analisis hubungan k3 dg produktifitas karyawan

96
HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor) Oleh TRISNA LESTARI H24103083 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Upload: tiara-ayu-dwilistyaningsari

Post on 25-Apr-2015

549 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

(Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor)

Oleh

TRISNA LESTARI

H24103083

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

Page 2: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

ABSTRAK

Trisna Lestari. H24103083. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor). Di bawah bimbingan Erlin Trisyulianti. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seharusnya menjadi prioritas utama suatu perusahaan, namun sayangnya tidak semua perusahaan memahami arti pentingnya K3 dan mengetahui bagaimana mengimplementasikannya dengan baik dalam lingkungan perusahaan. Potensi kerugian perusahaan akibat lemahnya implementasi K3 sangat besar yaitu terganggunya proses produksi dan perbaikan alat produksi yang rusak karena kecelakaan kerja serta perusahaan kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan karena rendahnya produktivitas kerja karyawan.

PTPN VIII Gunung Mas menerapkan program K3 karena perusahaan menyadari bahwa setiap karyawan berhak untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan sewaktu bekerja. Perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja atau akibat dari lingkungan kerja sangat dibutuhkan oleh karyawan agar karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja produktif sehingga diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat yang dapat mendukung keberhasilan bisnis perusahaan dalam membangun dan membesarkan usahanya.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengkaji penerapan program K3, (2) Mengkaji produktivitas kerja karyawan, dan (3) Menganalisis hubungan antara program K3 dengan produktivitas kerja karyawan. Faktor-faktor K3 yang dianalisis adalah pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin, serta peningkatan kesadaran K3. Penelitian dilakukan di bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas selama tiga bulan, yaitu dari bulan Januari-Maret 2007. Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner, wawancara dan pengamatan. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis hubungan. Analisis hubungan antara penerapan K3 dengan produktivitas kerja karyawan dilakukan dengan metode uji korelasi Rank Spearman dengan menggunakan software SPSS 13.0 for windows.

Berdasarkan persepsi responden rataan skor untuk penerapan K3 sebesar 0,366 sedangkan rataan skor untuk produktivitas kerja karyawan sebesar 0,372. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua faktor K3 yang diuji memiliki hubungan yang positif, sangat nyata dan berkorelasi kuat dengan produktivitas kerja karyawan dengan nilai korelasi sebesar 0,743.

Page 3: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

(Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

TRISNA LESTARI

H24103083

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

Page 4: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

(Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

TRISNA LESTARI

H24103083

Menyetujui, Mei 2007

Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen

Tanggal Ujian : 4 Mei 2007 Tanggal Lulus :

Page 5: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cianjur pada tanggal 29 Juli 1985. Penulis

merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan H. Maman Suparman dan

Hj. Elly Nurlela.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Melati pada tahun 1991,

kemudian melanjutkan ke SD Negeri Pasir Hayam tahun 1991-1997. Sejak tahun

1997-2000 penulis menyelesaikan pendidikan di SLTP Negeri 2 Cianjur,

kemudian pada tahun 2000-2003 melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 2

Cianjur dan masuk program IPA. Pada tahun 2003 penulis diterima di Institut

Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama masa studi penulis aktif sebagai staf Direktorat Administrasi,

Keuangan dan Kesekretariatan (AK2) Centre of Management (COM@) periode

2004/2005, panitia di beberapa kegiatan kampus, peserta seminar dan pelatihan.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor, penulis menyusun skripsi yang berjudul “Hubungan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan

(Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor) di bawah

bimbingan Erlin Trisyulianti S.TP., M.Si.

Page 6: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hendaknya kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena

atas limpahan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja

Karyawan (Studi kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor).

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut

Pertanian Bogor.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seharusnya menjadi prioritas

utama dalam suatu perusahaan, namun sayangnya tidak semua perusahaan

memahami akan arti pentingnya K3 dan mengetahui bagaimana cara

mengimplementasikannya dengan baik dalam lingkungan perusahaan. Potensi

kerugian perusahaan akibat lemahnya implementasi K3 sangat besar diantaranya

yaitu terganggunya proses produksi dan perbaikan alat produksi yang rusak

karena kecelakaan kerja serta perusahaan kehilangan kesempatan mendapatkan

keuntungan karena rendahnya produktivitas kerja karyawan. Memperhatikan hal

tersebut, maka penerapan K3 dalam suatu perusahaan perlu dikaji karena

penerapan K3 dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan sehingga

produktivitas perusahaan juga akan meningkat.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada orang-orang dan lembaga yang secara langsung maupun

tidak langsung telah memberikan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini, yaitu :

1. Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada

penulis.

2. Ir. Anggraini Sukmawati, MM dan Eko Rudy Cahyadi, S.Hut, MM atas

kesediaannya untuk menjadi dosen penguji.

Page 7: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen,

seluruh staf dosen pengajar dan karyawan/wati Departemen Manajemen, FEM

IPB.

4. Ir. Dedi Kusramdani selaku Sinder pabrik PTPN VIII Gunung Mas, pak Dudi,

ibu Henny, pak Dadan, mas Wawan dan staf-staf lainnya yang selalu

memberikan pengarahan kepada penulis selama penelitian berlangsung.

5. Kedua orang tuaku H. Maman Suparman dan Hj. Elly Nurlela yang telah

membesarkan dan mendidik dengan penuh kasih sayang. Terima kasih telah

menjadi orang tua yang terbaik untukku.

6. Kakak-kakakku (Kang Indra, Teh Indri, Kak Ayep dan Teh Iis) dan

keponakanku yang lucu-lucu (Zahra dan Razan) atas doa, kasih sayang yang

selalu mengiringi serta semangat yang tiada henti.

7. Keluarga Agus Sukarman S.Ip atas doa, kasih sayang dan dukungannya.

8. Rama Ramdani Wijaya atas kasih sayang, doa, pengertian dan dukungannya.

9. Teman-teman satu bimbingan (Riri, Tata, Yudi dan Kak Aldi) dan

teman-teman seperjuangan (Irma, ipeh dan Indras) atas segala semangat,

dukungan, doa, serta tawa canda yang mewarnai perjuangan kita.

10. Sahabat-sahabatku yang selalu menemani (Nunu, Meza, Vebby dan Nadya)

dan teman-teman manajemen 40 untuk kebersamaan selama empat tahun ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut

membantu selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan

skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan oleh

penulis untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Bogor, Mei 2007

Penulis

Page 8: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ................................................................................iii

KATA PENGANTAR ............................................................................iv

DAFTAR ISI ...........................................................................................vi

DAFTAR TABEL .................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................... 3 1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3 1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecelakaan ................................................................................. 5

2.1.1. Pengertian ......................................................................... 5 2.1.2. Faktor-faktor Kecelakaan ................................................. 5 2.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................. 8 2.2.1. Pengertian ......................................................................... 8 2.2.2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ..................... 10 2.2.3. Sistem Manajemen K3 .................................................... 11 2.2.4. Program K3 ..................................................................... 12 2.2.5. Landasan Hukum K3 ...................................................... 15 2.3. Produktivitas ............................................................................. 16 2.4. Penelitian Terdahulu ................................................................. 18

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran .................................................................. 19 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 22 3.3. Pengumpulan Data ..................................................................... 22 3.4. Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 22 3.4.1. Uji Validitas .................................................................... 22 3.4.2. Uji Reliabilitas ................................................................ 23 3.4.3. Skala Likert ..................................................................... 24 3.4.4. Analisis Data ................................................................... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan.................................................... 29

4.1.1. Sejarah Perusahaan ......................................................... 29 4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ................................................ 30

Page 9: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ....................................... 30 4.1.4. Sumberdaya Manusia ...................................................... 31 4.1.5. Kegiatan Pengolahan Teh Hitam .................................... 31 4.2. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja .......................... 35

4.3. Evaluasi K3 .............................................................................. 39 4.4. Analisis Data Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuisioner ....... 40 4.4.1. Hasil Uji Validitas Kuisioner ........................................... 40 4.4.2. Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner ...................................... 41 4.5. Karakteristik Responden ............................................................ 41 4.5.1. Jenis Kelamin ................................................................... 41 4.5.2. Usia .................................................................................. 42 4.5.3. Tingkat Pendidikan .......................................................... 42 4.5.4. Masa Kerja ...................................................................... 43

4.6. Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ..................... 44 4.6.1. Pelatihan Keselamatan ..................................................... 44 4.6.2. Publikasi Keselamatan ..................................................... 47 4.6.3. Kontrol Lingkungan Kerja ............................................... 49 4.6.4. Pengawasan dan Disiplin ................................................. 51 4.6.5. Peningkatan Kesadaran K3 .............................................. 54 4.6.6. Gambaran Umum K3 ...................................................... 56

4.7. Analisis Produktivitas Kerja ..................................................... 57 4.7.1. Kemauan Kerja ............................................................... 57 4.7.2. Kemampuan Kerja .......................................................... 58 4.7.3. Lingkungan Kerja ............................................................ 59 4.7.4. Kompensasi ...................................................................... 59 4.7.5. Jaminan Sosial.................................................................. 60 4.7.6. Hubungan Kerja ............................................................... 61 4.7.7. Gambaran Umum Produktivitas Kerja Karyawan .......... 61

4.8. Analisis Hubungan K3 dengan Produktivitas Kerja ................... 62

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 66 1. Kesimpulan ......................................................................................... 66 2. Saran .................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 68

LAMPIRAN ........................................................................................... 70

Page 10: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

DAFTAR TABEL

1. Bobot nilai jawaban responden ............................................................... 24 2. Nilai skor rataan ...................................................................................... 25 3. Kriteria erat dan tidaknya hubungan antara variabel dan rentang nilai korelasi ......................................................................... 28 4. Jumlah karyawan bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas ............. 31 5. Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach .......................................... 41 6. Hasil jawaban responden mengenai pelatihan keselamatan .................... 45 7. Hasil jawaban responden mengenai publikasi keselamatan .................... 47 8. Hasil jawaban responden mengenai kontrol lingkungan kerja ............... 50 9. Hasil jawaban responden mengenai pengawasan dan disiplin ................ 52 10. Hasil jawaban responden mengenai peningkatan kesadaran K3 ............. 55 11. Faktor-faktor K3 bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas .............. 57 12. Hasil jawaban responden mengenai kemauan kerja ................................ 58 13. Hasil jawaban responden mengenai kemampuan kerja .......................... 58 14. Hasil jawaban responden mengenai lingkungan kerja ............................ 59 15. Hasil jawaban responden mengenai kompensasi .................................... 60 16. Hasil jawaban responden mengenai jaminan sosial ................................ 60 17. Hasil jawaban responden mengenai hubungan kerja .............................. 61 18. Produktivitas kerja karyawan bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas ......................................................................... 62 19. Hubungan faktor-faktor K3 dengan produktivitas kerja ......................... 63

No

Page 11: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

DAFTAR GAMBAR

1. Biaya perusahaan akibat kecelakaan kerja ................................................ 6 2. Sistem model manajemen K3 ................................................................... 12 3. Kerangka pemikiran penelitian ................................................................. 20 4. Tahapan penelitian .................................................................................... 21 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin .................................. 42 6. Karakteristik responden berdasarkan usia ................................................. 42 7. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ......................... 43 8. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja ...................................... 43

No Halaman

Page 12: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuisioner penelitian ................................................................................. 70 2. Struktur organisasi PTPN VIII Gunung Mas ............................................ 74 3. Diagram proses pengolahan teh hitam CTC ............................................ 76 4. Penerapan K3 di PTPN VIII Gunung Mas ................................................ 77 5. Uji validitas kuisioner ............................................................................... 79 6. Uji reliabilitas kuisioner ............................................................................ 81 7. Hasil uji korelasi Rank Spearman ............................................................. 83

No Halaman

Page 13: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan industri yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk

mengoptimalkan seluruh sumberdaya yang dimiliki dalam menghasilkan

produk berkualitas tinggi agar mampu bertahan dalam persaingan dengan

perusahaan lain. Kualitas produk yang dihasilkan tidak terlepas dari peranan

sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi

dalam perusahaan seperti modal, mesin dan material dapat bermanfaat

apabila telah diolah oleh sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia sebagai

tenaga kerja tidak terlepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan

keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja. Hal ini berkaitan dengan

perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja maupun

lingkungan kerja. Riset yang dilakukan badan dunia ILO menghasilkan

kesimpulan, setiap hari rata-rata 6000 orang meninggal, setara dengan satu

orang setiap 15 detik atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit atau

kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Jumlah pria yang

meninggal dua kali lebih banyak dibandingkan wanita, karena mereka lebih

mungkin melakukan pekerjaan berbahaya. Secara keseluruhan kecelakaan di

tempat kerja telah menewaskan 350.000 orang. Sisanya meninggal karena

sakit yang diderita dalam pekerjaan seperti membongkar zat kimia beracun

(ILO, 2003 dalam Suardi, 2005).

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata-mata

tanggung jawab pemerintah tetapi merupakan tanggung jawab semua

pihak terutama pengusaha, tenaga kerja dan masyarakat. Berdasarkan

PEMNAKER 05/MEN/1996, perusahaan yang memperkerjakan tenaga

kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan mempunyai potensi bahaya yang

ditimbulkan oleh karakteristik proses bahan produksi yang dapat

mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran

dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program

Page 14: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya

kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang

berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan

antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan dari

dibuatnya program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah untuk

mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan dan penyakit akibat

kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seharusnya menjadi prioritas

utama dalam suatu perusahaan, namun sayangnya tidak semua perusahaan

memahami akan arti pentingnya K3 dan mengetahui bagaimana cara

mengimplementasikannya dengan baik dalam lingkungan perusahaan.

Potensi kerugian perusahaan akibat lemahnya implementasi K3 sangat besar

diantaranya yaitu terganggunya proses produksi dan perbaikan alat produksi

yang rusak karena kecelakaan kerja serta perusahaan kehilangan kesempatan

mendapatkan keuntungan karena rendahnya produktivitas kerja karyawan.

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga

keselamatan dan kesehatan karyawannya dengan membuat aturan tentang

keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan

dan pimpinan perusahaan. Perkebunan teh Gunung Mas merupakan unit

produsen teh hitam CTC (Crushing, Tearing, Curling) yang telah

memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dan HCCP (Hazard Critical Control

Point). PTPN VIII Gunung Mas menerapkan K3 karena perusahaan

menyadari bahwa setiap karyawan berhak untuk mendapatkan jaminan

keselamatan dan kesehatan sewaktu bekerja. Perlindungan tenaga kerja dari

bahaya dan penyakit akibat kerja atau akibat dari lingkungan kerja sangat

dibutuhkan oleh karyawan agar karyawan merasa aman dan nyaman dalam

menyelesaikan pekerjaannya. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja

produktif, sehingga diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat

yang dapat mendukung keberhasilan bisnis perusahaan dalam membangun

dan membesarkan usahanya. Memperhatikan hal tersebut, maka penerapan

K3 dalam suatu perusahaan perlu dikaji karena penerapan K3 dapat

meningkatkan produktivitas kerja karyawan sehingga produktivitas

perusahaan juga akan meningkat.

Page 15: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

1. 2. Perumusan Masalah

Penerapan K3 yang baik disamping memberikan perlindungan

terhadap kecelakaan kerja dan mencegah kerugian yang besar bagi

perusahaan, juga akan meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja.

Karyawan akan merasa diperhatikan oleh perusahaan, sehingga sebagai

imbalannya merekapun akan bekerja dengan lebih baik. Atas dasar tersebut

rumusan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan program K3 di bagian pengolahan PTPN VIII

Gunung Mas, Bogor?

2. Bagaimana gambaran produktivitas kerja karyawan bagian pengolahan

PTPN VIII Gunung Mas, Bogor?

3. Bagaimana hubungan antara program K3 dengan produktivitas kerja

karyawan bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor?

1. 3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengkaji penerapan program K3 di bagian pengolahan PTPN VIII

Gunung Mas, Bogor.

2. Mengkaji produktivitas kerja karyawan bagian pengolahan PTPN VIII

Gunung Mas, Bogor.

3. Menganalisis hubungan antara program K3 dengan produktivitas kerja

karyawan bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas.

1. 4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam menerapkan program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang baik, sehingga dapat

meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

2. Menambah wawasan dan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya

yang mengambil tema tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Page 16: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

1. 5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini dibatasi, agar lebih terarah

dan mudah dipahami, mencakup masalah :

1. Penelitian ini dilakukan di PTPN VIII Gunung Mas, Bogor yang

difokuskan pada bagian pengolahan.

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dianalisis meliputi lima

faktor yaitu : pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol

lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin serta peningkatan kesadaran

K3.

3. Produktivitas kerja karyawan yang dikaji adalah produktivitas kerja

karyawan bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor yang

meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.

