bab i pendahuluan 1.1 latar...

24
1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Realisme magis merupakan salah satu istilah yang sering muncul dalam pembahasan sastra. Istilah yang mencuat dalam tiga dekade terakhir ini muncul sebagai genre yang menarik sekaligus problematik. Menarik berarti bahwa genre ini memiliki daya tarik yang luar biasa, sehingga mempengaruhi beberapa benua. Sementara itu, problematik dalam artian genre ini oleh beberapa kalangan dianggap masih sulit untuk dipahami. Donald L.Shaw dalam Hart dan Ouyang (2005) melacak sebuah tipe lain dari genealogi dalam wacana realisme magis, bahwa pada saat ini, mitoslah yang muncul sebagai topik utama secara berulang dalam sebuah karya tentang sebuah tatanan figur-figur penting. Ini bahkan terjadi pada tataran global, yakni pada bagian bahwa akhirnya realisme magis ini muncul di berbagai belahan dunia (khususnya negara dunia ketiga). Beberapa figur penulis yang diketahui memakai genre realisme magis pada awal-awal kemunculannya antara lain Gabriel Garica Marquez, Miguel Angel Asturias, Alejo Capentier. Mereka merupakan penulis-penulis dari Amerika Selatan. Akan tetapi, pada perjalanannya, muncul nama-nama non-Amerika Latin, seperti Salman Rushdie yang memiliki darah Asia Barat, dan Toni Morrison yang berasal dari Amerika Serikat.

Upload: tranhanh

Post on 06-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

1

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Realisme magis merupakan salah satu istilah yang sering muncul dalam

pembahasan sastra. Istilah yang mencuat dalam tiga dekade terakhir ini muncul

sebagai genre yang menarik sekaligus problematik. Menarik berarti bahwa genre

ini memiliki daya tarik yang luar biasa, sehingga mempengaruhi beberapa benua.

Sementara itu, problematik dalam artian genre ini oleh beberapa kalangan

dianggap masih sulit untuk dipahami.

Donald L.Shaw dalam Hart dan Ouyang (2005) melacak sebuah tipe lain

dari genealogi dalam wacana realisme magis, bahwa pada saat ini, mitoslah yang

muncul sebagai topik utama secara berulang dalam sebuah karya tentang sebuah

tatanan figur-figur penting. Ini bahkan terjadi pada tataran global, yakni pada

bagian bahwa akhirnya realisme magis ini muncul di berbagai belahan dunia

(khususnya negara dunia ketiga).

Beberapa figur penulis yang diketahui memakai genre realisme magis

pada awal-awal kemunculannya antara lain Gabriel Garica Marquez, Miguel

Angel Asturias, Alejo Capentier. Mereka merupakan penulis-penulis dari Amerika

Selatan. Akan tetapi, pada perjalanannya, muncul nama-nama non-Amerika Latin,

seperti Salman Rushdie yang memiliki darah Asia Barat, dan Toni Morrison yang

berasal dari Amerika Serikat.

Page 2: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

2

Toni Morrison kemudian menjadi pilihan bahasan dalam tesis ini karena

dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

tiga dekade terakhir, yang disebut sebagai salah satu penulis yang memasukkan

unsur realisme magis dalam karyanya. Beberapa karya Toni Morrison yang cukup

dikenal adalah The Bluest Eye (1970), Sula (1974), Song of Solomon (1977), Tar

Baby (1981), Beloved (1987), Jazz (1992), dan Paradise (1997).

Pemilihan novel Beloved sebagai objek material didasarkan pada adanya

pengakuan yang luas terhadap novel ini dari masyarakat di Amerika. Dibanding

novel-novel lain, novel inilah yang mendapat legitimasi resmi dari sebuah badan

resmi di Amerika, yakni Pulitzer untuk kategori fiksi atas novel ini pada tahun

1988. Berdasarkan fakta tersebut, peneliti berasumsi bahwa novel ini setidaknya

memiliki efek atau setidaknya bersinggungan langsung dengan masyarakat

Amerika secara riil.

Fakta tersebut kemudian juga diasumsikan sebagai salah satu indikasi

menunjukkan bahwa realisme magis bukan lagi suatu wacana atau genre yang

terikat pada aspek teritorial. Sebagai catatan, realisme magis dalam sastra

sebelumnya lebih akrab dengan kalangan penulis Amerika Tengah dan Selatan,

serta biasa berkutat dalam konteks pascakolonialisme.

Novel Beloved, yang dipublikasikan pada tahun 1987 ini diciptakan oleh

seorang penulis yang lahir, dibesarkan, dan hidup di Amerika Serikat. Morrison

tepatnya lahir di Ohio. Beranjak dari landasan inilah, peneliti berasumsi bahwa

masalah kewilayahan bukan lagi faktor utama yang menjadi alasan utama

penggunaan realisme magis dalam novel ini.

Page 3: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

3

Novel ini memuat mitos yang berkembang dalam masyarakat kulit hitam

di Amerika yang juga akrab disebut sebagai Afrika-Amerika. Sang pengarang,

Toni Morrison menggunakan latar waktu sekitar tahun 1860-1870-an, pada masa

perbudakan. Perbudakan di Amerika, hingga kini merupakan bahasan yang masuk

ke dalam kerangka relasi rasial, antara masyarakat kulit putih dan kulit hitam.

