bab 7 alat interpretasi citra

36
(BAB VII) ALAT – ALAT INTERPRETASI CITRA Oleh : Anwar Juniansah 12405241052 Faqih Bachtiar 12405241055 Agung Lang Lang Wono 12405244022 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

Upload: anwar-juniansah

Post on 24-Dec-2015

633 views

Category:

Documents


89 download

DESCRIPTION

GEOGRAFI

TRANSCRIPT

(BAB VII)ALAT – ALAT INTERPRETASI CITRA

Oleh :Anwar Juniansah12405241052Faqih Bachtiar 12405241055Agung Lang Lang Wono12405244022

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFIFAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2014

MACAM-MACAM ALAT INTERPRETASI

Sutanto (1994) menggolongkan alat-alat yang dipakai untuk membantu proses interpretasi citra menjadi sebagai berikut :

a. Alat pengamatan

b. Alat Pengukur Obyek pada Citra

c. Alat Pemindah Data Hasil Interpretasi Citra

d. Alat Analisis Digital

1. ALAT PENGAMAT

Adalah alat yang digunakan untuk mengamati citra secara visual, dengan alat pengamat citra maka pengamatan citra dapat dilakukan dengan lebih jelas dan lebih akurat., dengan alat pengamat pula citra dapat terlihat dua dimensi atau tiga dimensi. Alat pengamat terdiri dari dua jenis, yakni :

a. Alat Pengamat Non Stereoskopik

b. Alat Pengamat Stereoskopik

A. ALAT PENGAMAT NON STEREOSKOPIK

Alat pengamat non stereoskopik mampu mengamati citra secara dua dimensi dengan lebih jelas. Jenis-jenisnya mulai dari yang sederhana seperti lensa pembesar hingga yang paling rumit seperti additive color viewer.

1. Lensa Pembesar (Lup)

Lup atau kaca pembesar termasuk alat optik yang menggunakan lensa cembung tunggal, yang mempunyai titik fokus dekat dengan objek yang diamati, sehingga mampu membuat obyek yang diamati tampak lebih besar. Pembesaran lup juga bervariasi berkisar (2-4 kali) pembesaran lemah dan (5-25) pembesaran kuat

2. Meja Sinar

Meja citra merupakan alat yang khusus digunakan untuk mengamati citra dalam bentuk transparasi, bisa berupa gulungan film, lembaran film atau benda tembus cahaya lainnya. Meja sinar tidak memperbesar citra yang diamati, hanya mempermudah pengamatan citra dalam bentuk transparasi. Sekilas, penggunaan meja sinar untuk pengamatan citra mirip dengan papan sinar yang digunakan dokter untuk mengamati hasil foto rontgent pasiennya yang juga berupa transparansi.

Meja Sinar dengan Stereoskop Zoom

3. Pengamat warna aditif

Pengamat warna aditif merupakan alat interpretasi yang lebih khusus mempermudah pengamatan citra dari segi warna. Aditif sendiri mempunyai arti sebagai penambahan, dalam konteks ini adalah penambahan warna. Cara kerjanya ialah pengamat warna aditif menggunakan 3 atau 4 citra dengan tempat sama namun dengan band atau yang berbeda (multispektral). Selanjutnya masing-masing citra disinari dengan salah satu dari warna aditif yang ada, yaitu merah, biru, atau hijau. Selanjutnya, masing-masing citra multispektral tersebut akan memiliki warna baru yang khas dan berbeda dari warna asalnya yang kemudian warna baru hasil penyinaran tersebut ditumpuk atau dijadikan satu yang diproyeksikan dalam sebuah layar. Hasil tumpukan citra multispektral yang telah disinari warna aditif tersebut akan terlihat lebih jelas.

B. ALAT PENGAMAT STEREOSKOPIK

Alat pengamat stereoskopik yaitu berupa stereoskop. Stereoskop sangat penting dalam pengamatan citra, khususnya citra foto udara. Melalui stereoskop objek pada citra dapat terlihat tiga dimensi, namun dengan syarat citra foto yang digunakan lebih dari satu dan lokasi pengambilan yang saling berkaitan.

Dalam perkembangannya, kemudian muncul banyak sekali model dan jenis stereoskop baru. LaPrade dalam Sutanto (1994), membedakan stereoskop menjadi tiga kategori, yaitu (a) stereoskop lensa, (b) stereoskop cermin, dan (c) stereoskop mikroskopis.

a. Stereoskop Lensa (Stereoskop Saku)

Merupakan stereoskop yang paling banyak digunakan karena murah dan praktis, mudah dibawa dan pemeliharaannya yang sederhana. Kelemahannya adalah pada jarak stereo atau luas area pengamatan yang cenderung sempit.

b. Stereoskop Cermin

Stereoskop cermin mempunyai jarak stereo yang lebih luas dari stereoskop lensa, sehingga luas daerah pengamaannya pun menjadi lebih luas.

d. Stereoskop Mikroskopik

Disebut stereoskop mikoskopik karena stereotersebut mempunyai pembesaran yang sangat besar, sehingga fungsinya mirip dengan mikroskop.

