bab 6 (baru) arahan pengendalian pemanfaatan ruang

76
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Bungo Dan Babeko BAB - 6 BAB - 6 ARAHAN PENGENDALIAN ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG PEMANFAATAN RUANG 6.1 Perumusan Kode Zona Kawasan Bungo dan Babeko Ketentuan Umum Peraturan Zonasi di Kawasan Kota Bungo dan Babeko dari hal-hal yang boleh, yang tidak boleh, yang bersyarat dan yang boleh dibangun secara terbatas pada ruang wilayah Kabupaten Bungo, dalam hal ini ketentuan tersebut meliputi ketentuan-ketentuan mengenai intensitas dan kepadatan bangunan, ketinggian bangunan, garis sempadan bangunan serta syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam Intensitas Ruang merupakan besaran ruang untuk fungsi tertentu yang ditentukan berdasarkan pengaturan koefisien lantai bangunan, koefisien dasar bangunan, dan ketinggian bangunan tiap bagian kawasan kota sesuai dengan kedudukan dan fungsinya dalam pembangunan kota. Intensitas ruang yang diatur meliputi Koefisien Dasar Bangunan dan Koefisien Lantai Bangunan. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang 6-1

Upload: heepy-hariyadi

Post on 08-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Kota Bungo Dan Babeko

ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Perumusan Kode Zona Kawasan Bungo dan BabekoKetentuan Umum Peraturan Zonasi di Kawasan Kota Bungo dan Babeko dari hal-hal yang boleh, yang tidak boleh, yang bersyarat dan yang boleh dibangun secara terbatas pada ruang wilayah Kabupaten Bungo, dalam hal ini ketentuan tersebut meliputi ketentuan-ketentuan mengenai intensitas dan kepadatan bangunan, ketinggian bangunan, garis sempadan bangunan serta syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam Intensitas Ruang merupakan besaran ruang untuk fungsi tertentu yang ditentukan berdasarkan pengaturan koefisien lantai bangunan, koefisien dasar bangunan, dan ketinggian bangunan tiap bagian kawasan kota sesuai dengan kedudukan dan fungsinya dalam pembangunan kota. Intensitas ruang yang diatur meliputi Koefisien Dasar Bangunan dan Koefisien Lantai Bangunan. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka prosentase berdasarkan perbandingan jumlah luas lantai dasar bangunan terhadap luas tanah perpetakan/persil yang dikuasai. Penetapan nilai KDB di Kawasan Kota Bungo dan Babeko akan mempertimbangkan pada karakteristik dan daya dukung wilayah, guna lahan yang direncanakan serta lebar dan kelas jalan yang direncanakan. Salah satu pertimbangan dalam penentuan KDB tersebut ialah penyediaan ruang parkir yang memadai. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah besaran ruang yang dihitung dari angka perbandingan jumlah luas seluruh lantai bangunan terhadap luas tanah perpetakan/persil yang dikuasai sesuai. Pertimbangan lain dalam penentuan KDB adalah desain estetika kota secara vertikal dan keserasian lingkungan.Ketinggian bangunan merupakan jumlah lantai penuh suatu bangunan dihitung dari lantai dasar sampai dengan lantai tertinggi. Sedangkan yang dimaksud dengan tinggi bangunan adalah jarak dari lantai dasar sampai dengan puncak atap bangunan yang dinyatakan dalam meter. Ketinggian lantai dasar suatu bangunan diperkenankan mencapai 1,2 m di atas tinggi rata-rata tanah atau jalan di sekitarnya. Jika pada sebuah area perencanaan terdapat kemiringan yang curam atau perbedaan tinggi yang besar, maka tinggi maksimal lantai dasar ditetapkan berdasarkan jalan masuk utama ke persil, dengan memperhatikan keserasian lingkungan. Apabila sebuah persil berada di bawah titik ketinggian bebas banjir, maka tinggi lantai dasar ditetapkan setinggi 1,2 m dari titik ketinggian bebas banjir yang telah ditetapkan. Perhitungan ketinggian sebuah bangunan ditentukan sebagai berikut: Ketinggian ruang pada lantai dasar disesuaikan dengan fungsi dan bentuk arsitektural bangunannya. Jarak vertikal lantai bangunan ke lantai berikutmya maksimal 5 m disesuaikan dengan fungsi bangunannya (kecuali bangunan ibadah, industri, gedung olah raga, bangunan monumental, dan bangunan gedung serba guna). Lantai mesanin dihitung dalam ketentuan intensitas pemanfaatan ruang. Penggunaan rongga atap diperhitungkan dalam ketentuan intensitas ruang. Penambahan lantai atau tingkat suatu bangunan harus mendapatkan persetujuan Walikota.Garis sempadan yang dimaksud terdiri dari Garis Sempadan Bangunan dan Garis Sempadan Jalan. Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah garis yang tidak boleh dilampaui oleh denah bangunan ke arah Garis Sempadan Jalan (GSJ) dan jarak antar bangunan (sempadan muka bangunan, samping bangunan, dan sempadan belakang bangunan) yang ditetapkan. GSJ adalah Garis Rencana Jalan yang ditetapkan dalam rencana yang sama. Ketentuan mengenai GSB dan GSJ adalah sebagai berikut: Ruang terbuka di antara GSJ dan GSB harus digunakan sebagai unsur penghijauan atau daerah resapan air hujan dan atau utilitas umum dan atau jalur pejalan kaki. Untuk kawasan pusat kota, ruang tersebut dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas penunjang seperti pos keamanan, kedai tempat makan/minum berupa bangunan sementara (tidak permanen) atau bisa juga sebagai tempat parkir dengan tetap menyediakan jalur pejalan minimal 50% dari keseluruhan ruang terbuka tersebut. Penggunaan-penggunaan tersebut harus memenuhi ketentuan dan standar yang berlaku tanpa mengurangi persyaratan unsur penghijauan dan atau daerah resapan air hujan.Perhitungan GSB menggunakan rumus untuk Damija yang lebih besar dari 8 m sama dengan 0,5 kali lebar DAMIJA ditambah 1 m. Untuk DAMIJA yang kurang dari 8 m, GSB sama dengan 0,5 kali lebar DAMIJA.Selain harus memenuhi persyaratan untuk GSB dan GSJ, tata letak bangunan harus memenuhi ketentuan tentang jarak bebas, atau lazim dikenal dengan GSB samping dan belakang. Ketentuan mengenai jarak bebas ini ditentukan oleh jenis peruntukan tanah dan ketinggian bangunan baik untuk bangunan di atas tanah maupun di bawah tanah atau besmen. Ketentuan mengenai jarak bebas adalah sebagai berikut:1. Pada Bangunan Renggang, jarak bebas samping maupun belakang ditetapkan 4 m pada lantai dasar, dan pada setiap penambahan lantai, jarak bebas di atasnya ditambah 0,5 m dari jarak bebas lantai di bawahnya sampai mencapai jarak bebas terjauh 15 m. Ketentuan ini berlaku untuk bangunan selain bangunan rumah tinggal dan bangunan industri.2. Pada Bangunan Industri dan Gudang Renggang, ditetapkan jarak bebasnya adalah 5 m pada lantai dasar, dan setiap penambahan lantai, jarak bebas di atasnya ditambah 0,5 m dari jarak bebas lantai di bawahnya.3. Jarak Bebas Bangunan Renggang pada kawasan cagar budaya atau kawasan khusus diatur dalam ketentuan mengenai cagar budaya atau kawasan khusus. Rencana pola ruang zona Kota Bungo dan Babeko akan terbagi menjadi 2 rencana peruntukan ruang, yaitu untuk zona lindung dan zona budidaya, yaitu:1. Zona Lindung yang meliputi: a. Zona Perlindungan Setempat, yang meliputi sempadan sungai dan sempadan sutet; b. Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota, yang antara lain meliputi taman RT, taman RW, taman kota/kecamatan dan pemakaman; c. Zona Rawan Bencana Alam, yang antara lain meliputi rawan banjir dan rawan bencana gempa.2. Zona Budidaya yang meliputi: a. Zona Perumahan yang dapat berdasarkan tipologi perumahan baik perumahan tunggal, deret, kopel ataupun perumahan kampung;b. Zona Komersial yang meliputi zona perdagangan dan jasa yang dilihat dari skala pelayanan dari masing-masing zona baik itu skala regional, skala kota, skala kecamatan, skala kelurahan atau lingkungan;c. Zona Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan yang meliputi zona pemerintahan dan perkantoran kadang pemerintah ataupun swasta serta kawasaan pertahanan dan keamanan;d. Zona Industri dan Pergudangan yaitu zona industri dan pergudangan yang terbagi kedalam industri yang tidak mengganggu;e. Zona Fasilitas Pelayanan yang meliputi fasilitas pelayanan yang dilihat dari jenis dan tingkatan skala pelayanannya;f. Zona Transportasi yang terdiri dari zona pelayanan untuk fasilitas transportasi yaitu sarana terminal dan stasiun;g. Zona Campuran yaitu dalam satu zona terdiri dari penggunaan lahan perumahan dan komersial dan/dalam satu bangunan dapat dimanfaatkan sebagai rumah dan komersial (toko); rumah dan kantor serta pusat perbelanjaan. Penetapan ruang dan klasifikasi zonasi merupakan penempatan (generalisasi) dari kegiatan atau penggunaan lahan yang mempunyai karakter dan/atau dampak yang sejenis atau yang relatif sama. Tujuan penyusunan klasifikasi zonasi adalah untuk: Menetapkan zonasi yang akan dikembangkan pada suatu wilayah perkotaan; Menyusun hirarki zonasi berdasarkan tingkat gangguannya dapat di lihat pada Tabel 6.1.

