bab i - dtphp.bengkuluprov.go.id · penerapan standar pelayanan minimal (lembaran negara republik...
TRANSCRIPT
Renstra Dinas TPHP
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alasan perubahan Renstra yaitu:
1. Terjadinya perubahan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi
Bengkulu Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 29 November 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Bengkulu sebagai tindak lanjut dari
Peraturan Pemerintah Nomo 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
2. Perubahan RPJMD sebagai kelanjutan perubahan struktur organisasi perangkat
daerah;
3. Untuk menampung perkembangan keadaan dan isu terbaru;
4. Untuk penyesuaian dengan arah perkembangan prioritas Daerah terbaru.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 8 Tahun 2016,
Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan dan Badan Koordinasi Penyuluhan tergabung
dalam satu Dinas, yaitu Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. Dengan
Demikian Rencana Strategis Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan dan Badan Koordinasi
Penyuluhan yang sebelumnya terpisah perlu di sesuaikan sehingga menjadi Satu
kesatuan sebagai Renstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Bengkulu.
Rencana Strategis ini merupakan dokumen perencanaan 5 (lima) tahun untuk
periode 2016-2021. Penyusunan Renstra dalam rangka mewujudkan pencapaian
sasaran program yang ditetapkan dalam RPJMD. Selanjutnya Renstra ini sebagai
pedoman, diantaranya :
1. Pedoman Perencanaan selama 5 (lima) tahun, sebagai penjabaran dari RPJMD.
2. Pedoman dalam penyusunan rencana kerja tahunan (Renja) Dinas.
3. Alat atau instrumen pengendalian bagi Satuan Pengawas Internal (SPI) dan
Bappeda agar pelaksanaan pembangunan jangka menengah dan tahunan daerah,
mengarah pada pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran sesuai RPJMD.
4. Alat atau instrumen mengukur tingkat pencapaian kinerja kepala Dinas,
mempertanggungjawabkan pelaksanaan program dan kegiatan baik jangka
menengah maupun tahunan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi Dinas.
5. Acuan bagi dinas pertanian Kabupaten/kota dalam menyusun rencana program
dan kegiatannya
Renstra Dinas TPHP
2
1.2 Landasan Hukum1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu
(Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor2828);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4421);
3. Undang-UndangNomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2003 Nomor 74, TambahanLembaran Negara RepbulikIndonesia Nomor 4287);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah danperubahannya (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan LembaranNegara Nomor 5587);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4578);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman PenyusunandanPenerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2005 Nomor 150, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara PengendaliandanEvaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2006 Nomor 96, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor4663);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian UrusanPemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsidan PemerintahanDaerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor (4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman EvaluasiPenyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 19, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4817);
11. Peraturan Pemerintah Nomo 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhirdengan Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang PerubahanKedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun2011 Nomor 310);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang PelaksanaanPeraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,Tatacara Penyusunan,Pengendaliandan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan ProdukHukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);
16. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
Renstra Dinas TPHP
3
29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerjadan PelaporanAkuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
17. Peraturan menteri Pertanian Nomor : 09/permentan/RC.020/3/2016 tentangRencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019;
18. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan PembangunanDaerah (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2010 Nomor 6);
19. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2016 (Lembaran Daerah ProvinsiBengkulu Tahun 2011 Nomor 4;
20. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Tata Ruang Provinsi Bengkulu(Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2012 Nomor 2)
21. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan DaerahNomor 4 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang DaerahProvinsi Bengkulu Tahun 2005-2025;
22. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan SusunanOrganisasi Perangkat Daerah Provinsi Bengkulu;
23. Peraturan Daerah Nomor .. Tahun ... tentang Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021;
24. Peraturan Daerah Nomor .. Tahun ... tentang Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah Provinsi Bengkulu Tahun 2017;
25. Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 36 Tahun 2011 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Daerah.
1.3 Maksud dan Tujuan
Renstra disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
1. Maksud penyusunan Renstra adalah agar pembangunan tanaman pangan,
hortikultura dan Perkebunan di Propinsi Bengkulu terarah, terukur dan sejalan
dengan pembangunan nasional, serta sesuai dengan visi dan misi gubernur
terpilih periode 2016-2021.
2. Tujuan penyusunan Renstra adalah untuk menjadi pedoman dalam penyusunan
rencana kegiatan dan anggaran tahunan pembangunan pembangunan tanaman
pangan, hortikultura dan Perkebunan di Propinsi Bengkulu.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Rencana Strategi Dinas Pertanian Propinsi terdiri dari 6
(Enam) Bab, yang meliputi :
BAB I terdiri dari Latar Belakang, Landasan hukum, Maksud dan Tujuan serta
Sistematika Penulisan. Pada Latar belakang dikemukakan pengertian Renstra, fungsi
Renstra serta keterkaitan Renstra Dinas Pertanian dengan RPJMD, Renstra K/L dan
Renstra provinsi/kabupaten/kota. Landasan hukum memuat penjelasan tentang
Renstra Dinas TPHP
4
undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan
lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan Dinas
Pertanian, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan
penganggaran. Maksud dan tujuan menguraikan maksud dan tujuan menyusunan
Renstra Dinas Pertanian. Dan pada Sistematika penulisan dijelaskan format dan isi
penyajian.
BAB II memuat tentang tugas pokok struktur organisasi, Sumberdaya dan Kinerja
Pelayanan. Pada bagian tuga pokok dan fungsi memuat informasi tentang peran (tugas
dan fungsi) Dinas Pertanian dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Pada
bagian sumberdaya mengulas secara ringkas sumber daya yang dimiliki Dinas Pertanian
dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya. Dan pada bagian Kinerja pelayanan,
mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan
Renstra periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas yang telah
dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-
hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra ini.
BAB III terdiri dari identifikasi permasalahan berdasarkan tupoksi, identifikasi
permasalahan berdasarkan visi dan misi gubernur terpilih, identifikasi permasalahan
berdasarkan Renstra KL dan Renstra Kab/Kot, Identifikasi permsalahan berdasarkan
RTRW dan KLHS, serta penentuan isu-isu strategis. Pada masing-masing bagian tersebut
dikemukakan juga faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan yang
mempengaruhi permasalahan pelayanan Dinas Pertanian.
BAB IV memuat rumusan pernyataan visi dan misi, rumusan pernyataan tujuan
dan sasaran jangka menengah beserta indikator kinerjanya serta pernyataan strategi
dan kebijakan Dinas Pertanian dalam lima tahun mendatang.
BAB V mengemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif.
BAB VI mengemukakan indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan
kinerja yang akan dicapai Dinas Pertanian dalam lima tahun mendatang sebagai
komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
Renstra Dinas TPHP
5
BAB II.
GAMBARAN TUPOKSI DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DANPERKEBUNAN PROVINSI BENGKULU
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi
Tanaman Pangan, Hortikultura dan perkebunan sangat strategis karena berkaitan
langsung dengan Ketahanan pangan dan mata pencaharian sebagian besar Penduduk
Bengkulu. Ketersediaan pangan dan mata pencaharian berpengaruh terhadap citra
pemerintahan, stabilitas politik serta ketertiban dan keamanan. Secara Nasional,
ketersediaan bahan pangan mutlak menjadi prioritas karena secara nyata berpengaruh
langsung terhadap stabilitas nasional dan Kedaulatan Bangsa.
Sebagian besar komoditi tanaman pangan dan hortikultura memiliki siklus
budidaya, dari tanam sampai panen, yang sangat singkat. Kata “Siklus” disini untuk
menjelaskan bahwa proses produksi yang berulang, dari tanam ke tanam lagi atau dari
panen ke panen lagi. Komoditi Padi dan Palawija memiliki siklus budidaya antara 3-4
bulan, sebagian besar komoditi sayuran memiliki siklus budidaya antara 3-6 bulan,
sebagian kecil sayuran memilik siklus kurang dari 3 bulan atau antara 6-12 bulan. Pada
tanaman obat memiliki siklus budidaya antara 6-12 bulan.
Siklus budidaya yang singkat menyebabkan siklus penyediaan sarana produksi,
penanganan hama penyakit dan penanganan panen dan pasca panen yang singkat pula.
Siklus yang singkat memerlukan ketepatan dalam penyediaan dan pengelolaan sarana
produksi. Sarana produksi tersebut dalam bentuk lahan dan air irigasi, Alat dan mesin on
farm, benih atau bibit, pupuk dan pestisida, serta alat dan mesin panen dan pasca
panen. Agar produksi tersebut memberikan nilai tambah ke pada petani, maka
diperlukan juga fasilitasi pengolahan dan pemasaran hasil. Kesemua permasalahan
tersebut belum dapat ditangani oleh petani/kelompok tani karena sumberdaya manusia
petani yang masih sangat terbatas.
Struktur organisasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan telah
mencerminkan manfaat yang akan diberikan kepada petani selama proses produksi
komoditi Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan yaitu:
1) Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian (PSP): menangani aspek lahan, air dan alat
mesin budidaya, unit kerja yang menangani aspek benih, pupuk dan pestisida,
2) Bidang Tanaman Pangan: yang menangani teknik budidaya, pengembangan
kawasan serta penanganan usahatani Tanaman Pangan,
Renstra Dinas TPHP
6
3) Bidang Hortikultura : yang menangani teknik budidaya, pengembangan kawasan
serta penanganan usahatani Tanaman Hortikultura, serta
4) Bidang Perkebunan: yang menangani teknik budidaya, pengembangan kawasan
serta penanganan usahatani Tanaman Perkebunan;
5) unit kerja Balai Proteksi Tanaman: yang menangani aspek pengendalian hama dan
penyakit,
6) Unit Kerja Balai Benih Induk Padi Palawija, Balai Benih Induk Hortikultura dan
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih : yang menangani perbenihan.
7) unit kerja Sekolah Pembangunan Pertanian Negeri Bengkulu dan Balai Pelatihan
Pertanian Bengkulu : yang menangani aspek Sumberdaya Manusia (struktur
organisasi Gambar 2.1).
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 8 Tahun 2016 dan Peraturan
Gubernur Bengkulu Nomor 57 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Bengkulu. Berdasarkan Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 57 Tahun 2016
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan mempunyai tugas membantu
Gubernur dalam melaksanakan Urusan Otomomi daerah sub sektor Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan dengan fungsi sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pertanian sub sektor tanaman pangan, sub
sektor hortikultura dan sub sektor perkebunan;
b. Pelaksanaan administrasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan;
c. Penataan prasarana pertanian;
d. Pengawasan mutu dan peredaran benih tanaman;
e. Pengawasan sarana pertanian
f. Pembinaan produksi dibidang pertanian sub sektor tanaman pangan, sub sektor
hortikultura dan sub sektor perkebunan;
g. Pengendalian dan Penanggulangan hama dan penyakit tanaman;
h. Penanggulangan dan pengendalian bencana alam;
i. Pembinaan pengolahan dan pemasaran hasil dibidang pertanian sub sektor
tanaman pangan, sub sektor hortikultura dan sub sektor perkebunan;
j. Pemberian izin usaha/rekomentasi teknis dibidang pertanian sub sektor tanaman
pangan, sub sektor hortikultura dan sub sektor perkebunan;
Renstra Dinas TPHP
7
k. Pemantauan dan evaluasi dibidang pertanian sub sektor tanaman pangan, sub
sektor hortikultura dan sub sektor perkebunan;
Organisasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi
Bengkulu terdiri satu sekretariat, empat bidang, 10 unit pelaksana teknis dan kelompok
jabatan fungsional. Empat bidang tersebut yaitu Bidang Tanaman Pangan, Bidang
Hortikultura, Bidang Perkebunan serta Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian.
Sekretariat terdiri dari tiga sub bagian dan masing-masing bidang terdiri dari tiga seksi.
Struktur Organisasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Propinsi
Bengkulu dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1.
Struktur Organisasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi BengkuluBerdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu No.8 Tahun 2016
Seksi Produksi
Tanaman Pangan
Seksi Pengolahan
dan Pemasaran
Hasil
Seksi Perbenihan
dan Perlindungan
Tanaman
Seksi Lahan dan
Irigasi
Seksi Pupuk dan
Pestisida
Seksi
Pembiayaan dan
Investasi
Seksi Produksi
Perkebunan
Seksi Pengolahan
dan Pemasaran
Hasil
Seksi Perbenihan
dan Perlindungan
Tanaman
Seksi ProduksiHortikultura
Seksi Pengolahan
dan Pemasaran
Hasil
Seksi Perbenihan
dan Perlindungan
Tanaman
BIDANG
HORTIKULTURA
BIDANG TANAMAN
PANGAN
BIDANG SARANA DAN
PRASARANA PERTANIAN
BIDANG PPERKEBUNAN
KELOMPOK JABATANFUNGSIONAL
KEPALA DINAS
SEKRETARIATDINAS
Sub BagianUmum dan
Perlengkapan
Sub BagianKeuangan
Sub BagianPerencanaan, Evaluasi
dan Pelaporan
UPTDUPTD UPTD UPTDUPTD UPTD
Renstra Dinas TPHP
8
2.2. Sumber Daya Dinas Pertanian
A. Kepegawaian dan Kenderaan Operasional
Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
PerkebunanProvinsi Bengkulu sampai akhir tahun 2016 sejumlah 297 orang terdiri dari
pegawai di Dinas sebanyak 94 orang, Balai Proteksi TPH sebanyak 68 orang, Balai
Sertifikasi dan Pengawasan Benih TPH sebanyak 55 orang, Balai Benih Induk Hortikultura
sebanyak 23 orang, Balai Benih Induk Padi Palawija sebanyak 4 orang, Sekolah
Pembangunan Pertanian sebanyak 27 orang dan Balai Pelatihan Pertanian 11 orang
(Tabel 2.1).
Tabel 2.1.Keadaan Pegawai Lingkup Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi Bengkulu
Berdasarkan Jabatan Tahun 2016
No Jabatan Dinas BPTPH BPSB BBIH BBIPP SPP BPP Jumlah
1 Struktural
a. Eselon I
b. Eselon II 1 1
c. Eselon III 5 1 1 1 1 1 1 11
d. Eselon IV 15 3 3 3 3 2 3 32
e. Staf 58 20 18 19 7 25 9 156
2 Fungsional
a. Penyuluh 2 2
b.POPT 44 44
c.Pengawas benih 33 33
d.PMHP 2 2
e.Arsiparis 2 2
f.Kepegawaian 1 1
g.Pustakawan
h.Perencana 6 6
i.Guru 5 5
j.Analisis Pasar 2 2
k.Pengamat Hama
l.PHP 5 5
JUMLAH 94 68 55 23 11 33 13 297
Sumber: Laporan Kinerja Pemerintah (LAKIP) Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi Bengkulu Tahun 2016
Berdasarkan golongan kepangkatan, golongan IV sebanyak 27 orang, golongan III
sebanyak 200 orang, Golongan II sebanyak 67 orang dan golongan I sebanyak 4 orang.
Berdasarkan pendidikan, sebagian besar pendidikan S-1 sebanyak 153 orang dan S-2
sebanyak 21 orang. Keadaan Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan PerkebunanProvinsi Bengkulu berdasarkan Golongan kepangkatan dan
Pendidikan ditampilkan pada Tabel 2.2.
Renstra Dinas TPHP
9
Tabel 2.2.Keadaan Pegawai Lingkup Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi Bengkulu
Berdasarkan Pendidikan dan Golongan Kepangkantan Tahun 2016
NO PENDIDIKAN JUMLAH PEGAWAI
1 S2 21
2 S1 148
3 DIII 12
4 DII 0
5 DI 0
6 SMA/SLTA 109
7 SMP/SLTP 3
8 SD 4
JUMLAH 297
Pengawas Benih berjumlah 33 orang tersebar di 10 kabupaten/kota dan provinsi.
Penangkar benih di Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 3 orang dan di Kabupaten
Muko-muko sebanyak 2 orang. Keadaan Pengawas dan Penangkar benih di Provinsi
Bengkulu tahun 2016 ditampilkan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3.Pengawas, Penangkar dan Penyalur Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
No Kabupaten/KotaPengawas
BenihPenangkar
BenihPedagang
BenihPenyalur/Distributor
1 Bengkulu Selatan 1 9 4 -
2 Rejang Lebong 1 6 7 -
3 Bengkulu Utara 3 7 3 -
4 Kota Bengkulu 3 4 21 4
5 Seluma 2 6 3 -
6 Kaur 1 7 3 -
7 Mukomuko 2 5 11 -
8 Lebong 2 5 4 -
9 Kepahiang 1 9 7 -
10 Bengkulu Tengah 3 10 4 -
11 Provinsi 9 - - -
Jumlah 28 68 67 4Sumber: Laporan Tahunan Balai Sertifikasi dan Pengawasan Benih Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Pengamat organisme Pengganggu Tanaman berjumlah 78 orang tersebar di 10
Kabupaten/Kota dan Provinsi, terdiri dari PNS sebanyak 68 orang serta Tenaga Lepas
Harian-Tenaga Bantu dan honorer sebanyak 10 orang. Keadadan Pengamat Organisme
Pengganggu Tanaman di Provinsi Bengkulu tahun 2016 ditampilkan pada Tabel 2.4.
Renstra Dinas TPHP
10
Tabel 2.4.Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
No Kabupaten/Kota
Pengamat OPT RHP
PNSNon-PNS Jumlah Jumlah
KelompokJumlah
AnggotaTHL-TB Honorer
1 Bengkulu Selatan 6 1 - 7 84 840
2 Rejang Lebong 4 1 - 5 37 370
3 Bengkulu Utara 6 2 - 8 201 2.010
4 Kota Bengkulu 5 - - 5 9 147
5 Seluma 8 - - 8 4 42
6 Kaur 1 2 - 3 215 2.150
7 Mukomuko 1 - - 3 35 350
8 Lebong 2 1 - 3 28 280
9 Kepahiang 3 1 - 4 17 265
10 Bengkulu Tengah 5 - - 5 11 164
11 Provinsi 7 - 2 27 - -
Jumlah 68 8 2 70 641 6.618Sumber: Laporan Tahunan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Bengkulu Tahun 2016Keterangan: THL-TB: Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu.
Kendaraan operasional Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Bengkulu tahun 2016 berjumlah 259 unit terdiri dari Roda Dua sebanyak 229
unit dan Kendaraan Roda Empat sebanyak 30 unit. Kendaraan Operasional pada Dinas
Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi Bengkulu Tahun 2016 dapat
dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5.Kendaraan Operasional Lingkup Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi Bengkulu
Tahun 2016
NO UNIT KERJARODA 4 RODA 2 Jumlah
Rusak Baik Rusak Baik Rusak Baik
1 Balai Benih Induk Padi dan Palawija (BBI PP) 2 9 11
2 Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Talang Aling 2 4 6
3 Sekolah Penyuluh Pertanian Negeri Kelobak (SPPN) 2 2 4
4 Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) 2 53 55
5 Balai Diklat Pertanian Talang Aling 3 3 6
6 Akademi Usaha Pertanian Kelobak (AUP) 1 3 4
7 Balai Produksi Tanaman Pangan Hortikultura (BPTPH) 1 83 84
8 Dinas (Sekretariat dan Bidang) 17 72 89
JUMLAH 30 229 259
Sumber: Laporan tahunan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi Bengkulu Tahun 2016
Renstra Dinas TPHP
11
B. Institusi Perbenihan
Institusi perbenihan terdiri dari Balai Benih serta Balai Pengawasan dan Sertifikasi
Benih. Di Provinsi Bengkulu terdapat 2 (dua) Balai Benih yaitu Balai Benih Induk Padi
Palawija dan Balai Benih Induk Hortikultura.
1. Balai Benih Induk Padi Palawija
BBIPP memiliki lahan seluas 22 Ha, terdiri dari sawah 7 Ha, tegalan 12 Ha, cekdam
1 Ha dan perkantoran 2 Ha. Sarana pendukung berupa alat mesin, kendaraan
operasional, irigasi dan lantai jemur. (Tabel 2.6).
Pada Tahun 2013, ketersediaan luas lahan BBIPP mengalami penurunan
dikarenakan pelaksanaan pelebaran ruas jalan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Kepahiang pada tahun 2011-2012. Terdapat sekitar 1,5 ha luas lahan yang terkena
imbas dari pelebaran jalan, meliputi ; sawah produktif sebesar ± 1 ha, pekarangan ± 0,5
ha, 1 unit gudang benih, 1 rumah jaga, bangunan irigasi sepanjang ± 400 m dan lantai
jemur ± 50 m2.
Tabel 2.6.Keadaan Gedung dan Sarana Pendukung Balai Benih Induk Padi Palawija (BBIPP)
Tahun 2016
No Uraian Satuan2014
Jumlah Baik Rusak Keterangan*
1.
Lahan Total/Produktif Ha 21,5
- Sawah Ha 7 7 ha produktif, 1 ha ruas jalan
- Pekarangan dan Kantor Ha 1,5 0,5 ha ruas jalan
- Cekdam Ha 1 -
- Tegalan Ha 12 2 Produktif, 10 Kurang produktif
2
Sumber Daya Manusia Orang 17
- PNS Orang 11
- Tenaga HOK Orang 6
3 Gedung/Bangunan Unit 21 10Kantor, Mess, rumah Dinas,
Gudang, Laboratorium dan Garasi.
4 Alat Mesin pertanian Unit 189 175 14 Berbagai macam
5
Irigasi/pengairan
- Bangunan Irigasi Meter 750,4 750,4 Baik
- Saluran Irigasi Meter 2.300 2.300 Kurang Baik
6
Kendaraan operasional
- Roda 4 Unit 2 Kurang Baik
- Roda 2 Unit 9 Baik
7 Silo Unit 20 17 3 17 unit Baik, 3 unit Rusak
8 Lantai Jemur M2
454 Kondisi kurang baik
9 Komputer/Laptop Unit 5 5 Baik
11 Pagar Balai Benih/Lantai jemur 108,2Sumber: Laporan Kinerja Pemerintah Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu Tahun 2017
Renstra Dinas TPHP
12
2. Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH)
BBIH memiliki lahan seluas 45,5 Ha, dan memiliki sumber daya manusia sebanyak
23 orang. Sarana pendukung berupa 23 unit alat mesin pertanian, 1 unit
irigasi/pengairan, 5 unit kendaraan operasional, jalan dan penerangan listrik disajikan
pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7.Keadaan Gedung dan Sarana Pendukung Balai Benih Induk Hortikultura Tahun 2016
No. Uraian Satuan Baik Rusak Jumlah Keterangan
1. Lahan Total/Produktif Ha 45,5 45,5 -
2. Sumber Daya Manusia -
- PNS Orang 23 23 -
- Honorer/HOK Orang 4 4 -
3. Gedung/Bangunan Unit 20 20Kantor, Rumah Dinas, Gudang,
Screen House , Seeding Net
4. Alat Mesin Pertanian 15 8 23
5. Irigasi/Pengairan 1
6. Kendaraan Operasional
- Roda Empat (Pick Up) Unit 1 2
- Roda Dua Unit 4 4 Baik
7. Sarana Lainnya
a. PLN Unit 3
b. Jalan Meter ±1.500 Kondisi Rusak Ringan
c. Gorong-gorong Unit 3 1 Unit Baik, 2 Unit Rusak Berat
d. Pagar keliling BBIH Meter ±3.950 1.266 m Baik; 2.684 m Rusak Berat
Sumber: Laporan Kinerja Pemerintah Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi Bengkulu Tahun 2017
Dalam melaksanakan fungsi sebagai penyedia bibit hortikultura, BBIH
melaksanakan pengadaan dan pemeliharaan Blok Fondasi (BF), Blok Perbanyakan Mata
Tempel (BPMT) dan Tanaman Koleksi. Sampai akhir tahun 2016 BBIH memiliki tanaman
BF 186 batang, BPMT 546 batang dan Tanaman Koleksi 1.346 batang dengan jumlah
komoditi buah-buahan sebanyak 19 jenis dengan jumlah varietas 51 jenis.
3) Balai Pengawas Dan Sertifikasi Benih (BPSB)
BPSB memiliki luas lahan produktif sekitar 2.037 m2, memiliki 3 unit
gedung/bangunan terdiri dari perkantoran 1 unit, laboratorium 1 unit dan rumah kaca 1
unit. Kendaraan operasional terdiri dari roda empat sebanyak 2 unit dan roda 2
sebanyak 68 unit Sumber Daya manusia yang berada pada Balai Pengawas dan
Sertifikasi Benih pada Tahun 2016 sejumlah 65 orang, terdiri dari 55 orang PNS dan 10
orang tenaga honorer ditampilkan pada Tabel 2.8.
Renstra Dinas TPHP
13
Tabel 2.8.Keadaan Gedung dan Sarana Pendukung Balai Pengawas dan Sertifikasi Benih
(BPSB-TPH) Tahun 2016No. Uraian Satuan Jumlah Keterangan*
1 Lahan Total/Produktif M2 2.037 -
2 Sumber Daya Manusia- PNS- Honorer
OrangOrang
553
-
3 Gedung/Bangunan- Gedung Kantor- Laboratorium- Rumah Kaca
M2
M2
M2
30514045
-
4 Alat mesin pertanian - - -
5 Irigasi/pengairan- Sumur Bor dan Tower Air Unit 1
-
6 Kendaraan operasional-Roda Empat-Roda Dua
UnitUnit
268
4 Rusak Berat
C. Institusi Pengendalian OPT
Institusi pengendalian organisme pengganggu tanaman di Provinsi Bangkulu
adalah Balai Proteksi Tanaman Pangan dan hortikultura (BPTPH). BPTPH di dukung
oleh dua buah laboratorium pengamatan hama penyakit tanaman yaitu laboratorium
Kota Bengkulu dan Laboratorium Mojorejo Kabupaten Rejang Lebong.
