Download - BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada laporan tutorial kali ini, laporan membahas blok mengenai struktur makro dan mikro sistem
tubuh yang berada dalam blok 8 pada semester 2 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
Pada kesempatan ini, dilakukan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk
menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Penulis memaparkan kasus
mengenai Miss A yang mengalami kelebihan berat badan dan ingin menurunkan berat badannya. Ia
melakukan olahraga aerobik 2 jam sehari, diet hanya sayur, buah dan nasi (karbohidrat), serta
mengkonsumsi slimming tea. Akibatnya, ia kehilangan berat badan sebesar 16 kg dalam dua bulan,
mengalami gangguan menstruasi serta mudah sakit. Ia mempunyai keluarga dengan riwayat obesitas dan
ayahnya mempunyai riwayat DM dan hipertensi.
Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu:
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem KBK di Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari skenario ini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Liniyanti
Moderator : R. Ikbal
Sekretaris Papan : M. Reyhan
Sekretaris Meja : Keidya Twintananda
Peraturan tutorial :
1. Alat komunikasi dinonaktifkan atau di-silent.
2. Semua anggota tutorial harus aktif mengeluarkan pendapat dengan
mengacungkan tangan terlebih dahulu dan setelah dipersilahkan oleh
moderator.
3. Tidak diperkenankan kepada anggota tutorial untuk
meninggalkan ruangan selama proses tutorial berlangsung kecuali
apabila ingin ke toilet.
2
2. 2 Skenario
Miss A 25 years old. Her BW is 72 kg and height is 154 cm. She always exercises (aerobic
running & Swimming) around 2 hours( one hour in the Morning and one hour in the Evening)
everyday, and she scares to eat fat and protein, she only eat fruits and vegetables and rice. She also
drinks slimming tea everyday, her BW decreases 16 kg in two months (formerly her BW =. 88 kg)
Now she always feels tired and always suffers from common cold. Her menstrual cycle also delayed
and irregular. Skinfold calipers show that her lipid content 4%. Both of her parents are obese. She
went to a family doctor for consultation and the doctor said that Miss A suffered with Hypochrome
Microcyter Anemia with hypopotasium and hyposodium.
She went to a family doctor for consultation.
The Result of Physical exams: BP : 140/90 mmHg ; RR = 24 X/minute. Pulse Rate: 94x/minute
Laboratory finding
The result: Hb : 10.5 g/dl, MCV = 70 fl MCH = 25pg; BSN : 110mg/dl, HbA1c : 6.2 %, Total
Kolesterol : 120 mg/dl, HDL : 50 mg/dl, LDL : 90mg/dl, Na(Sodium) : 120 mEq/L,
K (Potasium) : 2,8 mEq/L.
3
2.3 Paparan
I. Klarifikasi Istilah
a. Aerobic exercise : Latihan fisik yang diciptakan untuk meningkatkan konsumsi
oksigen serta meningkatkan fungsi sistem kardiovaskular
dan sistem respirasi. (Dorland Saku : 407)
b. Fat : Ester gliserol dan asam lemak, misalnya berupa asam
oleat,asam palmitat, asam stearat, dan lain – lain, yang
berfungsi sebagai pembentuk jaringan adiposum, bantalan
untuk organ tubuh,berperan untuk menghaluskan dan
membulatkan tubuh,serta menyediakan cadangan tenaga.
(Dorland Saku : 419)
c. Protein : Kelompok senyawa yang mengandung unsur Carbon,
HIdrogen, Oksigen, Nitrogen serta Sulphur, mempunyai
BM yang cukup tinggi, yang merupakan konstituen utama
protoplasma sel dan berfungsi sebagai bahan utama
pembangun tubuh, penyusun enzim, hormon dan
immunoglobulin. (Dorland : 900)
d. Slimming tea : Teh yang berfungsi untuk menurunkan berat badan
seseorang.
e. Common cold : Suatu infeksi virus pada saluran pernapasan atas dan hidung
yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami bersin-
bersin, peningkatan produksi sekret di hidung, hingga
demam.
f. Skinfold calipers : Jangka 2 kaki yang bengkok pada ujungnya yang berguna
untuk mengukur ketebalan lemak tubuh.
g. Obesitas : Berat badan yang melebihi batas kebutuhan rangka dan
tubuh karena penimbunan lemak berlebihan di dalam tubuh.
(Dorland Saku: 790)
h. Hypocrome Microcyter Anemia : Suatu keadaan anemia dimana kandungan hemoglobin di
dalam sel darah merah mengalami penurunan sehingga
MCV dan MCH menurun.
4
i. Hb (hemoglobin) : Pigmen pembawa oksigen di dalam eritrosit. (Dorland
Saku : 499)
j. MCV : Mean Corpuscle Volume, yaitu ukuran sel darah merah rata-
rata yang dilaporkan sebagai bagian dari hitung darah
lengkap standar (standard complete blood count).
k. MCH : Mean Corpuscle Hemoglobin, massa hemoglobin yang
terkandung dalam sel darah merah.
l. BSN : Uji kadar glukosa darah yang dilakukan pada waktu puasa.
m. HbA1c : Pemeriksaan yang digunakan untuk menegakkan diagnosis
diabetes dengan mengukur persentasi hemoglobin sel darah
merah yang diselubungi oleh gula dan dapat pula
menggambarkan kadar gula darah rata-rata dua atau tiga
bulan yang lalu.
n. Kolesterol : Prekursor asam empedu dan hormon steroid serta unsur
penting dalam membran sel dimana sebagian besar
disintesis oleh hati dan beberapa diabsorbsi dari makanan.
(Dorland Saku : 222)
o. HDL : Kompleks lipid dan protein yang didominasi komponen
protein (40%) dan berfungsi mengikat kolesterol dan
trigliserida dan membawa molekul tersebut kembali ke hati.
p. LDL : Golongan lipoprotein (lemak dan 25% protein) yang
didominasi oleh kolesterol dan berfungsi untuk
mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan.
5
II. Identifikasi Masalah
NO KENYATAAN KESESUAIAN
1. Miss A 25 tahun, berat badan 72 kg tinggi badan 154 cm TSH
2. Dia selalu latihan aerobik selama 2 jam setiap hari dan dia tidak
mengkonsumsi lemak dan protein,dia hanya makan sayuran,nasi dan
buah
TSH
3 Dia juga minum slimming tea setiap hari, berat badannya turun 16 kg
dalam waktu 2 bulan ( berat badan sebelumnya 88 kg )
TSH
4. Dia mudah lelah dan sering terserang flu TSH
5. Menstruasi terhambat dan tidak teratur TSH
6. Skin fold calipers 4 % TSH
7. Kedua orangtuanya penderita obesitas TSH
8. Ia pergi ke dokter keluarga untuk konsultasi dan dokter mengatakan
bahwa Miss A terkena Hypochrome Mycrocyter Anemia dengan
hypopotassium dan hyposodium
TSH
9. The Result of Physical exams: BP : 140/90 mmHg ; RR = 24 X/minute.
Pulse Rate: 94x/minute
Laboratory finding
The result: Hb : 10.5 g/dl, MCV = 70 fl MCH = 25pg; BSN :
110mg/dl, HbA1c : 6.2 %, Total Kolesterol : 120 mg/dl, HDL : 50
mg/dl, LDL : 90mg/dl, Na(Sodium) : 120 mEq/L,K (Potasium) : 2,8
mEq/L.
TSH
III. Analisis Masalah
6
1. Miss A 25 tahun,berat badan 72kg dan tinggi badan 154cm
a. Bagaimana BMI/IMT (Indeks Massa Tubuh) Miss A sebelum dan sesudah diet?
Berat badan Miss A sebelum diet dan berolahraga aerobik adalah 88 kg, dan tinggi
badannya adalah 154 cm. Maka dapat dihitung bahwa IMT (BMI) Miss A adalah
88/(1,54)2 = 88/2,3716 = 37,105751 kg/m2. Bila dimasukkan ke dalam tabel menurut
Depkes RI, maka Miss A termasuk golongan obesitas (kelebihan berat badan) tingkat
berat, sedangkan menurut tabel dari WHO, Miss A termasuk golongan obesitas kelas
II (Obesitas tingkat menengah).
Setelah diet dan berolahraga rutin, Miss A mengalami penurunan berat badan sebesar
16 kg menjadi 72 kg. BMI Miss A setelah diet adalah 72/(1,54)2 = 72/2,3716 =
30,359251. Berdasarkan tabel dari Depkes RI , maka Miss A termasuk ke dalam
golongan Obesitas (kelebihan berat) tingkat berat. Menurut tabel dari WHO, Miss A
termasuk ke dalam golongan Obesitas Kelas I (Obesitas tingkat ringan).
