perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : pemanfaatan citra … · 2013-09-24 · dilakukan...

117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMANFAATAN CITRA IKONOS UNTUK PEMETAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA TAHUN 2007 Skripsi Oleh : Tri Wahyono K5403064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: hoangdung

Post on 07-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMANFAATAN CITRA IKONOS UNTUK PEMETAAN

RUANG TERBUKA HIJAU

DI KECAMATAN BANJARSARI

KOTA SURAKARTA

TAHUN 2007

Skripsi

Oleh :Tri Wahyono

K5403064

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMANFAATAN CITRA IKONOS UNTUK PEMETAAN

RUANG TERBUKA HIJAU

DI KECAMATAN BANJARSARI

KOTA SURAKARTA

TAHUN 2007

Oleh :

Tri Wahyono

K5403064

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

2

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Wakino, M.S Rahning Utomowati, S.Si NIP. 19521103 197603 1 003 NIP. 19671114 199903 2 001

3

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan

diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Partoso Hadi, M.Si. ...........................

Sekretaris : Setya Nugraha, S.Si, M.Si. ...........................

Anggota I : Drs. Wakino, M.S. ...........................

Anggota II : Rahning Utomowati, S.Si. ...........................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.PdNIP. 19600727 198702 1 001

ABSTRACT

4

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tri Wahyono, K5403064. THE UTILIZATION OF IKONOS IMAGE FOR OPEN SPACE MAPPING IN BANJARSARI SUBDISTRICT OF SURAKARTA CITY IN 2007. Thesis, Surakarta; Teachers Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, April 2010.

The objectives of research are: (1) to find out the Ikonos image precision level in examining the open space in Subdistrict Banjarsari, (2) to find out the spatial distribution of open space in Subdistrict Banjarsari, (3) to find out the open space adequacy in Subdistrict Banjarsari.

This research employed spatial descriptive method. The data collection was done using ikonos image interpretation, field survey and documentation techniques. The data analysis was done using the map analysis.

The results of research are (1) Ikonos image has 91% precision and 09% commission so that it can be used for the examination of open space mapping. (2) the distribution of open space in Subdistrict Banjarsari is not even. Of 13 kelurahans in Subdistrict Banjarsari, those with the widest open space are Kelurahan Kadipiro with 120.45 Ha width, followed by Kelurahan Banyuanyar 39.25 Ha, Kelurahan Sumber 28.18 Ha, while Kelurahan Punggawan does not have sufficiently wide open space so that it cannot be seen in Ikonos image interpreted at 1: 35,000 scale; thus Kelurahan Punggawan is the one with the narrowest open space. (3) The adequacy level of open space in the research location is not sufficient or does not meet the standard open space width according to what included in Indonesian Republic’s Act Number 26 of 2007 about the Layout, Relating to the City Area layout; this act specifically mandates the requirement of open space provision and utilization with the width proportion of at least 30% of the city area width, while in the research location there is only 17.20% open space width.

ABSTRAK

5

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tri Wahyono. K5403064. PEMANFAATAN CITRA IKONOS UNTUK PEMETAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA TAHUN 2007. Skripsi, Surakarta; Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, April 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui tingkat ketelitian citra Ikonos untuk kajian ruang terbuka hijau di Kecamatan Banjarsari, (2) Mengetahui distribusi spasial ruang terbuka hijau di Kecamatan Banjarsari, (3) Mengetahui tingkat kecukupan ruang terbuka hijau di Kecamatan Banjarsari.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif spasial. Pengumpulan data dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, survey lapangan dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan analisis peta.

Hasil penelitian ini adalah (1) Citra Ikonos mempunyai ketelitian sebesar 91% dan komisi sebesar 09% sehingga mampu digunakan untuk kajian pemetaan ruang terbuka. (2) Persebaran lahan terbuka di Kecamatan Banjarsari tidak merata. Dari 13 kelurahan yang ada di Kecamatan Banjarsari yang memiliki luas ruang terbuka hijau paling banyak yaitu Kelurahan Kadipiro dengan luas 120,45 Ha, kemudian Kelurahan Banyuanyar dengan luas ruang terbuka hijau sebesar 39,25 Ha, Kelurahan Sumber 28,18 Ha sedangkan Kelurahan Punggawan tidak mempunyai ruang terbuka hijau yang cukup luas sehingga tidak mampak pada tampilan Cita Ikonos yang di interpretasi dengan skala 1: 35.000 sehingga Kelurahan Punggawan merupakan Kelurahan yang memikili luas ruang terbuka paling sedikit.(3) Tingkat kecukupan ruang terbuka hijau di daerah penelitian tidak cukup atau tidak memenuhi standar luas ruang terbuka berdasarkan isi dari Undang-undang Republik Indonesia nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Berkaitan dengan penataan ruang kota, Undang-Undang ini secara khusus mengamanatkan perlunya penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau, yang proporsi luasannya ditetapkan paling sedikit 30% dari luas kota, sedangkan di daerah penelitian hanya terdapat 17.20% luas ruang terbuka hijau.

MOTTO

6

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sesungguhnya disetiap kesulitan terdapat kemudahan

(Qs Al- Insyiroh 6)

Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha dan bertahan dalam setiap keterbasan

demi sebuah kepercayaan, kasih sayang dan uraian air mata keikhlasan. Perjuangan tak akan

berhasil apabila kita menangis dan berpangkutangan

(Tri wahyono)

Di setiap tujuan selalu ada jalan, tersenyumlah karna dengan senyum

setiap letih, lelah dan duka akan hilang.

Senyum akan menjadi semangat bagi diri sendiri dan juga orang lain

(sahabat seperjuangan)

PERSEMBAHAN

7

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ada pepatah mengatakan ”Berikanlah yang terbaik pada orang-orang yang sangat kamu cintai.

Berusaha mewujudkan kebahagiaan untuk orang lain semampu kita dan membuat mereka

tersenyum”

Dalam semua keterbatasan yang aku miliki

Dalam uraian kasih tulus aku mencoba, menggapai setiap cinta untukku

Aku yakin semua berakhir dalam sempurna manusia

Untuk ibu dan ayahku terimakasih tak hingga untuk doa, cinta dan kasih sayangmu

istriku yang telah memberikan semangat

KATA PENGANTAR

8

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menurunkan

limpahan rahmat dan karunia-Nya serta memberikan kemudahan dalam

menyelesaikan penulisan skripsi. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi

syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.

Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan

berbagai pihak. Oleh karena itu disampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Drs. Syaiful Bahri, M.Pd selaku Ketua

Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Drs. Partoso Hadi, M.Si selaku Ketua

Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan P.IPS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret.

4. Bapak Drs. Wakino, M.S selaku Pembimbing I yang

telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan

yang bermanfaat dalam penyelesaian penyusunan

skripsi.

5. Ibu Rahning Utomowati, S.Si selaku Pembimbing II

yang telah memberikan dorongan, semangat dan

bimbingan dalam menyusun skripsi ini.

6. Bapak Yasin Yusuf, S.Si, M.Si selaku Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan dan

saran selama penulis menempuh pendidikan di

Program Studi Pendidikan Geografi.

7. Kepala KESBANGLINMAS Kota Surakarta yang

telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

9

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Camat Banjarsari Kota Surakarta yang telah

memberikan ijin penelitian.

Sangat disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran

yang bersifat membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Surakarta, Juni 2010

Penulis

Tri Wahyono

10

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ vii

HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................

viii

KATA PENGANTAR............................................................................................ ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi

DAFTAR PETA ..................................................................................................... ...........................................................................................................................

xvii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................................................................................................................................

xviii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.................................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 7

1. Manfaat

11

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Teoritis................................................................................

..7

2. Manfaat

Praktis..................................................................................

.7

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................9

A. Tinjauan Pustaka.......................................................................................9

1. Penginderaan Jauh dan Uji Interpretasi.............................................. 9

2. Citra Ikonos.......................................................................................11

3. Ruang Terbuka Hijau........................................................................14

a. Ruang Terbuka......................................................................14

b. Pengertian Ruang Terbuka Hijau..........................................15

c. Kecukupan Ruang Terbuka Hijau.........................................17

4. Pemetaan........................................................................................... 17

5. Sistem Informasi Geografi (SIG)......................................................22

a. Masukan Data....................................................................... 23

b. Proses Manipulasi dan Analisi Data..................................... 23

c. Keluaran Data....................................................................... 23

B. Penelitian yang Relevan..........................................................................24

C. Kerangka Pemikiran................................................................................27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................30

A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................30

1. Tempat Penelitian..............................................................................30

2. Waktu Penelitian...............................................................................30

B. Bentuk dan Metode Penelitian................................................................ 31

C. Populasi dan Sampel............................................................................... 31

C. Sumber Data............................................................................................32

D. Teknik Pengumpulan Data......................................................................33

E. Teknik Analisis Data...............................................................................35

F. Validitas Data........................................................................................ 39

F. Prosedur Penelitian................................................................................. 39

12

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Penyusunan Proposal Penelitian....................................................... 39

2. Penyusuan Instrumen Penelitian....................................................... 39

3. Tahap Pengumpulan Data................................................................. 39

4. Tahap Analisis Data......................................................................... .40

5. Tahap Penulisan Laporan..................................................................40

BAB IV HASIL PENELITIAN............................................................................ 41

A. Deskripsi Lokasi Penelitian......................................... 41

1. Letak, Batas dan Luas Daerah Penlitian........................................... 41

2. Kondisi Fisik.....................................................................................44

a. Iklim......................................................................................44

b. Tanah.....................................................................................48

c. Geomorfologi........................................................................49

d. Hidrologi............................................................................... 49

e. Ruang Terbuka Hijau............................................................51

3. Kondisi Kependudukan dan Sosial Ekonomi................................... 52

a. Kondisi Kependudukan....................................52

1) Jumlah Penduduk.................................................................. 52

2) Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian......... 53

3) Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.......55

b. Transportasi......................................................56

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan................................ 57

1. Uji Ketelitian Interpetasi Citra Ikonos Untuk Pemetaan Ruang

Terbuka Hijau................................................................................... 57

a. Hasil Interpretasi Citra Ikonos.................................................... 57

b. Uji Ketelitian Interpretasi Citra Ikonos.......................................64

2. Distribusi Spasial Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan

Banjarsari.......................................................................................... 66

3. Tingkat Kecukupan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan

Banjarsari.......................................................................................... 79

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.......................................... 85

A. Kesimpulan................................................................................................ 85

13

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Implikasi.................................................................................................... 86

C. Saran.......................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 89

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Spesifikasi Citra Ikonos.................................................................. 13

Tabel 2. Hubungan Antara Tingkatan Persepsi Dengan Variabel Visual.... 21

Tabel 3. Penelitian Yang Relevan................................................................ 26

Tabel 4. Jadwal Waktu Penelitian................................................................ 30

Tabel 5. Kunci Interpretasi Citra.................................................................. 35

Tabel 6. Uji Ketelitian Interpretasi Citra Ikonos.......................................... 37

Tabel 7. Nama dan Luas Kelurahan di Kecamatan Banjarsari..................... 42

Tabel 8. Nilai Q Berdasarkan Scmiht dan Ferguson.................................... 45

Tabel 9. Curah Hujan Rata–Rata Bulanan Tahun 1998- 2007 Kecamatan

Banjarsari........................................................................................ 45

Tabel 10. Luas Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Banjarsari.................... 51

Tabel 11. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan

Banjarsari Tahun 2003-2007.......................................................... 53

Tabel 12. Penduduk Kecamatan Banjarsari Berdasarkan Mata Pencaharian

Tahun 2007..................................................................................... 54

14

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 13. Penduduk Menurut Pendidikan di Kecamatan Banjarsari.............. 55

Tabel 14. Jumlah Kendaraan di Kecamatan Banjarsari.................................. 56

Tabel 15. Kontingensi Untuk Uji Ketelitian................................................... 65

Tabel 16. Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta

Tahun 2007..................................................................................... 67

Tabel 17. Luas Ruang Terbuka Hijau dan Lahan Terbangun per Kerlurahan

di Kecamatan Banjarsari................................................................. 76

Tabel 18. Luas Lahan Terbangun dan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan

Banjarsari........................................................................................ 81

Tabel 19. Tingkat Kecukupan Ruang Terbuka Hijau per Kelurahan di

Kecamatan Banjarsari..................................................................... 82

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram Luas Kecamatan di Kota Surakarta................................. 3

Gambar 2. Diagram Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kota Surakarta...... 3

Gambar 3. Tata Letak Komposisi Peta Tematik.............................................. 19

Gambar 4. Diagram Alur Kerangka Pemikiran ............................................... 29

Gambar 5. Diagram Tipe Curah Hujan Kecamatan Banjarsari........................ 47

Gambar 6. Tampilan Penggunaan Lahan Untuk Pemukiman di Daerah Manahan

Pada Citra Ikonos........................................................................... 58

Gambar 7. Tampilan Lahan Penggunaan Untuk Pemukiman di Daerah Gilingan

Pada Citra Ikonos............................................................................ 58

Gambar 8. Tampilan Penggunaan Lahan Untuk Sawah di Daerah Banyuanyar

Pada Citra Ikonos ........................................................................... 59

Gambar 9. Tampilan Penggunaan Lahan Untuk Sawah di Darah Banyuanyar

Pada Citra Ikonos............................................................................ 59

Gambar 10. Tampilan Penggunaan Lahan Untuk Tegalan di Daerah Kadipiro

15

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada Citra Ikonos............................................................................ 60

Gambar 11. Tampilan Penggunaan Lahan Untuk Tegalan di Daerah Kadipiro

Pada Citra Ikonos............................................................................ 60

Gambar 12. Tampilan Penggunaan Lahan Untuk Kebun di Daerah Kadipiro

Pada Citra Ikonos............................................................................ 61

Gambar 13. Tampilan Penggunaan Lahan Untuk Kebun di Daerah Kadipiro

Pada Citra Ikonos............................................................................ 61

Gambar 14. Tampilan Penggunaan Lahan Untuk Lahan Kosong di Daerah

Punggawan pada Citra Ikonos........................................................ 62

Gambar 15. Tampilan Penggunaan Lahan Untuk Lahan Kosong di Daerah

Keprabon pada Citra Ikonos........................................................... 62

Gambar 16. Stadion Manahan............................................................................ 70

Gambar 17. Tugu Stadion Manahan................................................................... 70

Gambar 18. Citra Ikonos Stadion Manahan....................................................... 70

Gambar 19. Taman Air Kalianyar...................................................................... 71

Gambar 20. Citra Ikonos Taman Air Kalianyar................................................. 71

Gambar 21. Taman Monumen 45....................................................................... 73

Gambar 22. Tugu Monumen 45......................................................................... 73

Gambar 23 Citra Ikonos Taman Monumen 45.................................................. 73

16

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PETA

Halaman

1.1. Peta Administrasi Kecamatan Banjarsari...................................................... .

43

2.2. Peta Tanah ...........................................................................................................................................................................................................................

50

3.3. Peta Interpretasi Citra Ikonos ..............................................................................................................................................................................................

63

4.4. Peta Persebaran Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Banjarsari ............................................................................................................................................

78

5.5. Peta Tingkat Kecukupan Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Banjarsari .......

17

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

.......................................................................................................................

84

6.6. Peta Rekomendasi.................................................................................................................................................................................................................

88

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi.

2. Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan.

18

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Surat Permohonan Ijin Research / Try Out.

4. Surat Permohonan Ijin Penelitian.

5. Surat Ijin Penelitisn Dari KESBANG DAN LINMAS.

6. Data Curah Hujan Kota Surakarta Tahun 1997 – 2007.

19

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Petumbuhan penduduk di daerah perkotaan pada umumnya sangat tinggi,

yang diakibatkan oleh pertumbuhan alami maupun migrasi. Keadaan ini

berakibat pada besarnya permintaan kebutuhan lahan di kota untuk tempat tinggal

dan fasilitas – fasilitas lain sebagai pendukungnya. Pertumbuhan penduduk yang

pesat dan meningkatnya tuntutan ekonomi akan mendorong terjadinya kegiatan

pembangunan yang sering berdampak pada perubahan penggunaan lahan kota

salah satunya adalah perubahan ruang terbuka hijau.

Pembangunan kota tentunya harus mendasarkan kepada UU No.26

Tahun 2007 Tentang Tata Ruang Kota yang di dalamnya mengatur mengenai

ketentuan pelaksanaan Tata Ruang Kota. Demikian pula Kota Surakarta dalam

pembangunan bebarapa ruang teruka hijau selama ini tentu wajib mengacu kepada

regulasi tersebut. Salah satu acuan penting dalam regulasi penataan ruang tersebut

mensyaratkan bahwa pembangunan kota haruslah mengikutsertakan peran

masyarakat atau lebih dikenal dengan sebutan “pembangunan yang partisipatif”.

UU Penataan ruang menyebutkan bahwa dalam hal perencanaan sampai dengan

evaluasi penataan ruang harus melibatkan peran serta masyarakat. Sebagaimana

jelas termaktub dalam Pasal 55 ayat (1),ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5) UU

Penataan Ruang. Pasal ini menekankan pentingnya pengawasan penataan ruang

disetiap wilayah di Indonesia, termasuk didalamnya dikawasan kota seperti halnya

Kota Surakarta. Adapun bentuk partisipasi yang dimaksudkan didalam UU

Penataan ruang dijelaskan dalam pasal 65 ayat ayat (1), ayat(2), ayat (3).

Selain itu, dari prespektif kemanfaatan ruang, penambahan ruang sosial

masyarakat melalui pembangunan taman-taman kota diharapkan akan

memberikan manfaat bagi masyarakat diantaranya sebagai sarana rekreasi, olah

raga maupun manfaat sosial, estetika maupun ekologis lainnya sebagaimana

disebutkan dalam Pasal 60b UU Penataan Ruang bahwa masyarakat berhak untuk

memperoleh dan menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ruang. Sehingga jangan sampai penataan ruang seperti halnya pembangunan ruang

terbuka hijau taman kota di Kota Surakarta tidak memberikan kemanfaatan bagi

masyarakat.

Sampai dengan saat ini taman-taman kota telah dibangun meskipun

beberapa diantaranya masih dalam proses, Sekiranya, patut diperhatikan

bagaimana masyarakat memperoleh kemanfaatan dari hasil pembangunan daerah

tersebut, Selanjutnya bagaimana ruang-ruang sosial itu akan dijaga keberadaan

dan kelestariannya dimasa depan.

Berkenaan dengan fenomena pembangunan daerah diatas, sebuah kajian

ilmiah terhadap kebijakan pembangunan ruang terbuka hijau yang telah

direncanakan maupun yang telah selesai digarap penting untuk dilakukan, guna

kontrol terhadap kebijakan yang dilaksanakan, baik yang sudah selesai maupun

yang masih dalam proses pembangunan. Mekanisme kontrol tersebut seharusnya

dilaksanakan untuk mengetahui kesesuaian perencaan pembangunan ruang

terbuka hijau berdasarkan rencana tata ruang wilayah dengan proses dan

pelaksanaan pembangunan, tingkat keberhasilan program, manfaat riil kebijakan,

maupun kelemahan yang ada. Hal ini bermanfaat untuk mengetahui kesesuaian

perencanaan dan keberhasilan pencapaian rencana dalam pelaksanaan

pembangunan di Kota Surakarta.

Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kota

Surakarta tahun 1993 – 2013, Kota Surakarta memiliki luas 4.404 ha yang terdiri

dari 5 wilayah kecamatan dan 51 kelurahan. Dari keseluruhan luas kota, luas

kawasan yang terbangun telah mencapai 88,47% atau 3.896 ha. Daerah yang

belum terbangun luasnya kurang lebih 508 ha (11,53%), terdapat di bagian utara

dan barat kota. Kecamatan Banjarsari merupakan salah satu daerah di Kota

Surakarta yang wilayahnya terluas dibandingkan kecamatan lainnya yaitu seluas

1.481,10 Ha atau (36%) dari luas keseluruhan Kota Surakarta, dengan jumlah

penduduk 1.736.81 jiwa dan menjadi daerah yang potensial untuk kegiatan

perekonomian. Untuk lebih jelasnya mengenai luas Kecamatan di Kota Surakarta

dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Gambar 1. Luas Kecamatan di Kota Surakarta

Adapun untuk melihat lebih jelas mengenai jumlah penduduk pada setiap

kecamatan di Kota Surakarta dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2.

Jumlah

Penduduk pada Tiap Kecamatan di Kota Surakarta

Kota Surakarta merupakan salah satu kota di Propinsi Jawa Tengah, yang

saat ini sedang mengalami perkembangan, baik dalam bidang industri, jasa,

pemukiman, pandidikan, perdagangan maupun transportasi. Seiring dengan

perkembangan perkotaan tersebut maka terjadi alih fungsi lahan. Lahan pertanian

ataupun lahan terbuka kota yang semula tidak terbangun menjadi daerah

Luas Wilayah Kecamatan di Kota Surakarta

36%

29%

20%

9%6%

Banjarsari Jebres Laweyan Pasar Kliwon Serengan

173681154261

8738361845

125905

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

180000

Jumlah Penduduk (jiwa)

Banjarsari Jebres Laweyan Pasar Kliwon Serengan

S1

Kecamatan

Jumlah Penduduk pada tiap Kecamatan di Kota Surakarta

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terbangun. Perluasan lahan terbangun baik difungsikan sebagai pemukiman,

perdagangan maupun industri secara otomatis akan memicu berkurangnya lahan

terbuka di kota surakarta. (www.surakarta.com.29 Maret 2008).

Sampai dengan penelitian ini dilaksanakan belum ada kajian terkait

permasalahan diatas oleh institusi terkait di Pemerintahan Kota Surakarta.

Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilaksanakan untuk sarana evaluasi

pembangunan ruang teruka hijau di Kota Surakarta khususnya Kecamatan

Banjarsari. Selain itu, sebagai wujud pertisipasi aktif masyarakat kota dalam

penataan ruang sebagaimana di amanatkan UU Penataan Ruang.

Pemilihan lokasi penelitian di Kecamatan Banjarsari sebagai salah satu

Kecamatan di Kota Surakarta, didasarkan pada kenyataan bahwa di Kecamatan

Banjarsari sedang mengalami perkembangan fisik kota yang pesat. Salah satu

wujud perkembangan fisik kota tersebut adalah perubahan penggunaan lahan di

Kelurahan Keprabon yaitu di sekitar keraton mangkunegaran yang telah di bangun

gedung-gedung bertingkat seperi gedung apartemen Solo Paragon dan

perkantoran milik swasta. Selain itu, di Kelurahan Sumber dan Banyuanyar juga

telah banyak terjadi perubahan penggunaan lahan, dari lahan untuk pertanian

berubah menjadi perumahan elit. Hal tersebut karena di pusat kota sudah tidak

memungkinkan untuk dibangun perumahan sebab lahan untuk pembangunan

semakin sempit, sehingga pembangunan perumahan untuk pemukiman berpindah

ke penggiran pusat Kota Surakarta. Kondisi lahan terbuka di Kecamatan

Banjarsari mengalami penyusutan atau semakin berkurang luasnya. Seiring

dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk, lahan – lahan

terbuka tersebut menjadi sasaran pembangunan. Dalam rentang waktu yang

singkat, perubahan lahan terbuka menjadi lahan terbangun (build up area) di

Kecamatan Banjarsari cukup besar.

Kecamtan Banjarsari memiliki letak yang strategis yaitu terdapat terminal

angkutan umum Tirtonadi dan stasiun kereta api Balapan sebagai salah satu akses

masuk Kota Surakarta, sehingga usaha tempat penginapan atau hotel serta

pertokoan semakin banyak guna memenuhi kebutuhan para pengguna jasa

transportasi umum yang masuk di terminal tirtonadi dan stasiun KA Balapan.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Selain itu, juga terjadi penambahan fungsi jalan sebagai jalur kendaraan yang

bermuatan barang eksport – import dan barang komuditi. serta sarana umum

lainnya seperti sarana olahraga yang terdapat di Kelurahan Manahan

Ruang tebuka hijau di Kota Surakarta tidak terlepas dari benturan

kepentingan sebagaimana dipaparkan diatas. Susutnya jumlah dan kualitas ruang

terbuka hijau dikarenakan adanya kepentingan-kepentingan ekonomi yang gagal

didamaikan secara sinergis.

Fungsi ruang terbuka hijau tampaknya masih mempunyai makna

pelengkap/penyempurna bagi perkotaan, sehingga pemanfaatan lahan untuk ruang

terbuka hijau dianggap sebagai penambah estetika lingkungan. Lebih lagi ruang

terbuka hijau dianggap sebagai cadangan untuk penggunaan lahan di masa

mendatang. Hal ini mengakibatkan munculnya paradigma bahwa setiap saat ruang

terbuka hijau dapat diganti dengan penggunaan lain yang dirasakan lebih

menguntungkan secara ekonomis.

Studi tentang evaluasi perubahan luasan dan agihan lahan terbuka kota

telah dilakukan oleh beberapa peneliti, baik dengan menggunakan metode

konvensional maupun dengan metode penginderaan jauh. Metode konvensional

ternyata tidak mencukupi lagi, sejak kepadatan dan pola persebaran bangunan

manjadi padat dan tidak teratur sehingga menghalangi jangkauan pandangan.

Dengan semakin berkembangnya teknologi penginderaan jauh dan berbagai

kelebihan yang dimilikinya, orang berpaling ke teknik ini untuk berbagai studi

kekotaan, termasuk diantaranya untuk pemetaan lahan terbuka.

Salah satu produk penginderaan jauh yang dapat digunakan untuk

pemetaan dan analisis ruang terbuka adalah menggunakan citra ikonos,

penggunaan citra ikonos didasarkan pada resolusi spasial dan temporal yang

memadai, data citra hasil perekaman dapat dianalisis dengan cepat dan akurat

dengan teknologi digital, data citra hasil perekaman dapat digunakan sekaligus

sebagai data perencanaan survai lapangan, terutama untuk pengenalan wilayah,

termasuk di dalamnya adalah kajian ruang terbuka.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengkaji atau melakukan

pemetaan lahan terbuka adalah dengan cara interpretasi citra penginderaan jauh.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Data hasil interpretasi penginderaan jauh menghasilkan data spasial yang dapat

digunakan sebagai dasar pemetaan lahan terbuka.

Peta merupakan alat bantu yang baik dan tidak dapat ditinggalkan begitu

saja, di samping itu peta merupakan satu – satunya cara penunjukan lokasi

persebaran yang paling tepat karena peta memudahkan persepsi dalam membaca

dan memahami suatu objek. Penyajian data dalam bentuk peta bertujuan agar

mudah dalam menyampaikan ide dan informasi kepada pengguna peta,

memberikan informasi pokok dari aspek keruangan tentang karakter dari suatu

daerah sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan rencana-rencana yang

diajukan dalam melaksanakan suatu pekerjaan ilmiah.

Pemetaan data dimaksudkan untuk menimbulkan daya tarik yang besar

tentang persoalan yang disajikan, memperjelas, menyederhanakan dan

menerangkan suatu aspek yang lebih penting serta menonjolkan pokok-pokok

bahasan atau pembicaraan seperti yang diungkapkan Bintarto (1991: 55) bahwa :

“Penyajian informasi yang baik untuk distribusi keruangan hendaknya

ditunjukkan ke dalam bentuk peta”. Karena melalui peta dapat disampikan

informasi keruangan atau lokasi penyebaran, macam serta nilai data secara tepat

dan jelas, untuk mengetahui perubahan bentuk penggunaan lahan juga tidak dapat

terlepas dari peta.

Data yang diperoleh dari hasil interpretasi akan dilakukan pengecekan di

lapangan atau yang lebih dikenal sebagai uji ketelitian. Tujuan dari uji ketelitian

adalah untuk mengecek apakah data foto udara sudah sesuai dengan kondisi

lapangan ataukah tidak, selain itu juga untuk menilai ketepatan interpreter dalam

mengkaji obyek di lapangan. Pada akhirnya apabila data penginderaan jauh telah

diuji ketelitiannya maka data akan diolah dengan menggunakan SIG. Hal

digunakan untuk memperoleh hasil analisis yang akurat terhadap data penelitian

ini. Data yang besar, diolah lebih cepat, efisien dan dapat ditayangkan kembali

karena data tersimpan dalam bentuk digital.

Bedasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengambil judul :

“Pemanfaatan Citra Ikonos untuk Pemetaan Ruang Terbuka Hijau di

Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta Tahun 2007”.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. Perumusan Masalah

Masalah yang akan dikemukakan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana ketelitian citra ikonos untuk kajian lahan terbuka di

Kecamatan Banjarsari tahun 2007?

2. Bagaimana persebaran lahan terbuka di Kecamatan Banjarsari

tahun2007?

3. Bagaimana tingkat kecukupan luas lahan terbuka di Kecamatan

Banjarsari tahun 2007?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat ketelitian citra ikonos

untuk kajian lahan terbuka di Kecamatan

Banjarsari tahun 2007.

2. Untuk mengetahui distribusi spasial lahan terbuka

di Kecamatan Banjarsari tahun 2007.

3. Untuk mengetahui tingkat kecukupan lahan

terbuka di Kecamatan Banjarsari tahun 2007.

D.Manfaat Penelitan

1.Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini sebagai bentuk presentasi data yang berupa angka atau

tulisan-tulisan tentang informasi luas dan agihan lahan terbuka dalam bentuk peta,

sehingga dapat digunakan sebagai studi keruangan tentang program pembangunan

tata ruang kota yang lebih baik khususnya di Kecamatan Banjarsari, Kota

Surakarta, serta sebagai acuan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.

2.Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

a. Memberikan masukan dalam program

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

rancangan tata ruang kota yang lebih baik di

Kecamatan Banjarsari.

b. Memberikan masukan untuk pembelajaran

bidang studi Geografi yang berhubungan

dengan penginderaan jauh yang memiliki

kompetensi dasar dapat memahami

pemanfaatan citra penginderaan jauh dan

Sistem Informasi Geografis (SIG), pada kelas

XII, semester 1 Sekolah Menengah Atas.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Tinjauan Pustaka

1. Penginderaan Jauh dan Uji

Interprestasi

Penginderaan jauh adalah suatu ilmu atau seni untuk memperoleh

informasi tentang suatu obyek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang

diperoleh dengan menggunakan alat, tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah

atau fenomena yang dikaji. Dua macam proses yang dikenal dalam penginderaan

jauh yaitu pengumpulan data dan pengolahan data/analisis data. Proses

pengumpulan data meliputi : energi, perjalanan energi melalui atmosfer, interaksi

energi dengan kenampakan di permukaan bumi, sensor, wahana yang dapat

berupa pesawat terbang, satelit atau wahana lain, dan hasil bentukan data berupa

cetak kertas atau data digital. (Lillesand dan Kieffer, 1997 : 1).

Remote Sensing is the science and art of acquiring information (spectral,

spatial, temporal) about material objects, area, or phenomenon, without coming

into physical contact with the objects, or area, or phenomenon under

investigation. Without direct contact, some means of transferring information

through space must be utilised. In remote sensing, information transfer is

accomplished by use of electro magnetic radiation.

(http://www.gisdevelopment.net/tutorials/tuman08htm).

Interpretasi citra terbagi atas dua cara yaitu secara digital dan secara

visual. Interpretasi citra secara digital dilakukan dengan melakukan

pengklasifikasian pixel berdasarkan nilai spektralnya. Interpretasi citra secara

digital dilakukan terutama untuk data yang berupa angka. Interpretasi citra secara

visual dilakukan melalui pengamatan secara langsung pada foto udara atau dengan

menggunakan bantuan alat yang berupa stereoskop sehingga data yang dihasilkan

merupakan data spasial.

Pada dasarnya interpretasi citra secara visual meliputi tiga tahap yaitu

deteksi atau pengenalan awal hal ini dilakukan untuk menentukan ada tidaknya

obyek pada citra, yang kedua yaitu identifikasi untuk mengeja ciri-ciri obyek yang

terekam, yang ketiga adalah pengenalan akhir berdasar identifikasi dan

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menyimpulkan obyek apa yang sebenarnya terekam kemudian dilanjutkan dengan

melakukan azas konvergensi bukti (Sutanto, 1995: 22-23).

Penyadapan informasi yang lengkap dari foto udara memerlukan teknik

interpretasi yang teliti atau sesuai dengan kondisi lapangan. Agar hasil interpretasi

foto udara sesuai dengan obyek sebenarnya di lapangan, maka disamping harus

memiliki pengetahuan awal tentang obyek kajian juga harus dipahami

karakteristik obyek dengan memperhatikan unsur – unsur interpretasi foto udara.

Unsur – unsur interpretasi foto udara ini meliputi : rona/warna, bentuk, ukuran ,

tekstur, pola, bayangan, situs, asosiasi, dan konvergensi bukti (Sutanto, 1995:

122-123). Berikut keterangan dari unsur – unsur interpretasi foto udara :

a) Rona atau warna merupakan tingkat kegelapan atau kecerahan obyek pada

citra.

b) Bentuk adalah konfigurasi bukti atau kerangka suatu obyek,

c) Ukuran ialah atribut obyek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi,

lereng, dan volume.

d) Tekstur ialah frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona

kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual.

e) Pola ialah hubungan susunan spasial obyek.

f) Bayangan, bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang

berada di daerah gelap.

g) Situs ialah letak suatu obyek terhadap hubungan dengan obyek lain yang

ada di sekitarnya.

h) Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu

dengan obyek yang lain.

Dalam melakukan interpretasi dikenal dua metode yaitu monoskopis dan

strereoskopis. Pengamatan monoskopis adalah interpretasi foto udara tanpa

adanya alat bantu stereoskop, hanya menggunakan mata pada satu lembar foto

saja. Pengamatan secara stereoskopis dilakukan untuk menimbulkan pandangan

tiga dimensional bagi medan. Dilakukan dengan menggunakan alat bantu

stereoskop untuk dua lembar foto yang bertampalan (Lillesand and Kieffer; 1997:

119).

Uji interpretasi dilakukan pada hasil interpretasi citra pra-lapangan.

Kegiatan lapangan bertujuan untuk menguji atau membandingkan hasil

10

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

interpretasi pra-lapangan dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Apakah ada

yang mengalami perubahan atau ada kesalahan dalam menginterpretasi citra.

Kegiatan lapangan merupakan pembuktian hasil interpretasi (check field) dan

pemutakhiran data (data up dating).

Pembuktian hasil interpretasi/check field dilakukan dengan

membandingkan hasil interpretasi pra-lapangan dengan hasil interpretasi

lapangan. Pembuktian tidak dilakukan terhadap semua obyek, tetapi hanya

sebagian obyek yang dapat mewakili fenomena obyek tersebut atau pada tempat-

tempat yang interpretasinya meragukan. Misalnya obyek gedung dengan atap

berbentuk kotak, makam, pabrik, dan lain-lain. Hasil interpretasi tergantung dari

metode sampling yang digunakan. Hasil interpretasi merupakan hasil check field

setelah dilakukan uji ketelitian interpretasi. Pemutakhiran data (data up dating)

adalah penyesuaian obyek yang terekam pada citra dengan obyek yang ada di

lapangan. Misalnya perubahan lahan kosong menjadi pemukiman/lahan

terbangun.

2. Citra Ikonos

Perkembangan pesat teknologi satelit dimulai sejak tahun 1972, dengan

diluncurkannya ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite-1) oleh NASA

USA, yang memiliki resolusi spasial 80 meter dan resolusi temporal 18 hari.

Generasi satelit terbaru, misalnya QUICKBIRD, menghasilkan citra satelit dengan

resolusi 0.61 meter dan resolusi temporal 3 hari. Resolusi spasial adalah ukuran

objek terkecil yang masih dapat disajikan dibedakan, dan dikenali pada citra.

Semakin kecil ukuran objek yang dapat direkam, semakin baik resolusi

spasialnya. Resolusi temporal adalah kemampuan sensor untuk merekam ulang

objek yang sama. Semakin cepat suatu sensor merekam ulang objek yang sama,

semakin baik resolusi temporalnya (http://rovicky.wordpress.com/2006/10/02).

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Citra Ikonos diluncurkan pertama kali di Vandenburg, California pada

tanggal 24 September 1999 oleh Space Imaging, merupakan citra satelit komersial

pertama yang memiliki resolusi spasial 1 meter. Satelit ini mengorbit bumi

sinkron dengan matahari setinggi 681 km. Satelit Ikonos bergerak melintasi bumi

sebanyak 14 kali dalam sehari atau waktu revolusinya adalah 98 menit untuk

sekali lintasan dengan kecepatan 4,5 mil/detik (7 km). Satelit ini membawa sensor

pankromatik untuk menghasilkan citra pankromatik hitam putih dengan resolusi

spasial 1 m dan sensor multispektral dengan resolusi spasial 4 m pada empat

saluran dengan panjang gelombang yang berbeda yaitu saluran biru, saluran

merah, infra merah dan infra merah dekat. Resolusi spasialnya adalah 3 hari.

(http://rovicky.wordpress.com/2006/10/02.)

Citra satelit resolusi tinggi (temporal dan spasial) memiliki beberapa

kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan citra dengan resolusi tinggi

sebagai berikut :

1. Resolusi spasial yang memadai, dengan resolusi spasial 0.61 m s.d 2 m

sebuah benda dengan panjang 36,45 m akan mudah diidentifikasi pada

citra.

2. Resolusi temporal yang memadai, kemampuan satelit Formosat 2 milik

Taiwan yang mampu melakukan perekaman harian, memberikan jaminan

data yang cepat dan akurat. Formosat 2 adalah satelit yang mengorbit

sinkron matahari dan merekam data pukul 09.30 waktu setempat tiap

harinya.

3. Harga rata-rata citra satelit resolusi berkisar antara 10 – 40 USD/Km2, dan

menunjukkan kecenderungan yang terus menurun. Generasi pertama,

Ikonos, dijual dengan harga 37 USD/Km2, generasi berikutnya,

QUICKBIRD, lebih murah, 24 USD/Km2, sedangkan OrbView 3 dihargai

10 USD/Km2.

4. Efisiensi waktu. Data citra hasil perekaman dapat dianalisis dengan cepat

dan akurat dengan teknologi digital,

5. Multiguna. Data citra hasil perekaman dapat digunakan sekaligus sebagai

data perencanaan survai lapangan, terutama untuk pengenalan wilayah dan

alternatif akses jalan ke lokasi.

