bab i

73
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada laporan tutorial kali ini, laporan membahas blok mengenai struktur makro dan mikro sistem tubuh yang berada dalam blok 8 pada semester 2 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang. Pada kesempatan ini, dilakukan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Penulis memaparkan kasus mengenai Miss A yang mengalami kelebihan berat badan dan ingin menurunkan berat badannya. Ia melakukan olahraga aerobik 2 jam sehari, diet hanya sayur, buah dan nasi (karbohidrat), serta mengkonsumsi slimming tea. Akibatnya, ia kehilangan berat badan sebesar 16 kg dalam dua bulan, mengalami gangguan menstruasi serta mudah sakit. Ia mempunyai keluarga dengan riwayat obesitas dan ayahnya mempunyai riwayat DM dan hipertensi. Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu: 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang. 2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari skenario ini. 1

Upload: david-wijaya

Post on 11-Aug-2015

28 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada laporan tutorial kali ini, laporan membahas blok mengenai struktur makro dan mikro sistem

tubuh yang berada dalam blok 8 pada semester 2 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

Pada kesempatan ini, dilakukan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk

menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Penulis memaparkan kasus

mengenai Miss A yang mengalami kelebihan berat badan dan ingin menurunkan berat badannya. Ia

melakukan olahraga aerobik 2 jam sehari, diet hanya sayur, buah dan nasi (karbohidrat), serta

mengkonsumsi slimming tea. Akibatnya, ia kehilangan berat badan sebesar 16 kg dalam dua bulan,

mengalami gangguan menstruasi serta mudah sakit. Ia mempunyai keluarga dengan riwayat obesitas dan

ayahnya mempunyai riwayat DM dan hipertensi.

Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu:

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem KBK di Fakultas

Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan

pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari skenario ini.

1

Page 2: BAB I

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutor : dr. Liniyanti

Moderator : R. Ikbal

Sekretaris Papan : M. Reyhan

Sekretaris Meja : Keidya Twintananda

Peraturan tutorial :

1. Alat komunikasi dinonaktifkan atau di-silent.

2. Semua anggota tutorial harus aktif mengeluarkan pendapat dengan

mengacungkan tangan terlebih dahulu dan setelah dipersilahkan oleh

moderator.

3. Tidak diperkenankan kepada anggota tutorial  untuk

meninggalkan ruangan selama proses tutorial berlangsung kecuali

apabila ingin ke toilet.

2

Page 3: BAB I

2. 2 Skenario

Miss A 25 years old. Her BW is 72 kg and height is 154 cm. She always exercises (aerobic

running & Swimming) around 2 hours( one hour in the Morning and one hour in the Evening)

everyday, and she scares to eat fat and protein, she only eat fruits and vegetables and rice. She also

drinks slimming tea everyday, her BW decreases 16 kg in two months (formerly her BW =. 88 kg)

Now she always feels tired and always suffers from common cold. Her menstrual cycle also delayed

and irregular. Skinfold calipers show that her lipid content 4%. Both of her parents are obese. She

went to a family doctor for consultation and the doctor said that Miss A suffered with Hypochrome

Microcyter Anemia with hypopotasium and hyposodium.

She went to a family doctor for consultation.

The Result of Physical exams: BP : 140/90 mmHg ; RR = 24 X/minute. Pulse Rate: 94x/minute

Laboratory finding

The result: Hb : 10.5 g/dl, MCV = 70 fl MCH = 25pg; BSN : 110mg/dl, HbA1c : 6.2 %, Total

Kolesterol : 120 mg/dl, HDL : 50 mg/dl, LDL : 90mg/dl, Na(Sodium) : 120 mEq/L,

K (Potasium) : 2,8 mEq/L.

3

Page 4: BAB I

2.3 Paparan

I. Klarifikasi Istilah

a. Aerobic exercise : Latihan fisik yang diciptakan untuk meningkatkan konsumsi

oksigen serta meningkatkan fungsi sistem kardiovaskular

dan sistem respirasi. (Dorland Saku : 407)

b. Fat : Ester gliserol dan asam lemak, misalnya berupa asam

oleat,asam palmitat, asam stearat, dan lain – lain, yang

berfungsi sebagai pembentuk jaringan adiposum, bantalan

untuk organ tubuh,berperan untuk menghaluskan dan

membulatkan tubuh,serta menyediakan cadangan tenaga.

(Dorland Saku : 419)

c. Protein : Kelompok senyawa yang mengandung unsur Carbon,

HIdrogen, Oksigen, Nitrogen serta Sulphur, mempunyai

BM yang cukup tinggi, yang merupakan konstituen utama

protoplasma sel dan berfungsi sebagai bahan utama

pembangun tubuh, penyusun enzim, hormon dan

immunoglobulin. (Dorland : 900)

d. Slimming tea : Teh yang berfungsi untuk menurunkan berat badan

seseorang.

e. Common cold : Suatu infeksi virus pada saluran pernapasan atas dan hidung

yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami bersin-

bersin, peningkatan produksi sekret di hidung, hingga

demam.

f. Skinfold calipers : Jangka 2 kaki yang bengkok pada ujungnya yang berguna

untuk mengukur ketebalan lemak tubuh.

g. Obesitas : Berat badan yang melebihi batas kebutuhan rangka dan

tubuh karena penimbunan lemak berlebihan di dalam tubuh.

(Dorland Saku: 790)

h. Hypocrome Microcyter Anemia : Suatu keadaan anemia dimana kandungan hemoglobin di

dalam sel darah merah mengalami penurunan sehingga

MCV dan MCH menurun.

4

Page 5: BAB I

i. Hb (hemoglobin) : Pigmen pembawa oksigen di dalam eritrosit. (Dorland

Saku : 499)

j. MCV : Mean Corpuscle Volume, yaitu ukuran sel darah merah rata-

rata yang dilaporkan sebagai bagian dari hitung darah

lengkap standar (standard complete blood count).

k. MCH : Mean Corpuscle Hemoglobin, massa hemoglobin yang

terkandung dalam sel darah merah.

l. BSN : Uji kadar glukosa darah yang dilakukan pada waktu puasa.

m. HbA1c : Pemeriksaan yang digunakan untuk menegakkan diagnosis

diabetes dengan mengukur persentasi hemoglobin sel darah

merah yang diselubungi oleh gula dan dapat pula

menggambarkan kadar gula darah rata-rata dua atau tiga

bulan yang lalu.

n. Kolesterol : Prekursor asam empedu dan hormon steroid serta unsur

penting dalam membran sel dimana sebagian besar

disintesis oleh hati dan beberapa diabsorbsi dari makanan.

(Dorland Saku : 222)

o. HDL : Kompleks lipid dan protein yang didominasi komponen

protein (40%) dan berfungsi mengikat kolesterol dan

trigliserida dan membawa molekul tersebut kembali ke hati.

p. LDL : Golongan lipoprotein (lemak dan 25% protein) yang

didominasi oleh kolesterol dan berfungsi untuk

mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan.

5

Page 6: BAB I

II. Identifikasi Masalah

NO KENYATAAN KESESUAIAN

1. Miss A 25 tahun, berat badan 72 kg tinggi badan 154 cm TSH

2. Dia selalu latihan aerobik selama 2 jam setiap hari dan dia tidak

mengkonsumsi lemak dan protein,dia hanya makan sayuran,nasi dan

buah

TSH

3 Dia juga minum slimming tea setiap hari, berat badannya turun 16 kg

dalam waktu 2 bulan ( berat badan sebelumnya 88 kg )

TSH

4. Dia mudah lelah dan sering terserang flu TSH

5. Menstruasi terhambat dan tidak teratur TSH

6. Skin fold calipers 4 % TSH

7. Kedua orangtuanya penderita obesitas TSH

8. Ia pergi ke dokter keluarga untuk konsultasi dan dokter mengatakan

bahwa Miss A terkena Hypochrome Mycrocyter Anemia dengan

hypopotassium dan hyposodium

TSH

9. The Result of Physical exams: BP : 140/90 mmHg ; RR = 24 X/minute.

Pulse Rate: 94x/minute

Laboratory finding

The result: Hb : 10.5 g/dl, MCV = 70 fl MCH = 25pg; BSN :

110mg/dl, HbA1c : 6.2 %, Total Kolesterol : 120 mg/dl, HDL : 50

mg/dl, LDL : 90mg/dl, Na(Sodium) : 120 mEq/L,K (Potasium) : 2,8

mEq/L.

TSH

III. Analisis Masalah

6

Page 7: BAB I

1. Miss A 25 tahun,berat badan 72kg dan tinggi badan 154cm

a. Bagaimana BMI/IMT (Indeks Massa Tubuh) Miss A sebelum dan sesudah diet?

