tanah longsor fix

32
LANDSLIDE Pemukiman Tanggap Bencana

Upload: adisty-yoeliandri

Post on 13-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

pembahasan mengenai bencana tanah longsor di indonesia, dan berbagai macam bencana tanah longsor yang terjadi.membahas pula tentang penanggulangan bencana tanah longsor.

TRANSCRIPT

LANDSLIDE

Pemukiman Tanggap Bencana

PETA RAWAN BENCANA LONGSOR DI INDONESIA

Perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan tanah, atau material campuran tersebut yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Longsor atau gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.

Secara geografis wilayah Indonesia ini berada pada kawasan rawan bencana alam, dan salah satu yang sering terjadi di Indonesia ini adalah bencana longsor

BENCANA TANAH LONGSOR

Terdapat 918 lokasi rawan longsor di Indonesia. Setiap tahunnya kerugian yang ditanggung akibat bencana tanah longsor sekitar Rp 800 miliar, sedangkan jiwa yang terancam sekitar 1 juta.

.

BENCANA LONGSOR DI INDONESIA

Jawa Tengah • 327 lokasi

Jawa Barat • 276 lokasi

Sumatera Barat • 100 Lokasi

Kalimantan Barat

• 23 lokasiNTT, Riau,

Kaltim, Bali, Jatim

• sisanya

Jenis - Jenis tanah longsor dapat dikategorikan sebagai berikut:

JENIS – JENIS TANAH LONGSOR

LONGSORAN ROTASI

Ber‐geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

JENIS – JENIS TANAH LONGSOR

LONGSORAN TRANSLASI

JENIS – JENIS TANAH LONGSOR

Bergerak‐nya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.

perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu.

PERGERAKAN BLOK

JENIS – JENIS TANAH LONGSOR

RUNTUHAN BATU

JENIS – JENIS TANAH LONGSOR

terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas

RAYAPAN TANAH

JENIS – JENIS TANAH LONGSOR

jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus.

ALIRAN BAHAN ROMBAKAN

JENIS – JENIS TANAH LONGSOR

jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air.

TANAH LONGSOR DI KECAMATAN BULU KABUPATEN

TEMANGGUNGWilayah Kecamatan Bulu yang merupakan salah satu dari 20 kecamatan di kabupaten Temanggung. Salah satu dari 19 desa/kelurahan di kecamatan Bulu adalah Desa Bulu yang terletak di ketinggian 700 m dari permukaan laut dan berjarak 0 km dari ibu kota kecamatan Bulu dan 2,71 km dari ibu kota Kabupaten. Dengan luas 146,85 ha yang terbagi dalam lahan sawah 124,20 ha dan lahan bukan sawah 22,65 ha. Dari Lahan sawah bukan sawah dipergunakan untuk Bangunaan/pekarangan dan Lahan lainnya.

LOKASI

Letak desa bulu yang berada pada kemiringan 70 derajat kabupaten temanggung dengan kepadatan penghuni yang cukup tinggi mengingat desa bulu merupakan desa kecil. Type permukimannya sendiri adalah permukiman terpusat dimana permukiman tersebut dikelilingi lahan pertanian. Keadaan hutan yang buruk serta alih fungsi hutan menjadi sawah menyebabkan kondisi tanah menurun dan mudah tererosi yang menyebabkan tanah longsor

TANAH LONGSOR DI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung merupakan daerah pegunungan dengan tingkat kemiringan yang paling tajam mencapai 70o. Pegunungan dengan tingkat kemiringan

sedemikian rupa merupakan daerah rawan longsor. Sebagian daerah lereng gunung semula merupakan hutan, namun sejak 10 tahun terakhir kondisi hutan semakin buruk karena maraknya pencurian kayu ilegal. Hal tersebut meningkatkan risiko terjadinya bencana tanah longsor. Dari 19 desa yang terdapat di Kecamatan Bulu terdapat 2 desa yang merupakan daerah paling rawan longsor yaitu Desa Wonotirto dan Desa Pagergunung.HAZARD

TANAH LONGSOR DI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung

Berdasarkan materi teknis Rencana Tata RuangWilayah Kabupaten Temanggung Tahun 2011-2031 dan hasilkajian oleh Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kejadian tanah longsor yang terakhir kali terjadi di Desa Wonotirto adalah tanggal 14 Maret 2014, pada saat tersebut terjadi kerusakan sebanyak 8 rumah, dan terdapat korban luka sebanyak 6 orang, tidak ada korban meninggal dunia. Tanah longsor tersebut juga merusak satu-satunya akses jalan menuju desa Wonotirto. Desa Pagergunung tidak memiliki data kapan terjadinya tanah longsor. Hal ini dikarenakan sedikitnya jumlah penduduk yang tinggal di desa ini. Desa Pagergunung merupakan wilayah yang sangat tinggi.