Disamping beberapa kemampuan yang disebutkan di atas, harus diakui

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

adanya beberapa keterbatasan yang dimiliki metode penginderaan jauh ini, antara

lain :

1. Terhalang cuaca. Citra yang disebutkan di atas termasuk dalam kategori

penginderaan jauh sistem pasif, artinya citra tersebut merekam data hasil

pantulan sinar matahari yang mengenai objek. Awan tebal tidak dapat

ditembus matahari sehingga jika terdapat awan, objek di permukaan bumi

akan tertutup oleh awan tersebut. Berbeda jika digunakan penginderaan

jauh sistem aktif, satelit memancarkan gelombang elektromagnetik dan

pantulannya akan direkam kembali oleh satelit. Sistem aktif ini tidak

tergantung cuaca dan waktu, karena dapat menembus awan dan dapat

beroperasi pada malam hari.

10

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2. Terbatas untuk penyisiran wilayah daratan. Kemampuan penetrasi ke

dalam air yang dimiliki citra-citra di atas sangat terbatas, sehingga tidak

dapat digunakan untuk wilayah perairan (h ttp:/ /rovicky. wordpress.com

//2006/10/02).

Tabel 1. Spesifikasi Citra IkonosSpesifikasi satelit ikonosBerat Satelit

Orbit ketinggian

Mengelilingi bumi

Kembali pada posisi yang sama

: 720 Kg

: 680 Km

: 14 kali / hari (tiap 98 menit)

: tiap 4 hariKeunggulan citra ikonosKemampuan cakupan luas

Kemampuan resolusi spasial

Kemampuan skala citra satelit

Identifikasi obyek

: 11 km x 11 km

: 1 m dan 4 m

: 1:2500

: skala lokal / detailKendala citra ikonosJenis sensor satelit

Tutupan awan

Kemampuan pengambilan area

: pasif (tidak dapat menembus awan)

: maksimum 20% dianggap berhasil

: segi empat dan lebar minimum 5 kmTipe produkGeo mon

Reference

Map

Pro

Precision

: 23,8 m RMS error ini horisontal accuracy

: 11,8 m RMS error ini horisontal accuracy

: 5,7 m RMS error ini horisontal accuracy

: 4,8 m RMS error ini horisontal accuracy

: 1,9 m RMS error ini horisontal accuracyAplikasi citra ikonosPendataan

Identifikasi

Pemantauan

Penilaian

PerencanaanSoftware yang dapat digunakanAutodesk

ERDAS

ERDAS with ESRI

ESRI

Map info

RSI

Space imaging

Bentley

Earth resource mapping

ERDAS

LH

PCI geomatics

Space Imaging

Sensor system

21 Imaging

: AutoCAD

: Imaging 8.2, 8.3

: ArcView Imaging, Analysis 1.1

: ArcVIEW 3.0

: MAPInfo 4.5

: ENVI 3.2

: Cartirra Analysis

: Microstation

: ER Mapper 5.5

: Mapsheets 1.2a

: socet set

: PCI 6.1

: Free Look

: Remote view

: Geomedia, image stationSumber : rovicky. wordpress.com

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Ruang Terbuka Hijau

a. Ruang Terbuka.

Budihardjo,(1999; 90) mendefinisikan ruang terbuka sebagai suatu

wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan yang tidak

mempunyai penutup dalam bentuk fisik.

Jadi ruang terbuka merupakan penjabaran yang lebih rinci dan lebih luas

yang merupakan satu kesatuan unsur – unsur yang berada di atasnya. Unsur

utama dari lahan adalah tanah tetapi bukan berarti tanah saja, melainkan

gabungan dari beberapa unsur lain yaitu antara lain tanah, iklim, topografi,

penggunaan lahan, aktifitas manusia dan lain sebagainya. Satu kesatuan unsur

inilah yang mendatangkan keuntungan bagi manusia dalam pengelolaan dan

penggunaannya.

b. Pengertian Ruang Terbuka Hijau.

Ruang-ruang di dalam kota atau daerah yang lebih luas baik dalam bentuk

area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur yang dalam

penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan yang

berfungsi sebagai kawasan pertamanan kota, hutan kota, rekreasi kota, kegiatan

Olah Raga, pemakaman, pertanian, jalur hijau dan kawasan hijau pekarangan

(Inmendagri no.14/1988).

Menurut Dinas Pertamanan DKI Jakarta, Dinas Pertamanan

mengkalasifikasikan ruang terbuka hijau berdasarkan pada kepentingan

pengelolaannya adalah sebagai berikut :

1. Kawasan Hijau Pertamanan Kota, berupa sebidang tanah yang

sekelilingnya

ditata secara teratur dan artistik, ditanami pohon pelindung, semak/perdu,

tanaman penutup tanah serta memiliki fungsi relaksasi

2. Kawassan Hijau Hutan Kota, yaitu ruang terbuka hijau dengan fungsi

utama sebagai hutan raya.

3. Kawasan Hijau Rekreasi Kota, sebagai sarana rekreasi dalam kota yang

memanfaatkan ruang terbuka hijau.

10

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

4. Kawasan Hijau kegiatan Olahraga, tergolong ruang terbuka hijau area

lapangan, yaitu lapangan, lahan datar atau pelataran yang cukup luas.

Bentuk dari ruang terbuka ini yaitu lapangan olahraga, stadion, lintasan

lari atau lapangan golf.

5. Kawasan

Hijau Pemakaman.

6. Kawasan Hijau Pertanian, tergolong ruang terbuka hijau areal produktif,

yaitu lahan sawah dan tegalan yang masih ada di kota yang menghasilkan

padi, sayuran, palawija, tanaman hias dan buah-buahan.

7. Kawasan Jalur Hijau, yang terdiri dari jalur hijau sepanjang jalan, taman di

persimpangan jalan, taman pulau jalan dan sejenisnya.

8. Kawasan Hijau Pekarangan, yaitu halaman rumah di kawasan perumahan,

perkantoran, perdagangan dan kawasan industri

Kegiatan–kegiatan manusia yang tidak memperhatikan kelestarian

lingkungan hijau mengakibatkan perubahan pada lingkungan yang akhirnya akan

menurunkan kualitas lingkungan perkotaan. Kesadaran menjaga kelestarian

lingkungan hijau pasti akan lebih baik jika setiap orang mengetahui fungsi RTH

bagi lingkungan perkotaan. fungsi dari RTH bagi kota yaitu: untuk meningkatkan

kualitas kehidupan dan lingkungan dalam kota dengan sasaran untuk

memaksimumkan tingkat kesejahteraan warga kota dengan menciptakan

lingkungan yang lebih baik dan sehat.

Berdasarkan fungsinya menurut Rencana Pengembangan Ruang terbuka

hijau tahun 1989 yaitu :

1. RTH yang berfungsi sebagai tempat rekreasi dimana penduduk dapat

melaksanakan kegiatan berbentuk rekreasi, berupa kegiatan rekreasi aktif

seperti lapangan olahraga, dan rekreasi pasif seperti taman.

2. RTH yang berfungsi sebagai tempat berkarya, yaitu tempat penduduk bermata

pencaharian dari sektor pemanfaatan tanah secara langsung seperti pertanian

pangan, kebun bunga dan usaha tanaman hias.

3. RTH yang berfungsi sebagai ruang pemeliharaan, yaitu ruang yang

memungkinkan pengelola kota melakukan pemeliharaan unusur-unsur

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perkotaan seperti jalur pemeliharaan sepanjang sungai dan selokan sebagai

koridor kota.

4. RTH yang berfungsi sebagai ruang pengaman, yaitu untuk melindungi suatu

objek vital atau untuk mengamankan manusia dari suatu unsur yang dapat

membahayakan seperti jalur hijau disepanjang jaringan listrik tegangan tinggi,

jalur sekeliling instalasi militer atau pembangkit tenaga atau wilayah

penyangga.

5. RTH yang berfungsi sebagai ruang untuk menunjang pelestarian dan

pengamanan lingkungan alam, yaitu sebagai wilayah konservasi atau

preservasi alam untuk mengamankan kemungkinan terjadinya erosi dan

longsoran pengamanan tepi sungai, pelestarian wilayah resapan air.

6. RTH yang berfungsi sebagai cadangan pengembangan wilayah terbangun kota

di masa mendatang

12

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Manfaat lahan terbuka berdasarkan fungsinya dibagi atas manfaat

langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible) seperti mendapatkan

bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga), kenyamanan fisik (teduh, segar),

keinginan dan manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible)

seperti perlindungan tata air dan konservasi hayati atau keanekaragaman hayati.

(www.scripps.ohiou.edu/news/cmdd/Artikel_cd.htm-103k).

c. Kecukupan Ruang Terbuka Hijau.

Urban growth reduces open space in and around cities, impacting

biodiversity and ecosystem services. Using land-cover and population data, we

examined land consumption and open space loss between 1990 and 2000 for all

274 metropolitan areas in the contiguous United States. Nationally, 1.4 million ha

of open space was lost.

(http://www.plosone.org/article/info:doi%2F10.1371%2Fjournal.pone.0009509).

Berkaitan dengan kecukupan Ruang terbuka atau luas

standar Ruang terbuka pada wilayah perkotaan secara khusus

telah diterangkan pada Undang – Undang Republik Indonesia

nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang. Pada pasal 29

ayat 2 yang menerangkan bahwa Proporsi ruang terbuka hijau

pada wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas

wilayah kota.

4. Pemetaan

Prihandito (1998: 11) mengemukakan bahwa “peta merupakan gambar

permukaan bumi pada bidang datar dalam ukuran yang lebih kecil”. Prihandito

(1998 : 1) berpendapat pula bahwa, “ Peta merupakan penyajian grafis dari bentuk

ruang dan hubungan keruangan antara berbagai perwujudan yang diwakili”.

Menurut Sinaga (1995: 5) peta adalah suatu representasi / gambaran unsur

– unsur atau kenampakan – kenampakan abstrak, yang dipilih dari permukaan

bumi, atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda – benda

angkasa, dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil /

diskalakan.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sandy (1972: 2) mengemukakan bahwa pemetaan merupakan suatu usaha

untuk menyampaikan, menganalisis dan mengklasifikasikan data yang

bersangkutan, serta menyiapkan ke dalam bentuk peta dengan menggunakan

metode tertentu agar peta yang dihasilkan dapat dimengerti dengan mudah,

memberi gambaran yang jelas, rapi dan bersih.

Seorang kartograf harus dapat mendesain peta dan merekayasa,

mengkombinasikan berbagai data menjadi simbol-simbol yang menarik dan

mudah dimengerti sehingga peta yang dihasilkan mempunyai nilai tinggi baik isi

maupun unsur seninya. Peta merupakan teknik komunikasi yang tergolong dalam

cara grafis dan untuk efisiensinya harus mempelajari atribut atau elemen-elemen

dasarnya (Sinaga, 1995: 3)

Tugas kartografer adalah mendesain peta. Tahapan mendesain peta

meliputi sebagai berikut :

a. Desain letak peta / komposisi peta

Desan tata letak/komposisi peta adalah merancang susunan dan pengaturan

masing-masing informasi tepi peta, agar peta menarik dan efisien. Komposisi peta

meliputi judul peta, skala peta baik grafis maupun numeric, orientasi, inset,

legenda, indeks peta, sumber data, sumber peta, nama penyusun peta, garis tepi

peta, garis lintang dan bujur, serta daerah yang dicakup. Penempatan unsur-unsur

tersebut ke dalam peta dipengaruhi oleh bentuk daerah penelitian, efisiensi kertas

dan skala peta, oleh karena itu letak dan ukuran huruf atau angka yang

ditempatkan pada peta harus nampak serasi dan harmonis sehingga memberi

kesan yang menarik bagi pengguna peta. Berikut contoh penempatan tata letak/

komposisi informasi peta tematik.

Keterangan :

1. Judul peta tematik

2. Daerah yang dicakup

3. Skala angka dan grafis

4. Orientasi utara

5. Legenda/ keterangan

6. Penyususn/ penerbit

7. Sumber data

8. Grid lintang dan bujur

10

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Gambar 3. Tata Letak Komposisi Peta Tematik

b. Desain peta dasar

Dalam membuat peta tematik diperlukan peta dasar yang berfungsi sebagai

latar belakang penempatan dan orientasi secara geografi dari tema yang akan

dibuat. Penentuan skala peta berdasarkan pada pertimbangan sebagai berikut

1) Sesuai dengan tujuan pemetaan.

2) Tidak banyak data yang dihilangkan.

3) Datanya dapat digambarkan dengan jelas.

4) Unit penggambaran terkecil masih nampak tergambar

dengan jelas. Dalam hal ini unit penggambaran

terkecil pada peta berskala 1:35.000 luasan terkecil

yang tergambar adalah 4,24 ha. Dijelaskan oleh

Elbersen G.W.W dalam Abdullah Tatat Sutarman,

1993 : 51.

c. Desain isi peta

Desain isi peta adalah merancang informasi ke dalam bentuk simbol yang

akan ditampilkan pada peta. Simbol harus memiliki arti unsur yang diwakilinya.

Informasi yang akan disampaikan melalui simbol seperti simbol titik, garis dan

area akan menentukan besarnya ukuran atau nilai.

Desain isi peta pada hakekatnya mendesai simbol dalam proses pemetaan

suatu data. Simbol merupakan penyajian dalam bentuk gambar yang menarik dan

mudah dipahami oleh pengguna peta atau sebagai alat komunikasi untuk

menyampaikan informasi suatu tema pada peta tematik. Menurut Sinaga (1995 :

39), unsur- unsur geografis yang digambarkan dalam peta dapat dikelompokan

menjadi :

1) Posisional, yakni unsur- unsur yang tidak mempunyai

dimensi atau perluassan, misalnya : titik ketinggian,

sumur pengeboran, pusat pelanyanan dan sebagainya.

Nilai dari unsur- unsur ini dapat dilihat angka yang ada

atau dihitung dengan menjumlahkan titiknya.

2) Linier, yakni unsur yang mempunyai perluasan pada

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

satu sisi atau unsur dimensi satu. Misalnya : jalan, jalan

kereta api, sungai dan sebagainya. Untuk data linier ini

tergantung panjang pendek unsur yang digambarkan.

3) Unsur yang mempunyai bentuk perluasan atau yang

berdimensi dua nilai ditentukan berdasar luasnya,

bahkan unsur yang berdimensi tiga dapat ditentukan

volumenya, misalnya volume waduk, volume jumlah

cadangan bahan galian, jumlah curah hujan dan

sebagainya.

Penentuan bentuk dan ukuran simbol disesuaikan dengan macam data,

kuantitas data maupun generalisasi. Berikut ini beberapa tahapan dalam

mendesain simbol yang dikemukakan oleh Bertin dalam Martono (1998: 6)

1) Penentuan subjek yang dipetakan

2) Analisis data meliputi :

a) menentukan struktur organisasi data

b) menentukan karakteristik posisi data

3) Persepsi yang dikehendaki (Sinaga, 1995: 11).

a) Persepsi asosiatif adalah semua simbol yang

ada dalam peta tersebut mempunyai kesan

sama tingkatannya (pentingnya), derajadnya,

jadi tidak ada satu simbolpun yang lebih

menonjol dibandingkan dengan simbol yang

lain.

Contoh: variabel visual bentuk (form), orientasi (orientatiaon), warna

(colour) dan density.

b) Persepsi selektif adalah semua simbol

memberi kesan berbeda antara satu dengan

lainnya, akan tetapi dalam bentuk group.

Mata akan dapat membedakan group satu

dengan yang lainnya, tetapi tidak dapat

mebedakan mana group yang lebih penting.

Jadi group yang satu dengan lainnya sama

kedudukannya.

12

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Contoh : variabel visual nilai (value), ukuran (size) dan warna (colour).

c) Persepsi bertingkat adalah apabila mata

melihat group simbol akan mendapatkan

kesan bahwa group simbol yang satu akan

lebih penting dari group simbol yang lain

(ada tingkatannya)

Contoh: nilai (value), ukuran (size) dan density.

d) Persepsi kuantitatif adalah simbol - simbol

akan memberi kesan bahwa simbol yang

satu lebih besar dari simbol yang lain atau

dengan kata lain simbol satu dengan yang

lainnya dapat dibandingkan.

Contoh: ukuran (size).

Tabel 2. Hubungan antara Tingkatan Persepsi dengan Variabel VisualVariabel visual

Persepsi

Bentuk Orient

asi

Warna Density Nilai Ukuran

Kuantitaif

Bertingkat

Selektif

Assosiatif

4) Pemilihan variabel visual yaitu :

a) Bentuk c. Ukuran. e.

Kepadatan g. Nilai

b) Arah d. Warna f. Posisi

5) Desain simbol

Desain simbol berdasarkan pada :

Pembuat peta

Kenampakan sesungguhnya di lapangan

Permintaan dari pengguna peta

5. Sistem Informasi Geografis (SIG)

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sistem Informasi Geografi merupakan sistem manual dan atau komputer

yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan menghasilkan

informasi yang mempunyai rujukan spasial atau geografis. Secara umum sistem

informasi geografi adalah suatu fasilitas untuk mempersiapkan, mempresentasikan

dan menginterpretasikan fakta (kenyataan) di muka bumi. Secara khusus sistem

informasi geografi adalah konfigurasi perangkat keras dan perangkat lunak

komputer yang secara khusus dirancang untuk proses-proses akusisi, pengelolaan

dan penggunaan data kartografi (Tomlin dalam Prahasta, 2001: 57).

Esri dalam Prahasta (2002: 55) mengemukakan bahwa SIG merupakan

kumpulan terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data

geografi, dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh,

menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua

bentuk informasi bereferensi geografi.

Demers dalam Prahasta (2002: 55) menjelaskan bahwa SIG adalah sistem

komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan,

dan menganalisa informasi – informasi yang berhubungan dengan permukaan

bumi.

Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa SIG adalah sistem

komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini

diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang

berfungsi untuk: (1). Akusisi dan verifikasi data, (2). Kompilasi data, (3).

Penyimpanan data, (4). Perubahan dan updating data, (5). Manajemen dan

pertukaran data, (6). Manipulasi data, (7). Pemanggilan dan presentasi, (8).

Analisa data.

Dalam SIG terdapat 5 program software diantaranya adalah R2V, Arc

Info, Arc View. R2V digunakan untuk input data spasial, Arc View untuk

pemrosesan data spasial sedangkan Arc View untuk output data spasial maupun

data atribut termasuk tool untuk analisis. Untuk membangun data atribut bisa

dilakukan pada tabel Arc View maupun tabel exell (software exell) yang

selanjutnya digabungkan ke dalam tabel Arc View.

Sistem informasi geografi terdiri dari tiga komponen dasar yang dapat

digunakan untuk memasukkan data, proses manipulasi/analisis data, dan keluaran

data. Secara garis besar ketiga komponen dapat diuraikan sebagai berikut :

14

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

a) Masukan Data.

Subsistem masukan data adalah fasilitas dalam SIG yang dapat

digunakan untuk memasukan data dan merubah bentuk data asli ke bentuk

yang dapat diterima dan dapat dipakai dalam SIG. Subsistem ini merupakan

subsistem yang rumit karena merupakan titik tolak semua aktifitas SIG.

subsistem ini harus dapat menjamin bahwa data yang dimasukkan sama

dengan data yang diterima, ketepatan informasi hanya akan diperoleh bila data

masukannya tepat dan benar.

