribu di Jawa Tengah.

Solusi yang dilakukan :

1. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan dengan instansi terkait

baik ke Pusat maupun ke Provinsi Jawa Tengah berkaitan dengan

keterbatasan tenaga pengawas agar jumlahnya ditambah dengan

menyesuaikan jumlah perusahaan yang ada di Jawa tengah.

2. Fungsi pemeriksaan perusahaan yang dilaksanakan oleh fungsional

Pengawas Ketenagakerjaan perlu dimaksimalkan, misalkan menye-

lesaikan kasus pelanggaran norma ketena-gakerjaan secara tuntas,

sehingga pada tahun berikutnya kasus yang sama di perusahaan yang

sama tidak muncul kembali.

Berdasarkan tabel di atas bahwa realisasi Tahun 2019 kedua

indikator sasaran 4 menunjukkan capaian kinerja lebih dari 100 persen

yang berarti capaian kinerja Renstra Tahun 2019 melampaui target yang

ditetapkan.

Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung sasaran

meningkatnya kepatuhan terhadap norma ketenagakerjaan (Norma Kerja,

Norma K3) adalah Program Peningkatan Kepatuhan dan Pengembangan

Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan dengan anggaran sebesar

Page 51: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 51

Rp. 4.735.760.000 dengan realisasi sebesar Rp. 4.606.085.690 terdapat

efisiensi sebesar Rp. 129.674.310 atau 2,74 persen, kegiatan adalah

Pengawasan dan Pembinaan Norma Kerja dengan keluaran sebanyak 60

orang pekerja anak yang dikembalikan ke dunia pendidikan; dilakukan

pemeriksaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia di 50 perusahaan; dan

pemeriksaan norma kerja di 795 perusahaan; Kegiatan Pengawasan dan

pemeriksaan pengujian Norma K3 dengan keluaran sebanyak 374

perusahaan telah dilakukan pemeriksaan dan pengujian objek K3;

sebanyak 300 perusahaan dilakukan pemeriksaan Norma K3; Kegiatan

Penegakan Hukum Ketenagakerjaan dengan keluaran sebanyak 330 kasus

dilakukan penangan kasus ketenagakerjaan dan 60 peserta mengikuti

Rakor penyidikan tindak pidana ketenagakerjaan; Kegiatan Pengujian

Higiene perusahaan, kesehatan kerja dan pengem-bangan laboratorium

pengujian, dengan keluaran sebanyak 305 perusaha-an melakukan

pengujian Higiene dan kesehatan kerja dan akreditasi laboratorium;

Kegiatan Pengujian keselamatan kerja, ergonomi, psikologi kerja dan

pelatihan SDM bidang K3 dengan keluaran sebanyak 36 perusahaan

melakukan pengujian keselamatan kerja, ergonomi dan psikologi kerja dan

sebanyak 125 orang (dokter perusahaan, paramedis perusahaan, supervisi

perusahaan dan masyarakat pencari kerja) yang dilatih K3

Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya

Pengangguran terutama di Pulau Jawa dapat sedikit teratasi melalui

upaya mendorong minat masyarakat untuk bertransmgirasi dengan

penyuluhan dan pemberian stimulan bagi yang siap diberangkatkan

dengan motivasi dan penyampaian informasi positif. Masih luasnya

lahan di luar Pulau Jawa lebih banyak menyediakan lapangan pekerja-

an. Baik peluang berwirausaha maupun pekerjaan di perusahaan lebih

terbuka lebar Tabel 3.19

Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan

Sasaran Indikator Meta Indikator

1 2 3

Meningkatnya Penem-patan Transmigran pada Daerah Tujuan

Persentase penem-patan transmigran terhadap animo trans-

Jumlah penempatan trans-migran dibagi jumlah animo transmigran

Meningkatnya Penempatan Transmigran pada Daerah Tujuan Transmigrasi 5

Page 52: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 52

Transmigrasi migran

Tabel 3.20 Analisis Pencapaian Sasaran 5 :

