bab i pbl ii proposal kegiatan.docx

5
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sebab makanan harus ditangani dan dikelola dengan baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Pengelolaan yang baik dan benar pada dasarnya adalah mengelola makanan berdasarkan kaidah-kaidah dan prinsip higiene dan sanitasi makanan. Higiene dan sanitasi makanan dapat dikendalikan dengan prinsip 4 faktor higiene dan sanitasi makanan yaitu: faktor tempat atau bangunan, peralatan, orang / penjamah makanan dan bahan makanan. Higiene sanitasi makanan merupakan upaya kesehatan untuk menyehatkan makanan. Makanan sehat adalah makanan yang mengandung unsur gizi yang cukup, bebas dari kuman pathogen dan aman dari bahan berbahaya atau zat kimia beracun. Penyelenggaraan sanitasi dan higiene makanan bertujuan untuk menyingkirkan resiko terkontaminasi oleh mikroorganisme pada tahap-tahap yang berbeda dalam produksi dan pemprosesan makanan (Jacob,1995). Banyak faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat. Salah satunya adalah kondisi higiene dan sanitasi makanan, bahan makanan dan keamanan makanan dirumah tangga yang belum memadai. Faktor- faktor yang memepengaruhi keadaan higiene dan sanitasi di rumah tangga antara lain adanya keterbatasan sosial ekonomi yang akan berpengaruh terhadap kepadatan lingkungan tempat tinggal, penyediaan sumber air bersih serta tingkat pendidikan

Upload: dewisatya

Post on 02-Dec-2015

56 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PBL II PROPOSAL KEGIATAN.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sebab

makanan harus ditangani dan dikelola dengan baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.

Pengelolaan yang baik dan benar pada dasarnya adalah mengelola makanan berdasarkan

kaidah-kaidah dan prinsip higiene dan sanitasi makanan. Higiene dan sanitasi makanan dapat

dikendalikan dengan prinsip 4 faktor higiene dan sanitasi makanan yaitu: faktor tempat atau

bangunan, peralatan, orang / penjamah makanan dan bahan makanan.

Higiene sanitasi makanan merupakan upaya kesehatan untuk menyehatkan makanan.

Makanan sehat adalah makanan yang mengandung unsur gizi yang cukup, bebas dari kuman

pathogen dan aman dari bahan berbahaya atau zat kimia beracun. Penyelenggaraan sanitasi

dan higiene makanan bertujuan untuk menyingkirkan resiko terkontaminasi oleh

mikroorganisme pada tahap-tahap yang berbeda dalam produksi dan pemprosesan makanan

(Jacob,1995). Banyak faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu, keluarga maupun

masyarakat. Salah satunya adalah kondisi higiene dan sanitasi makanan, bahan makanan dan

keamanan makanan dirumah tangga yang belum memadai. Faktor-faktor yang

memepengaruhi keadaan higiene dan sanitasi di rumah tangga antara lain adanya

keterbatasan sosial ekonomi yang akan berpengaruh terhadap kepadatan lingkungan tempat

tinggal, penyediaan sumber air bersih serta tingkat pendidikan yang akan mempengaruhi

pengetahuan, sikap, serta perilaku seseorang dalam melakukan upaya sanitasi dan higiene

makanan (Depkes, 2009).

Upaya higiene dan sanitasi makanan (termasuk minuman), bahan makanan dan

keamanan makanan dirumah tangga merupakan unsur kesehatan dasar yang sangat penting

untuk melindungi seluruh anggota keluarga didalam rumah tangga, dari gangguan penyakit

bawaan makanan. Sebagai sebagian dari strategi global untuk menurunkan beban penyakit

bawaan makanan, WHO (World Health Organization) telah mengindentifikasi keperluan

edukasi mengenai cara-cara menjaga sanitasi makanan pada semua tingkat pengelolaan

makanan. Program “Five Keys to Safer Food” telah diperkenalkan oleh WHO. Program ini

diperkenalkan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang cara

menjaga sanitasi makanan.

