bab i - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/27063/2/bab__i.pdfmelindungi keselamatan pekerja/buruh...

15
1 BAB I “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BURUH WANITA DI CV. AGUNG JAYA DI PEKALONGAN” A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah perlindungan hukum terhadap buruh wanita bukan berarti memandang buruh wanita lebih tinggi kedudukannya daripada buruh laki-laki, akan tetapi perlindungan hukum terhadap buruh wanita ini didasarkan pada kondisi fisik yang berbeda antara buruh wanita dengan buruh pria. Pada zaman penjajahan belanda yang dimaksud dengan buruh atau tenaga kerja adalah pekerja kasar seperti kuli, tukang, mandor yang melakukan pekerjaan kasar, sedangkan yang melakukan pekerjaan di kantor baik itu dalam sektor pemerintahan atau non pemerintahan disebut dengan “karyawan/pegawai” (White Collar). 1 Tenaga kerja atau pekerja adalah tiap orang yang melakukan pekerjaan baik dalam hubungan kerja maupun di luar hubungan kerja yang biasanya disebut dengan buruh bebas misalnya seorang dokter yang membuka praktek, pengacara, penjual 1 Lalu Husni. 2001. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (Cet. II). PT.Raja Grafika Persada. Jakarta. Hal. 21.

Upload: phungthu

Post on 13-Aug-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/27063/2/BAB__I.pdfmelindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan

1

BAB I

“PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BURUH WANITA

DI CV. AGUNG JAYA DI PEKALONGAN”

A. Latar Belakang Masalah

Berbicara masalah perlindungan hukum terhadap buruh wanita bukan berarti

memandang buruh wanita lebih tinggi kedudukannya daripada buruh laki-laki, akan

tetapi perlindungan hukum terhadap buruh wanita ini didasarkan pada kondisi fisik

yang berbeda antara buruh wanita dengan buruh pria.

Pada zaman penjajahan belanda yang dimaksud dengan buruh atau tenaga

kerja adalah pekerja kasar seperti kuli, tukang, mandor yang melakukan pekerjaan

kasar, sedangkan yang melakukan pekerjaan di kantor baik itu dalam sektor

pemerintahan atau non pemerintahan disebut dengan “karyawan/pegawai” (White

Collar).1 Tenaga kerja atau pekerja adalah tiap orang yang melakukan pekerjaan baik

dalam hubungan kerja maupun di luar hubungan kerja yang biasanya disebut dengan

buruh bebas misalnya seorang dokter yang membuka praktek, pengacara, penjual

1 Lalu Husni. 2001. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (Cet. II). PT.Raja Grafika Persada.

Jakarta. Hal. 21.

Page 2: BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/27063/2/BAB__I.pdfmelindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan

2

koran/majalah di pinggir jalan, petani yang menggarap lahannya sendiri. Tenaga

kerja/buiruh ini disebut dengan istilah swa pekerja. Sedangkan karyawan ialah setiap

orang yang melakukan karya/pekerjaan seperti karyawan toko, karyawan buruh,

karyawan perusahaan dan karyawan angkatan bersenajata, mereka ini disebut dengan

istilah tenaga kerja.2

Buruh wanita adalah penting sebab pada dewasa ini di dalam pelaksanaan

proses produksi banyak pekerjaan yang memerlukan buruh wanita, terutama di

beberapa perusahaan yang menghasilkan barang dan Jasa untuk memenuhi kebutuhan

mayarakat umum di daerah pekalongan pada umumnya buruh wanita tidak sedikit

jumlahnya yang bekerja di perumahaan perusahaan yang menghasilkan barang dan

jasa, mereka melakukan pekerjaan bermacam-macam.

Berarti wanita pun mampu berpartisipasi dalam menunjang pembangunan

dewasa ini wanita bisa membuktikan bahwa bukan hanya pria saja yang mampu

bekerja akan tetapi wanita pun mampu juga untuk melakukan pekerjaan, dan ternyata

wanita dapat membuktikan di dalam melakukan pekerjaan untuk menghasilkan

barang dan jasa guna kepentingan masyarakat umum.