Berat badan Miss A sebelum diet dan berolahraga aerobik adalah 88 kg, dan tinggi

badannya adalah 154 cm. Maka dapat dihitung bahwa IMT (BMI) Miss A adalah

88/(1,54)2 = 88/2,3716 = 37,105751 kg/m2. Bila dimasukkan ke dalam tabel menurut

Depkes RI, maka Miss A termasuk golongan obesitas (kelebihan berat badan) tingkat

berat, sedangkan menurut tabel dari WHO, Miss A termasuk golongan obesitas kelas

II (Obesitas tingkat menengah).

Setelah diet dan berolahraga rutin, Miss A mengalami penurunan berat badan sebesar

16 kg menjadi 72 kg. BMI Miss A setelah diet adalah 72/(1,54)2 = 72/2,3716 =

30,359251. Berdasarkan tabel dari Depkes RI , maka Miss A termasuk ke dalam

golongan Obesitas (kelebihan berat) tingkat berat. Menurut tabel dari WHO, Miss A

termasuk ke dalam golongan Obesitas Kelas I (Obesitas tingkat ringan).

2. Dia selalu latihan aerobik selama 2 jam setiap hari dan dia tidak mengkonsumsi

lemak dan protein,dia hanya makan sayuran,nasi dan buah

a. Berapa kebutuhan lemak, protein, dan karbohidrat per hari?

Karbohidrat biasanya menyokong 50 – 60 % kebutuhan energi harian kita, sedangkan

lemak menyokong sekitar 20 - 30 % kebutuhan energi harian kita, dan protein

menyokong sekitar 10 – 15 % kebutuhan energi harian kita.

Kebutuhan lemak biasanya tergantung pada kebutuhan energi kita, yaitu sekitar

sepertiga dari kebutuhan energi total. Lemak yang dikonsumsi diusahakan lemak yang

tidak jenuh yang biasanya banyak terdapat di dalam bahan nabati seperti kacang.

Sedangkan untuk kolesterol, maksimal 300 mg / hari.

Kebutuhan protein untuk orang dewasa adalah sekitar 1 g protein / kg berat badan

setiap hari. Protein ini setara dengan turn over rate protein di dalam tubuh kita. Turn

7

Page 8: BAB I

over rate protein adalah proses penggantian protein di dalam tubuh yang rusak dengan

protein yang baru. Makanya, setiap hari setidaknya kita harus mengkonsumsi 1 gr

protein / kg BB/ hari untuk menggantikan protein tubuh kita yang rusak.

Kebutuhan karbohidrat per hari tergantung pada seberapa besar pemakaian energi kita

setiap hari. 1 gr karbohidrat menghasilkan energi sebesar 4 kalori. Kebutuhan

karbohidrat per hari (dalam gram) dapat dihitung dengan persamaan berikut ini

(50 – 60 % x kebutuhan energi) / 4 kalori/gr.

b. Apakah pola diet yang dilakukan Miss A dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sehari-

hari? Jelaskan !

Tidak. Miss A takut untuk mengkonsumsi lemak dan protein. Ia hanya mengkonsumsi

karbohidrat, sayur dan buah. Ia tidak mengkonsumsi makanan dari bahan hewani. Hal

ini membuat ia kekurangan protein dan lemak yang memang biasanya banyak terdapat

di dalam bahan makanan hewani. Selain itu, ia juga dapat mengalami kekurangan

beberapa jenis mineral dan vitamin yang banyak terkandung di dalam makanan

hewani, seperti Vitamin B6 (piridoksin) yang banyak terkandung di daging dan telur,

Vitamin B12 yang banyak terkandung di daging, telur dan susu, fosfor dan zat besi

yang banyak terkandung di dalam produk daging, telur dan susu.

c. Apa dampak kekurangan protein dan lemak bagi tubuh?

Pada orang dewasa, kekurangan protein tidak mempunyai gejala yang spesifik, kecuali

pada keadaan yang telah sangat parah seperti busung lapar dan marasmus. Kurangnya

asupan protein dapat membuat kinerja sistem imun terganggu sebab penyusun utama

immunoglobulin kita adalah protein. Akibatnya, kita menjadi lebih mudah sakit.

Kurangnya asupan lemak dapat mengakibatkan proses penyerapan vitamin larut lemak

(A, D, E,K) terhambat sehingga kita mungkin mengalami kekurangan vitamin tersebut.

Lemak, khususnya kolesterol, merupakan penyusun utama hormon steroid sehingga

bila kita kekurangan kolesterol, pembentukan hormon steroid juga terganggu.

Gangguan hormon steroid (esterogen pada wanita) akan mengakibatkan gejala seperti

8

Page 9: BAB I

gangguan siklus menstruasi. Produksi asam empedu yang berbahan utama kolesterol

juga dapat mengalami gangguan.

Kurangnya asupan protein dan lemak juga dapat mengurangi asupan energi kita (efek

non spesifik). Akan tetapi, hal ini tidak terjadi bila orang tersebut makan karbohidrat

berlebih.

d. Berapa kalori yang dibakar dengan melakukan latihan aerobik selama 2 jam per hari?

Berlari maraton dan berenang menghabiskan sekitar 10 kalori per menit, maka bila ia

berlari dan berenang selama 2 jam(120 menit), Miss A akan membakar 1200 kalori

selama 2 jam melakukan lari aerobik dan berenang.

e. Apa dampak latihan aerobik selama 2 jam sehari bagi Miss A tanpa mengkonsumsi

lemak dan protein ?

Latihan yang dilakukan Miss A sebenarnya termasuk cara yang salah. Olahraga

sebaiknya dilakukan hanya sekitar 1/2 – 1 jam per hari. Olahraga berlebih dapat

membuat seseorang merasakan kelelahan secara terus menerus, ditambah dengan diet

bebas lemak dan protein yang kita ketahui bahwa lemak dan protein merupakan

sumber energi dan zat pembangun bagi tubuh ,akibatnya tubuh kekurangan energi dan

merasa lelah. Selain itu, pengeluaran keringat berlebih saat berolahraga bila tidak

diimbangi dengan input minuman yang cukup dapat menyebabkan dehidrasi. Pada

wanita, olahraga berlebih tanpa asupan lemak yang cukup dapat mengakibatkan

terjadinya amenorrhea. Olahraga berlebih juga dapat memicu stress dan insomnia.

Stress meningkatkan sekresi cortisol yang dapat memicu katabolisme glucosa, dan

menghambat GNRH sehingga terjadi gangguan siklus menstruasi.

3. Dia juga minum slimming tea setiap hari, berat badannya turun 16 kg dalam waktu

2 bulan (berat badan sebelumnya 88 kg)

9

Page 10: BAB I

a. Bagaimana mekanisme slimming tea (kandungan, cara kerja, efek samping) ?

Slimming tea mengandung teh sebagai bahan utama. Teh bersifat diuretika sehingga

dapat meningkatkan produksi urine. Pengeluaran cairan tubuh melalui urine inilah

yang menyebabkan penurunan berat badan.

Slimming tea dapat meningkatkan tekanan darah yang dapat memperkuat efek

diuresis.

Slimming tea juga mengandung senyawa laxative yang dapat memperlancar buang air

besar sehingga membantu menurunkan berat badan dengan mengurangi timbunan

feses di dalam usus.

Slimming tea juga mengandung santin yang bersifat stimulansia ,sehingga dapat

menyebabkan susah tidur (insomnia) . Akibatnya daya tahan tubuh akan berkurang,

imunitas terganggu dan mudah terserang penyakit

Efek samping : dehidrasi, hiponatremia, hipokalemia, diare, lemas, gagal ginjal,

penurunan kemampuan menyerap zat besi.

b. Bagaimana hubungan penggunaan slimming tea dengan penurunan berat badan?

Slimming tea dapat menurunkan berat badan dengan meningkatkan produksi urine

(diuretika), bukan dengan meningkatkan pembakaran lemak tubuh. Berkurangnya

cairan tubuh yang akan membuat berat badan kita berkurang.

c. Bagaimana penurunan berat badan normal dalam waktu 2 bulan?

Idealnya, penurunan berat badan itu 0,5 – 1 kg seminggu, tidak boleh lebih. Bila

dikonversikan dalam bentuk penghilangan lemak, maka seseorang hanya boleh

mengurangi asupan kalori atau menambah output energi dengan berolahraga sebesar

4500 – 9000 kalori per minggu,atau sekitar 650 – 1200 kalori per hari.

d. Apa efek dari penurunan berat badan yang terlalu drastis?

10

Page 11: BAB I

Penurunan berat badan yang terlalu drastis dapat menimbulkan shock bagi tubuh.

Shock ini biasanya diakibatkan adanya pengurangan kadar lemak pada jaringan tubuh

yang terjadi secara drastis. Bantalan organ tubuh yang sebagaian besar tersusun atas

lemak akan berkurang drastis sehingga kerja organ dapat terganggu. Pengurangan

kadar lemak secara drastis ini juga dapat mengakibatkan gangguan kinerja hormon

steroid. Pemecahan lemak tubuh (lipolisis) akan menghasilkan badan keton seperti

aseton, β-Hidroksibutirat dan asetosaetat yang bersifat asam dan akan membuat

seseorang mengalami ketoasidosis. Ketoasidosis bila berlangsung terus menerus dapat

mengarah pada kematian.

