bab i pendahuluan 1.1. latar belakang sistem akuntabilitas...

32
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi kepada hasil (result oriented governement). Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). Instansi yang wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) adalah Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Unit Organisasi Eselon I pada Kementerian/ Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan unit kerja mandiri yang mengelola anggaran tersendiri dan/ atau unit yang ditentukan oleh pimpinan instansi masing-masing. ` Sesuai dengan siklusnya, setelah selesai pelaksanaan tahun anggaran 2018, pemerintah daerah menyusun LKjIP 2018 yang merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/ sasaran strategis instansi. LKjIP berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Dokumen LKjIP bukan dokumen yang berdiri sendiri, namun terkait dengan dokumen lain yaitu Indikator Kinerja Utama (IKU), RPJMD/ Renstra SKPD, Perjanjian Kinerja, dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) serta Pengukuran Kinerja. Tujuan penyusunan LKjIP adalah menyajikan pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah (Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali) dalam mencapai sasaran strategis instansi sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja diawal tahun anggaran. Dokumen LKjIP ini dapat digunakan sebagai : 1. Sumber informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali dengan pembanding hasil pengukuran kinerja dan penetapan kinerja; 2. Bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali; 3. Bahan evaluasi untuk penyusunan rencana kegiatan dan kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali pada tahun berikutnya. Peraturan perundang-undangan yang diacu dalam penyusunan dokumen LKjIP Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali antara lain : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

Upload: lexuyen

Post on 27-Jun-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan dalam rangka

meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih

dan bertanggung jawab serta berorientasi kepada hasil (result oriented governement).

Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas perlu adanya Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKjIP). Instansi yang wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(LKjIP) adalah Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Unit

Organisasi Eselon I pada Kementerian/ Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan unit

kerja mandiri yang mengelola anggaran tersendiri dan/ atau unit yang ditentukan oleh

pimpinan instansi masing-masing. `

Sesuai dengan siklusnya, setelah selesai pelaksanaan tahun anggaran 2018,

pemerintah daerah menyusun LKjIP 2018 yang merupakan laporan kinerja tahunan yang

berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/ sasaran strategis

instansi. LKjIP berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam

dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Dokumen LKjIP bukan dokumen

yang berdiri sendiri, namun terkait dengan dokumen lain yaitu Indikator Kinerja Utama

(IKU), RPJMD/ Renstra SKPD, Perjanjian Kinerja, dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

serta Pengukuran Kinerja.

Tujuan penyusunan LKjIP adalah menyajikan pertanggungjawaban kinerja instansi

pemerintah (Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali) dalam mencapai

sasaran strategis instansi sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja

diawal tahun anggaran. Dokumen LKjIP ini dapat digunakan sebagai :

1. Sumber informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian kinerja Dinas

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali dengan pembanding hasil

pengukuran kinerja dan penetapan kinerja;

2. Bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja Dinas Perdagangan dan

Perindustrian Kabupaten Boyolali;

3. Bahan evaluasi untuk penyusunan rencana kegiatan dan kinerja Dinas Perdagangan dan

Perindustrian Kabupaten Boyolali pada tahun berikutnya.

Peraturan perundang-undangan yang diacu dalam penyusunan dokumen LKjIP Dinas

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali antara lain :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah;

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

2

2. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP);

3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja,

Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

4. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali nomor 14 tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali nomor 16 tahun 2016 tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah;

6. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 37 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali;

7. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 73 Tahun 2016 tentang Uraian Tugas Jabatan Eselon

pada Dinas Perdagangan dan Peridustrian Kabupaten Boyolali;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 11 Tahun 2017 tentang Perubahan

APBD Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Daerah Kabupaten

Boyolali Tahun 2017 Nomor 11);

9. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 25 Tahun 2017 tentang Penjabaran Perubahan APBD

Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2017 (Berita Daerah Kabupaten Boyolali Tahun

2017 Nomor 25);

1.2 Gambaran Organisasi

Gambaran umum Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali

Kabupaten Boyolali dapat dilihat dari aspek kelembagaan, tugas pokok dan fungsi serta

aspek strategis organisasi.

1.2.1 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Sedangkan tugas dan fungsi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten

Boyolali sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Boyolali Nomor 37

Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata

Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali adalah membantu bupati melaksanakan

Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang

diberikan kepada daerah di Bidang Perdagangan dan Perindustrian. Dalam

melaksanakan tugas diatas, Dinas Perdagangan dan Perindustrian mempunyai fungsi:

1. Perumusan kebijakan bidang perdagangan dan perindustrian sesuai dengan lingkup

tugasnya;

2. Pelaksanaan kebijakan bidang perdagangan dan perindustrian sesuai dengan lingkup

tugasnya;

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

3

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang perdagangan dan perindustrian sesuai

dengan lingkup tugasnya;

4. Pelaksanaan administrasi dinas perdagangan dan perindustrian perindustrian sesuai

dengan lingkup tugasnya; dan

5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait tugas dan fungsinya.

Sedangkan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian mempunyai tugas memimpin

dan mengordinasikan pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan

Daerah di Bidang Perdagangan dan Perindustrian.

1.2.2 Struktur Organisasi

Organisasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali dibentuk

berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Boyolali Nomor 37

Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja

Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali yang terdiri dari :

1. Kepala;

2. Sekretariat, terdiri dari:

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian;

b. Subbagian Keuangan; dan

c. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan.

3. Bidang Usaha Perdagangan

a. Seksi Bina Usaha Perdagangan dan Perlindungan Konsumen;

b. Seksi Distribusi, Barang Kebutuhan Pokok, dan Barang Penting; dan

c. Seksi Promosi, Informasi, dan Kerja Sama.

4. Bidang Pengelolaan Pendapatan Perdagangan, terdiri dari:

a. Seksi Pengembangan dan Pemeliharaan Sarana Perdagangan;

b. Seksi Pendataan dan Pembinaan Pedagang; dan

c. Seksi Pendapatan dan Penagihan.

5. Bidang Industri Agro, Kimia, Tekstil dan Hasil Hutan, terdiri dari:

a. Seksi Industri Makanan dan Minuman;

b. Seksi Industri Kimia dan Tekstil; dan

c. Seksi Industri Hasil Hutan dan Hasil Perkebunan.

6. Bidang Industri Kreatif, Logam, dan Pengembangan Perwilayahan Industri, terdiri dari:

a. Seksi Industri Kreatif dan Kerajinan;

b. Seksi Industri Logam dan Mesin; dan

c. Seksi Industri Pengembangan Perwilayahan Industri.

7. Kelompok Jabatan Fungsional; dan

8. Unit Pelaksana Teknis.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

4

1.2.3 Aspek Strategis dan Permasalahan Utama Organisasi

Aspek-aspek strategis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali

diperoleh dengan mengakomodasi isu organisasi (Dinas Perdagangan dan Perindustrian

Kabupaten Boyolali), permasalahan dan atau arah kebijakan dan program RPJMD

Kabupaten 2016 - 2021, dan isu utama kementerian terkait dengan tugas dan fungsi Dinas

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali, yaitu :

1. Meningkatkan pertumbuhan kinerja perdagangan luar negeri yang berkelanjutan;

2. Meningkatkan perdagangan dalam negeri yang bertumbuh dan berkualitas; dan

3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik disektor perdagangan.

Terdapat beberapa strategi pembangunan perdagangan yang ditempuh selama tahun 2015-

2019, baik terkait perdagangan luar negeri maupun perdagangan dalam negeri. Terkait

perdagangan luar negeri, strategi yang ditempuh yaitu :

1. Pegamanan pangsa ekspor di pasar internasional, pengamanan dan optimalisasi akses

pasar ekspor, peningkatan pemahaman pemangku kepentingan dan penurunan

hambatan perdagangan;

2. Pengoptimalan instrumen perdagangan internasional trade remedy, untuk melindungi

pasar dalam negeri dan mengamankan akses pasar luar negeri;

3. Peningkatan koordinasi dengan berbagai stakeholder di dalam negeri dalam

menghadapi tantangan global dan menyuarakan kepentingan nasional di berbagai

forum internasional.