Tabel 2.9.Keadaan Gedung dan Sarana Pendukung Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2016No Uraian Satuan Jumlah
1 Lahan Produktif M2 3.000
2 Sumber Daya Manusia Orang 68
3 Gedung dan Bangunan
- Kantor Unit 1
- Gudang Unit 1
- Laboratorium Unit 2
- Rumah Kaca Unit 2
4 Alat Mesin Pertanian - -
5 Irigasi/Pengairan - -
6 Kendaraan Operasional
- Roda Empat Unit 1
- Roda Dua Unit 59
Sesuai dengan tupoksi utama BPTPH yaitu melakukan pengamatan dan
peramalan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) maka sebagian besar
sumber daya manusia ditempatkan sebagai petugas pengamat OPT (POPT) bertugas di
masing-masing Kecamatan.
Renstra Dinas TPHP
14
Tabel 2.10.Keadaan Gedung dan Sarana Pendukung SPPN Tahun 2016
No Uraian Satuan
2016
Baik Rusak Jumlah Keterangan
1 Lahan Total/Produktif Ha 17.733 17.733
2 Sumber Daya Manusia 31 31
- - PNS Orang 23 23
- - HOK Orang 8 8
3 Gedung/Bangunan Unit 19 40 59 Rumah Dinas, Asrama Siswa,Gudang, Perpustakaan, dll
4 Alat mesin pertanian Unit 9 1 10
5 Irigasi/pengairan -
6 Kendaraan operasional
-Roda Empat Unit 1 1 2 1Kondisi Baik, 1 Rusak Berat
-Roda Dua Unit 1 1 Rusak Berat
D. Institusi Pengembangan SDM
Institusi yang berperan langsung dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM) Pertanian adalah Sekolah Pembangunan Pertanian (SPP) Negeri Bengkulu dan
Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Bengkulu. SPP Negeri Bengkulu memiliki 2 (dua) Program
Studi : (1) Program Studi Tanaman Pangan Hortikultura dan (2) Program Studi Tanaman
Perkebunan. Pada tahun 2015jumlah siswa SPP Negeri Bengkulu 204 orang dan jumlah
Sumber Daya Manusia SPP Negeri Bengkulu sebanyak 31 orang.
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
Indikator Kinerja pelayanan, terdiri dari Indikator Kinerja Utama (IKU) dan
indikator kinerja pelayanan lainnya. IKU walaupun belum sempurna, telah ditentukan
melalui penetapan oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
PerkebunanProvinsi Bengkulu. IKU Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
PerkebunanProvinsi Bengkulu Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:
1) Nilai Tukar Petani
2) Luas Areal Sawah
3) Jumlah Produksi Padi
4) Rata-rata Produksi Padi per Hektar
5) Jumlah produksi Jagung
6) Jumlah Produksi Kedelai
7) Jumlah Produksi Sayuran
8) Jumlah Produksi Buah-buahan.
Renstra Dinas TPHP
15
Indikator kinerja pelayanan lainnya yaitu sebaggai berikut:
9) Unit Usaha Pengolahan Hasil Yang memiliki NilaiTambah
10) Jumlah Siswa SMK-Pertanian (SPPN Bengkulu)
11) Persentase Kelulusan Siswa SMK-Pertanian (SPPN Bengkulu)
Tingkat capaian indikator kinerja pelayanan telah tercapai sangat baik dengan
tingkat capaian lebih dari 90,00 persen kecuali pada produksi jagung dan kedelai.
Capaian Produksi Jagung dalam tiga tahun terakhir antara 50-91 persen, sedangkan
capaian produksi kedelai antara 48-60 persen.
Tingkat capaian produksi jagung relatif rendah karena budidaya jagung masih
sangat dipengaruhi oleh luas tanam padi dan kacang tanah, serta harga komoditi di
pasaran. Sedangkan, tingkat capaian produksi kedelai relatif rendah karena minat
petani untuk membudidayakan kedelai sangat rendah yang disebabkan oleh resiko
gagal panen sangat tinggi dan dipengaruhi oleh musim hujan.
Pencapaian kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi
Bengkulu tahun 2011-2013 dan Target Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
PerkebunanProvinsi Bengkulu tahun 2014-2015 sumber dana APBD disajikan pada
Tabel 2.11 dan Tabel 2.12.
Renstra Dinas TPHP
16
Tabel 2.11Hasil Pencapaian Kinerja Pelayanan
Tahun 2011-20151. SKPD Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu
No Indikator KinerjaTargetSPM
TargetIKK
TargetIndikatorLainnya
SatuanTarget Pertahun Renstra Realisasi Capaian Analisis /Persentase Capaian (%)
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014
1 Nilai Tukar Petani - √ 103 104 104 104 104 103 102 103 103 103 100,00 98,08 99,04 99,04
2 Luas Areal Sawah - √ Ha 104.539 104.539 104.539 104.539 104.539 101.170 99.702 100.054 96.250 91.650 96,78 95,37 95,71 92,07
3Jumlah ProduksiPadi
- √ Ton 547.986 547.986 574.810 656.570 688.140 502.550 581.910 622.831 593.195 578.650 91,71 106,19 108,35 84,09
4Rata-rata ProduksiPadi per Hektar
- √ Kui/ha 40,77 40,77 39,35 41,14 43,83 39,28 40,29 42,17 40,20 44,91 96,36 98,82 107,19 102,46
5Jumlah produksiJagung
- √ Ton 112.909 112.909 132.918 142.658 143.557 87.363 103.771 93.988 72.756 52.788 77,37 91,91 70,71 36,77
6Jumlah ProduksiKedelai
√ Ton 3.997 3.997 8.168 8.598 7.225 3.458 2.316 3.987 5.715 5.390 86,51 57,95 48,81 74,60
7Jumlah ProduksiSayuran
- √ Ton 433.602 444.720 456.123 467.819 479.514 450.658 422.458 456.250 462.722 479.514 103,95 95,10 100,06 100,00
8Jumlah ProduksiBuah-buahan
- √ Ton 93.584 95.984 98.445 100.969 103.493 57.987 124.811 127.937 98.586 103.493 135,58 132,92 100,06 100,00
9
Unit UsahaPengolahan HasilYang memilikiNilaiTambah
- √ Unit
Usaha12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 100,00 100,00 100,00 100,00
10Jumlah Siswa SMK-Pertanian (SPPNBengkulu)
- √ Siswa 150 150 150 150 150 168 147 145 145 145 112,00 98,00 96,67 96,67
11
PersentaseKelulusan SiswaSMK-Pertanian(SPPN Bengkulu)
- √ (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,00 100,00 100,00 100,00
Keterangan: Angka Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura berdasarkan Angka Tetap (ATAP)
Renstra Dinas TPHP
17
2. SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu
NOIndikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi
SKPDTargetSPM
TargetIKK
TargetIndikatorLainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke-Rasio Capaian pada Tahun ke-
((target/capaiaan)*100)
2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
1 Jumlah Produksi Tanaman UnggulanPerkebunan Rakyat
- Jumlah Produksi Kelapa Sawit (Ton) 770.285 553.519,34 601.177,36 652.938,73 709.156,73 770.285
- Jumlah Produksi Karet (Ton) 112.140 99.403,55 102.465,18 105.621,11 108.874,24 112.140
- Jumlah Produksi Kopi (Ton) 116.436 71.793,49 81.018,95 91.429,89 103.178,63 116.436
- Jumlah Produksi Pala (Ton) 620 74,93 127,20 215,93 366,56 620
2 Jumlah Sarana dan Prasarana TanamanPertanian/Perkebunan untuk Rakyat
- Jumlah Alat Pengelolahan kopi 20 unit 4 Unit 4 Unit 4 Unit 4 Unit 4 Unit
- Panjang Jalan Sentra Produksi yangDibangun
155.400 m 25.400 m 33.500 m 33.500 m 36.500 m 26.500 m
- Panjang Jalan Sentra Produksi yangditingkatkan
81.500 m 15.000 m 15.400 m 15.000 m 15.100 m 21.000 m
- Jumlah Pembangunan Jembatan SentraProduksi
50 m 10 m 10 m 10 m 10 m 10 m
- Jumlah Bibit 0 4.000 Btg 4.000 Btg 4.000 Btg 4.000 Btg 4.000 Btg
a. Bibit Aren 5.000 Btg 1.000 btg 1.000 btg 1.000 btg 1.000 btg 1.000 btg
b. Bibit Pala 25.000 Btg 5.000 btg 5.000 btg 5.000 btg 5.000 btg 5.000 btg
a. Bibit Kelapa Kopyor 25.000 Btg 5.000 btg 5.000 btg 5.000 btg 5.000 btg 5.000 btg
b. Bibit Kelapa Pandan Wangi 12.500 Btg 2.500 btg 2.500 btg 2.500 btg 2.500 btg 2.500 btg
- Jumlah Pupuk 469.500 kg 93.900 kg 93.900 kg 93.900 kg 93.900 kg 93.900 kg
3 Jumlah Kelompok Tani/Petani yangDitingkatkan Keterampilan, Pemberdayaanserta Terfasilitasi Pemasarannya dalamUsaha Pengembangan Industri Hilir
- Jumlah Poktan /Petani/Petugas yangMengikuti Bimtek/pelatihan
1.900 Petani 380 Petani 380 Petani 380 Petani 380 Petani 380 Petani
- Jumlah peserta yang Mengikuti Sosialisai 4.500 Peserta 90 Peserta 90 Peserta 90 Peserta 90 Peserta 90 Peserta
- Jumlah Promosi serta event yangDifasilitasi
4 Event 4 Event 4 Event 4 Event 4 Event 4 Event
Renstra Dinas TPHP
18
Tabel 2.12Anggaran dan Realisasi Anggaran
Tahun 2011-2015 (dalam jutaan rupiah)
1. Anggaran dan Realisasi Anggaran SKPD Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu
No Indikator Kinerja PROGRAMAnggaran pada Tahun ke- (Juta Rupiah) Realisasi Anggaran pada Tahun ke- (Juta Rupiah) Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
1 Nilai Tukar Petani
Progra Program Peningkatan Kesejahteraan Petani,Program Peningkatan Produksi,produktivitasdan mutu hasil tanaman pangan, programpenyediaan dan pengembangan prasaradan sarana.
- 395 2.121 600 500 285,379 2.030 18.411. 22 - 0,72 0,96 21.526.
2 Luas Areal Sawah Program Peningkatan Produksi,produktivitasdan mutu hasil hasil tanamanpangan,produksi lahan pangan untukmencapai swasembada berkelanjutan.
6.068 9.279 14.821. 17.928. 9.915 5.347 9.126. 14.704 17.776. 0,88 0,91 0,92
3 Jumlah Produksi Padi
4Rata-rata Produksi Padi perHektar
5 Jumlah produksi Jagung
6 Jumlah Produksi Kedelai
7 Jumlah Produksi Sayuran
8Jumlah Produksi Buah-buahan
9Rata-rata Produksi Padi perHektar
10 Jumlah rumah tangga petani
11Rata-rata luas lahan / perrumah tangga petani
12Unit Usaha Pengolahan HasilYang memiliki NilaiTambah
Program Peningkatan nilai tambah , dayasaing industri hilir, pemasaran dan eksporhasil pertanian. Program Peningkatanpemasaran sasil produksi
5506.217
.4.309 3.171 2.200 326,18 6.120. 4.228 3.083 0,59 0,94 0,95
13Jumlah Siswa SMK-Pertanian(SPPN Bengkulu)
Program peningkatatan sarana danprasarana 0 200. 2.307. 536. 500 - 122. 2.294 528 - 0,47 0,94
14Persentase Kelulusan SiswaSMK-Pertanian (SPPNBengkulu)
Program peningkatatan sarana danprasarana 0 200. 2.307. 536 500 - 122. 2.294 528 - 0,47 0,94
Renstra Dinas TPHP
19
2. Anggaran dan Realisasi Anggaran SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu
Uraian ***)Anggaran pada Tahun ke- (Akumulasi Anggaran Tersebut) (Rp.000) Realisasi Anggaran pada Tahun ke- (Rp.000)
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahunke- (Rp)
Rata-rata Pertumbuhan(Total 5 tahun/5)
2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 AnggaranRealisa
si(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
APBDProgram Pelayanan Adminitrasi PerkantoranKegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat 16.500 18.150 19.500 21.450 23.595Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi,sumberdaya air dan Listrik
200.000 200.000 220.000 250.000 275,000
Kegiatan Penyediaan jasa administrasi keuangan 127.200 127.200 127.200 127.2000 127.200Kegiatan Penyediaan jasa kebersihan kantor 129.600 129.600 129.600 129.600 129.600Kegiatan Penyediaan alat tulis kantor 55.000 55.000 60.500 66.500 73.205Kegiatan Penyediaan barang cetakan danpenggandaan
53.000 53.000 58.300 64.130 70.543
Kegiatan Penyediaan komponen instalasilistrik/penerangan bangunan kantor
17.500 17.500 19.250 21.175 23.292
Kegiatan Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 30.000 30.000 33.000 36.300 39.930Kegiatan Penyediaan bahan bacaan danperaturan perundang-undangan
11.000 11.000 12.100 13.310 14.641
Kegiatan Rapat-rapat koordinasi dan konsultasike luar daerah
200.000 223.000 245.300 269.830 296.813
Kegiatan Penyediaan jasa administrasi dan teknisperkantoran
703.200 703.200 703.200 703.200 703.200
Kegiatan Penatausahaan Kearsipan danInventarisir Barang Milik Daerah
50.000 60.000 70.000 80.000 90.000
Kegiatan Program Peningkatan disiplinaparaturKegiatan Pengadaan Pakaian Dinas BesertaPerlengkapannya
110.000 0 0 0 0
Program peningkatan Sarana dan PrasaranaAparaturKegiatan Pengadaan Perlengkapan GedungKantor
75.000 0 81.950 0 94.934
Kegiatan Pengadaan peralatan gedung kantor 0 70.000 0 96.500 0Kegiatan Pengadaan Meubeler 100.000 0 147.615 0 0Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala Gedung 100.000 120.000 132.000 145.200 159.720Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala KendaraanDinas/Operasional Pengadaan Kendaraan Dinas
150.000 158.000 173.800 191.180 210.298
Kegiatan Pemeliharaan Rutin / BerkalaPerlengkapan Gedung Kantor
50.000 55.000 60.5000 66.550 73.205
Kegiatan Renovasi/Rehabilitasi Sedang/Berat 600.000 0 0 0 0
Renstra Dinas TPHP
20
Uraian ***)Anggaran pada Tahun ke- (Akumulasi Anggaran Tersebut) (Rp.000) Realisasi Anggaran pada Tahun ke- (Rp.000)
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahunke- (Rp)
Rata-rata Pertumbuhan(Total 5 tahun/5)
2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 AnggaranRealisa
si(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Gedung Kantor DinasKegiatan Pembangunan/ Rehabilitasi/ RenovasiUPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan(BPTP) Provinsi Bengkulu serta penyediaansarana pendukungnya. (DAK)
500.000 0 0 0 0
Kegiatan Pembangunan/ Rehabilitasi/ RenovasiUPTD Kebun Dinas Provinsi Bengkulu sertapenyediaan sarana pendukungnya.(DAK)
889.700 500.000 500.000 0 0
Kegiatan Pembangunan /Rehabilitasi/RenovasiUPTD Kebun Dinas Provinsi Bengkulu SertaPenyediaan Sarana Pendukungnya.(DAK)
500.000 0 0 0 0
Kegiatan Pengadaan Kendaraan Dinas /Operasional
0 0 0 0 0
Kegiatan Program PeningkatanPengembangan Sistem Pelaporan CapaianKinerja dan KeuanganKegiatan Penyusun Laporan Capaian Kinerja danIkhtisar Realisasi
27.000 27.000 29.700 32.670 35.937
Kegiatan Pelaporan Prognosis RealisasiAnggaran
30.000 30.000 33.000 36.300 39.930
Kegiatan Penyusunan Perencanaan,Penganggaran dan Pelapor
150.00 150.00 150.00 150.00 150.00
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi KegiatanPembangunan Perkebunan
150.000 160.000 176.000 181.423 192.306
Program Peningkatan Kesejahteraan PetaniKegiatan Peningkatan Teknis Budidaya TanamanPerkebunan
150.000 200.000 220.000 220.000 250.000
Kegiatan Peningkatan Kemampuan LembagaPetani
150.000 150.000 150.000 150.000 150.000
Kegiatan Sosialisasi Perbenihan 150.000 160.000 165.000 200.000 200.000Program Peningkatan Pemasaran HasilProduk Pertanian/ PerkebunanKegiatan Promosi Atas Hasil ProduksiPerkebunan Unggulan
150.000 160.000 175.000 175.000 200.000
Kegiatan Fasilitasi Event Nasional & DaerahLingkup Pertanian/Perkebunan
150.000 160.000 175.000 180.000 190.000
Kegiatan Publikasi Pembangunan ProvinsiBengkulu Bidang Pertanian/ Perkebunan
200.000 210.000 220.000 233.229 250.000
Kegiatan Pameran Nasional Dalam Rangka 0 0 300.000 0 0
Renstra Dinas TPHP
21
Uraian ***)Anggaran pada Tahun ke- (Akumulasi Anggaran Tersebut) (Rp.000) Realisasi Anggaran pada Tahun ke- (Rp.000)
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahunke- (Rp)
Rata-rata Pertumbuhan(Total 5 tahun/5)
2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 AnggaranRealisa
si(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Promosi Kopi Unggul BengkuluKegiatan Pertemuan Teknis Pengembangan KopiLokal Bengkulu
150.000 0 0 0 0
Program Peningkatan Produksi Pertanian/PerkebunanKegiatan Pemeliharaan Kebun Sawit Dinas 200.000 230.000 240.000 250.000 260.000Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan StabilitasHarga Hasil Perkebunan
200.000 200.000 250.000 250.000 300.000
Kegiatan Peremajaan/Replanting TanamanPerkebunan
200.000 200.000 200.000 200.000 200.000
Kegiatan Percepatan Penghapusan HutangKredit Petani Eks Proyek TCSSP
365.445 365.450 365.445 0 0
Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan PBS/N 100.000 110.000 120.000 130.000 140.000Kegiatan Inventarisasi Penilaian Kebun SumberTanaman Perkebunan
250.000 0 250.000 0 250.000
Kegiatan Pemurnian Kebun Enteres Kopi Unggul 140.000 - - - -Kegiatan Demplot Tanaman Kopi Unggul 0 180.000 0 0 0Kegiatan Rehabilitasi Kopi Robusta denganSistem Sambung Pucuk
0 120.000 0 130.000 0
Kegiatan Pembangunan Kerjasama Kemitraan 86.000 - - - -Kegiatan Pembinaan dan Perbaikan GAP - 150.000 175.000 - -Kegiatan Pendaftaran IG (Indikasi Geografis) - - - 100.000 -Kegiatan Pembangunan Lantai Jemur Kopi 75.000 80.000 90.000 100.000 110.000Kegiatan Pengendalian, Pengawasan danPecegahan Peredaran Benih Palsu
200.000 220.000 242.000 250.000 250.000
Kegiatan Pembinaan, Penertiban danPenanganan Konflik Usaha Perkebunan
100.000 100.000 100.000 102.553 115.000
Kegiatan Pembinaan, Pengembangan danPenyebaran Agensia Hayati
165.000 181.000 200.000 220.000 250.000
Kegiatan Pengendalian Organisme PenggangguTanaman (OPT) Perkebunan
100.000 110.000 120.000 130.000 140.000
Kegiatan PerencanaanPembangunan/Peningkatan Jalan/JembatanSentra Produksi Perkebunan Rakyat
395.000 467.820 502.890 472.000 462.000
Kegiatan Koordinasi dan SinkronisasiPerencanaan Pembangunan Perkebunan
160.000 160.000 160.000 160.000 170.000
Kegiatan Updating dan Evaluasi Perstatistikan 100.000 110.000 120.000 130.000 140.000Kegiatan Pengujian Mutu Benih TanamanPerkebunan
100.000 110.000 120.000 130.000 140.000
Renstra Dinas TPHP
22
Uraian ***)Anggaran pada Tahun ke- (Akumulasi Anggaran Tersebut) (Rp.000) Realisasi Anggaran pada Tahun ke- (Rp.000)
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahunke- (Rp)
Rata-rata Pertumbuhan(Total 5 tahun/5)
2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 AnggaranRealisa
si(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Kegiatan Pengadaan Alat Pemberantasan HamaBabi
125.000 150.000 175.000 200.000 250.000
Kegiatan Identifikasi Penerbitan RekomendasiUsaha Perbenihan
80.000 85.000 85.000 85.000 90.000
Kegiatan Pengadaan Alat Pengolahan Kopi 250.000 270.000 300.000 350.000 350.000Kegiatan Pembukaan Badan Jalan SentraProduksi Perkebunan Rakyat
5.661.7097.535.930
7.537.500 8.212.500 5.962.500
Kegiatan Peningkatan Sarana Jalan SentraProduksi Perkebunan Rakyat
4.500.000 4.620.000 4.500.000 4.530.000 6.300.000
Kegiatan Pembangunan Jembatan SentraProduksi Perkebunan Rakyat
2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000
Kegiatan Penyediaan Pupuk untuk PetaniPerkebunan
500.000 530.000 550.000 600.000 600.000
Kegiatan Penyediaan Bibit Unggul TanamanPerkebunan
80.000 85.000 93.500 96.000 106.000
Kegiatan Penyediaan Bibit Kelapa Kopyor danKelapa Pandan Wangi
900.000 920.000 940.000 960.000 980.000
Kegiatan Pembangunan Kebun Contoh KelapaKopyor dan Kelapa Pandan Wangi
500.000 0 0 0 0
Kegiatan Studi Banding Budidaya KomoditiTanaman Kelapa Pandan Wangi
121.000 - - - -
Renstra Dinas TPHP
23
2.4. Potensi, Permasalahan dan Tantangan
2.4.1. Potensi
A. Keanekaragaman Hayati dan Agroekosistem
Luas wilayah Provinsi Bengkulu mencapai lebih kurang 1.978.870 hektar atau
19.788,7 kilometer persegi, memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat sampai ke
perbatasan Provinsi Lampung dan jaraknya lebih kurang 567 kilometer. Provinsi Bengkulu
berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia pada garis pantai sepanjang lebih kurang
525 kilometer. Bagian Timurnya berbukit-bukit dengan dataran tinggi yang subur,
sedangkan Barat merupakan dataran rendah yang relatif sempit, memanjang dari Utara ke
Selatan serta diselang-selingi oleh daerah yang bergelombang. Berdasarkan topografi,
wilayah Provinsi Bengkulu dapat dibedakan menjadi tiga jalur yaitu, jalur I, Jalur II dan Jalur
II (Tabel 2.13).
Tabel 2. 13. Pembagian Topografi Wilayah Provinsi Bengkulu
TopografiKategori
Jalur I Jalur II Jalur III Jumlah
Ketinggian DPL (m) 0 - 100 100 – 500 500 – 1000 >1000 0-2000
Klasifikasi daerahlow land(dataranrendah)
daerah kaki bukit (Hills range) Perbukitan(hills)
Rendah -Tinggi
Luas (ha) 708.435 625.323 405.688 239.924 1.979.370
(%) dari Luas Provinsi 35,80 31,60 20,50 12,10 100,00
Keterangan : DPL = dari permukaan lautSumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2015
Letak topografi Bengkulu tersebut menghasilkan keanekaragaman agroekosistem
yang tinggi. Hampir semua jenis komoditi tanaman dapat dibudidayakan di Bengkulu, mulai
komoditi dataran rendah sampai dataran tinggi. Berbagai jenis sayuran, buah-buahan, padi,
kacang dan umbi tumbuh baik dan menguntungkan secara ekonomis. Ditambah keadaan
keanekaragaman budaya, pemandangan dan suku berkembang di Bengkulu dan
merupakan potensi pengembangan agrowisata yang besar.
Bengkulu memiliki potensi agroekosistem pertanian yang cukup diantaranya adalah
ketersediaan lahan, hara, dataran rendah sampai tinggi, curah hujan yang merata di
seluruh wilayah dan sepanjang tahun, sinar matahari yang terus menyinari sepanjang
tahun, kelembaban udara yang optimal untuk pertumbuhan tanaman. Tipe iklim
berdasarkan klasifikasi Schmid-Ferguson di Provinsi Bengkulu secara umum termasuk tipe
A, kecuali di sebelah Selatan Kecamatan Kepahiang Kabupaten Rejang Lebong termasuk
Renstra Dinas TPHP
24
tipe B. Hari hujan di Provinsi Bengkulu pada tahun 2013 rata-rata mencapai 20,83 hari
hujan per bulan. Rata-rata curah hujan di Kota Bengkulu tahun 2013 mencapai 331,75 mm.
B. Lahan Pertanian
Lahan pertanian di Bengkulu terdiri dari Lahan sawah dan Bukan sawah yang tersebar
di 10 kabupaten/kota. Luasan ketersediaan lahan yang cukup besar dan sangat potensial
untuk pengembangan tanaman pangan dan hortikultura diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan setempat dan memanfaatkan peluang pasar di luar provinsi bahkan di luar
negeri.
Potensi Lahan untuk pengembangan tanam Pangan di Provinsi Bengkulu terdapat
pada Lahan Sawah dan Lahan Pertanian Bukan Sawah. Luas lahan sawah sebesar 91.651
ha. Lahan sawah tersebut belum dimanfaatkan secara optimal dengan rata-rata luas tanam
padi dalam setahun sebesar 123.480 ha. Lahan sawah berpotensi tanam padi dua kali dan
satu kali, serta lahan sawah tidak ditanami padi dan lahan sawah sementara tidak
diusahakan sejumlah 95.743 ha.
