lahirnya reformasi dan indonesia masa reformasi

12
MASA REFORMASI Oleh: D.A. Nadia T. (IX C/15)

Upload: dewa-ayu-nadia-taradhita

Post on 08-Aug-2015

325 views

Category:

Documents


54 download

DESCRIPTION

Presentasi mengenai runtuhnya zaman Orde Baru di Indonesia dan awal mula dari zaman Reformasi.

TRANSCRIPT

MASA REFORMA

SIOleh: D.A. Nadia T. (IX C/15)

Lahirnya ReformasiSelama rezim Orde baru,

Indonesia mengalami keberhasilan dalam pembangunan, tetapi sayangnya keberhasilan tersebut tidak merata karena terjadi kesenjangan sosial ekonomi yang mencolok.

Sejak pertengahan tahun 1996 situasi politik di Indonesia memanas. Hasil Pemilu1997 yang dimenangkan Golkar banyak mengandung unsur nepotisme. Terpilihnya Jenderal Purnawirawan Soeharto sebagai Presiden RI pada 1998 banyak mendapat reaksi masyarakat. Sedangkan pembentukan Kabinet Pembangunan VII dianggap berbau Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN).

Pada saat itu juga, Indonesia mengalami krisis moneter sejak pertengahan 1997. Lahirnya krisis ini membawa efek domino sehingga berkembang menjadi multikrisis (ekonomi, politik, sosial). Apalagi setelah pengumuman kenaikan harga BBM pada 4 Mei 1998 makin meningkatkan gerakan protes dan antipemerintah.

Kepercayaan rakyat kepada pemerintah sudah hilang . Aksi damai dan demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah mengajukan tuntutan berantas KKN, turunkan Soeharto, dan hapuskan dwifungsi ABRI.

Puncak aksi demonstrasi tersebut terjadi pada 12 Mei 1998, dimana pada saat itu 4 mahasiswa Universitas Trisakti tewas tertembak aparat keamanan saat berdemonstrasi di sekitar jembatan Semanggi Jakarta, yaitu Elang Mulyana Lesmana, Herry Hartanto, Hendriawan Lesmana, dan Hafidhin Royan. Peristiwa itu terkenal dengan sebutan Tragedi Semanggi atau Tragedi Trisakti.

Menyusul kemudian, terjadi kerusuhan dan penjarahan di Jakarta pada 13-14 Mei 1998. Etnis Cina menjadi korban amukan massa. Saat itu, Presiden Soeharto sedang berada di Mesir.

Kronologi Reformasia. Keberanian Amien Rais membongkar kebobrokan

sistem pengelolaan PT Freeport di Irian Jaya yang merugikan negara.

b. Peristiwa 27 Juli 1996 (Kudatuli) yaitu penyerangan kantor pusat PDI yang masih ditempati massa PDI Megawati oleh massa PDI pro-Suryadi.

c. Terpilihnya Soeharto sebagai presiden pada Maret 1998 dan pembentukan kabinet yang bernuansa KKN menuai kritikan tajam.

d. Terjadi demonstrasi mahasiswa besar-besaran di Universitas Trisakti pada 12 Mei 1998 yang berakhir dengan bentrokan antara aparat keamanan dan mahasiswa sehingga 4 orang tewas sebagai Pahlawan Reformasi.

e. Terjadi kerusuhan di Jakarta pada 13-14 Mei 1998 sehingga perekonomian Indonesia memburuk.

Terjadi gerakan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ke Senayan dan menduduki gedung DPR-MPR RI pada 19 Mei 1998. Sementara itu, terjadi demonstrasi besar-besaran di Yogyakarta.

Presiden Soeharto memanggil tokoh-tokoh terkemuka (kecuali Amien Rais) pada 20 Mei 1998 yang akan dibentuk Dewan Reformasi. Beliau menyatakan:

a. Mengadakan reshuffle Kabinet Pembangunan VII menjadi kabinet Reformasi

b. Membentuk Kabinet Reformasic. Mempercepat penyelenggaraan Pemilud. Tidak bersedia dicalonkan kembali

sebagai Presiden Presiden Soeharto meletakkan

jabatannya pada 21 Mei 1998, pukul 09.00 di Istana Merdeka, digantikan oleh B.J. Habibie.

