bab i - dtphp.bengkuluprov.go.id · penerapan standar pelayanan minimal (lembaran negara republik...

82

Upload: trannhu

Post on 08-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Renstra Dinas TPHP

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alasan perubahan Renstra yaitu:

1. Terjadinya perubahan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi

Bengkulu Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 29 November 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Bengkulu sebagai tindak lanjut dari

Peraturan Pemerintah Nomo 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.

2. Perubahan RPJMD sebagai kelanjutan perubahan struktur organisasi perangkat

daerah;

3. Untuk menampung perkembangan keadaan dan isu terbaru;

4. Untuk penyesuaian dengan arah perkembangan prioritas Daerah terbaru.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 8 Tahun 2016,

Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan dan Badan Koordinasi Penyuluhan tergabung

dalam satu Dinas, yaitu Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. Dengan

Demikian Rencana Strategis Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan dan Badan Koordinasi

Penyuluhan yang sebelumnya terpisah perlu di sesuaikan sehingga menjadi Satu

kesatuan sebagai Renstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

Provinsi Bengkulu.

Rencana Strategis ini merupakan dokumen perencanaan 5 (lima) tahun untuk

periode 2016-2021. Penyusunan Renstra dalam rangka mewujudkan pencapaian

sasaran program yang ditetapkan dalam RPJMD. Selanjutnya Renstra ini sebagai

pedoman, diantaranya :

1. Pedoman Perencanaan selama 5 (lima) tahun, sebagai penjabaran dari RPJMD.

2. Pedoman dalam penyusunan rencana kerja tahunan (Renja) Dinas.

3. Alat atau instrumen pengendalian bagi Satuan Pengawas Internal (SPI) dan

Bappeda agar pelaksanaan pembangunan jangka menengah dan tahunan daerah,

mengarah pada pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran sesuai RPJMD.

4. Alat atau instrumen mengukur tingkat pencapaian kinerja kepala Dinas,

mempertanggungjawabkan pelaksanaan program dan kegiatan baik jangka

menengah maupun tahunan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi Dinas.

5. Acuan bagi dinas pertanian Kabupaten/kota dalam menyusun rencana program

dan kegiatannya

Renstra Dinas TPHP

2

1.2 Landasan Hukum1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu

(Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor2828);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4421);

3. Undang-UndangNomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2003 Nomor 74, TambahanLembaran Negara RepbulikIndonesia Nomor 4287);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah danperubahannya (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan LembaranNegara Nomor 5587);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4578);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman PenyusunandanPenerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2005 Nomor 150, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara PengendaliandanEvaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2006 Nomor 96, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor4663);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian UrusanPemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsidan PemerintahanDaerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor (4737);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman EvaluasiPenyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 19, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4817);

11. Peraturan Pemerintah Nomo 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhirdengan Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang PerubahanKedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun2011 Nomor 310);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang PelaksanaanPeraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,Tatacara Penyusunan,Pengendaliandan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan ProdukHukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);

16. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Renstra Dinas TPHP

3

29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerjadan PelaporanAkuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

17. Peraturan menteri Pertanian Nomor : 09/permentan/RC.020/3/2016 tentangRencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019;

18. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan PembangunanDaerah (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2010 Nomor 6);

19. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2016 (Lembaran Daerah ProvinsiBengkulu Tahun 2011 Nomor 4;

20. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Tata Ruang Provinsi Bengkulu(Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2012 Nomor 2)

21. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan DaerahNomor 4 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang DaerahProvinsi Bengkulu Tahun 2005-2025;

22. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan SusunanOrganisasi Perangkat Daerah Provinsi Bengkulu;

23. Peraturan Daerah Nomor .. Tahun ... tentang Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021;

24. Peraturan Daerah Nomor .. Tahun ... tentang Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah Provinsi Bengkulu Tahun 2017;

25. Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 36 Tahun 2011 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Daerah.

1.3 Maksud dan Tujuan

Renstra disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:

1. Maksud penyusunan Renstra adalah agar pembangunan tanaman pangan,

hortikultura dan Perkebunan di Propinsi Bengkulu terarah, terukur dan sejalan

dengan pembangunan nasional, serta sesuai dengan visi dan misi gubernur

terpilih periode 2016-2021.

2. Tujuan penyusunan Renstra adalah untuk menjadi pedoman dalam penyusunan

rencana kegiatan dan anggaran tahunan pembangunan pembangunan tanaman

pangan, hortikultura dan Perkebunan di Propinsi Bengkulu.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Rencana Strategi Dinas Pertanian Propinsi terdiri dari 6

(Enam) Bab, yang meliputi :

BAB I terdiri dari Latar Belakang, Landasan hukum, Maksud dan Tujuan serta

Sistematika Penulisan. Pada Latar belakang dikemukakan pengertian Renstra, fungsi

Renstra serta keterkaitan Renstra Dinas Pertanian dengan RPJMD, Renstra K/L dan

Renstra provinsi/kabupaten/kota. Landasan hukum memuat penjelasan tentang

Renstra Dinas TPHP

4

undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan

lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan Dinas

Pertanian, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan

penganggaran. Maksud dan tujuan menguraikan maksud dan tujuan menyusunan

Renstra Dinas Pertanian. Dan pada Sistematika penulisan dijelaskan format dan isi

penyajian.

BAB II memuat tentang tugas pokok struktur organisasi, Sumberdaya dan Kinerja

Pelayanan. Pada bagian tuga pokok dan fungsi memuat informasi tentang peran (tugas

dan fungsi) Dinas Pertanian dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Pada

bagian sumberdaya mengulas secara ringkas sumber daya yang dimiliki Dinas Pertanian

dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya. Dan pada bagian Kinerja pelayanan,

mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan

Renstra periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas yang telah

dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-

hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra ini.

BAB III terdiri dari identifikasi permasalahan berdasarkan tupoksi, identifikasi

permasalahan berdasarkan visi dan misi gubernur terpilih, identifikasi permasalahan

berdasarkan Renstra KL dan Renstra Kab/Kot, Identifikasi permsalahan berdasarkan

RTRW dan KLHS, serta penentuan isu-isu strategis. Pada masing-masing bagian tersebut

dikemukakan juga faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan yang

mempengaruhi permasalahan pelayanan Dinas Pertanian.

BAB IV memuat rumusan pernyataan visi dan misi, rumusan pernyataan tujuan

dan sasaran jangka menengah beserta indikator kinerjanya serta pernyataan strategi

dan kebijakan Dinas Pertanian dalam lima tahun mendatang.

BAB V mengemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja,

kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif.

BAB VI mengemukakan indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan

kinerja yang akan dicapai Dinas Pertanian dalam lima tahun mendatang sebagai

komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

Renstra Dinas TPHP

5

BAB II.

GAMBARAN TUPOKSI DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DANPERKEBUNAN PROVINSI BENGKULU

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

Tanaman Pangan, Hortikultura dan perkebunan sangat strategis karena berkaitan

langsung dengan Ketahanan pangan dan mata pencaharian sebagian besar Penduduk

Bengkulu. Ketersediaan pangan dan mata pencaharian berpengaruh terhadap citra

pemerintahan, stabilitas politik serta ketertiban dan keamanan. Secara Nasional,

ketersediaan bahan pangan mutlak menjadi prioritas karena secara nyata berpengaruh

langsung terhadap stabilitas nasional dan Kedaulatan Bangsa.

Sebagian besar komoditi tanaman pangan dan hortikultura memiliki siklus

budidaya, dari tanam sampai panen, yang sangat singkat. Kata “Siklus” disini untuk

menjelaskan bahwa proses produksi yang berulang, dari tanam ke tanam lagi atau dari

panen ke panen lagi. Komoditi Padi dan Palawija memiliki siklus budidaya antara 3-4

bulan, sebagian besar komoditi sayuran memiliki siklus budidaya antara 3-6 bulan,

sebagian kecil sayuran memilik siklus kurang dari 3 bulan atau antara 6-12 bulan. Pada

tanaman obat memiliki siklus budidaya antara 6-12 bulan.

Siklus budidaya yang singkat menyebabkan siklus penyediaan sarana produksi,

penanganan hama penyakit dan penanganan panen dan pasca panen yang singkat pula.

Siklus yang singkat memerlukan ketepatan dalam penyediaan dan pengelolaan sarana

produksi. Sarana produksi tersebut dalam bentuk lahan dan air irigasi, Alat dan mesin on

farm, benih atau bibit, pupuk dan pestisida, serta alat dan mesin panen dan pasca

panen. Agar produksi tersebut memberikan nilai tambah ke pada petani, maka

diperlukan juga fasilitasi pengolahan dan pemasaran hasil. Kesemua permasalahan

tersebut belum dapat ditangani oleh petani/kelompok tani karena sumberdaya manusia

petani yang masih sangat terbatas.

Struktur organisasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan telah

mencerminkan manfaat yang akan diberikan kepada petani selama proses produksi

komoditi Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan yaitu:

1) Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian (PSP): menangani aspek lahan, air dan alat

mesin budidaya, unit kerja yang menangani aspek benih, pupuk dan pestisida,

2) Bidang Tanaman Pangan: yang menangani teknik budidaya, pengembangan

kawasan serta penanganan usahatani Tanaman Pangan,

Renstra Dinas TPHP

6

3) Bidang Hortikultura : yang menangani teknik budidaya, pengembangan kawasan

serta penanganan usahatani Tanaman Hortikultura, serta

4) Bidang Perkebunan: yang menangani teknik budidaya, pengembangan kawasan

serta penanganan usahatani Tanaman Perkebunan;

5) unit kerja Balai Proteksi Tanaman: yang menangani aspek pengendalian hama dan

penyakit,

6) Unit Kerja Balai Benih Induk Padi Palawija, Balai Benih Induk Hortikultura dan

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih : yang menangani perbenihan.

7) unit kerja Sekolah Pembangunan Pertanian Negeri Bengkulu dan Balai Pelatihan

Pertanian Bengkulu : yang menangani aspek Sumberdaya Manusia (struktur

organisasi Gambar 2.1).

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 8 Tahun 2016 dan Peraturan

Gubernur Bengkulu Nomor 57 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

Provinsi Bengkulu. Berdasarkan Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 57 Tahun 2016

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan mempunyai tugas membantu

Gubernur dalam melaksanakan Urusan Otomomi daerah sub sektor Tanaman Pangan,

Hortikultura dan Perkebunan dengan fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pertanian sub sektor tanaman pangan, sub

sektor hortikultura dan sub sektor perkebunan;

b. Pelaksanaan administrasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan;

c. Penataan prasarana pertanian;

d. Pengawasan mutu dan peredaran benih tanaman;

e. Pengawasan sarana pertanian

f. Pembinaan produksi dibidang pertanian sub sektor tanaman pangan, sub sektor

hortikultura dan sub sektor perkebunan;

g. Pengendalian dan Penanggulangan hama dan penyakit tanaman;

h. Penanggulangan dan pengendalian bencana alam;

i. Pembinaan pengolahan dan pemasaran hasil dibidang pertanian sub sektor

tanaman pangan, sub sektor hortikultura dan sub sektor perkebunan;

j. Pemberian izin usaha/rekomentasi teknis dibidang pertanian sub sektor tanaman

pangan, sub sektor hortikultura dan sub sektor perkebunan;

Renstra Dinas TPHP

7

k. Pemantauan dan evaluasi dibidang pertanian sub sektor tanaman pangan, sub

sektor hortikultura dan sub sektor perkebunan;

Organisasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi

Bengkulu terdiri satu sekretariat, empat bidang, 10 unit pelaksana teknis dan kelompok

jabatan fungsional. Empat bidang tersebut yaitu Bidang Tanaman Pangan, Bidang

Hortikultura, Bidang Perkebunan serta Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian.

Sekretariat terdiri dari tiga sub bagian dan masing-masing bidang terdiri dari tiga seksi.

Struktur Organisasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Propinsi

Bengkulu dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1.

Struktur Organisasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi BengkuluBerdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu No.8 Tahun 2016

Seksi Produksi

Tanaman Pangan

Seksi Pengolahan

dan Pemasaran

Hasil

Seksi Perbenihan

dan Perlindungan

Tanaman

Seksi Lahan dan

Irigasi

Seksi Pupuk dan

Pestisida

Seksi

Pembiayaan dan

Investasi

Seksi Produksi

Perkebunan

Seksi Pengolahan

dan Pemasaran

Hasil

Seksi Perbenihan

dan Perlindungan

Tanaman

Seksi ProduksiHortikultura

Seksi Pengolahan

dan Pemasaran

Hasil

Seksi Perbenihan

dan Perlindungan

Tanaman

BIDANG

HORTIKULTURA

BIDANG TANAMAN

PANGAN

BIDANG SARANA DAN

PRASARANA PERTANIAN

BIDANG PPERKEBUNAN

KELOMPOK JABATANFUNGSIONAL

KEPALA DINAS

SEKRETARIATDINAS

Sub BagianUmum dan

Perlengkapan

Sub BagianKeuangan

Sub BagianPerencanaan, Evaluasi

dan Pelaporan

UPTDUPTD UPTD UPTDUPTD UPTD

Renstra Dinas TPHP

8

2.2. Sumber Daya Dinas Pertanian

A. Kepegawaian dan Kenderaan Operasional

Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan

PerkebunanProvinsi Bengkulu sampai akhir tahun 2016 sejumlah 297 orang terdiri dari

pegawai di Dinas sebanyak 94 orang, Balai Proteksi TPH sebanyak 68 orang, Balai

Sertifikasi dan Pengawasan Benih TPH sebanyak 55 orang, Balai Benih Induk Hortikultura

sebanyak 23 orang, Balai Benih Induk Padi Palawija sebanyak 4 orang, Sekolah

Pembangunan Pertanian sebanyak 27 orang dan Balai Pelatihan Pertanian 11 orang

(Tabel 2.1).

Tabel 2.1.Keadaan Pegawai Lingkup Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi Bengkulu

Berdasarkan Jabatan Tahun 2016

No Jabatan Dinas BPTPH BPSB BBIH BBIPP SPP BPP Jumlah

1 Struktural

a. Eselon I

b. Eselon II 1 1

c. Eselon III 5 1 1 1 1 1 1 11

d. Eselon IV 15 3 3 3 3 2 3 32

e. Staf 58 20 18 19 7 25 9 156

2 Fungsional

a. Penyuluh 2 2

b.POPT 44 44

c.Pengawas benih 33 33

d.PMHP 2 2

e.Arsiparis 2 2

f.Kepegawaian 1 1

g.Pustakawan

h.Perencana 6 6

i.Guru 5 5

j.Analisis Pasar 2 2

k.Pengamat Hama

l.PHP 5 5

JUMLAH 94 68 55 23 11 33 13 297

Sumber: Laporan Kinerja Pemerintah (LAKIP) Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi Bengkulu Tahun 2016

Berdasarkan golongan kepangkatan, golongan IV sebanyak 27 orang, golongan III

sebanyak 200 orang, Golongan II sebanyak 67 orang dan golongan I sebanyak 4 orang.

Berdasarkan pendidikan, sebagian besar pendidikan S-1 sebanyak 153 orang dan S-2

sebanyak 21 orang. Keadaan Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Tanaman Pangan,

Hortikultura dan PerkebunanProvinsi Bengkulu berdasarkan Golongan kepangkatan dan

Pendidikan ditampilkan pada Tabel 2.2.

Renstra Dinas TPHP

9

Tabel 2.2.Keadaan Pegawai Lingkup Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi Bengkulu

Berdasarkan Pendidikan dan Golongan Kepangkantan Tahun 2016

NO PENDIDIKAN JUMLAH PEGAWAI

1 S2 21

2 S1 148

3 DIII 12

4 DII 0

5 DI 0

6 SMA/SLTA 109

7 SMP/SLTP 3

8 SD 4

JUMLAH 297

Pengawas Benih berjumlah 33 orang tersebar di 10 kabupaten/kota dan provinsi.

Penangkar benih di Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 3 orang dan di Kabupaten

Muko-muko sebanyak 2 orang. Keadaan Pengawas dan Penangkar benih di Provinsi

Bengkulu tahun 2016 ditampilkan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3.Pengawas, Penangkar dan Penyalur Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

di Provinsi Bengkulu Tahun 2016

No Kabupaten/KotaPengawas

BenihPenangkar

BenihPedagang

BenihPenyalur/Distributor

1 Bengkulu Selatan 1 9 4 -

2 Rejang Lebong 1 6 7 -

3 Bengkulu Utara 3 7 3 -

4 Kota Bengkulu 3 4 21 4

5 Seluma 2 6 3 -

6 Kaur 1 7 3 -

7 Mukomuko 2 5 11 -

8 Lebong 2 5 4 -

9 Kepahiang 1 9 7 -

10 Bengkulu Tengah 3 10 4 -

11 Provinsi 9 - - -

Jumlah 28 68 67 4Sumber: Laporan Tahunan Balai Sertifikasi dan Pengawasan Benih Provinsi Bengkulu Tahun 2016

Pengamat organisme Pengganggu Tanaman berjumlah 78 orang tersebar di 10

Kabupaten/Kota dan Provinsi, terdiri dari PNS sebanyak 68 orang serta Tenaga Lepas

Harian-Tenaga Bantu dan honorer sebanyak 10 orang. Keadadan Pengamat Organisme

Pengganggu Tanaman di Provinsi Bengkulu tahun 2016 ditampilkan pada Tabel 2.4.

Renstra Dinas TPHP

10

Tabel 2.4.Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di Provinsi Bengkulu Tahun 2016

No Kabupaten/Kota

Pengamat OPT RHP

PNSNon-PNS Jumlah Jumlah

KelompokJumlah

AnggotaTHL-TB Honorer

1 Bengkulu Selatan 6 1 - 7 84 840

2 Rejang Lebong 4 1 - 5 37 370

3 Bengkulu Utara 6 2 - 8 201 2.010

4 Kota Bengkulu 5 - - 5 9 147

5 Seluma 8 - - 8 4 42

6 Kaur 1 2 - 3 215 2.150

7 Mukomuko 1 - - 3 35 350

8 Lebong 2 1 - 3 28 280

9 Kepahiang 3 1 - 4 17 265

10 Bengkulu Tengah 5 - - 5 11 164

11 Provinsi 7 - 2 27 - -

Jumlah 68 8 2 70 641 6.618Sumber: Laporan Tahunan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Bengkulu Tahun 2016Keterangan: THL-TB: Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu.

Kendaraan operasional Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

Provinsi Bengkulu tahun 2016 berjumlah 259 unit terdiri dari Roda Dua sebanyak 229

unit dan Kendaraan Roda Empat sebanyak 30 unit. Kendaraan Operasional pada Dinas

Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi Bengkulu Tahun 2016 dapat

dilihat pada tabel 2.5.

Tabel 2.5.Kendaraan Operasional Lingkup Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi Bengkulu

Tahun 2016

NO UNIT KERJARODA 4 RODA 2 Jumlah

Rusak Baik Rusak Baik Rusak Baik

1 Balai Benih Induk Padi dan Palawija (BBI PP) 2 9 11

2 Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Talang Aling 2 4 6

3 Sekolah Penyuluh Pertanian Negeri Kelobak (SPPN) 2 2 4

4 Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) 2 53 55

5 Balai Diklat Pertanian Talang Aling 3 3 6

6 Akademi Usaha Pertanian Kelobak (AUP) 1 3 4

7 Balai Produksi Tanaman Pangan Hortikultura (BPTPH) 1 83 84

8 Dinas (Sekretariat dan Bidang) 17 72 89

JUMLAH 30 229 259

Sumber: Laporan tahunan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi Bengkulu Tahun 2016

Renstra Dinas TPHP

11

B. Institusi Perbenihan

Institusi perbenihan terdiri dari Balai Benih serta Balai Pengawasan dan Sertifikasi

Benih. Di Provinsi Bengkulu terdapat 2 (dua) Balai Benih yaitu Balai Benih Induk Padi

Palawija dan Balai Benih Induk Hortikultura.

1. Balai Benih Induk Padi Palawija

BBIPP memiliki lahan seluas 22 Ha, terdiri dari sawah 7 Ha, tegalan 12 Ha, cekdam

1 Ha dan perkantoran 2 Ha. Sarana pendukung berupa alat mesin, kendaraan

operasional, irigasi dan lantai jemur. (Tabel 2.6).

Pada Tahun 2013, ketersediaan luas lahan BBIPP mengalami penurunan

dikarenakan pelaksanaan pelebaran ruas jalan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten

Kepahiang pada tahun 2011-2012. Terdapat sekitar 1,5 ha luas lahan yang terkena

imbas dari pelebaran jalan, meliputi ; sawah produktif sebesar ± 1 ha, pekarangan ± 0,5

ha, 1 unit gudang benih, 1 rumah jaga, bangunan irigasi sepanjang ± 400 m dan lantai

jemur ± 50 m2.

Tabel 2.6.Keadaan Gedung dan Sarana Pendukung Balai Benih Induk Padi Palawija (BBIPP)

Tahun 2016

No Uraian Satuan2014

Jumlah Baik Rusak Keterangan*

1.

Lahan Total/Produktif Ha 21,5

- Sawah Ha 7 7 ha produktif, 1 ha ruas jalan

- Pekarangan dan Kantor Ha 1,5 0,5 ha ruas jalan

- Cekdam Ha 1 -

- Tegalan Ha 12 2 Produktif, 10 Kurang produktif

2

Sumber Daya Manusia Orang 17

- PNS Orang 11

- Tenaga HOK Orang 6

3 Gedung/Bangunan Unit 21 10Kantor, Mess, rumah Dinas,

Gudang, Laboratorium dan Garasi.

4 Alat Mesin pertanian Unit 189 175 14 Berbagai macam

5

Irigasi/pengairan

- Bangunan Irigasi Meter 750,4 750,4 Baik

- Saluran Irigasi Meter 2.300 2.300 Kurang Baik

6

Kendaraan operasional

- Roda 4 Unit 2 Kurang Baik

- Roda 2 Unit 9 Baik

7 Silo Unit 20 17 3 17 unit Baik, 3 unit Rusak

8 Lantai Jemur M2

454 Kondisi kurang baik

9 Komputer/Laptop Unit 5 5 Baik

11 Pagar Balai Benih/Lantai jemur 108,2Sumber: Laporan Kinerja Pemerintah Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu Tahun 2017

Renstra Dinas TPHP

12

2. Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH)

BBIH memiliki lahan seluas 45,5 Ha, dan memiliki sumber daya manusia sebanyak

23 orang. Sarana pendukung berupa 23 unit alat mesin pertanian, 1 unit

irigasi/pengairan, 5 unit kendaraan operasional, jalan dan penerangan listrik disajikan

pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7.Keadaan Gedung dan Sarana Pendukung Balai Benih Induk Hortikultura Tahun 2016

No. Uraian Satuan Baik Rusak Jumlah Keterangan

1. Lahan Total/Produktif Ha 45,5 45,5 -

2. Sumber Daya Manusia -

- PNS Orang 23 23 -

- Honorer/HOK Orang 4 4 -

3. Gedung/Bangunan Unit 20 20Kantor, Rumah Dinas, Gudang,

Screen House , Seeding Net

4. Alat Mesin Pertanian 15 8 23

5. Irigasi/Pengairan 1

6. Kendaraan Operasional

- Roda Empat (Pick Up) Unit 1 2

- Roda Dua Unit 4 4 Baik

7. Sarana Lainnya

a. PLN Unit 3

b. Jalan Meter ±1.500 Kondisi Rusak Ringan

c. Gorong-gorong Unit 3 1 Unit Baik, 2 Unit Rusak Berat

d. Pagar keliling BBIH Meter ±3.950 1.266 m Baik; 2.684 m Rusak Berat

Sumber: Laporan Kinerja Pemerintah Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi Bengkulu Tahun 2017

Dalam melaksanakan fungsi sebagai penyedia bibit hortikultura, BBIH

melaksanakan pengadaan dan pemeliharaan Blok Fondasi (BF), Blok Perbanyakan Mata

Tempel (BPMT) dan Tanaman Koleksi. Sampai akhir tahun 2016 BBIH memiliki tanaman

BF 186 batang, BPMT 546 batang dan Tanaman Koleksi 1.346 batang dengan jumlah

komoditi buah-buahan sebanyak 19 jenis dengan jumlah varietas 51 jenis.

3) Balai Pengawas Dan Sertifikasi Benih (BPSB)

BPSB memiliki luas lahan produktif sekitar 2.037 m2, memiliki 3 unit

gedung/bangunan terdiri dari perkantoran 1 unit, laboratorium 1 unit dan rumah kaca 1

unit. Kendaraan operasional terdiri dari roda empat sebanyak 2 unit dan roda 2

sebanyak 68 unit Sumber Daya manusia yang berada pada Balai Pengawas dan

Sertifikasi Benih pada Tahun 2016 sejumlah 65 orang, terdiri dari 55 orang PNS dan 10

orang tenaga honorer ditampilkan pada Tabel 2.8.

Renstra Dinas TPHP

13

Tabel 2.8.Keadaan Gedung dan Sarana Pendukung Balai Pengawas dan Sertifikasi Benih

(BPSB-TPH) Tahun 2016No. Uraian Satuan Jumlah Keterangan*

1 Lahan Total/Produktif M2 2.037 -

2 Sumber Daya Manusia- PNS- Honorer

OrangOrang

553

-

3 Gedung/Bangunan- Gedung Kantor- Laboratorium- Rumah Kaca

M2

M2

M2

30514045

-

4 Alat mesin pertanian - - -

5 Irigasi/pengairan- Sumur Bor dan Tower Air Unit 1

-

6 Kendaraan operasional-Roda Empat-Roda Dua

UnitUnit

268

4 Rusak Berat

C. Institusi Pengendalian OPT

Institusi pengendalian organisme pengganggu tanaman di Provinsi Bangkulu

adalah Balai Proteksi Tanaman Pangan dan hortikultura (BPTPH). BPTPH di dukung

oleh dua buah laboratorium pengamatan hama penyakit tanaman yaitu laboratorium

Kota Bengkulu dan Laboratorium Mojorejo Kabupaten Rejang Lebong.