Meningkatnya Minat Bertransmigrasi

Indikator Sasaran Baselin

e 2018

2019 Target Akhir

Renstra (2023)

Capaian s/d 2019 terhadap target 2023 (%) Target

Realisas

i %

1 2 3 4 5 6 7

Persentase penempatan transmigran terhadap animo transmigran

97.56 3,37 6,10 181.01 3.41 178.89

Indikator kinerja Persentase penempatan transmigran terhadap animo

transmigran direalisasikan 6.10 persen dari target 3.37 persen dengan

tingkat capaian 181.01 persen dengan kategori sangat baik, angka ini

didapat dari Jumlah jumlah penempatan sebanyak 221 KK sedangkan

jumlah animo transmigrasi yang ada di 35 kabupaten / kota di Jawa

Tengah sebanyak 3.620 KK

Keberhasilan penempatan transmigran asal Jawa Tengah dilakukan

melalui langkah langkah dengan menjalin kerja sama dengan Pusat,

daerah pengirim Kab./

kota dan Provinsi pene-

rima, kemudaian mela-

kukan Penandatanganan

naskah KSAD yang meli-

batkan bupati daerah

tujuan dan daerah asal.

Tujuannya malakukan

kerjasama guna mempe-

roleh informasi dari

kedua belah pihak, mulai dari ketersediaan lahan, status lahan, fasilitas

rumah dan pekarangan serta kebutuhan lain yang menjadi hak-hak

transmigran. Pada tahun 2019 melalui bidang Penempatan Transmigrasi

telah melakukan penandatangan perjanjian kerjsama dengan Provinsi

daerah penempatan.

Pelaksanaan Transmigrasi umum Tahun 2019 dilakukan dengan

melalui Pola Sharing Anggaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

melaksanakan Nota Kesepakatan dengan Kabupaten Lamandu Provinsi

Kalimantan Tengah, dengan jumlah peserta sebanyak 100 KK terealisasi

Page 53: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 53

sebesar 93 KK dan dengan Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan

Utara dengan jumlah peserta sebanyak 100 KK terealisasi sebesar 92 KK,

sedangkan penempatan dari Pusat sebanyak 36 KK dengan sebaran di

Sulawesi Selatan 8 KK, Provinsi Gorontalo 10 KK, Sulawesi Tenggara 2 KK,

Sulawes Barat 10 KK dan Provinsi Kaltara sebanyak 6 KK

Indikator Sasaran kinerja Sasaran 5 tersebut pada tahun 2019

didukung melalui program Pengembangan Dan Penempatan Transmi-

grasi dengan anggaran sebesar Rp. 852.094.000 dengan realisasi sebesar

Rp. 706.801.913 terdapat efisiensi sebesar Rp. 145.292.087 atau 17.05

persen, kegiatan adalah :

1). Penyiapan, Penempatan dan Pemantapan Transmigrasi dengan keluar-

an Jumlah transmigran yang ditempatkan sebanyak 185 KK, 2) Pelatihan

bidang pertanian bagi calon transmigran di BLK Pertanian dan Trans-

migrasi dengan keluaran 143 KK calon transmigras mendapatkan pelatih-

an di bidang pertanian, 3) Pemantauan Transmigran Pasca Penempatan

dengan keluaran dokumen penemptan transmigrasi di 5 provinsi pasca

penempatan

Pengukuran dan analisis terhadap capaian kinerja Sasaran Meningkatnya

Kualitas Pelayanan Publik, yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja,

sebagaimana tabel dibawah ini

Tabel 3.21 Analisis Pencapaian Sasaran 6 :