Tabel 2.14.Potensi Lahan Sawah di Provinsi Bengkulu Tahun 2015
No. Kabupaten /Kota Ditanami Padi Tidak Ditanami Padi Jumlah
Satu kali Dua kali >= 3 kali TanamanLain
TidakDitanami
1 Bengkulu Selatan 1.704 7.335 377 1.396 224 11.036
2 Rejang Lebong 756 5.946 3.138 70 41 9.951
13 Bengkulu Utara 1.558 8.654 970 456 120 11.757
4 Kaur 3.548 4.514 0 0 37 8.099
5 Seluma 9.670 6.791 260 67 1.330 18.118
6 Muko-Muko 1.667 5.089 152 1.226 1.335 9.469
7 Lebong 8.926 608 42 8 21 9.605
8 Kepahiang 1.114 2.280 1.832 61 0 5.287
9 Bengkulu Tengah 1.618 4.450 455 71 71 6.615
10 Kota Bengkulu 193 1.484 0 0 37 1.714
Jumlah 30.754 47.151 7.226 3.355 3.166 91.651Sumber : SP Lahan Tahun 2016, BPS Provinsi Bengkulu
Pada lahan bukan sawah, potensi pengembangan tanaman pangan terdapat pada
lahan Tegal/Kebun, Ladang/huma dan lahan Sementara tidak diusahakan. Potensi tersebut
tersebar di 10 Kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu (Tabel 2.15).
Renstra Dinas TPHP
25
Tabel. 2.15.Potensi Pertanian Lahan Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Bengkulu Tahun 2015 (Hektar)
No Kabupaten/Kota Tegal/Kebun Ladang/Huma Sementara TidakDiusahakan
JUMLAH
1 Bengkulu Selatan 8.729 976 6.294 15.999
2 Rejang Lebong 42.448 14.749 2.546 59.743
3 Bengkulu Utara 50.407 17.151 34.421 101.979
4 Kaur 9.423 5.001 29.538 43.962
5 Seluma 15.999 6.448 3.199 25.646
6 Mukomuko 10.405 5.781 1.138 17.324
7 Lebong 14.979 4.556 5.179 24.714
8 Kepahiang 4.991 3.386 1.214 9.591
9 Bengkulu Tengah 13.979 9.274 5.459 28.712
10 Bengkulu 1.951 255 234 2.440
Jumlah 173.311 67.577 89.222 330.110
Sumber : SP Lahan Tahun 2016, BPS Provinsi Bengkulu
1). Memperbaiki produktivitas dan Luas Panen
Produktivitas Padi, Jagung dan Kedelai Provinsi Bengkulu tahun 2015 masih di bawah
Produktivitas Nasional dan P. Sumatera. Dengan demikian, Peningkatan produksi dapat
diusahakan dari peningkatan produktivitas.
Tabel 2.16.Perbandingan Produktivitas Tanaman Pangan di Provinsi Bengkulu dan Nasional
Tahun 2014 dan 2015
Komoditi Nasional2014
Bengkulu 2014 Nasional2015
Bengkulu 2015
Produktivitas(Kw/Ha)
Produktivitas(Kw/Ha)
% DariNasional
Produktivitas(Kw/Ha)
Produktivitas(Kw/Ha)
% DariNasional
Padi Sawah 52,98 42,36 79,95 55,08 45,90 83,33Padi Ladang 33,11 21,64 65,36 33,39 30,77 92,15
Jagung 49,54 46,51 93,88 51,78 52,07 100,56Kedelai 15,51 10,63 68,54 16,68 12,73 76,32Kacang Tanah 12,79 10,17 79,52 13,33 12,22 91,67Kacang Hijau 11,76 9,82 83,50 11,83 9,57 80,90Ubi Kayu 233,55 175,39 75,10 229,51 224,76 97,93
Ubi Jalar 152,00 132,92 87,45 160,53 131,67 82,02Sumber : Angka Tetap (ATAP) BPS Provinsi Bengkulu Tahun 2015
Berdasarkan Indeks pertanaman, Rata-rata sawah di Provinsi Bengkulu sebesar 125,
yang berarti sebagian besar sawah di Provinsi Bengkulu ditanami padi hanya satu kali
setahun. Dengan demikian, peningkatan produksi padi dapat juga diusahakan dengan
peningkatan indeks pertanaman disamping melalui peningkatan produktivitas.
Renstra Dinas TPHP
26
Tabel 2.17.Indeks Pertanaman Padi Sawah di Provinsi Bengkulu Tahun 2015
No Kabupaten/Kota Luas Sawah Luas Tanam Indeks Pertanaman Padi
1 Bengkulu Selatan 11.036 16.831 152
2 Rejang Lebong 9.951 19.068 191
3 Bengkulu Utara 11.757 14.888 1264 Kaur 8.099 8.565 1055 Seluma 18.118 16.475 90
6 Muko-Muko 9.469 12.933 1367 Lebong 9.605 8.588 898 Kepahiang 5.287 10.742 2039 Bengkulu Tengah 6.615 5.563 84
10 Kota Bengkulu 1.714 1.154 6711 Provinsi 91.651 114.807 125
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu Tahun 2016
2). Perkembangan Luas Areal Perkebunan
Pertumbuhan areal Perkebunan di Provinsi Bengkulu selama tahun 2010-2015
meningkat cukup tinggi dengan rata-rata laju pertumbuhan per tahun mencapai 9,09 %.
Sampai dengan tahun 2015 luas areal perkebunan diperkirakan telah mencapai 433.285 Ha
yang meliputi perkebunan rakyat diluar Perkebunan Besar Swasta dan Perkebunan Besar
Negara.
Komoditi yang banyak diusahakan oleh masyarakat/petani Bengkulu antara lain :
Kelapa Sawit, Karet, Kopi, Kakao, Kelapa dan Lada disamping komoditi lainnya seperti
Cengkeh, Aren, Kayu Manis, Pinang, Kapuk, Kemiri, Vanili, Pala dan Jarak Pagar. Untuk lebih
jelasnya perkembangan Luas areal perkebunan rakyat per komoditi di Provinsi Bengkulu
Tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.18.Perkembangan Luas Areal Perkebunan Rakyat per komoditi di Provinsi Bengkulu
Tahun 2011-2015.
No Komoditi
LUAS AREAL (Ha) Rata-rata laju
Pertumbuhan
(%)2011 2012 2013 2014 2015*
1 Kelapa Sawit 192.450 193.839 194.317 190.363 190.838 -0,20
2 Karet 113.040 114.526 115.833 116.928 117.418 0,96
3 Kopi Robusta 86.435 86.497 86.535 86.666 84.004 -0,70
4 Kopi Arabica 4.546 4.143 3.835 3.812 3.299 -7,59
5 Kakao 14.346 13.650 13.571 13.421 12.737 -2,91
6 Kelapa Dalam 9.513 9.710 9.645 9.642 10.084 1,49
7 Lada 5.007 4.760 4.187 3.381 3.994 -4,52
8 Cengkeh 1.230 1.135 1.166 1.167 1.367 3,06
9 Aren 2.962 2.955 2.866 2.815 2.939 -0,16
10 Kayu Manis 1.244 1.113 1.031 793 860 -8,13
11 Pinang 2.566 2.537 2.556 2.579 2.605 0,38
12 Kapuk 614 533 524 530 646 2,04
13 Kemiri 1.828 1.806 1.626 1.583 1.619 -2,89
14 Vanili 53 38 35 33 24 -17,29
15 Pala 145 158 160 186 653 69,39
16 Jarak Pagar 380 247 146 146 79 -30.45
JUMLAH 436.504 437.805 438.193 434.231 433.352 9.09
Sumber : Statistik Dians Perkebunan Tahun 2015
Renstra Dinas TPHP
27
3). Perkembangan Produksi dan Jumlah Petani
Selain perkembangan luas areal yang mengalami kenaikan, maka
perkembangan produksi dan jumlah petani juga mengalami kenaikan. Komoditi yang
produksinya meningkat di Provinsi Bengkulu selama tahun 2005-2010 adalah Kelapa
Sawit, Karet, Kakao, Kopi Robusta, Kelapa Dalam, Pinang, Pala, Aren, Kayu Manis dan
Kapuk. Namun demikian masih terdapat komoditi yang produksinya menurun antara
lain Kopi Arabica, Jarak Pagar, Cengkeh, Vanili, Kemiri, dan Lada dengan rata-rata laju
pertumbuhan sebesar 2,91 persen. Untuk lebih jelasnya perkembangan produksi dan
jumlah petani perkebunan rakyat per komoditi di Provinsi Bengkulu Tahun 2011-2015
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.19.Perkembangan Produksi perkebunan rakyat per komoditi di Provinsi Bengkulu
Tahun 2011-2015
No KomoditiPRODUKSI (TON) Rata- rata Laju
Pertumbuhan(%)2011 2012 2013 2014 2015
1 Kelapa Sawit 2.261.772 2.211.529 2.260.539 2.267.642 2.282.679 0,242 Karet 86.146 87.692 90.052 92.676 93.552 2,093 Kopi Robusta 52.045 54.228 54.664 54.800 54.935 1,374 Kopi Arabica 1.626 1.418 1.478 1.516 1.436 -2,825 Kakao 5.551 5.678 6.159 6.126 6.266 3,136 Kelapa Dalam 7.818 7.965 8.435 8.731 8.855 3,187 Lada 2.572 2.536 1.989 1.959 1.997 -5,638 Cengkeh 70 71 93 97 92 7,899 Aren 2.448 1.896 1.865 1.776 1.849 -6,2110 Kayu Manis 195 89 243 115 204 35,8511 Pinang 1.151 1.091 1.105 1.103 1.191 0,9712 Kapuk 120 93 83 87 97 -4,2313 Kemiri 1.230 1.019 862 853 844 8,6714 Vanili 3 3 2 1 0,20 -40,8315 Pala 6 9 17 17 26 47,9616 Jarak Pagar 219 123 72 66 45 -31,36
JUMLAH 2.422.972 2.375.440 2.427.658 2.437.565 2.454.068 2,91
Sumber : Statistik Dinas Perkebunan Tahun 2015
Tabel 2.20.Perkembangan Jumlah Petani perkebunan rakyat per komoditi di Provinsi Bengkulu
Tahun 2010-2015
No KomoditiJUMLAH PETANI (KK) Rata-rata Laju
Pertumbuhan (%)2011 2012 2013 2014 2015*
1 Kelapa Sawit 102.198 104.044 105.381 101.908 102.626 0.13
2 Karet 85.889 87.636 89.433 90.262 89.930 -21.26
3 Kopi Robusta 64.580 64.618 64.557 64.518 63.098 -0.57
4 Kopi Arabica 3.068 2.641 2.444 2.374 2.163 -8.28
5 Kakao 22.217 21.342 21.090 20.663 13.779 -10.11
6 Kelapa Dalam 54.810 55.012 54.371 54.313 54.766 -0.02
7 Lada 11.003 10.540 7.354 7.350 7.485 -8.16
8 Cengkeh 3.032 2.753 2.907 2.972 3.142 1.09
9 Aren 9.305 9.271 9.038 8.932 8.457 -2.34
10 Kayu Manis 3.120 2.760 2.520 2.110 2.106 -9.17
Renstra Dinas TPHP
28
No KomoditiJUMLAH PETANI (KK) Rata-rata Laju
Pertumbuhan (%)2011 2012 2013 2014 2015*
11 Pinang 13.879 13.805 13.556 13.591 13.627 -0.45
12 Kapuk 4.537 3.932 3.822 3.836 3.631 -5.28
13 Kemiri 7.606 7.469 6.624 6.440 6.564 -3.49
14 Vanili 180 128 122 106 38 -27.71
15 Pala 705 719 725 863 1.295 17.98
16 Jarak Pagar 1.189 608 412 411 250 -30.13
JUMLAH 387.318 387.278 384.356 380.649 292.020 -107.796
Sumber : Statistik Dinas Perkebunan Tahun 2015
C. Alat Mesin pertanian dan Infrastruktur pertanian
Banyak aplikasi teknologi yang telah tesedia dan dapat diterapkan di Provinsi
Bengkulu, untuk mendorong sistem dan usaha pertanian yang efisien, dengan
memanfaatkan sumberdaya pertanian secara optimal. Teknologi tersebut diantaranya
adalah pengelolaan sumberdaya air seperti teknologi panen air, teknologi pemanfaatan
air secara efisiensi melalui irigasi tetes, jaringan irigasi tingkat desa (JIDES) dan jaringan
irigasi tingkat usahatani (JITUT).
Tabel 2.21.Keadaan Jalan Usahatani di Provinsi Bengkulu Tahun 2014
No Kabupaten/Kota Eksisting (Unit) Dibangun baru(Unit)
Direhab/Direnovasi(Unit)
Total
1 Bengkulu Selatan 100 50 55 205
2 Rejang Lebong 112 60 35 207
3 Bengkulu Utara 46 25 10 81
4 Kaur 17 9 4 30
5 Seluma 21 11 7 39
6 Mukomuko 184 - - 184
7 Lebong 50 26 - 76
8 Kepahiang 31 32 - 63
9 Bengkulu Tengah 29 7 - 36
10 Bengkulu 8 2 - 10
Jumlah 598 222 111 931
Sumber: data teknis Proposal DAK pada e-Proposal 2016
Berbagai paket teknologi tepat guna dapat dimanfaatkan oleh petani untuk
meningkatkan kuantitas, kualitas dan produktivitas aneka produk pertanian. Berbagai
varietas dan klon berdaya produksi tinggi; teknologi produksi pupuk dan produk bio;
alat dan mesin pertanian; serta aneka teknologi budidaya, pasca panen dan
pengolahan hasil pertanian sudah banyak tersedia, tapi belum dimanfaatkan secara
optimal. Teknologi informasi yang tersedia membuka kesempatan meningkatkan efisiensi
dan efektivitas biologis sistem pertanian baik dalam skala nasional, regional, perusahaan
hingga usahatani.
Renstra Dinas TPHP
29
Tabel 2.22Keadaan Alat Mesin Pertanian di Provinsi Bengkulu Tahun 2014
No Alsintan BS RL BU Kaur Seluma Muko2 Lbg KPH BTG Kota Jumlah
1 Traktor Roda 2 856 61 287 520 406 592 700 185 226 104 3.937
2 Traktor Roda 4 - - 1 3 1 - 2 1 133 - 141
3 RMU 133 68 11 27 45 109 110 93 42 24 662
4 Combine Harvester - 8 - - 2 1 1 - - - 12
5 Rice Transplanter 4 3 - 3 61 1 15 - - - 87
6Power Thresherkedelai
- - - - 4 - 2 10 74 51 141
7 Corn Seller 29 - - - - 3 1 31 2 17 83
8Dryer kapasitas 3-6ton bahan bakarbiomassa
- - - - - - 1 - - 1 2
9 pompa air 114 5 12 54 29 5 8 12 135 152 526
Total 1.136 145 311 607 548 711 840 332 612 349 5.591
Sumber: data teknis Proposal DAK pada e-Proposal 2016
D. Tenaga Kerja
Bila diperhatikan penyerapan tenaga kerja, secara rata-rata dalam kurun waktu 2011-
2014, sektor pertanian berperan menyerap tenaga kerja sebesar 51,91 % atau sebanyak
437.745 jiwa tenaga kerja. Tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian masih tinggi
sebanyak 439.784 jiwa, rata-rata 2011-2014 sebanyak 437.745 jiwa atau 51,91 persen. Data
ini menunjukkan bahwa pertanian masih menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja
(Tabel 2.23).
Tabel 2.23.Perkembangan Angkatan Kerja, Bekerja dan Bekerja di Sektor Pertanian di Provinsi
Bengkulu Tahun 2011-2014
No. Uraian 2011 2012 2013 2014 Rata-Rata
1 Angkatan Kerja 894.934 861.394 841.041 900.054 874.356
2 Bekerja 873.719 830.266 801.146 868.794 843.481
3 Mencari Pekerjaan 21.215 31.128 39.895 31.260 30.875
4 Di Sektor pertanian* 456.431 436.886 417.878 439.784 437.745
5Persentase bekerja di lapanganusaha pertanian
52,24 52,62 52,16 50,62 51,91
*) Diperoleh dari perkalian antara Angkatan kerja Bekerja dikali Persentase bekerja di lapangan usahapertanian dibagi seratus.
Sumber :http://bengkulu.bps.go.id/webbeta/website/pdf_publikasi/Provinsi-Bengkulu-Dalam-Angka-2015.pdf
Renstra Dinas TPHP
Jumlah penduduk
kultur budaya kerja keras
ditingkatkan untuk dapat berkerja dan berusaha di sektor produksi, pengolahan dan
pemasaran hasil pertanian, maka dapat dima
produksi. Masih terdapat cukup potensi meningkatkan kapasitas produksi komoditas
tanaman pangan dan hortikultura melalui peningkatan tenaga kerja terlatih dengan
didukung oleh stimulus dalam bentuk penyediaan faktor pr
serta pemberian jaminan pasar yang baik.
Gambar 2.2
E. Permintaan dan Peluang
Daya beli masyarakat yang
merupakan pasar dalam negeri yang sangat potensial bagi produk
Permintaan pasar domestik, di samping jumlahnya yang semakin meningkat, juga
membutuhkan keragaman produk yang bervari
lebih besar terhadap diversifikasi produk.
Sejalan dengan era globalisasi dan pemberlakuan pasar bebas, produk pertanian
Bengkulu juga berpeluang untuk dipasarkan ke pasar internasional, baik produk segar
maupun olahan. Pada
ekonomi ASEAN akan terealisasikan.
memperluas pangsa pasar, mendorong daya saing serta berpotensi menyerap tenaga
kerja.
30
umlah penduduk relatif tinggi serta sebagian besar berada di pedesaan dan memiliki
kultur budaya kerja keras. Apabila pengetahuan dan keterampilannya penduduk Bengkulu
ditingkatkan untuk dapat berkerja dan berusaha di sektor produksi, pengolahan dan
pemasaran hasil pertanian, maka dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas
produksi. Masih terdapat cukup potensi meningkatkan kapasitas produksi komoditas
tanaman pangan dan hortikultura melalui peningkatan tenaga kerja terlatih dengan
didukung oleh stimulus dalam bentuk penyediaan faktor produksi, bimbingan teknologi
serta pemberian jaminan pasar yang baik.
Gambar 2.2. Perkembangan Angkatan Kerja, Bekerja dan Bekerja di SektorPertanian di Provinsi Bengkulu Tahun 2011-2014
Permintaan dan Peluang Pasar
Daya beli masyarakat yang terus meningkat serta jumlah penduduk yang besar
merupakan pasar dalam negeri yang sangat potensial bagi produk
Permintaan pasar domestik, di samping jumlahnya yang semakin meningkat, juga
membutuhkan keragaman produk yang bervariasi, sehingga akan membuka peluang yang
lebih besar terhadap diversifikasi produk.
Sejalan dengan era globalisasi dan pemberlakuan pasar bebas, produk pertanian
juga berpeluang untuk dipasarkan ke pasar internasional, baik produk segar
maupun olahan. Pada akhir tahun 2015, kesepakatan ASEAN untuk mewujudkan integrasi
ekonomi ASEAN akan terealisasikan. AEC akan membuka peluang bagi
pangsa pasar, mendorong daya saing serta berpotensi menyerap tenaga
sebagian besar berada di pedesaan dan memiliki
Apabila pengetahuan dan keterampilannya penduduk Bengkulu
ditingkatkan untuk dapat berkerja dan berusaha di sektor produksi, pengolahan dan
nfaatkan untuk meningkatkan kapasitas
produksi. Masih terdapat cukup potensi meningkatkan kapasitas produksi komoditas
tanaman pangan dan hortikultura melalui peningkatan tenaga kerja terlatih dengan
oduksi, bimbingan teknologi
Angkatan Kerja, Bekerja dan Bekerja di Sektor2014
terus meningkat serta jumlah penduduk yang besar
merupakan pasar dalam negeri yang sangat potensial bagi produk-produk pertanian.
Permintaan pasar domestik, di samping jumlahnya yang semakin meningkat, juga
asi, sehingga akan membuka peluang yang
Sejalan dengan era globalisasi dan pemberlakuan pasar bebas, produk pertanian
juga berpeluang untuk dipasarkan ke pasar internasional, baik produk segar
tahun 2015, kesepakatan ASEAN untuk mewujudkan integrasi
akan membuka peluang bagi Bengkulu untuk
pangsa pasar, mendorong daya saing serta berpotensi menyerap tenaga
Renstra Dinas TPHP
31
Penurunan dan penghapusan tarif akan cukup mengkhawatirkan karena berpengaruh
pada eksistensi produk lokal, peningkatan daya saing produk lokal sangat diperlukan
menghadapi pasar bebas ASEAN akhir tahun 2015 mendatang, diantaranya: 1)
Meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kualitas produksi, 2) Menciptakan iklim usaha
yang kondusif dalam rangka meningkatkan daya saing, 3) Memperluas jaringan
pemasaran, serta 4) Meningkatkan kemampuan dalam penguasaan teknologi informasi
dan komunikasi termasuk promosi pemasaran. Selain itu, rasa nasionalisme Bangsa
Indonesia perlu ditingkatkan sehingga meningkatkan kecintaan terhadap produk dalam
negeri.
2.4.2. Permasalahan
Persoalan mendasar yang diperkirakan masih dihadapi sub sektor tanaman pangan
dan hortikultura di Bengkulu secara umum relatif sama dengan permasalahan pertanian di
Indonesia, mencakup aspek seperti: kerusakan lingkungan dan perubahan iklim,
infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air; kepemilikan lahan; sistem perbenihan dan
perbibitan nasional; akses petani terhadap permodalan kelembagaan petani dan
penyuluh; keterpaduan antar sektor, dan kinerja pelayanan birokrasi pertanian. Secara
lebih lengkap, permasalahan mendasar tersebut di atas diuraikan sebagai berikut:
Grafik 2.3. Perkembangan Jumlah Penduduk Bengkulu dan IndonesiaKeterangan: Jumlah penduduk tahun 2014 dan 2020 diestimasi dengan laju pertumbuhan penduduk Bengkulu
17,4% dan Indonesia 1,43%. Sumber: http://www.bps.go.id, di download jam 14.45 tanggal 9September 2015.
Renstra Dinas TPHP
32
A. Lahan
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian terkait
dengan lahan adalah sebagai berikut:
1. Konversi lahan ke non tanaman pangan atau non pertanian
Luas lahan tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Bengkulu menghadapi
ancaman terus menyusut akibat konversi lahan produktif ke penggunaan pangan dan non-
pertanian. Walaupun peluasan lahan sawah melalui cetak sawah terus dilakukan, tetapi
luas lahan sawah keseluruhan di Provinsi Bengkulu tidak meningkat, bahkan cenderung
terus menurun. Lahan sawah lebih menguntungkan (profitable) untuk dialih fungsikan ke
tanaman perkebunan, pertambangan, pabrik, atau infrastruktur untuk aktivitas industri
lainnya ketimbang ditanami tanaman pangan.
Berdasarkan hasil inventariasasi keadaan jaringan irigasi di tiga kabupaten (Bengkulu
Selatan, Seluma dan Bengkulu Tengah) tahun 2014 terdapat penurunan luas lahan sawah
dan jaringan irigasi fungsional. Tidak Fungsionalnya jaringan irigasi ini dikernakan oleh tidak
tersedianya sumber air, tidak adanya bendungan dan tidak terdapatnya jaringan irigasi.
Sebagian luasan sawah telah berkurang, dan telah terkonversi menjadi perkebunan,
pemukiman dan penggunaan lainnya. Hasil secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.23.
Laju konversi lahan sawah mencapai 1,54 % per tahun, dan pencetakan sawah baru
setiap tahunnya belum mampu meningkatkan luas lahan sawah yang fungsional.
Penurunan luas lahan sawah akan berdampak pada persoalan ketahanan pangan, mau
tidak mau harus didukung oleh lahan yang produktif. Untuk itu, diperlukan peran aktif
pemerintah kabupaten/kota dalam bentuk penyusunan peraturan daerah (Perda)
perlindungan bagi lahan pertanian sesuai UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Berkelanjutan. Peraturan daerah tentang lahan pertanian berkelanjutan
untuk mendorong ketersediaan lahan pertanian berkelanjutan, termasuk memberikan
insentif dan perlindungan, atau melarang konversi lahan pertanian produktif, agar lahan
pertanian tidak terus menerus berkurang tanpa terkendali.