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Kota Bungo Dan Babeko

Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang 6-53

Tabel 6.1 Penetapan Kode ZonaNoFungsiTujuan PenetapanKode ZonaKriteria/Karakteristik

1Perumahan (R) Menyediakan lahan untuk pengembangan hunian dengan kepadatan yang bervariasi di zona perencanaan; Mengakomodasi berbagai macam tipe hunian dalam rangka mendorong penyedian hunian bagi semua lapisan masyarakat; Mereflesikan pola-pola pengembangan yang diinginkan masyarakat padaakan datang liungkungan hunian yang ada dan untuk masa yang akan datang;

R-1 = Rumah TunggalBangunan dengan struktur tunggal, mempunyai halaman depan, samping kanan, kiri serta belakang

R-2 = Rumah KopelBangunns tunggal dengan atap penyambung untuk 2 unit hunian. Bangunan dibatasi oleh dinding pada bagian utama rumah.

R-3 = Rumah DeretBangunan berada di bawah satu atap yang sama untuk beberapa unit hunian. Umumnya memiliki halaman hanya di bagian depan bangunan. Umumnya hanya memiliki 1 lantai

R-4 = TownhouseBangunan gandeng yang hanya dipisahkan oleh dinding. Tiap-tiap unit hunian memiliki atap sendiri. Umumnya memiliki lantai lebih dari 1

R-5 = Rumah Susun RendahRumah susun dengan jumlah lantai 5 lantai

R-6 = Rumah Susun SedangRumah susun dengan jumlah lantai 5 s/d 8 lantai

R-7 = Rumah Susun TinggiRumah susun dengan jumlah lantai lebih dari 8 lantai

R-8 = Rumah KampungPerumahan rakyat dengan bentuk bangunan, lebar kapling yang beragam dan berkepadatan tinggi. KDB tinggi dengan prafasilitas jalan berupa gang

2Komersial (K) Menyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa, rekreasi, dan pelayanan masyarakat; Menyediakan peraturan-peraturan yang jelas pada zona perdagangan dan jasa meliputi: dimensi, intensitas, dan desain dalam mereflesikan berbagai macam pola pengembangan yang diinginkan masyarakat;K-1 = RegionalKegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala pelayanan regional internasional, indonesia, provinsi, beberapa kota/kabupaten)

K-2 = KotaKegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala pelayanan kota/kabupaten

K-3 = BWKKegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala pelayanan BWK

K-4 = KecamatanKegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala pelayanan kecamatan

K-5 = KelurahanKegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala pelayanan keluarahan

K-6 = LingkunganKegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala pelayanan lingkungan

3Industri (I) Menyediakan ruang bagi kegiatan-kegiatan industri dan manufaktur dalam upaya meningkatkan; keseimbangan antara penggunaan lahan secara ekonomis dan mendorong pertumbuhan lapangan kerja; Memberikan kemudahan dalam fleksibelitas bagi industri baru dan redeveopment proyek-proyek industri; Menjamin pembangunan industri yang berkualitas tinggi, dan melindungi penggunaan industri serta membatasi penggunaan non industri;I-1 = Tidak MenggangguIndustri yang non limbah, dengan tingkat polusi, baik udara, air, maupun suara yang kecil dan yang tidak mengganggu kinerja transportasi lingkungannya.

4Fasilitas Pelayanan (FP) Menyediakan lahan untuk pengembangan fasilitas sosial dan umum sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung untuk menjamin pelayanan pada masyarakat; Mengakomodasi bermacam tipe fasilitas sosial dan umum untuk mendorong penyediaan pelayanan bagi semua lapisan masyarakat; Mereflesikan pola-pola pengembangan yang diinginkan masyakat pada lingkungan hunian yang ada dan untuk masa yang akan datang;FP-1 = RegionalFasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala pelayanan internasional, indonesia, provinsi, beberapa kota/kabupaten.

FP-2 = KotaFasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala pelayanan kota/kabupaten.

FP-3 = BWKFasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala pelayanan BWK

FP-4 = KecamatanFasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala pelayanan kecamatan

FP-5 = KelurahanFasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala pelayanan kelurahan

FP-6 = LingkunganFasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala pelayanan lingkungan

5Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan (PK) Menyediakan lahan untuk pengembangan pemerintahan dan pertahanan serta keamanan sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung untuk menjamin pelayanan pada masyarakat; Menjamin kegiatan pemerintahan, berkualitas tinggi, dan melindungi penggunaan lahan untuk pemerintahan, pertahanan dan keamanan;PK-1 = PemerintahanKantor pemerintahan baik tingkat pusat maupun daerah (provinsi, kota /kabupaten, kecamatan, kelurahan).

PK-2 = Pertahanan dan KeamananKantor atau instalasi militer termasuk tempat latihan baik pada tingkatan nasional, Kodam, Korem, Koramil, Polda, Polwil, Polsek dan sebagainya.

