bab i pendahuluan 1.1 latar...

24
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat imperatif merupakan salah satu dari tiga bentuk kalimat utama yang sering dijadikan sebagai objek penelitian dalam kajian-kajian ilmu linguistik. Berbagai macam analisis telah dilakukan oleh para linguists dari negara-negara di seluruh penjuru muka bumi ini, mulai dari analisis pragmatik, analisis semantik, dan analisis gramatikanya (morfologi dan sintaksis). Tidak berhenti disitu, para ahli bahasa bahkan mengkontraskan (contrastive study/analysis) kalimat imperatif yang dimiliki satu bahasa dengan bahasa yang lain, hingga beberapa bahasa sekaligus, dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami perbedaan, persamaan, dan ciri khas kalimat imperatif yang dimiliki oleh masing-masing bahasa yang diteliti. Studi mutakhir yang disebut dengan analisis kontrastif ini sudah dilakukan mulai dari abad ke 19 (Choi, 1996:85), dan menjadi populer ketika Charles C. Fries (1945) mempublikasikan bukunya yang berkaitan dengan perbandingan dan pengajaran bahasa berjudul Teaching and Learning English as a Foreign Language, dan Robert Lado (1957) dengan bukunya yang berjudul Linguistics Across Cultures (1996:86). Dapat diduga, akibat kedua tulisan ini banyak bermunculan tesis, disertasi, artikel-artikel yang menggunakan metode analisis kontrastif ini.

Upload: lythuan

Post on 21-Mar-2019

267 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kalimat imperatif merupakan salah satu dari tiga bentuk kalimat utama

yang sering dijadikan sebagai objek penelitian dalam kajian-kajian ilmu linguistik.

Berbagai macam analisis telah dilakukan oleh para linguists dari negara-negara di

seluruh penjuru muka bumi ini, mulai dari analisis pragmatik, analisis semantik,

dan analisis gramatikanya (morfologi dan sintaksis). Tidak berhenti disitu, para

ahli bahasa bahkan mengkontraskan (contrastive study/analysis) kalimat imperatif

yang dimiliki satu bahasa dengan bahasa yang lain, hingga beberapa bahasa

sekaligus, dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami perbedaan,

persamaan, dan ciri khas kalimat imperatif yang dimiliki oleh masing-masing

bahasa yang diteliti.

Studi mutakhir yang disebut dengan analisis kontrastif ini sudah dilakukan

mulai dari abad ke 19 (Choi, 1996:85), dan menjadi populer ketika Charles C.

Fries (1945) mempublikasikan bukunya yang berkaitan dengan perbandingan dan

pengajaran bahasa berjudul Teaching and Learning English as a Foreign

Language, dan Robert Lado (1957) dengan bukunya yang berjudul Linguistics

Across Cultures (1996:86). Dapat diduga, akibat kedua tulisan ini banyak

bermunculan tesis, disertasi, artikel-artikel yang menggunakan metode analisis

kontrastif ini.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

2

Analisis kontrastif adalah suatu kegiatan yang mengkontraskan antara

bahasa satu dan bahasa lainnya yang telah mempunyai tata bahasa standar dan

telah disepakati kaidah-kaidahnya (Parera, 1997:112) untuk mencari perbedaan-

perbedaan dan persamaan-persamaan yang ada pada kedua bahasa yang diteliti,

baik pada tingkat fonologis, morfologis, maupun sintaksis (Pateda, 1990:48).

Analisis kontrastif memiliki dua tipe studi, yang pertama theoretical

„teoritis‟ dan kedua applied „terapan‟ (Fisiak, 1981:2). Theoretical contrastive

analysis (TCA) menitikberatkan pada studi untuk menemukan perbedaan dan

persamaan yang dimiliki bahasa-bahasa yang diteliti, dan studi ini bukan

menyelidiki bagaimana kategori tertentu yang ada dalam bahasa A disajikan

dalam bahasa B, tetapi, mencari realisasi kategori universal X pada bahasa A dan

bahasa B (1981:2). Sedangkan, applied contrastive analysis (ACA) adalah studi

yang menitikberatkan pada penggunaan hasil penelitian TCA berupa perbedaan-

perbedaan untuk tujuan pedagogis, terjemahan, dll., studi ini mencari cara

bagaimana kategori universal X yang direalisasikan pada bahasa A sebagai Y

diterapkan pada bahasa B, dan konsekuensi-konsekuensi apa saja yang mungkin

terjadi apabila hal ini diaplikasikan (1981:3).

Dari kedua bentuk analisis kontrastif di atas, yang paling sering atau bisa

dikatakan sebagian besar penelitian analisis kontrastif yang telah dilakukan adalah

analisis kontrastif terapan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis memilih

studi kontrastif yang pertama yakni analisis kontrastif teoritis atau analisis

kontrastif murni dengan objek penelitian kalimat imperatif dalam bahasa Inggris

dan bahasa Arab.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

3

Bahasa Inggris adalah bahasa komunikasi dunia dan bahasa keilmuan,

banyak karya ilmiah dari berbagai bidang disiplin ilmu dan tidak sedikit juga

karya keislaman oleh sarjana barat yang ditulis ke dalam bahasa ini, seperti Fakhr

