bab i ebp

4
BAB I PENDAHULUAN Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan tidak terkendali sel tubuh tertentu yang berakibat merusak sel dan jaringan tubuh lain, bahkan sering berakhir dengan kematian. Karena sifatnya demikian “ganas” (tumbuh tak terkendali dan berakibat kematian), maka kanker juga disebut sebagai penyakit keganasan, dan sel kanker disebut juga sel ganas. Semua sel tubuh dapat terkena kanker, kecuali rambut,gigi dan kuku. (Hendry,dkk 2007). Karsinogen secara umum dapat diartikan sebagai penyebab yang dapat merangsang pembentukan kanker. Beberapa karsinogen yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker sebagai berikut. 1. Senyawa kimia (zat karsinogen), dalam hal ini adalah zat pewarna, zat pengawet, bahan tambahan pada makanan dan minuman 2. Faktor fisika, dalam hal ini adalah bom atom dan radioterapi agresif (radiasi sinar pengion)

Upload: fitri-wahyuni-putri

Post on 15-Apr-2016

223 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tidak ada

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I EBP

BAB I

PENDAHULUAN

Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan

tidak terkendali sel tubuh tertentu yang berakibat merusak sel dan jaringan tubuh

lain, bahkan sering berakhir dengan kematian. Karena sifatnya demikian “ganas”

(tumbuh tak terkendali dan berakibat kematian), maka kanker juga disebut sebagai

penyakit keganasan, dan sel kanker disebut juga sel ganas. Semua sel tubuh dapat

terkena kanker, kecuali rambut,gigi dan kuku. (Hendry,dkk 2007).

Karsinogen secara umum dapat diartikan sebagai penyebab yang dapat

merangsang pembentukan kanker. Beberapa karsinogen yang diduga dapat

meningkatkan risiko terjadinya kanker sebagai berikut.

1. Senyawa kimia (zat karsinogen), dalam hal ini adalah zat pewarna, zat

pengawet, bahan tambahan pada makanan dan minuman

2. Faktor fisika, dalam hal ini adalah bom atom dan radioterapi agresif

(radiasi sinar pengion)

3. Virus, beberapa jenis virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal

menjadi sel kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau

virus onkogenik

4. Hormon, dalam hal ini adalah zat yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh

yang berfungsi mengatur kegiatan alt-alat tubuh. Pada beberapa penelitian

diketahui bahwa pemberian hormone tertentu secara berlebihan dapat

menimbulkan kanker pada organ tubuh yang dipengaruhinya.

(Delimartha,2003)

Page 2: BAB I EBP

Kemoterapi merupakan salah satu modalitas pengobatan pada kanker secara

sistemik yang sering dipilih terutama untuk mengatasi kanker stadium lanjut, local

maupun metastatis. Kemoterapi sangat penting dan dirasakan besar manfaatnya

karena bersifat sistemik mematikan/membunuh sel-sel kanker dengan cara

pemberian melalui infuse, dan sering menjadi pilihan metode efektif dalam

mengatasi kanker terutama kanker stadium lanjut local (Desen, 2008). Teknik

pemberian kemoterapi ditentukan dari jenis keganasan dan jenis obat yang

diperlukan (Adiwijono,2006). Obat kemoterapi umumnya berupa kombinasi dari

beberapa obat yang diberikan secara bersamaan dengan jadwal yang telah

ditentukan .Selain membunuh sel kanker, obat kemoterapi juga berefek pada sel-

sel sehat yang normal, terutama yang cepat membelah atau cepat tumbuh seperti

rambut, lapisan mukosa usus dan sumsum tulang. Beberapa efek samping yang

terjadi pada kemoterapi, gangguan mual dan muntah adalah efek samping

frekuensi terbesar (Yusuf, 2007).

Efek samping dari kemoterapi tersebut, jelas tidak bisa dihilangkan karena

merupakan proses alami akibat dari masuknya racun ke dalam tubuh. Sehingga

yang bisa dilakukan oleh mereka yang menjalani kemoterapi hanya dengan

mengatasinya agar efek samping tersebut dapat ditekan seminim mungkin.

Salah satu strategi dalam mengatasi efek samping kemoterapi adalah

relaksasi otot progresif. Hasil penelitian Rahmawati (2011) menunjukkan

intensitas , frekuensi, dan durasi mual muntah pada pasien kemoterapi yang

dilakukan latihan otot progresif lebih rendah. Dan menurut penelitian Kasih dan

kawan-kawan (2011) menunjukkan relaksasi otot progresive dapat menurunkan

nyeri pada penderita kanker payudara. Fenomena didapatkan diruangan

Page 3: BAB I EBP

penggunaan relaksasi otot progresif belum dilakukan untuk mengatasi efek

samping kemoterapi. Dengan demikian menjadi penting untuk menelaah

penelitian terkait tentang relaksasi otot progresif sebagai upaya penanganan efek

samping kemoterapi.