bab i -...

92

Upload: vuongtram

Post on 31-Jan-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51
Page 2: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51
Page 3: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 – 2015 I-1

BAB I

P E N D A H U L U A N

A. LATAR BELAKANG

Rencana Strategis SKPD Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung atau yang

selanjutnya disebut Renstra DISHUB Kab. Bandung adalah dokumen perencanaan Dinas

Perhubungan Kabupaten Bandung untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra DISHUB Kab.

Bandung ini adalah Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung 2011 – 2015

menindaklanjuti Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2011 – 2015. Fungsi

Renstra Perhubungan dalam penyelenggaraan pembangunan daerah adalah untuk

mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) melalui perumusan visi, misi, tujuan,

strategi dan kebijakan bidang perhubungan.

Sebagaimana Surat Edaran Bupati Bandung Nomor 050/65-Bappeda Tanggal 24

Januari 2014, menimbang:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2011 – 2015;

bahwa penyusunan Perubahan Renstra SKPD berpedoman pada RPJMD berikut

perubahannya. Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 – 2015 ini tetap

menimbang pada Renstra Kementerian Perhubungan dan Renstra DISHUB Provinsi Jawa

Barat. Perubahan Renstra ini akan berdampak besar pada dokumen perencanaan

DISHUB Kab. Bandung untuk periode Tahun 2015 (Renja 2015).

Page 4: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 – 2015 I-2

B. LANDASAN HUKUM

Struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan DISHUB Kab. Bandung serta

pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran

urusan perhubungan di Kabupaten Bandung dilandasi oleh peraturan perundang-

undangan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang 12

Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;

5. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan;

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah;

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang

Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu

Lintas;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2011 tentang Forum Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan;

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan;

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan;

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

Page 5: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 – 2015 I-3

14. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Dekade

Aksi Keselamatan Jalan;

15. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 1993 tentang Marka Jalan;

16. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 61 Tahun 1993 tentang Rambu-Rambu

Lalu Lintas Jalan;

17. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 62 Tahun 1993 tentang Alat Pemberi

Isyarat Lalu Lintas;

18. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 63 Tahun 1993 tentang Persyaratan

Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, Kereta Tempelan,

Karoseri dan Bak Muatan serta Komponen-Komponennya;

19. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 64 Tahun 1993 tentang Persyaratan

Teknis Pemakaian Bahan Bakar Gas pada Kendaraan Bermotor;

20. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 65 Tahun 1993 tentang Fasilitas

Pendukung Kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

21. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 66 Tahun 1993 tentang Fasilitas Parkir

untuk Umum;

22. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 67 Tahun 1993 tentang Tata Cara

Pemeriksaan Persyaratan Teknis dan Laik Jalan Kendaraan;

23. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 69 Tahun 1993 tentang

Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan;

24. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 70 Tahun 1993 tentang Tarif

Penumpang dan Barang di Jalan;

25. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 71 Tahun 1993 tentang Pengujian

Berkala Kendaraan Bermotor;

26. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 72 Tahun 1993 tentang Perlengkapan

Kendaraan Bermotor;

27. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35 Tahun 1995 tentang Terminal dan

Transportasi Jalan;

28. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35 Tahun 2003 tentang

Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum;

29. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 5 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pemberian Penghargaan Wahana Tata Nugraha;

Page 6: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4

30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51 Tahun 2011 tentang Terminal Khusus

dan Terminal untuk Kepentingan Sendiri;

31. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 10 Tahun 2012 tentang Standar

Pelayanan Minimal Angkutan Masal Berbasis Jalan;

32. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 52 Tahun 2012 tentang Alur Pelayaran

Sungai dan Danau;

33. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 98 Tahun 2013 tentang Standar

Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam

Trayek;

34. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan

Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung;

35. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 9 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Kabupaten Bandung;

36. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 11 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa

Umum;

37. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa

Usaha;

38. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 13 Tahun 2012 tentang Retribusi

Perizinan Tertentu;

39. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2011 – 2015;

40. Peraturan Bupati Bandung No. 5 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata

Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bandung.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penyusunan Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 –

2015 ini adalah penyesuaian Renstra 2011 – 2015 dengan perubahan RPJMD Kabupaten

Bandung, dengan tujuan agar rumusan visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan bidang

perhubungan di Kabupaten Bandung lebih akuntabel dan realistis optimis sehingga

dapat tercapai sebagaimana target yang ditetapkan.

Page 7: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 – 2015 I-5

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun pokok bahasan dalam penulisan Perubahan renstra DISHUB Kab. Bandung

Tahun 2011 – 2015 serta susunan garis besar isi dokumen perencanaan ini adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Mengemukakan latar belakang penyusunan Renstra terkait dengan pengertian

dan fungsi Renstra, terkait dengan RPJMD dan penyelenggaraan pembangunan

di daerah, provinsi, serta pada tingkat pemerintah pusat.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DISHUB KAB. BANDUNG

Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) DISHUB Kab. Bandung

dalam penyelenggaraan urusan perhubungan dan pos telekomunikasi,

mengulas secara ringkas sumber daya yang dimiliki dalam penyelenggaraan

tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah

dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra DISHUB Kab. Bandung periode

sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas DISHUB Kab. Bandung

yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan

mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu

diatasi melalui Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung ini.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Mengemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor-

faktor yang mempengaruhinya, tugas dan fungsi SKPD yang terkait dengan visi,

misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih,

memaparkan juga faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan

DISHUB Kab. Bandung yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi

kepala daerah dan wakil kepala daerah, perumusan isu strategis pelayanan

SKPD, telaahan Renstra Kementerian Perhubungan, serta memaparkan

implikasi RTRW dan telaahan isu strategis yang akan ditangani melalui

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung.

Page 8: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 – 2015 I-6

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Mengemukakan rumusan pernyataan visi dan misi DISHUB Kab. Bandung,

tujuan, strategi, kebijakan, tujuan dan sasaran jangka menengah DISHUB Kab.

Bandung.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Mengemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok

sasaran, dan pendanaan indikatif.

BAB VI INDIKATOR KINERJA DISHUB KAB. BANDUNG YANG MENGACU PADA TUJUAN

DAN SASARAN RPJMD

Mengemukakan indikator kinerja DISHUB Kab. Bandung yang secara langsung

menunjukkan kinerja yang akan dicapai DISHUB Kab. Bandung sampai dengan

Tahun 2015 sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan

sasaran RPJMD.

Page 9: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-1

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DISHUB KAB. BANDUNG

Pada BAB II ini memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) DISHUB Kab.

Bandung dalam penyelenggaraan urusan perhubungan dan pos telekomunikasi,

mengulas secara ringkas sumber daya yang dimiliki dalam penyelenggaraan tugas dan

fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui

pelaksanaan Renstra DISHUB Kab. Bandung 2005 – 2010, mengemukakan capaian

program prioritas DISHUB Kab. Bandung yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan

RPJMD 2005 – 2010, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi

dan dinilai perlu diatasi melalui Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung ini.

A. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang

berdasarkan PERDA Kabupaten Bandung Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan

Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung dan Peraturan Bupati Bandung No. 5 Tahun

2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bandung,

mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan,

mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis pelaksanaan

urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di

bidang perhubungan dan sebagian bidang komunikasi dan informatika.

Kepala Dinas Perhubungan Kab. Bandung membawahkan:

1. Sekretariat, membawahkan:

a. Sub Bagian Penyusunan Program;

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

c. Sub Bagian Keuangan;

dengan fungsi perencanaan, penetapan rumusan kebijakan, pelaporan dan evaluasi

serta koordinasi pelayanan kesekretariatan, meliputi:

koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas Bidang secara

terpadu;

pelayanan administratif Dinas, pengelolaan administrasi umum dan

kerumahtanggaan;

Page 10: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-2

pengelolaan kelembagaan dan ketatalaksanaan serta hubungan masyarakat;

pengelolaan administrasi kepegawaian;

administrasi pengelolaan keuangan;

pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Dinas;

pengkoordinasian publikasi pelaksanaan tugas Dinas;

pengkoordinasian penyusunan dan penyampaian bahan pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas Dinas.

2. Bidang Lalu Lintas, membawahkan:

a. Seksi Manajemen Lalu Lintas;

b. Seksi Rekayasa Lalu Lintas;

c. Seksi Pengawasan dan Pengendalian.

dengan fungsi:

penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan dan pengelolaan

lalu lintas;

penetapan rencana umum jaringan lalu lintas jalan;

penetapan pengawasan dan pengendalian operasional terhadap penggunaan jalan

selain untuk kepentingan lalu lintas;

penetapan kelas jalan pada jaringan jalan kabupaten;

penetapan penentuan lokasi, pengadaan, pemasangan, pemeliharaan dan

penghapusan rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas,

alat pengendali dan pengamanan pemakai jalan serta fasilitas pendukung di

wilayah kabupaten;

penetapan penyelenggaraan andalalin di wilayah kabupaten;

penetapan penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu

lintas di jalan kabupaten;

penetapan penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan yang

mengakibatkan korban meninggal dunia dan / atau yang menjadi isu kabupaten;

penetapan pelayanan perizinan penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu

lintas di jalan kabupaten;

penetapan pengumpulan, pengolahan data dan analisis kecelakaan lalu lintas;

penetapan pelayanan pemberian izin usaha mendirikan pendidikan dan latihan

mengemudi;

Page 11: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-3

penetapan pemberian rekomendasi pemasangan periklanan pada kawasan

selektif;

pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan dan pengelolaan lalu lintas.

3. Bidang Angkutan, membawahkan:

a. Seksi Angkutan Orang;

b. Seksi Angkutan barang;

c. Seksi Angkutan Khusus dan Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan (ASDP).

dengan fungsi:

penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan dan pengelolaan

angkutan;

penetapan penyusunan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan kendaraan

untuk angkutan dalam trayek dan angkutan perintis;

penetapan pemberian izin trayek angkutan perdesaan / angkutan kota yang

wilayah pelayanannya dalam satu wilayah kabupaten;

penetapan penyusunan jaringan lintas angkutan barang;

penetapan wilayah operasi dan kebutuhan kendaraan untuk angkutan taksi;

penetapan pemberian izin operasi angkutan taksi;

penetapan pemberian rekomendasi operasi angkutan sewa;

penetapan pemberian izin usaha angkutan pariwisata dan angkutan barang;

penetapan pemberian ijin dispensasi angkutan umum dalam trayek;

penetapan tarif penumpang kelas ekonomi angkutan dalam kabupaten;

penetapan penyusunan rencana umum jaringan sungai dan danau;

penetapan lokasi pelabuhan sungai dan danau;

penetapan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan rambu penyeberangan;

penetapan pemberian izin pembuatan tempat penimbunan kayu (logpon), jaring

terapung dan kerambah di sungai dan danau;

penetapan pemetaan alur sungai untuk kebutuhan transportasi;

penetapan pembangunan, pemeliharaan, pengerukan alur pelayaran sungai dan

danau;

penetapan pengawasan pengoperasian angkutan sungai dan danau;

penetapan rumusan kebijakan penggunaan kendaraan tidak bermotor;

pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan dan pengelolaan angkutan.

Page 12: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-4

4. Bidang Teknik Prasarana, membawahkan:

a. Seksi Terminal;

b. Seksi Parkir;

c. Seksi Pos dan Telekomunikasi.

dengan fungsi:

penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan teknik prasarana;

penetapan penentuan lokasi fasilitas parkir untuk umum di jalan kabupaten;

penetapan pengoperasian fasilitas parkir untuk umum di jalan kabupaten;

penetapan pemberian izin penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas parkir

untuk umum;

pembangunan dan pengoperasian terminal angkutan barang;

penetapan lokasi terminal penumpang Tipe C;

penetapan pengesahan rancang bangun terminal penumpang Tipe C;

penetapan pembangunan pengoperasian terminal penumpang Tipe A, Tipe B dan

Tipe C;

penetapan pembangunan dan pengoperasian terminal angkutan barang;

penetapan penunjukan lokasi penimbangan muatan kendaraan angkutan barang;

penetapan penyelenggaraan pelayanan pos di perdesaan;

penetapan pemberian rekomendasi untuk pendirian kantor pusat jasa titipan;

penetapan pemberian izin dan penertiban jasa titipan untuk kantor agen;

penetapan pemberian izin penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk

keperluan pemerintah dan badan hukum sepanjang tidak menggunakan spektrum

frekuensi radio;

penetapan pemberian rekomendasi terhadap permohonan izin penyelenggaraan

jaringan tetap tertutup lokal wireline (end to end);

penetapan pemberian rekomendasi wilayah prioritas untuk pembangunan

kewajiban pelayanan universal di bidang telekomunikasi;

penetapan pemberian izin Instalatur Kabel Rumah/Gedung (IKR/G);

penetapan pengawasan / pengendalian pelaksanaan pembangunan

telekomunikasi perdesaan, penyelenggaraan warung telekomunikasi, warung

seluler atau sejenisnya;

penetapan pemberian izin kantor cabang dan loket pelayanan operator;

Page 13: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-5

penetapan pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menara telekomunikasi

sebagai sarana dan prasarana telekomunikasi;

penetapan pemberian izin galian untuk keperluan penggelaran kabel

telekomunikasi;

pelaksanaan perhitungan teknis sebagai dasar penetapan retribusi izin hinder

ordonantie (ordonansi gangguan);

penetapan pemberian izin instalansi penangkal petir dan genset;

penetapan pengendalian dan penertiban terhadap pelanggaran standarisasi pos

dan telekomunikasi;

penetapan pemberian izin usaha perdagangan alat perangkat telekomunikasi;

pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan teknik prasarana.

5. Bidang Teknik Keselamatan, membawahkan:

a. Seksi Pemeriksaan Kendaraan Bermotor (PKB);

b. Seksi Teknik Perbengkelan;

c. Seksi Penyuluhan.

dengan fungsi:

penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan teknik keselamatan;

penetapan pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor;

penetapan pelaksanaan pemeriksaan kendaraan di jalan sesuai kewenangannya;

pelaksanaan penunjukan lokasi dan pengelolaan pemeriksaan kendaraan

bermotor;

pelaksanaan penilaian dan penghapusan kendaraan bermotor;

pelaksanaan pelayanan administrasi pendaftaran dan registrasi dan mutasi serta

numpang uji kendaraan bermotor;

pelaksanaan pemeliharaan peralatan pemeriksaan kendaraan bermotor;

pelaksanaan pengaturan tentang pembatasan mengangkut orang dengan

kendaraan tidak bermotor;

penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan

pengelolaan teknik perbengkelan;

pemberian izin usaha bengkel umum kendaraan bemotor;

pelaksanaan pemeriksaan persyaratan teknis oleh bengkel umum kendaraan

bermotor;

Page 14: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-6

pelaksanaan rumusan kebijakan dalam pembuatan karoseri kereta gandengan,

kereta tempelan, bak muatan, modifikasi serta alat wajib memenuhi persyaratan

teknis kendaraan bermotor;

pelaksanaan rumusan kebijakan dalam pemberian pelayanan perijinan

penyelenggaraan bengkel umum kendaraan bermotor;

pelaksanaan penetapan ketentuan tambahan susunan alat – alat tambahan pada

mobil bus dan penumpang umum sebagai kendaraan umum;

pelaksanaan pembinaan operasional bengkel di bidang peningkatan

profesionalisme bagi tenaga mekanik melalui pendidikan dan pelatihan, bimbingan

dan arahan terhadap ketentuan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor;

pelaksanaan penelitian dan pengembangan pelayanan penyuluhan perhubungan;

pelaksanaan pelayanan penyuluhan perhubungan;

pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan

penyuluhan perhubungan;

pelaksanaan penyiapan sarana dan prasarana pendukung pelayanan penyuluhan

perhubungan;

pelaksanaan penyusunan penyuluhan dan pembinaan pemakai jalan;

pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan teknik keselamatan.

Adapun melekat pada tugas pokok dan fungsi yang diemban, bahwa Dinas

Perhubungan juga dibebani tugas selaku pengelola PAD Bidang Perhubungan dari sektor:

1. Retrbusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

Retribusi penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh

Pemerintah Daerah.

2. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

Retribusi pelayanan pengujian kendaraan bermotor, termasuk kendaraan bermotor

air.

3. Retribusi Terminal;

Retribusi atas pelayananan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang

dan bis umum, tempat kegiatan usaha dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal.

4. Retribusi Izin Trayek Angkutan Penumpang Umum;

Retribusi pemberian izin untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum

pada suatu atau beberapa trayek tertentu.

Page 15: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-7

Gambar II-1: Bagan Struktur Organisasi DISHUB Kab. Bandung

Page 16: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-8

B. SUMBER DAYA DISHUB KAB. BANDUNG

Kekuatan sumber daya manusia (SDM) di DISHUB Kab. Bandung pada posisi

Tanggal 31 Desember 2013 adalah seperti tergambar pada Tabel I-1 dan Tabel I-2.

Tabel II-1: Jumlah Pegawai Berdasarkan Kepangkatan dan Jabatan

No. Status Kepegawaian /

Golongan Esselon

JAFUNG JFU Jml. II b III a III b IV a

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) 1 1 4 15 15 137 173

a Golongan IV 1 1 3 3 - - 8

b Golongan III - - 1 12 6 27 46

c Golongan II - - - - 9 98 107

d Golongan I - - - - - 12 12

2 PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT) - - - - - 16 16

3 PEGAWAI HARIAN LEPAS (PHL) - - - - - 767 767 a Kategori I - - - - - 46 46

b Kategori II - - - - - 525 525

c Non Kategori - - - - - 196 196

J U M L A H 1 1 4 15 15 920 956

Tabel II-2: Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan

Status Kepegawaian Jml.

PNS PTT PHL

Kategori I Kategori II Non

Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8

1 SD 1 - - 19 - 20 2 SMP 7 - 2 86 196 291

3 SMA 114 12 32 319 - 477

4 D 1 - - - - - 0

5 D 2 4 - - 7 - 11

6 D 3 7 2 4 31 - 44

7 D 4 2 - - - - 2

8 S 1 25 2 8 63 - 98 9 S 2 13 - - - - 13

J U M L A H 173 16 46 525 196 956

Dari Tabel II-1 dapat terlihat bahwa kebutuhan pegawai di DISHUB Kab. Bandung

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tidak dapat dipenuhi oleh jumlah PNS yang

tersedia. Sehingga dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan untuk menangani wilayah

Kabupaten Bandung yang luas, terutama dalam hal pengendalian lalu lintas, terminal

dan parkir, banyak memanfaatkan tenaga PHL.

Page 17: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-9

PHL Non Kategori ditugaskan di sekretariat sejumlah 23 orang, terminal 49 orang

dan yang bertugas sebagai juru parkir sebanyak 124. Sampai dengan saat ini, data

tingkat pendidikan tenaga PHL Non Kategori masih belum ada. Di dalam Tabel I-2, untuk

sementara ditempatkan pada tingkat pendidikan rata-rata SMP.

Tabel II-1 dan Tabel II-2 di atas menunjukkan kekuatan SDM DISHUB Kab. Bandung

yang cukup memprihatinkan, di mana jumlah PTT dan PHL (81,9%) jauh lebih besar dari

jumlah PNS (18,1%). Sampai dengan 31 Desember 2013, hanya sebagian kecil SDM yaitu

sebesar 17,57% yang sudah mengenyam pendidikan perguruan tinggi, walaupun

meningkat dibanding Tahun 2012 yang hanya mencapai angka 15,12%.

Sumber daya lainnya yang dimiliki DISHUB Kab. Bandung dalam penyelenggaraan

tugas dan fungsinya adalah:

1. Kendaraan Dinas dan Operasional.

Inventaris kendaraan dinas dan operasional DISHUB Kab. Bandung berdasar kondisi

dan umur ekonomis adalah sebagai berikut:

Page 18: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-10

Tabel II-3: Inventaris Kendaraan Dinas dan Operasional

Uraian Nomor Kendaraan Tahun Usia

Kendaraan

Kendaraan Roda 4

Kendaraan Pejabat Eselon II 2013 1 tahun

PATWAL D 1111 S 1996 18 tahun

D 1163 V 2007 7 tahun

Unit PKB Keliling D 8117 V 2004 10 tahun Kendaraan Operasional D 1164 V 2007 7 tahun

D 1137 V 2003 11 tahun

D 1038 V 2003 11 tahun

D 1263 V 2003 11 tahun

D 54 S 2000 14 tahun

D 1213 V 1998 16 tahun

D 1345 V 1997 17 tahun D 1169 V 1995 19 tahun

D 1244 V 1992 22 tahun

D 8454 S 1992 22 tahun

Kendaraan Roda 2

PATWAL D 4430 V 2011 3 tahun

D 3026 V 2007 14 tahun D 3027 V 2007 14 tahun

D 2205 V 2005 9 tahun

D 2206 V 2005 9 tahun

D 2207 V 2005 9 tahun

D 2564 S 2001 13 tahun

Kendaraan Operasional 2013 1 tahun

2013 1 tahun D 3028 V 2007 7 tahun

D 2110 S 2004 10 tahun

D 4818 S 2004 10 tahun

D 2562 V 2001 13 tahun

D 2563 V 2001 13 tahun

2. Unit Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor.

Unit pelayanan PKB yang dimiliki DISHUB Kab. Bandung adalah sebanyak 2 (dua) unit

yang terdiri dari 1 (satu) unit pelayanan statis di kantor induk, dan 1 (satu) unit

pelayanan keliling yang digunakan untuk pengujian kendaraan bermotor di kantor

layanan Cileunyi dan Baleendah, serta untuk pelayanan PKB di daerah lainnya

terutama dalam rangka Pelayanan Terpadu Sabilulungan. Memperhatikan petunjuk

teknis standar pelayanan minimal bidang perhubungan, bahwa Kabupaten Bandung

optimalnya memiliki 6 (enam) unit pelayanan PKB – unit statis dan/atau unit keliling.

Page 19: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-11

3. Prasarana Terminal Penumpang Umum.

Terminal penumpang merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan

menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda

transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.

Terminal penumpang dikelompokkan menjadi:

a. Terminal Tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota

antar propinsi (AKAP), dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar

kota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota dan angkutan pedesaan.

b. Terminal Tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk AKDP, angkutan

kota dan angkutan pedesaan.

c. Terminal Tipe C, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.

Sebagaimana Keputusan Bupati Bandung Nomor 550/Kep.129-Dishub/2013 Tanggal

19 Februari 2013 tentang Penetapan Lokasi Terminal Angkutan Penumpang Umum

di Wilayah Kabupaten Bandung, bahwa di Kabupaten Bandung terdapat 9 (sembilan)

terminal dengan rincian sebagai berikut:

Tabel II-4: Terminal Penumpang Umum di Kab. Bandung

No. Nama

Terminal Tipe Lokasi Pemilik Lahan Keterangan

1. Cileunyi B Ds. Cileunyi Wetan Kec. Cileunyi

Ds. Cileunyi Wetan

Direncanakan untuk peningkatan fungsi sebagai Terminal Tipe A

2. Cicalengka B Ds. Cicalengka Kulon Kec. Cicalengka

Pemkab Luas tanah: 5.670 m2

3. Baleendah B Kel. Baleendah Kec. Baleendah

Pemkab Luas tanah: 7.196,35 m2

4. Ciparay B Ds. Pakutandang Kec. Ciparay

Ds. Pakutandang

5. Majalaya B Ds. Majakerta Kec. Majalaya

Pemkab Luas tanah: 3.526 m2

6. Soreang B Ds. Soreang Kec. Soreang

Pemkab Luas tanah: 1.902,89 m2

7. Banjaran B Ds. Banjaran Kulon Kec. Banjaran

Pemkab Luas tanah: 3.420 m2

8. Pangalengan B Ds. Pangalengan Kec. Pangalengan

Pemkab Luas tanah: 5.000 m2

9. Ciwidey B Ds. Ciwidey Kec. Ciwidey

PT. Primatama

Page 20: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-12

Terminal Cileunyi terbangun di atas lahan Pemerintah Desa. Terminal ini ditetapkan

sebagai Terminal Tipe B, walaupun luasan lahan dan fasilitas di dalamnya sangat

tidak memenuhi standar operasional Terminal Tipe B. Sementara itu, kawasan

Cileunyi merupakan titik temu jalur transportasi dari Jakarta dan sekitarnya yang

menuju arah selatan (Garut, Tasikmalaya dan sekitarnya, terus ke arah Jawa

Tengah/Timur) dan yang menuju arah utara (Sumedang, Cirebon dan sekitarnya

terus ke arah Jawa Tengah/Timur). Memperhatikan potensi dan aktifitas real AKAP

yang menaikkan dan menurunkan penumpang di Kawasan Cileunyi, bahwasanya

Kawasan Cileunyi sangat tepat untuk pengembangan Terminal Tipe A. Dengan

demikian, beban bagi Kota Bandung dalam konteks Bandung Metropolitan Area

(BMA) dapat dikurangi. Namun pun demikian, penunjukkan Kawasan Cileunyi

sebagai lokasi Terminal Tipe A di BMA tidaklah mudah, dikarenakan masih belum

tercapainya kata sepakat antara Pemerintah Pusat, Provinsi Jawa Barat, dan

Kabupaten/Kota di BMA terkait kepentingan masing-masing tingkat pemerintahan,

pertimbangan keilmuan, kajian, administrasi serta perencanaan.

Kecamatan Soreang merupakan Ibukota Kabupaten Bandung. Untuk ukuran ibukota,

Kecamatan Soreang tidak memiliki Terminal Tipe B yang layak.

Tabel II-5: Data Terminal Soreang

Luas Tanah 1902,89 m2

Daya Tampung 35 kendaraan

Luas Bangunan Kantor 63 m2

Luas Ruang Tunggu Tidak ada

Luas Toilet 2 buah, 21 m2

Status Kepemilikan Milik Pemkab Bandung Potensi kendaraan berdasarkan pengisian jalur trayek 1698 angkot, 75 L300, 15 bus

Jumlah kendaraan beroperasi per hari 534 angkot, 8 L300, 8 bus Sumber: Studi Kelayakan Pengembangan Terminal Penumpang di Soreang (DISHUB Kab. Bandung, 2012)

Memperhatikan data Terminal Soreang (Tabel I-3), jelas terlihat bahwa luasan

terminal tidak mampu menampung sejumlah kendaraan yang beroperasi setiap hari

keluar/masuk terminal. Hal ini mengakibatkan aktifitas kendaraan umum dan

penumpang yang seharusnya dilakukan di dalam terminal, menjadi tumpah ruah ke

ruas jalan di sekitar terminal. Menindaklanjuti kondisi eksisting dan urgensitas

kebutuhan prasarana terminal, serta potensi pengembangan jaringan trayek AKDP

menuju Ibukota Kabupaten Bandung, sangatlah tepat dilaksanakan pengembangan

terminal penumpang di Kawasan Soreang.