Selain itu, penurunan berat badan secara drastis ini juga dapat mengakibatkan tubuh

mengalami kekurangan massa otot sebab diet yang dilakukan biasanya terlalu ketat

sehingga tubuh yang kekurangan protein terpaksa harus memecah protein otot untuk

memenuhi kebutuhan protein.

Pengurangan asupan nutrisi secara drastis juga dapat menimbulkan malnutrisi.

Seseorang akan lemas dan mudah sakit bila menurunkan berat badan secara drastis.

e. Bagaimana hubungan aerobic exercise dengan penurunan berat badan?

Olahraga aerobik dapat meningkatkan energy expenditure seseorang. Peningkatan ini

diharapkan dapat membuat tubuh membakar cadangan lemak tubuh sebagai tambahan

energi. Pembakaran lemak tubuh inilah yang dapat menurunkan berat badan seseorang.

4. Miss A mudah lelah dan terserang flu

a. Apa yang menyebabkan dia mudah lelah dan sering terserang flu?

Mudah lelah kemungkinan disebabkan ia mengalami dehidrasi, hiponatremia, dan

hipokalemia, serta sebagai akibat kurangnya asupan energi Miss A dan olahraga

aerobik yang berlebihan.

11

Page 12: BAB I

Mudah flu menandakan bahwa sistem imun Miss A tidak bekerja dengan baik

sehingga ia mudah terinfeksi. Pada orang normal, sistem imun tubuh, yang mayoritas

tersusun atas protein, akan mampu melawan virus ini sehingga kita tidak mudah sakit.

b. Bagaimana hubungan pola diet yang dilakukan Miss A dengan kondisi Miss A yang

mudah lelah dan sering flu?

Tidak mengkonsumsi protein dan lemak akan membuat kita kehilangan input energi

yang penting. Sekitar 40 – 50 % kebutuhan energi kita disuplai oleh lemak dan

karbohidrat. Kurangnya asupan energi ini tidak mampu mengimbangi pemakaian

energi Miss A. Hal inilah yang membuat ia mudah lelah.

Diet bebas protein yang dilakukan Miss A inilah yang kemungkinan menyebabkan

lemahya sistem imun Miss A. Kita tahu bahwa sistem imun, misalnya

immunoglobulin, tersusun atas protein. Karena kurang asupan protein, pembentukan

sistem imun terganggu sehingga fungsi sistem imun tidak maksimal. Hal ini membuat

tubuh rentan terhadap serangan patogen sehingga kita mudah sakit.

5. Menstruasi terhambat dan tidak teratur

a. Apa yang menyebabkan menstruasi terhambat dan siklusnya tidak teratur?

Menstruasi terlambat biasanya menandakan adanya gangguan pada hormon reproduksi

seseorang (khususnya esterogen). Akibat dari tidak mengkonsumsi lemak kolestrol

rendah-> proses pembentukan hormon menjadi terganggu ->hormon menstruasi

menurun -> siklus menstruasi menjadi tidak teratur

Saat dilakukan latihan berlebih, dibutuhkan kalori yang banyak sehingga cadangan

kolesterol tubuh habis dan bahan untuk pembentukan hormon steroid seksual (estrogen

& progesteron) tidak tercukupi.

12

Page 13: BAB I

b. Bagaimana hubungan pola diet yang dilakukan Miss A dengan siklus menstruasi yang

tidak teratur dan terhambat ?

Pola diet bebas lemak membuat tubuh kekurangan kolestrol. Sterol adalah prekursor

untuk hormon steroid, yaitu hormon esterogen pada perempuan. Kurangnya asupan

kolesterol inilah yang membuat terjadi gangguan pada proses pembentukan atau

defisiensi hormon esterogen dimana defisiensi hormon ini dapat mengakibatkan

gangguan proses ovulasi sehingga Miss A mengalami gangguan siklus menstruasi.

6. Skin fold calipers 4%

a. Bagaimana cara pemeriksaan skin fold calipers?

Pemeriksaan skinfold calipers merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

mengukur ketebalan kulit dan lemak subkutan dengan menggunakan skinfold calipers.

Pengukuran dilakukan pada kulit yang ditarik dengan ibu jari dan jari telunjuk pada

jarak 6 – 8 cm. Pembacaan dilakukan pada skala calipers, biasanya dalam satuan

milimeter.

Tempat pengukuran bisa berbeda – beda, meliputi :

1.Triceps

2.Pectoral

3.Subscapula (infrascapula)

4.Midaxilla

5.Abdomen

6.Suprailiaca

7.Quadriceps

8. Biceps

13

Page 14: BAB I

Penghitungan persentasi lemak tubuh bisa dihitung dari jumlah dari tebal empat lipatan

kulit yaitu : triceps, biceps, infrascapular, dan suprailiaca. Ada juga yang

menggunakan 7 lokasi dan 3 lokasi.

Hasil penjumlahan 4 lokasi dapat diinterpretasikan menggunakan tabel berikut ini:

b. Berapa nilai normal skin fold calipers?

Nilai interpretasi hasil skinfold calipers:

Miss A hanya 4 % sangat kurang.

14

Page 15: BAB I

7. Kedua orangtuanya adalah penderita obesitas

a. Apakah hubungan obesitas yang dialami Miss A dengan riwayat obesitas dari kedua

orangtuanya?

Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang orang tuanya tidak mengalami obesitas

memiliki peluang untuk mengalami obesitas sebesar 10 - 20 %; salah satu orang

tuanya mengalami obesitas, resiko meningkat sampai 50%, dan bila kedua orang

tuanya mengalami obesitas, maka peluang orang tersebut untuk mengalami obesitas

meningkat sampai sekitar 80-100%. Pewarisan ini biasanya berkaitan dengan

pewarisan defisisiensi leptin maupun reseptor leptin yang mengatur metabolisme dan

nafsu makan seseorang.

8. Ia pergi ke dokter keluarga untuk konsultasi dan dokter mengatakan bahwa Miss A

terkena Hypochrome Mycrocyter Anemia dengan hypopotassium dan hyposodium

a. Apa penyebab dari Hypochrome Mycrocyter Anemia?

Hypochrome Microcyter Anemia biasanya disebabkan kekurangan zat besi. Zat besi

merupakan faktor penting dalam pembentukan sel darah merah dimana zat besi

merupakan salah satu faktor penyusun hemoglobin. Kurangnya zat besi

mengakibatkan produksi hemoglobin berkurang sehingga terjadilah Hypochrome

Microcyter Anemia.

Kekurangan protein juga bisa menghambat pembentukan hemoglobin.

b. Apa saja penyebab dari hypopotassium dan hyposodium?

Hiponatremia dan hipokalemia biasanya disebabkan oleh kekurangan asupan garam

dan sumber kalium seperti sayur dan buah, dan bisa juga disebabkan oleh diuresis

natrium dan kalium yang berlebihan sebagai efek obat golongan diuresis atau

slimming tea.

15

Page 16: BAB I

c. Apa dampak dari Hypochrome Mycrocyter Anemia?

Pucat, lemas, mudah lelah, hipoksia pada kasus yang lebih parah, cyanosis pada kasus

yang lebih parah.

d. Apa dampak dari hypopotassium dan hyposodium?

Hiposodium / Hiponatremia : Nausea, rasa ingin muntah, Pusing, lethargy, kelelahan,

kehilangan nafsu makan, kelemahan otot, spasm / cramp, kehilangan kesadaran /

koma, penurunanan tekanan darah

Hal ini dapat terjadi karena:

1. Natrium berperan dalam potensial aksi otot jantung ( kanal kalsium – natrium )

2. Natrium berperan dalam potensial aksi otot rangka ( kanal natrium )

3. Natrium berperan dalam potensial aksi syaraf

4. Natrium merupakan komponen utama dalam cairan ekstrasel. Penurunan cairan

ekstrasel akan menurunkan tekanan arteri

5. Natrium, bersamaan dengan kalium, bikarbonat, dan klorida berperan dalam

sekresi saliva. Sehingga kekurangannya dapat menimbulkan gangguan makan.

Hipopotasium : kejang otot, aritmia kordis, kelemahan otot.

16

Page 17: BAB I

9. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium

The Result of Physical exams:

BP : 140/90 mmHg ; RR = 24 X/minute. Pulse Rate: 94x/minute

Laboratory finding

The result: Hb : 10.5 g/dl, MCV = 70 fl MCH = 25pg; BSN : 110mg/dl, HbA1c : 6.2

%, Total Kolesterol : 120 mg/dl, HDL : 50 mg/dl, LDL : 90mg/dl, Na(Sodium) : 120

mEq/L, K (Potasium) : 2,8 mEq/L.

a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lab?