2. Dia selalu latihan aerobik selama 2 jam setiap hari dan dia tidak mengkonsumsi
lemak dan protein,dia hanya makan sayuran,nasi dan buah
a. Berapa kebutuhan lemak, protein, dan karbohidrat per hari?
Karbohidrat biasanya menyokong 50 – 60 % kebutuhan energi harian kita, sedangkan
lemak menyokong sekitar 20 - 30 % kebutuhan energi harian kita, dan protein
menyokong sekitar 10 – 15 % kebutuhan energi harian kita.
Kebutuhan lemak biasanya tergantung pada kebutuhan energi kita, yaitu sekitar
sepertiga dari kebutuhan energi total. Lemak yang dikonsumsi diusahakan lemak yang
tidak jenuh yang biasanya banyak terdapat di dalam bahan nabati seperti kacang.
Sedangkan untuk kolesterol, maksimal 300 mg / hari.
Kebutuhan protein untuk orang dewasa adalah sekitar 1 g protein / kg berat badan
setiap hari. Protein ini setara dengan turn over rate protein di dalam tubuh kita. Turn
7
over rate protein adalah proses penggantian protein di dalam tubuh yang rusak dengan
protein yang baru. Makanya, setiap hari setidaknya kita harus mengkonsumsi 1 gr
protein / kg BB/ hari untuk menggantikan protein tubuh kita yang rusak.
Kebutuhan karbohidrat per hari tergantung pada seberapa besar pemakaian energi kita
setiap hari. 1 gr karbohidrat menghasilkan energi sebesar 4 kalori. Kebutuhan
karbohidrat per hari (dalam gram) dapat dihitung dengan persamaan berikut ini
(50 – 60 % x kebutuhan energi) / 4 kalori/gr.
b. Apakah pola diet yang dilakukan Miss A dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sehari-
hari? Jelaskan !
Tidak. Miss A takut untuk mengkonsumsi lemak dan protein. Ia hanya mengkonsumsi
karbohidrat, sayur dan buah. Ia tidak mengkonsumsi makanan dari bahan hewani. Hal
ini membuat ia kekurangan protein dan lemak yang memang biasanya banyak terdapat
di dalam bahan makanan hewani. Selain itu, ia juga dapat mengalami kekurangan
beberapa jenis mineral dan vitamin yang banyak terkandung di dalam makanan
hewani, seperti Vitamin B6 (piridoksin) yang banyak terkandung di daging dan telur,
Vitamin B12 yang banyak terkandung di daging, telur dan susu, fosfor dan zat besi
yang banyak terkandung di dalam produk daging, telur dan susu.
c. Apa dampak kekurangan protein dan lemak bagi tubuh?
Pada orang dewasa, kekurangan protein tidak mempunyai gejala yang spesifik, kecuali
pada keadaan yang telah sangat parah seperti busung lapar dan marasmus. Kurangnya
asupan protein dapat membuat kinerja sistem imun terganggu sebab penyusun utama
immunoglobulin kita adalah protein. Akibatnya, kita menjadi lebih mudah sakit.
Kurangnya asupan lemak dapat mengakibatkan proses penyerapan vitamin larut lemak
(A, D, E,K) terhambat sehingga kita mungkin mengalami kekurangan vitamin tersebut.
Lemak, khususnya kolesterol, merupakan penyusun utama hormon steroid sehingga
bila kita kekurangan kolesterol, pembentukan hormon steroid juga terganggu.
Gangguan hormon steroid (esterogen pada wanita) akan mengakibatkan gejala seperti
8
gangguan siklus menstruasi. Produksi asam empedu yang berbahan utama kolesterol
juga dapat mengalami gangguan.
Kurangnya asupan protein dan lemak juga dapat mengurangi asupan energi kita (efek
non spesifik). Akan tetapi, hal ini tidak terjadi bila orang tersebut makan karbohidrat
berlebih.
d. Berapa kalori yang dibakar dengan melakukan latihan aerobik selama 2 jam per hari?
Berlari maraton dan berenang menghabiskan sekitar 10 kalori per menit, maka bila ia
berlari dan berenang selama 2 jam(120 menit), Miss A akan membakar 1200 kalori
selama 2 jam melakukan lari aerobik dan berenang.
e. Apa dampak latihan aerobik selama 2 jam sehari bagi Miss A tanpa mengkonsumsi
lemak dan protein ?
Latihan yang dilakukan Miss A sebenarnya termasuk cara yang salah. Olahraga
sebaiknya dilakukan hanya sekitar 1/2 – 1 jam per hari. Olahraga berlebih dapat
membuat seseorang merasakan kelelahan secara terus menerus, ditambah dengan diet
bebas lemak dan protein yang kita ketahui bahwa lemak dan protein merupakan
sumber energi dan zat pembangun bagi tubuh ,akibatnya tubuh kekurangan energi dan
merasa lelah. Selain itu, pengeluaran keringat berlebih saat berolahraga bila tidak
diimbangi dengan input minuman yang cukup dapat menyebabkan dehidrasi. Pada
wanita, olahraga berlebih tanpa asupan lemak yang cukup dapat mengakibatkan
terjadinya amenorrhea. Olahraga berlebih juga dapat memicu stress dan insomnia.
Stress meningkatkan sekresi cortisol yang dapat memicu katabolisme glucosa, dan
menghambat GNRH sehingga terjadi gangguan siklus menstruasi.
3. Dia juga minum slimming tea setiap hari, berat badannya turun 16 kg dalam waktu
2 bulan (berat badan sebelumnya 88 kg)
9
a. Bagaimana mekanisme slimming tea (kandungan, cara kerja, efek samping) ?
Slimming tea mengandung teh sebagai bahan utama. Teh bersifat diuretika sehingga
dapat meningkatkan produksi urine. Pengeluaran cairan tubuh melalui urine inilah
yang menyebabkan penurunan berat badan.
Slimming tea dapat meningkatkan tekanan darah yang dapat memperkuat efek
diuresis.
Slimming tea juga mengandung senyawa laxative yang dapat memperlancar buang air
besar sehingga membantu menurunkan berat badan dengan mengurangi timbunan
feses di dalam usus.
Slimming tea juga mengandung santin yang bersifat stimulansia ,sehingga dapat
menyebabkan susah tidur (insomnia) . Akibatnya daya tahan tubuh akan berkurang,
imunitas terganggu dan mudah terserang penyakit
Efek samping : dehidrasi, hiponatremia, hipokalemia, diare, lemas, gagal ginjal,
penurunan kemampuan menyerap zat besi.
b. Bagaimana hubungan penggunaan slimming tea dengan penurunan berat badan?
Slimming tea dapat menurunkan berat badan dengan meningkatkan produksi urine
(diuretika), bukan dengan meningkatkan pembakaran lemak tubuh. Berkurangnya
cairan tubuh yang akan membuat berat badan kita berkurang.
c. Bagaimana penurunan berat badan normal dalam waktu 2 bulan?
Idealnya, penurunan berat badan itu 0,5 – 1 kg seminggu, tidak boleh lebih. Bila
dikonversikan dalam bentuk penghilangan lemak, maka seseorang hanya boleh
mengurangi asupan kalori atau menambah output energi dengan berolahraga sebesar
4500 – 9000 kalori per minggu,atau sekitar 650 – 1200 kalori per hari.
d. Apa efek dari penurunan berat badan yang terlalu drastis?
10
Penurunan berat badan yang terlalu drastis dapat menimbulkan shock bagi tubuh.
Shock ini biasanya diakibatkan adanya pengurangan kadar lemak pada jaringan tubuh
yang terjadi secara drastis. Bantalan organ tubuh yang sebagaian besar tersusun atas
lemak akan berkurang drastis sehingga kerja organ dapat terganggu. Pengurangan
kadar lemak secara drastis ini juga dapat mengakibatkan gangguan kinerja hormon
steroid. Pemecahan lemak tubuh (lipolisis) akan menghasilkan badan keton seperti
aseton, β-Hidroksibutirat dan asetosaetat yang bersifat asam dan akan membuat
seseorang mengalami ketoasidosis. Ketoasidosis bila berlangsung terus menerus dapat
mengarah pada kematian.
Selain itu, penurunan berat badan secara drastis ini juga dapat mengakibatkan tubuh
mengalami kekurangan massa otot sebab diet yang dilakukan biasanya terlalu ketat
sehingga tubuh yang kekurangan protein terpaksa harus memecah protein otot untuk
memenuhi kebutuhan protein.