Relasi hitam dan putih inilah yang juga akan dijadikan konteks pembahasan mitos

dalam penelitian ini, karena mitos yang dimunculkan dalam novel tersebut ada

dalam kehidupan masyarakat kulit hitam. Segala sesuatu yang berhubungan

dengan hal non-empiris, atau irasional, seperti mitos, mistis, takhayul, yang ada di

dalam masyarakat kulit hitam selalu berjalan berseberangan dengan

perkembangan kebudayaan Amerika yang notabene didominasi oleh kebudayaan

ras kulit putih. Sebagai catatan, sejarah Amerika menunjukkan adanya sejumlah

istilah yang muncul dalam kehidupan di negara tersebut sebagai salah satu bentuk

segregasi spiritual atau religi, seperti black religion, black curch, dan black faith,

dan sempat muncul pula istilah white christianism.

Morrison, sebagaimana terlihat dari Beloved, tidak terlepas dari

kompleksitas yang muncul di Amerika tersebut. Menurut Maggie Ann Bowers

(2004: 55), identitas Morrison sebagai wanita kulit hitam, dengan latar belakang

kehidupan Amerika, secara spesifik mendorongnya memunculkan memori tentang

hubungan (persilangan) budaya Afrika-Amerika untuk membangun sebuah sense

di komunitas Afrika Amerika pada masa krisis, ketika mayoritas populasi Afro-

Amerika, menurutnya, berada dalam kondisi miskin baik secara ekonomis

maupun spiritual.

Page 4: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

4

Pemunculan unsur mitos masyarakat kulit hitam, yang juga ada dalam

karya yang akhirnya sukses berada di dalam masyarakat Amerika dan dominasi

kulit putihnya, serta kemungkinan adanya motif-motif lain, seperti kritik politik

ataupun sosial Morrison di novel Beloved inilah yang membuat peneliti tertarik

untuk melakukan pembahasan secara komprehensif.

Alasan lain pemilihan pembahasan realisme magis dalam Beloved adalah

kebaruan dari penelitian. Novel Beloved merupakan novel yang jamak dipilih

sebagai objek material. Bahkan , pembahasan secara komprehensif dalam sebuah

karya ilmiah tesis maupun buku yang memiliki bobot kedalaman analitis tertentu

belum ditemukan oleh peneliti. Tren pembahasan novel Beloved selama ini lebih

condong pada pembahasan dari perspektif gender.

Untuk menganalisis realisme magis dalam novel ini, peneliti

menggunakan teori naratif yang diformulasikan oleh Wendy B.Faris. Teori ini,

menurut peneliti, cukup adekuat untuk dijadikan pijakan sekaligus alat analisis

dalam penelitian ini. Penjelasan tentang definisi dan pembagian elemen yang

menjadi struktur realisme magis yang diformulasikan oleh Faris detail dan

aplikatif.

1.2 Perumusan Masalah

Amerika sering mengklaim diri mereka sebagai sebuah negara yag paling

demokratis, dan memiliki pengaruh yang kuat dalam hal arus modernitas. Meski,

pada faktanya polaritas hitam dan putih dalam segala aspek kehidupan masih ada,

dan putih hampir selalu dalam posisi yang dominan atau lebih tinggi.

Page 5: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

5

Beloved, di sisi lain, mengangkat mitologi dalam masyarakat kulit hitam.

Dengan demikian, novel ini, jika dilihat dari tema dan bahasan di dalamnya,

seharusnya tidak bisa mencapai posisi bisa diterima oleh masyarakat Amerika.

Akan tapi, pada kenyataannya novel ini kemudian dapat diterima secara luas,

bahkan mendapat pengakuan dari masyarakat, dengan adanya legitimasi Pulitzer.

Adanya kemungkinan perubahan korelasi atau struktur hitam dan putih di

Amerika inilah yang menurut peneliti layak untuk dijadikan permasalahan, demi

adanya pijakan penelitian.

Untuk membahas masalah ini, peneliti merangkum arahan analisis

permasalahan menjadi sejumlah pertanyaan berikut ini.

1. a. Bagaimana magis dan riil itu dinarasikan dalam novel Beloved?

b. Bagaimana hubungan elemen magis dan realisme dalam

keseluruhan novel Beloved?

2. Bagaimana konteks sosial dan budaya serta ideologis, diskursif dari

novel tersebut sesuai dengan lokasi geografis karya itu berasal?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi lain dalam

pembelajaran sastra dan budaya. Pembahasan realisme magis dalam novel

dianggap penting sebagai pengayaan sastra modern, khususnya sastra barat.

Pasalnya, secara umum, pembahasan sastra berbahasa Inggris yang menggunakan

realisme magis, juga masih terbilang minim.

Page 6: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

6

Padahal, pada dasarnya, pembahasan sastra baik asing maupun Indonesia

sangat memerlukan pemutakhiran tentang tren dan wacana yang berkembang,

karena pada faktanya, sastra dan studi budaya berkembang secara global. Secara

lebih umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi elemen pembangun

atau mungkin acuan komparasi bagi penelitian lain, tak terkecuali penelitian sastra

Indonesia.

1.4 Tinjauan Pustaka

Sebagai sebuah novel kanon, yang mendapat pengakuan dan apresiasi luas

dari komunitas sastra maupun masyarakat luas, khususnya di Amerika Serikat,

novel Beloved bukan merupakan objek material yang asing bagi peneliti serta

penulis di berbagai belahan dunia. Ada banyak buku yang memasukkan novel ini

sebagai salah satu sumber bahasan yang digunakan dalam buku-buku tersebut.