Indikator Sasaran Baseline

2018

2019 Target Akhir Renstra (2023)

Capaian s/d 2019 terhadap

target 2023 (%) Target Realisasi

%

1 2 3 4 5 6 7

1. Nilai Kepuasan 71,00 80,70 113,66 75,00 107,60

152 169

221

Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

Jumlah penempatan transmigrans

Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perangkat Daerah 6

Page 54: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 54

Indikator Sasaran Baseline

2018

2019 Target Akhir Renstra (2023)

Capaian s/d 2019 terhadap

target 2023 (%) Target Realisasi

%

1 2 3 4 5 6 7

Masyarakat

2. Nilai SAKIP Perangkat Daerah

74,37 74,50 77,84 104,48 75,50 103,10

Jumlah 109,07

Hasil evaluasi AKIP Berdasarkan table diatas Sasaran 6 Meningkatnya

Kualitas Pelayanan Publik dengan 2 (dua) Indikator Kinerja rata-rata

tercapai sebesar 109,07 persen atau kategori “Sangat Baik”, artinya dari

2(dua) indikator tersebut menunjukan bahwa kualitas pelayanan publik di

Jawa Tengah sudah semakin baik

Hasil evaluasi tahun 2018 karena untuk evaluasi pelaksanaan program kegiatan tahun 2019 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov.

Jateng mendapatkan hasil penilaian Kepuasan Masyarakat berdasarkan hasil survai IKM terhadap pelayanan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Jateng. Hasil pengukuran IKM adalah 80,70, hasil ini secara umum sudah baik, namun belum memenuhi harapan untuk mencapai diatas 81,25 persen

s/d 100 persen dengan kategori sangat baik.

Komponen kedua dari sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik

dengan indikator Nilai SAKIP Perangkat Daerah mendapatkan nilai 77,84

dengan criteria BB, hasil ini sudah cukup baik namun masih perlu

diupayakan lagi agar nilai indiktor Nilai SAKIP Perangkat Daerah

mendapatkan nilai A dengan criteria sangat baik. Indikator Sasaran kinerja Sasaran 6 tersebut pada tahun 2019

didukung melalui program Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perangkat

Daerah dan program Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah

dengan anggaran sebesar Rp. 22.354.161.000 dengan realisasi sebesar

Rp. 20.630.304.822 terdapat efisiensi sebesar Rp. 1.723.856.178 atau

7,71 persen.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 55

3.4. Realisasi Anggaran

Selama Tahun 2019 pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka

menjalankan tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan pencapaian

target kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Jateng

mendapatkan alokasi anggaran belanja langsung dari APBD Prov DPA

Dinas Tenaga Kerja Prov. Jateng sebesar Rp. 50.697.544.000 realisasi

anggaran atau serapan dana APBD mencapai 47.657.941.512

(94.00%), dengan demikian SiLPA (Sisa Lebih Pendapatan dan

Anggaran) Dinas Tenaga Kerja Tahun 2019 sebesar Rp. 3.039.602.488.

Hal ini merupakan upaya penghematan penggunaan anggaran, karena

ada beberapa kegiatan penunjang yang tidak dilaksanakan, tetapi

realisasi capaian fisik tetap tercapai

Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2019 sebesar

94,00 persen. dari total anggaran yang dialokasikan. Realisasi ang-

garan untuk program/kegiatan utama sebesar 97,00 persen sedangkan

program kegiatan pilihan sebesar 81,87 persen dan realisasi untuk

program /kegiatan pendukung sebesar 92,29 persen. Jika dilihat dari

realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar pada

program/ kegiatan di sasaran meningkatnya penempatan Tenaga

Kerja dan Per-luasan Kesempatan Kerja 97,71 persen. Sedangkan

penyerapan ter-kecil pada program/ kegiatan di sasaran

Meningkatnya Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja 97,71

persen.

Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2019 yang dialokasikan

untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran disaji-

kan pada tabel berikut: Tabel 3.21

Efektifitas Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2019

NO. SASARAN ANGGARAN REALISASI % KRITERIA

1 Meningkatnya Kompe-tensi dan Produktivitas Tenaga Kerja

10.285.402.000 9.895.051.145 96,20 Efektif

2 Meningkatnya Penem-patan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

6.696.108.000 6.542.638.124 97,71 Efektif

3 Meningkatnya Perlindu- 3.543.767.000 3.460.319.098 97,65 Efektif

Page 56: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 56

NO. SASARAN ANGGARAN REALISASI % KRITERIA

ngan Tenaga Kerja Da-lam Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial

4 Meningkatnya Kepatuh-an Terhadap Norma Ketenagakerjaan (Nor-ma Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja

4.735.760.000 4.606.085.690 97,26 Efektif

5 Meningkatnya Penem-patan Transmigran pa-da Daerah Tujuan Transmigrasi

3.082.346.000 2.523.542.633 81,87 Cukup Efektif

6 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perangkat Daerah

22.354.161.000 20.707.324.822 92,63 Efektif

50.697.544.000 47.657.941.512 94,00 Efektif

Tabel 3.22

Analisis efisiensi Anggaran pada Indikator sasaran

No Sasaran % Capaian Kinerja

(≥100%)

% Penyerapan

Anggaran

Tingkat

Efisiensi

1 Meningkatnya Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja

104,07 96,20 7,87

2 Meningkatnya Penempatan Te-naga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

100,91 97,71 3,2

3 Meningkatnya Perlindungan Tenaga Kerja Dalam Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial

104,88 97,65 7,23

4 Meningkatnya Kepatuhan Ter-hadap Norma Ketenagakerjaan (Norma Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja

141,13 97,26 43,87

5 Meningkatnya Penempatan Transmigran pada Daerah Tujuan Trans-migrasi

181,01 81,87 99,14

6 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perangkat Daerah

109,63 92,63 17,00

Analisis Efisiensi

Dari tiga Sasaran strategis, terdapat tiga sasaran yang kinerjanya sudah sesuai atau melebihi target, dengan tingkat efisiensi sebagai berikut: 1. Sasaran Meningkatnya Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja

Telah mencapai kinerja dengan tingkat capaian sebesar 104,07 persen

Page 57: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 57

dengan efisiensi anggaran 7,87 persen. Efisiensi anggaran untuk mencapai sasaran diperoleh melalui sisa lelang / selisih harga

2. Sasaran Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan

Kesempatan Kerja Telah mencapai kinerja dengan tingkat capaian

sebesar 100,91 dengan efisiensi anggaran 3,2 persen. Efisiensi

anggaran untuk mencapai sasaran diperoleh melalui sisa lelang / selisih

harga

3. Sasaran Meningkatnya Perlindungan Tenaga Kerja Dalam Hubungan

Industrial dan Jaminan Sosial mencapai kinerja dengan tingkat capaian

sebesar 104,88% dengan efisiensi anggaran 7,23 persen. Efisiensi

anggaran untuk mencapai sasaran diperoleh melalui sisa lelang /

selisih harga.

4. Sasaran Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Norma Ketenagakerjaan

(Norma Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja, Telah mencapai

kinerja dengan tingkat capaian sebesar 141,13 persen dengan

efisiensi anggaran 43,87 persen. Efisiensi anggaran untuk mencapai

sasaran diperoleh melalui sisa lelang / selisih harga

5. Sasaran Meningkatnya Penempatan Transmigran pada Daerah

Tujuan Transmigrasi, Telah mencapai kinerja dengan tingkat

capaian sebesar 181,01 persen dengan efisiensi anggaran 99,14

persen. Efisiensi anggaran untuk mencapai sasaran diperoleh

melalui sisa lelang dan adanya tambahan kinerja penempatan

transmigrasi dari Pemerintah Pusat

6. Sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perangkat Daerah, Telah

mencapai kinerja dengan tingkat capaian sebesar 109,63 persen

dengan efisiensi anggaran 17,00 persen. Efisiensi anggaran untuk

mencapai sasaran diperoleh melalui sisa lelang

Tabel 3.33 Program Kegiatan Penunjang Pencapaian Pernyataan Kinerja Tahun 2019

Sasaran / Indikator Target Program/Kegiatan

Meningkatnya Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja

a. Persentase Peningkat-an tenaga kerja yang kompeten

6,89 Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja

b. Tingkat produktivitas tenaga kerja di Jawa Tengah (Rp/Juta)

