bab cair berlangsung selama 1 hari dengan frekuensi 4x

5
BAB cair berlangsung selama 1 hari dengan frekuensi 4x/hari banyaknya ½ gelas belimbing setiap BAB cair, air lebih banyak daripada ampas tidak ditemukan lendir dan darah, Keadaan ini sesuai dengan batasan diare menurut WHO yaitu BAB lunak/cair dengan frekuensi ≥3x/hari dengan atau tanpa darah atau lendir. Durasi diare berlangsung 1 hari, diklasifikasikan sebagai diare akut, yaitu diare yang berlangsung <14 hari, dan frekuensi <4 episode/bulan. BAB cair tanpa disertai darah dan lendir berarti diare yang terjadi bukan karena infeksi Shigella. Perubahan feses tidak berwarna seperti air cucian beras dan tidak berbau bayclin sehingga kemungkinan penyebab kolera dapat disingkirkan. Ibu pasien menyangkal memberikan obat-obatan tertentu pada si anak, menyangkal penggantian susu formula, menyangkal memberikan makanan pedas, asam, dan bersantan, pemberian makan-makanan instan sebelumnya juga disangkal, sehingga dapat dipikirkan bahwa penyebab keracunan makanan dan intoleransi protein susu sapi dapat disingkirkan. Untuk membedakan diare akut karena bakteri virus, diperlukan anamnesis serta pemeriksaan fisik dan lanjutan yang cermat. Adapun perbedaan antara keduanya, yaitu: Virus Bakteri Pada Penderita Mual muntah sering jarang Jarang Demam + ++ - Bau tinja - Busuk - Konsistensi Cair Agak lembek Cair

Upload: hyudaristy

Post on 05-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

fghj

TRANSCRIPT

Page 1: BAB Cair Berlangsung Selama 1 Hari Dengan Frekuensi 4x

BAB cair berlangsung selama 1 hari dengan frekuensi 4x/hari banyaknya ½ gelas

belimbing setiap BAB cair, air lebih banyak daripada ampas tidak ditemukan lendir dan darah,

Keadaan ini sesuai dengan batasan diare menurut WHO yaitu BAB lunak/cair dengan frekuensi

≥3x/hari dengan atau tanpa darah atau lendir. Durasi diare berlangsung 1 hari, diklasifikasikan

sebagai diare akut, yaitu diare yang berlangsung <14 hari, dan frekuensi <4 episode/bulan. BAB

cair tanpa disertai darah dan lendir berarti diare yang terjadi bukan karena infeksi Shigella.

Perubahan feses tidak berwarna seperti air cucian beras dan tidak berbau bayclin sehingga

kemungkinan penyebab kolera dapat disingkirkan. Ibu pasien menyangkal memberikan obat-

obatan tertentu pada si anak, menyangkal penggantian susu formula, menyangkal memberikan

makanan pedas, asam, dan bersantan, pemberian makan-makanan instan sebelumnya juga

disangkal, sehingga dapat dipikirkan bahwa penyebab keracunan makanan dan intoleransi

protein susu sapi dapat disingkirkan.

Untuk membedakan diare akut karena bakteri virus, diperlukan anamnesis serta pemeriksaan

fisik dan lanjutan yang cermat. Adapun perbedaan antara keduanya, yaitu:

Virus Bakteri Pada Penderita

Mual muntah sering jarang Jarang

Demam + ++ -

Bau tinja - Busuk -

Konsistensi tinja Cair Agak lembek Cair

Frekuensi 5-10x >10x 3-4x

Warna Kuning Kehijauan Kuning

Klasifikasi diare dengan/tanpa dehidrasi dapat dilihat di tabel di bawah ini:

Gejala dan

Tanda Klinis

Derajat Dehidrasi pasien

Tanpa

Dehidrasi

Dehidrasi

Ringan

Sedang

Dehidrasi

Berat

Keadaan umum

Kesadaran Baik Gelisah Apatis baik

Rasa Haus + +++ - +

Page 2: BAB Cair Berlangsung Selama 1 Hari Dengan Frekuensi 4x

Frekuensi Nadi < 120 Cepat > 140 135x/menit

Frekuensi Napas Biasa Cepat dan

dalam

44x/menit

Keadaan spesifik

UUB Normal Cekung Cekung

sekali

normal

Kelopak Mata Normal Cekung Cekung

sekali

normal

Turgor < 1 detik 1-2 detik > 2 detik <1 detik

Selaput Lendir Normal Agak kering Kering normal

Diuresis Normal Oliguri Anuri normal

Sehingga dapat dipikirkan bahwa pada penderita ini adalah diare akut tanpa dehidrasi e.c

