bab 7 pengendalian

12
Pedoman Pelaksanaan SANIMAS PENGENDALIAN 103 BAB VII PENGENDALIAN 7.1. UMUM Pengendalian diperlukan agar proses pelaksanaan program Sanimas sesuai dengan prinsip, pendekatan dan mekanisme yang telah ditetapkan. Pengendalian program bertujuan untuk: 1. Menjamin setiap proses pelaksanaan sesuai dengan aturan, prinsip dan kebijakan; 2 . Menjamin bahwa perencanaan dirumuskan melalui proses dan mekanisme yang benar; 3. Menjamin terlaksananya Keselamatan, Keamanan Kerja dan Lingkungan (K3L) disetiap tahapan; 4. Menjamin jenis dan lokasi kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan; 5. Mengendalikan pemanfaatan dana agar sesuai dengan perencanaan dan dikelola secara transparan; 6. Menjamin agar kualitas setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan; 7. Menjamin agar setiap pelaku dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya

Upload: hanafi-muhammad

Post on 27-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pdf

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 7 Pengendalian

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

PENGENDALIAN 103

BAB VII

PENGENDALIAN

7.1. UMUM

Pengendalian diperlukan agar proses pelaksanaan program Sanimas sesuai

dengan prinsip, pendekatan dan mekanisme yang telah ditetapkan.

Pengendalian program bertujuan untuk:

1. Menjamin setiap proses pelaksanaan sesuai dengan aturan, prinsip dan

kebijakan;

2 . Menjamin bahwa perencanaan dirumuskan melalui proses dan mekanisme

yang benar;

3. Menjamin terlaksananya Keselamatan, Keamanan Kerja dan Lingkungan (K3L)

disetiap tahapan;

4. Menjamin jenis dan lokasi kegiatan sesuai dengan rencana yang telah

ditentukan;

5. Mengendalikan pemanfaatan dana agar sesuai dengan perencanaan dan

dikelola secara transparan;

6. Menjamin agar kualitas setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat memenuhi

spesifikasi yang telah ditetapkan;

7. Menjamin agar setiap pelaku dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya

Page 2: Bab 7 Pengendalian

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

104 PENGENDALIAN

secara baik sesuai dengan fungsinya masing-masing;

8. Menjamin ketepatan waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah

ditentukan.

Pengendalian program Sanimas dilakukan melalui pengawasan/

pemantauan, pelaporan serta evaluasi, dengan strategi sebagai berikut:

1. Pengawasan/pemantauan secara ketat dan obyektif pada setiap proses

tahapan kegiatan di setiap level pelaku;

2. Pelaporan di semua tingkatan pelaku dilaksanakan secara disiplin, akurat dan

tepat waktu;

3. Pelaksanaan evaluasi secara regular didukung dengan pemberian sanksi untuk

penegakan aturan.

7.2. PEMANTAUAN

Sesuai dengan prinsip transparansi dalam program ini, pemantauan akan

terdiri dari:

1. Pemantauan Internal, dilakukan oleh seluruh unit pelaksana program pelaku di

dalam system (Aparat Pemerintah/Struktural, Konsultan/Fungsional, serta

masyarakat kelurahan sasaran);

2. Pemantauan Eksternal, dilakukan oleh pelaku di luar unit pelaksana kegiatan

(LSM, Perguruan Tinggi, Ormas, Media Massa, dll). Dalam pengendalian

program, pengawasan dilakukan melalui pemantauan (monitoring) secara

berjenjang oleh pelaku-pelaku program Sanimas .

Page 3: Bab 7 Pengendalian

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

PENGENDALIAN 105

7.3. PELAPORAN

Pelaporan adalah konsolidasi dari rencana kegiatan dan tindak lanjut

pemantauan yang telah dilakukan pada setiap tahapan kegiatan. Laporan ditulis

secara sederhana, ringkas, dan dilakukan secara berkala. Selain memuat data hasil

dan proses pelaksanaan di lapangan, laporan juga memuat foto/ dokumentasi

kegiatan, permasalahan, hambatan, dan rekomendasi penyelesaian permasalahan

Page 4: Bab 7 Pengendalian

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

106 PENGENDALIAN

7.3.1 PELAPORAN JALUR STRUKTURAL

Gambar 7.1. Bagan Pelaporan Struktural

LaporanPelaksanaan

Program TingkatNasional

Laporan ManajemenKeuangan dan

Proyek

(LMK & LMP)

Laporan

KeuanganProgram Teraudit

Laporan

KemajuanProgram SetiapKuartel (QPR)

Laporan E-Monitoring (SAI)

