bab i-garam beryodi

74
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Gambaran Umum Desa 1.1.1 Gambaran Secara Geografis Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 ha (47,631 km 2 ).Terdiri dari luas daratan 2.170.120 ha dan sawah 2.593.078 ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2 - 3 meter dengan curah hujan rata-rata 24 mm/tahun.Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tangerang sekitar 47 km. Batas-batas wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Laut Jawa atau DKI Jakarta. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang atau Kecamatan Neglasari. c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sepatan atau Pakuhaji. Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah Kecamatan Teluk Naga bagian utara yang terdiri dari enam desa binaan yaitu desa Pangkalan, Tanjung Burung, Tegal Angus, Tanjung Pasir, Muara dan Lemo.

Upload: karinadian

Post on 03-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Gambaran Umum Desa

1.1.1 Gambaran Secara Geografis

Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah

Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mempunyai luas

wilayah 4.763.198 ha (47,631 km2).Terdiri dari luas daratan 2.170.120 ha dan sawah

2.593.078 ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2 - 3 meter dengan curah hujan rata-

rata 24 mm/tahun.Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tangerang sekitar 47 km.

Batas-batas wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Laut Jawa atau DKI Jakarta.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang atau Kecamatan

Neglasari.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sepatan atau Pakuhaji.

Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah Kecamatan Teluk Naga

bagian utara yang terdiri dari enam desa binaan yaitu desa Pangkalan, Tanjung Burung,

Tegal Angus, Tanjung Pasir, Muara dan Lemo.

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

Desa Tanjung Pasir terletak di utara dari Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten yang merupakan daerah pesisir pantai, mempunyai luas

wilayah 564,25 hektar dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian satu

meter dari permukaan laut dengan suhu udara 300 - 370C.

Luas wilayah terdiri dari sawah seluas 79 hektar, daratan seluas 108,185 hektar dan

empang seluas 377,065 hektar.Pada daratan terdiri dari dua hektar pemakaman umum.

Batas-batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar 1.1

adalah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.

b. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung.

c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara.

d. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo, dan Pangkalan.

Gambar 1.2 Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir Tahun 2013

Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

Puskesmas Tegal Angus terdapat di :

a) Desa Tegal Angus.

b) Jl. Raya Tanjung Pasir.

c) Kode Pos 15510.

d) Status kepemilikan tanah : Tanah Pemerintah Kabupaten.

e) Batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.

f) Batas wilayah sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi.

g) Batas wilayah sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kampung Melayu.

h) Batas wilayah sebelah Barat dengan Desa Pakuhaji.

Prasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga dihubungkan oleh:

A. Jalan

Panjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga sepanjang 108

km,dengan klasifikasi sebagai berikut :

1. Berdasarkan status

a. Jalan Propinsi : 9,5 km.

b. Jalan Kabupaten : 5 km.

c. Jalan Desa : 93,5 km.

2. Berdasarkan kondisi fisik

a. Jalan hotmik : 17,5 km.

b. Jalan aspal : 67 km.

c. Jalan tanah : 14,5 km.

B. Jembatan

1. Jembatan besi : 1 km.

2. Jembatan beton : 7 km.

C. Sungai atau kali

Sungai atau kali yang mengalir di wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sungai

Cisadane dengan panjang saluran sejauh 12 km.

a. Irigasi atau Pengairan

Pengairan dapat mengairi sawah seluas 20.593.649 ha.

b. Bendungan air atau Dam

Bendungan dapat digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yangmenjadi

salah satu sumber air bersih yangdimanfaatkan masyarakat.

1.1.2 Gambaran Umum Desa Secara Demografi

1.1.2.1 Jumlah Penduduk

Kepadatan penduduk rata-rata 1,625 jiwa/km2. Dengan jumlah rumah

tangga1.485dan rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga adalah 3,7 jiwa.

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 jumlah

penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus adalah 53.831 jiwa yang

tersebar di 6 desa seperti yang tercantum di tabel 1.1 dibawah ini:

Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah RumahTangga Dan Kepadatan Penduduk

Menurut Desa/Kelurahan Tanjung Pasir Tahun 2012

No Desa/Kel Luas

Wilayah

(km2)

Jumlah

Rat

a-R

ata

Jiw

a/ R

um

ah

Kep

adat

anP

end

ud

uk

(km

2 )Pen

du

du

k

(Jiw

a)

Pen

du

du

k M

isk

in

(Jiw

a)

RT

RW

KK

Ru

mah

1. Lemo 3,61 6,682 734 32 15 1,408 1408 10.31 1850.97

2. Muara 5,14 3,566 490 22 6 793 793 7.19 693.77

3. Pangkalan 7,54 16,888 1,495 35 11 3,229 3229 4.08 2239.79

4. Tanjung

Burung

5,24 7,699 740 16 8 1,484 1572 3.10 1463.55

5. Tanjung

Pasir

5,64 9,513 1,348 31 18 1,936 2319 5.32 1686.70

6. Tegal

Angus

2,83 9,513 1,081 23 7 1,895 1895 3.30 3361.48

Jumlah 30,02 53,831 5,889 139 45 10,745 10,745 4.33 1794

Sumber : Data BPS Kecamatan Teluk Naga Tahun 2012

Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja

Puskemas Tegal Angus dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

NO. KELOMPOK

UMUR

(TAHUN)

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

1 2 3 4 5

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65-69

70-74

75

2,702

2,657

2,896

2,980

2,910

2,877

2,336

1,994

1,704

1,401

1,135

741

546

337

252

203

2,505

2,511

2,563

2,895

2,960

2,790

2,153

1,888

1,613

1,262

925

656

533

318

281

307

5,207

5,168

5,459

5,875

5,870

5,667

4,489

3,882

3,317

2,663

2,060

1,397

1,079

655

533

510

JUMLAH 27,671 26,160 53,831

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang Tahun 2012

1.1.2.2. Lapangan Pekerjaan Penduduk

Lapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus

cukup beragam, hal ini berhubungan dengan geografis kecamatan Teluk Naga dimana

terdapat persawahan dan berbatasan dengan laut serta daerah kota Tangerang dan

akses ke daerah Jakarta.

Tabel 1.3.Lapangan Pekerjaan Penduduk Desa Tegal Angus

No Lapangan Kerja Penduduk Jumlah

1. Buruh 4592

2. Buruh Industri 13757

3. Industri Rakyat 13536

4. Nelayan 386

5. Pedagang 6373

6. Pengangguran 4004

7. Pensiunan PNS 45

8. Pensiunan TNI/ POLRI 43

9. Perangkat Desa 141

10. Pertukangan 4109

11. Petani Pemilik 13316

12. Petani Penggarap 6063

13. PNS 222

14. TNI/POLRI 65

Sumber : Profil Puskesmas Tegal Angus 2013

1.1.2.3 Tingkat Pendidikan

Aspek pendidikan merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi

kualitas kehidupan penduduk di wilayah Kecamatan Teluk Naga. Tingkat

pendidikan diwilayah kerja Puskesmas Tegal Angus masih rendah,dari jumlah

53.831 penduduk hanya sebagian kecil yang mengenyam pendidikan seperti terlihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.4Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikandi Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus

Tahun 2012

No. Jenjang Pendidikan Jumlah

1. Tidak/belum tamat SD 12598

2. SD/MI 15738

3. SLTP/MTS 4060

4. SLTA/MA 3601

5. AK/Diploma 159

6. Universitas 130

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus, 2012

1.1.2.4 Sarana dan Prasarana

1. GedungPuskesmas yang terdiridari:

a. RuangKepalaPuskesmas : 1 Ruang

b. Ruang TU : 1 Ruang

c. RuangDokter : 1 Ruang

d. Ruang Aula : 1 Ruang

e. Ruang Imunisasi : 1 Ruang

f. Ruang Loket : 1 Ruang

g. Ruang Apotik : 1 Ruang

h. Ruang BP umum : 1 Ruang

i. Ruang BP Anak : 1 Ruang

j. Ruang BP Gigi : 1 Ruang

k. Ruang KIA dan KB : 1 Ruang

l. Ruang Gizi : 1 Ruang

m. Ruang Gudang Obat : 1 Ruang

n. Ruang TB : 1 Ruang

o. Ruang Lansia : 1 Ruang

p. Ruang Kesling : 1 Ruang

q. Ruang Perpustakaan : 1 Ruang

r. Ruang Mushola : 1 Ruang

s. Ruang Bidan : 1 Ruang

t. Dapur : 1 Ruang

u. Ruang Gudang Perkakas : 1 Ruang

v. WC : 9 Ruang

2. Bidan di Desa : 6 orang

3. Posyandu 45 buah, terdiri dari :

a. Tegal Angus : 7 Posyandu

b. Pangkalan : 10 Posyandu

c. Tanjung Burung : 7 Posyandu

d. Tanjung Pasir : 9 Posyandu

e. Lemo : 6 Posyandu

f. Muara : 6 Posyandu

4. Pembinaan UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat) :

a. Jumlah Posyandu : 45buah

b. Jumlah Kader Posyandu dibina : 225 orang

c. Jumlah kader dasa wisma dibina : 34 orang

d. Jumlah Tokoh Masyarakat dibina : 60 orang

5. Sarana Sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal

Angus.