Page 17: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Kecelakaan

2. 1. 1. Pengertian

Kecelakaan adalah suatu kejadian tak diduga dan tidak

dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah

diatur (Sulaksmono dalam Santoso, 2004).

Menurut Sugeng (2005), kecelakaan kerja adalah suatu

kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan

terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.

Secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

1) Kecelakaan industri (industrial accident) yaitu kecelakaan yang

terjadi di tempat kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya

kerja.

2) Kecelakaan dalam perjalanan (community accident) yaitu

kecelakaan yang terjadi diluar tempat kerja yang berkaitan dengan

adanya hubungan kerja.

Keadaan hampir celaka (near-accident) adalah suatu kejadian

atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana dengan keadaan yang

sedikit berbeda akan mengakibatkan bahaya terhadap manusia,

merusak harta benda atau kerugian terhadap proses (Sugeng, 2005).

Kecelakaan terjadi tanpa diduga dan tidak diharapkan tetapi

kecelakaan kerja pada prinsipnya dapat dicegah dan pencegahan ini

menurut Bennett NBS dalam Santoso (2004) merupakan tanggung

jawab para manajer lini, penyelia, mandor, kepala dan juga kepala

urusan.

2. 1. 2. Faktor-faktor Kecelakaan

Teori Domino Heinrich (1931) dalam Suardi (2005)

menyebutkan bahwa pada setiap kecelakaan yang menimbulkan cedera

terdapat lima faktor yang secara berurutan digambarkan sebagai lima

Page 18: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

domino yang berdiri sejajar, yaitu : kebiasaan, kesalahan seseorang,

perbuatan dan kondisi tak aman (hazard), kecelakaan serta cedera.

Heinrinch mengemukakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan,

kuncinya adalah dengan memutuskan rangkaian sebab-akibat.

Misalnya, dengan membuang hazard satu domino diantaranya.

Frank E. Bird Peterson (1967) dalam Suardi (2005)

memodifikasi teori Domino Heinrich dengan mengemukakan teori

manajemen yang berisikan lima faktor dalam urutan suatu kecelakaan

yaitu : manajemen, sumber penyebab dasar, gejala, kontak dan

kerugian. Birds mengemukakan bahwa usaha pencegahan kecelakaan

kerja hanya dapat berhasil dengan mulai memperbaiki manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja. Setiap satu kecelakaan berat disertai

oleh 10 kejadian kecelakaan ringan, 30 kejadian kecelakaan yang

menimbulkan kerusakan harta benda dan 600 kejadian-kejadian hampir

celaka. Biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat kecelakaan kerja

dengan membandingkan biaya langsung dan biaya tak langsung adalah

1 : 5 – 50, dan digambarkan sebagai gunung es dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Biaya Perusahaan Akibat Kecelakaan Kerja (Bird, 1967)

Menurut Bennett dalam Santoso (2004) terdapat empat faktor

bergerak dalam satu kesatuan berantai yang dapat menyebabkan

kecelakaan, yaitu : lingkungan, peralatan, bahaya dan manusia.

Page 19: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Ada beberapa sebab yang memungkinkan terjadinya

kecelakaan dan gangguan kesehatan pegawai (Mangkunegara, 2001)

diantaranya yaitu :

1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja

a) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya

yang kurang diperhitungkan keamanannya.

b) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

c) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

2. Pengaturan Udara

a) Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik.

b) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.

3. Pengaturan Penerangan

a) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.

b) Ruang kerja yang kurang cahaya.

4. Pemakaian Peralatan Kerja

a) Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

b) Penggunaan mesin dan alat elektronik tanpa pengaman yang

baik.

5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai

a) Kerusakan alat indera dan stamina pegawai yang tidak stabil.

b) Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang

rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah,

motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang ceroboh dan kurang

pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas

kerja yang membawa resiko bahaya.

Menurut Dessler (1997), ada tiga alasan dasar kecelakaan di

tempat kerja yaitu :

1. Kejadian yang bersifat kebetulan.

2. Kondisi tidak aman :

a. Peralatan pelindung yang tidak memadai.

b. Peralatan rusak.

Page 20: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

c. Prosedur yang berbahaya dalam, pada, atau disekitar mesin

atau peralatan.

d. Gudang yang tidak aman, sumpek dan terlalu penuh.

e. Penerangan yang tidak memadai.

f. Ventilasi tidak memadai.

3. Tindakan-tindakan yang tidak aman yang dilakukan karyawan :

a. Membuang bahan-bahan

b. Beroperasi atau bekerja dengan kecepatan yang tidak aman.

c. Membuat peralatan keamanan tidak beroperasi dengan baik.

d. Menggunakan peralatan yang tidak aman.

e. Menggunakan prosedur yang tidak aman.

f. Mengambil posisi tidak aman.

g. Mengangkat secara tidak tepat.

h. Pikiran kacau, gangguan, penyalahgunaan, kaget, berselisih,

dan permainan kasar.

2. 2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2. 2. 1. Pengertian

Berdasarkan pendapat Leon C. Megginson (1981:364) dalam

Mangkunegara (2001) istilah keselamatan mencakup kedua istilah

resiko keselamatan dan resiko kesehatan. Keselamatan kerja

menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan,

kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Resiko keselamatan

merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat

menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka

memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan

pendengaran. Semua itu sering dihubungkan dengan perlengkapan

perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang

membutuhkan pemeliharaan dan latihan. Sedangkan kesehatan kerja

menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental,

emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko

kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang

Page 21: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang

dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik.

Keselamatan dan kesehatan kerja menunjukkan kondisi-kondisi

fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh

lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Kondisi fisiologis-

fisikal meliputi penyakit-penyakit dan kecelakaan kerja seperti cedera,

kehilangan nyawa atau anggota badan. Kondisi-kondisi psikologis

diakibatkan oleh stres pekerjaan dan kehidupan kerja yang berkualitas

rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap menarik diri, kurang

perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan kecenderungan

untuk mudah putus asa terhadap hal-hal yang remeh. (Rivai, 2006)

Kesehatan kerja menurut Darmanto (1999) merupakan

spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang

bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat

kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan

usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan

yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta

terhadap penyakit umum. Status sehat seseorang menurut Blum (1981)

dalam Sugeng (2005) ditentukan oleh empat faktor yaitu :

1) Lingkungan, berupa lingkungan fisik, kimia, biologi dan sosial

budaya.

2) Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan dan tingkah laku

3) Pelayanan kesehatan, meliputi : promotif, preventif, perawatan,

pengobatan, pencegahan kecacatan dan rehabilitasi

4) Genetik yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.

Keselamatan kerja menurut American Society of Safety

Engineers (ASSE) dalam Sugeng (2005) diartikan sebagai bidang

kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang

ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja.

Page 22: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

2. 2. 2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Mangkunegara (2001), tujuan keselamatan dan

kesehatan kerja adalah sebagai berikut :

1. Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan

kerja baik secara fisik, sosial dan psikologis.

2. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-

baiknya dan seefektif mungkin.

3. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

4. Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

gizi pegawai.

5. Meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.

6. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

lingkungan atau kondisi kerja.

7. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Menurut Rivai (2006), tujuan dan pentingnya keselamatan

kerja meliputi :

1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari

kerja yang hilang.

2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih

berkomitmen.

3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang

lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim.

5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat

dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.

6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya

citra perusahaan.

Perusahaan yang dapat menurunkan tingkat dan beratnya

kecelakaan-kecelakaan kerja, penyakit dan hal-hal yang berkaitan

dengan stres serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja

para pekerjanya, maka perusahaan tersebut akan semakin efektif

(Rivai, 2006).

Page 23: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Usaha-usaha yang diperlukan dalam meningkatkan

keselamatan dan kesehatan kerja menurut Mangkunegara (2001)

adalah sebagai berikut :

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kebakaran dan peledakan.

2. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai yang

bekerja pada lingkungan yang berbahaya.

3. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penerangan yang

cukup dan menyejukkan serta mencegah kebisingan.

4. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya

penyakit.

5. Memelihara kebersihan, ketertiban dan keserasian lingkungan

kerja.

6. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja

pegawai.

2. 2. 3. Sistem Manajemen K3

Pendekatan sistem pada manajemen K3 dimulai dengan

mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, teknik dan peralatan

yang digunakan, proses produk dan perencanaan tempat kerja

(Mangkunegara, 2001). Sistem manajemen K3 adalah bagian dari

sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur

organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,

prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi

pengembangan, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan

dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang

berkaitan dengan kegiatan kerja guna tercapainya lingkungan kerja

yang aman, efisien dan produktif ( Santoso, 2004).

Tujuan sistem manajemen K3 adalah menciptakan suatu sistem

keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan unsur

manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja, yang

terintegrasi dalam mencegah dan mengurangi kecelakaan dan

penyakit akibat kerja serta terciptanya tenaga kerja yang sehat, aman,

efisien dan produktif (Sugeng, 2005).

Page 24: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Gambar 2. Sistem model manajemen K3 (Pemnaker 05/MEN/1996)

2. 2. 4. Program K3

Menurut Suardi (2005), program manajemen tentang

keselamatan dan kesehatan kerja meliputi :

a. Kepemimpinan dan administrasinya.

b. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terpadu.

c. Pengawasan.

d. Analisis pekerjaan dan procedural.

e. Penelitian dan analisis pekerjaan.

f. Latihan bagi tenaga kerja.

g. Pelayanan kesehatan kerja.

h. Penyediaan alat pelindung diri.

i. Peningkatan kesadaran terhadap keselamatan dan kesehatan

kerja.

j. Sistem pemeriksaan.

k. Laporan dan pendataan.

Berikut ini adalah program K3 dari International Loss Control

Institute (ILCI) atau Det Norske Veritas (DNV), yaitu :

1. Kepemimpinan dan administrasi (Leadership and

administration).

2. Pelatihan kepemimpinan (Leadership training).

Perbaikan berlanjut

Komitmen dan kebijaksanaan

Perencanaan

Penerapan Pengukuran dan evaluasi

Peninjauan ulang dan peningkatan oleh manajemen

Page 25: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

3. Inspeksi dan perawatan terencana (Planned inspections and

maintenance).

4. Prosedur dan analisa tugas krisis (Critical task analysis and

procedures).

5. Penyelidikan kecelakaan atau insiden (Accident/incident

investigation).

6. Observasi atau pemantauan tugas (Task observation).

7. Kesiagaan menghadapi keadaan darurat (Emergency

Preparedness).

8. Peraturan dan izin kerja (Rules and work permits).

9. Analisa kecelakaan/insiden (Accident/incedent analysis).

10. Pelatihan pengetahuan dan keterampilan (Knowledge and skill

training).

11. Alat pelindung keselamatan diri (Personal protective equipment).

12. Pengontrolan kesehatan dan kebersihan (Health and hygiene

control).

13. Evaluasi sistem (System evaluation).

14. Pengelolaan rekayasa dan perubahan (Engineering and change

management).

15. Komunikasi perorangan (Personal communications).

16. Komunikasi kelompok (Group communications).

17. Promosi umum (General promotion).

18. Penerimaan dan penempatan pegawai (Hiring and placement).

19. Pengelolaan barang dan jasa (Material and services

management).

20. Keselamatan diluar jam kerja (Off the job safety).

Semua program K3 ini harus dikontrol implementasinya secara

periodik, baik secara intern maupun secara ekstern (Sugeng, 2005).

Ada dua aspek yang digunakan untuk mengatasi masalah K3, yaitu

Safety Psychology dan Industrial Clinical Psychology (Miner dalam

Ilham, 2002). Safety Psychology menitikberatkan pada usaha

mencegah kecelakaan itu terjadi, dengan meneliti kenapa dan

Page 26: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

bagaimana kecelakaan terjadi. Industrial Clinical Psychology

menitikberatkan pada kinerja karyawan yang menurun, sebab-sebab

penurunan dan bagaimana mengatasinya.

Faktor-faktor dari kedua aspek tersebut adalah sebagai berikut :

a. Safety Psychology terdiri dari enam faktor, yaitu :

1) Laporan dan Statistik Kecelakaan

Laporan dan statistik mengenai jumlah kecelakaan yang terjadi

ditempat kerja. Dengan adanya laporan dan statistik kecelakaan

kerja, perusahaan akan memiliki gambaran mengenai potensi

terjadinya kecelakaan kerja dan cara mengantisipasinya.

2) Pelatihan Keselamatan

Pelatihan yang diadakan perusahaan untuk mencegah

terjadinya kecelakaan kerja.

3) Publikasi dan Kontes Keselamatan

Publikasi keselamatan kerja bertujuan untuk mengingatkan

memotivasi karyawan agar menyadari akan pentingnya

keselamatan dan kesehatan kerja. Kontes keselamatan kerja

bertujuan untuk memotivasi karyawan agara selalu menerapkan

K3 sewaktu bekerja.

4) Kontrol terhadap Lingkungan Kerja

Kontrol lingkungan kerja bertujuan untuk melindungi

karyawan dari bahaya kecelakaan kerja yang mungkin terjadi

dan menciptakan kondisi atau lingkungan kerja yang aman dan

nyaman.

5) Inspeksi dan Disiplin

Inspeksi dan disiplin adalah pengawasan terhadap lingkungan

kerja dan perilaku kerja karyawan.

6) Peningkatan Kesadaran K3

Peningkatan kesadaran K3 merupakan usaha perusahaan dalam

mensukseskan program K3. Adanya komitmen yang kuat dan

perhatian yang besar dari manajemen perusahaan dapat

Page 27: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

memotivasi karyawan untuk mengutamakan keselamatan dan

kesehatannya sewaktu bekerja.

b. Industrial Clinical Psychology terdiri dari dua faktor, yaitu :

1) Konseling

Pembimbingan yang dilakukan perusahaan untuk

meningkatkan kembali motivasi kerja karyawan setelah

diketahui adanya penurunan produktivitas dari karyawan

tersebut.

2) Employee Assistance Program

Pembimbingan secara intensif yang dilakukan untuk

menangani berbagai macam masalah yang dihadapi karyawan

terutama yang berhubungan dengan perilaku karyawan.

2. 2. 5. Landasan Hukum K3

Dasar-dasar hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di

Indonesia telah banyak diterbitkan baik dalam bentuk undang-

undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan

Menteri dan Surat Edaran (Sugeng, 2005), sebagai berikut :

1. Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/2003

2. UUD 1945 pasal 27 ayat 1 dan 2

3. Undang-undang Keselamatan Kerja No.1/1970

4. Undang-undang tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. 3/1992

5. Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Jaminan Sosial

Tenaga Kerja No.14/1993

6. Keputusan Presiden tentang Penyakit yang timbul Karena

Hubungan Kerja No.22/1993

7. Peraturan Menteri Perburuhan tentang Syarat Kesehatan,

Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja No.7/1964

8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pemeriksaan Kesehatan

Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja

No.2/1980

9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Kewajiban melaporkan

Penyakit Akibat Kerja No.1/1981

Page 28: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pelayanan Kesehatan

Kerja No.3/1982

11. Keputusan Menteri Tenaga Kerja tentang NAB faktor fisika di

tempat kerja No.51/1999

12. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja tentang NAB faktor kimia di

udara lingkungan kerja No.1/1997.

2. 3. Produktivitas

Produktivitas mempunyai beberapa pengertian, secara filosofis

produktivitas mempunyai pengertian sebagai sikap mental yang selalu

berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari

kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini (Umar, 2003). Secara umum

produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang

dicapai (output) dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan (input).

Produktivitas kerja merupakan hal yang sangat menarik karena

mengukur hasil kerja manusia dengan segala masalahnya. Pengukuran

produktivitas kerja menurut sistem pemasukan fisik perorangan atau per

orang per jam kerja diterima secara luas, namun dari sudut pandang atau

pengawasan harian, pengukuran tersebut pada umumnya tidaklah

memuaskan, karena adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk

memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena itu digunakan

metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun), pengeluaran

diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai jumlah

kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya

yang bekerja menurut pelaksanaan standar. Produktivitas kerja dipengaruhi

oleh beberapa faktor dan dapat dilihat dari kemauan kerja yang tinggi,

kemampuan kerja yang sesuai dengan isi kerja, lingkungan kerja yang

nyaman, penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum,

jaminan sosial yang memadai, dan hubungan kerja yang harmonis

(Sinungan, 2005).

Page 29: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Menurut Simanjuntak dalam Umar (2003) faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas kerja digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :

1. Kualitas dan kemampuan fisik pekerja yang dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan kemampuan

fisik pekerja yang bersangkutan.

2. Sarana pendukung kerja mencakup lingkungan kerja dan kesejahteraan

tenaga kerja. Lingkungan kerja termasuk teknologi dan cara produksi,

sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan

kesehatan kerja serta suasana dalam lingkungan itu sendiri, sedangkan

kesejahteraan tenaga kerja tercermin dalam sistem pengupahan dan

jaminan sosial serta jaminan kelangsungan kerja.