ad-Dīn ar-Rāzī‟s Critique of Ibn Sīnā‟s Argument for the Unity of God in the

Isyārāt, and Naṣīr ad-Dīn aṭ-Ṭūsī‟s Defence yang ditulis oleh Toby Mayer (2003),

Nature, Man and God in Medieval Islam yang ditulis oleh Calverley dan Pollock

(2002), History Then, History Now (The Role of Medieval Islamic Religio-

Political Sources in Shaping the Modern Debate on Gender) yang ditulis oleh

Denise A. Spellberg (1996). Bahkan para cendekiawan muslim sendiri tidak

jarang menorehkan karya-karya mereka dalam bahasa Inggris yang secara implisit

dimaksudkan agar karya mereka dapat dibaca oleh khalayak yang lebih luas,

seperti Muslim Women (Public Authority, Scriptures, and “Islamic Law”) yang

ditulis oleh Haifaa Khalfallah (2006), Islamic Law and Muslim Women in

America yang ditulis oleh Azizah al-Hibri (1999). Demikian pula halnya dengan

bahasa Arab yang merupakan kunci pokok untuk membuka cakrawala

pengetahuan keislaman (Thalib, 1997:7), dengan kunci ini kita dapat mengetahui

tentang sejarah, keilmuan, serta kebudayaan Islam yang dahulu pernah mencapai

kejayaan dalam peradaban manusia pada abad pertengahan.

Pola kalimat imperatif dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab tentunya

memiliki perbedaan. Untuk menemukan perbedaan-perbedaan tersebut, tidak

menutup kemungkinan adanya persamaan-persamaan, maka peran analisis

kontrastif dibutuhkan. Berikut penjelasan satu data kalimat imperatif dalam

bahasa Inggris dan bahasa Arab.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

4

Raise your hands! (Ryding, 2005:624) „angkat kedua tanganmu‟ dalam

bahasa Inggris dan يديك! ارفع (2005:624) /irfaʻ yadayka/ „angkat kedua tanganmu‟

dalam bahasa Arab merupakan wujud atau bentuk tuturan kalimat imperatif.

Kalau dilihat sekilas pada surface structure „struktur permukaan‟ kedua

konstruksi kalimat imperatif di atas tampaknya sama saja, sama-sama memiliki

bentuk kalimat imperatif positif dengan pola V + O, sama-sama menggunakan

verba imperatif yang berfungsi sebagai predikat dan sama-sama ditambahkan

dengan frase yang berfungsi sebagai objek, dalam bahasa Inggris your hands

adalah frase nomina (noun phrase) dan dalam bahasa Arab yadayka adalah frase

relatif (االمركب االضافى /al-murakkab ul-iḍāfī/), juga kedua konstruksi di atas

memiliki makna yang sama. Namun apabila dilihat pada deep structurenya

„struktur bagian dalam‟, maka akan tampak beberapa perbedaan pada kedua

konstruksi kalimat imperatif di atas. Pertama, yang menjadi inti dari konstruksi

kalimat imperatif adalah verba yang digunakan sebagai verba imperatifnya, oleh

sebab itu mari kita kontraskan kedua verba yang digunakan dalam kedua

konstruksi di atas, verba raise merupakan verba dasar pada tingkatan kata kerja

bahasa Inggris yang menjadi verba imperatif karena digunakan dalam konstruksi

kalimat imperatif, sedangkan verba ارفع /irfaʻ/ merupakan verba yang memang

sudah berada dalam bentuk imperatif dan khusus digunakan hanya untuk

konstruksi kalimat imperatif, verba ini dalam bahasa Arab disebut dengan istilah

fiʻil amar/ „kata kerja perintah‟. Kedua, konstruksi kalimat imperatif/ فعل االمر

Raise your hands! apabila ditambahkan dengan pronomina you yang berfungsi

sebagai subjek maka konstruksinya akan berubah menjadi You raise your hands!,

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

5

atau apabila ditambahkan dengan nomina John atau Jane (juga berfungsi sebagai

subjek) maka konstruksinya berubah menjadi John raise your hands! / Jane raise

your hands!, atau apabila ditambahkan dengan pronomina everyone (juga

berfungsi sebagai subjek) maka konstruksinya berubah menjadi Everyone raise

your hands!, bila diperhatikan beberapa konstruksi yang mengalami perubahan-

perubahan di atas, maka akan kita temukan bahwa dalam konstruksi kalimat

imperatif bahasa Inggris apapun bentuk atau kategori subjeknya selalu diletakkan

di awal kalimat imperatif yakni sebelum verba imperatifnya, kemudian verba

raise yang menjadi verba imperatif tidak mengalami perubahan meskipun

subjeknya digonta-ganti, begitu pula dengan frase nomina your hands yang juga

tidak mengalami perubahan, yang mengalami perubahan hanyalah konstruksi

kalimat (karena tambahan subjek) dan makna kalimat (juga karena tambahan

subjek). Sedangkan konstruksi ع يديك!ارف /irfaʻ yadayka/ apabila ditambahkan

dengan pronomina انت /anta/ „kamu(L)‟ maka konstruksinya berubah menjadi ارفع

!يديك ت ن ا /irfaʻ anta yadayka/, atau apabila ditambahkan dengan pronomina انت

/anti/ „kamu(P)‟ maka konstruksinya berubah menjadi يديك ت ن ا ى ارفع /irfaʻī anti

yadayki/, atau apabila ditambahkan dengan pronomina انتم /antum/ „kamu (jamak

lebih dari dua orang L)‟ atau انتن /antunna/ „kamu (jamak lebih dari dua orang P)‟

maka konstruksinya berubah menjadi م يديك م ت ن ا واارفع /irfaʻū antum yadaykum/ atau

