bab i gerontik

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa pelayanan yang diberikan kepada individu, keluarga ataupun masyarakat haruslah baik (bersifat etis) dan benar (berdasarkan ilmu dan hukum yang berlaku). Hukum yang mengatur praktik keperawatan telah tersedia dengan lengkap, baik dalam bentuk undang-undang kesehatan, maupun surat keputusan Menkes tentang praktik keperawatan. Dengan demikian melakukan praktik keperawatan bagi perawat di Indonesia adalah merupakan hak sekaligus kewajiban profesi untuk mencapai visi Indonesia sehat tahun 2010. Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat sebenarnya tidak harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung puskesmas tetapi dapat juga dilaksanakan dimasyarakat maupun dirumah pasien. Pelayanan keperawatan yang dilkukan dirumah pasien disebut Home Care. Di dalam makalah yang sederhana ini, kami akan memberikan deskripsi/gambaran tentang konsep dasar Home Care dalam keperawatan yang meliputi : 1

Upload: bayu-interisti

Post on 24-Jun-2015

839 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Gerontik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa

pelayanan yang diberikan kepada individu, keluarga ataupun masyarakat

haruslah baik (bersifat etis) dan benar (berdasarkan ilmu dan hukum yang

berlaku). Hukum yang mengatur praktik keperawatan telah tersedia dengan

lengkap, baik dalam bentuk undang-undang kesehatan, maupun surat

keputusan Menkes tentang praktik keperawatan. Dengan demikian

melakukan praktik keperawatan bagi perawat di Indonesia adalah

merupakan hak sekaligus kewajiban profesi untuk mencapai visi Indonesia

sehat tahun 2010.

Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat

sebenarnya tidak harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung

puskesmas tetapi dapat juga dilaksanakan dimasyarakat maupun dirumah

pasien. Pelayanan keperawatan yang dilkukan dirumah pasien disebut Home

Care.

Di dalam makalah yang sederhana ini, kami akan memberikan

deskripsi/gambaran tentang konsep dasar Home Care dalam keperawatan

yang meliputi : pengertian, sejarah perkembangan Home Care di luar dan

dalam negeri, alasan mengapa Home Care perlu dikembangkan, dan

bagaimana penyelenggaraan Home Care yang baik.

1.2 Tujuan

1.2.1 Untuk mengetahui lebih detail mengenai Home Care dan Hospice

Care.

1.2.2 Untuk mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada pasien

home care dan hospice care.

1.2.3 Untuk mengetahui prospek masa depan keperewatan home care dan

hospice care.

1

Page 2: Bab i Gerontik

1.3 Manfaat

1.3.1 Agar pembaca mengetahui secara detail mengenai Home Care dan

Hospice Care

1.3.2 Agar pembaca mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada

pasien home care dan hospice care.

1.3.3 Agar Pembaca mengetahui prospek masa depan keperewatan home

care dan hospice care.

2

Page 3: Bab i Gerontik

BAB I

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Istilah Home Care atau Perawatan di Rumah merupakan salah satu

bentuk pemberian Asuhan Keperawatan yang dilaksanakan di rumah oleh

tenaga kesehatan profesional. Di Amerika bentuk pelayanan ini diberikan

secara informal oleh perawat, caregiver atau voluntary. Biasanya istilah home

care dicampur adukkan dengan isitlah non medical care atau custodial care

yang merupakan perawatan yang diberikan bukan oleh perawat, dokter atau

tenaga medis lainnya yang berwenang. Namun apapun istilahnya bentuknya

sama yaitu pemberian pelayanan kesehatan di rumah klien sendiri.

Ada pendapat lain yang mendefinisikan Home Care sebagai bentuk

Asuhan Keperawatan Profesional yang diberikan secara profesional pada

individu dan atau keluarga yang disebabkan oleh keterbatasannya dalam

mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya secara mandiri. 