1.1.2.5 Kesehatan Dasar

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir untuk menurunkan angka

kematian ibu dengan instansi terkait, dalam hal ini puskesmas untuk

pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain :

a. Kunjungan Ibu Hamil K1

Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai

standar yang pertama kali pada masa kehamilan. Cakupan K1 di

puskesmas Tegal Angus tahun 2013 adalah 99,5% dengan cakupan

pemberian Fe1 sebesar 96,4%.

b. Kunjungan Ibu Hamil K4

Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai

standar paling sedikit empat kali selama masa kehamilan, minimal

satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada trimester kedua dan

dua kali pada triwulan ketiga kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe.

Cakupan kunjungan K4 di puskesmas Tegal Angus tahun 2013

adalah 82,67% dengan cakupan pemberian Fe3 90%.

c. Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan

Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. Persalinan oleh

tenaga kesehatan di puskesmas Tegal Angus tahun 2013 adalah

88,54%.

d. Penanganan Bumil dan Neonatal Risiko Tinggi

Deteksi dini kelompok bumil dan neonatal risiko tinggi (risti).Jika

ditemukan lebih awal dapat dilakukan intervensi untuk menangani

risiko tersebut. Penemuan bumil risti dan neonatal risti di puskesmas

Tegal Angus pada tahun 2013 yaitu jumlah bumil risti 20%

sebanyak 33 ibu hamil dari 202 ibu hamil di desa tanjung pasir.

Penanganan bumil risti 80% sebanyak 41 ibu hamil. Deteksi resiko

tinggi Bumil oleh tenaga kesehatan berkisar 60,60%

e. Pelayanan Neonatal

Pelayanan kesehatan neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali

umur 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari.dalam

melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan selain

melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling

perawatan bayi kepada ibu.

2. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pemeriksaan kesehatan

anak sekolah.

Puskesmas Tegal Angus melakukan deteksi tumbuh kembang balita

dan pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI. Upaya yang dilakukan antara

lain penyuluhan di posyandu dan pembentukan kelas ibu balita.

3. Keluarga berencana.

a. Peserta KB Baru.

Puskesmas Tegal Angus melakukan edukasi melalui penyuluhan

terus menerus.

b. Peserta KB Aktif.

4. Imunisasi

a. Desa UCI

Desa binaan di wilayah Puskesmas Tegal Angus ada 6 desa.Upaya

yang dilakukan sweeping imunisasi.

b. Drop Out imunisasi Campak-Polio.

Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi lengkap pada balita,

sweeping imunisasi campak dan meningkatkan cakupan imunisasi di

posyandu.

5. Gizi

a. Penanganan balita BGM dan gizi buruk

Penanganan balita gizi buruk dengan diberikan PMT pemulihan di

klinik gizi dan MP-ASI untuk perawatan dirumah dan kegiatan

kunjungan rumah untuk pemantauan pemberian PMT serta rujukan

untuk balita gizi buruk.

b. ASI Eksklusif

ASI merupakan makanan penting untuk bayi.Pemberian ASI

eksklusif adalah pemberian makanan hanya ASI sampai bayi

berumur 6 bulan.Zat gizi yang terkandung dalam ASI cukup

memenuhi kebutuhan nutrisi untuk bayi sampai berumur 6

bulan.Keuntungan dari ASI adalah ASI mengandung zat kekebalan

tubuh, mengandung protein yang mudah diserap oleh tubuh bayi,

mudah dan murah diberikan untuk bayi serta membangun ikatan

kasih sayang antara ibu dan anak. Jumlah bayi yang diberikan ASI

eksklusif di puskesmas tegal angus pada tahun 2013 ini adalah

(71,5%),

c. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)

Program penanggulangan kekurangan vitamin telah dimulai sejak

tahun 1970an namun sampai saat ini masalah KV masih menjadi

salah satu masalah gizi utama di Indonesia. KVA tingkat berat

(Xeroptalmia) yang dapat menyebabkan kebutaan sudah jarang

ditemui, tetapi KVA tingkat sub - klinis yaitu KVA yang belum

menampakkan gejala nyata masih diderita oleh sekitar 50% di

Indonesia.

B. Pelayanan Kesehatan Pengembangan

Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Pelayanan kesehatan salah satunya ditujukan terhadap kelompok usia

lanjut, dimana pada kelompok ini biasanya banyak mengalami gangguan

kesehatan degeneratif dan fungsi tubuh lainnya. Dalam upaya meningkatkan

status kesehatan usia lanjut telah dilaksanakan program pelayanan kesehatan

usia lanjut.

C. Perilaku Masyarakat

Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesmas dilakukan

melalui program promosi kesehatan yaitu penyebarluasan informasi

kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat di masyarakat dapat menggambarkan derajat kesehatan wilayah

tersebut, hal ini dapat disajikan dengan indikator PHBS, adapun dari hasil

kajian PHBS di wilayah Puskesmas Tegal Angus pada Tahun 2012 dapat

digambarkan sebagai berikut :

1. Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan ( 90,5% )

2. Rumah yang bebas jentik ( 72,83% )

3. Penimbangan bayi dan balita ( 100% )

4. Memberikan ASI ekslusif ( 73,67% )

5. Menggunakan air bersih ( 99,39% )

6. Menggunakan jamban sehat ( 15,74% )

7. Olahraga atau melakukan aktifitas fisik (10,09% )

8. Mengkonsumsi makanan seimbang ( 23,5% )

9. Tidak merokok dalam rumah ( 23,5%)

10. .Penduduk miskin yang dicakup JPKM ( 96,85% )

D. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Lingkungan merupakan aspek yang penting dibidang

kesehatan, upaya peningkatan kualitas lingkungan merupakan langkah yang

tepat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan keluarga yang

lebih baik. Berikut ini upaya-upaya peningkatan kualitas lingkungan bagi

kesehatan yang dilakukan di puskesmas Tegal Angus :

a) Penyehatan Perumahan

Rumah merupakan tempat berkumpul/ beristirahat bagi semua anggota

keluarga dan untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga

kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan

penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.Rumah

sehat adalah rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan.

Tabel 1.5.Laporan Cakupan Rumah Sehat Triwulan III Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

NO

PUSKESMAS DESA RUMAHJUMLAH

SELURUHNYAJUMLAH DIPERIK

SA

% DIPERIKSA

JUMLAH SEHAT

% SEHAT

1 2 3 4 5 6 7 81 Tegal Angus Tanjung

Burung2473 24 0.97 20 83.33

Pangkalan 4132 30 0.73 27 90.00Tegal Angus

2879 21 0.73 19 90.48

Tanjung Pasir

1787 19 1.06 17 89.47

Muara 496 10 2.02 9 90.00Lemo 684 13 2.01 11 84.62

Jumlah 12415 117 8 103 88Sumber: Puskesmas Tegal Angus

b)Pemenuhan Kebutuhan Sarana Sanitasi Dasar

Pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar di wilayah Puskesmas Tegal

Angus sangat kurang sekali seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :

PUSK

ESM

AS

DES

A

PEN

DU

DU

K

KK

AKSES JAMBAN

JML KK MEMILIKI

JML KK DIPERIKSA

JML SEHAT

JML AKSES PEMAKAI JAMBAN

(JIWA)

% KK MEMILIKI

% KK DIPERIKSA

% SEHAT

% AKSES JAMBAN

TEGAL ANGU

S

TANJUNGBURUNG

7669 2473 989 24 20 4945 39.99 2 83.33 64.48

PANGKALAN 16888 4138 1655 30 27 8275 40 2 90 49

TEGAL ANGUS 9513 2879 1152 21 19 5760 40.01 2 90.48 60.55

TANJUNG PASIR

9513 1787 715 19 17 3575 40.01 3 847 37.58

Tabel 1.6.Kepemilikan Sanitasi Dasar di Wilayah Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

Sumber : Data Program Kesling PKM Tegal Angus tahun 2013

Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari jumlah rumah yang

diperiksa mengalami penurunan, hal ini dikarenakan tidak adanya

sanitarian di Puskesmas Tegal Angus sehingga kurang tenaga untuk

memeriksa sanitasi dasar.Berbagai faktor seperti tingkat pengetahuan,

TEMPAT SAMPAH SARANA PEMBUANGAN AIR LIMBAH

JML KK MEMILIKI

JML KK DIPERIKS

A

JUMLAH SEHAT

% KK MEMILIKI

% KK DIPERIKSA

% SEHAT

JML KK MEMILIKI

JML KK DIPERIKSA

JUMLAH SEHAT

% KK MEMILIKI

% KK DIPERIKSA

% SEHAT

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

618 24 20 62.49 3.88 83.33 225 24 20 9.1 10.67 83.33

1035 30 27 62.54 2.9 90 655 30 27 15.83 4.58 90

720 21 19 62.5 2.92 90.48 535 21 19 18.58 3.93 90.48

pendidikan, ekonomi, sosial dan kesadaran penduduk yang lebih rendah

menyebabkan sulitnya meningkatkan kesehatan sanitasi masyarakat.

c) Penyehatan Tempat Tempat Umum (TTU)

Pengawasan terhadap TTU dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko

sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU, Bentuk

kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan lingkungan

TTU secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan sarana perbaikan.

