bab i mektan rev 1

Upload: nurwahyuhidayah

Post on 14-Jan-2016

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

contoh lap mektan

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Defenisi TanahTanah adalah hasil dari pelapukan batuan yang butiran butirannya dapat dipisahkan atau kumpulan dari sebagian kecil mineral atau bahan organik (kumpulan bermacam-macam batu,tumbuhan,binatang,dll) baik yang saling melekat atau tidak dimana sebagian atau seluruhnya terisi air atau udara.Tanah adalah akumulasi tumbuhan alam yang bebas dan menduduki sebagian besar lapisan atas permukaan bumi.Ada empat lapisan dari tanah yakni, lapisan tanah atas (topsoil), lapisan tanah bawah (subsoil), lapisan batuan induk terlapuk (regalith) dan lapisan batuan induk (bedrock).1.2 Nama dan Sifat TanahDalam pandangan teknis tanah dapat digolongkan beberapa macam yang pokok,antara lain :1. Batu kerikil (Gravel)Batu kerikil biasanya terdiri dari pecahan batu,kadang kadang batu,diameternya 2 100 mm.2. Pasir (Sand)Pasir hamper selalu terdiri atas satu macam zat mineral terutama lawats,diameternyaberkisar antara 0,2 0,6 mm.3. Lanau(Silt)Lanau adalah batuan yang merupakan peraliahan antara lempung dan pasir yang mempunyai kohesi,diameternya 0,082 mm.4. Lempung (Clay)Lempung terdiri dari butiran yang sangat halus yang mempunyai sifat kohesi dan mempunyai diameter 0,002 mm.

Golongan batu kerikil dan pasir sering dikenal sebagai bahan berbutir kasar atau bahan non kohesi. Sedangkan lanau atau lempung dikenal sebagai bahan berbutir halus atau bahan kohesi.Sebagai garis besar klasifikasi tanah menurut diameter butirannya adalah sebagai berikut :Tabel 1.1Macam/JenisTanah Berdasarkan DiameterNoMacam TanahDiameter

1Brangkal (Boulder)8 inchi

2Krakal (Gabble Stone)3 8 inchi

3Krikil (Gravel)2 100 inchi

4Pasir Kasar0,6 2 inchi

5Pasir Sedang0,2 0,6 mm

6Pasir Halus0,06 0,2 mm

7Lanau0,002 0,06 mm

8Lempung0,002 mm

(Sumber : Hary Chrisiady Hardiyatmo, 1992)1.3 Struktur Susunan TanahSusunan butiran tanah bermacam-macam menurut jenis tanah dimana dan bagaimana tanah itu terjadi. Tanah yang terjadi ditempat kering atau basah, dalam air tawar atau air laut akan berlainan susunan butir-butirnya.Pasir umumnya mempunyai butir yang lepas dan struktur butirannya tunggal. Pada tanah yang pekat seperti lempung sering terdapat butir-butir yang kecil.Sifat permukaan dan susunan mineral tanah terjadi akibat pembelahan oleh panas, hujan, dan angina tau reaksi kimia.Secara kimia terjadi dari S1O2 dan dipisahkan dengan cara dipanasi asam Hidroslone(HE) menurut reaksi berikut :S1O2 + 4HE 2H2O + S1E4Sifat dari butiran tanah dapat mempengaruhi analisa granuler, dan sebagainya.sedangkan berdasarkan sifat dan permukaannya dapat diketahui asal dari butirannya itu.Tanah pada umumnya terdiri dari 3 bahan, yaitu butiran tanahnya itu sendiri,kemudian rongga udara yang diantaranya ruang ruang kosong tersebut.Didalam tanah yang asli (ada dilapangan) jarang terjadi atau bahkan tidak pernah ditemui tanah yang kering yang tidak ada kandungan air di dalamnya.

1.4 Guna TanahGuna Tanah yaitu :1. Alas : Tanah sebagai sarana meletakan atau menempatkan bangunan suatu kontruksi. Misal gedung,jalan raya,bendungan,tanggul,dan sebagainya.2. Bahan : Tanah juga dapat berfungsi sebagai bahan bangunan bangunan itu sendiri.Misal sebagai bendungan,tanggul,dan sebagainya.

1.5 Mekanika TanahManfaat mekanika tanah dalam kaitannya dengan teknik sipil adalah dengan mempelajari mekanika tanah,kita dapat mengetahui masalah masalah tanahdimana tanah sebagai bahan kontruksi maupun tempat didirikannya suatu bangunan.Masalah yang di hadapi mengenai tanah antara lain :1. Tegangan tanah pada kedalaman tertentu,akibat adanya pembebanan dapat atau tidaknya tanah menahan tegangan tersebut tanpa terjadinya suatu penurunan tanah.2. Besar penurunan yang terjadi pada tanah,akibat adanya suatu bangunan dan kerusakan struktur bangunan tersebut.3. Keruntuhan pada tumbuhan/galian tanah akibat kemiringan yang melebihi atau keruntuhan pada pondasi.

1.6 Penelitian TanahPenelitian yang dapat dilakukan pada tanah meliputi :1. Penelitian dilapangan,antara lain :a. Pengeboran (dralling)b. Sumbu percobaan (trial pits)c. Pengambilan contoh tanah (sampling)d. Percobaan penetrasi (penetrasi test)2. Penelitian laboratorium,antara lain :a. Menentukan kadar air b. Menentukan berat jenis tanahc. Menentukan batas air tanahd. Percobaan batas plastis tanahe. Percobaan batas susut tanahf. Percobaan distribuasi butiran tanahg. Percobaan pemadatan tanah

BAB II

PENGUJIAN PROPERTIS TANAH

2.1Pengujian Kadar Air2.1.1Maksud dan Tujuan PengujianMaksud dari pengujian ini adalah untuk sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan kadar air pada sampel tanah.Pengujian bertujuan untuk menentukan kadar air sempel tanah.Kadar air tanah nilai perbandingan berat air dalam satuan tanah dengan berat kering tanah tersebut.