Berdasarkan penelusuran penulis dari berbagai sumber kepustakaan,

termasuk sumber online, ada cukup banyak karya buku maupun tulisan akademik

yang membahas tentang novel ini. Sandy Alexandre membahas tentang gender

dan kekerasan dalam artikelnya berjudul From the Same Tree: Gender and

Iconography in Representations of Violence in Beloved yang diterbitkan dalam

Journal of Women in Culture and Society pada tahun 2011. Artikel selanjutnya

ditulis oleh Florian Bast, dengan judul Reading Red: The Troping of Trauma in

Toni Morrison's Beloved dalam jurnal yang sama. Herman Beavers

mengetengahkan studi komparatif dalam artikelnya Cleaving the Body Politic:

Page 7: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

7

The Rhetorics of Mediation and Meditation in Ralph Ellison's Invisible Man and

Toni Morrison's Belove" ,alam Foreign Literature Studies tahun 2011.

Beatrice McKinsey membahas tema cinta dalam artikelnya The

Measurement of Love in Toni Morrison's Beloved melalui Publications of the

Mississippi Philological Association, pada tahun 2011. Perspektif gender

digunakan Amanda Putnam dalam "Mothering Violence: Ferocious Female

Resistance in Toni Morrison's the Bluest Eye, Sula, Beloved, and a Mercy," pada

tahun 2012 dalam buku “Talking in Circles: Multiple Narrators, Multiple

Truths”. Mark Sandy juga melansir artikel berjudul “Cut by Rainbow": Tales,

Tellers, and Reimagining Wordsworth's Pastoral Poetics in Toni Morrison's

Beloved and a Mercy." pada tahun 2011.

Artikel-artikel tersebut memang sudah membahas Beloved dari berbagai

segi. Akan tetapi, kebanyakan hanya berkutat pada isu seputar sosial, gender, dan

politik. Tak ada jurnal yang membahas realisme magis secara komprehensif.

Selain itu, pembahasan dalam jurnal cenderung sangat terbatas karena tidak

adanya ruang tulis yang mencukupi.

Harold Bloom (2009) juga membuat sebuah buku yang berupa kompilasi

artikel sebagai berikut Putting “His Story Next to Hers”: Choice, Agency, and

the Structure of Beloved oleh Steven V. Daniels. To Love and Be Loved:

Considering Black Masculinity and the Misandric Impulse in Toni Morrison’s

Beloved ditulis Nancy Kang. The Mother-Daughter Àjé Relationship in Toni

Morrison’s Beloved, Teresa N. Washington. Ten Minutes for Seven Letters:

Reading Beloved’s Epitaph ditulis oleh Jeffrey Andrew Weinstock. Derogatory

Page 8: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

8

Images of Sex: The Black Woman and Her Plight in Toni Morrison’s Beloved

ditulis oleh Reginald Watson. Terakhir, What We Talk About When We Talk

About Beloved ditulis oleh Dean Franco.

Selain artikel-artikel tersebut, berbagai macam buku banyak membahas

tentang Beloved sebagai objek utama mereka. Salah satu buku yang membahas

tentang novel ini adalah buku karangan Mary Robinson, dan Kris Fulkerson

berjudul Cliff Note’s: Toni Morrison’s Beloved. Buku ini membahas tentang

Beloved secara terperinci, namun cenderung tidak mendalam karena segmentasi

yang dipatok oleh buku ini adalah pembaca pemula. Buku ini mengarahkan

bahasannya pada analisis struktur dan penokohan secara sederhana.

Justine Tally (2009) dalam bukunya Toni Morrison’s Beloved: Origin

membahas secara lebih mendalam novel Beloved. Tally membahas tentang

sejumlah sumber-sumber mitologis dari novel tersebut. buku tersebut menelusuri

sejumlah indikasi adanya penggunaan sumber-sumber mitologi Afrika maupun

Yunani, termasuk numerologi yang digunakan dalam novel tersebut.

Pembahasan yang dilakukan dalam buku tersebut terbilang dalam dan

teliti. Akan tetapi, buku tersebut tidak menyentuh pada realisme magis dan adanya

kemungkinan ktitik sosial dalam karya Toni Morrison ini. Sementara, Beloved

memiliki kaitan yang cukup erat dengan konteks sosial, ideologis, maupun

diskursif. Akan tetapi, buku ini tetap merupakan referensi yang berharga karena

menyodorkan dokumen-dokumen yang memuat adanya keterkaitan teks dengan

sistem mitos dari peradaban yang jauh ada sebelumnya.

Page 9: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

9

Buku lain membahas tentang relasi ibu dan anak (motherhood) dalam

novel Beloved. Buku buku berjudul Love And Motherhood In Toni Morrison's

Beloved, oleh Zita Rarastesa (2011), mendiskusikan tentang penindasan yang

dialami oleh perempuan, yang bermuara pada seksisme, rasisme, and kelasisme.

Akan tetapi, Beloved juga diyakini mampu membuat pembaca dapat melihat

bahwa tidak semua orang kulit hitam adalah korban penindasan dan tidak semua

orang kulit putih adalah penindas.

Pembahasan tentang Toni Morrison pernah dilakukan di lingkup

Universitas Gadjah Mada, dalam sebuah disertasi yang disusun oleh Sri

Herminigrum (2010), dengan judul Pembentukan Karakter Budaya Amerika

melalui perempuan Afrika Amerika: Kajian Novel-novel Toni Morrison. Penulis

yang sama juga membahas Toni Morrison dalam artikel di jurnal Humaniora

volume 3. 2010 dengan judul Four Criteria for labelling Black Women and

Theira Community as ‘Others’ in Toni Morrison’s Novels. Beloved merupakan

salah satu objek material yang dipakai dalam disertasi dan artikel tersebut.