Untuk menginterpretasikan data di atas, kita harus tahu dulu bagaimana nilai

normalnya. Kadar normal indikator pemeriksaan diatas adalah sebagai berikut :

Pada orang dewasa, rerata tekanan darah normal 120 mmHg / 80 mmHg (penelitian

terbaru menunjukkan bahwa tekanan darah sebaiknya kurang dari 120 mmHg /

80mmHg)

PR : 60 – 100 x per menit

RR : 12 – 18 x per menit

Hb : 12 – 16 g/dl untuk perempuan

MCV : 80 - 100 fl

MCH : 27 - 35 pg

HBA1c : normal 4,5 – 6 %

Pre-diabet 6 - 6,5%

Diabetes > 6%

17

Page 18: BAB I

Kolesterol, LDL, dan HDL :

18

Page 19: BAB I

Kadar kolesterol total juga sebaiknya tidak kurang dari 100 mg/dL.

Na : 142 meq/l

K : 4 meq/l

Setelah data dibandingkan dengan nilai normal, kita dapat melihat bahwa tekanan

darah Miss A tinggi (termasuk golongan Hipertensi derajat 1 / ringan menurut

klasifikasi WHO), denyut nadi lumayan tinggi dan respiratory rate tinggi. Hb, MCV

dan MCH Miss A rendah (dibawah normal). Hal ini menandakan Miss A mengalami

Anemia Hipokromik Mikrositik ( Hipochrome Mycrocyter Anemia) yang terjadi

karena ia kekurangan zat besi.

HbA1c lumayan tinggi, dan Miss A termasuk pre-diabet. HbA1c ini biasanya

menggambarkan keadaan gula darah 3 bulan sebelum pemeriksaan. Jadi, sebelum

mulai diet, Miss A kadar gula darahnya tinggi mendekati/hampir mengalami diabetes.

Kadar kolesterol rendah, mendekati borderline bawah sehingga ia dapat mengalami

gangguan kinerja hormon steroid dan mengalami amenorrhea. Kadar LDL bagus, tapi

kadar HDL terlalu rendah. Kurangnya HDL tubuh meningkatkan resiko seseorang

mengalami atherosklerosis dan stroke.

Kadar natrium dan kalium Miss A juga sangat rendah sehingga dapat dikatakan ia

mengalami hiponatremia dan hipokalemia.

19

Page 20: BAB I

IV. Keterkaitan Masalah

20

Obesitas

Diet bebas protein dan lemak

Aerobik exercise 2 jam/hari

Pemakaian slimming tea

Kurang lemak dan protein Penurunan BB 16

kg dalam 2 bulan

Dehidrasi, hiponatremi,

dan hipokalemi

Gangguan menstruasi dan

mudah flu

Page 21: BAB I

V. Learning Issue

1. Obesitas

2. Ketidakseimbangan nutrisi

3. Diet tepat untuk menurunkan berat badan

4. Slimming tea

5. Pengaruh latihan aerobik terhadap penurunan berat badan

6. Glikolisis, glukoneogenesis, siklus krebs, dan katabolisme protein dan lipid

7. Anemia

8. Hiponatremia dan Hipokalemia

21

Page 22: BAB I

VI. Pembahasan Learning Issue

1. Obesitas

Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi

badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas adalah kondisi kelebihan

lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian bagian tertentu. Obesitas

merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan kelebihan berat badan

>20% pada pria dan >25% pada wanita karena lemak (Ganong W.F)

Pengukuran obesitas dapat ditentukan dari penghitungan BMI (IMT). Body Mass Index

(BMI) atau dalam bahasa Indonesia disebut Index Masa Tubuh (IMT) adalah sebuah

ukuran / proporsi berat badan terhadap tinggi badan yang umum digunakan untuk

menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori Underweight (kekurangan berat badan),

Ideal (normal), Overweight (kelebihan berat badan) atau Obesitas (kegemukan). Rumus

atau cara menghitung BMI sangat mudah, yaitu dengan membagi berat badan dalam

kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter (kg/m²). Rumus BMI :

BMI =

22

Page 23: BAB I

Menurut Depkes RI, maka rentang BMI yang disepakati adalah :

Faktor lingkungan maupun genetik berperan dalam terjadinya obesitas. Faktor lingkungan

antara lain pengaruh psikologi, gaya hidup dan budaya. Dahulu status sosial dan ekonomi

juga dikaitkan dengan obesitas. Obesitas bahkan pernah dicap sebagai tanda kemakmuran

seseorang. Faktor genetik menentukan mekanisme pengaturan berat badan normal

melalui pengaruh hormon dan neural. Selain itu, faktor genetik juga menentukan banyak

dan ukuran sel adiposa serta distribusi regional lemak tubuh. Penelitian menunjukkan

bahwa seseorang yang orang tuanya tidak mengalami obesitas memiliki peluang untuk

mengalami obesitas sebesar 10 - 20 %; salah satu orang tuanya mengalami obesitas,

resiko meningkat sampai 50%, dan bila kedua orang tuanya mengalami obesitas, maka

peluang orang tersebut untuk mengalami obesitas meningkat sampai sekitar 70-80%.

Obesitas berhubungan erat dengan distribusi lemak tubuh. Tipe obesitas menurut pola

distribusi lemak tubuh dapat dibedakan menjadi obesitas tubuh bagian atas (upper body

obesity) dan obesitas tubuh bagian bawah (lower body obesity). Obesitas tubuh bagian

atas merupakan dominansi penimbunan lemak tubuh di trunkal . Terdapat beberapa

kompartemen jaringan lemak pada trunkal, yaitu trunkal subkutaneus yang merupakan

kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal), dan retroperitoneal. Obesitas

tubuh bagian atas lebih banyak didapatkan pada pria, oleh karena itu tipe obesitas ini

23

Page 24: BAB I

lebih dikenal sebagai “android obesity”. Tipe obesitas ini berhubungan lebih kuat dengan

diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler daripada obesitas tubuh bagian bawah.

Obesitas tubuh bagian bawah merupakan suatu keadaan tingginya akumulasi lemak tubuh

pada regio gluteofemoral. Tipe obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita sehingga

sering disebut “gynoid obesity”. Tipe obesitas ini berhubungan erat dengan gangguan

menstruasi pada wanita.

2. Ketidakseimbangan nutrisi

Pemenuhan nutrisi tubuh adalah hal yang penting bagi kesehatan kita. Setiap hari, tubuh

akan melakukan aktivitas, baik secara volunter (bergerak, berlari) maupun involunter

(fungsi organ tubuh). Aktivitas akan memerlukan energi. Dalam diet harian yang benar,

karbohidrat biasanya menyokong 50 – 60 % kebutuhan energi harian kita, sedangkan

lemak menyokong sekitar 27 - 30 % kebutuhan energi harian kita, dan protein

menyokong sekitar 10 – 13 % kebutuhan energi harian kita.

Kebutuhan energi harian dapat dihitung dengan menjumlahkan kebutuhan energi dasar

(BEE/ Basal Energy Expenditure) + peningkatan energy expenditure karena makanan

(TEF/ Thermal Effect of Food) + Aktivitas. BEE dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan Harris Bennedict yaitu :

BEE female: 65.5 + 9.7( BB dalam kg) + 1.85 (Tinggi dalam cm) – 4.7 (usia)

BEE male: 66.5 + 13.75 (BB dalam kg) + 5 (Tinggi dalam cm) – 6.8 (Usia)

Bila intake energi < output energi, maka BB akan turun. Bila intake energi = output

energi, maka BB akan stabil (tidak turun dan tidak naik). Bila intake energi > output

energi, maka BB akan naik.

Kekurangan protein dapat mengakibatkan busung lapar, kwasiorkor, dan marasmus,

penurunan fungsi imun dan penurunan kemampuan menyerap bebereapa mineral seperti

zat besi. Kekurangan lemak dapat mengakibatkan peningkatan lipoisis yang mengarah

pada pembentukan badan keton dan ketoasidosis, gangguan penyerapan vitamin A,D,E,K

dan gangguan kerja hormon steroid.

24

Page 25: BAB I

Selain pemenuhan energi, tubuh juga memerlukan vitamin dan mineral setiap hari. Fungsi

vitamin dan mineral itu sangat beragam, dapat dilihat ada tabel berikut :

25

Page 26: BAB I

Kebutuhan air juga penting. Rekomendasi harian. Institute of Medicine menyarankan pria

untuk mengkonsumsi 3 L (13 gelas) dan perempuan mengkonsumsi 2,2 L(9 gelas) dari

total minuman dalam sehari. Tubuh juga memerlukan asupan serat makanan setiap hari

untuk memperlancar proses defekasi. Semua kebutuhan karbohidrat, protein, lemak,

vitamin, mineral, serat dan air harus tercukupi secara seimbang agar kesehatan dan fungsi

tubuh terjaga.