Pengurangan asupan nutrisi secara drastis juga dapat menimbulkan malnutrisi.
Seseorang akan lemas dan mudah sakit bila menurunkan berat badan secara drastis.
e. Bagaimana hubungan aerobic exercise dengan penurunan berat badan?
Olahraga aerobik dapat meningkatkan energy expenditure seseorang. Peningkatan ini
diharapkan dapat membuat tubuh membakar cadangan lemak tubuh sebagai tambahan
energi. Pembakaran lemak tubuh inilah yang dapat menurunkan berat badan seseorang.
4. Miss A mudah lelah dan terserang flu
a. Apa yang menyebabkan dia mudah lelah dan sering terserang flu?
Mudah lelah kemungkinan disebabkan ia mengalami dehidrasi, hiponatremia, dan
hipokalemia, serta sebagai akibat kurangnya asupan energi Miss A dan olahraga
aerobik yang berlebihan.
11
Mudah flu menandakan bahwa sistem imun Miss A tidak bekerja dengan baik
sehingga ia mudah terinfeksi. Pada orang normal, sistem imun tubuh, yang mayoritas
tersusun atas protein, akan mampu melawan virus ini sehingga kita tidak mudah sakit.
b. Bagaimana hubungan pola diet yang dilakukan Miss A dengan kondisi Miss A yang
mudah lelah dan sering flu?
Tidak mengkonsumsi protein dan lemak akan membuat kita kehilangan input energi
yang penting. Sekitar 40 – 50 % kebutuhan energi kita disuplai oleh lemak dan
karbohidrat. Kurangnya asupan energi ini tidak mampu mengimbangi pemakaian
energi Miss A. Hal inilah yang membuat ia mudah lelah.
Diet bebas protein yang dilakukan Miss A inilah yang kemungkinan menyebabkan
lemahya sistem imun Miss A. Kita tahu bahwa sistem imun, misalnya
immunoglobulin, tersusun atas protein. Karena kurang asupan protein, pembentukan
sistem imun terganggu sehingga fungsi sistem imun tidak maksimal. Hal ini membuat
tubuh rentan terhadap serangan patogen sehingga kita mudah sakit.
5. Menstruasi terhambat dan tidak teratur
a. Apa yang menyebabkan menstruasi terhambat dan siklusnya tidak teratur?
Menstruasi terlambat biasanya menandakan adanya gangguan pada hormon reproduksi
seseorang (khususnya esterogen). Akibat dari tidak mengkonsumsi lemak kolestrol
rendah-> proses pembentukan hormon menjadi terganggu ->hormon menstruasi
menurun -> siklus menstruasi menjadi tidak teratur
Saat dilakukan latihan berlebih, dibutuhkan kalori yang banyak sehingga cadangan
kolesterol tubuh habis dan bahan untuk pembentukan hormon steroid seksual (estrogen
& progesteron) tidak tercukupi.
12
b. Bagaimana hubungan pola diet yang dilakukan Miss A dengan siklus menstruasi yang
tidak teratur dan terhambat ?
Pola diet bebas lemak membuat tubuh kekurangan kolestrol. Sterol adalah prekursor
untuk hormon steroid, yaitu hormon esterogen pada perempuan. Kurangnya asupan
kolesterol inilah yang membuat terjadi gangguan pada proses pembentukan atau
defisiensi hormon esterogen dimana defisiensi hormon ini dapat mengakibatkan
gangguan proses ovulasi sehingga Miss A mengalami gangguan siklus menstruasi.
6. Skin fold calipers 4%
a. Bagaimana cara pemeriksaan skin fold calipers?
Pemeriksaan skinfold calipers merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengukur ketebalan kulit dan lemak subkutan dengan menggunakan skinfold calipers.
Pengukuran dilakukan pada kulit yang ditarik dengan ibu jari dan jari telunjuk pada
jarak 6 – 8 cm. Pembacaan dilakukan pada skala calipers, biasanya dalam satuan
milimeter.
Tempat pengukuran bisa berbeda – beda, meliputi :
1.Triceps
2.Pectoral
3.Subscapula (infrascapula)
4.Midaxilla
5.Abdomen
6.Suprailiaca
7.Quadriceps
8. Biceps
13
Penghitungan persentasi lemak tubuh bisa dihitung dari jumlah dari tebal empat lipatan
kulit yaitu : triceps, biceps, infrascapular, dan suprailiaca. Ada juga yang
menggunakan 7 lokasi dan 3 lokasi.
Hasil penjumlahan 4 lokasi dapat diinterpretasikan menggunakan tabel berikut ini:
b. Berapa nilai normal skin fold calipers?
Nilai interpretasi hasil skinfold calipers:
Miss A hanya 4 % sangat kurang.
14
7. Kedua orangtuanya adalah penderita obesitas
a. Apakah hubungan obesitas yang dialami Miss A dengan riwayat obesitas dari kedua
orangtuanya?
Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang orang tuanya tidak mengalami obesitas
memiliki peluang untuk mengalami obesitas sebesar 10 - 20 %; salah satu orang
tuanya mengalami obesitas, resiko meningkat sampai 50%, dan bila kedua orang
tuanya mengalami obesitas, maka peluang orang tersebut untuk mengalami obesitas
meningkat sampai sekitar 80-100%. Pewarisan ini biasanya berkaitan dengan
pewarisan defisisiensi leptin maupun reseptor leptin yang mengatur metabolisme dan
nafsu makan seseorang.
8. Ia pergi ke dokter keluarga untuk konsultasi dan dokter mengatakan bahwa Miss A
terkena Hypochrome Mycrocyter Anemia dengan hypopotassium dan hyposodium
a. Apa penyebab dari Hypochrome Mycrocyter Anemia?
Hypochrome Microcyter Anemia biasanya disebabkan kekurangan zat besi. Zat besi
merupakan faktor penting dalam pembentukan sel darah merah dimana zat besi
merupakan salah satu faktor penyusun hemoglobin. Kurangnya zat besi
mengakibatkan produksi hemoglobin berkurang sehingga terjadilah Hypochrome
Microcyter Anemia.
Kekurangan protein juga bisa menghambat pembentukan hemoglobin.
b. Apa saja penyebab dari hypopotassium dan hyposodium?
Hiponatremia dan hipokalemia biasanya disebabkan oleh kekurangan asupan garam
dan sumber kalium seperti sayur dan buah, dan bisa juga disebabkan oleh diuresis
natrium dan kalium yang berlebihan sebagai efek obat golongan diuresis atau
slimming tea.
15
c. Apa dampak dari Hypochrome Mycrocyter Anemia?
Pucat, lemas, mudah lelah, hipoksia pada kasus yang lebih parah, cyanosis pada kasus
yang lebih parah.
d. Apa dampak dari hypopotassium dan hyposodium?
Hiposodium / Hiponatremia : Nausea, rasa ingin muntah, Pusing, lethargy, kelelahan,
kehilangan nafsu makan, kelemahan otot, spasm / cramp, kehilangan kesadaran /
koma, penurunanan tekanan darah
Hal ini dapat terjadi karena:
1. Natrium berperan dalam potensial aksi otot jantung ( kanal kalsium – natrium )
2. Natrium berperan dalam potensial aksi otot rangka ( kanal natrium )
3. Natrium berperan dalam potensial aksi syaraf
4. Natrium merupakan komponen utama dalam cairan ekstrasel. Penurunan cairan
ekstrasel akan menurunkan tekanan arteri
5. Natrium, bersamaan dengan kalium, bikarbonat, dan klorida berperan dalam
sekresi saliva. Sehingga kekurangannya dapat menimbulkan gangguan makan.
Hipopotasium : kejang otot, aritmia kordis, kelemahan otot.
16
9. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium
The Result of Physical exams:
BP : 140/90 mmHg ; RR = 24 X/minute. Pulse Rate: 94x/minute
Laboratory finding
The result: Hb : 10.5 g/dl, MCV = 70 fl MCH = 25pg; BSN : 110mg/dl, HbA1c : 6.2
%, Total Kolesterol : 120 mg/dl, HDL : 50 mg/dl, LDL : 90mg/dl, Na(Sodium) : 120
mEq/L, K (Potasium) : 2,8 mEq/L.
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lab?
Untuk menginterpretasikan data di atas, kita harus tahu dulu bagaimana nilai
normalnya. Kadar normal indikator pemeriksaan diatas adalah sebagai berikut :
Pada orang dewasa, rerata tekanan darah normal 120 mmHg / 80 mmHg (penelitian
terbaru menunjukkan bahwa tekanan darah sebaiknya kurang dari 120 mmHg /
80mmHg)
PR : 60 – 100 x per menit
RR : 12 – 18 x per menit
Hb : 12 – 16 g/dl untuk perempuan
MCV : 80 - 100 fl
MCH : 27 - 35 pg
HBA1c : normal 4,5 – 6 %
Pre-diabet 6 - 6,5%
Diabetes > 6%
17
Kolesterol, LDL, dan HDL :
18
Kadar kolesterol total juga sebaiknya tidak kurang dari 100 mg/dL.
