bab i - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/27063/2/bab__i.pdfmelindungi keselamatan pekerja/buruh...
TRANSCRIPT
1
BAB I
“PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BURUH WANITA
DI CV. AGUNG JAYA DI PEKALONGAN”
A. Latar Belakang Masalah
Berbicara masalah perlindungan hukum terhadap buruh wanita bukan berarti
memandang buruh wanita lebih tinggi kedudukannya daripada buruh laki-laki, akan
tetapi perlindungan hukum terhadap buruh wanita ini didasarkan pada kondisi fisik
yang berbeda antara buruh wanita dengan buruh pria.
Pada zaman penjajahan belanda yang dimaksud dengan buruh atau tenaga
kerja adalah pekerja kasar seperti kuli, tukang, mandor yang melakukan pekerjaan
kasar, sedangkan yang melakukan pekerjaan di kantor baik itu dalam sektor
pemerintahan atau non pemerintahan disebut dengan “karyawan/pegawai” (White
Collar).1 Tenaga kerja atau pekerja adalah tiap orang yang melakukan pekerjaan baik
dalam hubungan kerja maupun di luar hubungan kerja yang biasanya disebut dengan
buruh bebas misalnya seorang dokter yang membuka praktek, pengacara, penjual
1 Lalu Husni. 2001. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (Cet. II). PT.Raja Grafika Persada.
Jakarta. Hal. 21.
2
koran/majalah di pinggir jalan, petani yang menggarap lahannya sendiri. Tenaga
kerja/buiruh ini disebut dengan istilah swa pekerja. Sedangkan karyawan ialah setiap
orang yang melakukan karya/pekerjaan seperti karyawan toko, karyawan buruh,
karyawan perusahaan dan karyawan angkatan bersenajata, mereka ini disebut dengan
istilah tenaga kerja.2
Buruh wanita adalah penting sebab pada dewasa ini di dalam pelaksanaan
proses produksi banyak pekerjaan yang memerlukan buruh wanita, terutama di
beberapa perusahaan yang menghasilkan barang dan Jasa untuk memenuhi kebutuhan
mayarakat umum di daerah pekalongan pada umumnya buruh wanita tidak sedikit
jumlahnya yang bekerja di perumahaan perusahaan yang menghasilkan barang dan
jasa, mereka melakukan pekerjaan bermacam-macam.
Berarti wanita pun mampu berpartisipasi dalam menunjang pembangunan
dewasa ini wanita bisa membuktikan bahwa bukan hanya pria saja yang mampu
bekerja akan tetapi wanita pun mampu juga untuk melakukan pekerjaan, dan ternyata
wanita dapat membuktikan di dalam melakukan pekerjaan untuk menghasilkan
barang dan jasa guna kepentingan masyarakat umum.
Akan tetapi dengan hal tersebut di atas dan juga sesuai dengan kodratnya,
2 Halili Toha & Hari Pramono. 1991. Hubungan Antara Majikan dan Buruh. (Cet. II). PT. Rinek Cipta.
Jakarta. Hal. 7.
3
wanita tidak dapat disamakan dengan pria. Demikian juga halnya dalam Rukum
Perburuhan perlu adanya Undang-undang dan perlakaan khusus yang membedakan
antara buruh wanita dan buruh pria oleh majikan. Karena wanita sering mengalami
masalah-masalah atau kesukaran-kesukaran yang khusus berhubungan dengan fungsi
lainnya yang mana harus ikut diperhatikan di dalam penempatan dan penggunaan
tenaganya.
Dalam membicarakan masalah perlindungan hukum terhadap buruh wanita,
hendaknya di perhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan perbedaan yang ada
antara, pria dan wanita dalam hal kodrat kejadiannya. Untuk itu diperlukan pengertian
dari para pengusaha yang mempekerjakan buruh wanita dalam perusahaannya.