3. Supra sarana, meliputi kebutuhan pemerintah, hubungan industrial dan

kemampuan dalam mencapai sistem kerja yang optimal.

Menurut Balai Pengembangan Produktivitas Daerah dalam Umar

(2003) ada enam faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja,

yaitu :

a. Sikap kerja.

b. Tingkat keterampilan.

c. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan.

d. Manajemen produktivitas.

e. Efisiensi tenaga kerja.

f. Kewiraswastaan.

Menurut Dewan Produktivitas Nasional, faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas pada tingkat mikro dibagi menjadi dua faktor

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi : produk,

pabrik dan perlengkapannya, teknologi, sumberdaya manusia, manajemen,

sistem organisasi, metode kerja, bahan dan energi. Sedangkan faktor

eksternal meliputi : kebijaksanaan pemerintah, kondisi politik, sosial,

ekonomi dan hankam serta tersedianya sumberdaya alam.

Page 30: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

2. 4. Penelitian Terdahulu

Ilham (2002) melakukan penelitian tentang Hubungan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) dengan Motivasi Kerja Karyawan di PT. Good

Year Indonesia. Dalam penelitiannya Ilham menggunakan uji korelasi Rank

Spearman. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa nilai korelasi yang

didapat semuanya bernilai positif, nyata dan berkorelasi kuat. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap faktor K3 yang diteliti mempunyai pengaruh

yang nyata terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan sehingga

perubahan-perubahan yang nyata akan menyebabkan perubahan pada tingkat

motivasi karyawan.

Mahardika (2005) melakukan penelitian tentang Pengaruh

Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT. PLN

(Persero) Unit Bisnis Strategis Penyaluran dan Pusat pengatur Beban (UBS

P3B) region Jawa Timur dan Bali. Analisis data dengan menggunakan

analisis regresi berganda dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

program K3 mempunyai pengaruh postitif terhadap kinerja karyawan

sehingga penerapan program K3 yang baik akan meningkatkan kinerja

karyawan.

Hasil penelitian Saputra (2004) mengenai Analisis Pengaruh Sistem

Kompensasi terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Departemen Produksi

PT. Unitex Tbk. Bogor dengan menggunakan analisis korelasi Rank

Spearman menunjukkan bahwa semua variabel sistem kompensasi finansial

dan non finansial berhubungan positif dengan variabel produktivitas kerja

karyawan. Komponen-komponen kompensasi yang dikaji adalah gaji, upah

lembur, tunjangan, bonus, seragam kerja, fasilitas, kondisi fisik, lingkungan

kerja, cuti/izin khusus, Jamsostek dan program K3.

Page 31: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

PTPN VIII Gunung Mas adalah salah satu perusahaan yang telah

menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini menunjukkan

bahwa PTPN VIII Gunung Mas sangat memperhatikan keselamatan dan

kesehatan kerja karyawannya. Setelah melakukan kesepakatan dengan pihak

manajemen PTPN VIII Gunung Mas, ditetapkan hanya lima faktor

keselamatan kerja yang dapat dianalisis yaitu : pelatihan keselamatan,

publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan

disiplin, serta peningkatan kesadaran K3. Sedangkan produktivitas kerja

dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

karyawan yang terdiri dari kemauan kerja, kemampuan kerja, lingkungan

kerja, kompensasi, jaminan sosial dan hubungan kerja. Penelitian diawali

dengan mengetahui bagaimana penerapan program K3 di PTPN VIII

Gunung Mas melalui wawancara langsung, pengamatan dan beberapa

dokumen perusahaan. Penelitian dilakukan pada divisi yang berkaitan

dengan penerapan K3 yaitu bagian pengolahan. Karyawan dibagian

pengolahan dituntut memiliki produktivitas kerja yang tinggi karena di

bagian ini kualitas produk ditentukan.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan menggunakan

uji korelasi Rank Spearman. Penelitian ini bertujuan untuk melihat

hubungan antara program K3 dengan produktivitas kerja karyawan. Dengan

adanya program K3 karyawan merasa aman dan nyaman dalam

menyelesaikan pekerjaannya sehingga diharapkan produktivitas kerja

karyawan meningkat. Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka

pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3 dan tahapan penelitian

dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 32: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian

Penerapan Program K3

Faktor-faktor K3 : 1. Pelatihan Keselamatan 2. Publikasi Keselamatan

Kerja 3. Kontrol Lingkungan Kerja 4. Pengawasan dan Disiplin 5. Peningkatan Kesadaran K3

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja : 1. Kemauan Kerja 2. Kemampuan Kerja 3. Lingkungan Kerja 4. Kompensasi 5. Jaminan Sosial 6. Hubungan Kerja

Adanya rasa aman dalam bekerja sehingga produktivitas kerja karyawan

meningkat

Hubungan antara program K3 dengan produktivitas kerja

Produktivitas Kerja Karyawan

Bagian Pengolahan

PTPN VIII Gunung Mas

Page 33: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

TIDAK

YA

Gambar 4. Tahapan Penelitian

Penentuan Tujuan Penelitian

Perumusan Masalah

Penentuan Obyek Penelitian

Penentuan Topik Penelitian

Pra Penelitian

Teknik pengambilan sampel dan pengumpulan data : • Metode sensus • Wawancara • Studi Pustaka

Metode dan Analisis Data • Analisis deskriptif • Metode Uji Korelasi

Rank Spearman

Penyusunan Kuisioner

Uji Coba Kuisioner Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

OK

Page 34: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

3. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PTPN VIII Gunung Mas atas dasar

pertimbangan bahwa PTPN VIII Gunung Mas telah menerapkan program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan kesediaan dari perusahaan

untuk dijadikan tempat penelitian. Pelaksanaan penelitian selama tiga bulan

dari bulan Januari sampai Maret 2007.

3. 3. Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu, data primer dan

data sekunder.

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan,

penyebaran kuisioner dan wawancara langsung kepada para karyawan

divisi pengolahan.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi literatur, baik dari tulisan, referensi

yang relevan, data dari perusahaan maupun sumber-sumber lain yang

menunjang penelitian. Data sekunder meliputi sejarah perusahaan,

struktur organisasi, manajemen sumber daya manusia, faktor-faktor K3

dan produktivitas karyawan.

Responden yang dipilih adalah para karyawan pada bagian

pengolahan. Teknik pengambilan contoh yang digunakan adalah total

sampling, yaitu mengambil sampel dari seluruh populasi karyawan pada

bagian pengolahan yang berjumlah 75 orang karyawan.

3. 4. Pengolahan dan Analisis Data

3. 4.1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu

mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun dan Effendi 1989).

Langkah-langkah dalam menguji validitas kuesioner adalah sebagai

berikut (Umar, 2002) :

a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur,

yaitu dengan cara :

Page 35: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

1. Mencari definisi dan rumusan konsep serta literatur

2. Jika dalam literatur tidak diperoleh definisi atau rumusan

konsep yang akan diukur, peneliti harus mendiskusikan

dengan para ahli lain. Pendapat para ahli lain ini kemudian

disarikan kedalam bentuk rumusan yang operasional.

3. Menanyakan langsung kepada calon responden penelitian

mengenai aspek-aspek konsep yang akan diukur. Dari

jawaban yang diperoleh peneliti membuat kerangka konsep

dan membuat pertanyaan operasional.

4. Menanyakan langsung kepada calon responden penelitian

mengenai aspek-aspek konsep yang menyusun pertanyaan

yang operasional.

b. Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah responden.

c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

d. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan atau

pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus

Product Moment, yaitu :

( ) ( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑

∑ ∑∑−−

−=

2222 YYNXXN

YXXYNr ……………..............…(1)

Keterangan :

N = Jumlah responden X = Skor masing-masing pernyataan Y = Skor total

e. Tahap selanjutnya membandingkan angka korelasi yang diperoleh

dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Bila nilai r > r tabel,

maka pernyataan tersebut valid atau signifikan dalam penelitian

ini, angka kritik tabel korelasi untuk nilai r adalah r (N-2; α).

3. 4. 2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui kekonsistenan,

keterandalan dan kestabilan alat ukur didalam mengukur gejala yang

sama (Umar, 2002). Pengukuran dilakukan dengan uji reliabilitas

Page 36: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

teknik Alpha Cronbach, yaitu teknik pengukuran dengan mencari

reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0-1, tetapi merupakan

rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 10-100 atau

bentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya dapat dilakukan

dengan dengan menggunakan koefisien alpha (α) dari Cronbach.

Rumus ini dapat ditulis sebagai berikut :

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−⎥⎦

⎤⎢⎣⎡

−= ∑

2

2

11 11 t

bK

Krσ

σ............................................................... (2)

Dimana :

r11 = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan σ2

t = varian total Σσ2

b = jumlah varian butir

Rumus varian yang digunakan :

( )

nnX

X∑ ∑−=

22

2σ ................................................................... (3)

Dimana : n = jumlah responden X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

3. 4. 3. Skala Likert

Skala pengukuran yang digunakan pada setiap jawaban

responden adalah dengan Skala Likert. Cara penilaian terhadap hasil

jawaban kuesioner dengan Skala Likert dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bobot Nilai Jawaban Responden Jawaban responden Bobot nilai

Sangat setuju/Sangat mengetahui/Sangat baik 5

Setuju/Mengetahui/Baik 4

Cukup setuju/Cukup mengetahui/Cukup baik 3

Tidak setuju/Tidak mengetahui/Kurang 2

Sangat tidak setuju/Sangat tidak mengetahui/Sangat kurang

1

Page 37: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

3. 4. 4. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang diarahkan

untuk menjelaskan data secara umum dengan menggunakan

persentase dan rataan yang disajikan dalam bentuk tabel dan

kemudian diinterpretasikan. Faktor-faktor K3 dan produktivitas kerja

karyawan dibagi menjadi lima kategori. Masing-masing kategori

ditentukan berdasarkan rumus rentang kriteria (Umar, 2003) yaitu :

Rs = m

m )1( − .................................................................(4)

dimana : m = jumlah alternatif jawaban tiap item

(5 – 1)

5

Rs = 0,8

Nilai skor rataan dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai

jawaban berdasarkan skala dengan jumlah jawaban responden,

kemudian dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan nilai skor

rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian memiliki rentang

skala yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel. 2 Nilai Skor Rataan Skor Rataan Keterangan 1,00 – 1,80 Sangat buruk 1,90 – 2,60 Buruk 2,70 – 3,40 Cukup baik 3,50 – 4,20 Baik 4,30 – 5,00 Sangat Baik

Menurut Pratisto (2004) korelasi Rank Spearman digunakan

untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel satu

dengan variabel yang lain berdasarkan rankingnya, termasuk dalam

statistik non-parametik. Metode uji korelasi Rank Spearman

digunakan untuk pengukuran korelasi pada statistik non-parametrik

khususnya untuk data ordinal yaitu data yang mempunyai skala

pengukuran berjenjang.

Rs =

Page 38: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

)1(6

1 2

2

−−= ∑

nnd

r is

22

222

.2 ∑∑∑ ∑ ∑−+

=yx

dyxr i

s

Tahapan kerja pengolahan data kuesioner menggunakan korelasi

Rank Spearman adalah sebagai berikut (Umar, 2003) :

1. Memberi skor pada masing-masing jawaban responden

berdasarkan bobot tertentu pada setiap jawaban dengan skala

Likert.

2. Memindahkan jawaban dari lembar kuesioner ke lembar tabulasi

dan menghitung nilai total dari masing-masing variabel dengan

program komputer Microsoft Excel.

3. Memindahkan data ke lembar kerja untuk diolah dan dianalisis

dengan menggunakan program komputer SPSS 13 for windows,

menggunakan model uji korelasi pada statistik non parametrik

khusus data ordinal, yaitu data yang mempunyai skala

pengukuran berjenjang dan merupakan pengamatan dari variabel

X dan variabel Y. Rumus koefisien korelasi Rank Spearman

yang digunakan adalah sebagai berikut :

................................................................(5)

Keterangan :

sr = Koefisien korelasi Rank Spearman

2id = Selisih antara peringkat X dan Y

n = Jumlah sampel

Bila banyak terdapat angka bernilai sama, maka rumus yang

digunakan adalah:

..............................................................(6)

dimana :

∑∑ −−

= xTnnx12

32

∑∑ −−

= yTnny12

32

Page 39: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

12

3xx

xttT −

=∑

12

3yy

y

ttT

−=∑

Keterangan :

T = Faktor koreksi.

xt = Banyaknya observasi untuk X tertentu yang sama.

yt = Banyaknya observasi untuk Y tertentu yang sama.

Besarnya nilai r terletak antara -1 < r < 1, artinya :

r = +1 Hubungan X dan Y sempurna positif ( mendekati 1,

hubungan sangat kuat dan positif ).

r = -1 Hubungan X dan Y sempurna negatif ( mendekati -1,

hubungan sangat kuat dan negatif ).

r = 0 Hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada

hubungan.

Pengujian signifikansi koefisien korelasi Rank Spearman pada

taraf nyata tertentu adalah membandingkan nilai – p (probability-

value) dengan taraf nyata atau α yang digunakan. Kriteria keputusan

adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai – p < 0,05 , maka korelasi nyata pada α = 0,05

2. Jika nilai – p < 0,01 , maka korelasi nyata pada α = 0,01 (sangat

nyata)

Koefisien korelasi Rank Spearman (rs) menunjukkan kuat

tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y. Skala hubungan

kedua peubah berdasarkan batasan champion yang digunakan untuk

mengkategorikan nilai rs yaitu sebagai berikut :

1. 0,00 sampai 0,25 atau 0,00 sampai -0,25 disebut no association,

yaitu kondisi yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara

variabel X dan variabel Y.

Page 40: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

2. 0,26 sampai 0,50 atau -0,26 sampai -0,50 disebut moderately low

association, yaitu kondisi yang menunjukkan hubungan yang

lemah antara variabel X dan variabel Y.

3. 0,51 sampai 0,75 atau -0,51 sampai -0,75 disebut moderately

high association, yaitu kondisi yang menunjukkan adanya

hubungan yang agak kuat antara variable X dan varibel Y.

4. 0,76 sampai 1,00 atau -0,76 sampai -1,00 disebut sebagai high

association yaitu kondisi yang menunjukkan hubungan yang kuat

antara variabel X dan variabel Y.

Tabel 3. Kriteria erat dan tidaknya hubungan antara variabel dan rentang nilai korelasi

Nilai Korelasi Tingkat Hubungan

0,00 - <0,20 Sangat rendah

0,20 - <0,40 Rendah

0,40 - <0,60 Sedang

0,60 - <0,80 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

H0 : Program K3 tidak berhubungan dengan produktivitas kerja

karyawan

H1 : Program K3 berhubungan dengan produktivitas kerja karyawan

Tingkat signifikansi yang dipilih adalah 0,01 (1%). Angka ini

dipilih karena dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara

dua variabel dan cukup banyak digunakan dalam penelitian tentang

ilmu-ilmu sosial. Hasil perbandingan nilai r hitung tersebut

dikonsultasikan dengan tabel r yang digunakan dalam memutuskan

apakah pendapat diterima atau ditolak. Kriteria pengujian hubungan

observasi ( H0 ) adalah sebagai berikut :

Tolak H0 jika r hitung > r tabel

Tolak H1 jika r hitung < r tabel

Page 41: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Perusahaan

PTPN VIII Gunung Mas didirikan pada tahun 1910 oleh

sebuah maskapai Perancis dengan nama “Goenoeng Mas Prancoise

Nederlandise De Culture Et De Commerce”. Pada tahun 1954

pengelolaannya dialihkan kepada perusahaan Belanda, yaitu “NV.

Tiedemen K Van Kerchem (TVK)” yang mempunyai kantor pusat di

Bandung. Pada tahun 1958 perkebunan Gunung Mas diambil alih

oleh Pemerintah Republik Indonesia dan dimasukkan dalam PPN

Baru Kesatuan Jabar II. Pada tahun 1963 diadakan reorganisasi dan

perkebunan Gunung Mas dimasukkan dalam PPN Antan VII. Mulai

tanggal 1 Agustus 1971 status PNP XII berubah nama yaitu PT

Perkebunan XII (Persero). Selanjutnya terhitung mulai tanggal 11

Maret 1996, PT Perkebunan XII berubah nama menjadi PT

Perkebunan Nusantara VIII (penggabungan dari PTP XI, PTP XII

dan PTP XIII).