Na : 142 meq/l
K : 4 meq/l
Setelah data dibandingkan dengan nilai normal, kita dapat melihat bahwa tekanan
darah Miss A tinggi (termasuk golongan Hipertensi derajat 1 / ringan menurut
klasifikasi WHO), denyut nadi lumayan tinggi dan respiratory rate tinggi. Hb, MCV
dan MCH Miss A rendah (dibawah normal). Hal ini menandakan Miss A mengalami
Anemia Hipokromik Mikrositik ( Hipochrome Mycrocyter Anemia) yang terjadi
karena ia kekurangan zat besi.
HbA1c lumayan tinggi, dan Miss A termasuk pre-diabet. HbA1c ini biasanya
menggambarkan keadaan gula darah 3 bulan sebelum pemeriksaan. Jadi, sebelum
mulai diet, Miss A kadar gula darahnya tinggi mendekati/hampir mengalami diabetes.
Kadar kolesterol rendah, mendekati borderline bawah sehingga ia dapat mengalami
gangguan kinerja hormon steroid dan mengalami amenorrhea. Kadar LDL bagus, tapi
kadar HDL terlalu rendah. Kurangnya HDL tubuh meningkatkan resiko seseorang
mengalami atherosklerosis dan stroke.
Kadar natrium dan kalium Miss A juga sangat rendah sehingga dapat dikatakan ia
mengalami hiponatremia dan hipokalemia.
19
IV. Keterkaitan Masalah
20
Obesitas
Diet bebas protein dan lemak
Aerobik exercise 2 jam/hari
Pemakaian slimming tea
Kurang lemak dan protein Penurunan BB 16
kg dalam 2 bulan
Dehidrasi, hiponatremi,
dan hipokalemi
Gangguan menstruasi dan
mudah flu
V. Learning Issue
1. Obesitas
2. Ketidakseimbangan nutrisi
3. Diet tepat untuk menurunkan berat badan
4. Slimming tea
5. Pengaruh latihan aerobik terhadap penurunan berat badan
6. Glikolisis, glukoneogenesis, siklus krebs, dan katabolisme protein dan lipid
7. Anemia
8. Hiponatremia dan Hipokalemia
21
VI. Pembahasan Learning Issue
1. Obesitas
Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi
badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas adalah kondisi kelebihan
lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian bagian tertentu. Obesitas
merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan kelebihan berat badan
>20% pada pria dan >25% pada wanita karena lemak (Ganong W.F)
Pengukuran obesitas dapat ditentukan dari penghitungan BMI (IMT). Body Mass Index
(BMI) atau dalam bahasa Indonesia disebut Index Masa Tubuh (IMT) adalah sebuah
ukuran / proporsi berat badan terhadap tinggi badan yang umum digunakan untuk
menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori Underweight (kekurangan berat badan),
Ideal (normal), Overweight (kelebihan berat badan) atau Obesitas (kegemukan). Rumus
atau cara menghitung BMI sangat mudah, yaitu dengan membagi berat badan dalam
kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter (kg/m²). Rumus BMI :
BMI =
22
Menurut Depkes RI, maka rentang BMI yang disepakati adalah :
Faktor lingkungan maupun genetik berperan dalam terjadinya obesitas. Faktor lingkungan
antara lain pengaruh psikologi, gaya hidup dan budaya. Dahulu status sosial dan ekonomi
juga dikaitkan dengan obesitas. Obesitas bahkan pernah dicap sebagai tanda kemakmuran
seseorang. Faktor genetik menentukan mekanisme pengaturan berat badan normal
melalui pengaruh hormon dan neural. Selain itu, faktor genetik juga menentukan banyak
dan ukuran sel adiposa serta distribusi regional lemak tubuh. Penelitian menunjukkan
bahwa seseorang yang orang tuanya tidak mengalami obesitas memiliki peluang untuk
mengalami obesitas sebesar 10 - 20 %; salah satu orang tuanya mengalami obesitas,
resiko meningkat sampai 50%, dan bila kedua orang tuanya mengalami obesitas, maka
peluang orang tersebut untuk mengalami obesitas meningkat sampai sekitar 70-80%.
Obesitas berhubungan erat dengan distribusi lemak tubuh. Tipe obesitas menurut pola
distribusi lemak tubuh dapat dibedakan menjadi obesitas tubuh bagian atas (upper body
obesity) dan obesitas tubuh bagian bawah (lower body obesity). Obesitas tubuh bagian
atas merupakan dominansi penimbunan lemak tubuh di trunkal . Terdapat beberapa
kompartemen jaringan lemak pada trunkal, yaitu trunkal subkutaneus yang merupakan
kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal), dan retroperitoneal. Obesitas
tubuh bagian atas lebih banyak didapatkan pada pria, oleh karena itu tipe obesitas ini
23
lebih dikenal sebagai “android obesity”. Tipe obesitas ini berhubungan lebih kuat dengan
diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler daripada obesitas tubuh bagian bawah.
Obesitas tubuh bagian bawah merupakan suatu keadaan tingginya akumulasi lemak tubuh
pada regio gluteofemoral. Tipe obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita sehingga
sering disebut “gynoid obesity”. Tipe obesitas ini berhubungan erat dengan gangguan
menstruasi pada wanita.
2. Ketidakseimbangan nutrisi
Pemenuhan nutrisi tubuh adalah hal yang penting bagi kesehatan kita. Setiap hari, tubuh
akan melakukan aktivitas, baik secara volunter (bergerak, berlari) maupun involunter
(fungsi organ tubuh). Aktivitas akan memerlukan energi. Dalam diet harian yang benar,
karbohidrat biasanya menyokong 50 – 60 % kebutuhan energi harian kita, sedangkan
lemak menyokong sekitar 27 - 30 % kebutuhan energi harian kita, dan protein
menyokong sekitar 10 – 13 % kebutuhan energi harian kita.
Kebutuhan energi harian dapat dihitung dengan menjumlahkan kebutuhan energi dasar
(BEE/ Basal Energy Expenditure) + peningkatan energy expenditure karena makanan
(TEF/ Thermal Effect of Food) + Aktivitas. BEE dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan Harris Bennedict yaitu :
BEE female: 65.5 + 9.7( BB dalam kg) + 1.85 (Tinggi dalam cm) – 4.7 (usia)
BEE male: 66.5 + 13.75 (BB dalam kg) + 5 (Tinggi dalam cm) – 6.8 (Usia)
Bila intake energi < output energi, maka BB akan turun. Bila intake energi = output
energi, maka BB akan stabil (tidak turun dan tidak naik). Bila intake energi > output
energi, maka BB akan naik.
Kekurangan protein dapat mengakibatkan busung lapar, kwasiorkor, dan marasmus,
penurunan fungsi imun dan penurunan kemampuan menyerap bebereapa mineral seperti
zat besi. Kekurangan lemak dapat mengakibatkan peningkatan lipoisis yang mengarah
pada pembentukan badan keton dan ketoasidosis, gangguan penyerapan vitamin A,D,E,K
dan gangguan kerja hormon steroid.
24
Selain pemenuhan energi, tubuh juga memerlukan vitamin dan mineral setiap hari. Fungsi
vitamin dan mineral itu sangat beragam, dapat dilihat ada tabel berikut :
25
Kebutuhan air juga penting. Rekomendasi harian. Institute of Medicine menyarankan pria
untuk mengkonsumsi 3 L (13 gelas) dan perempuan mengkonsumsi 2,2 L(9 gelas) dari
total minuman dalam sehari. Tubuh juga memerlukan asupan serat makanan setiap hari
untuk memperlancar proses defekasi. Semua kebutuhan karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, serat dan air harus tercukupi secara seimbang agar kesehatan dan fungsi
tubuh terjaga.
26
3. Diet tepat untuk menurunkan berat badan
Diet tepat untuk menurunkan berat badan sebaiknya sekitar 0,5 – 1 kg /minggu. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya shock pada tubuh.
Penurunan berat dapat dilakukan dengan peningkatan aktivitas sehingga energy
expenditure meningkat,misalnya dengan melakukan olahraga aerobik selama 1 jam
perhari di pagi hari. Penurunan berat juga dapat dilakukan dengan mengurangi input
energy dengan melakukan pengontrolan terhadap makanan yang dimakan. Makanan yang
dikonsumsi minimal harus mampu menutupi BMR/BEE atau sekitar 1200 kalori.