Tabel 2.9.Keadaan Gedung dan Sarana Pendukung Balai Proteksi

Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2016No Uraian Satuan Jumlah

1 Lahan Produktif M2 3.000

2 Sumber Daya Manusia Orang 68

3 Gedung dan Bangunan

- Kantor Unit 1

- Gudang Unit 1

- Laboratorium Unit 2

- Rumah Kaca Unit 2

4 Alat Mesin Pertanian - -

5 Irigasi/Pengairan - -

6 Kendaraan Operasional

- Roda Empat Unit 1

- Roda Dua Unit 59

Sesuai dengan tupoksi utama BPTPH yaitu melakukan pengamatan dan

peramalan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) maka sebagian besar

sumber daya manusia ditempatkan sebagai petugas pengamat OPT (POPT) bertugas di

masing-masing Kecamatan.

Renstra Dinas TPHP

14

Tabel 2.10.Keadaan Gedung dan Sarana Pendukung SPPN Tahun 2016

No Uraian Satuan

2016

Baik Rusak Jumlah Keterangan

1 Lahan Total/Produktif Ha 17.733 17.733

2 Sumber Daya Manusia 31 31

- - PNS Orang 23 23

- - HOK Orang 8 8

3 Gedung/Bangunan Unit 19 40 59 Rumah Dinas, Asrama Siswa,Gudang, Perpustakaan, dll

4 Alat mesin pertanian Unit 9 1 10

5 Irigasi/pengairan -

6 Kendaraan operasional

-Roda Empat Unit 1 1 2 1Kondisi Baik, 1 Rusak Berat

-Roda Dua Unit 1 1 Rusak Berat

D. Institusi Pengembangan SDM

Institusi yang berperan langsung dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia

(SDM) Pertanian adalah Sekolah Pembangunan Pertanian (SPP) Negeri Bengkulu dan

Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Bengkulu. SPP Negeri Bengkulu memiliki 2 (dua) Program

Studi : (1) Program Studi Tanaman Pangan Hortikultura dan (2) Program Studi Tanaman

Perkebunan. Pada tahun 2015jumlah siswa SPP Negeri Bengkulu 204 orang dan jumlah

Sumber Daya Manusia SPP Negeri Bengkulu sebanyak 31 orang.

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD

Indikator Kinerja pelayanan, terdiri dari Indikator Kinerja Utama (IKU) dan

indikator kinerja pelayanan lainnya. IKU walaupun belum sempurna, telah ditentukan

melalui penetapan oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan

PerkebunanProvinsi Bengkulu. IKU Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan

PerkebunanProvinsi Bengkulu Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:

1) Nilai Tukar Petani

2) Luas Areal Sawah

3) Jumlah Produksi Padi

4) Rata-rata Produksi Padi per Hektar

5) Jumlah produksi Jagung

6) Jumlah Produksi Kedelai

7) Jumlah Produksi Sayuran

8) Jumlah Produksi Buah-buahan.

Renstra Dinas TPHP

15

Indikator kinerja pelayanan lainnya yaitu sebaggai berikut:

9) Unit Usaha Pengolahan Hasil Yang memiliki NilaiTambah

10) Jumlah Siswa SMK-Pertanian (SPPN Bengkulu)

11) Persentase Kelulusan Siswa SMK-Pertanian (SPPN Bengkulu)

Tingkat capaian indikator kinerja pelayanan telah tercapai sangat baik dengan

tingkat capaian lebih dari 90,00 persen kecuali pada produksi jagung dan kedelai.

Capaian Produksi Jagung dalam tiga tahun terakhir antara 50-91 persen, sedangkan

capaian produksi kedelai antara 48-60 persen.

Tingkat capaian produksi jagung relatif rendah karena budidaya jagung masih

sangat dipengaruhi oleh luas tanam padi dan kacang tanah, serta harga komoditi di

pasaran. Sedangkan, tingkat capaian produksi kedelai relatif rendah karena minat

petani untuk membudidayakan kedelai sangat rendah yang disebabkan oleh resiko

gagal panen sangat tinggi dan dipengaruhi oleh musim hujan.

Pencapaian kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi

Bengkulu tahun 2011-2013 dan Target Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan

PerkebunanProvinsi Bengkulu tahun 2014-2015 sumber dana APBD disajikan pada

Tabel 2.11 dan Tabel 2.12.

Renstra Dinas TPHP

16

Tabel 2.11Hasil Pencapaian Kinerja Pelayanan

Tahun 2011-20151. SKPD Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu

No Indikator KinerjaTargetSPM

TargetIKK

TargetIndikatorLainnya

SatuanTarget Pertahun Renstra Realisasi Capaian Analisis /Persentase Capaian (%)

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014

1 Nilai Tukar Petani - √ 103 104 104 104 104 103 102 103 103 103 100,00 98,08 99,04 99,04

2 Luas Areal Sawah - √ Ha 104.539 104.539 104.539 104.539 104.539 101.170 99.702 100.054 96.250 91.650 96,78 95,37 95,71 92,07

3Jumlah ProduksiPadi

- √ Ton 547.986 547.986 574.810 656.570 688.140 502.550 581.910 622.831 593.195 578.650 91,71 106,19 108,35 84,09

4Rata-rata ProduksiPadi per Hektar

- √ Kui/ha 40,77 40,77 39,35 41,14 43,83 39,28 40,29 42,17 40,20 44,91 96,36 98,82 107,19 102,46

5Jumlah produksiJagung

- √ Ton 112.909 112.909 132.918 142.658 143.557 87.363 103.771 93.988 72.756 52.788 77,37 91,91 70,71 36,77

6Jumlah ProduksiKedelai

√ Ton 3.997 3.997 8.168 8.598 7.225 3.458 2.316 3.987 5.715 5.390 86,51 57,95 48,81 74,60

7Jumlah ProduksiSayuran

- √ Ton 433.602 444.720 456.123 467.819 479.514 450.658 422.458 456.250 462.722 479.514 103,95 95,10 100,06 100,00

8Jumlah ProduksiBuah-buahan

- √ Ton 93.584 95.984 98.445 100.969 103.493 57.987 124.811 127.937 98.586 103.493 135,58 132,92 100,06 100,00

9

Unit UsahaPengolahan HasilYang memilikiNilaiTambah

- √ Unit

Usaha12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 100,00 100,00 100,00 100,00

10Jumlah Siswa SMK-Pertanian (SPPNBengkulu)

- √ Siswa 150 150 150 150 150 168 147 145 145 145 112,00 98,00 96,67 96,67

11

PersentaseKelulusan SiswaSMK-Pertanian(SPPN Bengkulu)

- √ (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,00 100,00 100,00 100,00

Keterangan: Angka Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura berdasarkan Angka Tetap (ATAP)

Renstra Dinas TPHP

17

2. SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu

NOIndikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi

SKPDTargetSPM

TargetIKK

TargetIndikatorLainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke-Rasio Capaian pada Tahun ke-

((target/capaiaan)*100)

2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

1 Jumlah Produksi Tanaman UnggulanPerkebunan Rakyat

- Jumlah Produksi Kelapa Sawit (Ton) 770.285 553.519,34 601.177,36 652.938,73 709.156,73 770.285

- Jumlah Produksi Karet (Ton) 112.140 99.403,55 102.465,18 105.621,11 108.874,24 112.140

- Jumlah Produksi Kopi (Ton) 116.436 71.793,49 81.018,95 91.429,89 103.178,63 116.436

- Jumlah Produksi Pala (Ton) 620 74,93 127,20 215,93 366,56 620

2 Jumlah Sarana dan Prasarana TanamanPertanian/Perkebunan untuk Rakyat

- Jumlah Alat Pengelolahan kopi 20 unit 4 Unit 4 Unit 4 Unit 4 Unit 4 Unit

- Panjang Jalan Sentra Produksi yangDibangun

155.400 m 25.400 m 33.500 m 33.500 m 36.500 m 26.500 m

- Panjang Jalan Sentra Produksi yangditingkatkan

81.500 m 15.000 m 15.400 m 15.000 m 15.100 m 21.000 m

- Jumlah Pembangunan Jembatan SentraProduksi

50 m 10 m 10 m 10 m 10 m 10 m

- Jumlah Bibit 0 4.000 Btg 4.000 Btg 4.000 Btg 4.000 Btg 4.000 Btg

a. Bibit Aren 5.000 Btg 1.000 btg 1.000 btg 1.000 btg 1.000 btg 1.000 btg

b. Bibit Pala 25.000 Btg 5.000 btg 5.000 btg 5.000 btg 5.000 btg 5.000 btg

a. Bibit Kelapa Kopyor 25.000 Btg 5.000 btg 5.000 btg 5.000 btg 5.000 btg 5.000 btg

b. Bibit Kelapa Pandan Wangi 12.500 Btg 2.500 btg 2.500 btg 2.500 btg 2.500 btg 2.500 btg

- Jumlah Pupuk 469.500 kg 93.900 kg 93.900 kg 93.900 kg 93.900 kg 93.900 kg

3 Jumlah Kelompok Tani/Petani yangDitingkatkan Keterampilan, Pemberdayaanserta Terfasilitasi Pemasarannya dalamUsaha Pengembangan Industri Hilir

- Jumlah Poktan /Petani/Petugas yangMengikuti Bimtek/pelatihan

1.900 Petani 380 Petani 380 Petani 380 Petani 380 Petani 380 Petani

- Jumlah peserta yang Mengikuti Sosialisai 4.500 Peserta 90 Peserta 90 Peserta 90 Peserta 90 Peserta 90 Peserta

- Jumlah Promosi serta event yangDifasilitasi

4 Event 4 Event 4 Event 4 Event 4 Event 4 Event

Renstra Dinas TPHP

18

Tabel 2.12Anggaran dan Realisasi Anggaran

Tahun 2011-2015 (dalam jutaan rupiah)

1. Anggaran dan Realisasi Anggaran SKPD Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu

No Indikator Kinerja PROGRAMAnggaran pada Tahun ke- (Juta Rupiah) Realisasi Anggaran pada Tahun ke- (Juta Rupiah) Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

1 Nilai Tukar Petani

Progra Program Peningkatan Kesejahteraan Petani,Program Peningkatan Produksi,produktivitasdan mutu hasil tanaman pangan, programpenyediaan dan pengembangan prasaradan sarana.

- 395 2.121 600 500 285,379 2.030 18.411. 22 - 0,72 0,96 21.526.

2 Luas Areal Sawah Program Peningkatan Produksi,produktivitasdan mutu hasil hasil tanamanpangan,produksi lahan pangan untukmencapai swasembada berkelanjutan.

6.068 9.279 14.821. 17.928. 9.915 5.347 9.126. 14.704 17.776. 0,88 0,91 0,92

3 Jumlah Produksi Padi

4Rata-rata Produksi Padi perHektar

5 Jumlah produksi Jagung

6 Jumlah Produksi Kedelai

7 Jumlah Produksi Sayuran

8Jumlah Produksi Buah-buahan

9Rata-rata Produksi Padi perHektar

10 Jumlah rumah tangga petani

11Rata-rata luas lahan / perrumah tangga petani

12Unit Usaha Pengolahan HasilYang memiliki NilaiTambah

Program Peningkatan nilai tambah , dayasaing industri hilir, pemasaran dan eksporhasil pertanian. Program Peningkatanpemasaran sasil produksi

5506.217

.4.309 3.171 2.200 326,18 6.120. 4.228 3.083 0,59 0,94 0,95

13Jumlah Siswa SMK-Pertanian(SPPN Bengkulu)

Program peningkatatan sarana danprasarana 0 200. 2.307. 536. 500 - 122. 2.294 528 - 0,47 0,94

14Persentase Kelulusan SiswaSMK-Pertanian (SPPNBengkulu)

Program peningkatatan sarana danprasarana 0 200. 2.307. 536 500 - 122. 2.294 528 - 0,47 0,94

Renstra Dinas TPHP

19

2. Anggaran dan Realisasi Anggaran SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu

Uraian ***)Anggaran pada Tahun ke- (Akumulasi Anggaran Tersebut) (Rp.000) Realisasi Anggaran pada Tahun ke- (Rp.000)

Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahunke- (Rp)

Rata-rata Pertumbuhan(Total 5 tahun/5)

2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 AnggaranRealisa

si(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

APBDProgram Pelayanan Adminitrasi PerkantoranKegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat 16.500 18.150 19.500 21.450 23.595Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi,sumberdaya air dan Listrik

200.000 200.000 220.000 250.000 275,000

Kegiatan Penyediaan jasa administrasi keuangan 127.200 127.200 127.200 127.2000 127.200Kegiatan Penyediaan jasa kebersihan kantor 129.600 129.600 129.600 129.600 129.600Kegiatan Penyediaan alat tulis kantor 55.000 55.000 60.500 66.500 73.205Kegiatan Penyediaan barang cetakan danpenggandaan

53.000 53.000 58.300 64.130 70.543

Kegiatan Penyediaan komponen instalasilistrik/penerangan bangunan kantor

17.500 17.500 19.250 21.175 23.292

Kegiatan Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 30.000 30.000 33.000 36.300 39.930Kegiatan Penyediaan bahan bacaan danperaturan perundang-undangan

11.000 11.000 12.100 13.310 14.641

Kegiatan Rapat-rapat koordinasi dan konsultasike luar daerah

200.000 223.000 245.300 269.830 296.813

Kegiatan Penyediaan jasa administrasi dan teknisperkantoran

703.200 703.200 703.200 703.200 703.200

Kegiatan Penatausahaan Kearsipan danInventarisir Barang Milik Daerah

50.000 60.000 70.000 80.000 90.000

Kegiatan Program Peningkatan disiplinaparaturKegiatan Pengadaan Pakaian Dinas BesertaPerlengkapannya

110.000 0 0 0 0

Program peningkatan Sarana dan PrasaranaAparaturKegiatan Pengadaan Perlengkapan GedungKantor

75.000 0 81.950 0 94.934

Kegiatan Pengadaan peralatan gedung kantor 0 70.000 0 96.500 0Kegiatan Pengadaan Meubeler 100.000 0 147.615 0 0Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala Gedung 100.000 120.000 132.000 145.200 159.720Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala KendaraanDinas/Operasional Pengadaan Kendaraan Dinas

150.000 158.000 173.800 191.180 210.298

Kegiatan Pemeliharaan Rutin / BerkalaPerlengkapan Gedung Kantor

50.000 55.000 60.5000 66.550 73.205

Kegiatan Renovasi/Rehabilitasi Sedang/Berat 600.000 0 0 0 0

Renstra Dinas TPHP

20

Uraian ***)Anggaran pada Tahun ke- (Akumulasi Anggaran Tersebut) (Rp.000) Realisasi Anggaran pada Tahun ke- (Rp.000)

Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahunke- (Rp)

Rata-rata Pertumbuhan(Total 5 tahun/5)

2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 AnggaranRealisa

si(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Gedung Kantor DinasKegiatan Pembangunan/ Rehabilitasi/ RenovasiUPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan(BPTP) Provinsi Bengkulu serta penyediaansarana pendukungnya. (DAK)

500.000 0 0 0 0

Kegiatan Pembangunan/ Rehabilitasi/ RenovasiUPTD Kebun Dinas Provinsi Bengkulu sertapenyediaan sarana pendukungnya.(DAK)

889.700 500.000 500.000 0 0

Kegiatan Pembangunan /Rehabilitasi/RenovasiUPTD Kebun Dinas Provinsi Bengkulu SertaPenyediaan Sarana Pendukungnya.(DAK)

500.000 0 0 0 0

Kegiatan Pengadaan Kendaraan Dinas /Operasional

0 0 0 0 0

Kegiatan Program PeningkatanPengembangan Sistem Pelaporan CapaianKinerja dan KeuanganKegiatan Penyusun Laporan Capaian Kinerja danIkhtisar Realisasi

27.000 27.000 29.700 32.670 35.937

Kegiatan Pelaporan Prognosis RealisasiAnggaran

30.000 30.000 33.000 36.300 39.930

Kegiatan Penyusunan Perencanaan,Penganggaran dan Pelapor

150.00 150.00 150.00 150.00 150.00

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi KegiatanPembangunan Perkebunan

150.000 160.000 176.000 181.423 192.306

Program Peningkatan Kesejahteraan PetaniKegiatan Peningkatan Teknis Budidaya TanamanPerkebunan

150.000 200.000 220.000 220.000 250.000

Kegiatan Peningkatan Kemampuan LembagaPetani

150.000 150.000 150.000 150.000 150.000

Kegiatan Sosialisasi Perbenihan 150.000 160.000 165.000 200.000 200.000Program Peningkatan Pemasaran HasilProduk Pertanian/ PerkebunanKegiatan Promosi Atas Hasil ProduksiPerkebunan Unggulan

150.000 160.000 175.000 175.000 200.000

Kegiatan Fasilitasi Event Nasional & DaerahLingkup Pertanian/Perkebunan

150.000 160.000 175.000 180.000 190.000

Kegiatan Publikasi Pembangunan ProvinsiBengkulu Bidang Pertanian/ Perkebunan

200.000 210.000 220.000 233.229 250.000

Kegiatan Pameran Nasional Dalam Rangka 0 0 300.000 0 0

Renstra Dinas TPHP

21

Uraian ***)Anggaran pada Tahun ke- (Akumulasi Anggaran Tersebut) (Rp.000) Realisasi Anggaran pada Tahun ke- (Rp.000)

Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahunke- (Rp)

Rata-rata Pertumbuhan(Total 5 tahun/5)

2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 AnggaranRealisa

si(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Promosi Kopi Unggul BengkuluKegiatan Pertemuan Teknis Pengembangan KopiLokal Bengkulu

150.000 0 0 0 0

Program Peningkatan Produksi Pertanian/PerkebunanKegiatan Pemeliharaan Kebun Sawit Dinas 200.000 230.000 240.000 250.000 260.000Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan StabilitasHarga Hasil Perkebunan

200.000 200.000 250.000 250.000 300.000

Kegiatan Peremajaan/Replanting TanamanPerkebunan

200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

Kegiatan Percepatan Penghapusan HutangKredit Petani Eks Proyek TCSSP

365.445 365.450 365.445 0 0

Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan PBS/N 100.000 110.000 120.000 130.000 140.000Kegiatan Inventarisasi Penilaian Kebun SumberTanaman Perkebunan

250.000 0 250.000 0 250.000

Kegiatan Pemurnian Kebun Enteres Kopi Unggul 140.000 - - - -Kegiatan Demplot Tanaman Kopi Unggul 0 180.000 0 0 0Kegiatan Rehabilitasi Kopi Robusta denganSistem Sambung Pucuk

0 120.000 0 130.000 0

Kegiatan Pembangunan Kerjasama Kemitraan 86.000 - - - -Kegiatan Pembinaan dan Perbaikan GAP - 150.000 175.000 - -Kegiatan Pendaftaran IG (Indikasi Geografis) - - - 100.000 -Kegiatan Pembangunan Lantai Jemur Kopi 75.000 80.000 90.000 100.000 110.000Kegiatan Pengendalian, Pengawasan danPecegahan Peredaran Benih Palsu

200.000 220.000 242.000 250.000 250.000

Kegiatan Pembinaan, Penertiban danPenanganan Konflik Usaha Perkebunan

100.000 100.000 100.000 102.553 115.000

Kegiatan Pembinaan, Pengembangan danPenyebaran Agensia Hayati

165.000 181.000 200.000 220.000 250.000

Kegiatan Pengendalian Organisme PenggangguTanaman (OPT) Perkebunan

100.000 110.000 120.000 130.000 140.000

Kegiatan PerencanaanPembangunan/Peningkatan Jalan/JembatanSentra Produksi Perkebunan Rakyat

395.000 467.820 502.890 472.000 462.000

Kegiatan Koordinasi dan SinkronisasiPerencanaan Pembangunan Perkebunan

160.000 160.000 160.000 160.000 170.000

Kegiatan Updating dan Evaluasi Perstatistikan 100.000 110.000 120.000 130.000 140.000Kegiatan Pengujian Mutu Benih TanamanPerkebunan

100.000 110.000 120.000 130.000 140.000

Renstra Dinas TPHP

22

Uraian ***)Anggaran pada Tahun ke- (Akumulasi Anggaran Tersebut) (Rp.000) Realisasi Anggaran pada Tahun ke- (Rp.000)

Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahunke- (Rp)

Rata-rata Pertumbuhan(Total 5 tahun/5)

2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 AnggaranRealisa

si(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Kegiatan Pengadaan Alat Pemberantasan HamaBabi

125.000 150.000 175.000 200.000 250.000

Kegiatan Identifikasi Penerbitan RekomendasiUsaha Perbenihan

80.000 85.000 85.000 85.000 90.000

Kegiatan Pengadaan Alat Pengolahan Kopi 250.000 270.000 300.000 350.000 350.000Kegiatan Pembukaan Badan Jalan SentraProduksi Perkebunan Rakyat

5.661.7097.535.930

7.537.500 8.212.500 5.962.500

Kegiatan Peningkatan Sarana Jalan SentraProduksi Perkebunan Rakyat

4.500.000 4.620.000 4.500.000 4.530.000 6.300.000

Kegiatan Pembangunan Jembatan SentraProduksi Perkebunan Rakyat

2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000

Kegiatan Penyediaan Pupuk untuk PetaniPerkebunan

500.000 530.000 550.000 600.000 600.000

Kegiatan Penyediaan Bibit Unggul TanamanPerkebunan

80.000 85.000 93.500 96.000 106.000

Kegiatan Penyediaan Bibit Kelapa Kopyor danKelapa Pandan Wangi

900.000 920.000 940.000 960.000 980.000

Kegiatan Pembangunan Kebun Contoh KelapaKopyor dan Kelapa Pandan Wangi

500.000 0 0 0 0

Kegiatan Studi Banding Budidaya KomoditiTanaman Kelapa Pandan Wangi

121.000 - - - -

Renstra Dinas TPHP

23

2.4. Potensi, Permasalahan dan Tantangan

2.4.1. Potensi

A. Keanekaragaman Hayati dan Agroekosistem

Luas wilayah Provinsi Bengkulu mencapai lebih kurang 1.978.870 hektar atau

19.788,7 kilometer persegi, memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat sampai ke

perbatasan Provinsi Lampung dan jaraknya lebih kurang 567 kilometer. Provinsi Bengkulu

berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia pada garis pantai sepanjang lebih kurang

525 kilometer. Bagian Timurnya berbukit-bukit dengan dataran tinggi yang subur,

sedangkan Barat merupakan dataran rendah yang relatif sempit, memanjang dari Utara ke

Selatan serta diselang-selingi oleh daerah yang bergelombang. Berdasarkan topografi,

wilayah Provinsi Bengkulu dapat dibedakan menjadi tiga jalur yaitu, jalur I, Jalur II dan Jalur

II (Tabel 2.13).

Tabel 2. 13. Pembagian Topografi Wilayah Provinsi Bengkulu

TopografiKategori

Jalur I Jalur II Jalur III Jumlah

Ketinggian DPL (m) 0 - 100 100 – 500 500 – 1000 >1000 0-2000

Klasifikasi daerahlow land(dataranrendah)

daerah kaki bukit (Hills range) Perbukitan(hills)

Rendah -Tinggi

Luas (ha) 708.435 625.323 405.688 239.924 1.979.370

(%) dari Luas Provinsi 35,80 31,60 20,50 12,10 100,00

Keterangan : DPL = dari permukaan lautSumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2015

Letak topografi Bengkulu tersebut menghasilkan keanekaragaman agroekosistem

yang tinggi. Hampir semua jenis komoditi tanaman dapat dibudidayakan di Bengkulu, mulai

komoditi dataran rendah sampai dataran tinggi. Berbagai jenis sayuran, buah-buahan, padi,

kacang dan umbi tumbuh baik dan menguntungkan secara ekonomis. Ditambah keadaan

keanekaragaman budaya, pemandangan dan suku berkembang di Bengkulu dan

merupakan potensi pengembangan agrowisata yang besar.

Bengkulu memiliki potensi agroekosistem pertanian yang cukup diantaranya adalah

ketersediaan lahan, hara, dataran rendah sampai tinggi, curah hujan yang merata di

seluruh wilayah dan sepanjang tahun, sinar matahari yang terus menyinari sepanjang

tahun, kelembaban udara yang optimal untuk pertumbuhan tanaman. Tipe iklim

berdasarkan klasifikasi Schmid-Ferguson di Provinsi Bengkulu secara umum termasuk tipe

A, kecuali di sebelah Selatan Kecamatan Kepahiang Kabupaten Rejang Lebong termasuk

Renstra Dinas TPHP

24

tipe B. Hari hujan di Provinsi Bengkulu pada tahun 2013 rata-rata mencapai 20,83 hari

hujan per bulan. Rata-rata curah hujan di Kota Bengkulu tahun 2013 mencapai 331,75 mm.

B. Lahan Pertanian

Lahan pertanian di Bengkulu terdiri dari Lahan sawah dan Bukan sawah yang tersebar

di 10 kabupaten/kota. Luasan ketersediaan lahan yang cukup besar dan sangat potensial

untuk pengembangan tanaman pangan dan hortikultura diharapkan mampu memenuhi

kebutuhan setempat dan memanfaatkan peluang pasar di luar provinsi bahkan di luar

negeri.