Disebut Pelayanan Profesional karena pelayanan ini di dasarkan pada

evidence based bukan semata atas dasar pertimbangan situasional. Asuhan

Keperawatan berdsarkan evidence based akan mengarahkan bentuk pelayanan

keperawatan yang diberikan pada peningkatan derajat kesehatan.

Hospice Care adalah pelayanan perawatan untuk meringankan

penyakit lanjutan atau penyakit terminal dari klien di rumah sakit dan

kemudian melanjutkan pelayanan perawatan di rumah dibawah pengawasan

Medicare. Pelayanan hospice tersebut mempertimbangkan kebutuhan khusus

dari klien dengan penyakit terminal atau yang akan meninggal dunia, sehingga

klien memiliki kesempatan untuk meninggal di rumah sesuai dengan keinginan

mereka dengan dukungan keluarga sepenuhnya.

Hospice home care adalah perawatan pasien terminal yang dilakukan

di rumah setelah dilakukan perawatan di rumah sakit, dimana pengobatan

sudah tidak perlu dilakukan lagi. Bidang garapnya meliputi aspek bio-psiko-

sosio-spiritual yang bertujuan dalam memberikan dukungan fisik dan psikis,

3

Page 4: Bab i Gerontik

dukungan moral bagi pasien dan keluarganya, dan juga memberikan pelatihan

perawatan praktis. Di Indonesia, metode perawatan ini di bawah pengelolaan

Yayasan Kanker Indonesia. Sedangkan di beberapa rumah sakit yang lain

program ini sudah dikembangkan, namun belum dilakukan secara legal.

2.2 Sejarah Perkembangan Home Care dan Hospice Care

Di Amerika, Home Care (HC) yang terorganisasikan dimulai sejak

sekitar tahun 1880-an, dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit

infeksi dengan angka kematian yang tinggi. Meskipun pada saat itu telah

banyak didirikan rumah sakit modern, namun pemanfaatannya masih sangat

rendah, hal ini dikarenakan masyarakat lebih menyukai perawatan dirumah.

Kondisi ini berkembang secara professional, sehingga pada tahun 1900

terdapat 12.000 perawat terlatih di seluruh USA (Visiting Nurses / VN ;

memberikan asuhan keperawatan dirumah pada keluarga miskin, Public

Health Nurses, melakukan upaya promosi dan prevensi untuk melindungi

kesehatan masyarakat, serta Perawat Praktik Mandiri yang melakukan

asuhan keperawatan pasien dirumah sesuai kebutuhannya). (Lerman D. &

Eric B.L, 1993).

Home Care berkembang secara professional selama pertengahan

abad 19, dengan mulai berkembangnya District Nursing, yang pada awalnya

dimulai oleh para Biarawati yang merawat orang miskin yang sakit dirumah.

Kemudian merek mulai melatih wanita dari kalangan menengah ke bawah

untuk merawat orang miskin yang sakit, dibawah pengawasan Biarawati

tersebut (Walliamson, 1996 dalam Lawwton, Cantrell & Harris, 2000).

Kondisi ini terus berkembang sehingga pada tahun 1992 ditetapkan peran

District Nurse (DN) adalah :

a. Merawat orang sakit dirumah, sampai klien mampu mandiri

b. Merawat orang sakaratul maut dirumah agar meninggal dengan nyaman

dan damai

c. Mengajarkan ketrampilan keperawatan dasar kepada klien dan keluarga,

agar dapat digunakan pada saat kunjungan perawat telah berlalu.

4

Page 5: Bab i Gerontik

Selain District Nurse (DN), muncul perawat Health Visitor (HV) yang

berperan sebagai District Nurse (DN) ditambah dengan peran lain ialah :

a. Melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga maupun

masyarakat luas dalam upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan

b. Memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.

Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan

hal yang baru, karena merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh

anggota keluarga yang dilatih dan atau oleh tenaga keperawatan melalui

kunjungan rumah secara perorangan, adalah merupakan hal biasa sejak dahulu

kala. Sebagai contoh dapat dikemukakandalam perawatan maternitas, dimana

RS Budi Kemulyaan di Jakarta yang merupakan RS pendidikan Bidan tertua di

Indonesia, sejak berdirinya sampai sekitar tahun 1975 telah melakukan

program Home Care (HC) yang disebut dengan “Partus Luar”.

Dalam layanan “Partus Luar”, bidan dan siswa bidan RS Budi

Kemulyaan melakukan pertolongan persalinan normal dirumah pasien,

kemudian diikuti dengan perawatan nifas dan neonatal oleh siswa bidan senior

(kandidat) sampai tali pusat bayi puput (lepas). Baik bidan maupun siswa bidan

yang melaksanakan tugas “Partus Luar” dan tindak lanjutnya, harus membuat

laporan tertulis kepada RS tentang kondisi ibu dan bayi serta tindakan yang

telah dilakukan.

Hospice care di Amerika Serikat mengikuti berbagai bentuk protocol.

Terdapat fasilitas hospice, rawat inap di RS, disitu pasien – pasien diarahkan

pada unit spesifik atau di rawat dengan cara ”tempat tidur tersebar”, dengan

pasien hospice menempati tempat tidur diberbagai unit. Layanan hospice rawat

jalan dan hospice dirumah sering dilakukan oleh asosiasi perawat kunjungan.

Tanpa memperhatikan lingkungan, asuhan hospice dianggap tepat jika pasien

tidak lagi berespon terhadap pengobatan, intervensi-intervensi untuk

penyembuhan sudah habis, dan kematian sudah mengancam.

Dalam banyak cara, hospice lebih dipahami sebagai sikap bukan

sebagai tempat, program atau unit. Pendekatan terhadap orang yang menjelang

ajal dilingkungan hospice dilakukan dengan cara yang positif dan

5

Page 6: Bab i Gerontik

menghasilkan pertumbuhan. Tujuannya adalah untuk berfokus pada keberanian

dan martabat pasien dari pada ketergantungan. Lahirnya perawatan hospice ini

telah menyentuh kemanusiaan dengan asuhan paliatif yang terkoordinasi dan

penuh cinta terhadap orang yang menjelang ajal dan keluarganya. Nilai yang

dapat diukur berkaitan dengan pengayaan hidup dan kehidupan pada saat

menjelang ajal.

2.3 Bentuk Pelayanan Home Care dan Hospice

Tujuan utama home care adalah memungkinkan klien mendapatkan

pelayanan kesehatan di rumah sendiri. Secara umum lingkup pelayanan

dalam perawatan kesehatan di rumah dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Pelayanan medik dan asuhan keperawatan

Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik

Pelayanan rehabilitasi medik dan keterapian fisik

Pelayanan informasi dan rujukan

Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Kesehatan

Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan

Pelayanan perbantuan untuk kegiatan sosial.

Sifat pelayanan yang diberikan dapat kombinasi antara pelayanan

kesehatan professional dan pelayanan kesehatan non professional atau

vokasional. Oleh karena itu secara jelas dapat dibedakan bentuk pelayanan

profesional atau vokasional dalam konteks home care.

Contoh Pelayanan Kesehatan Professional:

Pemeriksaan kesehatan.

Pemeriksaan status psikologis.

Perawatan Luka.

Pendidikan kesehatan.

Terapi fisik.

Terapi wicara.

Terapi Okupasi.

Manajemen nyeri.

Pendidikan kesehatan.

6

Page 7: Bab i Gerontik

Adapun Contoh Pelayanan Vokasional antara lain:

Menyiapkan makanan.

Mengingatkan jadwal minum obat.

Mencuci pakaian.

Menjaga rumah.

Belanja ke  pasar.