Page 21: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-13

Pembangunan Terminal Tipe B tentunya membutuhkan anggaran yang jumlahnya

sebanding (bahkan lebih untuk beberapa terminal) dengan seluruh anggaran belanja

langsung DISHUB Kab. Bandung Tahun 2013.

Beberapa lintasan dalam jaringan trayek lokal Kabupaten Bandung masih belum

terlayani oleh Terminal Tipe C. Pengembangan Terminal Tipe C di Kabupaten

Bandung direncanakan tidak kaku berwujud seperti bangunan terminal pada

umumnya, tetapi bisa saja berwujud seperti fasilitas U-Turn (fasilitas untuk berputar

arah) yang dilengkapi dengan shelter yang berjumlah lebih dari 1 (satu) sehingga

memiliki ukuran yang lebih panjang. Rencana lokasi pengembangan terminal tipe ini

menyesuaikan dengan ujung dan pangkal lintasan trayek.

Selain ke-9 terminal tersebut di atas, DISHUB Kab. Bandung memiliki lahan di Ds.

Cingcin Kec. Soreang seluas 29.288 m2 yang pernah dioperasionalkan sebagai relokasi

Terminal Soreang, namun sampai dengan Januari 2014 tidak difungsikan sebagai

terminal penumpang umum dikarenakan kendala teknis operasional dalam

implementasinya.

4. Prasarana Posko Pengamanan Lebaran.

DISHUB Kab. Bandung memiliki fasilitas posko pengendalian dan pengamanan lalu

lintas di Nagreg (luas tanah: 112 m2) dan Cijapati (luas tanah: 227 m2) yang

digunakan terutama pada Masa Angkutan Lebaran setiap tahunnya.

C. KINERJA PELAYANAN DISHUB KAB. BANDUNG

Pencapaian kinerja pelayanan DISHUB Kab. Bandung beserta anggaran dan

realisasi pendanaan pelayanan SKPD berdasarkan Renstra periode sebelumnya (2005 –

2010) adalah sebagaimana terangkum dalam Tabel II-6 dan Tabel II-7 berikut ini. Namun

pun demikian, target-realisasi-rasio capaian kinerja yang ditampilkan hanya untuk tahun

ke-5 (Tahun 2010), dikarenakan pada renstra periode dimaksud belum menggunakan

indikator SPM sebagai indikator kinerja.

SPM Bidang Perhubungan baru mulai diaplikasikan di Kabupaten Bandung per

Tahun 2012, menindaklanjuti Permen Perhubungan Nomor PM. 81 Tahun 2011 tentang

Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah

Kabupaten/Kota, yang kemudian ditindaklanjuti dengan Permen Perhubungan Nomor

PM. 2 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penerapan dan Pencapaian Standar

Page 22: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-14

Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.

Sampai dengan Laporan Teknis Tahunan Kinerja Penerapan dan Pencapaian SPM Bidang

Perhubungan Tahun 2013 dibuat, masih terdapat beberapa perbedaan persepsi tentang

cara pengukuran capaian kinerja untuk beberapa indikator.

Memperhatikan Tabel II-6 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar target kinerja

Renstra 2005 – 2010 sebagaimana disesuaikan dengan indikator kinerja Renstra 2010 –

2015 tercapai 100%, dan dicapai angka rata-rata rasio capaian kinerja Tahun 2010

sebesar 99,83%.

Sementara berdasarkan Tabel II-7, dapat disimpulkan bahwa kinerja Dinas

Perhubungan Kabupaten Bandung dalam hal pengelolaan hasil retribusi daerah memiliki

trend yang sangat baik, di mana rata-rata pertumbuhan angka realisasi mencapai Rp.

1.074.960.233,- jauh lebih besar dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan target

yang hanya mencapai Rp. 123.605.00,-. Dari perbandingan angka tersebut dapat dilihat

bahwa upaya yang dilakukan oleh DISHUB Kab. Bandung setiap tahunnya membuahkan

hasil yang cukup signifikan dalam hal pengelolaan retribusi daerah bidang perhubungan.

Angka rata-rata pertumbuhan diperoleh dari rumusan sebagai berikut:

Rata-rata pertumbuhan anggaran belanja tidak langsung dan belanja langsung

berada pada kisaran Rp. 1 Milyar dengan realisasi yang seimbang.

Rata-rata Rp. Tahun n – Rp. Tahun (n-1) + Rp. Tahun (n-1) – Rp. Tahun (n-2) + ...

pertumbuhan n

Page 23: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-15

Tabel II-6:

Pencapaian Kinerja Pelayanan DISHUB Kab. Bandung Berdasar Renstra 2005 – 2010

NO Indikator Kinerja Target SPM

(2014) Target IKK

Target Renstra 2005-2010 Realisasi Capaian Rasio Capaian

Tahun ke-5 (2010) Tahun ke-5 (2010) Tahun ke-5 (2010) (1) (2) (3) (4) (6) (11) (16)

1 Capaian target PAD Bidang Perhubungan (%) N/A N/A 90,00% 88,59% 98,43%

2 Tingkat ketersediaan unit pengujian kendaraan bermotor per populasi 4000 kendaraan wajib uji (%)

60% N/A 33,33% 33,33% 100,00%

3 Tingkat ketersediaan terminal angkutan penumpang (%)

40% N/A 66,67% 66,67% 100,00%

4 Tingkat ketersediaan angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan untuk jaringan jalan kabupaten (%)

75% N/A 38,52% 38,52% 100,00%

5 Rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap penumpang

N/A 1:15 1:12 1:12 100,00%

6 VCR dan LoS N/A N/A 0,84 (D) 0,84 (D) 100,00%

7 Tingkat ketersediaan halte pada wilayah yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek (%)

100% N/A 0,37% 0,37% 100,00%

8 Tingkat ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan (% rata-rata dariapada rambu, marka, dan guardrill)

60% N/A 0,35% 0,35% 100,00%

9 Persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan pengujian kendaraan bermotor

N/A N/A 100,00% 99,83% 99,83%

10 Tingkat pengendalian komunikasi dan informasi (%) N/A N/A 40,00% 40,00% 100,00%

Rata-rata rasio capaian kinerja Tahun 2010 99,83%

Page 24: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-16

Tabel II-7:

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan DISHUB Kab. Bandung Periode Renstra 2005 – 2010

Uraian Anggaran pada Tahun Realisasi pada Tahun

2007 2008 2009 2010 2007 2008 2009 2010 (1) (2) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

PENDAPATAN

Pendapatan Asli Daerah

Hasil Retribusi Daerah 4.600.000.000 4.022.000.000 4.710.000.000 4.970.815.000 4.395.895.800 3.034.300.300 3.224.880.700 3.412.621.600

BELANJA

Belanja Tidak Langsung 5.148.780.000 5.930.398.000 6.258.036.000 8.152.351.750 4.984.126.260 5.332.566.179 7.379.274.711 7.870.351.959

Belanja Langsung 7.913.576.000 5.642.875.000 3.758.842.025 4.652.875.950 7.574.915.025 4.914.693.500 3.566.539.060 4.492.583.631

Uraian Rasio antara Realisasi dan Anggaran pada Tahun Rata-rata Pertumbuhan

2007 2008 2009 2010 Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.)

(1) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

PENDAPATAN

Pendapatan Asli Daerah

Hasil Retribusi Daerah 95,56% 75,44% 68,47% 68,65% 123.605.000 1.074.960.233

BELANJA

Belanja Tidak Langsung 96,80% 89,92% 117,92% 96,54% 1.001.190.583 2.459.758.237

Belanja Langsung 95,72% 87,10% 94,88% 96,55% 1.086.900.017 1.188.846.353

Commented [i1]: Sumber: keu

Ada beda dengan lakip

Commented [i2]: Renstra RJP the biggest

Commented [i3]: Renstra RJP the biggest

Commented [i4]: Sumber: keu

Ada beda dengan lakip

Page 25: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-17

D. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN DINAS

PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54

Tahun 2010 tentang Pelaksanaan peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah, pada Lampiran IV tentang Tahapan dan Tata Cara Penyusunan

Renstra SKPD, bahwa pada bagian ini seharusnya dikemukakan hasil analisis terhadap

Renstra Kementerian dan Renstra DISHUB Prov. Jawa Barat, hasil telaahan RTRW, dan

hasil analisis terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi

pengembangan pelayanan SKPD pada lima tahun mendatang. Bagian ini kemudian harus

mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan

arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan. Namun pun demikian, pada

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung ini akan difokuskan pada analisis Renstra

Kementerian Perhubungan dan RTRW Kabupaten Bandung, dengan asumsi bahwa

analisis terhadap kedua hal tersebut cukup mengakumulasi dari keseluruhan hal yang

seharusnya ditelaah.

Membaca Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2010 – 2014, pada BAB II

Evaluasi Pencapaian Target Kinerja Kementerian Perhubungan Tahun 2005 – 2009,

berikut adalah beberapa yang dapat disimpulkan terkait beberapa kewenangan yang

ada pada Pemkab Bandung.

1. Transportasi Jalan

a. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Fasilitas

Transortasi Jalan

Selama kurun waktu Renstra 2005 – 2009 realisasi yang dicapai tidak sesuai

dengan target yang telah ditetapkan. Hal yang patut digarisbawahi di sini adalah

terkait ketidaktercapaiannya target rehabilitasi terminal serta target peningkatan

pelayanan angkutan umum.

Bahwa sampai dengan tahun 2008 rasio pencapaian target kinerja hanya berkisar

pada angka 37,04%, hal ini menunjukkan betapa sulitnya pengembangan

terminal penumpang umum yang representative di Indonesia – termasuk di

Kabupaten Bandung. Jikalaupun alokasi anggaran tersedia, ternyata

Page 26: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-18

permassalahan non teknis, sosial dan budaya menjadi kendala yang sangat

mendominasi.

Upaya peningkatan pelayanan angkutan penumpang umum – terutama terkait

pengembangan angkutan umum massal berbasis jalan, kendala yang bersumber

dari keterbatasan kewenangan serta keterlibatan berbagai unsur stakeholders

dalam kepengusahaan angkutan, juga dihadapi oleh Pemerintah Pusat, tidak saja

oleh Pemerintah Kabupaten Bandung.

Selama kurun waktu Renstra 2005 – 2009, Kementerian Perhubungan tidak dapat

merealisasikan satu pun upaya peningkatan pelayanan angkutan DAMRI

dikarenakan secara kewenangan dan tugas pokok merupakan bagian dari

kegiatan Kementerian BUMN melalui Perum Damri. Peningkatan pelayanan

angkutan umum massal yang menjadi kewenangan Kementerian Perhubungan

dalam hal ini adalah kebijakan/program pengadaan bus baru untuk keperintisan

angkutan jalan, bus kota/mahasiswa/pelajar, dan BRT, serta bus bantuan untuk

Damri.

Satu-satunya kegiatan yang berjalan sesuai dengan target adalah kegiatan yang

bersifat operasional terhadap penanganan muatan lebih, yaitu rehabilitasi

jembatan timbang. Hal ini bisa jadi dikarenakan lokus kewenangan utuh berada di

Kementerian, sehingga tidak perlu melibatkan banyak stakeholders dan tingkat

kebutuhan koordinasi tidak terlalu tinggi.

b. Program Restrukturisasi dan Reformasi Kelembagaan Transportasi Jalan

Satu-satunya kegiatan dalam program ini yang dinilai sangat berhasil melebihi

yang ditargetkan adalah Manajemen Rekayasa Lalu Lintas di Jalan Nasional, hal

ini tentu saja dikarenakan kewenangan utuh berada di Kementerian.

Kegiatan yang mendukung isu global tentang pembangunan yang berwawasan

lingkungan serta sistem transportasi berkelanjutan, ternyata memang sulit untuk

diaplikasikan. Kegiatan pengembangan prototipe sarana ramah lingkungan dan

kawasan percontohan, sama sekali tidak dapat direalisasikan. Kegiatan lain yang

tidak terealisasi pun adalah pengembangan data dan SIM, dan kesulitan

pendataan ini juga menjadi cerminan betapa sulitnya pengembangan data yang

baik untuk pembangunan sistem transportasi berkelanjutan di Indonesia,

termasuk di Kabupaten Bandung.

Page 27: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-19

Hal yang lebih mudah tampaknya untuk direalisasikan adalah kegiatan

sosialisasi/kampanye ketertiban lalin dan angkutan perkotaan, serta

pengembangan kota percontohan, walaupun rasio capaian kinerjanya tidak

begitu tinggi (diperkirakan hanya dua dari 18 target, atau 11,11%). Kegiatan ini

pun baru bisa dlaksanakan di akhir tahun periode Rentra. Hal ini menunjukkan

bahwa upaya pembenahan sistem transportasi agar menjadi berkelanjutan,

dengan paradigma yang berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya, sangatlah

sulit. Pengusungan paradigma dengan fokus optimalisasi pelayanan angkutan

penumpang umum, peningkatan moda share angkutan penumpang umum, serta

pembatasan mobilitas kendaraan bermotor pribadi yang diimbangi dengan

peningkatan aksesibilitas bagi jenis moda lainnya; bertolak belakang dengan

paradigma masyarakat dan stakeholders pada umumnya.

c. Program Pelayanan Aksesibilitas Pelayanan Angkutan Jalan

Kegiatan dalam program ini yang berupa kegiatan dengan output baru seperti

pengadaan bus rintisan, terlihat lebih mudah untuk direalisasikan. Namun untuk

pengembangan sarana dan prasarana angkutan massal sebagai pengganti

angkutan yang sudah berjalan, terlihat sangat sulit dengan rasio angka capaian

NIHIL. Pengadaan bus sedang dan bus besar meraih rata-rata rasio angka capaian

sebesar 32,30%. Walaupun tidak terlalu besar, namun dapat disimpulkan bahwa

pengadaan bus besar dan bus sedang untuk angkutan yang memang sudah

terlayani dengan jenis moda dimaksud ataupun angkutan yang sama sekali baru

jauh lebih mudah dibanding pengadaan sarana massal pengganti moda angkutan

kecil yang sudah beroperasi sebelumnya.

d. Program Peningkatan dan Pembangunan Prasarana dan Sarana Angkutan Jalan.

Sebagian besar kegiatan yang terealisasi dengan cukup baik dalam program ini

adalah pengadaan perlengkapan jalan.

2. Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan

Hampir seluruh program untuk ASDP dan kegiatan di dalamnya, realisasi kegiatannya

yang optimal tampak bertitikberat pada jenis angkutan penyeberangan.

Pengembangan angkutan sungai dan danau yang terealisasi hanya di akhir periode

Renstra yaitu di Tahun 2009 berupa pengadaan fasilitas keselamatan seperti rambu

sungai dan danau, serta pembangunan prasarana ASDP (dermaga danau).

Page 28: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-20

Sebagaimana dimaklumi bahwa di Kabupaten Bandung tidak memiliki angkutan

penyeberangan, sementara potensi angkutan sungai yang ada belum

dikembangkan, dan angkutan danau yang sudah ada cenderung berupa angkutan

wisata, bukan angkutan dalam trayek.

Adapun menelaah RTRW Kabupaten Bandung sebagaimana Perda Kabupaten

Bandung Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

Bandung Tahun 2007 Sampai Tahun 2027, terdapat beberapa hal yang perlu diakomodir

dalam Perda dimaksud terkait kewenangan yang ada pada DISHUB Kab. Bandung

sebagai berikut:

1. Penetapan koridor-koridor utama penghubung Kota dengan Kabupaten Bandung (Jl.

Kopo, Jl. M. Toha, Jl. Buahbatu-Bojongsoang, Jl. Cileunyi-Cinunuk-Cileunyi) sebagai

jalur angkutan massal berbasis jalan, sehingga hal ini dapat dijadikan dasar

pengembangan infrastruktur jalan. Selebihnya, diharapkan penetapan jalur angkutan

massal ini dapat mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk segera membina

AKDP yang memasuki wilayah Kabupaten Bandung menjadi angkutan massal

(minimal bentuk bus menggantikan angkot seperti AKDP Soreang – Leuwipanjang).

2. Penetapan target pengembangan jaringan jalan dan pertumbuhan kapasitas jalan

dengan angka tingkat pertumbuhan (%) secara eksplisit tiap tahun, untuk

mengakomodir pertumbuhan penduduk dan kendaraan bermotor.

3. Penetapan 9 kecamatan sebagai lokasi terminal (minimal type B), yaitu Soreang,

Ciwidey, Banjaran, Pangalengan, Baleendah, Ciparay, Majalaya, Cicalengka, dan

Cileunyi. Diarahkan untuk ditetapkan minimal Type B, agar tidak menutup rencana

pengembangan Terminal Type A di Cileunyi (FS sudah dilaksanakan Tahun 2012). Hal

ini juga berarti tidak menutup kemungkinan pengembangan Terminal Type C

(terminal angkutan lokal/shelter terpadu) di kecamatan yang sama pada desa yang

berbeda, maupun kecamatan/desa yang lain.

4. Penetapan tahun rencana pengembangan terminal barang (termasuk salah satu di

dalamnya adalah terminal stockpile batubara, FSsudah dilaksanakan Tahun 2012).

5. Penetapan tahun rencana pengembangan Terminal Terpadu Alamendah (FS sudah

dilaksanakan Tahun 2012) sebagai tindak lanjut penanganan daerah rawan

kecelakaan, rawan kemacetan, serta pengembangan agrowisata.

Page 29: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-21

6. Penetapan wilayah-wilayah pengembangan serta koridor-koridor utama (Jl. Kopo, Jl.

M. Toha, Jl. Buahbatu-Bojongsoang, Jl. Cileunyi-Cinunuk-Cileunyi) sebagai wilayah

yang harus memaksimalkan peran angkutan umum sebagai solusi kemacetan. Hal ini

selanjutnya harus ditindaklanjuti dengan petunjuk teknis, yang menetapkan

beberapa kriteria wilayah yang memaksimalkan fungsi angkutan umum, di

antaranya:

a. jenis tata guna lahan (mixed use dan batasannya);

b. jenis permukiman (horizontal dan/atau vertikal);

c. jaringan jalan dan jaringan fasilitas pejalan kaki (pedestrianization) pada radius

layanan optimal angkutan umum.

Hal-hal tersebut di atas telah disampaikan dalam proses review Perda Kabupaten

Bandung Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

Bandung Tahun 2007 Sampai Tahun 2027, yang pada saat penyusunan Perubahan

Renstra ini proses review masih berlangsung.

Mengingat isu global tentang pembangunan berwawasan lingkungan dan

pengembangan sistem transportasi yang berkelanjutan, memperhatikan angka rasio

capaian kinerja Kementerian Perhubungan pada Renstra periode sampai dengan 2009,

dapat disimpulkan bahwa jenis pelayanan yang harus dikembangkan adalah optimalisasi

pelayanan angkutan penumpang umum, peningkatan moda share angkutan penumpang

umum, serta pembatasan mobilitas kendaraan bermotor pribadi yang diimbangi dengan

peningkatan aksesibilitas bagi jenis moda lainnya.

Menimbang fakta daya dukung alam yang semakin menurun serta sumber daya

alam (terutama bahan bakar minyak) semakin terbatas, maka jenis pelayanan tersebut

di atas sangat diperlukan dalam volume yang besar serta intensitas yang sangat tinggi,

untuk mengimbangi kesulitan pelaksanaan kegiatan dikarenakan multi kepentingan,

ragam stakeholders, sistem kepengusahaan angkutan penumpang umum yang sekarang

berjalan, tingkat kesulitas koordinasi horizontal dan vertikal, serta kendala sosial dan

budaya dalam pelaksanaan manajemen perubahan.

Sementara arahan lokasi pengembangan pelayanan sebagaimana tersebut di atas,

adalah di seluruh kawasan perkotaan dan ibukota kecamatan dalam wilayah Kabupaten

Bandung. Namun pun demikian, mengingat bahwa kelemahan internal dan tantangan

maupun hambatan dari lingkungan eksternal yang masih sangat tinggi, maka dalam

Perubahan Renstra ini inti dan fokus program maupun kegiatan (setidaknya untuk

Page 30: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-22

Tahun 2014 dan 2015) masih harus berupa penguatan internal DISHUB Kab. Bandung,

baik dari sisi perencanaan, penyusunan dasar legalitas bertindak, serta pembenahan

SDM. Jika kekuatan internal sudah lebih baik, maka tindakan pengembangan pelayanan

ke arah eksternal dapat dilaksanakan secara lebih siap dengan target terealisasi 100,00%

dan menghasilkan outcome yang baik.

Page 31: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-1

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Bab ini memaparkan permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor-

faktor yang mempengaruhinya, tugas dan fungsi SKPD yang terkait dengan visi, misi,

serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Selebihnya juga diuraikan

tentang faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan DISHUB Kab. Bandung

yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala

daerah, perumusan isu strategis pelayanan SKPD, telaahan Renstra Kementerian

Perhubungan, implikasi RTRW serta telaahan isu strategis yang akan ditangani melalui

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung.

A. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG

Identifikasi permasalahan pada bagian ini dipaparkan berdasarkan pada kekuatan

dan kelemahan yang ada lingkungan internal DISHUB serta potensi, peluang, hambatan

serta tantangan yang muncul dari lingkungan eksternal. Inventarisasi kekuatan,

kelemahan, peluang dan tantangan yang ada adalah sebagaimana Tabel III-1 berikut.

Page 32: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-2

Tabel III-1: Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan DISHUB Kab. Bandung

Kekuatan (Strengths) Kelemahan

(Weaknesses) Peluang (Opportunities)

Hambatan dan Tantangan (Threaths and Challenges)

Tugas dan fungsi yang luas dalam hal perencanaan dan manajemen angkutan, pembinaan angkutan umum dalam trayek maupun tidak dalam trayek, serta kendaraan tidak bermotor

Tugas dan fungsi yang luas dalam hal pembinaan terminal, parkir dan postel

Hasil kajian TA. 2012: feasibility study Terminal Type A di Wilayah Cileunyi, terminal barang di Wilayah Rancaekek, Terminal Angkutan Wisata Ciwidey di Alamendah sebagai mitigasi keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan

Keberadaan Terminal Angkutan Penumpang di Cingcin memungkinkan penataan simpul transportasi di ibukota Kabupaten

Tersedianya tenaga penguji yang cukup

Tugas fungsi penyuluhan menjadi gerbang pembangunan SDM di lingkungan internal DISHUB dan lingkungan eksternal (masyarakat luas) yang tertib dan menjaga keselamatan lalu lintas

UU 22/2009 belum secara menyeluruh ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan di bawahnya

Keterbatasan SDM secara kualitatif (non-kuantitatif)

Lahan dan bangunan terminal penumpang umum yang ada belum secara representative memadai dan mampu melayani aktivitas angkutan umum dan penumpangnya

Keterbatasan jumlah unit pelayanan pengujian kendaraan bermotor

Pemahaman global dan nasional tentang peran penting angkutan umum sebagai moda masa depan, solusi kemacetan, solusi konservasi lingkungan dalam sektor transportasi

Operasional angkutan umum di lapangan masih cukup potensial (terlihat dari realisasi PAD Retribusi Terminal yang sangat baik setiap tahunnya)

Bangkitan kebutuhan angkutan taksi mulai ada di Kabupaten Bandung

Pertumbuhan kegiatan pariwisata di Kabupaten Bandung mendorong perkembangan angkutan pariwisata

Geliat Jaringan Logistik dan Angkutan Barang

Pemahaman global dan nasional tentang global warming dan climate change merupakan peluang bagi peningkatan peran Bidang Teknik Keselamatan di masa depan dalam hal uji emisi gas buang

Jumlah kendaraan yang terus meningkat drastis merupakan potensi PKB

Keterbatasan alokasi anggaran untuk pengembangan sistem transportasi berkelanjutan

Belum terciptanya koordinasi yang baik antar SKPD untuk pengembangan transit oriented development sebagai salah satu bagian inti daripada pembangunan yang berkelanjutan

Kebutuhan angkutan yang tinggi direspon kurang tepat (meningkatnya jumlah dan lokasi sebaran ojeg, serta penggunaan kendaraan pribadi, sementara okupansi angkutan umum semakin menurun)

Kendaraan tidak bermotor yang ditarik hewan masih banyak beroperasi

3 terminal (Cileunyi, Ciwidey, Ciparay) dari 9 terminal tipe B di Kabupaten Bandung masih berdiri di atas lahan milik non-Pemkab Bandung (desa dan/atau swasta), yang disewa dengan sistem bagi hasil retribusi terminal, dan terkadang muncul silang kepentingan antara pemilik lahan dengan kepentingan pelayanan terminal

Klasifikasi perbengkelan di Kabupaten Bandung masih terbatas pada bengkel terdaftar, belum ada bengkel tertunjuk (ditunjuk untuk melaksanakan perbaikan kendaraan agar memenuhi syarat teknis laik jalan) maupun bengkel pelaksana (bengkel yang mendapat izin sebagai pelaksana uji emisi kendaraan)

Fungsi bidang lalu lintas dalam hal manajemen dan rekayasa lalu lintas cenderung beririsan dengan tugas fungsi Kepolisian, (Perbup tentang tugas fungsi DISHUB Kab. Bandung diterbitkan Tahun 2008, sementara UU LLAJ diterbitkan Tahun 2009). Hal tersebut dapat dianggap dan dikembangkan sebagai peluang (oppotunities) maupun menjadi suatu hambatan (threats) dalam berkinerja

Luas wilayah Kabupaten Bandung ± 176.238,67 Ha sebagai peluang (opportunities) maupun tantangan dalam menciptakan pelayanan angkutan yang optimal

Page 33: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-3

B. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM BUPATI DAN WAKIL BUPATI

BANDUNG

Visi yang diarahkan oleh Bapak Bupati Bandung yang kemudian ditetapkan sebagai

visi Pemerintah Kabupaten Bandung dan dituangkan dalam RPJMD tahun 2010 – 2015

adalah “Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing,

melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan,

Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”.