Potensi Lahan untuk pengembangan tanam Pangan di Provinsi Bengkulu terdapat

pada Lahan Sawah dan Lahan Pertanian Bukan Sawah. Luas lahan sawah sebesar 91.651

ha. Lahan sawah tersebut belum dimanfaatkan secara optimal dengan rata-rata luas tanam

padi dalam setahun sebesar 123.480 ha. Lahan sawah berpotensi tanam padi dua kali dan

satu kali, serta lahan sawah tidak ditanami padi dan lahan sawah sementara tidak

diusahakan sejumlah 95.743 ha.

Tabel 2.14.Potensi Lahan Sawah di Provinsi Bengkulu Tahun 2015

No. Kabupaten /Kota Ditanami Padi Tidak Ditanami Padi Jumlah

Satu kali Dua kali >= 3 kali TanamanLain

TidakDitanami

1 Bengkulu Selatan 1.704 7.335 377 1.396 224 11.036

2 Rejang Lebong 756 5.946 3.138 70 41 9.951

13 Bengkulu Utara 1.558 8.654 970 456 120 11.757

4 Kaur 3.548 4.514 0 0 37 8.099

5 Seluma 9.670 6.791 260 67 1.330 18.118

6 Muko-Muko 1.667 5.089 152 1.226 1.335 9.469

7 Lebong 8.926 608 42 8 21 9.605

8 Kepahiang 1.114 2.280 1.832 61 0 5.287

9 Bengkulu Tengah 1.618 4.450 455 71 71 6.615

10 Kota Bengkulu 193 1.484 0 0 37 1.714

Jumlah 30.754 47.151 7.226 3.355 3.166 91.651Sumber : SP Lahan Tahun 2016, BPS Provinsi Bengkulu

Pada lahan bukan sawah, potensi pengembangan tanaman pangan terdapat pada

lahan Tegal/Kebun, Ladang/huma dan lahan Sementara tidak diusahakan. Potensi tersebut

tersebar di 10 Kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu (Tabel 2.15).

Renstra Dinas TPHP

25

Tabel. 2.15.Potensi Pertanian Lahan Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi

Bengkulu Tahun 2015 (Hektar)

No Kabupaten/Kota Tegal/Kebun Ladang/Huma Sementara TidakDiusahakan

JUMLAH

1 Bengkulu Selatan 8.729 976 6.294 15.999

2 Rejang Lebong 42.448 14.749 2.546 59.743

3 Bengkulu Utara 50.407 17.151 34.421 101.979

4 Kaur 9.423 5.001 29.538 43.962

5 Seluma 15.999 6.448 3.199 25.646

6 Mukomuko 10.405 5.781 1.138 17.324

7 Lebong 14.979 4.556 5.179 24.714

8 Kepahiang 4.991 3.386 1.214 9.591

9 Bengkulu Tengah 13.979 9.274 5.459 28.712

10 Bengkulu 1.951 255 234 2.440

Jumlah 173.311 67.577 89.222 330.110

Sumber : SP Lahan Tahun 2016, BPS Provinsi Bengkulu

1). Memperbaiki produktivitas dan Luas Panen

Produktivitas Padi, Jagung dan Kedelai Provinsi Bengkulu tahun 2015 masih di bawah

Produktivitas Nasional dan P. Sumatera. Dengan demikian, Peningkatan produksi dapat

diusahakan dari peningkatan produktivitas.

Tabel 2.16.Perbandingan Produktivitas Tanaman Pangan di Provinsi Bengkulu dan Nasional

Tahun 2014 dan 2015

Komoditi Nasional2014

Bengkulu 2014 Nasional2015

Bengkulu 2015

Produktivitas(Kw/Ha)

Produktivitas(Kw/Ha)

% DariNasional

Produktivitas(Kw/Ha)

Produktivitas(Kw/Ha)

% DariNasional

Padi Sawah 52,98 42,36 79,95 55,08 45,90 83,33Padi Ladang 33,11 21,64 65,36 33,39 30,77 92,15

Jagung 49,54 46,51 93,88 51,78 52,07 100,56Kedelai 15,51 10,63 68,54 16,68 12,73 76,32Kacang Tanah 12,79 10,17 79,52 13,33 12,22 91,67Kacang Hijau 11,76 9,82 83,50 11,83 9,57 80,90Ubi Kayu 233,55 175,39 75,10 229,51 224,76 97,93

Ubi Jalar 152,00 132,92 87,45 160,53 131,67 82,02Sumber : Angka Tetap (ATAP) BPS Provinsi Bengkulu Tahun 2015

Berdasarkan Indeks pertanaman, Rata-rata sawah di Provinsi Bengkulu sebesar 125,

yang berarti sebagian besar sawah di Provinsi Bengkulu ditanami padi hanya satu kali

setahun. Dengan demikian, peningkatan produksi padi dapat juga diusahakan dengan

peningkatan indeks pertanaman disamping melalui peningkatan produktivitas.

Renstra Dinas TPHP

26

Tabel 2.17.Indeks Pertanaman Padi Sawah di Provinsi Bengkulu Tahun 2015

No Kabupaten/Kota Luas Sawah Luas Tanam Indeks Pertanaman Padi

1 Bengkulu Selatan 11.036 16.831 152

2 Rejang Lebong 9.951 19.068 191

3 Bengkulu Utara 11.757 14.888 1264 Kaur 8.099 8.565 1055 Seluma 18.118 16.475 90

6 Muko-Muko 9.469 12.933 1367 Lebong 9.605 8.588 898 Kepahiang 5.287 10.742 2039 Bengkulu Tengah 6.615 5.563 84

10 Kota Bengkulu 1.714 1.154 6711 Provinsi 91.651 114.807 125

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu Tahun 2016

2). Perkembangan Luas Areal Perkebunan

Pertumbuhan areal Perkebunan di Provinsi Bengkulu selama tahun 2010-2015

meningkat cukup tinggi dengan rata-rata laju pertumbuhan per tahun mencapai 9,09 %.

Sampai dengan tahun 2015 luas areal perkebunan diperkirakan telah mencapai 433.285 Ha

yang meliputi perkebunan rakyat diluar Perkebunan Besar Swasta dan Perkebunan Besar

Negara.

Komoditi yang banyak diusahakan oleh masyarakat/petani Bengkulu antara lain :

Kelapa Sawit, Karet, Kopi, Kakao, Kelapa dan Lada disamping komoditi lainnya seperti

Cengkeh, Aren, Kayu Manis, Pinang, Kapuk, Kemiri, Vanili, Pala dan Jarak Pagar. Untuk lebih

jelasnya perkembangan Luas areal perkebunan rakyat per komoditi di Provinsi Bengkulu

Tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.18.Perkembangan Luas Areal Perkebunan Rakyat per komoditi di Provinsi Bengkulu

Tahun 2011-2015.

No Komoditi

LUAS AREAL (Ha) Rata-rata laju

Pertumbuhan

(%)2011 2012 2013 2014 2015*

1 Kelapa Sawit 192.450 193.839 194.317 190.363 190.838 -0,20

2 Karet 113.040 114.526 115.833 116.928 117.418 0,96

3 Kopi Robusta 86.435 86.497 86.535 86.666 84.004 -0,70

4 Kopi Arabica 4.546 4.143 3.835 3.812 3.299 -7,59

5 Kakao 14.346 13.650 13.571 13.421 12.737 -2,91

6 Kelapa Dalam 9.513 9.710 9.645 9.642 10.084 1,49

7 Lada 5.007 4.760 4.187 3.381 3.994 -4,52

8 Cengkeh 1.230 1.135 1.166 1.167 1.367 3,06

9 Aren 2.962 2.955 2.866 2.815 2.939 -0,16

10 Kayu Manis 1.244 1.113 1.031 793 860 -8,13

11 Pinang 2.566 2.537 2.556 2.579 2.605 0,38

12 Kapuk 614 533 524 530 646 2,04

13 Kemiri 1.828 1.806 1.626 1.583 1.619 -2,89

14 Vanili 53 38 35 33 24 -17,29

15 Pala 145 158 160 186 653 69,39

16 Jarak Pagar 380 247 146 146 79 -30.45

JUMLAH 436.504 437.805 438.193 434.231 433.352 9.09

Sumber : Statistik Dians Perkebunan Tahun 2015

Renstra Dinas TPHP

27

3). Perkembangan Produksi dan Jumlah Petani

Selain perkembangan luas areal yang mengalami kenaikan, maka

perkembangan produksi dan jumlah petani juga mengalami kenaikan. Komoditi yang

produksinya meningkat di Provinsi Bengkulu selama tahun 2005-2010 adalah Kelapa

Sawit, Karet, Kakao, Kopi Robusta, Kelapa Dalam, Pinang, Pala, Aren, Kayu Manis dan

Kapuk. Namun demikian masih terdapat komoditi yang produksinya menurun antara

lain Kopi Arabica, Jarak Pagar, Cengkeh, Vanili, Kemiri, dan Lada dengan rata-rata laju

pertumbuhan sebesar 2,91 persen. Untuk lebih jelasnya perkembangan produksi dan

jumlah petani perkebunan rakyat per komoditi di Provinsi Bengkulu Tahun 2011-2015

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.19.Perkembangan Produksi perkebunan rakyat per komoditi di Provinsi Bengkulu

Tahun 2011-2015

No KomoditiPRODUKSI (TON) Rata- rata Laju

Pertumbuhan(%)2011 2012 2013 2014 2015

1 Kelapa Sawit 2.261.772 2.211.529 2.260.539 2.267.642 2.282.679 0,242 Karet 86.146 87.692 90.052 92.676 93.552 2,093 Kopi Robusta 52.045 54.228 54.664 54.800 54.935 1,374 Kopi Arabica 1.626 1.418 1.478 1.516 1.436 -2,825 Kakao 5.551 5.678 6.159 6.126 6.266 3,136 Kelapa Dalam 7.818 7.965 8.435 8.731 8.855 3,187 Lada 2.572 2.536 1.989 1.959 1.997 -5,638 Cengkeh 70 71 93 97 92 7,899 Aren 2.448 1.896 1.865 1.776 1.849 -6,2110 Kayu Manis 195 89 243 115 204 35,8511 Pinang 1.151 1.091 1.105 1.103 1.191 0,9712 Kapuk 120 93 83 87 97 -4,2313 Kemiri 1.230 1.019 862 853 844 8,6714 Vanili 3 3 2 1 0,20 -40,8315 Pala 6 9 17 17 26 47,9616 Jarak Pagar 219 123 72 66 45 -31,36

JUMLAH 2.422.972 2.375.440 2.427.658 2.437.565 2.454.068 2,91

Sumber : Statistik Dinas Perkebunan Tahun 2015

Tabel 2.20.Perkembangan Jumlah Petani perkebunan rakyat per komoditi di Provinsi Bengkulu

Tahun 2010-2015

No KomoditiJUMLAH PETANI (KK) Rata-rata Laju

Pertumbuhan (%)2011 2012 2013 2014 2015*

1 Kelapa Sawit 102.198 104.044 105.381 101.908 102.626 0.13

2 Karet 85.889 87.636 89.433 90.262 89.930 -21.26

3 Kopi Robusta 64.580 64.618 64.557 64.518 63.098 -0.57

4 Kopi Arabica 3.068 2.641 2.444 2.374 2.163 -8.28

5 Kakao 22.217 21.342 21.090 20.663 13.779 -10.11

6 Kelapa Dalam 54.810 55.012 54.371 54.313 54.766 -0.02

7 Lada 11.003 10.540 7.354 7.350 7.485 -8.16

8 Cengkeh 3.032 2.753 2.907 2.972 3.142 1.09

9 Aren 9.305 9.271 9.038 8.932 8.457 -2.34

10 Kayu Manis 3.120 2.760 2.520 2.110 2.106 -9.17

Renstra Dinas TPHP

28

No KomoditiJUMLAH PETANI (KK) Rata-rata Laju

Pertumbuhan (%)2011 2012 2013 2014 2015*

11 Pinang 13.879 13.805 13.556 13.591 13.627 -0.45

12 Kapuk 4.537 3.932 3.822 3.836 3.631 -5.28

13 Kemiri 7.606 7.469 6.624 6.440 6.564 -3.49

14 Vanili 180 128 122 106 38 -27.71

15 Pala 705 719 725 863 1.295 17.98

16 Jarak Pagar 1.189 608 412 411 250 -30.13

JUMLAH 387.318 387.278 384.356 380.649 292.020 -107.796

Sumber : Statistik Dinas Perkebunan Tahun 2015

C. Alat Mesin pertanian dan Infrastruktur pertanian

Banyak aplikasi teknologi yang telah tesedia dan dapat diterapkan di Provinsi

Bengkulu, untuk mendorong sistem dan usaha pertanian yang efisien, dengan

memanfaatkan sumberdaya pertanian secara optimal. Teknologi tersebut diantaranya

adalah pengelolaan sumberdaya air seperti teknologi panen air, teknologi pemanfaatan

air secara efisiensi melalui irigasi tetes, jaringan irigasi tingkat desa (JIDES) dan jaringan

irigasi tingkat usahatani (JITUT).

Tabel 2.21.Keadaan Jalan Usahatani di Provinsi Bengkulu Tahun 2014

No Kabupaten/Kota Eksisting (Unit) Dibangun baru(Unit)

Direhab/Direnovasi(Unit)

Total

1 Bengkulu Selatan 100 50 55 205

2 Rejang Lebong 112 60 35 207

3 Bengkulu Utara 46 25 10 81

4 Kaur 17 9 4 30

5 Seluma 21 11 7 39

6 Mukomuko 184 - - 184

7 Lebong 50 26 - 76

8 Kepahiang 31 32 - 63

9 Bengkulu Tengah 29 7 - 36

10 Bengkulu 8 2 - 10

Jumlah 598 222 111 931

Sumber: data teknis Proposal DAK pada e-Proposal 2016

Berbagai paket teknologi tepat guna dapat dimanfaatkan oleh petani untuk

meningkatkan kuantitas, kualitas dan produktivitas aneka produk pertanian. Berbagai

varietas dan klon berdaya produksi tinggi; teknologi produksi pupuk dan produk bio;

alat dan mesin pertanian; serta aneka teknologi budidaya, pasca panen dan

pengolahan hasil pertanian sudah banyak tersedia, tapi belum dimanfaatkan secara

optimal. Teknologi informasi yang tersedia membuka kesempatan meningkatkan efisiensi

dan efektivitas biologis sistem pertanian baik dalam skala nasional, regional, perusahaan

hingga usahatani.

Renstra Dinas TPHP

29

Tabel 2.22Keadaan Alat Mesin Pertanian di Provinsi Bengkulu Tahun 2014

No Alsintan BS RL BU Kaur Seluma Muko2 Lbg KPH BTG Kota Jumlah

1 Traktor Roda 2 856 61 287 520 406 592 700 185 226 104 3.937

2 Traktor Roda 4 - - 1 3 1 - 2 1 133 - 141

3 RMU 133 68 11 27 45 109 110 93 42 24 662

4 Combine Harvester - 8 - - 2 1 1 - - - 12

5 Rice Transplanter 4 3 - 3 61 1 15 - - - 87

6Power Thresherkedelai

- - - - 4 - 2 10 74 51 141

7 Corn Seller 29 - - - - 3 1 31 2 17 83

8Dryer kapasitas 3-6ton bahan bakarbiomassa

- - - - - - 1 - - 1 2

9 pompa air 114 5 12 54 29 5 8 12 135 152 526

Total 1.136 145 311 607 548 711 840 332 612 349 5.591

Sumber: data teknis Proposal DAK pada e-Proposal 2016

D. Tenaga Kerja

Bila diperhatikan penyerapan tenaga kerja, secara rata-rata dalam kurun waktu 2011-

2014, sektor pertanian berperan menyerap tenaga kerja sebesar 51,91 % atau sebanyak

437.745 jiwa tenaga kerja. Tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian masih tinggi

sebanyak 439.784 jiwa, rata-rata 2011-2014 sebanyak 437.745 jiwa atau 51,91 persen. Data

ini menunjukkan bahwa pertanian masih menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja

(Tabel 2.23).

Tabel 2.23.Perkembangan Angkatan Kerja, Bekerja dan Bekerja di Sektor Pertanian di Provinsi

Bengkulu Tahun 2011-2014

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 Rata-Rata

1 Angkatan Kerja 894.934 861.394 841.041 900.054 874.356

2 Bekerja 873.719 830.266 801.146 868.794 843.481

3 Mencari Pekerjaan 21.215 31.128 39.895 31.260 30.875

4 Di Sektor pertanian* 456.431 436.886 417.878 439.784 437.745

5Persentase bekerja di lapanganusaha pertanian

52,24 52,62 52,16 50,62 51,91

*) Diperoleh dari perkalian antara Angkatan kerja Bekerja dikali Persentase bekerja di lapangan usahapertanian dibagi seratus.

Sumber :http://bengkulu.bps.go.id/webbeta/website/pdf_publikasi/Provinsi-Bengkulu-Dalam-Angka-2015.pdf

Renstra Dinas TPHP

Jumlah penduduk

kultur budaya kerja keras

ditingkatkan untuk dapat berkerja dan berusaha di sektor produksi, pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian, maka dapat dima

produksi. Masih terdapat cukup potensi meningkatkan kapasitas produksi komoditas

tanaman pangan dan hortikultura melalui peningkatan tenaga kerja terlatih dengan

didukung oleh stimulus dalam bentuk penyediaan faktor pr

serta pemberian jaminan pasar yang baik.

Gambar 2.2

E. Permintaan dan Peluang

Daya beli masyarakat yang

merupakan pasar dalam negeri yang sangat potensial bagi produk

Permintaan pasar domestik, di samping jumlahnya yang semakin meningkat, juga

membutuhkan keragaman produk yang bervari

lebih besar terhadap diversifikasi produk.

Sejalan dengan era globalisasi dan pemberlakuan pasar bebas, produk pertanian

Bengkulu juga berpeluang untuk dipasarkan ke pasar internasional, baik produk segar

maupun olahan. Pada

ekonomi ASEAN akan terealisasikan.

memperluas pangsa pasar, mendorong daya saing serta berpotensi menyerap tenaga

kerja.

30

umlah penduduk relatif tinggi serta sebagian besar berada di pedesaan dan memiliki

kultur budaya kerja keras. Apabila pengetahuan dan keterampilannya penduduk Bengkulu

ditingkatkan untuk dapat berkerja dan berusaha di sektor produksi, pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian, maka dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas

produksi. Masih terdapat cukup potensi meningkatkan kapasitas produksi komoditas

tanaman pangan dan hortikultura melalui peningkatan tenaga kerja terlatih dengan

didukung oleh stimulus dalam bentuk penyediaan faktor produksi, bimbingan teknologi

serta pemberian jaminan pasar yang baik.

Gambar 2.2. Perkembangan Angkatan Kerja, Bekerja dan Bekerja di SektorPertanian di Provinsi Bengkulu Tahun 2011-2014

Permintaan dan Peluang Pasar

Daya beli masyarakat yang terus meningkat serta jumlah penduduk yang besar

merupakan pasar dalam negeri yang sangat potensial bagi produk

Permintaan pasar domestik, di samping jumlahnya yang semakin meningkat, juga

membutuhkan keragaman produk yang bervariasi, sehingga akan membuka peluang yang

lebih besar terhadap diversifikasi produk.

Sejalan dengan era globalisasi dan pemberlakuan pasar bebas, produk pertanian

juga berpeluang untuk dipasarkan ke pasar internasional, baik produk segar

maupun olahan. Pada akhir tahun 2015, kesepakatan ASEAN untuk mewujudkan integrasi

ekonomi ASEAN akan terealisasikan. AEC akan membuka peluang bagi

pangsa pasar, mendorong daya saing serta berpotensi menyerap tenaga

sebagian besar berada di pedesaan dan memiliki

Apabila pengetahuan dan keterampilannya penduduk Bengkulu

ditingkatkan untuk dapat berkerja dan berusaha di sektor produksi, pengolahan dan

nfaatkan untuk meningkatkan kapasitas

produksi. Masih terdapat cukup potensi meningkatkan kapasitas produksi komoditas

tanaman pangan dan hortikultura melalui peningkatan tenaga kerja terlatih dengan

oduksi, bimbingan teknologi

Angkatan Kerja, Bekerja dan Bekerja di Sektor2014

terus meningkat serta jumlah penduduk yang besar

merupakan pasar dalam negeri yang sangat potensial bagi produk-produk pertanian.

Permintaan pasar domestik, di samping jumlahnya yang semakin meningkat, juga

asi, sehingga akan membuka peluang yang

Sejalan dengan era globalisasi dan pemberlakuan pasar bebas, produk pertanian

juga berpeluang untuk dipasarkan ke pasar internasional, baik produk segar

tahun 2015, kesepakatan ASEAN untuk mewujudkan integrasi

akan membuka peluang bagi Bengkulu untuk

pangsa pasar, mendorong daya saing serta berpotensi menyerap tenaga

Renstra Dinas TPHP

31

Penurunan dan penghapusan tarif akan cukup mengkhawatirkan karena berpengaruh

pada eksistensi produk lokal, peningkatan daya saing produk lokal sangat diperlukan

menghadapi pasar bebas ASEAN akhir tahun 2015 mendatang, diantaranya: 1)

Meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kualitas produksi, 2) Menciptakan iklim usaha

yang kondusif dalam rangka meningkatkan daya saing, 3) Memperluas jaringan

pemasaran, serta 4) Meningkatkan kemampuan dalam penguasaan teknologi informasi

dan komunikasi termasuk promosi pemasaran. Selain itu, rasa nasionalisme Bangsa

Indonesia perlu ditingkatkan sehingga meningkatkan kecintaan terhadap produk dalam

negeri.

2.4.2. Permasalahan

Persoalan mendasar yang diperkirakan masih dihadapi sub sektor tanaman pangan

dan hortikultura di Bengkulu secara umum relatif sama dengan permasalahan pertanian di

Indonesia, mencakup aspek seperti: kerusakan lingkungan dan perubahan iklim,

infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air; kepemilikan lahan; sistem perbenihan dan

perbibitan nasional; akses petani terhadap permodalan kelembagaan petani dan

penyuluh; keterpaduan antar sektor, dan kinerja pelayanan birokrasi pertanian. Secara

lebih lengkap, permasalahan mendasar tersebut di atas diuraikan sebagai berikut:

Grafik 2.3. Perkembangan Jumlah Penduduk Bengkulu dan IndonesiaKeterangan: Jumlah penduduk tahun 2014 dan 2020 diestimasi dengan laju pertumbuhan penduduk Bengkulu

17,4% dan Indonesia 1,43%. Sumber: http://www.bps.go.id, di download jam 14.45 tanggal 9September 2015.

Renstra Dinas TPHP

32

A. Lahan

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian terkait

dengan lahan adalah sebagai berikut:

1. Konversi lahan ke non tanaman pangan atau non pertanian

Luas lahan tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Bengkulu menghadapi

ancaman terus menyusut akibat konversi lahan produktif ke penggunaan pangan dan non-

pertanian. Walaupun peluasan lahan sawah melalui cetak sawah terus dilakukan, tetapi

luas lahan sawah keseluruhan di Provinsi Bengkulu tidak meningkat, bahkan cenderung

terus menurun. Lahan sawah lebih menguntungkan (profitable) untuk dialih fungsikan ke

tanaman perkebunan, pertambangan, pabrik, atau infrastruktur untuk aktivitas industri

lainnya ketimbang ditanami tanaman pangan.

Berdasarkan hasil inventariasasi keadaan jaringan irigasi di tiga kabupaten (Bengkulu

Selatan, Seluma dan Bengkulu Tengah) tahun 2014 terdapat penurunan luas lahan sawah

dan jaringan irigasi fungsional. Tidak Fungsionalnya jaringan irigasi ini dikernakan oleh tidak

tersedianya sumber air, tidak adanya bendungan dan tidak terdapatnya jaringan irigasi.

Sebagian luasan sawah telah berkurang, dan telah terkonversi menjadi perkebunan,

pemukiman dan penggunaan lainnya. Hasil secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.23.

Laju konversi lahan sawah mencapai 1,54 % per tahun, dan pencetakan sawah baru

setiap tahunnya belum mampu meningkatkan luas lahan sawah yang fungsional.

Penurunan luas lahan sawah akan berdampak pada persoalan ketahanan pangan, mau

tidak mau harus didukung oleh lahan yang produktif. Untuk itu, diperlukan peran aktif

pemerintah kabupaten/kota dalam bentuk penyusunan peraturan daerah (Perda)

perlindungan bagi lahan pertanian sesuai UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan

Lahan Pertanian Berkelanjutan. Peraturan daerah tentang lahan pertanian berkelanjutan

untuk mendorong ketersediaan lahan pertanian berkelanjutan, termasuk memberikan

insentif dan perlindungan, atau melarang konversi lahan pertanian produktif, agar lahan

pertanian tidak terus menerus berkurang tanpa terkendali.

