bab i hakikat manusia dan pengembangannya

6
BAB I HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA A.Sifat Hakikat Manusia 1. Pengertian Sifat Hakikat Manusia Sifat hakikat manusia diartikan sebagai cirri-ciri karakteristik, yang secara prinsipil (jadi bukan hanya gradual) membedakan manusia dari hewan. Meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama jika dilihat dari segi biologisnya.

Upload: koen

Post on 23-Feb-2016

337 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB I HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA. Sifat Hakikat Manusia - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA

BAB IHAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA

A. Sifat Hakikat Manusia

1. Pengertian Sifat Hakikat ManusiaSifat hakikat manusia diartikan sebagai cirri-ciri karakteristik, yang secara prinsipil (jadi bukan hanya gradual) membedakan manusia dari hewan. Meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama jika dilihat dari segi biologisnya.

Page 2: BAB I HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA

2. Wujud Sifat Hakikat Manusia

• a. Kemampuan menyadari diri;

b. Kemampuan bereksistensi;

c. Pemilikan kata hati;

d. Moral;

e. Kemampuan bertanggung jawab;

f. Rasa kebebasan (kemerdekaan);

g. Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak;

h. Kemampuan menghayati kebahagiaan.

Page 3: BAB I HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA

B. Dimensi- Dimensi Hakikat Manusia serta Potensi, Keunikan,dan Dinamikanya

• 1. Dimensi KeindividualanLysen mengartikan individu sebagai “orang-seorang”,sesuatu yang merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide).Selanjutnya individu diartikan sebagai pribadi. (Lysen, Individu dan Masyrakat: 4.) Setiap anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain, atau menjadi (seperti) dirinya sendiri.2. Dimensi KesosialanSetiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas. Demikian kata M.J Langeveld (M.J.Langeveld,1955:54).Pernyataan tersebut diartikan bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul. Artinya setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakikatnya didalamnya terkandung unsur saling memberi dan menerima.

Page 4: BAB I HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA

• 3. Dimensi KesusilaanSusila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi .Akan tetapi, di dalam kehidupan bermasyrakat orang tidak cukup hanya berbuat yang pantas jika di dalam yang pantas atausopan itu misalnya terkandung kejahatan terselubung. Karena itu maka pengertiaan susila berkembang sehingga memiliki perluasan arti menjadi kebaikan yang lebih.

• 4. Dimensi KeberagamaanPada hakikatnya manusia makhluk religius. Sejak dahulu kala, sebelum mengenal agama mereka telah percaya bahwa diluar alam yang dapat dijangkau dengan perantaraan alat indranya, diyakini akan adanya kekuatan supranatural yang menguasai hidup alam semesta ini.

Page 5: BAB I HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA

C . Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia• 1.Pengembangan yang Utuh

Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua factor, yaitu

kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas pendidikan yang

disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya.

• 2. Pengembangan yang Tidak Utuh

Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di dalam proses

pengembangan ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangani, misalnya

dimensi kesosialan didominasi oleh pengembangan dimensi keindivualan ataupun domain

afektif didominasi oleh pengembangan domain kognitif. Demikian pula secara vertikal ada

domain tingkah laku yang terabaikan penanganannya.

•  

Page 6: BAB I HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA

D. Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya

• Sosok manusia Indonesia seutuhnya telah dirumuskan di didalam GBHN mengenai arah pembangunan jangka panjang. Dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyrakat Indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah, seperti pangan,sandang,perumahan,kesehatan,ataupun kepuasaan batiniah seperti pendidikan,rasa aman,bebas mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab, atau rasa keadilan,melainkan keselarasan,keserasian,dan keseimbangan antara keduanya. Selanjutnya juga diartikan sebgai keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa-bangsa,dan juga keselarasan antara cita-cita hidup di dunia dengan kebahagiaan di akhirat.