54,58

a. Akreditasi LPK, UJK dan Sertifikasi dan penerapan CBT

b. Pemagangan Dalam dan Luar

Negeri serta pembinaan SDM pelatihan

c. Penyebaran dan kajian

Page 58: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 58

Sasaran / Indikator Target Program/Kegiatan

produktivitas d. Pelatihan kerja bagi Calon

Tenaga Kerja di bidang industri

e. Identifikasi dan promosi kebu-tuhan pelatihan kerja di bidang industri

f. Pelatihan kerja bagi calon tenaga kerja di bidang Industri - DBHCHT ( Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau)

g. Pelatihan kerja bagi pencari Kerja di bidang Pertanian mendukung mekanisme penempatan melalui AKL, AKAD dan AKAN

h. Identifikasi dan promosi ke-butuhan pelatihan di bidang pertanian mendukung pe-nempatan melalui mekanis-me AKL , AKAD dan AKAN

i. Pemasaran alat, teknik dan metodologi peningkatan Produktivitas

j. Pelatihan , pengukuran dan pemeliharaan Produktivitas Pelaku Usaha

k. Pelatihan peningkatan pro-duktivitas melalui DBHCHT (Dana Bagi hasil Cukai Hasil Tembakau)

l. Pelatihan Kerja bagi Calon Tenaga Kerja bidang jasa , pra magang dan pekerja migran

m. Identifikasi dan promosi kebutuhan pelatihan di bi-dang bidang jasa, pra ma-gang dan pekerja migran

Meningkatnya Penem-patan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

a. Persentase tenaga kerja yang ditempatkan

69,04 Peningkatan Kesempatan Kerja

b. Persentase pening-katan penyerapan tenaga kerja baru disektor Informal

56,00

a. Perencanaan Umum Ketenagakerjaan

b. Database Ketenagakerjaan

c. Pembinaan masyarakatt

Page 59: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 59

Sasaran / Indikator Target Program/Kegiatan

penganggur dan perluasan kesempatan kerja

d. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja

e. Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing

Meningkatnya Perlindung-an Tenaga Kerja Dalam Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial

a. Persentase Penyele-saian perselisihan hubungan industrial

90,00 Perlindungan Dan Pengem-bangan Lembaga Ketenaga-kerjaan

b. Persentase pekerja/ buruh yang menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan

87,11

a. Penetapan Upah Minimum dan Peningkatan Kesejahteraan

b. Pembinaan dan Evaluasi Pelaksanaan Syarat Kerja, Hubungan Industrial dan Jamsos

c. Pembinaan dan Pember-dayaan Kelembagaan Hubu-ngan Industrial serta F orum Koordinasi LKS Tripartit

d. Penyelesaian PHI/ Mogok/ Unjuk rasa dan Penutupan Perusahaan dan pengem-bangan database kasus ketenagakerjaan

e. Penyelesaian perselisihan penempatan Tenaga Kerja

Meningkatnya Kepatuh-an Terhadap Norma Ketenagakerjaan norma Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja

Persentase penurun-an pelanggaran nor-ma ketenagakerjaan

94,86 Peningkatan Kepatuhan Dan Pengembangan Sistem Peng-awasan ketenagakerjaan

a. Pengawasan dan Pembinaan Norma Kerja

b. Pengawasan dan pemerik-saan pengujian Norma K3

c. Penegakan Hukum Ketena-gakerjaan

d. Pengujian Higiene perusaha-an, kesehatan kerja dan pengembangan laborato-rium pengujian

e. Pengujian keselamatan kerja, ergonomi, psikologi kerja dan pelatihan SDM

Page 60: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 60

Sasaran / Indikator Target Program/Kegiatan

bidang K3

f. Peningkatan Sarana Prasarana Laboratorium dan Uji kompetensi di Bidang K3

Meningkatnya Penem-patan Transmigran pada Daerah Tujuan Transmigrasi

Persentase penempa-tan transmigran ter-hadap animo transmigran

3,37 Pengembangan Dan Penem-patan Transmigrasi

a. Pemantauan Transmigran Pasca Penempatan

b. Penyiapan, Penempatan dan Pemantapan Transmigrasi

c. Pelatihan bidang pertanian bagi calon transmigran di BLK Pertanian dan Transmigrasi

Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perangkat Daerah

Nilai Kepuasan Masyarakat

71,00 1. Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah

a. Penyusunan Dokumen Perangkat Daerah

b. Penyusunan Dokumen Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah

2. Manajemen Administrasi Pelayanan Umum, Kepega-waian dan Keuangan Perangkat Daerah

a. Administrasi Pelayanan Keuangan Perangkat Daerah

b. Pelayanan Jasa Surat Menyurat dan Kearsipan Perangkat Daerah

c. Penyediaan Jasa Komunikasi, Air dan Listrik Perangkat Daerah

d. Penyediaan Jaminan Barang Milik Daerah

e. Penyediaan Jasa Kebersihan dan Pelayanan Perkantoran Perangkat Daerah

f. Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam dan

Page 61: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 61

Sasaran / Indikator Target Program/Kegiatan

Luar Daerah Perangkat Daerah

g. Kegiatan Pelayanan Penyediaan Makan Minum Rapat Perangkat Daerah

h. Penyediaan Bahan Bacaan/Buku Perpustaka-an Perangkat Daerah

i. Pemeliharaan Rutin/ Berkala Rumah Jabatan/ Rumah Dinas/Gedung Kantor/ Kendaraan Dinas/Operasional Perangkat Daerah

j. Pemeliharaan Rutin /Berkala Sarana Kantor dan Rumah Tangga Perangkat Daerah

k. Penyediaan Sarana dan Prasarana Kantor

l. Rehab Gedung Kantor Perangkat Daerah

m. Pengadaan Pakaian Dinas

n. Pendidikan dan Pelatihan Formal

o. Pelayanan Informasi Perangkat Daerah

3.5. Penghargaan Yang Diterima Tahun 2019

1) Penghargaan Tingkat Nasional Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan

(IPK) tahun 2019 dalam

kategori Besar, Jawa

Tengah memperoleh peng-

hargaan Terbaik Pertama

dengan indeks 65,71 yang

diterima bulan Oktober

2019 dengan indikator uta-

ma : perencanaan tenaga

Page 62: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 62

kerja, penduduk dan tenaga kerja, pelatihan dan kompetensi kerja,

hubungan industrial, kondisi lingkungan kerja dan jaminan sosial tenaga

kerja

2). penganugerahan Paritrana BPJS Tenaga Kerja Tingkat Nasional dari

Kementerian Koordinator Bidang

Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan (Kemenko PMK)

bersama Badan Pengelolaan

Jaminan Sosial (BPJS) yang

diterima di Istana Wakil Presiden

bulan Juli 2019 sebagai upaya

Pemerintah Prov. Jawa Tengah

mengimplementasikan program BPJS Tenaga Kerja.