26

Page 27: BAB I

3. Diet tepat untuk menurunkan berat badan

Diet tepat untuk menurunkan berat badan sebaiknya sekitar 0,5 – 1 kg /minggu. Hal ini

dilakukan untuk menghindari terjadinya shock pada tubuh.

Penurunan berat dapat dilakukan dengan peningkatan aktivitas sehingga energy

expenditure meningkat,misalnya dengan melakukan olahraga aerobik selama 1 jam

perhari di pagi hari. Penurunan berat juga dapat dilakukan dengan mengurangi input

energy dengan melakukan pengontrolan terhadap makanan yang dimakan. Makanan yang

dikonsumsi minimal harus mampu menutupi BMR/BEE atau sekitar 1200 kalori.

Penurunan asupan kalori ini sebaiknya dilakukan secara bertahap agar tubuh dapat

beradaptasi dan maksimalnya 500 – 1000 kalori per hari.

Penurunan asupan makanan tidak boleh dengan menjauhi beberapa jenis makanan yang

berlemak dan berprotein sebab lemak dan protein sangat dibutuhkan oleh tubuh. Diet

bebas lemak dan protein dapat menimbulkan kelainan akibat malnutrisi. Kita harus tetap

mengkonsumsi lemak dan protein namun tidak boleh berlebih.

Diet juga sebaiknya diikuti oleh pengkonsumsian buah dan sayur yang kaya serat dan

vitamin guna menjaga keseimbangan nutrisi tubuh dan membantu menunda lapar.

4. Slimming tea

Slimming tea bersifat diuretika. Menggunakan slimming tea akan meningkatkan produksi

urine. Akibatnya, banyak cairan tubuh terbuang. Pengeluaran cairan tubuh inilah yang

biasanya membuat seseorang dapat kehilangan berat badan bila mengkonsumsi slimming

tea, bukan karena pembakaran lemak. Efek ini tidak baik, sebab seseorang dapat

mengalami dehidrasi bila pemakaian slimming tea berlebihan.

Selain itu, bersama pengeluaran cairan, biasanya ion – ion tubuh dan elektrolit juga ikut

terbuang. Akibatnya, seseorang dapat mengalami kekurangan elektrolit misalnya

hiponatremia dan hipokalemia. Gejala hiponatremia dan hipokalemia antara lain lesu, dan

terjadi penurunan kesadaran. Pengeluaran cairan dan elektrolit berlebih ini juga dapat

membuat seseorang menjadi lemas.

27

Page 28: BAB I

Slimming tea dapat meningkatkan tekanan darah sehingga efek diuretika menjadi lebih

kuat. Selain memperbanyak pembuangan elektrolit, slimming tea juga dapat menghambat

penyerapan zat besi di usus. Efek ini ditimbulkan oleh tannin yang dikandung oleh

slimming tea.

Dalam jangka panjang, slimming tea dapat menyebabkan gagal ginjal. Hal ini terjadi

karena slimming tea dapat memaksa kerja ginjal sehingga kerja ginjal menjadi lebih

berat. Pembebanan kerja ginjal inilah yang menyebabkan gagal ginjal bila berlangsung

dalam waktu yang lama.

Beberapa produk slimming tea bahkan mengandung senyawa laxative. Senyawa laxative

dikenal juga sebagai senyawa pencahar. Fungsinya untuk memperlancar buang air besar.

Dalam pemakaian slimming tea yang berlebihan dan terus menerus, dapat terjadi diare

akibat senyawa laxative ini. Diare dapat memicu pengeluaran cairan tubuh yang lebih

besar lagi. Efek samping ini berbahaya bagi kita bila tidak segera diatasi.

5. Pengaruh latihan aerobik terhadap penurunan berat badan

Aerobic exercise latihan fisik yang diciptakan untuk meningkatkan konsumsi oksigen

serta meningkatkan fungsi sistem kardiovaskular dan sistem respirasi. Latihan aerobik

dapat meningkatkan energy expenditure sehingga diharapkan terjadi pemecahan

cadangan lemak tubuh sehingga berat tubuh dapat dikontrol.

Pemakaian energi melalui aktivitas dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

Kegiatan sekali – tidak ada exercise 25-35% x BEE

Kegiatan ringan 35% x BEE

Kegiatan sedang 50% x BEE

Kegiatan berat 70% x BEE

Kegiatan sangat berat 90% x BEE

28

Page 29: BAB I

Selain itu, juga dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Duduk - istirahat 0,7 – 2 kalori/menit

Jalan 2 – 6 kalori/menit

Lari cepat 15 atau lebih kalori/menit

Lari maraton 10 atau lebih kalori/menit

Balap sepeda 10 atau lebih kalori/menit

Dari sini terlihat bahwa aktivitas aerobik seperti maraton, renang, dan bersepeda

membakar 10 kalori per menit. Olahraga aerobik yang benar itu sekitar ½ - 1 jam per

hari, sehingga energi yang bisa dibakar perhari melalui olahraga aerobik itu sekitar 300 –

600 kalori.

6. Glikolisis, glukoneogenesis, siklus krebs, dan katabolisme protein dan lipid

Proses Reaksi Glikolisis (respirasi aerob)

Glikolisis merupakan reaksi tahap pertama secara aerob (cukup oksigen) yang

berlangsung dalam mitokondria. Tahap ini merupakan awal terjadinya respirasi sel.

Glikolisis terjadi dalam sitoplasma dan hasil akhirnya berupa senyawa asam piruvat.

Glikolisis memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat berlangsung secara aerob

maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim ATP dan ADP, serta peranan ATP dan

ADP pada glikolisis adalah memindahkan (mentransfer) fosfat dari molekul yang satu ke

molekul yang lain. Pada sel eukariotik, glikolisis terjadi di sitoplasma

(sitosol). Glikolisis terjadi melalui 10 tahapan yang terdiri dari 5 tahapan penggunaan

energi dan 5 tahapan pelepasan energi.

29

Page 30: BAB I

Reaksi glikolisis

Rangkaian I

Rangkaian I Reaksi Glikolisis (pelepasan energi) berlangsung di dalam sitoplasma (dalam

kondisi anaerob) yaitu diawali dari reaksi penguraian molekul glukosa menjadi glukosa-

6-fosfat yang membutuhkan (-1) energi dari ATP dan melepas 1 P. Jika glukosa-6-fosfat

mendapat tambahan 1 P menjadi fruktosa-6-fosfat kemudian menjadi fruktosa 1,6 fosfat

yang membutuhkan (-1) energi dari ATP yang melepas 1 P. Jadi untuk mengubah glukosa

menjadi fruktosa 1,6 fosfat, energi yang dibutuhkan sebanyak (-2) ATP. Selanjutnya

30

Page 31: BAB I

fruktosa 1,6 fosfat masuk ke mitokondria dan mengalami lisis (pecah) menjadi

dehidroksik aseton fosfat dan fosfogliseraldehid.

Rangkaian II

Rangkaian II Reaksi Glikolisis (membutuhkan oksigen) berlangsung di dalam

mitokondria (dalam kondisi awal), molekul fosfogliseraldehid yang mengalami reaksi

fosforilasi (penambahan gugus fosfat) dan dalam waktu yang bersamaan, juga terjadi

reaksi dehidrogenasi (pelepasan atom H) yang ditangkap oleh akseptor hidrogen, yaitu

koenzim NAD. Dengan lepasnya 2 atom H, fosfogliseraldehid berubah menjadi 2×1,3-

asam difosfogliseral kemudian berubah menjadi 2×3-asam fosfogliseral yang

menghasilkan (+2) energi ATP. Selanjutnya 2×3-asam fosfogliseral tersebut berubah

menjadi 2xasam piruvat dengan menghasilkan (+2) energi ATP serta H2O (sebagai hasil

sisa).

31

Page 32: BAB I

Glukoneogenesis dimulai dari piruvat. Proses tersebut dibantu oleh sebagian besar enzim

glikolisis dan beberapa enzim khusus glikoneogenesis. Dalam tubuh manusia, hati

merupakan tempat glukoneogenesis dan jalur tersebut berguna untuk menjaga tingkat

gula di dalam darah

Keterangan : sintesis glukosa dari piruvat. Panah berwarna meerah menunjukkkan

reaksi dikatalisis oleh enzim selain enzim-enzim glikolisis. Panah warna hitam

menunjukkan reaksi dikatalisis oleh enzim-enzim glikolisis.

Glukoneogenesis adalah pembentukan glukosa dari sumber –sumber non-karbohidrat,

seperti asam laktat, beberapa jenis asam amino (yang disebut asam amino glukogenik),

gliserol, dan beberapa jenis asam lemak (sloane, 2003).

32

Page 33: BAB I

1. Lokasi glukoneogenesis. Proses ini hampir semuanya berlangsung di hati. Tetapi

pada orang yang kelaparan. Ginjalnya kan membentuk glukosa. Proses ini juga

berlangsung di beberapa area yang sangat terbatas pada sel sel epitel usus halus.