Yang dimaksud dengan maju adalah kondisi sumber daya manusia Kabupaten

Bandung yang memiliki kepribadian baik, berakhlak mulia dan berkualitas pendidikan

yang tinggi. Mandiri, kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang mampu memenuhi

kebutuhan sendiri, untuk lebih maju serta mampu mewujudkan kehidupan yang sejajar

dan sederajat dengan daerah lain yang telah maju, dengan mengandalkan kemampuan

dan kekuatan sendiri. Berdaya saing, kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang

memiliki kemampuan untuk bersaing dengan sehat dalam lingkup regional maupun

nasional, yang mencakup berbagai aspek yaitu : aspek kesejahteraan masyarakat, aspek

pelayanan umum dan aspek daya saing daerah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan

pembangunan Kabupaten Bandung.

Tata kelola pemerintahan yang baik, kondisi penyelenggaraan Pemerintahan

Kabupaten Bandung yang dilakukan secara terpadu dan bertanggung jawab, dengan

menjaga sinergitas interaksi yang bersifat konstruktif diantara tiga domain utama, yaitu

pemerintah, swasta dan masyarakat, serta memperhatikan tingkat efisiensi, efektivitas,

partisipatif yang berlandaskan hukum, menjunjung tinggi keadilan, demokratisasi,

transparan, responsif, serta berorientasi pada konsensus, kesetaraan dan akuntabel.

Pemantapan pembangunan perdesaan, kondisi pelaksanaan pembangunan di

Kabupaten Bandung memberikan perhatian yang besar dan sungguh-sungguh terhadap

pengembangan perdesaan, peningkatan kualitas SDM kelembagaan perdesaan,

peningkatan ketersediaan infrastruktur perdesaan, penyediaan sistem transportasi

perdesaan yang memadai, peningkatan produk pertanian yang berdaya saing,

pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat serta pemberdayaan masyarakat perdesaan.

Page 34: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-4

Religius, kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki nilai-nilai, norma,

semangat dan kaidah agama, khususnya Islam yang diyakini dan dianut serta menjadi

karakter dan identitas mayoritas Kabupaten Bandung, yang harus menjiwai, mewarnai

dan menjadi ruh atau pedoman bagi seluruh aktivitas kehidupan, termasuk

penyelengaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, dengan tetap

menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan hidup beragama. Kultural, kondisi

masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki nilai-nilai budaya sunda yang baik,

melekat dan menjadi jati diri, yang harus terus tumbuh dan berkembang seiring dengan

laju pembangunan, serta menjadi perekat bagi keselarasan dan kestabilan sosial.

Pengembangan budaya sunda tersebut dilakukan dengan tetap menghargai pluralitas

kehidupan masyarakat secara proporsional.

Berwawasan lingkungan, kondisi masyarakat Kabupaten Bandung memiliki

pengertian dan kepedulian yang tinggi terhadap keseimbangan alam dan kelestarian

lingkungan yang didasari oleh kesadaran akan fungsi strategis lingkungan terhadap

keberlangsungan hidup manusia. Daya dukung dan kualitas lingkungan, harus menjadi

acuan utama segala aktivitas pembangunan, agar tercipta tatanan kehidupan yang

seimbang, nyaman dan berkelanjutan.

Misi Kabupaten Bandung dirumuskan sebanyak 7 (tujuh) misi dalam rangka

pencapaian Visi Kabupaten Bandung. Misi pertama: “meningkatkan profesionalisme

birokrasi” dengan meneladani 4 (empat) karakter kepemimpinan Rasulullah SAW siddiq

(benar), tabligh (menyampaikan), amanah (jujur), fathonah (cerdas). Misi kedua:

“meningkatkan kualitas SDM (pendidikan dan kesehatan) yang berlandaskan Iman dan

takwa serta melestarikan budaya sunda”, karakter masyarakat sunda yang boga wani,

wanoh, wiwaha tur wijaksana bekerja secara sabilulungan, dengan pengertian

sareundeuk, saigel, sabobot sapihanean, rempug jukung sauyunan, rampag gawe

babarengan (kerjasama satu tujuan). Misi ketiga: “memantapkan pembangunan

perdesaan”. Mayoritas wilayah Kabupaten Bandung adalah perdesaan, oleh karena itu

tumpuan pembangunan, salah satunya diarahkan pada wilayah perdesaan melalui

peningkatan infrastruktur perdesaan, peningkatan kapasitas dan kapabilitas

pemerintahan desa, peningkatan keswadayaan dan kegotongroyongan masyarakat desa,

peningkatan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat, perkuatan lembaga-lembaga

keuangan mikro di desa, peningkatan pendapatan asli daerah desa, peningkatan peran

Page 35: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-5

serta kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi, kestabilan harga dan akses

pangan, serta pengembangan teknologi pengolahan pangan non beras. Perwujudan

tersebut akan mengurangi beban dan kewajiban wilayah perkotaan dalam menyediakan

sistem pelayanan.

Misi keempat : “meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah”. Misi kelima:

“meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah”.

Ketersediaan infrastruktur sebagai penunjang utama pencapaian visi, akan

mempengaruhi tingkat pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat. Selain itu,

ketersediaan infrastruktur menjadi katalisator pencapaian pembangunan pada bidang

lainnya. Upaya untuk melaksanakan misi ini di anataranya adalah peningkatan kualitas

dan kuantitas infrastruktur dasar wilayah, pengaturan pola penggunaan lahan pada

wilayah yang berkembang pesat, peningkatan pelayanan pengendalian pemanfaatan

ruang kepada masyarakat, peningkatan kualitas SDM perhubungan serta peningkatan

sarana dan prasarana perhubungan. Misi keenam: “meningkatkan ekonomi kerakyatan

yang berdaya saing”, di antaranya penerapan konsep ekonomi perdesaan melalui One

Village One Product (OVOP), pembangunan dan pengembangan kawasan agropolitan;

pembangunan dan pengembangan kawasan wisata serta penataan pedagang kaki lima

dan asongan.

Misi ketujuh: “memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan

pembangunan berkelanjutan”. Kabupaten Bandung merupakan wilayah yang rawan

bencana, baik bencana banjir, longsor/gerakan tanah dan gempa. Pemulihan

keseimbangan lingkungan setelah terjadinya bencana serta penerapan pembangunan

yang berkelanjutan merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Kegiatan-kegiatan

penunjang misi ini di antaranya pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan

hidup, peningkatan sarana dan prasarana pemantauan lingkungan, pengembangan

sistem informasi lingkungan, penyusunan data dan informasi dalam rangka identifikasi

dan interpretasi daerah potensi bencana.

Adapun faktor penghambat dan pendorong pelayanan DISHUB Kab. Bandung yang

dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi tersebut di atas adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan dan pengembangan sistem transportasi di Kabupaten Bandung sebagai

tugas fungsi pokok DISHUB Kab. Bandung menjadi pendukung utama untuk

pencapaian visi Kabupaten Bandung yang mandiri dan berdaya saing, pemantapan

Page 36: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-6

pembangunan perdesaan melalui penyediaan sistem transportasi perdesaan yang

memadai.

2. Sejalan dengan isu global tentang climate change dan sustainable development

(pembangunan yang berkelanjutan), maka paradigma sustainable transport system

(sistem transportasi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan) dan transit

oriented development (pembangunan yang berorientasi kepada optimalisasi

pelayanan angkutan umum), seharusnya menjadi acuan utama dalam pelaksanaan

tugas fungsi bidang perhubungan di Kabupaten Bandung, agar tercipta tatanan

kehidupan yang seimbang, nyaman dan berkelanjutan.

3. Data kepegawaian yang tersaji di BAB I menunjukkan bahwa DISHUB Kab. Bandung

kurang memiliki strength (kekuatan) untuk melaksanakan misi pertama:

“meningkatkan profesionalisme birokrasi” dengan meneladani 4 (empat) karakter

kepemimpinan Rasulullah SAW siddiq (benar), tabligh (menyampaikan), amanah

(jujur), fathonah (cerdas).

4. Budaya sunda yang boga wani, wanoh, wiwaha tur wijaksana bekerja secara

sabilulungan, dengan pengertian sareundeuk, saigel, sabobot sapihanean, rempug

jukung sauyunan, rampag gawe babarengan (kerjasama satu tujuan) merupakan

solusi bagi isu multi stakeholders yang menuntut intensif kooordinasi.

5. Target misi ketiga: “memantapkan pembangunan perdesaan”, akan mengurangi

beban dan kewajiban wilayah perkotaan dalam menyediakan sistem pelayanan. Hal

ini sejalan dengan solusi permasalahan transportasi, di mana untuk meminimalisir

perjalanan maka setiap wilayah termasuk perdesaan harus mampu melayani

kebutuhan dasar penduduknya, sehingga tidak harus menempuh perjalanan menuju

wilayah lain, terutama perkotaan.

6. Misi kelima: “meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang

wilayah” menjadi penguat tugas fungsi pelayanan DISHUB Kab. Bandung dalam

penyediaan dan peningkatan sarana prasarana perhubungan sebagai katalisator

pencapaian pembangunan pada bidang lainnya.

7. Target sasaran misi keenam: “meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya

saing”, seperti konsep ekonomi perdesaan One Village One Product, pengembangan

kawasan agropolitan, pembangunan dan pengembangan kawasan wisata serta

penataan pedagang kaki lima dan asongan, menjadi faktor penghambat sekaligus

Page 37: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-7

pendorong pelaksanaan tugas fungsi DISHUB Kab. Bandung dalam hal manajemen

rekayasa lalu lintas dan angkutan jalan.

8. Secara eksplisit, target pelaksanaan misi ketujuh: “memulihkan keseimbangan

lingkungan dan menerapkan pembangunan berkelanjutan” cenderung

menitikberatkan pada interpretasi potensi bencana yang kerap terjadi di Kabupaten

Bandung (banjir, longsor/gerakan tanah dan gempa). Namun pun demikian, faktor

pendorong pelayanan DISHUB Kab. Bandung berupa pemahaman global dan nasional

tentang peran penting angkutan umum sebagai moda masa depan, solusi kemacetan,

serta solusi konservasi lingkungan dalam sektor transportasi, dapat mempengaruhi

pencapaian misi ini.

C. TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Visi Kementerian Perhubungan adalah “terwujudnya pelayanan transportasi yang

handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah”. Pelayanan transportasi yang

handal, diindikasikan oleh penyelenggaraan transportasi yang aman (security), selamat

(safety), nyaman (comfortable), tepat waktu (punctuality), terpelihara, mencukupi

kebutuhan, menjangkau seluruh pelosok tanah air serta mampu mendukung

pembangunan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pelayanan transportasi yang berdaya saing diindikasikan oleh penyelenggaraan

transportasi yang efisien, dengan harga terjangkau (affordability) oleh semua lapisan

masyarakat, ramah lingkungan, berkelanjutan, dilayani oleh SDM yang profesional,

mandiri dan produktif. Pelayanan transportasi yang memberikan nilai tambah

diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang mampu mendorong

pertumbuhan produksi nasional melalui iklim usaha yang kondusif bagi berkembangnya

peran serta masyarakat, usaha kecil, menengah dan koperasi, mengendalikan laju inflasi

melalui kelancaran mobilitas orang dan distribusi barang ke seluruh pelosok tanah air,

sehingga mampu memberikan kontribusi bagi percepatan pertumbuhan ekonomi

nasional serta menciptakan lapangan kerja terutama pada sektor-sektor andalan yang

mendapat manfaat dari kelancaran pelayanan transportasi.

Untuk mencapai visi tersebut, dirumuskan misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi dalam upaya peningkatan

pelayanan jasa transportasi.

Page 38: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-8

Upaya bertahap membenahi sistem keselamatan dan keamanan transportasi menuju

kondisi zero to accident.

2. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk

mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah.

Yang menajadi fokus perhatian adalah aksesibilitas di kawasan pedesaan, kawasan

pedalaman, kawasan tertinggal termasuk kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil

terluar.

3. Meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi.

Dalam kondisi keuangan negara yang terimbas krisis keuangan dunia tentunya sangat

berpengaruh terhadap kinerja pelayanan jasa transportasi karena masih terdapat

beberapa operator yang memiliki keterbatasan kemampuan melakukan perawatan

dan peremajaan armada, demikian pula pemerintah secara bertahap dengan dana

yang terbatas melakukan rehabilitasi dan pembangunan infrastruktur, sedangkan

belum seluruh masyarakat pengguna jasa memiliki daya beli yang memadai.

4. Melanjutkan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang peraturan,

kelembagaan, sumber daya manusia (SDM), dan penegakan hukum secara konsisten.

Sesuai dengan prinsip good governance telah dilaksanakan restrukturisasi dan

reformasi dalam penyelenggaraan transportasi dengan pemisahan yang jelas antara

peran pemerintah, swasta dan masyarakat. Restrukturisasi di bidang kelembagaan,

menempatkan posisi Kementerian Perhubungan sebagai regulator dan melimpahkan

sebagian kewenangan di bidang perhubungan kepada daerah dalam bentuk

dekonsentrasi, desentralisasi dan tugas pembantuan. Reformasi di bidang regulasi

(regulatory reform) diarahkan kepada penghilangan restriksi yang memungkinkan

swasta berperan secara penuh dalam penyelenggaraan jasa transportasi. Penegakan

hukum dilakukan secara konsisten dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam

proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan jasa

transportasi.

5. Mewujudkan pengembangan teknologi transportasi yang ramah lingkungan untuk

mengantisipasi perubahan iklim.

Peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan dalam penyelenggaraan jasa

transportasi dititikberatkan kepada penambahan kapasitas sarana dan prasarana

Page 39: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-9

transportasi, perbaikan pelayanan melalui pengembangan dan penerapan teknologi

transportasi yang ramah lingkungan sesuai dengan isu perubahan iklim (global

warming) sejalan dengan perkembangan permintaan dan preferensi masyarakat.

Dalam peningkatan kapasitas dan pelayanan jasa transportasi senantiasa

berpedoman kepada prinsip pembangunan berkelanjutan yang dituangkan dalam

rencana induk, pedoman teknis dan skema pendanaan yang ditetapkan.

Adapun tujuan Renstra Kementerian Perhubungan adalah mewujudkan

penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien yang didukung SDM transportasi

yang berkompeten guna mendukung perwujudan Indonesia yang lebih sejahtera, sejalan

dengan perwujudan Indonesia yang aman dan damai serta adil dan demokratis.

Penyelenggaraan kegiatan transportasi yang efektif berkaitan dengan ketersediaan

aksesibilitas, optimalisasi kapasitas, maksimalisasi kualitas serta keterjangkauan dalam

pelayanan, sedangkan penyelenggaraan transportasi yang efisien berkaitan dengan

kemampuan pengembangan dan penerapan teknologi transportasi serta peningkatan

kualitas SDM transportasi yang berdampak kepada maksimalisasi dayaguna dan

minimasi biaya yang menjadi beban masyarakat.

Sasaran pembangunan transportasi nasional Tahun 2010-2014 adalah:

a. Meningkatnya keselamatan, keamanan, dan pelayanan sarana dan prasarana

transportasi sesuai Standar Pelayanan Minimal.

b. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana

transportasi guna mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah.

c. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi untuk mengurangi

backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi.

d. Peningkatan kualitas SDM dan melanjutkan restrukturisasi kelembagaan dan

reformasi regulasi.

e. Meningkatkan pengembangan teknologi transportasi yang efisien dan ramah

lingkungan sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim.

Secara lebih terinci sasaran pembangunan transportasi diwujudkan dalam sasaran

sub sektor perhubungan. Menimbang tugas fungsi DISHUB Kab. Bandung, sasaran sub

sektor Kementerian Perhubungan yang ditelaah di sini hanya meliputi bidang

Page 40: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-10

transportasi jalan, bidang keselamatan transportasi darat, bidang transportasi perkotaan

dan bidang transportasi SDP.

1. Bidang Transportasi Jalan:

a. Meningkatnya kondisi prasarana LLAJ terutama menurunnya jumlah pelanggaran

lalu lintas dan muatan lebih di jalan sehingga dapat menurunkan kerugian

ekonomi yang diakibatkannya.

b. Peningkatan kelaikan dan jumlah sarana LLAJ.

c. Menurunnya tingkat kecelakaan dan fatalitas kecelakaan lalu lintas di jalan serta

meningkatnya kualitas pelayanan angkutan dalam hal ketertiban, keamanan dan

kenyaman transportasi jalan, terutama angkutan umum di perkotaan, pedesaan

dan antarkota.

d. Meningkatnya keterpaduan antarmoda dan efisiensi dalam mendukung mobilitas

manusia, barang dan jasa, mendukung perwujudan sistem transportasi nasional

dan wilayah (lokal), serta terciptanya pola distribusi nasional.

e. Meningkatnya keterjangkauan pelayanan transportasi umum bagi masyarakat

luas di perkotaan dan pedesaan serta dukungan pelayanan transportasi jalan

perintis di wilayah terpencil untuk mendukung pengembangan wilayah.

f. Meningkatnya efektivitas regulasi dan kelembagaan transportasi jalan, melalui:

1) Desentralisasi dan otonomi daerah, peningkatan koordinasi dan kerjasama

antarlembaga dan antarpemerintah pusat dan daerah dalam pembinaan

transportasi jalan, terutama untuk angkutan perkotaan, pedesaan dan

antarkota dalam provinsi.

2) Meningkatnya peran serta swasta dan masyarakat dalam penyelenggaraan

transportasi jalan (angkutan perkotaan, pedesaan, dan antarkota).

3) Memperjelas peran regulator, pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta

BUMN dan BUMD dalam pelayanan transportasi publik.

g. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas yang baik, dan

penanganan dampak polusi udara serta pengembangan teknologi sarana yang

ramah lingkungan, terutama di wilayah perkotaan.

h. Meningkatnya SDM profesional dalam perencanaan pembinaan dan

penyelenggaraan LLAJ.

Page 41: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-11

i. Terwujudnya penyelenggaraan angkutan perkotaan yang efisien dengan berbasis

masyarakat dan wilayah, andal dan ramah lingkungan serta terjangkau bagi

masyarakat. Untuk itu perlu didukung perencanaan transportasi perkotaan yang

terpadu dengan pengembangan wilayah dan mengantisipasi perkembangan

permintaan pelayanan serta didukung oleh kesadaran dan kemampuan

pemerintah daerah dan masyarakat.

2. Bidang Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan (penyeberangan tidak

ditelaah):

a. Meningkatnya kelaikan dan jumlah sarana pelayanan ASDP.

b. Meningkatnya keselamatan dan keamanan pelayanan ASDP.

c. Meningkatnya pelayanan angkutan perintis.

d. Meningkatnya peran serta swasta dan pemerintah daerah dalam pembangunan

dan pengelolaan ASDP, serta meningkatnya kinerja BUMN di bidang ASDP.

3. Bidang Transportasi Perkotaan:

a. Mewujudkan tata cara dan konsep pembinaan transportasi perkotaan agar dapat

dipahami seluruh pengguna jasa transportasi.

b. Meningkatnya partisipasi dan peranserta institusi terkait dalam penyelenggaraan

transportasi perkotaan.

c. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan perkotaan.

d. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan transportasi perkotaan

berbasis angkutan massal.

e. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam peningkatan tertib lalu lintas.

f. Meningkatnya tertib lalu lintas dan keselamatan angkutan perkotaan.

g. Meningkatnya inovasi pengembangan dan teknologi transportasi perkotaan yang

ramah lingkungan.

4. Bidang Keselamatan Transportasi Darat:

a. Terwujudnya prioritas kebijakan keselamatan jalan.

b. Terwujudnya keselamatan bagi pengguna jalan dan pengguna ASDP.

c. Terwujudnya penyediaan fasilitas jalan yang aman guna mengurangi tingkat

fatalitas kecelakaan.

d. Terwujudnya penyediaan kendaraan yang lebih aman.

Page 42: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-12

e. Meningkatkan pelaksanaan sistem keselamatan dan manajemen keselamatan

termasuk pelaksanaan mekanisme pengawasan.

f. Meningkatkan kerjasama dan kemitraan guna mengurangi tingkat kecelakaan

transportasi darat.

Adapun faktor-faktor penghambat ataupun pendorong yang mempengaruhi

permasalahan pelayanan DISHUB Kab. Bandung ditinjau dari sasaran jangka menengah

Renstra Kementerian Perhubungan adalah sebagai berikut:

a. Visi Kementerian Perhubungan “pelayanan transportasi yang handal (aman, selamat,

nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan), berdaya saing (efisien,

harga terjangkau, ramah lingkungan, berkelanjutan, dilayani oleh SDM yang

profesional, mandiri dan produktif) dan memberikan nilai tambah (mampu

mendorong pertumbuhan produksi, mengendalikan laju inflasi melalui kelancaran

mobilitas orang dan distribusi barang, memberikan kontribusi bagi percepatan

pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja pada sektor-sektor andalan

yang mendapat manfaat dari kelancaran pelayanan transportasi)” merupakan faktor

pendorong eksternal yang kuat sebagai motivasi dan arahan ideal sistem transportasi

di Kabupaten Bandung, walaupun memang faktor penghambat dan kelemahan yang

dimiliki oleh DISHUB Kab. Bandung cukup besar dalam menginterpretasikan visi ini.

b. Upaya bertahap membenahi sistem keselamatan dan keamanan transportasi menuju

kondisi zero to accident membutuhkan kerjasama yang baik antara DISHUB Kab.

Bandung, Kepolisian, masyarakat pengguna jalan, serta masyarakat pada umumnya.

Beberapa kendala untuk mewujudkan zero to accident di antaranya adalah kondisi

sarana, prasarana dan fasilitas perhubungan yang masih jauh dari optimal,

pengetahuan dan pemahaman pengguna jalan yang masih rendah tentang tata tertib

berlalu lintas dan menggunakan angkutan (walaupun Pemkab Bandung belum

melaksanakan kajian formal tentang tingkat pemahaman dimaksud), disiplin berlalu

lintas yang semakin mengalami penurunan.

6. Faktor pendorong inti untuk melaksanakan misi Kementerian Perhubungan untuk

meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi

terutama aksesibilitas di kawasan pedesaan, adalah visi dan misi Bupati Bandung

terkait pemantapan pembangunan pedesaan.

Page 43: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-13

7. Satu-satunya faktor pendorong untuk mendukung misi “meningkatkan kinerja

pelayanan jasa transportasi” adalah pemahaman bersama tentang betapa urgen-nya

pengembangan sistem transportasi yang berkelanjutan, baik pemahaman global,

nasional sampai dengan tingkat Kabupaten Bandung. Berbagai tantangan dan

hambatan jauh lebih besar dalam mewujudkan misi dimaksud baik dari lingkungan

internal maupun eksternal.

8. Pelaksanaan restrukturisasi dan reformasi di bidang peraturan, kelembagaan, SDM,

dan penegakan hukum dalam rangka penciptaan good governance tentunya

membutuhkan waktu yang panjang, dengan dilematis sistem perencanaan yang

mengusung demokratisasi, dekonsentrasi, desentralisasi dan tugas pembantuan.

Sistem perencanaan sebagaimana dimaksud tentunya memiliki sisi positif maupun

negatif untuk mewujudkan sistem transportasi yang baik. Dilematis dimaksud di atas

adalah bahwa di titik-titik tertentu sebagian paradigma top-down dan sentaralisasi

masih perlu diaplikasikan.

9. Adapun poin-poin sasaran pembangunan transportasi nasional Tahun 2010-2014

yang menjadi fokus telaahan adalah:

a. Pengurangan backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi.

Faktor pendorong dan penghambat terkait kapasitas infrastruktur transportasi

sangat tergantung pada SKPD lain yang berwenang dalam pembangunan

insfrastruktur terutama jalan, baik di tingkat Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa

Barat, maupun Pemerintah Pusat.

b. Peningkatan kelaikan dan jumlah sarana LLAJ.

Salah satu faktor penghambat untuk meningkatkan kelaikan sarana LLAJ adalah

bahwa DISHUB Kab. Bandung hanya memiliki 2 unit alat PKB, untuk melayani lebih

dari 20.000 kendaraan wajib uji dan kendaran pribadi dalam rangka sosialisasi

wajib lulus uji emisi gas buang untuk konservasi lingkungan.

c. Keterpaduan antarmoda dan efisiensi dalam mendukung mobilitas manusia,

barang dan jasa, mendukung perwujudan sistem transportasi nasional dan

wilayah (lokal), serta terciptanya pola distribusi nasional.

Faktor penghambat utama di sini adalah belum adanya simpul distribusi barang

(terminal barang) serta keterbatasan kapasitas dan kualitas layanan angkutan

Page 44: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-14

penumpang umum yang mengakibatkan trend alih moda ke angkutan pribadi,

sehingga mobilitas manusia, barang dan jasa menjadi inefisien.

d. Faktor penghambat untuk mencapai sasaran meningkatnya keterjangkauan

pelayanan transportasi umum bagi masyarakat luas di perkotaan dan pedesaan

serta dukungan pelayanan transportasi jalan perintis di wilayah terpencil untuk

mendukung pengembangan wilayah, adalah bahwa sistem kepengusahaan

angkutan umum sepenuhnya diserahkan kepada swasta yang bersifat profit

oriented. Sementara penyediaan angkutan perintis di pedesaan lebih bersifat

kepada service oriented dan yang memiliki orientasi pelayanan adalah

pemerintah, bukan swasta.

e. Faktor pendorong untuk pencapaian sasaran meningkatnya kesadaran

masyarakat dalam berlalu lintas yang baik dan penanganan dampak polusi udara

terutama di wilayah perkotaan adalah tugas fungsi DISHUB Kab. Bandung terkait

penyuluhan transportasi serta program Bupati Bandung terkait pelaksanaan uji

emisi gas buang sebagai bagian dari pelayanan terpadu Sabilulungan.

j. Faktor pendorong untuk sasaran meningkatnya SDM profesional dalam

perencanaan pembinaan dan penyelenggaraan LLAJ adalah tawaran diklat untuk

aparatur dan non-aparatur yang dikembangkan oleh Kementerian Perhubungan

untuk SDM di daerah.

k. Faktor pendorong untuk sasaran perencanaan transportasi perkotaan yang

terpadu dengan pengembangan wilayah serta mengantisipasi perkembangan

permintaan pelayanan yang didukung oleh kesadaran dan kemampuan

pemerintah daerah maupun masyarakat adalah RTRW Kabupaten Bandung. Salah

satu hambatan dan tantangan adalah multi stakeholders yang terlibat menuntut

koordinasi yang intensif (walaupun seharusnya intensitas koordinasi yang

dibutuhkan tidak menjadi faktor penghambat, tetapi merupakan konsekwensi

kelembagaan yang harus tersolusikan).

e. Faktor pendorong sasaran meningkatnya pelayanan angkutan perintis, kelaikan,

keselamatan dan keamanan sarana pelayanan ASDP adalah implementasi SPM

Bidang Perhubungan di Kabupaten Bandung per Tahun 2013, dan salah satu

kegiatan untuk pencapaian indikator SPM ASDP direncanakan untuk dilaksanakan

di Tahun 2014.