Renstra Dinas TPHP
33
Tabel 2.24Rekapitulasi Hasil Inventarisasi Bendungan dan Jaringan Irigasi
No Nama Daerah Irigasi (DI)
Luas (ha)Status Jaringan Irigasi
(Berfungsi/Tidak Berfungsi)Data Dinas PekerjaanUmum (2013)
Hasil InventarisTahun 2014
Selisih Hasil
I Kabupaten Seluma 4.649 491 4.158
1 Ndawaran 204 140 64 Fungsional
2 Air Maras Jambat Akar 250 29,7 220 Tidak Fungsional
3 Air Abang Pering Baru 250 0 250 Tidak Fungsional
4 Air Serian 250 31 219 Tidak Fungsional
5 Air Gunung Ulu Alas 250 38 212 Fungsional
6 Talo Kecil 361 76 285 Fungsional
7 Air Nanto 669 52 617 Fungsional
8 Air Siabun* 1.500 124 1.376** Fungsional
9 Air Sindur Padang Capo Ulu 1 275 -*** 275 Tidak Fungsional
10 Air Teras 345 -*** 345 Fungsional
11 Air Merah Nanti Agung 295 -*** 295 Tidak Fungsional
II Kabupaten Bengkulu Tengah 1.777 59 1.777
1 Air Layang Rena Kandis 740 0 740 Tidak Fungsional
2 Air Bajak Sidodadi 255 44 211 Fungsional
3 Air Susup Kanan Datar Lebar 342 15 327 Fungsional
4 Air Simpang Aur 440 0 440 Tidak Fungsional
III Kabupaten Bengkulu Selatan 2.522 1.370 1.152
1 Air Bekenang Napal Junguk 374 325 49 Fungsional
2 Air Bekenang Rimbo Hitam 273 400 -127 Fungsional
3 Endelengu 295 181 114 Fungsional
4 Kedurang Lubuk Napalan 300 63 237 Fungsional
5 Kedurang Genting Lirik 256 61 195 Fungsional
6 Air Selebang* 1.024 340 684 Fungsional
Luas D.I. Berfungsi 6.448 1.859 3.213 D.I. Berfungsi=14
Luas D.I. Tidak berfungsi 2500 60,7 2439 D.I. Tidak berfungsi=7
Jumlah 8.948 1.920 5.652 21 Daerah Irigasi
Keterangan :Sumber: Kegiatan Inventaris Bendungan dan Jaringan Irigasi pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan PerkebunanProvinsi
Bengkulu Tahun 2014- * DI dibawah kewenangan provinsi- ** Hasil Pengukuran Lapanagan menggunakan metode GPS- *** Tidak tersedia data Citra di Google Earth
2. Keterbatasan dalam pencetakan lahan baru
Cetak sawah di Provinsi Bengkulu tahun 2010-2015 tidak mencapai target.
Realisasi pencetakan sawah baru belum bisa menyamai laju konversi lahan sawah Salah
satu penyebabnya adalah keterbatasan ketersediaan air irigasi dan infrastruktur dasar
pertanian lainnya yang dimiliki daerah. Ketersediaan air irigasi cenderung terus menurun
juga didorong oleh kerusakan kawasan lindung dan kawasan tangkapan hujan.
Renstra Dinas TPHP
34
3. Penurunan kualitas lahan
Lahan pertanian mengalami penurunan kualitas akibat pemakaian bahan kimia
anorganik berlebihan. Pemakaian pupuk kimia anorganik berlebihan menyebabkan
struktur tanah menjadi padat dan daya dukung tanah bagi pertumbuhan tanaman
menurun. Penurunan kualitas lahan dapat menimbulkan kerusakan lahan semakin luas
dan berakibat penurunan produktivitas lahan dan tanaman.
Langkah penanganan untuk mengatasi penurunan kualitas lahan melalui
memanfaatkan produk bioteknologi, seperti pupuk dan pestisida hayati.
Penggunaan mikroba sebagai pupuk hayati dapat membantu menyediakan unsur hara
yang lengkap bagi tanaman, meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah dan juga
sangat penting dalam memperbaiki struktur tanah. Sedangkan pemakaian pestisida
hayati diharapkan selain dapat menanggulangi serangan hama dan penyakit dan mampu
menjaga lingkungan tetap sehat.
Tabel 2.25Rata-rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut
Wilayah dan Jenis Lahan Tahun 2003 dan 2013 (Hektar)
Nama Kabupaten/Kota Jenis Lahan : Satuan Hektar
Lahan Pertanian (Sawah) Lahan Pertanian (BukanSawah)
Jumlah Lahan Pertanian
2003 2013 2003 2013 2003 2013
1 Bengkulu Selatan 0,30 0,22 0,77 1,34 1,06 1,56
2 Rejang Lebong 0,08 0,09 0,82 1,27 0,89 1,36
3 Bengkulu Utara 0,16 0,09 1,17 1,94 1,33 2,02
4 Kaur 0,25 0,17 1,20 1,51 1,45 1,68
5 Seluma 0,32 0,21 1,06 1,46 1,38 1,67
6 Mukomuko 0,15 0,06 1,07 2,35 1,22 2,41
7 Lebong 0,34 0,38 0,62 1,08 0,96 1,46
8 Kepahiang 0,09 0,10 0,96 1,31 1,06 1,41
9 Bengkulu Tengah 0,16 0,13 0,96 1,55 1,12 1,68
71 Kota Bengkulu 0,03 0,11 0,15 1,54 0,18 1,65
Provinsi Bengkulu 0,16 0,15 0,83 1,58 1,00 1,72
Sumber: Data Sensus Pertanian 2013 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia
4. Rata-rata kepemilikan lahan yang sempit
Luas penguasaan lahan petani semakin sempit sehingga menyulitkan upaya
peningkatan kesejahteraan petani. Pada tahun 2003, luas penguasaan lahan sawah per
petani yaitu 0,16 hektar dan menjadi 0,15 hektar pada tahun 2013. Jumlah lahan
sawah dan bukan sawah yang dimiliki petani secara rata-rata tahun 2013 yaitu 1,72
hektar. Ini menyulitkan upaya peningkatan kesejahteraan petani, penyempitan
penguasaan lahan mengakibatkan tidak efisien dalam berusahatani (Tabel 2.26)
Renstra Dinas TPHP
35
Jumlah rumah tangga yang memilik lahan Pertanian di Provinsi Bengkulu 277.136
Rumah tangga. Jumlah rumah tangga tertinggi memiliki golongan luas lahan 1 – 2 hektar
yaitu 100.471 rumah tangga atau 36,25 %. Rumah tangga dengan golongan luas lahan <0,1
ha sebanyak 11.118 hektar atau 4,01%.
Tabel 2.26Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai di
Provinsi Bengkulu Tahun 2013
Golongan Luas Lahan yang Dikuasai Tahun 2013
NoGolongan LuasLahan (m2)
Golongan LuasLahan (Hektar)
Jumlah RumahTangga
Persentase
1 <1000 <0,1 11.118 4,01
2 1000-1999 0,1 - 0,2 4.852 1,75
3 2000-4999 0,2 - 0,5 21.543 7,77
4 5000-9999 0,5 - 1,0 44.094 15,91
5 10000-19999 1,0 - 2,0 100.471 36,25
6 20000-29999 2,0 - 3,0 52.279 18,86
7 ≥30000 >3,0 42.779 15,44
JUMLAH 277.136 100,00
Sumber: Data Sensus Pertanian 2013 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia
5. Ketidakpastian status kepemilikan lahan
Berdasarkan sensus Pertanian tahun 2003, sejak tahun 1993 jumlah rumah tangga
petani gurem yang kepemilikan lahannya kurang dari 0,5 hektar meningkat dari 10,9
juta rumah tangga menjadi 13,7 juta rumah tangga pada tahun 2003. Hasil penelitian
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian tahun 2008, rataan kepemilikan lahan
petani di pedesaan sebesar 0.96 ha di Luar Jawa. Kondisi kepemilikan lahan ini disebabkan
oleh: (1) meningkatnya konversi lahan pertanian untuk keperluan pemukiman dan
fasilitas umum,(2) terjadinya fragmentasi lahan karena proses pewarisan, dan (3)
terjadinya penjualan tanah sawah.
Status penguasaan lahan oleh petani sebagian besar belum bersertifikat, sehingga
lahan belum bisa dijadikan sebagai jaminan memperoleh kredit perbankan. Pesatnya laju
pembangunan ekonomi berbasis sumberdaya lahan telah membawa implikasi terhadap
pelanggaran tata ruang. Otonomi daerah juga membawa akses peningkatan pemanfaatan
lahan multi sektoral. Kondisi tersebut pada kenyataannya sulit diimbangi dengan
penyediaan lahan, baik melalui pemanfaatan lahan pertanian yang ada maupun
pembukaan lahan baru.
Renstra Dinas TPHP
36
Upaya menekan laju konversi lahan pertanian ke depan adalah bagaimana
melindungi keberadaan lahan pertanian melalui perencanaan dan pengendalian tata
ruang; meningkatkan optimalisasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi lahan; meningkatkan
produktivitas dan efisiensi usaha pertanian serta pengendalian pertumbuhan penduduk.
B. Infrastruktur
Salah satu prasarana pertanian yang saat ini sangat memprihatinkan adalah jaringan
irigasi. Kurangnya pembangunan waduk dan jaringan irigasi baru serta rusaknya
jaringan irigasi yang ada mengakibatkan daya dukung irigasi bagi pertanian sangat
menurun. Kerusakan ini terutama diakibatkan banjir dan erosi, kerusakan di daerah aliran
sungai, serta kurangnya pemeliharaan irigasi hingga ke tingkat usahatani. Disamping itu,
masih terbatasnya jalan usahatani, jalan produksi, pelabuhan yang dilengkapi dengan
pergudangan berpendingin udara, kebun penangkaran benih dan bibit, balai informasi
dan promosi pertanian serta pasar-pasar yang spesifik bagi komoditas.
Prasarana usahatani lain yang sangat dibutuhkan masyarakat dan menggerakkan
proses produksi dan pemasaran komoditas pertanian namun keberadaannya masih
terbatas adalah jalan usahatani, jalan produksi, pelabuhan yang dilengkapi dengan
pergudangan. Tantangan yang harus dihadapi ke depan adalah bagaimana menyediakan
semua prasarana yang dibutuhkan petani ini secara memadai untuk dapat menekan biaya
tinggi yang timbul akibat terbatasnya prasarana transportasi dan logistik pada sentra
produksi komoditas pertanian tanaman pangan.
C. Sarana Produksi Usahatani
Di sisi sarana produksi, permasalahan yang dihadapi adalah belum cukup
tersedianya benih/bibit unggul bermutu, pupuk, pestisida/obat-obatan, alat dan mesin
pertanian hingga ke tingkat usahatani, serta belum berkembangnya kelembagaan
pelayanan penyedia sarana produksi. Belum perkembangnya usaha penangkaran
benih/bibit secara luas hingga di sentra produksi pengakibatkan harga benih/bibit
menjadi mahal, bahkan mengakibatkan banyak beredarnya benih/bibit palsu di masyarakat
yang pada akhirnya sangat merugikan petani.
Benih merupakan sarana penting bagi usaha di bidang pertanian, apabila benih/
bibit yang tersedia tidak baik atau palsu maka hasil yang didapat tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Disamping itu, pengadaan benih belum sesuai dengan musim tanam,
biasanya benih sampai dilokasi setelah musim tanam dan kadangkala benih sudah
Renstra Dinas TPHP
37
kadaluarsa. Kondisi dikarenakan infrastruktur dan sistem perbenihan sulit berkembang
karena memerlukan investasi yang cukup besar. Tidak banyak swasta yang mau
menanamkan investasi usaha perbenihan/perbibitan. Di lain pihak, pemerintah kurang
berdaya menangani perbenihan.
Berdasarkan penelitian dan praktek di lapangan, penggunaan benih/ bibit unggul
diakui telah menjadi satu faktor kunci keberhasilan peningkatan produksi. Sampai saat
ini, benih unggul banyak ditadangkan dari luar provinsi seperti: padi hibrida, sayuran dan
tanaman hias, serta bibit sapi.
Pupuk merupakan komoditas yang seringkali menjadi langka pada saat dibutuhkan,
terutama pupuk bersubsidi. Sistem distribusi yang belum baik serta margin harga dunia
yang relatif tinggi dibandingkan dengan harga pasar domestik mengakibatkan banyak
terjadinya praktek penyelundupan pupuk bersubsidi ke luar negeri. Dengan keterbatasan
penyediaan pupuk kimia, ternyata pengetahuan dan kesadaran petani untuk
menggunakan dan mengembangkan pupuk organik sendiri, sebagai pupuk alternative juga
masih sangat kurang.
Tantangan untuk mengembangkan sarana produksi pertanian ke depan adalah
bagaimana mengembangkan penangkar benih/ bibit unggul dan bermutu,
menumbuhkembangkan kelembagaan penyedia jasa alat dan mesin pertanian,
mendorong petani memproduksi dan meningkatkan pemakaian pupuk organik, serta
mendorong petani untuk menggunakan pestisida dan obat-obatan tanaman/hewan yang
ramah lingkungan.
D. Regulasi
Regulasi juga diperlukan untuk melindungi pengembangan komoditas usaha di
bidang pertanian. Beberapa undang-undang perlu ditindaklanjuti dengan peraturan daerah
dan atau peraturan kepala daerah atau penetapan dalam bentuk masterplan/rencana aksi
yang terakomodir dalam dokumen anggaran daerah. Tindaklanjut regulasi yang diperlukan
antara lain:
1. Penetapan kawasan tanaman pangan berkelanjutan kabuapten/kota dengan Perda
atau Perbup/Perwal.
2. Penetapan kawasan strategis tanaman pangan berkelanjutan Provinsi dengan Perda
atau Pergub.
3. Penetapan rencana induk (masterplan) kawasan komoditi (Padi/Jagun/Kedalai/ dll)
dengan Pergub.
Renstra Dinas TPHP
38
4. Penetapan rencana induk (masterplan) pengembangan kasawasan tanaman buah
nasional/Provinsi dengan Pergub.
5. Penetapan rencana aksi (action plan) kawasan komoditi Padi/jagung/Kedelai/ dll)
dengan Perbup/Perwal).
6. Penetapan rencana aksi (action plan) kawasan buah nasional/Provisinsi dengan
Perbup/Perwal).
E. Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia
Kelembagaan dan sumberdaya manusia merupakan dua hal yang saling terkait dan
masih menjadi permasalahan dalam proses pembangunan pertanian. Beberapa kondisi
kelembagaan dan sumberdaya manusia saat ini secara umum, sebagai berikut:
1. Kelembagaan Petani
Kondisi organisasi petani saat ini lebih bersifat budaya dan sebagian besar
berorientasi hanya untuk mendapatkan fasilitas pemerintah, belum sepenuhnya
diarahkan untuk memanfaatkan peluang ekonomi melalui pemanfaatan peluang akses
terhadap berbagai informasi teknologi, permodalan dan pasar yang diperlukan bagi
pengembangan usahatani dan usaha pertanian. Di sisi lain, kelembagaan ekonomi petani,
seperti koperasi belum dapat sepenuhnya mengakomodasi kepentingan petani/kelompok
tani sebagai wadah pembinaan teknis. Berbagai kelembagaan petani yang sudah ada
seperti Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani, Perhimpunan Petani Pemakai Air
dan Subak dihadapkan pada tantangan untuk merevitalisasi diri dari kelembagaan yang
saat ini lebih dominan hanya sebagai wadah pembinaan teknis dan sosial menjadi
kelembagaan yang juga berfungsi sebagai wadah pengembangan usaha yang berbadan
hukum atau dapat berintegrasi dalam koperasi yang ada di pedesaan.
Renstra Dinas TPHP
39
Jumlah petani di sektor pertanian di Provinsi Bengkulu Tahun 2013 tercatat 308.854
petani, dengan tertinggi berada pada sub sektor perkebunan yaitu 252.995 petani. Pada
sub sektor tanaman pangan tercatat 104.560 petani. Jumlah kelompok tani di Provinsi
Bengkulu tahun 2013 tercatat sebanyak 92.303 kelompok tersebar di 10 kabupaten/kota.
Kelembagaan pasar yang dibangun selama ini, seperti kelembagaan pasar pada
Pasar Lelang, Sub Terminal Agribisnis, Pasar Ternak, Pasar Tani (Aspartan, Asosiasi Pasar
Tani) dan kelembagaan pada sistem resi gudang masih harus mendapatkan pengawalan
dalam memanfaatkan peluang pasar dan meningkatkan posisi tawar petani yang optimal.
Tabel 2.27Jumlah Kelompok tani dan anggotan kelompok tani Provinsi Bengkulu Tahun 2013
NOKabupaten
/Kota
JumlahKelompok
Tani
JumlahGabunganKelompok
Tani
JumlahKelembagaan
ekonomiPetani
JumlahSawahIrigasi
JumlahSawah
Lahan SawahIrigas Per
Kelompok tani
Lahan SawahPer Kelompok
Tani
1BengkuluSelatan
1.320 135 8 1.463 8.280 11.290 6,27 8,55
2RejangLebong
1.007 95 6 1.108 9.057 9.881 8,99 9,81
3Bengkulu
Utara1.370 206 7 1.583 9.522 14.521 6,95 10,60
4 Kaur 1.104 174 9 1.287 4.724 8.132 4,28 7,37
5 Seluma 994 109 2 1.105 10.265 18.130 10,33 18,24
6Muko-Mukoi
1.285 153 8 1.446 5.567 9.544 4,33 7,43
7 Kepahiang 815 102 5 922 9.261 9.605 11,36 11,79
8 Lebong 816 101 9 926 4.684 5.287 5,74 6,48
9BengkuluTengah
1.250 120 4 1.374 4.106 7.765 3,28 6,21
10Kota
Bengkulu436 63 1 500 662 2.095 1,52 4,81
Provinsi Bengkulu 10.397 1.258 59 11.714 66.128 96.250 6,36 9,26
Sumber: databse kelompok tani kementan, per tgl 05-01-2016
Renstra Dinas TPHP
40
Sejumlah 10.397 Kelompok tani, lahan sawah 96.250 hektar, rata rata luas sawah per
kelompok 9,26 Hektar. Bila rata-rata anggota klp 20 orang, maka hanya 0,46 hektar per
petani.
2. Kualitas Sumber daya Manusia
Petani umumnya berpendidikan rendah dan tinggal di pedesaan. Kondisi ini juga
semakin diperparah dengan kurangnya pendampingan penyuluhan pertanian. Di sisi lain,
bagi mereka yang telah mengenyam pendidikan formal tingkat menengah dan tinggi,
mereka kurang tertarik bekerja dan berusaha di pertanian, sehingga mengakibatkan
tingginya urbanisasi ke perkotaan. Kondisi ini dapat ditekan dengan mengembangkan
agroindustri pertanian di pedesaan, karena akan mampu menciptakan lapangan kerja baru
dan peluang usaha terkait agro-industri di pedesaan. Agro-industri di desa ini memegang
peran penting dalam proses produksi seperti penyediaan dan distribusi sarana produksi,
usaha jasa pelayanan alat dan mesin pertanian, usaha indusri pasca panen dan
pengolahan hasil, usaha jasa transportasi hasil pertanian, pengelolaan lembaga keuangan
mikro, konsultan manajemen agribisnis serta tenaga pemasaran produk agroindustri.
3. Menurunnya Minat Generasi Muda
Fakta dan pandangan bahwa pertanian sebagai salah satu sektor yang antara lain
kurang menjanjikan bagi peningkatan perekonomian dan kesejahteraan hidup, kurangnya
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, lahan pertanian yang semakin
berkurang,sangat menentukan terhadap minat generasi muda untuk memilih pertanian
sebagai masa depannya. Selama ini rata-rata pekerja yang bekerja di sektor pertanian
adalah penduduk dengan usia lebih dari 50 tahun. Hilangnya minat generasi muda cerdas
terdidik dari dunia pertanian Indonesia akan menyulitkan sektor pertanian dalam
melaksanakan mandat menjaga ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Tantangan kedepan adalah bagaimana mengubah pola pikir generasi muda kita
terhadap pertanian, bahwa masih banyak potensi pertanian yang masih belum
dimanfaatkan secara optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan daya tarik generasi muda pada sektor pertanian adalah membangun
pertanian lebih maju dan modern berbasis inovasi dan teknologi yang mampu
menghasilkan produk yang bernilai ekonomi tinggi yang dibutuhkan pasar.
Membangun pertanian dalam konteks industri yang syarat dengan inovasi dan
teknologi yang menangani hulu hingga hilir akan memberikan peluang yang besar dalam
menghasilkan aneka produk pertanian yang bernilai ekonomi tinggi. Untuk itu beberapa
Renstra Dinas TPHP
41
hal penting harus dipersiapkan di perdesaan, yaitu (1) membangun dan memperbaiki
infrastruktur pertanian di perdesaan, (2) meningkatkan kapasitas SDM generasi muda
pertanian yang lebih baik, dan (3) mendorong kebijakan dan regulasi yang tepat terutama
dalam kaitannya dengan kepastian mendapatkan lapangan kerja yang sesuai dengan
keahlian dan keterampilan para generasi muda.
F. Permodalan
Berbagai skema kredit pertanian yang telah tersedia selama ini belum mampu
mengatasi permodalan petani dan dukungan perbankan belum memberikan kontribusi
yang optimal bagi petani. Kondisi petani secara umum memiliki lahan sempit, skala usaha
kecil dan letaknya yang menyebar dan lebih banyak sebagai buruh tani sehingga lebih
mudah dilayani oleh pelepas uang/sumber modal non formal meskipun suku bunga tinggi
tetapi waktu cepat.
Dengan diterbitkannya Perlindungan dan Pemberdayaan petani No.19 Tahun 2013
Pasal 84, yang mengamanatkan bahwa Pemerintah menugasi BUMN bidang perbankan
dan pemda menugasi BUMD bidang perbankan untuk melayani kebutuhan pembiyaan
usahatani, dengan membentuk unit khusus pertanian sehingga pelayanan kebutuhan
pembiyaan dengan prosedur mudah dan persyaratan lunak. Tentunya hal ini akan
ditindaklanjuti untuk dapat diimplentasikan sehingga petani mendapatkan kemudahan
dalam mengkases kredit perbankan. Disamping itu usaha pertanian yang memiliki risiko
yang tinggi baik dari gangguan alam (banjir, kekeringan), serangan hama dan penyakit
tanaman serta tidak adanya jaminan harga dan pasar hasil produksi pertanian dapat
diatasi melalui pengembangan asuransi pertanian.
2.5. Tantangan Pembangunan Pertanian 2016-2020
A. Pemenuhan Pangan Masyarakat, Bahan Baku Industri dan Energi
Tantangan global dimasa mendatang adalah bagaimana penyediaan pangan dan
energi bagi penduduk yang jumlahnya semakin meningkat. Penduduk Bengkulu
diperkirakan akan mencapai di atas 2 juta jiwa pada tahun 2020 maka ketahanan pangan
secara regional akan menjadi suatu tantangan yang nyata. Di lain pihak, ketersediaan
lahan garapan cenderung terus menurun karena degradasi, intensitas erosi permukaan
tanah maupun perluasan industri, perumahan dan sektor-sektor lainnya.
Renstra Dinas TPHP
42
Ketersediaan pangan, energi dan sumber lainnya serta perlindungan dari gangguan
iklim dan lingkungan tidak hanya menjadi kepentingan daerah, tetapi juga menjadi
kepentingan nasional. Untuk itu, penerapan teknologi tepat guna yang progresif menjadi
suatu kewajiban, disamping itu produk dan prosedur yang inovatif dalam dunia usaha
memberi peluang untuk menghasilkan produksi yang berkelanjutan. Tantangan bagi
sektor pertanian adalah bagaimana memanfaatkan dan pengalokasian sumberdaya alam
dan ekosistem yang terbatas secara efektif dan adaptif dalam memproduksi pangan dan
menjamin ketersediaan pangan dan gizi cukup bagi penduduk.
B. Perubahan Iklim, Kerusakan Lingkungan dan Bencana Alam
Bagi sektor pertanian, dampak lanjutan dari perubahan iklim adalah bergesernya
pola dan kalender tanam, perubahan keanekaragaman hayati, eksplosi hama dan penyakit
tanaman dan hewan, serta pada akhirnya adalah penurunan produksi pertanian. Di
tingkat lapangan, kemampuan para petugas lapangan dan petani dalam memahami
data dan informasi prakiraan iklim masih sangat terbatas, sehingga kurang mampu
menentukan awal musim tanam serta melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap
perubahan iklim yang terjadi.
Tantangan ke depan dalam menyikapi dampak perubahan iklim global adalah
bagaimana meningkatkan kemampuan petani dan petugas lapangan dalam melakukan
prakiraan iklim serta melakukan upaya mitigasi dan adaptasi yang diperlukan. Untuk
membangun kemampuan petani dalam melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap dampak
perubahan iklim, salah satunya melalui Sekolah Lapang Iklim serta membangun sistem
informasi iklim dan penyesuaian pola dan kalender tanam yang sesuai dengan
karakteristik masing-masing wilayah. Disamping itu, inovasi dan teknologi tepat guna
sangat penting dan strategis untuk dikembangkan dalam rangka untuk upaya mitigasi
dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Penciptaan varietas unggul yang memiliki potensi
emisi Gas Rumah Kaca (GRK) rendah, toleran terhadap suhu tinggi maupun rendah,
kekeringan, banjir/genangan dan salinitas menjadi sangat penting.
C. Kondisi Perekonomian Global
Pelaksanaan MEA mulai akhir tahun 2015 memberikan konsekuensi bagi Bengkulu
terhadap tingkat persaingan yang semakin terbuka dan tajam, terutama dalam
perdagangan barang dan jasa di kawasan ASEAN. Tujuan akhir MEA adalah untuk
menjadikan ASEAN sebagai kawasan dengan arus barang, jasa, investasi, pekerja terampil
Renstra Dinas TPHP
43
dan arus modal yang lebih bebas, mempunyai daya saing tinggi, dengan tingkat
pembangunan ekonomi yang merata, serta terintegrasi dalam ekonomi global.