Perluasan pangsa pasar ekspor di pasar prospektif dan hubungan perdagangan

internasioanal dilakukan melalui beberapa langkah strategis :

1. Meningkatkan produk ekspor bernilai tambah tinggi, terutama untuk produk-produk

yang berbasis pada sumber daya alam serta memanfaatkan teknologi tingkat menengah;

2. Produk-produk ekspor yang didorong pengembangannya adalah produk hilir berbasis

sumber daya alam, produk yang memiliki permintaan pasarnya besar, dan produk yang

mendorong perluasan kesempatan kerja;

3. Mendorong ekspor produk kreatif dan jasa yang terutama dihasilkan oleh usaha kecil

menengah (UKM);

4. Mengupayakan diversifikasi pasar ekspor agar tidak bergantung pada negara tertentu

dan mengupayakan melakukan ekspor pada negara tujuan akhir di mana produk akan

dikonsumsi:

a. Memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional untuk mewujudkan

industri nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan;

b. Meningkatkan nilai tambah didalam negeri melalui pengelolaan sumberdaya

industri yang berkelanjutan dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan

inovasi;

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

5

c. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;

d. Pemerataan pembangunan industri keseluruh wilayah Indonesia guna memperkuat

dan memperkukuh ketahanan nasional.

Sedangkan strategi yang ditempuh terkait bidang perindustrian adalah :

1. Memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional untuk mewujudkan industri

nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan;

2. Meningkatkan nilai tambah didalam negeri melalui pengelolaan sumberdaya industri

yang berkelanjutan dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi;

3. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;

4. Pemerataan pembangunan industri keseluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan

memperkokoh ketahanan nasional.

Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian

Kabupaten Boyolali dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya yang secara garis besar

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Belum adanya sarpras dan tenaga ahli yang cukup dalam rangka pembentukan UPT

Metrologi;

2. Sebagian industri memiliki ketergantungan terhadap peralatan/ mesin, bahan baku dan

penolong, serta barang setengah jadi dari luar daerah bahkan luar negeri;

3. Meningkatnya persaingan dalam pemasaran produk seiring makin kuatnya arus

perdagangan bebas;

4. Belum optimalnya sistem cluster berdasarkan kompentensi inti daerah;

5. Masih rendahnya daya saing produk industri kecil dan menengah dan belum

berwawasan lingkungan;

6. Masih rendahnya jiwa kewirausahaan, profesionalisme, inovasi pelaku usaha,

penguasaan teknologi produksi dan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran

produk;

7. Masih terbatasnya sarpras perdagangan yang representatif;

8. Belum tertata dan tertibnya lokasi tempat usaha bagi pedagang ekonomi lemah/ PKL.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

6

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis Organisasi

Visi merupakan gambaran ideal yang ingin dicapai dimasa depan dimana didalamnya

memiliki sifat dapat dibayangkan (imaginable), diinginkan oleh anggota organisasi

(desirable), memungkinkan untuk dicapai (reachable), focus pada masalah utama bersifat

jangka panjang dan dapat dikomunikasikan (communicable) dan dapat dimengerti oleh

seluruh jajaran organisasi (understandable).

Merujuk pada Visi Bupati Boyolali Tahun 2016-2021 yaitu “Pro Inventasi

Mewujudkan Boyolali yang Maju dan Lebih sejahtera” dan

Visi dan Misi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali sebagaimana

tercantum dalam dokumen Rencana Strategis Dinas Perdagangan dan Perindustrian

Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali 2016 - 2021 adalah sebagai berikut:

1. Visi

Gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai Dinas

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali melalui penyelenggaraan tugas dan

fungsi dalam kurun waktu 5 tahun (2016 - 2021) sebagaimana tersebut dalam dokumen

Rencana Strategis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali adalah “Pro

Investasi Mewujudkan Boyolali yang Maju dan Lebih Sejahtera”.

2. Misi

Sebagai upaya untuk mencapai Visi "Pro Investasi Mewujudkan Boyolali Yang

Maju dan Lebih Sejahtera", telah ditetapkan Misi pembangunan Kabupaten Boyolali,

yaitu :

1. Boyolali meneruskan semangat Pro Investasi;

2. Boyolali membangun untuk lebih maju dan berkelanjutan;

3. Boyolali bersih, berintergritas, sejahtera;

4. Boyolali sehat, produktif, berdaya saing;

5. Boyolali lumbung padi dan pangan nasional;

6. Boyolali kota susu, produsen daging dan hasil ternak/perikanan;

7. Boyolali lebih maju dan berteknologi.

Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali mempunyai tugas

membantu bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan

Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada daerah di Bidang Perdagangan

dan Perindustrian. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Perdagangan dan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

7

Perindustrian Kabupaten Boyolali mempunyai fungsi:

Perumusan kebijakan bidang perdagangan dan perindustrian sesuai dengan lingkup

tugasnya;

1. Pelaksanaan kebijakan bidang perdagangan dan perindustrian sesuai dengan

lingkup tugasnya;

2. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang perdagangan dan perindustrian sesuai

dengan lingkup tugasnya;

3. Pelaksanaan administrasi dinas perdagangan dan perindustrian sesuai dengan

lingkup tugasnya; dan

4. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait tugas dan fungsinya.

Dalam rangka mendukung pencapaian Visi dan Misi Bupati, terkait dengan

tugas pokok dan fungsi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali

tersebut di atas adalah untuk mendukung misi ke empat yaitu Boyolali Sehat,

Produktif, Berdaya Saing dengan berpedoman pada RPJMD maka Dinas

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali sesuai tugas dan fungsinya

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program-program yang berkontribusi dalam

menunjang keberhasilan mewujudkan target capaian program prioritas utama.

Dari pernyataan misi tersebut, dapat disimpulkan misi yang pencapaiannya dapat

didukung oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali yaitu pada

Misi IV yaitu Boyolali Sehat, Produktif, Berdaya Saing.

Dari misi tersebut, Bupati Boyolali memiliki agenda utama yaitu:

1. Pembangunan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang berintergritas,

responsif, dan akuntabel;

2. Pembangunan infrastruktur dan ekonomi produktif, berdaya saing dan berwawasan

lingkungan;

3. Pembangunan sosial budaya masyarakat yang maju dan sejahtera.

Dari 3 agenda utama Bupati Boyolali tersebut, dapat disimpulkan agenda utama

yang berkaitan baik langsung maupun tidak langsung, dimana pencapaiannya dapat

didukung oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali yaitu:

Pembangunan infrastruktur dan ekonomi produktif, berdaya saing dan berwawasan

lingkungan.

Sasaran strategis – sasaran strategis tersebut memiliki 9 (sembilan) indikator

kinerja dengan target kinerja setiap tahun selama 5 tahun perencanaan 2016 - 2021

secara lengkap sebagaimana terlampir. Seluruh indikator kinerja dalam dokumen

Rencana Strategis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali

merupakan lndikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) yaitu ukuran

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

8

keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Indikator dalam

dokumen IKU berlaku 5 tahunan menyesuaikan dokumen renstra SKPD dan RPJMD

dan digunakan sebagai acuan SKPD.

Semua sasaran strategis dengan indikator capaiannya dijabarkan lebih lanjut ke

dalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan yang

memiliki kesamaan perspektif dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakterisrik

program. Penetapan program diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan

kegiatan dan pengalokasian sumber daya organisasi. Dengan demikian kegiatan

merupakan penjabaran lebih lanjut dari program. Rencana Kinerja Tahun 2018 Dinas

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali, disusun mengacu pada Rencana

Strategis (Renstra) Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali 2016 -

2021.