6Transportasi (TR) Menyediakan lahan untuk pengembangan prafasilitas dan transportasi; Mengakomodasi berbagai bermacam tipe prafasilitas transportasi dalam rangka mendorong penyediaan lahan untuk prafasilitas transportasi tersebut; Menjamin kegiatan transportasi yang berkualitas tinggi, dan melindungi penggunaan lahan untuk prafasilitas transportasi;TR-1 = Terminal1. Titik sampul dalam jaringan transportasi jalan dan berfungsi sebagai pelayanan umum, tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan engoperasian lalu lintas.2. Prafasilitas angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang.3. Terminal terdiri dari tipe A, C, barang, dan stasiun KA.

7Ruang Terbuka Hijau (H) Zona yang ditujukan untuk mempertahankan/melindungi lahan untuk rekreasi di luar bangunan, fasilitas pendidikan, dan untukdinikmati nilai-nilai keindahan visualnya; Preservasi dan perlindungan lahan yang secara lingkungan hidup rawan/sensitif; Diberlakukan pada lahan yang penggunaan utamanya adalah taman atau ruang terbuka, atau lahan perorangan yang pembangunannya harus dibatasi untuk menerapkan kebijakan ruang terbuka, serta melindungi kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan publik.H-1 = Taman KotaTaman dengan skala pelayanan Kota.

H-2 = Taman BWKTaman dengan skala pelayanan BWK.

H-3 = Taman KecamatanTaman dengan skala pelayanan Kecamatan.

H-4 = Taman KelurahanTaman dengan skala pelayanan Kelurahan

H-5 = Taman LingkunganTaman dengan skala pelayanan lingkungan.

8Campuran (C)C-1 = Rumah TokoDalam satu zona dapat terdiri penggunaan lahan perumahan dan perdagangan dan/ dalam satu bangunan dapat dimanfaatkan sebagai rumah dan perdagangan (toko).

C-2 = Rumah kantorDalam satu zona dapat terdiri penggunaan lahan perumahan dan jasa perkantoran dan/atau dalam satu bangunan dapat dimanfaatkan sebagai rumah dan kantor.

C-3 = Apartemen-Pusat BelanjaDalam satu zona dapat terdiri hunian dengan perdagangan (pusat belanja).

9Zona Lindung (KL) Memelihara dan mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup; Mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup dan melestarikan fungsi lindung zona yang memberikan perlindungan zona bawahannya, zona perlindungan setempat, zona suaka alam, zona cagar budaya dan zona lindung lainnya, serta menghindari berbagai usaha dan/atau kegiatan di awasan rawan bencana; Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, serta nilai budaya dan sejarah bangsa;

KL-2 = Perlindungan SetempatSempadan sungai:1. Garis sempadan sungai bertanggul ditetapkan dengan batas lebar sekurangkurangnya 5 meter di sebelah luar sepanjang jalan kaki tanggung;2. Garis sempadan sungai tidak bertanggul ditetapkan berdasarkan pertimbangan teknis dan sosial ekonomis oleh pejabat yang berwenang;3. Garis sempadan sungai yang bertanggul dan tidak bertanggul yang berada di wilayah perkotaan dan sepanjang jalan ditetapkan tersendiri oleh pejabat yang berwenang.

Zona sekitar danau/waduk;1. Daratan sepanjang tepian danau/waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau/waduk antara 50-100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat. :2. Lokasi sasaran zona terbuka hijau kota termasuk di dalamnya hutan kota anatara lain di zona permukiman, industri, tepi sungai/pantai/jalan yang berada di zona perkotaan; 3. Hutan yang terletak di dalam wilayah perkotaan atau sekitar kota dengan luas hutan minimal 0,25 hektar; 4. Hutan yang terbentuk dari komunitas tumbuhan yang berbentuk kompak pada satu hamparan, berbentuk jalur atau merupakan kombinasi dari bentuk kompak dan bentuk jalur;5. Jenis tanaman untuk hutan kota adalah tanaman tahunan berupa pohon-pohonan, bukan tanaman hias atau herbal, dari berbagai jenis baik jenis asing atau eksotik maupun jenis asli atau domestik; 6. Jenis tanaman untuk zona terbuka hijau kota adalah berupa pohon-pohonan dan tanaman hias atau herba, dari berbagai jenis baik jenis asing atau eksotik maupun jenis asli atau domestik

KL-3 = Rawan BencanaZona yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi dan tanah longsor serta gelombang pasang dan banjir, antara lain zona rawan letusan gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor, serta gelombang pasang dan genangan banjir