Akan tetapi dengan hal tersebut di atas dan juga sesuai dengan kodratnya,

2 Halili Toha & Hari Pramono. 1991. Hubungan Antara Majikan dan Buruh. (Cet. II). PT. Rinek Cipta.

Jakarta. Hal. 7.

Page 3: BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/27063/2/BAB__I.pdfmelindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan

3

wanita tidak dapat disamakan dengan pria. Demikian juga halnya dalam Rukum

Perburuhan perlu adanya Undang-undang dan perlakaan khusus yang membedakan

antara buruh wanita dan buruh pria oleh majikan. Karena wanita sering mengalami

masalah-masalah atau kesukaran-kesukaran yang khusus berhubungan dengan fungsi

lainnya yang mana harus ikut diperhatikan di dalam penempatan dan penggunaan

tenaganya.

Dalam membicarakan masalah perlindungan hukum terhadap buruh wanita,

hendaknya di perhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan perbedaan yang ada

antara, pria dan wanita dalam hal kodrat kejadiannya. Untuk itu diperlukan pengertian

dari para pengusaha yang mempekerjakan buruh wanita dalam perusahaannya.

Sehingga, perlindungan hukum terhadap buruh wanita dapat terjamin pelaksanaanya,

dengan tanpa merugikan pibak-majikan. Dalam Undang-Undang tenaga kerja No 13

Tahun 2004 tidak membedakan antara hak tenaga kerja perempuan dan laki-laki,

tetapi lebih banyak menyinggung tentang hak-hak tenaga kerja perempuan yang

sedang hamil atau menyusui. Olehnya itu penulis hanya akan membahas lebih jelas

tentang hak-hak tenaga kerja perempuan tetapi tidak menafikan hak-hak tenaga kerja

laki-laki. Pada Pasal 81 disebutkan Ayat (1) Bahwa pekerja/buruh perempuan atau

tenaga kerja perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan

kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid;

Ayat (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) diatur

dalam perjanjina kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

Page 4: BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/27063/2/BAB__I.pdfmelindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan

4

Pada Pasal 83 Undang-Undang Tenaga Kerja Nomor 13 Tahun 2004

menyubutkan bahwa pekerja/buruh atau tenaga kerja perempuan yang anaknya masih

menyusui harus diberi hak atau kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika

hal itu harus dilakukan selama waktu bekerja. Pada Pasal 84 menyebutkan bahwa

setiap pekerja.buruh atau tenaga kerja perempuan yang menggunakan hak waktu

istirahat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 Ayat (2) huruf b, c, dan, d, Pasal 80,

dan Pasal 82 berhak mendapat upah penuh. Sedangkan dalam Pasal 86 dijelaskan

bahwa tenaga kerja perempuan mempunyai hak untuk (1) memperoleh perlindungan

atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan serta perlakuan yang

sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama; (2) untuk

melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang

optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

Disamping hak-hak tenaga kerja perempuan yang telah disebutkan di atas

terdapat pula beberapa haknya seperti (1) meminta kepada pemimpin atau pengurus

perusahaan tersebut agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja

yang diwajibkan di tempat kerja/perusahaan yang bersangkutan; (2) menyatakan

keberatan melakukan pekerjaan bila syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat

perlindungan diri yang diwajibkan tidak memenuhi persyaratan, kecuali dalam hal

khusus ditetapkan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat

dipertangguing jawabkan, dan berhak mendapatkan jamina keselamatan kerja,

memberian upah kepada tenaga kerja, jamim sosial tenaga kerja (jamsostek), dan lain

Page 5: BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/27063/2/BAB__I.pdfmelindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan

5

sebagainya.3

Masalah-masalah semacam ini bertalian dengan keadaan faal daripada haid,

kehamilan, menyusukan. Dalam mempekerjakan wanita haruslah diperhatikan akan

kemampuan fisiknya yang berbeda dengan fisik pria. Demikiana pula terhadap waktu

kerjaanya dan waktu istirahatnya, di mana pada waktu-waktu yang tertentu tidak

diwajibkan untuk menjalankan pekerjaannya. Selain daripada itu juga perlu

diperhatikan tentang upah, pendidikan, kesempatan ibadah kesusilaan serta fasilitas-

fasilitas lain yang menunjang kesejahtean buruh wanita.