Herminingrum, dalam disertasinya, menganalisis delapan novel sebagai

objek material, yakni The Bluest Eye (1970), Sula (1973), Song Solomon (1977),

Tar Baby (1981), Beloved (1987), Jazz (1992), Paradise (1997) dan Love (2003).

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap data-data yang ada di dalam dan di

luar objek material itu, menghasilkan kesimpulan bahwa ada empat kelompok

perempuan Afrika-Amerika yang tercermin dari novel tersebut. secara lebih

spesifik, karakter-karakter perempuan yang ada di dalam Beloved mencerminkan

tipe kelompok tersendiri, yakni kelompok perempuan yang menjadi korban

Page 10: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

10

kemanusiaan perbudakan. Perempuan digambarkan sebagai korban eksploitasi,

serta menjadi subjek segregasi dan stereotip. Hasil yang disodorkan dalam jurnal

oleh Herminingrum menghasilkan output penelitian yang kurang lebih sama.

Berbeda dengan disertasi dan artikel tersebut yang lebih pada pengkajian

budaya dan kondisi riil masyarakat Amerika, penelitian ini akan berfokus lebih

kepada novel tersebut dan memandangnya sebagai sebuah produk sastra, serta

dikaitkan dengan mitos dan realisme magis.

Disertasi dan artikel yang diterbitkan tersebut memiliki menggunakan

pendekatan interdisipliner yang menggabungkan gender, seksualitas, ras dan

etnisitas, dan memandang dari perspektif sosiohistoris. Pendekatan dan perspektif

ini terbilang adekuat untuk menyediakan hasil yang komprehensif dalam

pembahasan ranah studi Amerika. Akan tetapi, dalam memosisikan Beloved

sebagai sebuah karya sastra, masih ada lubang-lubang yang harus diisi, karena

Beloved memiliki beberapa karakter khusus yang tidak banyak terdapat dalam

karya lain, yakni realisme magis.

Aspek gender dan sosiohistoris cenderung mengesampingkan posisi novel

sebagai sebuah karya realisme magis. Padahal, Toni Morrison merupakan penulis

Amerika Serikat yang paling luas diakui telah menghasilkan karya realisme

magis. Genre realisme magis ini juga memiliki beberapa poin penting, yang

membutuhkan perhatian secara lebih, antara lain soal metodenya yang cenderung

inkonvensional maupun keterikatannya yang erat dengan aspek politis maupun

wacana global, seperti pascakolonial.

Page 11: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

11

Permbahasan realisme magis dalam Beloved disebut dalam berbagai buku

referensi realisme magis. Buku-buku itu antara oleh Wendy B. Faris, Ordinary

Enchantments: Magical Realism and the Remystification of Narrative (2004),

Maggie Ann Bowers’s study, Magic(al) Realism, Stephen M. Hart dan Wen Chin-

Ouyang dalam buku A Companion To Magical Realism juga menyinggung Toni

Moorrison dan Beloved. Buku lainnya yang juga menyebut tentang Beloved

adaadalah karya Lois Parkinson Zamora dalam The Usable Past: The Imagination

of History in Recent Fiction of the Americas.

Buku-buku tersebut memang membahas tentang Beloved dalam kerangka

realisme magis. Namun, tidak ada satu pun yang membahas secara komprehensif

tentang dan mendalam novel ini. Oleh karena itu, peneliti menggunakan objek

Beloved dengan berfokus pada realisme magis.

1.5 Landasan Teori

1.5.1 Realisme Magis dan Fantasi

Ketika novel-novel dengan metode naratif muncul pada periode pasca-

Marquez, maka secara bertahap pula muncul perluasan parameter-parameter

tentang realisme magis. Pada awalnya, teorisasi kritis terhadap karya realisme

magis hanya berfokus pada ranah teknis. Pada tahun 1980-an , teorisasi kritis ini

kemudian berfokus pada cara realisme magis menghadirkan praktik sosial dan

ideologi, serta berinteraksi dengan masalah-masalah yang menjadi kebalikan dari

teori pascakolonial.

Page 12: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

12

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah seputar adanya dua

kemungkinan, yakni pertama realisme magis yang begitu berhasil dalam

bermigrasi ke berbagai bentuk kultur, atau, kedua, karena ini adalah bahasa yang

paling baik atau memungkinkan untuk digunakan sebagai efek dari munculnya

dunia pascakolonial. Salah satu alasannya adalah karena kemampuan (realisme

magis) untuk menampakkan/ mengutarakan sebuah dunia yang dipecah-pecah,

terdistorsi dan dibuat tidak kredibel oleh pergeseran/ pemindahan kultural. Ini

berkaitan dengan wacana pascakolonial.

Menurut Elleke Boehmer (dalam Hart dan Ouyang, 2005), sebagaimana

para penulis di Amerika Selatan, para penulis pascakolonial yang menulis dalam

bahasa Inggris memadukan antara supranatural yang diambil dari budaya

kolonialis untuk mewakili budaya-budaya yang secara berulang-ulang diguncang

oleh invasi, okupasi, dan korupsi politis. Efek magis digunakan untuk menggugat

kebodohan (hal-hal) tidak masuk diakal dan segala konsekuensinya. Ini sejalan

dengan pendapat Jean-Pierre Durix mengutarakan bahwa kekuatan imperialistik

bukan hanya merampas teritorial dan kemakmuran dari masyarakat koloni tetapi

juga imajinasi mereka.