Data masukan SIG terdiri dari dua tipe, yaitu data keruangan yang

berasosiasi dengan data atribut, dan data keruangan yang berkaitan dengan

lokasi geografis. Sumber data untuk SIG dalam penelitian ini berupa peta

grafis yaitu peta administrasi, peta rencana umum tata ruang kota, dan peta

penggunaan lahan. Data grafis diolah komputer jika terlebih dahulu

diubah/dikonversi ke bentuk digital.

Pemasukan data atribut dengan menggunakan menu tables

dimaksudkan untuk mengaitkan antara data atribut dengan data grafis. Item

yang perlu ditambahkan dalam menu ini adalah item matriks keselarasan

penggunaan lahan terhadap rencana umum tata ruang kota.

b) Proses Manipulasi dan Analisis Data.

Subsistem ini berfungsi untuk membedakan data yang akan diproses

dalam SIG. subsistem ini dapat digunakan untuk merubah format data,

memanipulasi data dan menganalisis data.

Proses selanjutnya adalah memasukan data atribut dengan

menggunakan menu tables dimaksudkan untuk mengaitkan antara data atribut

dengan data grafis.

c) Keluaran Data.

Subsistem keluaran berfungsi untuk menayangkan informasi ataupun

hasil analisa data geografis secara kualitatif ataupun kuantitatif. Keluaran ini

dapat berupa softcopy yang berupa tabel, peta, ataupun arsip elektronik

(electronic file), dan dalam bentuk hardcopy yang berupa peta – peta yang

dicetak dengan kertas dengan menggunakan plotter berwarna. Pembuatan

layout peta dengan menggunakan fasilitas Arc View GIS versi 3.3. melalui

keluaran ini pengguna dapat melakukan identifikasi informasi yang diperlukan

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagai bahan pengambilan kebijakan atau perencanaan. Ketiga subsistem di

dalam SIG ini yang menopang jalannya proses pengolahan data hingga dapat

menghasilkan informasi yang bermanfaat.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang berhubungan dengan

penelitian yang penulis laksanakan antara lain :

Indrastuti (2002) melakukan penelitian dengan judul ”Pengelolaan dan

Interpretasi Citra Ikonos untuk mengetahui bentuk kota Cikarang

Kabupaten Bekasi tahun 2001”. Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui

proses pengolahan dan interpretasi citra Ikonos dan mengetahui bentuk kota

Cikarang Kabupaten Bekasi tahun 2001. Metode yang digunakan adalah

penginderaan jauh dengan teknik interpretasi data digital citra Ikonos. Hasil

penelitian menunjukkan tata cara pengolahan dan interpretasi citra ikonos serta

dapat mengetahui bentuk morfologi kota Cikarang, informasi mengenai bentuk

kota Cikarang adalah berbentuk kompak dengan pola gurita.

Gultom (1995), telah melakukan penelitian dengan judul “ Peta

Penggunaan Lahan Kota Wonogiri Hasil Interpretasi Foto Udara

Dibandingkan Dengan Peta Rencana Umum Tata Ruang Menggunakan

Sistem Informasi Geografis “. Penelitian tersebut bertujuan untuk (1) membuat

peta panggunaan lahan Kota Wonogiri tahun 1994, dan (2) membandingkan peta

penggunaan lahan Kota Wonogiri tahun 1994 dengan RUTRK Wonogiri periode

1985-2005. Metode yang digunakan adalah interpretasi foto udara dengan uji

lapangan dan teknik tumpang susun peta.. Hasil yang diperoleh yaitu

ketidaksesuaian terbesar adalah untuk permukiman yaitu sebesar 17%.

Tegawati (2006) melakukan penelitian dengan judul “Perubahan

Penggunaan Lahan Wilayah Pesisir Kecamatan Panarukan Kabupaten

Situbondo Tahun 1993–2005”. Tujuan dari penelitian tersebut untuk mengetahui

agihan dan luasan penggunaan lahan wilayah pesisir di Kecamatan Panarukan

Kabupaten Situbondo tahun 1993–2005, mengetahui apakah tingkat aksesibilitas

(panjang jalan dan kualitas jalan) dan pertambahan penduduk menyebabkan

perubahan penggunaan lahan di wilayah pesisir di Kecamatan Panarukan

Kabupaten Situbondo tahun 1993–2005. Teknik yang dilakukan adalah analisis

16

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

peta dengan melakukan interpretasi foto udara dan SIG serta melakukan korelasi

untuk mengetahui pengaruh antara aksesibilitas dan pertumbuhan penduduk

dalam perubahan penggunaan lahan. Hasil dari penelitian tersebut adalah

informasi perubahan penggunaan lahan yang berupa pertambahan luas sawah dan

permukiman, penurunan luas lahan tambak, rawa, kebun, mangrove dan open

space. Diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat untuk faktor aksesibilitas

dalam mempengaruhi perubahan penggunaan lahan, sementara pertambahan

penduduk tidak begitu berpengaruh terhadap perubahan penggunaan lahan karena

korelasinya kecil.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C.Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan penduduk di perkotaan pada umumnya berlangsung dengan

cepat, yang diakibatkan oleh pertumbuhan alami maupun migrasi. Pertumbuhan

penduduk yang pesat dan meningkatnya tuntutan ekonomi akan mendorong

terjadinya kegiatan pembangunan yang sering berdampak pada perubahan

penggunaan lahan kota, salah satunya adalah perubahan Ruang terbuka.

Ruang Terbuka adalah Ruang yang berfungsi sebagai wadah (container)

untuk kehidupan manusia, baik secara individu maupun berkelompok, serta wadah

makhluk lainnya untuk hidup dan berkembang secara berkelanjutan (UUPR

no.24/1992).

Semakin banyaknya penduduk kota akibat pertumbuhan alami maupun

migrasi berimplikasi pada makin besarnya tekanan penduduk atas lahan kota,

karena kebutuhan ruang untuk tempat tinggal dan fasilitas – fasilitas lain sebagai

18

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pendukungnya. Perkembangan pembangunan di Kota Surakarta yang sangat pesat

mengakibatkan terjadinya kekurangan ruang untuk kegiatan pembangunan,

sehingga perluasan pembangunan Kota Surakarta akan merambah ke bagian utara,

salah satunya Kecamatan Banjarsari. Hal ini menjadi persoalan besar bagi

perencanaan, pengelola kota maupun penduduk sendiri, semula manusia memilih

ruang untuk tempat tinggalnya di wilayah yang sesuai dengan persyaratan, tetapi

akibat berbagai desakan, lahan yang seharusnya berfungsi sebagai ruang terbuka

digunakan untuk tempat tinggal maupun untuk membangun sarana perekonomian.

Lingkungan perkotaan, merupakan lingkungan yang mengalami banyak

rekayasa dari lingkungan alaminya. Ketika populasi di kota semakin bertambah,

kebutuhan energi, materi dan subsidi sumberdaya lainnya akan semakin

meningkat. Bahkan sering pula melampaui daya dukungnya. Akibatnya,

pencemaran terjadi baik di atmosfir, air, permukaan daratan maupun dalamnya.

Emisi kendaraan bermotor, limbah berbagai jenis pabrik dan pembakaran akan

menghasilkan udara berbagai jenis pencemaran seperti hidrokarbon, belerang

oksida, partikel melayang, sulfide. Selain udara, air tercemar antara lain oleh

berbagai logam berat dari kegiatan industri dan pencemaran tersebut dilengkapi

oleh sektor non industri seperti pertanian, perikanan, perumahan, perkantoran.

Untuk itu maka perlu diadakannya pemantauan ketersediaan ruang terbuka

karena dengan ruang terbuka hijau yang cukup akan mengurangi kerusakan

lingkungan di perkotaan. Ruang terbuka memegang peranan yang penting pada

sebuah kota diantaranya sebagai daerah resapan yang dapat berfungsi

mengendalikan banjir dan menjaga kestabilan air tanah. Selain memiliki vegetasi

yang berfungsi menjinakkan angin, polusi suara, habitat burung dan ancaman

penyinaran langsung matahari terhadap manusia serta menyaring (filterisasi) debu

dan muatan kimia, juga sebagai penyedia oksigen,

Untuk memaksimalkan fungsi ruang terbuka maka luas ruang terbuka

hijau pada suatu daereh idealnya memiliki luas 30% dari luas keseluruhan daerah

tersebut. Hal ini telah di terangkan pada Undang-undang Republik Indonesia

nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Untuk memperoleh luasan ruang

publik yang disyaratkan hingga saat ini masih menjadi masalah, mengingat selama

ini aspek penyediaan lahan tersebut seakanakan masih menjadi tugas pemerintah.

Mengingat kemanfaatannya adalah ditujukan kepada masyarakat luas, maka

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pertumbuhan Penduduk place CityKota meningkatKebutuhan lahan hunian dan fasilitas pendukung meningkatInterpretasi C itra IKON OS

Luas dan agihan Ruang terbuka Uji lapanganA nalisis SIG Uji ketelitian hasil Interpretasi Citra

selayaknya masyarakat juga menanggung beban dalam penyediaan ruang terbuka

hijau tersebut.

Citra Ikonos memiliki resolusi spasial tinggi sehingga lebih mudah dan

murah digunakan untuk memetakan ruang terbuka apabila dibandingkan dengan

pemetaan secara terestrial atau pengukuran lapangan. Kemudian dilakukan uji

lapangan atau pengecekan obyek dengan pengamatan di lapangan secara langsung

(field check), uji lapangan dilakukan dengan membandingkan hasil interpretasi

dengan hasil pengecekan lapangan sehingga diketahui tingkat ketelitian citra

ikonos untuk kajian ruang terbuka. Hasil interpretasi tersebut selanjutnya di

analisis dengan menggunakan SIG untuk menghasilkan peta luas dan persebaran

Ruang terbuka Hijau di Kecamatan Banjarsari tahun 2008. Untuk lebih jelasnya

kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir kerangka

pemikiran di bawah ini :

20

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ketelitian C itra Ikonos untuk kajian ruang terbuka hijau

Luas dan persebaran ruang terbuka hijau di Kecamatan Banjarsari tahun 2007

A nalisis tingkat kecukupan ruang terbuka hijau di Kecamatan Banjarsari21

Gambar 4. Diagram Kerangka Pemikiran.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian1.Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta.

Pemilihan lokasi ini didasarkan alasan bahwa Kecamatan Banjarsari yang terletak

di bagian utara Kota Surakarta ini masih banyak memiliki ruang terbuka.

Perkembangan pembangunan di Kota Surakarta yang sangat pesat mengakibatkan

terjadinya kekurangan lahan untuk kegiatan pembangunan. Dibandingkan

kecamatan – kecamatan lain di Kota Surakarta kondisi tersebut sangat

memungkinkan kegiatan pembangunan Kota Surakarta akan merambah ke bagian

utara, hal tersebut akan mengurangi luas ruang terbuka hijau di kawasan Kota

Surakarta salah satunya adalah Kecamatan Banjarsari.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini pada Bulan juli 2009 sampai dengan Bulan juli 2010,

yang diawali dengan tahap persiapan sampai dengan tahap pelaporan hasil

penelitian.

Tabel 4. Jadwal Waktu PenelitianNo Kegiatan Tahun / Bulan

2009 2010

jul-sept okt-des jan feb-apr Mei-jun jul

1 Persiapan penelitian

2 Penulisan proposal penelitian

3 Penyusunan instrumen penelitian

4 Pengumpulan data

5 Analisis data

6 Penulisan Pelaporan penelitian

B.Bentuk dan Metode Penelitian

.Metode yang digunakan adalah deskriptif spasial atau deskriptif geografis,

30

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yaitu analisa lokasi yang menitik beratkan kepada tiga unsur geografi yaitu jarak

(distance), kaitan (interaction), dan gerakan (movement) (Bintarto, 1978: 74).

Bentuk diskriptif geografis dalam penelitian ini yaitu menerangkan tentang

ketersediaan dan persebaran ruang terbuka hijau di Kecamatan Banjarsari serta

tingkat kecukupan ruang terbuka hijau yang dianalisis secara keruangan.

C.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah himpunan individu atau obyek yang banyaknya terbatas

atau tidak terbatas (Tika,1997: 32). Dalam penelitian ini populasi meliputi seluruh

ruang terbuka hijau yang ada di Kecamatan Banjarsari.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari obyek atau individu-idividu yang mewakili

suatu populasi (Tika,1997: 33). Ada tiga pertimbangan paling penting dalam

pengambilan sampel yaitu kecepatan atau memerlukan waktu yang relatif pendek,

pengurangan biaya dan semakin bertambahnya akurasi serta ketajaman analisis

data (Suhardono,1987: 2). Dalam hal ini akurasi serta ketajaman analisis data

ditunjukkan pada analisis tingkat ketelitian interpretasi citra.

Sampel yang digunakan sebanyak 119 meliputi 8 klasifikasi obyek yaitu :

24 pemukiman, 27 sawah, 6 tegalan, 13 industri, 44 lahan terbuka, 2 kuburan, 1

taman kota, 2 lapangan olahraga. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara

stratified proporsional random sampling, didasarkan pada kelas obyek

penggunaan lahan yang ada pada tiap kelurahan. Sampel diambil dengan

memperhatikan proporsi jumlah sampel, sehingga seluruh populasi terwakili oleh

sampel yang diambil. Titik sampel diambil secara acak (random) didasarkan atas

jumlah strata (kelas).

D.Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau

obyek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti (Tika,1997: 67).

31

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam penelitian ini data primer berupa

1. Data ruang terbuka di Kecamatan Banjarsari yang diperoleh dari

interpretasi Citra Ikonos yang diperoleh dari wabesite Google Earth.

2. Pengamatan di lapangan secara langsung. Cek lapangan dilakukan untuk

mencocokkan kebenaran hasil interpretasi citra ikonos dengan kondisi di

lapangan serta melengkapi dan memperbaharui data yang belum ada pada

citra ikonos tahun 2003, sehingga data yang digunakan dalam penelitian

adalah data tahun 2007.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan

dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri, walaupun data

yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli. Data sekunder dapat

diperoleh dari instansi – instansi dan perpustakaan (Tika,1997: 67).

Untuk menunjang penelitian ini digunakan data yang diperoleh dari

dokumen yang dikeluarkan oleh beberapa instansi Kota Surakarta. Data sekunder

dalam penelitian ini meliputi :

a. Data luas wilayah, data kependudukan, data transportasi di

Kecamatan Banjarsari diperoleh dari Monografi Kecamatan

Banjarsari Kota Surakarta tahun 2007.

b. Koordinat titik ikat yang diperoleh dari Peta Rupa Bumi Lembar

1408-343 Surakarta, bersumber dari BAKOSURTANAL.

c. Data curah hujan diperoleh dari Sub Dinas Pengairan bersumber

DPU Kota Surakarta.

E.Teknik Pengumpulan Data

1. Interpretasi Citra

Interpretasi citra dimaksudkan sebagai alat atau cara khusus untuk

melaksanakan metode penginderaan jauh. Interpretasi citra juga merupakan cara

untuk melakukan interpretasi citra secara ilmiah. Bahwa interpretasi citra

dilakukan secara ilmiah, kiranya tidak perlu diragukan lagi. Interpretasi citra

32

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dilakukan dengan metode dan teknik tertentu, berdasarkan teori tertentu pula,

mungkin orang menyebutnya sebagai dugaan, akan tetapi merupakan dugaan

ilmiah (sceintific guess) (Sutanto,1986: 144).

Interpretasi citra ikonos dilakukan secara visual melalui beberapa tahap

yaitu:

1. Data Acuan.

Data acuan ialah data yang bukan berasal dari citra penginderaan jauh,

akan tetapi data itu diperlukan dalam interpretasi citra. Penelitian ini

menggunakan data acuan monografi Kecamatan Banjarsari, buku referensi,

Peta Rupa Bumi Lembar 1408-343 Surakarta. Data acuan diperlukan untuk

meningkatkan kemampuan interpretasi citra dan kecermatan hasilnya.

2. Kunci Interpretasi Citra.

Kunci interpretasi citra pada umumnya berupa potongan citra yang telah

diinterpretasi serta diyakinkan kebenarannya dan diberikan keterangan

seperlunya. Keterangan dalam hal ini meliputi jenis obyek yang digambarkan

adalah seluruh penggunaan lahan yang terdapat di Kecamatan Banjarsari yaitu

permukiman, sawah, tegalan, bangunan industri, lahan terbuka, kuburan, taman

kota, lapangan olahraga. Unsur interpretasi yang digunakan ialah rona atau

warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, bayangan, situs dan asosiasi. Selain

keterangan yang disebut di atas, juga diperlukann keterangan tentang citra yang

menyangkut jenis citra adalah menggunakan Citra Ikonos, perekaman tahun

2003, dan lokasi daerah Kecamatan Banjarsari.

3. Penanganan Data.

Cara yang digunakan untuk penanganan data berupa citra digital yaitu:

a. Pentransferan data berupa potongan citra Ikonos dari Google

Earth ke memori komputer yang akan digunakan untuk

interpretasi.

b. Penggabungan potongan citra Ikonos yang telah dipindahkan ke

komputer dengan menggunakan program Adobe Photoshop 7.0

sesuai urutan penomoran citra.

33

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Setelah tergabung menjadi satu kesatuan citra ikonos kemudian

citra tersebut dipotong menurut batas wilayah administrasi

Kecamatan Banjarsari dengan dasar peta rupa bumi lembar

1408-343 yang menggambarkan Kota Surakarta serta di

dalamnya termasuk Kecamatan Banjarsari.

d. Memasukkan data berupa citra ikonos tersebut ke dalam

program ArcView GIS 3.3 kemudian citra siap untuk

diinterpretasi.

4. Metode Pengkajian.

Pekerjaan interpretasi citra dimulai dari pengkajian terhadap semua

obyek yang sesuai dengan tujuannya. Interpretasi citra sebaiknya mengikuti

metode tertentu, yaitu mulai dari pertimbangan umum yang dilanjutkan kearah

obyek khusus. Dalam penelitian ini interpretasi dimulai dari menginterpretasi

seluruh penggunaan lahan di Kecamatan Banjarsari kemudian dilanjutkan

dengan mengkaji lebih dalam tentang penggunaan lahan berupa lahan terbuka.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan

melihat sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk

menemukan fakta dari suatu usaha. Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan

data dengan menganalisis dokumen atau arsip dan benda tertulis lainnya yaitu:

a. Data luas wilayah, data kependudukan, data transportasi di

Kecamatan Banjarsari bersumber dari Monografi Kecamatan

Banjarsari Kota Surakarta tahun 2007.

b. Koordinat titik ikat yang bersumber dari Peta Rupa Bumi Lembar 1408-

343.

c. Data curah hujan tahun 1997 – 2007 diperoleh dari Sub Dinas Pengairan

bersumber DPU Kota Surakarta.

3. Observasi Lapangan

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan

34

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang

ada pada obyek penelitian.

Observasi lapangan digunakan untuk menyempurnakan informasi hasil

interpretasi. Hasil observasi menjadi data penyempurna dalam pengumpulan data.