Dalam skripsi ini penyusun mencoba membahas dan mengetahai sejauh mana

perlindungan hukum terhadap buruh wanita khususnya di CV. AGUNG JAYA di

Pekalongan karena di CV. Agung Jaya ditemukan beberapa pekerja yang berusia

anak-anak dengan pertimbangan bahwa pihak CV. Agung Jaya lebih mengedepankan

aspek kemanusiaan karena anak-anak yang bekerja di CV. Agung Jaya adalah anak

yang kurang mampu dalam hal ekonomi sehingga jangankan untuk biaya sekolah,

biaya sehari-haripun walaupun anak-anak belum masih menjadi tanggungjawab orang

tua, namun anak-anak yang putus sekolah tersebut mempunyai niat untuk membantu

beban ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan hal inilah yang menjadi alasan bagi

pihak CV. Agung Jaya dalam memperkerjakan buruh wanita yang masih berusia

anak-anak. Untuk itulah Penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pihak CV. Agung

3 Lalu Husni. Op.Cit , Hal. 103.

Page 6: BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/27063/2/BAB__I.pdfmelindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan

6

Jaya dalam mengakomodasi tuntutan Undang-Undang No. 13 Tahun 2004 tentang

Ketenagakerjaan di mana penyusun mengadakan penelitian dengan judul

“PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BURUH WANITA DI CV.

AGUNG JAYA DI PEKALONGAN”

B. Rumusan Masalah

Dari hal-hal yang telah penulis uraikan di dalam alasan pemilihan judul,

maka penulis akan merumuskan masalahnya di dalam bentuk pertanyaan sebagai

berikut :

1. Adakah perlakuan khusus bagi buruh wanita yang diberikan oleh majikan

pada CV. AGUNG JAYA di Pekalongan ?

2. Bagaimana bentuk perlindungan hukum serta hak-hak dasar buruh wanita

pada pabrik apakah sudah dilaksanakan sesuai dengan undang-undang

ketenagakerjaan, sehingga buruh, wanita bisa bekerja dengan tenang dan

aman ?

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Obyektif :

a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana perlindungan

hukum dan perlakuan khusus bagi buruh wanita yang diberikan oleh majikan

di CV. AGUNG JAYA, di Pekalongan.

b. Untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum serta hak-hak dasar buruh

wanita pada pabrik telah dilaksanakan sesuai dengan undang-undang

Page 7: BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/27063/2/BAB__I.pdfmelindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan

7

ketenagakerjaan, sehingga buruh, wanita mempunyai kepentingan dan

berpartisipasi dalam melakukan pekerjaan serta bisa bekerja dengan tenang

dan aman

2. Tujuan Subyektif :

a. Melengkapi persyaratan dalam menempuh Sarjana hukum program studi

hukum bidang perdata pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

b. Memberikan manfaat bagi kepentingan masyarakat pada umumnya dan

khususnya memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

hukum atau yang lebih spesifik pengetahuan mengenai arti pentingnya

perlindungan buruh perempuan dalam suatu perusahaan yang terlindungi

oleh bentuk-bentuk pola diskriminasi antara hak buruh wanita dan buruh

laki-laki..

c. Bagi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta dapat

menambah referensi perpustakaan dan bahan pertimbangan mereka yang

mengadakan penelitihan lebih lanjut mengenai hal itu.

d. Untuk mengungkap permasalahan-permasalahan yang ada mengenai buruh

wanita.

e. Hasil skripsi yang merupakan karangan ilmiah ini, penulis mengadakan

penelitian guna memperoleh data yang akhirnya dapat diabdikan kepada

masyarakat.