TANAH LONGSOR DI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

Kejadian Tanah Longsor Desa Wonotirto 14 Maret 2014

Kerentanan adalah keadaan atau suatu sifat atau perilaku manusia yang menyebabkan ketidakmampuan untuk menghadapi bahaya atau ancaman.

TANAH LONGSOR DI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

Kerentanan Fisik Struktur fisik desa-desa di kecamatan Bulu, Temanggung, bangunan sudah terbentuk dari batu bata dan semen, namun pondasi bangunan berada di tanah yang relatif tidak stabil. Hal tersebut meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap bencana tanah longsor Kerentanan EkonomiMasyarakat di kecamatan Bulu Temanggung banyak yang masih berprofesi sebagai petani dengan tingkat kesejahteraan yang kurang. Salah satu potret tingkat ekonomi adalah masih adanya sekitar 86 rumah warga yang tidak menggunakan sumber listrik PLN. Kerentanan SosialTingkat pendidikan yang cukup buruk, data menyebutkan bahwa dalam bidang pendidikan, yang Tamat PT/Universitas 58 orang, Tamat Akademi 25 orang, Tamat SLTA/sederajat 421 orang, tamat SLTP/ sederajat 380 orang, Tamat SD/sederajat 842 orang, Belum tamat SD 468 orang dan Belum/ tidak sekolah 71 orang. Kerentanan Lingkungan :

Kemiringan tanah banyak yang hampir mencapai 70o. Selain itu juga terdapat banyak areal sawah yang semula merupakan hutan dan saat ini ditanami tembakau dan tanaman pertanian lain, sehingga mengurangi kapasitas hutan untuk menampung air hujan. Khususnya di desa Pagergunung yang awalnya didominasi oleh hutan, saat ini mulai banyak terjadi pencurian kayu hutan sehingga luas daerah penyerapan air berkurang.

1. Belum adanya Konsep Pengembangan dan Pembangunan Permukiman di Kabupaten Temanggung, yang sesuai dengan situasi lokal atau daerah dan dapat mengakomodasi berkembangnya budaya multi culture.

2. Kebijakan tata ruang Kabupaten sulit sekali dilaksanakan dan belum dapat mengakomodasikan perkembangan perumahan dan permukiman, sehingga adanya permukiman yang berada di kawasan - kawasan rawan bencana ataupun kawasan konsrvasi.

3. Masih banyak rumah belum layak huni kondisi ini dikarenakan adanya pertambahan penduduk yang mengakibatkan bertambahnya kebutuhan perumahan yang belum semuanya mampu disediakan oleh Pemerintah Kabupaten bahkan dalam penyediaan prasarana dan sarana dasarnya.

4. Masih banyak rumah tidak yang sehat dengan kondisi lingkungan rumah dimana belum tersedianya atau masih terbatasnya prasarana dan sarana dasar seperti : Pelayanan air minum, Sanitasi, dan lain – lain.

5. Banyaknya alih fungsi lahan tanpa ijin dan pembangunan yang melanggar tata ruang.

6. Belum tersedianya atau masih terbatasnya prasarana dan sarana dasar permukiman seperti : Pelayanan air minum, Sanitasi dan lain – lain.

7. Perumahan yang dibangun oleh pengembang masih banyak yang belum mengkonfirmasikan terhadap REI (Real Estate Indonesia).