Jenis pelayanan hospice dapat menggunakan jasa institusi atau

rumah sakit, ataupun melalui agency perawatan kesehatan rumah ataupun

keduanya. Hal tersebut tergantung dari persetujuan klien/keluarga melalui

kesepakatan kontrak. Jika pelayanan menggunakan jasa rumah sakit sebagai

penghubung agency perawatan rumah, maka hal ini lebih efisien karena

rumah sakit memiliki kontribusi memadai untuk memenuhi kebutuhan

perawatan klien dalam kondisi penyakit terminal atau klien yang akan

meninggal dunia. Rumah sakit memiliki tim (staf) sesuai kebutuhan klien,

disamping peralatan dan fasilitas bagi klien.

Pemberi pelayanan hospice yang bekerja bagi klien/keluarga sering

berhadapan dengan stress, khususnya perawat sangat dibutuhkan

kemampuan merawat yang mandiri dalam menghadapi klien menjelang ajal.

Adapun faktor stress yang umum terjadi adalah:

Kesulitan menerima kenyataan bahwa masalah klien tidak dapat

dikontrol, Frustasi akibat banyaknya masalah pada klien yang akan

meninggal dunia, Marah akibat subjektivitas kemauan dan harapan keluarga

yang tinggi, Kesulitan menyusun batas keterlibatan dengan klien dan

keluarganya.

2.4 Manfaat Home Care Dan Hospice

Manfaat Home Care antara lain adalah :

Bagi Klien dan Keluarga

o Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya

rawat inap yang makin mahal, karena dapat mengurangi biaya

akomodasi pasien, transportasi dan konsumsi keluarga

7

Page 8: Bab i Gerontik

o Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada

saat anggoa keluarga ada yang sakit

o Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri

o Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas

merawat orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh

karena itu kehadiran perawat untuk menggantikannya

Bagi Perawat

o Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan

lingkungan yang tetap sama

o Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga

pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan

kondisi rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat akan

meningkat.

Berbagai alasan tersebut membuat program layanan Home Care

(HC) mulai diminati baik oleh pihak klien dan keluarganya, oleh perawat

maupun pihak rumah sakit.

Manfaat Hospice care antara lain membantu klien dan keluarga

memelihara kondisi kesehatan dan kesejahteraan klien, Meringankan rasa

sakit dan memfasilitasi rasa nyaman klien, Mempersiapkan klien dan

keluarga untuk menghadapi kondisi penyakit.

2.5 Standar Praktik Home Health Nursing (HHN)

Asosiasi perawat Amerika (1999) telah menetapkan lingkungan

dan standar Home Health Nursing yang meliputi standar asuhan

keperawatan dan standar kinerja professional (Allender & Spradley, 2001)

Standard Asuhan Keperawatan

o Standard I, Perawat mengumpulkan data kesehatan klien

o Standard II, Dalam menetapkan diagnosa keperawatan, perawat

melakukan analisa terhadap data yang telah terkumpul

o Standard III, Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan baik dari

klien maupun lingkungannya

8

Page 9: Bab i Gerontik

o Standard IV, Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan

dengan menetapkan intervensi yang akan dilakukan untuk mencapai

hasil yang diharapkan

o Standard V, Perawat melaksanakan rencana intervensi yang telah di

tetapkan dalam perencanaan

o Standard VI, Perawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien

yang mengarah ke pencapaian hasil yang diharapkan.

Standard Kinerja Profesional (professional performance)

o Standard I, Kualitas asuhan keperawatan, perawat melakukan evaluasi

terhadap kualitas dan efektifitas praktik keperawatan secara sistematis

o Standard II, Performance Appraisal, perawat melakukan evaluasi diri

sendiri terhadap praktik keperawatan yang dilakukannya dihubungkan

dengan standar praktik professional, hasil penelitian ilmiah dan

peraturan yang berlaku

o Standard III, Pendidikan, perawat berupaya untuk selalu

meningklatkan pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam praktik

keperawatan

o Standard IV, Kesejawatan, perawat berinteraksi dan berperan aktif

dalam pengembangan professionalism sesama perawat dan praktisi

kesehatan lainnya sebagai sejawat

o Standard V, Etika, putusan dan tindakan perawat terhadap klien

berdasarkan pada landasan etika profesi

o Standard VI, Kolaborasi, dalam melaksanakan asuhan keperawatan,

perawat berkolaborasi dengan klien, keluarga dan praktisi kesehatan

lain.