Page 8: BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/27063/2/BAB__I.pdfmelindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan

8

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis:

a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan penggetahuan secara

luas bagaimana suatu peraturan mrengenai Undang-Undang No 13 tahun

2004 tentang Ketenagakerjaan dapat dipelajari secara komprehensif

(menyeluruh) supaya mencapai suatu penguasaan terhadap permasalahan-

permasalahan yang mungkin timbul dengan lahirnya suatu produk

perundang-undangan ketenagakerjaan dan peraturan-peraturan

pelaksanaannya itu sendiri.

b. Hasil skripsi yang merupakan karangan ilmiah ini, penulis mengadakan

penelitian guna memperoleh data yang akhirnya dapat diabdikan kepada

masyarakat.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi siapapun yang

dalam suatu karya ilmiahnya maupun ciptanya untuk mendapatkan

pengetahuan (science) tentang suatu perlindungan hukum secara pasti

terhadap buruh wanita dalam suatu perusahaan sesuai dengan amanat

Undang-Undang No 13 tahun 2004 tentang Ketenagakerjaan

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak

pengusaha maupun pemerintah daerah khususnya di wilayah hukum

Kabupaten pekalongan dalam menerapkan peraturan-peraturan yang

bersifat bersifat regeling (peraturan umum) tentang ketenagakerjaan

Page 9: BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/27063/2/BAB__I.pdfmelindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan

9

khususnya dalam memberikan perlindungan terhadap buruh wanita di

perusahaan/pabrik.

D. Metode Penelitian

Guna memperoleh data-data yang sesungguhnya, di dalam penelitian ini

harus mempergunakan suatu metode yang sesuai dengan masalah yang akan

diteliti.

Di dalam penelitian ini, penulis mempergunakan metode-metode sebagai

berikut:

1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah

pendekatan penelitian terapan (applied research). Penelitian terapan adalah

bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.4 Penelitian

terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi

kemampuan suatu teori tentang peraturan hukum yang mengatur ketenagakerjaan

diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis khususnya dalam

memberikan perlindungan hukum terhadap buruh wanita di suatu

perusahaan/pabrik.

2. Lokasi Penelitian

4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2010, hal

4.

Page 10: BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/27063/2/BAB__I.pdfmelindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan

10

Dalam penelitian ini, penulis memilih lokasi penelitiannya untuk

mendapatkan data secara sistematis di CV. AGUNG JAYA, di Pekalongan.

3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian hukum yang digunakan adalah penelitian diskriptif, yaitu

suatu penelitian ilmiah dengan cara menggambarkan suatu obyek penelitian

secara sistematis (berurutan) dan lengkap terhadap suatu obyek penelitian yaitu

bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap buruh wanita di suatu

perusahaan/pabrik oleh perundang-undangan ketenagakerjaan dan bagaimana

bentuk aplikasinya di lapangan itu sendiri yang dilakukan oleh CV. AGUNG

JAYA, di Pekalongan.

4. Jenis Data

Di dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis data yang terdiri dari:

a. Data primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data.5 Di dalam penelitian skripsi ini untuk

memperoleh data-data, Penulis menggunakan teknik salah satunya dengan

wawancara (interview) yang dilakukan dengan percakapan atau tatap

muka dengan nara sumber yang berkompeten di CV. AGUNG JAYA, di

5 Ibid, hal 225.

Page 11: BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/27063/2/BAB__I.pdfmelindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan

11

Pekalongan. Penulis berusaha memperoleh data-data atau sejumlah

keterangan yang diperlukan secara langsung. Wawancara digunakan

sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga

apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari respondennya sedikit/kecil.6

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memeberikan

data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen.7 Data ini diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui bahan-

bahan dokumen laporan, buku, majalah, sumber internet, surat kabar serta

bahan-bahan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti khususnya

data sekunder. Jadi data sekunder menitikberatkan pada library research

(penelitian keputakaan).