3. Anugerah Paramakarya merupakan Penghargaan yang diberikan peme-

rintah pusat kepada kepala

daerah Jawa tengah di

Istana wakil Presiden pada

bulan Nopember 2019,

penghargaan tersebut

sebagai prestasi yang

memberi dukungan dan

Pembinaan terhadap pelaku

usaha kecil, menengah, dan

skala besar. Ada tujuh

kriteria sampai akhirnya kepala daerah dinobatkan sebagai pembina

terbaik, yaitu kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus SDM, fokus

pelanggan, data, informasi dan analisis

4. Meraih juara terbanyak Seleksi Nasional (Seleknas) calon kompetitor

Asean Skill Competition (ASC) XIII Tahun 2019, terdiri juara 1 kejuruan

elektronik, 2 juara 1 hair dreassing, juara 1 beauty therapy dan juara ke 2

kejuaraan mekatronik. Pemenang prestasi ini akan mewakili indonesia

pada ASC

Page 63: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 63

BAB 4

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Penyelenggaraan kegiatan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmi-

grasi Provinsi Jawa Tengah pada Tahun Anggaran 2019 merupa-kan

tahun ke pertama dari Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan

Transmig-rasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018- 2023. Keberhasilan

yang dicapai berkat kerja sama dan partisipasi semua pihak dan diharap-

kan dapat dipertahankan serta ditingkatkan.

Tahun 2019 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa

Tengah menetapkan 5 sasaran dengan 9 indikator kinerja sasaran

strategis yang dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dan

Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019 dengan rincian penca-

paian sasaran sebagai berikut :

Sasaran 1. Meningkatnya Kompetensi dan Produktivitas Tenaga

Kerja terdiri dari 2 indikator nilai capaian rata-rata 104.07 persen

Sasaran 2. Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan

Kesempatan Kerja, terdiri dari 2 indikator nilai capaian rata-rata

100.91 persen

Sasaran 3. Meningkatnya Perlindungan Tenaga Kerja Dalam

Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial, terdiri dari 2 indikator

nilai capaian rata-rata 104.88 persen

Sasaran 4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Norma Ketenaga-

kerjaan (Norma Kerja, Norma K3) dan Lingkungan Kerja, terdiri dari

1 indikator nilai capaian 141.13 persen

Meningkatnya Sasaran 5. Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah,

terdiri dari 2 indikator nilai capaian 104.48 persen

Selama Tahun 2019 pelaksanaan program dan kegiatan dalam

rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi untuk mewujud-kan

pencapaian target kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi

Jawa Tengah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada belanja

langsung (APBD) DPA Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi

Jawa Tengah total nilai sebesar Rp. 50.697.544.000 realisasi anggaran

mencapai Rp. 47.657.941.512 atau serapan dana APBD men-capai

Page 64: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 64

94.00 persen, denga demikian SiLPA (Sisa Lebih Pendapatan dan

Anggaran) sebesar Rp. 3.039.602.488,00 atau 6.00 persen. Hal ini

merupakan upaya penghematan penggunaan anggaran, karena ada

beberapa kegiatan penunjang yang tidak dilaksanakan, tetapi realisasi

capaian fisik tetap tercapai

4.2. Tindaklanjut

Langkah-langkah yang perlu diambil sebagai perbaikan lebih lanjut

dalam capaian kinerja dapat dirumuskan saran-saran/Rencana Aksi seba-

gai berikut : 1). Perlu dilakukan peningkatan kompetensi pencari kerja

melalui pelatihan pencari kerja, pemagangan dan sertifikasi. 2). Perlu

dilakukan pendampingan terhadap Wira Usaha Baru yang telah dibentuk

supaya dapat berkembang dan dapat berfungsi sebagai penyedia / mem-

buka lapangan pekerjaan. 3). Perlu peningkatan pelayanan publik melalui

pusat info kerja untuk memperluas penempatan tenaga kerja 4). Perlu

peningkatan perlindungan tenaga kerja melalui pembinaan dan peman-

tauan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta norma kerja

Semarang, Pebruari 2020

KEPALA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PROVINSI JAWA TENGAH

Ir. SAKINA ROSELLASARI, MSi,MSc Pembina Tingkat I

NIP. 19660821 199303 2 006

Page 65: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 6. 26. · Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 1 BAB I PENDAHULUAN Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2019 65