bab 6 estimasi dan studi kelayakan

11
Estimasi dan Studi Kelayakan A. Cost Estimation 1. Pengertian Estimasi biaya dan usaha proyek merupakan suatu kegiatan pengaturan sumber daya dalam mencapai tujuan dan sasaran dari proyek, sehingga proyek dapat berjalan sesuai dengan tahapan dan target yang dikehendaki. Dalam usaha estimasi sering menghadapi dua permasalahan yaitu over-estimates dan under-estimates. Overestimates (estimasi berlebihan) akan menimbulkan penambahan alokasi sumberdaya dari yang dibutuhkan sehingga akan meningkatkan penanganan managerial. Sedangkan estimasi yang kurang (under- estimates) akan mengurangi kualitas dari produk karena tidak sesuai dengan standar. Untuk itu perlu dilakukan langkah yang hati hati dalam melakukan estimasi suatu proyek software sehingga dapat dicapai keberhasilan proyek yaitu tepat waktu, sesuai budget dan terpenuhinya standar kualitas produk. 2. Metodologi Barry Boehm telah mengidentifikasi beberapa metode estimasi biaya dan usaha proyek pengembangan software antara lain sebagai berikut:

Upload: rifat-hm

Post on 13-Dec-2014

610 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 6 estimasi dan studi kelayakan

Estimasi dan Studi Kelayakan

A. Cost Estimation

1. Pengertian

Estimasi biaya dan usaha proyek merupakan suatu kegiatan pengaturan sumber daya dalam

mencapai tujuan dan sasaran dari proyek, sehingga proyek dapat berjalan sesuai dengan tahapan

dan target yang dikehendaki. Dalam usaha estimasi sering menghadapi dua permasalahan yaitu

over-estimates dan under-estimates. Overestimates (estimasi berlebihan) akan menimbulkan

penambahan alokasi sumberdaya dari yang dibutuhkan sehingga akan meningkatkan penanganan

managerial. Sedangkan estimasi yang kurang (under-estimates) akan mengurangi kualitas dari

produk karena tidak sesuai dengan standar. Untuk itu perlu dilakukan langkah yang hati hati

dalam melakukan estimasi suatu proyek software sehingga dapat dicapai keberhasilan proyek

yaitu tepat waktu, sesuai budget dan terpenuhinya standar kualitas produk.

2. Metodologi

Barry Boehm telah mengidentifikasi beberapa metode estimasi biaya dan usaha proyek

pengembangan software antara lain sebagai berikut:

A. Model algoritmik,

B. Analogi,

C. Pendapat pakar,

D. Parkinson,

E. Top-down, dan

F. Bottom-up.

Page 2: Bab 6 estimasi dan studi kelayakan

3. Petunjuk Estimasi

1. Jangan pernah menanyakan pada orang yang tidak berpengalaman untuk melakukan

estimasi.

2. Lebih baik jika dilakukan secara bersama (berkelompok)

3. Jangan pernah mengambil rata-rata dari estimasi yang berbeda.

4. Selalu pertimbangkan kejadian tak terduga dan/atau overhead.

B. Feasibility Study

1. Pengertian

Studi Kelayakan atau Feasibility Study/ FS adalah kajian menyeluruh dan mendalam terhadap

aspek teknis, ekonomi, keuangan, lingkungan dan kelembagaan dengan beberapa justifikasi

sehingga subproyek yang diusulkan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan.

2. Tujuan Feasibility Study

Tujuan yang hendak dicapai dengan pelaksaan FS adalah:

a. Terlaksananya proyek pembangunan yang memenuhi persyaratan teknis dengan perioda

pelayanan yang sesuai dengan umur teknis, kapasitas pelayanan yang sesuai dengan

rencana;

b. Terjaminnya kesinambungan pembangunan, dimana teknologi yang diterapkan

mempertimbangkan: kandungan lokal, kemampuan keuangan dan kelembagaan

pengelola dan kemampuan sumber daya manusia yang tersedia;

Page 3: Bab 6 estimasi dan studi kelayakan

c. Proyek yang akan dibangun dapat memeberikan dampak yang baik terhadap lingkungan

sekitarnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik untuk jangka pendek

maupun jangka panjang;

d. Proyek yang dibangun dapat meningkatkan kondisi dan/atau kualitas kehidupan

masyarakat termasuk upaya pengurangan kemiskinan, mendorong pertumbuhan

ekonomi lokal dan peningkatan pelayanan umum; dan

e. Masyarakat mampu membiayai operasi dan pemeliharaan sistem yang dibangun secara

langsung (seperti: retribusi kebersihan, terminal penumpang, dst) maupun tidak

langsung (pajak yang dipungut dari masyarakat digunakan untuk membangun prasarana

jalan, drainase, dst).