o Standard VII, Penelitian, dalam praktiknya, perawat menerapkan hasil

penelitian

o Standard VIII, Pemanfaatan sumber, perawat membantu klien atau

keluarga untuk memahami resiko, keuntungan dan biaya perencanaan

dan pelaksanaan asuhan keperawatan .

9

Page 10: Bab i Gerontik

Standar praktik keperawatan di Indonesia telah selesai disusun dan

disepakati oleh pimpinan PPNI, saat ini sedang menunggu pengesahan

dari Depkes RI.

2.6 Pasien Homecare

Umumnya pasien homecare adalah :

Penderita lanjut usia (lansia) yang tidak dirawat di Rumah Sakit tapi

masih memerlukan pelayanan kesehatan.

Bayi/Anak-anak yang berkebutuhan khusus dan memerlukan pelayanan

kesehatan khusus untuk tumbuh kembang mereka. Contoh: penderita

Autis, Down Syndrome, ADD/ADHD (Attention Deficit Disorders/

Attention Deficit Hyperactive Disorders), keterlambatan bicara, Cerebral

Palsy (CP), dll. Bagi orangtua yang sibuk bekerja, biasanya mereka

menyerahkan perawatan anak- anaknya kepada perawat khusus/baby

sitter, ada baiknya anak juga dilatih oleh therapist khusus tumbuh

kembang (developmental therapy); spt terapi wicara, terapi okupasi, jika

perlu.

Pasien pasca rawat inap dari Rumah Sakit yang mempunyai kondisi berat

dengan nyeri kronik seperti pasien stroke, hepatitis kronis, gagal ginjal,

kanker stadium lanjut namun atas permintaan keluarga pasien itu dibawa

pulang untuk perawatan lanjut di rumah.

Pasien yang dinyatakan oleh ahli medis bahwa penyakitnya parah dan

secara medis tidak dapat disembuhkan lagi. Andaikata pasien sudah tidak

memiliki harapan untuk hidup maka Dokter biasanya menyarankan agar

pasien dirawat di rumah agar dekat dengan keluarganya. Selain itu untuk

membantu keluarga pasien untuk menekan biaya Rumah Sakit (sewa

kamar di RS, dll.) dan biaya pengobatan.

Khusus untuk perawatan pasien kronis atau penyakit yang secara

medis tidak bisa disembuhkan lagi, perawatan Homecare biasanya lebih

fokus pada penanggulangan rasa nyeri yang muncul akibat penyakit pasien.

Nyeri yang diderita ini dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup

pasien.

10

Page 11: Bab i Gerontik

Tim Homecare biasanya memberikan penyuluhan kepada anggota

keluarga pasien mengenai kondisi pasien, perawatan pasien mulai dari

menjaga kebersihan, pemberian nutrisi hingga cara menanggulangi rasa

nyeri yang terjadi pada pasien. Jadi pihak keluarga tidak panik jika pasien

mendadak mengalami rasa nyeri, mereka sudah mengetahui cara

menanggulanginya. Namun jika kondisi pasien makin memburuk dan

memerlukan tindakan medis khusus, disarankan hubungi dokter atau segera

bawa pasien ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit terdekat.

2.7 Pendirian Institusi Home Care Swasta

Institusi HC swasta dapat didirikan baik secara individu maupun

kelompok, baik untuk satu jenis layanan maupun layanan yang bervariasi.

Untuk itu diperlukan perencanaan yang berdasarkan kebutuhan pasar.

Perencanaan berdasarkan kebutuhan pasar mengharuskan kita untuk

melakukan analisa eksternal dan internal.