Page 45: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-15

f. Salah satu faktor pendorong yang dimiliki Kabupaten Bandung untuk mewujudkan

tata cara dan konsep pembinaan transportasi perkotaan yang dapat dipahami

seluruh pengguna jasa transportasi adalah keberadaan Forum LLAJ Kabupaten

Bandung yang melibatkan seluruh SKPD dan stakeholders di sektor LLAJ.

h. Faktor pendorong utama untuk sasaran meningkatnya efisiensi dan efektivitas

penyelenggaraan transportasi perkotaan berbasis angkutan massal adalah

program Pemprov Jawa Barat dalam rangka mewujudkan angkutan massal di

wilayah Bandung Raya atau BMA serta review RTRW Kabupaten Bandung di

Tahun 2013-2014 yang menambahkan pointer terkait koridor-koridor utama di

Kabupaten Bandung sebagai lokus pengembangan sarana angkutan massal

berbasis jalan.

D. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANDUNG

Menyimpulkan uraian dalam BAB II pada sub bab D, bahwa DISHUB Kab. Bandung

memerlukan beberapa poin tentang perencanaan ruang transportasi terutama untuk

angkutan jalan di dalam RTRW Kabupaten Bandung sebagai faktor pendorong

pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam membina lalu lintas dan angkutan jalan sebagai

berikut:

1. Penetapan koridor angkutan massal berbasis jalan, agar dapat mendorong

Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk segera membina AKDP yang memasuki wilayah

Kabupaten Bandung menjadi angkutan massal.

2. Rencana pembangunan prasarana jalan sebagai respon perencanaan pembangunan

terhadap pertumbuhan penduduk dan kendaraan bermotor.

3. Pengembangan terminal penumpang umum (tipe A, B maupun C) yang

representative serta pengembangan terminal barang.

4. Pengembangan Terminal Terpadu Alamendah sebagai tindak lanjut penanganan

daerah rawan kecelakaan, rawan kemacetan, serta pengembangan agrowisata.

5. Aplikasi transit oriented development pada wilayah-wilayah pengembangan serta

koridor di Kabupaten Bandung, melalui penetapan kriteria jenis tata guna lahan

(mixed use dan batasannya), jenis permukiman (horizontal dan/atau vertikal), serta

jaringan jalan dan jaringan fasilitas pejalan kaki (pedestrianization) pada radius

layanan optimal angkutan umum.

Page 46: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-16

E. TELAAHAN TEKNIS SISTEM TRANSPORTASI DARAT DI KABUPATEN

BANDUNG (KAJIAN DATABASE LLAJ TAHUN 2013)

Kabupaten Bandung dihuni oleh 1.620.274 jiwa penduduk laki-laki dan 1.558.269

jiwa penduduk perempuan. Kabupaten Bandung berbatasan dengan Kabupaten Bandung

Barat, Kota Cimahi, dan Kota Bandung di sebelah utara; dengan Kabupaten Cianjur dan

Kabupaten Garut di sebelah selatan; dengan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut

di sebelah timur; dengan Kabupaten Bandung Barat di sebelah barat; yang mana terdiri

dari 31 Kecamatan, 9 Kelurahan, 267 Desa. Gambaran sistem transportasi darat di

Kabupaten bandung adalah sebagai berikut:

1. BIDANG PERENCANAAN

Interaksi antara tata guna lahan dan jaringan jalan, menimbulkan aktifitas sosial

ekonomi yang mendorong timbulnya perjalanan yang difasilitasi oleh adanya

aksesibilitas jalan. Bangkitan perjalanan tertinggi muncul di kawasan Banjaran dan

sekitarnya (dominasi kawasan perumahan), sementara tarikan perjalanan tertinggi

muncul di kawasan Majalaya dan sekitarnya (kawasan industri dan lahan kegiatan sosial

ekonomi lainnya). Trip rate di Kabupaten Bandung mencapai angka 2,35 dalam artian

bahwa per orang di Kabupaten Bandung rata-rata melakukan perjalanan sebanyak 3 kali

per hari.

Gambar III-1: Interaksi Land Use, Jaringan Jalan dan Perjalan

Page 47: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-17

Jumlah perjalanan internal di dalam wilayah Kabupaten Bandung mencapai

5.695.598 trip/hari, sementara perjalanan dari Kabupaten Bandung ke Kota Bandung

mencapai 513.873 trip/hari. Perjalanan dari Kota bandung ke Kabupaten Bandung

ternyata melebihi angka perjalanan dari Kabupaten Bandung menuju Kota Bandung,

yaitu mencapai 535.740 trip/hari. Perjalanan keluar masuk Kota Bandung dari dan ke

Kabupaten Bandung didominasi pada wilayah perbatasan di sebelah utara.

Sementara perjalanan dari luar Kabupaten Bandung menuju luar Kabupaten

Bandung namun melintas ke Kabupaten Bandung, didominasi di wilayah perbatasan

sebelah timur dengan angka 172.451 trip/hari.

Gambar III-2: Interaksi Land Use, Jaringan Jalan dan Perjalan

Dari hasil pemodelan, diperkirakan di Tahun 2018 VCR Jl. Kopo – Soreang mencapai

0,93 (volume lalu lintas mendekati kapasitasnya sehingga berpotensi stuck or jammed –

terkunci tidak bergerak). Dari sisi aksesibilitas, Kec. Arjasari, Kec. Baleendah, Kec.

Cimenyan dan Kec. Rancaekek merupaka daerah-daerah dengan jalan akses terburuk

(berdasar rasio jarak sebenarnya terhadap jarak langsung/lurus).

2. BIDANG REKAYASA LALU LINTAS

Mengevaluasi data kecepatan (Gambar III-3), kepadatan (Gambar III-4) dan rasio

volume lalu lintas terhadap kapasitas jalan (Gambar III-5) di Kabupaten Bandung, didapat

ruas-ruas jalan dengan tingkat pelayanan terburuk sebagaimana terdeskripsikan dalam

Gambar III-6.

Page 48: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-18

Gambar III-3: Pemetaan Kecepatan Lalu Lintas

Gambar III-4: Pemetaan Kepadatan Lalu Lintas

Page 49: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-19

Gambar III-5: Pemetaan VCR

Gambar III-6: Pemetaan Tingkat Pelayanan Jalan (LoS)

Kecepatan lalu lintas rata-rata di Kabupaten Bandung adalah 25,47 km/jam

dengan klasifikasi rata-rata jalan arteri 27,7 km/jam, jalan kolektor rata-rata 23,4

km/jam, jalan lokal rata-rata 32,8 km/jam. Kepadatan lalu lintas rata-rata di

Kabupaten Bandung adalah 29,64 smp.menit/km dengan klasifikasi rata-rata jalan

Page 50: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-20

arteri 55,6 smp.menit/km, jalan kolektor rata-rata 12,3 smp.menit/km, jalan lokal

rata-rata 3,9 smp.menit/km.

Tingkat pelayanan jalan rata-rata di seluruh Kabupaten Bandung dapat

dikatakan masih rendah, di mana LoS (level of service)berada pada level D menuju

E, dengan karakteristik volume lalu lintas mendekati kapasitas jalan, arus tidak stabil

sehingga terkadang kecepatan terhenti. Bahkan LoS jalan arteri 91% berada pada level F

dan 100% jalan kolektor berada pada LoS F (arus dipaksakan atau macet, kecepatan

rendah, volume di atas kapasitas, antrian panjang dan hambatan yang besar).

Gambar III-7: Pemetaan Kinerja Persimpangan

Memperhatikan Gambar III-7, bahwa Simpang Siliwangi dan Simpang Alun-alun

Soreang terinventarisir sebagai dua simpang dengan kinerja terburuk di Kabupaten

Bandung. Titik konflik pada beberapa simpang berpotensi mengakibatkan kemacetan

Page 51: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-21

dan terjadinya kecelakaan, sehingga hal ini menjadi dasar untuk meminimalisir jumlah

maupun luasan wilayah konflik di persimpangan.

3. BIDANG ANGKUTAN UMUM

Gambaran tentang sarana dan prasarana angkutan umum yang melayani wilayah

Kabupaten Bandung adalah sebagaimana Tabel III-2 berikut ini:

Tabel III-2: Sarana dan Prasarana Angkutan Umum di Kabupaten Bandung

SARANA JUMLAH

Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan 41 trayek

Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) 16 trayek Angkutan Pariwisata 70 armada

Angkutan Paratransit

Delman 424 unit

Becak 2316 unit

Ojeg 1230 unit

PRASARANA JUMLAH

Terminal 9 unit

Halte dan/atau shelter 30 unit (5 rusak)

Adapun gambaran kinerja angkutan umum dalam trayek lokal di wilayah

Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut:

a. Analisa Kinerja Terburuk

Faktor muat dinamis: Pangalengan – Pintu (31%).

Kecepatan rata-rata: Soreang – Rahayu (15,2 km/jam).

Rata-rata penumpang per perjalanan: Palasari – Sayati (7 orang).

Tingkat perpindahan: Soreang – Banjaran (12%).

b. Analisa Segi User (Penumpang), yang terburuk berdasarkan:

Faktor muat: Ciwidey – Cipelah.

Frekuensi kendaraan: Ciwidey – Cipelah (1 kendaraan per hari).

Umur rata-rata kendaraan: Ciwidey – Cipelah (14 tahun).

Tingkat perpindahan: Ciwidey – Cipelah.

c. Analisa Segi Operator, yang terburuk berdasarkan:

Penumpang tiap perjalanan: Banjaran – Madur.

Kemerataan penumpang: Banjaran – Madur.

Pendapatan: Soreang – Ciwidey (Rp. 1.138,- per pnp/km).

Page 52: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-22

Tingkat perpindahan: Banjaran – Madur (Rp. 638,- per pnp/km).

d. Analisa Segi Regulator (Pemerintah), yang terburuk berdasarkan:

Tingkat operasi: Ciwidey – Balegede (4%).

Tingkat penyimpangan: Soreang – Cibodas (48%).

Tumpang tindih: Ciwidey – Balegede (89%).

Cakupan pelayanan jaringan trayek lokal dalam wilayah Kabupaten Bandung adalah

sebesar 20,33% dan Kecamatan Cimenyan merupakan daerah dengan tingkat

aksesibilitas terburuk terhadap layanan angkutan umum (Gambar III-8).

Gambar III-8: Cakupan Pelayanan Angkutan Umum dalam Trayek Lokal Kabupaten Bandung

Me-review data tersebut di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

a. Banyaknya angkutan paratransit yang menjadi pesaing angkutan umum dalam

trayek, namun patut diakui di beberapa wilayah memang masih diperlukan.

b. Tingkat operasi angkutan umum di Kabupaten Bandung cukup rendah.

c. Belum tersedianya layanan angkutan masal, yang mana sangat diperlukan terutama

untuk jaringan trayek AKDP.

d. Kapasitas terminal rendah, kurangnya pemeliharaan dan perawatan terminal, serta

disfungsi terminal, menyebabkan tingkat pelayanan terminal kurang optimal.

Page 53: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-23

4. BIDANG KESELAMATAN

Titik-titik rawan kecelakaan berdasarkan data POLRES Bandung dan POLSEK di

bawahnya adalah sebagaimana terpetakan dalam Gambar III-9. Yang paling berbahaya

adalah sepanjang ruas jalan Banjaran – Pameungpeuk, karena titik rawan kecelakaan

sudah membentuk suatu area yang berdekatan, sehingga disebut daerah rawan

kecelakaan. Berdasarkan survey responden, terdapat 5 ruas jalan dengan responden

tertinggi sebagai titik rawan kecelakaan yaitu Jl. Kopo, Jl. Cileunyi, Jl. Raya Soreang, Jl.

Raya Ibun, dan Jl. Raya Sukajadi.

Gambar III-9: Daerah Rawan Kecelakaan

Page 54: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-24

5. BIDANG MULTIMODA

Gambar III-10: Pemetaan Lokasi Multimoda

Memperhatikan gambar III-10, jelas terlihat bahwa lokasi stasiun kereta api dengan

lokasi terminal angkutan penumpang cukup berjauhan. Walaupun secara ideal lokasinya

berdekatan, lokasi yang berjauhan tidak menjadi masalah jika akses menuju dan dari

stasiun terlayani oleh angkutan umum dalam trayek, dan difasilitasi dengan halte ber-

shelter. Dengan adanya halte ber-shelter, penumpang kereta api akan dengan mudah

dan nyaman mengakses angkutan umum dalam trayek walaupun membawa barang yang

cukup banyak.

Namun pun demikian, gambaran aksesibilitas dari setiap stasiun di Kabupaten

Bandung adalah sebagaimana Tabel III-3 yang mana akses menuju angkutan penumpang

umum dari stasiun tidaklah dekat dan memakan waktu cukup lama. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa integrasi pelayanan antar moda masih belum baik, aksesibilitas

menuju stasiun masih buruk. Sementara dari Gambar III-11 dapat terlihat bahwa

penumpang naik turun kereta api di stasiun paling dominan menggunakan angkutan

umum, selain menggunakan sepeda motor.

Page 55: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-25

Hal ini sejatinya merupakan potensi peningkatan moda share angkutan umum, jika

para pengguna layanan angkutan umum difasilitasi dengan aksesibilitas yang

mempermudah tingkat koneksitas antara stasiun dan layanan angkutan umum berbasis

jalan.

Tabel III-3: Aksesibilitas Stasiun Kereta Api di Kabupaten Bandung

Stasiun Cicalengka

Fasilitas prasarana penghubung ke tempat peralihan moda Belum ada

Jarak menuju titik simpul terdekat 1 km

Waktu menuju titik simpul (rata-rata) 10 – 20 menit

Stasiun Haurpugur Fasilitas prasarana penghubung ke tempat peralihan moda Belum ada

Jarak menuju titik simpul terdekat 2 – 3 km

Waktu menuju titik simpul (rata-rata) 1 – 2 jam

Stasiun Rancaekek

Fasilitas prasarana penghubung ke tempat peralihan moda Belum ada

Jarak menuju titik simpul terdekat 2,5 km Waktu menuju titik simpul (rata-rata) 1 – 1,5 jam

Gambar III-11: Intermodality di Stasiun Rancaekek

Page 56: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-26

Gambar III-12: Desire Line Penumpang Kereta Api

Sementara pemetaan sebaran penumpang kereta api di setiap stasiun adalah

sebagaimana terlihat dalam Gambar III-12. Menimbang jalur lintasan kereta api

membentang dari barat ke timur, maka penumpang cenderung menyebar ke utara dan

selatan. Sebaran penumpang ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi jaringan trayek

maupun jaringan dan kapasitas jalan di Kabupaten Bandung.

6. BIDANG ANGKUTAN BARANG

Sebagaimana pemetaan jaringan lintas angkutan barang di Gambar III-13, dapat

dilihat bahwa angkutan barang menggunakan akses Gerbang Toll Kopo, M. Toha dan

Buahbatu menuju dan beraktifitas di daerah-daerah berikut ini dalam wilayah Kabupaten

Bandung (mulai dari daerah dengan aktifitas tertinggi):

a. Majalaya, Ciparay dan sekitarnya.

b. Rancaekek dan Cicalengka.

c. Banjaran.

d. Soreang.

Salah satu yang sangat diperlukan adalah penetapan jaringan lintas angkutan

barang sebagai dasar pengendalian angkutan barang (berdasar kelas jalan dan

pewaktuan).

Page 57: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-27

Gambar III-13: Pemetaan Jaringan Lintas Angkutan Barang

Page 58: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-28

F. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Isu-isu strategis dalam Sub Bab ini merupakan review kembali faktor-faktor dari

DISHUB Kab. Bandung yang mempengaruhi pelayanan yang diberikan. Faktor-faktor

dimaksud berdasar tinjauan terhadap beberapa aspek sebagai berikut.

1. Isu Strategis Meninjau Gambaran Pelayanan DISHUB Kab. Bandung.

a. Penyeimbangan pelaksanaan tugas yang melekat dalam hal pemberian layanan

dan pembinaan keselamatan transportasi dengan tugas selaku pengelola PAD

Bidang Perhubungan.

b. Rendahnya kekuatan SDM DISHUB Kab. Bandung yang mana jumlah PTT dan PHL

(81,9%) jauh lebih besar dari jumlah PNS (18,1%). Sampai dengan 31 Desember

2013, hanya sebagian kecil SDM (17,57%) yang sudah mengenyam pendidikan

perguruan tinggi, walaupun meningkat dibanding Tahun 2012 (15,12%).

c. Tingkat ketersediaan unit pelayanan PKB yang hanya mencapai angka 33,33%

yaitu 2 (dua) unit yang terdiri dari 1 (satu) unit pelayanan statis di kantor induk,

dan 1 (satu) unit pelayanan keliling dibanding jumlah kebutuhan optimal

sebanyak 6 (enam) unit pelayanan PKB.

d. Luas lahan dasar, luasan operasional terminal, fasilitas utama maupun pendukung

di terminal yang ada di Kabupaten Bandung (seluruhnya Tipe B) masih jauh di

bawah standar, dan belum secara representative memadai serta mampu

melayani aktivitas angkutan umum dan penumpangnya. Selebihnya masih

terdapat terminal yang dibangun di atas lahan milik non-Pemkab Bandung yang

berdampak pada kinerja pengembangan dan pengelolaan terminal.

Pengembangan terminal tipe C menjadi salah satu hal yang mendesak untuk

dikembangkan menimbang aturan dalam UU 22/2009 terkait pangkal hulu

lintasan trayek.

e. Indikator yang digunakan dalam Perubahan Renstra 2010 – 2015, berbeda dengan

indikator dalam Renstra 2006 – 2010 dan Renstra 2010 – 2015, menyesuaikan

indikator SPM Bidang Perhubungan menindaklanjuti Permen Perhubungan Nomor

PM. 81 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan

Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota dan Permen Perhubungan Nomor

PM. 2 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penerapan dan Pencapaian Standar

Page 59: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-29

Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah

Kabupaten/Kota.

f. Kekuatan (strengths) yang dimiliki oleh DISHUB Kab. Bandung di antaranya:

Tugas dan fungsi luas dalam hal perencanaan dan manajemen angkutan,

pembinaan angkutan umum dalam trayek maupun tidak dalam trayek, serta

kendaraan tidak bermotor.

Tugas fungsi penyuluhan menjadi gerbang pembangunan SDM di lingkungan

internal DISHUB dan lingkungan eksternal (masyarakat luas) yang tertib dan

menjaga keselamatan lalu lintas.

g. Kelemahan (weaknesses) yang dimiliki oleh DISHUB Kab. Bandung di antaranya:

UU 22/2009 belum secara menyeluruh ditindaklanjuti dengan peraturan

perundangan di bawahnya.

Keterbatasan SDM secara kualitatif (non-kuantitatif).

h. Peluang (opportunities) yang dimiliki oleh DISHUB Kab. Bandung di antaranya:

Pemahaman global dan nasional tentang peran penting angkutan umum

dalam pengembangan sustainable transport system serta transit oriented

development.

Operasional angkutan umum di lapangan masih cukup potensial (berdasar

realisasi PAD Retribusi Terminal yang cukup baik).

Bangkitan kebutuhan angkutan taksi mulai ada di Kabupaten Bandung.

Pertumbuhan kegiatan pariwisata di Kabupaten Bandung yang mendorong

perkembangan angkutan pariwisata.

Geliat Jaringan Logistik dan Angkutan Barang.

Pemahaman global dan nasional tentang global warming dan climate change

merupakan peluang bagi peningkatan peran Bidang Teknik Keselamatan di

masa depan dalam hal uji emisi gas buang.

Jumlah kendaraan yang terus meningkat drastis merupakan potensi PAD PKB.

i. Hambatan dan tantangan (threaths and challenges) yang dimiliki oleh DISHUB

Kab. Bandung di antaranya:

Keterbatasan alokasi anggaran untuk pengembangan sistem transportasi

berkelanjutan.

Page 60: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-30

Belum terciptanya koordinasi yang baik antar SKPD untuk pengembangan

transit oriented development sebagai salah satu bagian inti daripada

pembangunan yang berkelanjutan.

Kebutuhan angkutan yang tinggi direspon kurang tepat (meningkatnya jumlah

dan lokasi sebaran ojeg, serta penggunaan kendaraan pribadi, sementara

okupansi angkutan umum semakin menurun).

Kendaraan tidak bermotor yang ditarik hewan masih banyak beroperasi di

kawasan perkotaan dan ibukota kecamatan.

Klasifikasi perbengkelan di Kabupaten Bandung masih terbatas pada bengkel

terdaftar, belum ada bengkel tertunjuk (ditunjuk untuk melaksanakan

perbaikan kendaraan agar memenuhi syarat teknis laik jalan) maupun bengkel

pelaksana (bengkel yang mendapat izin sebagai pelaksana uji emisi

kendaraan).

j. Faktor yang menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pelayanan DISHUB Kab.

Bandung adalah fungsi bidang lalu lintas dalam hal manajemen dan rekayasa lalu

lintas yang beririsan dengan tugas fungsi Kepolisian. Selain itu, luas wilayah

Kabupaten Bandung ± 176.238,67 Ha juga merupakan peluang maupun tantangan

dalam menciptakan pelayanan angkutan yang optimal.

2. Isu Strategis Meninjau Sasaran Jangka Menengah Renstra Kementerian

Perhubungan.

a. Visi “pelayanan transportasi yang handal (aman, selamat, nyaman, tepat waktu,

terpelihara, mencukupi kebutuhan), berdaya saing (efisien, harga terjangkau,

ramah lingkungan, berkelanjutan, dilayani oleh SDM yang profesional, mandiri

dan produktif) dan memberikan nilai tambah (mampu mendorong pertumbuhan

produksi, mengendalikan laju inflasi melalui kelancaran mobilitas orang dan

distribusi barang, memberikan kontribusi bagi percepatan pertumbuhan ekonomi,

menciptakan lapangan kerja pada sektor-sektor andalan yang mendapat manfaat

dari kelancaran pelayanan transportasi)” merupakan faktor pendorong eksternal

yang kuat sebagai motivasi dan arahan ideal sistem transportasi di Kabupaten

Bandung.

Page 61: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-31

b. Upaya bertahap membenahi sistem keselamatan dan keamanan transportasi

menuju kondisi zero to accident membutuhkan peran serta yang baik di antara

stakeholders.

c. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi

terutama aksesibilitas di kawasan pedesaan, sebagai misi yang sejalan dengan

adalah visi dan misi Bupati Bandung terkait pemantapan pembangunan pedesaan.

f. Urgensitas pengembangan sistem transportasi yang berkelanjutan masih

dibayangi oleh berbagai tantangan dan hambatan yang sangat besar dari

lingkungan internal maupun eksternal. Keterbatasan kapasitas dan kualitas

layanan angkutan penumpang umum yang mengakibatkan trend alih moda ke

angkutan pribadi yang mengakibatkan inefisiensi mobilitas manusia.

d. Dilematis penciptaan good governance dalam sistem perencanaan yang

mengusung demokratisasi, dekonsentrasi, desentralisasi dan tugas pembantuan.

Dilematis antara sisi positif dan negatif sistem perencanaan tersebut adalah

bahwa di titik-titik tertentu sebagian paradigma top-down dan sentaralisasi masih

perlu diaplikasikan.

g. Pengurangan backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi sangat

tergantung pada SKPD lain yang berwenang dalam pembangunan insfrastruktur

terutama jalan, baik di tingkat Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, maupun

Pemerintah Pusat.

h. Kabupaten Bandung belum memiliki simpul distribusi barang (terminal barang)

sehingga mobilitas barang dan jasa menjadi inefisien.

i. Sistem kepengusahaan angkutan umum di Indonesia sepenuhnya diserahkan

kepada swasta yang tentunya bersifat profit oriented. Sementara penyediaan

angkutan umum lebih bersifat kepada service oriented dan yang memiliki

orientasi pelayanan adalah pemerintah, bukan swasta.

j. Pelaksanaan tugas fungsi DISHUB Kab. Bandung terkait pelaksanaan uji emisi gas

buang sebagai bagian dari pelayanan terpadu Sabilulungan menjadi salah satu

faktor pendorong untuk pencapaian sasaran penanganan dampak polusi udara di

wilayah perkotaan.

Page 62: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-32

l. Salah satu hambatan dan tantangan perencanaan transportasi perkotaan yang

terpadu dengan pengembangan wilayah serta yang mengantisipasi

perkembangan permintaan pelayanan, adalah keterlibatan multi stakeholders

yang menuntut koordinasi intensif (walaupun seharusnya intensitas koordinasi

yang dibutuhkan tidak menjadi faktor penghambat, tetapi merupakan

konsekwensi kelembagaan yang harus tersolusikan).

g. Salah satu implementasi SPM Bidang Perhubungan di Kabupaten Bandung per

Tahun 2014 adalah pelaksanaan kegiatan peningkatan keselamatan dan

keamanan sarana pelayanan ASDP.

h. Forum LLAJ Kabupaten Bandung ditargetkan mampu mewujudkan tata cara dan

konsep pembinaan transportasi perkotaan yang dapat dipahami seluruh

pengguna jasa transportasi.

i. Program Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Bina Sistem Transportasi

Perkotaan serta Pemprov. Jawa Barat melalui DISHUB dan BAPPEDA untuk

mengembangkan angkutan massal di wilayah Bandung Raya atau BMA menjadi

pendorong sasaran meningkatnya efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan

transportasi perkotaan berbasis angkutan massal.