ن يديك ن ت ن ا ن ارفع /irfaʻna antunna yadaykunna/, bila diperhatikan beberapa konstruksi

yang mengalami perubahan-perubahan di atas, maka akan kita temukan bahwa

dalam konstruksi kalimat imperatif bahasa Arab subjek yang berkategori

pronomina dapat diletakkan sesudah verba imperatifnya, kemudian verba

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

6

imperatif ارفع /irfaʻ/ mengalami beberapa kali perubahan mengikuti jenis dan

jumlah subjeknya, begitu pula dengan attached pronoun/ḍamīr muttaṣil

„pronomina tersambung‟ ك /ka/ dalam frase relatif yadayka. Ketiga, konstruksi

kalimat imperatif Raise your hands! adalah bentuk kalimat imperatif positif, untuk

merubahnya menjadi bentuk kalimat imperatif negatif maka partikel imperatif

negatif don‟t ditambahkan pada awal kalimat yakni sebelum verba imperatif raise,

konstruksinya akan berubah menjadi Don‟t raise your hands!. Konstruksi Don‟t

raise your hands! apabila ditambahkan pronomina you sebagai subjek, maka

subjek you yang diletakkan sebelum verba imperatif raise, sedangkan partikel

imperatif negatif don‟t tetap diletakkan di awal kalimat yakni sebelum subjek you,

konstruksinya berubah menjadi Don‟t you raise your hands!, don‟t tidak boleh

diletakkan sesudah subjek you karena bentuk kalimat imperatif negatif ini akan

berubah menjadi bentuk kalimat deklaratif atau bentuk kalimat larangan You don‟t

raise your hands, bentuk kalimat ini dapat dikatakan kalimat imperatif apabila

dalam penuturannya terdapat jeda antara you dan don‟t, apabila ditulis maka

jedanya ditandai dengan tanda baca koma (,) menjadi You, don‟t raise your

hands!, you disini tidak berfungsi sebagai subjek tetapi sebagai vokatif. Bila

diperhatikan secara seksama maka akan ditemukan bahwa dalam konstruksi

kalimat imperatif negatif bahasa Inggris, partikel imperatif negatif don‟t selalu

berada di awal kalimat, kemudian verba imperatif raise tidak mengalami

perubahan, begitu pula dengan frase nomina your hands. Sedangkan dalam bahasa

Arab konstruksi kalimat imperatif positif !ارفع يديك /irfaʻ yadayka/ bila dirubah

menjadi konstruksi kalimat imperatif negatif maka ditambahkan partikel imperatif

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

7

negatif ال yang disebut lā nāhiyah, dan verba imperatif yang tadinya menggunakan

bentuk فعل االمر /fiʻil amar/ diganti menjadi bentuk فعل المضارع /fiʻil muḍāriʻ/ yang

harakat akhir hurufnya disukunkan/dimatikan, biasa disebut dengan fiʻil muḍāriʻ

majzūm atau istilah linguistiknya verba jussif, dalam bahasa Arab lā nāhiyah

diikuti verba jussif disebut فعل النهي /fiʻil nahyi/. Konstruksinya menjadi ال ترفع يديك!

/lā tarfaʻ yadayka/, kemudian apabila konstruksi kalimat imperatif negatif ini

ditambahkan subjek انت /anti/ „kamu(P)‟ maka konstruksinya berubah menjadi ال

lā tarfaʻī anti yadayki/, apabila subjek yang ditambahkan bukan/ ترفعى انت يديك!

anti melainkan انتم /antum/ „kamu (jamak lebih dari dua orang L)‟ maka

konstruksinya berubah menjadi م يديك م ت ان واال ترفع! /lā tarfaʻū antum yadaykum. Bila

diperhatikan beberapa konstruksi kalimat imperatif negatif bahasa Arab di atas

maka dapat dilihat bahwa apapun bentuk subjek yang ditambahkan diletakkan

sesudah partikel imperatif negatif lā nāhiyah yang diikuti verba jussif, subjek

tidak boleh disisipkan antara lā nāhiyah dan verba jussif. Kemudian verba

imperatif ترفع /tarfaʻ/ mengalami beberapa kali perubahan mengikuti jenis dan

jumlah subjeknya, begitu pula dengan attached pronoun/ḍamīr muttaṣil

„pronomina tersambung‟ ك /ka/ dalam frase relatif yadayka.

Adanya berbagai macam perbedaan-perbedaan inilah yang membuat

penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pola kalimat imperatif dalam

bahasa Inggris dan bahasa Arab. Dikarenakan kajian ini menggunakan metode

kontrastif teoritis, maka analisis yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah

murni analisis kebahasaan dengan hasil analisis berupa perbedaan dan persamaan

kalimat imperatif pada kedua bahasa yang dikaji.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

8

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pola kalimat imperatif dalam bahasa Inggris?

2. Bagaimana pola kalimat imperatif dalam bahasa Arab?

3. Apa saja perbedaan dan persamaan antara pola dan unsur-unsur kalimat

imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan pola kalimat imperatif dalam bahasa Inggris.

2. Mendeskripsikan pola kalimat imperatif dalam bahasa Arab.

3. Mendeskripsikan perbedaan dan persamaan antara pola dan unsur-unsur

kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab.

1.4 Manfaat Penelitian

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau

manfaat baik bagi para pembaca maupun pembelajar yang mempelajari bahasa

Inggris dan bahasa Arab, khususnya dalam menggunakan kalimat imperatif.

Manfaat tersebut dapat bersifat praktis maupun teoritis.

Manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah untuk

menambah khazanah kajian dalam bidang studi kontrastif bahasa khususnya

kalimat imperatif bahasa Inggris dan kalimat imperatif bahasa Arab. Sementara

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

9

manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk dapat lebih memahami perbedaan-

perbedaan dalam aturan atau kaidah-kaidah gramatika pola kalimat imperatif

dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab bagi para pembelajar kedua bahasa

tersebut.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kontrastif pada tataran morfosintaksis.

Dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas kalimat imperatif yang secara

gramatikal adalah bentuk imperatif, dan kalimat-kalimat yang memiliki dua fungsi

seperti bentuk kalimat deklaratif yang juga menyandang bentuk kalimat imperatif.

Namun, bentuk kalimat deklaratif, interogatif atau bentuk kalimat lain yang

memiliki makna imperatif tetapi tidak masuk dalam bentuk imperatif tidak akan

dibahas.

1.6 Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelusuran terhadap karya ilmiah yang telah dilakukan

sebelumnya, analisis kontrastif kalimat imperatif telah dilakukan oleh beberapa

peneliti, namun, khusus untuk penelitian berjudul analisis kontrastif kalimat

imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab belum pernah dilakukan sebelumnya.

Berikut beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya

tentang analisis kontrastif kalimat imperatif yang memiliki relevansi dengan

penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Fatma (2016) dalam skripsinya yang

berjudul “Analisis Kontrastif Kalimat Imperatif dalam Bahasa Arab dan Bahasa

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

10

Indonesia” yang bertujuan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kalimat

imperatif (perintah dan larangan) dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia.

Temuannya dapat disingkat sebagai berikut: Persamaan dan perbedaan ditemukan

pada segi definisi, ciri-ciri, contoh, macam-macam, bentuk kalimatnya dan

strukturstrukturnya. Persamaan : 1) keduanya sama-sama menuntut suatu

perbuatan yaitu menyuruh dan mencegah, 2) kalimat larangan bahasa Indonesia

diawali dengan kata “jangan”, sama halnya dalam bahasa Arab diawali dengan

kata “La”. Perbedaan : 1) pebentukan kalimat bahasa Arab dibentuk dari fi‟il

amar (mu‟tal dan shahih) sedangkan bahasa Indonesia hanya dibentuk dari kata

kerja dasar yang ditambahkan partikel –lah di akhir. 2) pembentukan kalimat

dalam bahasa Arab dibedakan jenis (mudzakar / mu‟annats) dan jumlah (mufrad,

tasniyah, jamak), sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak dibedakan dalam jenis

dan jumlahnya. 3) dalam bahasa Indonesia kalimat perintah biasanya dibentuk

dengan menghilangkan subjek, kemudian ditambahi partikel –lah oada kata

kerjanya, sedangkan dalam bahasa Arab subjek kalimat perintah dan larangan

berupa dhamir yang tersimpan. 4) kalimat perintah dan larangan dalam bahasa

Indonesia diakhiri dengan –lah dan tanda seru (!), sedangkan dalam bahasa Arab

diakhiri dengan ya‟ mukhatab, nun taukid, hamzah washal, sukun atau tanda-

tanda jazm lainnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa kalimat imperative bahasa

Arab lebih kompleks dibanding kalimat imperative bahasa Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Andiansyah (2015) dalam skripsinya yang

berjudul “A Contrastive Analysis of Imperative Sentence between English and

Indonesian Language in Dead Poets Society Final Script” yang berfokus pada

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

11

jenis-jenis kalimat imperatif, juga pada persamaan dan perbedaan jenis dan bentuk

kalimat imperatif itu sendiri dalam naskah Dead Poet Society. Temuaannya dapat

disingkat sebagai berikut: Jenis-jenis kalimat imperatif yaitu command 40, request

5, suggestion 1, invitation 1, advice 1, dan prohibition 12. Sementara jenis-jenis

kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia yaitu kalimat imperatif biasa 40,

permohonan 0, ajakan 0, permohonan 0, pembiaran 1, dan larangan 12. Kontrastif

antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yaitu tidak ada kalimat perintah

pembiaran di bahasa Inggris dan kalimat imperatif baik di bahasa Inggris maupun

bahasa Indonesia, kalimat imperative biasa (command) lebih mendominasi dari

pada jenis-jenis kalimat imperatif yang lainnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Jessica (2015) dalam skripsinya yang

berjudul “Analisis Kontrastif Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin dalam Koran

Xun Bao dan Bahasa Indonesia dalam Koran Analisa” yang mendeskripsikan

proses pembentukan kalimat imperatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa

Indonesia, dan mencari perbedaan dan persamaan dalam konstruksi kedua bahasa

tersebut. Temuan penelitiannya dapat disingkat sebagai berikut: Perbedaannya

terdapat pada penggunaan subjek dalam kalimat imperatif bahasa Mandarin dan

bahasa Indonesia, kemudian perbedaan pada verba dan partikel imperatif yang

digunakan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Persamaannya hanya

terdapat pada makna dari kalimat imperatif itu sendiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2014) dalam tesisnya yang

berjudul “Analisis Kontrastif Kalimat Imperatif Bahasa Indonesia dan Bahasa

Inggris” yang mendeskripsikan pola pembentukan kalimat imperatif bahasa

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

12

Indonesia dan bahasa Inggris, dan menjelaskan persamaan dan perbedaan kalimat

imperatif bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang ditemukan. Temuan