2.1.2Alat yang Digunakan1. Container2. Timbangan ketelitian 0,1 gram3. Oven4. Desikator2.1.3Benda Uji yang DigunakanBenda uji berupa basah,yang terganggu maupun yang tidak terganggu.Agar diperoleh hasil yang lebih teliti,maka benda uji dan neraca yang digunakan harus sesuai dengan ukuran butir maksimum seperti pada table 2.1Tabel 2.1 Ketentuan Benda Uji dengan Neraca yang DigunakanUkuran ButirMaksimumBerat Benda Uji MinimumKetelitian Neraca

3/4 1000 gram1 gram

# 10100 gram0,1 gram

# 4010 gram0,01 gram

(Panduan Praktikum Mekanika dan Penyelidikan Tanah, Tabel 4.1 hal 16)

2.1.4Prosedur Pengujian1. Membersihkan container dengan kain, kemudian ditimbang beserta tutupnya dan beratnya dicatat = W1 gram.2. Memasukan contoh tanah yang akan diuji kedalam container, kemudian ditimbang bersama tutupnya = W2 gram.3. Memasukan ke dalam oven dengan keadaan terbuka, mengatur suhu oven konstan antara 105 C - 110 Cselama 15 sampai 20 jam, tutup container jangan tertukar dengan tutup container lain.4. Mengeringkan tanah Setelah dioven dalam desikator,kemudian container bersama tutupnya ditimbang.5. Jika tidak terdapat mesin pengering,maka pelaksanaan pengeringan dapat dilakukan dengan cara :a. Jika benda uji yang akan diuji tidak mengandung bahan organic atau mudah terbakar,maka pengeringan dapat dilakukan di atas kompor atau dibakar secara langsung setelah disiram dengan spirtus.b. Jika benda uji yang akan diuji mengandung bahan yang mudah terbakar,spirtus,tetapi harus dikeringkan dengan kompor dengan suhu temperature tidak lebih dari 60 C.c. Untuk masing masing contoh harus dipakai container yang diberi tanda dan tidak boleh tertukar.d. Untuk setiap benda uji harus dipakai minimal 2 container sehingga kadar air dapat diambil nilai rata rata.e. Agar pengeringan dapat berjalan sempurna,maka susunan benda uji dalam oven harus diatur sehingga pengeringan tidak terganggu serta saluran udara harus terbuka.2.1.5Analisis Hasil Pengujian1. Menghitung kadar air tanah yang terkandung dalam masing masing sampel tanah dengan rumus sebagai berikut :Kadar air tanah (w) = x 100%Keterangan :W1 = Berat Container Kosong (gram)W2 = Berat Container + Tanah basah (gram)W3 = Berat Container + Tanah kering (gram)w = Kadar air2. Menghitung kadar air rata rata dari sampel pengujian

A. Data UjiTabel 2.2 Data Pengujian Kadar AirNoPengujian12

1Berat Container (W1),gr21,6422

2Berat Container + Tanah basah (W2),gr3734,16

3Berat Container + Tanah kering (W3),gr32,5330,81

4Berat Air (Ww = W2 W3),gr 4,473,35

5Berat Tanah Kering (Ws = W3 W1),gr10,888,81

6Kadar Air((W2 W3)/(W3 W1)x100%41,0638,02

7Kadar Air rata rata (w),%39,54

B. Perhitungan1. Perhitungan Kadar aira. Sampel 1Diketahui : W1= 21,64 grW2= 37 grW3= 32,53 gr w =x100% = 41,06 %b. Sampel 2Diketahui :W1= 22 grW2= 34,16 grW3= 30,81 grw =x100%= 38,02 %2. Perhitungan Kadar Air Rata rata wrata-rata = == 39,54 %C. PembahasanKadar Air tanah adalah perbandingan berat air dalam satuan tanah dengan berat kering tanah tersebut,jadi semakin besar berat tanah kering semakin kecil jumlah kadar air yang dihasilkan. Kadar air alami untuk sebagian besar tanah biasanya berada di bawah 65%. Tanah yang kelihatannya kering biasanya masih terdapat sisa air sebanyak 2 3 %. Pada jenis tanah yang sama tetapi dengan kadar air yang berbedaakan mewujudkan berat volume yang berbeda pula.Tabel 2.3 Macam/Jenis Tanah Berdasarkan Nilai Propertis TanahMacam Tanahn (%)Ew (%)d(gr/cm3)b(gr/cm3)

Pasir seragam,tidak padat460,85321,431,89

Pasir seragam,padat340,51191,752,09

Pasir berbutir campur,tidak padat400,67251,591,97

Pasirberbutircampur,padat300,43161,862,16

Lempung lunak,sedikit organik661,9070-1,58

Lempung lunak,sangat organik753,00110-1,43

(Sumber : Hary Christady Hardiyatmo,1992)

D. KesimpulanDari Hasil uji kadar air (w) = 39,54 %. Berdasarkan Tabel 2.3, sampel uji merupakan lempung lunak sedikit organik.

E. Lampiran1. Gambar alat2. Laporan sementara

2.2Pengujian Berat Volume2.2.1Maksud dan Tujuan PengujianMaksud dari pengujian ini adalah untuk sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan berat volume pada sampel tanah.Tujuan ini dimaksudkan untuk mengetahui berat volume suatu sampel tanah, berat volume adalah nilai perbandingan berat tambah total termasuk air yang terkandung didalamnya dengan volume tanah total.

2.2.2 Alat yang Digunakan1. Timbangan ketelitian 0.01 gram2. Ring berat volume dari baja3. Caliber4. Pisau perata

2.2.3 Benda Uji yang DigunakanBerupa tanah dilapangan, dapat berupa tanah yang telah dipadatkan atau tanah asli.

2.2.4 Prosedur Pengujian1. Membersihkan ring, kemudian ditimbang = W1 gram.2. Mengukur diameter ring (d) dan tinggi (t) kemudian dihitung volumenya.3. Mengoleskan oli pada bagian sisi ring dalam serta luarnya, kemudian ring bdimasukkan ke dalam sampel tanah dengan cara menekan.4. Meratakan tanah hingga rata dengan permukaan ring dengan menggunakan pisau perata, serta bersihkan sisi luarnya kemudian ditimbang.

2.2.5 Analisis Hasil PengujianHitung berat volume tanah dengan rumus :b =

keterangan :b = Berat volume tanahW1 = Berat ringW2 = Berat ring + tanah basahV = Volume benda

A. Data UjiTabel 2.4 Data Pengujian Berat Volume TanahNoPercobaan ke12

1Diameter ring (cm)4,94,92

2Tinggi ring (cm)2,62,4

3Volume ring (cm3)49,0345,62

4Berat ring (gram)40,6836,25

5Berat ring + tanah basah (gram)120,68114,8

6Berat tanah basah (gram)8078,55

7Berat volume tanah (gram/cm3)1,6321,72

8Berat volume rata-rata (gram/cm3)1,676

B. Perhitungan1. Percobaan Ia. Volume ring = x x d2 x t= x 3,14 x 4,92 x 2,6= 49,03 cm3

b. Berat tanah basah (W3 ) = W2 W1 = 120,68 40,68 = 80 gram

c. Berat volume tanah () = = = 1,632 gram/cm3

2. Percobaan IIa. Volume ring = x x d2 x t= x 3,14 x 4,922 x 2,4= 45,62 cm3

b. Berat tanah basah (W3 ) = W2 W1 = 114,8 36,25 = 78,55 gramc. Berat volume tanah () = = = 1,72 gram/cm3d. Berat volume tanah rata2 () = = = 1,676 gram/cm3