rotavirus

Pasien mengalami kejang, kejang seluruh tubuh, tangan bergerak kaku, mata mendelik ke atas,

kejang terjadi berulang sebanyak 3x masing-masing kejang terjadi selama 1 menit, anak

menangis sebelum dan setelah kejang, anak tidak mengalami penurunan kesadaran. Sebelum

kejang pasien mengalami demam, demam tinggi. tidak ada riwayat keluarga menderita kejang,

tidak ada riwayat menderita kejang sebelumnya, tidak ada riwayat trauma. Kejang terjadi setelah

anak mengalami demam, kondisi ini dapat ditemui pada kejang demam, yaitu bangkitan kejang

yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38oC) yang disebabkan oleh suatu

proses ekstrakranium. Kejang demam ini terjadi pada 2 % - 4 % anak berumur 6 bulan – 5 tahun.

Kejang terjadi sebanyak 3x, selama kira-kira 1 menit,di antara setiap kejang anak menangis,

menandakan anak sadar. Kejang pada seluruh tubuh yang diawali dengan kejang pada tangan

yang bergerak kaku. Epilepsi dapat disingkirkan setelah mendapatkan data mengenai riwayat

penyakit dahulu pasien dan keluarga, yaitu tidak adanya riwayat kejang pada keluarga dan

pasien. Dapat dipikirkan bahwa yang terjadi pada pasien ini adalah kejang demam kompleks.

Sehingga diagnosis pasien ini adalah diare akut tanpa dehidrasi e.c rotavirus + kejang demam

kompleks.

Page 3: BAB Cair Berlangsung Selama 1 Hari Dengan Frekuensi 4x

Penatalaksanaan awal adalah dengan memberikan diazepam rektal dengan dosis 4,5mg.

Diazepam rektal ini dapat diberikan dengan jarak waktu 8 jam dan apabila suhu tubuh > 38,5oC.

Penggantian cairan secara parenteral diberikan dengan RL 900cc dengan gtt IX/menit. Oralit

diberikan untuk menggantikan kehilangan cairan yang keluar lewat BAB cair dan muntah

dengan dosis 50-100cc setiap kali BAB cair dan 25-50cc setiap kali muntah. . Zinc 10 mg/hari

diberikan selama 10 hari guna memperbaiki fungsi mukosa usus dan mencegah kejadian diare

berulang selama 2-3 bulan ke depan. ASI dan pemberian makanan lain diteruskan, ASI diberikan

lebih sering dan lebih lama. Antibiotika tidak perlu diberikan karena diare paling banyak

disebabkan oleh virus, dan pemberian antibiotika tidak akan mempengaruhi durasi dan derajat

dehidrasi pada diare.

- Oralit

Penatalaksanaan pada kasus ini seharusnya menggunakan ORS dengan pemantauan

selama 3 jam. Namun, pasien mengalami muntah sehingga ditakutkan rehidrasi tidak tercapai

dengan pemberian ORS sehingga penggantian cairan diberikan secara parenteral. Cairan

parenteral yang diberikan adalah RL 75cc/kgBB dalam 4 jam (gtt XLVI/menit). Oralit diberikan

untuk menggantikan kehilangan cairan yang keluar lewat BAB cair dan muntah dengan dosis

100-200 ml setiap kali BAB cair dan 50-100 ml setiap kali muntah.

ASI dan pemberian makanan lain diteruskan, ASI diberikan lebih sering dan lebih lama.

Antibiotika tidak perlu diberikan karena diare paling banyak disebabkan oleh virus, dan

pemberian antibiotika tidak akan mempengaruhi durasi dan derajat dehidrasi pada diare. Zinc 20

mg/hari diberikan selama 10 hari guna memperbaiki fungsi mukosa usus dan mencegah kejadian

diare berulang selama 2-3 bulan ke depan. Edukasi pada orang tua juga dilakukan saat pasien

dirawat inap dan saat pasien diperbolehkan pulang. Edukasi meliputi pemberian cairan

tambahan, tablet zinc, dan kapan harus kembali berobat.