Wacana realisme magis bisa bermigrasi dari Amerika Selatan sampai ke

berbagai kultur di berbagai belahan dunia lebih karena heterogenitas intrinsiknya,

bukan karena sinkretismenya. Bagi para penulis dari negara yang berhasil lepas

dari cengkeraman kolonialisme, realisme menawarkan sebuah idiom sastrawi

yang merefleksikan tensi politis yang liar, yang didampingi oleh perkembangan

Page 13: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

13

terhadap kebangsaan, khususnya pada tahun 1980-1990, ketika realisme magis

mengglobal.

Seiring dengan perkembangan realisme magis, dari sastra sampai film,

dari sastra global, arstistik sampai lanskap visual, sampai yang berkaitan dengan

pascamodernisme, pascakolonialisme, istilah ini semakin sulit untuk dibakukan,

baik dari sudut pandang estetis maupun politis. Magis bisa diartikan sebagai

segala sesuatu yang menolak empirisme termasuk kepercayaan beragama,

takhyul, mitos, legenda, dan voodoo, ataupun hal yang fantatik ‘misterius’ dan

‘ajaib’. Realisme, dilihat dari perspektif magis, adalah salah satu dari sekian cara

untuk memahami realitas di luar matriks yang pada saat ini diremehkan

/dipandang rendah oleh realisme konvensional. (Hart dan Ouyang, 2005: 3). Hal

yang perlu diperhatikan adalah Realisme magis menolak untuk

dipandang/dipadankan dengan fantasi karena klaim terhadap sebuah teritori yang

terpisah di sisi dan karena aspirasinya pada sastra dan politik radikal, yang

kemudian menjelaskan (perbedaan) antara sastra dan fiksi populer.

Tabel . Perbedaan dan persamaan teks realisme magis dan fantasi

Aspek Realisme Magis Fantasi

Lokasi Realitas Neverland (antah berantah)

Politik - Didorong oleh hasrat untuk bergumul dengan realitas

dan sistem epistemologis di tempat untuk

mengetahuinya

- Untuk melampaui yang di sini dan sekarang, dan

mengimajinasikan sebuah dunia alternatif

Page 14: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

14

Beberapa fitur tematik yang muncul dalam perkembangan realisme magis di

negara-negara Amerika Latin antara lain (1) penggunaan mitos dan legenda, (2)

Referensi magis dan supranatural, (3) inklusi heteroginitas etnik dan kultural (4)

keberadaan hutan dan fauna yang melimpah, yang sering kali dijelaskan dalam

bentuk fantastik, (5) pengaduan tentang ketidakadilan sosial dan kriminalitas,

yang dipupuk oleh minimnya hukum yang efektif dalam wilayah itu, dan

kesewenang-wenangan administrasi politis pada dua sisi tersebut.

1.5.2 Karakteristik Realisme Magis

Wendy B. Faris (2004) menjelaskan bahwa definisi realism magis tertuang

dalam lima karakterisik, yakni irreducible element (elemen yang tak tereduksi),

phenomenal World (dunia yang fenomenal), unsettling doubt (keraguan yang tak

terpelesaikan, merging realms (alam yang bercampur), dan disruption of time,

space, and identity (disrupsi waktu, ruang, dan identitas). Elemen yang tidak

dapat direduksi adalah sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dengan hukum semesta

sebagaimana yang telah diformulasikan oleh wacana berbasis empirisme barat,

yang ditentukan berdasarkan pada “logika”, pengetahuan yang familier, atau

kepercayaan yang diwarisi. Oleh karena itu, pembaca memiliki kesulitan untuk

menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan tentang status peristiwa dan karakter dari

fiksi semacam ini (realisme magis).

Sebagai suatu yang, “yang diberikan, diterima, namun tidak dijelaskan.”

Suara (voice) naratif menampilkan sebuah peristiwa yang tidak biasa—magis—

yang tidak dapat diterima oleh persepsi indrawi, dengan cara yang sama yang lain,

Page 15: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

15

peristiwa biasa diceritakan. Cerita tersebut sering kali melibatkan deskripsi-

deskripsi fenomena yang tidak diartikualiskan dalam detail atau benar-benar

terintegrasi dengan realitas sehari-hari dalam tradisi naratif yang lain—mitos,

religius, folklor. Elemen ini melampaui konsep uncanny (aneh), yang menurut

penjelasan Todorov, keluar sebagai elemen insidental dalam berbagai jenis naratif.

Menurut Amaryll Chanady dalam Faris (2004) , ketika penulis tersirat itu

terpelajar menurut norma-norma konvensional kita tentang alasan dan logika,

sehingga bisa mengenali supranatural sebagai lawan dari hukum alam, dia

berusaha untuk menerima pandangan dunia dari sebuah kultur untuk

menjelaskannya. Sang penulis menghapus antinomi (sifat yang berlawanan)

antara yang natural dan yang supernatural pada tingkatan interpretasi tekstual,

sementara pembaca, yang mengenali dua kode logika yang bertentangan pada

tingkatan semantik, menunda atau menghentikan anggapannya tentang apa yang

rasional dan yang irasional dalam dunia fiksi.