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Kota Bungo Dan Babeko

Sumber: Petunjuk Teknis Penyusunan Zoning Regulation, Desember 2010 Klasifikasi zonasi disusun sesuai dengan kondisi daerah dan rencana pengembanganya dengan pertimbangan sebagai berikut:1. Merujuk pada klasifikasi dan kriteria zonasi yang ada pada Kajian literatur studi-studi yang pernah dilakukan, ketentuan normatif (peraturan-peraturan), kajian perbandingan dari berbagai contoh, dan skala/tingkat pelayanan kegiatan berdasarkan standar pelayanan yang berlaku (standart Dept. PU).2. Menambahkan/melengkapi klasifikasi zonasi pada lampiran yang dirujuk dengan pertimbangan:a. Hirarki klasifikasi zonasi yang dipilih sebagai dasar pengaturan (Untuk zona budidaya di daerah perkotaan dianjurkan sekurang-kuranngnya hirarki 5.b. Zonasi yang sudah berkembang di daerah yang akan disusun peraturan zonasinya (Kajian/pengamatan empiris) dan dianggap perlu ditambahkan dalam klasifikasi zona.c. Jenis Zona yang spesifik yang ada di daerah yang disusun peraturan zonasinya yang belum terdaftar.d. Jenis Zonasi yang prospektif berkembang di daerah yang akan disusun peraturan zonasinya.3. Pemilihan hirarki klasifikasi zona sebagai dasar pengaturan didasari oleh hirarki sebagai berikut:a. Peruntukan Zona Hirarki 1 Peruntukan dasar, terdiri atas peruntukan ruang untuk budidaya dan lindung.b. Peruntukan Zona Hirarki 2 Menunjukan penggunaan secara umum, seperti yang tercantum pada RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional)c. Peruntukan Zona Hirarki 3Menunjukan penggunaan secara umum, seperti yang tercantum pada RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten atau yang dikembangkan berdasarkan rencana tersebut.

d. Penunjukan Zona Hirarki 4Menunjukan penggunaan secara umum, seperi yang tercantum pada RTRW kota, atau yang dikembangkan berdasarkan rencana tersebut.e. Peruntukan Zona Hirarki 5Menunjukan penggunaan yang lebih detail/rinci untuk setiap peruntukan hirarki 4, mencakup blok peruntukan dan tata cara/aturan pemanfaatannya.Untuk bangunan berderet/rapat, jarak bebas diperkenankan tidak ada sampai dengan lantai ke delapan, setelah lantai ke delapan, maka untuk lantai selanjutnya ditambah 0,5 m dari jarak bebas lantai dibawahnya. Ketentuan ini tidak berlaku untuk bangunan rumah tinggal.Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Kota Bungo dan BabekoIstilah dan Definisi1) Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.2) Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang3) Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.4) Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.5) Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.6) Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.7) Pembinaan Penataan Ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.8) Pelaksanaan Penataan Ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.9) Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.10) Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.11) Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.12) Pengaturan Zonasi adalah ketentuan tentang persyaratan pemanfaatan ruang sektoral dan ketentuan persyaratan pemanfaatan ruang untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.13) Peraturan Zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.14) Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.15) Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.16) Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.17) Daerah Konservasi atau daerah lindung adalah wilayah yang dilindungi untuk mencegah kerusakan berat atau kemusnahan, seperti dari bencana alam.18) Lingkungan adalah bagian wilayah kota/kawasan yang merupakan kesatuan ruang untuk suatu kehidupan dan penghidupan tertentu dalam suatu sistem pengembangan kota/kabupaten secara keseluruhan.19) Blok adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik yang nyata (seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, saluran udara tegangan (ekstra) tinggi, pantai, dan lain-lain), maupun yang belum nyata (rencana jaringan jalan dan rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana kota).20) Sub Blok adalah bidang tanah yang merupakan satu atau lebih perpetakan yang telah ditetapkan batas-batasnya sesuai dengan rencana kota untuk suatu peruntukan tertentu.21) Perpetakan adalah bidang tanah yang telah ditetapkan batas-batasnya di dalam blok atau sub blok sebagai satuan-satuan terukur.22) Persil adalah bidang tanah yang telah ditetapkan batas-batasnya sesuai dengan batas kepemilikan tanah di dalam blok atau sub blok.23) Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik spesifik.24) Zonasi adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan fungsi dan karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain.25) Intensitas Ruang adalah besaran ruang untuk fungsi tertentu yang ditentukan berdasarkan pengaturan koefisien lantai bangunan, koefisien dasar bangunan dan ketinggian bangunan tiap bagian kawasan kabupaten/kota sesuai dengan kedudukan dan fungsinya dalam pembangunan kabupaten/kota. 26) Koefisien Dasar Bangunan, yang selanjutnya disebut KDB, adalah angka presentase berdasarkan perbandingan jumlah luas lantai dasar bangunan terhadap luas tanah perpetakan/persil yang dikuasai sesuai rencana kabupaten/kota.27) Koefisien Lantai Bangunan, yang selanjutanya disebut KLB, adalah besaran ruang yang dihitung dari angka perbandingan jumlah luas lantai dasar bangunan terhadap luas tanah perpetakan/persil yang dikuasai sesuai rencana kabupaten/kota.28) Koefisien Tapak Besmen, yang selanjutnya disebut KTB, adalah angka presentase luas tapak bangunan yang dihitung dari proyeksi dinding terluar bangunan di bawah permukaan tanah terhadap luas perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang.29) Koefiisian Dasar Hijau, yang selanjutnya disebut KDH, adalah angka presentase berdasarkan perbandingan jumlah lahan terbuka untuk penanaman tanaman dan atau peresapan air terhadap luas tanah/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai 30) Ketinggian Bangunan adalah jumlah lantai penuh suatu bangunan dihitung mulai dari lantai dasar sampai lantai tertinggi.31) Lantai Dasar adalah lantai bangunan pada permukaan tanah.32) Bangunan adalah suatu perwujudan arsitektur yang digunakan sebagai wadah kegiatan manusia.33) Jarak Bebas adalah jarak minimum yang diperkenankan dari bidang terluar bangunan sampai batas samping dan belakang yang sesuai dengan rencana kota.34) Ruang Terbuka Hijau, yang selanjutnya disebut RTH, adalah ruang-ruang dalam kabupaten/kota dalam bentuk area/kawasan maupun memanjang/jalur yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan/atau sarana kota, dan/atau pengaman jaringan prasarana, dan/atau budidaya pertanian.35) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan untuk penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban dengan tegangan di atas 35 kV sampai dengan 245 kV. 36) Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan untuk penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban dengan tegangan di atas 245 kV.37) Garis Sempadan Jalan, yang selanjutnya disebut GSJ, adalah garis rencana jalan yang ditetapkan dalam rencana kabupaten/kota.38) Garis Sempadan Bangunan, yang selanjutnya disebut GSB, adalah garis yang tidak boleh dilampaui oleh denah bangunan ke arah GSJ yang ditetapkan dalam rencana kabupaten/kota.Klasifikasi Zona Kawasan Kota Bungo dan BabekoUntuk mempermudah melakukan pengendalian pemanfaatan ruang didalam sebuah kawasan maka sebaiknya terlebih dahulu melakukan klasifikasi fungsi-fungsi yang ada pada zonasi. Fungsi-fungsi ini ditentukan berdasarkan karakteristik lahan yang sesuai dengan kondisi fisik yang ada di kawasan kajian. Dengan contoh bila zona tersebut dilewati jalan utama maka zona tersebut cocok digunakan sebagai kawasan perdaganagan (komersil) dan sebagainya. Tentunya didukung oleh kebijakan-kebijakan yang berlaku.Klasifikasi zonasi disusun berdasarkan pola ruang yang ada di RTRW Kabupaten Bungo Tahun 2011-2031. Pola ruang yang ada di RTRW ini disebut sebagai zona dasar. Zona dasar yang sudah disusun kemudian diberi kode zonasi, yang bertujuan untuk memudahkan Identifikasi jenis zona dalam satu fungsi utama. Ketentuan penamaan kode zonasi adalah sebagai berikut:

1. Setiap zonasi diberi kode yang mencerminkan fungsi zonasi yang dimaksud.2. Nama kode zonasi dapat disesuaikan dengan RTRW yang berlaku di daerah masing-masing.3. Nama kode zonasi diupayakan bersifat universal dimaksud. Contoh : Penetuan Kode Zonasi

Zona Dasar : perumahan Zona Spesifik : Perumahan Kepadatan Sedang Zona Tenis : Rumah Tunggal R 2 - 1

Berdasarkan hal tersebut maka klasifikasi zona yang akan di gunakan di Kawasan Sub Pusat Pelayanan Kota Kota Bungo dan Babeko meliputi:a) Zona DasarYaitu peruntukkan tanah zona/peruntukkan tanah dasar yang masih memiliki sifatnya yang asli. Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan, Zona Dasar pada Kawasan Perencanaan akan dikembangkan fungsi-fungsi Perumahan, Komersil, Fasilitas Pelayanan Umum, Industri dan Pergudangan, Pemerintahan dan Pelayanan Umum, Pertaniaan, Ruang Terbuka, Kawasan lindung serta Fungsi Khusus.b) Zona SpesifikAdalah Zona Dasar merupakan hirarki zona setelah zona dasar yang telah diberikan karakter-karakter tertentu sehingga memiliki sifat-sifat pembatasan ataupun keleluasaan tertentu. a. Penjabaran Zona Dasar Peumahan dan zona spesifik meliputi perumahan kepadatan sedang dan perumahan kepadatan rendahb. Penjabaran Zona Dasar Komersil ke dalam Zona Spesifik meliputi Zona Komersil skala pelayanan regional, skala pelayanan kota, skala pelayanan BWK, skala pelayanan Kecamatan, skala pelayanan kelurahan dan skala pelayanan lingkungan.c. Penjabaran Zona Dasar Fasilitas Pelayanan Umum ke dalam Zona Spesifik meliputi Sarana Fasilitas Pendidikan, Fasilitas Kesehatan, fasilitas Peribadatan dan Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi.d. Penjabaran Zona Dasar Industri dan Pergudangan ke dalam Zona Spesifik meliputi Industri industri tidak menganggu.e. Penjabaran Zona Pemerintahan Keamanan dan Pertahanan ke dalam zona spsesifik meliputi zona pemerintahan dan perkantoran dan zona pertahanan dan kemanan.f. Penjabaran Zona Dasar Ruang Terbuka ke dalam Zona Spesifik meliputi ruang terbuka hijau skala pelayanan regional, skala pelayanan kota, skala pelayanan BWK, skala pelayanan kecamatan, skala pelayanan kelurahan, skala pelayanan lingkungan.g. Penjabaran Zona Dasar Pertaniaan ke dalam Zona Spesifik meliputi Pertanian Lahan Basah, Pertaniaan Lahan Kering, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan.h. Penjabaran Zona Kawasan Lindung ke dalam zona spesifik meliputi kawasan lindung bawahannya dan kawasan perlindungan setempat.c) Zona TeknisAdalah penjabaran dari Zona Spesifik yang memberikan keterangan jenis penggunaan untuk mengidentifikasi pengaruhnya pada penggunaan, sehingga dapat disusun ketentuan-ketentuan teknis ruang yang dapat mendukung pemanfaatan ruang yang diizinkan. Lebih jelasnya mengenai penyusunan Klasifikasi Zona yang akan di gunakan di Kawasan Kota Bungo dan Babeko dapat dilihat pada Tabel 7.2 ini :Tabel 6.2 Klasifikasi Zona PerumahanZona DasarZona SpesifikZona Teknis