Renstra Dinas TPHP

33

Tabel 2.24Rekapitulasi Hasil Inventarisasi Bendungan dan Jaringan Irigasi

No Nama Daerah Irigasi (DI)

Luas (ha)Status Jaringan Irigasi

(Berfungsi/Tidak Berfungsi)Data Dinas PekerjaanUmum (2013)

Hasil InventarisTahun 2014

Selisih Hasil

I Kabupaten Seluma 4.649 491 4.158

1 Ndawaran 204 140 64 Fungsional

2 Air Maras Jambat Akar 250 29,7 220 Tidak Fungsional

3 Air Abang Pering Baru 250 0 250 Tidak Fungsional

4 Air Serian 250 31 219 Tidak Fungsional

5 Air Gunung Ulu Alas 250 38 212 Fungsional

6 Talo Kecil 361 76 285 Fungsional

7 Air Nanto 669 52 617 Fungsional

8 Air Siabun* 1.500 124 1.376** Fungsional

9 Air Sindur Padang Capo Ulu 1 275 -*** 275 Tidak Fungsional

10 Air Teras 345 -*** 345 Fungsional

11 Air Merah Nanti Agung 295 -*** 295 Tidak Fungsional

II Kabupaten Bengkulu Tengah 1.777 59 1.777

1 Air Layang Rena Kandis 740 0 740 Tidak Fungsional

2 Air Bajak Sidodadi 255 44 211 Fungsional

3 Air Susup Kanan Datar Lebar 342 15 327 Fungsional

4 Air Simpang Aur 440 0 440 Tidak Fungsional

III Kabupaten Bengkulu Selatan 2.522 1.370 1.152

1 Air Bekenang Napal Junguk 374 325 49 Fungsional

2 Air Bekenang Rimbo Hitam 273 400 -127 Fungsional

3 Endelengu 295 181 114 Fungsional

4 Kedurang Lubuk Napalan 300 63 237 Fungsional

5 Kedurang Genting Lirik 256 61 195 Fungsional

6 Air Selebang* 1.024 340 684 Fungsional

Luas D.I. Berfungsi 6.448 1.859 3.213 D.I. Berfungsi=14

Luas D.I. Tidak berfungsi 2500 60,7 2439 D.I. Tidak berfungsi=7

Jumlah 8.948 1.920 5.652 21 Daerah Irigasi

Keterangan :Sumber: Kegiatan Inventaris Bendungan dan Jaringan Irigasi pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi

Bengkulu Tahun 2014- * DI dibawah kewenangan provinsi- ** Hasil Pengukuran Lapanagan menggunakan metode GPS- *** Tidak tersedia data Citra di Google Earth

2. Keterbatasan dalam pencetakan lahan baru

Cetak sawah di Provinsi Bengkulu tahun 2010-2015 tidak mencapai target.

Realisasi pencetakan sawah baru belum bisa menyamai laju konversi lahan sawah Salah

satu penyebabnya adalah keterbatasan ketersediaan air irigasi dan infrastruktur dasar

pertanian lainnya yang dimiliki daerah. Ketersediaan air irigasi cenderung terus menurun

juga didorong oleh kerusakan kawasan lindung dan kawasan tangkapan hujan.

Renstra Dinas TPHP

34

3. Penurunan kualitas lahan

Lahan pertanian mengalami penurunan kualitas akibat pemakaian bahan kimia

anorganik berlebihan. Pemakaian pupuk kimia anorganik berlebihan menyebabkan

struktur tanah menjadi padat dan daya dukung tanah bagi pertumbuhan tanaman

menurun. Penurunan kualitas lahan dapat menimbulkan kerusakan lahan semakin luas

dan berakibat penurunan produktivitas lahan dan tanaman.

Langkah penanganan untuk mengatasi penurunan kualitas lahan melalui

memanfaatkan produk bioteknologi, seperti pupuk dan pestisida hayati.

Penggunaan mikroba sebagai pupuk hayati dapat membantu menyediakan unsur hara

yang lengkap bagi tanaman, meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah dan juga

sangat penting dalam memperbaiki struktur tanah. Sedangkan pemakaian pestisida

hayati diharapkan selain dapat menanggulangi serangan hama dan penyakit dan mampu

menjaga lingkungan tetap sehat.

Tabel 2.25Rata-rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut

Wilayah dan Jenis Lahan Tahun 2003 dan 2013 (Hektar)

Nama Kabupaten/Kota Jenis Lahan : Satuan Hektar

Lahan Pertanian (Sawah) Lahan Pertanian (BukanSawah)

Jumlah Lahan Pertanian

2003 2013 2003 2013 2003 2013

1 Bengkulu Selatan 0,30 0,22 0,77 1,34 1,06 1,56

2 Rejang Lebong 0,08 0,09 0,82 1,27 0,89 1,36

3 Bengkulu Utara 0,16 0,09 1,17 1,94 1,33 2,02

4 Kaur 0,25 0,17 1,20 1,51 1,45 1,68

5 Seluma 0,32 0,21 1,06 1,46 1,38 1,67

6 Mukomuko 0,15 0,06 1,07 2,35 1,22 2,41

7 Lebong 0,34 0,38 0,62 1,08 0,96 1,46

8 Kepahiang 0,09 0,10 0,96 1,31 1,06 1,41

9 Bengkulu Tengah 0,16 0,13 0,96 1,55 1,12 1,68

71 Kota Bengkulu 0,03 0,11 0,15 1,54 0,18 1,65

Provinsi Bengkulu 0,16 0,15 0,83 1,58 1,00 1,72

Sumber: Data Sensus Pertanian 2013 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

4. Rata-rata kepemilikan lahan yang sempit

Luas penguasaan lahan petani semakin sempit sehingga menyulitkan upaya

peningkatan kesejahteraan petani. Pada tahun 2003, luas penguasaan lahan sawah per

petani yaitu 0,16 hektar dan menjadi 0,15 hektar pada tahun 2013. Jumlah lahan

sawah dan bukan sawah yang dimiliki petani secara rata-rata tahun 2013 yaitu 1,72

hektar. Ini menyulitkan upaya peningkatan kesejahteraan petani, penyempitan

penguasaan lahan mengakibatkan tidak efisien dalam berusahatani (Tabel 2.26)

Renstra Dinas TPHP

35

Jumlah rumah tangga yang memilik lahan Pertanian di Provinsi Bengkulu 277.136

Rumah tangga. Jumlah rumah tangga tertinggi memiliki golongan luas lahan 1 – 2 hektar

yaitu 100.471 rumah tangga atau 36,25 %. Rumah tangga dengan golongan luas lahan <0,1

ha sebanyak 11.118 hektar atau 4,01%.

Tabel 2.26Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai di

Provinsi Bengkulu Tahun 2013

Golongan Luas Lahan yang Dikuasai Tahun 2013

NoGolongan LuasLahan (m2)

Golongan LuasLahan (Hektar)

Jumlah RumahTangga

Persentase

1 <1000 <0,1 11.118 4,01

2 1000-1999 0,1 - 0,2 4.852 1,75

3 2000-4999 0,2 - 0,5 21.543 7,77

4 5000-9999 0,5 - 1,0 44.094 15,91

5 10000-19999 1,0 - 2,0 100.471 36,25

6 20000-29999 2,0 - 3,0 52.279 18,86

7 ≥30000 >3,0 42.779 15,44

JUMLAH 277.136 100,00

Sumber: Data Sensus Pertanian 2013 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

5. Ketidakpastian status kepemilikan lahan

Berdasarkan sensus Pertanian tahun 2003, sejak tahun 1993 jumlah rumah tangga

petani gurem yang kepemilikan lahannya kurang dari 0,5 hektar meningkat dari 10,9

juta rumah tangga menjadi 13,7 juta rumah tangga pada tahun 2003. Hasil penelitian

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian tahun 2008, rataan kepemilikan lahan

petani di pedesaan sebesar 0.96 ha di Luar Jawa. Kondisi kepemilikan lahan ini disebabkan

oleh: (1) meningkatnya konversi lahan pertanian untuk keperluan pemukiman dan

fasilitas umum,(2) terjadinya fragmentasi lahan karena proses pewarisan, dan (3)

terjadinya penjualan tanah sawah.

Status penguasaan lahan oleh petani sebagian besar belum bersertifikat, sehingga

lahan belum bisa dijadikan sebagai jaminan memperoleh kredit perbankan. Pesatnya laju

pembangunan ekonomi berbasis sumberdaya lahan telah membawa implikasi terhadap

pelanggaran tata ruang. Otonomi daerah juga membawa akses peningkatan pemanfaatan

lahan multi sektoral. Kondisi tersebut pada kenyataannya sulit diimbangi dengan

penyediaan lahan, baik melalui pemanfaatan lahan pertanian yang ada maupun

pembukaan lahan baru.

Renstra Dinas TPHP

36

Upaya menekan laju konversi lahan pertanian ke depan adalah bagaimana

melindungi keberadaan lahan pertanian melalui perencanaan dan pengendalian tata

ruang; meningkatkan optimalisasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi lahan; meningkatkan

produktivitas dan efisiensi usaha pertanian serta pengendalian pertumbuhan penduduk.

B. Infrastruktur

Salah satu prasarana pertanian yang saat ini sangat memprihatinkan adalah jaringan

irigasi. Kurangnya pembangunan waduk dan jaringan irigasi baru serta rusaknya

jaringan irigasi yang ada mengakibatkan daya dukung irigasi bagi pertanian sangat

menurun. Kerusakan ini terutama diakibatkan banjir dan erosi, kerusakan di daerah aliran

sungai, serta kurangnya pemeliharaan irigasi hingga ke tingkat usahatani. Disamping itu,

masih terbatasnya jalan usahatani, jalan produksi, pelabuhan yang dilengkapi dengan

pergudangan berpendingin udara, kebun penangkaran benih dan bibit, balai informasi

dan promosi pertanian serta pasar-pasar yang spesifik bagi komoditas.

Prasarana usahatani lain yang sangat dibutuhkan masyarakat dan menggerakkan

proses produksi dan pemasaran komoditas pertanian namun keberadaannya masih

terbatas adalah jalan usahatani, jalan produksi, pelabuhan yang dilengkapi dengan

pergudangan. Tantangan yang harus dihadapi ke depan adalah bagaimana menyediakan

semua prasarana yang dibutuhkan petani ini secara memadai untuk dapat menekan biaya

tinggi yang timbul akibat terbatasnya prasarana transportasi dan logistik pada sentra

produksi komoditas pertanian tanaman pangan.

C. Sarana Produksi Usahatani

Di sisi sarana produksi, permasalahan yang dihadapi adalah belum cukup

tersedianya benih/bibit unggul bermutu, pupuk, pestisida/obat-obatan, alat dan mesin

pertanian hingga ke tingkat usahatani, serta belum berkembangnya kelembagaan

pelayanan penyedia sarana produksi. Belum perkembangnya usaha penangkaran

benih/bibit secara luas hingga di sentra produksi pengakibatkan harga benih/bibit

menjadi mahal, bahkan mengakibatkan banyak beredarnya benih/bibit palsu di masyarakat

yang pada akhirnya sangat merugikan petani.

Benih merupakan sarana penting bagi usaha di bidang pertanian, apabila benih/

bibit yang tersedia tidak baik atau palsu maka hasil yang didapat tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Disamping itu, pengadaan benih belum sesuai dengan musim tanam,

biasanya benih sampai dilokasi setelah musim tanam dan kadangkala benih sudah

Renstra Dinas TPHP

37

kadaluarsa. Kondisi dikarenakan infrastruktur dan sistem perbenihan sulit berkembang

karena memerlukan investasi yang cukup besar. Tidak banyak swasta yang mau

menanamkan investasi usaha perbenihan/perbibitan. Di lain pihak, pemerintah kurang

berdaya menangani perbenihan.

Berdasarkan penelitian dan praktek di lapangan, penggunaan benih/ bibit unggul

diakui telah menjadi satu faktor kunci keberhasilan peningkatan produksi. Sampai saat

ini, benih unggul banyak ditadangkan dari luar provinsi seperti: padi hibrida, sayuran dan

tanaman hias, serta bibit sapi.

Pupuk merupakan komoditas yang seringkali menjadi langka pada saat dibutuhkan,

terutama pupuk bersubsidi. Sistem distribusi yang belum baik serta margin harga dunia

yang relatif tinggi dibandingkan dengan harga pasar domestik mengakibatkan banyak

terjadinya praktek penyelundupan pupuk bersubsidi ke luar negeri. Dengan keterbatasan

penyediaan pupuk kimia, ternyata pengetahuan dan kesadaran petani untuk

menggunakan dan mengembangkan pupuk organik sendiri, sebagai pupuk alternative juga

masih sangat kurang.

Tantangan untuk mengembangkan sarana produksi pertanian ke depan adalah

bagaimana mengembangkan penangkar benih/ bibit unggul dan bermutu,

menumbuhkembangkan kelembagaan penyedia jasa alat dan mesin pertanian,

mendorong petani memproduksi dan meningkatkan pemakaian pupuk organik, serta

mendorong petani untuk menggunakan pestisida dan obat-obatan tanaman/hewan yang

ramah lingkungan.

D. Regulasi

Regulasi juga diperlukan untuk melindungi pengembangan komoditas usaha di

bidang pertanian. Beberapa undang-undang perlu ditindaklanjuti dengan peraturan daerah

dan atau peraturan kepala daerah atau penetapan dalam bentuk masterplan/rencana aksi

yang terakomodir dalam dokumen anggaran daerah. Tindaklanjut regulasi yang diperlukan

antara lain:

1. Penetapan kawasan tanaman pangan berkelanjutan kabuapten/kota dengan Perda

atau Perbup/Perwal.

2. Penetapan kawasan strategis tanaman pangan berkelanjutan Provinsi dengan Perda

atau Pergub.

3. Penetapan rencana induk (masterplan) kawasan komoditi (Padi/Jagun/Kedalai/ dll)

dengan Pergub.

Renstra Dinas TPHP

38

4. Penetapan rencana induk (masterplan) pengembangan kasawasan tanaman buah

nasional/Provinsi dengan Pergub.

5. Penetapan rencana aksi (action plan) kawasan komoditi Padi/jagung/Kedelai/ dll)

dengan Perbup/Perwal).

6. Penetapan rencana aksi (action plan) kawasan buah nasional/Provisinsi dengan

Perbup/Perwal).

E. Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia

Kelembagaan dan sumberdaya manusia merupakan dua hal yang saling terkait dan

masih menjadi permasalahan dalam proses pembangunan pertanian. Beberapa kondisi

kelembagaan dan sumberdaya manusia saat ini secara umum, sebagai berikut:

1. Kelembagaan Petani

Kondisi organisasi petani saat ini lebih bersifat budaya dan sebagian besar

berorientasi hanya untuk mendapatkan fasilitas pemerintah, belum sepenuhnya

diarahkan untuk memanfaatkan peluang ekonomi melalui pemanfaatan peluang akses

terhadap berbagai informasi teknologi, permodalan dan pasar yang diperlukan bagi

pengembangan usahatani dan usaha pertanian. Di sisi lain, kelembagaan ekonomi petani,

seperti koperasi belum dapat sepenuhnya mengakomodasi kepentingan petani/kelompok

tani sebagai wadah pembinaan teknis. Berbagai kelembagaan petani yang sudah ada

seperti Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani, Perhimpunan Petani Pemakai Air

dan Subak dihadapkan pada tantangan untuk merevitalisasi diri dari kelembagaan yang

saat ini lebih dominan hanya sebagai wadah pembinaan teknis dan sosial menjadi

kelembagaan yang juga berfungsi sebagai wadah pengembangan usaha yang berbadan

hukum atau dapat berintegrasi dalam koperasi yang ada di pedesaan.

Renstra Dinas TPHP

39

Jumlah petani di sektor pertanian di Provinsi Bengkulu Tahun 2013 tercatat 308.854

petani, dengan tertinggi berada pada sub sektor perkebunan yaitu 252.995 petani. Pada

sub sektor tanaman pangan tercatat 104.560 petani. Jumlah kelompok tani di Provinsi

Bengkulu tahun 2013 tercatat sebanyak 92.303 kelompok tersebar di 10 kabupaten/kota.

Kelembagaan pasar yang dibangun selama ini, seperti kelembagaan pasar pada

Pasar Lelang, Sub Terminal Agribisnis, Pasar Ternak, Pasar Tani (Aspartan, Asosiasi Pasar

Tani) dan kelembagaan pada sistem resi gudang masih harus mendapatkan pengawalan

dalam memanfaatkan peluang pasar dan meningkatkan posisi tawar petani yang optimal.

Tabel 2.27Jumlah Kelompok tani dan anggotan kelompok tani Provinsi Bengkulu Tahun 2013

NOKabupaten

/Kota

JumlahKelompok

Tani

JumlahGabunganKelompok

Tani

JumlahKelembagaan

ekonomiPetani

JumlahSawahIrigasi

JumlahSawah

Lahan SawahIrigas Per

Kelompok tani

Lahan SawahPer Kelompok

Tani

1BengkuluSelatan

1.320 135 8 1.463 8.280 11.290 6,27 8,55

2RejangLebong

1.007 95 6 1.108 9.057 9.881 8,99 9,81

3Bengkulu

Utara1.370 206 7 1.583 9.522 14.521 6,95 10,60

4 Kaur 1.104 174 9 1.287 4.724 8.132 4,28 7,37

5 Seluma 994 109 2 1.105 10.265 18.130 10,33 18,24

6Muko-Mukoi

1.285 153 8 1.446 5.567 9.544 4,33 7,43

7 Kepahiang 815 102 5 922 9.261 9.605 11,36 11,79

8 Lebong 816 101 9 926 4.684 5.287 5,74 6,48

9BengkuluTengah

1.250 120 4 1.374 4.106 7.765 3,28 6,21

10Kota

Bengkulu436 63 1 500 662 2.095 1,52 4,81

Provinsi Bengkulu 10.397 1.258 59 11.714 66.128 96.250 6,36 9,26

Sumber: databse kelompok tani kementan, per tgl 05-01-2016

Renstra Dinas TPHP

40

Sejumlah 10.397 Kelompok tani, lahan sawah 96.250 hektar, rata rata luas sawah per

kelompok 9,26 Hektar. Bila rata-rata anggota klp 20 orang, maka hanya 0,46 hektar per

petani.

2. Kualitas Sumber daya Manusia

Petani umumnya berpendidikan rendah dan tinggal di pedesaan. Kondisi ini juga

semakin diperparah dengan kurangnya pendampingan penyuluhan pertanian. Di sisi lain,

bagi mereka yang telah mengenyam pendidikan formal tingkat menengah dan tinggi,

mereka kurang tertarik bekerja dan berusaha di pertanian, sehingga mengakibatkan

tingginya urbanisasi ke perkotaan. Kondisi ini dapat ditekan dengan mengembangkan

agroindustri pertanian di pedesaan, karena akan mampu menciptakan lapangan kerja baru

dan peluang usaha terkait agro-industri di pedesaan. Agro-industri di desa ini memegang

peran penting dalam proses produksi seperti penyediaan dan distribusi sarana produksi,

usaha jasa pelayanan alat dan mesin pertanian, usaha indusri pasca panen dan

pengolahan hasil, usaha jasa transportasi hasil pertanian, pengelolaan lembaga keuangan

mikro, konsultan manajemen agribisnis serta tenaga pemasaran produk agroindustri.

3. Menurunnya Minat Generasi Muda

Fakta dan pandangan bahwa pertanian sebagai salah satu sektor yang antara lain

kurang menjanjikan bagi peningkatan perekonomian dan kesejahteraan hidup, kurangnya

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, lahan pertanian yang semakin

berkurang,sangat menentukan terhadap minat generasi muda untuk memilih pertanian

sebagai masa depannya. Selama ini rata-rata pekerja yang bekerja di sektor pertanian

adalah penduduk dengan usia lebih dari 50 tahun. Hilangnya minat generasi muda cerdas

terdidik dari dunia pertanian Indonesia akan menyulitkan sektor pertanian dalam

melaksanakan mandat menjaga ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Tantangan kedepan adalah bagaimana mengubah pola pikir generasi muda kita

terhadap pertanian, bahwa masih banyak potensi pertanian yang masih belum

dimanfaatkan secara optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan daya tarik generasi muda pada sektor pertanian adalah membangun

pertanian lebih maju dan modern berbasis inovasi dan teknologi yang mampu

menghasilkan produk yang bernilai ekonomi tinggi yang dibutuhkan pasar.

Membangun pertanian dalam konteks industri yang syarat dengan inovasi dan

teknologi yang menangani hulu hingga hilir akan memberikan peluang yang besar dalam

menghasilkan aneka produk pertanian yang bernilai ekonomi tinggi. Untuk itu beberapa

Renstra Dinas TPHP

41

hal penting harus dipersiapkan di perdesaan, yaitu (1) membangun dan memperbaiki

infrastruktur pertanian di perdesaan, (2) meningkatkan kapasitas SDM generasi muda

pertanian yang lebih baik, dan (3) mendorong kebijakan dan regulasi yang tepat terutama

dalam kaitannya dengan kepastian mendapatkan lapangan kerja yang sesuai dengan

keahlian dan keterampilan para generasi muda.

F. Permodalan

Berbagai skema kredit pertanian yang telah tersedia selama ini belum mampu

mengatasi permodalan petani dan dukungan perbankan belum memberikan kontribusi

yang optimal bagi petani. Kondisi petani secara umum memiliki lahan sempit, skala usaha

kecil dan letaknya yang menyebar dan lebih banyak sebagai buruh tani sehingga lebih

mudah dilayani oleh pelepas uang/sumber modal non formal meskipun suku bunga tinggi

tetapi waktu cepat.

Dengan diterbitkannya Perlindungan dan Pemberdayaan petani No.19 Tahun 2013

Pasal 84, yang mengamanatkan bahwa Pemerintah menugasi BUMN bidang perbankan

dan pemda menugasi BUMD bidang perbankan untuk melayani kebutuhan pembiyaan

usahatani, dengan membentuk unit khusus pertanian sehingga pelayanan kebutuhan

pembiyaan dengan prosedur mudah dan persyaratan lunak. Tentunya hal ini akan

ditindaklanjuti untuk dapat diimplentasikan sehingga petani mendapatkan kemudahan

dalam mengkases kredit perbankan. Disamping itu usaha pertanian yang memiliki risiko

yang tinggi baik dari gangguan alam (banjir, kekeringan), serangan hama dan penyakit

tanaman serta tidak adanya jaminan harga dan pasar hasil produksi pertanian dapat

diatasi melalui pengembangan asuransi pertanian.

2.5. Tantangan Pembangunan Pertanian 2016-2020

A. Pemenuhan Pangan Masyarakat, Bahan Baku Industri dan Energi

Tantangan global dimasa mendatang adalah bagaimana penyediaan pangan dan

energi bagi penduduk yang jumlahnya semakin meningkat. Penduduk Bengkulu

diperkirakan akan mencapai di atas 2 juta jiwa pada tahun 2020 maka ketahanan pangan

secara regional akan menjadi suatu tantangan yang nyata. Di lain pihak, ketersediaan

lahan garapan cenderung terus menurun karena degradasi, intensitas erosi permukaan

tanah maupun perluasan industri, perumahan dan sektor-sektor lainnya.

Renstra Dinas TPHP

42

Ketersediaan pangan, energi dan sumber lainnya serta perlindungan dari gangguan

iklim dan lingkungan tidak hanya menjadi kepentingan daerah, tetapi juga menjadi

kepentingan nasional. Untuk itu, penerapan teknologi tepat guna yang progresif menjadi

suatu kewajiban, disamping itu produk dan prosedur yang inovatif dalam dunia usaha

memberi peluang untuk menghasilkan produksi yang berkelanjutan. Tantangan bagi

sektor pertanian adalah bagaimana memanfaatkan dan pengalokasian sumberdaya alam

dan ekosistem yang terbatas secara efektif dan adaptif dalam memproduksi pangan dan

menjamin ketersediaan pangan dan gizi cukup bagi penduduk.

B. Perubahan Iklim, Kerusakan Lingkungan dan Bencana Alam

Bagi sektor pertanian, dampak lanjutan dari perubahan iklim adalah bergesernya

pola dan kalender tanam, perubahan keanekaragaman hayati, eksplosi hama dan penyakit

tanaman dan hewan, serta pada akhirnya adalah penurunan produksi pertanian. Di

tingkat lapangan, kemampuan para petugas lapangan dan petani dalam memahami

data dan informasi prakiraan iklim masih sangat terbatas, sehingga kurang mampu

menentukan awal musim tanam serta melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap

perubahan iklim yang terjadi.

Tantangan ke depan dalam menyikapi dampak perubahan iklim global adalah

bagaimana meningkatkan kemampuan petani dan petugas lapangan dalam melakukan

prakiraan iklim serta melakukan upaya mitigasi dan adaptasi yang diperlukan. Untuk

membangun kemampuan petani dalam melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap dampak

perubahan iklim, salah satunya melalui Sekolah Lapang Iklim serta membangun sistem

informasi iklim dan penyesuaian pola dan kalender tanam yang sesuai dengan

karakteristik masing-masing wilayah. Disamping itu, inovasi dan teknologi tepat guna

sangat penting dan strategis untuk dikembangkan dalam rangka untuk upaya mitigasi

dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Penciptaan varietas unggul yang memiliki potensi

emisi Gas Rumah Kaca (GRK) rendah, toleran terhadap suhu tinggi maupun rendah,

kekeringan, banjir/genangan dan salinitas menjadi sangat penting.

C. Kondisi Perekonomian Global

Pelaksanaan MEA mulai akhir tahun 2015 memberikan konsekuensi bagi Bengkulu

terhadap tingkat persaingan yang semakin terbuka dan tajam, terutama dalam

perdagangan barang dan jasa di kawasan ASEAN. Tujuan akhir MEA adalah untuk

menjadikan ASEAN sebagai kawasan dengan arus barang, jasa, investasi, pekerja terampil

Renstra Dinas TPHP

43

dan arus modal yang lebih bebas, mempunyai daya saing tinggi, dengan tingkat

pembangunan ekonomi yang merata, serta terintegrasi dalam ekonomi global.