Elemen yang tak tereduksi ini terasimilasi dengan baik dalam lingkungan

tekstual yang realitstik jarang sekali bisa menyebabkan adanya komentar oleh

narator atau tokoh, yang menjadi model (contoh) penerimaan (magis) bagi

pembaca. Meskipun, secara paradoksal, karena mereka juga sering kali tidak bisa

mengejutkan pembaca dan ekspektasi realistis mereka, mereka kadang

mengatakan “I EKsist (Saya ada)”, “I Stick Out (Saya bertahan)”, yang mendekati

gaya eksistensial.

Singkatnya, menurut Faris, teks tersebut menolak untuk diasimilasikan

secara keseluruhan dengan realisme mereka; teks tersebut tidak mengejutkan

Page 16: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

16

secara brutal, tetapi ia juga tidak meleleh (menyatu dengan lembut), jadi ia

“seperti butir-butir pasir dalam tiram” dalam realisme itu. Dan karena ia

mengganggu kebiasaan membaca, butiran-butiran yang tidak tereduksi itu

meningkatkan partisipasi dari pembaca, berkontribusi pada proliferasi posmodern

dari teks-teks tertulis, teks-teks yang juga diciptakan oleh pembaca.

Peristiwa atau gambaran-gambaran magis bersinar/ memikat dari dalam

matriks realitas, menggarisbawahi isu sentral dalam teks tersebut. Dalam realisme

magis, realitas yang digambarkan sebagai sesuatu yang kasar, sering kali digaris

bawahi karena orang biasa bereaksi terhadap kejadian-kejadian magis, suatu

keadaan yang menormalisasikan peristiwa magis namun juga defamiliarisasi,

garis bawah, atau mengkritik aspek luar biasa dari The Real. Magis juga

memungkinkan munculnya komentar dan satire politik.

Sisi magis tumbuh secara hampir tak kelihatan di luar the real, dan narator

tidak menunjukkan adanya kejutan, dengan hasil bahwa elemen kejutan itu ke

dalam sejarah yang akan kita saksikan, yang memastikan adanya kejutan.

Karakteristik kedua dari realisme magis adalah deskripsinya menceritakan tentang

pajang lebar atau memberikan gambaran rinci tentang kehadiran yang meyakinkan

atas sebuah dunia yang fenomenal. Inilah yang menjadi realisme dalam realisme

magis, yang membedakannya dari fantasi dan alegori. Deskripsi realistik

menciptakan sebuah dunia fiksi yang menyerupai dunia yang kita tempati, sering

kali dengan penggunaan detail yang panjang lebar. Di satu sisi, perhatian pada

detail indrawi ini meneruskan sekaligus memperbarui tradisi realistik. Pada sisi

lain, sebagai tambahan dari memasukkan peristiwa-peristiwa magis, fiksi realisme

Page 17: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

17

magis memasukkan detail magis yang membangkitkan minat/ penuh intrik.

Karena detail-detail magis ini mewakili sebuah keberangkatan yang jelas dari

realisme, detail ini dibebaskan dari perspektif Barthesian yang mempertanyakan

tentang mimesis spesifik lokasi dari realisme. Roland Barthes bahwa realisme

memberikan detail-detail dengan efek realitas, yang menyampaikan tidak hanya

informasi tertentu, namun juga ide bahwa cerita tersebut riil. Sebagai tambahan

pada pemroyeksian pesan tersebut dengan deskripsi yang detail, detail-detail tak

tereduksi dari realisme magis dapat menuju ke arah berlawanan, menandakan

bahwa ini mungkin imajiner. Kesan bahwa yang magis tumbuh di dalam yang

nyata ini pertama kali diartikulasikan oleh Franz Roh dalam pembahsasannya

tentang realisme magis dalam lukisan: “Dengan kata ‘magis’, sebagai lawan dari

kata ‘mistis’ saya berharap bisa menunjukkan bahwa misteri tidak tutun/ keluar

dari dunia yang diwakilinya., tetapi lebih pada bersembunyi dan berdenyut di

belakang dunia itu”.

Contoh dari fenomena percampuran ini adalah bagaimana peristiwa magis

biasanya secara tekstual dibuat membumi dalam sebuah fakta yang secara realistis

tradisional atau bahka eksplisit. Sebagaimana dikatakan Brenda Cooper (1998:

36), “yang misterius, merangsang indera, yang tidak diketahui, dan tidak dapat

diketahui tidak ada di dalam sub teks, sebagaimana dalam penulisan realistik,

melainkan berbagi ruang fiksi dengan sejarah”.

Sebagai contoh, ketika menulis ulang sejarah Amerika Latin dalam

Macondo, Gabriel Garcia Marquez memasukkan sebuah pembantaian yang sudah

dihapus dari catatan publik. Ini merupakan elemen yang berbeda dari komponen

Page 18: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

18

mitologis yang ada dalam cerita-cerita itu, meskipun mereka memiliki kaitan satu

sama lain. Kombinasi antara peritiwa-peristiwa sejarah dengan mitos memberikan

bukti bahwa keduanya merupakan aspek esensial dalam memori kolektif kita.