Sehingga, perlindungan hukum terhadap buruh wanita dapat terjamin pelaksanaanya,
dengan tanpa merugikan pibak-majikan. Dalam Undang-Undang tenaga kerja No 13
Tahun 2004 tidak membedakan antara hak tenaga kerja perempuan dan laki-laki,
tetapi lebih banyak menyinggung tentang hak-hak tenaga kerja perempuan yang
sedang hamil atau menyusui. Olehnya itu penulis hanya akan membahas lebih jelas
tentang hak-hak tenaga kerja perempuan tetapi tidak menafikan hak-hak tenaga kerja
laki-laki. Pada Pasal 81 disebutkan Ayat (1) Bahwa pekerja/buruh perempuan atau
tenaga kerja perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan
kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid;
Ayat (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) diatur
dalam perjanjina kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
4
Pada Pasal 83 Undang-Undang Tenaga Kerja Nomor 13 Tahun 2004
menyubutkan bahwa pekerja/buruh atau tenaga kerja perempuan yang anaknya masih
menyusui harus diberi hak atau kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika
hal itu harus dilakukan selama waktu bekerja. Pada Pasal 84 menyebutkan bahwa
setiap pekerja.buruh atau tenaga kerja perempuan yang menggunakan hak waktu
istirahat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 Ayat (2) huruf b, c, dan, d, Pasal 80,
dan Pasal 82 berhak mendapat upah penuh. Sedangkan dalam Pasal 86 dijelaskan
bahwa tenaga kerja perempuan mempunyai hak untuk (1) memperoleh perlindungan
atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan serta perlakuan yang
sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama; (2) untuk
melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Disamping hak-hak tenaga kerja perempuan yang telah disebutkan di atas
terdapat pula beberapa haknya seperti (1) meminta kepada pemimpin atau pengurus
perusahaan tersebut agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja
yang diwajibkan di tempat kerja/perusahaan yang bersangkutan; (2) menyatakan
keberatan melakukan pekerjaan bila syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat
perlindungan diri yang diwajibkan tidak memenuhi persyaratan, kecuali dalam hal
khusus ditetapkan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat
dipertangguing jawabkan, dan berhak mendapatkan jamina keselamatan kerja,
memberian upah kepada tenaga kerja, jamim sosial tenaga kerja (jamsostek), dan lain
5
sebagainya.3
Masalah-masalah semacam ini bertalian dengan keadaan faal daripada haid,
kehamilan, menyusukan. Dalam mempekerjakan wanita haruslah diperhatikan akan
kemampuan fisiknya yang berbeda dengan fisik pria. Demikiana pula terhadap waktu
kerjaanya dan waktu istirahatnya, di mana pada waktu-waktu yang tertentu tidak
diwajibkan untuk menjalankan pekerjaannya. Selain daripada itu juga perlu
diperhatikan tentang upah, pendidikan, kesempatan ibadah kesusilaan serta fasilitas-
fasilitas lain yang menunjang kesejahtean buruh wanita.
Dalam skripsi ini penyusun mencoba membahas dan mengetahai sejauh mana
perlindungan hukum terhadap buruh wanita khususnya di CV. AGUNG JAYA di
Pekalongan karena di CV. Agung Jaya ditemukan beberapa pekerja yang berusia
anak-anak dengan pertimbangan bahwa pihak CV. Agung Jaya lebih mengedepankan
aspek kemanusiaan karena anak-anak yang bekerja di CV. Agung Jaya adalah anak
yang kurang mampu dalam hal ekonomi sehingga jangankan untuk biaya sekolah,
biaya sehari-haripun walaupun anak-anak belum masih menjadi tanggungjawab orang
tua, namun anak-anak yang putus sekolah tersebut mempunyai niat untuk membantu
beban ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan hal inilah yang menjadi alasan bagi
pihak CV. Agung Jaya dalam memperkerjakan buruh wanita yang masih berusia
anak-anak. Untuk itulah Penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pihak CV. Agung
3 Lalu Husni. Op.Cit , Hal. 103.
6
Jaya dalam mengakomodasi tuntutan Undang-Undang No. 13 Tahun 2004 tentang
Ketenagakerjaan di mana penyusun mengadakan penelitian dengan judul
“PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BURUH WANITA DI CV.
AGUNG JAYA DI PEKALONGAN”
B. Rumusan Masalah
Dari hal-hal yang telah penulis uraikan di dalam alasan pemilihan judul,
maka penulis akan merumuskan masalahnya di dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut :
1. Adakah perlakuan khusus bagi buruh wanita yang diberikan oleh majikan
pada CV. AGUNG JAYA di Pekalongan ?