Dalam menghadapi MEA, Pemerintah Indonesia telah menetapkan 12 Sektor

Prioritas. Ke-12 sektor prioritas itu adalah pariwisata, kesehatan, logistik, penerbangan,

komunikasi, dan informatika, pertanian, kayu, karet, otomotif, tekstil atau garmen,

elektronik dan perikanan. Hingga Agustus 2015, telah ditetapkan total 482 Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk semua sektor.(dikutif dari

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/ makro/15/10/12/nw3398361 -pemerintah-

tetapkan-12-sektor-prioritas-hadapi-mea)

D. Peningkatan Jumlah Penduduk dan Urbanisasi

Jumlah penduduk Bengkulu diperkirakan mencapai 2.038.509 jiwa pada tahun 2020

dengan laju pertumbuhan 1,74%/tahun. Sementara kapasitas ketersedian lahan

pertanian semakin berkurang akibat konversi lahan cukup tinggi untuk kebutuhan

perumahan dan industri. Untuk itu perlu diupayakan langkah-langkah strategis dalam

rangka menjaga atau mengurangi laju konversi lahan yang terus terjadi.

Tabel 2.28Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Provinsi Bengkulu Tahun 2014

TahunJumlah Penduduk

TahunLaju Pertumbuhan

Bengkulu Indonesia Bengkulu Indonesia1971 519.316 119.208.2291980 768.064 147.490.298 1971-1980 4,39 2,311990 1.179.122 179.378.946 1980-1990 4,38 1,981995 1.409.117 194.754.8082000 1.567.432 206.264.815 1990-2000 2,97 1,492010 1.715.518 237.641.326 2000-2010 1,67 1,492014 1.838.071 252.025.103 2010-2014 1,74 1,432020 2.038.509 275.249.509

Sumber: http://www.bps.go.id, di download jam 14.45 tanggal 9 September 2015.

Sementara itu, laju urbanisasi yang tinggi dimana generasi muda cenderung

meninggalkan perdesaan/pertanian. Sektor pertanian menjadi kurang diminati generasi

penerus. Kondisi ini mengakibatkan transfer tenaga kerja sektor pertanian perdesaan ke

sektor industri ke perkotaan. Laju urbanisasi ini juga berdampak pada semakin langkanya

ketersediaan tenaga kerja muda di pertanian, karena diserap oleh kegiatan industri di

perkotaan. Kondisi ini makin dominannya petani berusia tua di pedesaan yang

mengusahakan budidaya pertanian. Oleh karena itu tantangan kedepan perlu

menciptakan kegiatan pertanian yang lebih diminati oleh generasi muda. Salah satunya

adalah pengembangan agro industri di pedesaan.

Renstra Dinas TPHP

44

Adapun dampak negatif urbanisasi bagi desa sebagai berikut: Desa kekurangan

tenaga kerja untuk mengolah pertanian karena sebagian besar penduduknya pindah ke

kota. Perilaku yang tidak sesuai dengan norma setempat akibat contoh dari gaya hidup di

perkotaan sering ditularkan di kehidupan pedesaan. Desa banyak kehilangan penduduk

yang memiliki potensi dan berkualitas.

45

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Tanaman Pangan, Hortikultura dan perkebunan sangat strategis karena berkaitan

langsung dengan Ketahanan pangan dan mata pencaharian sebagian besar Penduduk

Bengkulu. Ketersediaan pangan dan mata pencaharian berpengaruh terhadap citra

pemerintahan, stabilitas politik serta ketertiban dan keamanan. Secara Nasional,

ketersediaan bahan pangan mutlak menjadi prioritas karena secara nyata berpengaruh

langsung terhadap stabilitas nasional dan Kedaulatan Bangsa.

Sebagian besar komoditi tanaman pangan dan hortikultura memiliki siklus budidaya,

dari tanam sampai panen, yang sangat singkat. Kata “Siklus” disini untuk menjelaskan bahwa

proses produksi yang berulang, dari tanam ke tanam lagi atau dari panen ke panen lagi.

Komoditi Padi dan Palawija memiliki siklus budidaya antara 3-4 bulan, sebagian besar

komoditi sayuran memiliki siklus budidaya antara 3-6 bulan, sebagian kecil sayuran memilik

siklus kurang dari 3 bulan atau antara 6-12 bulan. Pada tanaman obat memiliki siklus

budidaya antara 6-12 bulan.

Siklus budidaya yang singkat menyebabkan siklus penyediaan sarana produksi,

penanganan hama penyakit dan penanganan panen dan pasca panen yang singkat pula.

Siklus yang singkat memerlukan ketepatan dalam penyediaan dan pengelolaan sarana

produksi. Sarana produksi tersebut dalam bentuk lahan dan air irigasi, Alat dan mesin on

farm, benih atau bibit, pupuk dan pestisida, serta alat dan mesin panen dan pasca panen.

Agar produksi tersebut memberikan nilai tambah ke pada petani, maka diperlukan juga

fasilitasi pengolahan dan pemasaran hasil. Kesemua permasalahan tersebut belum dapat

ditangani oleh petani/kelompok tani karena sumberdaya manusia petani yang masih sangat

terbatas.

Perkebunan di Provinsi Bengkulu memiliki keunggulan komperatif dan meningkat

cukup tinggi dengan rata-rata laju pertumbuhan per tahun mencapai 9,09 %. Namun

demikian, sebagian besar perkebunan rakyat masih diusahakan secara tradisional dengan

produktivitas dan kualitas relatif rendah sehingga belum memiliki daya saing ditingkat

nasional dan internasional.

46

Tabel 3.1Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu

No Aspek Kajian / AspekTugas dan Fungsi

Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang digunakan Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PelayananInternal (Kewenangan OPD) Eksternal (Di luar kewenangan)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Penyediaan Benih

Pokok/Benih Dasar PadiPalawija

Produksi Benih Pokok 13ton/tahun

Produksi Benih Padi 2 ton/ha,Jagung 4 ton/haKedelai 750 kg/ha

1. Kesiapan SDM;2. Ketersediaan Alat mesin

prosesing benih;3. Ketersediaan –kesiapan lahan

1. Ketersediaan benih label putih dariPeneliti;

2. Hama penyakit;3. Ketersediaan air irigasi

1. Porositas tanah yang besar, kekurangan airirigasi;

2. Keterlambatan penyediaan benih label putihbahan perbanyakan

3. Penyerapan-penyaluran benih kepenangkar lambat

2 Penyediaan mata tempel,penyediaan pohon induk,penyediaan tanamankoleksi hortikultura,Pelayanan siswa magang(Hortikultura)

Penyediaan mata tempelhortikulturaPenyediaan pohon induk;Penyediaan tanaman koleksiPelayanan siswa magang

Permintaan mata tempeldapat dipenuhi;Jenis dan Jumlah Pohoninduk mencukupi;Jenis dan jumlah tanamankoleksi mencukupi;Permintaan siswa magangdapat dipenuhi

1. Kesiapan SDM;2. Ketersediaan Rumah kasa dan

alat okulasi;3. Ketersediaan –kesiapan lahan;4. Jalan lingkungan dan kenderaan

operasional;5.

1. Ketersediaan benih label putih;2. Hama penyakit;3. Bahan batang bawah dan mata

tempel4. Ketersediaan air irigasi;5.

1. Sumber air irigasi pada musim kemarau;2. Keterlambatan penyediaan benih label putih

bahan perbanyakan3. Penyerapan-penyaluran benih ke penangkar

lambat;4. Jalan lingkungan belum memadai;5. Sarana siswa magang belum memadai;6. Jumlah dan jenis pohon induk belum memadai7. Jumlah dan jenis tanaman koleksi belum

memadai8. Jumlah dan jenis mata tempel tersedia belum

memadai

3 Penyediaan mata tempel,penyediaan pohon induk,penyediaan tanamankoleksi BIBITPERKEBUNAN

Penyediaan mata tempelPenyediaan pohon induk;Penyediaan Kebun BenihPemurnian kebun benih

Permintaan mata tempeldapat dipenuhi;Jenis dan Jumlah Pohoninduk mencukupi;Jenis dan jumlah tanamankoleksi mencukupi;

1. Kesiapan SDM;2. Ketersediaan Rumah kasa dan

alat okulasi;3. Ketersediaan –kesiapan Kebun

benih;4. Ketersediaan –kesiapan Tanaman

koleksi-pohon induk;5. Jalan lingkungan dan kenderaan

operasional;

1. Ketersediaan benih label putih;2. Hama penyakit;3. Bahan batang bawah dan mata

tempel4. Ketersediaan calon kebun benih;6.

1. Keterlambatan penyediaan benih label putihbahan perbanyakan

2. Penyerapan-penyaluran benih ke penangkarlambat;

3. Jalan lingkungan kebun benih belummemadai;

4. Jumlah dan jenis pohon induk belum memadai5. Jumlah dan jenis kebun benih belum memadai6. Jumlah dan jenis mata tempel tersedia belum

memadai

4 Pengawasan dan sertifikasiBenih TPH

Permintaan sertifikasi benihterlayaniPeredaran benih terawasiPengujian benih terakreditasi

% pelayanan sertifikasi% pengawasan peredaranbenihJumlah pengujian komoditibenih yang terakreditasi

1. Kesiapan SDM (jumlah, kapasitasdan kualifikasi);

2. Ketersediaan Alat pengawasandan pengujian benih;

3. Ketersediaan Sarana Bangunan-gedung pengawasan danpengujian benih;

4. Standar SOP pengujian dansertifikasi benih

1. Jumlah dan kualitas calon benih;2. Jenis dan jumlah peredaran benih;3. Pengawasan akreditasi oleh KAN4. Jumlah pelatihan peningkatan

kapasitas SDM5. Kesiapan penangkar dan balai benih

kabupaten/kota

1. Sebagian Sarana dan prasarana belummemenuhi standar pengawasan dan sertifikasibenih;

2. Keterbatasan pengiriman SDM untukpeningkatan kapasitas dan kualifikasi

3. Penguatan kapasitas penangkar benih danbalai benih kab/kota

47

No Aspek Kajian / AspekTugas dan Fungsi

Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang digunakan Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PelayananInternal (Kewenangan OPD) Eksternal (Di luar kewenangan)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)5 Pengawasan dan sertifikasi

Benih PERKEBUNANPermintaan sertifikasi benihterlayaniPeredaran benih terawasiPengujian benih terakreditasi

% pelayanan sertifikasi% pengawasan peredaranbenihJumlah pengujian komoditibenih yang terakreditasi

1. Kesiapan SDM (jumlah, kapasitasdan kualifikasi);

2. Ketersediaan Alat pengawasandan pengujian benih;

3. Ketersediaan Sarana Bangunan-gedung pengawasan danpengujian benih;

4. Standar SOP pengujian dansertifikasi benih

1. Jumlah dan kualitas calon benih;2. Jenis dan jumlah peredaran benih;3. Pengawasan akreditasi oleh KAN4. Jumlah pelatihan peningkatan

kapasitas SDM5. Kesiapan penangkar dan balai benih

kabupaten/kota6.

1. Sebagian Sarana dan prasarana belummemenuhi standar pengawasan dan sertifikasibenih;

2. Keterbatasan pengiriman SDM untukpeningkatan kapasitas dan kualifikasi

3. Pemurnian kebun benih dan tanaman koleksibelum optimal

6 Perlindungan tanaman danpengendalian hamapenyakit TPH

Persentase luas tanamanterserang OPT TPH kurangdari 5%Pengamatan dan peramalanserangan OPT

Target Kementan, seranganOPT kurang dari 5%;Data keadaan OPTDokumen Ramalah OPT

1. Kesiapan SDM (jumlah, kapasitasdan kualifikasi);

2. Ketersediaan Alat Pengamatandan pengendalian OPT;

3. Ketersediaan Sarana Bangunan-gedung Pengamatan danperamalan OPT;

4. Standar SOP Penangan OPT

1. Jenis, jumlah dan sebaran tanaman;2. Jenis, jumlah dan sebaran serangan

OPT;3. Jenis, varietas dan teknik budidaya

yang diterapkan petani4. Intensitas dan teknik pengendalian

yang diterapkan petani

1. Jumlah dan kualifikasi SDM OPT belummencukupi

2. Penerapan pengendalian hama terpadu belumoptimal;

3. System peringatan dini dan cepat tanggapbelum optimal;

4. Bahan dan alat pengendaliah tanggap daruratmasih kurang

7 Perlindungan tanaman danpengendalian hamapenyakit PERKEBUNAN

Persentase luas tanamanterserang OPT perkebunankurang dari 5%Pengamatan dan peramalanserangan OPT perkebunan

Target Kementan, seranganOPT kurang dari 5%;Data keadaan OPTDokumen Ramalah OPT

1. Kesiapan SDM (jumlah, kapasitasdan kualifikasi);

2. Ketersediaan Alat Pengamatandan pengendalian OPT;

3. Ketersediaan Sarana Bangunan-gedung Pengamatan danperamalan OPT;

4. Standar SOP Penangan OPT

1. Jenis, jumlah dan sebaran tanaman;2. Jenis, jumlah dan sebaran serangan

OPT;3. Jenis, varietas dan teknik budidaya

yang diterapkan petani4. Intensitas dan teknik pengendalian

yang diterapkan petani

1. Jumlah dan kualifikasi SDM OPT belummencukupi

2. Penerapan pengendalian hama terpadu belumoptimal;

3. System peringatan dini dan cepat tanggapbelum optimal;

4. Bahan dan alat pengendaliah tanggap daruratmasih kurang

8 PenyelenggaraanPendidikan KejuruanPertanian

Jumlah Siswa 250 orangPersentase kelulusan 100%Akreditasi B

Standar jumlah siswa perruangan;Ujian NasionalStandar Komite akreditasisekolah

1. Jumlah dan kesiapan saranapembelajaran (ruang kelas,laboratorium)

2. Jumlah dan jenis bahan ajar(kurikulum, buku, alat praktek);

3. Jumlah, kualifikasi dankompetensi tenaga didik;

4. Sarana prasarana pendukung;5.

1. Minat dan pilihan sekolah lulusanSMP;

2. Kesiapan penerima siswa magang;3. Program beasiswa-bidik misi

perguruan tinggi.4. Dukungan tenaga didik dari Dinas

Pendidikan Provinsi5. Dukungan kebijakan dari pemerintah

daerah provinsi

1. Sarana gedung perlu ditingkatkan ataudirehabilitasi;

2. Belum tersedianya kenderaan operasionalmendukung proses pembelajaran;

3. Jenis dan jumlah Kualifikasi dan kompetensitenaga didik masih kurang;

4. Kurang dikenal di tingkat SLTP;5.

9 PenyelenggaraanPengembangan SumberDaya Pertanian

Jumlah Aparatur dan nonaparatur dilatih teknispertanianJumlah Aparatur dan nonaparatur dikirim magang, studitour pengembangan pertanianAkreditasi Balai pelatihanpertanian B

Standar jumlah pesertapelatihan per angkatan;

Standar Komite akreditasilembaga pelatihan

1. Jumlah dan kesiapan saranapembelajaran (ruang kelas,Asrama)

2. Jumlah dan jenis bahan ajar(kurikulum, buku, alat pelatihan);

3. Jumlah, kualifikasi dankompetensi tenaga pelatih;

4. Sarana prasarana pendukungpelatihan;

1. Minat dan profesi peserta yangdikirim instansi asal;

2. Penempatan atau pembinaan pascadiklat oleh instansi asal;

3. Dukungan tenaga pelatih dari balaipelatihan terkait

4. Dukungan kebijakan dari pemerintahpusat dan daerah provinsi

1. Sarana gedung perlu ditingkatkan ataudirehabilitasi;

2. Belum tersedianya kenderaan operasionalmendukung proses pelatihan;

3. Jenis dan jumlah Kualifikasi dan kompetensitenaga pelatih masih kurang;

4. Belum dikenal di tingkat pusat maupundaerah;

48

No Aspek Kajian / AspekTugas dan Fungsi

Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang digunakan Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PelayananInternal (Kewenangan OPD) Eksternal (Di luar kewenangan)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)10 Penyelenggaraan

penyuluhan dan informasipertanian

Jumlah penyuluh lapanganyang dibinaJumlah informasi pertanianyang disediakan

Rasio penyuluh dan kelompoktani;Jumlah informasi pertanianyang disediakan

1. Jumlah, kualifikasi dankompetensi penyuluh;

2. Jumlah dan jenis peralatan danbahan penyuluhan;

3. Jumlah dan jenis peralatanpenyediaan informasi pertanian;

4. Sarana prasarana penyebaraninformasi pertanian;

1. Jumlah kelompok tani;2. Penyampaian kebutuhan informasi

pertanian;3. Pengetahuan dan kemampuan

kelompok mengakses informasi4. Formasi pengangkatan penyuluh

PNS dan atau THL.

1. Sarana gedung perlu ditingkatkan ataudirehabilitasi;

2. Belum tersedianya kenderaan operasionalmendukung penyuluahn dan penyebaraninformasi;

3. Jenis dan jumlah Kualifikasi dan kompetensitenaga penyuluh dan penyedia informasimasih kurang;

11 Pengujian, Pemeliharandan perbaikan alat mesinpertanian

Jumlah pengujian yangdiselenggarakanJumlah dan jenis perbaikanalat mesin pertanian yangdisediakan

Standar pengujianStandar perbaikan

1. Jumlah, kualifikasi dankompetensi tenaga mekanisasi;

2. Jumlah dan jenis peralatanpengujian dan perbaikan alsintan;

3. Sarana prasarana pengujian danperbaikan alsintan;

1. Jumlah dan jenis alsintan yangberedar di petani;

2. Kesadaran dan Kemampuan petanimemperbaiki alsintan;

3. Pengetahuan dan kemampuanpengoperasian alsintan

4. Formasi pengangkatan tenagamekanisasi PNS dan atau THL.

1. Sarana gedung perlu ditingkatkan ataudirehabilitasi;

2. Belum tersedianya kenderaan operasionalmendukung perbaikan alsintan;

3. Jenis dan jumlah Kualifikasi dan kompetensitenaga mekanisasi masih kurang;

12 Produksi, produktivitas dannilai tambah Padi Palawija,Hortikultura danPerkebunan

1. Produksi Jumlah flutuatifdan jadwal panena tidaktentu.

2. Produktivitas rendah dannilai tambah rendah

3. Kualitas rendah dan tidakterstandar

4. Keterpaduan hulu-hilirbelum terbentuk,

5. Prioritas komoditi, lokasidan luasan penanganbelum ditentukan;

6. Keterpaduan denganpengembangan kawasandan agrowisata belum ada;

1. Jumlah produksimemenuhi skala ekonomidan dan jadwal panentertentu

2. Produktivitas optimal dandiperoleh nilai tambah

3. Kualitas baik dan sesuaistandar.

4. Pengembangan terpaduhulu- hilir ;

5. Fokus komoditasunggulan;

6. Terpadu denganpengembangan kawasandan agrowisata.

1. Fasilitasi sarana produksi;2. Fasilitasi penyaluran pupuk

subsidi dan pengawasanperedaran

3. Pembinaan usahatani;4. Pembinaan pasca panen dan

pemasaran;5. Fasilitasi permodalan dan

pemasaran;6. Penetapan kawasan

pengembangan7. Penetapan komoditi prioritas

1. Peningkatan penggunaan bibitunggul;

2. Penggunaan pupuk dan pestisidayang benar

3. Pendampingan usahatani;4. Pendampingan Penanganan pasca

panen yang benar;5. Kesiapan kelembagaan petani;6. Penetapan rencana aksi

pengembangan komoditi unggulan

1. Kurangnya tersediaan sarana produksipengembangan komoditi unggulan;

2. Belum optimalnya pengawasan peredaranpupuk dan pestisida

3. Praktik usahatani yang baik belum jadibudaya;

4. Kurangnya peralatan untuk pasca panen yangbaik dan belum terbentuk jaringan pemasaran;

5. Lemahnya permodalan dan SDM kelompok;6. Belum ada Penetapan kawasan komoditi

unggulan

49

Fungsi pelayanan Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu juga dipengaruhi oleh faktor

lingkungan eksternal. Beberapa isu-isu strategis faktor eksternal dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)

NoIsu Strategis

Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Regional/Lokal Lain-lain

(1) (2) (3) (4) (5)

1Masyarakat ekonomi asean(MEA) Mulai awal 2016.

Tranportasi Tol laut, Penurunannilai tukar rupiah terhadap dolar

amerika

Cepatnya mutasi/rotasiaparatur di daerah

2Globalisasi, pasar bebas, C-generation

Persaingan menarik pengusaha,wisatawan antar daerah makin

tinggi dan terbuka.

Menurunya minat pemuda/tenaga kerja terdidik utk

bertani.

Produk tidakseragam, tidak

kontinyu

3Pola hidup/pola konsumsikonsumen dunia

Persaingan pemasaran produkantar daerah makin tinggi dan

terbuka.

Kesiapan petani/ kelompoktani. Pencitraan produk

unggulan

4Millenium developmentgoals (MDGs)

Penetapan Standar KompetensiKerja Nasional Indonesia (SKKNI)

untuk semua sector.

Orientasi petani/kelompoktani sebagian besar instan

dan mendpat bantuan.

5Perubahan iklim,pemanasan global

Standarisasi produk olahan, pangansegar, lembaga penguji sesuai SNI

Dokumen Perencanaankab/kota yg masih lemah,

belum tentegrasi hulu-hilir,antar sektor dan antar

tahun.

6Penurunan produksi pangandan kenaikan harga pangandunia

Alih fungsi lahan, perubahan iklim,penurunan kualitas lahan.

Lemahnya penyediaan datateknis di kab/kota

Kesuburnan tanah,pertanian organik

*) Sesuaikan atau diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota

Faktor-faktor yang menjadi bahan petimbangan terhadap rumusan program dan

kegiatan.

a. Pencapaian visi dan misi kepala daerah,

Usaha untuk mewujudkan Misi Gubernur terpilih yang berkaitan dengan Tupoksi

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan diuraikan sebagai berikut:

1) Misi 1 RPJMD: Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih melalui

reformasi tata kelola pemerintahan.

2) Misi 2 RPJMD: Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan

kesejahteraan sosial dan layanan dasar dibidang pendidikan, kesehatan serta

perekonomian rakyat berbasis keunggulan lokal.

3) Misi 3 RPJMD: Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur

dasar dan infrastruktur strategis

4) Misi 4 RPJMD: Mewujudkan pola pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan yang berkeadilan dan berkelanjutan.

5) Misi 5 RPJMD: Mewujudkan pembangunan kemaritiman yang integratif.

Lima Program Prioritas Gubernur yaitu:

a. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan

b. Penguatan Komoditas Unggulan

c. Pengembangan Infrastruktur Strategis & Industrialisasi

d. Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan

e. Visit 2020

Gubernur Bengkulu periode 2016pembangunan Provinsi Bengkulu, yaitu sebagai berikut:

1. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan2. Penguatan Komoditas Unggulan3. Pengembangan I4. Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan5. Visit Wonderfull Bengkulu 2020

Gambar 3.1. Lima Program Prioritas Provinsi Bengkulu 2016

Dinas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

langsung dengan empat program prioritas, kecuali prioritas nomor 3. Permasalahan

dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan dalam mendukung Empat prioritas Daerah tersebut adalah s

1. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan

Dalam rangka mendukung Perioritas 1, yaitu

Ketertinggalan, Dinas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan Provinsi

Bengkulu memiliki tugas dan fungsi me

miskin. Petani atau rumah tangga petani miskin memiliki keterbatasan lahan sempit,

modal rendah, pendidikan dan keterampilan rendah. Untuk mengentaskan petani

50

Misi 5 RPJMD: Mewujudkan pembangunan kemaritiman yang integratif.

Lima Program Prioritas Gubernur yaitu:

Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan

Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & Hilirisasi

Pengembangan Infrastruktur Strategis & Industrialisasi

Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT

Visit 2020 Wonderful Bengkulu

Gubernur Bengkulu periode 2016-2021 telah menetapkan 5 (lima) program perioritaspembangunan Provinsi Bengkulu, yaitu sebagai berikut:

Pengentasan Kemiskinan & Peretasan KetertinggalanPenguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & HilirisasiPengembangan Infrastruktur Strategis & IndustrialisasiTransformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis ITVisit Wonderfull Bengkulu 2020

Gambar 3.1. Lima Program Prioritas Provinsi Bengkulu 2016

Dinas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan paling tidak terkait secara

langsung dengan empat program prioritas, kecuali prioritas nomor 3. Permasalahan

dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan dalam mendukung Empat prioritas Daerah tersebut adalah s

Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan

Dalam rangka mendukung Perioritas 1, yaitu Pengentasan Kemiskinan & Peretasan

Dinas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan Provinsi

Bengkulu memiliki tugas dan fungsi menangani petani atau rumah tangga petani

Petani atau rumah tangga petani miskin memiliki keterbatasan lahan sempit,

modal rendah, pendidikan dan keterampilan rendah. Untuk mengentaskan petani

Misi 5 RPJMD: Mewujudkan pembangunan kemaritiman yang integratif.

erbasis IT

2021 telah menetapkan 5 (lima) program perioritas

erbasis IT

Gambar 3.1. Lima Program Prioritas Provinsi Bengkulu 2016-2021

paling tidak terkait secara

langsung dengan empat program prioritas, kecuali prioritas nomor 3. Permasalahan

dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan dalam mendukung Empat prioritas Daerah tersebut adalah sebagai berikut:

Pengentasan Kemiskinan & Peretasan

Dinas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan Provinsi

gani petani atau rumah tangga petani

Petani atau rumah tangga petani miskin memiliki keterbatasan lahan sempit,

modal rendah, pendidikan dan keterampilan rendah. Untuk mengentaskan petani

51

miskin diperlukan dukungan sarana prasarana usahatani yang sesuai untuk lahan

sempit, modal rendah, yaitu usahatani yang dapat meningkatkana pendapatan dan

menurunkan pengeluaran rumah tangga. Model usahatani demikian adalah gabungan

tanaman semusim dan tanaman tahunan. Pendidikan dan keterampilan yang rendah

memerlukan pendampingan selama proses usahatani.

2. Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & Hilirisasi

Di Provinsi bengkulu terdapat berbagai macam komoditi tanaman pangan,

hortikultura dan perkebunan. Dalam rangka mendukung Perioritas 2, yaitu penguatan

komoditas unggulan dan hilirisasi, Dinas tanaman pangan, hortikultura dan

perkebunan Provinsi Bengkulu memiliki tugas dan fungsi mendukung pengembangan

komoditi unggulan dan hilirisasi.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut perlu ditetapkan komoditi

unggulan yang menjadi prioritas penanganan. Selanjutnya perlu ditetapkan lokasi dan

kawasan pengembangan berikut dengan luasan pengembangan, kegiatan perioritas

dan tujuan pengembangan. Perioritas komoditi harus sejalan dengan perioritas

nasional dan potensi daerah.

Komoditas yang menjadi perioritas pengembangan di tahun 2016-2021 adalah

sebagai berikut:

1) Tanaman Pangan: Padi, Jagung dan kedelai

2) Hortikultura: Cabe merah, bawang merah, Jeruk RGL, Jeruk Kalamansi,

Melinjo, Pisang Enggano, Pisang Ambon Curup, Alpukat, Manggis.

3) Perkebunan: Kelapa Sawit, Karet, Kopi Arabika, Kopi Robusta, Pala, Kelapa,

Aren.

Permasalahan dalam pengembangan komoditi unggulan adalah: membangun

keterpaduan antar pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, serta membanguan

keterpaduan hulu-hilir.

3. Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT

Dalam rangka mendukung Perioritas 4, Dinas tanaman pangan, hortikultura

dan perkebunan Provinsi Bengkulu memiliki tugas dan fungsi meningkatkan kapasitas

sumberdaya manusia, meningkatkan transparansi pengelolaan alat mesin pertanian,

serta memperbaiki data lahan, data kelompok tani dan .

52

4. Visit Wonderfull Bengkulu 2020

Dalam rangka mendukung Perioritas 5, Dinas tanaman pangan, hortikultura

dan perkebunan Provinsi Bengkulu memiliki tugas dan fungsi mendukung

pengembangan agrowisata.

b. Ketahanan pangan dan Kedaulatan pangan.

Dalam rangka pencapaian ketahanan pangan dan kedaaulatan pangan tersebut

akan dilakukan kegiatan peningkatan produktivitas, produksi dan nilai tambah

usahatani tanaman pangan dan hortikultura.

c. Pencapaian Target Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

Sektor Pertanian menyumbang sebesar 5% dari total emisi Gas Rumah Kaca

(GRK) nasional pada tahun 2000 dan meningkat menjadi sebesar 7% pada tahun

2005. Emisi ini diperkirakan akan terus meningkat apabila tidak ada kegiatan

penurunan emisi yang dilakukan. GRK pada sektor pertanian diantaranya

Pembakaran biomassa, padang rumput, Penggunaan kapur pertanian, Pemupukan

urea, Emisi langsung dan tidak langsung N2O dari tanah dan Lahan sawah tergenang

Dalam rangka pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca akan

dilakukan kegiatan yang berhubungan dengan optimasi pemanfaatan lahan,

penerapan teknologi budidaya yang baik, pengembangan pertanian organik.

d. Pencapaian Millineum Develovment Goals (MDGs)

Sub sektor pertanian berkaitan dengan tujuan pembangunan millinium ke 1, yaitu

Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, dengan target meningkatkan pendapatan

penduduk miskin dan menurunkan angka kemiskinan. Dalam rangk pencapaian Tujun

pembangunan millinium tersebut akan dilakukan kegiatan peningkatan produktivitas,

produksi dan nilai tambah usahatani tanaman pangan dan hortikultura.

e. Pengentasan kemiskinan,

Sebagian besar penduduk Bengkulu adalah petani dan sebagian besar petani adalah

miskin. Untuk mengurangi kemiskinan maka dilakukan kegiatan peningkatan

produktivitas, produksi dan nilai tambah usahatani tanaman pangan, hortikultura

dan Perkebunan.

53

f. Pendayagunaan potensi ekonomi daerah,

Potensi ekonomi daerah digambarkan oleh persentase andil sektor-sektor

penyumbang BDRP. Berdasarkan distribusi persentase Produk Domestik Regional

Bruto Provinsi Bengkulu tahun 2011-2014, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

memiliki andil terbesar dengan rata-rata 32,01 persen. Data ini menunjukkan bahwa

sebagian besar pendapatan masyarakat Provinsi Bengkulu berasal dari lapangan usaha

Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang terdiri dari Sub Lapangan usaha Pertanian,

Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian (23,66 %), Kehutanan Penebangan Kayu

(0,79 %) dan Perikanan (7,57 %) (Tabel 9).

Andil terbesar berasal dari Tanaman Pangan (10,15 %), Diikuti Tanaman

Hortikultura (3,92 %), Tanaman Perkebunan (4,82 %), Peternakan (4,16 %) dan Jasa

Pertanian dan Perburuan (0,62%). Data ini menunjukkan bahwa andil terbesar berasal

dari Tanaman Pangan dan Hortikultura, secara keseluruhan menyumbang sebesar

14,07 %. Dalam rangka pendayagunaan potensi daerah tersebut akan dilakukan

kegiatan peningkatan produktivitas, produksi dan nilai tambah usahatani tanaman

pangan dan hortikultura.

g. Diberlakukannya MEA.

Masyarakat ekonomi asean (MEA) mulai berlaku pada akhir 2015. Terdapat 12

sektor unggulan dalam menghadapi MEA diantaranya Sektor perdagangan barang

mencakupi bidang pertanian. Dalam rangka menghadapi MEA tersebut diperlukan

peningkatan daya saing produk dan SDM Pertanian. Kegiatan yang akan dilakukan yaitu

peningkatan kompetensi SDM Pertanian melalui Pelatihan teknis pertanian dan Sekolah

Kejuruan Pertanian Milik Provinsi Bengkulu, Peningkatan SDM pengawasan dan sertifikasi

benih, pengawasan peredaran pupuk dan pestisida,

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Gubernur dan wakil Gubernur

Dampak permasalahan yang ada pada hakekatnya perbengaruh secara tunggal

maupun bersama-sama terhadap usaha pencapaian Misi Gubernur Terpilih.

54

Tabel 3.3Faktor Penghambat dan Pendorong Pelaksanaan Tupoksi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Gubernur Bengkulu Periode 2016-2021.

No RPJMD Faktor

Misi Penghambat Pendorong

1 Mewujudkan pemerintahan yangbaik dan bersih melalui reformasitata kelola pemerintahan.

1. Masih lemahnya kompetensi aparatur;2. Keterbatasan sarana dan prasarana kantor;3. Kebiasaan buruk yang telah membudaya

1. Kebijakan pemerintah pusat dan daerah2. Tuntutan masyarakat dan perkembangan

jaman3. Kemajuan teknologi

2 Meningkatkan kualitas dankuantitas pelayanankesejahteraan sosial dan layanandasar dibidang pendidikan,kesehatan serta perekonomianrakyat berbasis keunggulan lokal.

1. Keterbatasan sarana dan prasaranapelayanan;

2. Lemahnya penguasaan teknologi danperaturan perundang-undangan;

3. Komoditi unggulan lokal belum terinventaris.

1. Ketersediaan lahan dan sumber dayagenetik;

2. Tuntutan pemenuhan pelayanan danstandar barang, standar SNI, ISO;

3. Kebijakan kementerian pertanian tentangkomoditi lokal dan kearifan lokal

3 Meningkatkan dan memantapkankapasitas infrastruktur dasar daninfrastruktur strategis.

1. Sebagian besar adalah Kewenangankab/kota

2. Belum siapnya kelompok/lokasi;3. Keterbatasan air irigasi

1. Kebijakan cetak sawah kementan;2. Kebijakan infrastruktur kelompok di

prov/kab kota;3. Tuntutan kedaulatan pangan pemerintah

dan masyarakat4 Mewujudkan pola pengelolaan

sumber daya alam danlingkungan yang berkeadilan danberkelanjutan.

1. Alih fungsi lahan ke non pertanian, atautanaman pangan ke non tanaman pangan;

2. Keterbatasan penyediaan benih/bibit unggul;3. Keterbatasana sarana usahatani dan modal

usahtani;4. Lemahnya SDM dan Kelembagaan kelompok

tani;5. Lemahnya keterpaduan program pusat

daerah, antar instansi;6. Lemahnya keterpaduan hulu-hilir kebijakan;7. Lemahnya keterpaduan perencanaan antar

tahun rencana

1. Dukungan ketesediaan lahan dan iklim;2. Dukungan ketersediaan tenaga kerja,

petani dan kelompok tani;3. Dukungan ketersediaan berbagai jenis

komoditi;4. Peluang pasar makin meningkat;5. Dukungan teknologi informasi;6. Dukungan teknologi pertanian

5 Mewujudkan pembangunankemaritiman yang integratif.

1. Belum terwujdunya keterpaduan usahatanidengan usaha kemaritiman;

2. Lemahnya SDM dan kelembagaan kelompokdi daerah pesisir

1. Daerah pesisir yang luas memungkinkanberkembangnya usahtani;

2. Berkembangnya wisata di daerah pesisir

6 Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak.

Lemahnya SDM dan kelembagaan kelompok wanitatani dan taruna tani

Ketersediaan lahan usaha dan teknologiinformasi bagi wanita tani dan taruna tani.

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Kabupaten/Kota

A. Agenda Prioritas Nasional 2015-2019

1. Peningkatan Agroindustri.

Peningkatan Agroindustri, sebagai bagian dari agenda 6 Nawa Cita

(Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional).

Sasaran dari peningkatan agroindustri adalah: berkembangnya agroindustri

terutama di perdesaan, komoditi yang menjadi fokus mangga, Jeruk,

manggis, salak, kentang.

Arah kebijakan difokuskan pada: (1) peningkatan produktivitas dan mutu

hasil pertanian komoditi andalan, potensial untuk ekspor dan substitusi impor;

dan (2) mendorong pengembangan industri pengolahan terutama di

perdesaan serta peningkatan ekspor hasil pertanian. Untuk itu strategi yang

akan dilakukan meliputi:

a. Revitalisasi hortikultura rakyat,

55

b. Peningkatan mutu, pengembangan standardisasi mutu hasil pertania,

c. Pengembangan agroindustri perdesaan,

d. Penguatan kemitraan antara petani dengan pelaku/ pengusaha

pengolahan dan pemasaran,

e. Peningkatan aksesibilitas petani terhadap teknologi, sumber- sumber

pembiayaan serta informasi pasar dan akses pasar.

2. Peningkatan Kedaulatan Pangan.

Sasaran utama prioritas nasional bidang pangan pertanian periode

2015-2019 adalah:

a. Tercapainya peningkatan ketersediaan pangan yang bersumber dari

produksi dalam sendiri untuk komoditi Padi, Jagung dan Kedelai .

b. Terbangunnya dan meningkatnya layanan jaringan irigasi 2.000 Ha untuk

menggantikan alih fungsi lahan.

c. Terlaksananya rehabilitasi 2.000 Ha jaringan irigasi sebagai bentuk

rehabilitasi prasarana irigasi sesuai dengan laju deteriorasi.

d. Beroperasinya dan terpeliharanya jaringan irigasi Ha.

e. Terbangunnya 2.000 Ha layanan jaringan irigasi rawa untuk

pembangunan lahan rawa yang adaptif dengan menyeimbangkan

pertimbangan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Arah kebijakan umum kedaulatan pangan RPJMN 2015-2019 adalah:

pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan dengan

peningkatan produksi pangan pokok, stabilisasi harga bahan pangan,

terjaminnya bahan pangan yang aman dan berkualitas dengan nilai gizi

yang meningkat serta meningkatnya kesejahteraan pelaku usaha pangan.

Arah kebijakan Pemantapan Kedaulatan Pangan tersebut dilakukan dengan

5 strategi utama, meliputi:

a. Peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas

produksi dalam negeri, yang meliputi komoditas padi, jagung, kedelai,

daging, gula, cabai dan bawang merah.

b. Peningkatan kualitas Distribusi Pangan dan Aksesibilitas Masyarakat

terhadap Pangan.

c. Perbaikan kualitas Konsumsi Pangan dan Gizi Masyarakat

d. Mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan dilakukan terutama

56

mengantisipasi bencana alam dan dampak perubahan iklim dan serangan

organisme tanaman dan penyakit hewan.

e. Peningkatan kesejahteraan pelaku utama penghasil bahan pangan.

Tabel 3.4Agenda Kedaulatan Pangan Berdasarkan Prioritas Nasional Tahun 2015-2020.

B. Telaah Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019

B.1. Sasaran Strategis Kementerian Pertanian

Terdapat dua Sasaran strategis yang berkaitan langsung dengan Fungsi

Pelayanan Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu yaitu: Swasembada padi, jagung dan

Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar

ekspor dan substitusi impor

Arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok peningkatan nilai tambah

dan daya saing komoditi pertanian difokuskan pada: (1) peningkatan produktivitas

dan mutu hasil pertanian komoditi andalan ekspor, potensial untuk ekspor dan

substitusi impor; dan (2) mendorong pengembangan industri pengolahan terutama di

perdesaan serta peningkatan ekspor hasil pertanian.

Strategi Kementerian Pertanian untuk peningkatan nilai tambah dan daya

saing komoditi Pangan dan Hortikultura meliputi:

1. Revitalisasi perkebunan dan hortikultura rakyat,

2. Peningkatan mutu, pengembangan standardisasi mutu hasil pertanian dan

peningkatan kualitas pelayanan karantina dan pengawasan keamanan hayati,

3. Pengembangan agroindustri perdesaan,

57

4. Penguatan kemitraan antara petani dengan pelaku/pengusaha pengolahan

dan pemasaran,

5. Peningkatan aksesibilitas petani terhadap teknologi, sumber- sumber

pembiayaan serta informasi pasar dan akses pasar

6. Akselerasi ekspor untuk komoditas-komoditas unggulan serta komoditas

prospektif.

Arah kebijakan Pemantapan Kedaulatan Pangan yang berkaitan langsung dengan

Tupoksi Dinas Pertanian yaitu dua Strategi yaitu:

1. Peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi dalam

negeri, yang meliputi komoditas padi, jagung, kedelai, cabai dan bawang merah.

2. Mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan dilakukan terutama

mengantisipasi bencana alam dan dampak perubahan iklim dan serangan

organisme tanaman dan penyakit hewan.

3. Peningkatan kesejahteraan pelaku utama penghasil bahan pangan.

Sasaran Kinerja Kementerian Pertanian Alokasi Provinsi Bengkulu

Perencanaan pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura terkait dengan

NAWACITA sesuai dengan Renstra Kementerian pertanian tahun 2015-2019 telah

menetapkan alokasi sasaran untuk Provinsi Bengkulu. Selama tahun 2015-2019, alokasi

target Provinsi Bengkulu yaitu: perluasan sawah seluas 3.600 hektar, Perluasan Lahan

Hortikultura sebesar 4.800 hektar, areal yang terlayani jaringan irigasi 65.500 hektar,

Optimasi lahan seluas 48.950 hektar, Areal SRI 16.900 hektar, Desa Mandiri Benih 25

desa, Desa Organik tanaman pangan 50 desa, desa organik hortikultura 2 desa, pasar

tani 4 lokasi, Taman sain pertanian 1 lokasi dan taman tekno pertanian 3 lokasi.

Target produksi tanaman pangan selama tahun 2015-2019, berdasarkan alokasi

Renstra Kementerian Pertanian yaitu Padi sebesar 2,27 %/tahun, jagung sebesar 2,49

%/tahun dan Kedelai sebesar 22,39 %/tahun.

Target peningkatan produksi tanaman Hortikultura selama tahun 2015-2019,

berdasarkan alokasi Renstra Kementerian Pertanian rata-rata per tahun tertinggi pada

Bawang Merah yaitu 4,04 %/tahun, diikuti Jeruk siam sebesar 3,14 %/tahun dan Cabe

Merah sebesar 2,27 %/tahun. Alokasi Target Sasaran Renstra Kementan untuk Provinsi

Bengkulu tahun 2015-2019 secara lengkap dapat dilihat pada Tabel berikut:

58

Tabel 3.5

Indikator dan Target Kinerja Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian Provinsi BengkuluBerdasarkan Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019.

NO Indikator Renstra KementanTARGET Pertumbuhan

Rata-Rata(%/Tahun)2015 2016 2017 2018 2019

I Perluasan Areal dan Sarana

1 Perluasan Sawah - 900 900 900 900

2 Perluasan Lahan Hortikultura - 1.200 1.200 1.200 1.200

3Tambahan luas areal terlayanijaringan irigasi

57.500 2.000 2.000 2.000 2.000

4 Pengembangan Optimasi Lahan 18.950 5.000 6.500 8.500 10.000

5Tambahan Areal SRI (System ofRice Intensification)

1.900 2.000 4.000 4.000 5.000

6Desa Mandiri Benih TanamanPangan

25 25 25 25 25

7 Desa Organik Tanaman Pangan 50 50 50 50 50

8 Desa Organik Hortikultura - 1 1 2 2

9Pembangunan Gudang Denganfasilitas pengolahan pasca panen

5 5 5 6

10 Lokasi Pasar Tani 1 1 1 1

11Pembangunan Taman SainPertanian (Agro Science Park)

1

12Pembangunan Taman TeknoPertanian (Agro Techno Park)

1 1 1

II Produksi TANAMAN PANGAN (ton)

1 Padi 688.140 714.634 732.509 750.813 769.498 2,27

2 Jagung 97.184 94.686 99.148 104.135 109.524 2,49

3 Kedelai 8.239 12.476 18.937 20.194 20.599 22,37

4 Kacang Tanah 4.277 4.352 4.428 4.506 4.584 1,03

5 Kacang Hijau 1.927 1.956 1.985 2.015 2.045 1,25

6 Ubi kayu 97.663 99.657 101.690 103.764 105.881 1,63

7 Ubi Jalar 26.468 26.968 27.461 27.967 28.466 1,47

Jumlah Padi, Kacang dan Umbi 923.898 954.729 986.158 1.013.394 1.040.597 2,42

III Produksi HORTIKULTURA (ton)

1 Cabe Merah 42.775 43.789 45.103 46.456 47.850 2,27

2 Cabe Rawit 13.546 13.752 13.961 14.174 14.389 1,22

3 Bawang Merah 772 811 852 894 940 4,04

4 Kentang 15.090 15.392 15.700 16.014 16.334 1,6

5 Mangga 10.094 10.336 10.594 10.864 11.126 1,97

6 Manggis 724 737 750 764 778 1,45

7 Nenas 532 543 554 565 576 1,61

8 Jeruk Siam 15.764 16.316 16.968 17.732 18.388 3,14

9 Salak 1.931 1.970 2.009 2.049 2.090 1,6

10 Temu Lawak 164 172 181 190 200

IV Produksi PERKEBUNAN (ribu ton)

1 Kelepa 8,43 9,49 9,97 10,04 11,72

2 Cengkeh 0,92 0,93 0,95 0,96 0,97

3 Teh 1,60 1,66 1,68 1,72 1,77

4 Pala 1,02 1,03 1,04 1,05 1,56

5 Lada 2,05 2,12 2,25 2,40 2,55

6 Kopi 56,72 57,61 58,34 59,15 59,97

7 Kakao 4,55 4,62 4,78 4,89 11,97

8 Karet 96,45 98,74 101,54 109,34 117,31

9 Kelapa Sawit 836,23 838,26 884,30 977,56 1.095,33

59

Arah kebijakan Direktorat Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian RI

Tahun 2015 - 2019, antara lain :

Arah Kebijakan 2015-2019 :

1. Pengembangan komoditas perkebunan strategis

2. Pengembangan kawasan berbasis komoditas perkebunan

3. Pengembangan sumber daya insani perkebunan

4. Penguatan kelembagaan pekebun dan kemitraan usaha perkebunan

5. Pengembangan dan penguatan sistem pembiyaan perkebunan

6. Pengembangan sasaran prasarana dan infrastruktur pendukung usaha agribisnis

perkebunan

7. Perlindungan, pelestarian, pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan hidup

8. Peningkatan upaya adaptasi, mitigasi bencana, perubahan iklim dan perlindungan

perkebunan

9. Penguatan tata kelola kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi sebagai

dasar pelayanan prima

Prioritas pengembangan komoditas unggulan nasional perkebunan tahun 2015

– 2019 terdapat 16 komoditas, yaitu : Tebu, Kelapa Sawit, Karet, Kelapa, Kakao, Kopi,

Teh, Lada, Cengkeh, Pala, Jambu Mete, Sagu, Kemiri Sunan, Kapas, Nilam dan

Tembakau.

C. Telaah Renstra Kabupaten/Kota

Renstra Kabupaten/Kota tidak tersedia. Telaah Renstra Kabupaten/kota didekati

melalui usulan program kegiatan melalui e-proposal 2016, usulan melalui forum

musrenbang provinsi dan usulan dari proposal kelompok tani. Hasil koordinasi dengan

kabupaten/kota pada forum musrenbang/forum SKPD untuk menampung program

kegiatan kabupaten/kota. Secara keseluruhan, usulan anggaran kegiatan dari 10

kabupaten/kota untuk mendukung target kinerja yang telah tertuang dalam Renstra

Kementerian Pertanian tahun 2015-2019 berjumlah Rp.410.732.883.000,00 (Empat

Ratus Sepuluh Miliar Tujuh Ratus Tiga Puluh Dua Juta Delapan Ratus Delapan Puluh

Tiga Ribu Rupiah yang mencakup 16 (enam belas) komoditi pangan dan hortikultura

dengan 19 macam kegiatan.

60

Tabel 3.6.REKAPITULASI USULAN ePROPOSAL 2018 PER KOMODITI YANG DIAJUKAN KE PUSAT (Hasil Verifikasi Provinsi)

KABUPATENJumlah Usulan

(Rp)

Usulan (Rp.000) Per Sub SektorTANAMAN PANGAN HORTIKULTURA

Padi Jagung KedelaiKacangTanah

Ubi Kayu Ubi Jalar Aneka CabaiBawangMerah

Jahe JerukTanaman

Obat/Hortikultura Lainnya

BENGKULU SELATAN 41,663,885 14,070,988 11,092,500 - 77,275 185,000 89,250 1,951,850 1,283,110 - 1,079,500 -

REJANG LEBONG 46,195,798 31,737,708 10,397,500 1,005,000 - - - 1,796,850 718,740 - 540,000 -

BENGKULU UTARA 65,425,846 39,210,750 7,500,000 - - - - 3,135,937 240,937 - 215,900 -

KAUR 113,578,503 42,320,668 11,710,000 650,125 - 185,000 - 1,550,000 - - - -

MUKOMUKO 117,228,580 73,645,878 24,262,560 - - - - 3,842,285 6,205,697 - - -

KEPAHIANG 62,317,375 5,493,400 4,500,000 837,500 - 370,000 892,500 3,100,000 2,050,000 890,625 450,000 -

BENGKULU TENGAH 32,994,185 24,834,600 3,874,900 - - - - 334,685 - - - 3,950,000SELUMA 14,263,628 13,301,915 234,000 - - - - - - - - -LEBONG 75,373,182 65,212,138 2,408,000 - - - - 3,445,622 1,745,622 - 2,231,800 330,000

KOTA 2,910,388 2,081,388 600,000 - - 74,000 - 155,000 - - - -

TOTAL 571,951,367 311,909,430 76,579,460 2,492,625 77,275 814,000 981,750 19,312,229 12,244,106 890,625 4,517,200 4,280,000

KABUPATEN

Usulan (Rp.000) Per Sub SektorPERKEBUNAN

Cengkeh Kakao KaretKelapaSawit

Kopi Lada PalaPerkebunan

LainnyaBENGKULU SELATAN - - 3,214,413 8,620,000 - - - -

REJANG LEBONG - - - - - - - -BENGKULU UTARA - 4,590,653 7,911,904 2,619,765 - - - -

KAUR 15,015,920 5,302,175 - 7,880,850 11,146,600 17,562,165 - 255,000

MUKOMUKO - - 5,089,990 4,182,170 - - - -KEPAHIANG - - - - 13,463,100 28,770,250 1,500,000 -

BENGKULU TENGAH - - - - - - - -SELUMA - - - 727,713 - - - -LEBONG - - - - - - - -

KOTA - - - - - - - -TOTAL 15,015,920 9,892,828 16,216,307 24,030,498 24,609,700 46,332,415 1,500,000 255,000

Usulan SKPD kabupaten/kota pada forum Pra-Musrenbang/Forum SKPD Provinsi dan dari Proposal kelompok tani yang langsung ditujukan kepada

Dinas Pertanian Provinsi serta berdasarkan informasi/Isu terkini yang berkembang di masyarakat.

61

Tabel 3.7.Rekapitulasi Usulan Komoditi tanaman pangan dan hortikultura dari Kabupaten/Kota

berdasarkan Frorum SKPD Provinsi Bengkulu tahun 2016.