penelitian ini dapat disampaikan secara ringkas sebagai berikut: persamaannya

meliputi: (a) penggunaan Verba dasar, (b) penggunaan kata jangan dan janganlah

dalam bahasa Indonesia maupun don‟t dan let‟s not dalam bahasa Inggris sebagai

penanda bentuk negatif kalimat imperatif, dan (c) penggunaan kata tolong,

mohon, coba, harap, dan silakan dalam bahasa Indonesia serta kata please dalam

bahasa Inggris untuk memperhalus perintah pada bentuk kalimat imperatif. Selain

beberapa persamaan, terdapat juga perbedaan-perbedaan yaitu: (a) adanya bentuk

pasif dalam kalimat imperatif bahasa Indonesia, (b) penggunaan partikel –lah

dalam kalimat imperatif bahasa Indonesia, (c) perbedaan dalam hal distribusi kata

tolong dalam kalimat imperatif bahasa Indonesia dan distribusi kata please dalam

kalimat imperatif bahasa Inggris, (d) penggunaan kata kerja bantu (auxiliary

verbs) dalam pembentukan kalimat imperatif bahasa Inggris, dan (e) adanya

bentuk inversi dalam kalimat imperatif bahasa Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Gaghenggang (2014) dalam skripsinya

yang berjudul “Kalimat Imperatif Bahasa Inggris dan Bahasa Siau (Suatu

Analisis Kontrastif)” yang membahas bentuk gramatikal dan makna dari kalimat

imperatif bahasa Inggris dan bahasa Siau, dan menjelaskan persamaan dan

perbedaan kalimat imperatif dalam kedua bahasa tersebut. Temuan penelitian ini

dapat disampaikan secara ringkas sebagai berikut: Kalimat imperatif bahasa

Inggris dan bahasa Siau ada yang hanya terdiri dari satu kata, ada yang lebih dari

satu kata dan juga ada yang terdiri dari klausa. Kalimat imperatif bahasa Inggris

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

13

dan bahasa Siau dapat dibentuk melalui proses fonologis dan sintaksis. Fungsi

kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Siau berupa perintah, harapan,

undangan, dan peringatan. Kalimat imperatif bahasa Inggris dibentuk dengan cara

bentuk infinitif tanpa to, bentuk ingkar dengan menggunakan do not + infinitive +

unsur pelengkap, bentuk kalimat imperatif dengan penambahan/penggunaan do di

depan kalimat, bentuk kalimat imperatif dengan menggunakan tag question.

Kalimat imperatif bahasa Siau dibentuk dengan penambahan verba preposisional,

penambahan kata karie untuk bentuk ingkar, kalimat imperatif dengan verba +

nomina + preposisi. Fungsi kalimat imperatif harapan kata Tuhan diletakan

sebelum predikat, sedangkan dalam bahasa Siau tidak ada kata Tuhan yang

berfungsi sebagai subyek.

Penelitian yang dilakukan oleh Yusra (2011) dalam skripsinya yang

berjudul “Analisis Kontrastif Kalimat Imperatif Bahasa Arab dan Bahasa

Indonesia” yang meneliti ungkapan-ungkapan kalimat imperatif bahasa Arab dan

bahasa Indonesia yang dituturkan oleh dosen Program Khusus Fakultas

Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang, serta mencari persamaan dan

perbedaannya. Temuan penelitian ini dapat disampaikan secara ringkas sebagai

berikut: Terdapat persamaan wujud kalimat imperatif bA dan bI, yaitu: kalimat

imperatif dengan verba dasar, verba turunan, verba taktransitif, verba transitif dan

partikel imperatif. Terdapat perbedaan wujud kalimat imperatif bA dan bI. Wujud

kalimat imperatif bA tidak melesapkan pronomina persona yang menduduki

fungsi sebagai subjek, sedangkan kalimat imperatif bI selalu melesapkan subjek.

Partikel imperatif dalam bA bersifat wajib (selalu melekat pada kata) terletak

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

14

sebelum fi‟il mudari‟, sedangkan partikel imperatif bI tidak bersifat wajib.

Persamaan makna kalimat imperatif bA dan bI adalah sama-sama mengandung

makna ajakan dan harapan serta makna pilihan „takhyiir‟. Perbedaan makna

kalimat imperatif bA dan bI adalah: pada kalimat imperatif bI tidak ditemukan

makna ta‟jiz (melemahkan mukhathab) dan makna irsyaad „bimbingan‟,

sedangkan pada kalimat imperatif bA tidak ditemukan makna imperatif halus dan

makna larangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Sitanggang (2009) dalam skripsinya yang

berjudul “A Contrastive Analysis of Imperative Sentences in English and Batak

Toba Language” berusaha untuk menganalisis kalimat imperatif bahasa Inggris

dan bahasa Batak Toba. Tipe kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Batak

Toba adalah sama, yaitu kalimat imperatif positif dan kalimat imperatif negatif.

Fungsi kalimat imperatif bahasa Batak Toba ada tujuh, yaitu: kalimat perintah

yang berisi perintah (command), permintaan (request), larangan (prohibition),

nasehat (advice), saran (suggestion), peringatan (warning), dan compulsion.