C. Cost Benefit Analysis

1. Pengertian Cost Benefit Analisis

Cost benefit analisis adalah analisis yang membandingkan antara biaya (cost) dari suatu penyakit

dengan output atau keuntungan (benefit) dari pengobatan. Cost mencerminkan biaya dari

penyakit dan pengobatannya. Sedangkan keuntungan mencerminkan  hasil dari sebuah

pengobatan/terapi. Benefit yang dimaksudkan disini dapat bersifat netral,  positif atau negatif

yang bergantung dari hasil yang dicapai.  Sebuah terapi yang manjur akan menghasilkan benefit

yang positif. Sedangkan terapi yang tidak manjur berarti tidak menghasilkan keuntungan (netral)

atau bahkan dapat merugikan (benefit yang negatif).

Dalam cost benefit analisis, input (biaya) dan output (hasil pengobatan) dikuantifikasi

berdasarkan nilai uang. Dengan demikian, akan mudah membandingkan antara intervensi

terapetik yang satu dengan yang lain. Sehingga, dapat ditentukan dengan mudah apakah hasil

Page 4: Bab 6 estimasi dan studi kelayakan

dari sebuah pengobatan (output) sebanding dengan investasi yang di lakukan. Dari analisis ini,

dapat diketahui berapa jumlah uang yang pantas/akan dikeluarkan oleh seseorang untuk

mendapatkan suatu keuntungan dalam hal kesehatan.

Perhitungan antara cost dan benefit (dalam nilai uang) dapat dilakukan dengan dua cara yakni:

1. Membagi perkiraan benefit dengan perkiraan cost, yang akan memberikan rasio benefit-to-

cost. Jika rasio ini lebih besar dari 1, berarti pilihan tersebut menguntungkan.

2. Mengurangi nilai benefit dengan nilai cost. Bila hasilnya positif, maka pilihan tersebut

memberikan keuntungan.

Cost Benefit Analysis memberikan keunggulan dibandingkan analisis lainnya, karena keduanya

dinilai dengan uang, mudah dibandingkan. Namun demikian, terdapat kelemahan dari CBA,

yaitu sulitnya menterjemahkan suatu output dalam unit uang. Misalkan bagaimana mengukur

rasa sakit, hidup manusia, dalam suatu nilai uang? Terdapat dua pendekatan yang dilakukan

untuk mengatasi kelemahan ini:

1. Pendekatan Human Capital

Suatu nilai dari output/keuntungan dianggap sama dengan produktivitas ekonomi yang dapat

dihasilkan dari keuntungan tersebut. Sebagai contoh, biaya dari sebuah penyakit, adalah

biaya yang diakibatkan karena hilangnya produktivitas berkenaan dengan terjangkitnya

penyakit ini. Pendapatan seseorang sebelum dikenakan pajak atau nilai dari kegiatan

(pekerjaan rumah tangga, mengasuh anak) dapat digunakan untuk mengukur nilai suatu cost

dan benefit orang tersebut.

Contoh kasus:

Page 5: Bab 6 estimasi dan studi kelayakan

Studi analisis cost dan benefit dari pemberian vaksin meninggococus kepada mahasiswa.

Dalam studi ini nilai dari produktivitas mahasiswa diperkirakan mencapai 1 juta dolar.

Padahal, nilai moneter ini belum tentu mewakili nilai riil seorang mahasiswa dalam

masyarakat.

2. Pendekatan Willingness-To-Pay (Kemauan Untuk Membayar Sejumlah Uang)

Metode pendekatan willingness-to-pay, memperkirakan nilai dari benefit/output kesehatan

dengan cara memeperkirakan berapa orang akan membayar untuk mengurangi kemungkinan

terjadinya hal hal yang tidak diinginkan.

Sebagai contoh kasus:

Jika seseorang mau membayar $100 untuk mengurangi risiko kematian dari 1:1000 menjadi

1:2000, secara teoritis, sebuah hidup manusia bernilai: $ 200.000 didapat dari [$100 /

(0.001-0.0005)]. Permasalahan dengan metode ini adalah, apa yang dikatakan seseorang

tentang kemauan membayar, belum tentu berkaitan dengan apa yang akan dilakukan

mereka. Selain itu, persepsi setiap orang tentang penurunan risiko kematian berbeda-beda,

tergantung kondisinya.