Analisa eksternal memperhitungkan kecenderungan kebutuhan

pasar baik jenis maupun jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah

yang penduduknya kebanyakan berusia produktif, maka sudah dapat

diperkirakan bahwa pasar membutuhkan layanan keperawatan yang

berhubungan persoalan reproduksi, bayi serta balita. Analisa eksternal juga

melihat pesaing yang ada disekitar daerah tersebut, baik dalam jumlah, jenis

maupun kondisinya.

Analisa internal, melihat pada ketersediaan sumber (alam, manusia

dan dana) baik yang actual maupun potensial. Selain ketersediaan dana juga

perlu dianalisa komitmen personil yang ada terhadap rencana pembentukan

institusi HC. Komitmen personil merupakan persyaratan mutlak yang harus

di mililki untuk mengawali suatu bisnis yang baru .

Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi HC, maka HC harus

memperhatikan hal-hal berikut :

Kemudahan (untuk dihubungi , untuk mendapatkan informasi, untuk

membuat janji)

11

Page 12: Bab i Gerontik

Selalu tepat janji, penting untuk membina kepercayaan masyarakat pada

institusi HC

Sesuai dengan standar yang telah di tetapkan, hal ini merupakan ciri

professional

Bersifat responsive terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien

Mengembangkan hubungan kerja sama secara internal dan eksternal

untuk memperbaiki kualitas layanan

Persiapan yang harus dilakukan untuk mendirikan Home Care

swasta antara lain adalah sebagai berikut :

Struktur organisasi

Di dalamnya ada pimpinan home care, manager administrasi, manager

pelayanan, koordinator kasus dan pelaksana pelayanan.

Perizinan

Mekanisme perizinan pendirian home care sebagai berikut :

o Berbadan hukum yg ditetapkan dlm akte notaris.

o Mengajukan ijin usaha Home care kpd Dinkes Kab/Kota setempat dg

melampirkan :

Rekomendasi dari PPNI

Ijin lokasi bangunan

Ijin lingkungan

ijin usaha

Persyaratan tata ruang bangunan meliputi :

- ruang direktur

- ruang menajemen pely

- gudang sarana dan peralatan

- sarana komunikasi

- sarana transportasi

Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan sertifikasi

home care

Daftar tarif dibuat berdasarkan dengan memperhatikan standar harga di

wilayah tempat berdirinya home care dengan memperhatikan golongan

ekonomi lemah

12

Page 13: Bab i Gerontik

Sarana dan Prasarana, meliputi set alat yang sering dipakai seperti

perawatan luka, perawatan bayi, nebulizier,oksigen, suction dan juga

peralatan komputer dan perlengkapan kantor.

Format askep, meliputi format register, pengkajian, tindakan, rekap

alat/bahan yang terpakai, evaluasi dari perawat ataupun dari

pasien/keluarga.

Form informed consent, meliputi persetujuan tindakan dari pasien dan

keluarga, persetujuan pembiayaan dan keikutsertaaan dalam perawatan.

Surat Perjanjian kerjasama antara profesi lain seperti misalnya fisioterapi,

dokter, laboratorium, radiologi dan juga dinas sosial.

Transportasi terutama untuk perawat home care dan juga transportasi

pasien bila sewaktu-waktu perlu rujukan ke rumah sakit atau tempat

pelayanan lainnya.

Sistem gaji/upah personil home care. Sistem ini harus lebih berorientasi

pada kepentingan perawat pelaksana bukan keuntungan manajemen

semata. Sistem penggajian bisa dalam bentuk bulanan atau dibuat dalam

setiap kali selesai merawat pasien.

Dengan telah jelasnya konsep dan peraturan praktik keperawatan,

termasuk di dalamnya adalah HC, maka perawat telah dapat melakukan

praktik keperawatan professional dengan optimum, demi terwujudnya

masyarakat dan Indonesia sehat 2010.