Indonesia Masa ReformasiMasa pemerintahan B.J. HabibieTanggal 22 Mei 1998, Presiden B.J. Habibie

mengumumkan susunan Kabinet Reformasi Pembangunan. Tugas pokoknya adalah melaksanakan reformasi menyeluruh terhadap kehidupan politik, ekonomi, dan hukum.

Untuk mereformasi bidang ekonomi, pemerintah telah mencanangkan beberapa program, yaitu:

a. Merekonstruksi perekonomian nasionalb. Merekapitulasi perbankan dan melakukan

likuidasi bank-bank yang bermasalahc. Menaikkan nilai tukar rupiah

Kebijakan-kebijakan oleh B.J. Habibie:

a. Kebijakan dalam bidang politikReformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima paket undang-undang masa Orde Baru dengan tiga undang-undang yang lebih demokratis, yauti:1) UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik.2) UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.3) UU No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan DPR/MPR.

b. Kebijakan dalam bidang ekonomiUntuk memperbaiki perekonomian yang terpuruk, terutama dalam sektor perbankan, pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Selanjutnya pemerintah mengeluarkan UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat, serta UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

c. Kebebasan menyampaikan pendapat dan persKebebasan menyampaikan pendapat dalam masyarakat dan pers mulai terangkat kembali. Hal ini terlihat dari munculnya partai-partai politik dari berbagai golongan dan ideologi. Reformasi dalam pers dilakukan dengan cara menyederhanakan permohonan Surat Izin Usaha Penerbitan (SIUP).

d. Pelaksanaan PemiluPada 1999, pemilu multipartai yang damai dan pemilihan presiden yang diikuti oleh 48 partai politik berhasil diselenggarakan. Dimenangkan oleh PDIP pimpinan Megawati Soekarnoputri.

e. Penyelesaian masalah Timor TimurUsaha Fretilin yang memisahkan diri dari Indonesia mendapat respon. Pemerintah Habibie mengambil kebijakan untuk melakukan jajak pendapat di Timor Timur. Referendum tersebut dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 1999 di bawah pengawasan UNAMET. Hasil jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Timor Timur lepas dari Indonesia. Sejak saat itu Timor Timur lepas dari Indonesia. Pada tanggal 20 Mei 2002 Timor Timur mendapat kemerdekaan penuh dengan nama Republik Demokratik Timor Leste dengan presidennya yang pertama Xanana Gusmao dari Partai Fretilin.

Masa pemerintahan Abdurrahman WahidAbdurrahman Wahid terpilih sebagai presiden

Indonesia pada 20 Oktober 1999. Langkah pertama yang dilakukan beliau adalah membentuk Kabinet Persatuan Nasional.

Masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid tidak berlangsung lama karena selama pemerintahannya selalu diwarnai pertentangan dengan lembaga legislatif. Karena itulah DPR melahirkan Memorandum I (2 Februari 2001) dan Memorandum II.

Dalam sidang istimewa pada 21 Juli 2001 melalui TAP MPR no. II tahun 2001, Presiden Abdurrahman Wahid secara resmi diberhentikan dari jabatannya. Selanjutnya MPR juga mengeluarkan TAP MPR no. III tahun 2001 untuk menetapkan dan melantik Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden RI.

Masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri Pada 23 Juli 2001 Megawati Soekarnoputri

dilantik menjadi presiden dengan didampingi Hamzah Haz sebagai wakil presiden. Beliau membentuk Kabinet Gotong Royong.

Pada masa kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, terjadi sebuah tragedi nasional yaitu sebuah bom meledak di Sari Club dan Paddy’s Bar, Kuta, Bali pada 12 Oktober 2002 yang menewaskan 202 orang.

Masa jabatan Megawati Soekarnoputri berakhir setelah dilaksanakannya Pemilu 2004, yang memungkinkan rakyat untuk memilih langsung presiden dan wakil presiden. Putaran pertama berlangsung pada 5 Juli 2004 dan putaran kedua berlangsung pada 20 September 2004, yang dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla.

Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dilantik pada Rabu, 20 Oktober 2004. Mereka berhasil membentuk Kabinet Indonesia Bersatu.

Pada akhir pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, diadakan pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan DPD pada 9 April 2009 yang diikuti 44 partai.

Pada 8 Juli 2009, diadakan pemilu capres dan cawapres yang diikuti oleh pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto, SBY-Boediono, JK-Wiranto. Pemilu tersebut dimenangkan oleh SBY-Boediono, yang pada akhirnya menjadi presiden dan wakil presiden RI periode 2009-2014.