C. PembahasanTanah terdiri atas dua bagian antara lain bagian padat yang berisi partikel-partikel padat sedangkan bagian kosong sepenuhnya terdiri dari air dan udara, seperti bila tanah dalam keadaan jenuh atau kering. Bila tanah memiliki massa tidak dalam keadaan jenih maka bagian kosong terdiri dari air dan udara.Berat volume tanah (b) yang didapat dari pengujian adalah rata-rata dari sampel-sampel tanah yang telah diuji dilaboratorium. Maka berat volume tanah merupakan perbandingan berat tanah total termasuk air yang terkandung di dalamnya dengan volume tanah total.Tabel 2.5 Klasifikasi TanahMacam Tanahn(%)ew(%)dgr/cm3bgr/cm3

Pasir seragam, tidak padat460,85321,431,89

Pasir seragam, padat340,51191,752,09

Pasir berbutir campur, tidak padat400,67251,591,97

Pasir berbutir campur, padat300,43161,862,16

Lempung lunak, sedikit organic661,9070-1,58

Lempung lunak, sangat organic753,00110-1,43

(Sumber : Hary Chritady Hardiyatmo, 1992 )

D. KesimpulanHasil uji berat volume tanah (b) = 1,676 gram/cm3. Berdasarkan Tabel 2.5, benda uji merupakan tanah Pasir Seragam, Tidak Padat.

E. Lampiran1. Gambar alat2. Laporan sementara

2.3Pengujian Berat Jenis2.3.1 Maksud dan Tujuan Pengujian Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis suatu sampel tanah, berat jenis tanah adalah nilai perbandingan berat butiran dengan berat air destilasi diudara dengan volume yang sama pada temperature tertentu, biasanya diambil pada suhu 27,5 C

2.3.2 Alat yang Digunakan1. Picknometer dengan kapasitas 25cc atau 50cc2. Timbangan ketelitian 0,01 gram3. Air destilasi bebas udara4. Oven dengan suhu yang dapat diatur5. Termometer6. Cawan porselin (mortar) dengan pestel (penumbuk berkepala karet)7. Saringan no.108. Kompor pemanas

2.3.3 Benda Uji yang DigunakanBenda uji yang digunakan adalah tanah kering oven lolos saringan no.200 yang berasal dari tabung tanah undisturb.

2.3.4 Prosedur Pengujian1. Persiapan Pengujiaana. Mengkeringkan sampel tanah di dalam oven selama 24 jamb. Menghaluskan sampel tanah oven tersebut dengan pestel hingga lolos saringan no.102. Pelaksanaan Pengujiana. Membersihkan Picknometer bagian luar dan dalamnya kemudian ditimbang dengan tutupnya = W1 gramb. Memasukkan sampel tanah yang lolos saringan no.200 ke dalam picknometer sebanyak seperempat dari volume picknometer, kemudian pada bagian luarnya dibersihkan lalu ditimbang beserta tutupnya = W2 gramc. Memasukkan air destilasi ke dalam picknometer sampai 2/3 dari isinya kemudian didiamkan kira-kira sampai 30 menit.d. Mengeluarkan udara yang terperangkap diantara butir tanah, hal ini dapat dilakukan dengan cara :1) Memasukkan Picknometer ke dalam pompa fakum dalam keadaan terbuka kemudian diberikan tekanan tidak melebihi 100 cmHg, sehingga gelembung udara dapat keluar dari pori-pori tanah dan air menjadi jernih.2) Merebus Picknometer dengan hati-hati selama 10 menit dengan sesekali picknometer digoyang-goyangkan untuk membantu keluarnya gelembung udara, kemudian dimasukkan dalam desikator sampai mencapai suhu ruangan selama lebih kurang 2 jam.e. Menambahkan air destilasi ke dalam picknometer sampai penuh dan ditutup, bagian luar picknometer dikeringkan dengan kain kering, setelah itu picknometer berisi tanah dan air penuh ditimbang = W3 gram.f. Mengukur suhu air dalam picknometer dengan termometer dan catat = Tg. Membuang seluruh isi picknometer kemudian diisi dengan air destilasi bebas udara sampai penuh, ditutup dan bagian luarnya dilap dengan kain dan ditimbang = W4 gram. Hal ini dikerjakan segera setelah pekerjaan poin f, agar suhu air masih sama dengan poin f.

2.3.5 Analisis Hasil Pengujian1. Berat jenis tanah pada suhu t CGs (t) = Keterangan :Gs (t) = berat jenis tanah pada suhu tCWs = berat tanah kering (gram)I = A W3A = berat tanah kering + picknometer + airW3 = berat tanah + picknometer + air2. Berat jenis tanah pada temperature 27,5 CGs (27,5 C) = Gs (t) x Berat jenis air pada suhu t C dan 27,5 C diperoleh dari pembacaan tabel Properties of Distilled Water.

A. Data UjiTabel 2.6 Data Pengujian Berat Jenis Tanah1No pengujian12

2Berat picknometer (W1)Gram15,4730,2

3Berat picknometer + tanah kering (W2)Gram23,4945,75

4Berat picknometer + tanah + air (W3)Gram45,4787,96

5Berat picknometer + air (W4)Gram41,3178,88

6Suhu airC2828

7wpada suhu (tC)gram/cm30,996270,99627

8wpada suhu(27,5 C)gram/cm30,996410,99641

9Berat tanah kering (Ws)Gram3057,76

10A = Ws + W4Gram71,31136,64

11I = A W3Gram25,8448,68

12Berat jenis tanah 1,1611,186

13Berat jenis tanah pada suhu (27,5 C)1,1611,186

14Berat jenis rata-rata pada suhu (27,5 C)1,1735

B. Perhitungan1. Berat tanah kering (Ws)Ws = W3 W1a. Berat tanah kering sampel 1 = 45,47 15,47 = 30 gramb. Berat tanah kering sampel 2 = 87,96 30,2 = 57,76 gram

2. A = Ws + W4a. Sampel 1 = 30 + 41,31 = 71,31 gramb. Sampel 2 = 57,76 + 78,88 = 136,64 gram

3. I = A W3a. Sampel 1 = 71,31 45,47 = 25,84 gramb. Sampel 2 = 136,64 87,96 = 48,68 gram

4. Berat jenis tanah pada suhu (t C), Gs (t C) = a. Berat jenis tanah pada suhu (t C), Gs (t C) sampel 1 = = 1,161b. Berat jenis tanah pada suhu (t C), Gs (t C)sampel 2 = = 1,186

