bab i kepatuhan diit
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tekanan darah mencerminkan resistensi yang dihasilkan setiap saat jantung
berdenyut dan mengirimkan aliran darah melalui arteri. Catatan tertinggi
tekanan yang di timbulkan oleh kontraksi ini disebut tekanan sistolik (angka
pertama dalam catatan tekanan darah). Antar denyut jantung istirahat dan
tekanan darah turun. Sedangkan catatan paling rendah disebut
tekanan diastolik (angka kedua dalam catatan tekanan darah). Catatan
tekanan darah yang normal bagi orang dewasa adalah 120 untuk sistolik dan
80 pada diastolik (Lovastatin, 2006).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik/diastoliknya
melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg), dimana rentang tekanan
darah normal bagi orang dewasa adalah 120/80 mmHg (Joint National
Conference dan World Health Organization, 2008).
Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yang cukup
banyak mengganggu kesehatan masyarakat. Hipertensi dapat
diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu Hipertensi Primer atau esensial yang
penyebabnya tidak diketahui dan Hipertensi Sekunder yang dapat
disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung
gangguan anak ginjal, dan lain-lain. Tercatat 90% dari seluruh penderita
hipertensi masuk kategori hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya
belum diketahui. Sisa 10% adalah penderita hipertensi sekunder yang
disebabkan penyakit ginjal, endokrin, jantung, gangguan anak ginjal, dan
sebagainya. Hipertensi seringkali tidak menunjukkan gejala, sementara
tekanan darah yang terus menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini
yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat
dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa kedokter.
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma,
gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal (Sudarsono,2003).
Di dunia, hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita
tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis
serius yang bisa merusak organ tubuh. Setiap tahun darah tinggi menjadi
penyebab 1 dari setiap 7 kematian (7 juta per tahun) disamping
menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak dan ginjal (Irfan arief,2007). Di
Amerika Serikat, 20% dari populasinya menderita hipertensi dan tiap
tahunnya ada dua juta penderita hipertensi baru. Sementara WHO mencatat,
dari 50% penderita hipertensi yang terdeteksi, hanya 25% mendapat
pengobatan dan 12,5% bisa diobati dengan baik (http// www.Inilah.com,
2009).
Penyakit hipertensi merupakan salah satu penyakit paling mematikan di
dunia. Bahkan diprediksi akan meningkat jadi 1,6 milyar orang menjelang
tahun 2025. Keberadaan penyakit hipertensi seringkali tidak disadari oleh si
penderita sehingga ia dikenal juga sebagai the silent killer. Yang lebih
memprihatinkan, pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai
penyakit ini masih sangat rendah sehingga penanganan /pengobatannya
seringkali dilakukan dengan cara yang tidak tepat atau tidak memadai
(Wanda Harahap (2008) dalam http// www.id. Novartis.com).
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, kematian
akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar 26,3%.
Sedangkan data kematian di rumah sakit tahun 2005 sebesar 16,7%. Faktor
resiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah adalah hipertensi, di
samping hiperkolesterolemia dan diabetes melitus
(http://www.depkes.go.id, 2008)
Hipertensi adalah faktor risiko utama penyakit-penyakit kardiovaskular yang
merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data penelitian
Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2003 menunjukkan
hipertensi dan penyakit kardiovaskular masih cukup tinggi dan bahkan
cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari perilaku
hidup bersih dan sehat, mahalnya biaya pengobatan hipertensi, disertai
kurangnya sarana dan prasarana penanggulangan hipertensi
(http://www.depkes.go.id, 2008).
Menurut Data Riskesdas (2007) juga disebutkan prevalensi hipertensi di
Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular
lebih banyak pada perempuan (52%) dibandingkan laki-laki (48%)
(http://www.depkes.go.id, 2008).
Hipertensi dapat diperparah dengan pola makan makanan yang
mengandung lemak, protein, dan garam tinggi tetapi rendah serat pangan
(dietary fiber), membawa konsekuensi terhadap berkembangnya penyakit
degeneratif (jantung, DM, kanker, dan osteoporosis). Hipertensi dapat
dikendalikan dengan pengaturan menu bagi pederita Hipertensi dapat
dilakukan dengan empat cara. Cara pertama adalah diet rendah garam, yang
terdiri dari diet ringan (konsumsi garam 3,75-7,5 gram per hari), menengah
(1,25-3,75 gram per hari), dan berat (kurang dari 1,25 gram per hari). Cara
kedua, diet rendah kolesterol dan lemak terbatas. Cara ketiga, diet tinggi
serat dan cara keempat dengan diet rendah energi (Astawan, 2005).