2. Fungsi. Glukoneogenesis mempertahankan kadar gula darah yang cukup saat

kelaparan. Saat masa asupan karbohidrat terbatas, atau saat latihan berat , yaitu ketika

asam laktat yang terbentuk dalam otot rangka diubah kembali menjadi glukosa dalam

hati.

3. Pengaturan. Glukoneogenesis dstimulasi oleh konsentrasi karbohidrat selular

yang rendah  dan penurunan gula darah. Proses ini juga distimulasi secara hormonal oleh

glukagon. Hormon peptida yang disekresi oleh sel-sel alfa pulau-pulau pankreas, oleh

epinefrin medula adrenal , dan oleh glukokortikoid korteks adrenal.

33

Page 34: BAB I

Siklus Krebs

Siklus krebs merupakan tahap kedua respirasi aerob. Nama siklus ini berasal dari orang

yang menemukannya secara rinci tahap kedua respirasi aerob ini, yaitu Hans Kreb. Siklus

ini juga disebut siklus asam sitrat. Tahap awal siklus krebs adalah dua molekul asam

piruvat yang dibentuk pada glikolisis meninggalkan sitoplasma dan memasuki

mitokondria. Siklus krebs krebs terjadi didalam mitokondira. Selama reaksi tersebut

dileapskan tiga molekul karbondioksida, 4NADH, 1FADH2, dan 1 ATP. Reaksi ini terjadi

dua kali karena pada glikolisis, glukosa dipecah menjadi dua molekul asama piruvat. Jadi

siklus krebs merupakan reaksi tahap kedua dalam respirasi aerob yang menghasilkan

8NADH, 2FADH2, dan 2 ATP.

34

Page 35: BAB I

Katabolisme lipid

Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

energi. Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa. Adapun tahap-

tahap penyimpanan tersebut adalah:

- Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL.

- Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk disimpan.

- Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari glukosa.

- Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di dalam

tubuh.

Dinamika lipid di dalam sel adiposa. Perhatikan tahap-tahap sintesis dan degradasi

Trigliserida

Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan trigliserida

ini dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi gliserol dan asam lemak.

Gliserol dapat menjadi sumber energi (lihat metabolisme gliserol). Sedangkan asam

lemak pun akan dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi pula (lihat oksidasi beta).

35

Page 36: BAB I

Metabolisme gliserol

Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi. Gliserol

ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap

awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat.

Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton

fosfat, suatu produk antara dalam jalur glikolisis.

Oksidasi Beta

Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan

oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan

terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak

diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).

Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA

Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak

rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa

karnitin, dengan rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-.

Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut:

Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh enzim

tiokinase.

36

Page 37: BAB I

Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil

transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin.

Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna

mitokondria.

Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin translokase

yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluar.

Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA

dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran

interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.

Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses

oksidasi beta.

Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan

proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA.

Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi ini,

karbon β asam lemak dioksidasi menjadi keton.

Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan terlebih dahulu

menjadi asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi sebesar 2P. Setelah berada di

dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap tahap perubahan sebagai berikut:

1. Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai

respirasi dengan menghasilkan energi 2P (+2P)

2. delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA

3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai

respirasi dengan menghasilkan energi 3P (+3P)

4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan asil-KoA yang

telah kehilangan 2 atom C.

37

Page 38: BAB I

Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu kali

oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak atom C,

maka asil-KoA yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali dan kehilangan

lagi 2 atom C karena membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya hingga hasil yang

terakhir adalah 2 asetil-KoA.

Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus asam

sitrat.

38

Page 39: BAB I

Katabolisme Protein

sangat larut dan tidak toksik.

39

Page 40: BAB I

7. Anemia

Anemia adalah berkurangnya jumlah sel darah merah (SDM) atau berkurangnya kuantitas

hemoglobin. Berkurangnya SDM dan hemoglobin, mengakibatkan pengiriman oksigen ke

jaringan berkurang. Tubuh,pada masa beberapa bulan setelah mengalami anemia, akan

berusaha mengatasi anemia dengan meningkatkan curah jantung dan laju respirasi,

kemampuan melepaskan oksigen hemoglobin, dan meningkatkan suplai darah ke organ

vital untuk mencegah kerusakan organ tersebut.

Anemia dapat diklasifikasikan menurut morfologi SDM, menjadi :

- Normokromik normositik anemia : ukuran dan bentuk serta kandungan hemoglobin

SDM normal (MCV dan MCH normal), biasanya terjadi karena kehilangan darah akut,

hemolisis, gangguan ginjal dan endokrin, kegagalan sumsum tulang, dan infeksi

kronis.

- Normokromik makrositik anemia : SDM lebih besar, tapi kandungan hemoglobinnya

normal (MCV naik, MCH normal), biasanya terjadi karena defisiensi vitamin B12 atau

asam folat.

- Hipokromik mikrositik anemia : SDM lebih kecil, kandungan hemoglobin berkurang

(MCV turun, MCH turun), biasanya terjadi karena insufisiensi sintesis heme atau

kekurangan zat besi.

Anemia juga dapat dibedakan berdasarkan etiologinya, yaitu anemia karena peningkatan

hilangnya SDM dan anemia karena kelainan dalam pembentukan SDM.

Anemia juga dapat dibedakan menjadi :

Anemia defisiensi zat besi

Anemia defisiensi zat besi adalah jenis anemia paling sering dijumpai. Anemia jenis ini

sering disebabkan hilangnya sejumlah zat besi melalui perdarahan terus-menerus.

Zat besi merupakan komponen esensial dari hemoglobin. Jika zat besi tidak cukup

tersedia, produksi hemoglobin dan penggabungan ke dalam sel darah merah di sumsum

tulang akan berkurang.

40

Page 41: BAB I

Hasilnya, hanya ada sedikit hemoglobin yang bisa berikatan dengan oksigen dalam paru-

paru dan membawanya ke jaringan tubuh. Akibatnya, jaringan tidak cukup menerima

oksigen.

Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik adalah jenis anemia yang timbul akibat kekurangan vitamin B12

atau asam folat. Dua vitamin penting ini memiliki peran esensial dalam produksi sel

darah merah yang sehat. Defisiensi salah satu vitamin tersebut dapat menimbulkan

anemia megaloblastik yang terjadi karena sel darah merah abnormal berukuran besar

(megaloblas) terbentuk dalam sumsum tulang dan produksi sel darah merah normal

menurun.

Anemia sel bulan sabit

Anemia sel bulan sabit (sickle cell anaemia) adalah kelainan bawaan yang timbul akibat

bentuk abnormal hemoglobin dalam darah.

Hemoglobin adalah protein yang terkandung dalam sel darah merah. Protein ini

mengambil oksigen dari darah dan membawanya ke berbgai bagian tubuh.

Anemia sel bulan sabit timbul jika hemoglobin abnormal menyebabkan sel darah merah

berubah bentuk menyerupai bulan sabit akibat rendahnya kadar oksigen. Ini akan

menimbulkan krisis sel bulan sabit, yaitu nyeri sendi dan perut berat.

Kelainan bawaan dari penyakit anemia sel bulan sabit ini bersifat resesif, yaitu kedua

orangtua membawa sebuah gen abnormal tapi mereka sendiri dalam kondisi sehat.

Talasemia

Talasemia adalah bentuk anemia bawaan. Kebanyakan kasus talasemia terjadi pada

orang-orang dari daerah Mediterania tapi juga dapat menyerang orang-orang dari India

dan Asia Tenggara. talasemia diturunkan kepada anak jika kedua orangtua membawa gen

cacat.

Pada talasemia, tubuh tidak dapat membuat hemoglobin normal, yaitu zat dalam darah

yang membuat sel darah berwarna merah dan membawa oksigen ke seluruh tubuh.

41

Page 42: BAB I

8. Hiponatremia dan Hipokalemia

a. Hiponatremia

Hiponatremia (Inggris:''hiponatremia'') adalah sebuah gangguan elektrolit

(gangguan pada garam dalam darah) di mana natrium (''''Natrium dalam bahasa

Latin) konsentrasi dalam plasma lebih rendah dari normal (hipo''' 'dalam bahasa

Yunani), khususnya di bawah 135 mEq / L. Sebagian besar kasus hiponatremia

terjadi dalam hasil orang dewasa dari jumlah berlebih atau efek dari hormon penahan

air yang dikenal sebagai hormon antidiuretik ADH biasa disingkat.

Hiponatremia paling sering merupakan komplikasi dari penyakit medis lain di mana

baik cairan kaya natrium yang hilang (misalnya karena diare atau muntah), atau

kelebihan air terakumulasi dalam tubuh pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang

dapat diekskresikan (misalnya dalam polidipsia (jarang) atau sindrom hormon

antidiuretik yang tidak tepat, SIADH). Mengenai hilangnya natrium sebagai

penyebab hiponatremia, penting untuk dicatat bahwa kerugian tersebut

mempromosikan hiponatremia hanya dengan cara tidak langsung. Secara khusus,

hiponatremia yang terjadi dalam hubungan dengan hilangnya natrium tidak

mencerminkan ketersediaan natrium memadai sebagai akibat dari kerugian.