5. Berat jenis tanah pada suhu (27,5 C) = a. Berat jenis tanah pada suhu (27,5 C) = 1,161 x = 1,161b. Berat jenis tanah pada suhu (27,5 C) = 1,186 x = 1,186

6. Berat jenis rata-rata pada suhu (27,5 C)= = 1,1735

C. PembahasanPengujian ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah. Berat jenis tanah adalah perbandingan berat butiran tanahdengan berat air destilasi diudara dengan volume yang sama pada temperatur tertentu, biasanya diambil pada suhu 27,5oC.Untuk menentukan bagian air pada temperatur 27,5oC kita lakukan inerpelasi antara suhu 27oC dengan suhu 28oC.Tabel 2.7Macam/Jenis Tanah Berdasarkan Nilai Berat Jenis TanahNoMacam TanahBerat Jenis

1Kerikil2,65 2,68

2Pasir2,65 2,68

3Lanau tak organik2,65 2,68

4Lempung organik2,58 2,68

5Lempung tak organik2,68 2,75

6Humus1,37

7Gambut1,25 1,80

(Sumber : Hary Christady Hardiyatmo,1992)

D. KesimpulanHasi uji Berat Jenis Tanah (Gs) = 1,1735. Berdasarkan tabel 2.7, benda uji mendekati jenis tanah gambut.

E. Lampiran1. Gambat Alat2. Laporan Sementara

BAB III

PENGUJIAN ANALISIS GRANULER

3.1 Pengujian Analisa Saringan3.1.1Maksud dan Tujuan PengujianMenentukan presentase ukuran butir tanah pada benda uji yang tertahan saringan no.200.

3.1.2 Alat yang Digunakan1. Satu set saringan no. 4,10,20,40,60,140,200 serta pan saringan2. Kuas 3. Timbangan ketelitian 0,01 gram4. Mesin penggetar5. Oven

3.1.3 Benda Uji yang DigunakanBenda uji yang digunakan adalah butiran tanah yang tertinggal pada saringan no.200 yang sudah dikeringkan.

3.1.4 Prosedur Pengujian1. Persiapan pengujianDari pengujian analisis hydrometer sudah didapatkan butiran tanah yang tertinggal pada saringan no.200 kemudian dikeringkan.2. Pelaksanaan pengujiana. Menyaring butiran tanah yang tertahan pada saringan no.200 dengan satu set saringan yang tersusun 2gram, kemudian larutan dalam 300cc air destilasi hingga larut, pada gelas ukur (A)b. Meletakan susunan saringan tersebut pada mesin penggetar dan digetarkan selama 3-5 menitc. Menimbang butir-butir tanah yang tertahan pada masing-masing saringan (d1,d2, d3, d4, d5,d6)d. Memasukkan nilai d1,d2, d3, d4, d5,d6 dalam tabel analisis saringan3.1.5 Analisis Hasil Pengujian1. Menghitung berat butir tanah yang lolos dari masing-masing saringan, berdasarkan berat butir tanah yang tertahan.2. Mengambar grafik distribusi granuler butir-butir tanah pada kertas semi logaritma, dengan absis diameter butir dan presentase lolos (%) sebagai ordinat.3. Dari kurva distribusi yang telah digambarkan dapat diperoleh persentase fraksi butiran lempung, lanau dari pasir.

A. Data UjiTabel 3.1 Hasil Pengujian Uji Analisis SaringanNo. SaringanDiameterSaringan (mm)Berat tanahtertahan (gr)Berat tanahLolos (gr)%tertahan% lolos

44.75001200100

102.00011,61108,399,67590,325

200.8502,44105,952,,03388,292

400.4251,19104,760,99287,3

600.2500,97103,790,80886,492

1400.1062,83100,962,35884,133

2000.0750,9799,990,80883,325

Pan0.185101.50.15483,171

B. Perhitungan1. Berat tanah lolos = berat tanah berat tanah tertahana. Saringan no.4 = 120 0= 120 gramb. Saringan no.10 = 120 11,61 = 108,39 gramc. Saringan no.20 = 108,39 2,44= 105,95 gramd. Saringan no.40 = 105,95 1,19= 104,76 grame. Saringan no.60 = 104.76 0,97= 103,79 gramf. Saringan no.140 = 103,79 2,83= 100,96 gramg. Saringan no.200 = 100,96 0,97= 99,99 gramh. Pan = 99,99 0,185= 99,805 gram

2. Persen tertahan = x 100%a. Saringan no.4 = x 100% = 0 %b. Saringan no.10 = x 100% = 9,675 %c. Saringan no.20 = x 100% = 2,033 %d. Saringan no.40 = x 100% = 0,992 %e. Saringan no.60 = x 100% = 0,808 %f. Saringan no.140 = x 100% = 2,358 %g. Saringan no.200 = x 100% = 0.,808 %h. Pan = x 100% = 0,154 %

3. Persen lolos = 100% - % tertahana. Saringan no.4 = 100% - 0%= 100%b. Saringan no.10 =100% - 9,675 % = 90,325 %c. Saringan no.20 = 90,325 % - 2,033 % = 88,292 %d. Saringan no.40 = 88,292 % - 0,992 % = 87,3 %e. Saringan no.60 = 87,3 % - 0,808 % = 86,492%f. Saringan no.140 = 86,494 % - 2,358 % = 84,133 %g. Saringan no.200 = 84,133 % - 0,808 %= 83,325 %h. Pan = 83,325% - 0,154% = 83,171 %

C. PembahasanDari Analisis di atas dihasilkan % lolos saringan 200 = 83,325 %Klasifikasi tanah berdasarkan ukuran butiran tanah dilakukan dengan cara pengujian:

1. Uji Analisa Distribusi ButiranUji ini didasarkan pada uji saringan (filter) yang disusun sedemikian rupa sehingga didapatkan pesentase berat tanah yang lolos dan presentase berat tanah yang tertahan saringan nomor tertentu.2. Uji HidrometerPrinsip kerja uji hydrometer menggunakan teori Stock dimana partkel tanah yang mempunyai berat massa akan mengandap terlebih dahulu

D. KesimpulanDari Analisis di atas dihasilkan % lolos saringan 200 = 92.365 %, kerikil 0 %, pasir 19,75 %, lanau 72,5 %, dan lempung 7,75 %.Dari presentase % lolos saringan 200 di atas dapat disimpulkan bahwa tanah yang diuji termasuk dalam jenis tanah lanau kepasiran mengandung lempung.