13

Page 14: Bab i Gerontik

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Home Care atau Perawatan di Rumah merupakan salah satu bentuk

pemberian Asuhan Keperawatan yang dilaksanakan di rumah oleh tenaga

kesehatan profesional. Sedangkan Hospice Care adalah pelayanan

perawatan untuk meringankan penyakit lanjutan atau penyakit terminal dari

klien di rumah sakit dan kemudian melanjutkan pelayanan perawatan di

rumah dibawah pengawasan Medicare.

Prinsip utama home care adalah memungkinkan klien mendapatkan

pelayanan kesehatan di rumah sendiri. Sifat pelayanan yang diberikan dapat

kombinasi antara pelayanan kesehatan professional dan pelayanan kesehatan

non professional atau vokasional.

Jenis pelayanan hospice dapat menggunakan jasa institusi atau

rumah sakit, ataupun melalui agency perawatan kesehatan rumah ataupun

keduanya. Hal tersebut tergantung dari persetujuan klien/keluarga melalui

kesepakatan kontrak

3.2 Saran

Diharapkan sebagai calon perawat profesional kita dapat

menerapkan prinsip asuhan keperawatan home care dan hospice care dengan

tepat dan teliti.

14

Page 15: Bab i Gerontik

DAFTAR PUSTAKA

Stanley, Mickey. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC

Stockslager, Jaime L. 2008. Asuhan Keperawatan Geriatric Edisi 2. Jakarta : EGC

Boedi, darmodjo. 1999. Geriatric (Ilmu Kesehatan Usila). Jakarta : FKUI

http://ivanishadi.blogspot.com

http://kedokteran-keperawatan-kebidanan.blogspot.com

15

Page 16: Bab i Gerontik

HOME CARE DAN HOSPICE CARE

UNTUK LANSIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Disusun oleh :

KELOMPOK IV

S 1 KEPERAWATAN IV A

STIKES PEMKAB JOMBANGSTIKES PEMKAB JOMBANGJalan Dr. Soetomo No. 75-77 JombangJalan Dr. Soetomo No. 75-77 Jombang

2010 / 20112010 / 2011

16

Page 17: Bab i Gerontik

NAMA ANGGOTA KELOMPOK IV :

1. Bayu P.M. ( 070201006 )

2. Budi Sattry W. ( 070201007 )

3. Mardiani S.P. ( 070201021 )

4. Moh. Afandi ( 070201023 )

5. Nurul Hidayah ( 070201027 )

6. Rachmad Novan H. ( 070201030 )

7. Rokhimatu Z. ( 070201035 )

8. Widya Nanda ( 070201041 )

17ii

Page 18: Bab i Gerontik

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Home

Care dan Hospice Care untuk Lansia” ini dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas Keperawatan

Gerontik. Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Drg. Budi Nugroho, M.PPM, selaku Direktur STIKES PEMKAB

Jombang.

2. Ibu Pepin Nahariani S.Kep Ns. selaku dosen pembimbing mata kuliah

Keperawatan Gerontik

3. Teman-teman serta rekan-rekan semua yang telah membantu kami dalam

menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya

dan bagi pembaca umumnya.

Jombang, Oktober 2010

Penyusun

18iii

Page 19: Bab i Gerontik

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

NAMA ANGGOTA KELOMPOK................................................................... ii

KATA PENGANTAR........................................................................................ iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................ 1

1.2 Tujuan ........................................................................................ 2

1.3 Manfaat ...................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian .................................................................................. 3

2.2 Sejarah Perkembangan Home Care dan Hospice Care .............. 4

2.3 Bentuk Pelayanan Home Care dan Hospice .............................. 6

2.4 Manfaat Home Care Dan Hospice ............................................. 7

2.5 Standar Praktik Home Health Nursing (HHN) .......................... 8

2.6 Pasien Homecare ....................................................................... 10

2.7 Pendirian Institusi Home Care Swasta ...................................... 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................ 14

3.2 Saran.......................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

19iv