2. Aplikasi Analisis Cost Benefit

Cost benefit analisis dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan:

1. Menyediakan data tentang net monetary outcome (hasil net output dalam bentuk uang)

untuk sebuah intervensi medis. Bukan hanya sekedar berfungsi sebagai pembanding

antara intervensi yang satu dengan yang lain saja.Net outcome = benefit – cost. Atau

dalam bentuk ratio benefit/cost

2. Menyediakan data tentang net monetary outcome untuk beberapa intervensi medis.

Page 6: Bab 6 estimasi dan studi kelayakan

Untuk mengontrol diabetes & hipertensi, lebih baik menggunakan diet dan olahraga

terlebih dahulu, daripada langsung menggunakan terapi obat. Hal ini dapat dihitung dan

dibandingkan. Jadi CBA bisa digunakan untuk membandingkan  (dalam satuan uang)

alternatif pengobatan yang satu dengan yang lain.

3. Perbandingan langsung secara kuantitatif intervesi medis untuk penyakit yang berbeda

Hal ini berguna untuk suatu rumah sakit, agen asuransi, pemerintah, karena budget

keuangannya sering kali terbatas. Jadi, sebuah intervensi medis diharapkan dapat

memberikan dampak kesehatan yang  besar.

Misalnya: Perlukah sebuah rumah sakit melakukan program edukasi untuk medidik

masyarakat tentang bahaya keracunan pestisida? Ataukan lebih baik dana tersebut

digunakan untuk membeli alat diagnostik yang baru?

Dalam mengambil keputusan, CBA berperan sebagai alat untuk membantu pengambilan

keputusan, dengan mempertimbangkan faktor terkait lainnya.

3. Contoh Perhitungan Analisis Cost-Benefit

1. Sebuah RS ingin membandingkan obat yang akan diberikan pada pasien dalam

mengatasi hipertensi, analisis cost benefit menunjukkan hasil sebagai berikut:

Total Cost    Total Benefit    Benefit: Cost    Net Benefit

Obat A    90.000    120.000    120.000/90.000 = 1.33    120.000-90.000 = 30.000

Obat B    100.000    135.000    135.000/100.000 = 1.35    135.000-100.000 = 35.000

Dari perhitungan diatas, keduanya memberikan rasio benefit:cost >1 dan net benefit

yang positif. Namun Obat B memberikan keuntungan lebih dibandingkan Obat A.

Page 7: Bab 6 estimasi dan studi kelayakan

2. Analisis pemberian vaksinasi influenza secara cuma-cuma pada seluruh orang dewasa.

Pemerintah ingin mengetahui: perlukah flu vaksin diberikan secara cuma-cuma kepada

setiap orang? Analisis Cost benefit membandingkan total biaya yang dibutuhkan untuk

mengimplementasikan program vaksin flu dengan keuntungan yang didapat, misal:

menurunnya kasus influenza. Namun demikian ada kekurangan dari CBA, yaitu dalam

contoh vaksin flu, keuntungan dari pemberian vaksin flu sulit untuk diterjemahkan

dalam bentuk uang.

Keuntungan tersebut berupa:

Efek vaksin terhadap berkurangnya hari kerja karena gejala flu

Efek vaksin terhadap berkurangnya efektifitas/ kinerja seseorang karena gejala

flu

Efek vaksin terhadap jumlah kunjungan ke praktisi kesehatan

Dari hasil penelitian, didapatkan hasil:

”Biaya untuk vaksin flu& administrasinya: $43.07. Benefit/keuntungan yg didapat:

meningkatkan hari aktif kerja sebanyak 18%, meningkatkan efektifitas kerja sebanyak

18% mengurangi hari kunjungan ke praktisi kesehatan sebanyak 13%.”

Dapat disimpulkan, melalui cost benefit analisis, vaksin flu memberikan keuntungan.

Kelemahan dari analisis ini: Menurunnya prokduktifitas kerja, atau meliburkan diri

karena harus beristirahat berbeda antara satu dengan yg lain. Dampak flu terhadap

orang dewasa, orang tua, anak-anak akan sangat berbeda. Dengan demikian, CBA

penggunaannya luas dengan syarat benefit dapat dihitung dengan uang.