E. Lampiran1. Gambar alat 2. Laporan sementara

3.2 Pengujian Analisa Hidrometer3.2.1 Maksud dan Tujuan PengujianMenentukan distribusi ukuran butir butir untuk tanah yang tidak mengandung butir tanah tertahan oleh saringan nomor 10 . Pengujian dilakukan dengan analisa sedimen menggunakan hidrometer.

3.2.2Alat yang Digunakan 1. Hidrometer dengan skala pembacaan antara -0.995 sampai + 1.030 gr per cm3(151 H)2. Hidrometer dengan skala pembacaan antara 5 sampai + 60 gr perliter (152H).3. Timbangan ketelitian 0.01 gr.4. Gelas silinder kapasitas 1000cc dengan diameter 6.35 cm tggi 45.70 cm dengan tanda volume 1000cc sebelah dalam pada ketinggian 36 + 2cm dari dasar.5. Alat pengaduk suspensi6. Mortar dan pastel7. Termometer8. Stopwatch9. Water glass10. Oven

3.2.3 Benda Uji yang DigunakanBenda uji yang digunakan adalah tanah dengan berat sekitar 50 60 gr untuk tanah lanau , 100 sampai 120 gr untuk tanah berpasir.

3.2.4Prosedur Pengujian 1. Persiapan Pengujiana. Membuat Larutan Standart1) Mengambil reagen sebanyak 2gr kemudian larutkan dalam 300 cc air distelasi hingga larut pada gelas ukur A.2) Melarutan standar ini dibagi menjadi 2 bagian ,yang satu bagian dimasukkan dalam tabung dengan kapasitas 1000cc(B), sedangkan yang satunya lagi tetap berada dalam gelas ukuran semula (A).

b. Membuat Suspensi 1) Mengambil sampel tanah sebanyak 50- 60gr kering oven. kemudian masukkan dalam gelas ukur A. rendam sampai 30menit, kemudian diaduk/dihancurkandengan mixer selama 10menit.2) Memasukkan suspense kedalam tabung pengendapan (C) 3) Mengocok suspense di dalam tabung (C) sebanyak 60 kali

2. Pelaksanaan Pengujian Pembacaan Hidrometera. Melakukan pembacaan hydrometer setelah suspense dikocok sebanyak 60 lali,saat selesai mengocok suspense tersebut,tabung (C) diletakkan dimeja dan saat itu dihitung sebagai To.b. Cara melakukan pembacaan adalah sebagai berikut :1) Mengambil kira-kira 20 atau 25 detik sebelum pembacaan suspense hydrometer dari tabung (b), celupkan secara hati-hati pada suspense ditabung (c) dengan pelan pelan sampai kedalaman taksiran yang akan terbaca kemudian lepaskan.setelah itu bacalah skala yang ditunjukkan oleh puncak miniskus muka air=R12) Setelah tabung suspense dibaca, kemudian memindahkan secara perlahan kedalaman tabung (B) , dalam air tabung (B) membaca skala hydrometer =R2.c. Setelah membaca hydrometer,kemudian mengukur suhu suspense dengan thermometer.d. Membaca pada setiap menit (T) ke : 2,5,30,60,250 dan 1440 menit dari To.e. Setelah pembacaan terakhir (menit ke 1440), kemudian menuangkan suspense pada tabung (C) diatas saringan no.200, kemudian cucian sampel tanah yang tertahan diatas saringan ini dengan bantuan kuas.Sampai air yang keluar benar-benar bersih.Hasil cucian ini digunakan sebagai sampel pada analisis saringan setelah dijemur sehingga kering.

3.2.5 Analisa Hasil Pengujian1. Menghitung ukuran butir-butir terbesar D (mm), yang ada dalam suspense pada kedalaman efektif L (cm), untuk setiap saat pembacaan pada menit ke T dengan rumus D = KKeterangan:K = Konstanta yang besarnya dipengaruhi oleh temperature (to) C suspense dan berat jenis butir tanah (Gs)L = Kedalaman efektif, yang nilainya ditentukan oleh jenis hydrometer yang dipakai dan pembacaan hydrometer pada suspense (R1) yang dipakai.T = Saat pembacaan pada menit ke T

2. Menghitung persentase berat (P%) dari butir yang lebih kecil dari pada (D) terhadap berat kering seluruh tanah yang diperiksa dengan rumus sebagai berikut:Jika digunakan hydrometer 151 HP = Jika digunakan hydrometer 152 HP = Keterangan:R= Pembacana hydrometer terkoreksiGs=Berat jenis tanah

A= Angka koreksi untuk hydrometer 152 H terhadap berat jenis butir (nilainya dapat dilihat pada lampiran)W=Berat benda uji

A. Data UjiTabel 3.2 Data Pengukuran Analisis HidrometerWaktuTemperaturRaRc%lolosRL(mm)L/tKD

027363839

227363839

527343637

3027272930

6027232526

25027121617

144027467

B. Perhitungan1. Pembacaan Hidrometer Terkoreksi (Rc)Rc 1 = Ra ( 2) = 36 ( 2)= 38

Rc 2= Ra ( 2) = 36 ( 2)= 38

Rc 3= Ra ( 2) = 34 ( 2)= 36

Rc 4= Ra ( 2) = 27 ( 2)= 29

Rc 5= Ra ( 2) = 23 ( 2)= 25

Rc 6= Ra ( 2) = 14 ( 2)= 16

Rc 7= Ra ( 2) = 4 ( 2)= 6

2. % Lolos% lolos 1 = x % lolos saringan 200= x 92.365 %= 75.970 %

% lolos 2 = x % lolos saringan 200= x 92.365 %= 58.190 %

% lolos 3 = x % lolos saringan 200= x 92.365 %= 53.341 %

% lolos 4 = x % lolos saringan 200= x 92.365 %= 43.642 %

% lolos 5 = x % lolos saringan 200= x 92.365 %= 37.117 %

% lolos 6 = x % lolos saringan 200= x 92.365 %= 21.013 %

% lolos 7 = x % lolos saringan 200= x 92.365 %= 9,698 %

3. Hidrometer Miniscus (R)R 1= Rc + m= 38 +1= 39

R 2= Rc + m= 38 +1= 39

R 3= Rc + m= 36 +1= 37

R 4= Rc + m= 26 +1= 27

R 5= Rc + m= 22 +1= 23

R 6= Rc + m= 12 +1= 13

R 7= Rc + m= 5 +1= 6

4. Diameter (D)D1= K= 0,01327= 0

D2= K= 0,01327= 0.096

D3= K= 0,01327= 0.062

D4= K= 0,01327= 0.026

D5= K= 0,01327= 0.019

D6= K= 0,01327= 0.01

D7 = K = 0,01327= 0.004

C. PembahasanTabel 3.3 Hasil Persen LolosDiameter butir tanah (mm)Persen lolos (%)

4,750100

2.00096.455

0.85095.819

0.42595.274

0.25094.274

0.10692.910

0.07592.365

Pan92.274

Hasil data persen lolos diplot kedalam grafik.