Stereoskop mikroskopik dibedakan menjadi 2, yaitu :

1) Stereoskop zoom

2) Interpretoskop

1) Stereoskop Zoom

Stereoskop zoom merupakan stereoskop yang lensa pembesarannya dapat diganti-ganti mulai sari dua kali hingga 100 kali. Stereoskop zoom biasanya digunakan diatas meja sinar

2) Interpretoskop

Interpretoskop mampu mengamati citra dengan beda skala hingga 750 % dan dapat digunakan oleh dua orang secara bersamaan pada saat pengamatan.

2. ALAT PENGUKUR OBJEK PADA CITRA

Pada saat melakukan interpretasi citra kadang dibutuhkan informasi yang lebih mendetail mengenai objek di dalam citra tersebut secara kuantitatif, seperti ukuran rumah, lapangan, kemiringan lereng, dll. Maka dari itu muncul berbagai macam alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap objek di dalam citra. Alat pengukur yang kan dibicarakan meliputi : (1) arah, (2) jarak, (3) luas, (4) tinggi dan (5) lereng

A. ALAT PENGUKUR ARAH

Penyebutan arah pada citra biasanya menggunakan sistem bearing atau azimut, sedangkan alat yang dipakai untuk mengukur berapa besar derajatnya adalah busur derajat

B. ALAT PENGUKUR JARAK

Alat pengukur jarak ada dua macam, yakni :

1) Alat pengukur jarak tanpa perbesaran

Alat pengukur tanpa perbesaran biasanya digunakan penggaris skala mikro, karena tanpa pembesaran objek tampak apa adanya, hasil pengukuran dengan penggaris kemudian di kalikan dengan penyebut skala.

2) Alat pengukur jarak dengan perbesaran

Pada alat ini digunakan kaca pembesar sederhana yang telah diberi skala milimeter, keuntungan dari penggunaan alat ini adalah objek tampak lebih besar, sehingga kios dengan ukuran 1m x 2m pada foto skala 1:10.000 dapat diamati dengan mudah.

C. ALAT PENGUKUR LUAS

Alat pengukur luas dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu : (1) alat sederhana, (2) alat mekanik, dan (3) alat elektronik.

1) Alat sederhana

Alat sederhana bisa dilakukan dengan 3 metode, yaitu : metode strip, metode bujur sangkar dan metode jaringan titik.

Metode strip Metode bujur sangkar

Metode jaringan titik

2) Alat Mekanik

Pengukuran luas dengan planimeter dilakukan dengan menggerakkan batang yang bisa bergerak ke segala arah mengikuti garis terluar objek yang akan diukur luasnya, planimeter akan bekerja apabila penggunaannya searah jarum jam.

3) Alat elektronik

Cara kerja alat ini hampir sama dengan planimeter, hanya saja batas-batas terluar objek dicatat dalam bentuk koordinat x dan y oleh microprocessor, sehingga hasil dan perhitungannya lebih cepat dan akurat.

D. ALAT PENGUKUR TINGGI

1) Alat sederhana

Alat sederhana terdiri dari pergeseran letak topografi dan panjang bayangan

2) Alat pengukur paralaks

Alat pengukur paralaks terdiri dari mistar, paralaks tangga dan paralaks batang

ALAT PENGUKUR LERENG

1) Paralaks

Pengukuran lereng secara sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan paralaks, yaitu menggunakan rumus sebagai berikut :

tg α = AB/BC

2) Pengukur lereng buatan ITC

Bila tidak diperlukan ketelitian tinggi dalam pengukuran maka dapat digunakan alat sederhana berupa slopemeter buatan ITC

ALAT PEMINDAH DATA PLANIMETRIK

1. Jenis Kamera Lucida

A. Sketsmaster Vertikal

Alat ini menggunakan cermin semi transparan pada bagian pengamat dan sebuah cermin di atas foto udara. Pengamat melihat peta dasar melalui cermin semitransparan dan sekaligus melihat gambaran foto yang dipantulkan oleh cermin di atas foto tersebut.

B. Aero-Sketchmaster

Menggunakan prisma ganda pada bagian pengamat dengan permukaan yang memantulkan dan mentransmisikan sinar secara penuh

C. Rectoplanigraph

Alat ini menggunakan prisma ganda dengan permukaan yang memantulkan secar sempurna dan mentransmisikan seperdua sinar yang mengenainya

D. Zoom Traansfer Scope

Dapat melakukan pembesaran terhadap citra, dapat melakukan penyesuaian skala foto dengan cepat dan tepat, dapat digunakan untuk citra cetakan maupun transparasi, memungkinkan pemutaran citra.

2. Proyektor Optik

A. Proyektor Buatan Kail

Alat tersebut merupakan proyektor pantulan ganda yang dibuat pada sebuah meja.

B. Map O GraphMap O Graph memproyeksikan citra berukuran 11 x 11 inci. Bukan hanya citra yang diproyeksikan, namun juga peta, dan dokumen lainnya dan dapat diperbesar atau diperkecil

ALAT PEMINDAH DATA STEREOSKOPIK

1. Alat Stereoskopik dengan Cetakan pada Kertas

Alat tersebut digunakan untuk citra yang dicetak pada kertas bukan diaposotof atau transparansi

A. Stereo Countour Plotter

Dipakai untuk menggambar garis bentuk dan garis kontur, namun masih mengandung pergeseran letak topografi

B. Stereopret

Adalah alat fotogrametrik untuk pemindahan data stereoskopik

C. KEK Plotter

D.Radial Line Plotter

E. Stereo Zoom Transfer Scope