Tidak adanya tenaga sanitarian dan kurangnya tenaga di Puskesmas

Tegal Angus menyebabkan pembinaan di TTU tidak dapat dilakukan. Di

desa tanjung pasir, menurut data yang didapatkan dari Laporan Cakupan

tempat- tempat umum (TTU) sehat terdapat 1 sarana ibadah, 1 hotel dan

1 TTU lainnya yang memenuhi persyaratan TTU sehat.

d) Penyehatan Makanan dan Minuman

Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia dan sumber

utama kehidupan bagi umat manusia, maka dengan itu makanan yang

tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi sumber media yang

sangat efektif di dalam penularan penyakit saluran pencernaan.

Upaya Puskesmas Tegal Angus adalah pemeriksaan tempat pengelolaan

air bersih, pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempat–tempat

umum pengelolaan makanan.Tidak hanya tenaga sanitarian melainkan

kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan pembinaan

penyehatan makanan dan minuman tidak dapat dilakukan.

1.1.2.6 Ketersediaan Pekarangan

Pada saat ini, desa Tanjung Pasir dijadikan sebagai percontohan dan

pembelajaran agar budi daya sayuran dapat dilakukan juga di tingkat rumah tangga

untuk mengurangi pengeluaran akan kebutuhan pangan serta meningkatkan

pendapatan keluarga.

1.1.2.7 Situasi Derajat Kesehatan

Berdasarkan hasil laporan bulanan penyakit (LB1) Puskesmas Tegal Angus

didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus pada

Januari tahun 2014peserta Jamkesmas.

Tabel 1.7.Gambaran 10 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Puskesmas Tegal Angus Januari 2014

No Penyakit Kode ICD Jumlah Kasus

Laki- laki Perempuan

1 ISPA J06 8 11

2 Dermatitis L30 7 6

3 Demam yang tidak

diketahui sebabnya

R50 4 5

4 Diabetes mellitus E14 3 6

5 Hipertensi Essensial I10 4 4

6 Batuk R05 5 2

7 Sakit Kepala R51 3 4

8 Gastritis dan Duodenitis

yang disertai perdarahan

lambung

K29 2 3

9 Myalgia M791 2 3

10 Tuberkulosis Paru Klinis A16 2 2

Jumlah 40 46

Sumber: Puskesmas Tegal Angus

I.2. Gambaran Keluarga Binaan

Keluarga binaan kelompok kami terdiri dari lima kepala keluarga, yaitu :

a. Keluarga Tn. Dedi

b. Keluarga Tn. Said

c. Keluarga Tn. Utar

1.2.1 Keluarga Tn. Dedi

a. Data Dasar keluarga Tn. Dedi

Rumah keluarga ini terletak di Kampung Garapan, desa Tanjung Pasir, kec.

Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Rumah keluarga tersebut dihuni oleh tiga

anggota keluarga yaitu Tn.Dedisebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang

bernama Ny. Siti dan satu orang anak yang bernama Akhmad.

Tn. Dedi, berusia 23 tahun, bekerja sebagai nelayan di daerah Tanjung Pasir,

sedangkan istrinya Ny. Sititidakbekerja, hanyasebagaiiburumahtangga. Besarnya

pendapatan Tn. Dedi perhari tidak dapat dipastikan karena tidak setiap hari Tn.

Dedi dapat melaut untuk mencari ikan (pengaruh cuaca), namun menurutnya sekali

melaut hasil yang didapatkan rata-rata sebesar Rp.100.000. Hasil pendapatan

tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli

makanan, membayar listrik, pengobatan dan lain-lain. Tn. Dedi menyelesaikan

pendidikan SekolahMenengahPertama.

Istri Tn Dedi yang bernama Ny. Siti yang saat ini berusia 20 tahun dapat

membaca dan menulis dengan baik tetapitidakdapat menyelesaikan pendidikan

Sekolah Dasar, saat ini hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.Ny. Siti telah

melahirkan satu kali dan proses persalinannya di bantu oleh bidansetempat.

Anak pasangan Tn. Dedi dan Ny. Siti adalah seorang laki-laki, bernama An.

Ahmad yang sekarang berusia 10 bulan.

Tabel 1.8.Profil keluarga Tn. Dedi, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,

Kabupaten Tangerang Bulan Februari tahun 2014

No Nama Status Keluarga JenisKelamin

(L/P)

Usia Pendidikan Pekerjaan Peghasilan

1. Tn. Dedi Kepalakeluarga L 23th SMP Nelayan ± Rp 100.00/hari

jika melaut

2. Ny. Siti Istri P 20th SD

(tidaktamat)

IRT -

3. An. Ade Anakpertama L 10 bln - - -

Gambar 1.3 DenahRumahKeluarga Tn. Dedi, Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,

Kabupaten Tangerang Bulan Februari tahun 2014

Belakang

Depan

8

11m

b. Bangunan Tempat Tinggal

Keluarga Tn. Dedi tinggal di rumah sendiri dengan luas bangunan berukuran 8

m x 11 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang

keluarga yang berukuran 8 m x 4 m, memiliki satu kamar tidur berukuran 4 m x 5 m,

memiliki dapur berukuran 8 m x 2 m, memiliki kamar mandi yang berada di luar

rumah dan tidak memiliki jamban di dalamnya.

c. Lingkungan Pemukiman

Rumah ini terletak di tengah pemukiman cukup padat di dekat daerah

empang.Seluruh ruangan di dalam rumah ini berlantaikan semen tanpa ubin tanpa

alas terpal, beratapkan genteng, dan berdinding bambu. Untuk ventilasi, rumah ini

memiliki satujendelanamunjarangdigunakan, rumah ini hanya memiliki satu pintu

depan dan satu pintu belakang. Untuk penerangan, rumah ini memiliki dua buah

lampu yang hanya dinyalakan pada sore dan malam hari.Tn. Dedi memiliki barang

elektronik berupa televisi dengan antena danpenanaknasi.

d. Pola Makan

Keluarga Tn. Dedi memiliki kebiasaan makan empat kali sehari.Ny.Siti

memasak makanan menggunakan kompor gas dengan menu secukupnya, serta rutin

mengkonsumsi gula dan garam namun keluarga Tn. Dedi tidak mengetahui garam

yang digunakan beryodium atau tidak. Contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah

nasi, ikan, sayur,tahu,tempedansusu. Tn. Dedi dan keluarga jarang mengkonsumsi

buah-buahan.

e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak

Selama mengandung, Ny. Siti tidak pernah mengalami sakit atau kelainan

pada kandungannya. Ny. Siti kontrol untuk kehamilannya di puskesmas kurang lebih

empat kali dan lahir di rumah bidan. Ny. Siti mengaku bahwa anaknya mendapat

imunisasi satu kali sejak satu bulan yang lalu, tetapi tidak mengetahui jenis imunisasi

yang diberikan. Ny. Siti mengaku bahwa anaknya mendapatkan ASI sampai dengan

usia saat ini.

f. Kebiasaan Berobat

Menurut penuturan Ny. Siti, ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga

ini biasanya hanya meminum obat warung kecuali anak satu-satunya, langsung

dibawa ke puskesmas Tegal Angus, namun sesekali bila ada anggota keluarga yang

sakit dan tidak sembuh dengan obat warung langsung dibawa berobat ke puskesmas

Tegal Angus.

g. Riwayat Penyakit

Tidak ada

h. Perilaku dan Aktifitas Sehari- Hari

Tn. Dedi memiliki kebiasaan merokok baik di dalam rumah maupun di luar

rumah, dan rata-rata dapat menghabiskan kurang lebih tiga bungkus dalam sehari.

Keluarga Tn. Dedi biasa mencuci tangan menggunakan air dan sabun sebelum makan

dan memakai alas kaki saat keluar rumah.

Keluarga Tn. Deditidakmemilikisumber air sendiriseperti air sumurataupun

PAM. Air terpaksaharusmembelidariluar, digunakan untuk beberapa keperluan,

seperti minumdanmemasak. Keperluanmembilas alat makan, mencuci baju,

danmandimenggunakan air sumurbordaritetanggasebelah.

Keluarga Tn. Dedi biasa membuang dan mengumpulkan sampah di

pekarangansekitar rumah.Rumahnya tidak memiliki jamban, sehingga jika hendak

buang air besar mereka biasa pergi ke WC umun ataupun ke empang.