PTPN VIII Gunung Mas merupakan salah satu unit usaha

PTPN VIII yang berlokasi di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor,

Jawa Barat. Lokasi Perkebunan Gunung Mas terdiri dari tiga daerah

pertanaman (Afdeling), yaitu Gunung Mas I (Afdeling I), Gunung

Mas II (Afdeling II) dan Cikopo Selatan I (Afdeling III). Kantor

induk dan pabrik pengolahan berada di Gunung Mas I, sedangkan

kantor pusat berada di jalan Sindangsirna no 4 Bandung.

Bidang usaha dari PTPN VIII Gunung Mas adalah

membudidayakan dan mengolah komoditi hasil perkebunan berupa

teh dan kina. Pabrik pengolahan teh terdiri dari : unit pengolahan teh

hitam Crushing Tearing Curling (CTC) dan unit pengepakan teh

celup. Selain itu PTPN VIII Gunung Mas juga mengelola

Wisata Agro.

Page 42: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi PTPN VIII Gunung Mas yaitu menjadi BUMN yang

tangguh dalam bidang agribisnis dan agroindustri untuk memuaskan

stakeholder (pelanggan, pemilik saham dan karyawan) serta peduli

dan berwawasan lingkungan.

Misi PTPN VIII Gunung Mas adalah sebagai berikut :

1. Sebagai BUMN mempunyai Misi :

a. Menghasilkan Devisa maupun Rupiah bagi Negara dengan

cara seefisien-efisiennya.

b. Memenuhi fungsi sosial, yang diantaranya berupa

pemeliharaan/penambahan lapangan pekerjaan bagi Warga

Negara Indonesia (WNI).

c. Memelihara kekayaan alam berupa pemeliharaan dan

peningkatan kesuburan tanah, sumber dan tata air serta

tanamannya.

2. Agent of Development (Wahana Pembangunan)

3. Pengabdian Kepada Masyarakat (pembinaan ekonomi lemah dan

koperasi)

Dalam hal ini perusahaan telah melaksanakan peningkatan

kesejahteraan tidak hanya terbatas bagi karyawan, akan tetapi

masyarakat di sekitarnya, antara lain pengolahan Wisata Agro,

bantuan kepada ekonomi lemah dan koperasi.

4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Perkebunan Gunung Mas dipimpin oleh seorang administratur

yang bertanggung jawab kepada direksi PTPN VIII. Administratur

dalam menjalankan tugasnya menggunakan sistem organisasi garis

yang membagi kekuasaan di dalam setiap tingkat. Kekuasaan

didelegasikan menjadi suatu tanggungjawab bagi pemegangnya,

sekaligus memberikan wewenang untuk menentukan kebijakan tugas

yang dibebankan.

Pelaksanaan tugas Administratur sehari-hari dibantu oleh

seorang Sinder Kepala, seorang Sinder Tata Usaha Kantor (TUK),

Page 43: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

seorang Sinder Pabrik/Pengolahan, seorang Sinder Teknik, seorang

Sinder Wisata Agro dan tiga orang Sinder Afdeling. Struktur

organisasi PTPN VIII Gunung Mas untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Lampiran 2.

4.1.4. Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia adalah faktor yang paling berperan dalam

proses produksi atau pengolahan. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga

kerja yang berkualitas dengan memiliki keahlian, keterampilan dan

disiplin kerja yang tinggi disetiap unit kerja perusahaan. Tenaga

kerja yang berkualitas akan berdampak pada produktivitas kerja yang

meningkat yang pada akhirnya mempengaruhi produktivitas

perusahaan. Tenaga kerja yang ada di PTPN VIII Gunung Mas pada

umumnya berasal dari sekitar perkebunan, yang memiliki kriteria

kerja dari pekerja kasar sampai pekerja untuk proses produksi,

kecuali beberapa orang staf yang direkrut dari kantor pusat PTPN

VIII di Bandung. Karyawan yang dimiliki PTPN VIII Gunung Mas

terdiri dari karyawan tetap dan karyawan borongan. Jumlah

karyawan PTPN VIII Gunung Mas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah karyawan PTPN VIII Gunung Mas bulan Februari tahun 2007

Bagian Karyawan Tetap (orang)

Karyawan Borongan (orang)

Kantor Induk Wisata Agro Pengolahan Teknik Gunung Mas I Gunung Mas II Cikopo Selatan Staf/Pimpinan

49 63 57 46 196 151 184 11

7 25 18 11 105 77 85 -

Jumlah 757 328 Sumber : Bagian TUK PTPN VIII Gunung Mas, Februari 2007.

4.1.5. Kegiatan Pengolahan Teh Hitam

Di Indonesia terdapat dua proses pengolahan teh hitam yaitu,

sistem ortodok dan sistem CTC. PTPN VIII Gunung Mas

menerapkan sistem Crushing Tearing Curling (CTC) dalam

Page 44: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

pengolahan teh hitamnya. Proses produksi teh hitam Crushing

Tearing Curling (CTC) dapat dilihat pada Lampiran 3. Pengolahan

pucuk teh untuk menjadi produk jadi yang berupa teh hitam dimulai

dari penerimaan pucuk segar, pembeberan, analisa petik dan pucuk,

pelayuan, penggilingan dan fermentasi, pengeringan, sortasi dan

pengepakan. Proses pengolahan teh hitam tersebut diuraikan sebagai

berikut :

1. Penerimaan Pucuk Segar

Pucuk teh yang akan diolah didatangkan dari tiap-tiap afdeling

menggunakan truk, penerimaan pucuk teh ini membutuhkan

waktu selama 1 - 2 jam dalam sehari. Tujuannya adalah untuk

mengetahui kuantitas dan kualitas pucuk yang akan diolah, serta

menjamin dan memastikan bahwa pucuk teh bisa dilayukan

sehingga siap untuk digiling.

2. Pembeberan

Pembeberan merupakan proses awal dari pelayuan. Pucuk teh

dibeberkan di atas Withering Trough (WT). pada tahap

pembeberan, dialirkan angin yang berasal dari fan (kipas angin).

Isi setiap mesin WT 20–30 kg/m² dengan tebal hamparan pucuk

daun teh segar dalam WT ± 30 cm. Pembeberan bertujuan

untuk memecahkan gumpalan pucuk teh untuk memudahkan

sirkulasi udara.

3. Pelayuan

Pelayuan merupakan tahap awal dimana pucuk dipersiapkan

untuk diolah lebih lanjut. Pelayuan bertujuan untuk menurunkan

kadar air pucuk daun teh menjadi 68% - 74%. Pelayuan akan

menyebabkan perubahan senyawa-senyawa kimia yang

terkandung di dalam daun. Pelayuan berlangsung selama 10 – 24

jam. Proses pelayuan dihentikan apabila kerataan tingkat

kelayuan telah mencapai 90% ditandai dengan lemasnya daun

dan jika digenggam tidak menimbulkan patah pada tangkai

maupun daun.

Page 45: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

4. Analisa Petik dan Analisa Pucuk

Analisa petik dan pucuk bertujuan untuk mengetahui berapa

analisa pucuk yang memenuhi syarat dan untuk menentukan

berapa upah yang diterima oleh pemetik. Analisa petik dilakukan

dengan cara mengambil pucuk yang telah dibeberkan pada

Withering Trough masing-masing bagian satu titik lalu aduk rata

kemudian ditimbang ±100 gram dan berlangsung selama

satu jam.

5. Penggilingan dan Oksidasi Enzimetis

Penggilingan dan fermentasi bertujuan untuk menghancurkan

pucuk teh layu menjadi partikel kecil, sehingga mempunyai cita

rasa yang diinginkan dalam kondisi yang terkendali, sesuai

standar dan bebas kontaminasi. Pucuk layu dimasukkan kedalam

Green Leaf Sifter (GLS) yang berfungsi untuk memisahkan

pucuk dari benda asing dengan cara diayak. Setelah pucuk bebas

dari benda asing, lalu pucuk dihancurkan dan dipotong oleh

mesin Barbara Leaf Conditioner (BLC) dengan ukuran masih

kasar. Hasil gilingan dari BLC diteruskan ke mesin Crushing

Tearing Curling (CTC) yang berfungsi untuk memotong,

menyobek dan menggulung daun. CTC terdiri atas tiga mesin

CTC I, CTC II, CTC III.

Proses oksidasi enzimatis membuat teh yang telah digiling dari

mesin CTC mengalami perubahan warna dari hijau tua menjadi

coklet tua. Setelah itu bubuk teh dihamparkan pada mesin

Fermenting Unit (FU) dengan tebal hamparan 6 – 10 cm. Lama

proses oksidasi enzimatis ditentukan oleh Green Dhool Test yaitu

suatu pengujian untuk menilai rasa, aroma dan warna air seduhan

sebagai penentu lama proses yang optimal. Proses oksidasi

enzimatis berlangsung selama 60 – 100 menit dengan hasil akhir

menunjukkan perubahan pada warna bubuk teh dari hijau

berangsur menjadi coklat kehitaman.

Page 46: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

6. Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk menghentikan proses oksidasi

enzimatis, membunuh mikroorganisme, dan menurunkan kadar

air sampai 2,5%-3%. Proses pengeringan dilakukan selama

15 – 18 menit menggunakan mesin Fluidized Bed Dryer (FBD),

udara panas dialirkan masuk ke dalam dengan suhu antara

100 - 120º C sedangkan suhu yang keluar dari FBD (outlet)

berkisar antara 80 - 105º C. Mesin lain yang digunakan pada

proses pengeringan adalah Heat Exchanger (HE) yang berfungsi

menghasilkan udara panas bersih yang bercampur dengan udara

segar dari ruangan. Bubuk teh hasil pengeringan berwarna hitam

mengkilat, kering dan tidak menggumpal serta memiliki aroma

yang khas.

7. Sortasi

Sortasi bertujuan memisahkan bubuk teh berdasarkan berat dan

ukuran pertikel sehingga diperoleh jenis teh yang memiliki

ukuran dan bentuk yang seragam sesuai dengan standar yang

diinginkan oleh konsumen. Lama waktu yang dibutuhkan

antara 1 – 2 jam. Ruangan sortasi bersuhu 20 – 25º C dan RH

50% - 60% agar tidak terjadi penurunan mutu bubuk teh kering

karena sifatnya yang Hidrocopis mudah meyerap air. Proses

sortasi teh hitam CTC dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur A

(Halus) dan jalur B (kasar). Tujuannya untuk memproses ulang

teh yang tidak memenuhi syarat mutu pada jalur A dan diulang

pada jalur B. Bubuk teh dari pengeringan masuk ke mesin Midle

Tone untuk memisahkan teh kasar dan halus.

Bagian yang kasar masuk ke mesin Mini Crusher (B) dan bagian

halus masuk ke mesin Vibro Blank (A). Vibro Blank berfungsi

untuk memisahkan daun dan serat, bagian yang berwarna hitam

dari daun, sedangkan coklat dari batang. Bagian yang lolos

masuk ke mesin Vibro Mesh yang berfungsi untuk memisahkan

daun dan serta jenisnya. Setelah itu masing-masing jenis teh

Page 47: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

dimasukkan ke mesin Chotta Sifter Conveyor untuk meratakan

ukuran. Untuk memisahkan teh berdasarkan berat jenis dan debu

teh dimasukkan ke mesin Suction Winower. Pada suction

winower terdapat empat keluaran bubuk teh, pintu satu dan dua

berukuran berat, sedangkan pintu tiga dan empat berukuran

ringan. Untuk memastikan teh bersih dari serat setelah keluar dari

suction winower teh masuk ke mesin Vibrek, lalu ditimbang

kemudian disimpan di peti miring.

8. Pengepakan

Pengepakan merupakan akhir proses pekerjaan di pabrik sebelum

barang tersebut dikirim ke pembeli. Jenis teh yang akan dikemas

dikeluarkan dari peti miring melalui conveyor ke Tea Bulker. Tea

Bulker berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara

sebelum pengepakan. Jika persediaan teh dalam Tea Bulker

mencukupi, maka dilakukan pengepakan dengan mengeluarkan

bubuk teh melalui corong pengeluaran. Bubuk teh dikemas dalam

Paper Sack yang beratnya 0,7 Kg dilapisi dengan fail untuk

mencegah kenaikan kadar dalam teh kering. Bubuk teh di kemas

sambil ditimbang kemudian dipadatkan menggunakan tea

bag packer selama 15 detik. Kemudian dipadatkan (press)

menggunakan bag shaver, sehingga ketebalannya menjadi sekitar

20 cm. Waktu yang dibutuhkan pada proses pengemasan sekitar

dua jam tiap kali produksi.

4.2. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PTPN VIII Gunung Mas merupakan perusahaan perkebunan yang

telah menerapkan K3. PTPN VIII Gunung Mas merupakan industri yang

memiliki resiko kecelakaan rendah. Penerapan K3 di PTPN VIII Gunung

Mas bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada karyawan dan

mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan dan penyakit akibat

kerja. PTPN VIII Gunung Mas menerapkan K3 berdasarkan pada peraturan-

peraturan berikut :

1. Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/2003

Page 48: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

2. PEMNAKER 05/MEN/1996

3. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara PTPN VIII dengan Serikat

Pekerja Perkebunan (SP-BUN) periode 2004-2005, dengan rincian

sebagai berikut :

1) Pasal 49 tentang Perlengkapan Keselamatan Kerja

(1) Perusahaan menyediakan perlengkapan keselamatan kerja

sebagai inventaris untuk karyawan yang bekerja pada unit kerja

yang membahayakan menurut sifat pekerjaannya sesuai dengan

undang-undang keselamatan kerja.

(2) Perusahaan akan mentaati petunjuk dan anjuran dari petugas

(pegawai pengawas ketenagakerjaan) mengenai alat-alat

keselamatan kerja seperti alat-alat pengaman dan sebagainya.

2) Pasal 50 tentang Upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Perusahaan dan karyawan wajib menyelenggarakan upaya

keselamatan dan kesehatan kerja serta menjalankan program K3

sebagai bagian integral dari perusahaan.

4. Undang-undang Keselamatan Kerja No.1 tahun 1970

Tujuan penerapan K3 di PTPN VIII Gunung Mas menitikberatkan

untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja sehingga perusahaan dapat

mengurangi biaya yang dikeluarkan akibat adanya kecelakaan kerja. Selain

itu, penerapan K3 juga dimaksudkan untuk memenuhi standar dari

konsumen. Adapun program K3 yang telah diterapkan di PTPN VIII

Gunung Mas diantaranya yaitu :

a. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)

Perusahaan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi

karyawan yang bertujuan untuk melindungi karyawan dari bahaya dan

penyakit yang mungkin terjadi akibat kerja. APD yang disediakan

perusahaan disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilakukan

karyawan yang terdiri dari :

a) Pakaian kerja

Pakaian kerja yang dimaksud adalah pakaian yang digunakan

karyawan pada bagian pengolahan. Penggunaan pakaian ini

Page 49: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

bertujuan untuk melindungi para karyawan dan menjaga kebersihan

produk sehingga kualitas produk yang dihasilkan tetap terjaga.

b) Sepatu karet

Sepatu karet yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu sepatu karet

biasa dan sepatu boot. Sepatu boot digunakan untuk karyawan pabrik

yang bekerja sebagai petugas kebersihan. Sedangkan sepatu karet

biasa digunakan untuk semua karyawan pabrik selain petugas

kebersihan.

c) Penutup kepala

Penutup kepala digunakan untuk melindungi karyawan dari debu

atau kotoran akibat dari proses produksi dan untuk menjaga

kebersihan produk.

d) Masker

Masker digunakan untuk melindungi saluran pernafasan karyawan

dari debu selama proses produksi.

e) Sarung tangan

Sarung tangan digunakan untuk menjaga kebersihan tangan

karyawan sehingga produk yang dihasilkan terjaga kebersihannya.

f) Penutup telinga

Penutup telinga digunakan untuk menjaga karyawan dari kebisingan

selama proses produksi sehingga karyawan dapat terhindar dari

gangguan pendengaran. Penutup telinga digunakan khusus bagi

karyawan yang bekerja di bagian penggilingan dan pengeringan.