Penurunan asupan kalori ini sebaiknya dilakukan secara bertahap agar tubuh dapat
beradaptasi dan maksimalnya 500 – 1000 kalori per hari.
Penurunan asupan makanan tidak boleh dengan menjauhi beberapa jenis makanan yang
berlemak dan berprotein sebab lemak dan protein sangat dibutuhkan oleh tubuh. Diet
bebas lemak dan protein dapat menimbulkan kelainan akibat malnutrisi. Kita harus tetap
mengkonsumsi lemak dan protein namun tidak boleh berlebih.
Diet juga sebaiknya diikuti oleh pengkonsumsian buah dan sayur yang kaya serat dan
vitamin guna menjaga keseimbangan nutrisi tubuh dan membantu menunda lapar.
4. Slimming tea
Slimming tea bersifat diuretika. Menggunakan slimming tea akan meningkatkan produksi
urine. Akibatnya, banyak cairan tubuh terbuang. Pengeluaran cairan tubuh inilah yang
biasanya membuat seseorang dapat kehilangan berat badan bila mengkonsumsi slimming
tea, bukan karena pembakaran lemak. Efek ini tidak baik, sebab seseorang dapat
mengalami dehidrasi bila pemakaian slimming tea berlebihan.
Selain itu, bersama pengeluaran cairan, biasanya ion – ion tubuh dan elektrolit juga ikut
terbuang. Akibatnya, seseorang dapat mengalami kekurangan elektrolit misalnya
hiponatremia dan hipokalemia. Gejala hiponatremia dan hipokalemia antara lain lesu, dan
terjadi penurunan kesadaran. Pengeluaran cairan dan elektrolit berlebih ini juga dapat
membuat seseorang menjadi lemas.
27
Slimming tea dapat meningkatkan tekanan darah sehingga efek diuretika menjadi lebih
kuat. Selain memperbanyak pembuangan elektrolit, slimming tea juga dapat menghambat
penyerapan zat besi di usus. Efek ini ditimbulkan oleh tannin yang dikandung oleh
slimming tea.
Dalam jangka panjang, slimming tea dapat menyebabkan gagal ginjal. Hal ini terjadi
karena slimming tea dapat memaksa kerja ginjal sehingga kerja ginjal menjadi lebih
berat. Pembebanan kerja ginjal inilah yang menyebabkan gagal ginjal bila berlangsung
dalam waktu yang lama.
Beberapa produk slimming tea bahkan mengandung senyawa laxative. Senyawa laxative
dikenal juga sebagai senyawa pencahar. Fungsinya untuk memperlancar buang air besar.
Dalam pemakaian slimming tea yang berlebihan dan terus menerus, dapat terjadi diare
akibat senyawa laxative ini. Diare dapat memicu pengeluaran cairan tubuh yang lebih
besar lagi. Efek samping ini berbahaya bagi kita bila tidak segera diatasi.
5. Pengaruh latihan aerobik terhadap penurunan berat badan
Aerobic exercise latihan fisik yang diciptakan untuk meningkatkan konsumsi oksigen
serta meningkatkan fungsi sistem kardiovaskular dan sistem respirasi. Latihan aerobik
dapat meningkatkan energy expenditure sehingga diharapkan terjadi pemecahan
cadangan lemak tubuh sehingga berat tubuh dapat dikontrol.
Pemakaian energi melalui aktivitas dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :
Kegiatan sekali – tidak ada exercise 25-35% x BEE
Kegiatan ringan 35% x BEE
Kegiatan sedang 50% x BEE
Kegiatan berat 70% x BEE
Kegiatan sangat berat 90% x BEE
28
Selain itu, juga dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Duduk - istirahat 0,7 – 2 kalori/menit
Jalan 2 – 6 kalori/menit
Lari cepat 15 atau lebih kalori/menit
Lari maraton 10 atau lebih kalori/menit
Balap sepeda 10 atau lebih kalori/menit
Dari sini terlihat bahwa aktivitas aerobik seperti maraton, renang, dan bersepeda
membakar 10 kalori per menit. Olahraga aerobik yang benar itu sekitar ½ - 1 jam per
hari, sehingga energi yang bisa dibakar perhari melalui olahraga aerobik itu sekitar 300 –
600 kalori.
6. Glikolisis, glukoneogenesis, siklus krebs, dan katabolisme protein dan lipid
Proses Reaksi Glikolisis (respirasi aerob)
Glikolisis merupakan reaksi tahap pertama secara aerob (cukup oksigen) yang
berlangsung dalam mitokondria. Tahap ini merupakan awal terjadinya respirasi sel.
Glikolisis terjadi dalam sitoplasma dan hasil akhirnya berupa senyawa asam piruvat.
Glikolisis memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat berlangsung secara aerob
maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim ATP dan ADP, serta peranan ATP dan
ADP pada glikolisis adalah memindahkan (mentransfer) fosfat dari molekul yang satu ke
molekul yang lain. Pada sel eukariotik, glikolisis terjadi di sitoplasma
(sitosol). Glikolisis terjadi melalui 10 tahapan yang terdiri dari 5 tahapan penggunaan
energi dan 5 tahapan pelepasan energi.
29
Reaksi glikolisis
Rangkaian I
Rangkaian I Reaksi Glikolisis (pelepasan energi) berlangsung di dalam sitoplasma (dalam
kondisi anaerob) yaitu diawali dari reaksi penguraian molekul glukosa menjadi glukosa-
6-fosfat yang membutuhkan (-1) energi dari ATP dan melepas 1 P. Jika glukosa-6-fosfat
mendapat tambahan 1 P menjadi fruktosa-6-fosfat kemudian menjadi fruktosa 1,6 fosfat
yang membutuhkan (-1) energi dari ATP yang melepas 1 P. Jadi untuk mengubah glukosa
menjadi fruktosa 1,6 fosfat, energi yang dibutuhkan sebanyak (-2) ATP. Selanjutnya
30
fruktosa 1,6 fosfat masuk ke mitokondria dan mengalami lisis (pecah) menjadi
dehidroksik aseton fosfat dan fosfogliseraldehid.
Rangkaian II
Rangkaian II Reaksi Glikolisis (membutuhkan oksigen) berlangsung di dalam
mitokondria (dalam kondisi awal), molekul fosfogliseraldehid yang mengalami reaksi
fosforilasi (penambahan gugus fosfat) dan dalam waktu yang bersamaan, juga terjadi
reaksi dehidrogenasi (pelepasan atom H) yang ditangkap oleh akseptor hidrogen, yaitu
koenzim NAD. Dengan lepasnya 2 atom H, fosfogliseraldehid berubah menjadi 2×1,3-
asam difosfogliseral kemudian berubah menjadi 2×3-asam fosfogliseral yang
menghasilkan (+2) energi ATP. Selanjutnya 2×3-asam fosfogliseral tersebut berubah
menjadi 2xasam piruvat dengan menghasilkan (+2) energi ATP serta H2O (sebagai hasil
sisa).
31
Glukoneogenesis dimulai dari piruvat. Proses tersebut dibantu oleh sebagian besar enzim
glikolisis dan beberapa enzim khusus glikoneogenesis. Dalam tubuh manusia, hati
merupakan tempat glukoneogenesis dan jalur tersebut berguna untuk menjaga tingkat
gula di dalam darah
Keterangan : sintesis glukosa dari piruvat. Panah berwarna meerah menunjukkkan
reaksi dikatalisis oleh enzim selain enzim-enzim glikolisis. Panah warna hitam
menunjukkan reaksi dikatalisis oleh enzim-enzim glikolisis.
Glukoneogenesis adalah pembentukan glukosa dari sumber –sumber non-karbohidrat,
seperti asam laktat, beberapa jenis asam amino (yang disebut asam amino glukogenik),
gliserol, dan beberapa jenis asam lemak (sloane, 2003).
32
1. Lokasi glukoneogenesis. Proses ini hampir semuanya berlangsung di hati. Tetapi
pada orang yang kelaparan. Ginjalnya kan membentuk glukosa. Proses ini juga
berlangsung di beberapa area yang sangat terbatas pada sel sel epitel usus halus.
2. Fungsi. Glukoneogenesis mempertahankan kadar gula darah yang cukup saat
kelaparan. Saat masa asupan karbohidrat terbatas, atau saat latihan berat , yaitu ketika
asam laktat yang terbentuk dalam otot rangka diubah kembali menjadi glukosa dalam
hati.