Gambar 3.1. Grafik GRAIN SIZE ANALSIS

Dari grafik di atas dihasilkan :Krikil (Gravel) = 0 %Pasir (Sand) = 19,75 %Lanau (Silt)= 72,5 %Lempung (Clay) = 7,75 %

D. KesimpulanHasil uji dari sampel tanah didapatkan :Krikil (Gravel) = 0 %Pasir (Sand) = 19,75 %Lanau (Silt)= 72,5 %Lempung (Clay) = 7,75 %Dari presentase di atas dapat disimpulkan bahwa tanah yang diuji termasuk dalam jenis tanah lanau kepasiran mengandung lempung.

E. Lampiran1. Gambar alat2. Laporan sementara

BAB IV

PENGUJIAN BATAS BATAS KONSISTENSI

4.1Pengujian Batas Cair4.1.1 Maksud danTujuan PengujianUntuk menetukan batas cair tanah.Batas cair tanah adalah kadar tanah dalam keadaan batas antara cair dan plastis. Batas cair untuk mengetahui jenis dan sifat-sifat tanah dari bagian tanah yangmempunyai ukuran butir lolos saringan no.40.

4.1.2 Alat yang Digunakan1. Cassagrande 2. Grooving tool3. Mortar (cawan porselen)4. Spatel5. Saringan no.40 6. Air7. Satu set alat pengujian kadar air

4.1.3 Benda Uji yang DigunakanTanah yang lolos saringan no.40 sebanyak 300 gram

4.1.4 Prosedur Pengujian1. Menyaring tanah dengan saringan no.40.2. Menimbang tanah sebanyak 500 gram.3. Memasukkan tanah ke cawan porsel.4. Menambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai merata dari kering sampai encer.5. Memasukkan tanah kedalam cassagrande , dan ratakan permukaan tanah dengan permukaan cassagrandedengan pisau perata.6. Dengan alat pembarut membuat garis tengah mangkuk searah dengan sumbu alat.7. Melakukan gerakkan putar alat sehingga mangkuk terangkat dari alasnya.8. Mengamati tanah yang udah dibelah tadi hingga bagian yang terbelah menyatu lagi.9. Mengamati ketukkan pada alat pada interval :12-18;18-25;25-32;32-45. 10. Jika sudah masuk syarat ketukkan dan tanah sudah menyatu, ambil sampel tanah dan kemudian masukkan tanah kedalam container dan kemudian ditimbang.

4.1.5 Analisis Pengujian Batas Cair1. Hitung kadar air masing-masing pengujian.2. Membuat gambar kurva hubungan antara ketukan sebagai absis (skala log) dan kadar air sebagai ordinat (dalam persen dengan skala biasa).3. Tentukan titik koordinat pada setiap pengujian. Hubungkan titik-titik penguj ian tersebut hingga membentuk garis lurus.4. Tarik garis vertical pada 25 ketukan sehingga memotong kurva yang berupa garis lurus, kemudian dari titik tersebut ditarik garis horizontal sehingga memotong sumbu ordinat. Titik potong pada ordinat tersebut merupakan kadar air pada batas cair sampel tanah tersebut.

A. Data UjiTabel 4.1 Hasil Pengujian Batas CairNo. PengujianIIIIIIIVBatas Plastis

No. Cawan(gr)1234567812

Berat Cawan(gr)22,2521,5523,3122,0922,6122,5221,9922,1622,422,1

Berat Cawan + Tanah Basah(gr)28,2429,5631,9130,0535,0932,8634,1234,7223,322,71

Berat Cawan + Tanah Kering(gr)27,326,4328,6527,731,529,030,8431,3923,122,56

Berat Air(gr)0,933,133,262,353,593,863,283,330,280,15

Berat Tanah Kering(gr)5,054,885,345,618,896,488,859,230,620,46

Kadar Air%18,4264,1461,0541,8940,3859,5737,0636,0845,232,61

Kadar Air rata-rata%40,77751,46949,97536,5638,885

Jumlah Pukulan N18232738

B. Perhitungan1. BeratAirBerat Air 1= Berat cawan tanah basah berat cawan tanah kering= 15,1 13,13= 1,97 grBerat Air 2= Berat cawan tanah basah berat cawan tanah kering= 13,8 12,42= 1,38gr Berat Air 3 = Berat cawan tanah basah berat cawan tanah kering= 12,6 11,89= 0,71grBerat Air 4 = Berat cawan tanah basah berat cawan tanah kering= 12,7 11,7= 1grBerat Air 5 = Berat cawan tanah basah berat cawan tanah kering= 18,2 16= 2.2grBerat Air 6 = Berat cawan tanah basah berat cawan tanah kering= 10,9 10,55= 0,35grBerat Air 7 = Berat cawan tanah basah berat cawan tanah kering= 18,9 15,89= 3,01grBerat Air 8 = Berat cawan tanah basah berat cawan tanah kering= 16,2 14,8= 1,5gr

2. Berat tanah kering Berat tanah kering= berat cawan tanah kering berat cawan= 13,3 8= 5,13grBerat tanah kering2 = berat cawan tanah kering berat cawan= 12,42 9,3= 3,13grBerat tanah kering3 = berat cawan tanah kering berat cawan= 11,89 9,4= 2,49grBerat tanah kering4 = berat cawan tanah kering berat cawan= 11,7 9,6= 2,1grBerat tanah kering 5 = berat cawan tanah kering berat cawan= 16 9,5= 6,5 grBerat tanah kering6= berat cawan tanah kering berat cawan= 10,55 9,6= 0,95 grBerat tanah kering 7= berat cawan tanah kering berat cawan= 15,89 8,8= 7,09 grBerat tanah kering 8= berat cawan tanah kering berat cawan= 14,8 8,8= 6 gr

3. Kadar airKadar air1= == 38,4%Kadar air2= == 44,2%Kadar air3= == 28,5 %Kadar air4= == 47 %Kadar air5= == 33,84 %Kadar air6= == 36,84 %Kadar air7= == 42,4 %

Kadar air8= = = 25%

4. Kadar air rata rataKadar air rata rata I = = = 41,3%Kadar air rata rata II= = = 37,75%Kadar air rata rata III= = = 35,34 %Kadar air rata rata IV = = = 33,75%

Tabel 4.2 Kadar Air Rata-rataPengujianIIIIIIIV

Kadar air38,4044,2028,504733,8436,8442,5025

Kadar air rata-rata41,3037,7535,3433,75

Jumlah pukulan18232738

Dari tabel perhitungan didapat grafik berikut,

Gambar 4.1 Grafik pengujian batas cair

Dari grafik N vs w, didapatkan hasil uji batas cair (LL) = 36,30 %.