Dalam menghadapi MEA, Pemerintah Indonesia telah menetapkan 12 Sektor
Prioritas. Ke-12 sektor prioritas itu adalah pariwisata, kesehatan, logistik, penerbangan,
komunikasi, dan informatika, pertanian, kayu, karet, otomotif, tekstil atau garmen,
elektronik dan perikanan. Hingga Agustus 2015, telah ditetapkan total 482 Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk semua sektor.(dikutif dari
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/ makro/15/10/12/nw3398361 -pemerintah-
tetapkan-12-sektor-prioritas-hadapi-mea)
D. Peningkatan Jumlah Penduduk dan Urbanisasi
Jumlah penduduk Bengkulu diperkirakan mencapai 2.038.509 jiwa pada tahun 2020
dengan laju pertumbuhan 1,74%/tahun. Sementara kapasitas ketersedian lahan
pertanian semakin berkurang akibat konversi lahan cukup tinggi untuk kebutuhan
perumahan dan industri. Untuk itu perlu diupayakan langkah-langkah strategis dalam
rangka menjaga atau mengurangi laju konversi lahan yang terus terjadi.
Tabel 2.28Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Provinsi Bengkulu Tahun 2014
TahunJumlah Penduduk
TahunLaju Pertumbuhan
Bengkulu Indonesia Bengkulu Indonesia1971 519.316 119.208.2291980 768.064 147.490.298 1971-1980 4,39 2,311990 1.179.122 179.378.946 1980-1990 4,38 1,981995 1.409.117 194.754.8082000 1.567.432 206.264.815 1990-2000 2,97 1,492010 1.715.518 237.641.326 2000-2010 1,67 1,492014 1.838.071 252.025.103 2010-2014 1,74 1,432020 2.038.509 275.249.509
Sumber: http://www.bps.go.id, di download jam 14.45 tanggal 9 September 2015.
Sementara itu, laju urbanisasi yang tinggi dimana generasi muda cenderung
meninggalkan perdesaan/pertanian. Sektor pertanian menjadi kurang diminati generasi
penerus. Kondisi ini mengakibatkan transfer tenaga kerja sektor pertanian perdesaan ke
sektor industri ke perkotaan. Laju urbanisasi ini juga berdampak pada semakin langkanya
ketersediaan tenaga kerja muda di pertanian, karena diserap oleh kegiatan industri di
perkotaan. Kondisi ini makin dominannya petani berusia tua di pedesaan yang
mengusahakan budidaya pertanian. Oleh karena itu tantangan kedepan perlu
menciptakan kegiatan pertanian yang lebih diminati oleh generasi muda. Salah satunya
adalah pengembangan agro industri di pedesaan.
Renstra Dinas TPHP
44
Adapun dampak negatif urbanisasi bagi desa sebagai berikut: Desa kekurangan
tenaga kerja untuk mengolah pertanian karena sebagian besar penduduknya pindah ke
kota. Perilaku yang tidak sesuai dengan norma setempat akibat contoh dari gaya hidup di
perkotaan sering ditularkan di kehidupan pedesaan. Desa banyak kehilangan penduduk
yang memiliki potensi dan berkualitas.
45
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Tanaman Pangan, Hortikultura dan perkebunan sangat strategis karena berkaitan
langsung dengan Ketahanan pangan dan mata pencaharian sebagian besar Penduduk
Bengkulu. Ketersediaan pangan dan mata pencaharian berpengaruh terhadap citra
pemerintahan, stabilitas politik serta ketertiban dan keamanan. Secara Nasional,
ketersediaan bahan pangan mutlak menjadi prioritas karena secara nyata berpengaruh
langsung terhadap stabilitas nasional dan Kedaulatan Bangsa.
Sebagian besar komoditi tanaman pangan dan hortikultura memiliki siklus budidaya,
dari tanam sampai panen, yang sangat singkat. Kata “Siklus” disini untuk menjelaskan bahwa
proses produksi yang berulang, dari tanam ke tanam lagi atau dari panen ke panen lagi.
Komoditi Padi dan Palawija memiliki siklus budidaya antara 3-4 bulan, sebagian besar
komoditi sayuran memiliki siklus budidaya antara 3-6 bulan, sebagian kecil sayuran memilik
siklus kurang dari 3 bulan atau antara 6-12 bulan. Pada tanaman obat memiliki siklus
budidaya antara 6-12 bulan.
Siklus budidaya yang singkat menyebabkan siklus penyediaan sarana produksi,
penanganan hama penyakit dan penanganan panen dan pasca panen yang singkat pula.
Siklus yang singkat memerlukan ketepatan dalam penyediaan dan pengelolaan sarana
produksi. Sarana produksi tersebut dalam bentuk lahan dan air irigasi, Alat dan mesin on
farm, benih atau bibit, pupuk dan pestisida, serta alat dan mesin panen dan pasca panen.
Agar produksi tersebut memberikan nilai tambah ke pada petani, maka diperlukan juga
fasilitasi pengolahan dan pemasaran hasil. Kesemua permasalahan tersebut belum dapat
ditangani oleh petani/kelompok tani karena sumberdaya manusia petani yang masih sangat
terbatas.
Perkebunan di Provinsi Bengkulu memiliki keunggulan komperatif dan meningkat
cukup tinggi dengan rata-rata laju pertumbuhan per tahun mencapai 9,09 %. Namun
demikian, sebagian besar perkebunan rakyat masih diusahakan secara tradisional dengan
produktivitas dan kualitas relatif rendah sehingga belum memiliki daya saing ditingkat
nasional dan internasional.
46
Tabel 3.1Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu
No Aspek Kajian / AspekTugas dan Fungsi
Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang digunakan Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PelayananInternal (Kewenangan OPD) Eksternal (Di luar kewenangan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Penyediaan Benih
Pokok/Benih Dasar PadiPalawija
Produksi Benih Pokok 13ton/tahun
Produksi Benih Padi 2 ton/ha,Jagung 4 ton/haKedelai 750 kg/ha
1. Kesiapan SDM;2. Ketersediaan Alat mesin
prosesing benih;3. Ketersediaan –kesiapan lahan
1. Ketersediaan benih label putih dariPeneliti;
2. Hama penyakit;3. Ketersediaan air irigasi
1. Porositas tanah yang besar, kekurangan airirigasi;
2. Keterlambatan penyediaan benih label putihbahan perbanyakan
3. Penyerapan-penyaluran benih kepenangkar lambat
2 Penyediaan mata tempel,penyediaan pohon induk,penyediaan tanamankoleksi hortikultura,Pelayanan siswa magang(Hortikultura)
Penyediaan mata tempelhortikulturaPenyediaan pohon induk;Penyediaan tanaman koleksiPelayanan siswa magang
Permintaan mata tempeldapat dipenuhi;Jenis dan Jumlah Pohoninduk mencukupi;Jenis dan jumlah tanamankoleksi mencukupi;Permintaan siswa magangdapat dipenuhi
1. Kesiapan SDM;2. Ketersediaan Rumah kasa dan
alat okulasi;3. Ketersediaan –kesiapan lahan;4. Jalan lingkungan dan kenderaan
operasional;5.
1. Ketersediaan benih label putih;2. Hama penyakit;3. Bahan batang bawah dan mata
tempel4. Ketersediaan air irigasi;5.
1. Sumber air irigasi pada musim kemarau;2. Keterlambatan penyediaan benih label putih
bahan perbanyakan3. Penyerapan-penyaluran benih ke penangkar
lambat;4. Jalan lingkungan belum memadai;5. Sarana siswa magang belum memadai;6. Jumlah dan jenis pohon induk belum memadai7. Jumlah dan jenis tanaman koleksi belum
memadai8. Jumlah dan jenis mata tempel tersedia belum
memadai
3 Penyediaan mata tempel,penyediaan pohon induk,penyediaan tanamankoleksi BIBITPERKEBUNAN
Penyediaan mata tempelPenyediaan pohon induk;Penyediaan Kebun BenihPemurnian kebun benih
Permintaan mata tempeldapat dipenuhi;Jenis dan Jumlah Pohoninduk mencukupi;Jenis dan jumlah tanamankoleksi mencukupi;
1. Kesiapan SDM;2. Ketersediaan Rumah kasa dan
alat okulasi;3. Ketersediaan –kesiapan Kebun
benih;4. Ketersediaan –kesiapan Tanaman
koleksi-pohon induk;5. Jalan lingkungan dan kenderaan
operasional;
1. Ketersediaan benih label putih;2. Hama penyakit;3. Bahan batang bawah dan mata
tempel4. Ketersediaan calon kebun benih;6.
1. Keterlambatan penyediaan benih label putihbahan perbanyakan
2. Penyerapan-penyaluran benih ke penangkarlambat;
3. Jalan lingkungan kebun benih belummemadai;
4. Jumlah dan jenis pohon induk belum memadai5. Jumlah dan jenis kebun benih belum memadai6. Jumlah dan jenis mata tempel tersedia belum
memadai
4 Pengawasan dan sertifikasiBenih TPH
Permintaan sertifikasi benihterlayaniPeredaran benih terawasiPengujian benih terakreditasi
% pelayanan sertifikasi% pengawasan peredaranbenihJumlah pengujian komoditibenih yang terakreditasi
1. Kesiapan SDM (jumlah, kapasitasdan kualifikasi);
2. Ketersediaan Alat pengawasandan pengujian benih;
3. Ketersediaan Sarana Bangunan-gedung pengawasan danpengujian benih;
4. Standar SOP pengujian dansertifikasi benih
1. Jumlah dan kualitas calon benih;2. Jenis dan jumlah peredaran benih;3. Pengawasan akreditasi oleh KAN4. Jumlah pelatihan peningkatan
kapasitas SDM5. Kesiapan penangkar dan balai benih
kabupaten/kota
1. Sebagian Sarana dan prasarana belummemenuhi standar pengawasan dan sertifikasibenih;
2. Keterbatasan pengiriman SDM untukpeningkatan kapasitas dan kualifikasi
3. Penguatan kapasitas penangkar benih danbalai benih kab/kota
47
No Aspek Kajian / AspekTugas dan Fungsi
Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang digunakan Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PelayananInternal (Kewenangan OPD) Eksternal (Di luar kewenangan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)5 Pengawasan dan sertifikasi
Benih PERKEBUNANPermintaan sertifikasi benihterlayaniPeredaran benih terawasiPengujian benih terakreditasi
% pelayanan sertifikasi% pengawasan peredaranbenihJumlah pengujian komoditibenih yang terakreditasi
1. Kesiapan SDM (jumlah, kapasitasdan kualifikasi);
2. Ketersediaan Alat pengawasandan pengujian benih;
3. Ketersediaan Sarana Bangunan-gedung pengawasan danpengujian benih;
4. Standar SOP pengujian dansertifikasi benih
1. Jumlah dan kualitas calon benih;2. Jenis dan jumlah peredaran benih;3. Pengawasan akreditasi oleh KAN4. Jumlah pelatihan peningkatan
kapasitas SDM5. Kesiapan penangkar dan balai benih
kabupaten/kota6.
1. Sebagian Sarana dan prasarana belummemenuhi standar pengawasan dan sertifikasibenih;
2. Keterbatasan pengiriman SDM untukpeningkatan kapasitas dan kualifikasi
3. Pemurnian kebun benih dan tanaman koleksibelum optimal
6 Perlindungan tanaman danpengendalian hamapenyakit TPH
Persentase luas tanamanterserang OPT TPH kurangdari 5%Pengamatan dan peramalanserangan OPT
Target Kementan, seranganOPT kurang dari 5%;Data keadaan OPTDokumen Ramalah OPT
1. Kesiapan SDM (jumlah, kapasitasdan kualifikasi);
2. Ketersediaan Alat Pengamatandan pengendalian OPT;
3. Ketersediaan Sarana Bangunan-gedung Pengamatan danperamalan OPT;
4. Standar SOP Penangan OPT
1. Jenis, jumlah dan sebaran tanaman;2. Jenis, jumlah dan sebaran serangan
OPT;3. Jenis, varietas dan teknik budidaya
yang diterapkan petani4. Intensitas dan teknik pengendalian
yang diterapkan petani
1. Jumlah dan kualifikasi SDM OPT belummencukupi
2. Penerapan pengendalian hama terpadu belumoptimal;
3. System peringatan dini dan cepat tanggapbelum optimal;
4. Bahan dan alat pengendaliah tanggap daruratmasih kurang
7 Perlindungan tanaman danpengendalian hamapenyakit PERKEBUNAN
Persentase luas tanamanterserang OPT perkebunankurang dari 5%Pengamatan dan peramalanserangan OPT perkebunan
Target Kementan, seranganOPT kurang dari 5%;Data keadaan OPTDokumen Ramalah OPT
1. Kesiapan SDM (jumlah, kapasitasdan kualifikasi);
2. Ketersediaan Alat Pengamatandan pengendalian OPT;
3. Ketersediaan Sarana Bangunan-gedung Pengamatan danperamalan OPT;
4. Standar SOP Penangan OPT
1. Jenis, jumlah dan sebaran tanaman;2. Jenis, jumlah dan sebaran serangan
OPT;3. Jenis, varietas dan teknik budidaya
yang diterapkan petani4. Intensitas dan teknik pengendalian
yang diterapkan petani
1. Jumlah dan kualifikasi SDM OPT belummencukupi
2. Penerapan pengendalian hama terpadu belumoptimal;
3. System peringatan dini dan cepat tanggapbelum optimal;
4. Bahan dan alat pengendaliah tanggap daruratmasih kurang
8 PenyelenggaraanPendidikan KejuruanPertanian
Jumlah Siswa 250 orangPersentase kelulusan 100%Akreditasi B
Standar jumlah siswa perruangan;Ujian NasionalStandar Komite akreditasisekolah
1. Jumlah dan kesiapan saranapembelajaran (ruang kelas,laboratorium)
2. Jumlah dan jenis bahan ajar(kurikulum, buku, alat praktek);
3. Jumlah, kualifikasi dankompetensi tenaga didik;
4. Sarana prasarana pendukung;5.
1. Minat dan pilihan sekolah lulusanSMP;
2. Kesiapan penerima siswa magang;3. Program beasiswa-bidik misi
perguruan tinggi.4. Dukungan tenaga didik dari Dinas
Pendidikan Provinsi5. Dukungan kebijakan dari pemerintah
daerah provinsi
1. Sarana gedung perlu ditingkatkan ataudirehabilitasi;
2. Belum tersedianya kenderaan operasionalmendukung proses pembelajaran;
3. Jenis dan jumlah Kualifikasi dan kompetensitenaga didik masih kurang;
4. Kurang dikenal di tingkat SLTP;5.
9 PenyelenggaraanPengembangan SumberDaya Pertanian
Jumlah Aparatur dan nonaparatur dilatih teknispertanianJumlah Aparatur dan nonaparatur dikirim magang, studitour pengembangan pertanianAkreditasi Balai pelatihanpertanian B
Standar jumlah pesertapelatihan per angkatan;
Standar Komite akreditasilembaga pelatihan
1. Jumlah dan kesiapan saranapembelajaran (ruang kelas,Asrama)
2. Jumlah dan jenis bahan ajar(kurikulum, buku, alat pelatihan);
3. Jumlah, kualifikasi dankompetensi tenaga pelatih;
4. Sarana prasarana pendukungpelatihan;
1. Minat dan profesi peserta yangdikirim instansi asal;
2. Penempatan atau pembinaan pascadiklat oleh instansi asal;
3. Dukungan tenaga pelatih dari balaipelatihan terkait
4. Dukungan kebijakan dari pemerintahpusat dan daerah provinsi
1. Sarana gedung perlu ditingkatkan ataudirehabilitasi;
2. Belum tersedianya kenderaan operasionalmendukung proses pelatihan;
3. Jenis dan jumlah Kualifikasi dan kompetensitenaga pelatih masih kurang;
4. Belum dikenal di tingkat pusat maupundaerah;
48
No Aspek Kajian / AspekTugas dan Fungsi
Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang digunakan Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PelayananInternal (Kewenangan OPD) Eksternal (Di luar kewenangan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)10 Penyelenggaraan
penyuluhan dan informasipertanian
Jumlah penyuluh lapanganyang dibinaJumlah informasi pertanianyang disediakan
Rasio penyuluh dan kelompoktani;Jumlah informasi pertanianyang disediakan
1. Jumlah, kualifikasi dankompetensi penyuluh;
2. Jumlah dan jenis peralatan danbahan penyuluhan;
3. Jumlah dan jenis peralatanpenyediaan informasi pertanian;
4. Sarana prasarana penyebaraninformasi pertanian;
1. Jumlah kelompok tani;2. Penyampaian kebutuhan informasi
pertanian;3. Pengetahuan dan kemampuan
kelompok mengakses informasi4. Formasi pengangkatan penyuluh
PNS dan atau THL.
1. Sarana gedung perlu ditingkatkan ataudirehabilitasi;
2. Belum tersedianya kenderaan operasionalmendukung penyuluahn dan penyebaraninformasi;
3. Jenis dan jumlah Kualifikasi dan kompetensitenaga penyuluh dan penyedia informasimasih kurang;
11 Pengujian, Pemeliharandan perbaikan alat mesinpertanian
Jumlah pengujian yangdiselenggarakanJumlah dan jenis perbaikanalat mesin pertanian yangdisediakan
Standar pengujianStandar perbaikan
1. Jumlah, kualifikasi dankompetensi tenaga mekanisasi;
2. Jumlah dan jenis peralatanpengujian dan perbaikan alsintan;
3. Sarana prasarana pengujian danperbaikan alsintan;
1. Jumlah dan jenis alsintan yangberedar di petani;
2. Kesadaran dan Kemampuan petanimemperbaiki alsintan;
3. Pengetahuan dan kemampuanpengoperasian alsintan
4. Formasi pengangkatan tenagamekanisasi PNS dan atau THL.
1. Sarana gedung perlu ditingkatkan ataudirehabilitasi;
2. Belum tersedianya kenderaan operasionalmendukung perbaikan alsintan;
3. Jenis dan jumlah Kualifikasi dan kompetensitenaga mekanisasi masih kurang;
12 Produksi, produktivitas dannilai tambah Padi Palawija,Hortikultura danPerkebunan
1. Produksi Jumlah flutuatifdan jadwal panena tidaktentu.
2. Produktivitas rendah dannilai tambah rendah
3. Kualitas rendah dan tidakterstandar
4. Keterpaduan hulu-hilirbelum terbentuk,
5. Prioritas komoditi, lokasidan luasan penanganbelum ditentukan;
6. Keterpaduan denganpengembangan kawasandan agrowisata belum ada;
1. Jumlah produksimemenuhi skala ekonomidan dan jadwal panentertentu
2. Produktivitas optimal dandiperoleh nilai tambah
3. Kualitas baik dan sesuaistandar.
4. Pengembangan terpaduhulu- hilir ;
5. Fokus komoditasunggulan;
6. Terpadu denganpengembangan kawasandan agrowisata.
1. Fasilitasi sarana produksi;2. Fasilitasi penyaluran pupuk
subsidi dan pengawasanperedaran
3. Pembinaan usahatani;4. Pembinaan pasca panen dan
pemasaran;5. Fasilitasi permodalan dan
pemasaran;6. Penetapan kawasan
pengembangan7. Penetapan komoditi prioritas
1. Peningkatan penggunaan bibitunggul;
2. Penggunaan pupuk dan pestisidayang benar
3. Pendampingan usahatani;4. Pendampingan Penanganan pasca
panen yang benar;5. Kesiapan kelembagaan petani;6. Penetapan rencana aksi
pengembangan komoditi unggulan
1. Kurangnya tersediaan sarana produksipengembangan komoditi unggulan;
2. Belum optimalnya pengawasan peredaranpupuk dan pestisida
3. Praktik usahatani yang baik belum jadibudaya;
4. Kurangnya peralatan untuk pasca panen yangbaik dan belum terbentuk jaringan pemasaran;
5. Lemahnya permodalan dan SDM kelompok;6. Belum ada Penetapan kawasan komoditi
unggulan
49
Fungsi pelayanan Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan eksternal. Beberapa isu-isu strategis faktor eksternal dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)
NoIsu Strategis
Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Regional/Lokal Lain-lain
(1) (2) (3) (4) (5)
1Masyarakat ekonomi asean(MEA) Mulai awal 2016.
Tranportasi Tol laut, Penurunannilai tukar rupiah terhadap dolar
amerika
Cepatnya mutasi/rotasiaparatur di daerah
2Globalisasi, pasar bebas, C-generation
Persaingan menarik pengusaha,wisatawan antar daerah makin
tinggi dan terbuka.
Menurunya minat pemuda/tenaga kerja terdidik utk
bertani.
Produk tidakseragam, tidak
kontinyu
3Pola hidup/pola konsumsikonsumen dunia
Persaingan pemasaran produkantar daerah makin tinggi dan
terbuka.
Kesiapan petani/ kelompoktani. Pencitraan produk
unggulan
4Millenium developmentgoals (MDGs)
Penetapan Standar KompetensiKerja Nasional Indonesia (SKKNI)
untuk semua sector.
Orientasi petani/kelompoktani sebagian besar instan
dan mendpat bantuan.
5Perubahan iklim,pemanasan global
Standarisasi produk olahan, pangansegar, lembaga penguji sesuai SNI
Dokumen Perencanaankab/kota yg masih lemah,
belum tentegrasi hulu-hilir,antar sektor dan antar
tahun.
6Penurunan produksi pangandan kenaikan harga pangandunia
Alih fungsi lahan, perubahan iklim,penurunan kualitas lahan.
Lemahnya penyediaan datateknis di kab/kota
Kesuburnan tanah,pertanian organik
*) Sesuaikan atau diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota
Faktor-faktor yang menjadi bahan petimbangan terhadap rumusan program dan
kegiatan.
a. Pencapaian visi dan misi kepala daerah,
Usaha untuk mewujudkan Misi Gubernur terpilih yang berkaitan dengan Tupoksi
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan diuraikan sebagai berikut:
1) Misi 1 RPJMD: Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih melalui
reformasi tata kelola pemerintahan.
2) Misi 2 RPJMD: Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan
kesejahteraan sosial dan layanan dasar dibidang pendidikan, kesehatan serta
perekonomian rakyat berbasis keunggulan lokal.
3) Misi 3 RPJMD: Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur
dasar dan infrastruktur strategis
4) Misi 4 RPJMD: Mewujudkan pola pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan yang berkeadilan dan berkelanjutan.
5) Misi 5 RPJMD: Mewujudkan pembangunan kemaritiman yang integratif.
Lima Program Prioritas Gubernur yaitu:
a. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan
b. Penguatan Komoditas Unggulan
c. Pengembangan Infrastruktur Strategis & Industrialisasi
d. Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan
e. Visit 2020
Gubernur Bengkulu periode 2016pembangunan Provinsi Bengkulu, yaitu sebagai berikut:
1. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan2. Penguatan Komoditas Unggulan3. Pengembangan I4. Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan5. Visit Wonderfull Bengkulu 2020
Gambar 3.1. Lima Program Prioritas Provinsi Bengkulu 2016
Dinas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
langsung dengan empat program prioritas, kecuali prioritas nomor 3. Permasalahan
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan dalam mendukung Empat prioritas Daerah tersebut adalah s
1. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan
Dalam rangka mendukung Perioritas 1, yaitu
Ketertinggalan, Dinas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan Provinsi
Bengkulu memiliki tugas dan fungsi me
miskin. Petani atau rumah tangga petani miskin memiliki keterbatasan lahan sempit,
modal rendah, pendidikan dan keterampilan rendah. Untuk mengentaskan petani
50
Misi 5 RPJMD: Mewujudkan pembangunan kemaritiman yang integratif.
Lima Program Prioritas Gubernur yaitu:
Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan
Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & Hilirisasi
Pengembangan Infrastruktur Strategis & Industrialisasi
Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT
Visit 2020 Wonderful Bengkulu
Gubernur Bengkulu periode 2016-2021 telah menetapkan 5 (lima) program perioritaspembangunan Provinsi Bengkulu, yaitu sebagai berikut:
Pengentasan Kemiskinan & Peretasan KetertinggalanPenguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & HilirisasiPengembangan Infrastruktur Strategis & IndustrialisasiTransformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis ITVisit Wonderfull Bengkulu 2020
Gambar 3.1. Lima Program Prioritas Provinsi Bengkulu 2016
Dinas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan paling tidak terkait secara
langsung dengan empat program prioritas, kecuali prioritas nomor 3. Permasalahan
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan dalam mendukung Empat prioritas Daerah tersebut adalah s
Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan
Dalam rangka mendukung Perioritas 1, yaitu Pengentasan Kemiskinan & Peretasan
Dinas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan Provinsi
Bengkulu memiliki tugas dan fungsi menangani petani atau rumah tangga petani
Petani atau rumah tangga petani miskin memiliki keterbatasan lahan sempit,
modal rendah, pendidikan dan keterampilan rendah. Untuk mengentaskan petani
Misi 5 RPJMD: Mewujudkan pembangunan kemaritiman yang integratif.
erbasis IT
2021 telah menetapkan 5 (lima) program perioritas
erbasis IT
Gambar 3.1. Lima Program Prioritas Provinsi Bengkulu 2016-2021
paling tidak terkait secara
langsung dengan empat program prioritas, kecuali prioritas nomor 3. Permasalahan
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan dalam mendukung Empat prioritas Daerah tersebut adalah sebagai berikut:
Pengentasan Kemiskinan & Peretasan
Dinas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan Provinsi
gani petani atau rumah tangga petani
Petani atau rumah tangga petani miskin memiliki keterbatasan lahan sempit,
modal rendah, pendidikan dan keterampilan rendah. Untuk mengentaskan petani
51
miskin diperlukan dukungan sarana prasarana usahatani yang sesuai untuk lahan
sempit, modal rendah, yaitu usahatani yang dapat meningkatkana pendapatan dan
menurunkan pengeluaran rumah tangga. Model usahatani demikian adalah gabungan
tanaman semusim dan tanaman tahunan. Pendidikan dan keterampilan yang rendah
memerlukan pendampingan selama proses usahatani.
2. Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & Hilirisasi
Di Provinsi bengkulu terdapat berbagai macam komoditi tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan. Dalam rangka mendukung Perioritas 2, yaitu penguatan
komoditas unggulan dan hilirisasi, Dinas tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan Provinsi Bengkulu memiliki tugas dan fungsi mendukung pengembangan
komoditi unggulan dan hilirisasi.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut perlu ditetapkan komoditi
unggulan yang menjadi prioritas penanganan. Selanjutnya perlu ditetapkan lokasi dan
kawasan pengembangan berikut dengan luasan pengembangan, kegiatan perioritas
dan tujuan pengembangan. Perioritas komoditi harus sejalan dengan perioritas
nasional dan potensi daerah.
Komoditas yang menjadi perioritas pengembangan di tahun 2016-2021 adalah
sebagai berikut:
1) Tanaman Pangan: Padi, Jagung dan kedelai
2) Hortikultura: Cabe merah, bawang merah, Jeruk RGL, Jeruk Kalamansi,
Melinjo, Pisang Enggano, Pisang Ambon Curup, Alpukat, Manggis.
3) Perkebunan: Kelapa Sawit, Karet, Kopi Arabika, Kopi Robusta, Pala, Kelapa,
Aren.
Permasalahan dalam pengembangan komoditi unggulan adalah: membangun
keterpaduan antar pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, serta membanguan
keterpaduan hulu-hilir.
3. Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT
Dalam rangka mendukung Perioritas 4, Dinas tanaman pangan, hortikultura
dan perkebunan Provinsi Bengkulu memiliki tugas dan fungsi meningkatkan kapasitas
sumberdaya manusia, meningkatkan transparansi pengelolaan alat mesin pertanian,
serta memperbaiki data lahan, data kelompok tani dan .
52
4. Visit Wonderfull Bengkulu 2020
Dalam rangka mendukung Perioritas 5, Dinas tanaman pangan, hortikultura
dan perkebunan Provinsi Bengkulu memiliki tugas dan fungsi mendukung
pengembangan agrowisata.
b. Ketahanan pangan dan Kedaulatan pangan.
Dalam rangka pencapaian ketahanan pangan dan kedaaulatan pangan tersebut
akan dilakukan kegiatan peningkatan produktivitas, produksi dan nilai tambah
usahatani tanaman pangan dan hortikultura.
c. Pencapaian Target Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
Sektor Pertanian menyumbang sebesar 5% dari total emisi Gas Rumah Kaca
(GRK) nasional pada tahun 2000 dan meningkat menjadi sebesar 7% pada tahun
2005. Emisi ini diperkirakan akan terus meningkat apabila tidak ada kegiatan
penurunan emisi yang dilakukan. GRK pada sektor pertanian diantaranya
Pembakaran biomassa, padang rumput, Penggunaan kapur pertanian, Pemupukan
urea, Emisi langsung dan tidak langsung N2O dari tanah dan Lahan sawah tergenang
Dalam rangka pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca akan
dilakukan kegiatan yang berhubungan dengan optimasi pemanfaatan lahan,
penerapan teknologi budidaya yang baik, pengembangan pertanian organik.
d. Pencapaian Millineum Develovment Goals (MDGs)
Sub sektor pertanian berkaitan dengan tujuan pembangunan millinium ke 1, yaitu
Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, dengan target meningkatkan pendapatan
penduduk miskin dan menurunkan angka kemiskinan. Dalam rangk pencapaian Tujun
pembangunan millinium tersebut akan dilakukan kegiatan peningkatan produktivitas,
produksi dan nilai tambah usahatani tanaman pangan dan hortikultura.
e. Pengentasan kemiskinan,
Sebagian besar penduduk Bengkulu adalah petani dan sebagian besar petani adalah
miskin. Untuk mengurangi kemiskinan maka dilakukan kegiatan peningkatan
produktivitas, produksi dan nilai tambah usahatani tanaman pangan, hortikultura
dan Perkebunan.
53
f. Pendayagunaan potensi ekonomi daerah,
Potensi ekonomi daerah digambarkan oleh persentase andil sektor-sektor
penyumbang BDRP. Berdasarkan distribusi persentase Produk Domestik Regional
Bruto Provinsi Bengkulu tahun 2011-2014, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
memiliki andil terbesar dengan rata-rata 32,01 persen. Data ini menunjukkan bahwa
sebagian besar pendapatan masyarakat Provinsi Bengkulu berasal dari lapangan usaha
Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang terdiri dari Sub Lapangan usaha Pertanian,
Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian (23,66 %), Kehutanan Penebangan Kayu
(0,79 %) dan Perikanan (7,57 %) (Tabel 9).
Andil terbesar berasal dari Tanaman Pangan (10,15 %), Diikuti Tanaman
Hortikultura (3,92 %), Tanaman Perkebunan (4,82 %), Peternakan (4,16 %) dan Jasa
Pertanian dan Perburuan (0,62%). Data ini menunjukkan bahwa andil terbesar berasal
dari Tanaman Pangan dan Hortikultura, secara keseluruhan menyumbang sebesar
14,07 %. Dalam rangka pendayagunaan potensi daerah tersebut akan dilakukan
kegiatan peningkatan produktivitas, produksi dan nilai tambah usahatani tanaman
pangan dan hortikultura.
g. Diberlakukannya MEA.
Masyarakat ekonomi asean (MEA) mulai berlaku pada akhir 2015. Terdapat 12
sektor unggulan dalam menghadapi MEA diantaranya Sektor perdagangan barang
mencakupi bidang pertanian. Dalam rangka menghadapi MEA tersebut diperlukan
peningkatan daya saing produk dan SDM Pertanian. Kegiatan yang akan dilakukan yaitu
peningkatan kompetensi SDM Pertanian melalui Pelatihan teknis pertanian dan Sekolah
Kejuruan Pertanian Milik Provinsi Bengkulu, Peningkatan SDM pengawasan dan sertifikasi
benih, pengawasan peredaran pupuk dan pestisida,
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Gubernur dan wakil Gubernur
Dampak permasalahan yang ada pada hakekatnya perbengaruh secara tunggal
maupun bersama-sama terhadap usaha pencapaian Misi Gubernur Terpilih.
54
Tabel 3.3Faktor Penghambat dan Pendorong Pelaksanaan Tupoksi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Gubernur Bengkulu Periode 2016-2021.
No RPJMD Faktor
Misi Penghambat Pendorong
1 Mewujudkan pemerintahan yangbaik dan bersih melalui reformasitata kelola pemerintahan.
1. Masih lemahnya kompetensi aparatur;2. Keterbatasan sarana dan prasarana kantor;3. Kebiasaan buruk yang telah membudaya
1. Kebijakan pemerintah pusat dan daerah2. Tuntutan masyarakat dan perkembangan
jaman3. Kemajuan teknologi
2 Meningkatkan kualitas dankuantitas pelayanankesejahteraan sosial dan layanandasar dibidang pendidikan,kesehatan serta perekonomianrakyat berbasis keunggulan lokal.
1. Keterbatasan sarana dan prasaranapelayanan;
2. Lemahnya penguasaan teknologi danperaturan perundang-undangan;
3. Komoditi unggulan lokal belum terinventaris.
1. Ketersediaan lahan dan sumber dayagenetik;
2. Tuntutan pemenuhan pelayanan danstandar barang, standar SNI, ISO;
3. Kebijakan kementerian pertanian tentangkomoditi lokal dan kearifan lokal
3 Meningkatkan dan memantapkankapasitas infrastruktur dasar daninfrastruktur strategis.
1. Sebagian besar adalah Kewenangankab/kota
2. Belum siapnya kelompok/lokasi;3. Keterbatasan air irigasi
1. Kebijakan cetak sawah kementan;2. Kebijakan infrastruktur kelompok di
prov/kab kota;3. Tuntutan kedaulatan pangan pemerintah
dan masyarakat4 Mewujudkan pola pengelolaan
sumber daya alam danlingkungan yang berkeadilan danberkelanjutan.
1. Alih fungsi lahan ke non pertanian, atautanaman pangan ke non tanaman pangan;
2. Keterbatasan penyediaan benih/bibit unggul;3. Keterbatasana sarana usahatani dan modal
usahtani;4. Lemahnya SDM dan Kelembagaan kelompok
tani;5. Lemahnya keterpaduan program pusat
daerah, antar instansi;6. Lemahnya keterpaduan hulu-hilir kebijakan;7. Lemahnya keterpaduan perencanaan antar
tahun rencana
1. Dukungan ketesediaan lahan dan iklim;2. Dukungan ketersediaan tenaga kerja,
petani dan kelompok tani;3. Dukungan ketersediaan berbagai jenis
komoditi;4. Peluang pasar makin meningkat;5. Dukungan teknologi informasi;6. Dukungan teknologi pertanian
5 Mewujudkan pembangunankemaritiman yang integratif.
1. Belum terwujdunya keterpaduan usahatanidengan usaha kemaritiman;
2. Lemahnya SDM dan kelembagaan kelompokdi daerah pesisir
1. Daerah pesisir yang luas memungkinkanberkembangnya usahtani;
2. Berkembangnya wisata di daerah pesisir
6 Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak.
Lemahnya SDM dan kelembagaan kelompok wanitatani dan taruna tani
Ketersediaan lahan usaha dan teknologiinformasi bagi wanita tani dan taruna tani.
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Kabupaten/Kota
A. Agenda Prioritas Nasional 2015-2019
1. Peningkatan Agroindustri.
Peningkatan Agroindustri, sebagai bagian dari agenda 6 Nawa Cita
(Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional).
Sasaran dari peningkatan agroindustri adalah: berkembangnya agroindustri
terutama di perdesaan, komoditi yang menjadi fokus mangga, Jeruk,
manggis, salak, kentang.
Arah kebijakan difokuskan pada: (1) peningkatan produktivitas dan mutu
hasil pertanian komoditi andalan, potensial untuk ekspor dan substitusi impor;
dan (2) mendorong pengembangan industri pengolahan terutama di
perdesaan serta peningkatan ekspor hasil pertanian. Untuk itu strategi yang
akan dilakukan meliputi:
a. Revitalisasi hortikultura rakyat,
55
b. Peningkatan mutu, pengembangan standardisasi mutu hasil pertania,
c. Pengembangan agroindustri perdesaan,
d. Penguatan kemitraan antara petani dengan pelaku/ pengusaha
pengolahan dan pemasaran,
e. Peningkatan aksesibilitas petani terhadap teknologi, sumber- sumber
pembiayaan serta informasi pasar dan akses pasar.
2. Peningkatan Kedaulatan Pangan.
Sasaran utama prioritas nasional bidang pangan pertanian periode
2015-2019 adalah:
a. Tercapainya peningkatan ketersediaan pangan yang bersumber dari
produksi dalam sendiri untuk komoditi Padi, Jagung dan Kedelai .
b. Terbangunnya dan meningkatnya layanan jaringan irigasi 2.000 Ha untuk
menggantikan alih fungsi lahan.
c. Terlaksananya rehabilitasi 2.000 Ha jaringan irigasi sebagai bentuk
rehabilitasi prasarana irigasi sesuai dengan laju deteriorasi.
d. Beroperasinya dan terpeliharanya jaringan irigasi Ha.
e. Terbangunnya 2.000 Ha layanan jaringan irigasi rawa untuk
pembangunan lahan rawa yang adaptif dengan menyeimbangkan
pertimbangan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
Arah kebijakan umum kedaulatan pangan RPJMN 2015-2019 adalah:
pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan dengan
peningkatan produksi pangan pokok, stabilisasi harga bahan pangan,
terjaminnya bahan pangan yang aman dan berkualitas dengan nilai gizi
yang meningkat serta meningkatnya kesejahteraan pelaku usaha pangan.
Arah kebijakan Pemantapan Kedaulatan Pangan tersebut dilakukan dengan
5 strategi utama, meliputi:
a. Peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas
produksi dalam negeri, yang meliputi komoditas padi, jagung, kedelai,
daging, gula, cabai dan bawang merah.
b. Peningkatan kualitas Distribusi Pangan dan Aksesibilitas Masyarakat
terhadap Pangan.
c. Perbaikan kualitas Konsumsi Pangan dan Gizi Masyarakat
d. Mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan dilakukan terutama
56
mengantisipasi bencana alam dan dampak perubahan iklim dan serangan
organisme tanaman dan penyakit hewan.
e. Peningkatan kesejahteraan pelaku utama penghasil bahan pangan.
Tabel 3.4Agenda Kedaulatan Pangan Berdasarkan Prioritas Nasional Tahun 2015-2020.
B. Telaah Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019
B.1. Sasaran Strategis Kementerian Pertanian
Terdapat dua Sasaran strategis yang berkaitan langsung dengan Fungsi
Pelayanan Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu yaitu: Swasembada padi, jagung dan
Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar
ekspor dan substitusi impor
Arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok peningkatan nilai tambah
dan daya saing komoditi pertanian difokuskan pada: (1) peningkatan produktivitas
dan mutu hasil pertanian komoditi andalan ekspor, potensial untuk ekspor dan
substitusi impor; dan (2) mendorong pengembangan industri pengolahan terutama di
perdesaan serta peningkatan ekspor hasil pertanian.
Strategi Kementerian Pertanian untuk peningkatan nilai tambah dan daya
saing komoditi Pangan dan Hortikultura meliputi:
1. Revitalisasi perkebunan dan hortikultura rakyat,
2. Peningkatan mutu, pengembangan standardisasi mutu hasil pertanian dan
peningkatan kualitas pelayanan karantina dan pengawasan keamanan hayati,
3. Pengembangan agroindustri perdesaan,
57
4. Penguatan kemitraan antara petani dengan pelaku/pengusaha pengolahan
dan pemasaran,
5. Peningkatan aksesibilitas petani terhadap teknologi, sumber- sumber
pembiayaan serta informasi pasar dan akses pasar
6. Akselerasi ekspor untuk komoditas-komoditas unggulan serta komoditas
prospektif.
Arah kebijakan Pemantapan Kedaulatan Pangan yang berkaitan langsung dengan
Tupoksi Dinas Pertanian yaitu dua Strategi yaitu:
1. Peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi dalam
negeri, yang meliputi komoditas padi, jagung, kedelai, cabai dan bawang merah.
2. Mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan dilakukan terutama
mengantisipasi bencana alam dan dampak perubahan iklim dan serangan
organisme tanaman dan penyakit hewan.
3. Peningkatan kesejahteraan pelaku utama penghasil bahan pangan.
Sasaran Kinerja Kementerian Pertanian Alokasi Provinsi Bengkulu
Perencanaan pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura terkait dengan
NAWACITA sesuai dengan Renstra Kementerian pertanian tahun 2015-2019 telah
menetapkan alokasi sasaran untuk Provinsi Bengkulu. Selama tahun 2015-2019, alokasi
target Provinsi Bengkulu yaitu: perluasan sawah seluas 3.600 hektar, Perluasan Lahan
Hortikultura sebesar 4.800 hektar, areal yang terlayani jaringan irigasi 65.500 hektar,
Optimasi lahan seluas 48.950 hektar, Areal SRI 16.900 hektar, Desa Mandiri Benih 25
desa, Desa Organik tanaman pangan 50 desa, desa organik hortikultura 2 desa, pasar
tani 4 lokasi, Taman sain pertanian 1 lokasi dan taman tekno pertanian 3 lokasi.
Target produksi tanaman pangan selama tahun 2015-2019, berdasarkan alokasi
Renstra Kementerian Pertanian yaitu Padi sebesar 2,27 %/tahun, jagung sebesar 2,49
%/tahun dan Kedelai sebesar 22,39 %/tahun.
Target peningkatan produksi tanaman Hortikultura selama tahun 2015-2019,
berdasarkan alokasi Renstra Kementerian Pertanian rata-rata per tahun tertinggi pada
Bawang Merah yaitu 4,04 %/tahun, diikuti Jeruk siam sebesar 3,14 %/tahun dan Cabe
Merah sebesar 2,27 %/tahun. Alokasi Target Sasaran Renstra Kementan untuk Provinsi
Bengkulu tahun 2015-2019 secara lengkap dapat dilihat pada Tabel berikut:
58
Tabel 3.5
Indikator dan Target Kinerja Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian Provinsi BengkuluBerdasarkan Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019.
NO Indikator Renstra KementanTARGET Pertumbuhan
Rata-Rata(%/Tahun)2015 2016 2017 2018 2019
I Perluasan Areal dan Sarana
1 Perluasan Sawah - 900 900 900 900
2 Perluasan Lahan Hortikultura - 1.200 1.200 1.200 1.200
3Tambahan luas areal terlayanijaringan irigasi
57.500 2.000 2.000 2.000 2.000
4 Pengembangan Optimasi Lahan 18.950 5.000 6.500 8.500 10.000
5Tambahan Areal SRI (System ofRice Intensification)
1.900 2.000 4.000 4.000 5.000
6Desa Mandiri Benih TanamanPangan
25 25 25 25 25
7 Desa Organik Tanaman Pangan 50 50 50 50 50
8 Desa Organik Hortikultura - 1 1 2 2
9Pembangunan Gudang Denganfasilitas pengolahan pasca panen
5 5 5 6
10 Lokasi Pasar Tani 1 1 1 1
11Pembangunan Taman SainPertanian (Agro Science Park)
1
12Pembangunan Taman TeknoPertanian (Agro Techno Park)
1 1 1
II Produksi TANAMAN PANGAN (ton)
1 Padi 688.140 714.634 732.509 750.813 769.498 2,27
2 Jagung 97.184 94.686 99.148 104.135 109.524 2,49
3 Kedelai 8.239 12.476 18.937 20.194 20.599 22,37
4 Kacang Tanah 4.277 4.352 4.428 4.506 4.584 1,03
5 Kacang Hijau 1.927 1.956 1.985 2.015 2.045 1,25
6 Ubi kayu 97.663 99.657 101.690 103.764 105.881 1,63
7 Ubi Jalar 26.468 26.968 27.461 27.967 28.466 1,47
Jumlah Padi, Kacang dan Umbi 923.898 954.729 986.158 1.013.394 1.040.597 2,42
III Produksi HORTIKULTURA (ton)
1 Cabe Merah 42.775 43.789 45.103 46.456 47.850 2,27
2 Cabe Rawit 13.546 13.752 13.961 14.174 14.389 1,22
3 Bawang Merah 772 811 852 894 940 4,04
4 Kentang 15.090 15.392 15.700 16.014 16.334 1,6
5 Mangga 10.094 10.336 10.594 10.864 11.126 1,97
6 Manggis 724 737 750 764 778 1,45
7 Nenas 532 543 554 565 576 1,61
8 Jeruk Siam 15.764 16.316 16.968 17.732 18.388 3,14
9 Salak 1.931 1.970 2.009 2.049 2.090 1,6
10 Temu Lawak 164 172 181 190 200
IV Produksi PERKEBUNAN (ribu ton)
1 Kelepa 8,43 9,49 9,97 10,04 11,72
2 Cengkeh 0,92 0,93 0,95 0,96 0,97
3 Teh 1,60 1,66 1,68 1,72 1,77
4 Pala 1,02 1,03 1,04 1,05 1,56
5 Lada 2,05 2,12 2,25 2,40 2,55
6 Kopi 56,72 57,61 58,34 59,15 59,97
7 Kakao 4,55 4,62 4,78 4,89 11,97
8 Karet 96,45 98,74 101,54 109,34 117,31
9 Kelapa Sawit 836,23 838,26 884,30 977,56 1.095,33
59
Arah kebijakan Direktorat Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian RI
Tahun 2015 - 2019, antara lain :
Arah Kebijakan 2015-2019 :
1. Pengembangan komoditas perkebunan strategis
2. Pengembangan kawasan berbasis komoditas perkebunan
3. Pengembangan sumber daya insani perkebunan
4. Penguatan kelembagaan pekebun dan kemitraan usaha perkebunan
5. Pengembangan dan penguatan sistem pembiyaan perkebunan
6. Pengembangan sasaran prasarana dan infrastruktur pendukung usaha agribisnis
perkebunan
7. Perlindungan, pelestarian, pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan hidup
8. Peningkatan upaya adaptasi, mitigasi bencana, perubahan iklim dan perlindungan
perkebunan
9. Penguatan tata kelola kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi sebagai
dasar pelayanan prima
Prioritas pengembangan komoditas unggulan nasional perkebunan tahun 2015
– 2019 terdapat 16 komoditas, yaitu : Tebu, Kelapa Sawit, Karet, Kelapa, Kakao, Kopi,
Teh, Lada, Cengkeh, Pala, Jambu Mete, Sagu, Kemiri Sunan, Kapas, Nilam dan
Tembakau.
C. Telaah Renstra Kabupaten/Kota
Renstra Kabupaten/Kota tidak tersedia. Telaah Renstra Kabupaten/kota didekati
melalui usulan program kegiatan melalui e-proposal 2016, usulan melalui forum
musrenbang provinsi dan usulan dari proposal kelompok tani. Hasil koordinasi dengan
kabupaten/kota pada forum musrenbang/forum SKPD untuk menampung program
kegiatan kabupaten/kota. Secara keseluruhan, usulan anggaran kegiatan dari 10
kabupaten/kota untuk mendukung target kinerja yang telah tertuang dalam Renstra
Kementerian Pertanian tahun 2015-2019 berjumlah Rp.410.732.883.000,00 (Empat
Ratus Sepuluh Miliar Tujuh Ratus Tiga Puluh Dua Juta Delapan Ratus Delapan Puluh
Tiga Ribu Rupiah yang mencakup 16 (enam belas) komoditi pangan dan hortikultura
dengan 19 macam kegiatan.
60
Tabel 3.6.REKAPITULASI USULAN ePROPOSAL 2018 PER KOMODITI YANG DIAJUKAN KE PUSAT (Hasil Verifikasi Provinsi)
KABUPATENJumlah Usulan
(Rp)
Usulan (Rp.000) Per Sub SektorTANAMAN PANGAN HORTIKULTURA
Padi Jagung KedelaiKacangTanah
Ubi Kayu Ubi Jalar Aneka CabaiBawangMerah
Jahe JerukTanaman
Obat/Hortikultura Lainnya
BENGKULU SELATAN 41,663,885 14,070,988 11,092,500 - 77,275 185,000 89,250 1,951,850 1,283,110 - 1,079,500 -
REJANG LEBONG 46,195,798 31,737,708 10,397,500 1,005,000 - - - 1,796,850 718,740 - 540,000 -
BENGKULU UTARA 65,425,846 39,210,750 7,500,000 - - - - 3,135,937 240,937 - 215,900 -
KAUR 113,578,503 42,320,668 11,710,000 650,125 - 185,000 - 1,550,000 - - - -
MUKOMUKO 117,228,580 73,645,878 24,262,560 - - - - 3,842,285 6,205,697 - - -
KEPAHIANG 62,317,375 5,493,400 4,500,000 837,500 - 370,000 892,500 3,100,000 2,050,000 890,625 450,000 -
BENGKULU TENGAH 32,994,185 24,834,600 3,874,900 - - - - 334,685 - - - 3,950,000SELUMA 14,263,628 13,301,915 234,000 - - - - - - - - -LEBONG 75,373,182 65,212,138 2,408,000 - - - - 3,445,622 1,745,622 - 2,231,800 330,000
KOTA 2,910,388 2,081,388 600,000 - - 74,000 - 155,000 - - - -
TOTAL 571,951,367 311,909,430 76,579,460 2,492,625 77,275 814,000 981,750 19,312,229 12,244,106 890,625 4,517,200 4,280,000
KABUPATEN
Usulan (Rp.000) Per Sub SektorPERKEBUNAN
Cengkeh Kakao KaretKelapaSawit
Kopi Lada PalaPerkebunan
LainnyaBENGKULU SELATAN - - 3,214,413 8,620,000 - - - -
REJANG LEBONG - - - - - - - -BENGKULU UTARA - 4,590,653 7,911,904 2,619,765 - - - -
KAUR 15,015,920 5,302,175 - 7,880,850 11,146,600 17,562,165 - 255,000
MUKOMUKO - - 5,089,990 4,182,170 - - - -KEPAHIANG - - - - 13,463,100 28,770,250 1,500,000 -
BENGKULU TENGAH - - - - - - - -SELUMA - - - 727,713 - - - -LEBONG - - - - - - - -
KOTA - - - - - - - -TOTAL 15,015,920 9,892,828 16,216,307 24,030,498 24,609,700 46,332,415 1,500,000 255,000
Usulan SKPD kabupaten/kota pada forum Pra-Musrenbang/Forum SKPD Provinsi dan dari Proposal kelompok tani yang langsung ditujukan kepada
Dinas Pertanian Provinsi serta berdasarkan informasi/Isu terkini yang berkembang di masyarakat.
61
Tabel 3.7.Rekapitulasi Usulan Komoditi tanaman pangan dan hortikultura dari Kabupaten/Kota
berdasarkan Frorum SKPD Provinsi Bengkulu tahun 2016.