No Kabupaten/Kegiatan Usul Anggaran (Rp)

1 Draenase dan pengerukan siring irigasi 300.000.000

2 Dukungan pengembangan bawang merah 1.200.000.000

3 Jalan Usah Tani 21.040.800.000

4 Lantar Jemu 500.000.000

5 Normalisasi Irigasi 5.800.000.000

6 Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan tanaman pangan 100.000.000

7 Pembangunan irigasi 5.550.000.000

8 Pemberantasan dan Pencegahan Hama dan Penyakit Tanaman 1.400.000

9 Pembuatan Jembatan gantung 750.000.000

10 Pembuatan Lumbung Padi 1.000.000.000

11 Penangkar benih 250.000.000

12 Pengadaan alat mesin pertanian 720.000.000

13 Pengadaan Alat Pasca panen tanaman pangan 200.000.000

14 Pengadaan alat Pembasmi Hama 150.000.000

15 Pengadaan Bibit Padi, Jagung,Kelapa Sawit,Mangga, Coklat, dan Kelapa 2.500.000.000

16 Pengadaan Listrik usaha tani 67.000.000

17 Pengadaan Mesin Tanaman 400.000.000

18 Pengadaan Pupuk Bersubsidi Untuk Petani 4.000.000.000

19 Pengadaan Pupuk Dan Insektisida Bersubsidi 195.000.000

20 Pengadaan Pupuk, Insektisida, Bibit (jagung Kedelai Padi) 3.000.000.000

21 Pengadaan Rice Milling 1.200.000.000

22 Pengadaan sarana dan prasarana pertanian/peternakan 1.000.000.000

23 Pengadaan sarana dan prasarana produksi pertanian 1.100.000.000

24 Pengadaan sarana dan prasarana tekenologi pertanian/perkebunan tepat guna 750.000.000

25 Pengembangan Pembenihan / Pembibitan 165.000.000

26 Pengembangan bibit unggul hortikultura 475.000.000

27 Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan 450.000.000

28 Pengembangan jaringan irigasi 3.000.000.000

29 Pengembangan komoditi hortikultura 1.000.000.000

30 Pengembangan standarisasi tanaman obat bahan alami indonesia 400.000.000

31 Pengoralan jalan dan Pembuatan Box Culvert 700.000.000

32 Peningkatan mutu produksi hortikultura 325.000.000

33 Penyediaan infrastruktur Peningkatan Produksi dan produktivitas pertanian 8.300.000.000

34 Penyediaan sarana dan prasarana dan infrastruktur pertanian 2.150.000.000

35 Penyusunan SID/DID Percetakan Sawah Baru 385.000.000

36 Perbaikan irigasi tersier dan jalan rabat beton 200.000.000

37 Perehapan Talang Air Saluran Irigasi Tersier 120.000.000

38 Pintu Air Dan 1 Untuk mengaliri persawahan kr endah 1.000.000.000

39 Rehab Jembatan Gantung 750.000.000

40 Revitalisasi dan fasilitasi penggilingan padi 2.250.000.000

Grand Total 73.444.200.000

62

Tabel 3.8Rekapitulasi Usulan Komoditi tanaman pangan dan hortikultura dari Kabupaten/Kota

berdasarkan Proposal Kelompok Tani tahun 2016.

No UsulanSatuan

Ha KM Liter Meter Set Ton Unit Grand Total

1 Alsintan 0

2 Benih Cabe 1 1

3 Benih Jagung 1 1

4 Benih Kacang Tanah 1 1

5 Bibit Cabe 2 2

6 Bibit Hortikultura 1 1

7 Bibit Jagung 2 2

8 Bibit Kacang Tanah 5 5

9 Bibit Mangga Bengkulu 2 2

10 Demplot Hortikultura 0

11 Hand Sprayer 93 93

12 Handsprayer Elektrik 0

13 Handtraktor 47 47

14 Handtraktor PUM 0

15 Irigasi 0

16 Kendaraan Roda 3 6 6

17 Optimasi Lahan Tanaman Padi 1 1

18 Pembangunan Bangunan Pelengkap 0

19 Pembangunan Irigasi 2 2

20 Pembangunan Jembatan 1 1

21 Pembuatan JUT 0 10 0 7 0 0 0 17

22 Perawatan Jembatan Usaha Tani 1 1

23 Pestisida Bancol 50 Wp 1 1

24 Pestisida Bassa 500 Ec 1 1

25 Pestisida Baycarb 500 Ec 1 1

26 Pestisida Demse 25 Ec 1 1

27 Pestisida Dursban 500 Ec 1 1

28 Pestisida Fujiwan 400 Ec 1 1

29 Pestisida Labradar 25 Ec 1 1

30 Pestisida Meteor 25 Ec 1 1

31 Pestisida Sidabas 500 Ec 1 1

32 Power Threser 55 55

33Pupuk Urea, SP 36, Za, Ponska danOrganik

0 0 0 0 0 2 0 2

34 Rehab Saluran Tersier 0

35 Rice Milling Unit (RMU) 10 10

36 Terpal 1 1

Grand Total 16 10 9 11 1 2 211 260

63

Tabel 3.9Permasalahan Pelaksanaan Tupokasi Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu Untuk mencapai Sasaran

Renstra Kementan beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No

Sasaran JangkaMenengah

RenstraKementan

Permasalahan Sebagai Faktor

Pelayanan SKPD Provinsi Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Peningkatanketahananpangan

Belum ada penetapan kawasanstrategis tanaman panganberkelanjutan

Prioritas PenentuKebijakan, Izin PrinsipPerkebunan danPertambangan, HGU yangsudah ada.

Ketersediaan RTRWProvinsi, RTRWKabupaten/Kota.UU, PP dan PeraturanMenteri.

2 Peningkatannilai tambah,daya saing,ekspor dansubstitusi impor

Kebijakan jaringan irigasi dan jalanusahatani kurang terarah, datakeadaan, kebutuhan, kerusakan belumvalid

Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitasaparatur,

Keharusan oleh PeraturanKementan, Ada RTRW

Belum ada masterplan pengembangankomoditi berbasis kawasan dankomoditi unggulan yang teritegrasidengan perencanaan anggaran.

Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitasaparatur,

Keharusan oleh PeraturanKementan, Ada RTRW

Perencanaan Alsintan kurang terarah,data keadaan, kebutuhan, kerusakanbelum valid

Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitasaparatur,

Keharusan oleh PeraturanKementan, Ada RTRW

Belum berkembangnya pengendalianhama terpadu di tingkat petani

Petani secarakelembagaan belummampu menerapkanpengendalian OPT dan DFIsecara terpadu

Petani terlatih PHT,tuntutan produk bebaspestisida, tuntutanproduk organik.

Belum terbentuk penangkar yangmandiri, sebagian besar benihtanaman pangan berasal dari luarprovinsi

Kesiapan petani, masuknyabenih dari luar,

Besarnya jumlahkebutuhan benih, lahantersedia besar

Jumlah dan jangka waktu ketersediaansumber air irigasi makin menurun.

Perambahan kawasanlindung, ekspansiperkebuan sawit,Pembukaan pertambangansecar besar

Ketersediaan sumber airbanyak, Perda RTR Ada,Kawasan lindung dankawasan hutan ada.

Penyaluran pupuk subsidi kurangtetap waktu, rentan pengalihanperuntukan ke non tanaman pangan.

Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitaskelembagaan petani

Meningkatnya kesadaranpetani pentingnya pupuk.

kompetensi aparatur dan petanidalam memenuhi standar kualitasproduk hortikultura sesuai tuntutanpasar yang terus berkembang.

Lemahnya koordinasi,lemahnya kelembagaanpetani, rendahnyapengetahuan petani.

Tersediaanya aparaturpembimbing, balaipelatihan, permintaanpasar.

Fasilitas BBIH belum memadai (Pagar,kenderaan operasional, Alat mesinpendukung)

Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitasaparatur,

Lahan luas, Pagarsebagian telah ada.

Kesulitan penentuan batas,pemasangan patok batas,pembangunan Pagar Keliling SPPN,BBIPP, BBPP.

Prioritas PenentuKebijakan, Lemahnyakoordinasi, terbatasnyakapasitas aparatur,

Pentingnya peran danfungsi SPPN, BBIPP, danBPP.

Ketersediaan sarana prasarana, tenagadidik, SPPN kurang.

Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitasaparatur,

Dukungan Dana DAKBidang Pertanian, PeranDinas Pendidikan.

Ketersediaan sarana prasarana, tenagapelatih BPP belum refresentatif.

Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitasaparatur,

Dukungan Dana DAKBidang Pertanian, PeranKementan dan Biro SDMPemda Prov.

Keterbatasan jadwal dan tuntutanbeban kerja membatasi pengirimanpeserta Peningkatan kompetensiAparatur Pertanian.

Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitasaparatur,

Tingginya minat Aparatur,adaanya permintaanpeserta daripeenyelenggara/pembina,Tuntutan reformasibirokrasi.

Pelayanan informasi publik yang cepat,tepat dan sederhana sesuai denganaturan yang berlaku di Lingkup DinasPertanian belum optimal.

Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitasaparatur,

Tingginya minat Aparatur,adaanya permintaanpublik, Tuntutanreformasi birokrasi.

64

Tabel 3.10Permasalahan Pelaksanaan Tupoksi Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu berdasarkan Sasaran Renstra

SKPD Kabupaten/Kota beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

NoSasaran Jangka Menengah

Renstra SKPD Kabupaten/kotaPermasalahan

Pelayanan SKPD

Sebagai Faktor

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pengembangan Buah Naga diKab Kepahiang

Pembinaan teknik budidaya,pengolahan hasil dan pemasaranhasil

Petani dan petugasbelum berpengalaman

Dukungan anggaran dariKementan

2 Pengembangan Manggis,Jeruk di Kab Lebong

Pembinaan Penyediaan bibitunggul bersertifikat, Pembinaanteknik budidaya, pengolahan hasildan pemasaran hasil

Bibit Varietas yangdikembangkan belumsiap

Dukungan anggaran dariKementan

3 Tanam padi dua kali di kabLebong

Pembinaan Pengendalian OPT danDFI, Pembinaan teknik budidaya,pengolahan hasil dan pemasaranhasil

Ketersediaan alat danbahan pengendalian

Sebagian besar petanitelah memahami PHT

4 Pengembangan Cabe, Bawangmerah di RL, KPH, LBG, MMdan BS

Fasilitasi Sarana produksi danpendampingan teknik budidaya,Pembinaan teknik budidaya,pengolahan hasil dan pemasaranhasil

Sarana dan prasaranayang belum menukupi

Dukungan modal usahadari Kementan dari danaPUAP

5 Pengembangan Unit usahapengolahan dan pemasaranproduk unggulan di KotaBengkulu

Keterbatasan pengetahuan, modaldan peralatan, serta peluangpromosi pada unit usaha di KotaBengku

Keterbatasan anggarandan pengetahuanpetugas pembina

Dukungan modal usahadari Kementan dari danaPUAP

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Arahan pola pemanfaatan ruang untuk kawasan Tanaman Pangan, seusai dengan

Perda Provinsi Bengkulu No.2 Tahun 2012 tentang RTRW Proivnsi Bengkulu tahun 2012-

2030.

Kawasan peruntukan perkebunan bersama-sama dengan kawasan pertanian lahan

kering dan pertanian lahan basah masuk ke dalam kelompok kawasan budidaya

pertanian. Kawasan Peruntukan Perkebunan selama lima tahun pertama dapat

dikembangkan tanaman semusim, seperti kacang tanah, jagung, kedelai, dan lain-lain.

Demikian rotasi pertanaman ini terus dilakukan, sehingga sifat fisik dan kimia tanah tetap

dapat dilestarikan.

Secara umum, pemanfaatan kawasan pertanian tanaman pangan untuk kegiatan

pertanian lahan basah, dapat dibagi menjadi pertanian lahan basah beririgasi, serta

pertanian lahan basah tadah hujan. Dalam arahan pengembangan kawasan pertanian

lahan basah yang masif dan relatif luas serta telah didukung oleh prasarana irigasi akan

tetap dipertahankan, mengingat arti strategis pengadaan pangan (beras). Oleh karena itu

kawasan pertanian lahan basah di Kota Bengkulu tetap diarahkan sebagai kawasan

pertanian lahan basah, kendati berada di lingkungan kawasan permukiman perkotaan.

Kawasan pertanian lahan kering merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi

tanaman pangan lahan kering, untuk tanaman palawija, tanaman tahunan perkebunan,

65

dan peternakan serta padang penggembalaan ternak. Di Provinsi Bengkulu kawasan

pertanian lahan kering dapat diperuntukkan sebagai kawasan pertanian tanaman

semusim dataran rendah. Kawasan ini menyebar spot-spot di berbagai wilayah

kabupaten, menempati areal dengan bentuk wilayah berombak (4-8%) batuan

permukaan sedikit, pola penggunaan lahan eksisting: tegalan /ladang (jagung, kedelai,

kacang tanah dan ubi kayu).

Arahan pengelolaan kawasan ditujukan untuk budidaya tanaman pangan lahan

kering (ladang) seperti: jagung, kedelai, dan sayuran (kacang panjang, kacang hijau,

bayam, cabe, dll).

Secara keseluruhan luas pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan

adalah sekitar 212.290,38 Ha.

a. Program pengembangan kawasan pertanian lahan basah, yaitu : di Daerah Irigasi

Bendung Muko-Muko Kiri dan Bendung Air Majunto di Kabupaten Muko-Muko, -

bendung Air Kesubun dan bendung Air Lais Kurotidur di Kabupaten Bengkulu Utara,

bendung Air Seluma di Kabupaten Seluma, bendung Air Selebang, Kedurang di

Kabupaten Bengkulu Selatan dan bendung Batutegi dan bendung Way Rarem di

Kabupaten Kaur.

b. Peningkatan produktivitas lahan padi sawah yang ada di Provinsi Bengkulu

c. Pengembangan kawasan agribisnis peternakan;dan

d. Pengembangan kawasan integrasi pertanian peternakan.

Prioritas pengembangan kawasan terintegrasi untuk jangka menengah (5 Tahun) yaitu :

1. Ternak sapi dengan tanaman pangan (Kabupaten Muko-Muko, Kabupaten Bengkulu

Utara, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu

Tengah dan Kabupaten Kaur)

2. Ternak sapi dengan holtikultura (Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten

Kepahiang)

Kawasan Strategis Provinsi: Kawasan strategis yang termasuk tanaman pangan

adalah Kawasan Pertumbuhan Ekonomi, yaitu Kawasan Strategis Kota Tani Mandiri

(KTM) LAGITA (Lais, Giri Kencana dan Ketahun) sebagai Kawasan Strategis bidang

Ekonomi yang diarahkan sebagai Kota Tani Mandiri (KTM) yang berfungsi untuk

mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan

ketahanan pangan nasional.

66

Tabel 3.11Permasalahan Pelaksanaan Tupoksi Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu berdasarkan Telaahan

Rencana Tata Ruang Wilayah

NoRencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi

Dinas PertanianPermasalahan

Pelayanan Dinas PertanianFaktor

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

1

Arahan Luas kawasan pertanian tanaman pangan sekitar212.290,38 Ha.a. Daerah Irigasi Bendung Muko-Muko Kiri dan

Bendung Air Majunto di Kabupaten Muko-Muko, -b. Bendung Air Kesubun dan bendung Air Lais

Kurotidur di Kabupaten Bengkulu Utara,c. Bendung Air Seluma di Kabupaten Seluma,d. Bendung Air Selebang, Kedurang di Kabupaten

Bengkulu Selatan dane. bendung Batutegi dan bendung Way Rarem di

Kabupaten Kaur.

Belum terdapat penetapankawasan dan belum terdapatmasterplan pengembangan

kawasan

Lemahnya Koordinasidan keterbatasan SDM

UU LP2B, UUKedaulatan Pangan,

UU PerlindunganPetani.

2

Arahan Penetapan Kawasan pertanian lahan basah diKota Bengkulu sebagai kawasan pertanian lahan basah,kendati berada di lingkungan kawasan permukimanperkotaan.

Belum terdapat penetapanLahan Pertanian PanganBerkelanjutan dan belumterdapat masterplanpengembangan kawasan

Lemahnya Koordinasidan keterbatasan SDM

UU 41 tahun UULP2B, UU Kedaulatan

Pangan, UUPerlindungan Petani.

3

Arahan pemanfaatan Jaringan irigasi diutamakan untukmengairi areal pertanian potensial yang antara lainwilayah Kabupaten Bengkulu Utara, KabupatenMukomuko, Kabupaten Kaur, Kabupaten Kepahiang,Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong,Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Bengkulu Selatan;

Belum ada gambaran kondisijaringan irigasi tingkatusahatani, kondisi petaktersier dan Organisasi Petenipemakai air.

Arah kebijakanPemerintah kabupatenkota belum secaranyata berpihak kepetani.

Organisasi P3A, GP3A

4

Arahan Pengembangan sarana atau prasarana sumberdaya air, yaitu pemeliharaan kawasan di sekitar bendungyang meliputi Bendung Mukomuko Kiri, Bendung AirManjuto, Bendung Air Kesubun, Bendung Air LaisKurotidur, Bendung Air Seluma, Bendung Air SelebangKedurang, dan Bendung Batutegi.

Ketesediaan air makinmenurun, pendangkalanjaringan irigasi yang lebihcepat,

Rendahnya daya tarikekonomi tanamanpangan, kalah olehsub sektorperkebunan, lemahnyapenegakan hukum

Terdapat nyapenetapan kawasanlindung, arahan RTRW

5 Arahan pengembangan kawasan budidaya pertaniantanaman pangan rakyat di lahan kering dengan tanamanyang sesuai dengan potensi daerah;

Lahan kering tanamanpangan makin berkurangkarena alih fungsi keperkebunan, pertambangandan permukiman.

Lemahnya Koordinasidan keterbatasan SDM

UU LP2B, UUKedaulatan Pangan,

UU PerlindunganPetani.

6 Arahan penetapan Kriteria teknis kawasan peruntukanpertanian oleh instansi yang bertanggung jawab dibidang pertanian.

Arahan Penetapan Kriteriayang bersifat lokal belumditetapkan

Lemahnya Koordinasidan keterbatasan SDM

Secara umum sudahditetapklan denga KepMentan.

7 Arahan Pengelolaan kawasan peruntukan pertaniandilakukan secara terpadu dan optimal dengan melibatkanunsur pemerintah, masyarakat, swasta, dan dunia usaha.

Pengelolaan Kawasan Belumterintegrasi dan belum optimal

Dokumenperencanaan belumterintegrai

UU LP2B, UUKedaulatan Pangan,UU PerlindunganPetani.

8 kawasan Ketahun dan Lais Giri Kencana sebagaikawasan strategis provinsi bidang ekonomi, khususnyasubbidang pertanian (Kota Terpadu Mandiri/KTM);

Belum terdapat perencanaanyang lebih teknis dan lebihdetil.

Lemahnya Koordinasidan keterbatasan SDM

UU LP2B, UUKedaulatan Pangan,UU PerlindunganPetani.

9 Penetapan Kawasan Lebong sebagai kawasan strategisprovinsi bidang lingkungan;

Penegakan hukum dibidang,perambahan kawasanlindung, Agrowisata,Agroforestry belumberkembang.

Lemahnya Koordinasidan keterbatasan SDM

UU 41 tahun 2009,Kesadaran akan

pentingnya kedaulatanpangan

10 Kawasan Peruntukan Perkebunan selama lima tahunpertama dapat dikembangkan tanaman semusim, sepertikacang tanah, jagung, kedelai, dan lain-lain

Kawasan perkebunan masaTBM belum termanfaatkanuntuk tanaman panganoptimal

Lemahnya Koordinasidan keterbatasan SDM

UU 41 tahun 2009,Kesadaran akan

pentingnya kedaulatanpangan

11 Pengembangan kawasan terintegrasi yaitu :Ternak sapi dengan tanaman pangan (Kabupaten Muko-Muko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten RejangLebong, Kabupaten Bengkulu Selatan, KabupatenBengkulu Tengah dan Kabupaten Kaur)Ternak sapi dengan holtikultura (Kabupaten RejangLebong dan Kabupaten Kepahiang)

Integrasi ternak dengantanaman pangan/hortikulturabelum optimal, pemanfaatankotoran ternak untuktanaman, dan pemanfaatantanaman unutk pakan ternakbelum optimal.

Lemahnya Koordinasidan keterbatasan SDM

UU 41 tahun 2009,Kesadaran akan

pentingnya kedaulatanpangan

67

Kawasan KTM Lagita masuk Wilayah Pengembangan Ketahun dan sekaligus

menjadi pusat WP, dengan fungsi utama sebagai wilayah pengembangan kegiatan

perekonomian dan produksi, dengan hasil produksi pertanian dan pertambangan yang

menonjol antara lain perkebunan kelapa sawit dan karet, Pertanian tanamam pangan

terutama padi dan pertambangan batubara (dalam kondisi downward).

KTM Lagita sebagian besar terletak pada dataran dengan ketinggian dibawah 150 m

dpl, terdapat di bagian barat membujur searah pantai dari Selatan ke Utara.Secara

administratif kawasan tersebut masuk kedalam 5 kecamatan yaitu Kecamatan Ketahun,

Napal Putih, Giri Mulya, Batik Nau dan Padang Jaya.KTM Lagita terletak di bagian Utara

Kabupaten Bengkulu Utara, dengan total luas 99.251 Ha.

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Faktor-faktor dari yang mempengaruhi permasalahan pelayanan Dinas

Pertanian Provinsi Bengkulu ditinjau dapat dilihat dari gambaran pelayanan SKPD,

sasaran jangka menengah pada Renstra Kementan, sasaran jangka menengah dari

Renstra provinsi/kabupaten/kota, implikasi RTRW bagi dan implikasi KLHS bagi

pelayanan SKPD

Permasalahan yang telah terangkum dalam pembahasan terdahulu direkap berdasarkan

urusan dan sub urusan pertanian berdasarkan UU 23 Tahun 2014 yang menjadi kewenangan

Provinsi. Keseruluhan permasalahan tersebut dapat dikelumpokan ke dalam 7 (tujuh) isu yang

harus ditangani, yaitu:

1. Ketersediaan alsintan

2. Ketersediaan benih/bibit unggul

3. Ketersediaan pupuk dan pestisida

4. Ketersediaan benih/bibit unggul

5. Alih fungsi lahan ke non tanaman pangan

6. Keterpaduan pengembangan kawasan

7. Prasarana jalan dan jaringan irigasi usahatani

8. Pengendalian OPT dan Dampak Fenomena Iklim

9. Perizinan Usaha Tanaman Pangan dan Hortikultura

Melakukan penilaian isu strategis terhadap kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan skala

tersebut pada angka b), dengan mengisi tabel sebagai berikut:

68

Berdasarkan enam kriteria dengan bobot yang telah ditentukan diatas, ditentukan skor

masing-masing dengan metode keahlian dan diskusi terbatas. Jumlah skor yang diperoleh

menunjuka urutan prioritas masing-masing issu. Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh

didapat urutan prioritas penanganan isu sebagai berikut:

1) Prasarana jalan dan jaringan irigasi usahatani masih belum memadai Prioritas 1

2) Ketersediaan alsintan Masih terbatas Prioritas 2

3) Ketersediaan benih/bibit unggul sebagian bersar berasal dari luar daerah Prioritas3

4) Ketersediaan benih/bibit unggul sebagian masih belum bersertifikat Prioritas 3

5) Ketersediaan pupuk dan pestisida, harga tidak terjangkau oleh petani Prioritas4

6) Alih fungsi lahan ke non tanaman pangan masih terus terjadi Prioritas 5

7) Pengendalian OPT dan Dampak Fenomena Iklim oleh petani belum berjalan optimal

Prioritas 6

8) Keterpaduan pengembangan kawasan masih kurang dan belum terwujud sinergi

Prioritas 7

9) Perizinan Usaha Tanaman Pangan dan Hortikultura Prioritas 8

skor untuk masing-masing isu strategis sebagaimana ditampilkan pada Tabel 3.14.

Tabel 3.12Isu-Isu Strategis Pelayanan Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu

No UrusanSub Urusan Kewenangan Provinsi

(Berdasarkan UU No 23 Tahun2014)

Isu Jumlah Bobot

1 Sarana Pertanian Pengawasan peredaran saranapertanian

Ketersediaan alsintan masih terbatas 91

Ketersediaan benih/bibit unggulsebagian besar berasal dari luar daerah

88

Ketersediaan pupuk dan pestisida hargatidak terjangkau, rawan pemalsuan

86

Pengawasan Sertifikasi danperedaran benih tanaman

Ketersediaan benih/bibit unggulsebagian besar belum bersertifikat

88

2 Prasarana Pertanian Penataan Prasarana Pertanian Alih fungsi lahan ke non tanamanpangan masih terus terjadi

80

Keterpaduan pengembangan kawasanmasih kurang dan belum terwujudsinergi Prioritas

76

Prasarana jalan dan jaringan irigasiusahatani belum memadai

96

3 Pengendalian danPenanggulangan

Pengendalian dan Penanggulanganbencana Pertanian Provinsi

Pengendalian OPT dan DampakFenomena Iklim belum berjalan optimal

80

4 Perizinan Pertanian Penerbitan izin pertanian yangkegiatan usahanya lintas daerahkab/kota dalam satu daerahprovinsi

Perizinan Usaha Tanaman Pangan danHortikultura

75

69

BAB IVVISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

A. Visi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

Visi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu

2016-2021 yaitu mendukung terwujudnya Visi Gubernur 2016-2021. Visi Gubernur

2016-2021 yaitu: “Mewujudkan Bengkulu Yang Maju, Sejahtera, Bermartabat dan

Berdaya Saing Tinggi”.

Berdasarkan Visi Gubernur tersebut, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan merumuskan Visi sebagai berikut: “Terwujudnya sistem produksi

Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan yang Maju dan Berdaya Saing Tinggi”.

Visi RPJMD Provinsi Bengkulu Rancangan Visi Dinas TPHP

“Mewujudkan Bengkulu Yang Maju,

Sejahtera, Bermartabat dan Berdaya

Saing Tinggi”.