C. PembahasanBatas cair adalah kadar air tanah pada keadaan batas cair dan plastis.Batas cair untuk mengetahui jenis dan sifat tanah , dan bagian yang lolos saringan no.40.Dari data di atas di dapatkan grafik hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan yang menghasilkan batas cair (lihat Tabel 4.1.2).

D. KesimpulanDiperoleh dari hasil pengujian bahwa batas cair yang didapat (LL) sebesar 36,30 % dan batas plastis sebesar 28,125 %. Sehingga dapat diperoleh index plastis 8,175 %.

E.Lampirana. Gambar Alatb. Laporan Sementara

4.2 Pengujian Batas Plastis4.2.1 Maksud dan Tujuan PengujianTujuan penujian ini adalah menentukan kadar air pada kondisi batas plastis.

4.2.2Alat yang Digunakan1. Pelat kaca 2. Spatula3. Wash bottle4. Cawan porselen 5. Container6. Oven

4.2.3 Benda Uji yang DigunakanTanah yang lolos saringan no.40 sebanyak 300gram

4.2.4Prosedur Pengujian1. Membuatlah bola tanah dengan diameter 1 cm.2. Mengiling-giling tanah diatas plat kaca.3. Setelah gilingan tercapai 3mm dan tanah mulai retak sampel tanah tersebut dalam kondisi batas plastis.4. Memasukkan gilingan kedalam container, dan kemudian ditimbang.5. Setelah di timbang oven tanah tersebut dan di tumbang kembali.

4.2.5Analisis Pengujian Batas Plastis1. Kadar air dari pengujian diatas merupakan harga batas plastis sampel tanah tersebut.2. Menghitung indeks plastisitas dengan rumus selisih batas cair dikurangi batas plastis PI = LL PL.3. Jika salah satu batas plastis atau batas cair tidak dapat dilaksanakan pengujian maka tanah tersebut non plastis (NP).4. Jika sampel tanah banyak mengandung pasir Melakukan pengujian batas plastis terlebih dahulu, jika batas plastis tidak dapat dilaksanakan maka tanah tersebut non plastis (NP).5. Jika batas plastis tanah lebih besar atau sama dengan batas cairnya menunjukan bahwa sampel tanah non plastis (NP).

A. Data UjiTabel 4.3 Pengujian Batas PlastisNo.PengujianBatas Plastis

12

Berat Cawan (gr)21,9021,40

Berat cawan+tanah basah (gr)23,9023,50

Berat cawan +tanah kering (gr)23,5023,00

Berat air (gr)0,400,50

Berat tanah kering (gr) 1,601,60

Kadar air %25,0031,25

Kadar air rata-rata %28,125

B. Perhitungan1. Berat airBerat air 1 = Berat cawan tanah basah berat cawan tanah kering= 65,81 62,63 = 3,180 grBerat air 2 = Berat cawan tanah basah berat cawan tanah kering = 64,3 61,36 = 2,940 gr2. Berat tanah keringBerat tanah kering 1 = berat cawan tanah kering berat cawan= 62,63 42,5= 20,13 gr

Berat tanah kering 2 = berat cawan tanah kering berat cawan= 61,36 38,1= 23,26 gr

3. Kadar airKadar air 1= == 15,797 % Kadar air 2= == 12,64 %

4. Kadar air rata rataKadar air rata rata = = = 14,219 %

C. Pembahasan Batas Cair dan Batas PlastisDari hasil pengujian didapatkan hasil batas cair (LL) = 36,30 %, batas plastis (PL)= 28,125 % dan Index Plastisitas (PI) sebesar LL PL = 8,175 %.Hasil tersebut di analisa dengan table berikut.Tabel 4.4 Sifat TanahIP (%)SifatMacam tanahKohesi

ONon plastisPasirNon kohesif

17Plastis tinggiLempungKohesif

(Sumber : Harry Christiady, 1992)Berdasarkan tabel 4.4, benda uji mempunyai sifat plastis tinggi dan kohesif.Dari grafik hubungan antara PL dan LL Cassagrande kesimpulan bahwa tanah tersebut termasuk dalam jenis medium plastic inorganic clays.Grafik Hubungan antara PI dan LL Cassagrande :

Gambar 4.2 Grafik Plasticity ChartDari grafik hubungan antara PI dan LL Cassagrande di atas dapat diambil kesimpulan bahawa tanah tersebut termasuk dalam jenis Inorganic and organic silts and silty clays of low plasticity, rock flour ; silty or clayey fine sands.

D. KesimpulanDari hasil pengujian didapatkan batas cair (LL) = 36,30 %, batas plastis (PL)= 28,125 % dan Index Plastisitas (PI) sebesar LL PL = 8,175 %. Benda uji mempunyai sifat plastis sedang dan kohesif dan merupakan tanah Plastic Inorganic Clays.

E. Lampiran1. Gambar alat2. Laporan sementara

4.3Pengujian Batas Susut4.3.1Maksud dan Tujuan PengujianTujuan dari praktikum ini adalah mencari kadar air pada kondisi batas susut.

4.3.2Alat yang Digunakan1. Ring yang beralas datar2. Pisau perata 3. Oven4. Kaliper

4.3.3Benda Uji yang DigunakanBenda uji yang digunakan adalah tanah yang berasal dari batas cair tanah pada penguj ian yang ketiga.

4.3.4Prosedur Pengujian1. Mengukur dimensi ring dengan mencari nilai diameter (d) dan tinggi (t) dan kemudian dapatkan volumenya.2. Menimbang ring.3. Memasukkan tanah ke ring dan ratakan dengan pisau perata.4. Kemudian ring yang berisi tanah basah menketok-ketokan ke lantai agar udara dalam tanah keluar dan menj adi padat.5. Menimbang ring + tanah basah.6. Memasukkan ke dalam oven + 24 jam.7. Mengeluarkan ring + tanah kering diamkan sebentar hingga suhu ruang.8. Menimbang ring + tanah kering.9. Kemudian menimbang gelas ukur.10. Memasukkan tanah kering ke gelas ukur.11. Menekan tanah tersebut hingga air raksa keluar tumpah.12. Kemudian Menimbang air raksa yang terdesak oleh tanah kering + gelas ukur.