Keluarga Tn. Dedi juga memiliki kebiasaan menyalakan lampu di rumahnya

pada siang hari.

Faktor Internal dan Eksternal

Tabel 1.9. Identifikasi Faktor Internal Keluarga Tn.dedi

N

o

Kritera Permasalahan

1 Kebiasaanmerokok Tn. Dedimemilikikebiasaanmerokoksejakberumur17

tahunhinggasaatini. Merokok di

dalamrumahmaupunsaatbekerjasebagainelayan.

Dalamsehari bias menghabiskan 2 bungkusrokok.

2 Olahraga Tn.

Dedidankeluargasendiritidakmemilikikebiasaanberolahraga

3 Polamakan Ny. Sitimemasaksendirimakanandengancontoh menu:nasi,

ikan, sayur, tahudantempe. Makantigasampaiempat kali

sehari

4 Polapencarianpeng Apabilaadaanggotakeluarga yang sakitTn.

obatan Dediberobatkepuskesmasbilatidaksembuhdenganobatwarun

g

5 Menabung Tn. DedidanNy. Sitibelumberniatinginmenabung

6 Aktivitassehari-hari Tn. Dedibekerjasebagainelayandangajitidakmenetap. Ny.

Sitibertindaksebagaiistrisekaligusiburumahtanggamengurus

keperluansehari–haritermasukanaklaki-lakiyang

tengahberusia 10 bulan

Tabel 1.10. Identifikasi Faktor Eksternal Keluarga Tn.Dedi

No Kriteria Permasalahan

1. Luas bangunan Luas rumah 5 x 4 m , memiliki tiga ruangan yang

terdiridarisaturuangtamu yang menyatudenganruangkeluarga, satu

kamar tidur, dan dapur

2. Ruangandalamrumah Dalamrumahterdapatruangtamuberukuran 8 x 4 m, satu

kamartidurberukuran 4 x 5 m, jugaterdapatdapur yang berukuran 8

x 2 m

3. Ventilasi Dalam rumah hanya terdapat satu jendela yang terletak di ruang

tamu yang jarang digunakan

4. Pencahayaan Tidakterdapatjendelapadakamar tidur, hanyaterdapat1

buahlampuyangberwarnaputih yang terdapatpadakamartidur,

ruang

tamu,dandapurnamunlamputidakcukupteranguntukmenerangiselur

uhkamar yang ada. Sinar matahari masuk melalui pintu rumah dan

jendela bagian depan.

5. MCK Tidakterdapatjamban di dalamrumah. Keluarga Tn.Dedibiasanya

BAB di jambanumum yang terletaksekitar 200

meterdaritempattinggalmereka.Untukfasilitasmandidancuciterpaks

amenumpangdengantetanggasebelah.

6. Sumber air Tn. Dedidankeluarganyasetiapharimenggunakanair yang

dibelidariluaruntukkeperluanmemasak, minum,danmencuci.

7. Saluranpembuanganlimbah Limbahrumahtanggabaikcairmaupunpadatdibuangketanahdisekitar

perkaranganrumah yang bercampurdengansampahdisekitarnya

8. Tempatpembuangansampah Sampahdibuang di pekarangansekitarrumah,

sampahiniditumpuklalukemudiandibakarjikasudahmemadatiseluru

hlapanganpekarangandisekitarrumah

9. Lingkungansekitarrumah Disekitarrumahsebelahdepandanbelakangterdapatrumahtetanggade

nganjaraksekitar 2 meter

dansebelahkiridankananrumahterdapatpekarangan yang

dijadikansebagaitempatpembuangansampah.

I.2.1. Keluarga Tn. Said

a. Data Dasar Keluarga Tn. Said

Rumah keluarga ini terletak di RT 001 / RW 06 Kampung Garapan, desa

Tanjung Pasir, kec. Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Rumah keluarga tersebut

dihuni oleh empat anggota keluarga yaitu Tn. Said sebagai kepala keluarga dengan

seorang istri yang bernama Ny. Komariah dan dua orang anak; anak pertama bernama

Putri dan anak kedua bernama Rafa.

Tn. Said, berusia 32 tahun, bekerja sebagai karyawan pabrik di daerah Kp.

Jurumudi Tangerang dengan penghasilan rata-rata berkisar antara Rp 600.000,00 per

bulan. Pendapatan Tn. Said digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,

seperti membeli makanan, membayar listrik, biaya sekolah anak-anaknya dan lain-

lain.Tn.Said bisa membaca dan menulis karena dia tamat SD.

Istri Tn. Said yang bernama Ny. Komariah yang saat ini berusia 26 tahun tidak

menyelesaikan sekolah dasar, dan saat ini hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Semua anak Ny. Komariah dilahirkan oleh bidan.Anak pertama pasangan Tn. Said

dan Ny. Komariah adalah seorang perempuan, bernama Putri yang sekarang berusia

10 tahun dan masih berpendidikan di Sekolah Dasar.Anak kedua pasangan Tn.

Saiddan dan Ny. Komariah adalah seoranglaki-laki, bernamaRafa yang sekarang

berusia 12bulanmasihdi asuh oleh Ny. Komariah

Tabel 1.11Profilkeluarga Tn. Said, Kampung Garapan RT 001/RW 06, Desa Tanjung Pasir,

Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Februari Tahun 2014

No Nama Status Keluarga JenisKel

amin

Usia

(tahun)

Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

1. Tn. Said Kepalakeluarga L 32 SD Karyawan Rp. 600.000,-

2. Ny. Komariah Istri P 26 SD IRT -

3. Putri Anakpertama P 10 SMP Pelajar -

4. Rafa Anakkedua L 1 - - -

Gambar 1.4.DenahRumahKeluarga Tn. Said, Kampung Garapan RT 001/RW 06, Desa Tanjung Pasir,

Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Februari tahun 2014

6m Belakang

9m

Note: pintu

Jendela

Depan

b. Bangunan Tempat Tinggal

Ruang tamu

Dapur

Kamar 2

wc

Kamar 1

Keluarga Tn. Said tinggal di rumah sendiri dengan luas bangunan berukuran 9

m x 6 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu

yang berukuran 3 m x 2 m, memiliki satu ruang keluarga yang berukuran 2 m x 3 m,

memiliki dua kamar tidur masing-masing berukuran 1,5 m x 2 m dan 2 m x 1,5 m,

memiliki dapur berukuran 2 m x 2 m, memiliki kamar mandi namun tidak memiliki

jamban didalam rumah.

c. Lingkungan Pemukiman

Rumah ini terletak di tengah pemukiman cukup padat di dekat daerah

empang.Seluruh ruangan di dalam rumah ini berlantaikan ubin, beratapkan asbes, dan

berdinding sebagian tembok dan sebagian lain bambu. Untuk ventilasi, rumah ini

memilikidua jendela, rumah ini hanya memiliki satu pintu depan, satu pintu

belakang, dan dua pintu kamar. Untuk penerangan, rumah ini memiliki tiga buah

lampu yang hanya dinyalakan pada malam hari.Tn.Said memiliki barang elektronik

berupa televisi dengan antena didalam rumah, penanak nasi (rice cooker) dan

memiliki kendaraan berupa sepeda motor.

d. Pola Makan

Keluarga Tn. Said memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari.Ny. Komariah

memasak makanan menggunakan kompor gas dengan menu seadanya,serta rutin

mengkonsumsi gula dan garam namun keluarga Tn. Said tidak mengetahui garam

yang digunakan beryodium atau tidak.Contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah

nasi, ikan dan sayur asam. Tn. Said dan keluarga jarang mengkonsumsi buah-buahan

dan susu.

e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak

Kedua anak Tn. Said lahir di bidan. Ny. Komariah mengaku bahwa anak-

anaknya tidak di imunisasi dengan baik. Ny. Komariah mengaku bahwa kedua

anaknya mendapatkan ASI sampai dengan usia 1,5 tahun sampai 2 tahun.

f. Kebiasaan Berobat

Menurut penuturan Ny. komariah, ketika ada anggota keluarga yang sakit,

keluarga ini biasanya langsung membeli obat warung. Penyakit yang sering diderita

Tn. Said dan Keluarga adalah batuk-batuk , pilek dan mencret.

g. Riwayat Penyakit

Tidak ada

h. Perilaku dan Aktifitas Sehari- Hari

Tn. Said tidak memiliki kebiasaan merokok. Keluarga Tn. Said biasa mencuci

tangan menggunakan air dan sabun sebelum makan dan memakai alas kaki saat

keluar rumah.

Keluarga Tn. Said memiliki sumber air berupa air sumur.Air ini ditampung

dalam sebuah sumur, digunakan untuk beberapa keperluan, seperti mandi, mencuci

dan membilas alat makan.Ny. Komariah membeli air PAM untuk keperluan minum

dan memasak.