3. Pengaturan. Glukoneogenesis dstimulasi oleh konsentrasi karbohidrat selular
yang rendah dan penurunan gula darah. Proses ini juga distimulasi secara hormonal oleh
glukagon. Hormon peptida yang disekresi oleh sel-sel alfa pulau-pulau pankreas, oleh
epinefrin medula adrenal , dan oleh glukokortikoid korteks adrenal.
33
Siklus Krebs
Siklus krebs merupakan tahap kedua respirasi aerob. Nama siklus ini berasal dari orang
yang menemukannya secara rinci tahap kedua respirasi aerob ini, yaitu Hans Kreb. Siklus
ini juga disebut siklus asam sitrat. Tahap awal siklus krebs adalah dua molekul asam
piruvat yang dibentuk pada glikolisis meninggalkan sitoplasma dan memasuki
mitokondria. Siklus krebs krebs terjadi didalam mitokondira. Selama reaksi tersebut
dileapskan tiga molekul karbondioksida, 4NADH, 1FADH2, dan 1 ATP. Reaksi ini terjadi
dua kali karena pada glikolisis, glukosa dipecah menjadi dua molekul asama piruvat. Jadi
siklus krebs merupakan reaksi tahap kedua dalam respirasi aerob yang menghasilkan
8NADH, 2FADH2, dan 2 ATP.
34
Katabolisme lipid
Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
energi. Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa. Adapun tahap-
tahap penyimpanan tersebut adalah:
- Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL.
- Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk disimpan.
- Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari glukosa.
- Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di dalam
tubuh.
Dinamika lipid di dalam sel adiposa. Perhatikan tahap-tahap sintesis dan degradasi
Trigliserida
Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan trigliserida
ini dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi gliserol dan asam lemak.
Gliserol dapat menjadi sumber energi (lihat metabolisme gliserol). Sedangkan asam
lemak pun akan dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi pula (lihat oksidasi beta).
35
Metabolisme gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi. Gliserol
ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap
awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat.
Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton
fosfat, suatu produk antara dalam jalur glikolisis.
Oksidasi Beta
Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan
oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan
terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak
diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).
Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak
rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa
karnitin, dengan rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-.
Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut:
Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh enzim
tiokinase.
36
Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil
transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin.
Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna
mitokondria.
Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin translokase
yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluar.
Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA
dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran
interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses
oksidasi beta.
Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan
proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA.
Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi ini,
karbon β asam lemak dioksidasi menjadi keton.
Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan terlebih dahulu
menjadi asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi sebesar 2P. Setelah berada di
dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap tahap perubahan sebagai berikut:
1. Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai
respirasi dengan menghasilkan energi 2P (+2P)
2. delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA
3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai
respirasi dengan menghasilkan energi 3P (+3P)
4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan asil-KoA yang
telah kehilangan 2 atom C.
37
Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu kali
oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak atom C,
maka asil-KoA yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali dan kehilangan
lagi 2 atom C karena membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya hingga hasil yang
terakhir adalah 2 asetil-KoA.
Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus asam
sitrat.
38
Katabolisme Protein
sangat larut dan tidak toksik.
39
7. Anemia
Anemia adalah berkurangnya jumlah sel darah merah (SDM) atau berkurangnya kuantitas
hemoglobin. Berkurangnya SDM dan hemoglobin, mengakibatkan pengiriman oksigen ke
jaringan berkurang. Tubuh,pada masa beberapa bulan setelah mengalami anemia, akan
berusaha mengatasi anemia dengan meningkatkan curah jantung dan laju respirasi,
kemampuan melepaskan oksigen hemoglobin, dan meningkatkan suplai darah ke organ
vital untuk mencegah kerusakan organ tersebut.
Anemia dapat diklasifikasikan menurut morfologi SDM, menjadi :
- Normokromik normositik anemia : ukuran dan bentuk serta kandungan hemoglobin
SDM normal (MCV dan MCH normal), biasanya terjadi karena kehilangan darah akut,
hemolisis, gangguan ginjal dan endokrin, kegagalan sumsum tulang, dan infeksi
kronis.
- Normokromik makrositik anemia : SDM lebih besar, tapi kandungan hemoglobinnya
normal (MCV naik, MCH normal), biasanya terjadi karena defisiensi vitamin B12 atau
asam folat.
- Hipokromik mikrositik anemia : SDM lebih kecil, kandungan hemoglobin berkurang
(MCV turun, MCH turun), biasanya terjadi karena insufisiensi sintesis heme atau
kekurangan zat besi.
Anemia juga dapat dibedakan berdasarkan etiologinya, yaitu anemia karena peningkatan
hilangnya SDM dan anemia karena kelainan dalam pembentukan SDM.
Anemia juga dapat dibedakan menjadi :
Anemia defisiensi zat besi
Anemia defisiensi zat besi adalah jenis anemia paling sering dijumpai. Anemia jenis ini
sering disebabkan hilangnya sejumlah zat besi melalui perdarahan terus-menerus.
Zat besi merupakan komponen esensial dari hemoglobin. Jika zat besi tidak cukup
tersedia, produksi hemoglobin dan penggabungan ke dalam sel darah merah di sumsum
tulang akan berkurang.
40
Hasilnya, hanya ada sedikit hemoglobin yang bisa berikatan dengan oksigen dalam paru-
paru dan membawanya ke jaringan tubuh. Akibatnya, jaringan tidak cukup menerima
oksigen.
Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah jenis anemia yang timbul akibat kekurangan vitamin B12
atau asam folat. Dua vitamin penting ini memiliki peran esensial dalam produksi sel
darah merah yang sehat. Defisiensi salah satu vitamin tersebut dapat menimbulkan
anemia megaloblastik yang terjadi karena sel darah merah abnormal berukuran besar
(megaloblas) terbentuk dalam sumsum tulang dan produksi sel darah merah normal
menurun.
Anemia sel bulan sabit
Anemia sel bulan sabit (sickle cell anaemia) adalah kelainan bawaan yang timbul akibat
bentuk abnormal hemoglobin dalam darah.
Hemoglobin adalah protein yang terkandung dalam sel darah merah. Protein ini
mengambil oksigen dari darah dan membawanya ke berbgai bagian tubuh.
Anemia sel bulan sabit timbul jika hemoglobin abnormal menyebabkan sel darah merah
berubah bentuk menyerupai bulan sabit akibat rendahnya kadar oksigen. Ini akan
menimbulkan krisis sel bulan sabit, yaitu nyeri sendi dan perut berat.
Kelainan bawaan dari penyakit anemia sel bulan sabit ini bersifat resesif, yaitu kedua
orangtua membawa sebuah gen abnormal tapi mereka sendiri dalam kondisi sehat.
Talasemia
Talasemia adalah bentuk anemia bawaan. Kebanyakan kasus talasemia terjadi pada
orang-orang dari daerah Mediterania tapi juga dapat menyerang orang-orang dari India
dan Asia Tenggara. talasemia diturunkan kepada anak jika kedua orangtua membawa gen
cacat.
Pada talasemia, tubuh tidak dapat membuat hemoglobin normal, yaitu zat dalam darah
yang membuat sel darah berwarna merah dan membawa oksigen ke seluruh tubuh.
41
8. Hiponatremia dan Hipokalemia
a. Hiponatremia
Hiponatremia (Inggris:''hiponatremia'') adalah sebuah gangguan elektrolit
(gangguan pada garam dalam darah) di mana natrium (''''Natrium dalam bahasa
Latin) konsentrasi dalam plasma lebih rendah dari normal (hipo''' 'dalam bahasa
Yunani), khususnya di bawah 135 mEq / L. Sebagian besar kasus hiponatremia
terjadi dalam hasil orang dewasa dari jumlah berlebih atau efek dari hormon penahan
air yang dikenal sebagai hormon antidiuretik ADH biasa disingkat.
Hiponatremia paling sering merupakan komplikasi dari penyakit medis lain di mana
baik cairan kaya natrium yang hilang (misalnya karena diare atau muntah), atau
kelebihan air terakumulasi dalam tubuh pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang
dapat diekskresikan (misalnya dalam polidipsia (jarang) atau sindrom hormon
antidiuretik yang tidak tepat, SIADH). Mengenai hilangnya natrium sebagai
penyebab hiponatremia, penting untuk dicatat bahwa kerugian tersebut
mempromosikan hiponatremia hanya dengan cara tidak langsung. Secara khusus,
hiponatremia yang terjadi dalam hubungan dengan hilangnya natrium tidak
mencerminkan ketersediaan natrium memadai sebagai akibat dari kerugian.
