bab i longsor

Upload: retno-wulandari

Post on 10-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

longsor di bumiaji

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangLongsor adalah salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut (Harjadi et al., 2007). Pemicu dari terjadinya longsor adalah curah hujan yang tinggi serta kelerengan tebing. Longsor dapat disebabkan oleh faktor alami maupun aktivitas manusia. Faktor alami biasanya disebabkan gangguan kestabilan tanah atau batuan yang dipengaruhi kondisi geomorfologi terutama faktor kemiringan lereng, kondisi batuan atau tanah penyusun lereng, dan kondisi hidrologi atau tata air pada lereng. Aktivitas manusia yang tidak terkendali dalam mengeksploitasi alam juga bisa menjadi penyebab ketidakstabilan lereng yang dapat mengakibatkan terjadinya longsor. Berdasarkan Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2007 karakteristik kawasan rawan bencana longsor adalah kawasan dengan kemiringan lereng yang curam (>40%), kawasan dengan curah hujan rata-rata yang tinggi (>2500 mm/tahun), dan/atau kawasan rawan gempa. Pada kawasan ini sering dijumpai alur air dan mata air yang umumnya berada di lembah-lembah yang subur dekat dengan sungai. Kecamatan Bumiaji merupakan salah satu daerah yang memiliki karakteristik rawan longor tersebut. Sebagian wilayah Kecamatan Bumiaji memiliki kelerengan >40%, dan curah hujan yang cukup tinggi yaitu 2471 mm/tahun (RTRW Kota Batu 2010 dan Profil Kota Batu). Kelerengan yang curam dan curah hujan yang cukup tinggi merupakan faktor alami yang membuat daerah di Kecamatan Bumiaji berpotensi rawan longsor.Selain disebabkan faktor alami, longsor juga dapat disebabkan oleh aktivitas manusia. Aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi terjadinya longsor antara lain pemanfaatan lahan, penebangan pohon, pengambilan air tanah, dan pembebanan pada lereng (Soemarno et al., 2009). Aktivitas yang dilakukan tersebut berkaitan dengan karakteristik sosial ekonomi masyarakat. Tingkat pendidikan dan kesejahteraan akan mempengaruhi masyarakat dalam memanfaatkan lahan. Tingkat pendidikan dan kesejahteraan yang rendah akan menjadikan masyarakat sangat bergantung pada produktivitas sumber daya alam dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan dan kesejahteraan juga berpengaruh terhadap rendahnya kepedulian masyarakat dalam melestarikan lingkungan.Aktivitas manusia yang dapat memicu terjadinya longsor bisa terjadi di mana saja, salah satunya di Kecamatan Bumiaji. Selain rawan longsor yang disebabkan faktor alami, Kecamatan Bumiaji juga rentan longsor akibat aktivitas manusianya. Aktivitas manusia yang dapat memicu terjadinya longsor salah satunya adalah perambahan hutan. Perambahan hutan adalah kegiatan berusaha tani/mengambil hasil hutan dalam kawasan hutan secara tidak sah yang mengakibatkan kerusakan hutan (Yudohusodo, 1993). Di Kecamatan Bumiaji terjadi perambahan hutan lindung secara liar oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi (Suara Merdeka, 2004). Perambahan hutan yang terjadi di Kecamatan Bumiaji adalah pengalihfungsian lahan hutan menjadi pertanian. Lahan hutan di Kecamatan Bumiaji beralih fungsinya menjadi lahan pertanian dan digunakan untuk membudidayakan tanaman yang tidak sesuai dengan daya dukung lahan. Tanaman yang dibudidayakan pada lahan yang tadinya hutan adalah tanaman semusim dengan akar tidak terlalu kuat untuk menahan gerakan tanah (Surabaya Post, 2009). Perubahan lahan hutan menjadi lahan pertanian dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Menanam sayuran menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk mendapatkan penghasilan. Untuk mengatasi permasalahan kerawanan longsor yang disebabkan faktor alami dan kerentanan longsor akibat aktivitas manusia, maka diperlukan arahan mitigasi bencana longsor di Kecamatan Bumiaji. Arahan mitigasi bencana longsor di Kecamatan Bumiaji akan disesuaikan dengan tingkat risiko bencana longsor dan guna lahan eksisting yang ada di wilayah studi. Arahan mitigasi bencana longsor di Kecamatan Bumiaji ditujukan untuk mencegah dan mengurangi dampak dari bencana longsor.