Elemen ketiga adalah Unsettling Doubts (keraguan yang meresahkan/ tak

terpecahkan). Kualitas selanjutnya ealisme magis adalah bahwa sebelum

mengategorikan elemen tak tereduksi tersebut sebagai sesuatu yang tak bisa

tereduksi, pembaca mungkin akan berada dalam keraguan antara dua pemahaman

kontradiktif tentang peristiwa-peristiwa yang ada di dalamnya dan kini mereka

mengalami keragu-raguan yang meresahkan. Pertanyaan tentang keyakinan adalah

suatu yang penting dalam hal ini. keragu-raguan biasanya muncul dari adanya

perbenturan implisit antara sistem kulturan yang ada di dalam naratif (yang

bergerak ke arah kepercayaan dalam fenomena ekstrasensori namun bercerita dari

perspektif post-Enlightenment (pascapencerahan) dan dalam mode realistik yang

secara tradisional mengeksklusi mereka. Dan karena sistem kepercayaan secara

jelas berbeda antara satu dengan yang lainnya, maka beberapa pembaca mungkin

akan mengalami keragu-raguan yang lebih sedikit dibanding yang lainnya,

tergantung pada kepercayaan dan tradisi naratif mereka. Meski demikian, realisme

magis sedikit banyak dicakup oleh formulasi tentang fantastik Tvetan Todorov,

yang menganggap bahwa dalam sebuah cerita pembaca mungkin merasa ragu-

ragu antara sesuatu yang aneh (uncanny), yakni ketika sebuah peristiwa dapat

dijelaskan dengan hukum-hukum alam semesta yang kita ketahui, dan yang

menakjubkan (marvellous), yakni ketika sebuah peristiwa hanya dalam dijelaskan

dengan perubahan dalam hukum-hukum alam terebut. Dengan kata lain, realisme

Page 19: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

19

magis memperluas realitas fiksi untuk memasukkan peristiwa-peristiwa yang

biasa kita sebut sebagai magis dalam realisme.

Sekilas, pengertian tersebut memang terdengar sangat sederhana, tetapi ini

bukan hal sepele karena ada banyak variasi yang muncul. Keragu-raguan justru

bisa mengaburkan elemen yang tak tereduksi, yang mungkin menyebabkan

adanya kemungkinan perbedaan penerimaan (pemahaman). Keraguan pembaca

daerah Barat pada seringkali berada di antara pemahaman bahwa sebuah peristiwa

berada di wilayah mimpi tokoh atau halusinasi, dan alternatifnya adalah

menganggap itu sebagai keajaiban.

Adegan dalam realisme magis mungkin saja terlihat seperti mimpi, tetapi

mereka sama sekali bukan mimpi dan teks tersebut mungkin merangsang kita

untuk mengooptasi mereka dengan mengategorikan mereka sebagai mimpi, atau

melarang kooptasi itu. Narasi realisme magis hampir seperti memunculkan

kemungkinan untuk menginterpretasikan apa yang mereka ceritakan sebagai

sebuah mimpi untuk mencegah interpretasi itu, setelah sebelumnya

memperdengarkannya sebagai sebuah kemungkinan. Strategi ini, selain

meredakan kebimbangan pembaca, tapi juga mengundang mereka menjadi ada,

menyebabkan pembaca memiliki keraguan.

Ada banyak kasus yang membuat magis dalam realisme magis jelas

terlihat dan kita hampir tidak merasakan keraguan, penerimaan narator

memperagakan penerimaan kita (pembaca) akan teks tersebut, ini merupakan

salah satu strategi yang akan dibicarakan lebih lanjut pada bab III soal teknik-

teknik naratif. Strategi lain yang memungkinkan bagi pembaca adalah

Page 20: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

20

menginterpretasikan sebuah contoh magis tertentu dalam sebuah fiksi realis,

sebagai sesuatu yang tidak lebih dari alegori.

Elemen keempat yang mendefinisikan realisme magis adalah adanya

dunia yang digabungkan/ dileburkan). Dalam tataran kultural historis, realisme

magis sering kali menggabungkan/ meleburkan dunia yang kuno atau tradisional

(dan bahkan kadang yang primitif) dengan dunia modern. Secara ontologis, di

dalam teks, realisme magis menyatukan antara yang magis dengan yang material.

Secara umum, ia menggabungkan realisme dan fantasi. Dengan kata lain, banyak

teks realisme magis “penglihatan terjadi jika Anda dapat menyelundupkan diri

Anda sendiri di antara (dua) dunia, dunia orang biasa dan dunia para penyihir”.

Visi (penglihatan) magis realis ada pada persimpangan dua dunia, pada

titik imajiner di dalam sebuah cermin dua sisi yang merefleksikan ke dua arah.

Hantu dan teks, atau orang dan kata-kata yang tampak berhantu, menghuni cermin

dua sisi ini, sering kali terletak di antara dua dunia yakni kehidupan dan kematian;

mereka memperluas persimpangan tersebut di mana sejumlah fiksi realis yang

magis ada. Dari perspektif metafisik, jika fiksi lelah dengan dunia ini, maka

mungkin teks-teks itu akan menciptakan sesuatu yang berseberangan yang bisa

menumpahkan (kelelahan) mereka, sehingga mereka melanjutkan kehidupan di

luar kuburan.

Adanya cara yang tak termediasi dalam menghadirkan realitas yang

berbeda ini membuat realisme magis juga mengaburkan batasan antara fakta dan

fiksi, sebuah karakteristik lain yang menempatkan realisme magis dalam

pascamodernisme.

Page 21: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

21

Terakhir adalah elemen dalam definisi Disruption of Time, Space, and

Identitiy (Gangguan atas waktu, ruang dan identitas). Sebagai kelanjutan dari

penggabungan dua dunia yang yang terpisah, fiksi-fiksi realisme magis

mengganggu ide yang diakui (masyarakat) tentang waktu, ruang, dan identitas.

Sebagai contoh, dalam One Hundred Years of Solitude, logika umum/ lazim

tentang waktu ketika memunculkan adanya hujan yang turun selama “empat

tahun, tujuh bulan, dan dua hari”, sebuah wabah isomnia yang menghapus masa

lalu dan arti dari kata-kata, serta sebuah ruangan yang “selalu bulan Maret dan

selalu Senin”.