“Terwujudnya Sistem Produksi Tanaman

Pangan, Hortikultura dan Perkebunan yang

Maju dan Berdaya Saing Tinggi”.

Pokok-pokok Visi Makna Visi

Sistem Produksi Keterkaitan antar berbagai faktor sebagai satu kesatuan saling

mempengaruhi dalam menghasilkan produksi, aneka produk segar,

produk olahan, produk turunan, produk samping, produk ikutan dan

limbah secara berkelanjutan.

Maju Menghindari pemborosan sumberdaya, menerapkan prinsif reuse,

reduce, recycle dan terintegrasi sebagai satu kesatuan menghasilkan

aneka produksi.

Berdaya Saing Produk yang unggul, spesifik, berkualitas dan kompetitif ditingkat

regional, nasional dan internasional.

B. Misi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

Misi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

yaitu Mendukung terlaksana Misi Gubernur Terpilih, yang

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

C. Tujuan Strategis

Tujuan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

berkaitan dalam rangka mewujudkan

1) Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur dasar pertanian

tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

2) Mewujudkan pola usahatani secara berkelanjutan dal

dan produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

D. Sasaran Strategis

Sasaran Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu

berkaitan dalam rangka mewujudkan Misi tersebut, yaitu sebagai berikut:

1) Meningkatnya kapasitas infrastruktur

pangan, hortikultura dan perkebunan

2) Terwujudnya

3) Terwujudnya

4) Terwujudnya

70

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu

yaitu Mendukung terlaksana Misi Gubernur Terpilih, yang berdasarkan

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan , yaitu sebagai

Strategis

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

berkaitan dalam rangka mewujudkan Misi tersebut, yaitu sebagai berikut:

Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur dasar pertanian

tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

Mewujudkan pola usahatani secara berkelanjutan dalam meningkatkan produksi

dan produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

Sasaran Strategis

Sasaran Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu

berkaitan dalam rangka mewujudkan Misi tersebut, yaitu sebagai berikut:

Meningkatnya kapasitas infrastruktur Lahan, Air dan Sarana Produdksi

pangan, hortikultura dan perkebunan

Terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan.

Terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas hortikultura.

Terwujudnya peningkatan produksi dan Produktivitas tanaman

Provinsi Bengkulu

berdasarkan Tugas dan Fungsi

, yaitu sebagai berikut:

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu

, yaitu sebagai berikut:

Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur dasar pertanian

am meningkatkan produksi

dan produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

Sasaran Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu

berkaitan dalam rangka mewujudkan Misi tersebut, yaitu sebagai berikut:

Sarana Produdksi tanaman

produksi dan produktivitas tanaman pangan.

produksi dan produktivitas hortikultura.

Produktivitas tanaman perkebunan.

71

5) Terwujudnya peningkatan kapasitas sumberdaya petugas lapangan tanaman

pangan, hortikultura dan perkebunan;

No Misi Tujuan Sasaran

1 Meningkatkan danmemantapkankapasitas prasaranadan sarana tanamanpangan, horitkulturadan perkebunan.

Meningkatkan danmemantapkan kapasitasinfrastruktur dasarpertanian tanamanpangan, hortikultura danperkebunan.

Meningkatnya kapasitas infrastrukturLahan, Air dan Sarana Produksi tanamanpangan, hortikultura dan perkebunan

2 Mewujudkan polapengelolaan sumberdaya alam danlingkungan secaraberkelanjutan dalammeningkatkanproduksi danproduktivitastanaman pangan,hortikultura danperkebunan.

Mewujudkan polausahatani secaraberkelanjutan dalammeningkatkan produksidan produktivitastanaman pangan,hortikultura danperkebunan.

Terwujudnya peningkatan produksi danproduktivitas tanaman pangan.

Terwujudnya peningkatan produksi danproduktivitas tanaman hortikultura.

Terwujudnya peningkatan produksi danproduktivitas tanaman perkebunan.

Terwujudnya peningkatan kapasitassumberdaya petugas lapangan tanamanpangan, hortikultura dan perkebunan;

72

Tabel 4.1.Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021

NO Tujuan Sasaran Indikator SasaranKondisi Awal Target Kondisi

AkhirProgram Sumber Dana

PerioritasProgram2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (17)

1 Meningkatkandanmemantapkankapasitasinfrastrukturdasar daninfrastrukturstrategis

MeningkatnyakapasitasinfrastrukturdasarTanamanPangan,HortikulturadanPerkebunan

Panjang jalan usaha taniyang dibangun (m)

31,500 - - 15,000 16,000 13,000 15,000 90,500Program Peningkatan

ProduksiPertanian/Perkebunan

APBD PROV,APBD

KAB/KOTAKe-1

Panjang jalan usaha Taniyang direhabilitasi (m)

0 - - 6,000 6,000 5,000 6,000 23,000APBD Prov/

APBD Kab/KotaKe-1

Panjang jalan sentraproduksi yang di bangun

(m)106,600 0 1,000 8,900 5,000 5,000 5,000 24,900

Program PeningkatanProduksi

Pertanian/Perkebunan

APBD PROV,APBD

KAB/KOTAKe-1

Panjang Jalan sentraProduksi yang ditingkatkan

kualitasnya (M)34,100 - - 10,400 10,000 10,000 17,000 47,400

APBD PROV,APBD

KAB/KOTAKe-1

Luas Jaringan irigasi usahatani yang

diperbaiki/dibangun (Ha)- - - 1,000 500 425 - 1,925

Program PeningkatanProduksi

Pertanian/Perkebunan

APBD PROV,APBD

KAB/KOTAKe-1

Program Penyediaandan pengembangan

prasarana dan saranapertanian

APBN

2 Mewujudkanpolapengelolaansumberdayaalam danlingkunganyangberkeadilandanberkelanjutan

Terwujudnyapeningkatanproduksi danproduktivitastanamanpangan.

Cetak sawah baru (ha) 96,250 0 2,000 1,500.0 100.0 99,850Program peningkatan

produksipertanian/perkebunan

APBD PROV,APBD

KAB/KOTAKe 1 & 2

Program Penyediaandan pengembangan

prasarana dan saranapertanian

APBN

Produksi Tanaman Pangan( ton) :

Program Pengolahandan Pemasaran Hasil

Produksi

APBD PROV,APBD

KAB/KOTA

a. padi 593,194 668,140668.140-695.021

695.021-701.972

701.972-708.991

708.991-716.081

716.081-723.241

716.081-723.241

Program PeningkatanTeknologi, Sarana

dan PrasaranaPertanian

APBD PROV,APBD

KAB/KOTAKe 1 & 2

b. Jagung 72,756 95,70795.707-99.640

99.640-104.381

104.381-109.363

109.363-112.152

112.152-115.011

112.152-115.011

Ke 1 & 2

c. Kedelai 5,715 5,9495.949-6.008

6.008-6.069

6.069-6.129

6.129-6.191

6.191-6.253

6.191-6.253

Program Penyediaandan Pengembangan

Prasarana danSarana Pertanian

APBN Ke 1 & 2

73

NO Tujuan Sasaran Indikator SasaranKondisi Awal Target Kondisi

AkhirProgram Sumber Dana

PerioritasProgram2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (17)

Jumlah Desa Mandiri Benihyang dibangun

9 2 8 2 5 5 2 33

Program PeningkatanProduksi,

Produktivitas danMutu Hasil Tanaman

Pangan

Ke 1 & 2

Sistem Informasi berbasisIT yang diterapkan (Sim

LTT Pajale)- - - 1 - - - 1

Program PeningkatanProduksi

Pertanian/Perkebunan

Jumlah produksi benihsumber padi dan palawija

(ton)13 13 13 14 14 14 14 95

Program ProgramPemberdayaan

PenyuluhPertanian/Perkebunan

LapanganPersentase pengajuan

sertifikasi benih TPH yangmampu dilayani

100 100 100 100 100 100 100 100Program Peningkatan

Penyuluhan danPelatihan Pertanian

Jumlah pengujian mutubenih yang terakreditasi

(komoditi)3 3 3 3 3 3 3 3

Persentase luas tanamanterserang OPT dari luas

tanam pangan (%)≤5 ≤5 ≤5 ≤5 ≤5 ≤5 ≤5 ≤5

Usaha Tani Terpadutanaman Padi Aromatik-

Organik (ha)60 60 60 60 60

Program peningkatanproduksi pertanian /

perkebunanUsaha Tani Terpadu

tanaman jagung di lahankering (ha)

20,000 20,000 20,000 20,000 20,000Program peningkatanproduksi pertanian /

perkebunanTerwujudnyapeningkatanproduksi danproduktivitastanamanHortikultura.

Produksi TanamanHortikultura ( ton) :

Program peningkatanproduksi pertanian /

perkebunan

d.Cabe Merah 46,670 47,20747.207-47.826

47.826-48.458

48458-49104

49.104-49.764

49.764-50.431

49.764-50.431

Program Pengolahandan Pemasaran Hasil

ProduksiAPBN Ke 1 & 2

e. Bawang Merah 471 521 521-630 630-693 693-800 800-1002800 -1.255

800 -1.255

Program PeningkatanTeknologi, Sarana

dan PrasaranaPertanian

APBN Ke 1 & 2

f- Jeruk 7,254 7,2617.261-7.286

7.286-8.488

8.488-9.990

9.990-11.867

11.867 -14.097

11.867 -14.097

Ke 1 & 2

Jumlah Realisasipengembangan tanaman

melinjo (Batang)0 - 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000 50,000

Program Penyediaandan Pengembangan

Prasarana danSarana Pertanian

APBN Ke 1 & 2

74

NO Tujuan Sasaran Indikator SasaranKondisi Awal Target Kondisi

AkhirProgram Sumber Dana

PerioritasProgram2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (17)

Program PeningkatanProduksi dan Nilai

Tambah Hortikultura

Jumlah produksi benihDasar pokok Hortikultura

(batang)2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000

Program PeningkatanTeknologi, Sarana

dan PrasaranaPertanian

Jumlah tanaman koleksi,pohon induk, Blok Fondasi

Hortikultura (batang)- 1,532 0 300 350 350 350 2,882

Program PeningkatanProduksi,

Produktivitas danMutu Hasil Tanaman

Pangan

Jumlah Blok mata tempelHortikultura (batang)

546 100 100 100 100 946

Program PeningkatanProduksi Komoditas

PerkebunanBerkelanjutan

Persentase luas tanamanterserang OPT dari luastanam Hortikultura (%)

≤5 ≤5 ≤5 ≤5 ≤5 ≤5 ≤5 ≤5

Usaha tani terpadutanaman pisang curup (Ha)

40 40 40 40 160Program peningkatanproduksi pertanian /

perkebunan

Usaha tani terpadutanaman Melinjo (Ha)

25 25Program peningkatanproduksi pertanian /

perkebunanUsaha tani terpadu

tanaman Alpukat Curup(Ha)

20 20 20 60Program peningkatanproduksi pertanian /

perkebunan

Usaha tani terpadutanaman Jeruk RGL (Ha)

20 20 20 20 80Program peningkatanproduksi pertanian /

perkebunanUsaha tani terpadu

tanaman Jeruk Kalamansi(Ha)

10 15 - - 25Program peningkatanproduksi pertanian /

perkebunanTerwujudnyapeningkatanproduksi danproduktivitastanamanPerkebunan.

Produksi Perkebunanunggulan (ton)

Program peningkatanproduksi pertanian /

perkebunan

a. Kelapa Sawit 469.238 509.639509,639-553,519

553,519-601,177

601,177 -652,938

652,938 -709.156

709.156-770.285

709.156-770.285

Program Pengolahandan Pemasaran Hasil

ProduksiKe 1 & 2

b.Karet 93.552 96.43396,433-99,403

99,403-102,465

102,465-105,621

105,621-108.874

108.874-112.140

108.874-112.140

Program PeningkatanTeknologi, Sarana

dan Prasarana

Ke 1 & 2

c. Kopi 56.374 63.618 63,618- 71,793- 81,018- 91,429- 103.178- 103.178- Ke 1 & 2

75

NO Tujuan Sasaran Indikator SasaranKondisi Awal Target Kondisi

AkhirProgram Sumber Dana

PerioritasProgram2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (17)

71,793 81,018 91,429 103.178 116.436 116.436 Pertanian

d. Pala 26 44 44-75 75-127 127-215 215-366 366-620 366-620

Program Penyediaandan Pengembangan

Prasarana danSarana Pertanian

Ke 1 & 2

Jumlah Bibit Pala yangtersalur ke petani (batang)

- - 46,557 1,000 1,000 1,000 1,000 50,557

Program PeningkatanProduksi Komoditas

PerkebunanBerkelanjutan

Ke 1 & 2

Jumlah Bibit Kelapa Kopyoryang tersalur ke petani

(batang)- - 1,750 1,750 1,750 1,750 1,750 8,750 Ke 1 & 2

Jumlah Bibit KelapaPandan wangi yang

tersalur ke petani (batang)- - 1,750 1,750 1,750 1,750 1,750 8,750 Ke 1 & 2

Jumlah Produksi KebunDinas (ton)

24 24 24 26 29 32 35 194

Jumlah produksi benihDasar /pokok perkebunan

(batang)6,000 6,000 8,000 8,800 9,680 10,648 11,713 60,841

Jumlah tanaman koleksidan pohon induk

perkebunan (batang)10,000 11,650 17,650 19,615 21,677 23,844 26,129 26,129

Persentase pengajuansertifikasi benih

perkebunan yang mampudilayani

100 100 100 100 100 100 100 100

Luas fasilitasi pengendalianOPT perkebunan (hektar)

200 150 200 200 200 200 200 1,350

Jumlah lomba berburu babiyang dilaksanakan (kali)

4 4 4 4 16

Usaha tani terpadutanaman Kopi Robusta(Ha)

2,000 2,000 2,000 2,000 8,000Program peningkatanproduksi pertanian /

perkebunanUsaha tani terpadu

tanaman kopyor danPandan Wangi(Ha)

3,500 5,000 5,000 4,000 17,500Program peningkatanproduksi pertanian /

perkebunanPeningkatan pertanamantanaman aren unggulan

(batang)11,000 11,000 11,000 11,000 44,000

Program peningkatanproduksi pertanian /

perkebunanTerwujudnyapeningkatankapasitassumberdaya

Rasio Penyuluh terhadapKelompok Tani

1:18 1:18 1:16 1:14 1:12 1:10 1:00 1:10

Program ProgramPemberdayaan

PenyuluhPertanian/Perkebunan

APBD PROV,APBD

KAB/KOTA,APBN

Ke 1 & 2

76

NO Tujuan Sasaran Indikator SasaranKondisi Awal Target Kondisi

AkhirProgram Sumber Dana

PerioritasProgram2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (17)

petugaslapangantanamanpangan,hortikultura danperkebunan

Lapangan

Jumlah Penyuluh Yangditingkatkan

Kompetensinya0 30 30 120 120 120 120 540

Program PeningkatanPenyuluhan dan

Pelatihan PertanianKe 1 & 2

Nilai Akreditasi SekolahSPPN

B B B B B A A A

Jumlah Siswa SPPN(orang)

230 230 230 250 250 250 250 250

Jumlah Aparatur dan nonaparatur yang dilatih teknis

pertanian (orang)60 40 90 120 160 120 90 680

Nilai akreditasi UPTPelatihan

B B B

Persentase kelompok taniyang mendapat

pendampingan daripenyuluh (kelompok)

100 100 100 100 100 100 100 100

Penurunan angkakemiskinan sebanyak 5.000

rumah tangga miskin1,250 2,500 3,750 5,000 5,000

Jumlah kelompok wanitatani dan taruna tani yang

ditingkatkanKompetensinya (kelompok)

50 50 50 0 150

Program PeningkatanProduksi,

Produktivitas danMutu Hasil Tanaman

PanganPangan, Horti,

Bun, Penyuluhan

Program PeningkatanPenyuluhan dan

Pelatihan Pertanian

77

4.2. Strategi dan Kebijakan

Tabel 4.2.Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021

No RENSTRA DINAS TPHP

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

1 Meningkatkan danmemantapkan kapasitasinfrastruktur dasarpertanian tanaman pangan,hortikultura danperkebunan.

Meningkatnya kapasitasinfrastruktur dasarpertanian tanamanpangan, hortikultura danperkebunan

Membangun,Mengembangkan danMemelihara infrastrukturdasar pertaniantanaman pangan,hortikultura danperkebunan

Pembangunan,Pengembangan danPemeliharaaninfrastruktur dasarpertanian tanamanpangan dan hortikultura

2 Mewujudkan polausahatani secaraberkelanjutan dalammeningkatkan produksi danproduktivitas tanamanpangan, hortikultura danperkebunan.

Terwujudnyapeningkatan produksidan produktivitastanaman pangan.

mengembangkanIntensifikasi danEkstensifikasi TanamanPangan

mengembangkanusahatani tanamanpangan yangberkelanjutan danmemiliki nilai tambah

Terwujudnyapeningkatan produksidan produktivitastanaman hortikultura.

mengembangkan

Intensifikasi dan

Ekstensifikasi Tanaman

Hortikultura

mengembangkan

usahatani tanaman

hortikultura yang

berkelanjutan dan

memiliki nilai tambah

Terwujudnyapeningkatan produksidan produktivitastanaman perkebunan.

mengembangkan

Intensifikasi dan

Ekstensifikasi Tanaman

Perkebunan

mengembangkan

usahatani tanaman

perkebunan yang

berkelanjutan dan

memiliki nilai tambah

Terwujudnyapeningkatan kapasitassumberdaya petugaslapangan tanamanpangan, hortikultura danperkebunan;

Peningkatan Jumlah,

Peningkatan pelatihan

dan Magang

Peningkatan Jumlah,

Peningkatan pelatihan

dan Magang

78

Tabel 4.5.Kebutuhan Dukungan Dinas/Lembaga Terkait dalam Pembangunan

tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan di Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021

NO.

Instansi Terkait DUKUNGAN

1 Bappeda dan BiroHukum

1 Dukungan Kebijakan Penetapan Kawasan Strategis Tanaman Pangan/Lahan Pertanian PanganBerkelanjutan

2 Dukungan Kebijakan Penetapan Master Plan Pengembangan Kawasan Komoditi Unggulan

3 Dukungan Update, pemetaan numerik dan spasial luas lahan sawah

4 Dukungan Kebijakan penyelamatan Lahan SPPN, BBIPP dan BPP di Kelobak Kepahiang

2 Dinas Pendidikan 1 Pembinaan dan Fasilitasi Tenaga Pendidik di Sekolah Pembangunan Pertanian Negeri (SPPN)Provinsi Bengkulu yang berlokasi di Kelobak Kepahiang.

2 Pembinaan dan pendampingan peningkatan kualitas proses pembelajaran

3 Badan Diklat Provinsi 1 Pembinaan dan fasilitasi tenaga pengajar/pelatih teknis pertanian

2 Pembinaan dan fasilitasi penyusunan kurikulum dan bahan ajar pelatihan

4 Dinas PU 1 Revitalisasi infrastruktur jaringan jalan produksi , irigasi primer dan sekunder di wilayah sentraproduksi

2 Revitalisasi kelembagaan pengelola air/mantri air, waduk dan embung besar di daerah rawan air

3 Dukungan update data keadaan daerah irigasi, daerah irigasi yang dapat di revitalisasi

5 Dinas Kehutanan 1 Dukungan kebijakan konservasi hutan lindung dan DAS untuk menjamin ketersediaan air irigasiserta menekan degradasi lahan dan air pertanian

2 Peningkatan produksi komoditas pertanian melalui tumpangsari (terutama kedelai dan tebu) diHutan Produksi Konversi dan hutan kemasyarakatan

6 Badan PertanahanNasional

1 Kebijakan mencegah dan menekan laju konversi lahan pertanian ke non pertanian

2 Dukungan penguatan bukti kepemilikan lahan petani (sertifikasi lahan petani)

3 Penetapan status penguasaan lahan serta perwujudan dan perlindungan lahan pertanian yangberkelanjutan

4 Dukungan perluasan lahan bagi pengembangan kawasan pertanian dan redistribusi lahanterlantar

7 Sekretariat BadanKoordinasiPenyuluhan Pertanian

1 Pengawalan dan Pendampingan peningkatan penyulahan pertanian di kabupaten/kota

2 Pengawalan penerapan paket teknologi budidaya pertanian

8 Balai PengkajianTeknologi PertanianBengkulu

1 Informasi paket teknologi tepat guna

2 Pengawalan penerapan paket teknologi tepat guna

9 Stasiun KarantinaPertanian Bengkulu

1 Pengawasan pemasukan material, produk, bahan tanam ke Bengkulu

2 Dukungan fasilitasi pemenuhan persyaratan dalam rangka eskpor produk, benih ke luar provinsi

10 Dinas Peternakan danKesehatan Hewan

1 Dukungan penerapan integrasi tanaman pangan dengan ternak

2 Dukungan teknis dalam penertiban hewan ternak agar tidak mengganggu usahatani tanamanpangan

11 Dinas Perkebunan 1 Dukungan kebijakan pembatasan areal perkebunan dalam rangka pengendalian alih fungsi lahantanaman pangan

2 Peningkatan produksi komoditas pertanian melalui tumpangsari di tanaman perkebunan belummenghasilkan

12 PemerintahKabapupaten/Kota

1 Penetapan zonasi dan detil kawasan strategis tanaman pangan berkelanjutan dengan Perda atauPerbup/Perwal

2 Penetapan zonasi dan detil kawasan Pengembangan komoditi unggulan dengan Perda atauPerbup/Perwal

2 Penetapan Rencana Aksi (action plan) pengembangan kawasan komoditi unggulan denganPerbup/Perwal

3 Pendataan dan pelaporan Infrastruktur, sarana pertanian

4 Peningkatan kualitas Data dan pelaporan statistik pertanian

5 Peningkatan kualitas penyelenggaraan penyuluh pertanian

107

BAB VI

INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Indikator kinerja Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu yang secara langsung mendukung

pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Bengkulu ditampilkan dalam Tabel 6.1.

108

Tabel 6.1. Indikator Kinerja Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu Mendukung Pencapaian Indikator RPJMD Provinsi Bengkulu

No Indikator SasaranKondisi Awal Target

KondisiAkhir2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 Panjang jalan usaha tani yang dibangun (m) 31.500 - - 29.700 32.500 25.000 30.000 148.700

2 Panjang jalan usaha Tani yang direhabilitasi (m) 0 - - 10.000 10.000 10.000 10.000 40.000

3 Panjang jalan sentra produksi yang di bangun (m) 106.600 0 38.000 30.900 30.000 30.000 26.500 155.400

4 Panjang Jalan sentra Produksi yang ditingkatkan kualitasnya (M) 34.100 - - 30.400 15.000 15.100 21.000 81.500

5 Luas Jaringan irigasi usaha tani yang diperbaiki/dibangun (Ha) - - 2.075 - - 1.500 425 4.000

6 Cetak sawah baru (ha) 91.651 91.791 2.000 1.500,0 100,0 95.391

7 Nilai Tukar Petani (NTP) 93,90 92,80-97,8095,20-100,20

96,66-101,66

97,11-102,11

98,59-103,59

101,14-106,14

101,14-106,14

8 Produksi Tanaman Pangan ( ton) :

a. padi 578.654 642.754642.754 -668.140

668.140-695.021

695.021-701.972

701.972-708.991

708.991-716.081

708.991-716.081

b. Jagung 52.785 95.70795.707-99.640

99.640-104.381

104.381-109.363

109.363-112.152

112.152-115.011

112.152-115.011

c. Kedelai 5.388 4.6654.665 -5.388

5.388 -5.949

5.949-6.008

6.008-6.069

6.069-6.129

6.069-6.129

9 Jumlah Desa Mandiri Benih yang dibangun 9 2 8 2 5 5 2 33

10 Produksi Tanaman Hortikultura ( ton) :

d.Cabe Merah 46.670 47.20747.207-47.826

47.826-48.458

48458-49104

49.104-49.764

49.764-50.431

49.764-50.431

e. Bawang Merah 471 521 521-630 630-693 693-800 800-1002800 -1.255

800 - 1.255

f- Jeruk 7.254 7.261 7.261-7.286 7.286- 8.488- 9.990- 11.867 - 11.867 -

109

No Indikator SasaranKondisi Awal Target Kondisi

Akhir2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

8.488 9.990 11.867 14.097 14.097

11 Jumlah Realisasi pengembangan tanaman melinjo (Batang) 0 - 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 50.000

12 Produksi Perkebunan unggulan (ton)

a. Kelapa Sawit 469,238 509,639509,639-553,519

553,519-601,177

601,177 -652,938

652,938 -709.156

709.156-770.285

709.156-770.285

b.Karet 93,552 96,43396,433-99,403

99,403-102,465

102,465-105,621

105,621-108.874

108.874-112.140

108.874-112.140

c. Kopi 56,374 63,61863,618-71,793

71,793-81,018

81,018-91,429

91,429-103.178

103.178-116.436

103.178-116.436

d. Pala 26 44 44-75 75-127 127-215 215-366 366-620 366-620

13 Jumlah Bibit Pala yang tersalur ke petani (batang) - - 46.557 1.000 1.000 1.000 1.000 50.557

14 Jumlah Bibit Kelapa Kopyor yang tersalur ke petani (batang) - - 1.750 1.750 1.750 1.750 1.750 8.750

15Jumlah Bibit Kelapa Pandan wangi yang tersalur ke petani(batang)

- - 1.750 1.750 1.750 1.750 1.750 8.750

16 Rasio Penyuluh terhadap Kelompok Tani 1:18 1:18 1:16 1:14 1:12 1:10 1:10 1:10

17 Jumlah Penyuluh Yang ditingkatkan Kompetensinya 0 30 30 120 120 120 120 540