2.2 Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja 2018 disusun berdasar pada Rencana Strategis (Renstra) 2016 - 2021

dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA P.

SKPD) Tahun Anggaran 2018. Perjanjian Kinerja meliputi 2 (dua) sasaran strategis sebagai

berikut :

1. Meningkatnya daya saing perdagangan

2. Meningkatnya daya saing industri

Berikut Perjanjian Kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali

Tahun 2018 sebagaimana tertuang dalam dokumen Penetapan Kinerja (Perubahan) Dinas

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali Tahun 2018:

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

9

Tabel 2.1

Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun 2018 Dinas Perdagangan dan Perindustriaan

Kabupaten Boyolali

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 2 3 4

1.

Meningkatnya daya saing

perdagangan

1. Jumlah peningkatan sarpras

perdagangan yang representatif

(toko, kios, los, kantor, MCK, TPS,

mushola, dll)

80 unit

2. Pendapatan retribusi pasar daerah

yang dikelola pemkab

Rp. 5.911.683.750

3. Lokasi pedagang pasar, PKL dan

asongan yang tertib dan tertata

15 lokasi

4. Jumlah pelaku usaha dan konsumen

yang difasilitasi pemerintah daerah

dalam rangka perlindungan

konsumen

4.200 pelaku usaha

dan konsumen

5. Nilai ekspor barang

143,325 USD

2.

Meningkatnya daya saing

industri

1. Jumlah IKM yang berkembang; 158 IKM

2. Jumlah IKM yang meningkat

penerapan tehnologi dan standart

produk industri daerah;

163 unit

3. Jumlah IKM yang meningkat nilai

tambah dan daya saing produk

unggulan.

45 IKM

4. Terbentuknya kawasan peruntukan

industri 1 kawasan

Sumber : Perjanjian Kinerja (Perubahan) Disdagperin Kabupaten Boyolali Tahun 2018

Untuk mencapai/ mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan tersebut, Dinas

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali melaksanakan Program dan Kegiatan

dengan anggaran sebesar Rp. 84.750.873.000,00 yang selengkapnya sebagaimana

dokumen Perjanjian Kinerja Perubahan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten

Boyolali Tahun 2018 Perubahan (terlampir).

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

10

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali

merupakan perwujudan kewajiban Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali

untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan

fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja Dinas Perdagangan dan

Perindustrian Kabupaten Boyolali Tahun 2018 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran

yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang

ditetapkan.

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

Mengukur kinerja adalah menghitung kuantitas/ kualitas keluaran (output) dan atau

hasil (outcome) kegiatan/ program yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Indikator

keluaran (output) dan atau hasil (outcome) yang diukur berdasar indikator kinerja yang telah

ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Sesuai ketentuan, indikator kinerja SKPD

minimal meliputi keluaran (output), sehingga pengukuran kinerja Dinas Perdagangan dan

Perindustrian Kabupaten Boyolali dapat berupa keluaran (output) dan hasil (outcome) sesuai

dokumen Perjanjian Kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali

Tahun 2018.

1. Keluaran (Output) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik)

sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan

masukan (input) yang digunakan.

2. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran

(output) kegiatan. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa

dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi

kinerja dengan target kinerja pada dokumen Perjanjian Kinerja. Pada tahun anggaran (APBD

Kabupaten) 2018, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali telah

melaksanakan berbagai kegiatan strategis untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan sebanyak 2 (dua) sasaran strategis. Penilaian capaian kinerja menggunakan rumus:

1. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin tingginya kinerja atau

semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja menggunakan

rumus :

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

11

Gambar 3.1

2. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau

semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin tingginya kinerja menggunakan

rumus :

Gambar 3.2

Simpulan hasil pengukuran dibagi menjadi 4 (empat) skala pengukuran dengan

kategori sebagai berikut :

1. Lebih dari 100 % = Sangat Baik (A)

2. 76% sampai 100% = Baik (B)

3. 56% sampai 75 % = Cukup (C)

4. Kurang dari 55 % = Kurang (K)

Capaian kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali sesuai

dengan pengukuran kinerja Tahun 2018 disajikan dengan membandingkan antara target dan

realisasi kinerja tahun ini, antara realisasi kinerja serta dengan membandingkan antara target

dan realisasi kinerja tahun ini, antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan

tahun lalu dan beberapa tahun terakhir, dan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan

target jangka menengah. Sedangkan evaluasi capaian dan akuntabilitas kinerja meliputi

analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan, analisis efisiensi penggunaan sumber daya, dan

analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan diuraikan guna

memberikan gambaran efektifitas dan efesiensi pencapaian target kinerja.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

12

A. Sasaran 1: Meningkatnya daya saing perdagangan

Pencapaian target kinerja sasaran ini tergambarkan pada beberapa indikator berikut:

Tabel 3.1.

Pencapaian Kinerja Sasaran 1

Ket: * Data sangat sementara

Sumber: Analisis Disdagprin Kabupaten Boyolali, Tahun 2018

Pencapaian Kinerja Sasaran 1

Capaian kinerja meliputi 6 (enam) indikator dengan capaian kinerja secara keseluruhan

(rata-rata) 112,21% (kategori sangat baik) terdiri dari 4 (empat) indikator Sangat Baik (A), 1

(satu) indikator Kurang (K)). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 1 per indikator:

Indikator

kinerja Satuan

Target

Renstra

2021

Target

RPJMD

2021

Target

Tahun

2017

Realisasi

Tahun

2017

Target

Tahun

2018

Realisasi

Tahun

2018

Capaian

Tahun

2018

Kategori Penang

gung jawab

Jumlah

peningkatan

sarpras

perdagangan

yang

representatif

(toko, kios,

los, kantor,

MCK, TPS,

mushola,dll)

Unit

495

495

75

163

80

218

272,5%

A

P3

Lokasi

pedagang

pasar, PKL,

dan asongan

yang tertib dan

tertata

lokasi

30 30 10 10 50 70 140

A

P3

Jumlah pelaku

usaha dan

konsumen

yang

difasiliatsi

pemerintah

daerah dalam

rangka

perlindungan

konsumen

Pelaku

usaha dan

konsumen

25.200

25.200

4.200

856 4.200 794 20%

K

Usaha

Perdagangan

Pendapatan

retribusi pasar

daerah yang

dikelola

pemkab

Rp

5.239.

335.

000

5.239.335

.000

5.110.159

.000

5.889.

175.053

5.850.00

0.000

7.111.897

.822 121,57%

A

P3

Nilai ekspor

barang USD

884.

209 884.209 136.500 145.523 143,325 *99.139

69,17%

A

Usaha

Perdagangan

Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB 124,65%

A

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

13

1. Jumlah peningkatan sarpras perdagangan yang representative (toko, kios, los, kantor,

MCK, TPS, mushola, dll).

a. Analisis penyebab keberhasilan

Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena adanya kegiatan pembangunan/

penataan pasar melalui Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

dengan kegiatan pengembangan pasar dan distribusi barang/ produk dari target 80

unit (toko, kios, los, kantor, MCK, TPS, mushola, dll) terealisasi 218 unit atau 272,5%

dengan perincian sebagai berikut:

1) Pembangunan pasar Drajitan sehingga menambah jumlah SIDT sebanyak 17 unit;

2) Pembangunan pasar Wonosegoro sehingga menambah jumlah SIDT sebanyak 16

unit;

3) Pembangunan pasar Mojosongo sehingga menambah jumlah SIDT sebanyak 106

unit;

4) Pembangunan pasar Kebonagung sehingga menambah jumlah kios sebanyak 21

unit;

5) Pembangunan pasar Kacangan sehingga menambah jumlah kios sebanyak 3 unit.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

1). Reklamasi, Pemasangan Kembali Eks Pasar Darurat Sambi dan Mongkrong ke

Pasar Darurat Drajidan dan Wonosegoro.