Data yang diperoleh dari observasi lapangan ialah data penggunaan lahan yang

akurat di Kecamatan Banjarsari. Serta data penggunaan lahan hasil observasi

tersebut digunakan untuk menguji tingkat ketelitian citra ikonos.

F.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1.Analisis Tingkat

Ketelitian Citra IKONOS

Untuk Kajian Lahan Terbuka.

Interpretasi ruang terbuka hijau di Kecamatan Banjarsari dengan

manggunakan citra ikonos di identifikasi berdasarkan kunci interpretasi citra,

yang dimaksud kunci interpretasi adalah unsur – unsur interpretasi citra yang

akan digunakan untuk melakukan interpretasi visual citra. Berikut ini adalah

kunci interpretasi yang di gunakan :

Tabel 5. Kunci Interpretasi Citra

Obyek Pada Citra Unsur Interpretasi Citra

Permukiman

Rona/warna : GelapBentuk : Abstrak,PadatUkuran : KecilTekstur : KasarPola : Tidak BeraturanBayangan : AdaSitus : Terletak di tepi jalanAsosiasi : Jalan komplek

Sawah

Rona/warna : GelapBentuk : Kotak memanjangUkuran : BesarTekstur : HalusPola : BeraturanBayangan : Tidak adaSitus : Berdekatan dengan tegalanAsosiasi : Pemukiman

35

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tegalan

Rona/warna : CerahBentuk : Kotak memanjangUkuran : KecilTekstur : SedangPola : Tidak BeraturanBayangan : Tidak adaSitus : Terletak dekat sawahAsosiasi : Sawah

Bangunan industri

Rona/warna : CerahBentuk : Kotak memanjangUkuran : BesarTekstur : SedangPola : TeraturBayangan : AdaSitus : Terletak di tepin jalan memenjangAsosiasi : Tepi jalan

Lahan terbuka

Rona/warna : CerahBentuk : AbstrakUkuran : KecilTekstur : SedangPola : Tidak BeraturanBayangan : Tidak adaSitus : pemukimanAsosiasi : Dekat Pemukiman

Kuburan

Rona/warna : GelapBentuk : Abstrak,PadatUkuran : KecilTekstur : KasarPola : Tidak BeraturanBayangan : Tidak adaSitus : Sawah/pemukimanAsosiasi : Pemukiman/sawah

Taman kota

Rona/warna : CerahBentuk : AbstrakUkuran : KecilTekstur : SedangPola : Tidak BeraturanBayangan : Tidak adaSitus : Terletak di tepi jalan pusat kotaAsosiasi : Dekat Pemukiman

Lapangan olahraga

Rona/warna : CerahBentuk : Kotak, lebarUkuran : BesarTekstur : SedangPola : TeraturBayangan : Tidak adaSitus : Sekitar pemukimanAsosiasi : Dekat pemukiman

36

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Uji ketelitian interpretasi dilakukan untuk mengetahui tingkat akurasi

data yang diperoleh dari citra dengan menggunakan tabel uji ketelitian

interpretasi citra atau matrik konfusi. Uji ketelitian wajib dilakukan oleh para

peneliti yang menggunakan data penginderaan jauh. Ketelitian data hasil

interpretasi penting untuk diketahui oleh peneliti sebelum melakukan analisis

lebih jauh yang didasarkan analisis data tersebut.

Uji ketelitian interpretasi citra dilakukan dengan pengecekan di

lapangan dengan sampel yang sudah di tentukan. Pengujian berdasarkan

kesesuaian hasil interpretasi dengan kondisi di lapangan, sehingga kesalahan

interpretasi dapat diketahui. Dari uji ketelitian ini akan diketahui tingkat

akurasi interpretasi citra ikonos. Berikut tabel uji interpretasi atau tabel

kontigensi bukti disajikan dalam tabel 6 berikut ini :

Tabel 6. Uji Ketelitian Interpretasi Citra Ikonos

37

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KarakteristikUji Lapangan Total

Interpretasi

Total

Kesahihan( A ) ( B ) ( C ) ( D )

Interpretasi A A’A A’B A’C A’D ΣA ΣA.A’AB B’A B’B B’C B’D ΣB ΣB.B’BC C’A C’B C’C C’D ΣC ΣC.C’CD D’A D‘C D’C D’D ΣD ΣD.D’D

Total Lapangan ΣA ΣB ΣC ΣD Σ Benar Σ Salah% benar A’A / ΣA B’B/ ΣC C’C/ΣC D’D / ΣD Rerata % benar

% komisiΣA

AAΣA. ′

ΣBBBΣB. ′

ΣCCCΣC. ′

ΣDDDΣD. ′ Rerata % komisi

Keterangan :

A, B, C, D : Kelas obyek di lapangan

A’, B;, C’, D’ : Kelas hasil intepretasi

A’A : Kelas obyek yang diinterpetasi A’

A’B : Kelas obyek B yang diinterpretasi A’

B’A : Kelas obyek A yang diinterpretasi B’

1. % Ketelitian kelas A :

A’A / ΣA

30

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. % Komisi kelas A

: ΣAAAΣA. ′

3. Ketelitian diterima

apabila rerata % benar

>80 % dan rerata komisi

< 20

2.Persebaran Ruang

Terbuka Hijau di Kecamatan

Banjarsari.

Analisis ini menggunakan analisis peta, yang didasarkan pada peta hasil

interpretasi citra ikonos yang telah diketahui tingkat ketelitiannya. Analisis ini

dilakukan untuk mengetahui distribusi spasial ruang terbuka hijau di daerah

penelitian secara keseluruhan dan di setiap kelurahan yang terdapat di

Kecamatan Banjarsari.

3.Tingkat Kecukupan

Ruang Terbuka Hijau.

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh

tingkat kecukupan ruang terbuka hijau yang terdapat di

Kecamatan Banjarsari dengan unit analisis perkelurahan,

dengan cara membandingkan isi dari Undang-undang Republik

Indonesia nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

dengan luas ruang terbuka hijau hasil interpretasi. Berkaitan

dengan penataan ruang kota, Undang-Undang ini secara

khusus mengamanatkan perlunya penyediaan dan

pemanfaatan ruang terbuka hijau, yang proporsi luasannya

ditetapkan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas kota,

yang diisi oleh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah

maupun yang sengaja ditanam.

30

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii.Validitas Data

Validitas data atau kesahihan data merupakan kebenaran data di dalam

penelitian. Dalam sebuah penelitian keabsahan data merupakan hal yang sangat

penting, untuk itu data atau informasi yang telah dikumpulkan perlu diuji

keabsahannya. Dalam penelitian ini pengujian data dilakukan dengan teknik uji

lapangan (field cheek) yang dilakukan dengan cara pengecekan lapangan, yaitu

pengecekan jenis penggunaan lahan di lapangan dengan menggunakan GPS.

Pengecekan lapangan dimaksudkan untuk mengkaji ketelitian data yang ada

dengan fakta di lapangan.

G.Prosedur Penelitian

1. Penyusunan Proposal Penelitian

Tahap ini merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum penelitian di

lapangan meliputi studi pustaka (mempelajari literatur, laporan, majalah) yang

berhubungan dengan perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Banjarsari, Kota

Surakarta. Kemudian dalam penyusunan proposal ini dikemukakan secara garis

besar rencana dan permasalahan yang akan diteliti, sehingga terdapat batas yng

jelas di dalam melakukan penelitian. Pada proposal penelitian berisi pendahuluan,

kajian teori, dan metodologi penelitian.

2. Penyusunan Instrumen Penelitian.

Penyusunan Instrumen Penelitian merupakan tahap berikutnya dalam

melakukan penelitian. Salah satu instrumen penelitian yang digunakan adalah

membuat catatan lapangan tentang ruang terbuka hijau tahun 2007 di Kecamatan

Banjarsari, Kota Surakarta dan uji ketelitian hasil interpretasi

3. Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpulkan data

dengan cara interpretasi Citra IKONOS untuk mengetahui ruang terbuka hijau

tahun 2007, dan pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan cara melakukan

observasi langsung ke lapangan.

4. Analisis Data

Tahap analisis data adalah kegiatan menganalisis data dan menetapkan

31

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

teknik analisis yang digunakan, teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif

kualitatif. Analisis dilakukan setelah data diperoleh melalui interpretasi Citra

IKONOS untuk mengetahui persebaran ruang terbuka hijau tahun 2007 dan

dilakukan observasi lapangan. Kemudian dilakukan pemetaan dengan

menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG).

5. Penulisan Laporan Penelitian

Tahap ini merupakan tahap penyusunan laporan penelitian yang berupa

naskah skripsi yang kemudian dilanjutkan dengan ujian skripsi di hadapan tim

penguji.

32

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Letak , Batas dan Luas Daerah Penelitian

a. Letak.

Kecamatan Banjarsari terletak di bagian utara Kota Surakarta.

Berdasarkan peta Rupa Bumi Indonesia, letak astronomi Kecamatan

Banjarsari adalah antara 110047’33,29” – 110050’20,55” BT dan

070031’23,84” – 070034’17,27” LS atau dalam koordinat UTM berada antara

477000 sampai 482000 mT dan 9164000 sampai 9168000 mU (Peta Rupa

Bumi Skala 1: 25.000).

b. Batas.

Batas-batas Kecamatan Banjarsari sebagai berikut :

- Sebelah timur : Berbatasan dengan Kecamatan Pasar Kliwon dan

Kecamatan Jebres.

- Sebelah selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Serengan dan Kecamatan

Laweyan.

- Sebelah barat : Berbatasan dengan Kecamatan Colomadu Kabupaten

Karanganyar.

- Sebelah utara : Berbatasan dengan Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Karanganyar dan Kecamatan Ngemplak Kabupaten

Boyolali.

c. Luas.

Luas Kecamatan Banjarsari adalah 1.481,10 Ha. Kecamatan Banjarsari

dibagi menjadi 13 kelurahan yang terdiri dari 167 Rukun Warga (RW), dan

832 Rukun Tetangga (RT).

Kecamatan Banjarsari terbagi dalam 13 kelurahan, yaitu: Kelurahan

Mangkubumen, Kelurahan Timuran, Kelurahan Keprabon, Kelurahan Ketelan,

Kelurahan Punggawan, Kelurahan Kestalan, Kelurahan Stabelan, Kelurahan

Gilingan, Kelurahan Manahan, Kelurahan Sumber, Kelurahan Nusukan,

Kelurahan Kadipiro, Kelurahan Banyuanyar.

41

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Luas masing-masing Kelurahan di Kecamatan Banjarsari dapat dilihat

pada tabel 7 sebagai berikut :

Tabel 7. Nama Kelurahan dan Luas kelurahan di Kecamatan Banjarsari.No Nama Kelurahan Luas

Ha %1 Mangkubumen 79,70 5.38

2 Timuran 31,50 2.12

3 Keprabon 31,80 2.14

4 Ketelan 25,00 1.685 Punggawan 36,00 2.43

6 Kestalan 20,80 1.40

7 Stabelan 27,70 1.80

8 Gilingan 127,20 8.62

9 Manahan 128,00 8.64

10 Sumber 133,30 9.00

11 Nusukan 206,30 13.92

12 Kadipiro 508,80 34.35

13 Banyuanyar 125,00 8.43Jumlah 1.481,10 100

Sumber: Kecamatan Banjarsari Dalam Angka tahun 2006

Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa kelurahan yang paling luas adalah

Kelurahan Kadipiro seluas 508,80 Ha (34.35%), Kelurahan Nusukan terluas

kedua setelah Kelurahan Kadipiro yaitu 206,30 Ha (13,92%). Kelurahan yang

memiliki luas sempit diantaranya adalah Kelurahan Ketelan dengan luas 25,00

Ha (1,68), Kelurahan Stabelan 27,70 Ha (1,80) dan kelurahan yang paling

sempit adalah Kelurahan Kestalan seluas 20,80 Ha (1.40%).

42

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Kondisi Fisik

a. Iklim

Iklim merupakan gambaran keadaan rata - rata cuaca suatu tempat dalam

periode tertentu, biasanya selama kurun waktu 10 tahun. Iklim merupakan

kesimpulan dari perubahan-perubahan nilai unsur-unsur cuaca dalam jangka

panjang di suatu tempat tertentu. Iklim dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain: angin, intensitas curah hujan, temperatur, letak, jarak dari

43

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

matahari, dan tinggi suatu tempat. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini

adalah curah hujan. Curah hujan tersebut digunakan untuk menentukan tipe

curah hujan karena dapat berpengaruh terhadap iklim daerah setempat.

Untuk mengetahui iklim di daerah penelitian maka digunakan

klasifikasi dari Schmidt dan Ferguson. Klasifikasi ini menggunakan hitungan

perbandingan rata - rata bulan basah dan rata–rata bulan kering

44

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100 basahbulan rata Ratakeringbulan rata Rata Q ×=

%

Untuk menentukan bulan basah dan bulan kering menggunakan kriteria

Mohr sebagai berikut:

- bulan basah adalah bulan yang rata - rata curah hujannya

lebih dari 100 mm

- bulan kering adalah bulan yang rata - rata curah hujannya

kurang dari 60 mm

- bulan lembab adalah bulan yang rata - rata curah hujannya

antara 60 – 100 mm

Schmidt dan Ferguson membagi tipe curah hujan Indonesia menjadi 8

golongan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Nilai Q Berdasarkan Schmidt dan FergusonTipe Curah Hujan Nilai Q Sifat

A 0 ≤ Q < 14,3 Sangat basahB 14,3 ≤ Q < 33,3 BasahC 33,3 ≤ Q < 60,0 Agak basahD 60,0 ≤ Q <100,0 SedangE 100,0 ≤ Q < 167,0 Agak keringF 167,0 ≤ Q <300,0 KeringG 300,0 ≤ Q < 700,0 Sangat keringH 700,0 ≤ Q Luar biasa kering

41

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sumber: Kartasapoetra (1994: 29)

Dari data sekunder yang diperoleh dari BP DAS Bengawan Solo Kota

Surakarta didapatkan data curah hujan antara tahun 1998 – 2007 sebagai

berikut:

Tabel 9. Curah Hujan Rata–rata Bulanan Tahun 1998- 2007 Kecamatan Banjarsari

Sumber: BPDAS Kota Surakarta tahun 1998 – 2007Berdasarkan tabel di atas Kecamatan Banjarsari memiliki rata - rata

bulan basah dan bulan kering sebagai berikut:

Rata - rata bulan basah

= 6,9

Rata - rata bulan kering

= 3,9

Tahun Bulan

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Jan 578 439 254 400 482 484 454 199 494

Peb 408 457 302 238 460 377 295 315 387

Maret 409 308 400 435 416 223 311 261 168

April 180 178 206 395 284 59 147 246 368

Mei 217 93 29 196 36 103 190 62 218

Juni 6 15 30 0 74 27 16 124 34

Juli 106 26 8 11 0 0 60 76 2

Agust 10 6 72 8 10 0 0 4 0

Septm 9 32 128 30 0 19 1 60 0

Okto 64 230 201 115 8 165 35 80 0

Nov 348 197 96 174 143 260 363 111 178

Des 281 346 85 131 306 180 657 550 444

Jumlah 2616 2317 1811 2133 2219 1897 2529 2088 2293

Bln Basah 8 7 6 8 6 7 7 7 7

Bln Kering 3 4 3 4 5 5 4 1 5

42

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari rata-rata bulan basah dan bulan kering dapat dihitung nilai Q sebagai

berikut: %5,56%100

9,69,3 =×=Q

Berdasarkan nilai Q tersebut, tipe curah hujan daerah penelitian adalah

agak basah (C) dan mempunyai syarat nilai Q antara 33,3% sampai dengan

60,0%. Tipe curah hujan menurut Schmidt & Ferguson dapat dilihat pada

Gambar 5.

41

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0100090000031602000002009601000000009601000026060f002203574d464301

0000000000010041c0000000000100000000030000000000000003000001000000

6c0000000000000000000000350000006f0000000000000000000000153d0000d0

37000020454d460000010000030000100000000200000000000000000000000000

0000c01200000b190000cb0000000f010000000000000000000000000000c01903

0027240400160000000c000000180000000a000000100000000000000000000000

09000000100000006b0e00002f0d0000520000007001000001000000a4ffffff0000

00000000000000000000900100000000000004400022430061006c006900620072

006900000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000

00000000000000000000000000000000000000000000110040ae110010000000a4

b1110024af110052516032a4b111009cae1100100000000cb0110088b1110024516

032a4b111009cae11002000000049642f319cae1100a4b1110020000000ffffffff1c3

8ec00d0642f31ffffffffffff0180ffff01802fff0180ffffffff0000010000080000000800

000000000001000000000000005802000025000000372e90010000020f05020202

04030204ef0200a07b20004000000000000000009f00000000000000430061006c0

0690062007200000000000008db0370a060328ab3164efc37ec005c4d9100d0ae11

009c38273104000000010000000caf11000caf1100e87825310400000034af11001c

38ec006476000800000000250000000c00000001000000250000000c0000000100

0000250000000c00000001000000120000000c00000001000000180000000c0000

000000000254000000540000000000000000000000350000006f00000001000000

555587407b4487400000000057000000010000004c000000040000000000000000

0000006e0e00002f0d000050000000200000003600000046000000280000001c00

00004744494302000000ffffffffffffffff6c0e0000300d00000000000046000000140

00000080000004744494303000000250000000c0000000e000080250000000c000

0000e0000800e00000014000000000000001000000014000000040000000301080

0050000000b0200000000050000000c0202023302040000002e0118001c000000f

b02f2ff0000000000009001000000000440002243616c6962726900000000000000

000000000000000000000000000000000000040000002d010000040000002d0100

00040000002d0100000400000002010100050000000902000000020d000000320a

0d000000010004000000000033020202201f08001c000000fb0202000100000000

00bc02000000000102022253797374656d00000000000000000000000000000000

00000000000000000000040000002d010100040000002d010100030000000000

Gambar 5. Diagram Tipe Curah Hujan Kecamatan Banjarsari Tahun 1998-2007

41

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Schmidt dan Ferguson

b. Tanah

Batuan induk sebagai bahan induk tanah merupakan faktor dominan

dalam proses pembentukan tanah selain faktor iklim, topografi, vegetasi dan

waktu pembentukan. Berdasarkan peta tanah skala 1: 250.000, yang

dikeluarkan oleh Lembaga Penelitian Tanah tahun 1966, tanah di Kecamatan

Banjarsari terdiri dari:

a. Asosiasi Grumosol Kelabu Tua dan Mediteran Coklat Kemerahan

Tanah ini mempunyai warna kelabu dan berkarakteristik tekstur lempung

karena memiliki kadar lempung yang tinggi sampai lebih dari 50 %

sehingga pada musim kemarau mengalami retakan. Sebaran jenis ini

terdapat pada dataran banjir lama dengan penggunaan lahan untuk

persawahan dan permukiman. Bahan induk tanah ini adalah vulkan

intermediate. Persebaran untuk asosiasi grumosol kelabu tua dan

mediteran coklat kemerahan terdapat di Kecamatan Banjarsari bagian

utara yaitu di Kelurahan Kadipiro, Kelurahan Banyuanyar, Kelurahan

Nusukan, Kelurahan Gilingan, Kelurahan Kestalan, Kelurahan

Setabelan, Kelurahan Punggawan, Kelurahan Ketelan, Kelurahan

Keprabon.

b. Regosol Kelabu

Tanah regosol kelabu terdapat di Kecamatan Banjarsari bagian selatan

dan barati Kelurahan Sumbar, Kelurahan Banyuanyar, Kelurahan

Punggawan, Kelurahan Ketelan, Kelurahan Keprabon, Kelurahan

Timuran, Kelurahan Mangkubumen, Kelurahan Manahan. Bahan induk

42

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tanah berasal dari abu/pasir vulkan intermediate.

c. Mediteran Coklat Tua

Tanah Mediteran Coklat Tua terdapat di Kecamatan Banjarsari bagian

timur yaitu di ujung sebelah timur kelurahan Kadipiro yang berbatasan

dengan Kelurahan Mojosongo. Tanah Mediteran coklat tua terbentuk

oleh bahan induk tuff dengan tekstur berupa lempung, tekstur yang bisa

dijumpai adalah granuler dan warna tanah dalam keadaan kering

bervariasi.

c. Geomorfologi

Banjarsari memiliki elevasi pada kisaran 80 – 130 meter di atas

permukaan laut. Berdasarkan Geomorfologi regional, daerah penelitian

terletak diantara kaki Gunung Merapi dan Gunung Lawu dan berada di tepian

Bengawan Solo. Kecamatan Banjarsari bagian selatan berkontur datar yaitu di

Kelurahan Banyuanyar, Kelurahan Sumber, Kelurahan Manahan, Kelurahan

Mankubumen, Kelurahan Gilingan, Kelurahan Kestalan, Kelurahan Setabelan,

Kelurahan Ketelan, Kelurahan Timuran, Kelurahan Keprabon. Sedangkan

kontur bagian utara adalah bergelombang mulai dari Kelurahan Nusukan

sampai Kelurahan Kadipiro.

d. Hidrologi

Pada daerah penelitian air bersumber dari air hujan, air sungai, air tanah

dan mata air. Untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga di setiap rumah

rata - rata memiliki sumur ataupun menggunakan air dari PDAM. Sumur pada

umumnya memiliki kedalaman antara 10–15 m. Untuk industri air diambil

dengan mengebor tanah membentuk sumur dalam sehingga kebutuhan akan

air selalu tercukupi.