2. Bagaimana bentuk perlindungan hukum serta hak-hak dasar buruh wanita
pada pabrik apakah sudah dilaksanakan sesuai dengan undang-undang
ketenagakerjaan, sehingga buruh, wanita bisa bekerja dengan tenang dan
aman ?
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Obyektif :
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana perlindungan
hukum dan perlakuan khusus bagi buruh wanita yang diberikan oleh majikan
di CV. AGUNG JAYA, di Pekalongan.
b. Untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum serta hak-hak dasar buruh
wanita pada pabrik telah dilaksanakan sesuai dengan undang-undang
7
ketenagakerjaan, sehingga buruh, wanita mempunyai kepentingan dan
berpartisipasi dalam melakukan pekerjaan serta bisa bekerja dengan tenang
dan aman
2. Tujuan Subyektif :
a. Melengkapi persyaratan dalam menempuh Sarjana hukum program studi
hukum bidang perdata pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
b. Memberikan manfaat bagi kepentingan masyarakat pada umumnya dan
khususnya memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
hukum atau yang lebih spesifik pengetahuan mengenai arti pentingnya
perlindungan buruh perempuan dalam suatu perusahaan yang terlindungi
oleh bentuk-bentuk pola diskriminasi antara hak buruh wanita dan buruh
laki-laki..
c. Bagi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta dapat
menambah referensi perpustakaan dan bahan pertimbangan mereka yang
mengadakan penelitihan lebih lanjut mengenai hal itu.
d. Untuk mengungkap permasalahan-permasalahan yang ada mengenai buruh
wanita.
e. Hasil skripsi yang merupakan karangan ilmiah ini, penulis mengadakan
penelitian guna memperoleh data yang akhirnya dapat diabdikan kepada
masyarakat.
8
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis:
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan penggetahuan secara
luas bagaimana suatu peraturan mrengenai Undang-Undang No 13 tahun
2004 tentang Ketenagakerjaan dapat dipelajari secara komprehensif
(menyeluruh) supaya mencapai suatu penguasaan terhadap permasalahan-
permasalahan yang mungkin timbul dengan lahirnya suatu produk
perundang-undangan ketenagakerjaan dan peraturan-peraturan
pelaksanaannya itu sendiri.
b. Hasil skripsi yang merupakan karangan ilmiah ini, penulis mengadakan
penelitian guna memperoleh data yang akhirnya dapat diabdikan kepada
masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi siapapun yang
dalam suatu karya ilmiahnya maupun ciptanya untuk mendapatkan
pengetahuan (science) tentang suatu perlindungan hukum secara pasti
terhadap buruh wanita dalam suatu perusahaan sesuai dengan amanat
Undang-Undang No 13 tahun 2004 tentang Ketenagakerjaan
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak
pengusaha maupun pemerintah daerah khususnya di wilayah hukum
Kabupaten pekalongan dalam menerapkan peraturan-peraturan yang
bersifat bersifat regeling (peraturan umum) tentang ketenagakerjaan
9
khususnya dalam memberikan perlindungan terhadap buruh wanita di
perusahaan/pabrik.
D. Metode Penelitian
Guna memperoleh data-data yang sesungguhnya, di dalam penelitian ini
harus mempergunakan suatu metode yang sesuai dengan masalah yang akan
diteliti.
Di dalam penelitian ini, penulis mempergunakan metode-metode sebagai
berikut:
1. Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah
pendekatan penelitian terapan (applied research). Penelitian terapan adalah
bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.4 Penelitian
terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi
kemampuan suatu teori tentang peraturan hukum yang mengatur ketenagakerjaan
diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis khususnya dalam
memberikan perlindungan hukum terhadap buruh wanita di suatu
perusahaan/pabrik.
2. Lokasi Penelitian
4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2010, hal
4.
10
Dalam penelitian ini, penulis memilih lokasi penelitiannya untuk
mendapatkan data secara sistematis di CV. AGUNG JAYA, di Pekalongan.
3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian hukum yang digunakan adalah penelitian diskriptif, yaitu
suatu penelitian ilmiah dengan cara menggambarkan suatu obyek penelitian
secara sistematis (berurutan) dan lengkap terhadap suatu obyek penelitian yaitu
bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap buruh wanita di suatu
perusahaan/pabrik oleh perundang-undangan ketenagakerjaan dan bagaimana
bentuk aplikasinya di lapangan itu sendiri yang dilakukan oleh CV. AGUNG
JAYA, di Pekalongan.