No Kabupaten/Kegiatan Usul Anggaran (Rp)
1 Draenase dan pengerukan siring irigasi 300.000.000
2 Dukungan pengembangan bawang merah 1.200.000.000
3 Jalan Usah Tani 21.040.800.000
4 Lantar Jemu 500.000.000
5 Normalisasi Irigasi 5.800.000.000
6 Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan tanaman pangan 100.000.000
7 Pembangunan irigasi 5.550.000.000
8 Pemberantasan dan Pencegahan Hama dan Penyakit Tanaman 1.400.000
9 Pembuatan Jembatan gantung 750.000.000
10 Pembuatan Lumbung Padi 1.000.000.000
11 Penangkar benih 250.000.000
12 Pengadaan alat mesin pertanian 720.000.000
13 Pengadaan Alat Pasca panen tanaman pangan 200.000.000
14 Pengadaan alat Pembasmi Hama 150.000.000
15 Pengadaan Bibit Padi, Jagung,Kelapa Sawit,Mangga, Coklat, dan Kelapa 2.500.000.000
16 Pengadaan Listrik usaha tani 67.000.000
17 Pengadaan Mesin Tanaman 400.000.000
18 Pengadaan Pupuk Bersubsidi Untuk Petani 4.000.000.000
19 Pengadaan Pupuk Dan Insektisida Bersubsidi 195.000.000
20 Pengadaan Pupuk, Insektisida, Bibit (jagung Kedelai Padi) 3.000.000.000
21 Pengadaan Rice Milling 1.200.000.000
22 Pengadaan sarana dan prasarana pertanian/peternakan 1.000.000.000
23 Pengadaan sarana dan prasarana produksi pertanian 1.100.000.000
24 Pengadaan sarana dan prasarana tekenologi pertanian/perkebunan tepat guna 750.000.000
25 Pengembangan Pembenihan / Pembibitan 165.000.000
26 Pengembangan bibit unggul hortikultura 475.000.000
27 Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan 450.000.000
28 Pengembangan jaringan irigasi 3.000.000.000
29 Pengembangan komoditi hortikultura 1.000.000.000
30 Pengembangan standarisasi tanaman obat bahan alami indonesia 400.000.000
31 Pengoralan jalan dan Pembuatan Box Culvert 700.000.000
32 Peningkatan mutu produksi hortikultura 325.000.000
33 Penyediaan infrastruktur Peningkatan Produksi dan produktivitas pertanian 8.300.000.000
34 Penyediaan sarana dan prasarana dan infrastruktur pertanian 2.150.000.000
35 Penyusunan SID/DID Percetakan Sawah Baru 385.000.000
36 Perbaikan irigasi tersier dan jalan rabat beton 200.000.000
37 Perehapan Talang Air Saluran Irigasi Tersier 120.000.000
38 Pintu Air Dan 1 Untuk mengaliri persawahan kr endah 1.000.000.000
39 Rehab Jembatan Gantung 750.000.000
40 Revitalisasi dan fasilitasi penggilingan padi 2.250.000.000
Grand Total 73.444.200.000
62
Tabel 3.8Rekapitulasi Usulan Komoditi tanaman pangan dan hortikultura dari Kabupaten/Kota
berdasarkan Proposal Kelompok Tani tahun 2016.
No UsulanSatuan
Ha KM Liter Meter Set Ton Unit Grand Total
1 Alsintan 0
2 Benih Cabe 1 1
3 Benih Jagung 1 1
4 Benih Kacang Tanah 1 1
5 Bibit Cabe 2 2
6 Bibit Hortikultura 1 1
7 Bibit Jagung 2 2
8 Bibit Kacang Tanah 5 5
9 Bibit Mangga Bengkulu 2 2
10 Demplot Hortikultura 0
11 Hand Sprayer 93 93
12 Handsprayer Elektrik 0
13 Handtraktor 47 47
14 Handtraktor PUM 0
15 Irigasi 0
16 Kendaraan Roda 3 6 6
17 Optimasi Lahan Tanaman Padi 1 1
18 Pembangunan Bangunan Pelengkap 0
19 Pembangunan Irigasi 2 2
20 Pembangunan Jembatan 1 1
21 Pembuatan JUT 0 10 0 7 0 0 0 17
22 Perawatan Jembatan Usaha Tani 1 1
23 Pestisida Bancol 50 Wp 1 1
24 Pestisida Bassa 500 Ec 1 1
25 Pestisida Baycarb 500 Ec 1 1
26 Pestisida Demse 25 Ec 1 1
27 Pestisida Dursban 500 Ec 1 1
28 Pestisida Fujiwan 400 Ec 1 1
29 Pestisida Labradar 25 Ec 1 1
30 Pestisida Meteor 25 Ec 1 1
31 Pestisida Sidabas 500 Ec 1 1
32 Power Threser 55 55
33Pupuk Urea, SP 36, Za, Ponska danOrganik
0 0 0 0 0 2 0 2
34 Rehab Saluran Tersier 0
35 Rice Milling Unit (RMU) 10 10
36 Terpal 1 1
Grand Total 16 10 9 11 1 2 211 260
63
Tabel 3.9Permasalahan Pelaksanaan Tupokasi Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu Untuk mencapai Sasaran
Renstra Kementan beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No
Sasaran JangkaMenengah
RenstraKementan
Permasalahan Sebagai Faktor
Pelayanan SKPD Provinsi Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Peningkatanketahananpangan
Belum ada penetapan kawasanstrategis tanaman panganberkelanjutan
Prioritas PenentuKebijakan, Izin PrinsipPerkebunan danPertambangan, HGU yangsudah ada.
Ketersediaan RTRWProvinsi, RTRWKabupaten/Kota.UU, PP dan PeraturanMenteri.
2 Peningkatannilai tambah,daya saing,ekspor dansubstitusi impor
Kebijakan jaringan irigasi dan jalanusahatani kurang terarah, datakeadaan, kebutuhan, kerusakan belumvalid
Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitasaparatur,
Keharusan oleh PeraturanKementan, Ada RTRW
Belum ada masterplan pengembangankomoditi berbasis kawasan dankomoditi unggulan yang teritegrasidengan perencanaan anggaran.
Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitasaparatur,
Keharusan oleh PeraturanKementan, Ada RTRW
Perencanaan Alsintan kurang terarah,data keadaan, kebutuhan, kerusakanbelum valid
Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitasaparatur,
Keharusan oleh PeraturanKementan, Ada RTRW
Belum berkembangnya pengendalianhama terpadu di tingkat petani
Petani secarakelembagaan belummampu menerapkanpengendalian OPT dan DFIsecara terpadu
Petani terlatih PHT,tuntutan produk bebaspestisida, tuntutanproduk organik.
Belum terbentuk penangkar yangmandiri, sebagian besar benihtanaman pangan berasal dari luarprovinsi
Kesiapan petani, masuknyabenih dari luar,
Besarnya jumlahkebutuhan benih, lahantersedia besar
Jumlah dan jangka waktu ketersediaansumber air irigasi makin menurun.
Perambahan kawasanlindung, ekspansiperkebuan sawit,Pembukaan pertambangansecar besar
Ketersediaan sumber airbanyak, Perda RTR Ada,Kawasan lindung dankawasan hutan ada.
Penyaluran pupuk subsidi kurangtetap waktu, rentan pengalihanperuntukan ke non tanaman pangan.
Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitaskelembagaan petani
Meningkatnya kesadaranpetani pentingnya pupuk.
kompetensi aparatur dan petanidalam memenuhi standar kualitasproduk hortikultura sesuai tuntutanpasar yang terus berkembang.
Lemahnya koordinasi,lemahnya kelembagaanpetani, rendahnyapengetahuan petani.
Tersediaanya aparaturpembimbing, balaipelatihan, permintaanpasar.
Fasilitas BBIH belum memadai (Pagar,kenderaan operasional, Alat mesinpendukung)
Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitasaparatur,
Lahan luas, Pagarsebagian telah ada.
Kesulitan penentuan batas,pemasangan patok batas,pembangunan Pagar Keliling SPPN,BBIPP, BBPP.
Prioritas PenentuKebijakan, Lemahnyakoordinasi, terbatasnyakapasitas aparatur,
Pentingnya peran danfungsi SPPN, BBIPP, danBPP.
Ketersediaan sarana prasarana, tenagadidik, SPPN kurang.
Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitasaparatur,
Dukungan Dana DAKBidang Pertanian, PeranDinas Pendidikan.
Ketersediaan sarana prasarana, tenagapelatih BPP belum refresentatif.
Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitasaparatur,
Dukungan Dana DAKBidang Pertanian, PeranKementan dan Biro SDMPemda Prov.
Keterbatasan jadwal dan tuntutanbeban kerja membatasi pengirimanpeserta Peningkatan kompetensiAparatur Pertanian.
Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitasaparatur,
Tingginya minat Aparatur,adaanya permintaanpeserta daripeenyelenggara/pembina,Tuntutan reformasibirokrasi.
Pelayanan informasi publik yang cepat,tepat dan sederhana sesuai denganaturan yang berlaku di Lingkup DinasPertanian belum optimal.
Lemahnya koordinasi,terbatasnya kapasitasaparatur,
Tingginya minat Aparatur,adaanya permintaanpublik, Tuntutanreformasi birokrasi.
64
Tabel 3.10Permasalahan Pelaksanaan Tupoksi Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu berdasarkan Sasaran Renstra
SKPD Kabupaten/Kota beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
NoSasaran Jangka Menengah
Renstra SKPD Kabupaten/kotaPermasalahan
Pelayanan SKPD
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Pengembangan Buah Naga diKab Kepahiang
Pembinaan teknik budidaya,pengolahan hasil dan pemasaranhasil
Petani dan petugasbelum berpengalaman
Dukungan anggaran dariKementan
2 Pengembangan Manggis,Jeruk di Kab Lebong
Pembinaan Penyediaan bibitunggul bersertifikat, Pembinaanteknik budidaya, pengolahan hasildan pemasaran hasil
Bibit Varietas yangdikembangkan belumsiap
Dukungan anggaran dariKementan
3 Tanam padi dua kali di kabLebong
Pembinaan Pengendalian OPT danDFI, Pembinaan teknik budidaya,pengolahan hasil dan pemasaranhasil
Ketersediaan alat danbahan pengendalian
Sebagian besar petanitelah memahami PHT
4 Pengembangan Cabe, Bawangmerah di RL, KPH, LBG, MMdan BS
Fasilitasi Sarana produksi danpendampingan teknik budidaya,Pembinaan teknik budidaya,pengolahan hasil dan pemasaranhasil
Sarana dan prasaranayang belum menukupi
Dukungan modal usahadari Kementan dari danaPUAP
5 Pengembangan Unit usahapengolahan dan pemasaranproduk unggulan di KotaBengkulu
Keterbatasan pengetahuan, modaldan peralatan, serta peluangpromosi pada unit usaha di KotaBengku
Keterbatasan anggarandan pengetahuanpetugas pembina
Dukungan modal usahadari Kementan dari danaPUAP
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Arahan pola pemanfaatan ruang untuk kawasan Tanaman Pangan, seusai dengan
Perda Provinsi Bengkulu No.2 Tahun 2012 tentang RTRW Proivnsi Bengkulu tahun 2012-
2030.
Kawasan peruntukan perkebunan bersama-sama dengan kawasan pertanian lahan
kering dan pertanian lahan basah masuk ke dalam kelompok kawasan budidaya
pertanian. Kawasan Peruntukan Perkebunan selama lima tahun pertama dapat
dikembangkan tanaman semusim, seperti kacang tanah, jagung, kedelai, dan lain-lain.
Demikian rotasi pertanaman ini terus dilakukan, sehingga sifat fisik dan kimia tanah tetap
dapat dilestarikan.
Secara umum, pemanfaatan kawasan pertanian tanaman pangan untuk kegiatan
pertanian lahan basah, dapat dibagi menjadi pertanian lahan basah beririgasi, serta
pertanian lahan basah tadah hujan. Dalam arahan pengembangan kawasan pertanian
lahan basah yang masif dan relatif luas serta telah didukung oleh prasarana irigasi akan
tetap dipertahankan, mengingat arti strategis pengadaan pangan (beras). Oleh karena itu
kawasan pertanian lahan basah di Kota Bengkulu tetap diarahkan sebagai kawasan
pertanian lahan basah, kendati berada di lingkungan kawasan permukiman perkotaan.
Kawasan pertanian lahan kering merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi
tanaman pangan lahan kering, untuk tanaman palawija, tanaman tahunan perkebunan,
65
dan peternakan serta padang penggembalaan ternak. Di Provinsi Bengkulu kawasan
pertanian lahan kering dapat diperuntukkan sebagai kawasan pertanian tanaman
semusim dataran rendah. Kawasan ini menyebar spot-spot di berbagai wilayah
kabupaten, menempati areal dengan bentuk wilayah berombak (4-8%) batuan
permukaan sedikit, pola penggunaan lahan eksisting: tegalan /ladang (jagung, kedelai,
kacang tanah dan ubi kayu).
Arahan pengelolaan kawasan ditujukan untuk budidaya tanaman pangan lahan
kering (ladang) seperti: jagung, kedelai, dan sayuran (kacang panjang, kacang hijau,
bayam, cabe, dll).
Secara keseluruhan luas pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan
adalah sekitar 212.290,38 Ha.
a. Program pengembangan kawasan pertanian lahan basah, yaitu : di Daerah Irigasi
Bendung Muko-Muko Kiri dan Bendung Air Majunto di Kabupaten Muko-Muko, -
bendung Air Kesubun dan bendung Air Lais Kurotidur di Kabupaten Bengkulu Utara,
bendung Air Seluma di Kabupaten Seluma, bendung Air Selebang, Kedurang di
Kabupaten Bengkulu Selatan dan bendung Batutegi dan bendung Way Rarem di
Kabupaten Kaur.
b. Peningkatan produktivitas lahan padi sawah yang ada di Provinsi Bengkulu
c. Pengembangan kawasan agribisnis peternakan;dan
d. Pengembangan kawasan integrasi pertanian peternakan.
Prioritas pengembangan kawasan terintegrasi untuk jangka menengah (5 Tahun) yaitu :
1. Ternak sapi dengan tanaman pangan (Kabupaten Muko-Muko, Kabupaten Bengkulu
Utara, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu
Tengah dan Kabupaten Kaur)
2. Ternak sapi dengan holtikultura (Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten
Kepahiang)
Kawasan Strategis Provinsi: Kawasan strategis yang termasuk tanaman pangan
adalah Kawasan Pertumbuhan Ekonomi, yaitu Kawasan Strategis Kota Tani Mandiri
(KTM) LAGITA (Lais, Giri Kencana dan Ketahun) sebagai Kawasan Strategis bidang
Ekonomi yang diarahkan sebagai Kota Tani Mandiri (KTM) yang berfungsi untuk
mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan
ketahanan pangan nasional.
66
Tabel 3.11Permasalahan Pelaksanaan Tupoksi Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu berdasarkan Telaahan
Rencana Tata Ruang Wilayah
NoRencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi
Dinas PertanianPermasalahan
Pelayanan Dinas PertanianFaktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1
Arahan Luas kawasan pertanian tanaman pangan sekitar212.290,38 Ha.a. Daerah Irigasi Bendung Muko-Muko Kiri dan
Bendung Air Majunto di Kabupaten Muko-Muko, -b. Bendung Air Kesubun dan bendung Air Lais
Kurotidur di Kabupaten Bengkulu Utara,c. Bendung Air Seluma di Kabupaten Seluma,d. Bendung Air Selebang, Kedurang di Kabupaten
Bengkulu Selatan dane. bendung Batutegi dan bendung Way Rarem di
Kabupaten Kaur.
Belum terdapat penetapankawasan dan belum terdapatmasterplan pengembangan
kawasan
Lemahnya Koordinasidan keterbatasan SDM
UU LP2B, UUKedaulatan Pangan,
UU PerlindunganPetani.
2
Arahan Penetapan Kawasan pertanian lahan basah diKota Bengkulu sebagai kawasan pertanian lahan basah,kendati berada di lingkungan kawasan permukimanperkotaan.
Belum terdapat penetapanLahan Pertanian PanganBerkelanjutan dan belumterdapat masterplanpengembangan kawasan
Lemahnya Koordinasidan keterbatasan SDM
UU 41 tahun UULP2B, UU Kedaulatan
Pangan, UUPerlindungan Petani.
3
Arahan pemanfaatan Jaringan irigasi diutamakan untukmengairi areal pertanian potensial yang antara lainwilayah Kabupaten Bengkulu Utara, KabupatenMukomuko, Kabupaten Kaur, Kabupaten Kepahiang,Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong,Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Bengkulu Selatan;
Belum ada gambaran kondisijaringan irigasi tingkatusahatani, kondisi petaktersier dan Organisasi Petenipemakai air.
Arah kebijakanPemerintah kabupatenkota belum secaranyata berpihak kepetani.
Organisasi P3A, GP3A
4
Arahan Pengembangan sarana atau prasarana sumberdaya air, yaitu pemeliharaan kawasan di sekitar bendungyang meliputi Bendung Mukomuko Kiri, Bendung AirManjuto, Bendung Air Kesubun, Bendung Air LaisKurotidur, Bendung Air Seluma, Bendung Air SelebangKedurang, dan Bendung Batutegi.
Ketesediaan air makinmenurun, pendangkalanjaringan irigasi yang lebihcepat,
Rendahnya daya tarikekonomi tanamanpangan, kalah olehsub sektorperkebunan, lemahnyapenegakan hukum
Terdapat nyapenetapan kawasanlindung, arahan RTRW
5 Arahan pengembangan kawasan budidaya pertaniantanaman pangan rakyat di lahan kering dengan tanamanyang sesuai dengan potensi daerah;
Lahan kering tanamanpangan makin berkurangkarena alih fungsi keperkebunan, pertambangandan permukiman.
Lemahnya Koordinasidan keterbatasan SDM
UU LP2B, UUKedaulatan Pangan,
UU PerlindunganPetani.
6 Arahan penetapan Kriteria teknis kawasan peruntukanpertanian oleh instansi yang bertanggung jawab dibidang pertanian.
Arahan Penetapan Kriteriayang bersifat lokal belumditetapkan
Lemahnya Koordinasidan keterbatasan SDM
Secara umum sudahditetapklan denga KepMentan.
7 Arahan Pengelolaan kawasan peruntukan pertaniandilakukan secara terpadu dan optimal dengan melibatkanunsur pemerintah, masyarakat, swasta, dan dunia usaha.
Pengelolaan Kawasan Belumterintegrasi dan belum optimal
Dokumenperencanaan belumterintegrai
UU LP2B, UUKedaulatan Pangan,UU PerlindunganPetani.
8 kawasan Ketahun dan Lais Giri Kencana sebagaikawasan strategis provinsi bidang ekonomi, khususnyasubbidang pertanian (Kota Terpadu Mandiri/KTM);
Belum terdapat perencanaanyang lebih teknis dan lebihdetil.
Lemahnya Koordinasidan keterbatasan SDM
UU LP2B, UUKedaulatan Pangan,UU PerlindunganPetani.
9 Penetapan Kawasan Lebong sebagai kawasan strategisprovinsi bidang lingkungan;
Penegakan hukum dibidang,perambahan kawasanlindung, Agrowisata,Agroforestry belumberkembang.
Lemahnya Koordinasidan keterbatasan SDM
UU 41 tahun 2009,Kesadaran akan
pentingnya kedaulatanpangan
10 Kawasan Peruntukan Perkebunan selama lima tahunpertama dapat dikembangkan tanaman semusim, sepertikacang tanah, jagung, kedelai, dan lain-lain
Kawasan perkebunan masaTBM belum termanfaatkanuntuk tanaman panganoptimal
Lemahnya Koordinasidan keterbatasan SDM
UU 41 tahun 2009,Kesadaran akan
pentingnya kedaulatanpangan
11 Pengembangan kawasan terintegrasi yaitu :Ternak sapi dengan tanaman pangan (Kabupaten Muko-Muko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten RejangLebong, Kabupaten Bengkulu Selatan, KabupatenBengkulu Tengah dan Kabupaten Kaur)Ternak sapi dengan holtikultura (Kabupaten RejangLebong dan Kabupaten Kepahiang)
Integrasi ternak dengantanaman pangan/hortikulturabelum optimal, pemanfaatankotoran ternak untuktanaman, dan pemanfaatantanaman unutk pakan ternakbelum optimal.
Lemahnya Koordinasidan keterbatasan SDM
UU 41 tahun 2009,Kesadaran akan
pentingnya kedaulatanpangan
67
Kawasan KTM Lagita masuk Wilayah Pengembangan Ketahun dan sekaligus
menjadi pusat WP, dengan fungsi utama sebagai wilayah pengembangan kegiatan
perekonomian dan produksi, dengan hasil produksi pertanian dan pertambangan yang
menonjol antara lain perkebunan kelapa sawit dan karet, Pertanian tanamam pangan
terutama padi dan pertambangan batubara (dalam kondisi downward).
KTM Lagita sebagian besar terletak pada dataran dengan ketinggian dibawah 150 m
dpl, terdapat di bagian barat membujur searah pantai dari Selatan ke Utara.Secara
administratif kawasan tersebut masuk kedalam 5 kecamatan yaitu Kecamatan Ketahun,
Napal Putih, Giri Mulya, Batik Nau dan Padang Jaya.KTM Lagita terletak di bagian Utara
Kabupaten Bengkulu Utara, dengan total luas 99.251 Ha.
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis
Faktor-faktor dari yang mempengaruhi permasalahan pelayanan Dinas
Pertanian Provinsi Bengkulu ditinjau dapat dilihat dari gambaran pelayanan SKPD,
sasaran jangka menengah pada Renstra Kementan, sasaran jangka menengah dari
Renstra provinsi/kabupaten/kota, implikasi RTRW bagi dan implikasi KLHS bagi
pelayanan SKPD
Permasalahan yang telah terangkum dalam pembahasan terdahulu direkap berdasarkan
urusan dan sub urusan pertanian berdasarkan UU 23 Tahun 2014 yang menjadi kewenangan
Provinsi. Keseruluhan permasalahan tersebut dapat dikelumpokan ke dalam 7 (tujuh) isu yang
harus ditangani, yaitu:
1. Ketersediaan alsintan
2. Ketersediaan benih/bibit unggul
3. Ketersediaan pupuk dan pestisida
4. Ketersediaan benih/bibit unggul
5. Alih fungsi lahan ke non tanaman pangan
6. Keterpaduan pengembangan kawasan
7. Prasarana jalan dan jaringan irigasi usahatani
8. Pengendalian OPT dan Dampak Fenomena Iklim
9. Perizinan Usaha Tanaman Pangan dan Hortikultura
Melakukan penilaian isu strategis terhadap kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan skala
tersebut pada angka b), dengan mengisi tabel sebagai berikut:
68
Berdasarkan enam kriteria dengan bobot yang telah ditentukan diatas, ditentukan skor
masing-masing dengan metode keahlian dan diskusi terbatas. Jumlah skor yang diperoleh
menunjuka urutan prioritas masing-masing issu. Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh
didapat urutan prioritas penanganan isu sebagai berikut:
1) Prasarana jalan dan jaringan irigasi usahatani masih belum memadai Prioritas 1
2) Ketersediaan alsintan Masih terbatas Prioritas 2
3) Ketersediaan benih/bibit unggul sebagian bersar berasal dari luar daerah Prioritas3
4) Ketersediaan benih/bibit unggul sebagian masih belum bersertifikat Prioritas 3
5) Ketersediaan pupuk dan pestisida, harga tidak terjangkau oleh petani Prioritas4
6) Alih fungsi lahan ke non tanaman pangan masih terus terjadi Prioritas 5
7) Pengendalian OPT dan Dampak Fenomena Iklim oleh petani belum berjalan optimal
Prioritas 6
8) Keterpaduan pengembangan kawasan masih kurang dan belum terwujud sinergi
Prioritas 7
9) Perizinan Usaha Tanaman Pangan dan Hortikultura Prioritas 8
skor untuk masing-masing isu strategis sebagaimana ditampilkan pada Tabel 3.14.
Tabel 3.12Isu-Isu Strategis Pelayanan Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu
No UrusanSub Urusan Kewenangan Provinsi
(Berdasarkan UU No 23 Tahun2014)
Isu Jumlah Bobot
1 Sarana Pertanian Pengawasan peredaran saranapertanian
Ketersediaan alsintan masih terbatas 91
Ketersediaan benih/bibit unggulsebagian besar berasal dari luar daerah
88
Ketersediaan pupuk dan pestisida hargatidak terjangkau, rawan pemalsuan
86
Pengawasan Sertifikasi danperedaran benih tanaman
Ketersediaan benih/bibit unggulsebagian besar belum bersertifikat
88
2 Prasarana Pertanian Penataan Prasarana Pertanian Alih fungsi lahan ke non tanamanpangan masih terus terjadi
80
Keterpaduan pengembangan kawasanmasih kurang dan belum terwujudsinergi Prioritas
76
Prasarana jalan dan jaringan irigasiusahatani belum memadai
96
3 Pengendalian danPenanggulangan
Pengendalian dan Penanggulanganbencana Pertanian Provinsi
Pengendalian OPT dan DampakFenomena Iklim belum berjalan optimal
80
4 Perizinan Pertanian Penerbitan izin pertanian yangkegiatan usahanya lintas daerahkab/kota dalam satu daerahprovinsi
Perizinan Usaha Tanaman Pangan danHortikultura
75
69
BAB IVVISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
A. Visi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Visi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu
2016-2021 yaitu mendukung terwujudnya Visi Gubernur 2016-2021. Visi Gubernur
2016-2021 yaitu: “Mewujudkan Bengkulu Yang Maju, Sejahtera, Bermartabat dan
Berdaya Saing Tinggi”.
Berdasarkan Visi Gubernur tersebut, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan merumuskan Visi sebagai berikut: “Terwujudnya sistem produksi
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan yang Maju dan Berdaya Saing Tinggi”.
Visi RPJMD Provinsi Bengkulu Rancangan Visi Dinas TPHP
“Mewujudkan Bengkulu Yang Maju,
Sejahtera, Bermartabat dan Berdaya
Saing Tinggi”.