Untuk mengendalikan hipertensi, diperlukan kepatuhan diet dari penderita
hipertensi. Menurut Sackett (1976) dalam Niven (2000), kepatuhan adalah
kesadaran seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan. Pada penderita hipertensi diperlukan
kepatuhan menjalankan diet agar dapat mengendalikan hipertensi. Diet
yang diberikan untuk penderita hipertensi adalah diet rendah garam dan
mengurangi makanan yang mengandung kolesterol.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi ZZZ tahun 2007 di dapatkan
data sepuluh besar penyakit di provinsi ZZZ hipertensi termasuk penyakit
terbanyak di Provinsi ZZZ dan menduduki peringkat ke 10 setelah penyakit
keracunan makanan. Dengan jumlah 8.315 kasus (5,49%). Sedangkan data
10 besar penyakit yang ada di puskesmas penyakit hipertensi menduduki
peringkat ke 3 setelah penyakit diare dengan jumlah 52.147 kasus (9,87 %).
Berdasarkan data yang diperoleh dari ruang poli jantung Rumah Sakit Umum
Daerah ZZZ (RSZZZ) Provinsi ZZZ tahun 2007 sebanyak 14843 orang,
sedangkan jumlah pasien hipertensi sebanyak 3696 orang (24,90 %), dengan
pembagian hipertensi esensial sebanyak 1839 kasus (49,75 %), dan
hipertensi sekunder 1857 kasus (50,25 %), dengan pasien baru 832 orang
(22,51 %), dan pasien lama atau kunjungan ulang 2864 orang (77,49 %).
Bedasarkan laporan rekam medik RSZZZ penyakit hipertensi merupakan
penyakit peringkat pertama di ruang poli jantung.
Berdasarkan laporan rekam medik yang diperoleh pada tahun 2008 jumlah
pasien di ruang poli jantung Rumah Sakit Umum Daerah ZZZ (RSZZZ)
Provinsi ZZZ sebanyak 8.707 orang, dengan pembagian hipertensi sekunder
sebanyak 2.081 kasus (23,90 %), hipertensi esensial 1.861 kasus (21,37 %),
jantung dengan hipertensi (15,7 %), Angina pektoris stabil 1.367 kasus
(15,70 %), Regurgitas mitral 731 kasus (8.39 %), Ginjal dengan hipertensi
542 kasus (6,22 %), Aritmia 422 kasus (4,85 %), jantung dengan komplikasi
409 kasus (4,69 %), ASD 398 kasus (4,57 %), MS 389 kasus (4,46
%).Berdasarkan laporan rekam medik RSZZZ penyakit hipertensi merupakan
penyakit peringkat pertama di poli jantung tahun 2008.
Berdasarkan presurvey yang peneliti lakukan di Poli Jantung Rumah Sakit
Umum Daerah ZZZ (RSZZZ) pada 3 april 2009, didapatkan data bahwa
terdapat 10(100 %) pasien yang sedang berobat karena hipertensi. Dari
jumlah tersebut didapatkan hasil lima orang (50%) berjenis kelamin laki-laki,
lima orang (50%) berjenis kelamin perempuan, enam orang (60%) berusia
50-60 tahun, empat orang (40%) berusia lebih dari 60 tahun. Tujuh orang
(70%) berpengetahuan kurang baik tentang diet hipertensi dan masih
mengkonsumsi makanan yang asin, tiga orang (30%) berpengetahuan baik
tentang diet hipertensi dan sudah mengurangi makanan yang asin.
Berdasarkan fenomena tersebut diatas peneliti tertarik untuk mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan penderita hipertensi dengan kepatuhan diet
hipertensi di Poli Jantung RSUD Dr. H. ZZZ tahun 2009.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah:
1.2.1 Di dunia, hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita
tekanan darah tinggi.
1.2.2 Di Amerika Serikat, 20% dari populasinya menderita hipertensi dan tiap
tahunnya ada dua juta penderita hipertensi baru. Sementara WHO mencatat,
dari 50% penderita hipertensi yang terdeteksi, hanya 25% mendapat
pengobatan dan 12,5% bisa diobati dengan baik (http// www.Inilah.com,
2009).
1.2.3 Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001,
kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar
26,3%. Sedangkan data kematian di rumah sakit tahun 2005 sebesar 16,7%.
Faktor resiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah adalah hipetensi,
di samping hiperkolesterollemia dan diabetes melitus
(http://www.depkes.go.id, 2008).
1.2.4 Menurut Data Riskesdas (2007) juga disebutkan prevalensi hipertensi di
Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular
lebih banyak pada perempuan (52%) dibandingkan laki-laki (48%)
(http://www.depkes.go.id, 2008).