PERMASALAHAN PERUMAHAN & PEMUKIMAN

TANAH LONGSOR DI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

8. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan perumahan yang sehat, sehingga perlu ada semacam sosialisasi pembangunan perumahan dan permukiman langsung pada masyarakat. 9. Terdapat permukiman yang berada pada lokasi rawan bencana di Kabupaten Temanggung yakni bencana tanah longsor yang tersebar di Kecamatan Tretep, Wonoboyo, Bejen, Candiroto, Gemawang, Kandangan, Jumo, Bansari, Kledung, Kaloran, Pringsurat, Bulu, Tlogomulyo dan Selopampang. 10. Terdapat permukiman yang berada pada lokasi rawan bencana di Kabupaten Temanggung yakni bencana kekeringan yang tersebar di Kecamatan Pringsurat, Kranggan, Kaloran, Kandangan, Bejen, Jumo dan Bulu. 11. Terdapat permukiman yang berada pada lokasi rawan bencana di Kabupaten Temanggung yakni bencana banjir yang tersebar di Kecamatan Kedu, Parakan dan Bejen. 12. Terdapat permukiman yang berada pada lokasi rawan bencana di Kabupaten Temanggung yakni bencana angin topan yang tersebar di Kecamatan Selopampang, Tembarak, Tlogomulyo, Bulu, Temanggung, Kledung, Tretep, Pringsurat, Kaloran, Jumo, Gemawang, Wonoboyo, Candiroto dan Kedu. 13. Perlunya penegakan hukum pertanahan ( ke-agraria-an ) serta penindakan yang tegas terhadap pihak-pihak yang melanggar tata ruang. 14. Pola penataan rumah dan halaman yang masih belum baik terutama pada kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan padat yang penduduk.

PERMASALAHAN PERUMAHAN & PEMUKIMAN

TANAH LONGSOR DI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

Secara umum kapasitas atau kemampuan masyarakat untuk tanggap dan dapat mengatasi bencana dapat dikategorikan KURANG. Tingkat pendidikan menjadi salah satu faktor penyebabnya. Selain itu, Kecamatan Bulu, Temanggung juga merupakan wilayah yang relatif jarang mendapatkan penyuluhan atau pelatihan siaga bencana khususnya bencana tanah longsor.

Karena pekerjaan masyarakat umumnya adalah petani, dan banyak dari masyarakat yang tidak mengetahui pentingnya hutan untuk menjaga stabilitas tanah, masyarakat cenderung sering membabat hutan untuk membuka lahan pertanian. Meskipun musim hujan berlangsung setiap tahun, masyarakat cenderung tidak menunjukkan adanya perkembangan mengenai siaga bencana tanah longsor.

TANAH LONGSOR DI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

CAPACITY

Tanah longsor yang terjadi di wilayah yang tidak luas. Dampak yang biasanya terjadi pada bencana tanah longsor di Kecamatan Bulu, Temanggung diantaranya adalah:

Dampak Sosial : masyarakat yang terkena bencana tanah longsor biasanya berjumlah cukup sedikit, pada bencana yang terakir tercatat, tidak ada korban jiwa, namun kerusakan yang terjadi cukup banyak, yaitu beberapa rumah warga rusak parah.

Dampak Lingkungan : rusaknya lahan pertanian warga serta rusaknya rumah rumah warga. Selain itu, tanah longsor yang terjadi di 2 desa tersebut diatas menyebabkan akses jalan menuju desa tersebut terputus.

Dampak Ekonomi : karena akses jalan menuju desa tersebut putus maka aktivitas perdagangan terganggu. Dan akibat rendahnya tingkat ekonomi masyarakat.

Dampak Kesehatan : dampak tanah longsor dapat menyebabkan putusnya akses kesehatan masyarakat. Mengingat lokasi Puskesmas cukup jauh dan karena akses terputus.

TANAH LONGSOR DI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

RESIKO

Muncul retakan memanjang atau lengkung pada tanah atau pada konstruksi bangunan, yang biasa terjadi setelah hujan.

Terjadi penggembungan pada lereng atau pada tembok penahan.

Tiba‐tiba pintu atau jendela rumah sulit dibuka, kemungkinan akibat deformasi bangungan yang terdorong oleh massa tanah yang bergerak.

Tiba‐tiba muncul rembesan atau mata air pada lereng. Apabila pada lereng sudah terdapat rembesan air/mata

air, air tersebuT tiba‐tiba menjadi keruh bercampur lumpur.

Pohon‐pohon atau tiang‐tiang miring searah kemiringan lereng.

Terdengar suara gemuruh atau suara ledakan dari atas lereng.

Terjadi runtuhan atau aliran butir tanah/kerikil secara mendadak dari atas lereng.

GEJALA & PERINGATAN DINI BENCANA TANAH LONGSOR

Bagan Alir Sistem Manajemen Bencana Longsor (Karnawati, 2002)

SISTEM MANAGEMENT BENCANA

MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR

1. PEMETAAN , menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam geologi di suatu wilayah.

2. PENYELIDIKAN, mempelajari penyebab dan dampak dari suatu bencana

3. PEMERIKSAAN, melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana,

4. PEMANTAUAN, dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis secara ekonomi dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya.