Perusahaan juga menyediakan APD bagi para pengunjung yang ingin

melihat proses pembuatan teh, hal ini dilakukan agar kualitas produk

tetap terjaga selain itu juga untuk melindungi pengunjung dari debu

atau kotoran selama melihat proses produksi. APD dibersihkan setiap

hari dan diganti setiap satu tahun sekali. APD yang digunakan di

PTPN VIII Gunung Mas dapat dilihat pada Lampiran 4.

b. Penyediaan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja

Perusahaan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan

kerja berupa Alat Pemadam Api Ringan (APAR), tombol bahaya

Page 50: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

(alarm), tandu, dan kotak P3K. APAR, tombol bahaya (alarm), dan kotak

P3K terdapat di setiap ruangan pabrik. APAR disediakan untuk

mengantisipasi terjadinya kebakaran di pabrik. Tombol bahaya (alarm)

berfungsi untuk memberitahukan seluruh karyawan apabila terjadi

kejadian yang membahayakan. Kotak P3K disediakan sebagai upaya

pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan kerja seperti luka ringan

dan tergores benda tajam. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

Lampiran 4.

c. Pelatihan keselamatan kerja

Perusahaan telah mengadakan beberapa jenis pelatihan mengenai

keselamatan kerja yang bertujuan untuk melatih karyawan dalam

mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja. Jenis pelatihan keselamatan

kerja yang telah diadakan di PTPN VIII Gunung Mas diantaranya yaitu :

a) Pelatihan penggunaan peralatan kerja

b) Pelatihan penggunaan peralatan keselamatan kerja

c) Pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran

d) Pelatihan ahli keselamatan kerja bagi atasan/sinder yang

diselenggarakan oleh Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Nasional (DK3N).

d. Asuransi

Perusahaan memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja

baik kepada karyawan tetap maupun karyawan borongan. Bentuk

jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan perusahaan

kepada karyawan tetap adalah mendaftarkan karyawan tetap menjadi

anggota Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja). Sedangkan untuk

karyawan borongan bentuk jaminan keselamatan dan kesehatan kerja

yang diberikan adalah dengan menanggung seluruh biaya pengobatan

dan perawatan apabila terjadi kecelakaan kerja.

e. Fasilitas dan Sarana Kesehatan

Perusahaan bekerjasama dengan kantor direksi pusat dan dinas

kesehatan mengadakan general check up (pemeriksaan seluruh anggota

tubuh) bagi para karyawan setiap satu tahun sekali yang bertujuan untuk

Page 51: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

mengetahui tingkat kesehatan karyawan. Pemeriksaaan kesehatan

meliputi : rontgen dan cek darah. Perusahaan menyediakan Unit

Kesehatan Kerja (UKK) gratis bagi para karyawan yang dikelola oleh

tenaga medis yang telah berpengalaman. Unit Kesehatan Kerja (UKK)

dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.3. Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PTPN VIII

Gunung Mas dilakukan melalui proses audit Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3). Audit ini bertujuan untuk mengukur sampai sejauh mana

penerapan K3 dapat dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan audit di PTPN

VIII Gunung Mas dilakukan oleh pihak luar (eksternal) maupun dari dalam

perusahaan sendiri (internal). Audit eksternal dilakukan oleh SUCOFINDO

setiap satu tahun sekali. Selain itu untuk audit eksternal juga dilakukan

Etichal Tea Partnership (ETP) oleh Price Waterhouse Cuper (PWC) setiap

tiga tahun sekali.

Audit eksternal tersebut meliputi pemeriksaan:

a. Kebersihan lingkungan kerja

Kebersihan lingkungan kerja yang diperiksa adalah kebersihan mesin-

mesin, kebersihan tempat kerja, tata letak ruangan, saluran pembuangan

air dan kebersihan peralatan kerja.

b. Kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan karyawan sewaktu bekerja

harus sesuai dengan standar keselamatan kerja. Sebelum bekerja

karyawan harus menggunakan APD dengan lengkap mulai dari pakaian

kerja, sepatu, penutup kepala, masker dan sarung tangan.

c. Ketersediaan peralatan keselamatan

Perusahaan wajib memiliki peralatan keselamatan yang digunakan untuk

mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan di lingkungan kerja. Peralatan

keselamatan yang diperiksa adalah tanggal kadaluarsa Alat Pemadam

Api Ringan (APAR) karena potensi kecelakaan yang mungkin terjadi di

bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas adalah kebakaran. Selain itu

Page 52: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

juga pemeriksaaan dilakukan pada tombol bahaya (alarm) dan pintu

keluar darurat.

d. Kesehatan karyawan

Pihak eksternal melakukan pemeriksaan kesehatan berdasarkan data

kesehatan karyawan yang dimiliki perusahaan. Apabila ada karyawan

yang mengidap suatu penyakit maka karyawan tersebut harus menjalani

pengobatan atau dimutasikan.

Audit internal dilakukan setiap hari oleh petugas khusus yang disebut

tim GMP (Good Manufacturing Practice). Tugas dari tim GMP adalah

memeriksa pelaksanaan sistem K3 dengan menggunakan form isian (GMP

plan) apabila pelaksanaan sistem K3 telah sesuai dengan prosedur maka

form isian tersebut diberi checklist dan apabila tidak sesuai prosedur maka

tim GMP memeriksa penyebabnya dan memperbaiki apabila ada yang rusak

atau tidak lengkap.

Pemeriksaan tim GMP meliputi :

a. GMP karyawan dan pengunjung

b. GMP bangunan dan fasilitas

c. GMP peralatan dan mesin

d. GMP proses

e. GMP pengendalian hama

f. GMP Barang Berbahaya dan Beracun (B3)

g. GMP fasilitas umum

4.4. Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

4.4.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner

Uji validitas dilakukan untuk melihat apakah pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan dapat memberikan jawaban yang sesuai

dan dapat mengukur aspek-aspek yang ingin diukur. Uji validitas

menggunakan rumus korelasi Product Moment dan hasilnya akan

dibandingkan dengan nilai angka kritik tabel korelasi nilai r. Uji

validitas dilakukan dengan cara uji coba kuesioner yang disebarkan

kepada 30 orang responden. Setelah dilakukan uji validitas terdapat

Page 53: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

40 pertanyaan yang valid, artinya seluruh pertanyaan tersebut

memenuhi syarat sah untuk diolah lebih lanjut (r hitung > r tabel,

dimana r tabel =0,361 untuk n = 30 pada selang kepecayaan 95%).

Hasil dari pengujian validitas dapat dilihat pada Lampiran 5.

4.4.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran suatu instrumen relatif konsisten apabila instrumen

tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek penelitian.

Pengujian reliabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan teknik Alpha Cronbach

didapatkan (r alpha > r tabel, dimana r tabel = 0,361 untuk n = 30

pada selang kepercayaan 95%). Nilai ini jauh lebih besar dari r tabel

pada selang kepercayaan 95%, maka kuesioner yang disebarkan

dapat diandalkan untuk dijadikan alat ukur pada penelitian ini.

Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan

skala alpha 0 sampai 1 yang dapat dilihat pada Tabel 5. Reliabilitas

suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai alpha > 0,6

(Nugroho, 2005). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 6.

Tabel 5. Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach Alpha Tingkat Reliabilitas

00,00 – 0,20 Kurang Reliabel > 0,20 – 0,40 Agak Reliabel > 0,40 – 0,60 Cukup Reliabel > 0,60 – 0,80 Reliabel > 0,80 – 1,00 Sangat Reliabel

4.5. Karakteristik Responden

4.5.1. Jenis Kelamin

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan

bagian pengolahan yang berjumlah 75 orang. Sebagian besar

karyawan di bagian pengolahan adalah pria 63 orang (84%) dimana

pada bagian ini kekuatan fisik sangat dibutuhkan dan resiko

kecelakaan kerjanya relatif tinggi dibandingkan bagian lain. Sisanya

wanita sebanyak 12 orang (16%). Karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 54: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

63

12

0

10

20

30

40

50

60

70

Jumlah (orang)

Laki-laki Perempuan

Jenis Kelamin

Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

4.5.2. Usia

Usia responden paling banyak diantara 31 - 40 tahun yang

temasuk usia produktif yaitu sebanyak 33 orang (44%). Sedangkan

responden yang berusia di atas 50 tahun menempati posisi paling

sedikit yaitu enam orang (8%). Hal ini dikarenakan banyak karyawan

yang pensiun sebelum usia 50 tahun dan di usia ini produktivitas

kerja karyawan akan semakin berkurang. Karakteristik responden

berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 6.

16

33

20

6

0

5

10

15

20

25

30

35

Jumlah (orang)

20-30 31-40 41-50 >50

Usia (tahun)

Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

4.5.3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan karyawan paling banyak adalah lulusan

SMP yaitu sebanyak 30 orang (40%) dan lulusan Sarjana menempati

posisi paling sedikit yaitu satu orang (1,3%). Hal ini terjadi karena

secara keseluruhan pekerjaan yang harus dilakukan tidak menuntut

keahlian tinggi, karena karyawan mampu menjalankan pekerjaan

dengan keterampilan dan pengalaman yang telah didapatkan. Posisi

Page 55: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

yang diduduki oleh lulusan SMP hanya sebagai karyawan biasa

(buruh). Sedangkan lulusan sarjana dapat menduduki kepala bagian

atau di PTPN VIII Gunung Mas dikenal dengan istilah Sinder.

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat

pada Gambar 7.

2730

15

2 10

5

10

15

20

25

30

Jumlah (orang)

SD SMP SMA D3 Sarjana

Tingkat Pendidikan

Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

4.5.4. Masa kerja

Loyalitas dari karyawan sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari

lamanya masa kerja 11-15 tahun adalah yang terbesar sebanyak 28

orang (37,3%). Sementara yang memiliki persentase terkecil adalah

karyawan baru dengan masa kerja kurang dari 5 tahun yaitu

sebanyak enam orang (8%). Karakteristik responden berdasarkan

masa kerja dapat dilihat pada Gambar 8.

6

18

28

23

0

5

10

15

20

25

30

Jumlah (orang)

1 - 5 th 6 - 10 th 11 - 15 th >15 th

Masa Kerja (tahun)

Gambar 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Page 56: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

4. 6. Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal

yang seharusnya menjadi perhatian utama bagi perusahaan. Adanya sistem

K3 yang baik akan menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, tenaga

kerja yang sehat dan produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas

kerja dan produktivitas perusahaan. Dengan demikian, dalam penelitian ini

perlu dilakukan analisis untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap

pelaksanaan K3 dan persepsi karyawan terhadap produktivitas kerja.

Faktor-faktor K3 yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi : pelatihan

keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja,

pengawasan dan disiplin serta peningkatan kesadaran K3.

4.6.1. Pelatihan Keselamatan

Pelatihan adalah proses secara sistematis mengubah tingkah

laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan

dengan keahlian dan kemampuan pegawai untuk melaksanakan

pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi dan membantu

pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar

berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya (Rivai, 2006). Pelatihan

merupakan salah satu faktor yang yang diperlukan oleh karyawan

untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Pelatihan yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah pelatihan-pelatihan yang

berkaitan dengan keselamatan kerja. Adanya pelatihan keselamatan

yang diberikan oleh perusahaan akan membuat karyawan bekerja

dengan lebih berhati-hati dan dapat melindungi diri dari kecelakan

kerja yang mungkin terjadi. Hasil jawaban responden mengenai

penerapan pelatihan K3 dapat dilihat pada Tabel 6.

Karyawan PTPN VIII Gunung Mas telah mengikuti tiga jenis

pelatihan K3 diantaranya yaitu pelatihan khusus untuk ahli K3,

pelatihan penggunaan alat-alat keselamatan kerja, dan pelatihan

pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. Rataan skor

sebesar 3,60 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan

mengetahui adanya pelatihan khusus untuk ahli K3 dan manajer

Page 57: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

perusahaan. Pelatihan khusus bagi ahli K3 dan manajer dilakukan

untuk memperbaiki atau meningkatkan sistem manajemen K3 di

perusahaan. Pelatihan khusus bagi ahli K3 diselenggarakan oleh

Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), atasan

atau sinder yang mengikuti pelatihan ditunjuk langsung oleh kantor

direksi pusat PTPN VIII melalui surat tugas yang diberikan oleh

kantor direksi pusat PTPN VIII.

Tabel 6. Hasil jawaban responden mengenai pelatihan keselamatan No Pernyataan STS

(1) TS (2)

CS (3)

S (4)

SS (5)

Rataan Skor

Kategori

1 Perusahaan mengadakan pelatihan khusus untuk ahli K3 dan manajer

0 6 30 27 12 3,60 Baik

2 Perusahaan memberikan pelatihan penggunaan alat-alat keselamatan kerja

0 7 25 33 10 3,61 Baik

3 Perusahaan memberikan pelatihan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran

0 4 19 33 19 3,89 Baik

4 Anda merasakan manfaat dari pelatihan yang diadakan perusahaan

0 8 27 26 14 3,63 Baik

5 Pelatihan memberikan banyak informasi tentang pekerjaan anda

0 7 28 25 15 3,64 Baik

Total 32 129 145 70 3,67 Baik

Rataan skor sebesar 3,61 menunjukkan bahwa sebagian besar

karyawan telah mendapatkan pelatihan penggunaan alat-alat

keselamatan kerja yaitu penggunaan Alat Pemadam Api Ringan

(APAR), penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan tombol bahaya

(alarm) yang berfungsi untuk memberitahukan apabila terjadi suatu

kejadian yang membahayakan karyawan. Pelatihan penggunaan

alat-alat keselamatan kerja diberikan agar karyawan dapat

Page 58: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

menggunakan alat-alat tersebut jika terjadi kecelakaan di lingkungan

pabrik.

Rataan skor sebesar 3,89 menunjukkan bahwa karyawan telah

mengikuti pelatihan pencegahan dan penanggulangan bahaya

kebakaran. Pelatihan ini berupa simulasi dimana seolah-olah terjadi

kebakaran dan karyawan diberi pengarahan untuk mencegah dan

menanggulangi bahaya kebakaran. Pengarahan meliputi tata letak

Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan tombol bahaya (alarm) serta

cara penggunaannya dan jalur evakuasi menuju pintu darurat apabila

terjadi kebakaran. Pelatihan diikuti oleh seluruh karyawan pabrik

jadi semua karyawan berperan dalam pelatihan ini. Pelatihan

pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran diberikan agar

karyawan dapat menyelamatkan diri apabila terjadi kebakaran.

Sebagian besar karyawan menyatakan bahwa mereka

merasakan manfaat dari pelatihan yang diberikan oleh perusahaan,

dapat dilihat dari rataan skor sebesar 3,63. Manfaat yang diperoleh

yaitu mereka mendapatkan pelatihan untuk pencegahan kecelakaan

sehingga timbul rasa aman dan nyaman sewaktu bekerja sehingga

karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Rataan

skor sebesar 3,64 menunjukkan bahwa pelatihan yang mereka jalani

memberikan banyak informasi tentang pekerjaan mereka. Adanya

pelatihan keselamatan membuat karyawan mengetahui tingkat resiko

dari pekerjaan yang dilakukannya dan mengetahui potensi

kecelakaan yang mungkin terjadi di lingkungan kerja. Hal ini sangat

penting karena dengan semakin banyaknya informasi yang

didapatkan mengenai pekerjaannya karyawan akan mendapatkan

gambaran tentang pekerjaan yang akan mereka lakukan sehingga

kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja adalah kecil. Total rataan

skor dari semua pernyataan mengenai pelatihan keselamatan sebesar

3,67. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan

keselamatan yang diadakan oleh perusahaan sudah dilaksanakan

dengan baik.

Page 59: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

4.6.2. Publikasi Keselamatan Kerja

Publikasi dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berhubungan

dengan pemberian informasi-informasi dan pesan-pesan mengenai

keselamatan kerja karyawan yang berupa spanduk dan poster.

Propaganda seperti poster-poster keselamatan kerja dapat

mengurangi tindakan-tindakan tidak aman (Dessler, 1997). Publikasi

dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada karyawan

mengenai pentingnya K3. Hasil jawaban responden mengenai

publikasi keselamatan kerja dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil jawaban responden mengenai publikasi keselamatan No Pernyataan STS

(1) TS (2)

CS (3)

S (4)

SS (5)

Rataan Skor

Kategori

1 Pemasangan tanda peringatan di tempat yang berpotensi bahaya

0 9 25 33 8 3,53 Baik

2 Di lingkungan perusahaan terdapat pesan-pesan tentang keselamatan kerja

0 8 28 24 15 3,61 Baik

3 Perusahaan memberikan informasi tentang tingkat bahaya pekerjaan

0 9 25 26 15 3,63 Baik

4 Atasan anda memberikan contoh yang baik tentang cara-cara bekerja yang aman dan sehat

0 11 26 21 17 3,59 Baik

Total 37 104 104 55 3,59 Baik

PTPN VIII Gunung Mas merupakan industri yang memiliki

tingkat resiko kecelakaan yang relatif rendah dibandingkan industri

lainnya. Adanya tanda-tanda peringatan di lingkungan kerja

Page 60: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

dimaksudkan untuk melindungi karyawan agar terhindar dari

kecelakaan dan cedera akibat kerja. Rataan skor sebesar 3,53

menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan mengetahui adanya

tanda peringatan yang dipasang oleh perusahaan. Tanda-tanda

peringatan atau larangan yang terdapat di lingkungan pabrik PTPN

VIII Gunung Mas untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran 4.