Laporan ManajemenKeuangan dan Proyek

(LMK & LMP)

Copy SP2D danDokumen

Pendukung)

Laporan ManajemenKeuangan dan Proyek

(LMK & LMP)

Laporan ManajemenKeuangan danProyek (LMK &

LMP)

LaporanKemajuanProgram

Bulanan

Laporan ManajemenKeuangan dan

Proyek

(LMK & LMP)

Copy SP2D danDokumen

LaporanManajemen

Keuangan

LaporanKemajuanProgramBulanan

ISLAMIC DEVELOPMENT BANK

DITJEN CIPTA KARYA

PPIU Satker Provinsi

DPIU Satker Kab/Kota

CPMU Satker Pusat

LaporanManajemen

Keuangan danProyek

(LMK & LMP)

Lap. KemajuanPelaksanaan

Buku Kas Buku Bank Lap. Penggunaan Dana LPJ BKM

BKM/LKM

KSM

Lap. KemajuanPelaksanaan

Lap. PenggunaanDana

LPJ BKM

Page 5: Bab 7 Pengendalian

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

PENGENDALIAN 107

NPMC

RPMC

TAMK

TFL

CPMU

PPIU

DPIU

LAPORANPELAKSANAANKEGIATAN(BULANAN

LAPORAN

PELAKSANAANKEGIATAN(BULANAN

LAPORANPELAKSANAANKEGIATAN(BULANAN

LAPORANPELAKSANAANKEGIATAN(BULANAN

LAPORANPELAKSANAANKEGIATAN(BULANAN

LAPORANPELAKSANAANKEGIATAN(BULANAN

7.3.2 PELAPORAN JALUR KONSULTAN

Pelaporan yang dibuat oleh fasilitator dan konsultan manajemen secara

berjenjang setiap bulan sesuai bagan di bawah ini.

Gambar 7.2. Pelaporan Konsultan

Page 6: Bab 7 Pengendalian

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

108 PENGENDALIAN

7.4. EVALUASI PROGRAM

Evaluasi Program adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur tingkat

keberhasilan pelaksanaan program dan identifikasi kendala-kendala, solusi dan

alternatif tindakan penyelesaian yang dilakukan selama pelaksanaan program.

Secara umum evaluasi dilakukan untuk mengukur kinerja program secara

keseluruhan, dengan berbasis pada hasil penilaian indiKator kinerja yang

ditetapkan.

7.4.1. Indikator Kinerja Program

Indikator utama program Sanimas terdiri dari indikator output dan outcome,

sebagai berikut:

a. Output:

Terbangunnya sarana sanitasi

Bertambahnya jumlah sambungan rumah (SR)

Terbentuknya organisasi masyarakat pengelola dan pemanfaat serta

bertanggung jawab atas kelestarian infrastruktur terbangun, yang memiliki

rencana operasional dan pemeliharaan.

b. Outcome:

Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki akses pelayanan

prasarana/sarana sanitasi dasar, terutama kaum perempuan, kelompok

rentan/marjinal dan penduduk miskin;

Page 7: Bab 7 Pengendalian

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

PENGENDALIAN 109

7.5. PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT

Program Sanimas menganggap bahwa pengaduan/keluhan merupakan

bentuk kepedulian masyarakat terhadap pelaksanaan program. Program Sanimas

memberi kesempatan kepada masyarakat atau pihak lain yang ingin

menyampaikan pengaduan di tingkat kelurahan sampai dengan tingkat pusat

kepada unit pengelola pengaduan :

1. TFL;

2. Konsultan (TAMK/RPMC/NPMC);

3. Aparat Pemerintah terkait (aparat kelurahan, DPIU, PPIU, CPMU).

Sarana pengaduan yang disediakan di lokasi kegiatan antara lain :

1. kotak pengaduan;

2. papan informasi;

3. dan lain-lain.

Sarana pengaduan dapat juga disampaikan ke jenjang yang lebih tinggi melalui :

1. surat;

2. email;

3. sms center;

4. dan lain-lain.

Stakeholder di tingkat propinsi dan kabupaten/kota (PPIU dan DPIU)

mempunyai kewajiban untuk memastikan informasi dan prosedur penyampaian

pengaduan tersedia dan dipahami oleh masyarakat.

Page 8: Bab 7 Pengendalian

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

110 PENGENDALIAN

Semua jenis pengaduan masyarakat harus dikelola dan sesegera mungkin

mendapatkan penanganan dan hasil tindak lanjut penanganan di informasikan

kepada masyarakat melalui papan informasi yang disediakan oleh KSM.