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi

efisiensi anggaran sebesar Rp. 8.397.650,00 atau 1,71% yaitu dari anggaran

sebesar Rp. 496.573.000, 00 terserap Rp. 488.175.350,00. Terjadi efisiensi karena

sisa tender, belanja barang dan jasa seperti ATK dan perjalanan dinas;

2). Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pasar Ampel, Sunggingan, Boyolali,

Karanggede, Pengging dan Pasar Sayur Cepogo.

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi

efisiensi anggaran sebesar Rp. 14.161.400 00 atau 1,49% yaitu dari anggaran

sebesar Rp. 949.500.000, 00 terserap Rp. 935.338.600, 00. Terjadi efisiensi karena

sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, makan minum rapat,

dan perjalanan dinas;

3). Pengadaan Tanah Pasar Kacangan dan Pasar Kebonagung.

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi

efisiensi anggaran sebesar Rp. 329.233.400, 00 atau 3,48% yaitu dari anggaran

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

14

sebesar Rp. 9.454.410.000, 00 terserap Rp. 9.125.176.600, 00. Terjadi efisiensi

karena sisa tender appraisal, belanja barang dan jasa seperti honorarium, biaya

operasional, ATK dan makan minum rapat;

4). Penataan Pasar Klego.

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi

efisiensi anggaran sebesar Rp. 3.033.600, 00 atau 2,03% yaitu dari anggaran

sebesar Rp. 149.700.000, 00 terserap Rp. 146.666.400, 00. Terjadi efisiensi

karena sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, makan

minum rapat, dan perjalanan dinas;

5). Penataan Pasar Sambi.

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi

efisiensi anggaran sebesar Rp. 3.511.450, 00 atau 3,52% yaitu dari anggaran

sebesar Rp. 99.700.000, 00 terserap Rp. 96,188.550, 00. Terjadi efisiensi karena

sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, makan minum rapat,

dan perjalanan dinas;

6). Penataan Pasar Selo.

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi

efisiensi anggaran sebesar Rp. 3.043.074, 00 atau 3,05% yaitu dari anggaran

sebesar Rp. 99.700.000, 00 terserap Rp. 96.656.925, 00. Terjadi efisiensi karena

sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, makan minum rapat,

dan perjalanan dinas;

7). Pembangunan Pasar Drajidan.

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi

efisiensi anggaran sebesar Rp. 29.153.250, 00 atau 2,95% yaitu dari anggaran

sebesar Rp. 989.500.000, 00 terserap Rp. 960.346.750, 00. Terjadi efisiensi

karena sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, perangko dan

materai, makan minum rapat, dan perjalanan dinas;

8). Pembangunan Pasar Wonosegoro.

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi

efisiensi anggaran sebesar Rp. 60.492.813, 00 atau 1,64% yaitu dari anggaran

sebesar Rp. 3.684.200.000, 00 terserap Rp. 3.623.707.187, 00. Terjadi efisiensi

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

15

karena sisa tender dan IMB, belanja barang dan jasa seperti, ATK, perangko dan

materai, makan minum rapat, dan perjalanan dinas;

9). Pembangunan Pasar Mojosongo.

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi

efisiensi anggaran sebesar Rp. 39.524.185, 00 atau 0,53% yaitu dari anggaran

sebesar Rp. 200.000.000, 00 terserap Rp. 198.948.700, 00. Terjadi efisiensi

karena sisa tender dan IMB , belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK,

perangko dan materai, pengiriman/ benda pos, dan perjalanan dinas;

10). Pembangunan Pasar Repelita/ Sumur Umum.

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi

efisiensi anggaran sebesar Rp. 10.435.000, 00 atau 2,48% yaitu dari anggaran

sebesar Rp. 420.000.000, 00 terserap Rp. 409.565.000, 00. Terjadi efisiensi

karena sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, perangko dan

materai, dan makan minum rapat;

11). Pembangunan Kios samping Kantor Satpol PP.

Kegiatan fisik pembangunan kios utara Kantor Satpol PP tidak dilaksanakan karena

waktu pelaksanakan tidak mencukupi tetapi dapat dilaksanakan pembuatan DED

nya. Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang

benar-benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi

efisiensi anggaran sebesar Rp. 29.709.925 , 00 atau 4,96% yaitu dari anggaran

sebesar Rp. 599.500.000,00 terserap Rp. 569.790.075,00. Terjadi efisiensi karena

sisa tender dan IMB, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, perangko

dan materai, dan sisa makan minum rapat;

12). Relokasi Pasar Hewan Purworejo.

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target pembuatan DED, ada

efisiensi anggaran sebesar Rp. 48.008.175, 00 atau 3,13% yaitu dari anggaran

sebesar Rp. 1.534.550.000, 00 terserap Rp. 1.486.541.825, 00. Terjadi efisiensi

karena sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, perangko dan

materai, makan minum rapat, dan perjalanan dinas;

13). Relokasi Pasar Hewan Sunggingan di Jelok.

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target pembuatan DED, ada

efisiensi anggaran sebesar Rp. 56.914.050,00 atau 3,71% yaitu dari anggaran

sebesar Rp. 1.534.800.000,00 terserap Rp. 1.477.885.950,00. Terjadi efisiensi

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

16

karena sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, perangko dan

materai, makan minum rapat, dan perjalanan dinas;

14). Penataan Lahan Pasar Kebon Agung

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target pembuatan DED, ada

efisiensi anggaran sebesar Rp. 16.376.100, 00 atau 1,22% yaitu dari anggaran

sebesar Rp. 1.340.587.000,00 terserap Rp. 1.324.210.400,00. Terjadi efisiensi

karena sisa tender, belanja barang dan jasa seperti ATK, makan minum rapat, dan

perjalanan dinas;

15). Pembangunan Gudang Tembakau.

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target pembuatan DED, ada

efisiensi anggaran sebesar Rp. 93.670.000,00 atau 3,12% yaitu dari anggaran

sebesar Rp. 3.000.000.000,00 terserap Rp. 2.906.330.000,00. Terjadi efisisensi

karena sisa tender dan IMB, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK,

perangko dan materai, makan minum rapat, dan BBM;

16). Pembangunan Los Pasar Sambi.

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target pembuatan DED, ada

efisiensi anggaran sebesar Rp. 29.225.500,00 atau 6,88% yaitu dari anggaran

sebesar Rp. 425.000.000,00 terserap Rp. 395.774.500,00. Terjadi efisiensi karena

sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, perangko dan

materai, makan minum rapat, dan perjalanan dinas;

17). Perbaikan Akses Jalan ke Gudang Tembakau dan Jalan ke Pasar Hewan Jelok.

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target pembuatan DED, ada

efisiensi anggaran sebesar Rp. 16.921.650, 00 atau 1,63% yaitu dari anggaran

sebesar Rp. 1.036.628.000,00 terserap Rp. 1.019.706.350,00. Terjadi efisiensi

karena sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, perangko dan

materai, dan makan minum rapat;

18). Pembangunan Kios Selatan Kantor Satpol PP.

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target pembuatan DED, ada

efisiensi anggaran sebesar Rp. 14.942.000,00 atau 2,13% yaitu dari anggaran

sebesar Rp. 700.000.000,00 terserap Rp. 685.058.000,00. Terjadi efisiensi karena

sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, perangko dan materai, dan

makan minum rapat;

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

17

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini (217,33%) yaitu melalui Program

Peningkatan efisensi perdagangan dalam negeri dengan kegiatan Pengembangan pasar

dan distribusi barang/ produk berupa kegiatan pembangunan, penataan, pengadaan,

relokasi, reklamasi, pemeliharaan sarpras tradisional yang dikelola Pemerintah

Kabupaten Boyolali, perbaikan akses jalan pasar dan gudang tembakau.