Sebaliknya, hilangnya natrium menyebabkan keadaan deplesi volume, dengan
deplesi volume melayani sebagai sinyal untuk pelepasan ADH. Sebagai hasil dari
ADH-dirangsang retensi air, natrium darah menjadi hasil diencerkan dan
hiponatremia.
Mungkin juga ada hiponatremia palsu (hiponatremia pseudohyponatremia atau
tiruan) jika zat-zat lain memperluas serum dan encer natrium (misalnya, gula darah
tinggi (hiperglikemia) atau jika konstituen darah mengarah ke penciptaan fase
natrium-bebas dalam darah sehingga menyebabkan volume plasma darah menjadi
berlebihan (hipertrigliseridemia ekstrim misalnya).
42
Hiponatremia juga dapat mempengaruhi atlet yang mengkonsumsi terlalu banyak
cairan selama acara ketahanan, orang yang berpuasa di jus atau air untuk waktu yang
lama dan orang-orang yang diet asupan natrium cukup kronis.
Diagnosis hiponatremia bergantung terutama pada pemeriksaan, riwayat medis klinis
dan darah dan tes urine. Pengobatan dapat diarahkan pada penyebab (misalnya,
kortikosteroid dalam penyakit Addison) atau melibatkan pembatasan asupan air,
garam intravena atau obat-obatan seperti diuretik, demeclocycline, urea atau vaptans
(antagonis reseptor hormon antidiuretik). Memperbaiki keseimbangan garam dan
cairan perlu dilakukan secara terkendali, sebagai koreksi terlalu cepat dapat
mengakibatkan komplikasi berat seperti gagal jantung atau kadang-kadang lesi otak
ireversibel dikenal sebagai mielinolisis pontine pusat.
b. Hipokalemia
Definisi
Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana
konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L darah.
Penyebab
Ginjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik.
Jika konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang
tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui
saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu
yang lama atau polip usus besar).
Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak
ditemukan dalam makanan sehari-hari.
Kalium bisa hilang lewat air kemih karena beberapa alasan.
Yang paling sering adalah akibat penggunaan obat diuretik tertentu yang
menyebabkan ginjal membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah yang
berlebihan.
Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar hormon
43
kostikosteroid termasuk aldosteron.
Aldosteron adalah hormon yang menyebabkan ginjal mengeluarkan kalium dalam
jumlah besar.
Ginjal juga mengeluarkan kalium dalam jumlah yang banyak pada orang-orang yang
mengkonsumsi sejumlah besar kayu manis atau mengunyah tembakau tertentu.
Penderita sindroma Liddle, sindroma Bartter dan sindroma Fanconi terlahir dengan
penyakit ginjal bawaan dimana mekanisme ginjal untuk menahan kalium terganggu.
Obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma (albuterol, terbutalin dan
teofilin), meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan
hipokalemia.
Tetapi pemakaian obat-obatan ini jarang menjadi penyebab tunggal terjadinya
hipokalemia.
Gejala
Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali.
Hipokalemia yang lebih berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan
kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan.
Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung.
VII. Sintesis
Miss A 25 tahun, berat badan 72 kg tinggi badan 154 cm. Sebelumnya ia memiliki berat
badan 88 kg. Berdasarkan skenario, berat badan Miss A sebelum diet dan berolahraga
aerobik adalah 88 kg, dan tinggi badannya adalah 154 cm. Maka dapat dihitung bahwa IMT
44
(BMI) Miss A adalah 88/(1,54)2 = 88/2,3716 = 37,105751 kg/m2. Bila dimasukkan ke dalam
tabel menurut Depkes RI, maka Miss A termasuk golongan obesitas (kelebihan berat badan)
tingkat berat, sedangkan menurut tabel dari WHO, Miss A termasuk golongan obesitas kelas
II (Obesitas tingkat menengah).
Setelah diet dan berolahraga rutin, Miss A mengalami penurunan berat badan sebesar 16 kg
menjadi 72 kg. BMI Miss A setelah diet adalah 72/(1,54)2 = 72/2,3716 = 30,359251.
Berdasarkan tabel dari Depkes RI , maka Miss A termasuk ke dalam golongan Obesitas
(kelebihan berat) tingkat berat. Menurut tabel dari WHO, Miss A termasuk ke dalam
golongan Obesitas Kelas I (Obesitas tingkat ringan).
Kedua orangtuanya penderita obesitas. Penelitian menunjukkan bahwa bila seseorang
memiliki dua orang tua dengan riwayat obesitas,70 – 80 % anaknya berpeluang mengalami
obesitas juga.Tapi ini hanya sebagai faktor predisposisi. Hal ini mungkin ditunjang oleh pola
makan dan gaya hidup Miss A yang salah sehingga ia mengalami obesitas pada usia 25
tahun.
Dari data diatas kita dapat menghitung BEE/BMR Miss A sebelum diet dan setelah diet
dengan persamaan Harris Benedict yaitu:
BEE female: 65.5 + 9.7( BB dalam kg) + 1.85 (Tinggi dalam cm) – 4.7 (usia)
BEE Miss A: 65.5 + 9.7(88) + 1.85 (154) – 4.7 (25)
BEE Miss A: 65.5 + 853,6+ 284,9 – 117,5
BEE Miss A sebelum diet = 1086,5 kalori
BEE female: 65.5 + 9.7( BB dalam kg) + 1.85 (Tinggi dalam cm) – 4.7 (usia)
BEE Miss A: 65.5 + 9.7(72) + 1.85 (154) – 4.7 (25)
BEE Miss A: 65.5 + 698,4 + 284,9 – 117,5
BEE Miss A setelah diet = 931,3 kalori
Kebutuhan energi harian Miss A adalah kebutuhan energi dasar (BEE/ Basal Energy
Expenditure) + peningkatan energy expenditure karena makanan (TEF/ Thermal Effect of
Food) + Aktivitas
45
Aktivitas harian Miss A ini kita anggap sedang, sama seperti wanita pada umumnya,
sehingga aktivitas = 50% BEE
Output (sebelum diet) = 1086,5 + 10% x 1086,5 + 50% 1086,5
Output (sebelum diet) = 1086,5 + 108,65 +543,25
Output (sebelum diet) = 1738,4 kalori perhari ≈ 1750.
Dia selalu latihan aerobik selama 2 jam setiap hari. Aktivitas aerobik seperti maraton,
renang, dan bersepeda membakar 10 kalori per menit. Berarti ia membakar 1200 kalori
tambahan perhari.
Total energi output Miss A adalah 1750 + 1200 = 2950 kalori per hari.
Diet yang benar itu hanya memperbolehkan penurunan berat maksimal 0,5 kg – 1 kg /
minggu. Misalkan, kita ambil diet untuk penurunan berat 1 kg / minggu. Penurunan berat ini
diharapkan merupakan pembakaran lemak dan 1 gr lemak setara dengan 9 kalori, maka
dalam satu minggu, ia harus mengurangi input energi sebesar 9 x 1000 gr = 9000 kalori per
minggu, atau sekitar 1300 kalori per hari.
Karena kebutuhan kalorinya sebesar 2950 kalori per hari, maka ia hanya boleh memakan
makanan dengan total kalori sebesar 1650 kalori. Diet seimbang biasanya karbohidrat
menyokong 50 – 60 % kebutuhan energi harian kita, sedangkan lemak menyokong sekitar
20 % kebutuhan energi harian kita, dan protein minimal 1 gr/ kg bb ideal (bb ideal Miss A
dengan tinggi 154 adalah sekitar 50 kg)
Maka, asupan makanan yang baik untuk Miss A :
Protein =1gr/ kg bb ideal x 50 kg = 50 gr 200 kalori
Lemak =20 % x 1650 = 330 kalori 330 kalori / 9 kalori/gr = 36 gr lemak
Karbohidrat = 1650 – 200 – 330 = kalori 1120 kalori / 4 kalori/gr = 280 gr karbohidrat
Diet ini juga harus diimbangi dengan asupan vitamin, serat dan mineral yang cukup.
Perbanyak makan makanan berserat untuk membantu menunda lapar.
46
Miss A tidak mengkonsumsi lemak dan protein,dia hanya makan sayuran,nasi dan buah. Hal
ini membuat dia kekurangan protein dan lemak. Pada orang dewasa, kekurangan protein
tidak mempunyai gejala yang spesifik, kecuali pada keadaan yang telah sangat parah seperti
busung lapar dan marasmus. Kurangnya asupan protein dapat membuat kinerja sistem imun
terganggu sebab penyusun utama immunoglobulin kita adalah protein. Akibatnya, kita
menjadi lebih mudah sakit. Hal ini terlihat pada Miss A yang mudah flu.