Gambar 7.3. Bagan Alir Penanganan Keluhan

PencatatanPengaduan

ValidasiPengaduan

PengkategorianPengaduan

IdentifikasiMasalah

IdentifikasiMasalah

DatabasePengaduan

PencatatanPengaduan

Salah Informasi

PencarianFakta

AnalisisMasalah

Tidak Ada Kewenangan

TidakAda Masalah

Ada Kewenangan

Tindak TurunTangan

Penerusan PengaduanKe Tingkat Lebih Tinggi

AnalisisMasalah

PencatatanPengaduan

Selesai

Tidak Selesai

PengaduanMasyarakat

Page 9: Bab 7 Pengendalian
Page 10: Bab 7 Pengendalian

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

110 PENGENDALIAN

7.6 KETERLIBATAN PEREMPUAN, KELOMPOK RENTAN/MARJINAL

DAN PENDUDUK MISKIN

Keterlibatan perempuan menjadi penting diperhatikan karena sebagai

kelompok masyarakat penerima manfaat maka laki-laki dan perempuan masing-

masing mempunyai kebutuhan yang berbeda. Dalam masyarakat patriarchal,

kelompok perempuan masih menjadi kelompok marjinal. Sehingga untuk

mendorong keterlibatan perempuan dalam program, baik dalam tahap

persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan maka diperlukan

affirmative action

Pengarusutamaan gender atau disingkat PUG adalah strategi yang

dilakukan secara rasional dan sistimatis untuk mencapai dan mewujudkan

kesetaraan dan keadilan gender dalam sejumlah aspek kehidupan manusia

(rumah tangga, masyarakat dan negara), melalui kebijakan dan program yang

memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan

dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari

seluruh kebijakan dan program diberbagai bidang kehidupan dan pembangunan.

Pengarusutamaan gender bertujuan terselenggaranya perencanaan,

penyusunan, pelaksana, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program

pembangunan nasional yang berperspektif gender dalam rangka mewujudkan

kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

Page 11: Bab 7 Pengendalian

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

PENGENDALIAN 111

Ruang lingkup pengarusutamaan gender meliputi seluruh perencanaan,

penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan dan program

pembangunan nasional (Inpres Nomor 9 Tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan

Gender Dalam Pembangunan Nasional)

Kuantitatif

Salah satu upaya mendorong keterlibatan perempuan dalam program,

adalah penentuan kuota perempuan dalam tiap tahap kegiatan. Dalam program

ditetapkan minimal 30% dalam pertemuan dan minimal 30% sebagai fasilitator

adalah perempuan. Hal ini harus diupayakan oleh setiap stakeholder baik aparat

pemerintah terkait maupun konsultan dari pusat, nasional, provinsi dan

kabupaten/kota.

Kualitatif

Selain upaya pemenuhan kuota jumlah perempuan dalam tiap tahap

kegiatan dan jumlah fasilitator, adalah peningkatan peran perempuan di

dalamnya. Dalam hal peran fasilitator (TFL) menjadi penting, karena sebagai

ujung tombak yang bersentuhan langsung dengan kelompok perempuan dalam

masyarakat akan sangat berperan untuk mendorong bagaiamana peran

perempuan dalam program. Untuk itu menjadi keharusan dan kesepakatan

bersama bagi semua stakeholder akan pentingnya partisipasi perempuan dalam

program. Pemahaman konsep gender dalam program yang disampaikan dalam

pelatihan, menjadi suatu upaya bagi semua stakeholder untuk memahami,

Page 12: Bab 7 Pengendalian

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

112 PENGENDALIAN

mengerti dan melaksanakan upaya pencapaian target seperti dituangkan dalam

PUG.

Upaya peningkatan keterlibatan dan peran serta perempuan, penduduk

miskin dan kelompok rentan lainnya dilakukan melalui:

1. Pertemuan dengan kelompok-kelompok di masyarakat, termasuk dalam

setiap rembug kelurahan/warga;

2. Pertemuan khusus dengan kelompok perempuan, kelompok

rentan/marjinal dan penduduk miskin;

3. Menjamin keterwakilan kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin di

dalam BKM/LKM/KSM;

4. Keanggotaan BKM/LKM dan KSM minimal 30% kaum perempuan;

5. Peningkatan peran serta kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal

dan penduduk miskin di dalam penyusunan CSIAP dan RKM, terutama di

dalam penentuan prasarana/sarana sanitasi yang akan dibangun;

6. Peningkatan peran serta kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal dan

penduduk miskin di dalam tahap pelaksanaan pekerjaan fisik;

7. Peningkatan peran serta kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal dan

penduduk miskin dalam perencanaan operasi dan pemeliharaan

prasarana/sarana sanitasi terbangun.