Sebagian besar responden menyatakan bahwa terdapat

pesan-pesan keselamatan kerja di lingkungan perusahaan dengan

rataan skor sebesar 3,61. Pesan-pesan keselamatan kerja berupa

spanduk dan poster mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) yang dipasang di lingkungan pabrik PTPN VIII Gunung Mas

dapat dilihat pada Lampiran 4. Pesan-pesan keselamatan kerja ini

merupakan salah satu usaha perusahaan untuk mengingatkan

karyawan akan pentingnya keselamatan kerja.

Perusahaan memberikan informasi tentang tingkat bahaya

pekerjaan dan potensi terjadinya kecelakaan akibat kerja pada waktu

pertama kali karyawan masuk kerja. Karyawan berhak untuk

mengetahui tingkat resiko dari pekerjaan yang dilakukannya. Hal ini

sangat penting karena dengan semakin banyak informasi yang

diperoleh karyawan tentang tingkat resiko dari pekerjaan yang

dilakukannya, maka karyawan mempunyai gambaran tentang cara

mencegah dan mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan kerja.

Rataan skor sebesar 3,63 menunjukkan bahwa sebagian besar

karyawan mengetahui tingkat bahaya dari pekerjaan yang

dilakukannya.

Salah satu usaha pencegahan kecelakaan adalah dengan

memotivasi karyawan untuk selalu menjaga keselamatan dan

kesehatannya sewaktu bekerja. Unsur pimpinan seperti sinder dan

mandor sangat berperan untuk selalu mengingatkan bawahannya

agar bekerja dengan hati-hati. Rataan skor sebesar 3,59 menunjukkan

sebagian besar karyawan menyatakan bahwa atasan mereka

Page 61: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

memberikan contoh yang baik tentang cara-cara bekerja yang aman

dan sehat. Berdasarkan Tabel 7 total rataan skor dari seluruh

pernyataan mengenai publikasi keselamatan kerja sebesar 3,59. Hal

ini menunjukkan publikasi keselamatan kerja di lingkungan pabrik

PTPN VIII Gunung Mas adalah baik.

4.6.3. Kontrol Lingkungan Kerja

Kontrol lingkungan kerja dalam penelitian ini adalah

pemeriksaaan atau pengendalian yang berhubungan dengan kondisi

lingkungan kerja diantaranya yaitu : suhu ruangan kerja, penerangan,

kebersihan tempat kerja, ketersediaan perlengkapan keamanan dan

keselamatan kerja serta fasilitas P3K di lingkungan kerja. Mendesain

tempat kerja dan peralatan kerja yang digunakan merupakan

pendekatan yang banyak dilakukan untuk pencegahan kecelakaan

dan juga merupakan salah satu pendekatan yang paling efektif

(Cascio, 1998). Hasil jawaban responden mengenai kontrol

lingkungan kerja dapat dilihat pada Tabel 8.

Pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan memakai Alat

Pelindung Diri (APD) sewaktu bekerja. Alat-alat pelindung diri yang

dipakai harus disesuaikan dengan tempat kerja dan tingkat resiko

pekerjaan masing-masing karyawan. Standar APD yang dipakai oleh

karyawan pabrik teh yaitu : masker, tutup kepala, sarung tangan dan

sepatu. Rataan skor sebesar 4,00 menunjukkan sebagian besar

karyawan menyatakan bahwa perusahaan menyediakan alat

pelindung diri untuk bekerja. Kondisi fisik lingkungan kerja meliputi

suhu ruangan, penerangan dan kebersihan lingkungan kerja. Rataan

skor sebesar 3,48 menunjukkan bahwa suhu ruangan di tempat kerja

mereka cukup baik. Adanya pengatur suhu ruangan di setiap ruangan

dimaksudkan agar kelembaban udara tetap terjaga, dapat dilihat pada

Lampiran 4. Penerangan yang baik dapat menghindari kesalahan

dalam bekerja dan menghindari terjadinya kecelakaan kerja serta

memberikan rasa nyaman dalam melakukan pekerjaan. Rataan skor

Page 62: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

sebesar 3,56 menunjukkan bahwa penerangan di tempat kerja adalah

baik.

Tabel 8. Hasil jawaban responden mengenai kontrol lingkungan kerja.

No Pernyataan STS

(1)

TS

(2)

CS

(3)

S

(4)

SS

(5)

Rataan Skor

Kategori

1 Perusahaan menyediakan alat pelindung diri untuk bekerja

0 1 21 30 23 4 Baik

2 Suhu ruangan di tempat kerja anda cukup baik

0 7 35 23 10 3,48 Baik

3 Penerangan di tempat kerja anda cukup memuaskan

0 5 32 29 9 3,56 Baik

4 Ruangan tempat kerja anda cukup bersih

0 6 24 30 15 3,72 Baik

5 Perlengkapan keamanan dan keselamatan kerja tersedia di lingkungan kerja anda

0 5 19 37 14 3,80 Baik

6 Perusahaan mempunyai fasilitas P3K di tempat kerja

0 5 18 36 16 3,84 Baik

Total 29 149 185 87 3,73 Baik

PTPN VIII Gunung Mas sangat memperhatikan kebersihan

lingkungan karena kebersihan lingkungan kerja sangat

mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan. Kebersihan lingkungan

kerja harus selalu dijaga karena merupakan tanggung jawab seluruh

karyawan. PTPN VIII Gunung Mas memiliki petugas kebersihan

khusus yang setiap hari membersihkan peralatan, mesin dan tempat

kerja yang dilakukan sebelum maupun sesudah proses produksi.

Adanya tempat sampah dan wastafel yang disediakan perusahaan di

setiap ruangan dimaksudkan agar kebersihan lingkungan kerja tetap

terjaga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Rataan

Page 63: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

skor sebesar 3,72 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan

menyatakan lingkungan kerja mereka bersih.

Sebagian besar karyawan menyatakan perusahaan

menyediakan perlengkapan keamanan dan keselamatan kerja dapat

dilihat dari rataan skor sebesar 3,80. Alat-alat keamanan dan

keselamatan kerja yang disediakan perusahaan yaitu pemadam api

dan tandu yang dapat digunakan apabila terjadi keadaan darurat.

Kecelakaan ringan seperti luka kecil, tergores benda tajam, tertimpa

barang dan cedera kecil lainnya sangat besar kemungkinannya terjadi

di pabrik oleh karena itu tersedianya fasilitas P3K di lingkungan

pabrik sangat diperlukan. Sebagian besar karyawan menyatakan

fasilitas P3K tersedia di lingkungan pabrik, dengan rataan skor

sebesar 3,84. Untuk lebih jelasnya kotak P3K dapat dilihat pada

Lampiran 4. Berdasarkan hasil jawaban responden dari pernyataan-

pernyataan pada Tabel 8 diperoleh total rataan skor sebesar 3,73 ini

berarti bahwa kontrol lingkungan kerja di PTPN VIII Gunung Mas

dilaksanakan dengan baik.

4.6.4. Pengawasan dan disiplin

Pengawasan yang dimaksud adalah pemeriksaan secara

seksama mengenai pelaksanaan peraturan dan tugas. Disiplin kerja

adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi

dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu

perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran

dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahan dan

norma-norma sosial yang berlaku (Rivai, 2006). Disiplin merupakan

kepatuhan karyawan terhadap peraturan yang ditetapkan perusahaan.

Adanya pengawasan terhadap lingkungan kerja dan perilaku kerja

karyawan dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Hasil

jawaban responden mengenai pengawasan dan disiplin dapat dilihat

pada Tabel 9.

Page 64: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Tabel 9. Hasil jawaban responden mengenai pengawasan dan disiplin No Pernyataan STS

(1)

TS

(2)

CS

(3)

S

(4)

SS

(5)

Rataan Skor

Kategori

1 Sebelum peralatan kerja dan mesin-mesin digunakan dilakukan pengecekan terlebih dahulu

0 8 30 21 16 3,60 Baik

2 Perusahaan melakukan pengecekan alat-alat keselamatan kerja secara rutin

0 6 27 27 15 3,68 Baik

3 Perusahaan mewajibkan penggunaan alat pelindung diri (APD) saat bekerja

0 9 18 39 9 3,64 Baik

4 Perusahaan memberikan pengawasan terhadap bahan-bahan beracun dan berbahaya

0 5 23 40 7 3,65 Baik

5 Perusahaan mengadakan pemeriksaan kesehatan karyawan secara rutin

0 6 14 41 14 3,84 Baik

6 Perusahaan mempunyai peraturan-peraturan keselamatan kerja.

0 8 25 32 10 3,59 Baik

Total 42 137 200 71 3,67 Baik

Sebelum proses produksi dimulai terlebih dahulu dilakukan

pengecekan mesin-mesin dan peralatan kerja yang bertujuan agar

mesin atau peralatan kerja yang akan digunakan layak pakai. Rataan

skor sebesar 3,60 menunjukkan bahwa pengecekan mesin-mesin atau

peralatan kerja telah dilakukan dengan baik. Perusahaan selalu

Page 65: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

memperhatikan kondisi mesin dan peralatan kerja yang akan

digunakan karena hal itu mempengaruhi proses produksi. Pihak

perusahaan juga selalu melakukan pengecekan alat-alat keselamatan

kerja yaitu Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang diperiksa

tanggal kadaluarsanya setiap satu tahun sekali sehingga apabila

terjadi kebakaran alat pemadam api tersebut dapat bekerja dengan

baik. Rataan skor sebesar 3,68 menunjukkan bahwa pengecekan alat-

alat keselamatan dilakukan dengan baik.

Alat Pelindung Diri (APD) wajib dipakai ketika bekerja

terutama di tempat-tempat yang memiliki resiko kecelakaan kerja

tinggi. APD dapat melindungi diri dari kecelakaan atau penyakit

akibat kerja, setidaknya dengan menggunakan APD dapat

memperkecil resiko yang timbul akibat dari kecelakaan dan penyakit

akibat kerja. Rataan skor sebesar 3,64 menunjukkan bahwa sebagian

besar karyawan menyatakan bahwa perusahaan mewajibkan

penggunaan APD saat bekerja. Meskipun perusahaan mewajibkan

penggunaan APD namun masih saja ada karyawan yang tidak

menggunakan APD sewaktu bekerja, padahal penggunaan APD itu

manfaatnya untuk karyawan sendiri.

Penggunaan bahan kimia beracun dan berbahaya dapat

mengancam kesehatan karyawan. PTPN VIII Gunung Mas

melakukan pengawasan terhadap penggunaan bahan-bahan beracun

dan berbahaya dapat dilihat dari rataan skor sebesar 3,65 yang

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui

perusahaan telah melakukan pengawasan terhadap bahan-bahan

beracun dan berbahaya dengan baik. Pemeriksaan kesehatan

dilakukan pertama kali sebelum bekerja dan pada pabrik PTPN VIII

Gunung Mas pemeriksaan kesehatan dilakukan satu tahun sekali

yaitu meliputi tes darah dan rontgen. Rataan skor sebesar 3,59

menunjukkan sebagian besar responden menyatakan perusahaan

melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan baik.

Page 66: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Peraturan-peraturan keselamatan kerja merupakan dasar

penerapan K3 di lingkungan pabrik PTPN VIII Gunung Mas.

Peraturan ini dibuat dengan tujuan untuk menghindarkan karyawan

dari kecelakaan kerja, selain itu juga untuk melindungi aset-aset

perusahaan dari kemungkinan terjadinya kerusakan. Rataan skor

sebesar 3,59 menunjukan bahwa karyawan mengetahui dan

melaksanakan peraturan keselamatan kerja dengan baik. Berdasarkan

hasil jawaban responden dari pernyataan-pernyataan pada Tabel 9

diperoleh total rataan skor sebesar 3,67, ini berarti pengawasan dan

disiplin karyawan pabrik di PTPN VIII Gunung Mas tergolong baik.

4.6.5. Peningkatan Kesadaran K3

Kurangnya kesadaran karyawan akan pentingnya keselamatan

kerja merupakan tantangan perusahaan untuk mendorong karyawan

agar memperhatikan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja.

Manajemen puncak harus memberikan dukungan aktif pada program

keselamatan agar program itu tetap hidup dan aktif (Flippo, 1984).

Komitmen yang kuat dan perhatian yang besar dari manajemen

perusahaan mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja

dapat memotivasi karyawan untuk memperhatikan keselamatan dan

kesehatannya sewaktu bekerja. Hasil dari jawaban responden

mengenai peningkatan kesadaran K3 dapat dilihat pada Tabel 10.

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memperhatikan

masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan

perusahaan. Rataan skor sebesar 3,65 menunjukkan bahwa sebagian

besar responden mengetahui perusahaan memberikan perhatian yang

besar terhadap masalah keselamatan dan kesehatan kerja yaitu

dengan menerapkan program K3 di lingkungan pabrik. Perusahaan

menempatkan K3 sebagai prioritas utama dalam bekerja, artinya

setiap karyawan harus mengutamakan keselamatan dan kesehatannya

sewaktu bekerja. Rataan skor sebesar 3,67 menunjukkan sebagian

besar karyawan mengetahui bahwa perusahaan mengutamakan

keselamatan dan kesehatan kerja para karyawan.

Page 67: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Tabel 10.Hasil jawaban responden mengenai peningkatan kesadaran K3

No Pernyataan STS

(1)

TS

(2)

CS

(3)

S

(4)

SS

(5)

Rataan Skor

Kategori

1 Perusahaan memberikan perhatian yang besar terhadap masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

0 9 22 30 14 3,65 Baik

2 Perusahaan menempatkan K3 sebagai prioritas utama dalam bekerja

0 4 27 34 10 3,67 Baik

3 Perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja anda

0 7 24 25 19 3,75 Baik

4 Penggunaan alat pelindung diri saat bekerja di tempat yang berbahaya

0 9 24 29 13 3,61 Baik

5 Perusahaan menginginkan masukan-masukan dari anda terkait dengan masalah K3

0 10 22 34 9 3,56 Baik

6 Perusahaan menginginkan anda ikut aktif dalam penerapan program K3

0 5 29 34 7 3,57 Baik

Total 44 148 186 72 3,63 Baik

PTPN VIII Gunung Mas menanggung seluruh biaya

pengobatan dan perawatan akibat kecelakaan kerja, artinya

perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja

karyawan. Rataan skor sebesar 3,75 menunjukkan sebagian besar

karyawan setuju dengan pernyataan tersebut. Kesadaran akan

pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja harus ada dalam diri

karyawan itu sendiri misalnya dengan penggunaan APD saat bekerja

Page 68: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

terutama apabila bekerja di tempat yang berbahaya. Rataan skor

sebesar 3,61 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan

menggunakan APD saat bekerja terutama di tempat yang berbahaya,

artinya karyawan menyadari akan pentingnya keselamatan dan

kesehatan kerja.

Penerapan K3 dapat terlaksana dengan baik apabila ada

komunikasi dua arah antara pihak perusahaan dengan karyawan.

Rataan skor sebesar 3,56 yang menunjukkan bahwa masukan-

masukan yang disampaikan karyawan mengenai masalah K3 sangat

dibutuhkan oleh perusahaan. Rataan skor sebesar 3,57 menunjukkan

bahwa keikutsertaan karyawan dalam pelaksanaan K3 sangat

diharapkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil jawaban responden

dari seluruh pernyataan pada Tabel 10 diperoleh total rataan skor

sebesar 3,67. Artinya peningkatan kesadaran K3 di lingkungan

pabrik PTPN VIII Gunung Mas adalah baik.

4.6.6. Gambaran Umum K3

Secara umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di bagian

pengolahan PTPN VIII Gunung Mas dikategorikan baik dapat dilihat

dari total rataan skor sebesar 3,66. Hal ini menunjukkan bahwa

program K3 yang diterapkan perusahaan dilaksanakan dengan baik

oleh karyawan. Sebagian besar karyawan telah mengetahui

pelatihan-pelatihan yang diadakan perusahaan dan merasakan

manfaat dari pelatihan tersebut. Pelaksanaan publikasi keselamatan

kerja dinilai cukup baik oleh karyawan. Pelaksanaan kontrol

lingkungan kerja dinilai baik oleh karyawan, begitu pula dengan

pelaksanaan pengawasan dan disiplin serta peningkatan kesadaran

K3. Adanya program K3 membuat karyawan merasa aman dan

nyaman dalam menyelesaikan pekerjaaannya. Untuk lebih jelasnya

faktor-faktor K3 bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas dapat

dilihat pada Tabel 11.

Page 69: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Tabel 11. Faktor-faktor K3 bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor

No

Faktor – faktor K3

Item(I)

Total Skor (T)

Rataan Skor

T/(N x I)

Kategori

1 Pelatihan keselamatan

5 1378 3,67 Baik

2 Publikasi keselamatan

4 1077 3,59 Baik

3 Kontrol lingkungan kerja

6 1680 3,73 Baik

4 Pengawasan dan disiplin

6 1650 3,67 Baik

5 Peningkatan kesadaran K3

6 1636 3,64 Baik

Total 27 7421 3,66 Baik

4.7. Analisis Produktivitas Kerja

Produktivitas perusahaan ditentukan oleh produktivitas kerja

karyawan. Apabila produktivitas kerja karyawan meningkat maka

produktivitas perusahaan juga ikut meningkat. Produktivitas kerja karyawan

dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

karyawan yang meliputi enam faktor yaitu : kemauan kerja, kemampuan

kerja, lingkungan kerja, kompensasi, jaminan sosial dan hubungan kerja.