4.3.5.Analisa Batas Susut TanahBatas susut (Shrinkage Limit) dari suatu tanah adalah kadar air maksimum pada sebuah tanah sedemikian rupa, sehingga pengurangan kadar air selanjutnya tidak menyebabkan berkurangnya volume tanah.1. Batas susut (SL)a. Bila benda uji telah diketahui nilai berat jenisnya, maka SL dapat dihitung dengan rumus :SL = ( x 100%Keterangan :SL = Batas susut tanahWo = Berat benda uji setelah kering Vo = Volume benda uji setelah kering Gs = berat jenis tanahb. Apabila nilai berat jenisnya belum diketahui, maka nilai SL dapat dihitung dengan rumus :SL = ( w x 100%Keterangan :w= kadar air tanah basah yang diisikan pada container= (x 100% W= berat benda uji mula-mulaWo=berat benda uji setelah keringV= Volume benda uji basah = volume susutVo= Volume benda uji setelah dikeringkan

2. Angka susut (SR)Angka susut adalah suatu angka perbandingan antara "persentase perubahan volume tanah terhadap volume kering" dengan "perubahan kadar air yang terjadi pada tanah" dan berlaku pada keadaan diatas batas susut tanah atau dengan rumus : SR =

Keterangan :Wo =berat benda uji seteiah keringVo = Volume benda uji setelah dikeringkan

3. Susut volumetricSusut volumetric adalah persentase pengurangan volume tanah basah terhadap volume tanah kering.VS = (w SL) x SR (%)Keterangan :w= kadar air tanahSL=batas susut tanahSR= Angka pori tanah

4. Susut linier (LS)Susut linier suatu tanah adalah persentase pengurangan ukuran suatu dimensi (panjang) tanah terhadap ukuran semula apabila kadar air tanah berkurang menjadi batas susut tanah. Besarnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :LS = 100 x 100%

5. Berat jenis tanah (Gs)Dari data hasil pengujian yaitu angka susut volumetric, berat jenis tanah dapat dihitung dengan rumus berikut :Gs = 1/

A. Data UjiTabel 4.5 Hasil Kadar Air pada Pengujian Batas SusutPengujian12

Diameter Ring (cm)4,064,1

Tinggi Ring (cm)1,321,32

Volume ring17,0817,08

Berat cawan susut (W 1) (gr)42,538,1

Berat cawan susut+tanah kering basah (W2)65,8164,3

Berat cawan susut+tanah kering (W3) (gr)62,6361,36

Berat tanah kering (Wo) (gr)20,1323,26

Kadar air (%)15,5712,64

B. Perhitungan1. Volume ring Volume ring 1= 0,25 x 3,14 x d x t= 0,25 x 3,14 x (4,06) x 1,32= 17,08 cm3

Volume ring 2= 0,25 x 3,14 x d x t= 0,25 x 3,14 x (4,1) x 1,32= 17,08 cm3

2. Berat Tanah Kering (Wo)Berat tanah kering 1 = berat cawan susut tanah kering- berat cawan = 62,63 42,5 = 20,13 gr

Berat tanah kering 2 = berat cawan susut tanah kering- berat cawan = 61,36 38,1 = 23,26 gr

3. Kadar air Kadar air 1 (w)= (W2 W3)/(W3 W1) x 100 %= (65,81 62,63)/(62,63 42,5) x 100 %=15,797%

Kadar air 2(w)= (W2 W3)/(W3 W1) x 100 %= (64,3 61,36)/(61,36 38,1) x 100 %= 12,64%

Tabel 4.6 Hasil SR,VS,LS,Gs pada Pengujian Batas SusutPengujian12

Berat air raksa yang terdesak tanah kering +gelas ukur (W4) (gr)221,82240,2

Berat gelas ukur (W5)(gr)60,6160,61

Berat air raksa (W7) (gr)161,21179,59

Volume tanah kering (Vo)(cm3)11,58413,21

Batas susut Tanah (SL) (%)15,53812,452

Angka susut (SR)(cm)1,6981,760

Susut Volumetrik (VS)(cm3)45,78145,14

Susut Linier (LS)0,1180,116

Berat Jenis Tanah (Gs)2,3062,253

4. Berat Air Raksa (W7)Berat Air Raksa1= Berat air raksa tanah kering-berat gelas ukur= 221,82 60,61= 161,21 gr

Berat Air Raksa 2= Berat air raksa tanah kering - berat gelas ukur= 240,260,61= 179,59 gr

5. Volume tanah kering (Vo)Volume tanah kering 1 = Berat air Raksa / 13,60= 161,21/13,60= 11,854 cm3

Volume tanah kering 2 = Berat air Raksa / 13,60=179,59 / 13,60=13,21cm3

6. Batas susut tanah (SL)Batas susut tanah 1(SL1)= == 15,538%

Batas susut tanah 2(SL2)= = = 12,452 %

7. Angka susut Angka susut 1 (SR)= (WO / V0 )= 20,13 / 11,854= 1,698 cm

Angka susut 2 (SR)= (WO / V0 )= 23,26 / 13,21= 1,670 cm

8. Susut Volumetrik Susut Volumetrik 1 (VS)= ( w1 SL ) x SR= ( 15,538) x 1,698= 45,781cm3Susut Volumetrik 2(VS)= ( w1 SL ) x SR= (38,1 12,452) x 1,760= 45,14 cm3

9. Susut Linier (LS)LS 1=== 0,118 %

LS 2= = = 0,116 %

10. Berat Jenis Tanah (GS)Gs 1=== 2,306

Gs 2= = = 2,253

C. PembahasanBatas susut adalah tanah pada kondisi batas susut semi solid dan merupakan batas antara keadaan semi solid dan solid. Dari hasil pengujian diperoleh berat jenis (Gs) = 2,306dan batas susut (SL) =15,538%Tabel 4.7 Kandungan Mineral tanahMineralBatas CairBatas PlastisBatas Susut

Mont MorriloniteMont Ronite IllitleKooliteHolloysite TerhidresiHollysiteAtta PulgiteChloiteAllo Phone100-90037-3260-12030-11050-7035-55100-23044-47200-25090-10019-2735-6025-4047-6039-45100-12036-40130-1408,5-15

15-1725-29

(Sumber : Harry Cristiady, 1992)

Berdasarkan tabel 4.7, sampel uji merupakan tanah dengan kandungan mineral Illitle

D. KesimpulanHasil uji mendapatkan data batas susut (SL) = 15,838 % merupakan tanah yang berjenis mineral Mont Ronite.

E. Lampiran1. Gambar alat2. Laporan sementara