2. Pendapatan retribusi pasar daerah yang dikelola Pemkab Boyolali.

a. Analisis penyebab keberhasilan

Untuk melaksanakan indikator ini dilaksanakan dengan program peningkatan efisensi

perdagangan dalam negeri dengan kegiatan Pengelolaan pendapatan retribusi pasar

milik Pemerintah Daerah. Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan

karena adanya intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap penarikan retribusi pasar dan

adanya pembangunan pasar dan perbaikan sarana dan prasana pasar baik pasar umum

maupun pasar hewan.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi efisiensi

anggaran sebesar Rp.35.068.882,00 atau 14,29% yaitu dari anggaran sebesar

Rp.245.472.250,00 terserap Rp. 210.383.368,00. Terjadi efisiensi karena sisa tender,

pengadaan alat komunikasi (HP), belanja barang dan jasa seperti: belanja ATK, BBM,

makan minum rapat, dan perjalanan dinas.

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini (142,57%) dikarenakan adanya kegiatan

penarikan retribusi pasar tradisional yang dikelola Pemerintah Kabupaten Boyolali

pada 12 UPT pasar umum, pasar hewan melalui program peningkatan efisensi

perdagangan dalam negeri dengan kegiatan Pengelolaan pendapatan retribusi pasar

milik Pemerintah Daerah. Dari target penarikan retribusi pasar dalam perubahan tahun

2018 sebesar Rp. 5.850.000.000 terealisasi Rp. 7.111.897.822 atau 121,57%.

3. Lokasi pedagang pasar, PKL, dan Asongan yang tertib dan tertata.

a. Analisis penyebab keberhasilan

Untuk melaksanakan indikator ini dilaksanakan dengan Program Pembinaan

pedagang kaki lima dan asongan dengan Kegiatan penataan tempat berusaha bagi

pedagang kaki lima dan asongan di pasar yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten

Boyolali.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

18

Keberhasilan capaian indikator ini didukung oleh:

- Adanya pembentukan TIM dalam rangka pembinaan, penataan pedagang kaki

lima, pedagang asongan, dan pedagang pasar se wilayah pasar di Kabupaten

Boyolali;

- Menyusun jadwal pembinaan penataan pedagang kaki lima, pedagang asongan,

dan pedagang pasar;

- Penambahan peralatan kebersihan untuk pasar berupa gerobak, alat kebersihan,

pakaian kerja/ kebersihan lapangan;

- Koordinasi dengan OPD terkait dalam pelaksanaan pembinaan, penataan pedagang

kaki lima, pedagang asongan, dan pedagang pasar.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya:

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi efisiensi

anggaran sebesar Rp.4.701.675,00 atau 6,37% yaitu dari anggaran sebesar

Rp.73.746.000,00 terserap Rp. 69.044.325,00. Terjadi efisiensi pada belanja barang

dan jasa seperti ATK, peralatan dan kebersihan, BBM, tenaga kebersihan, jasa pihak

ketiga, makan minum rapat, dan perjalanan dinas;

c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini (140%) melalui program Pembinaan

pedagang kaki lima dan asongan dengan Kegiatan Penataan tempat berusaha bagi

pedagang kaki lima dan asongan di 15 (sepuluh) pasar/ lokasi yang dikelola oleh

Pemerintah Kabupaten Boyolali yaitu pasar umum Boyolali, Sunggingan, Sambi,

Sayur Cepogo, Klego, Ngebong, Drajitan, Selo,Mongkrong, Ngegot, alun-alun kidul,

alun-alun lor, kebun raya Indrokilo, pasar Sidodadi, pasar Ngancar.

4. Jumlah pelaku usaha dan konsumen yang difasilitasi pemerintah daerah dalam

rangka perlindungan konsumen.

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan

Untuk melaksanakan indikator ini melalui Program Perlindungan konsumen dan

pengamanan perdagangan dengan Kegiatan Operasionalisasi dan Pengembangan

UPT Kemetrologian Daerah. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan oleh

keterbatasan sarana dan prasarana kemetrologian termasuk SDM kemetrologian.

Adapun hambatan/ permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah

belum adanya kantor UPT Metrologi, belum lengkapnya peralatan standar

kemetrologian, belum ada kendaraan operasional dan masih kurangnya SDM, serta

masih kurangnya pemahaman masyarakat akan arti pentingnya kegiatan

kemetrologian legal.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

19

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi efisiensi

anggaran sebesar Rp.633.362.960,00 atau 93,85% yaitu dari anggaran

Rp.675.000.000,00 terserap Rp.41.637.040,00. Terjadi efisiensi dalam belanja barang

dan jasa (belanja BBM, belanja publikasi, cetak, makan minum rapat,dan belanja

perjalanan dinas), dan belum dapat dilaksanakannya pembelian peralatan mesin dan

alat uji laborat bidang kemetrologian disebabkan tidak adanya regulasi yang mengatur.

c. Analisis Program/ kegiatan penyebab kegagalan :

Untuk melaksanakan indikator ini melalui Program Perlindungan konsumen dan

pengamanan perdagangan dengan kegiatan operasional dan pengembangan UPT

kemetrologian daerah berupa;

- Adanya pendataan UTTP yang dilaksanakan secara rutin di 19 kecamatan;

- Pelaksanaan pelayanan tera/tera ulang kepada masyarakat (pelaku usaha dan

konsumen) tidak bisa dilaksanakan dari unsur regulasi/ aturan yang tidak pasti

Namun dari segi operasional kegiatan tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Sehingga dari target 4200 pelaku usaha dan konsumen baru terealisasi 783 pelaku

usaha dan konsumen dengan capaian 18,64%. Sedangkan jumlah UTTP yang

ditera/ tera ulang sebanyak 4.276 buah.

5. Nilai ekspor barang (USD)

Dari target ekspor bersih perdagangan tahun 2018 sebesar US$ 143,325baru tercapai

US$ 99,139.5 (data sementara) atau capaian 60,17%. Sehingga tidak dapat memenuhi

pencapaian keberhasilan. Upaya yang dilaksanakan secara optimal tersebut dengan upaya

peningkatan ekspor antara lain :

1) Pelaku usaha dengan produk yang berskala ekspor perlu lebih memahami secara

cermat terhadap kebijakan penyederhanaan prosedur dan dokumen ekspor impor;

2) Perlu peningkatan kompetensi dalam mengurus berbagai persyaratan eksim;

3) UMKM/ pelaku usaha orientasi ekspor aktif mengikuti promosi/ pameran

perdagangan terutama promosi tingkat nasional dan internasional;

4) Perlu mencari alternatif pengganti bahan baku/ penolong impor dengan bahan baku/

penolong lokal;

5) Mengupayakan diversifikasi pasar ekspor agar tidak bergantung pada negara tertentu

dan mengupayakan melakukan ekspor pada negara tujuan akhir di mana produk akan

dikonsumsi.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

20

Untuk mencapai indikator kinerja tersebut dilaksanakan melalui kegiatan sebagai

berikut:

1). Sosialisasi kebijakan penyederhanaan prosedur dan dokumen ekspor dan impor

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan

Untuk melaksanakan indikator ini melalui Program Peningkatan dan

pengembangan ekspor dengan kegiatan Sosialisasi kebijakan penyederhanaan

prosedur dan dokumen ekspor dan impor dengan target 40 pelaku usaha terealisasi

40 pelaku usaha sehingga capaian kinerja 100%.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi

efisiensi anggaran sebesar Rp.348.315,00 atau 1,44% yaitu dari anggaran

Rp.25.903.000,00 terserap Rp25.556.685,00. Terjadi efisiensi dalam belanja

barang dan jasa (belanja BBM);

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Adanya ketidakberhasilan dalam capaian ini melalui program peningkatan dan

pengembangan ekpor dengan kegiatan sosialisasi kebijakan penyederhanaan

prosedur dan dokumen ekspor dan impor, dari sisi anggaran yang tersedia secara

portial dapat dilaksanakan dengan nilai baik (A) berupa penyelenggaraan kegiatan

sosialisasi kebijakan penyederhanaan prosedur dan dokumen ekspor terhadap

pelaku usaha, namun pada sisi sistem administrasi pelaporan hasil ekspor sangat

dipengaruhi/ tergantung dari instansi eksternal yakni laporan angka capaian ekpor

berasal dari coordinator subosuko wonosraten. Dinas Perdagangan dan

Perindustrian Surakarta yang sering berubah ( Undang-undang, PP, Permen dll).