Page 2: BAB I PBL II PROPOSAL KEGIATAN.docx

Sebuah penelitian di Ghana menunjukkan bahwa ibu-ibu yang menyiapkan makanan

bagi keluarganya mendapat skor yang sedikit yaitu sebanyak 16,5% terhadap pengetahuan,

sikap dan perilaku sanitasi makanan. Hasil ini diambil sebelum ibu-ibu mendapat bimbingan

dan penyuluhan yang khusus. Akan tetapi selepas mendapat bimbingan dan penyuluhan yang

cukup dan lebih rinci, data statistik menunjukkan peningkatan skor terhadap perilaku sanitasi

makanan pada ibu-ibu yaitu dari 16,5% menjadi 60,5% (Donkor et al., 2009). Hal ini

membuktikan bahwa bimbingan, penyuluhan dan pengetahuan sangat mempengaruhi sikap

dan tindakan mereka terhadap sanitasi makanan saat pengelolaan makanan. Pengetahuan,

sikap dan perilaku ibu-ibu seharusnya baik karena mereka memainkan peran penting dalam

proses mencegah penularan penyakit bawaan makanan.

Keperluan edukasi ini penting kepada semua masyarakat terutama kepada ibu-ibu rumah

tangga yang berperan aktif dalam menyediakan makanan siap saji bagi keluarga. Berdasarkan

survey pendahuluan di wilayah PBL kami yaitu banjar Pegok, Sesetan diperoleh informasi

bahwa seluruh ibu-ibu belum pernah mendapat penyuluhan khusus tentang cara

penyelenggaraan makanan yang baik, ibu-ibu yang menjadi responden survey juga

menyatakan tidak pernah membaca buku-buku khusus tentang cara-cara penyelenggaraan

makanan yang memenuhi persyaratan kesehatan. Dari survey tersebut juga didapatkan

sebanyak 47,6% responden memiliki pengetahuan buruk dan dilihat dari perilaku mayoritas

responden berperilaku buruk sebanyak 60,7%. Rata-rata pengetahuan dan perilaku buruk ini

berada pada jenis kelamin perempuan dan tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga) yaitu sebesar

68,2%.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka sanitasi dan higiene dalam penyediaan makanan

perlu diberi perhatian sehingga perlu diadakannya sebuah program edukasi seperti

penyuluhan agar pengetahuan dan perilaku tentang higiene dan sanitasi makanan, bahan

makanan dan keamanan makanan dirumah tangga, menjadi suatu kebutuhan dasar bagi setiap

ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok ibu-ibu PKK terutama di wilayah PBL

yaitu banjar Pegok, Sesetan.

1.2 Tujuan

1. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama ibu-ibu PKK mengenai sanitasi

dan higiene makanan.

Page 3: BAB I PBL II PROPOSAL KEGIATAN.docx

2. Untuk mengubah prilaku masyarakat terutama ibu-ibu PKK dalam penyiapan,

pengolahan dan penyajian makanan yang sesuai dengan prinsip sanitasi dan higiene

makanan yang benar.

1.3 Manfaat :

1. Bagi mahasiswa

Dengan menyelenggarakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan bagi ibu-ibu PKK di

wilayah Banjar Pegok terkait dengan sanitasi dan higiene makanan, diharapkan agar

mahasiswa mampu untuk belajar secara langsung dan mendapatkan pengalaman dalam

proses menggerakkan masyarakat secara aktif.

2. Bagi masyarakat

Dengan diadakannya kegiatan penyuluhan dan pelatihan bagi ibu-ibu PKK di wilayah

Banjar Pegok terkait dengan sanitasi dan higiene makanan, diharapkan agar ibu-ibu PKK

mampu untuk memilih, mengolah dan menyajikan makanan yang sehat dan bersih bagi

keluarga dan orang-orang disekitarnya sehingga penyakit yang berhubungan dengan

saluran pencernaan dapat ditekan/dikurangi.

dafpus:

Departemen Kesehatan. Pedoman Pengelolaan Higiene Sanitasi Makanan di Rumah Tangga.

2009; 7-9. Available from: http://www.ditjen.p2mling.gov.id. [Accessed 10 Maret 2013].

Donkor, E.S., Kayang, B .B., Quaye, J., and Akyeh, M.L. Application of the WHO Keys of

Safer Food to Improve Food Handling Practices of Food Vendors in A Poor Resource

Community in Ghana. International Journal Environmental Research and Public Health.

2009; 11:2833-2842. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez.

[Accessed 10 Maret 2013].

Jacob, M., 1995. Safe Food Handling: A Training Guide for Managers of Food Services

Establishment. London: World Health Organisation. Available from:

http://www.who.org.