3. Isu Strategis Meninjau Implikasi RTRW bagi Pelayanan DISHUB Kab. Bandung.

a. Penetapan koridor angkutan massal berbasis jalan di Kabupaten Bandung

diperlukan agar dapat mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk segera

membina AKDP yang memasuki wilayah Kabupaten Bandung menjadi angkutan

massal.

b. Rencana pembangunan prasarana jalan sebagai respon perencanaan

pembangunan terhadap pertumbuhan penduduk dan kendaraan bermotor perlu

ditindaklanjuti dengan penetapan target pembangunan secara kuantitatif.

c. Pengembangan terminal penumpang umum (tipe A, B maupun C) yang

representative serta pengembangan terminal barang perlu digarisbawahi sebagai

salah satu program penataan ruang transportasi di Kabupaten Bandung.

d. Pengembangan Terminal Terpadu Alamendah perlu ditetapkan sebagai salah satu

rencana penggunaan ruang transportasi untuk mitigasi daerah rawan kecelakaan,

rawan kemacetan, serta pengembangan agrowisata.

Page 63: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-33

e. Aplikasi transit oriented development melalui penetapan kriteria jenis tata guna

lahan, jenis permukiman, serta jaringan jalan dan jaringan fasilitas pejalan kaki

pada radius layanan optimal angkutan umum harus ditetapkan sebagai salah satu

program penataan ruang transportasi di Kabupaten Bandung.

4. Isu Strategis Meninjau Telaahan Teknis Sistem Transportasi Darat di Kabupaten

Bandung.

a. Rekomendasi Awal Perencanaan Sistem Transportasi Darat.

1) Pembangunan jalan perkotaan untuk meningkatkan aksesibilitas, terutama

pengembangan jalan yang menghubungkan langsung wilayah barat ke timur.

2) Peningkatan kapasitas ruas Jalan Kopo.

3) Mengembangkan sistem angkutan massal yang mencakup daerah demand

perjalanan.

4) Penataan jaringan trayek angkutan umum, bukan hanya jaringan trayek lokal

dalam wilayah Kabupaten Bandung tetapi termasuk dan terutama jaringan

trayek AKDP yang melayani wilayah Kabupaten Bandung.

5) Peningkatan ruas jalan Majalaya – Gedebage di mana terdapat potensi

industri.

Gambar III-14: Ruas Jalan Majalaya – Gedebage

Page 64: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-34

b. Rekomendasi Awal Rekayasa Lalu Lintas

1) Manajemen lalu lintas dan angkutan jalan di sepanjang ruas Jalan Kopo –

Soreang.

2) Peningkatan kecepatan jalan arteri untuk meningkatkan LoS.

3) Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan pada ruas-ruas jalan yang

perlu mendapat perhatian khusus terkait faktor keselamatan.

4) Perlunya peningkatan jenis pengendalian simpang menjadi APILL (alat

pengendali isyarat lalu lintas, atau traffic light) untuk Simpang Siliwangi,

Palasari dan Andir.

5) Penertiban pedagang kaki lima di sekitar simpang alun-alun.

6) Penertiban gerakan membelok dan hambatan samping di Simpang Bundaran

Tugu Soreang.

c. Rekomendasi Awal Angkutan Umum.

1) Penataan jaringan trayek angkutan umum, bukan hanya jaringan trayek lokal

dalam wilayah Kabupaten Bandung tetapi termasuk dan terutama jaringan

trayek AKDP yang melayani wilayah Kabupaten Bandung.

2) Peningkatan manajemen operasional angkutan umum.

3) Perbaikan terminal dan halte.

4) Perencanaan angkutan massal yang menghubungkan Soreang – Banjaran –

Majalaya, serta angkutan massal pada jaringan trayek AKDP yang melayani

keempat koridor utama di wilayah Kabupaten Bandung.

5) Pengembangan pelayanan angkutan taksi dan wisata.

d. Keselamatan

1) Manajemen lalu lintas untuk menekan jumlah korban kecelakaan yang

dikarenakan faktor perilaku manusia.

2) Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan pada ruas-ruas jalan yang

perlu mendapat perhatian khusus terkait faktor keselamatan.

Page 65: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-35

e. Multimoda

1) Menyediakan angkutan pemadu moda di simpul transportasi, khususnya

stasiun.

2) Perencanaan jaringan trayek yang dapat melayani stasiun.

3) Menyediakan fasilitas integrasi moda baik secara fisik, jadwal, informasi serta

tiket yang terpadu.

4) Penetapan jaringan lintas angkutan barang sesuai dengan kelas jalan.

5) Perencanaan terminal terpadu untuk meningkatkan kemudahan integrasi

moda.

6) Menetapkan rute lalu lintas untuk angkutan barang yang memasuki

Kabupaten Bandung atau membangun suatu kawasan perindustrian sehingga

tidak merusak jalan yang tidak seharusnya dilalui angkutan barang.

Page 66: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 IV-1

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Dalam Bab IV dikemukakan rumusan pernyataan visi dan misi DISHUB Kab.

Bandung, tujuan, strategi, kebijakan, tujuan serta sasaran jangka menengah yang ingin

dicapai.

A. VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG

Visi DISHUB Kab. Bandung dalam Renstra 2010 – 2015 adalah “Terciptanya Sistem

Perhubungan yang Aman, Selamat, Tertib, Lancar, Terpadu, Berkualitas, Maju, Efektif

dan Efisien”. Memperhatikan Visi Bupati Bandung “Terwujudnya Kabupaten Bandung

yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, Melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan

Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan

Lingkungan” serta Visi Kementerian Perhubungan “Terwujudnya Pelayanan Transportasi

yang Handal, Berdaya Saing dan Memberikan Nilai Tambah”, maka dirasakan perlu untuk

merevisi visi DISHUB Kab. Bandung dalam Perubahan Renstra ini.

Rumusan visi dalam Perubahan Renstra 2010 – 2015 memiliki keterkaitan dengan

visi Bupati dan Wakil Bupati Bandung, dengan menindaklanjuti hasil analisis isu-isu

strategis dan permasalahan pembangunan daerah. Visi ini merupakan rumusan tentang

wujud nyata kondisi, keadaan dan impian DISHUB Kab. Bandung di Tahun 2015 dengan

menggunakan bahasa yang singkat, lugas dan jelas.

Menindaklanjuti hal tersebut di atas, visi baru DISHUB Kab. Bandung adalah

“Terwujudnya Pelayanan Perhubungan yang Handal, Berdaya Saing dan Berwawasan

Lingkungan”. Perumusan dan penjelasan terhadap visi dimaksud, menghasilkan pokok-

pokok visi yang diterjemahkan pengertiannya sebagaimana Tabel IV-1.

Page 67: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 IV-2

Tabel IV-1: Perumusan Penjelasan Visi Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung

Tahun 2010 – 2015

Visi Pokok-pokok Visi Penjelasan Visi

Terwujudnya Pelayanan Perhubungan yang Handal, Berdaya Saing dan Berwawasan Lingkungan

Pelayanan Perhubungan Sebagaimana Peraturan Bupati Bandung Nomor 5 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah, bahwa pelayanan perhubungan meliputi bidang transportasi darat dan sebagian bidang komunikasi dan informatika

Handal Penyelenggaraan perhubungan yang aman (security), selamat (safety), nyaman (comfortable), tepat waktu (punctuality), terpelihara, mencukupi kebutuhan, menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Bandung (accessibility)

Berdaya Saing Penyelenggaraan perhubungan yang efisien, dengan harga terjangkau (affordability) oleh semua lapisan masyarakat, dilayani oleh SDM yang profesional, mandiri dan produktif

Berwawasan Lingkungan Penyelenggaraan perhubungan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, yang didasari oleh kesadaran akan fungsi strategis sustainable transport system untuk keseimbangan alam dan kelestarian lingkungan

Memperhatikan fungsi Kabupaten Bandung bagi Kota Bandung selaku Ibukota

Provinsi Jawa Barat, memperhatikan intensitas kegiatan di dalam dan di wilayah

perbatasan kota wilayah Bandung Metropolitan Area, pertumbuhan wilayah

perkotaannya, isu strataegis lokal, regional, nasional dan isu strategis global,

bahwasanya sistem transportasi sangat berperan besar sebagai tulang belakang

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bandung, yang dituntut dapat tetap mengusung

kesetaraan sosial dan kelestarian lingkungan. Dengan demikian, sistem transportasi di

Kabupaten Bandung dituntut untuk memiliki keunggulan yang dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi, memberikan kehandalan layanan transportasi bagi penyedia

Page 68: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 IV-3

jasa layanan maupun penggunanya, serta menjaga kesejahteraan hidup penduduk

Kabupaten Bandung secara berkelanjutan dan lestari.

Isu-isu strategis bidang perhubungan dan/atau transportasi terkait masalah

kemacetan serta potensi peran angkutan penumpang umum massal sebagai salah satu

solusinya; persilangan kepentingan antara mobilitas dengan aksesibilitas, pertumbuhan

ekonomi dengan kesetaraan sosial maupun kelestarian lingkungan; pentingnya integrasi

antara perencanaan sistem transportasi dengan pengendalian tata guna lahan;

pentingnya urban design yang mendorong sistem transportasi yang ramah lingkungan;

menggarisbawahi bahwasanya tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Kota Bandung

adalah peningkatan aksesibilitas transportasi melalui penyediaan layanan angkutan

umum yang handal, pengembangan manajamen rekayasa lalu lintas dan angkutan,

mendorong penggunaan moda transportasi ramah lingkungan, serta menjamin

keselamatan, keamanan dan kenyamanan sistem transportasi di Kota Bandung.

Adapun rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk

mewujudkan Visi DISHUB Kab. Bandung adalah sebagaimana tertuang di dalam 5 (lima)

Misi DISHUB Kab. Bandung.

Misi Pertama: “Mengembangkan sistem perhubungan yang handal”.

Misi Kedua: “Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana prasarana layanan

perhubungan”.

Misi Ketiga: “Memantapkan kehandalan operasional layanan jasa perhubungan”.

Misi Keempat: “Mengoptimalkan peran serta stakeholders dalam pengembangan sistem

perhubungan”.

Misi Kelima: “Memantapkan fungsi pendapatan asli daerah sebagai alat pengendalian

sistem perhubungan”.

Page 69: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 IV-4

B. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DISHUB KAB. BANDUNG

Dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu

dan analisis stratejik, tujuan instansi ditetapkan sebagai sesuatu yang akan dicapai atau

dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Adapun sasaran

instansi merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata atau kuantitatif dalam rumusan

yang lebih spesifik dan terukur dibanding tujuan. Memahami konsep tersebut, rumusan

pernyataan tujuan dan sasaran strategis jangka menengah DISHUB Kab. Bandung 2010 –

2015 beserta indikator kinerjanya adalah sebagaimana disajikan dalam Tabel IV-2. Angka

kinerja untuk Tahun 2011 s.d. 2013 merupakan capaian kinerja yang sudah dilaksanakan.

Sementara angka kinerja untuk Tahun 2014 dan 2015 merupakan kinerja yang

ditargetkan.

Indikator kinerja sasaran pada Perubahan Renstra ini berbeda dengan Renstra

DISHUB Kab. Bandung 2010 – 2015, dikarenakan menyesuaikan dengan Peraturan

Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan

Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2011 – 2015, yang mengadopsi penetapan SPM

Bidang Perhubungan menindaklanjuti Permen Perhubungan Nomor PM. 81 Tahun 2011

tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah

Kabupaten/Kota serta Permen Perhubungan Nomor PM. 2 Tahun 2013 tentang Petunjuk

Teknis Penerapan dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan

Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.

C. STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Strategi dan kebijakan dalam Perubahan Renstra ini adalah strategi dan kebijakan

DISHUB Kab. Bandung untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah yang

selaras dengan strategi dan kebijakan daerah serta rencana program prioritas dalam

Perubahan RPJMD. Kebijakan merupakan pedoman yang wajib dipatuhi dalam

melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih, agar lebih terarah dalam

mencapai tujuan dan sasaran. Tabel IV-3 merangkum strategi dan kebijakan untuk

mencapai sasaran sesuai target indikator yang ditetapkan.

Page 70: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 IV-5

Tabel IV-2: Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Target Kinerja Sasaran pada Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Mengembangkan sistem lalu lintas dan angkutan jalan yang handal, berdaya saing dan berwawasan lingkungan

Perencanaan Jaringan Pelayanan Angkutan Jalan

Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan kabupaten

38,52% 38,52% 38,52% 38,52% 38,52%

Rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap penumpang 1:12 1:19 1:53,87 1:15 1:15

Pembangunan Jaringan Prasarana Angkutan Jalan

Tersedianya halte di lokasi yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek

0,37% 0,37% 1,10% 1,47% 2,57%

Tersedianya terminal angkutan penumpang di wilayah yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek

66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 66,67%

Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rata-rata rambu, marka, dan guardrill) pada jalan Kabupaten

1,19% 3,04% 4,24% 5,99% 7,70%

VCR (volume capacity ratio) dan LoS (level of service) VCR 0,84

LoS D VCR 0,84

LoS D VCR 0,35

LoS D VCR 0,84

LoS D VCR 0,84

LoS D

Jumlah maksimal penanganan kasus kecelakaan lalu lintas 539

kasus/th 461

kasus/th 429

kasus/th 248

kasus/th 248

kasus/th

Penyediaan Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor

Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor per populasi kendaraan wajib uji 4000 (empat ribu)

33,33% 33,33% 33,33% 33,33% 33,33%

Pengendalian Keselamatan Angkutan Jalan

Terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek di dalam Kabupaten/Kota (persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan pengujian kendaraan bermotor)

95,84% 92,03% 88,22% 100,00% 100,00%

Pengendalian sistem LLAJ melalui pengelolaan PAD

Capaian target PAD Bidang Perhubungan 88,59% 78,47% 91,16% 93,00% 95,00%

Mengembangkan pembinaan sistem angkutan sungai & danau

Pengendalian Keselamatan Angkutan Sungai dan Danau

Terpenuhinya standar keselamatan bagi kapal sungai dan danau yang beroperasi di Kabupaten Bandung

0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 10,00%

Mengendalikan sistem komunikasi dan informatika

Pengendalian Komunikasi dan Informasi

Terpenuhinya tahapan pengendalian komunikasi dan informasi 40,00% 40,00% 75,00% 75,00% 75,00%

Memantapkan kehandalan operasional layanan jasa perhubungan

Pemberian layanan publik bidang perhubungan kepada masyarakat

Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan publik bidang perhubungan

50,00% 50,00% 70,00% 75,00% 80,00%

Akuntabilitas kinerja dan keuangan

Persentase akuntabilitas kinerja dan keuangan 97,64% 90,01% 98,87% 85,00% 85,00%

Commented [i1]: Realisasi target rp 2011 from subag keu 93,08

tapi pake angka juknis opr spm 95,84 khusus angkot lokal

(seandainya datanya benar)

Commented [i2]: Bab iii hal 14 laptah 2012 = 76,20% tp pake

jukni soprs spm 92,03% khusus angkot lokal (seandainya datanya

benar)

Commented [i3]: Bab III laptah hal 28

Commented [i4]: Realisasi uang, data capaian kinerja gk ada

Commented [i5]: Bab iv laptah realisasi uang 79,98, capaian

100,05 average

Commented [i6]: laptah hasil prog cakir

Page 71: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 IV-6

Tabel IV-3 Penentuan Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran Tahun 2010 – 2015

No Sasaran Indikator Sasaran Strategi Kebijakan

1

Perencanaan Jaringan Pelayanan Angkutan Jalan

Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan kabupaten

Perencanaan jaringan trayek yang merespon kebutuhan

Memantapkan fungsi PAD sebagai alat pengendalian jaringan trayek

Sistem perencanaan angkutan dengan prinsip sustainable transport system dan transit oriented development

Akurasi data perizinan trayek

Rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap penumpang

Penetapan standar operasional angkutan umum

Monitoring, evaluasi dan pengendalian layanan jasa angkutan umum

Pengendalian layanan melalui prosedur administratif

2

Pembangunan Jaringan Prasarana Angkutan Jalan

Tersedianya halte di lokasi yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek

Inventarisasi kantung-kantung penumpang

Perencanaan titik-titik halte dengan walkable distance

Integrasi manajemen rekayasa lalu lintas dengan manajemen angkutan jalan

Tersedianya terminal angkutan penumpang di wilayah yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek

Perencanaan kebutuhan terminal penumpang (jumlah, lokasi, kapasitas, lay out dan fasilitas)

Perencanaan kebutuhan pemeliharaan terminal

Optimalisasi sumber daya yang dimiliki (lahan terminal)

3

Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rata-rata rambu, marka, dan guardrill) pada jalan Kabupaten

Penetapan prioritas daerah rawan kemacetan dan kecelakaan

Integrasi teknokratik analysis dan bottom up planning

VCR (volume capacity ratio) dan LoS (level of service)

Perencanaan, koordinasi antara stakeholders, implementasi nyata

Integrasi manajemen dan rekayasa LLAJ (stakeholders, perencanaan tata ruang dengan transportasi, mobilitas dengan aksesibilitas)

Jumlah maksimal penanganan kasus kecelakaan lalu lintas

Penyuluhan disiplin berlalu lintas dan mengunakan angkutan kepada pengguna jalan

Optimalisasi pengendalian dan pengamanan lalu lintas

Koordinasi dengan Kepolisian RI

Page 72: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 IV-7

No Sasaran Indikator Sasaran Strategi Kebijakan

4 Penyediaan Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor

Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor per populasi kendaraan wajib uji 4000 (empat ribu)

Perencanaan kebutuhan unit pelayanan PKB (jenis, jumlah dan lokasi)

Perencanaan kebutuhan pemeliharaan unit pelayanan PKB

Optimalisasi sumber daya yang dimiliki (unit pelayanan PKB)

5 Pengendalian Keselamatan Angkutan Jalan

Terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek di dalam Kabupaten/Kota (persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan pengujian kendaraan bermotor)

Memantapkan fungsi PAD sebagai alat pengendalian keselamatan angkutan jalan

Memaksimalkan kegiatan pemeriksaan kendaraan di jalan

Pengendalian keselamatan angkutan jalan melalui prosedur administratif

6 Pengendalian sistem LLAJ melalui pengelolaan PAD

Capaian target PAD Bidang Perhubungan

Monitoring dan evaluasi realisasi target PAD

Pengecekan silang data output dan rupiah Intensifikasi dan ekstensifikasi

7

Pengendalian Keselamatan Angkutan Sungai dan Danau

Terpenuhinya standar keselamatan bagi kapal sungai dan danau yang beroperasi di Kabupaten Bandung.

Penetapan standar keselamatan angkutan sungai dan danau

Sosialisasi keselamatan angkutan sungai dan danau

Pengendalian keselamatan angkutan sungai dan danau melalui prosedur administratif

8

Persentase Tingkat Pengendalian Komunikasi dan Informasi

Terpenuhinya tahapan pengendalian komunikasi dan informasi

Penyusunan perangkat pengendalian komunikasi dan informasi

Pengendalian komunikasi dan informasi melalui prosedur administratif

9

Pemberian layanan publik bidang perhubungan kepada masyarakat

Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan publik bidang perhubungan

Optimalisasi Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, serta Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Pembinaan SDM

10 Akuntabilitas kinerja dan keuangan

Persentase akuntabilitas kinerja dan keuangan

Optimalisasi program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Pembinaan SDM

Page 73: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 V-1

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Dalam Bab V dikemukakan rencana program dan kegiatan beserta pendanaan

indikatif untuk mencapai target sasaran yang diindikasikan. Mengingat bahwa dokumen

ini adalah Perubahan Renstra, maka terdapat beberapa hal yang harus digarisbawahi

sebagai berikut:

1. Target kinerja program dan kegiatan yang dicantumkan untuk Tahun 2011 s.d. 2013

adalah realisasi target kinerja, dengan indikator yang disesuaikan kepada Perubahan

RPJMD.

2. Kerangka pendanaan indikatif yang dicantumkan untuk Tahun 2011 s.d. 2013 adalah

anggaran berdasarkan dokumen pelaksanaan perubahan anggaran (DPPA) Tahun

2011.

3. Target kinerja program dan kegiatan Tahun 2014 dan 2015 adalah sebagaimana

ditetapkan dalam Perubahan RPJMD.

4. Kerangka pendanaan indikatif untuk Tahun 2014 adalah berdasarkan hasil evaluasi

gubernur terhadap RKA Tahun 2014.

5. Kerangka pendanaan indikatif untuk Tahun 2015 adalah sebagaimana ditetapkan

dalam Perubahan RPJMD.

Menimbang bahwa untuk mencapai satu tujuan dan satu sasaran yang ditargetkan,

boleh jadi harus diwujudkan melalui lebih dari satu jenis kegiatan dalam program yang

berbeda ataupun program yang sama, maka tabel rencana program dan kegiatan dalam

rangka pencapaian sasaran sebagaimana indikator yang ditetapkan, dituangkan ke dalam

2 (dua) tabel. Tabel V-1 menyajikan jenis program dan kegiatan untuk mencapai suatu

tujuan dan sasaran. Indikator kinerja program (outcome) adalah sama dengan indikator

sasaran. Sementara pendanaan indikatif yang berorientasi pada setiap jenis kegiatan dan

program disajikan di dalam Tabel V-2, berikut indikator kinerja output dan outcome

kegiatan.

Page 74: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 V-2

Tabel V-1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator dan Kelompok Sasaran

SKPD: DISHUB Kab. Bandung

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kodering Program

Program dan Kegiatan

Mengembangkan sistem lalu lintas dan angkutan jalan yang handal, berdaya saing dan berwawasan lingkungan

Perencanaan Jaringan Pelayanan Angkutan Jalan

Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan kabupaten

1.07.15 Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan

Penyusunan norma, kebijakan, standar dan prosedur bidang perhubungan

1.07.17 Program peningkatan pelayanan angkutan

Pengumpulan dan analisis data base pelayanan jasa angkutan Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan jasa angkutan

Sosialisasi/penyuluhan ketertiban lalu lintas dan angkutan

Rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap penumpang

1.07.17 Program peningkatan pelayanan angkutan

Kegiatan pemilihan dan pemberian penghargaan sopir/juru mudik/awak kendaraaan angkutan umum teladan

Pembangunan Jaringan Prasarana Angkutan Jalan

Tersedianya halte di lokasi yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek

1.07.18 Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan

Pembangunan halte bus, taxi gedung terminal

1.07.19 Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas

Pengadaan rambu-rambu lalu lintas

Manajemen dan rekayasa lalu lintas dan angkutan jalan di kawasan

Tersedianya terminal angkutan penumpang di wilayah yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek

1.07.15

Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan Perencanaan pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan

Peningkatan Pengelolaan Terminal Angkutan Darat

1.07.16 Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ

Rehabilitasi/pemeliharaan terminal/pelabuhan

Page 75: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 V-3

Tabel V-1 (lanjutan)

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kodering Program

Program dan Kegiatan

Mengembangkan sistem lalu lintas dan angkutan jalan yang handal, berdaya saing dan berwawasan lingkungan

Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rata-rata rambu, marka, dan guardrill) pada jalan Kabupaten

1.07.19 Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas

Pengadaan rambu-rambu lalu lintas

Pengadaan marka jalan

Pengadaan pagar pengaman jalan

Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan

Manajemen dan rekayasa lalu lintas dan angkutan jalan di kawasan

VCR (volume capacity ratio) dan LoS (level of service)

1.07.15

Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan

Koordinasi dalam pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan

1.07.17 Program peningkatan pelayanan angkutan

Koordinasi dalam peningkatan pelayanan angkutan

1.07.19 Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas

Manajemen dan rekayasa lalu lintas dan angkutan jalan di kawasan

Jumlah maksimal penanganan kasus kecelakaan lalu lintas

1.07.17 Program peningkatan pelayanan angkutan

Kegiatan peningkatan disiplin masyarakat menggunakan angkutan

Kegiatan pengendalian disiplin pengoperasian angkutan umum di jalan raya

Penyediaan Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Penyediaan Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor

Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor per populasi kendaraan wajib uji 4000 (empat ribu)

1.07.16

Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ

Rehabilitasi/pemeliharaan sarana alat pengujian kendaraan bermotor

1.07.17 Program peningkatan pelayanan angkutan

Uji kelayakan sarana transportasi guna keselamatan penumpang

1.07.20 Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor

Pengadaan alat pengujian kendaraan bermotor

Pelaksanaan uji petik kendaraan bermotor 1.25.15 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

Pengkajian dan pengembangan sistem informasi

Page 76: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 V-4

Tabel V-1 (lanjutan)

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kodering Program

Program dan Kegiatan

Mengembangkan sistem lalu lintas dan angkutan jalan yang handal, berdaya saing dan berwawasan lingkungan

Pengendalian Keselamatan Angkutan Jalan

Terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek di dalam Kabupaten/Kota (persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan pengujian kendaraan bermotor)

1.07.20 Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor

Pelaksanaan uji petik kendaraan bermotor

Pengendalian sistem LLAJ melalui pengelolaan PAD

Capaian target PAD Bidang Perhubungan

1.07.01

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

1.07.15 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

Penyusunan norma, kebijakan, standar dan prosedur bidang perhubungan Sosialisasi Kebijakan di Bidang Perhubungan

Monitoring, evaluasi dan pelaporan

1.07.17 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Kegiatan penciptaan layanan cepat, tepat, murah dan mudah

1.07.20 Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor

Pelaksanaan uji petik kendaraan bermotor 1.20.17 Program peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber-sumber Pendapatan Daerah

Mengembangkan pembinaan sistem angkutan sungai & danau

Pengendalian Keselamatan Angkutan Sungai dan Danau

Terpenuhinya standar keselamatan bagi kapal sungai dan danau yang beroperasi di Kabupaten Bandung

1.07.17 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan jasa angkutan

Mengendalikan sistem komunikasi dan informatika

Pengendalian Komunikasi dan Informasi

Terpenuhinya tahapan pengendalian komunikasi dan informasi

1.07.15 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

Monitoring, evaluasi dan pelaporan

1.25.15 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

Pembinaan dan pengembangan jaringan komunikasi dan informasi

Perencanaan dan pengembangan kebijakan komunikasi dan informasi

Page 77: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 V-5

Tabel V-1 (lanjutan)

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kodering Program Program dan Kegiatan

Memantapkan kehandalan operasional layanan jasa perhubungan

Pemberian layanan publik bidang perhubungan kepada masyarakat

Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan publik bidang perhubungan

1.07.01

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

Penyediaan jasa administrasi keuangan

Penyediaan jasa kebersihan kantor

Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja

Penyediaan alat tulis kantor

Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor

Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

Penyediaan bahan logistik kantor

Penyediaan makanan dan minuman

Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah

Penyediaan Tenaga Pendukung Teknis dan Administrasi Perkantoran

Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke dalam daerah

1.07.02 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

Pengadaan kendaraan dinas/operasional

Pengadaan mebeleur

Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor

1.07.03 Program peningkatan disiplin aparatur

Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya

Pengadaan pakaian kerja lapangan

Akuntabilitas kinerja dan keuangan

Persentase akuntabilitas kinerja dan keuangan

1.07.06 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

Penyusunan laporan keuangan semesteran

Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran

Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun

Page 78: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 V-6

Tabel V-2

Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja dan Pendanaan Indikatif

SKPD: DISHUB Kab. Bandung

Page 79: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 V-7

Memperhatikan Tabel V-2 di atas, dapat ditelaah bahwa terdapat beberapa

perbedaan antara ketetapan dalam RKPD 2014 (perkiraan maju untuk Tahun 2015),

dengan revisi RPJMD, dan dengan kebutuhan Renja SKPD 2015 menindaklanjuti sasaran

Rancangan Awal RKPD 2015 maupun DPA 2014. Perbedaan-perbedaan dalam Tabel V-2

adalah terangkum sebagai berikut:

1. Jumlah pagu indikatif belanja langsung DISHUB Kab. Bandung Tahun 2015

ditetapkan dalam revisi RPJMD adalah sebesar Rp. 13.298.761.000,-. Sementara

berdasar analisis kebutuhan Renja SKPD 2015 menindaklanjuti DPA 2014

maupun sasaran RKPD 2015 (mengendalikan kemacetan di empat koridor utama

dalam wilayah Kabupaten Bandung), bahwa Tahun 2015 DISHUB Kab. Bandung

membutuhkan anggaran sebesar Rp. 17.524.000.000,-.