Sebaliknya, hilangnya natrium menyebabkan keadaan deplesi volume, dengan

deplesi volume melayani sebagai sinyal untuk pelepasan ADH. Sebagai hasil dari

ADH-dirangsang retensi air, natrium darah menjadi hasil diencerkan dan

hiponatremia.

Mungkin juga ada hiponatremia palsu (hiponatremia pseudohyponatremia atau

tiruan) jika zat-zat lain memperluas serum dan encer natrium (misalnya, gula darah

tinggi (hiperglikemia) atau jika konstituen darah mengarah ke penciptaan fase

natrium-bebas dalam darah sehingga menyebabkan volume plasma darah menjadi

berlebihan (hipertrigliseridemia ekstrim misalnya).

42

Page 43: BAB I

Hiponatremia juga dapat mempengaruhi atlet yang mengkonsumsi terlalu banyak

cairan selama acara ketahanan, orang yang berpuasa di jus atau air untuk waktu yang

lama dan orang-orang yang diet asupan natrium cukup kronis.

Diagnosis hiponatremia bergantung terutama pada pemeriksaan, riwayat medis klinis

dan darah dan tes urine. Pengobatan dapat diarahkan pada penyebab (misalnya,

kortikosteroid dalam penyakit Addison) atau melibatkan pembatasan asupan air,

garam intravena atau obat-obatan seperti diuretik, demeclocycline, urea atau vaptans

(antagonis reseptor hormon antidiuretik). Memperbaiki keseimbangan garam dan

cairan perlu dilakukan secara terkendali, sebagai koreksi terlalu cepat dapat

mengakibatkan komplikasi berat seperti gagal jantung atau kadang-kadang lesi otak

ireversibel dikenal sebagai mielinolisis pontine pusat.

b. Hipokalemia

Definisi

Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana

konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L darah.

Penyebab

Ginjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik.

Jika konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang

tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui

saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu

yang lama atau polip usus besar).

Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak

ditemukan dalam makanan sehari-hari.

Kalium bisa hilang lewat air kemih karena beberapa alasan.

Yang paling sering adalah akibat penggunaan obat diuretik tertentu yang

menyebabkan ginjal membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah yang

berlebihan.

Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar hormon

43

Page 44: BAB I

kostikosteroid termasuk aldosteron.

Aldosteron adalah hormon yang menyebabkan ginjal mengeluarkan kalium dalam

jumlah besar.

Ginjal juga mengeluarkan kalium dalam jumlah yang banyak pada orang-orang yang

mengkonsumsi sejumlah besar kayu manis atau mengunyah tembakau tertentu.

Penderita sindroma Liddle, sindroma Bartter dan sindroma Fanconi terlahir dengan

penyakit ginjal bawaan dimana mekanisme ginjal untuk menahan kalium terganggu.

Obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma (albuterol, terbutalin dan

teofilin), meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan

hipokalemia.

Tetapi pemakaian obat-obatan ini jarang menjadi penyebab tunggal terjadinya

hipokalemia.

Gejala

Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali.

Hipokalemia yang lebih berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan

kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan.

Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung.

VII. Sintesis

Miss A 25 tahun, berat badan 72 kg tinggi badan 154 cm. Sebelumnya ia memiliki berat

badan 88 kg. Berdasarkan skenario, berat badan Miss A sebelum diet dan berolahraga

aerobik adalah 88 kg, dan tinggi badannya adalah 154 cm. Maka dapat dihitung bahwa IMT

44

Page 45: BAB I

(BMI) Miss A adalah 88/(1,54)2 = 88/2,3716 = 37,105751 kg/m2. Bila dimasukkan ke dalam

tabel menurut Depkes RI, maka Miss A termasuk golongan obesitas (kelebihan berat badan)

tingkat berat, sedangkan menurut tabel dari WHO, Miss A termasuk golongan obesitas kelas

II (Obesitas tingkat menengah).

Setelah diet dan berolahraga rutin, Miss A mengalami penurunan berat badan sebesar 16 kg

menjadi 72 kg. BMI Miss A setelah diet adalah 72/(1,54)2 = 72/2,3716 = 30,359251.

Berdasarkan tabel dari Depkes RI , maka Miss A termasuk ke dalam golongan Obesitas

(kelebihan berat) tingkat berat. Menurut tabel dari WHO, Miss A termasuk ke dalam

golongan Obesitas Kelas I (Obesitas tingkat ringan).

Kedua orangtuanya penderita obesitas. Penelitian menunjukkan bahwa bila seseorang

memiliki dua orang tua dengan riwayat obesitas,70 – 80 % anaknya berpeluang mengalami

obesitas juga.Tapi ini hanya sebagai faktor predisposisi. Hal ini mungkin ditunjang oleh pola

makan dan gaya hidup Miss A yang salah sehingga ia mengalami obesitas pada usia 25

tahun.

Dari data diatas kita dapat menghitung BEE/BMR Miss A sebelum diet dan setelah diet

dengan persamaan Harris Benedict yaitu:

BEE female: 65.5 + 9.7( BB dalam kg) + 1.85 (Tinggi dalam cm) – 4.7 (usia)

BEE Miss A: 65.5 + 9.7(88) + 1.85 (154) – 4.7 (25)

BEE Miss A: 65.5 + 853,6+ 284,9 – 117,5

BEE Miss A sebelum diet = 1086,5 kalori

BEE female: 65.5 + 9.7( BB dalam kg) + 1.85 (Tinggi dalam cm) – 4.7 (usia)

BEE Miss A: 65.5 + 9.7(72) + 1.85 (154) – 4.7 (25)

BEE Miss A: 65.5 + 698,4 + 284,9 – 117,5

BEE Miss A setelah diet = 931,3 kalori

Kebutuhan energi harian Miss A adalah kebutuhan energi dasar (BEE/ Basal Energy

Expenditure) + peningkatan energy expenditure karena makanan (TEF/ Thermal Effect of

Food) + Aktivitas

45

Page 46: BAB I

Aktivitas harian Miss A ini kita anggap sedang, sama seperti wanita pada umumnya,

sehingga aktivitas = 50% BEE

Output (sebelum diet) = 1086,5 + 10% x 1086,5 + 50% 1086,5

Output (sebelum diet) = 1086,5 + 108,65 +543,25

Output (sebelum diet) = 1738,4 kalori perhari ≈ 1750.

Dia selalu latihan aerobik selama 2 jam setiap hari. Aktivitas aerobik seperti maraton,

renang, dan bersepeda membakar 10 kalori per menit. Berarti ia membakar 1200 kalori

tambahan perhari.

Total energi output Miss A adalah 1750 + 1200 = 2950 kalori per hari.

Diet yang benar itu hanya memperbolehkan penurunan berat maksimal 0,5 kg – 1 kg /

minggu. Misalkan, kita ambil diet untuk penurunan berat 1 kg / minggu. Penurunan berat ini

diharapkan merupakan pembakaran lemak dan 1 gr lemak setara dengan 9 kalori, maka

dalam satu minggu, ia harus mengurangi input energi sebesar 9 x 1000 gr = 9000 kalori per

minggu, atau sekitar 1300 kalori per hari.

Karena kebutuhan kalorinya sebesar 2950 kalori per hari, maka ia hanya boleh memakan

makanan dengan total kalori sebesar 1650 kalori. Diet seimbang biasanya karbohidrat

menyokong 50 – 60 % kebutuhan energi harian kita, sedangkan lemak menyokong sekitar

20 % kebutuhan energi harian kita, dan protein minimal 1 gr/ kg bb ideal (bb ideal Miss A

dengan tinggi 154 adalah sekitar 50 kg)

Maka, asupan makanan yang baik untuk Miss A :

Protein =1gr/ kg bb ideal x 50 kg = 50 gr 200 kalori

Lemak =20 % x 1650 = 330 kalori 330 kalori / 9 kalori/gr = 36 gr lemak

Karbohidrat = 1650 – 200 – 330 = kalori 1120 kalori / 4 kalori/gr = 280 gr karbohidrat

Diet ini juga harus diimbangi dengan asupan vitamin, serat dan mineral yang cukup.

Perbanyak makan makanan berserat untuk membantu menunda lapar.

46

Page 47: BAB I

Miss A tidak mengkonsumsi lemak dan protein,dia hanya makan sayuran,nasi dan buah. Hal

ini membuat dia kekurangan protein dan lemak. Pada orang dewasa, kekurangan protein

tidak mempunyai gejala yang spesifik, kecuali pada keadaan yang telah sangat parah seperti

busung lapar dan marasmus. Kurangnya asupan protein dapat membuat kinerja sistem imun

terganggu sebab penyusun utama immunoglobulin kita adalah protein. Akibatnya, kita

menjadi lebih mudah sakit. Hal ini terlihat pada Miss A yang mudah flu.