Kurangnya asupan lemak dapat mengakibatkan proses penyerapan vitamin larut lemak (A,
D, E,K) terhambat sehingga kita mungkin mengalami kekurangan vitamin tersebut. Lemak,
khususnya kolesterol, merupakan penyusun utama hormon steroid sehingga bila kita
kekurangan kolesterol, pembentukan hormon steroid juga terganggu. Gangguan hormon
steroid (esterogen pada wanita) akan mengakibatkan gejala seperti gangguan siklus
menstruasi seperti yang dialami Miss A. Produksi asam empedu yang berbahan utama
kolesterol juga dapat mengalami gangguan.
Kurangnya asupan protein dan lemak juga dapat mengurangi asupan energi kita (efek non
spesifik). Akan tetapi, hal ini tidak terjadi bila orang tersebut makan karbohidrat berlebih.
Dia juga minum slimming tea setiap hari, berat badannya turun 16 kg dalam waktu 2 bulan.
Slimming tea bersifat diuretika. Akibatnya, banyak cairan tubuh terbuang. Pengeluaran
cairan tubuh inilah yang biasanya membuat seseorang dapat kehilangan berat badan bila
mengkonsumsi slimming tea, bukan karena pembakaran lemak. Efek ini tidak baik, sebab
seseorang dapat mengalami dehidrasi bila pemakaian slimming tea berlebihan.
Selain itu, bersama pengeluaran cairan, biasanya ion – ion tubuh dan elektrolit juga ikut
terbuang. Akibatnya, seseorang dapat mengalami kekurangan elektrolit misalnya
hiponatremia dan hipokalemia. Gejala hiponatremia dan hipokalemia antara lain lesu, dan
terjadi penurunan kesadaran. Pengeluaran cairan dan elektrolit berlebih ini juga dapat
membuat seseorang menjadi lemas.
Slimming tea dapat meningkatkan tekanan darah sehingga efek diuretika menjadi lebih kuat.
Selain memperbanyak pembuangan elektrolit, slimming tea juga dapat menghambat
penyerapan zat besi di usus. Efek ini ditimbulkan oleh tannin yang dikandung oleh slimming
tea. Hal inilah yang menimbulkan anemia pada Miss A.
47
Dalam jangka panjang, slimming tea dapat menyebabkan gagal ginjal. Hal ini terjadi karena
slimming tea dapat memaksa kerja ginjal sehingga kerja ginjal menjadi lebih berat.
Pembebanan kerja ginjal inilah yang menyebabkan gagal ginjal bila berlangsung dalam
waktu yang lama.
Beberapa produk slimming tea bahkan mengandung senyawa laxative. Senyawa laxative
dikenal juga sebagai senyawa pencahar. Fungsinya untuk memperlancar buang air besar.
Dalam pemakaian slimming tea yang berlebihan dan terus menerus, dapat terjadi diare
akibat senyawa laxative ini. Diare dapat memicu pengeluaran cairan tubuh yang lebih besar
lagi. Efek samping ini berbahaya bagi kita bila tidak segera diatasi.
Skin fold calipers 4 %. Keadaan ini menunjukkan cadangan lemak Miss A sangat rendah.
Keadaaan ini mungkin ditimbulkan sebagai akibat kurangnya asupan lemak dan aktivitas
berlebih Miss A sehingga lipolisis meningkat. Peningkatan lipolisis ini dapat menghasilkan
badan keton yang bersifat asam sehingga dalam jangka panjang dapat menimbulkan
ketoasidosis.
Ia pergi ke dokter keluarga untuk konsultasi dan dokter mengatakan bahwa Miss A terkena
Hypochrome Mycrocyter Anemia. Hipokromik mikrositik anemia dimana SDM lebih kecil,
kandungan hemoglobin berkurang (MCV turun, MCH turun), biasanya terjadi karena
insufisiensi sintesis heme atau kekurangan zat besi. Miss A kekurangan zat besi karena Miss
A tidak mengkonsumsi daging dan telur, padahal zat besi banyak terdapat di dalam daging
dan telur. Pemakaian slimming tea juga dapat menghambat absorbsi zat besi sebab teh
mengandung tannin. Hal dapat diatasi dengan pemberian suplemen zat besi dan pemberian
asupan protein guna membantu penyerapan zat besi.
The Result of Physical exams: BP : 140/90 mmHg ; RR = 24 X/minute. Pulse Rate:
94x/minute
Laboratory finding
The result: Hb : 10.5 g/dl, MCV = 70 fl MCH = 25pg; BSN : 110mg/dl, HbA1c : 6.2 %,
Total Kolesterol : 120 mg/dl, HDL : 50 mg/dl, LDL : 90mg/dl, Na(Sodium) : 120 mEq/L,K
(Potasium) : 2,8 mEq/L.
48
Setelah data dibandingkan dengan nilai normal, kita dapat melihat bahwa tekanan darah
Miss A tinggi (termasuk golongan Hipertensi derajat 1 / ringan menurut klasifikasi WHO),
denyut nadi lumayan tinggi dan respiratory rate tinggi. Peningkatan ketiga hal di atas ini
kemungkinan terjadi sebagai akibat usaha kompensasi tubuh terhadap anemia yang dialami
Miss A dimana tubuh akan meningkatkan curah jantung dengan meningkatkan detak
jantung. Peningkatan cardiac output mengakibatkan peningkatan tekanan darah, disamping
kemungkinan adanya faktor genetik dari orang tua. Tubuh juga akan meningkatkan laju
respirasi untuk menjamin pasokan O2 ke seluruh tubuh.
Hb, MCV dan MCH Miss A rendah (dibawah normal). Hal ini menandakan Miss A
mengalami Anemia Hipokromik Mikrositik ( Hipochrome Mycrocyter Anemia) yang terjadi
karena ia kekurangan zat besi.
HbA1c lumayan tinggi, dan Miss A termasuk pre-diabet. HbA1c ini biasanya
menggambarkan keadaan gula darah 3 bulan sebelum pemeriksaan. Jadi, sebelum mulai diet,
Miss A kadar gula darahnya tinggi mendekati/hampir mengalami diabetes. Bahaya yang
ditimbulkan oleh kadar gula darah yang tinggi adalah dapat menimbulkan kerussakan mata,
pembuluh darah, jantung, ginjal dan sistem saraf.
Kadar kolesterol rendah, bahkan terlalu rendah mendekati borderline bawah sehingga ia
dapat mengalami gangguan kinerja hormon steroid dan mengalami amenorrhea. Kadar LDL
bagus, tapi kadar HDL terlalu rendah. Kurangnya HDL tubuh meningkatkan resiko
seseorang mengalami atherosklerosis dan stroke.
Kadar natrium dan kalium Miss A juga sangat rendah sehingga dapat dikatakan ia
mengalami hiponatremia dan hipokalemia. Hiponatremia dan hipokalemia biasanya
disebabkan oleh kekurangan asupan garam dan sumber kalium seperti sayur dan buah, dan
bisa juga disebabkan oleh diuresis natrium dan kalium yang berlebihan sebagai efek obat
golongan diuresis atau slimming tea. Hiposodium / Hiponatremia : Nausea, rasa ingin
muntah, Pusing, lethargy, kelelahan, kehilangan nafsu makan, kelemahan otot, spasm /
cramp, kehilangan kesadaran / koma, penurunanan tekanan darah. Hipopotasium dapat
mengakibatkan kejang otot, aritmia kordis, kelemahan otot.
49
VIII. Kerangka Konsep
50
Gaya hidup dan pola makan
Riwayat obesitas pada
kedua orang tua
Obesitas
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
51
Diet bebas protein dan lemak
Aerobik exercise 2 jam/hari
Pemakaian slimming tea
Kekurangan kolesterol
Kekurangan protein
Input kalori ↓
Produksi hormon steroid
terganggu
Siklus menstruasi terganggu
Sistem imun
terganggu
Mudah flu (common
cold)
Output kalori ↑
Diuresis (produksi urine ↑)
Water loss ↑ Na+ dan K+
loss ↑
Dehidrasi Hiponatremi dan
hipokalemi
Mudah lelah
BB ↓ 16 kg dalam 2 bulan
Miss A mengalami hypocrome microcyter anemia dengan hypopotassium dan hyposodium akibat
penurunan berat badan secara drastis karena melakukan aerobic exercise yang berlebihan dan
penggunaan slimming tea .
DAFTAR PUSTAKA
Price dan Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep klinis proses – proses penyakit. Jakarta : EGC.
Winarno,F. G. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Penerbit PT Gramedia.
52