Keluarga Tn. Said memiliki dapur di belakang rumah dan memasak

menggunakan kompor gas.Sampah-sampah dibuang di lapangan dekat

rumah.Rumahnya tidak memiliki jamban, sehingga jika hendak buang air besar

mereka harus pergi ke empang yang letaknya agak jauh dari rumah.

Faktor Internal dan Eksternal

Tabel 1.12 Identifikasi Faktor Internal Keluarga Tn.Said

No Kriteria Permasalahan

1 Kebiasaanmerokok Tn. Saidtidakmerokok

2 Olahraga Kebiasaanberolahragatidakada

3 Polamakan Ibumemasaksendirimakanandengan menu

sepertinasi, ikandansayurasamsetiaphari

4 Polapencarianpengobata

n

Apabilaadaanggotakeluarga yang sakit,

Ny.Komariahmembeliobat di warung

5 Menabung Ny. Komariahmengakumenabungtiap bulan dari

penghasilan Tn. Said untuk uang kuliah anak.

6 Aktivitassehari-hari Bapakbekerjasebagaipekerja di

pabrikdangajitetap.

Ibubertindaksebagaiiburumahtangga.

Anakpertamasebagaipelajar anak ke dua masih

diasuh oleh ibu.

Tabel 1.13 Identifikasi Faktor Eksternal Keluarga Tn. Said

N

o

Kriteria Permasalahan

1. Luasbangunan Luasbangunanrumah 9 x 6 meter, luastanah 60 m2

2. Ruangandalamrumah Dalamrumahterdapatruangtamuberukuran 3 x 2

meter, ruangkeluargaseluas 2 x 3 meter, 2

kamartidur yang masing-masingberukuran 1,5 x 2

meter dan 2 x 1,5meter, dapurberukuran 2 x 2meter,

dankamarmandiberukuran 1,5 x 1meter

3. Ventilasi Jendela di ruangdepanberukuran 3 x 6 meter

denganjarak 100 cm daritanah.

Jendelatersebutdapatdibuka agar

sirkulasiudaradapatmengalirdenganbaik. Serta

terdapatventilasi di atasjendeladenganjarak 50 cm di

atasjendela, diataspintukeduakamar, dan 1,5 meter di

atastanah di ruangtamu

4. Pencahayaan Terdapatlampu di ruangkeluarga, di satukamar, dan

di terasdepan, lampuhanyadinyalakanpadamalamhari.

Sinar matahari masuk melalui pintu rumah dan

jendela, mengenai lantai, tapi masih kurang cukup

dibandingkan dengan luas rumah.

5. MCK Terdapat 1 WC didalamrumah. WC beralaskanubin,

kamarmandiberukuran 1,5 x 1meter.

Tidaktersediajambandalamrumah. Untukmandi,

mencuci baju, danmencuci kaki menggunakan air

sumur, sedangkanuntuk memasak dan minum ibu

memebeli air PAM seharga lima ratus rupiah per

jerigen

6. Sumber air Air sumur

7. Saluranpembuanganlimb

ah

Limbahrumahtanggacairdanpadatdibuangketanah

yang terletak di belakangrumah

8. Tempatpembuangansamp

ah

Sampahdibuang di lapangandekatrumah

9. Lingkungansekitarrumah Sebelahutaraterdapatjalanuntukpejalan kaki, di

bagiansampingrumahsebelahkiriterdapatjalanuntukpe

jalan kaki,

padabagiansampingbelakangrumahterdapattempat

yang biasanyadigunakansebagaidapuruntukmemasak,

sumur, dantempatpembuangansampah.

1.2.2 Keluarga Tn. Utar

a. Data Dasar Keluarga Tn. Utar

Rumah Keluarga pak Utar berada di kampung garapan desa tanjung pasir

kecamatan teluk naga kabupaten tanggerang. Anggota keluarga yang tinggal

dirumah tersebut berjumlah 4 orang yang terdiri dari Pak Utar, Ibu Icha bersama

kedua anaknya Pitri dan Dedih.

Pak Utar sebagai kepala rumah tangga yang bekerja menjadi nelayan di daerah

tanjung pasir, biasanya berlayar dari jam 00.00 wib – 10.00 wib dan juga bekerja

ditambak dari jam 14.00- 19.00. Penghasilannya setiap hari berkisar Rp 30.000,00 –

Rp 70.000,00.Pak Utar tidak mengetahui umurnya dan tidak pernah bersekolah

sehingga tidak dapat membaca dan menulis.

Ibu Icha sebagai ibu rumah tangga, tidak bekerja.beliau tidak bersekolah

sehingga tidak dapat membaca dan menulis.Ibu Icha juga tidak ingat berapa usianya

saat ini. Dia memiliki memiliki 7 orang anak. Anak yang masih tinggal dirumah

bersamanya berjumlah 2 orang yaitu anak ke 5 nya bernama Dedih dan anak ke- 7

nya bernama Pitri.

Dedih berusia 19 tahun, Dia bersekolah sampai SD dan saat ini bekerja menjadi

nelayan ikut dengan bapaknya. Penghasilan nya perhari sama seperti bapaknya. Pitri

berusia 17 tahun, bersekolah sampai SD dan saat ini bekerja di pabrik Jelly dengan

penghasilan Rp120.000,00 per minggu.

Gambar 1.5.Denah Rumah Keluarga Tn. Utar, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk

Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Februari tahun 2014

4,5m

dapur Kamar tidur

10m

Kamar tidur

Ruang keluarga note: = jendela

= pintu

teras

5 m

Tabel 1.14.Profilkeluarga Tn. Utar, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan

Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Februari Tahun 2014

No Nama Status Keluarga Jenis

Kelamin

Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

1. Tn. Utar Kepalakeluarga L - Tidak sekolah Nelayan ±Rp30.000- Rp

70.000/hari

2. Ny. Icha Istri P - Tidak Sekolah IRT -

3. An. Dedih Anak ke 5 L 19 SD Nelayan ±Rp30.000- Rp

th 70.000/hari

4. An. Pitri Anak ke 7 P 17th SD Pekerja Pabrik Rp 120.000/ minggu

b. Bangunan tempat tinggal

Keluarga Pak Utar tinggal di rumah sendiri dengan luas bangunan berukuran

10 m x 5m. Bangunan memiliki 2 ruang tidur yang masing- masing berukuran 2,5 m

x 2,5 m, dapur berukuran 2m x 1,5 m, dan ruang keluarga. Rumah Pak utar tidak

terdapat jamban dan kamar mandi.Ventilasi udara terdapat di kedua kamar dan

didepan pintu masuk.Bangunan terdapat jendela tetapi jendelanya berbentuk kaca

permanen yang tidak dapat dibuka. Bangunan tidak pernah terkena sinar matahari

pada pagi, siang maupun sore hari. Lampu yang ada di rumahnya berjumlah 2

buah.1 lampu untuk didalam rumah dan 1 lampu untuk diluar.Rumah beratapkan

genteng, jika hujan atap rumah harus diberi terpal agar hujan tidak masuk ke

dalam.Rumah berdinding bata dan berlantaikan keramik.

c. Lingkungan pemukiman

Rumah terletak di lingkungan padat dan kumuh.Tidak terdapat jarak antara

satu rumah dengan rumah lainnya.Rumah juga terletak di dekat empang.

d. Pola Makan

Keluarga Pak Utar biasanya makan dua kali sehari dengan nasi dan lauk

seperti ikan asin, sayur hijau, tempe atau tahu tergantung dengan uang yang

didapatkan oleh kepala keluarga. Keluarga Tn. Utar rutin mengkonsumsi gula dan

garam namun tidak mengetahui garam yang digunakan beryodium atau tidak.Ibu

Icha memasak makanan menggunakan tungku. Seluruh anggota keluarga tidak

pernah mengkonsumsi susu dan jarang memakan buah-buahan.

e. Riwayat Obstetrik dan Pola asuh Ibu dan Anak

Ibu Icha melahirkan ke tujuh anaknya dengan bantuan dukun.Saat hamil ibu

Icha terkadang memeriksakan dirinya ke puskesmas bila mempunyai uang.Anak-

anaknya tidak pernah mendapatkan Imunisasi. Ibu Icha meyusui ke 7 anaknya

sampai usia 8 bulan setelah itu anaknya diberikan nasi lembut.

f. Kebiasaan Berobat

Keluarga Pak Utarakan ke puskesmas bila sudah sakit meriang. Jika hanya

pusing- pusing kepala dan pegal- pegal ibu Icha hanya akan membeli obat warung.

g. Riwayat Penyakit

Menurut Ibu Icha, keluarganya tidak pernah ada yang sakit sampai harus di

rawat ke rumah sakit kecuali anak pertamanya yang sudah meninggal.

h. Perilaku dan aktivitas Sehari- hari

Pak Utar dan dedih memiliki kebiasaan merokok baik didalam maupun diluar

rumah.Dalam sehari masing- masing dapat menghabiskan 2 bungkus rokok,

menurut ibu Icha biasanya keluarga mencuci tangan saat mau makan, setelah makan

dan setelah buang air besar. Keluaga Pak Utar biasa tidak menggunakan alas kaki

saat keluar rumah

Faktor Internal dan Eksternal

Tabel 1.15. Identifikasi Faktor Internal Keluarga Tn. Utar

No Kritera Permasalahan

1 Kebiasaan merokok Tn. Utar dan anaknya didih merokok setiap

harinya menghabiskan 2 bungkus

2 Olahraga Kebiasaan berolahraga tidak ada

3 Pola makan 2x/ hari, memasak dengan tungku, nasi + lauk

pauk sesuai dengan keadaan keuangan

4 Pola pencarian pengobatan Saat sakit ringan, keluarga membeli obat warung

5 Menabung Keluarga Tn. Utarmengaku tidak dapat

menabung karena penghasilan habis untuk

keperluannya sehari- hari dan untuk perawatan

alat nelayan

6 Aktivitas sehari-hari Pak Utar kelaut untuk menangkap ikan setiap hari

bila cuaca baik bersama dengan anaknya dedih.