5. SOSIALISASI, memberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten/Kota atau Masyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannnya.

6. PEMERIKSAAN BENCANA LONGSOR, bertujuan mempelajari penyebab, proses terjadinya, kondisi bencana dan tatacara penanggulangan bencana

TAHAP AWAL (PREVENTY)

MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR

MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR

SHORT TERM

• Tanggap Darurat Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:Kondisi medan Kondisi bencana Peralatan Informasi bencana

INTERMEDIATE

• Rehabilitasi Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannya supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan

LONG TERM

• ditujukan untuk menambah gaya penahan gerakan tanah, sehingga yang menjadi perhatian adalah tipe dan jenis perakaran dari vegetasi tersebut.Pemanfaatan tanaman dalam upaya penanganan longsor ini disesuaikan denga jenis fungsi kawasan.

PASCA BENCANA

MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR

SHORT TERM

Rekonstruksi, penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor

Penyusunan dan penyempurnaan peraturan tata ruang dalam upaya mempertahankan fungsi daerah resapan air.

Mengupayakan semaksimal mungkin pengembalian fungsi kawasan hutan lindung.

Mengevaluasi dan memperketat studi AMDAL pada kawasan vital yang berpotensi menyebabkan bencana.

Mengevaluasi kebijakan Instansi/Dinas yang berpengaruh terhadap terganggunya ekosistem.

Penyediaan lahan relokasi penduduk yang bermukim di daerah bencana, sabuk hijau dan di sepanjang bantaran sungai.

Normalisasi areal penyebab bencana, antara lain seperti normalisasi aliran sungai dan bantaran sungai dengan membuat semacam polder dan sudetan.

Rehabilitasi sarana dan prasarana pendukung kehidupan masyarakat yang terkena bencana secara permanen (seperti: perbaikan sekolah, pasar, tempat ibadah, jalan, jembatan, tanggul dll).

Menyelenggarakan forum kerjasama antar daerah dalam penanggulangan bencana.

MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR

LONG TERM

• Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman. Buatlah terasering (sengkedan), ada lereng yang terjal bila membangun permukiman

• Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan

• Jangan menebang pohon di lereng dan jangan membangun rumah di bawah tebing.

• Jangan mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal Pembangunan rumah yang benar di lereng bukit.

• Jangan mendirikan bangunan di bawah tebing yang terjal. dan pembangunan rumah yang salah di lereng bukit.

• Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak dan jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi.

PENCEGAHAN TERJADI BENCANA TANAH LONGSOR

SOLUSI TANAH LONGSOR

Kerentanan Fisik Pondasi

PENYEBAB SOLUSI

Penggunaan pondasi pondasi plat setempat 150 cm x 150 cm dikombinasikan satu tiang bor diameter 20 cm dengan kedalaman 6 meter seperti pada Gambar 1. Adapun kedalaman tanah keras bervariasi dari 4 meter untuk daerah atas lereng hingga mencapai kedalaman 11 meter untuk daerah bawah lereng. Dalam perhitungan perencanaan pondasinya hanya memperhitungkan beban perkolom dan belum nampak memperhitungkan adanya beban lateral pada tiang akibat pergerakan tanah.

Kerentanan Ekonomi

Banyak petani

Area hutan yang rusak di jadikan

area sawah dengan

mengadaptasi bentukan lereng

ynag miring sehingga air

tanah pada saat musim hujan

ajak tersalurkan kebawah tanpa

merusak tatanan sawah

tersebut sekaligus air yang mengalir ke bawah bisa

digunakan sebagai air

irigasiKerentanan Sosial

Tingkat pendidikan

rendah

Pendekatan terhadap warga

baik dengan sosialisasi

PENYEBAB SOLUSI

Kerentanan Lingkungan

Hutan -> lahan pertanian

Area hutan yang rusak di jadikan

area sawah dengan

mengadaptasi bentukan lereng

ynag miring sehingga air

tanah pada saat musim hujan

ajak tersalurkan kebawah tanpa

merusak tatanan sawah tersebut sekaligus air

yang mengalir ke bawah bisa digunakan sebagai air

irigasi

PENYEBAB SOLUSI

T E R I M A K A S I H