5. Metode Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan suatu prosedur bagaimana suatu

data dari obyek penelitian dapat diperoleh untuk mengakomodasi kebutuhan dari

penelitian skripsi itu sendiri. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data

yang dipergunakan oleh penyusun adalah sebagai berikut:

6 Ibid, hal 137.

7 Ibid,hal 225.

Page 12: BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/27063/2/BAB__I.pdfmelindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan

12

1. Study Lapangan

Dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan metode

penelitian sebagai berikut:

a. Observasi atau pengamatan

Merupakan merupakan metode pengumpulan data yang

digunakan oleh penulis dengan mengadakan pengamatan dan

pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena

maupun masalah-masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini

yang menjadi obyek dari observasi adalah bentuk

perlindungan hukum terhadap buruh wanita di CV. AGUNG

JAYA, di Pekalongan.

b. Interview atau wawancara

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara

mengadakan Tanya jawab dengan pedoman pada daftar

pertanyaaan yang telah disusun oleh penulis untuk

memperoleh data secara langsung mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan pokok permasalahan. Dalam hal ini Penulis

mengadakan wawancara dengan pihak CV. AGUNG JAYA,

di Pekalongan.

Page 13: BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/27063/2/BAB__I.pdfmelindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan

13

2. Studi Kepustakaan

Study kepustakaan sangat penting (urgen) sebagai dasar teori maupun

sebagai dasar pendukung. Dalam study kepustakaan ini penulis mengkaji

dan mempelajari buku-buku, arsip-arsip dan dokumen maupun peraturan-

peraturan yang ada hubungannya dengan masalah penelitian.

5. Metode Analisa Data

Setelah metode pengumpilan data diperoleh, selanjutnya membuat metode

analisa data. Sedangkan analisa yang penulis pergunakan adalah analisa data

kualitatif yaitu analisa yang dipergunakan untuk mengungkapkan dan memahami

kebenaran yang diperoleh dari pengamatan atau pernyataan dari sejumlah

responden baik lisan maupun tertulis. Adapun analisa kualitatif yang

dipergunakan penulis adalah analisa Kualitatif Induktif adalah metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat pospositivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana

peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif.8 Dengan

demikian karena penulis sebagai instrument kunci dari suatu penelitian maka

penulis sendiri yang akan membuat analisa kesimpulan dengan sistematis

8 Ibid, hal 9.

Page 14: BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/27063/2/BAB__I.pdfmelindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan

14

terhadap bentuk perlindungan terhadap buruh wanita di CV. AGUNG JAYA, di

Pekalongan.

E. Sistematika Skripsi

Bab I. Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penulisan, manfaat penelitian, metode penelitian, serta

sistematika skripsi.

Bab II. Tinjauan Pustaka

Berisikan perlindungan hukum terhadap buruh wanita, menguraikan

tentang Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan buruh

wanita beserta hak dan kewajibannya, peraturan perundangan

perusahaan yang menyangkut buruh wanita.

Bab III. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Realisasi Perlindungan Hukum Terhadap Buruh Wanita terhadap

perlakuan khusus bagi buruh wanita yang diberikan oleh majikan pada

CV. AGUNG JAYA, di Pekalongan dan bentuk perlindungan hukum

serta hak-hak dasar buruh wanita pada pabrik telah dilaksanakan sesuai

dengan undang-undang ketenagakerjaan,

Bab IV Penutup

Page 15: BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/27063/2/BAB__I.pdfmelindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan

15

Pada bab yang terakhir ini, penulis akan mengemukakan hal-hal yang

dapat penulis simpulkan dari bab-bab yang telah penulis uraikan

terdahulu. Kemudian beberapa saran yang sekiranya dapat dipakai

untuk berbaikan selanjutnya