Ibu Icha tinggal dirumah. Pitri setiap harinya

bekerja dipabrik dan pulang sore hari. Keluarga

pak Utar memiliki kebiasaan membuang sampah

di pinggir empang dekat rumahkerena tidak

tersedianya tempat pembuangan sampah akhir

didaerah rumah Karena tidak memiliki jamban,

keluarga memanfaatkan jamban cemplung

diempang dekat rumahnya dan Mandi di luar

Rumah.

Tabel 1.16.Identifikasi Faktor Eksternal Keluarga Tn. Utar

No Kriteria Permasalahan

1. Luas bangunan Luas bangunan rumah 10 x 5 meter, dengan luas tanah

100m2

2. Ruangan dalam

rumah

Dalam rumah terdapat kamar tidur ukuran 2,5x2,5

msebanyak 2 ruangan, dapur berukuran 2m x 1,5 m, dan

ruang keluarga. Rumah Pak utar tidak terdapat jamban

dan kamar mandi

3. Ventilasi Rumah ini memiliki 1 buah pintu utama, dan 1 pintu

ditiap kamar. Rumah memiliki dua jendela dari kaca yang

tidak dapat dibuka. Terdapat ventilasi udara dari pintu

utama.

4. Pencahayaan Terdapat 2 buah lampu listrik yaitu digunakan di dalam

dan di luar rumah. Di dalam rumah terdapat 1 lampu

untuk menerangi semua ruangan. Pada Pagi, siang

maupun sore hari rumah tidak terkena sinar matahari.

Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah, sehingga

rumah menjadi gelap pada pagi dan siang hari.

5. MCK Tidak terdapat MCK di rumahnya.

6. Sumber air Beli per jerigen, untuk minum keluarga membutuhkan 2

jirigen seharga 1000 rupiah, untuk mandi 3 jerigen

seharga 1000 rupiah dan untuk cuci piring & cuci baju 3

jerigen seharga 1000 rupiah

7. Saluran pembuangan

limbah

Limbah rumah tangga cair dibuang ke empang dekat

rumah

8. Tempat pembuangan

sampah

Sampah dibuang di pinggir empang

9. Lingkungan sekitar

rumah

Bagian kiri terdapat rumah tetangga dan bagian kanan

juga terdapat rumah tetangga . Di bagian depan terdapat

empang kecil dan jalan setapak.

1.3. PENENTUAN AREA MASALAH

I.3.1. Penjabaran Area Masalah Pada Keluarga Binaan

I.3.1.1. Keluarga Tn. Dedi

a) Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah yang memadai

b) Tidak tersedianya jamban dirumah

c) Pencahayaan rumah yang kurang

d) Tidak adanya fasilitas pembuangan limbah dapur

e) Tidak terbiasanya mencuci tangan sebelum makan

f) Ketersediaan air bersih yang kurang

g) Kurangnya pengetahuan tentang garam beryodium

I.3.1.2. Keluarga Tn. Said

a) Ketidaktersediaan jamban sehat

b) Pencahayaan rumah yang kurang baik

c) Ventilasi yang tidak kompeten

d) Penggunaan air bersih yang kurang

e) Perilaku membuang sampah sembarangan

f) Kurangnya pengetahuan tentang imunisasi

g) Kurangnya pengetahuan tentang makanan sehat

h) Kurangnya pengetahuan tentang garam beryodium

I.3.1.3. Keluarga Tn. Utar

a) kurangnya pencahayaan rumah

b) Kurangnya ventilasi rumah

c) Tidak tersedianya jamban di dalam rumah

d) Kebiasaan merokok pada anggota keluarga laki- laki

e) Penggunaan obat warung

f) Sulitnya tersedianya air bersih

g) Tidak adanya tempat pembuangan limbah

h) Kurangnya pengetahuan tentang garam beryodium

I.3.2. Pemilihan area masalah

Berdasarkan observasi yang dilakukan masalah yang dipilih merupakan masalah yang

ada pada semua keluarga binaan.Masalah yang dipilih yaitu masalah “ Kurangnya

pengetahuan tentang garam beryodium”.

I.3.3. Alasan pemilihan area masalah

Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan, yaitu :

1. Dari hasil observasi didapatkan bahwa dari ketiga rumah keluarga binaan

mengkonsusmsi garam setiap harinya.

2. Dari hasil presurvey didapatkan bahwa setiap keluarga binaan menggunakan garam

sebagai penyedap disetiap masakannya.

3. Dari hasil presurveydidapatkan keluarga binaan belum pernah mendapatkan

penyuluhan mengenai pengetahuan garam beryodium.

I.3.4. Area masalah sebagai Diagnosis Komunitas

Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, memutuskan untuk

mengangkat permasalahan “Pengetahuan Mengenai Garam Beryodium Pada

Keluarga Binaan Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga

Kabupaten Tangerang Propinsi Banten”.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1. Diagnosis dan Intervensi Komunitas

Diagnosis dan intervensi komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan

adanya suatu masalah kesehatan di komunitas atau masyarakat dengan cara pengumpulan

data di lapangan dan kemudian melakukan intervensi sesuai dengan permasalahan yang

ada. Diagnosis dan intervensi komunitas merupakan suatu prosedur atau keterampilan

dari ilmu kedokteran komunitas.Dalam melaksanakan kegiatan diagnosis dan intervensi

komunitas perlu disadari bahwa yang menjadi sasaran adalah komunitas atau

sekelompok orang sehingga dalam melaksanakan diagnosis komunitas sangat ditunjang

oleh pengetahuan ilmu kesehatan masyarakat (epidemiologi, biostatistik, metode

penelitian, manajemen kesehatan, promosi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan,

kesehatan kerja dan gizi).(Notoatmodjo, 2007).

2.1.2. Teori Pengetahuan

2.1.2.1. Definisi Pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan merupakan hasil “Tahu” dan ini

terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu subyek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan,

pendengaran penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat berperan untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita.Kita dapat

mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain pengalaman,

kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga

didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007, hlm.3-4).

Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan

pancaindra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan

pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2007).

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari

berbagai macam sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media massa, media

elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan dapat

membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan

keyakinannya tersebut (Istiari, 2000).

2.1.2.2. Cara Mendapatkan Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:

a. Cara Tradisional Untuk Memperoleh Pengetahuan. Cara-cara penemuan

pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum ditemukan metode ilmiah,

yang meliputi :

1) Cara Coba Salah (Trial Dan Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut

tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil, maka

akan dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan hasil mencapai

kebenaran.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Di mana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan

baik tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun ahli

ilmu pengetahuan.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang

lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan

masalah yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

4) Melalui Jalan Pikiran

Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam

memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh

kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan fikiran.

b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis, dan ilmiah.Cara ini disebut metode penelitian ilmiah

(Notoatmodjo, 2005, hlm. 11-14).

2.1.2.3. Tingkat Pengetahuan

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall).

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang cukup dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “Tahu” ini

adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain :

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

mengenai obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut

secara benar.Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan, contoh menyimpulkan, merencanakan, dan

sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat

diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain. Dalam menggunakan prinsip-

prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan

masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek

ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi

dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat

dari penggunaan kata - kata kerja.Dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau obyek.Penilaian-penilaian ini berdasarkan

suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada.

2.1.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkatan Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Sukmadinata (2007: 41)

mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh

faktor-faktor berikut ini:

a. Faktor internal

Faktor internal meliputi jasmani dan rohani.Faktor jasmani adalah tubuh orang itu

sendiri, sedangkan faktor rohani adalah psikis, intelektual, psikomotor, serta

kondisi afektif dan kognitifnya.

b. Faktor eksternal

a) Tingkat pendidikan

Pendidikan berpengaruh dalam memberi respon yang datang dari luar. Orang

berpendidikan tinggi akan memberi respon lebih rasional terhadap informasi

yang datang.

Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu.

(Sarwono, 1992, yang dikutip Nursalam, 2001).

Pendidikan diklasifikasikan menjadi :

1. Pendidikan tinggi: akademi/ PT

2. Pendidikan menengah: SLTP/SLTA

3. Pendidikan dasar : SD

Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk

mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa,

sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan

dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan

(Koentjaraningrat, 1997, dikutip Nursalam, 2001). Ketidaktahuan dapat

disebabkan karena pendidikan yang rendah, seseorang dengan tingkat

pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menerima pesan, mencerna pesan,

dan informasi yang disampaikan (Effendi, 1998, hlm. 14).

Wiet Hary dalam Notoatmodjo (1993) menyebutkan bahwa tingkat

pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan

memahami pengetahuan yang mereka peroleh pada umumnya, semakin

tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.

b) Papan media masa

Media masa, baik cetak maupun elektronik merupakan sumber informasi

yang dapat diterima oleh masyarakat, sehinggaseseorang yang lebih sering

mendengar atau melihat media masa (tv, radio, dan majalah) akan

memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang

tidak pernah mendapat informasi dari media masa.

c) Ekonomi

Keluarga dengan status ekonomi tinggi lebih mudah mencukupi kebutuhan

primer maupun kebutuhan sekunder dibandingkan dengan keluarga status

ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang

termasuk kebutuhan sekunder.

d) Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi

antara satu dengan yang lain. Individu yang berinteraksi secara kontinyu

akan lebih besar terpapar informasi. Faktor hubungan sosial juga

mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima

pesan menurut model komunikasi.

e) Pengalaman

Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal diperoleh dari lingkungan

kehidupan dalam proses perkembangannya. Orang yang berpengalaman

mudah menerima informasi dari lingkungan sekitar sehingga lebih baik

dalam mengambil keputusan.Pengetahuan yang dipengaruhi oleh faktor

tersebut di atas merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakanseseorang. Pengaruh dari intelektual, afektif, kognitif dan

pengalaman manusia sebagai subjek akan mempengaruhi pengetahuannya

terhadap suatu objek yang terjadi melalui pengindraan

Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan yang telah dimilki seseorang

dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon yang

datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang

rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana

keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Ibu hamil

yang berpendidikan, tentu akan banyak memberi perubahan terhadap apa yang

mereka lakukan dimasa lalu.

b. Paparan Media Massa

Melalui berbagai media baik cetak maupun elektrolik, berbagai informasi dapat

diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering mendengar atau

melihat media massa (TV, radio, majalah, pamflet,dan lain-lain) akan memperoleh

informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah

mendapat informasi media. Ini berarti informasi media masa mempengaruhi

tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.

c. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder, keluarga dalam

status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status

ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang

termasuk kebutuhan sekunder.

d. Hubungan Sosial

Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi

antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu

akan lebih besar terpapar informasi. Sementara faktor hubungan sosial juga

mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan

menurut model komunikasi media.

e. Pengalaman

Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal bisa diperoleh dari lingkungan.

Kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya sering mengikuti kegiatan.

Kegiatan yang mendidik misalnya seminar.Organisasi dapat memperluas

jangkauan pengalamanya, karena dari berbagai kegiatan tersebut informasi

tentang suatu hal dapat diperoleh.

Pengalaman merupakan guru yang terbaik (experience is the best teacher),

pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pemngalaman merupakan sumber

pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu

kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat dijadikan

sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan persoalan

yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2002 : 13).

2.1.2.5. Sumber Pengetahuan

Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai

macam sumber, misalnya mediamassa, media elektronik, buku petunjuk, petugas

kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Sumber pengetahuan

dapat berupa pemimpin- pemimpin masyarakat baik formal maupun informal ahli

agama, pemegang peerintahan, dan sebagainya (Notoatmojo, 2005).

2.1.2.6. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

(kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden.Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau

diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.Pengukuran tingkat

pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan

disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2005).

2.1.3. Teori Garam Beryodium

2.1.3.1. Pengertian Garam Beryodium

Garam adalah salah satu bahan makanan yang diperoleh dari proses penguapan air laut maupun dengan cara lain hingga mendapatkan kristal putih yang mempunyai rasa asin.Yodium adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik ditanah maupun di air, merupakan zat gizi mikro yang diperlukanuntuk pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup. Jadi Garam beryodium adalah garam yang telah ditambahkandengan zat yodium dengan proses yodisasi untuk konsumsimanusia, ternak, pengasinan ikan dan bahan tambahan untukindustri pangan.

Konsumsi garam yang dianjurkan untuk setiap orang sekitar 6 gram atau satu sendok teh setiap hari.Dalam kondisi tertentu, dimana keringat keluar berlebihan dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium dua sendok teh sehari. Cara mengkonsumi garam biasanya digunakan sebagai garam meja dan penambahan dalam pemasakan, pengaruh pemasakan terhadap penurunan KIO3 membuktikan bahwa sayuran yang dimasak dengan cara dikukus, pembubuhan garam dilakukan saat sayuran matang dan wadah ditutup setelah diberi garam, maka kehilangan iod dengan cara tersebut disebabkan oleh panas mengingat salah satu sifat iod mudah rusak oleh panas.

2.1.3.2 Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai Garam Beryodium

Garam beryodium yang di anjurkan untuk di konsumsi manusia adalah yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu berdasarkan SNI No. 01 3556.2.2000 tahun 1994 dalam SNI kadar yodium dalam garam ditentukan sebesar 30 – 80 ppm dalam bentuk KIO3 hal ini dikaitkan dengan jumlah garam yang dikonsumsi tiap orang per hari adalah 6 – 10 gr.

2.1.3.3 Garam Beryodium Penting dikonsumsi Setiap Hari

Sangat penting untuk fungsi tiroid, dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi normal otak serta tubuh. Kekurangan yodium akan menimbulkan gejala-gejala Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ( GAKY ) yaitu:

Perkembangan kemampuan anak dan tingkat kecerdasan anak terhambat ( IQ nya rendah )

Pertumbuhan jasmani terhambat Tinggi badannya terhambat Gangguan pada syaraf gerak. Semua gerakannya sangat lamban Gangguan pendengaran, penderitaan tulib dan Cebol ( Kretin ) Jika ibu hamil menderita kekurangan yodium kemungkinan dapat

menderita keguguran atau bayi mati saat melahirkan.

2.1.3.4 Uji Kandungan Garam Beryodium

Uji kandungan terhadap garam beryodium, dapat diketahui melalui dua cara, yang biasa disebut dengan uji yodina test dan uji titrasi.

a) Uji Yodina Test

Uji yodina test digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan yodium dalam suatu garam. Pelaksanaan uji yodina test ini masih tergolong mudah dan praktis dari pada uji titrasi.

Yodina test, dengan cara :

a. Siapkan garam yang bertuliskan garam beryodium.

b. Siapkan cairan uji yodina.

c. Ambil setengah sendok teh garam yang akan diuji dan letakkan dipiring.

d. Teteskan cairan uji yodina sebanyak 2-3 tetes pada garam tersebut.

e. Tunggu dan perhatikan apakah garamnya berubah warna, kalau garam tetap putih berarti garam tersebut tidak beryodium (0 ppm).

f. Bila berwarna ungu berarti garam mengandung yodium sesuai persyaratan (30 ppm).

b. Uji Titrasi

Uji titrasi pelaksanaannya lebih rumit dari pada uji Yodina test, akan tetapi uji titrasi ini memiliki keunggulan, yaitu dapat mengetahui berapa kadar yodium dalam garam lebih rinci.

2.1.3.5. Pengertian GAKY

Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia.Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa.

Adapun pengertian dari gondok, endemik dan kretin adalah :

1. Gondok

Gondok/goiter adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan pembesaran kelenjar thyroid (Djokomoeljanto, 1985).

2. Gondok Endemik

Gondok endemik bukan penyakit melainkan suatu istilah kesehatan dalam konsep kesehatan masyarakat yaitu apabila dalam masyarakat terdapat

prevalensi gondok / atau penderita gondok di masyarakat itu lebih dari 10 % dari jumlah penduduk setempat, maka daerah tersebut disebut daerah gondok endemik (Dir. Bina Gizi Masyarakat, 1992).

3. Kretin Endemik

Seseorang disebut kretin endemik apabila lahir di daerah gondok endemik. Kelainan kretin terjadi pada waktu bayi dalam usia kandungan atau tidak lama setelah dilahirkan dan terdiri atas kerusakan pada saraf pusat dan hipotiroidisme.