“Terwujudnya Sistem Produksi Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan yang
Maju dan Berdaya Saing Tinggi”.
Pokok-pokok Visi Makna Visi
Sistem Produksi Keterkaitan antar berbagai faktor sebagai satu kesatuan saling
mempengaruhi dalam menghasilkan produksi, aneka produk segar,
produk olahan, produk turunan, produk samping, produk ikutan dan
limbah secara berkelanjutan.
Maju Menghindari pemborosan sumberdaya, menerapkan prinsif reuse,
reduce, recycle dan terintegrasi sebagai satu kesatuan menghasilkan
aneka produksi.
Berdaya Saing Produk yang unggul, spesifik, berkualitas dan kompetitif ditingkat
regional, nasional dan internasional.
B. Misi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Misi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
yaitu Mendukung terlaksana Misi Gubernur Terpilih, yang
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
C. Tujuan Strategis
Tujuan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
berkaitan dalam rangka mewujudkan
1) Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur dasar pertanian
tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
2) Mewujudkan pola usahatani secara berkelanjutan dal
dan produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
D. Sasaran Strategis
Sasaran Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu
berkaitan dalam rangka mewujudkan Misi tersebut, yaitu sebagai berikut:
1) Meningkatnya kapasitas infrastruktur
pangan, hortikultura dan perkebunan
2) Terwujudnya
3) Terwujudnya
4) Terwujudnya
70
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu
yaitu Mendukung terlaksana Misi Gubernur Terpilih, yang berdasarkan
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan , yaitu sebagai
Strategis
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
berkaitan dalam rangka mewujudkan Misi tersebut, yaitu sebagai berikut:
Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur dasar pertanian
tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
Mewujudkan pola usahatani secara berkelanjutan dalam meningkatkan produksi
dan produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
Sasaran Strategis
Sasaran Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu
berkaitan dalam rangka mewujudkan Misi tersebut, yaitu sebagai berikut:
Meningkatnya kapasitas infrastruktur Lahan, Air dan Sarana Produdksi
pangan, hortikultura dan perkebunan
Terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan.
Terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas hortikultura.
Terwujudnya peningkatan produksi dan Produktivitas tanaman
Provinsi Bengkulu
berdasarkan Tugas dan Fungsi
, yaitu sebagai berikut:
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu
, yaitu sebagai berikut:
Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur dasar pertanian
am meningkatkan produksi
dan produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
Sasaran Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu
berkaitan dalam rangka mewujudkan Misi tersebut, yaitu sebagai berikut:
Sarana Produdksi tanaman
produksi dan produktivitas tanaman pangan.
produksi dan produktivitas hortikultura.
Produktivitas tanaman perkebunan.
71
5) Terwujudnya peningkatan kapasitas sumberdaya petugas lapangan tanaman
pangan, hortikultura dan perkebunan;
No Misi Tujuan Sasaran
1 Meningkatkan danmemantapkankapasitas prasaranadan sarana tanamanpangan, horitkulturadan perkebunan.
Meningkatkan danmemantapkan kapasitasinfrastruktur dasarpertanian tanamanpangan, hortikultura danperkebunan.
Meningkatnya kapasitas infrastrukturLahan, Air dan Sarana Produksi tanamanpangan, hortikultura dan perkebunan
2 Mewujudkan polapengelolaan sumberdaya alam danlingkungan secaraberkelanjutan dalammeningkatkanproduksi danproduktivitastanaman pangan,hortikultura danperkebunan.
Mewujudkan polausahatani secaraberkelanjutan dalammeningkatkan produksidan produktivitastanaman pangan,hortikultura danperkebunan.
Terwujudnya peningkatan produksi danproduktivitas tanaman pangan.
Terwujudnya peningkatan produksi danproduktivitas tanaman hortikultura.
Terwujudnya peningkatan produksi danproduktivitas tanaman perkebunan.
Terwujudnya peningkatan kapasitassumberdaya petugas lapangan tanamanpangan, hortikultura dan perkebunan;
72
Tabel 4.1.Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021
NO Tujuan Sasaran Indikator SasaranKondisi Awal Target Kondisi
AkhirProgram Sumber Dana
PerioritasProgram2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (17)
1 Meningkatkandanmemantapkankapasitasinfrastrukturdasar daninfrastrukturstrategis
MeningkatnyakapasitasinfrastrukturdasarTanamanPangan,HortikulturadanPerkebunan
Panjang jalan usaha taniyang dibangun (m)
31,500 - - 15,000 16,000 13,000 15,000 90,500Program Peningkatan
ProduksiPertanian/Perkebunan
APBD PROV,APBD
KAB/KOTAKe-1
Panjang jalan usaha Taniyang direhabilitasi (m)
0 - - 6,000 6,000 5,000 6,000 23,000APBD Prov/
APBD Kab/KotaKe-1
Panjang jalan sentraproduksi yang di bangun
(m)106,600 0 1,000 8,900 5,000 5,000 5,000 24,900
Program PeningkatanProduksi
Pertanian/Perkebunan
APBD PROV,APBD
KAB/KOTAKe-1
Panjang Jalan sentraProduksi yang ditingkatkan
kualitasnya (M)34,100 - - 10,400 10,000 10,000 17,000 47,400
APBD PROV,APBD
KAB/KOTAKe-1
Luas Jaringan irigasi usahatani yang
diperbaiki/dibangun (Ha)- - - 1,000 500 425 - 1,925
Program PeningkatanProduksi
Pertanian/Perkebunan
APBD PROV,APBD
KAB/KOTAKe-1
Program Penyediaandan pengembangan
prasarana dan saranapertanian
APBN
2 Mewujudkanpolapengelolaansumberdayaalam danlingkunganyangberkeadilandanberkelanjutan
Terwujudnyapeningkatanproduksi danproduktivitastanamanpangan.
Cetak sawah baru (ha) 96,250 0 2,000 1,500.0 100.0 99,850Program peningkatan
produksipertanian/perkebunan
APBD PROV,APBD
KAB/KOTAKe 1 & 2
Program Penyediaandan pengembangan
prasarana dan saranapertanian
APBN
Produksi Tanaman Pangan( ton) :
Program Pengolahandan Pemasaran Hasil
Produksi
APBD PROV,APBD
KAB/KOTA
a. padi 593,194 668,140668.140-695.021
695.021-701.972
701.972-708.991
708.991-716.081
716.081-723.241
716.081-723.241
Program PeningkatanTeknologi, Sarana
dan PrasaranaPertanian
APBD PROV,APBD
KAB/KOTAKe 1 & 2
b. Jagung 72,756 95,70795.707-99.640
99.640-104.381
104.381-109.363
109.363-112.152
112.152-115.011
112.152-115.011
Ke 1 & 2
c. Kedelai 5,715 5,9495.949-6.008
6.008-6.069
6.069-6.129
6.129-6.191
6.191-6.253
6.191-6.253
Program Penyediaandan Pengembangan
Prasarana danSarana Pertanian
APBN Ke 1 & 2
73
NO Tujuan Sasaran Indikator SasaranKondisi Awal Target Kondisi
AkhirProgram Sumber Dana
PerioritasProgram2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (17)
Jumlah Desa Mandiri Benihyang dibangun
9 2 8 2 5 5 2 33
Program PeningkatanProduksi,
Produktivitas danMutu Hasil Tanaman
Pangan
Ke 1 & 2
Sistem Informasi berbasisIT yang diterapkan (Sim
LTT Pajale)- - - 1 - - - 1
Program PeningkatanProduksi
Pertanian/Perkebunan
Jumlah produksi benihsumber padi dan palawija
(ton)13 13 13 14 14 14 14 95
Program ProgramPemberdayaan
PenyuluhPertanian/Perkebunan
LapanganPersentase pengajuan
sertifikasi benih TPH yangmampu dilayani
100 100 100 100 100 100 100 100Program Peningkatan
Penyuluhan danPelatihan Pertanian
Jumlah pengujian mutubenih yang terakreditasi
(komoditi)3 3 3 3 3 3 3 3
Persentase luas tanamanterserang OPT dari luas
tanam pangan (%)≤5 ≤5 ≤5 ≤5 ≤5 ≤5 ≤5 ≤5
Usaha Tani Terpadutanaman Padi Aromatik-
Organik (ha)60 60 60 60 60
Program peningkatanproduksi pertanian /
perkebunanUsaha Tani Terpadu
tanaman jagung di lahankering (ha)
20,000 20,000 20,000 20,000 20,000Program peningkatanproduksi pertanian /
perkebunanTerwujudnyapeningkatanproduksi danproduktivitastanamanHortikultura.
Produksi TanamanHortikultura ( ton) :
Program peningkatanproduksi pertanian /
perkebunan
d.Cabe Merah 46,670 47,20747.207-47.826
47.826-48.458
48458-49104
49.104-49.764
49.764-50.431
49.764-50.431
Program Pengolahandan Pemasaran Hasil
ProduksiAPBN Ke 1 & 2
e. Bawang Merah 471 521 521-630 630-693 693-800 800-1002800 -1.255
800 -1.255
Program PeningkatanTeknologi, Sarana
dan PrasaranaPertanian
APBN Ke 1 & 2
f- Jeruk 7,254 7,2617.261-7.286
7.286-8.488
8.488-9.990
9.990-11.867
11.867 -14.097
11.867 -14.097
Ke 1 & 2
Jumlah Realisasipengembangan tanaman
melinjo (Batang)0 - 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000 50,000
Program Penyediaandan Pengembangan
Prasarana danSarana Pertanian
APBN Ke 1 & 2
74
NO Tujuan Sasaran Indikator SasaranKondisi Awal Target Kondisi
AkhirProgram Sumber Dana
PerioritasProgram2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (17)
Program PeningkatanProduksi dan Nilai
Tambah Hortikultura
Jumlah produksi benihDasar pokok Hortikultura
(batang)2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000
Program PeningkatanTeknologi, Sarana
dan PrasaranaPertanian
Jumlah tanaman koleksi,pohon induk, Blok Fondasi
Hortikultura (batang)- 1,532 0 300 350 350 350 2,882
Program PeningkatanProduksi,
Produktivitas danMutu Hasil Tanaman
Pangan
Jumlah Blok mata tempelHortikultura (batang)
546 100 100 100 100 946
Program PeningkatanProduksi Komoditas
PerkebunanBerkelanjutan
Persentase luas tanamanterserang OPT dari luastanam Hortikultura (%)
≤5 ≤5 ≤5 ≤5 ≤5 ≤5 ≤5 ≤5
Usaha tani terpadutanaman pisang curup (Ha)
40 40 40 40 160Program peningkatanproduksi pertanian /
perkebunan
Usaha tani terpadutanaman Melinjo (Ha)
25 25Program peningkatanproduksi pertanian /
perkebunanUsaha tani terpadu
tanaman Alpukat Curup(Ha)
20 20 20 60Program peningkatanproduksi pertanian /
perkebunan
Usaha tani terpadutanaman Jeruk RGL (Ha)
20 20 20 20 80Program peningkatanproduksi pertanian /
perkebunanUsaha tani terpadu
tanaman Jeruk Kalamansi(Ha)
10 15 - - 25Program peningkatanproduksi pertanian /
perkebunanTerwujudnyapeningkatanproduksi danproduktivitastanamanPerkebunan.
Produksi Perkebunanunggulan (ton)
Program peningkatanproduksi pertanian /
perkebunan
a. Kelapa Sawit 469.238 509.639509,639-553,519
553,519-601,177
601,177 -652,938
652,938 -709.156
709.156-770.285
709.156-770.285
Program Pengolahandan Pemasaran Hasil
ProduksiKe 1 & 2
b.Karet 93.552 96.43396,433-99,403
99,403-102,465
102,465-105,621
105,621-108.874
108.874-112.140
108.874-112.140
Program PeningkatanTeknologi, Sarana
dan Prasarana
Ke 1 & 2
c. Kopi 56.374 63.618 63,618- 71,793- 81,018- 91,429- 103.178- 103.178- Ke 1 & 2
75
NO Tujuan Sasaran Indikator SasaranKondisi Awal Target Kondisi
AkhirProgram Sumber Dana
PerioritasProgram2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (17)
71,793 81,018 91,429 103.178 116.436 116.436 Pertanian
d. Pala 26 44 44-75 75-127 127-215 215-366 366-620 366-620
Program Penyediaandan Pengembangan
Prasarana danSarana Pertanian
Ke 1 & 2
Jumlah Bibit Pala yangtersalur ke petani (batang)
- - 46,557 1,000 1,000 1,000 1,000 50,557
Program PeningkatanProduksi Komoditas
PerkebunanBerkelanjutan
Ke 1 & 2
Jumlah Bibit Kelapa Kopyoryang tersalur ke petani
(batang)- - 1,750 1,750 1,750 1,750 1,750 8,750 Ke 1 & 2
Jumlah Bibit KelapaPandan wangi yang
tersalur ke petani (batang)- - 1,750 1,750 1,750 1,750 1,750 8,750 Ke 1 & 2
Jumlah Produksi KebunDinas (ton)
24 24 24 26 29 32 35 194
Jumlah produksi benihDasar /pokok perkebunan
(batang)6,000 6,000 8,000 8,800 9,680 10,648 11,713 60,841
Jumlah tanaman koleksidan pohon induk
perkebunan (batang)10,000 11,650 17,650 19,615 21,677 23,844 26,129 26,129
Persentase pengajuansertifikasi benih
perkebunan yang mampudilayani
100 100 100 100 100 100 100 100
Luas fasilitasi pengendalianOPT perkebunan (hektar)
200 150 200 200 200 200 200 1,350
Jumlah lomba berburu babiyang dilaksanakan (kali)
4 4 4 4 16
Usaha tani terpadutanaman Kopi Robusta(Ha)
2,000 2,000 2,000 2,000 8,000Program peningkatanproduksi pertanian /
perkebunanUsaha tani terpadu
tanaman kopyor danPandan Wangi(Ha)
3,500 5,000 5,000 4,000 17,500Program peningkatanproduksi pertanian /
perkebunanPeningkatan pertanamantanaman aren unggulan
(batang)11,000 11,000 11,000 11,000 44,000
Program peningkatanproduksi pertanian /
perkebunanTerwujudnyapeningkatankapasitassumberdaya
Rasio Penyuluh terhadapKelompok Tani
1:18 1:18 1:16 1:14 1:12 1:10 1:00 1:10
Program ProgramPemberdayaan
PenyuluhPertanian/Perkebunan
APBD PROV,APBD
KAB/KOTA,APBN
Ke 1 & 2
76
NO Tujuan Sasaran Indikator SasaranKondisi Awal Target Kondisi
AkhirProgram Sumber Dana
PerioritasProgram2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (17)
petugaslapangantanamanpangan,hortikultura danperkebunan
Lapangan
Jumlah Penyuluh Yangditingkatkan
Kompetensinya0 30 30 120 120 120 120 540
Program PeningkatanPenyuluhan dan
Pelatihan PertanianKe 1 & 2
Nilai Akreditasi SekolahSPPN
B B B B B A A A
Jumlah Siswa SPPN(orang)
230 230 230 250 250 250 250 250
Jumlah Aparatur dan nonaparatur yang dilatih teknis
pertanian (orang)60 40 90 120 160 120 90 680
Nilai akreditasi UPTPelatihan
B B B
Persentase kelompok taniyang mendapat
pendampingan daripenyuluh (kelompok)
100 100 100 100 100 100 100 100
Penurunan angkakemiskinan sebanyak 5.000
rumah tangga miskin1,250 2,500 3,750 5,000 5,000
Jumlah kelompok wanitatani dan taruna tani yang
ditingkatkanKompetensinya (kelompok)
50 50 50 0 150
Program PeningkatanProduksi,
Produktivitas danMutu Hasil Tanaman
PanganPangan, Horti,
Bun, Penyuluhan
Program PeningkatanPenyuluhan dan
Pelatihan Pertanian
77
4.2. Strategi dan Kebijakan
Tabel 4.2.Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021
No RENSTRA DINAS TPHP
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
1 Meningkatkan danmemantapkan kapasitasinfrastruktur dasarpertanian tanaman pangan,hortikultura danperkebunan.
Meningkatnya kapasitasinfrastruktur dasarpertanian tanamanpangan, hortikultura danperkebunan
Membangun,Mengembangkan danMemelihara infrastrukturdasar pertaniantanaman pangan,hortikultura danperkebunan
Pembangunan,Pengembangan danPemeliharaaninfrastruktur dasarpertanian tanamanpangan dan hortikultura
2 Mewujudkan polausahatani secaraberkelanjutan dalammeningkatkan produksi danproduktivitas tanamanpangan, hortikultura danperkebunan.
Terwujudnyapeningkatan produksidan produktivitastanaman pangan.
mengembangkanIntensifikasi danEkstensifikasi TanamanPangan
mengembangkanusahatani tanamanpangan yangberkelanjutan danmemiliki nilai tambah
Terwujudnyapeningkatan produksidan produktivitastanaman hortikultura.
mengembangkan
Intensifikasi dan
Ekstensifikasi Tanaman
Hortikultura
mengembangkan
usahatani tanaman
hortikultura yang
berkelanjutan dan
memiliki nilai tambah
Terwujudnyapeningkatan produksidan produktivitastanaman perkebunan.
mengembangkan
Intensifikasi dan
Ekstensifikasi Tanaman
Perkebunan
mengembangkan
usahatani tanaman
perkebunan yang
berkelanjutan dan
memiliki nilai tambah
Terwujudnyapeningkatan kapasitassumberdaya petugaslapangan tanamanpangan, hortikultura danperkebunan;
Peningkatan Jumlah,
Peningkatan pelatihan
dan Magang
Peningkatan Jumlah,
Peningkatan pelatihan
dan Magang
78
Tabel 4.5.Kebutuhan Dukungan Dinas/Lembaga Terkait dalam Pembangunan
tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan di Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021
NO.
Instansi Terkait DUKUNGAN
1 Bappeda dan BiroHukum
1 Dukungan Kebijakan Penetapan Kawasan Strategis Tanaman Pangan/Lahan Pertanian PanganBerkelanjutan
2 Dukungan Kebijakan Penetapan Master Plan Pengembangan Kawasan Komoditi Unggulan
3 Dukungan Update, pemetaan numerik dan spasial luas lahan sawah
4 Dukungan Kebijakan penyelamatan Lahan SPPN, BBIPP dan BPP di Kelobak Kepahiang
2 Dinas Pendidikan 1 Pembinaan dan Fasilitasi Tenaga Pendidik di Sekolah Pembangunan Pertanian Negeri (SPPN)Provinsi Bengkulu yang berlokasi di Kelobak Kepahiang.
2 Pembinaan dan pendampingan peningkatan kualitas proses pembelajaran
3 Badan Diklat Provinsi 1 Pembinaan dan fasilitasi tenaga pengajar/pelatih teknis pertanian
2 Pembinaan dan fasilitasi penyusunan kurikulum dan bahan ajar pelatihan
4 Dinas PU 1 Revitalisasi infrastruktur jaringan jalan produksi , irigasi primer dan sekunder di wilayah sentraproduksi
2 Revitalisasi kelembagaan pengelola air/mantri air, waduk dan embung besar di daerah rawan air
3 Dukungan update data keadaan daerah irigasi, daerah irigasi yang dapat di revitalisasi
5 Dinas Kehutanan 1 Dukungan kebijakan konservasi hutan lindung dan DAS untuk menjamin ketersediaan air irigasiserta menekan degradasi lahan dan air pertanian
2 Peningkatan produksi komoditas pertanian melalui tumpangsari (terutama kedelai dan tebu) diHutan Produksi Konversi dan hutan kemasyarakatan
6 Badan PertanahanNasional
1 Kebijakan mencegah dan menekan laju konversi lahan pertanian ke non pertanian
2 Dukungan penguatan bukti kepemilikan lahan petani (sertifikasi lahan petani)
3 Penetapan status penguasaan lahan serta perwujudan dan perlindungan lahan pertanian yangberkelanjutan
4 Dukungan perluasan lahan bagi pengembangan kawasan pertanian dan redistribusi lahanterlantar
7 Sekretariat BadanKoordinasiPenyuluhan Pertanian
1 Pengawalan dan Pendampingan peningkatan penyulahan pertanian di kabupaten/kota
2 Pengawalan penerapan paket teknologi budidaya pertanian
8 Balai PengkajianTeknologi PertanianBengkulu
1 Informasi paket teknologi tepat guna
2 Pengawalan penerapan paket teknologi tepat guna
9 Stasiun KarantinaPertanian Bengkulu
1 Pengawasan pemasukan material, produk, bahan tanam ke Bengkulu
2 Dukungan fasilitasi pemenuhan persyaratan dalam rangka eskpor produk, benih ke luar provinsi
10 Dinas Peternakan danKesehatan Hewan
1 Dukungan penerapan integrasi tanaman pangan dengan ternak
2 Dukungan teknis dalam penertiban hewan ternak agar tidak mengganggu usahatani tanamanpangan
11 Dinas Perkebunan 1 Dukungan kebijakan pembatasan areal perkebunan dalam rangka pengendalian alih fungsi lahantanaman pangan
2 Peningkatan produksi komoditas pertanian melalui tumpangsari di tanaman perkebunan belummenghasilkan
12 PemerintahKabapupaten/Kota
1 Penetapan zonasi dan detil kawasan strategis tanaman pangan berkelanjutan dengan Perda atauPerbup/Perwal
2 Penetapan zonasi dan detil kawasan Pengembangan komoditi unggulan dengan Perda atauPerbup/Perwal
2 Penetapan Rencana Aksi (action plan) pengembangan kawasan komoditi unggulan denganPerbup/Perwal
3 Pendataan dan pelaporan Infrastruktur, sarana pertanian
4 Peningkatan kualitas Data dan pelaporan statistik pertanian
5 Peningkatan kualitas penyelenggaraan penyuluh pertanian
107
BAB VI
INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator kinerja Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu yang secara langsung mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Bengkulu ditampilkan dalam Tabel 6.1.
108
Tabel 6.1. Indikator Kinerja Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu Mendukung Pencapaian Indikator RPJMD Provinsi Bengkulu
No Indikator SasaranKondisi Awal Target
KondisiAkhir2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Panjang jalan usaha tani yang dibangun (m) 31.500 - - 29.700 32.500 25.000 30.000 148.700
2 Panjang jalan usaha Tani yang direhabilitasi (m) 0 - - 10.000 10.000 10.000 10.000 40.000
3 Panjang jalan sentra produksi yang di bangun (m) 106.600 0 38.000 30.900 30.000 30.000 26.500 155.400
4 Panjang Jalan sentra Produksi yang ditingkatkan kualitasnya (M) 34.100 - - 30.400 15.000 15.100 21.000 81.500
5 Luas Jaringan irigasi usaha tani yang diperbaiki/dibangun (Ha) - - 2.075 - - 1.500 425 4.000
6 Cetak sawah baru (ha) 91.651 91.791 2.000 1.500,0 100,0 95.391
7 Nilai Tukar Petani (NTP) 93,90 92,80-97,8095,20-100,20
96,66-101,66
97,11-102,11
98,59-103,59
101,14-106,14
101,14-106,14
8 Produksi Tanaman Pangan ( ton) :
a. padi 578.654 642.754642.754 -668.140
668.140-695.021
695.021-701.972
701.972-708.991
708.991-716.081
708.991-716.081
b. Jagung 52.785 95.70795.707-99.640
99.640-104.381
104.381-109.363
109.363-112.152
112.152-115.011
112.152-115.011
c. Kedelai 5.388 4.6654.665 -5.388
5.388 -5.949
5.949-6.008
6.008-6.069
6.069-6.129
6.069-6.129
9 Jumlah Desa Mandiri Benih yang dibangun 9 2 8 2 5 5 2 33
10 Produksi Tanaman Hortikultura ( ton) :
d.Cabe Merah 46.670 47.20747.207-47.826
47.826-48.458
48458-49104
49.104-49.764
49.764-50.431
49.764-50.431
e. Bawang Merah 471 521 521-630 630-693 693-800 800-1002800 -1.255
800 - 1.255
f- Jeruk 7.254 7.261 7.261-7.286 7.286- 8.488- 9.990- 11.867 - 11.867 -
109
No Indikator SasaranKondisi Awal Target Kondisi
Akhir2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
8.488 9.990 11.867 14.097 14.097
11 Jumlah Realisasi pengembangan tanaman melinjo (Batang) 0 - 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 50.000
12 Produksi Perkebunan unggulan (ton)
a. Kelapa Sawit 469,238 509,639509,639-553,519
553,519-601,177
601,177 -652,938
652,938 -709.156
709.156-770.285
709.156-770.285
b.Karet 93,552 96,43396,433-99,403
99,403-102,465
102,465-105,621
105,621-108.874
108.874-112.140
108.874-112.140
c. Kopi 56,374 63,61863,618-71,793
71,793-81,018
81,018-91,429
91,429-103.178
103.178-116.436
103.178-116.436
d. Pala 26 44 44-75 75-127 127-215 215-366 366-620 366-620
13 Jumlah Bibit Pala yang tersalur ke petani (batang) - - 46.557 1.000 1.000 1.000 1.000 50.557
14 Jumlah Bibit Kelapa Kopyor yang tersalur ke petani (batang) - - 1.750 1.750 1.750 1.750 1.750 8.750
15Jumlah Bibit Kelapa Pandan wangi yang tersalur ke petani(batang)
- - 1.750 1.750 1.750 1.750 1.750 8.750
16 Rasio Penyuluh terhadap Kelompok Tani 1:18 1:18 1:16 1:14 1:12 1:10 1:10 1:10
17 Jumlah Penyuluh Yang ditingkatkan Kompetensinya 0 30 30 120 120 120 120 540