Sedangkan fungsi kalimat imperatif bahasa Inggris ada lima, yaitu: kalimat

perintah yang berisi perintah (command), permintaan (request), larangan

(prohibition), nasehat (advice), dan saran (suggestion). Hasil analisis menyatakan

bahwa dari segi tipe, bahasa Inggris dan bahasa Batak Toba memiliki tipe yang

sama, namun pada fungsi dan markernya berbeda, sehingga dapat disimpulkan

bahwa kalimat imperatif bahasa Batak Toba dan bahasa Inggris adalah sebagian

sama atau disebut partly correspondence.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

15

Penelitian yang dilakukan oleh Jaohari (tanpa tahun) dalam artikelnya

“Analisis Kontrastif Ragam Bentuk Kalimat Imperatif dalam Bahasa Jepang

dengan Bahasa Indonesia” yang berfokus terhadap ragam bentuk kalimat

imperatif pada kedua bahasa tersebut dengan cara membandingkan dari segi

keragaman bentuk. Temuan penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Ragam

bentuk kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia terletak pada tingkat kehalusan

untuk melesapkan maksud imperatif (perintah) yang disampaikan oleh pembicara

kepada lawan bicaranya dengan ditandai kata tolong, mohon dan silakan. Serta

bentuk imperatif bisa disampaikan melalui konstruksi kalimat imperatif, kalimat

deklaratif dan kalimat interogatif, sedangkan dalam bahasa Jepang bentuk

kehalusan imperatifnya sangat beragam dan penuh tingkatan dengan ditandai

banyaknya kata-kata khusus penanda kesantunan imperatif seperti 「なさいます

な」(nasaimasuna) atau 「お{ご}くださいますな」(o {go} kudasaimasuna)

dan sebagainya dengan nilai rasa hormat yang sulit diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia. 2. Kalimat imperatif dalam bahasa Jepang sebagaimana ciri

umum tata bahasa Jepang mengenal bahasa genre dengan ditandai adanya bahasa

yang digunakan oleh laki-laki saja dan bahasa yang digunakan oleh perempuan

saja. Berbeda dengan tata bahasa dan kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia

yang bisa digunakan secara umum oleh siapa saja. 3. Bentuk penulisan penanda

imperatif dalam bahasa Jepang selalu melekat pada verba imperatifnya dan

terletak di akhir kalimat, sedangkan dalam bahasa Indonesia bisa berada di awal

atau akhir kalimat.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

16

Apa yang menjadi konsep kalimat imperatif, baik yang menyangkut

konsep gramatikal, maupun yang mencakup konsep semantik dan konsep

pragmatik, dari beberapa hasil penelitian dalam sajian tinjauan pustaka di atas,

dimanfaatkan oleh penulis sebagai modal kerja dalam rangka penelitian kalimat

imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab ini.

1.7 Landasan Teori

Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori terkait judul penelitian. Konsep

teoritis yang akan dijelaskan adalah: Analisis Kontrastif, Kalimat Imperatif,

Bentuk Kalimat Imperatif dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.

1.7.1 Analisis Kontrastif (Contrastive Analysis)

Analisis kontrastif adalah salah satu model analisis bahasa yang

mengkontraskan dua bahasa dan didasarkan pada asumsi bahwa bahasa-bahasa

dapat diperbandingkan (James, 1980:3). Fisiak (1981:1) mendefinisikan analisis

kontrastif sebagai subdisiplin ilmu linguistik yang berfokus pada perbandingan

dua atau beberapa bahasa atau subsistem bahasa untuk menentukan perbedaan dan

persamaan di antara keduanya.

Menurut James (1980:31) ada dua macam analisis dalam analisis

kontrastif, yaitu analisis kontrastif terapan (applied contrastive analysis) dan

analisis kontrastif murni (pure contrastive analysis). Analisis kontrastif terapan

adalah analisis bahasa dengan cara membandingkan bahasa pertama dan bahasa

kedua yang bertujuan untuk memecahkan masalah pedagogis pengajaran bahasa.

Sementara analisis kontrastif murni adalah analisis bahasa dengan cara

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

17

membandingkan bahasa pertama dan bahasa kedua yang berorientasi pada studi

tipologi bahasa yaitu pemerian bahasa didasarkan pada ciri-ciri/tipe-tipe bahasa

yang dominan dalam bahasa tersebut (Keraf, 1990:11). Analisis kontrastif murni

mencakup semua komponen atau tataran linguistik, yaitu komponen atau sistem

fonologi, sistem gramatika (terdiri dari morfologi dan sintaksis), dan sistem

leksikal atau semantik (James, 1980:28).

Penelitian ini membahas analisis kontrastif murni yang berfokus pada pola

gramatika kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab dengan hasil berupa

perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan pola gramatika dan unsur-unsur

yang terdapat dalam kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab.

1.7.2 Kalimat Imperatif

“If language is a toolbox, then imperative sentences are what we reach for

when we want to leave our hearer in no doubt that we want him to do

something and what we want him to do. This is not to say that this is the

only thing they are good for, nor that there is nothing else in the toolbox

that will do the job, but simply to state that imperatives appear in some

way designed for the job of getting the hearer to do something.” (Jary &

Kissine, 2014:1)

„apabila bahasa adalah sebuah kotak alat, maka kalimat imperatif adalah

suatu alat yang kita gunakan ketika kita menginginkan pendengar untuk

melakukan sesuatu dan apa yang kita ingin dia lakukan, hal ini bukan

berarti mengatakan bahwa kegunaannya hanya untuk hal ini saja, bukan

pula menyatakan bahwa di dalam kotak alat itu tidak ada alat lain yang

bisa melakukan hal yang sama, tetapi hanya untuk menyatakan bahwa

imperatif kelihatannya memang dirancang untuk membuat pendengar

melakukan sesuatu.‟

Sesuai dengan pendapat Jary dan Kissine di atas Aikhenvald (2010:1)

menyatakan bahwa memang bukan hanya bentuk kalimat imperatif saja yang

dapat digunakan sebagai kalimat perintah, namun terdapat beberapa bentuk

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

18

kalimat lain yang ketika dituturkan memiliki makna imperatif, seperti kalimat

deklaratif dan interogatif. Oleh sebab itu Aikhenvald membedakan “imperative”

dan “command” dengan menyatakan bahwa imperative adalah sebuah kategori

dalam bahasa sedangkan command adalah parameter dalam dunia nyata (2010:2).