Secara klinis kerusakan saraf pusat bermanifestasi dengan :

a. Retardasi mental

b. Gangguan pendengaran sampai bisu tuli.

c. Gangguan neuromotor seperti gangguan bicara, cara berjalan yang aneh.

d. Hipotiroidi dengan gejala :

1. Miksedema pada hipotisodisme berat.

2. Tinggi badan yang kurang, cebol (Stunted Growth) dan osifikasi yang terlambat.

3. Pada pemeriksaan darah ditemukan kadar hormon tiroid yang rendah

2.1.3.6. Akibat Kekurangan Zat Beryodium

Pada kekurangan yodium, konsentrasi hormon tiroid menurun dan hormone perangsang tiroid / TSH (Thyroid Stimulating Hormone) meningkat agar kelenjar tiroid mampu menyerap lebih banyak yodium bila kekurangan berlanjut sehingga sel kelenjar tiroid membesar dalam usaha meningkatkan pengambilan yodium oleh kelenjar tersebut.Bila pembesaran ini menampak dinamakan gondok sederhana, bila terdapat secara meluas di suatu daerah dinamakan gondok endemik. Gondok dapat menampakkan dari dalam bentuk gejala yang sangat luas, yaitu dalam bentuk kretinisme (cebol) di satu sisi dan pembesaran kelenjar tiroid pada sisi lain. Gejala kekurangan yodium adalah malas dan lamban, kelenjar tiroid membesar, pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan dalam keadaan berat bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta hambatan pertumbuhan yang dikenal sebagai kretinisme.Seorang anak yang menderita kretinisme mempunyai bentuk tubuh abnormal dan IQ sekitar 20. Kekurangan yodium pada anak-anak menyebabkan kemampuan belajar yang rendah.

2.2 Kerangka Teori

2.3 Kerangka Konsep

2.4 Definisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau

diteliti, variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional.Definisi operasional ialah

suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang

didefinisikan dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati

dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain.

No VARIABEL DEFINISI

OPERASIONAL

ALAT

UKUR

CARA

UKUR

HASIL SKALA

1. PENGETAHUAN

MENGENAI

GARAM

BERYODIUM

Pemahamanresponden tentang garam yang mengandung yodium .Yang merupakan satu bahan makanan yang diperoleh dari proses penguapan air laut

Kuesioner Wawancara 11-12 : Baik

8-10 : Cukup

6-7 : Kurang

Nominal

maupun dengan cara lain hingga mendapatkan kristal putih yang mempunyai rasa asin.Konsumsi garam yang dianjurkan untuk setiap orang sekitar 6 gram atau satu sendok teh setiap hari. Dalam kondisi tertentu, dimana keringat keluar berlebihan dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium dua sendok teh sehari.

2. PENDIDIKAN Jenjang pendidikan

formal terakhir yang

ditamatkan oleh

keluarga binaan

Kuesioner Wawancara Tinggi

Jika

Responden

menjawab

Perguruan

Tinggi

Sedang

Jika

Responden

menjawab

SMA dan

SMP

Rendah jika

Responden

menjawab SD

dan Tidak

Sekolah

Ordinal

3. PENGHASILAN Penghasilanataupend

apatan yang

diterimaolehkelurgabi

Kuesioner Wawancara Tinggi Jika

Lebih tinggi

dari Rp.

Ordiinal

naanselamsebulanses

uaidengan UMR Kota

Tangerangtahun 2014

2.240.000

Sedang Jika

sama dengan

Rp.2.240.000

Rendah Jika

Lebih rendah

dari Rp.

2.240.000,-

4. HUBUNGAN

SOSIAL

Hubungansosial yang

salingmempengaruhi

keluargabinaandenga

nkeluarga lain di

lingkungansekitar

dalam hal

pengetahuan garam

beryodium dan

mengkonsumsi garam

yang mengandung

yodium.

Kuesioner Wawancara Jumlah 2:

Hubungan

sosial

mempengaru

hi

Jumlah <2:

Hubungan

sosial tidak

mempengaru

hi

Nominal

5. PAPARAN

MEDIA MASSA

informasi yang

didapatkan tentang

manfaat dari garam

beryodium contohnya

seperti dari media

elektronik dan

penyuluhan .

Kuesioner Wawancara Ya: Banyak mempengaruhi

Ragu-ragu: Sedikit mempengaruhi

Tidak: Tidak mempengaruhi

Ordinal

6. PENGALAMAN Pengalaman keluarga

binaan dalam

Kuesioner Wawancara Ya: Merasakan

Ordinal

mendapatkan garam

beryodium serta

pengalamannya

dalam mengkonsumsi

dan merasakan

manfaat dari

mengkonsumsi garam

beryodium.

manfaat mengkonsumsi garam beryodium

Ragu-ragu: Tidak merasakan manfaat mengkonsumsi garam beryodium

Tidak: Tidak mengetahui manfaat mengkonsumsi garam beryodium

KUISIONER

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :Umur :Jenis Kelamin :Alamat :

II. PENGETAHUAN TENTANG GARAM BERYODIUMPilihlahjawaban dengan cara menyilang (x) jawaban benar atau salah

No. Pertanyaan Jawaban1 Yodium adalah salah satu mineral yang penting yang dibutuhkan

bagi kehidupan manusiaa. Benarb. salah

2 Kekurangan yodium dalam tubuh dapat mengakibatkan munculnya penyakit gondok

a. Benarb. Salah

3 Penyakit gondok adalah penyakit akibat kekurangan vitamin A dalam tubuh

a. Benarb. Salah

4 Penyakit gondok dapat dicegah dengan mengkonsumsi garam beryodium

a. Benarb. Salah

5 Manfaat dari penggunaan garam beryodium dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit gondok

a. Benarb. Salah

6 Cara menyipan garam adalah ditempatkan dalam wadah tertutup yang tidak terkena air dan cahaya matahari

a. Benarb. Salah

Indikator penilaian :

a. Jika jawaban BENAR nilai : 2

b. Jika jawaban SALAH nilai : 1

total:

jumlah total 11-12 : Pengetahuan Baik

jumlah total 8-10 : Pengetahuan Cukup

Jumlah total 6-7 : Pengetahuan Kurang

III. PENDIDIKAN

1. Pendidikan terakhir ibu:

a. Lulus perguruan tinggi (PT)

b. Lulus Pendidikan menengah (SMA/SMK/Sederajat)

c. Lulus Pendidikan Menengah Pertama ( SMP)

d. Lulus Pendidikan Dasar (SD)

e. Tidak lulus pendidikan dasar

2. Pendidikan terakhir ayah:

a. Lulus perguruan tinggi (PT)

b. Lulus Pendidikan Menengah Atas (SMA/SMK/Sederajat)

c. Lulus Pendidikan Menengah Pertama ( SMP)

d. Lulus Pendidikan Dasar (SD)

e. Tidak lulus pendidikan dasar

Indikator penilaian:

Tinggi : Jika Responden menjawab Perguruan Tinggi

Sedang : Jika Responden menjawab SMA dan SMP

Rendah : Jika Responden menjawab SD dan Tidak Sekolah

IV. PENGHASILAN

Berapa jumlah pendapatan bulanan anda:

a. Lebih dari 2.240.000

b. Sama dengan 2.240.000

c. Kurang dari 2.240.000

Indikator :

Tinggi Jika Lebih tinggi dari Rp. 2.240.000

Sedang Jika sama dengan Rp.2.240.000

Rendah Jika Lebih rendah dari Rp. 2.240.000

V. TENTANG HUBUNGAN SOSIAL

1. Apakah anda pernah mendapatkan sosialisasi mengenai garam beryodium?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah anda pernah mendapatkan ajakan dari lingkungan sekitar untuk

mengkonsumsi garam beryodium?

a. Ya b. Tidak

Indikator:

Ya : 1

Tidak : 0

Total :

Jumlah 2 : Hubungan sosial mempengaruhi

Jumlah <2 : Hubungan sosial tidak mempengaruhi

VI. PAPARAN MEDIA MASSA

Apakah anda pernah mendengar atau membaca dari media massa (koran, televisi, radio, dll) tentang manfaat mengkonsumsi garam beryodium?

a. Ya b. Ragu-ragu c. Tidak

Indikator:

Ya : Media massa banyak mempengaruhi

Ragu-ragu : Media massa sedikit mempengaruhi

Tidak : Media massa tidak mempengaruhi

VII. PENGALAMAN

Menurut pengalaman anda, apakah mengkonsumsi garam beryodium bermanfaat bagi keluarga?

a. Ya b. Ragu-ragu c. Tidak

Indikator:

Ya : Merasakan manfaat mengkonsumsi garam beryodium

Ragu-ragu : Tidak merasakan manfaat mengkonsumsi garam beryodium

Tidak : Tidak mengetahui manfaat mengkonsumsi garam beryodium

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S. 2003. Manajemen Penelitian. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 1999. Pedoman Penyuluhan GAKY: Jakarta

Julihadi, Dedi. 2009. Skripsi Gambaran Prilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Penggunaan Garam Beryodium Di Desa Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi 2008. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara: Sumatera Utara

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-agungbudiy-5258-2-babii.pdf yang diakses tanggal 5 Februari 2015