2. Perbedaan pagu indikatif di Tahun 2015 (Rp. 4.225.239.000,-) ditargetkan untuk

meningkatkan capaian indikator sebagai berikut:

a. VCR 0,84 LoS D menjadi VCR 0,74 LoS C; menindaklanjuti salah satu sasaran

dalam Rancangan Awal RKPD 2015 terkait pembangunan infrastruktur yaitu

pengendalian kemacetan di 4 (empat) koridor utama dalam wilayah Kabupaten

Bandung.

b. Peningkatan jumlah pengguna angkutan penumpang umum yang merupakan

penentu IKK (indikator kinerja kunci), yaitu nisbah jumlah layanan angkutan

terhadap jumlah penumpang dari 1:15 menjadi 1:54.

c. Peningkatan salah satu capaian indikator SPM Bidang Perhubungan, yaitu

ketersediaan unit pengujian kendaraan bermotor (PKB) per populasi 4000 (empat

ribu) kendaraan wajib uji, dari 2 (dua) unit atau 33,33% menjadi 3 (tiga) unit atau

50%. Adapun kebutuhan unit PKB di Kabupaten Bandung adalah sebanyak 6

(enam) unit.

d. Peningkatan SPM sebagaimana tersebut pada poin c, akan mendukung

ketercapaian target PAD dan tercapainya pemenuhan standar keselamatan bagi

di Kabupaten Bandung (persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan

pengujian kendaraan bermotor), yang juga merupakan indikator kinerja program

Bidang Perhubungan.

Page 80: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 V-8

3. Beberapa kegiatan di Tahun 2015 yang dianalisa perlu untuk dirubah output maupun

pagu indikatifnya daripada Revisi RPJMD adalah:

a. Kegiatan Penyediaan Tenaga Pendukung Teknis dan Administrasi Perkantoran.

Revisi RPJMD: Rp. 221.400.000,- (belum mengalokasikan anggaran untuk

tenaga security, pengamanan barang quasi dan bahan baku pengujian, serta

barang berharga lainnya).

DPA 2014: Rp. 519.600.000,- (sudah mengalokasikan anggaran tenaga

security).

Kebutuhan 2015: Rp. 520.000.000,-.

b. Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor.

Revisi RPJMD: Nihil.

Kebutuhan 2015: Rp. 135.000.000,- (menindaklanjuti rehabilitasi berat

gedung kantor Tahap I di Tahun 2014, memerlukan pengadaan interior kantor

di Tahun 2015).

c. Kegiatan Pengadaan Mebeleur.

Revisi RPJMD: Rp. 50.000.000,-.

2015: dihilangkan, diakumulasikan pada kegiatan Pengadaan Perlengkapan

Gedung Kantor pada poin b di atas.

d. Kegiatan Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor.

Revisi RPJMD: Rp. 60.000.000,-.

2015: dihilangkan, diakumulasikan pada kegiatan Rehabilitasi Sedang / Berat

Gedung Kantor.

e. Kegiatan Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas / Operasional.

Revisi RPJMD: Rp. 634.500.000,-.

Kebutuhan 2015: Rp. 650.000.000,- (penyesuaian kebutuhan BBM kendaraan

PATWAL di Tahun 2015 dengan harga pertamax dan Keputusan Bupati

Bandung Nomor 027/Kep.516-Pemb/2013 Tanggal 1 November 2013 Tentang

Standar Biaya Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun 2014.

Page 81: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 V-9

f. Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD.

Revisi RPJMD: Rp. 100.000.000,- (belum mengalokasikan anggaran Forum

SKPD untuk penyusunan Renja dan Renstra serta pemantapan analisis data

capaian kinerja sebagai bahan penyusunan LAKIP).

DPA 2014: Rp. 131.794.900,- (sudah mengakomodir Forum SKPD Penyusunan

Renja 2015).

Kebutuhan 2015: Rp. 150.000.000,- (mengakomodir kebutuhan anggaran

Forum SKPD Penyusunan Renstra 2015 – 2020, Forum SKPD Penyusunan

Renja 2016, serta pemantapan analisis data capaian kinerja sebagai bahan

penyusunan LAKIP 2014).

g. Kegiatan Penyusunan Norma, Kebijakan, Standar dan Prosedur Bidang

Perhubungan.

Revisi RPJMD: Nihil.

Kebutuhan 2015: Rp. 400.000.000,- (penyusunan MoU stakeholders untuk

penurunan angka kemacetan, peningkatan LoS di Tahun 2015 sesuai sasaran

RKPD 2015).

h. Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Terminal Angkutan Darat.

Revisi RPJMD: Rp. 218.861.000,-.

DPA 2014: Rp. 218.861.400,- (sewa terminal dengan sistem bagi hasil retribusi

terminal kepada lima pemilik lahan terminal selama satu tahun).

Kebutuhan 2015: Rp. 500.000.000,- (Output 1: sewa terminal Tahun 2015

dianggarkan naik 10% dari Tahun 2014, berdasar trend peningkatan target

retribusi terminal. Output 2: kajian kebutuhan jumlah dan lokasi terminal,

menindaklanjuti Sidang Kelompok Forum SKPD DISHUB Kab. Bandung Tahun

2014 serta isu relokasi terminal dan pasar di Kabupaten Bandung).

i. Kegiatan Peningkatan Disiplin Masyarakat Menggunakan Angkutan.

Revisi RPJMD: Rp. 250.000.000,-.

DPA 2014: Rp. 75.000.000,-.

2015: Rp. 75.000.000,- (penurunan volume menyesuaikan dengan evaluasi

Tahun 2013 dan DPA Tahun 2014).

Page 82: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 V-10

j. Kegiatan Pengadaan Alat Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas.

Revisi RPJMD: Rp. 220.000.000,- (pengadaan alat automatic traffic counter).

2015: Nihil, pengalihan anggaran untuk output kegiatan lain dalam rangka

untuk peningkatan LoS menindaklanjuti item Sasaran RKPD 2015, serta

pengadaan alat automatic traffic counter ditunda menunggu hasil kalibrasi

alat sebelumnya di Tahun 2014.

k. Kegiatan Pembangunan Balai PKB.

Revisi RPJMD: Rp. 200.000.000,- (tidak mencukupi untuk pembangunan balai

pengujian kendaraan bermotor).

Pagu Indikatif 2015 dalam RKPD 2014: Rp. 200.000.000,- (direncanakan untuk

FS Balai PKB di Cileunyi, dengan asumsi pembangunan Balai PKB di Baleendah

diakomodir dalam DPA 2014, tapi dalam DPA 2014 akhirnya tidak dapat

diakomodir).

Kebutuhan 2015: Rp. 3.500.000.000,- (Pembangunan Balai PKB Baleendah dan

alat uji portable).

l. Kegiatan Pelaksanaan Uji Petik Kendaraan Bermotor.

Revisi RPJMD: Rp. 100.000.000,- (pelaksanaan uji petik angkutan lebaran dan

PKB di DISHUB Kab. Bandung).

Kebutuhan 2015: Rp. 250.000.000,- (penambahan output kegiatan berupa

penetapan kawasan wajib lulus uji emisi dan sosialisasi, tindaklanjut

penyusunan kajian kawasan wajib lulus uji emisi di Tahun 2014).

m. Kegiatan Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi.

Revisi RPJMD: Rp. 50.000.000,- (pendataan tingkat pelayanan jasa pos

dan/atau titipan; pengawasan penyelenggaraan menara telekomunikasi

bersama).

Kebutuhan 2015: Rp. 150.000.000,- (pengalihan output pengawasan menara

telekomunikasi bersama menjadi penyusunan kajian fiber optic untuk

telekomunikasi).

Page 83: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 VI-1

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RJMD

Bab VI mengemukakan indikator kinerja DISHUB Kab. Bandung yang secara

langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai oleh DISHUB Kab. Bandung dalam lima

tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran

RPJMD. Indikator dimaksud adalah sebagaimana tersaji dalam Tabel VI-1 berikut ini.

Adapun kondisi kinerja pada akhir periode RPJMD yang diusulkan untuk

ditingkatkan melalui penambahan pagu indikatif di Tahun 2015 dari pagu indikatif dalam

Revisi RPJMD adalah sebagaimana cell dalam Tabel VI-1 dengan warna biru.

Page 84: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 VI-2

Tabel VI-1: Indikator Kinerja SKPD DISHUB Kab. Bandung yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

No. Indikator Sasaran

Kondisi Kinerja pada Awal Periode

RPJMD Tahun 0 (2010)

Target Kinerja Sasaran pada Tahun Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

2011 (Tahun 1)

2012 (Tahun 2)

2013 (Tahun 3)

2014 (Tahun 4)

2015 Revisi

RPJMD (Tahun 5)

2015 Analisis

Kebutuhan (Tahun 5)

Revisi RPJMD

Analisis Kebutuhan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan kabupaten

38,52% 38,52% 38,52% 38,52% 38,52% 38,52% 38,52% 38,52% 38,52%

2 Rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap penumpang 1:12 1:12 1:19 1:53,87 1:15 1:15 1:54 1:15 1:54

3 Tersedianya halte di lokasi yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek

0,37% 0,37% 0,37% 1,10% 1,47% 2,57% 2,57% 2,57% 2,57%

4 Tersedianya terminal angkutan penumpang di wilayah yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek

66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 66,67%

5 Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rata-rata rambu, marka, dan guardrill) pada jalan Kabupaten

0,35% 1,19% 3,04% 4,24% 5,99% 7,70% 7,70% 7,70% 7,70%

6 VCR (volume capacity ratio) dan LoS (level of service) VCR 0,84 LoS

D VCR 0,84

LoS D VCR 0,84

LoS D VCR 0,35

LoS D VCR 0,84

LoS D VCR 0,84

LoS D VCR 0,74

LoS C VCR 0,84

LoS D VCR 0,74

LoS C

7 Jumlah maksimal penanganan kasus kecelakaan lalu lintas 330 kasus/th 539

kasus/th 461

kasus/th 429

kasus/th 248

kasus/th 248

kasus/th 248

kasus/th 248

kasus/th 248

kasus/th

8 Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor per populasi kendaraan wajib uji 4000 (empat ribu)

33,33% 33,33% 33,33% 33,33% 33,33% 33,33% 50,00% 33,33% 50,00%

9 Terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek di dalam Kabupaten/Kota (persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan pengujian kendaraan bermotor)

99,83% 95,84% 92,03% 88,22% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

10 Capaian target PAD Bidang Perhubungan 68,65% 88,59% 78,47% 91,16% 93,00% 95,00% 95,00% 95,00% 95,00%

11 Terpenuhinya standar keselamatan bagi kapal sungai dan danau yang beroperasi di Kabupaten Bandung

0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 10,00% 10,00% 10,00% 10,00%

12 Terpenuhinya tahapan pengendalian komunikasi dan informasi 40,00% 40,00% 40,00% 75,00% 75,00% 75,00% 75,00% 75,00% 75,00%

13 Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan publik bidang perhubungan

50,00% 50,00% 50,00% 70,00% 75,00% 80,00% 80,00% 80,00% 80,00%

14 Persentase akuntabilitas kinerja dan keuangan 75,00% 97,64% 90,01% 98,87% 85,00% 85,00% 85,00% 85,00% 85,00%

Commented [i1]: Realisasi target rp 2011 from subag keu 93,08

tapi pake angka juknis opr spm 95,84 khusus angkot lokal

(seandainya datanya benar)

Commented [i2]: Bab iii hal 14 laptah 2012 = 76,20% tp pake jukni soprs spm 92,03% khusus angkot lokal (seandainya datanya

benar)

Commented [i3]: Bab III laptah hal 28

Commented [i4]: Realisasi uang, data capaian kinerja gk ada

Commented [i5]: Bab iv laptah realisasi uang 79,98, capaian

100,05 average

Commented [i6]: laptah hasil prog cakir

Page 85: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Realisasi Rp. Realisasi Rp. Realisasi Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Terpenuhinya kebutuhan

masyarakat akan pelayanan publik

bidang perhubungan

50,00% 50,00% 70,00% 75,00% 80,00% 80,00%

Capaian target PAD Bidang

Perhubungan88,59% 78,47% 91,16% 93,00% 95,00% 95,00%

Penyediaan jasa komunikasi,

sumber daya air dan listrikTersedianya jasa komunikasi

Penggunaan pesawat telephone,

media massa dan alat

komunikasi untuk 1 tahun

51.000.000

100 buah materai Rp. 3000; 102

buah materai Rp. 6000; 12 bulan

biaya repeater 12 bulan biaya wi-

fi 51.912.000

• 100 buah materai Rp. 3000,-

• 102 buah materai Rp. 6000,-

• 12 bulan biaya repeater

• 12 bulan biaya wi-fi

51.912.000

Terpenuhinya kebutuhan

komunikasi dan informasi

berupa: repeater selama 12

bulan dan wi-fi selama 12 bulan,

perluasan jaringan wi-fi

sebanyak 1 titik

51.912.000 Penyediaan jasa komunikasi dan

sumber daya lainnya 55.000.000

Penyediaan jasa komunikasi dan

sumber daya lainnya 261.736.000 Kantor Induk

Penyediaan jasa administrasi

keuangan

Tersedianya jasa administrasi

keuanganPemutakhiran data keuangan 29.088.000

12 bulan honorarium Non PNS

(operator komputer)

620 jam lembur PNS untuk

penyelesaian dokumen

keuangan SKPD 23.697.000

• 4 OB Operator website portal

DISHUB

• 1 OB Operator SIMAPU

• 3 OB Asisten Operator SIMDA

Keuangan dan E-Monev

• 2 OB Operator SIM PKB

• 390 Jam Lembur

24.906.000

Terpenuhinya kebutuhan

pelaksanaan standar akuntansi

publik berupa operator SIMDA

sebanyak 10 OB, pengadaan

materai sebanyak 100 buah,

pengadaan cek sebanyak 5 buku,

dan kebutuhan penggandaan

sebanyak Rp. 2,1 juta

18.000.000 Penyediaan jasa administrasi

keuangan 35.000.000

Penyediaan jasa administrasi

keuangan 130.691.000 Kantor Induk

Penyediaan jasa kebersihan

kantorTersedianya jasa kebersihan

Tersedianya jasa kebersihan

untuk 1 tahun 29.415.000

4 orang x 12 bulan Petugas

Kebersihan, tersedianya

kebutuhan peralatan kebersihan

dan bahan pembersih untuk 1

tahun 26.473.500

• 60 OB Honor petugas

Kebersihan

• 1 Paket Peraatan Kebersihan

dan Bahan pembersih

• 1 Buah vacum wash

• 1 Set Perlengkapan Peralatan

Dapur)

44.835.000

Tersedianya alat kebersihan

sebanyak 28 item dan petugas

kebersihan sebanyak 60 OB

43.200.000 Penyediaan jasa kebersihan

kantor 45.000.000

Penyediaan jasa kebersihan

kantor 188.923.500 Kantor Induk

Penyediaan jasa perbaikan

peralatan kerja

Tersedianya jasa perbaikan

peralatan kerja

Tersedianya jasa perbaikan

peralatan kerja 13.725.000

Pemeliharaan 9 unit mesin tik

dan 2 unit mesin potong rumput.

Perbaikan 20 unit komputer, 8

unit printer dan 2 unit AC

14.100.000

• Pemeliharaan 8 unit mesin tik

• Pemeliharaan 2 unit mesin

potong rumput.

• Perbaikan 20 unit komputer

• Perbaikan 2 unit AC

• Perbaikan 7 unit printer

• Perbaikan 1 Unit Tester Emisi

24.080.000 Pemeliharaan 6 item alat kerja 27.100.000 Penyediaan jasa perbaikan

peralatan kerja 30.000.000

Penyediaan jasa perbaikan

peralatan kerja 109.005.000

Kantor Induk,

Terminal dan

Pos

Pengendalian

Lalu Lintas

Penyediaan alat tulis kantor Tersedianya alat tulis kantorTersedianya alat tulis kantor

untuk 1 tahun 47.900.000

Tersedianya kebutuhan alat tulis

kantor untuk 1 tahun 39.565.000

Kebutuhan alat tulis kantor

untuk 1 tahun 45.756.500

Tersedianya alat tulis kantor

untuk 1 tahun 48.500.000 Penyediaan alat tulis kantor 55.000.000 Penyediaan alat tulis kantor 236.721.500

Kantor Induk,

Terminal dan

Pos

Pengendalian

Lalu Lintas

Penyediaan barang cetakan dan

penggandaan

Tersedianya barang cetakan dan

penggandaan

Tersedianya barang cetakan

quasi, non quasi, bahan baku

pengujian dan belanja

penggandaan untuk 1 tahun

889.019.350

Tersedianya kebutuhan barang

cetakan non quasi, barang

cetakan quasi, dan bahan baku

pengujian kendaraan bermotor

(buk uji, stiker, tanda uji) serta

kebutuhan penggandaan untuk

1 tahun pelayanan

1.363.236.890

1Paket Cetakan non quasi;

46.132 Set stiker tanda samping

uji; 6.321 Buku uji; 19.790 Stiker

uji emisi gas buang; 70.000

Lembar karcis TPR Rp. 1.500;

297.000 Lembar karcis TPR Rp.

1.000; 2.104.200 Lembar karcis

TPR Rp. 500; 3.000 Lembar karcis

toilet Rp. 1.000; 13.000 Lembar

karcis toilet Rp. 500; 1.000

Lembar karcis usaha penunjang

Rp. 3000; 219.000 Lembar karcis

parkir Rp. 350; 596.000 Lembar

karcis parkir Rp. 500; 305.000

Lembar karcis parkir Rp. 1.200;

27.000 Lembar karcis parkir Rp.

1.500; 21.000 Lembar karcis

parkir Rp. 2.000; Belanja

Penggandaan Rp. 13.086.150

1.213.191.150

Tersedianya kebutuhan belanja

penggandaan untuk 1 tahun Rp.

9.057.000; cetakan non quasi

sebanyak 49 item, tand auji dan

stiker tanda samping 50.092 set,

buku uji 4.000 jilid, stiker uji

emisi gas buang 1.376 lembar,

cetakan quasi retribusi terminal

2.600.000 lembar, cetakan quasi

retribusi usaha penunjang

terminal 17.000 lembar, cetakan

quasi retrbusi parkir 1.351.500

lembar

1.156.875.100

Penyediaan barang cetakan

quasi, cetakan non quasi, bahan

baku pengujian, dan belanja

penggandaan untuk 1 tahun

1.410.000.000

Penyediaan barang cetakan

quasi, cetakan non quasi, bahan

baku pengujian, dan belanja

penggandaan

6.032.322.490

Kantor Induk,

Terminal dan

Pos

Pengendalian

Lalu Lintas

Penyediaan komponen instalasi

listrik/penerangan bangunan

kantor

Tersedianya komponen instalasi

listrik/penerangan

Tersedianya komponen instalasi

listrik/penerangan untuk 1 tahun 19.655.000

Terpenuhinya kebutuhan alat

listrik/penerangan bangunan

kantor selama 1 tahun

17.824.500

• Kebutuhan alat listrik dan

elektronik untuk 1 tahun (DPPA :

penambahan pengadaan lampu

penerangan halaman kantor)

18.480.600

Terpenuhinya kebutuhan

peralatan listrik, elektronik dan

penerangan untuk 1 tahun

6.800.000

Penyediaan komponen instalasi

listrik/penerangan bangunan

kantor

5.000.000

Penyediaan komponen instalasi

listrik/penerangan bangunan

kantor

67.760.100

Kantor Induk,

Terminal dan

Pos

Pengendalian

Lalu Lintas

Penyediaan peralatan dan

perlengkapan kantor

Tersedianya peralatan dan

perlengkapan kantor

Pengadaan 2 unit PC, 1 unit

projector, 1 unit kamera digital,

1 unit handycam

84.282.000

Tersedianya peralatan dan

perlengkapan kantor berupa 4

unit PC, 1 unit laptop, 3 unit

printer, 1 unit kamera digital, 3

unit pengeras suara dan 1 set

Perangkat Repeater

136.130.000

• 1 Unit AC

• 2 Unit PC Core i3

• 2 Unit Laptop

• 1 Unit printer desk jet

• 1 Set Projector permanen 3000

lumens

• 1 Faximili

• 8 Set pesawat RIG (DPPA

penambahan Set alat pemadam

kebakaran, 1 unit printer dot

matriks, 1 set sound system)

146.600.000

Tersedianya peralatan dan

perlengkapan kerja berupa 6

buah UPS, 4 unit PC, 2 unit

laptop, 5 unit printer, 1 buah

kamera DSLR , 3 unit radio

70.335.000 Penyediaan peralatan dan

perlengkapan kantor 45.000.000

Penyediaan peralatan dan

perlengkapan kantor 482.347.000

Kantor Induk,

Terminal dan

Pos

Pengendalian

Lalu Lintas

2.835.000.000 12.431.728.963

1.07.01

Program Pelayanan

Administrasi Perkantoran 2.039.231.850 2.512.617.890 2.503.197.123 2.541.682.100

Kodering

ProgramProgram dan Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(outcome) Kegiatan (output)

Target Kinerja Sasaran pada Tahun

Keterangan

Analisis

Kebutuhan

Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD

(berdasar analisis kebutuhan)Lokasi2011 (Realisasi) 2012 (Realisasi) 2013 (Realisasi) 2014 (Target)

2015 (Target Kebutuhan Renja-SKPD 2015

menindaklanjuti DPA 2014, Sasaran RKPD 2015

dan Forum SKPD 2014)

Page 86: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Realisasi Rp. Realisasi Rp. Realisasi Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Kodering

ProgramProgram dan Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(outcome) Kegiatan (output)

Target Kinerja Sasaran pada Tahun

Keterangan

Analisis

Kebutuhan

Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD

(berdasar analisis kebutuhan)Lokasi2011 (Realisasi) 2012 (Realisasi) 2013 (Realisasi) 2014 (Target)

2015 (Target Kebutuhan Renja-SKPD 2015

menindaklanjuti DPA 2014, Sasaran RKPD 2015

dan Forum SKPD 2014)

Penyediaan bahan bacaan dan

peraturan perundang-

undangan

Tersedianya bahan bacaan dan

peraturan perundang-undangan

Tersedianya surat kabar dan

majalah untuk 1 tahun, CD

interaktif, DVD profil dan booklet

24.850.000

Tersedianya kebutuhan bahan

bacaan (media cetak, peta dan

CD interaktif)