Selain itu tidak adanya dukungan regulasi berupa produk hukum/ legislasi terkait

keharusan pelaporan oleh perusahaan kepada pemerintah kabupaten/ kota

mengakibatkan angka capaian kinerja pada laporan akhir kurang akurat.

2) Kerjasama standarisasi mutu produk baik nasional, bilateral, regional, dan internasional

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui program peningkatan dan

pengembangan ekspor dengan kegiatan kerjasama standarisasi mutu produk baik

nasional, bilateral, regional dan internasional.

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui kegiatan kunjungan/ pembinaan

UMKM/ IKM potensial ekspor import seperti UMKM kulit ikan pari, keramik,

tembaga, makanan/ minuman, tembakau, dan kerajinan kayu kegiatan

pengembangan kelembagaan kerjasama kemitraan dengan target peserta 50 orang/

UMKM terealisasi 50 orang/ UMKM sehingga capaiannya 100%;

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

21

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi

efisiensi anggaran sebesar Rp.2.446.377,00 atau 9,61% yaitu dari anggaran

Rp.25.466.000,00 terserap Rp. 23.019.623,00. Terjadi efisiensi dalam belanja

barang dan jasa (belanja BBM dan perjalanan dinas);

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui kegiatan kerjasama standarisasi

mutu produk baik nasional, bilateral, regional dan internasional dengan 50

UMKM/IKM potensial ekspor / eksportir kegiatan pembinaan/ kunjungan UMKM/

IKM potensial ekspor import seperti UMKM kulit ikan pari, keramik, tembaga,

makanan/ minuman, tembakau, dan kerajinan kayu dan adanya dukungan anggaran

dan sumber daya manusia

3) Pembangunan promosi perdagangan internasional

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini malalui program peningkatan dan

pengembangan ekspor dengan kegiatan pembangunan promosi perdagangan

internasional dengan target 10 kali terealisasi 10 kali keikutsertaan pada 13

pameran yaitu International Handycraft Trade Fair (Ina Craft), Gelar Produk

Industri Tekstil, Bazar Batik se Jateng, Bazar Ramadhan, Gelar Produk Industri

Logam, Promosi Produk Unggulan Daerah (PPUD) Kemendag, Gelar Potensi

Daerah, Pameran Produk Kriya Dekranasda, Trade Expo Indonesia, Jogja Trade

Expo, Sport for All dan Expo, Jatim Trade Expo di Surabaya, dan Karanganyar

Expo.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-

benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi

efisiensi anggaran sebesar Rp.8.009.062,00 atau 4,88% yaitu dari anggaran

Rp.163.998.000,00 terserap Rp.155.989.938,00. Terjadi efisiensi dalam belanja

barang dan jasa (belanja BBM, honor, belanja jasa pihak ke 3, sewa gedung dan

sarana mobilitas darat, makan dan minum rapat dan perjalanan dinas);

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui program peningkatan dan

pengembangan ekspor dengan kegiatan pembangunan promosi perdagangan

internasional.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

22

B. Sasaran 2: Meningkatnya daya saing industri

Pencapaian target kinerja sasaran ini tergambarkan pada beberapa indikator berikut:

Tabel 3.2

Pencapaian Kinerja Sasaran 1

Sumber: Analisis Disdagperin Kabupaten Boyolali, 2018

Capaian kinerja meliputi 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara

keseluruhan (rata-rata) 100% (kategori baik) terdiri dari semua indikator (empat indikator)

kategori baik (100%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 2 per indikator :

1. Jumlah IKM yang berkembang

1) Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap pemanfaatan sumber daya

a. Analisis penyebab keberhasilan

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui program pengembangan

industri kecil dan menengah dengan kegiatan fasilitasi bagi industri kecil dan

menengah terhadap pemanfaatan sumber daya melalui kegiatan sosialisasi dan

fasilitasi sertifikasi merk dan perijinan produk olahan susu.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang

benar-benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi

Indikator

kinerja Satuan

Target

Renstra

2021

Target

RPJMD

2021

Target

Tahun

2017

Realisasi

Tahun

2017

Target

Tahun

2018

Realisasi

Tahun

2018

Capaian

Tahun

2017

Katego

ri

Penanggung

jawab

Jumlah IKM

yang

berkembang

IKM 182 182 150

150 158

158 100 B Perindustrian

Jumlah IKM

yang meningkat

penerapan

tehnologi dan

standar produk

industri daerah

IKM 188 188 180 180 185 185 100

B Perindustrian

Jumlah IKM

yang meningkat

nilai tambah

dan daya saing

produk

unggulan

IKM 60 60 40 40 45 60 100

B Perindustrian

Pembentukan

kawasan

peruntukan

industri

Kawasan 2 2 1 1 1 0 99,46%

B Perindustrian

Rata-rata 99,86%

B

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

23

efisiensi anggaran sebesar Rp. 8.354.050, 00 atau 32,54% yaitu dari anggaran

Rp. 25.673.250, 00 terserap Rp. 17.319.200,00. Terjadi efisiensi pada belanja

barang dan jasa seperti belanja alat tulis kantor, perjalanan dinas, BBM, honor

panitia maupun narasumber, penghematan anggaran terhadap fasilitas pengajuan

merk bagi IKM;

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui Program Pengembangan

industri kecil dan menengah dengan Kegiatan Fasilitasi bagi industri kecil dan

menengah (IKM) terhadap pemanfaatan sumber daya melalui:

- Kegiatan sosialisasi dan fasiliatsi sertifikasi merek bagi Industri Kecil

Menengah (IKM) sebanyak 30 IKM;

2) Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri

a. Analisis penyebab keberhasilan

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui Program Pengembangan

industri kecil dan menengah dengan Kegiatan Pembinaan industri kecil dan

menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri dengan kegiatan

pengadaan mesin sentra tembaga, pembangunan gedung/ showroom, etalase

kerajinan tembaga beserta akses fasilitas umum yang dipergunakan oleh Forum

Temu IKM, pemutakhiran data industri, pelatihan Achievement Motivation

Training (AMT) dan pelatihan bagi IKM aneka industri.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang

benar-benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi

efisiensi anggaran sebesar Rp. 207.736.504,00 atau 1,23% yaitu dari anggaran

Rp. 16.783.200.000,00 terserap Rp. 16.575.532.406,00. Terjadi efisiensi pada

belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, BBM, jasa pihak ketiga,

transportasi dan akomodasi, dan perjalanan dinas luar daerah serta belanja modal;

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini (100%) melaui Program

Pengembangan industri kecil dan menengah dengan Kegiatan Pembinaan industri

kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri berupa:

- Tersedianya mesin sentra industri tembaga, pembangunan gedung/ showroom/

etalase.