Lebih lanjut Jary dan Kissine (2014:21) menyatakan kalimat imperatif

sebagai “a sentence type whose prototypical function is the performance of

directive speech acts”, „tipe kalimat yang fungsi prototipikalnya adalah kinerja

tindak tutur direktif‟. Pernyataan ini didukung oleh Aikhenvald (2010:2) yang

menyatakan bahwa “imperative mood is the commonest way of expressing

commands in languages of the world, covering directive speech acts with their

multiple meanings”, „bentuk imperatif adalah bentuk paling umum untuk

mengekspresikan perintah dalam bahasa-bahasa di dunia, mencakup tindak tutur

direktif dengan makna yang bermacam-macam‟. Kemudian Aikhenvald (2010:3)

menambahkan pernyataannya dengan menjelaskan bahwa bentuk kalimat

imperatif adalah bentuk kalimat perintah yang paling baik, maknanya tidak hanya

berkutat pada perintah saja, bentuknya berbeda dengan bentuk pernyataan dan

pertanyaan, kalimat imperatif biasanya pendek dan bisa jadi tidak memiliki

pemarkah sama sekali.

Berdasarkan beberapa pernyataan dan pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa, kalimat imperatif adalah bentuk kalimat yang khusus dirancang untuk

menyatakan atau mengekspresikan sebuah perintah dan mencakup tindak tutur

direktif yang memiliki berbagai macam makna.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

19

1.7.3 Bentuk Kalimat Imperatif dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab

Menurut Quirk dkk. (1985:827-831) dan Shopen (2007:304-308) bentuk

kalimat imperatif dalam bahasa Inggris dibagi menjadi dua, yaitu Positive

Imperative „Kalimat Imperatif Positif‟ dan Negative Imperative „Kalimat

Imperatif Negatif‟. Kalimat imperatif positif adalah kalimat imperatif yang tidak

dimasuki oleh pemarkah negasi „not‟, partikel imperatif negatif „don‟t‟ atau „do‟

auxiliary yang diikuti negasi „not‟, dan partikel orang pertama jamak „let‟s‟ yang

diikuti negasi „not‟ dalam konstruksi kalimatnya dan digunakan sebagai perintah

kepada lawan tutur untuk melakukan sesuatu (Quirk dkk., 1985:827-830;

Alexander, 1988:195-199; Eastwood, 1994:21-23; Downing & Locke, 2006:191-

195). Kalimat imperatif positif terdiri dari: (1) kalimat imperatif tanpa subjek, (2)

kalimat imperatif dengan subjek. Sementara kalimat imperatif negatif adalah

kalimat imperatif yang dimasuki oleh partikel imperatif negatif don‟t, atau do

auxiliary yang diikuti negasi not (Davies, 1986), atau partikel orang pertama

jamak let‟s yang diikuti negasi not, kalimat ini digunakan sebagai perintah untuk

tidak melakukan sesuatu (1985; 1988; 1994; 2006).

Kalimat imperatif dalam bahasa Inggris bisa ditutup dengan period (.) atau

exclamation mark (!), hal ini dinyatakan oleh Saddleback Education dalam

Grammar & Usage, English in Context (2000:11) dan House & Harman dalam

Descriptive English Grammar (1950:14).

Jika dalam bahasa Inggris digunakan istilah kalimat imperatif positif dan

kalimat imperatif negatif, maka dalam bahasa Arab dikenal istilah kalām amar

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

20

(كالماالمر) dan kalām nahyi (كالمالنهي), keduanya merupakan salah satu dari bentuk

kalām ṭalabī ( طلبيكالم ) atau kalimat yang menghendaki terjadinya sesuatu yang

belum terjadi pada waktu kalimat itu diucapkan (Al-Jarim dan Amin, 2000:238).

Kalām amar adalah kalimat imperatif positif dan kalām nahyi adalah kalimat

imperatif negatif.

Lebih lanjut Ali Al-Jarim dan Muṣṭafa Amin (2000:246&263) menyatakan

bahwa kalām amar (االمر (كالم menggunakan beberapa bentuk redaksi, yaitu fi„il

amar, fi„il muḍāri‟ majzūm yang didahului dengan lām amar, isim fi„il amar, dan

maṣdar yang menggantikan fi„il amar. Sedangkan kalām nahyi (النهي hanya (كالم

menggunakan satu redaksi yaitu fi‟il muḍāri„ majzūm yang didahului lā nāhiyah.

Berdasarkan definisi-definisi yang telah disebutkan sebelumnya, maka

pada dasarnya kalimat imperatif dalam bahasa Inggris maupun bahasa Arab

memiliki maksud dan tujuan yang sama yaitu menghendaki terjadinya suatu

pekerjaan atau perbuatan yang dilakukan oleh pendengar.