84.217.000

• 12 Bulan belanja surat

kabar/majalah

• 800 Booklet DISHUB

• 1 Set display informasi

• 1 Set miniatur APILL

86.016.000

Tersedianya bahan bacaan untuk

12 bulan, dan 1 paket buku

peraturan perundang-undangan

25.000.000 Penyediaan bahan bacaan dan

peraturan perundang-undangan 25.000.000

Penyediaan bahan bacaan dan

peraturan perundang-undangan 245.083.000 Kantor Induk

Penyediaan bahan logistik

kantorTersedianya bahan logistik kantor N/A - N/A - N/A -

Tersedianya 1 paket database

kepegawaian, dan 16 OB

operator database kepegawaian

50.000.000 N/A - Penyediaan bahan logistik

kantor 50.000.000 Kantor Induk

Penyediaan makanan dan

minuman

Terpenuhinya belanja makanan dan

minuman

Mamin 17 orang TKK, mamin

piket kantor, rapat dan tamu

untuk 1 tahun

383.297.500

Tersedianya kebutuhan

makanan dan minuman 17 orang

TKK dan 2520 HOK piket kantor,

serta makanan minuman tamu

dan rapat

176.812.000

• 2.328 HOK Mamin TKK

• 2.545 HOK Mamin Rapat

• 1.200 HOK Mamin Tamu

• 2519 HOK Mamin Piket

180.292.750

Tersedianya mamin tamu,

mamin rapat dan mamin TKK

sebanyak 5.899 HOK

135.960.000 Tersedianya mamin tamu,

mamin rapat dan mamin TKK 185.000.000

Tersedianya mamin tamu,

mamin rapat dan mamin TKK 1.061.362.250 Kantor Induk

Rapat-rapat kordinasi dan

konsultasi ke luar daerah

Terpenuhinya belanja perjalanan

dinas luar daerah

Belanja perjalanan dinas luar

daerah untuk 1 tahun 168.650.000

Terlaksananya rapat-rapat

koordinasi dan konsultasi keluar

daerah selama 1 tahun

216.250.000 Rp. 270.100.000,- Belanja

perjalanan dinas luar daerah 269.752.123

Tersedianya kebutuhan belanja

perjalanan dinas luar daerah

dalam rangka rapat koordinasi

dan konsultasi sebanyak 272

HOK

213.400.000

Tersedianya kebutuhan belanja

perjalanan dinas luar daerah

dalam rangka rapat koordinasi

dan konsultasi untuk 1 tahun

250.000.000

Tersedianya kebutuhan belanja

perjalanan dinas luar daerah

dalam rangka rapat koordinasi

dan konsultasi

1.118.052.123 Kantor Induk

Penyediaan Tenaga Pendukung

Teknis dan Administrasi

Perkantoran

Tersedianya tenaga pendukung

teknis dan administrasi perkantoran

Honorarium 17 orang tenaga

kontrak kerja untuk 1 tahun 86.350.000

Tersedianya kebutuhan 17

orang tenaga pendukung

administrasi/teknis perkantoran

selama 1 tahun

212.400.000

• 50 OB PTT S-1

• 24 OB PPT DIII

• 120 OB PTT SMA/D.1

• 14 OB tenaga ahli

perhubungan/teknis data

222.400.000

Tersedianya tenaga pendukung

teknis dan administrasi

perkantoran sebanyak 312 OB

519.600.000

Tersedianya tenaga pendukung

teknis dan administrasi

perkantoran untuk 1 tahun

520.000.000

Tersedianya tenaga pendukung

teknis dan administrasi

perkantoran

1.560.750.000

Pemenuhan

kebutuhan

tenaga security

barang berharga

(quasi dan bahan

baku PKB)

Kantor Induk

Rapat-rapat kordinasi dan

konsultasi ke dalam daerah

Terpenuhinya belanja perjalanan

dinas dalam daerah

Belanja perjalanan dinas dalam

daerah untuk 1 tahun 212.000.000

Terlaksananya rapat-rapat

koordinasi dan konsultasi dalam

daerah selama 1 tahun

150.000.000 • Rp. 175.000.000,- belanja

perjalanan dinas dalam daerah 174.975.000

Tersedianya kebutuhan belanja

perjalanan dinas dalam daerah

dalam rangka rapat koordinasi

dan konsultasi sebanyak 895

HOK

175.000.000

Tersedianya kebutuhan belanja

perjalanan dinas dalam daerah

dalam rangka rapat koordinasi

dan konsultasi untuk 1 tahun

175.000.000

Tersedianya kebutuhan belanja

perjalanan dinas dalam daerah

dalam rangka rapat koordinasi

dan konsultasi

886.975.000 Kantor Induk

Program peningkatan sarana

dan prasarana aparatur

Terpenuhinya kebutuhan

masyarakat akan pelayanan publik

bidang perhubungan

50,00% 816.538.000 50,00% 871.798.000 70,00% 1.295.381.151 75,00% 3.333.963.000 80,00% 1.985.000.000 80,00% 8.302.680.151

Pengadaan kendaraan

dinas/operasional

Tersedianya kendaraan

dinas/operasional

Pengadaan sepeda motor

PATWAL 750 CC 299.500.000 N/A -

• 1 Unit Kendaraan roda 4

Pejabat Esselon II

• 2 Unit Kendaraan Operasional

Roda 2

351.325.000

1 unit mobil derek dan

pemeliharaan perlengkapan

jalan, 4 unit mobil operasional, 3

unit motor patwal, 3 unit motor

operasional

1.405.175.000 N/A - Pengadaan kendaraan

dinas/operasional 2.056.000.000 Kantor Induk

Pengadaan Perlengkapan

Gedung Kantor

Tersedianya perlengkapan gedung

kantorN/A - N/A - N/A -

Pengadaan interior prasarana

gedung pelayanan dan 5 buah

kipas angin

133.300.000

Pengadaan interior kantor

(tindak lanjut output rehab

gedung kantor Tahun 2014)

135.000.000 Pengadaan Perlengkapan

Gedung Kantor 268.300.000

Pengadaan

interior kantor

Tahun 2015

(tindak lanjut

output rehab

gedung kantor

Tahun 2014)

Kantor Induk,

Terminal dan

Pos

Pengendalian

Lalu Lintas

Pengadaan mebeleur Terpenuhinya kebutuhan mebeleur

Pengadaan 1 set kursi sofa, 4

buah kursi putar, dan 174 kursi

lipat

63.588.000 N/A -

• 1 Buah Lemari Besi Kaca

• 1 Buah Lemari Besi Kaca

• 30 Buah Meja Kerja

• 78 Buah Kursi Kerja

• 20 Buah Kursi Rapat

• 3 Unit Lemari Besi

80.203.450

Tersedianya kebutuhan

mebeleur berupa 7 unit lemari

besi, 4 buah filling cabinet, 25

buah meja kerja, 10 buah meja

letter L, 40 buah kursi kerja

98.500.000 N/A - Pengadaan mebeleur 242.291.450

Dihilangkan di

Tahun 2015,

diakumulasikan

pada kegiatan

'Pengadaan

Perlengkapan

Gedung Kantor'

Kantor Induk,

Terminal dan

Pos

Pengendalian

Lalu Lintas

Pemeliharaan rutin/berkala

gedung kantorTerpeliharanya gedung kantor

Pemeliharaan rutin gedung

kantor untuk 1 tahun 45.000.000

Perbaikan Posko Induk PAM

Lebaran, perbaikan Gedung Unit

Pengujian Kendaraan Bermotor,

perbaikan kanopi parkir motor,

serta pelaburan gedung kantor

DISHUB

250.938.000

• 1 Paket Pelaburan Gedung

Kantor

• 1 Paket Pembangunan Toilet

• 1 Paket Perbaikan Gedung

• 1 Paket Perbaikan Benteng

232.796.300 N/A - N/A - Pemeliharaan rutin/berkala

gedung kantor 528.734.300

Dihilangkan di

Tahun 2015,

diakumulasikan

pada kegiatan

'Rehabilitasi

Sedang / Berat

Gedung Kantor'

Kantor Induk,

Terminal dan

Pos

Pengendalian

Lalu Lintas

Pemeliharaan rutin/berkala

kendaraan dinas/operasional

Terpeliharanya kendaraan

dinas/operasional

Pemeliharaan 11 kendaraan

operasional R4 dan 11

kendaraan R2

366.720.000

Terpeliharanya kendaraan

dinas/operasional selama 1

tahun, tersedianya BBM untuk

kendaraan pejabat struktural,

kendaraan operasional dinas dan

generator set

620.860.000

• Rp 202.899.901 ,- Belanja jasa

Service

• 12 OB Belanja BBM Eselon II

• 60 OB Belanja BBM Eselon III

• 180 OB Belanja BBM Eselon IV

• Rp. 163.558.000 ,- Belanja BBM

Kendaraan Operasional

• Rp. 24.174.000 ,- Belanja BBM

Generator Set

• Rp 11.069.500 ,- Belanja STNK

631.056.401

Belanja jasa service 13

kendaraan roda 4, jasa service

12 kendaraan roda 2, jasa

service 2 unit service genset, 12

bulan BBM kendaraan

dinas/operasional, 12 bulan BBM

genset (solar dan bensin), 252

OB BBM pejabat struktural,

perpanjangan STNK 28

kendaraan

638.173.000

Pemeliharaan rutin kendaraan

dinas / operasional; service

genset; BBM kendaraan dinas /

operasional; BBM untuk pejabat

struktural; BBm genset; belanja

STNK untuk1 tahun

650.000.000 Pemeliharaan rutin/berkala

kendaraan dinas/operasional 2.906.809.401

Penyesuai

kebutuhan BBM

kendaraan

PATWAL di

Tahun 2015

dengan harga

pertamax dan

Kepbup tentang

standar harga

Kantor Induk

Rehabilitasi sedang/berat

gedung kantorTerehabilitasinya gedung kantor N/A - N/A - N/A -

Rehabilitasi berat gedung kantor,

rehabilitasi gedung pelayanan,

rehabilitasi posko nagreg

1.058.815.000 Rehabilitasi berat gedung kantor

(tahap II) 1.200.000.000

Rehabilitasi sedang/berat

gedung kantor 2.258.815.000 Kantor Induk

Pengadaan Kelengkapan PAM

Rutin, PAM Lebaran dan PAM

Natal Tahun Baru

Tersedianya kelengkapan PAM

Rutin, PAM Lebaran dan PAM Natal

Tahun Baru

Pengadaan Kelengkapan PAM

Rutin 2011, PAM Lebaran 2011

dan PAM Natal Tahun Baru 2012

41.730.000 N/A - N/A - N/A - N/A -

Pengadaan Kelengkapan PAM

Rutin, PAM Lebaran dan PAM

Natal Tahun Baru

41.730.000

Terminal dan

Pos

Pengendalian

Lalu Lintas

1.07.02

1.07.01

Page 87: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Realisasi Rp. Realisasi Rp. Realisasi Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Kodering

ProgramProgram dan Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(outcome) Kegiatan (output)

Target Kinerja Sasaran pada Tahun

Keterangan

Analisis

Kebutuhan

Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD

(berdasar analisis kebutuhan)Lokasi2011 (Realisasi) 2012 (Realisasi) 2013 (Realisasi) 2014 (Target)

2015 (Target Kebutuhan Renja-SKPD 2015

menindaklanjuti DPA 2014, Sasaran RKPD 2015

dan Forum SKPD 2014)

Program peningkatan disiplin

aparatur

Terpenuhinya kebutuhan

masyarakat akan pelayanan publik

bidang perhubungan

50,00% 238.895.000 50,00% 48.950.000 70,00% - 75,00% 269.155.000 80,00% 271.000.000 80,00% 828.000.000

Pengadaan pakaian dinas

beserta perlengkapannya

Tersedianya pakaian dinas beserta

perlengkapannya bagi pegawai

Pengadaan dan distribusi 265

PDH, 7 PDUB, 33 PDUK, 150 PDL

kepada pegawai

238.895.000 N/A - N/A -

Pengadaan dan distribusi PDH

265 stel, PDL 180 stel, Topi 427

buah, PDUB 6 stel, PDUK 21 stel,

training PDO 50 stel, kaos PDO

200 buah

269.155.000 Pengadaan dan distribusi

pekaian dinas 271.000.000

Pengadaan pakaian dinas

beserta perlengkapannya 779.050.000 Kantor Induk

Pengadaan pakaian kerja

lapanganTersedianya pakaian dinas lapangan N/A -

Tersedianya 300 stel (pakaian,

atribut, topi) untuk petugas

parkir

48.950.000 N/A - N/A - N/A - Pengadaan pakaian kerja

lapangan 48.950.000 Kantor Induk

Program peningkatan

pengembangan sistem

pelaporan capaian kinerja dan

keuangan

Persentase akuntabilitas kinerja dan

keuangan97,64% 118.244.000 90,01% 94.298.000 98,87% 111.548.000 85,00% 149.794.900 85,00% 168.000.000 85,00% 641.884.900

Penyusunan laporan capaian

kinerja dan ikhtisar realisasi

kinerja SKPD

Tersusunnya dokumen

perencanaan dan laporan capaian

kinerja

Penyusunan 12 buku laporan

capaian kinerja 94.946.000

Terlaksananya penyusunan

laporan capaian kinerja dan

ikhtisar realisasi kinerja SKPD

selama 1 tahun

70.000.000

• 1832 OJ Lembur

• 12 Laporan capaian kinerja

bulanan 2013

• 4 Laporan capaian kinerja

triwulan 2013

• Pelaksanaan SKPD

• RKA Perubahan 2013

• DPA Perubahan 2013

• Rancangan RENJA 2014

• RENJA 2014

• RKA 2014

• Survey dan Laporan Capaian

Kinerja

97.250.000

Pelaksanaan forum SKPD 2014,

penyusunan laporan bulanan

2014, laporan triwulan 2014,

laporan semester 2014, RENJA -

RKA - DPA Perubahan 2014,

Renja 2015, RKA dan DPA 2015

131.794.900

Pelaksanaan forum SKPD 2015,

penyusunan laporan bulanan

2015, laporan triwulan 2015,

laporan semester 2015, RENJA -

RKA - DPA Perubahan 2015,

monitoring evaluasi capaian

kinerja 2015; Renja 2016, RKA

dan DPA 2016

150.000.000

Penyusunan laporan capaian

kinerja dan ikhtisar realisasi

kinerja SKPD

543.990.900

Pemantapan

data dan analisa

cakir untuk

LAKIP; forum

SKPD 2015 untuk

Renstra 2015 -

2020 dan Renja

2016

Kantor Induk

Penyusunan laporan keuangan

semesteran

Tersusunnya dokumen laporan

semesteran

Penyusunan 2 buku laporan

semesteran 6.220.000

Terlaksananya 2x penyusunan

laporan keuangan semesteran 7.220.000 2 Laporan Semester 2013 7.220.000 N/A - N/A -

Penyusunan laporan keuangan

semesteran 20.660.000 Kantor Induk

Penyusunan pelaporan

prognosis realisasi anggaran

Tersusunnya dokumen laporan

prognosis realisasi

Penyusunan 4 buku laporan

prognosis keuangan 10.000.000

Terlaksananya penyusunan

laporan prognosis realisasi

anggaran selama 1 tahun

10.000.000 N/A - Penyusunan laporan prognosis

realisasi anggaran 10.000.000

Penyusunan laporan prognosis

realisasi anggaran 10.000.000

Penyusunan pelaporan

prognosis realisasi anggaran 40.000.000 Kantor Induk

Penyusunan pelaporan

keuangan akhir tahun

Tersusunnya dokumen laporan

akhir tahun, LAKIP, LKPJ dan LPPD

Penyusunan 2 buku laporan

akhir tahun 7.078.000

Terlaksananya penyusunan 2

laporan keuangan akhir tahun

(laporan tahunan dan LAKIP)

7.078.000 • 1 Laporan Tahunan 2012

• 1 LAKIP 2012 7.078.000

Penyusunan laporan tahunan

2013, LAKIP 2013, bahan LPPD

dan LKPJ Bupati Bandung 2013

8.000.000

Penyusunan laporan tahunan

2014, LAKIP 2014, bahan LPPD

dan LKPJ Bupati Bandung 2014

8.000.000 Penyusunan pelaporan

keuangan akhir tahun 37.234.000 Kantor Induk

Tersedianya angkutan umum yang

melayani wilayah yang telah

tersedia jaringan jalan untuk

38,52% 38,52% 38,52% 38,52% 38,52% 38,52%

Rasio jumlah pelayanan angkutan

terhadap penumpang1:12 1:19 1:53,87 1:15 1:54 1:54

Peningkatan

jumlah pengguna

angkutan

penumpang

umum

Tersedianya terminal angkutan

penumpang di wilayah yang telah

dilayani angkutan umum dalam

trayek

66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 66,67%

VCR (volume capacity ratio ) dan LoS

(level of service )VCR 0,84 LoS D VCR 0,84 LoS D VCR 0,35 LoS D VCR 0,84 LoS D VCR 0,74 LoS C VCR 0,74 LoS C

Peningkatan LoS

menjadi C (sesuai

sasaran RKPD

2015)

Capaian target PAD Bidang

Perhubungan88,59% 78,47% 91,16% 93,00% 95,00% 95,00%

Terpenuhinya tahapan

pengendalian komunikasi dan

informasi

40,00% 40,00% 75,00% 75,00% 75,00% 75,00%

Perencanaan pembangunan

prasarana dan fasilitas

perhubungan

Tersusunnya dokumen

perencanaan dan terlaksananya

tahapan pembangunan prasarana

dan fasilitas perhubungan

N/A -

Terlaksananya FS Terminal Tipe

A, FS Terminal Terpadu

Alamendah, FS Stockpile

Batubara, FS Termnal Ibukota

Kab. Bandung

784.593.500

• Pengumpulan Database LLAJ

• Kajian Potensi PAD

• Rp. 1.200.000,- Mamin Rapat

• Rp. 24.750.000,- Belanja

Perjalanan Dinas

322.295.000 N/A - N/A -

Perencanaan pembangunan

prasarana dan fasilitas

perhubungan

1.106.888.500

Soreang,

Rancaekek,

Cileunyi, dan

seluruh wilayah

Kab. Bandung

Penyusunan norma, kebijakan,

standar dan prosedur bidang

perhubungan

Tersusunnya norma, kebijakan,

standar dan prosedur bidang

perhubungan

N/A - N/A -

• Evaluasi Jaringan Trayek dan

Analisis Wilayah Operasi dan

Kebutuhan Angkutan Taksi

• Rp.24.840.000,- Honor tim

teknis

• 286 OJ Lembur

• Rp. 5.400.000,- Mamin rapat

• Rp. 23.650.000,- Belanja

Perjalanan Dinas

• Kajian teknis angkutan

karyawan

• Kajian teknis angkutan

kawasan tertentu

136.298.000

Penyusunan RILLAJ, penyusunan

kajian akademik pembatasan

umur kendaraan angkutan

umum, penyusunan draft

kepbup dan perbup bidang

perhubungan, evaluasi laporan

dan pelaksanaan SOP Bidang

Perhubungan, publikasi NSPK di

portal DISHUB, pengadaan dan

distribusi 2500 set stiker jurusan

angkutan umum, 1500 lembar

stiker registrasi perizinan

angkutan

570.724.000

Penyusunan norma, kebijakan,

standar dan prosedur

penanganan kemacetan di 4

koridor utama

400.000.000

Penyusunan norma, kebijakan,

standar dan prosedur bidang

perhubungan

1.107.022.000

Penyusunan

MoU

stakeholders

untuk

penurunan

angka

kemacetan,

peningkatan LoS

di Tahun 2015

sesuai sasaran

RKPD 2015

Kantor induk, 4

koridor utama

di Kab.

Bandung

4.580.665.832 939.935.260 853.186.400 1.065.000.000

1.07.03

1.07.06

1.07.15

Program Pembangunan

Prasarana dan Fasilitas

Perhubungan

420.823.400 1.301.720.772

Page 88: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Realisasi Rp. Realisasi Rp. Realisasi Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Kodering

ProgramProgram dan Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(outcome) Kegiatan (output)

Target Kinerja Sasaran pada Tahun

Keterangan

Analisis

Kebutuhan

Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD

(berdasar analisis kebutuhan)Lokasi2011 (Realisasi) 2012 (Realisasi) 2013 (Realisasi) 2014 (Target)

2015 (Target Kebutuhan Renja-SKPD 2015

menindaklanjuti DPA 2014, Sasaran RKPD 2015

dan Forum SKPD 2014)

Koordinasi dalam

pembangunan prasarana dan

fasilitas perhubungan

Terlaksananya koordinasi dalam

rangka pembangunan prasarana

dan fasilitas perhubungan

Keikutsertaan dalam lomba tata

tertib lalu lintas (WTN) 124.997.000

Keikutsertaan Kabupaten

Bandung dalam Rakornis Tingkat

Provinsi dan Tingkat Nasional,

serta Lomba Tertib Lalu Lintas

(Wahana Tata Nugraha)

157.415.160

• 4 Kali Rakornis Tingkat Provinsi

• 1 Kali Rakornas

• Pelaksanaan WTN

• 120 OJ Lembur

113.218.320 Pelaksanaan WTN, rakornis

tingkat provinsi, rakornas 63.601.000

Pelaksanaan WTN dan perluasan

kawasan tertib lalu lintas (revisi

Kepbup), rakornis tingkat

provinsi, rakornas

165.000.000

Koordinasi dalam pembangunan

prasarana dan fasilitas

perhubungan

624.231.480

Soreang,

wilayah dalam

Provinsi Jawa

Barat dan lokasi

rakor nasional

Sosialisasi Kebijakan di Bidang

Perhubungan

Terlaksananya sosialisasi kebijakan

di bidang perhubungan

Pembinaan terhadap 300 orang

juru parkir 50.000.000

Terlaksananya penyuluhan

terhadap 300 juru parkir 74.000.000

• 510 Buah penampung kotoran

kuda

• Rp. 310.000,- Mamin rapat

• Rp. 9.075.000,- belanja

perjalanan dinas

• 12 Set papan informasi tarif

parkir

57.815.000 N/A - N/A - Sosialisasi Kebijakan di Bidang

Perhubungan 181.815.000

Lokasi target

retribusi parkir

di tepi jalan

umum

Peningkatan Pengelolaan

Terminal Angkutan Darat

Terlaksananya sewa lahan terminal

dengan sistem bagi hasil retribusi

terminal

Sewa lahan dengan sistem bagi

hasil retribusi terminal untuk 1

tahun kepada 10 pemilik lahan

terminal

195.826.400

Terlaksananya bagi hasil

retribusi terminal kepada pemilik

lahan 6 terminal (non Pemkab

Bandung)

181.012.112

• 12 Bulan bagi hasil retribusi

terminal Ibun

• 12 Bulan bagi hasil retribusi

Terminal Sayati

• 12 Bulan bagi hasil retribusi

Terminal Pangalengan

• 12 Bulan bagi hasil retribusi

Terminal Ciwidey

• 12 Bulan bagi hasil retribusi

Terminal Ciparay (Ds. Gunung

Leutik dan Ds. Pakutandang)

• `12 Bulan bagi hasil retribusi

Terminal Cileunyi

• Rp. 12.375.000 ,- Belanja

Perjalanan Dinas

209.886.640

Sewa terminal (bagi hasil

retribusi terminal) kepada 5

pemilik lahan terminal selama 12

bulan

218.861.400

Peningkatan pengelolaan

terminal (sewa terminal naik 10%

dari Tahun 2014, kajian

kebutuhan terminal hasil forum

SKPD serta rencana relokasi

terminal dan pasar di Kabupaten

Bandung)

500.000.000 Peningkatan Pengelolaan

Terminal Angkutan Darat 1.305.586.552

Perencanaan

utuh kebutuhan

terminal yang

disepakati oleh

seluruh

stakeholder,

bahan Renstra

2015 - 2020

Ibun; Sayati;

Pangalengan;

Ciwidey;

Ciparay;

Cileunyi; dan

seluruh lokasi

terminal

Monitoring, evaluasi dan

pelaporan

Terlaksananya monitoring evaluasi

PAD Bidang Perhubungan dan

urusan telekomunikasi

Pendataan potensi parkir 50.000.000

Tersedianya 1 portal website

DISHUB Kab. Bandung dan 1

Database Radio Komunikasi

104.700.000

• 80 OJ Lembur

• Updating Cell Plan dan

Penataan zonasi lokasi menara

telekomunikasi

• Rp.3.000.000,- Mamin Rapat

• Rp. 13.000.000,- belanja

perjalanan dinas

100.422.300 N/A - N/A - Monitoring, evaluasi dan

pelaporan 255.122.300 Kantor Induk

Tersedianya terminal angkutan

penumpang di wilayah yang telah

dilayani angkutan umum dalam

66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 66,67%

Tersedianya unit pengujian

kendaraan bermotor per populasi

kendaraan wajib uji 4000 (empat

ribu)

33,33% 33,33% 33,33% 33,33% 50,00% 50,00%

Peningkatan

angka SPM

(outcome

kegiatan

Pembangunan

Balai PKB)

Rehabilitasi/pemeliharaan

sarana alat pengujian

kendaraan bermotor

Terlaksananya rehabilitasi /

pemeliharaan sarana alat PKBKalibrasi alat PKB 149.044.000

Terlaksananya pemeliharaan 13

item alat pengujian kendraaan

bermotor; tersedianya 501

lembar stiker, tersedianya 1

buah alat ukur ketebalan kaca

film

118.435.800

• Rp. 850.000.000,- Mamin Rapat

• RP. 15.875.000,- Belanja

perjalanan dinas

• Pemeliharaan dan Kalibrasi alat

PKB

• 2 Buah alat ukur ketebalan

kaca film

120.240.000 Kalibrasi 13 item alat uji

kendaraan bermotor 125.000.000

Kalibrasi 13 item alat uji

kendaraan bermotor 130.000.000

Rehabilitasi/pemeliharaan

sarana alat pengujian kendaraan

bermotor

642.719.800 Kantor Induk

Rehabilitasi/pemeliharaan

terminal/pelabuhan

Terlaksananya rehabilitasi /

pemeliharaan terminal

Rehabilitasi Terminal Cicalengka,

Baleendah dan banjaran 134.750.000

Terlaksananya rehabilitasi 4

terminal (Majalaya, Cicalengka,

Banjaran, Baleendah)

419.360.000

• Rp. 2.100.000,- Mamin Rapat

• Rp. 8.200.000,-Belanja

Perjalanan Dinas

• Pemeliharaan Terminal

Pangalengan

• Pemeliharaan Terminal

Cileunyi

234.040.000

Perbaikan terminal Ciparay,

Cileunyi, dan Sayati serta

perencanaan kebutuhan

prasarana terminal

454.151.900 N/A - Rehabilitasi/pemeliharaan

terminal/pelabuhan 1.242.301.900

Terminal di

wilayah Kab.