Kecamatan Banjarsari dilalui oleh Sungai Pepe yang bermuara di

Bengawan Solo. Sungai Pepe merupakan sungai yang alirannya mengalir dari

lereng Gunung Merapi yang berada di wilayah Boyolali. Di musim hujan akan

mengalir dengan deras, di musim kemarau air akan tetap mengalir walaupun

debitnya kecil dan merupakan tempat pembuangan limbah bagi beberapa

industri yang ada dan juga limbah rumah tangga di Kecamatan Banjarsari.

43

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Ruang Terbuka

Kondisi ruang terbuka di Kecamatan Banjarsari dapat dideskripsikan

dalam bentuk suatu wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan yang tidak mempunyai penutup dalam bentuk fisik (Budihardjo, 1999; 90). Di kecamatan

Banjarsari ruang terbuka dapat difungsikan sebagai (a) kawasan perdagangan,

(b) kawasan perindustrian, (c) kawasan permukiman, (d) kawasan pertanian,

(e) kawasan pemakaman, (f) kawasan olah raga, (g) taman kota

Agihan ruang terbuka di Kecamatan Banjarsari disajikan dalam Tabel

10 berikut ini:

Tabel 10. Luas Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Banjarsari

No Kelurahan Luas RuangTerbuka Hijau

( Ha ) %

1 Kadipiro 120,45 49,4

2 Banyuanyar 39,25 16,13 Nusukan 12,80 5,34 Sumber 28,18 11,65 Manahan 17,20 7,1

6 Gilingan 9,31 3,87 Mangkubumen 6,25 2,68 Kestalan 0,52 0,2

9 Punggawan 0 010 Setabelan 2,48 1,0

11 Ketelan 1,18 0,512 Timuran 2,76 1,113 Keprabon 3,32 1,4

Jumlah 243,7 100,0

Sumber : Kecamatan Banjarsari dalam angka tahun 2007

45

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Kondisi Kependudukan dan Sosial Ekonomi

a. Kondisi Kependudukan.

1) Jumlah Penduduk

Penduduk merupakan modal dasar pembangunan, meningkatnya

pembangunan selalu dikaitkan dengan pertambahan jumlah penduduk dan

kualitas penduduk. Dalam pelaksanaan pembangunan, dengan adanya

sumberdaya manusia yang baik, pembangunan akan berjalan dengan baik

dan lancar. Daerah penelitian terdiri dari tiga belas kelurahan, Jumlah

penduduk yang ada terus mengalami peningkatan. Jumlah penduduk

Kecamatan Banjarsari pada tahun 2007 berdasarkan hasil registrasi

kelurahan tercatat sebesar 162.090 jiwa. Jumlah penduduk terbesar di

Kecamatan Banjarsari berada di Kelurahan Kadipiro dengan jumlah

penduduk sebanyak 35.442. Kelurahan Kestalan merupakan Kelurahan

terpadat penduduk di Kecamatan Banjarsari dengan kepadatan penduduk

sebesar 19.305 jiwa/km.

Kartomo dalam Rahayu (2005: 65) mengklasifikasikan kepadatan

penduduk menjadi beberapa tingkat, sebagai berikut :

1. Sangat rendah, jika kepadatan penduduk kurang dari 101 jiwa/km2

2. Rendah, jika kepadatan penduduk antara 101 sampai 500 jiwa/km2

3. Sedang, jika kepadatan penduduk antara 501 sampai 1.000 jiwa/km2

4. Tinggi, jika kepadatan penduduk antara 1.001 samapai 2.000

jiwa/km2

5. Tinggi sekali, jika kepadatan penduduk antara 2.001 sampai 3.000

jiwa/km2

6. Sangat tinggi, jika kepadatan penduduk lebih dari 3.000 jiwa/km2

Secara rinci jumlah dan kepadatan penduduk dapat dilihat Tabel 11

berikut ini :

Tabel 11. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Banjarsari

46

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tahun 2003-2007

No KelurahanLuas

(km)

Penduduk Tahun

2007Kepadatan

L P1 Mangkubumen 0,80 5.004 5.073 12.596

2 Timuran 0,31 2.107 2.264 14.1093 Keprabon 0,32 1.888 1.918 11.8934 Ketelan 0,25 2.145 2.145 17.160

5 Punggawan 0,36 2.464 2.735 14.4416 Kestalan 0,21 2.087 1.924 19.1007 Setabelan 0,28 1.927 1.725 13.042

8 Gilingan 1,21 10.720 11.152 17.2229 Manahan 1,28 6.615 6.648 10.361

10 Sumber 1,33 7.793 7.945 11.83311 Nusukan 2,06 13.812 14.641 13.81212 Kadipiro 5,09 17.657 18.148 7.03413 Banyuanyar 1,25 5.624 5.328 8.761

Jumlah 14,81 79.843 81.649 10.904 Sumber: Kecamatan Banjarsari dalam angka tahun 2007.

Dari tiga belas kelurahan yang ada di Kecamatan Banjrasari pada tahun

2007 Kelurahan terpadat tetap Kelurahan Kestalan dengan 19.100 jiwa/km

sedangkan Kelurahan yang terendah adalah Kelurahan Kadipiro dengan

7.034 jiwa/km. Hal ini diakibatkan oleh tingginya angka kelahiran dan

migrasi menuju Kelurahan Kestalan.

2) Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata

Pencaharian

Mata pencaharian merupakan gambaran aktifitas penduduk untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Daerah penelitian merupakan salah satu

daerah industri bagi Kota Surakarta. Penduduk sebagai buruh industri

menempati urutan pertama berdasarkan mata pencahariannya. Secara rinci

data jumlah penduduk Kecamatan Banjarsari berdasarkan

matapencaharian dapat dilihat dalam tabel 12 berikut ini:

Tabel 12. Penduduk Kecamatan Banjarsari Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2007

Jumlah

47

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mata Pencaharian

Orang %

1. Petani sendiri 360 0.2

2. Buruh tani 415 0.3

3. Nelayan _ _

4. Pengusaha 2.758 2.3

5. Buruh industri 23.587 18.6

6. Buruh bangunan 23.689 18.4

7. Pedagang 11.520 9.2

8. Pengangkutan 7.891 5.3

9. PNS/ ABRI 9.278 7.9

10. Pensiunan 7.838 6.3

11. Lain - lain 34.623 30.6

Jumlah 120.178 100

Sumber: Kecamatan Banjarsari dalam angka tahun 2007.

Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa pada tahun 2007 mata pencaharian

terbesar adalah buruh industri, sebesar 22,725 jiwa, petani sebesar 336

jiwa dan buruh tani sebesar 379 jiwa sedangkan sisanya bekerja pada

sektor perdagangan, pengangkutan dan pengusaha. Pensiunan dan lain -

lain merupakan tenaga kerja tidak produktif dan terselubung, termasuk

pula didalamnya orang - orang yang hanya bekerja paruh waktu ataupun

tenaga musiman.

Persebaran penduduk menurut mata pencahariannya di Kecamtan

Banjarsari berhubungan secara keruangan dengan penggunaan lahan,

misalnya penggunaan lahan yang didominasi oleh sawah maka wilayah

tersebut mencirikan banyak penduduknya yang bermatapencaharian

sebagai petani.. Sedangkan penggunaan lahan yang mempunyai lahan

untuk sawah yang sedikit, penduduknya banyak bermatapencaharian

sebagai buruh maupun karyawan.

3) Komposisi Penduduk Berdasarkan

Pendidikan

48

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Komposisi penduduk menurut pendidikan ini berguna untuk kemudahan

dalam mendapat informasi. pendidikan merupakan asumsi modernisasi

suatu daerah. Banyaknya penduduk dengan pendidikan tinggi merupakan

pembuktian bahwa daerah tersebut telah terbangun secara spiritual dan

morilnya. Untuk mengetahui komposisi penduduk Kecamatan Banjarsari

berdasar tingkat pendidikannya dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Penduduk Menurut Pendidikan di Kecamatan BanjarsariTingkat Pendidikan Jumlah %

1. Tamatan Akademi / Perguruan Tinggi 9.565 7.32

2. Tamatan SLTA 25.422 21.7

3. Tamatan SLTP 28.755 21.2

4. Tamatan SD 31.321 20.5

5. Tidak tamat SD 11.654 8.0

6. Belum tamat SD 20.054 17.2

7. Tidak/ belum pernah sekolah 5.489 3.7Jumlah 127.936 100

Sumber: Kecamatan Banjarsari dalam angka tahun 2007

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk pada daerah

penelitian yaitu Kecamatan Banjarsari terdapat lulusan SD dengan jumlah

31.321 orang (20,5%), lulusan SLTP sebesar 28.755 orang (21,2%) dan

lulusan SLTA sebesar 25.422 orang (21,7%). Sisanya merupakan lulusan

akademi, tidak tamat SD, belum tamat SD. Jadi dapat disimpulkan bahwa

penduduk Kecamatan Banjarsari sebagian besar telah memperoleh

pendidikan.

b. Transportasi

Transportasi merupakan salah satu faktor penunjang dan penentu

pengembangan daerah. Transportasi akan memudahkan terbukanya suatu

daerah dari daerah lain dan merupakan penghubung daerah tersebut dengan

daerah lain. Dengan adanya keterjangkauan dari daerah lain maka akan

memudahkan hubungan baik untuk kegiatan ekonomi maupun sosial.

Jalan merupakan salah satu sarana untuk mendukung aktifitas

transportasi. Secara tidak langsung jalan berpengaruh pada perkembangan

49

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

daerah selain adanya sarana pemberhentian, seperti pasar dan terminal.

Peningkatan berbagai aspek ekonomi menuntut peningkatan di bidang

transportasi, khususnya peningkatan jalan. Panjang jalan di Kota Surakarta

pada tahun 2006 mencapai 675,86 kilometer.

Selain jalan dan terminal pemberhentian adapula moda yang perlu

diperhitungkan. Moda transportasi secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu

kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Jumlah kendaraan yang

ada di Kecamatan Banjarsari dapat dilihat dalam Tabel 14.

Tabel 14. Jumlah Kendaraan di Kecamatan BanjarsariJenis Kendaraan Macam Kendaraan Jumlah

Unit %1. Kendaraan

Bermotor

1. Truk 133 14.4

2. Bus 172 18.73. Mobil pribadi 5.827 0.6

2. 4. Sepeda motor 23.158 2.53. 5. Angkutan Kota 285 31.04. 6. Taxi 60 6.55. Kendaraan

Tidak Bermotor

1. Sepeda 16.924 1.8

6. 2. Becak 1.926 0.27. 3. Dokar dan andong 22 2.3

4. grobak dorong 199 21.6 Jumlah 918.835 100

Sumber: Kecamatan Banjarsari dalam angka 2007.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Tingkat Ketelitian Interpretasi Citra Ikonos Untuk Kajian Pemetaan

Ruang Terbuka Hijau.

a. Hasil Interpretasi Citra Ikonos

Data penggunaan lahan di Kecamatan Banjarsari diperoleh dari

interpretasi Citra Ikonos tahun 2003. Interpretasi Citra adalah proses mengenali

dan mengkaji suatu obyek atau fenomena yang terjadi di suatu wilayah, dengan

maksud untuk mendapatkan informasi mengenai obyek, fenomena ataupun

wilayah itu sendiri. Luasan terkecil yang tergambarkan pada penelitian ini adalah

4,24 ha.

Sejauh ini satelit komersial paling unggul yang memotret bumi adalah

50

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IKONOS. Jarak fokusnya 10 meter, sehingga hasil pemotretannya tajam. Hasil

dari pemotretan Satelit Ikonos dimanfaatkan oleh Google Earth untuk disajikan

kepada setiap mereka yang membuka website tersebut. Dalam penelitian ini Citra

Ikonos diperoleh dari website Google Earth pemotretan tahun 2003, mencakup

semua wilayah Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta.

Obyek dalam Citra dapat dikenali melalui delapan unsur interpretasi

yang berupa rona atau warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, bayangan, situs dan

asosiasi. Dari interpretasi yang telah dilakukan diperoleh beberapa penggunaan

lahan sebagai berikut:

a) Lahan permukiman : merupakan suatu lahan dengan segala

kelengkaan yang digunakan oleh manusia sebagai tempat tinggal

baik sementara atau permanen. Pada Citra Ikonos tampak jelas

tergambar dengan warna yang sebenarnya di lapangan, pola yang

tidak teratur dan cenderung bergerombol, berbentuk persegi, persegi

panjang atau kumpulan dari keduanya. Bertekstur kasar dan adanya

asosiasi dengan jalan.

Gambar 6. Tampilan penggunaan lahan untuk pemukiman di daerah Manahan pada Citra Ikonos.

51

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 7. Tampilan penggunaan lahan untuk pemukiman di daerah

Gilingan pada Citra Ikonos

b) Lahan persawahan merupakan lahan yang diusahakan oleh manusia

dengan tanaman musiman yang menghasilkan bahan baku makanan

dan bahan baku industri. Persawahan pada Citra Ikonos tampak

dengan warna hijau kecoklatan bahkan pada beberapa tempat

menunjukkan hijau yang lebih pekat. Hal ini memperlihatkan

perbedaan usia tanaman padi. Pada warna yang gelap menunjukkan

bahwa padi masih muda dan memerlukan pengairan yang lebih

banyak, sementara pada tanaman yang lebih tua umurnya warnanya

lebih cerah karena suplai air mulai berkurang. Perbedaan ini lebih

diakibatkan pada daya pantul air terhadap cahaya yang dipantulkan

pada saat pemotretan. Bentuk yang berpetak - petak dengan ukuran

yang tidak sama, bertekstur halus, cenderung seragam untuk satu

petak tetapi berbeda dengan petak yang lain. Sawah berasosiasi

dengan sungai dan saluran irigasi

52

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 8. Tampilan penggunaan lahan untuk sawah di daerah

Banyuanyar pada Citra Ikonos

Gambar 9. Tampilan penggunaan lahan untuk sawah di daerah Sumber pada Citra Ikonos

c) Tegal merupakan suatu lahan yang ditanami dengan tanaman keras,

berumur panjang dan hanya mengandalkan air hujan untuk

perngairannya. Tampak hampir sama dengan persawahan tetapi

ronanya lebih cerah, bentuk dan polanya tidak teratur dan jarang

terlihat berpetak- petak. Tegal berasosiasi dengan persawahan dan

kebun.

53

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 10. Tampilan Penggunaan Lahan Untuk Tegalan di Daerah

Kadipiro Pada Citra Ikonos

Gambar 11. Tampilan Penggunaan Lahan Untuk Tegalan di Daerah

Kadipiro Pada Citra Ikonos

d) Kebun merupakan lahan yang diusahakan dengan tanaman semusim,

tidak berumur panjang dan bermacam-maacam tanaman dalam satu

kali masa tanam. Pada Citra Ikonos kenampakannya hampir sama

dengan warna persawahan, pola yang teratur, bertekstur halus seperti

beludru dan berasosiasi dengan pemukiman.

54

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 12. Tampilan Penggunaan Lahan Untuk Kebun di Daerah Kadipiro Pada Citra Ikonos

Gambar 13. Tampilan Penggunaan Lahan Untuk Kebun di Daerah

Banyuanyar Pada Citra Ikonos

e) Lahan terbuka merupakan lahan tertentu yang belum/tidak digunakan

untuk pembangunan ataupun budidaya tanaman tertentu sehingga

ronanya cerah, teksturnya halus, bentuk dan polanya tidak teratur.

55

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 14. Tampilan Penggunaan Lahan Untuk Lahan Kosong di daerah Punggawan pada Citra IkonosGambar 15. Tampilan Penggunaan Lahan Untuk Lahan Kosong di daerah Keprabon pada Citra Ikonos56

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Uji Ketelitian Interpetasi Citra Ikonos

Untuk menguji tingkat keakuratan hasil interpretasi dan mengetahui

seberapa besar peranan citra Ikonos didalam memberikan informasi untuk kajian

luasan ruang terbuka hijau serta untuk mengetahui kemampuan interpreter dalam

melakukan interpretasi maka dilakukan uji ketelitian di lapangan. Uji ketelitian

interpretasi merupakan proses membandingkan antara hasil interpretasi dengan

kondisi nyata di lapangan melalui kerja lapangan (Sutanto; 1987:177). Uji

ketelitian sangat penting untuk dilakukan sebelum peneliti menuju ketahap

berikutnya. Tahap pertama identifikasi obyek dengan memperhatikan delapan

unsur interpretasi.

Tahap kedua setelah identifikasi obyek adalah kerja lapangan dengan

tujuan untuk meyakinkan dan menguji kebenaran hasil interpretasi citra Ikonos.

Pengambilan sampel dalam pekerjaan teknik penginderaan jauh dilakukan dengan

acak dengan pertimbangan mewakili semua bentuk penggunaan lahan, daerah

57

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mudah dijangkau dan lokasi yang diuji mudah untuk dikenali. Selanjutnya akan

dilakukan uji interpetasi atau ketepatan hasil interpretasi.