4.7.1. Kemauan Kerja

Kemauan kerja adalah dorongan yang ada dalam diri tenaga

kerja untuk meningkatkan poduktivitas kerjanya. Kemauan kerja dari

seorang karyawan dapat dilihat dari besarnya kontribusi yang

diberikan kepada perusahaan yaitu dengan bekerja sungguh-sungguh,

adanya kesadaran dari dalam diri karyawan untuk mengikuti

peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan

mengikuti setiap kegiatan yang diadakan perusahaan. Rataan skor

sebesar 3,61 menunjukkan tingginya kemauan kerja karyawan.

Artinya karyawan tidak akan bekerja tanpa adanya kemauan kerja

yang kuat. Hasil jawaban responden mengenai kemauan kerja dapat

dilihat pada Tabel 12.

Page 70: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Tabel 12. Hasil jawaban responden mengenai kemauan kerja No Pernyataan STS

(1) TS (2)

CS (3)

S (4)

SS (5)

Rataan Skor

Kategori

1 Anda sangat menyukai pekerjaan ini dan berusaha untuk bekerja dengan sungguh-sungguh.

0 8 28 28 11 3,56 Baik

2 Anda bersedia mematuhi peraturan kerja

0 6 25 35 9 3,63 Baik

3 Anda selalu mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan perusahaan.

0 7 24 33 11 3,64 Baik

Total 21 77 96 31 3,61 Baik

4.7.2. Kemampuan Kerja

Pekerjaan yang dilakukan harus sesuai dengan kemampuan dan

keterampilan yang dimiliki karyawan. Produktivitas akan meningkat,

bila karyawan mampu menjalankan pekerjaan mereka dengan baik.

Hal ini juga harus didukung oleh keterampilan kerja karyawan.

Kemampuan kerja karyawan dapat dilihat dari datang ke tempat

kerja tepat waktu dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan

tepat waktu. Rataan skor sebesar 3,69 menunjukkan bahwa

kemampuan kerja karyawan bagian pengolahan PTPN VIII Gunung

Mas adalah baik. Hasil jawaban responden mengenai kemampuan

kerja dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Hasil jawaban responden mengenai kemampuan kerja No Pernyataan STS

(1) TS (2)

CS (3)

S (4)

SS (5)

Rataan Skor

Kategori

1 Anda selalu datang ke tempat kerja tepat waktu dan dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

0 6 23 32 14 3,72 Baik

2 Anda dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

0 6 25 32 12 3,67 Baik

Total 12 48 64 26 3,69 Baik

Page 71: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

4.7.3. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja mendukung pekerjaan yang dilakukan

karyawan. Adanya tanda peringatan dan tanda bahaya di tempat kerja

membuat karyawan bekerja dengan lebih berhati-hati karena

lingkungan kerja yang aman dan sehat akan meningkatkan motivasi

kerja karyawan sehingga produktivitas kerja karyawan meningkat.

Rataan skor sebesar 3,76 menunjukkan bahwa lingkungan kerja

karyawan bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas adalah baik.

Hasil jawaban responden mengenai lingkungan kerja dapat dilihat

pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil jawaban responden mengenai lingkungan kerja No Pernyataan STS

(1) TS (2)

CS (3)

S (4)

SS (5)

Rataan Skor

Kategori

1 Pemberian tanda peringatan dan tanda bahaya di tempat kerja membuat anda berhati-hati dalam bekerja.

0 7 28 24 26 3,65 Baik

2 Lingkungan kerja yang sehat dan aman akan meningkatkan semangat kerja.

0 4 21 30 20 3,88 Baik

Total 11 49 54 46 3,76 Baik

4.7.4. Kompensasi

Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai

pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Kompensasi

merupakan balas jasa yang diberikan perusahaan baik secara

langsung (finansial) maupun tidak langsung (non-finansial). Gaji

yang diterima sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan karyawan dan

bonus yang diterima karyawan sebagai imbalan atas prestasi kerjanya

akan meningkatkan motivasi karyawan untuk bekerja sehingga

produktivitas kerja karyawan meningkat. Rataan skor sebesar 3,66

menunjukkan bahwa kompensasi yang diberikan perusahaan sudah

baik dan memuaskan. Hasil jawaban responden mengenai

kompensasi dapat dilihat pada Tabel 15.

Page 72: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Tabel 15. Hasil jawaban responden mengenai kompensasi No Pernyataan STS

(1) TS (2)

CS (3)

S (4)

SS (5)

Rataan Skor

Kategori

1 Perusahaan memberikan gaji yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan karyawan.

0 4 23 34 14 3,77 Baik

2 Perusahaan memberikan bonus kepada karyawan yang berprestasi.

0 7 29 29 10 3,56 Baik

Total 11 52 63 24 3,66 Baik

4.7.5. Jaminan Sosial

Adanya jaminan sosial yang diberikan perusahaan membuat

karyawan bekerja lebih produktif karena karyawan merasa

perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatannya

sewaktu bekerja. Seluruh karyawan bagian pengolahan PTPN VIII

Gunung Mas mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja

yaitu menjadi anggota Jamsostek bagi karyawan tetap. Sedangkan

bagi karyawan borongan perusahaan menanggung seluruh biaya

pengobatan dan perawatan apabila terjadi kecelakaan kerja. Rataan

skor sebesar 3,94 menunjukkan bahwa karyawan merasa puas atas

jaminan sosial yang diberikan perusahaan. Hasil jawaban responden

mengenai jaminan sosial dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Hasil jawaban responden mengenai jaminan sosial No Pernyataan STS

(1) TS (2)

CS (3)

S (4)

SS (5)

Rataan Skor

Kategori

1 Perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.

0 6 12 36 21 3,96 Baik

2 Perusahaan memberikan asuransi kecelakaan dan asuransi kesehatan bagi karyawan.

0 3 15 42 15 3,92 Baik

Total 9 27 78 36 3,94 Baik

Page 73: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

4.7.6. Hubungan Kerja

Hubungan kerja yang terjalin baik antara atasan, bawahan dan

rekan kerja sangat penting untuk menciptakan situasi kerja yang

nyaman. Hubungan kerja yang harmonis dapat dilihat dari

kemampuan karyawan untuk bekerjasama dengan orang lain dan

kemauan untuk bertanya serta meminta bantuan kepada rekan kerja.

Rataan skor sebesar 3,68 menunjukkan bahwa hubungan kerja yang

terjalin antara karyawan adalah baik. Hubungan yang terjalin baik

tersebut membuat karyawan betah bekerja di perusahaan. Hasil

jawaban responden mengenai hubungan kerja dapat dilihat pada

Tabel 17.

Tabel 17. Hasil jawaban responden mengenai hubungan kerja No Pernyataan STS

(1) TS (2)

CS (3)

S (4)

SS (5)

Rataan Skor

Kategori

1 Anda mampu bekerjasama dengan orang lain.

0 6 21 35 13 3,73 Baik

2 Anda selalu bertanya dan meminta bantuan kepada teman apabila mengalami kesulitan dalam bekerja.

0 3 25 43 4 3,64 Baik

Total 9 46 78 17 3,68 Baik

4.7.7. Gambaran Umum Produktivitas Kerja Karyawan

Tabel 18 mendeskripsikan secara umum bahwa produktivitas

kerja karyawan bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas di

kategorikan baik dengan total skor rataan sebesar 3,72. Hal ini berarti

pada dasarnya karyawan sudah memiliki produktivitas kerja yang

tinggi. Namun perlu diingat bahwa kondisi yang dinamis dan

perubahan lingkungan kerja mempengaruhi produktivitas kerja

karyawan sehingga dapat mengakibatkan produktivitas kerja

karyawan menurun, oleh karena itu produktivitas kerja karyawan

harus selalu ditingkatkan agar produktivitas perusahaan juga

meningkat.

Page 74: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Tabel 18. Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas

No Faktor – faktor yang

Mempengaruhi Produktivitas

Kerja

Item(I)

Total Skor (T)

Rataan Skor

T/(N x I)

Kategori

1 Kemauan Kerja 3 812 3,61 Baik 2 Kemampuan

Kerja 2 554 3,69 Baik

3 Lingkungan Kerja 2 565 3,76 Baik 4 Kompensasi 2 550 3,66 Baik 5 Jaminan Sosial 2 591 3,94 Baik 6 Hubungan Kerja 2 553 3,68 Baik Total 13 3625 3,72 Baik

4.8. Analisis Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja

Analisis hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan

produktivitas kerja karyawan dilakukan dengan menggunakan uji korelasi

Rank Spearman. Nilai korelasi positif (+) menunjukkan hubungan yang

positif antara faktor-faktor K3 dengan produktivitas kerja karyawan

sedangkan nilai korelasi negatif (-) menunjukkan hubungan yang

berlawanan antara faktor-faktor K3 dengan produktivitas kerja karyawan.

Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 0,01 (taraf kepercayaan

99%). Nilai peluang (P) merupakan nilai kesalahan yang mungkin terjadi.

Nilai peluang yang semakin kecil dibandingkan nilai α (P<α) menunjukkan

hubungan yang semakin nyata antara faktor-faktor yang diuji. Apabila nilai

probabilitas atau peluang < α (P=0,00 < α=0,01) menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang sangat nyata antara faktor-faktor K3 dengan

produktivitas kerja karyawan. Sedangkan apabila nilai peluang > α

(P > 0,01) menunjukkan bahwa faktor yang diuji tidak memiliki hubungan

yang signifikan pada taraf kepercayaan (99 %). Apabila rs > r tabel maka

berdasarkan hipotesis penelitian H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya

terdapat hubungan antara K3 dengan produktivitas kerja karyawan.

Sedangkan apabila rs < r tabel maka berdasarkan hipotesis penelitian H1

ditolak dan H0 diterima yang artinya tidak ada hubungan antara K3 dengan

Page 75: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

produktivitas kerja karyawan. Hubungan antara faktor-faktor K3 dengan

produktivitas kerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Hubungan faktor-faktor K3 dengan produktivitas kerja No Faktor K3 Nilai

Korelasi (rs)

Nilai Peluang

(P)

α Nilai Kritis

Korelasi Spearman (r tabel)

Hubungan dengan

Produktivitas Kerja

Karyawan 1 Pelatihan

keselamatan 0,668 0,00 0,01 0,425 Sangat nyata,

positif, kuat 2 Publikasi

keselamatan 0,639 0,00 0,01 0,425 Sangat nyata,

positif, kuat 3 Kontrol

lingkungan kerja

0,732 0,00 0,01 0,425 Sangat nyata, positif, kuat

4 Pengawasan dan disiplin

0,775 0,00 0,01 0,425 Sangat nyata, positif, kuat

5 Peningkatan kesadaran K3

0,744 0,00 0,01 0,425 Sangat nyata, positif, kuat

**) Korelasi signifikan untuk taraf kepercayaan 99%

Hasil uji korelasi Rank Spearman dengan bantuan software SPSS 13.0

for windows antara faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja dengan

produktivitas kerja karyawan dapat dilihat pada Lampiran 5. Berdasarkan

hasil uji korelasi tersebut, diketahui bahwa semua faktor K3 memiliki

hubungan yang positif dan sangat nyata dengan produktivitas kerja

karyawan dapat dilihat dari nilai korelasi yang positif yaitu rs=0,743 dengan

tingkat kepercayaan 99%, db=73, r tabel = 0,425. Dapat dilihat bahwa rs > r

tabel maka berdasarkan hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya

terdapat hubungan antara K3 dengan produktivitas kerja karyawan.

Hubungan yang sangat nyata dapat dilihat dari nilai peluang < α

(P=0,00 < α=0,01) dengan derajat keeratan hubungan berada pada kategori

kuat (0,60 – <0,80).

Pelatihan keselamatan memiliki hubungan positif dan sangat nyata

dengan produktivitas kerja karyawan, dapat dilihat dari nilai korelasi yang

positif yaitu sebesar 0,668. Hubungan yang sangat nyata dapat dilihat dari

nilai peluang < α (P=0,00 < α=0,01) dengan derajat keeratan berada pada

kategori kuat (0,60 – <0,80). Pelatihan keselamatan yang diadakan

perusahaan bertujuan untuk melatih karyawan dalam menghindari terjadinya

Page 76: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

kecelakaan kerja dan melindungi diri apabila terjadi kecelakaan kerja.

Adanya pelatihan keselamatan membuat karyawan menjadi semakin terlatih

dan terampil serta lebih berhati-hati dalam melakukan pekerjaannya.

Publikasi keselamatan kerja merupakan ajakan untuk melaksanakan

K3 melalui pemberian informasi-informasi dan pesan-pesan keselamatan

kerja. Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman, publikasi keselamatan

kerja memiliki hubungan positif dan sangat nyata dengan produktivitas kerja

karyawan, dapat dilihat dari nilai korelasi yang positif sebesar 0,639.

Hubungan yang sangat nyata dapat dilihat dari nilai peluang < α

(P=0,00 < α=0,01) dengan derajat keeratan hubungan kuat yaitu pada

rentang (0,60 − <0,80). Publikasi keselamatan kerja memiliki nilai korelasi

yang paling rendah dari keempat faktor lainnya, hal ini dikarenakan

publikasi yang dilakukan oleh perusahaan tidak efektif dapat dilihat dari

gambar dan pesan-pesan keselamatan kerja yang kurang menarik dan

penempatannya tidak strategis. Padahal adanya informasi-informasi dan

pesan-pesan tentang keselamatan kerja di lingkungan kerja akan memotivasi

karyawan untuk bekerja dengan memperhatikan keselamatan dan

kesehatannya.

Kontrol lingkungan kerja merupakan usaha perusahaan agar kondisi

tempat kerja sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan karyawan.

Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman, kontrol lingkungan kerja

memiliki hubungan positif dan sangat nyata dengan produktivitas kerja

karyawan, dapat dilihat dari nilai korelasi yang diperoleh positif yaitu

sebesar sebesar 0,732. Hubungan yang nyata dapat dilihat dari nilai

peluang < α (P=0,00 < α=0,01) dan derajat keeratan hubungannya kuat

(0,60 – <0,80). Hal ini menunjukkan kontrol lingkungan kerja dapat

meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Lingkungan kerja yang aman,

nyaman dan memadai akan mendukung pelaksanaan kerja karyawan serta

menciptakan suasana kerja yang menyenangkan sehingga karyawan akan

bekerja semakin produktif.

Pengawasan dan disiplin merupakan usaha untuk mengetahui seberapa

besar ketaatan karyawan dalam mematuhi peraturan K3. Hubungan positif

Page 77: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

dan sangat nyata antara pengawasan dan disiplin dengan produktivitas kerja

karyawan, dapat dilihat dari nilai korelasi yang positif sebesar 0,775.

Hubungan yang nyata dapat dilihat dari nilai peluang < α (P=0,00 < α=0,01)

dan derajat keeratan hubungannya kuat (0,60 – <0,80). Pengawasan dan

disiplin memiliki nilai korelasi yang paling tinggi dari keempat faktor yang

lainnya, karena pada umumnya karyawan akan bekerja dengan baik atau

dapat bekerja lebih baik lagi apabila diawasi.

Kesadaran akan K3 merupakan hal yang harus dikembangkan dalam

suatu perusahaan. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang

memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya. Peningkatan

kesadaran K3 mempunyai hubungan yang positif dan sangat nyata dengan

produktivitas kerja karyawan, ditunjukkan dengan nilai korelasi yang positif

sebesar 0,744. Hubungan yang nyata dapat dilihat dari nilai peluang < α

(P=0,00 < α=0,01) dan derajat keeratan hubungannya kuat (0,60 – <0,80).

Penerapan K3 dalam suatu perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan

menjamin keselamatan dan kesehatan setiap karyawan. Adanya rasa aman

dan tenang dalam bekerja akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Page 78: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan pada tujuan penelitian dan hasil analisis pada pembahasan

penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1) Secara umum penerapan K3 di bagian pengolahan PTPN VIII gunung Mas

tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari total rataan skor sebesar 3,66

yang menunjukkan bahwa faktor-faktor K3 yang dianalisis yaitu meliputi

pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan

kerja, pengawasan dan disiplin serta peningkatan kesadaran K3 telah

dilaksanakan dengan baik.

2) Secara umum produktivitas kerja karyawan bagian pengolahan PTPN VIII

Gunung Mas tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari total rataan skor

sebesar 3, 72 yang artinya karyawan mempunyai produktivitas kerja yang

tinggi.