1.2 Identifikasi MasalahArahan mitigasi bencana longsor di Kecamatan Bumiaji diperlukan karena adanya permasalahan sebagai berikut:a. Kecamatan Bumiaji memiliki karakteristik umum daerah rawan longsor yaitu sebagian daerahnya memiliki kelerengan >40% dan curah hujan yaitu 2471 mm/tahun (RTRW Kota Batu 2010 dan Profil Kota Batu). Faktor fisik alami menjadikan Kecamatan Bumiaji memiliki titik rawan longsor paling banyak dibandingkan dengan kecamatan lain di Kota Batu (Info Malang Raya, 2009). b. Sebesar 40% lahan hutan di wilayah pegunungan ditanami tanaman semusim yang tidak sesuai dengan daya dukung lahan karena akar tanamannya tidak mampu menahan terjadinya erosi (Surabaya Post, 2009). Perubahan lahan hutan menjadi lahan pertanian yang terjadi di Kecamatan Bumiaji bisa menimbulkan longsor dan mengakibatkan terjadinya sedimentasi pada daerah yang lebih rendah.c. Adanya pemanfaatan lahan di Kecamatan Bumiaji yang dapat memicu terjadinya longsor karena perubahan guna lahan yang semula tertutup hutan menjadi areal permukiman/ villa (Dermawan, 2008).

1.3 Rumusan Masalaha. Bagaimana tingkat risiko bencana longsor di Kecamatan Bumiaji?b. Bagaimana arahan mitigasi bencana longsor di Kecamatan Bumiaji?

1.4 Tujuana. Mengetahui tingkat risiko bencana longsor di Kecamatan Bumiaji.b. Menyusun arahan mitigasi bencana longsor di Kecamatan Bumiaji.

1.5 Manfaat a. MasyarakatHasil penelitian bisa digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat risiko bencana longsor di Kecamatan Bumiaji dan mengetahui arahan mitigasi bencana longsor di Kecamatan Bumiaji. Masyarakat bisa turut serta dalam melakukan pencegahan longsor dengan mengikuti arahan mitigasi bencana longsor yang disesuaikan dengan tingkat risiko bencana longsor.b. PemerintahHasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan bagi pemerintah baik pemerintah tingkat Kecamatan Bumiaji maupun pemerintah Kota Batu dalam menyusun arahan mitigasi bencana longsor yang sesuai dengan karakteristik tingkat risiko bencana longsor. c. MahasiswaHasil penelitian dapat memberikan masukan untuk studi-studi selanjutnya terkait dengan arahan mitigasi bencana longsor. 1.6 Ruang Lingkup1.6.1 Ruang lingkup materiMateri yang dibahas dalam penelitian yaitu:A. Bahaya/ancaman longsor (berdasarkan faktor fisik lingkungan)Untuk mengetahui bahaya/ancaman longsor berdasarkan faktor lingkungan digunakan variabel: 1. Kemiringan lereng2. Curah hujan3. Kedalaman tanah4. Kerapatan sungai5. Penggunaan lahanB. Kerentanan longsor (berdasarkan faktor sosial ekonomi masyarakat)Untuk mengetahui adanya kerentanan longsor berdasarkan faktor sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Bumiaji digunakan variabel:1. Kepadatan penduduk2. Usia penduduk3. Tingkat pendidikan4. Penduduk miskinC. Risiko bencana longsorRisiko bencana longsor didapatkan dari hasil analisis bahaya/ancaman longsor berdasarkan faktor lingkungan, dan analisis tingkat kerentanan longsor berdasarkan faktor sosial ekonomi masyarakat.D. Arahan mitigasi bencana longsor Arahan mitigasi bencana longsor di Kecamatan Bumiaji ditentukan berdasarkan dari hasil analisis risiko bencana longsor dan penggunaan lahan eksisting.1.6.2 Ruang lingkup wilayahRuang lingkup wilayah studi adalah Kecamatan Bumiaji yang terletak di Kota Batu. Peta wilayah studi terdapat pada gambar 1.1. Batas administratif Kecamatan Bumiaji adalahSebelah Utara: Kabupaten MojokertoSebelah Timur: Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten MalangSebelah Selatan: Kecamatan Batu dan Kecamatan JunrejoSebelah Barat: Kabupaten Malang