- Kegiatan forum temu industri kecil (IKM) sebanyak 30 orang;

- Kegiatan Pemutakhiran data industri Kabupaten Boyolali pada 19 kecamatan;

- Kegiatan pelatihan Achievement Motivation Training (AMT) sebanyak 30

orang;

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

24

2. Jumlah IKM yang meningkat penerapan tehnologi dan standart produk industri daerah

a. Analisis penyebab keberhasilan

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui Program Peningkatan kemampuan

tehnologi industri dengan Kegiatan Pembinaan kemampuan teknologi industri dengan

kegiatan pelatihan peningkatan mutu tembakau, IKM konveksi dan pertukangan.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-benar

dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi efisiensi anggaran

sebesar Rp. 35.325.825, 00 atau 27,45% yaitu dari anggaran Rp. 128.675.750, 00 dapat

realisasi Rp. 93.349.926, 00. Terjadi efisiensi dalam belanja barang dan jasa seperti

perjalanan dinas, ATK, jasa pihak ketiga, transportasi dan akomodasi, honor panitia

maupun narasumber dan belanja modal;

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini (100%) melalui Program Peningkatan

kemampuan tehnologi industri dengan Kegiatan Pembinaan kemampuan teknologi

industri:

- Pelatihan peningkatan mutu tembakau sebanyak 35 orang;

- Pelatihan Industri Kecil Menengah (IKM) gula kelapa sebanyak 30 orang;

- Kegiatan Bimbingan Teknis bagi IKM aneka keripik sebanyak 30 orang.

3. Jumlah IKM yang meningkat nilai tambah dan daya saing produk unggulan

a. Analisis penyebab keberhasilan

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui program peningkatan program

kapasitas iptek sistem produksi dengan kegiatan pengembangan sistem inovasi

teknologi industri berupa pembinaan kwalitas bagi IKM konveksi/ desain grafis/

garment di computer.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-benar

dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi efisiensi anggaran

sebesar Rp.2.266.845,00 atau 2,95% yaitu dari anggaran Rp.76.764.000,00 terserap

Rp.74.497.155,00.

Terjadi efisiensi dalam belanja barang dan jasa, perjalanan dinas, alat tulis kantor, dan

honor panitia maupun narasumber.

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui program peningkatan kapasitas iptek

sistem produksi dengan adanya kegiatan pengembangan sistem inovasi teknologi

industri dengan adanya kerjasama dari narasumber, Lembaga Pendidikan Ketrampilan

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

25

(LPK) Gamatika dan Instansi lain terhadap pembinaan IKM Garment sebanyak 60

IKM.

4. Program penyiapan potensi sumber daya sarana prasarana dengan kegiatan kajian

potensi sumber daya terkait investasi

a. Analisis penyebab keberhasilan

Keberhasilan/ kegagalan capaian indikator kinerja ini melalui program penyiapan

potensi sumber daya sarana prasarana dengan kegiatan kajian potensi sumber daya

terkait investasi dalam penyusunan dokumen kajian pengembangan industri daerah

berupa persiapan pembentukan kawasan peruntukan industri.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-benar

dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi efisiensi anggaran

sebesar Rp.282.000,00 atau 0,54% yaitu dari anggaran Rp.52.500.000,00 terserap

Rp.52.218.000,00.

Terjadi efisiensi dalam belanja barang dan jasa, perjalanan dinas, alat tulis kantor, dan

honor panitia maupun narasumber.

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui program program penyiapan potensi

sumber daya sarana prasarana dengan kegiatan kajian potensi sumber daya terkait

investasi dalam penyusunan dokumen kajian pengembangan industri daerah berupa

dokumen Naskah Akademis (NA) dapat diwujudkan oleh konsultan pihak ke tiga dari

sisi anggaran dapat terpenuhi target, namun dari outcome secara materalistik tidak

tercapai mengingat bahwa untuk terbentuknya kawasan industri wajib ketersediaan

lahan ± 40 ha, perlu di terbitkan Perda RTRW terbaru dan peraturan perundang-

undangan lainnya yang berkaitan dengan kawasan pengembangan industri.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, capaian kinerja sasaran 2 yaitu “Jumlah IKM yang

berkembang”, “Jumlah IKM yang meningkat penerapan tehnologi dan standart produk

industri daerah”, dan “Jumlah IKM yang meningkat nilai tambah dan daya saing produk

unggulan dan pengembangan kawasan industri” adalah sama-sama paling tinggi yaitu

sebesar 100 %. Sedangkan tingkat capaian kinerja per sasaran adalah sebagai berikut:

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

26

Tabel 3.3 Capaian Kinerja per Sasaran

No Sasaran Capaian Kinerja 2018

(%)

Tingkat

Keberhasilan

1 Meningkatnya daya saing perdagangan 112,2 Sangat Baik

2 Meningkatnya daya saing industri 111 Sangat Baik

Nilai rata-rata sasaran 111,6 Sangat Baik

Sumber : Analisis Disdagperin Kabupaten Boyolali, 2018

Terlihat dari table diatas, capaian kinerja per Sasaran tertinggi sebesar 112,21 % untuk

urusan Perdagangan dan tingkat capaian terendah sebesar 111% untuk urusan Perindustrian.

Ada beberapa indikator kinerja yang perlu mendapat perhatian dan apresiasi, yaitu indikator

yang capaian kinerjanya yang sangat baik, sebagai berikut :

Tabel. 3.4

Capaian Kinerja yang Sangat Baik diatas 100%

No Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Ket.

1

Jumlah peningkatan

sarpras perdagangan

yang representative

(toko, kios, los,

kantor, MCK, TPS,

mushola, dll)

Unit

80

218

272,5

P3

2

Pendapatan restribusi

pasar daerah yang

dikelola pemkab

Rp

5.850.000.

000

7.111.897.82

2

121,57

P3

3

Nilai ekspor barang

USD 143,325 99.139

69,17

Usaha

Perdagangan

4

Lokasi pedagang

pasar, PKL, dan

asongan yang tertib

dan tertata

Lokasi 50 70 140

P3

Sumber : Analisis Disdagperin Kabupaten Boyolali 2018

Sedangkan indikator kinerja yang capaian kinerja kurang adalah sebagai berikut:

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

27

Tabel. 3.5

Capaian Kinerja Kurang dari 55%

No Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Ket.

1 Jumlah pelaku usaha

dan konsumen yang

difasilitasi

pemerintah daerah

dalam rangka

perlindungan

konsumen

Pelaku

usaha dan

konsumen

4,200

794

20

Usaha

Perdagangan

Sumber : Analisis Disdagperin Kabupaten Boyolali 2018

3.2. Realisasi Anggaran

Alokasi dan realisasi anggaran Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten

Boyolali pada tahun 2018 sebagaimana tabel di bawah ini. Data tabel tersebut, pembiayaaan

dari APBD Perubahan Tahun 2018 berjumlah Rp 84.758.873.000,00 terealisasi Rp.

83.081.842.401,00 dengan penyerapan sebesar 98,02% atau efisiensi sebesar 1,98%. Besar

pembiayaan tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar Rp. 36.646.504.000,00 apabila

dibandingkan dengan pembiayaan tahun sebelumnya (tahun 2017) yang sebesar Rp.

48.112.369.000,00.

Tabel 3.6

Alokasi dan Realisasi Anggaran

No Sasaran

Strategis Program Kegiatan Anggaran Realisasi %

Koordi

nator

1 2 3 4

1. Meningkat

nya daya

saing

perdagang

an.

Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri.

1.Pengembangan pasar dan

distribusi barang produk; 63.523.387.050 63.217.444.576 99,52 P3

2.Peningkatan sistem dan

jaringan informasi

perdagangan;

93.000.0000 85.156.720 91,57

Usaha

Perda

gangan

3.Sosialisasi peningkatan

penggunxaan produk

dalam negeri;

20.000.000 19.121.700 95,61

Usaha

Perda

gangan

4.Pengembangan

kelembagaan kerjasama

kemitraan.