3) Hubungan antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan

produktivitas kerja karyawan adalah positif, sangat nyata dan berkorelasi

kuat. Hal ini dapat dilihat dari nilai korelasi yang positif sebesar 0,743.

Semua faktor K3 memiliki hubungan yang positif, sangat nyata dan

berkorelasi kuat dengan produktivitas kerja karyawan. Pengawasan dan

disiplin memiliki nilai korelasi tertinggi yaitu sebesar 0,775 menunjukkan

bahwa faktor ini memiliki hubungan yang paling kuat dengan

produktivitas kerja karyawan dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.

Kemudian diikuti oleh peningkatan kesadaran K3 dengan nilai korelasi

sebesar 0,744, kontrol lingkungan kerja sebesar 0,732, pelatihan

keselamatan sebesar 0,668, dan publikasi keselamatan kerja memiliki nilai

korelasi terendah sebesar 0,639.

Page 79: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat diajukan beberapa

saran sebagai berikut :

1. Perusahaan perlu memberikan sanksi yang tegas kepada karyawan yang

melanggar aturan-aturan K3. Hal ini dimaksudkan agar karyawan lebih

disipin dan juga untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau kerusakan

akibat kerja.

2. Perusahaan perlu meningkatkan pelaksanaan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dengan baik, karena komitmen

yang kuat dan perhatian yang besar dari manajemen perusahaan mengenai

masalah K3 dapat memotivasi karyawan untuk memperhatikan

keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja.

3. Perusahaan perlu meningkatkan fasilitas dan sarana kerja yang dapat

menunjang karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Page 80: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

DAFTAR PUSTAKA

Cascio, W.F. 1998. Managing Human Resources – Productivity Quality of Work

Life, Profits. Edisi ke- 5. McGraw-Hill., United States. Darmanto, R. 1999. Kesehatan Kerja di Perusahaan. PT Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta. Dessler, G. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta. Flippo, E. B. 1984. Manajemen Personalia. Terjemahan. Penerbit Erlangga,

Jakarta. Ilham. 2002. Analisis Hubungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan

Motivasi Kerja Karyawan di PT. Good Year Indonesia. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Mahardika. 2005. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja

Karyawan di PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Strategis Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UBS P3B) Region Jawa Timur dan Bali. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Mangkunegara, A.A. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT

Remaja Rosda Karya, Bandung. Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. PT Ghalia Indonesia, Jakarta. Nugroho, A.B. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan

SPSS. Penerbit Andi, Yogyakarta. Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. PT Alex Media Komputindo, Jakarta. Rivai, V. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori

ke Praktik. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Santoso, G. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Prestasi

Pustaka, Jakarta. Saputra. 2004. Analisis Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Produktivitas

Kerja Karyawan Departemen Produksi PT. Unitex Tbk. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 81: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Singarimbun, M dan Effendi S. 1995. Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta. Sinungan, M. 2005. Produktivitas : Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara, Jakarta. Suardi, R. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penerbit

PPM, Jakarta. Sugeng, A.M., dkk. 2005. Bunga Rampai Hiperkes & KK Edisi Kedua. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Umar, H. 2003. Riset Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta. Umar, H. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Page 82: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

No : KUISIONER PENELITIAN

ANALISIS HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

DENGAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Karyawan Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas Bogor)

Pengantar Kuesioner ini disusun untuk melihat dan mengetahui hubungan antara

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan produktivitas karyawan bagian pengolahan di PTPN VIII Gunung Mas Bogor.

Kuesioner ini semata-mata ditujukan untuk keperluan ilmiah dan penyelesaian

tugas akhir studi, oleh karena itu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan tidak akan berkaitan dengan penilaian kinerja Anda.

Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner

ini dengan lengkap, jujur dan sesuai dengan keadaan sebenarnya agar informasi ilmiah yang disajikan nantinya dapat dipertanggungjawabkan.

Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara, saya ucapkan terimakasih.

Nama : Trisna Lestari

NIM : H24103083 Jurusan : Manajemen FEM IPB

Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

3. Usia : 20 - 30 tahun 41 - 50 tahun

31 - 40 tahun > 50 tahun

4. Pendidikan terakhir : SD Sederajat D3

SMP Sederajat S1

SMA Sederajat

5. Masa kerja : 1 - 5 tahun 11 - 15 tahun

6 -10 tahun > 15 tahun

Page 83: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Lanjutan Lampiran 1.

Daftar Pertanyaan

Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap paling sesuai.

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

CS : Cukup Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Pelatihan Keselamatan

No. Pernyataan SS S CS TS STS 1 Perusahaan mengadakan pelatihan khusus

untuk ahli K3 dan manajer

2 Perusahaan memberikan pelatihan penggunaan alat-alat keselamatan kerja

3 Perusahaan memberikan pelatihan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran

4 Anda merasakan manfaat dari pelatihan yang diadakan perusahaan

5 Pelatihan memberikan banyak informasi tentang pekerjaan anda

Publikasi Keselamatan Kerja

No Pernyataan SS S CS TS STS 6 Pemasangan tanda peringatan di tempat

yang berpotensi bahaya

7 Di lingkungan perusahaan terdapat pesan-pesan tentang keselamatan kerja

8 Perusahaan memberikan informasi tentang tingkat bahaya pekerjaan

9 Atasan anda memberikan contoh yang baik tentang cara-cara bekerja yang aman dan sehat

Page 84: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Lanjutan Lampiran 1. Kontrol Lingkungan Kerja

No. Pernyataan SS S CS TS STS10 Perusahaan menyediakan alat pelindung

diri untuk bekerja

11 Suhu ruangan di tempat kerja anda cukup baik

12 Penerangan di tempat kerja anda cukup memuaskan

13 Ruangan tempat kerja anda cukup bersih

14 Perlengkapan keamanan dan keselamatan kerja tersedia di lingkungan kerja anda

15 Perusahaan mempunyai fasilitas P3K di tempat kerja

Pengawasan dan Disiplin No Pernyataan SS S CS TS STS 16 Sebelum peralatan kerja dan mesin-mesin

digunakan dilakukan pengecekan terlebih dahulu

17 Perusahaan melakukan pengecekan alat-alat keselamatan kerja secara rutin

18 Perusahaan mewajibkan penggunaan alat pelindung diri (APD) saat bekerja

19 Perusahaan memberikan pengawasan terhadap bahan-bahan beracun dan berbahaya

20 Perusahaan mengadakan pemeriksaan kesehatan karyawan secara rutin

21 Perusahaan mempunyai peraturan-peraturan keselamatan kerja

Peningkatan Kesadaran K3 No. Pernyataan SS S CS TS STS 22 Perusahaan memberikan perhatian yang

besar terhadap masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

23 Perusahaan menempatkan K3 sebagai prioritas utama dalam bekerja

24 Perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja anda

25 Penggunaan alat pelindung diri saat bekerja di tempat yang berbahaya

26 Perusahaan menginginkan masukan-masukan dari anda terkait dengan masalah K3

27 Perusahaan menginginkan anda ikut aktif dalam penerapan program K3

Page 85: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Lanjutan Lampiran 1.

Produktivitas Kerja Karyawan

No. Pernyataan SS S CS TS STS28 Anda sangat menyukai pekerjaan ini dan

berusaha untuk bekerja dengan sungguh-sungguh.

29 Anda bersedia mematuhi peraturan kerja 30 Anda selalu mengikuti kegiatan-kegiatan

yang diadakan perusahaan.

31 Anda selalu datang ke tempat kerja tepat waktu dan dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

32 Anda dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik

33 Pemberian tanda peringatan dan tanda bahaya di tempat kerja membuat anda berhati-hati dalam bekerja.

34 Lingkungan kerja yang sehat dan aman akan meningkatkan semangat kerja.

35 Perusahaan memberikan gaji yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan karyawan.

36 Perusahaan memberikan bonus kepada karyawan yang berprestasi.

37 Perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.

38 Perusahaan memberikan asuransi kecelakaan dan asuransi kesehatan bagi karyawan.

39 Anda mampu bekerjasama dengan orang lain.

40 Anda selalu bertanya dan meminta bantuan kepada teman apabila mengalami kesulitan dalam bekerja.

Page 86: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Lampiran 2. Struktur Organisasi PTPN VIII Gunung Mas.

Administratur

Sinder Kepala Sinder TUK Sinder Pabrik Sinder Teknik Sinder Wisata Agro

Sinder Afdeling Asisten Sinder TUK Asisten Sinder Pabrik

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18 19

20

21

22 2423

25

26

27

28

29

30

31

32 36

37

33

34

35

38

39

40

41

42 43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

5556

Page 87: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Lanjutan Lampiran 2. Keterangan Gambar : 1. Mandor besar (mabes) Panen. 29. Mandor Layuan. 2. Mandor Panen. 30. Mandor Giling. 3. Mabes Rawat. 31. Mandor Pengeringan. 4. Mandor Pestisida 32. Mabes Kering. 5. Mandor Penyiangan. 33. Mandor Sortasi. 6. Mandor Pangkas. 34. Mandor Ngepak. 7. Pelaksana. 35. Pelaksana 8. JTU Kepala. 36. JTU Kepala. 9. JTU Timbang. 37. Pembantu JTU. 10. Petugas Kesehatan. 38. Mabes Bengkel Umum. 11. JTU Kesehatan. 39. Mandor Bengkel Umum. 12. Petugas Umum. 40. Mandor Listrik. 13. JTU Sekretaris. 41. Mabes Bangunan. 14. JTU Personalia. 42. Mandor Bangunan. 15. Satpam. 43. Mandor Jalan. 16. Petugas Tanaman. 44. Pelaksana. 17. JTU Tanaman. 45. JTU Kepala. 18. Petugas Kas. 46. Pembantu JTU. 19. Petugas Gudang. 47. JTU Kepala. 20. Pelayan Gudang. 48. Pembantu JTU. 21. Petugas Tarin. 49. Retribusi. 22. JTU TUP. 50. Koordinator Wisata Agro. 23. JTU Tarin. 51. Pengawas Wisma Bungalow. 24. Operator. 52. Pengawas tea corner. 25. Mabes Tea Bag. 53. Pengawas PD. 26. Mandor Tea bag. 54. Pengawas Operasional. 27. Mabes Basah. 55. Pengawas cleaning service. 28. Mandor Meber. 56. Pelaksana.

Page 88: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Lampiran 3 Diagram Proses Pengolahan Teh Hitam CTC

Waktu (jam) Simbol Diagram Deskripsi Proses

1-2

Penerimaan pucuk segar

10-24

Pembeberan

10-24

Pelayuan

1

Analisa petik dan

analisa pucuk

2-3

Penggilingan dan fermentasi

13’-18’

Pengeringan

1-2

Sortasi

2

Pengepakan

22,33 - 34,58 8 5 8 1 1 TOTAL

Keterangan : = Operasi = Transportasi = Inspeksi = Menunggu = Penyimpanan

Page 89: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Lampiran 4. Penerapan K3 di PTPN VIII Gunung Mas

A. Gambar Alat Pelindung Diri (APD)

APD Karyawan Bagian Proses APD Karyawan Bagian Kebersihan

B. Gambar Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

APAR Tombol Bahaya Kotak P3K

C. Klinik Kesehatan

Unit Kesehatan Kerja (UKK)

Page 90: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Lanjutan Lampiran 4.

D. Tanda-tanda Peringatan, Larangan dan Pesan-pesan Keselamatan Kerja

E. Alat Pengatur Suhu, Tempat Sampah dan Wastafel

Page 91: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Lampiran 5. Uji Validitas Kuisioner

ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

No. rhitung rtabel (α = 5%; n=30) Keterangan

1. 0,737 0,361 Valid

2. 0,732 0,361 Valid

3. 0,780 0,361 Valid

4. 0,819 0,361 Valid

5. 0,795 0,361 Valid

6. 0,777 0,361 Valid

7. 0,808 0,361 Valid

8 0,809 0,361 Valid

9. 0,820 0,361 Valid

10. 0,715 0,361 Valid

11. 0,747 0,361 Valid

12. 0,608 0,361 Valid

13. 0,717 0,361 Valid

14. 0,786 0,361 Valid

15. 0,792 0,361 Valid

16. 0,416 0,361 Valid

17. 0,716 0,361 Valid

18. 0,713 0,361 Valid

19. 0,622 0,361 Valid

20. 0,756 0,361 Valid

21. 0,676 0,361 Valid

22. 0,692 0,361 Valid

23. 0,726 0,361 Valid

24. 0,839 0,361 Valid

25. 0,691 0,361 Valid

26. 0,689 0,361 Valid

27. 0,656 0,361 Valid

Page 92: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Lanjutan Lampiran 5.

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

No. rhitung rtabel (α = 5%; n=30) Keterangan

1. 0,454 0,361 Valid

2. 0,433 0,361 Valid

3. 0,394 0,361 Valid

4. 0,447 0,361 Valid

5. 0,418 0,361 Valid

6. 0,416 0,361 Valid

7. 0,433 0,361 Valid

8 0,395 0,361 Valid

9. 0,397 0,361 Valid

10. 0,418 0,361 Valid

11. 0,694 0,361 Valid

12. 0,535 0,361 Valid

13. 0,465 0,361 Valid

Page 93: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Lampiran 6. Uji Reliabilitas Kuisioner

ASPEK K3 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items .960 .962 27

Item Statistics Mean Std. Deviation N K3_1 3.83 .913 30K3_2 3.83 .874 30K3_3 4.33 .758 30K3_4 4.30 .702 30K3_5 4.27 .868 30K3_6 3.83 .874 30K3_7 4.33 .758 30K3_8 4.30 .702 30K3_9 4.27 .868 30K3_10 4.17 .747 30K3_11 3.83 .913 30K3_12 3.90 .803 30K3_13 4.33 .758 30K3_14 4.30 .702 30K3_15 4.27 .868 30K3_16 4.27 .868 30K3_17 4.20 .887 30K3_18 3.73 .944 30K3_19 3.67 .711 30K3_20 4.00 .947 30K3_21 4.20 .610 30K3_22 4.33 .758 30K3_23 4.30 .702 30K3_24 4.27 .868 30K3_25 4.13 .900 30K3_26 3.73 .944 30K3_27 3.73 .785 30

Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items

110.67 242.506 15.573 27 Alpha = 0,960

Kesimpulan α > 0,80-1,00 (Sangat Reliabel)

Page 94: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Lanjutan Lampiran 6.

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items .880 .882 13

Item Statistics Mean Std. Deviation N P1 4.17 .747 30P2 3.83 .913 30P3 3.90 .803 30P4 4.33 .758 30P5 4.30 .702 30P6 4.27 .868 30P7 4.20 .887 30P8 3.73 .944 30P9 3.67 .711 30P10 4.00 .947 30P11 4.20 .610 30P12 4.17 .592 30P13 3.47 .681 30

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 52.23 43.357 6.585 13

Alpha = 0,880

Kesimpulan α > 0,80 – 1,00 (Sangat Reliabel)

Page 95: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Lampiran 7. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman

Hubungan K3 dengan Produktivitas Kerja

Correlations

1.000 .743**. .000

75 75.743** 1.000.000 .

75 75

Correlation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)N

K3

PRODUKTIVITAS

Spearman's rhoK3

PRODUKTIVITAS

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Hubungan Pelatihan Keselamatan dengan Produktivitas Kerja

Correlations

1.000 .668**. .000

75 75.668** 1.000.000 .

75 75

Correlation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)N

PELATIHAN

PRODUKTIVITAS

Spearman's rhoPELATIHAN

PRODUKTIVITAS

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Hubungan Publikasi Keselamatan Kerja dengan Produktivitas Kerja

Correlations

1.000 .639**. .000

75 75.639** 1.000.000 .

75 75

Correlation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)N

PKK

PRODUKTIVITAS

Spearman's rhoPKK

PRODUKTIVITAS

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Page 96: Analisis Hubungan k3 Dg Produktifitas Karyawan

Lanjutan Lampiran 7.

Hubungan Kontrol Lingkungan Kerja dengan Produktivitas Kerja

Correlations

1.000 .732**. .000

75 75.732** 1.000.000 .

75 75

Correlation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)N

KLK

PRODUKTIVITAS

Spearman's rhoKLK

PRODUKTIVITAS

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Hubungan Pengawasan dan Disiplin dengan Produktivitas Kerja

Correlations

1.000 .775**. .000

75 75.775** 1.000.000 .

75 75

Correlation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)N

PD

PRODUKTIVITAS

Spearman's rhoPD

PRODUKTIVITAS

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Hubungan Peningkatan Kesadaran K3 dengan Produktivitas Kerja

Correlations

1.000 .744**. .000

75 75.744** 1.000.000 .

75 75

Correlation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)N

PKK3

PRODUKTIVITAS

Spearman's rhoPKK3

PRODUKTIVITAS

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.