R Perumahan R-1 Kepadatan RendahR-1.1 Rumah Tunggal

R-1.2 Rumah Kopel

R-1.3 Rumah Deret

R-1.4Townhouse

R-1.6Rumah Susun Kepadatan Sedang

R-1.7Rumah Susun Kepadatan Tinggi

R-1.8 Rumah Kampung

R-2Kepadatan SedangR-2.1 Rumah Tunggal

R-2.2 Rumah Kopel

R-2.3 Rumah Deret

R-2.4Townhouse

R-2.6Rumah Susun Kepadatan Sedang

R-2.7Rumah Susun Kepadatan Tinggi

R-2.8Rumah Kampung

R-3Kepadatan TinggiR-3.1 Rumah Tunggal

R-3.2 Rumah Kopel

R-3.3Rumah Deret

R-3.4Townhouse

R-3.6Rumah Susun Kepadatan Sedang

R-3.7Rumah Susun Kepadatan Tinggi

R-3.8Rumah Kampung

Sumber: Pedoman Zoning Regulation Edisi Desember 2010 dan Hasil Analisis Tahun 2012Tabel 6.3 Klasifikasi Zona Fasilitas Pelayanan UmumZona DasarZona SpesifikZona Teknis

FPFasilitas PelayananFP-1Fasilitas Skala Pelayanan RegionalFP-1.1Fasilitas Pendidikan

FP-1.2Fasilitas Kesehatan

FP-1.3Fasilitas Peribadatan

FP-1.4Fasilitas Olah Raga Dan Rekreasi

FP -2Fasilitas Skala Pelayanan KotaFP -2.1Fasilitas Pendidikan

FP -2.2Fasilitas Kesehatan

FP -2.3Fasilitas Peribadatan

FP-2.4Fasilitas Olah Raga Dan Rekreasi

FP -3Fasilitas Skala Pelayanan KecamatanFP -3.1Fasilitas Pendidikan

FP -3.2Fasilitas Kesehatan

FP-3.3Fasilitas Peribadatan

FP-3.4Fasilitas Olah Raga Dan Rekreasi

FP-4Fasilitas Skala Pelayanan LingkunganFP-4.1Fasilitas Pendidikan

FP-4.2Fasilitas Kesehatan

FP-4.3Fasilitas Peribadatan

FP-4.4Fasilitas Olah Raga Dan Rekreasi

Sumber: Pedoman Zoning Regulation Edisi Desember 2010 dan Hasil Analisis Tahun 2012

Tabel 6.4 Klasifikasi Zona KomersilZona DasarZona SpesifikZona Teknis

KKomersialK-1Skala Pelayanan RegionalK-1.1Komersial Tunggal

K-1.2Komersial Deret

K-2Skala Pelayanan KotaK-2.1Komersial Tunggal

K-2.2Komersial Deret

K-3Skala Pelayanan KecamatanK-3.1Komersial Tunggal

K-3.2Komersial Deret

K-4Skala Pelayanan LingkunganK-4.1Komersial Tunggal

K-4.2Komersial Deret

Sumber: Pedoman Zoning Regulation Edisi Desember 2010 dan Hasil Analisis Tahun 2012Tabel 6.5 Klasifikasi Zona Pemerintahan, Pertahanan, dan KeamananZona DasarZona SpesifikZona Teknis

PKPemerintahan, Pertahanan, dan KeamananPK-1Pemerintahan dan PerkantoranPK-1.1Skala Regional