24.007.000 23.374.317 97,36

Usaha

Perda

gangan

5.Pengelolaan pendapatan

retribusi pasar milik

pemda

245.472.250 210.383.368 85,71

P3

6. Pendataan potensi pasar

milik Pemda

70.307.750 59.748.425 84,98 P3

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

28

No Sasaran

Strategis Program Kegiatan Anggaran Realisasi %

Koordi

nator

1 2 3 4

Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan

1.Operasionalisasi dan

pengembangan UPT

kemetrologian daerah

675.000.000 41.637.040 6,17

Usaha

Perda

gangan

Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan

1.Kegiatan penataan tempat

berusaha bagi pedagang

kaki lima dan asongan.

73.746.000 69.044.325 93,62 P3

Program peningkatan dan pengembangan ekspor.

1.Kerjasama standarisasi

Mutu produk baik

nasional, bilateral,

regional, Internasional

25.466.000 23.019.623 90,39

Usaha

Perda

gangan

2.Pembangunan promosi

perdagangan internasional 163.998.000 155.989.938 95,12

Usaha

Perda

gangan

3. Sosialisasi kebijakan

penyederhanaan prosedur

dan dokumen ekspor dan

impor

25.903.000 25.556.685 98,66

Usaha

Perda

gangan

Program pelayanan administrasi perkantoran

1. Penyediaan jasa surat

menyurat 4.500.000 4.425.000 98,33

Sekreta

riat

2.Penyediaan jasa

komunikasi, sumber daya

air dan listrik

341.600.000 229.757.743 67,26 Sekreta

riat

3.Penyediaan jasa

pemeliharaan dan

perizinan kendaraan

dinas/operasional

244.317.205 210.258.000 86,06 Sekreta

riat

4.Penyediaan jasa

administrasi keuangan 1.575.000 810.000 51,43

Sekreta

riat

5.Penyediaan jasa

kebersihan kantor 44.683.025 41.292.475 92,41

Sekreta

riat

6.Penyediaan jasa perbaikan

peralatan kerja 20.000.000 16.325.000 61,97

Sekreta

riat

7.Penyediaan alat tulis

kantor 49.398.470 30.701.580 62,15

Sekreta

riat

8.Penyediaan barang

cetakan dan penggandaan 102.877.500 63.748.100 46,07

Sekreta

riat

9.Penyediaan komponen

instalasi listrik/penerangan

bangunan

5.581.750 2.571.500 46,07 Sekreta

riat

10.Penyediaan peralatan

dan perlengkapan kantor 20.430.000 19.198.490 93,97

Sekreta

riat

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

29

No Sasaran

Strategis Program Kegiatan Anggaran Realisasi %

Koordi

nator

1 2 3 4

11.Penyediaan bahan

bacaan dan peraturan

perundang-undangan

7.500.000 2.352.000 31,36 Sekreta

riat

12.Penyediaan bahan

logistik kantor 200.238.000 160.773.089 80,29

Sekreta

riat

13.Penyediaan makanan dan

minuman 50.450.000 41.055.500 81,38

Sekreta

riat

14.Rapat-rapat koordinasi

dan konsultasi ke luar

daerah

324.823.000 296.427.764 91,26 Sekreta

riat

15.Penyediaan jasa

administrasi perkantoran 859.960.000 778.836.017 10,57

Sekreta

riat

Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

1.Pengadaan kendaraan

dinas/operasional 105.000.000 103.830.000 98,89

Sekreta

riat

2.Pengadaan perlengkapan

gedung kantor 55.250.000 33.676.650 60,95

Sekreta

riat

3.Pengadaan mebeleur 77.000.000 75.614.000 98,20 Sekreta

riat

4.Pemeliharaan

rutin/berkala gedung

kantor

225.000.000 219.672.000 97,63 Sekreta

riat

Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan

keuangan

1.Penyusunan laporan

capaian kinerja dan

ikhtisar realisasi kinerja

SKPD

9.270.000 4.875.000 52,59 Sekreta

riat

2.Penyusunan pelaporan

keuangan akhir tahun 2.250.000 2.250.000 100

Sekreta

riat

Program pengembangan industri kecil dan menengah

1.Pembinaan industri kecil

dan menengah dalam

memperkuat jaringan

klaster industri

16.783.269.000 16.575.532.496 98,76 Industri

2.Fasilitas bagi industri

kecil dan menengah

terhadap pemanfaatan

sumber daya

25.673.250 17.319.200 67,46 Industri

Program peningkatan kemampuan teknologi industri

1.Pembinaan kemampuan

teknologi industri

128.675.750 93.349.925 72,55 Industri

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

30

No Sasaran

Strategis Program Kegiatan Anggaran Realisasi %

Koordi

nator

1 2 3 4

Program peningkatan kapasitas Iptek sistem produksi

1. Pengembangan sistem

inovasi teknologi industri

76.764.000

74.497.155 97,05

Industri

Program Penyiapan Potensi Sumber Daya, Sarana, dan Prasarana

Kajian potensi sumber daya

yang terkait dengan

investasi

52.500.000 52.218.000 99,46

Industri

Jumlah

84.758.873.000 83.081.842.401 98,02

Sumber: Analisis Laporan Realisasi Anggaran dan Capain Fisik Belanja Langsung Disdagperin

Kabupaten Boyolali Bulan Januari 2018.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

31

BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan

Pada tahun 2018, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali dari 2

(dua) sasaran dengan 9 (sembilan) indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian

Kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali Tahun 2017, menunjukkan

tingkat keberhasilan capaian kinerja sebagai berikut :

1. Capaian lebih dari 100 % (sangat Baik) : 3 (tiga) indikator (33,33%)

2. Capaian 75% sampai 100% (Baik) : 4 (empat) indikator (44,44%)

3. Capaian 55% sampai 74 % (Cukup) : 1 (satu) indikator (11,11%)

4. Capaian kurang dari 54 % (Kurang) : 1 (dua) indikator (11,11%)

Secara keseluruhan capaian kinerja 111,6% (kategori sangat baik) dan mengalami kenaikan

dibanding capaian kinerja tahun 2013 yang 102,7%, tahun 2014 yang 102,26%, tahun 2015

yang 101.42%, mengalami kenaikan capaian kinerja tahun 2016 yang 106,07% dan tahun

2017 yang 105,95%.

Pembiayaaan program/kegiatan dari APBD Kabupaten Boyolali Tahun 2018

Rp 84.758.873.000, 00 terealisasi Rp. 83.081.842.401,00 dengan penyerapan sebesar 98,02%

atau efisiensi sebesar 1,97%. Besar pembiayaan dibanding tahun 2013 sebesar Rp

3.462.527.000,00 mengalami peningkatan Rp. 31.915.447.000,00 atau 90,21%, pada tahun

2014 besar pembiayaan sebesar Rp.10.080.880.000, 00 mengalami penurunan sebesar Rp.

25.297.094.000,00 atau 71,50%, pada tahun 2015 besar pembiayaan sebesar Rp.

5.836.941.000,00 mengalami kenaikan sebesar Rp. 29.541.033.000,00 atau 83,50% dan pada

tahun 2016 besar pembiayaan sebesar Rp.17.687.693.000,00 mengalami kenaikan sebesar

Rp. 17.690.281.000,00 atau 0,01%. Tahun 2017 besarnya pembiayaan sebesar

Rp.30.041.346.000 mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp.35.377.974.000,00 sehingga

terjadi kenaikan sebesar Rp. 5.336.628.000,00 atau 15,08%.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas ...orpegbag.boyolali.go.id/arsip/2019/04/lkjip5.pdfLatar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan

32