Kurangnya asupan lemak dapat mengakibatkan proses penyerapan vitamin larut lemak (A,

D, E,K) terhambat sehingga kita mungkin mengalami kekurangan vitamin tersebut. Lemak,

khususnya kolesterol, merupakan penyusun utama hormon steroid sehingga bila kita

kekurangan kolesterol, pembentukan hormon steroid juga terganggu. Gangguan hormon

steroid (esterogen pada wanita) akan mengakibatkan gejala seperti gangguan siklus

menstruasi seperti yang dialami Miss A. Produksi asam empedu yang berbahan utama

kolesterol juga dapat mengalami gangguan.

Kurangnya asupan protein dan lemak juga dapat mengurangi asupan energi kita (efek non

spesifik). Akan tetapi, hal ini tidak terjadi bila orang tersebut makan karbohidrat berlebih.

Dia juga minum slimming tea setiap hari, berat badannya turun 16 kg dalam waktu 2 bulan.

Slimming tea bersifat diuretika. Akibatnya, banyak cairan tubuh terbuang. Pengeluaran

cairan tubuh inilah yang biasanya membuat seseorang dapat kehilangan berat badan bila

mengkonsumsi slimming tea, bukan karena pembakaran lemak. Efek ini tidak baik, sebab

seseorang dapat mengalami dehidrasi bila pemakaian slimming tea berlebihan.

Selain itu, bersama pengeluaran cairan, biasanya ion – ion tubuh dan elektrolit juga ikut

terbuang. Akibatnya, seseorang dapat mengalami kekurangan elektrolit misalnya

hiponatremia dan hipokalemia. Gejala hiponatremia dan hipokalemia antara lain lesu, dan

terjadi penurunan kesadaran. Pengeluaran cairan dan elektrolit berlebih ini juga dapat

membuat seseorang menjadi lemas.

Slimming tea dapat meningkatkan tekanan darah sehingga efek diuretika menjadi lebih kuat.

Selain memperbanyak pembuangan elektrolit, slimming tea juga dapat menghambat

penyerapan zat besi di usus. Efek ini ditimbulkan oleh tannin yang dikandung oleh slimming

tea. Hal inilah yang menimbulkan anemia pada Miss A.

47

Page 48: BAB I

Dalam jangka panjang, slimming tea dapat menyebabkan gagal ginjal. Hal ini terjadi karena

slimming tea dapat memaksa kerja ginjal sehingga kerja ginjal menjadi lebih berat.

Pembebanan kerja ginjal inilah yang menyebabkan gagal ginjal bila berlangsung dalam

waktu yang lama.

Beberapa produk slimming tea bahkan mengandung senyawa laxative. Senyawa laxative

dikenal juga sebagai senyawa pencahar. Fungsinya untuk memperlancar buang air besar.

Dalam pemakaian slimming tea yang berlebihan dan terus menerus, dapat terjadi diare

akibat senyawa laxative ini. Diare dapat memicu pengeluaran cairan tubuh yang lebih besar

lagi. Efek samping ini berbahaya bagi kita bila tidak segera diatasi.

Skin fold calipers 4 %. Keadaan ini menunjukkan cadangan lemak Miss A sangat rendah.

Keadaaan ini mungkin ditimbulkan sebagai akibat kurangnya asupan lemak dan aktivitas

berlebih Miss A sehingga lipolisis meningkat. Peningkatan lipolisis ini dapat menghasilkan

badan keton yang bersifat asam sehingga dalam jangka panjang dapat menimbulkan

ketoasidosis.

Ia pergi ke dokter keluarga untuk konsultasi dan dokter mengatakan bahwa Miss A terkena

Hypochrome Mycrocyter Anemia. Hipokromik mikrositik anemia dimana SDM lebih kecil,

kandungan hemoglobin berkurang (MCV turun, MCH turun), biasanya terjadi karena

insufisiensi sintesis heme atau kekurangan zat besi. Miss A kekurangan zat besi karena Miss

A tidak mengkonsumsi daging dan telur, padahal zat besi banyak terdapat di dalam daging

dan telur. Pemakaian slimming tea juga dapat menghambat absorbsi zat besi sebab teh

mengandung tannin. Hal dapat diatasi dengan pemberian suplemen zat besi dan pemberian

asupan protein guna membantu penyerapan zat besi.

The Result of Physical exams: BP : 140/90 mmHg ; RR = 24 X/minute. Pulse Rate:

94x/minute

Laboratory finding

The result: Hb : 10.5 g/dl, MCV = 70 fl MCH = 25pg; BSN : 110mg/dl, HbA1c : 6.2 %,

Total Kolesterol : 120 mg/dl, HDL : 50 mg/dl, LDL : 90mg/dl, Na(Sodium) : 120 mEq/L,K

(Potasium) : 2,8 mEq/L.

48

Page 49: BAB I

Setelah data dibandingkan dengan nilai normal, kita dapat melihat bahwa tekanan darah

Miss A tinggi (termasuk golongan Hipertensi derajat 1 / ringan menurut klasifikasi WHO),

denyut nadi lumayan tinggi dan respiratory rate tinggi. Peningkatan ketiga hal di atas ini

kemungkinan terjadi sebagai akibat usaha kompensasi tubuh terhadap anemia yang dialami

Miss A dimana tubuh akan meningkatkan curah jantung dengan meningkatkan detak

jantung. Peningkatan cardiac output mengakibatkan peningkatan tekanan darah, disamping

kemungkinan adanya faktor genetik dari orang tua. Tubuh juga akan meningkatkan laju

respirasi untuk menjamin pasokan O2 ke seluruh tubuh.

Hb, MCV dan MCH Miss A rendah (dibawah normal). Hal ini menandakan Miss A

mengalami Anemia Hipokromik Mikrositik ( Hipochrome Mycrocyter Anemia) yang terjadi

karena ia kekurangan zat besi.

HbA1c lumayan tinggi, dan Miss A termasuk pre-diabet. HbA1c ini biasanya

menggambarkan keadaan gula darah 3 bulan sebelum pemeriksaan. Jadi, sebelum mulai diet,

Miss A kadar gula darahnya tinggi mendekati/hampir mengalami diabetes. Bahaya yang

ditimbulkan oleh kadar gula darah yang tinggi adalah dapat menimbulkan kerussakan mata,

pembuluh darah, jantung, ginjal dan sistem saraf.

Kadar kolesterol rendah, bahkan terlalu rendah mendekati borderline bawah sehingga ia

dapat mengalami gangguan kinerja hormon steroid dan mengalami amenorrhea. Kadar LDL

bagus, tapi kadar HDL terlalu rendah. Kurangnya HDL tubuh meningkatkan resiko

seseorang mengalami atherosklerosis dan stroke.

Kadar natrium dan kalium Miss A juga sangat rendah sehingga dapat dikatakan ia

mengalami hiponatremia dan hipokalemia. Hiponatremia dan hipokalemia biasanya

disebabkan oleh kekurangan asupan garam dan sumber kalium seperti sayur dan buah, dan

bisa juga disebabkan oleh diuresis natrium dan kalium yang berlebihan sebagai efek obat

golongan diuresis atau slimming tea. Hiposodium / Hiponatremia : Nausea, rasa ingin

muntah, Pusing, lethargy, kelelahan, kehilangan nafsu makan, kelemahan otot, spasm /

cramp, kehilangan kesadaran / koma, penurunanan tekanan darah. Hipopotasium dapat

mengakibatkan kejang otot, aritmia kordis, kelemahan otot.

49

Page 50: BAB I

VIII. Kerangka Konsep

50

Gaya hidup dan pola makan

Riwayat obesitas pada

kedua orang tua

Obesitas

Page 51: BAB I

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

51

Diet bebas protein dan lemak

Aerobik exercise 2 jam/hari

Pemakaian slimming tea

Kekurangan kolesterol

Kekurangan protein

Input kalori ↓

Produksi hormon steroid

terganggu

Siklus menstruasi terganggu

Sistem imun

terganggu

Mudah flu (common

cold)

Output kalori ↑

Diuresis (produksi urine ↑)

Water loss ↑ Na+ dan K+

loss ↑

Dehidrasi Hiponatremi dan

hipokalemi

Mudah lelah

BB ↓ 16 kg dalam 2 bulan

Page 52: BAB I

Miss A mengalami hypocrome microcyter anemia dengan hypopotassium dan hyposodium akibat

penurunan berat badan secara drastis karena melakukan aerobic exercise yang berlebihan dan

penggunaan slimming tea .

DAFTAR PUSTAKA

Price dan Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep klinis proses – proses penyakit. Jakarta : EGC.

Winarno,F. G. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Penerbit PT Gramedia.

52