Penelitian ini menggunakan citra ikonos tahun 2003. Untuk

memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan peneliti mengacu pada peta dan

catatan yang ada. Langkah pertama dalam pengujian ketepatan interpretasi adalah

melihat homogenitas rona dan pola. Sebagai data pembanding adalah Peta Rupa

Bumi dari BAKOSURTANAL dan informasi dari masyarakat sekitar.

Citra Ikonos dapat digunakan sebagai masukan data apabila rerata %

benar > 80 % dan rerata komisi < 20 %. Dari lapangan diperoleh rerata ketelitian

96 % dan rerata komisi 0,4 %, jadi hasil interpretasi Citra Ikonos dapat digunakan

untuk data masukan untuk pemetaan ruang terbuka hijau di Kecamatan Banjarsari,

Kota Surakarta. Untuk lebih jelasnya tabel kontingensi uji ketelitian disajikan

sebagai berikut:

Tabel 15. Kontingensi Untuk Uji KetelitianKarakteristik Uji Lapangan Total

Interpretasi

Total

Kesalahan(A) (B) (C) (D) (E) (F) (G) (H)

Interpretasi A’ 24 24 0

B’ 26 1 27 1C’ 1 5 6 1D’ 1 12 13 1E’ 2 41 1 44 3F’ 2 2 0G’ 1 1 0H’ 2 2 0

Total Lap 25 29 6 12 41 2 1 3 119 6

% benar 0,96 0,89 0,83 1 1 1 1 0,6 91

% komisi 0,04 0,10 0,16 0 0 0 0 0,3 9

Sumber: Cek lapangan dan perhitungan

Keterangan:

A= Permukiman E= Lahan Terbuka

B= Sawah F= Kuburan

C= Tegalan/Kebun G= Taman Kota

58

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D= Bangunan Industri H= Lapangan Olahrag

Ketelitian seluruh hasil interpretasi lahan adalah:

59

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. % Ketelitian = %91%100

86,0111183,089,096,0 =×+++++++

41

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. %Komisi = %09%100

83.0000016,010.004.0 =×+++++++

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh ketelitian citra Ikonos yang

digunakan mencapai 91% dan tingkat kesalahan 09%, sehingga dapat disimpulkan

bahwa hasil interpretasi sebagian besar cocok dengan kondisi di lapangan

sehingga hasil interpretasi citra ikonos mampu digunakan untuk pemetaan ruang

terbuka hijau di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

2 Distribusi Spasial Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Banjarsari .

Dinamika masyarakat yang terjadi ada suatu daerah akan

menyebabkan terjadinya suatu perubahan dan perkembangan daerah tersebut baik

secara lambat maupun cepat. Perubahan dan perkembangan tersebut dapat terjadi

baik secara fisik atupun non fisik. Perubahan secara non fisik bisa berupa adanya

pergeseran budaya, adat istiadat dan juga perilaku masyarakat sedangkan

perubahan fisik dapat dilihat dengan adanya perkembangan dan perubahan baik

secara kualitas maupun kuantitas fasilitas masyarakat. Perubahan ini terjadi

berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah yang lain baik secara kualitas,

kuantitas maupun waktu terjadinya.

Secara keseluruhan luas daerah penelitian adalah 1.481,10 Ha. Pada

tahun 2007 penggunaan lahan terbesar di Kecamatan Banjarsari adalah untuk

lahan pemukiman. yaitu seluas 1.294,20. Pemukiman ini tersebar di 13 kelurahan

yang ada baik berupa perkampungan ataupun berupa kompleks perumahan.

Penggunaan lahan terbesar kedua adalah untuk lahan pertanian. Lahan

pertanian terbesar pertama adalah untuk persawahan sebesar 144,102 Ha.

Penggunaan lahan untuk pertanian yang lain adalah untuk tegalan seluas 15,197

Ha, sedangkan untuk lahan perkebun seluas 18,518 Ha. Lahan untuk kebun

terutama untuk tanaman cabe, kacang panjang, kangkung dan tomat.

Penanamannya lebih sering dilakukan secara tumpangsari, dilakukan pada awal

musim penghujan sebelum lahan ditanami padi ataupun diakhir musim penghujan.

Penanaman ini dilakukan karena tanaman - tanaman tersebut tidak begitu

memerlukan air.

Lapangan olahraga 20,843 Ha terdapat di Kelurahan Manahan, yang

41

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

merupakan gelanggang olahraga terbesar di Kota Surakarta. Lahan kosong seluas

49,664 Ha sebagian merupakan areal pertanian yang belum ditanami,

menganggur (bero), akan tetapi sebagian juga merupakan tanah pemukiman yang

difungsikan sebagai lapangan olahraga. Sedangkan penggunaan lahan terkecil atau

memiliki luas paling sempit adalah berupa taman kota yang memiliki luas 2.227

Ha, bangunan industri memiliki luas 6.510 Ha. Untuk lebih jelasnya penggunaan

lahan di Kecamatan Banjarsari tahun 2007 dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 16. Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Tahun

2007

Sumber : Hasil Interpretasi Citra Ikonos

Penggunaan lahan merupakan bentuk intervensi manusia atas

sumberdaya alam yang ada. Penggunaan lahan yang ada menunjukkan kegiatan

manusia sebagai penduduk yang tinggal pada suatu wilayah. Penggunaan lahan

merupakan bentuk penguasaan manusia atas lahan dan sumberdaya yang

terkandung di dalamnya.

Secara makro, perkembangan tata ruang di Kecamatan Banjarsari

dicirikan sebagai daerah transisi dari kegiatan perumahan dan pertanian menjadi

daerah kegiatan komersial, beberapa daerah perumahan tersebut semakin tinggi

intensitasnya sehingga menjadi kampung padat atau berubah fungsi (tergeser)

pada kegiatan komersial dan dunia usaha.

Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman

No Penggunaan Lahan Luas (Ha)1 Bangunan industri 6.5102 Kebun 18.5183 Kuburan 19.5764 Hutan kota 49.6645 Lapangan olahraga 20.8436 Pemukiman 1294.2087 Sawah 144.1028 Taman kota 2.2279 Tegalan 15.197

TOTAL 1570.845

42

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

sosial dan kegiatan perekonomian. Berdasarkan kriteria tersebut, Kecamatan

Banjarsari termasuk dalam kawasan perkotaan. Susunan fungsi kawasan

penggunaan lahan Kecamatan Banjarsari terbagi menjadi perumahan atau

pemukiman, perusahaan atau industri, tanah kosong, tegalan, sawah, kuburan,

lapangan olahraga, taman kota, dan lain – lain. Penggunaan lahan tersebut

digolongkan menjadi dua jenis yaitu lahan yang telah terbangun atau Build Up

Area dan lahan yang belum terbangun atau lahan kosong (Open Speace).

Berikut ini adalah luas lahan yang telah terbangun baik pemukiman

maupun bangunan – bangunan industri ataupun jasa, dengan luas lahan yang

belum terbangun atau dapat disebut lahan terbuka yang berupa lahan persawahan,

kebun, tegalan. Lapangan olahraga, taman kota, kuburan yang terdapat di setiap

kelurahan di Kecamatan Banjarsari.

1. Kelurahan Kadipiro

Kelurahan Kadipiro merupakan kelurahan paling utara di

Kecamatan Banjarsari, ke arah utara berbatasan dengan Kecamatan

Gondangrejo Kabupaten Karanganyar dan Kecamatan Ngemplak

Kabupaten Boyolali, ke arah timur berbatasan dengan Desa Plesung dan

Kelurahan Mojosongo. Luas Kelurahan Kadipiro adalah 508,80 Ha atau

34,35% dari keseluruhan luas Kecamatan Banjarsari yaitu 1.481,10 Ha,

sehingga Kelurahan Kadipiro merupakan kelurahan yang paling luas

dibandingkan 13 Kelurahan lain yang ada di Kecamatan Banjarsari.

Luas ruang terbuka hijau di Kelurahan Kadipiro mencapai 120,45

Ha, terdiri dari sawah irigasi, tegalan atau kebun dan kuburan, selebihnya

merupakan bentuk penggunaan lahan berupa pemukiman dan bangunan

industri yang memilki luas 388,35 Ha, maka di Kelurahan Kadipiro

penggunaan lahannya didominasi oleh pemukiman dan industri. Di

Kelurahan Kadipiro memiliki sektor industri paling banyak bila

dibandingkan dengan kelurahan lain yang ada di Kecamatan Banjarsari.

2. Kelurahan Banyuanyar

Luas Kelurahan Banyuanyar adalah 125,00 Ha. Penggunaan lahan

di Kelurahan Banyuanyar masih didominasi untuk pemukiman dengan

luas lahan 85,75 Ha dari keseluruhan luas Kelurahan Banyuanyar.

43

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selebihnya merupakan ruang terbuka hijau berupa sawah irigasi dan lahan

kosong berupa lapangan olahraga kampung setempat yang memilki luas

39,25 Ha.

Kelurahan Banyuanyar sebelah barat berbatasan dengan

Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar , sebelah utara berbatasan

dengan desa sawahan dan Kecamatan Ngemplak. Di Kelurahan

Banyuanyar tidak banyak terdapat bangunan induatri.

3. Kelurahan Nusukan

Kelurahan Nusukan merupakan daerah padat pemukiman, semua

wilayah Kelurahan Nusukan didominasi oleh pemukiman, bahkan tidak

ada lahan kosong berupa sawah irigasi maupun tegalan. Ruang terbuka

hijau yang ada di Kelurahan Nusukan berupa lapangan olahraga, kuburan

dan beberapa lahan tidak terbangun di pinggiran Sungai Pepe yang

membatasi kelurahan nusukan dengan kelurahan gilingan.

Dari keseluruhan luas Kelurahan Nusukan yaitu 206,30 Ha, luas

pemukiman di kelurahan nusukan mencapai 193,41 Ha, selebihnya

merupakan ruang terbuka hijau yang memiliki luas 12,89 Ha. Kelurahan

Nusukan merupakan kelurahan terluas kedua setelah kelurahan Kadipiro.

4. Kelurahan Sumber

Luas Kelurahan Sumber adalah 133,30 Ha. Hampir sama dengan

kelurahan – kelurahan lain yang terdapat di Kecamatan Banjarsari, bahwa

penggunaan lahannya didominasi untuk pemukiman. Luas pemukiman

atau lahan terbangun di Kelurahan Sumber adalah 105,12 Ha, sedangkan

ruang terbuka hijau yaitu berupa sawah irigasi dengan luas 28,18 Ha.

5. Kelurahan Manahan

Kelurahan ini terletak di ujung barat Kecamatan Banjarsari yang

berbatasan dengan Kartasura, sehingga arus mobilisasi penduduk dari dan

ke Kartasura cukup mudah. Hal ini ditambah lagi dengan adanya jalan

nasional yang menghubungkan Solo – Jogja – Surabaya, dan jalan yang

ada dalam kondisi baik.

Luas lahan terbuka di Kelurahan Manahan adalah 17,20 Ha, terdiri

lahan kosong dan lapangan olahraga yang merupakan lapangan olahraga

terbesar yang ada di Kota Surakarta yaitu Gelora Manahan. Selebihnya

44

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 17. Tugu Stadion ManahanGambar 16. Stadion ManahanGambar 18. Citra Ikonos Stadion Manahan

merupakan lahan yang digunakan untuk pemukiman dan industri yang

mencapai luas 110,80 Ha.

Gambar 16. Stadion Manahan

6. Kelurahan Gilingan.

Lahan sawah dan tegalan tidak terdapat di sini, hanya terdapat

pemukiman dan industri dan beberapa lahan terbuka yang tidak digunakan

untuk apapun, sebagian ruang terbuka tersebut terletak di sekitar pinggiran

rel kereta api. Luas ruang terbuka hijau yang ada di Kelurahan Gilingan

mencapai 9,31 Ha. Untuk lahan pemukiman mencapai luas 117.89 Ha.

dhgt251647488fBehindDocument0fIsButton1fPseudoInline0fLayoutInCel

l1

45

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 20. Citra Ikonos placeTaman Air KalianyarGambar 19. placeTaman Air Kalianyar

7. Kelurahan Mangkubumen

Kelurahan Mangkubumen memiliki luas administrasi 79,70 Ha,

dengan jenis penggunaan lahan yang tidak bervariasi, hanya terdapat

beberapa jenis penggunaan lahan seperti lapangan olahraga, lahan kosong

serta pemukiman. Seperti halnya kelurahan – kelurahan lain yang terdapat

di Kelurahan Mangkubumen, pemukiman merupakan penggunaan lahan

yang paling luas yaitu 73,45 Ha, sedangkan ruang terbuka hijau 6,25 Ha.

Tidak ada komplek industri di Kelurahan Mangkubumen.

8. Kelurahan Kestalan

Kelurahan Kestalan merupakan salah satu kelurahan dengan

perkembangan yang lumayan cepat. Luas Kelurahan Kestalan adalah

20,80 Ha, atau 1.40% dari keseluruhan luas Kecamatan Banjarsari, itu

berarti kelurahan yang paling sempit di antara kelurahan yang lain yang

ada di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta.

Lahan terbangun yang ada di Kelurahan Kestalan berupa lahan

pemukiman dan tidak ada bangunan industri. Luas lahan terbangun di

Kelurahan Kestalan adalah 20,28 Ha, sedangkan ruang terbuka hijau di

Kelurahan Kestalan seluas 0,52 Ha berupa lahan kosong yang terdapat di

sekitar stasiun balapan yang memang di kosongkan untuk penempatan

bantaran rel kereta api serta untuk mengantisipasi pembangunan jalur

46

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ganda rel kereta api yang menggunakan keseluruhan luas lahan yang

dimiliki oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).

9. Kelurahan Punggawan

Kelurahan Punggawan terletak di bagian selatan dari Kecamatan

Banjarsari. Bagian timur berbatasan dengan Kelurahan Ketelan, Bagian

barat berbatasan dengan Kelurahan mangkubumen, sebelah selatan

berbatasan dengan Kelurahan Timuran. Dilihat dari interpretasi Citra

Ikonos Kelurahan Punggawan tidak terdapat lahan terbuka yang cukup

luas, namun hanya terdapat ruang terbuka hijau yang tidak terlalu luas

sehingga tidak tergambar pada tampilan Cita Ikonos yang di interpretasi

dengan skala 1: 35.000. Dengan begitu berarti di Kelurahan Punggawan

hanya terbapat lahan tertutup yang berupa lahan pemukiman dengan luas

36,00 Ha dan merupkan salah satu kelurahan yang paling padat penduduk

di Kecamatan Banjarsari.

10. Kelurahan Setabelan

Diantara kebuabelas kelurahan yang ada di Kecamatan Banjarsari,

kelurahan satu – satunya yang memiliki taman Kota yang cukup luas

adalah Kelurahan Setabelan, yaitu Taman Monumen 45. Kelurahan

Setabelan tidak terdapat komplek industri tetapi hanya terbadapat lahan

pemukiman yang mencapai luas 25,22 Ha, selebihnya merupakan ruang

terbuka hijau yang memiliki luas 2,48 Ha berupa taman kota dan sedikit

lahan kosong yang digunakan untuk lapangan sepakbola warga sekitarnya.

Taman Kota yang terdapat di Kelurahan Setabelan memang

sekarang telah dikelola dan diurus dengan baik. Apabila melihat ke

belakang empat sampai lima tahun yang lalu, taman kota ini merupakan

tempat jual beli barang – barang bekas dan onderdil kendaraan bermotor

yang di kenal dengan sebutan pasar legi. Tetapi sekarang Pemerintah

Daerah Surakarta telah menertibkan hunian atau lapak – lapak liar yang

ada di komplek taman kota tersebut dan direlokasi ke Semanggi,

Kecamatan Pasar Kliwon.

47

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 21. placeTaman Monumen 45Gambar 22. Tugu Monumen 45Gambar 23. Citra Ikonos placeTaman Monumen 45

11. Kelurahan Ketelan

Tahun 2008, Kelurahan Ketelan dijamin bersih dari hunian liar.

Itulah target yang dicanangkan oleh Kelurahan Ketelan, sebagai kelanjutan

dari program penataan lingkungan kumuh menjadi Rumah Layak Huni

(RLH). Kebanyakan hunian liar ini dibangun di dekat bantaran sungai.

Terdapat sekitar 44 RLH yang dibangun di Kelurahan Ketelan. Dari total

jumlah penduduk Ketelan sekitar 4.000 jiwa, sebanyak 400 KK miskin

48

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang membutuhkan sentuhan program Rumah Layak Huni.

Kelurahan Ketelan memiliki luas 25,00 Ha. Terdapat penggunaan

lahan pemukiman dengan luas lahan mencapai 23,82 Ha dan terdapat juga

ruang terbuka hijau yang tidak di berdayakan untuk ekonomi dan

pertanian, dengan luas 2,48 Ha.

12. Kelurahan Timuran

Kelurahan Timuran sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan

Serengan, sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Sriwedari.

Kelurahan Timuran memiliki luas kurang lebih 31,50 Ha yaitu 2,12 % dari

Keseluruhan luas Kecamatan Banjarsari, dan merupakan salah satu

kelurahan yang padat penduduk. Hal ini terbukti dari luasan lahan untuk

pemukiman yaitu mencapai 29,04 Ha, sedangkan ruang terbuka hijau

hanya memiliki luas 2,76 Ha yang berupa tanah kosong yang tidak

diberdayakan untuk apapun.

13. Kelurahan Keprabon

Kelurahan Keprabon merupakan Kelurahan yang terletak paling

selatan dari Kecamatan Banjarsari dan berbatasan langsung dengan

Kecamatan Serengan di sebelah selatan, di sebalah timur berbatasan

dengan Kecamatan Pasarkliwon. Ruang terbuka yang ada di Kelurahan

Keprabon hanya terdapat di komplek Keraton Mangkunegaran, yang

memiliki luas 3,32 Ha. Sisanya merupakan lahan terbangun atau Build Up

Area berupa pemukiman dan fasilitas – fasilitas pelayanan publik dengsan

luas 28,18 Ha.

Saat ini di sepanjang Jalan Diponegoro rencana revitalisasi kawasan Ngarsapura telah berjalan. Seperti direncanakan, kawasan Ngarsapura akan ditata dengan konsep culture art shop. Tujuannya untuk mengembalikan kawasan Ngarsapura ke fungsi semula yaitu untuk kawasan perekomonian menengah ke bawah dan untuk fasilitas – fasilitas publik yang lain. Selain itu juga untuk memperkuat pandangan masyarakat bahwa Kota Surakarta sebagai kota wisata budaya.

Menurut 3 SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), yakni Dinas Tata Kota (urusan Ngarsapura), Dinas Pasar (pembangunan Pasar Windu

49

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jenar) serta Koperasi dan Perdagangan (menyangkut night market) rencana pembangunan fasilitas – fasilitas publik akan diperluas dan sebagian pedagang akan ditempatkan di bangunan baru yang ada di lahan kosong milik DPU yang terletak di sebelah gardu PLN depan Mangkunegaran, hal ini akan semakin menyempitkan lahan terbuka yang ada di Keluraha Keprabon.