4. Jenis Data
Di dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis data yang terdiri dari:
a. Data primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data.5 Di dalam penelitian skripsi ini untuk
memperoleh data-data, Penulis menggunakan teknik salah satunya dengan
wawancara (interview) yang dilakukan dengan percakapan atau tatap
muka dengan nara sumber yang berkompeten di CV. AGUNG JAYA, di
5 Ibid, hal 225.
11
Pekalongan. Penulis berusaha memperoleh data-data atau sejumlah
keterangan yang diperlukan secara langsung. Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari respondennya sedikit/kecil.6
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memeberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen.7 Data ini diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui bahan-
bahan dokumen laporan, buku, majalah, sumber internet, surat kabar serta
bahan-bahan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti khususnya
data sekunder. Jadi data sekunder menitikberatkan pada library research
(penelitian keputakaan).
5. Metode Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan suatu prosedur bagaimana suatu
data dari obyek penelitian dapat diperoleh untuk mengakomodasi kebutuhan dari
penelitian skripsi itu sendiri. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data
yang dipergunakan oleh penyusun adalah sebagai berikut:
6 Ibid, hal 137.
7 Ibid,hal 225.
12
1. Study Lapangan
Dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan metode
penelitian sebagai berikut:
a. Observasi atau pengamatan
Merupakan merupakan metode pengumpulan data yang
digunakan oleh penulis dengan mengadakan pengamatan dan
pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena
maupun masalah-masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini
yang menjadi obyek dari observasi adalah bentuk
perlindungan hukum terhadap buruh wanita di CV. AGUNG
JAYA, di Pekalongan.
b. Interview atau wawancara
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara
mengadakan Tanya jawab dengan pedoman pada daftar
pertanyaaan yang telah disusun oleh penulis untuk
memperoleh data secara langsung mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan pokok permasalahan. Dalam hal ini Penulis
mengadakan wawancara dengan pihak CV. AGUNG JAYA,
di Pekalongan.
13
2. Studi Kepustakaan
Study kepustakaan sangat penting (urgen) sebagai dasar teori maupun
sebagai dasar pendukung. Dalam study kepustakaan ini penulis mengkaji
dan mempelajari buku-buku, arsip-arsip dan dokumen maupun peraturan-
peraturan yang ada hubungannya dengan masalah penelitian.
5. Metode Analisa Data
Setelah metode pengumpilan data diperoleh, selanjutnya membuat metode
analisa data. Sedangkan analisa yang penulis pergunakan adalah analisa data
kualitatif yaitu analisa yang dipergunakan untuk mengungkapkan dan memahami
kebenaran yang diperoleh dari pengamatan atau pernyataan dari sejumlah
responden baik lisan maupun tertulis. Adapun analisa kualitatif yang
dipergunakan penulis adalah analisa Kualitatif Induktif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat pospositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif.8 Dengan
demikian karena penulis sebagai instrument kunci dari suatu penelitian maka
penulis sendiri yang akan membuat analisa kesimpulan dengan sistematis
8 Ibid, hal 9.
14
terhadap bentuk perlindungan terhadap buruh wanita di CV. AGUNG JAYA, di
Pekalongan.
E. Sistematika Skripsi
Bab I. Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, manfaat penelitian, metode penelitian, serta
sistematika skripsi.
Bab II. Tinjauan Pustaka
Berisikan perlindungan hukum terhadap buruh wanita, menguraikan
tentang Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan buruh
wanita beserta hak dan kewajibannya, peraturan perundangan
perusahaan yang menyangkut buruh wanita.
Bab III. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Realisasi Perlindungan Hukum Terhadap Buruh Wanita terhadap
perlakuan khusus bagi buruh wanita yang diberikan oleh majikan pada
CV. AGUNG JAYA, di Pekalongan dan bentuk perlindungan hukum
serta hak-hak dasar buruh wanita pada pabrik telah dilaksanakan sesuai
dengan undang-undang ketenagakerjaan,
Bab IV Penutup
15
Pada bab yang terakhir ini, penulis akan mengemukakan hal-hal yang
dapat penulis simpulkan dari bab-bab yang telah penulis uraikan
terdahulu. Kemudian beberapa saran yang sekiranya dapat dipakai
untuk berbaikan selanjutnya