Seperti halnya karya-karya Gothic pada abad ke-19, banyak tulisan fiksi

realisme magis melampirkan gambaran-gambaran ritual atau nyaris sakral, namun

ruang-ruang sakral ini tidak kedap air (tertutup). Narasi magisnya membanjiri

seluruh teks dan dunia yang digambarkan oleh teks tersebut, sebagaimana realitas

eksterior itu meresapi mereka.

Realisme magis tidak hanya bereorientasi pada kebiasaan kita pada waktu

atau ruang, tetapi juga pada nalar tentang identitas. Asal-usul multivocal naratif

dan hibriditas kultural yang mencirikan realisme magis meluas sampai karakter-

karakternya, yang mengarah pada multiplisitas radikal. Sering kali, multiple

identity yang ada (dalam realisme magis) merupakan sesuatu yang terkonstruksi.

1.6 Hipotesis Penelitian

Salah satu ciri realisme magis yang hadir dalam narasi adalah bahwa

magis yang ada di dalam novel dinarasikan dalam melalui teks yang

Page 22: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

22

mengaplikasikan teknik-teknik realisme. Dengan demikian, dalam sebuah karya

sudah karya akan didapati elemen magis dan elemen riil. Secara teoretik, elemen

magis yang ada di dalam novel tersebut tetap akan dekat dengan bumi karena

dalam posisi yang simultan, realisme menjadi jangkar bagi magis, agar magis

tidak melambung dan menjadi fantasi. Berdasarkan penelusuran masing-masing

elemen tersebut, gradasi dari kadar realisme magis dalam novel Beloved akan

terlihat. Konteks sosial, ideologis, maupun diskursif seusai dengan yang ada di

lokasi geografis novel tersebut.

1.7 Metode Penelitian

Untuk melakukan pembuktian dari hipotesis tersebut, peneliti melakukan

langkah penelitian yang secara garis besar terdiri dari dua proses utama, yakni

pengumpulan data dan pengolahan data, sesuai kaidah-kaidah yang ada dalam

teori.

1.7.1 Pengumpulan Data

Data-data terkait pertanyaan pertama dalam perumusan masalah berupa

teks yang ada di dalam novel. Ini merupakan data primer dalam penelitian ini.

Data primer tersebut terdiri dari teks-teks yang akan diklasifikasikan ke dalam

elemen-elemen magis dan elemen riil dalam novel. Data primer ini tersebut

dikategorikan sesuai karakteristiknya, yakni mencari data magis yang memiliki

elemen tak tereduksi (irreducible element), data riil yang merupakan pembangun

elemen phenomenal world, data magis yang tereduksi, atau yangh menimbulkan

keragu-raguan tak terselesaikan (unsettling doubt). Data selanjutnya adalah data

Page 23: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

23

yang menunjukkan adanya peleburan antara dua dunia, yakni dunia magis dan

dunia riil, dan terakhir, data gangguan atas waktu, ruang dan identitas.

Untuk menjawab pertanyaan kedua, peneliti perlu mengumpulkan data

lain. Data-data ini tidak lagi berasal dari teks di dalam novel, melainkan dari luar

teks, yang kemudian disebut data sekunder. Data ini berupa teks-teks yang

memilikin keterkaitan dengan konteks sosial, ideologi, maupun diskursif. Ini bisa

ditemukan pada sumber-sumber pustaka lain yang mendukung data sesuai dengan

latar belakang novel tersebut dituliskan.

1.7.2 Analisis Data

Setelah data dikumpulkan dan diklasifikasikan, langkah selanjutnya adalah

melakukan analisis terhadap data-data tersebut. Sesuai dengan konsep teoritik

yang digunakan, setelah data-data terklasifikasi ke dalam lima karakteristik

tersebut, maka perlu adanya verifikasi dan telaah untuk memastikan bahwa

masing-masing data berada pada elemen yang benar. Setelah data terletak pada

masing-masing elemen, maka harus dicari hubungan antara data-data realisme dan

magis. Hubungan itu ditentukan berdasarkan pada kaidah-kaidah logika yaitu

kemungkinan adanya kontradiksi, ketumpang-tindihan, atau hierarki antara

realisme dan magis. Ini diperlukan untuk mengukur dan melihat gradasi realisme

magis.

Langkah selanjutnya, terkait pertanyaan tentang konteks adanya pencarian

hubungan antara teks dengan konteks. Ini dilakukan dengan cara melihat

Page 24: BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69030/potongan/S2-2014... · dia merupakan salah satu penulis kulit hitam yang berpengaruh di Amerika dalam

24

kesejajaran persoalan yang ada di dalam teks, maupun persoalan yang ada di luar

teks, yang berhubungan dengan konteks sosial, ideologis, maupun diskursif.

1.8 Sistematika Penyajian

Bab 1 merupakan Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, hipotesis, metode

penelitian dan sistematika penyajian.

Bab 2 Kadar Realisme Magis dalam Novel Beloved terdiri dari

karakteristik realisme magis, terdapat lima satuan dalam bagian ini dari tiap

karakteristik dalam realisme magis, relasi antarelemen dan Kadar Realisme

Magis.

Bab 3 Konteks Sosial dan Budaya dalam Novel Beloved terdiri dari

konteks sosial, ideologis, diskursif.

Bab 4 Penutup terdiri dari kesimpulan serta kritik dan Saran