1.8 Metode

Penelitian ini adalah penelitian kontrastif, yang artinya bahwa penelitian

dilakukan dengan cara mengkontraskan unsur-unsur bahasa dari dua bahasa yang

berbeda yaitu bahasa Inggris dan bahasa Arab. Unsur bahasa dari kedua bahasa

tersebut yang dipilih menjadi objek penelitian atau objek studi kontrastif ini

adalah pola kalimat imperatif. Dengan harapan perbedaan-perbedaan dan

persamaan-persamaan yang ada antara kalimat imperatif dalam bahasa Inggris dan

bahasa Arab dapat diidentifikasi dan dideskripsikan dengan baik.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

21

Agar lebih teratur dan sistematis, maka jalannya penelitian ini mengikuti

metode penelitian linguistik yang dikemukakan oleh Sudaryanto (1993:5) yang

menggolongkan metode penelitian berdasarkan pada tiga tahap upaya strategis

yang berurutan yaitu : 1) metode pengumpulan data, 2) metode analisis data, 3)

metode penyajian hasil analisis data. Berikut penjelasan bagaimana ketiga tahap

upaya strategis tersebut dilakukan.

1.8.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode simak dan

dilanjutkan dengan teknik catat (Sudaryanto, 1993:133-136). Metode simak

diterapkan dengan teknik simak bebas libat cakap atau observasi tidak

berpartisipasi. Data yang disimak berupa tuturan kalimat imperatif yang sudah

dituliskan. Setelah metode simak selesai, pengumpulan data dilanjutkan dengan

teknik catat yaitu menjaring data dengan mencatat hasil penyimakan data pada

kartu data, data yang dicatat adalah kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa

Arab yang telah disimak sebelumnya. Setelah itu, peneliti memberikan kode-kode

khusus terhadap data-data penelitian kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa

Arab yang telah dicatat pada kartu data guna mempermudah pencarian dari mana

data-data penelitian tersebut berasal, contoh: (E1) = (English 1) berarti data yang

diambil berasal dari buku tata bahasa Inggris yang pertama kali disimak dan

dicatat, kemudian (A2) = (Arabic 2) berarti data yang diambil berasal dari buku

tata bahasa Arab yang kedua disimak dan dicatat.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

22

Sumber data dalam penelitian ini adalah buku-buku tata bahasa. Data yang

berupa kalimat imperatif dalam bahasa Inggris diambil dari buku-buku tata bahasa

Inggris, yaitu: English Grammar A University Course (E1), Longman English

Grammar (E2), Oxford Guide to English Grammar (E3), dan A Comprehensive

Grammar of the English Language (E4), sedangkan data yang berupa kalimat

imperatif dalam bahasa Arab diambil dari buku-buku tata bahasa Arab, yaitu:

Modern Written Arabic: A Comprehensive Grammar (A1), Mulakhkhos Qawaid

al-Lughah al-„Arabiyah (A2), A Reference Grammar of Modern Standard Arabic

(A3), Lā TASKUT: Panduan Praktis Percakapan Bahasa Arab Kaidah Tata

Bahasa Fusha dan Amiyah (A4).

Data-data yang diambil dari sumber-sumber tersebut dibatasi sesuai

dengan kepentingan dan tujuan penelitian ini. Sumber data lain yang dianggap

penting demi memperkaya data juga dimanfaatkan yaitu dengan memanfaatkan

skripsi, tesis, disertasi, dan hasil-hasil penelitian yang berbahan penelitian kalimat

imperatif, sumber data lain ini hanya digunakan sebagai pembanding data-data

yang telah dikumpulkan penulis.

1.8.2 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan metode analisis kontrastif yang dikenal

dengan Friesian Approach (Fries, 1945:9; Choi, 1996:88). Dalam metode ini

terdapat dua tahap untuk menganalisis data, yaitu deskripsi dan perbandingan

(James, 1980:27) berikut penjelasannya: Pertama, Description „deskripsi‟, yang

dideskripsikan adalah objek data (pola kalimat imperatif) dalam kedua bahasa

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

23

yang dianalisis dengan menggunakan model deskripsi yang sama. Dalam

penelitian ini penulis mendeskripsikan pola kalimat imperatif dengan cara

membagi unsur-unsur fungsionalnya (subjek, predikat, objek, keterangan, dll.)

dan ditambahkan dengan identifikasi kategori untuk merumuskan pola kalimat.

Kedua, Comparison or Juxtaposition „perbandingan atau penjajaran‟, yang

dibandingkan adalah objek data yaitu pola dan unsur-unsur yang terdapat dalam

kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab untuk menemukan perbedaan

dan persamaan yang terdapat di dalamnya.

1.8.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Metode penyajian hasil analisis data terdiri atas dua metode yaitu metode

penyajian informal dan metode penyajian formal (Sudaryanto, 1993:145).

Penyajian hasil analisis data secara informal/verbal adalah penyajian hasil analisis

data dengan menggunakan kata-kata atau kalimat-kalimat, sedangkan penyajian

hasil analisis data formal/visual adalah penyajian hasil analisis data dengan

menggunakan tabel, diagram, bagan, gambar, dan grafik (Kesuma, 2007:71-72).

Adapun hasil penelitian tentang kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab

ini akan disajikan secara informal dan formal.

1.9 Sistematika Penyajian

Penelitian ini akan disajikan dalam lima bab, yaitu bab I berisi

pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan

sistematika penyajian. Bab II membahas bentuk gramatika kalimat imperatif

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114989/potongan/S2-2017... · kalimat imperatif bahasa Inggris dan bahasa Arab. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan

24

bahasa Inggris. Bab III membahas bentuk gramatika kalimat imperatif bahasa

Arab. Bab IV menyajikan perbedaan dan persamaan kalimat imperatif bahasa

Inggris dan bahasa Arab. Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan

saran.