Bandung

1.07.16

Program Rehabilitasi dan

Pemeliharaan Prasarana dan

Fasilitas LLAJ

283.794.000 537.795.800 354.280.000 579.151.900 130.000.000 1.885.021.700

1.07.15

Page 89: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Realisasi Rp. Realisasi Rp. Realisasi Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Kodering

ProgramProgram dan Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(outcome) Kegiatan (output)

Target Kinerja Sasaran pada Tahun

Keterangan

Analisis

Kebutuhan

Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD

(berdasar analisis kebutuhan)Lokasi2011 (Realisasi) 2012 (Realisasi) 2013 (Realisasi) 2014 (Target)

2015 (Target Kebutuhan Renja-SKPD 2015

menindaklanjuti DPA 2014, Sasaran RKPD 2015

dan Forum SKPD 2014)

Tersedianya angkutan umum yang

melayani wilayah yang telah

tersedia jaringan jalan untuk

jaringan jalan kabupaten

38,52% 38,52% 38,52% 38,52% 38,52% 38,52%

Rasio jumlah pelayanan angkutan

terhadap penumpang1:12 1:19 1:53,87 1:15 1:54 1:54

Peningkatan

jumlah pengguna

angkutan

penumpang

umum

VCR (volume capacity ratio ) dan LoS

(level of service )VCR 0,84 LoS D VCR 0,84 LoS D VCR 0,35 LoS D VCR 0,84 LoS D VCR 0,74 LoS C VCR 0,74 LoS C

Peningkatan LoS

menjadi C (sesuai

sasaran RKPD

2015)

Jumlah maksimal penanganan kasus

kecelakaan lalu lintas539 kasus/tahun 461 kasus/tahun 429 kasus/tahun 248 kasus/tahun 248 kasus/tahun 248 kasus/tahun

Capaian target PAD Bidang

Perhubungan88,59% 78,47% 91,16% 93,00% 95,00% 95,00%

Terpenuhinya standar keselamatan

bagi kapal sungai dan danau yang

beroperasi di Kabupaten Bandung

0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 10,00% 10,00%

Kegiatan peningkatan disiplin

masyarakat menggunakan

angkutan

Terlaksananya kegiatan penyuluhan

tertib lalu lintas dan menggunakan

angkutan kepada masyarakat

Penyuluhan kepada 720 siswa

sekolah, masyarakat di lokasi

TMMD dan TMMS

95.000.000

Terlaksananya pembinaan

disiplin menngunakan angkutan

di 2 SD, 2 SMP, 2 SMA, lokasi

TMMD dan lokasi BSMSS

50.000.000

• Penyuluhan ke 4 SD, 4 SMP, 4

SLTA

• Penyuluhan ke lokasi TMMD,

BSMSS, Terminal Penumpang,

Desa Layak Anak

• Penyuluhan dalam rangka

BBGRM

• 1 paket bahan baku kegiatan

penyuluhan

• 6000 lembar sticker

• 8000 lembar brosur

• Rp. 12.000.000,- mamin rapat

• Rp. 44.500.000,- belanja

perjalanan dinas

• 2 set miniatur rambu lalu lintas

• 2 buah rambu lalu lintas

portable mini

• 1 set maket manajemen LLAJ

224.197.500

Penyuluhan disiplin

menggunakan angkutan dan

berlalu lintas ke SD, SLTP, SLTA,

Lokasi TMMD, Lokasi BSMSS,

Desa Layak Anak dan pada Hari

Jadi BBGRM

75.000.000

Penyuluhan disiplin berlalu lintas

dan angkutan jalan kepada

masyarakat

75.000.000

Kegiatan peningkatan disiplin

masyarakat menggunakan

angkutan

519.197.500 Penurunan

volume kegiatan

Wilayah Kab.

Bandung

Kegiatan uji kelayakan sarana

transportasi guna keselamatan

penumpang

Tersedianya alat PKB

Pengadaan 1 buah kompresor, 1

buah mesin cuci kendaraan, 1

buah las listrik, 2 buah dongkrak

buaya, 1 buah bor listrik, 1 set

pompa stempet listrik, 1 set

kunci-kunci

49.400.000 N/A - N/A - N/A - N/A -

Kegiatan uji kelayakan sarana

transportasi guna keselamatan

penumpang

49.400.000 Kantor Induk

Kegiatan pengendalian disiplin

pengoperasian angkutan umum

di jalan raya

Terlaksananya pengendalian disiplin

lalu lintas sepanjang tahun

Terlaksananya PAM rutin ruas Jl.

Kopo Sayati, PAM Lebaran di 7

pos koordinasi lapangan, PAM

Natal dan Tahun Baru 2012

700.000.000

Terlaksananya PAM Lalin Rutin

selama 237 hari, PAM Lebaran

selama 16 hari, PAM Tahun Baru

selama 8 hari, Operasi Wasdal

sebanyak 2 kali, dan Tonsus

Upacara sebanyak 6 kali

836.945.000

• 19.740 HOK PAM Rutin

• 1.600 HOK PAM Lebaran 2013

• 480 HOK PAM Natal 2013 dan

Tahun Baru 2014

• 266 HOK Tonsus

Upacara/Kegiatan Insidentil

• 1 Paket bahan baku kegiatan

PAM

• Rp. 177.400.000,- Belanja

perjalanan dinas

• 2 Buah tenda komando

• 8 Buah pengeras suara

• 1 Set Automatic traffic counter

1.381.160.000

PAM Rutin; PAM Lebaran 2014;

PAM Tahun Baru 2015; Operasi

wasdal di jalan, tonsus upacara

hari bersejarah/insidentil 266

HOK

1.127.420.000

PAM Rutin; PAM Lebaran 2015;

PAM Natal Tahun Baru 2016;

Operasi wasdal di jalan

1.600.000.000

Kegiatan pengendalian disiplin

pengoperasian angkutan umum

di jalan raya

5.645.525.000 Wilayah Kab.

Bandung

Kegiatan penciptaan layanan

cepat, tepat, murah dan mudah

Terlaksananya pelayanan terminal

dan parkirN/A - N/A -

• Pembinaan petugas terminal

• 144 OJ lembur

• Rp. 600.000,- Mamin Rapat

• Rp. 3.075.000,- Belanja

perjalanan dinas

79.900.000

Pengadaan 200 paket jas hujan,

kartu tanda pengenal juru parkir

dan name tag; pengadaan dan

pemasangan 9 set papan

informasi tarif parkir; 5 buah

tenda pos TPR

89.495.000 Pembinaan petugas terminal dan

juru parkir 80.000.000

Kegiatan penciptaan layanan

cepat, tepat, murah dan mudah 249.395.000

Terminal di

Kab. Bandung

dan lokasi

target retribusi

parkir di tepi

jalan umum

Pengumpulan dan analisis data

base pelayanan jasa angkutan

Tersedianya database dan analisa

kinerja pelayanan jasa angkutan

Tersusunnya dokumen asal

tujuan perjalanan OD Matriks 121.580.000

Terlaksananya analisis angkutan

penumpang umum dalam trayek

dan tidak dalam trayek

120.000.000 N/A - N/A - N/A - Pengumpulan dan analisis data

base pelayanan jasa angkutan 241.580.000

Wilayah Kab.

Bandung

Pengembangan sarana dan

prasarana pelayanan jasa

angkutan

Terlaksananya pengembangan

sarana dan pelayanan jasa angkutanN/A -

Terlaksananya studi banding

perencanaan pembangunan

stockpile batubara

90.016.000

• 96 OJ Lembur

• Pemetaan Jaringan Lintas

Angkutan Barang

• Rp. 3.000.000,- Mamin Rapat

• Rp. 16.025.000,- Belanja

Perjalanan Dinas

79.182.000

Pemetaan panduan jalur

pelayaran dan standar

keselamatan angkutan danau;

pengembangan database

angkutan berbasis RFID;

pendistribusian 50 buah jacket

life guard

153.865.000

Penetapan standar keselamatan

bagi kapal sungai dan danau

serta sosialisasi; penetapan

pengendalian ojeg dan andong

200.000.000

Pengembangan sarana dan

prasarana pelayanan jasa

angkutan

523.063.000

Lokasi

angkutan

danau dan

wilayah operasi

andong dan

ojeg

2.120.000.000 8.041.839.500

1.07.17

Program peningkatan

pelayanan angkutan 965.980.000 1.241.961.000 2.118.118.500 1.595.780.000

Page 90: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Realisasi Rp. Realisasi Rp. Realisasi Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Kodering

ProgramProgram dan Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(outcome) Kegiatan (output)

Target Kinerja Sasaran pada Tahun

Keterangan

Analisis

Kebutuhan

Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD

(berdasar analisis kebutuhan)Lokasi2011 (Realisasi) 2012 (Realisasi) 2013 (Realisasi) 2014 (Target)

2015 (Target Kebutuhan Renja-SKPD 2015

menindaklanjuti DPA 2014, Sasaran RKPD 2015

dan Forum SKPD 2014)

Sosialisasi / Penyuluhan

ketertiban lalu lintas dan

angkutan

Terlaksananya sosialisasi ketertiban

lalu lintas dan angkutanN/A - N/A -

• 96 OJ Lembur

• SIM angkutan tidak dalam

trayek

• Rp. 4.800.000,- mamin rapat

• Rp. 18.125.000,- belanja

perjalanan dinas

138.677.000 N/A - N/A -

Sosialisasi / Penyuluhan

ketertiban lalu lintas dan

angkutan

138.677.000 Kantor Induk

Kegiatan pemilihan dan

pemberian penghargaan

sopir/juru mudik/awak

kendaraaan angkutan umum

teladan

Terlaksananya pemilihan dan

pemberian penghargaan AKUTN/A -

Terlatihnya 180 Sopir/Juru

Mudi/Awak Kendaraan

Angkutan Umum

145.000.000

• Penyuluhan 120 Orang Sopir

Angkutan Umum

• Partisipasi 3 Orang AKUT Kab.

Bandung di Pemilihan AKUT Kab.

Bandung di pemilihan AKUT

tingkat provinsi

• 252 OJ Lembur

• Bahan Baku penyuluhan dan

pemilihan AKUT

• Belanja perjalanan dinas Rp.

6.600.000,-

88.678.000

Penyuluhan 75 awak kendaraan

umum, penilaian 20 awak

teladan, pengiriman 3 awak

teladan ke lomba AKUT provinsi,

penilaian 30 pengusaha teladan

dan 30 mitra teladan

85.000.000 AKUT 2015 90.000.000

Kegiatan pemilihan dan

pemberian penghargaan

sopir/juru mudik/awak

kendaraaan angkutan umum

teladan

408.678.000 Kantor Induk

Koordinasi dalam peningkatan

pelayanan angkutan

Terlaksananya koordinasi dalam

peningkatan pelayanan angkutanN/A - N/A -

• 6 Kali pertemuan Forum LLAJ

• 198 OJ Lembur

• Rp. 6.000.000,- Mamin Rapat

• Rp. 96.750.000,- Belanja

perjalanan dinas

126.324.000 Pelaksanaan Forum LLAJ Tahun

2014 (80 HOK) 65.000.000 Forum LLAJ 75.000.000

Koordinasi dalam peningkatan

pelayanan angkutan 266.324.000 Kantor Induk

Program Pembangunan Sarana

dan Prasarana Perhubungan

Tersedianya halte di lokasi yang

telah dilayani angkutan umum

dalam trayek

0,37% - 0,37% - 1,10% - 1,47% 213.309.000 2,57% 3.600.000.000 2,57% 3.813.309.000

Pembangunan Gedung

TerminalN/A - N/A - N/A - N/A - N/A - Pembangunan Gedung Terminal - N/A

Pembangunan halte bus, taxi

gedung terminal

Tersedianya halte di lokasi yang

telah dilayani angkutan umum

dalam trayek

N/A - N/A - N/A - Pembangunan 4 unit shelter 213.309.000 Pembangunan 30 unit shelter 3.600.000.000 Pembangunan halte bus, taxi

gedung terminal 3.813.309.000

Wilayah Kab.

Bandung

Pembangunan jembatan

penyeberangan orang

Tersedianya halte di lokasi yang

telah dilayani angkutan umum

dalam trayek

N/A - N/A - N/A - N/A - N/A - Pembangunan jembatan

penyeberangan orang - N/A

Tersedianya halte di lokasi yang

telah dilayani angkutan umum

dalam trayek

0,37% 0,37% 1,10% 1,47% 2,57% 2,57%

Tersedianya fasilitas perlengkapan

jalan (rata-rata rambu, marka, dan

guardrill) pada jalan Kabupaten

1,19% 3,04% 4,24% 5,99% 7,70% 7,70%

VCR (volume capacity ratio ) dan LoS

(level of service )VCR 0,84 LoS D VCR 0,84 LoS D VCR 0,35 LoS D VCR 0,84 LoS D VCR 0,74 LoS C VCR 0,74 LoS C

Peningkatan LoS

menjadi C (sesuai

sasaran RKPD

2015)

Pengadaan rambu-rambu lalu

lintas

Terlaksananya pengadaan,

pemasangan dan pemeliharaan

perlengkapan jalan

Pengadaan dan pemasangan 30

buah rambu portable, 87 buah

rambu biasa, 5 buah RPPJ, 20

beam guardrail, 4 unit

counterdown, warning light 2

aspek 4 mata

354.875.000

Terpasangnya 238 buah rambu

lalin, 13 buah rambu portable, 13

buah RPPJ, 25 beam guardrail.

Terpeliharanya 30 rambu lalu

lintas dan RPPJ, 16 buah lampu

traffic light, 1 unit warning light,

3 unit shelter (APBD dan DAK)

397.331.200

• Rp. 850.000,- Mamin Rapat

• Rp. 8.800.000,- Belanja

perjalanan dinas

• Pemeliharaan 60 Rambu lalu

lintas

• Pemeliharaan 16 buah lampu

traffic light

• Pemeliharaan 3 Unit warning

light

• Pemeliharaan 2 Unit Shelter

56.044.000 N/A - N/A - Pengadaan rambu-rambu lalu

lintas 808.250.200

Wilayah Kab.

Bandung

Pengadaan marka jalan

Terlaksananya pengadaan dan

pemasangan marka jalan dan zebra

cross

Pemasangan 800 m2 marka jalan

dan zebra cross 119.000.000

Terpasangnya 1815,7875 m2

marka jalan & zebra cross (APBD

dan DAK)

293.668.000

Pemasangan 129,62 m² marka

jalan dan zebra cross

Rp. 680.000,- Mamin rapat

Rp. 8.800.000,- belanja

perjalanan dinas

33.499.000 N/A - N/A - Pengadaan marka jalan 446.167.000 Wilayah Kab.

Bandung

Pengadaan pagar pengaman

jalan

Terlaksananya pengadaan dan

pemasangan guardrailN/A - N/A -

• Rp. 850.000,- Mamin rapat

• Rp. 8.800.000,- Belanja

perjalanan dinas

• Pemasangan 3 beam guardrail

28.975.000 N/A - N/A - Pengadaan pagar pengaman

jalan 28.975.000

Wilayah Kab.

Bandung

Manajemen dan rekayasa lalu

lintas dan angkutan jalan di

kawasan

Terlaksananya manajemen dan

rekayasa lalu lintas dan angkutan

jalan di kawasan

N/A - N/A -

• 460 lembar leaflet

• Rp. 3.600.000,- mamin rapat

• Rp. 12.000.000,- belanja

perjalanan dinas

• Perencanaan Manajemen KTL

• Pemasangan 23 rambu halte

dan papan tambahan (nomor

halte)

• Pemasangan 26 rambu lalu

lintas

• Pemasangan 230m² marka

jalan

• Pemasangan 1 unit APILL

• Pemasangan 4 buah counter

down

• Pemasangan 4 buah running

text

• Pembangunan 1 unit shelter

• Pemasangan 1 unit warning

light

539.872.000

Survey LHR di 30 titik survey;

perencanaan manajemen

rekayasa LLAJ di persimpangan

Jl. Kopo (batas Kota s.d. Lanud

Sulaeman); kalibrasi automatic

traffic counter; pengadaan dan

pemasangan tiang penyangga

kamera automatic traffic

counter; pengadaan dan

pemasangan kamera pantau arus

lalu lintas

380.060.000

Survey LHR di 30 titik survey;

manajemen rekayasa LLAJ di Jl.

Kopo (lanjutan)

250.000.000

Manajemen dan rekayasa lalu

lintas dan angkutan jalan di

kawasan

1.169.932.000 Jl. Kopo -

Soreang

1.450.000.000 5.442.290.045

1.07.18

1.07.19

Program pengendalian dan

pengamanan lalu lintas 473.875.000 946.999.200 1.236.890.000 1.334.525.845

1.07.17

Page 91: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Realisasi Rp. Realisasi Rp. Realisasi Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Kodering

ProgramProgram dan Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(outcome) Kegiatan (output)

Target Kinerja Sasaran pada Tahun

Keterangan

Analisis

Kebutuhan

Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD

(berdasar analisis kebutuhan)Lokasi2011 (Realisasi) 2012 (Realisasi) 2013 (Realisasi) 2014 (Target)

2015 (Target Kebutuhan Renja-SKPD 2015

menindaklanjuti DPA 2014, Sasaran RKPD 2015

dan Forum SKPD 2014)

Manajemen dan rekayasa lalu

lintas dan angkutan jalan di

kawasan (DAK)

Terlaksananya manajemen dan

rekayasa lalu lintas dan angkutan

jalan di kawasan

N/A - N/A - • Pemasangan 1 Unit APILL 199.500.000 N/A - N/A -

Manajemen dan rekayasa lalu

lintas dan angkutan jalan di

kawasan (DAK)

199.500.000 Jl. Kopo -

Soreang

Pengadaan marka jalan (DAK)

Terlaksananya pengadaan dan

pemasangan marka jalan dan zebra

cross

N/A - N/A -

• Pemasangan 1139,94 m² marka

jalan dan zebra cross

• Pengadaan 25 buah water

barrier

207.000.000 N/A - N/A - Pengadaan marka jalan (DAK) 207.000.000 Wilayah Kab.

Bandung

Pengadaan pagar pengaman

jalan (DAK)

Terlaksananya pengadaan dan

pemasangan guardrailN/A - N/A - • Pemasangan 30 beam guardrail 172.000.000 N/A - N/A -

Pengadaan pagar pengaman

jalan (DAK) 172.000.000

Wilayah Kab.

Bandung

Pengadaan dan pemasangan

perlengkapan jalan (DAK)

Terlaksananya pengadaan dan

pemasangan perlengkapan jalanN/A - N/A - N/A -

Pengadaan dan pemasangan

280,6 m' marka jalan; 32 beam

guardrail; 22 buah rambu

overhead; 242 rambu 60x60 cm;

9 buah RPPJ

598.960.000 N/A - Pengadaan dan pemasangan

perlengkapan jalan (DAK) 598.960.000

Wilayah Kab.

Bandung

Pengadaan rambu-rambu lalu

lintas (bantuan gubernur)

Terlaksananya pengadaan,

pemasangan dan pemeliharaan

perlengkapan jalan

N/A -

Terpasangnya 218 buah rambu

lalu lintas 185.000.000 N/A - N/A - N/A - Pengadaan rambu-rambu lalu

lintas (bantuan gubernur) 185.000.000

Wilayah Kab.

Bandung

Pengadaan marka jalan

(bantuan gubernur)

Terlaksananya pengadaan dan

pemasangan marka jalan dan zebra

cross

N/A - Tersedianya 235 traffic cone 71.000.000 N/A - N/A - N/A - Pengadaan marka jalan (bantuan

gubernur) 71.000.000

Wilayah Kab.

Bandung

Pengadaan pagar pengaman

jalan (bantuan gubernur)

Terlaksananya pengadaan dan

pemasangan guardrailN/A - NIHIL - N/A - N/A - N/A -

Pengadaan pagar pengaman

jalan (bantuan gubernur) -

Wilayah Kab.

Bandung

Pengadaan dan pemasangan

perlengkapan jalan

Terlaksananya pengadaan dan

pemasangan perlengkapan jalanN/A - N/A - N/A -

Pengadaan dan pemasangan

180,25 m' marka jalan

(pendamping DAK);

pemeliharaan perlengkapan

jalan Tahun 2014; pengadaan

dan pemasangan warning light 7

buah; warning light 1 buah

(pendamping DAK); cermin

tikungan 8 buah (pendamping

DAK)

355.505.845 Pengadaan dan pemasangan

perlengkapan jalan 1.200.000.000

Pengadaan dan pemasangan

perlengkapan jalan 1.555.505.845

Wilayah Kab.

Bandung

Pengadaan alat pengendalian

dan pengamanan lalu lintas

Terlaksananya pengadaan dan

pemasangan perlengkapan jalanN/A - N/A - N/A - N/A - N/A -

Pengadaan alat pengendalian

dan pengamanan lalu lintas -

Pengalihan

output kegiatan

untuk

peningkatan LoS

sesuai sasaran

RKPD 2015

N/A

Tersedianya unit pengujian

kendaraan bermotor per populasi

kendaraan wajib uji 4000 (empat

ribu)

33,33% 33,33% 33,33% 33,33% 50,00% 50,00%

Peningkatan

angka SPM

(outcome

kegiatan

Pembangunan

Balai PKB)

Terpenuhinya standar keselamatan

bagi angkutan umum yang melayani

trayek di dalam Kabupaten/Kota

(persentase kendaraan wajib uji

yang melaksanakan pengujian

kendaraan bermotor)

95,84% 92,03% 88,22% 100,00% 100,00% 100,00%

Capaian target PAD Bidang

Perhubungan88,59% 78,47% 91,16% 93,00% 95,00% 95,00%

Pembangunan Balai PKB Tersedianya Balai PKB N/A - N/A - N/A - N/A - Pembangunan Balai PKB di

Baleendah (dan alat portable) 3.500.000.000 Pembangunan Balai PKB 3.500.000.000

Pembangunan

Balai PKB di

Baleendah (dan

alat portable) di

Tahun 2015

Baleendah

Pengadaan alat pengujian

kendaraan bermotorTersedianya alat PKB N/A - N/A - N/A -

Penyusunan database pengujian

kendaraan bermotor;

pengadaan 1 unit alat uji emisi

gas buang solar; 2 unit alat uji

emisi gas buang bensin; 3 unit

brake meter; 1 unit timbangan

kendaraan portable; 1 unit head

light tester

846.570.000 N/A - Pengadaan alat pengujian

kendaraan bermotor 846.570.000 Kantor Induk

Pelaksanaan uji petik

kendaraan bermotor

Terlaksananya PKB, uji petik

angkutan lebaran dan layanan uji

emisi gas buang

N/A - N/A -

• 32 kali uji emisi gas buang

• 16 hari uji petik angkutan

lebaran

• 12 OB operasional E-PKB

• Rp. 1.000.000,- mamin rapat

• Rp. 53.200.000,- belanja

perjalanan dinas

163.140.000

Kajian teknis wilayah wajib uji

emisi; pelayanan terpadu

sabilulungan (uji emisi gas buang

kendaraan); keur daerah; uji

emisi gas buang insidentil; 16

hari uji petik kelaikan angkutan

umum pada masa lebaran;

update database PKB selama 12

bulan

203.520.000

Pelaksanaan uji petik angkutan

lebaran dan pengendalian PKB di

DISHUB Kab. bandung;

penetapan kawasan wajib lulus

uji emisi dan sosialisasi

250.000.000 Pelaksanaan uji petik kendaraan

bermotor 616.660.000

Penambahan

output

penetapan

kawasan wajib

lulus uji emisi

dan sosialisasi di

Tahun 2015

Wilayah Kab.

Bandung dan

Komplek

Pemkab

Bandung

Program peningkatan dan

Pengembangan Pengelolaan

Keuangan Daerah

Capaian target PAD Bidang

Perhubungan88,59% 171.660.000 78,47% - 91,16% - 93,00% - 95,00% - 95,00% 171.660.000

Intensifikasi dan Ekstensifikasi

Sumber-sumber Pendapatan

Daerah

Tersusunnya kajian dan

perencanaan intensifikasi

ekstensifikasi sumber PAD bidang

perhubungan

Terlaksananya studi banding dan

tersusunnya kajian tentang

intensifikasi ekstensifikasi PAD

bidang perhubungan

171.660.000 N/A - N/A - N/A - N/A -

Intensifikasi dan Ekstensifikasi

Sumber-sumber Pendapatan

Daerah

171.660.000 Jawa Timur

1.20.17

3.750.000.000 4.963.230.000

1.07.19

1.07.20

Program peningkatan kelaikan

pengoperasian kendaraan

bermotor

- - 163.140.000 1.050.090.000

Page 92: BAB I - bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/0… · Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4 30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51

Realisasi Rp. Realisasi Rp. Realisasi Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Kodering

ProgramProgram dan Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(outcome) Kegiatan (output)

Target Kinerja Sasaran pada Tahun

Keterangan

Analisis

Kebutuhan

Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD

(berdasar analisis kebutuhan)Lokasi2011 (Realisasi) 2012 (Realisasi) 2013 (Realisasi) 2014 (Target)

2015 (Target Kebutuhan Renja-SKPD 2015

menindaklanjuti DPA 2014, Sasaran RKPD 2015

dan Forum SKPD 2014)

Terpenuhinya tahapan

pengendalian komunikasi dan

informasi

40,00% 40,00% 75,00% 75,00% 75,00% 75,00%

Tersedianya unit pengujian

kendaraan bermotor per populasi

kendaraan wajib uji 4000 (empat

ribu)

33,33% 33,33% 33,33% 33,33% 50,00% 50,00%

Peningkatan

angka SPM

(outcome

kegiatan

Pembangunan

Balai PKB)

Pembinaan dan pengembangan

jaringan komunikasi dan

informasi

Terlaksananya pembinaan jaringan

komunikasi dan informasiPendataan warung internet 35.000.000 N/A - N/A - N/A - N/A -

Terlaksananya pembinaan

jaringan komunikasi dan

informasi

35.000.000 Kantor Induk

Pengkajian dan pengembangan

sistem informasi

Tersedianya sistem informasi

bidang perhubungan

Tersusunnya kajian dan

tersedianya 1 set software

database PKB

84.100.000 N/A - N/A - N/A -

Pendataan tingkat pelayanan

jasa pos dan/atau titipan; kajian

fiber optic untuk telekomunikasi

150.000.000 Tersedianya sistem informasi

bidang perhubungan 234.100.000

Pendataan

tingkat

pelayanan jasa

pos dan/atau

titipan; kajian

fiber optic untuk

telekomunikasi

Tahun 2015

Kantor Induk

Perencanaan dan

pengembangan kebijakan

komunikasi dan informasi

Terlaksananya tahapan

pengendalian komunikasi dan

informasi

N/A - N/A - N/A - Kajian perhitungan retribusi

pengendalian menara seluler 80.000.000 N/A -

Terlaksananya tahapan

pengendalian komunikasi dan

informasi

80.000.000 Kantor Induk

51.451.410.091 J U M L A H 5.648.141.250 7.556.140.662 8.722.490.034 12.000.638.145

1.25.15

Program Pengembangan

Komunikasi, Informasi dan

Media Massa

119.100.000 - -

17.524.000.000

80.000.000 150.000.000 349.100.000