1.2.5 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi ZZZ tahun 2007 di
dapatkan data sepuluh besar penyakit di provinsi ZZZ hipertensi termasuk
penyakit terbanyak di Provinsi ZZZ dan menduduki peringkat ke 10 setelah
penyakit keracunan makanan. Dengan jumlah 8.315 kasus (5,49%).
Sedangkan data 10 besar penyakit yang ada di puskesmas penyakit
hipertensi menduduki peringkat ke 3 setelah penyakit diare dengan jumlah
52.147 kasus (9,87 %). Berdasarkan data yang diperoleh dari ruang poli
jantung Rumah Sakit Umum Daerah ZZZ (RSZZZ) Provinsi ZZZ tahun 2007
sebanyak 14843 orang, sedangkan jumlah pasien hipertensi sebanyak 3696
orang (24,90 %), dengan pembagian hipertensi esensial sebanyak 1839
kasus (49,75 %), dan hipertensi sekunder 1857 kasus (50,25 %), dengan
pasien baru 832 orang (22,51 %), dan pasien lama atau kunjungan ulang
2864 orang (77,49 %). Bedasarkan laporan rekam medik RSZZZ penyakit
hipertensi merupakan penyakit peringkat pertama di ruang poli jantung.
1.2.6 Berdasarkan laporan rekam medik yang diperoleh pada tahun 2008
jumlah pasien di ruang poli jantung Rumah Sakit Umum Daerah ZZZ (RSZZZ)
Provinsi ZZZ sebanyak 8.707 orang, dengan pembagian hipertensi sekunder
sebanyak 2.081 kasus (23,90 %), hipertensi esensial 1.861 kasus (21,37 %),
jantung dengan hipertensi (15,7 %), Angina pektoris stabil 1.367 kasus
(15,70 %), Regurgitas mitral 731 kasus (8.39 %), Ginjal dengan hipertensi
542 kasus (6,22 %), Aritmia 422 kasus (4,85 %), jantung dengan komplikasi
409 kasus (4,69 %), ASD 398 kasus (4,57 %), MS 389 kasus (4,46
%).Berdasarkan laporan rekam medik RSZZZ penyakit hipertensi merupakan
penyakit peringkat pertama di poli jantung tahun 2008.
1.2.7 Berdasarkan presurvey yang peneliti lakukan di Poli Jantung Rumah Sakit
Umum Daerah ZZZ (RSZZZ) pada 3 april 2009, didapatkan data bahwa
terdapat 10(100 %) pasien yang sedang berobat karena hipertensi. Dari
jumlah tersebut didapatkan hasil lima orang (50%) berjenis kelamin laki-laki,
lima orang (50%) berjenis kelamin perempuan, enam orang (60%) berusia
50-60 tahun, empat orang (40%) berusia lebih dari 60 tahun. Tujuh orang
(70%) berpengetahuan kurang baik tentang diet hipertensi dan masih
mengkonsumsi makanan yang asin, tiga orang (30%) berpengetahuan baik
tentang diet hipertensi dan sudah mengurangi makanan yang asin.
1.3 Perumusan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan bahwa permasalahnya
penelitiannya yaitu bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan
pasien hipertensi dengan kepatuhan diet hipertensi di Poli Jantung RSUD Dr.
H. ZZZ Tahun 2009.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara Tingkat pengetahuan pasien Hipertensi
dengan Kepatuhan Diet Hipertensi di Poli Jantung RSUD Dr. H. ZZZ Tahun
2009.
1.4.2 Tujuan Khusus
1.4.2.1 Mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi tentang diet hipertensi
di Poli Jantung RSUD Dr. H. ZZZ Tahun 2009.
1.4.2.2 Mengetahui kepatuhan pasien hipertensi terhadap diet hipertensi di Poli
Jantung RSUD Dr. H. ZZZ Tahun 2009.
1.4.2.3 Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan pasien hipertensi
dengan kepatuhan diet hipertensi di Poli Jantung RSUD Dr. H. ZZZ Tahun
2009.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi RSZZZ
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh institusi pelayanan
kesehatan sebagai bahan masukan dalam melakukan promosi kesehatan
tentang gaya hidup sehat bagi penderita Hipertensi maupun bagi
masyarakat sehat.
1.5.2 Bagi Institusi Poltekkes Depkes Prodi Keperawatan
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mendukung penelitian-
penelitian yang sudah pernah dilakukan dalam lingkup gaya hidup yang
hubungannya dengan hipertensi dan diharapkan dapat menambah khasanah
Ilmu Keperawatan yang selalu berkembang.
1.5.3 Manfaat Bagi Peneliti
Peneliti dapat lebih memahami bagaimana hubungan antara Tingkat
pengetahuan pasien hipertensi dengan kepatuhan diet hipertensi, sekaligus
sebagai aplikasi mata kuliah Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Metodologi
Riset.