1.7 Sistematika PembahasanBAB I PENDAHULUANBab pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup (materi dan wilayah), sistematika pembahasan, dan kerangka pemikiran.BAB II TINJAUAN TEORIBab II berisi berbagai macam teori yang mendukung penelitian antara lain definisi operasional, pengertian tanah longsor, penyebab longsor, tipe longsor, risiko longsor, tinjauan mitigasi, tinjauan metode analisis, studi terdahulu, dan kerangka teori.BAB III METODOLOGI PENELITIANBab III berisi tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian. Bab III terdiri dari jenis penelitian arahan mitigasi bencana longsor di Kecamatan Bumiaji yang merupakan penelitian kuantitatif, lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Bumiaji, variabel penelitian yang terdiri dari variabel bahaya/ancaman longsor dan variabel kerentanan, metode pengumpulan data menggunakan survei primer dan survei sekunder, metode analisis dengan skoring dan overlay, diagram alir penelitian, serta desain survei.BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANBab IV berisi mengenai hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan. Bab IV terdiri dari gambaran umum wilayah studi, bahaya/ancaman longsor berdasarkan faktor lingkungan, kerentanan longsor wilayah studi berdasarkan faktor sosial ekonomi masyarakat, risiko longsor wilayah studi, dan arahan mitigasi bencana longsor di wilayah studi.BAB V KESIMPULAN DAN SARANBab V merupakan bab terakhir dalam penelitian yang berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan penelitian serta saran. Kesimpulan berisi tentang daerah-daerah di Kecamatan Bumiaji yang masuk dalam kategori risiko bencana longsor sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi, serta arahan mitigasi bencana longsor untuk daerah dengan risiko bencana longsor sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Saran didasarkan pada hasil penelitian arahan mitigasi bencana longsor di Kecamatan Bumiaji dan ditujukan untuk pemerintah, masyarakat, dan akademisi.8

1

Gambar 1.1 Peta Wilayah Studi1.8 Kerangka Pemikiran

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran

1.1Latar Belakang11.2Identifikasi Masalah21.3Rumusan Masalah31.4Tujuan31.5Manfaat31.6Ruang Lingkup41.6.1Ruang lingkup materi41.6.2Ruang lingkup wilayah41.7Sistematika Pembahasan51.8Kerangka Pemikiran7

Gambar 1.1 Peta Wilayah Studi6Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran7

Harjadi, Prih., et al. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Jakarta: Direktorat Mitigasi.Soemarno, D.N. Wulansari & S. Priyono. 2009. Tanah Longsor: Faktor Penyebab dan Problematikanya. Malang: PPSUB.Yudohusodo, Siswono. 1993. Memahami Perambah Hutan. (http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1996/11/09/0143.html). Diakses tanggal 1 Februari 2013.Suara Merdeka. 2004. Banjir Bandang, Jembatan di Malang Putus. (http://www.suaramerdeka.com/harian/0402/05/nas12.htm). Diakses tanggal 10 Juli 2013.Surabaya Post. 2009. Erosi di Batu Mengkhawatirkan. (http://nasional.news.viva.co.id/news/read/104467-erosi_di_batu_mengkhawatirkan). Diakses 20 Oktober 2011.Info Malang Raya. 2009. Bumiaji Terbanyak, Waspadai 50 Titik Rawan Longsor. (http://infomalang.blogdetik.com/2009/11/19/bumiaji-terbanyak-waspadai-50-titik-rawan-longsor/). Diakses 5 November 2011.Profil Kota Batu.RTRW Kota Batu Tahun 2010-2030.Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2007. Dermawan, D. 2008. Manajemen DAS dalam Rangka Pencegahan dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan akibat Tanah Longsor di DAS Hulu Brantas (Studi Kasus: Kota Batu). (http://digilib.its.ac.id/ITS-Master-3100010037461/11934). Diakses 16 Desember 2011.

Identifikasi Masalah:1. Kecamatan Bumiaji memiliki titik rawan longsor paling banyak dibandingkan kecamatan lain di Kota Batu. 2. Sebesar 40% lahan hutan di wilayah pegunungan ditanami tanaman semusim yang tidak sesuai dengan daya dukung lahan.3. Adanya pemanfaatan lahan di Kecamatan Bumiaji yang dapat memicu terjadinya longsor karena perubahan guna lahan yang semula tertutup hutan menjadi areal permukiman/ villa

Rumusan Masalah:1. Bagaimana tingkat risiko bencana longsor di Kecamatan Bumiaji?2. Bagaimana arahan mitigasi bencana longsor di Kecamatan Bumiaji?

Tujuan:1. Mengetahui tingkat risiko bencana longsor di Kecamatan Bumiaji.2. Menyusun arahan mitigasi bencana longsor di Kecamatan Bumiaji.

Arahan Mitigasi Bencana Longsor di Kecamatan Bumiaji

Analisis:1. Analisis Risiko Bencana Longsor2. Analisis Arahan Mitigasi Bencana Longsor

Latar Belakang:1. Kecamatan Bumiaji memiliki karakteristik daerah rawan longsor dengan indikator, sebagian daerahnya berada pada kelerengan >40%, dan curah hujan cukup tinggi yaitu 2471mm/tahun.2. Adanya aktivitas manusia yang dapat memicu terjadinya longsor seperti pengalihfungsian lahan hutan menjadi lahan pertanian yang dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi masyarakat.3. Tanaman yang dibudidayakan pada lahan yang tadinya hutan adalah tanaman semusim yang akarnya tidak terlalu kuat menahan gerakan tanah.