Dari keterangan kondisi fisik per kelurahan yang di sajikan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pada wilayah perkotaan penggunaan lahan yang lebih dominan adalah lahan untuk pemukiman. Hal ini disebabkan karena terjadi pemusatan kegiatan perekonomian di perkotaan yang menyebabkan manusia berusaha mendekatkan dirinya ke pusat – pusat perekonomian untuk lebih mudah memenuhi kebutuhan hidupnya dan mengabaikan ekosistem perkotaan seperti salah satunya adalah harus adanya ruang terbuka hijau yang memadai. Manusia sebagai pengubah penggunaan lahan pada suatu daerah memegang peranan penting bagi dinamika perubahan penggunaan lahan. Kegiatan manusia yang dinamis dan selalu berkembang menjadikan lahan berganti penggunaan sesuai dengan keinginannya. Penggunaan lahan apabila tidak mengalami pengawasan maka lambat laun akan merusak ekosistem alami dari lahan itu sendiri. Ruang terbuka hijau merupakan suatu bentuk lahan bebas terbuka yang mudah diubah menjadi penggunaan lahan yang lain. Adanya alih fungsi ke penggunaan yang lain secara otomatis akan mengurangi fungsi lahan sebagai tempat tumbuh tanaman, sebagai alat peresapan air juga sebagai suatu ekosistem bagi makluk hidup lain selain manusia. Luas ruang terbuka hijau cenderung menurun jumlahnya setiap tahun.

Ruang terbuka hijau merupakan suatu ruang yang digunakan untuk lahan bervegetasi meliputi lahan pertanian dan lahan yang bervegetasi lainnya berfungsi untuk menyerap dan menyimpan air di dalam tanah, ruang ini diharapkan tetap ada di dalam tata ruang suatu kota termasuk di Kecamatan Banjarsari, dengan pertimbangan sebagai fungsi penyerapan dan penyimpan air serta fungsi-fungsi lain ini sebagai penyebab dipertahankannya ruang terbuka di Kecamatan Banjarsari. Sedangkan berdasarkan penggunaan lahan atau kawasan fungsionalnya lahan terbuka diklasifikasi menjadi (a) kawasan perdagangan, (b) kawasan perindustrian, (c) kawasan permukiman, (d) kawasan pertanian, dan (e) kawasan-kawasan khusus, seperti pemakaman, hankam, olah raga, alamiah.

Agihan lahan terbuka dapat dilihat dalam peta persebaran lahan

50

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terbuka dan secara rinci luas ruang terbuka hijau dan lahan terbangun (Build Up Area) yang ada di Kecamatan Banjarsari disajikan dalam tabel 17 berikut ini:

Tabel 17. Luas Ruang Terbuka Hijau Dan Lahan Terbangun per Kerlurahan di Kecamatan Banjarsari

No Kelurahan Ruang terbuka hijau( Ha )

Lahan terbangun / Build Up Area (Ha)

1 Kadipiro 120,45 388,35

2 Banyuanyar 39,25 85,753 Nusukan 12,80 193,414 Sumber 28,18 105,125 Manahan 17,20 110,80

6 Gilingan 9,31 117,897 Mangkubumen 6,25 73,458 Kestalan 0,52 20,28

9 Punggawan 0 36,0010 Setabelan 2,48 25,22

11 Ketelan 1,18 23,8212 Timuran 2,76 29,0413 Keprabon 3,32 28,18

Total luas 243,7 1.237,01Sumber : Hasil Interpretasi Citra Ikonos

Distribusi spasial ruang terbuka hijau yang terdapat di Kecamatan

Banjarsari tidak merata, dari 13 kelurahan yang ada di Kecamatan Banjarsari

hanya terdapat 1 kelurahan saja yang masih mamenuhi standar yaitu sebesar 39,25

Ha atau 31,4% dari luas 125,00 Ha. Peraturan standarisasi tersebut tertuang dalam

Undang – undang No 26 tahun 2007 yang mengamanatkan bahwa ruang terbuka

hijau pada tiap daerah minimal memiliki luas 30% dari luas daerah tersebut.

Terdapat pula kelurahan yang memiliki ruang terbuka hijau yang sempit

atau bahkan hampir tidak ada yaitu Kelurahan Punggawan, Dengan begitu berarti

di Kelurahan Punggawan hanya terbapat lahan tertutup yang berupa lahan

pemukiman dengan luas 36,00 Ha dan merupkan salah satu kelurahan yang paling

padat penduduk di Kecamatan Banjarsari, seluruh lahan telah menjadi lahan

terbangun (Build Up Area), disebabkan karena Kelurahan Punggawan terletak di

tengah Kota Surakarta yang memilikin tempat strategis untuk menjalankan

51

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kegiatan perekonomian, hal tersebut dapat dilihat dengan adanya bangunan –

bangunan megah untuk pusat kegiatan perekonomian.

52

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3 Tingkat Kecukupan Lahan Terbuka di Kecamatan Banjarsari

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat

kecukupan ruang terbuka hijau yang terdapat di perkotaan, yang didasarkan pada

isi dari Undang-undang Republik Indonesia nomor 26 Tahun 2007 Tentang

53

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penataan Ruang. Berkaitan dengan penataan ruang kota, Undang-Undang ini

secara khusus mengamanatkan perlunya penyediaan dan pemanfaatan ruang

terbuka, yang luasannya ditetapkan paling sedikit 30% dari luas kota, yang diisi

oleh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Kegiatan manusia yang tinggal pada suatu tempat menentukan akan

digunakan untuk apa dan sebagai apa tempat tersebut. Manusia sebagai sosok

penduduk menentukan penggunaan lahan untuk berbagai hal sesuai dengan

keinginannya. Dengan memperhatikan berbagai faktor seperti kondisi tanah,

iklim, hidrologi, bentuk lahan dan aksesibilitas maka suatu lahan akan mudah

beralih fungsi. Peralihan fungsi harus tetap memperhatikan daya dukung dari

lahan itu sendiri sehingga ekosistem lahan tidak akan rusak. Pertumbuhan

penduduk yang sangat cepat menyulitkan untuk memenuhi kebutuhannya akan

sandang, pangan dan papan.

Kota Surakarta merupakan pusat kegiatan ekonomi yaitu kota dengan

ketersediaan fasilitas skala pelayanan nasional, sehingga berperan sebagai pusat

perekonomian yang memiliki potensi untuk mendorong daerah sekitar, pusat jasa

pelayanan, pusat pengumpulan barang secara nasional, simpul transportasi secara

nasional maupun propinsi, pusat jasa pemerintahan dan pusat jasa-jasa publik.

Pertumbuhan dan perkembangan Kota Surakarta yang berlangsung

hingga saat ini berimplikasi pada berkurangnya ruang terbuka (Open Speace),

sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk. Kurangnya optimalisasi penyediaan

ruang terbuka hijau baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif

ruang terbuka hijau makin berkurang karena terjadi konversi lahan. Untuk

mengetahui terjadinya konversi (alih guna) lahan dapat dilakukan dengan

beberapa cara, di antaranya adalah dengan menggunakan data citra satelit.

Penggunaan citra satelit dengan resolusi spasial tinggi memiliki

keunggulan, khususnya untuk kemutakhiran data, tingkat kedetilan, cakupan

wilayah dan penyajian obyek sesuai dengan kenampakannya dilapangan sehingga

dapat memberikan informasi yang lebih akurat. Citra satelit dengan resolusi

spasial tinggi yang telah beroperasi saat ini adalah IKONOS dengan resolusi

spasial 1,0 m(pankromatik) dan 4,0 m multispektral. Berkenaan dengan hal

tersebut, maka dilakukan perhitungan tingkat kecukupan lahan di wilayah

Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta dengan menggunakan citra satelit IKONOS

54

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang diolah dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG).

Di Kecamatan Banjarsari terdapat 9 macam penggunaan lahan yaitu

Bangunan industri, Kebun, Kuburan, Lahan kosong, Lapangan olahraga,

Pemukiman, Sawah, Taman kota, Tegalan. Dari ke sembilan jenis peggunaan

lahan tersebut di klasifikasikan menjadi dua bentuk jenis lahan yaitu ruang

terbuka hijau dan lahan terbangun (Build Up Area). Ruang terbuka hijau adalah

suatu ruang yang digunakan untuk lahan bervegetasi meliputi lahan pertanian dan

lahan yang bervegetasi lainnya berfungsi untuk menyerap dan menyimpan air di

dalam tanah, sekaligus menyejukkan lingkungan dan lahan basah yang berperanan

dalam menjaga keseimbangan tata air dan pengendali banjir. Sedangkan lahan

terbangun (Build Up Area) adalah suatu bantuk lahan yang telah di pergunakan

oleh manusia untuk pemukiman maupun fasilitas – fasilitas jasa ataupun

bangunan – bangunan penunjang yang lainnya.

Dari pengolahan hasil interpretasi citra ikonos Kecamatan Banjarsari

dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) dapat diketahui bahwa di

Kecamatan Banjarsari memiliki luas Build up area atau wilayah terbangun yaitu

1.237,31 Ha atau 82.8% dari luas Kecamatan Banjarsari. Luas ruang terbuka hjau

yang ada di Kecamatan Banjarsari yaitu seluas 243,7 Ha atau 17.2% dari luas

Kecamatan Banjarsari. ini berarti tidak sesuai dengan isi dari Undang-undang

Republik Indonesia nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang diatur bahwa

luas area untuk lahan terbuka adalah 30 % dari luas daerahtersebut. Luas lahan

terbangun (Build Up Area) dan ruang terbuka hijau per kelurahan yang ada di

Kecamatan Banjarsari disajikan pada tabel 18 berikut:

Tabel 18. Luas Lahan Terbangun dan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan

Banjarsari.

No KelurahanLuas

Kelurahan

Luas Ruang Terbuka Hijau

( Ha )

Luas Lahan terbangun / Build

Up Area (Ha)

Luas (Ha)

% Luas (Ha)

%

1 Kadipiro 508,8 120,45 23,68 388,35 76,32

2 Banyuanyar 125,00 39,25 31,4 85,75 68,6

55

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3 Nusukan 206,30 12,80 6,25 193,41 93,75

4 Sumber 133,30 28,18 21,14 105,12 78,86

5 Manahan 128,00 17,20 13,4 110,80 86,6

6 Gilingan 127,20 9,31 7,32 117,89 92,68

7 Mangkubumen 79,70 6,25 7,84 73,45 92,16

8 Kestalan 20,80 0,52 2,5 20,28 97,5

9 Punggawan 36,00 0 0 36,00 100

10 Setabelan 27,70 2,48 8,95 25,22 91,05

11 Ketelan 25,00 1,18 4,72 23,82 95,28

12 Timuran 31,80 2,76 8,68 29,04 91,32

13 Keprabon 31,50 3,32 10,54 28,18 89,46

1.481,1 243,7 17,2 1.237,4 82,8

Sumber : Hasil Interpretasi Citra Ikonos

Berdasarkan tabel 18 diatas dapat diketahui tingkat kecukupan ruang

terbuka hijau kelurahan di kecamatan banjarsari. Pada tabel berikut ini

menjelaskan bahwa di Kecamatan Banjarsari hanya terdapat satu kelurahan yang

memenuhi standar luas ruang terbuka hijau yang di tetapkan pada Undang –

Undang Dasar Republik Indonesia No 26 Tahun 2007 Tentang penataan ruang,

yang mengatur luas lahan terbuka sebesar 30% dari luas keseluruhan daerah yang

ada.

Tabel 19. Tingkat Kecukupan Ruang Terbuka Hijau per Kelurahan di Kecamatan

Banjarsari

No Kelurahan % lahan terbuka Tingkat kecukupan1 Kadipiro 23,68 Tidak cukup

2 Banyuanyar 31,4 Cukup

3 Nusukan 6,25 Tidak cukup

4 Sumber 21,14 Tidak cukup

5 Manahan 13,4 Tidak cukup

6 Gilingan 7,32 Tidak cukup

56

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7 Mangkubumen 7,84 Tidak cukup

8 Kestalan 2,5 Tidak cukup

9 Punggawan 0 Tidak cukup

10 Setabelan 2,48 Tidak cukup

11 Ketelan 1,18 Tidak cukup

12 Timuran 2,76 Tidak cukup

13 Keprabon 3,32 Tidak cukup

Sumber: Hasil Interpretasi Citra Ikonos

Apabila dilihat dari perhitungan perkelurahan, maka terdapat satu

kelurahan di Kecamatan Banjarsari yang memiliki luas ruang terbuka hijau yang

masih luas dan memenuhi standar luas ruang terbuka. Dari 13 kelurahan yang ada

di Kecamatan Banjarsari hanya satu kelurahan saja yang memenuhi standar luas

ruang terbuka hijau yaitu Kelurahan Banyuanyar, dengan luas ruang terbuka hijau

(RTH) yaitu 39,25 Ha atau 31,4 % dari luas keseluruhan Kelurahan Banyuanyar

yang mencapai luas 125,00 Ha, karena di Kelurahan Banyuanyar masih terdapat

sawah produktif serta memiliki letak yang jauh dari pusat perekonomian.

Kelurahan yang lain tidak memenuhi standar luas ruang terbuka hijau

(RTH) karena luas ruang terbuka dari masing – masing kelurahan tersebut tidak

memenuhi standar luas ruang terbuka yang telah ditetapkan dalam Undang –

Undang Dasar Republik Indonesia No 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang

yang menerangkan bahwa Proporsi ruang terbuka hijau di perkota

paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas kota. Hal tersebut

disebabkan terjadinya pertumbuhan penduduk yang meningkat serta terjadi alih

fungsi lahan dari ruang terbuka hijau menjadi bangunan untuk berbagai keperluan

seperti perumahan, terminal, pertokoan, kantor, dan lain-lain.

Lebih jelasnya, tentang kecukupan ruang terbuka hijau dapat dilihat

pada peta 5, berikut ini :

57

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Citra Ikonos

mempunyai

ketelitian sebesar

91% dan komisi

sebesar 09%,

sehingga mampu

digunakan untuk

pemetaan ruang

terbuka hijau di

Kecamatan

Banjarsari

2. Persebaran ruang

terbuka hijau di

Kecamatan

Banjarsari tidak

merata. Dari 13

kelurahan yang ada

di Kecamatan

Banjarsari yang

memiliki luas ruang

terbuka hijau paling

banyak yaitu

Kelurahan Kadipiro

dengan luas 120,45

Ha, kemudian

Kelurahan

Banyuanyar dengan

luas ruang terbuka

85

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hijau (RTH) sebesar

39,25 Ha,

Kelurahan Sumber

28,18 Ha sedangkan

Kelurahan

Punggawan tidak

mempunyai ruang

terbuka hijau yang

cukup luas sehingga

tidak mampak pada

tampilan Cita

Ikonos yang di

interpretasi dengan

skala 1: 35.000

sehingga Kelurahan

Punggawan

merupakan

Kelurahan yang

memikili luas ruang

terbuka hijau paling

sedikit.

3. Tingkat kecukupan

ruang terbuka hijau

di Kecamatan

Banjarsari menurut

Undang-undang

Republik Indonesia

nomor 26 Tahun

2007 Tentang

Penataan Ruang,

Kecamatan

Banjarsari tidak

memenuhi tingkat

86

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kecukupan ruang

terbuka hijau yang

layak. Berkaitan

dengan penataan

ruang wilayah kota,

Undang-Undang ini

secara khusus

mengamanatkan

perlunya

penyediaan dan

pemanfaatan ruang

terbuka hijau, yang

proporsi luasannya

ditetapkan paling

sedikit 30% dari

luas kota,

sedangkan di

Kecamatan

Banjarsari hanya

terdapat 17.20%

luas ruang terbuka

hijau. Apabila

dilihat dari

perhitungan

perkelurahan, maka

terdapat satu

kelurahan di

Kecamatan

Banjarsari yang

memiliki luas ruang

terbuka hijau yang

masih luas dan

memenuhi standar

87

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

luas yaitu

Kelurahan

Banyuanyar,

dengan luas

ruang terbuka hijau yaitu 39,25 Ha atau 31,4 % dari luas keseluruhan Kelurahan

Banyuanyar yang mencapai luas 125,00 Ha, karena di Kelurahan Banyuanyar

masih terdapat sawah produktif serta memiliki letak yang jauh dari pusat

perekonomian, sedangkan 12 Kelurahan yang lain tidak memenuhi standar luas

ruang terbuka hijau.

B. Implikasi

1. Ruang terbuka hijau di daerah perkotaan merupakan bentuk penggunaan lahan

yang cukup mudah untuk beralih fungsi. Kerjasama yang baik antara

pemerintah daerah, warga masyarakat dan pengembang dibutuhkan untuk

mengatasi pengalihan fungsi lahan terbuka menjadi lahan terbangun. Ruang

terbuka hijau merupakan salah satu bentuk lahan yang dapat berfungsi untuk

menyerap dan menyimpan air di dalam tanah. sekaligus menyejukkan

lingkungan dan lahan basah yang berperanan dalam menjaga keseimbangan

tata air dan pengendali banjir. Perkembangan industri mampu membuka

lapangan kerja baru bagi masyarakat, tetapi juga memberi dampak

berkurangnya ruang terbuka hijau (RTH) di daerah perkotaan. Adanya

pembangunan juga memberi budaya baru yang turut merubah tatanan sosial

budaya dalam masyarakat. Diperlukan suatu pengawasan yang ketat dalam

masalah penggunaan lahan.

2 Dari hasil penelitian ini didapatkan informasi mengenai ruang terbuka

hijau sehingga akan mampu digunakan untuk evaluasi penggunaan lahan

di Kecamatan Banjarsari, khususnya mengenai keberadaan ruang terbuka

hijau.

3 Hasil penelitian dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang

mendukung pada pembelajaran geografi yang berhubungan dengan

88

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id : digilib.uns.ac.id : PEMANFAATAN CITRA … · 2013-09-24 · dilakukan dengan interpretasi citra ikonos, ... Selalu ada jalan untuk setiap insan yang mau berusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penginderaan jauh yang memiliki kompetensi dasar dapat memahami

pemanfaatan citra penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis

(SIG), pada kelas XII, semester 1 Sekolah Menengah Atas.

C. Saran

Perlu adanya perhatian dari pemerintah dalam upaya menanggulangi

kurangnya luasan ruang terbuka hijau di Kecamatan Banjarsari oleh karena itu

berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyarankan:

1. Perlu adanya pembatasan pembangunan terutama pada lahan terbuka vital,

bila perlu dibuat surat keputusan mengenai pembatasan pembangunan atas

tanah tersebut.

2. Perlunya peran serta warga masyarakat, pemerintah daerah setempat dan

pengusaha untuk melakukan konservasi terhadap ruang terbuka hijau agar

lingkungan perkotaan tetap nyaman untuk dijadikan lahan hunian

masyarakat.

3. Perlunya pengaturan mengenai pembangunan yang tetap memperhatikan

kaidah lingkungan agar ruang terbuka hijau dan ekosistem yang ada di

sekitarnya tidak rusak.

4. Perlu adanya penelitian lanjut mengenai kajian ruang terbuka hijau di

daerah perkotaan sehingga bisa dilakukan pengontrolan secara bertahap

terhadap keberadaan ruang terbuka hijau tersebut.

5. Perlu penambahan ruang terbuka hijau (RTH) di Kecamatan Banjarsari,

khususnya di Kelurahan Kadipiro, Nusukan, Sumber, Manahan, Gilingan,

Mangkubumen, Kestalan, Punggawan, Setabelan, Ketelan, Timuran,

Keprabon.

89