PK-1.2Skala Kota

PK-1.3Skala BWK

PK-1.4Skala Kecamatan

PK-1.5Skala Kelurahan

PK-1.6Skala Lingkungan

PK-2Pertahanan dan KeamananPK-2.1Skala Regional

PK-2.2Skala Kota

PK-2.3Skala BWK

PK-2.4Skala Kecamatan

PK-2.5Skala Kelurahan

PK-2.6Skala Lingkungan

Sumber: Pedoman Zoning Regulation Edisi Desember 2010 dan Hasil Analisis Tahun 2012Tabel 6.6 Klasifikasi Zona Kawasan LindungZona DasarZona SpesifikZona Teknis

KLKawasan LindungKL-1 Kawasan Lindung BawahannyaKL-1.1Kawasan Konservasi

KL-2Kawasan Lindung SetempatKL-2.1Sempadan Sungai

KL-2.2Sempadan Mata Air

Sumber: Pedoman Zoning Regulation Edisi Desember 2010 dan Hasil Analisis Tahun 2012

Tabel 6.7 Klasifikasi Zona TransportasiZona DasarZona SpesifikZona Teknis

TRTransportasi TR-1TerminalTR-1.1Terrminal tipe A

TR-1.2Terninal Barang

TR-1.3Terminal tipe C

TR-1.4Stasiun KA

Sumber: Pedoman Zoning Regulation Edisi Desember 2010 dan Hasil Analisis Tahun 2012

Tabel 6.8 Klasifikasi Zona Ruang Terbuka HijauZona DasarZona SpesifikZona Teknis

RTHRuang Terbuka HijauRTH-1Ruang Terbuka Hijau PublikRTH-1.1RTH Taman

RTH-1.2RTH Jalur Hijau

RTH-1.3TPU/Pemakaman

RTH-2Ruang Terbuka Hijau PrivatRTH-2.1RTH Pekarangan Rumah

RTH-2.2RTH Perkantoran, Perdagangan, Pemerintahan dll

Sumber: Pedoman Zoning Regulation Edisi Desember 2010 dan Hasil Analisis Tahun 2012Tabel 6.9 Klasifikasi Zona CampuranZona DasarZona SpesifikZona Teknis

CCampuranC-1 Rumah TokoC-1.1Deret

C-1.2Tunggal

C-2Rumah KantorC-2.1Deret

C-2.2Tunggal

C-3Apartemen-Pusat Belanja

Sumber: Pedoman Zoning Regulation Edisi Desember 2010 dan Hasil Analisis Tahun 2012Tabel 6.10 Klasifikasi Zona IndustriZona DasarZona SpesifikZona Teknis

IIndustri dan PergudanganI-1 Tidak MenggangguI-1.1Sedang

I-1.2Kecil

Sumber: Pedoman Zoning Regulation Edisi Desember 2010 dan Hasil Analisis Tahun 2012

Daftar Kegiatan Kawasan Sub Pusat Pelayanan Kota Bungo dan BabekoDaftar kegiatan adalah suatu daftar yang berisi rincian kegiatan yang ada, mungkin ada, atau prospektif dikembangkan pada suatu zona yang ditetapkan. Daftar kegiatan disusun berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:1. Jenis kegiatan yang ada di Kawasan Kota Bungo dan Babeko;2. Skala/tingkat pelayanan kegiatan berdasarkan standar pelayanan yang berlaku maka daftar;Berdasarkan penjelasan diatas, maka daftar kegiatan yang terdapat di Kawasan Kota Bungo dan Babeko adalah sebagai berikut :

1. Kawasan LindungTujuan Penetapan Kawasan Lindung yaitu:1) Memelihara dan mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup.2) Mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup dan melestarikan fungsi lindung kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasan cagar budaya dan kawasan lindung lainnya, serta menghindari berbagai usaha dan/atau kegiatan di kawasan rawan bencana.3) meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, serta nilai budaya dan sejarah bangsa.4) mempertahankan keanekaragaman hayati, satwa, tife ekosistem dan keunikan alam.Zona Kawasan Lindung akan terbagi menjadi:1) Zona KL-2 = kawasan lindung setampat meliputi: sempadan sungai, sempadan mata air, dan sempadan sutet. Berdasarkan RTRW Kabupaten Bungo dan Babeko maka rencana pengembangan kawasan lindung di kawasan perencanaan yaitu pengembangan kawasan perlindungan setempat yang meliputi sempadan sungai dan Kawasan Reservasi.2. Zona Perumahan Penggunaan lahan perumahan di kawasan perencanaan meliputi Perumahan Terstruktur dan Perumahan Non Struktur. Perumahan terstruktur yaitu perumahan yang dikelola dan di bangun oleh deplover dan pada umumnya perumahan ini telah tertata dengan baik, sedangkan Perumahan Non Struktur adalah perumahan kampung yang berkembang secara sporadis pada umumnya perumahan ini berkembang secara tidak teratur dan memiliki kepadatan yang tinggi. Pengembangan perumahan bertujuan untuk;a. Menyediakan lahan pengembangan hunian dengan kepadatan yang bervariasi di kawasan perencanaan;b. Mengakomodasi bermacam tipe hunian dalam rangka mendorong penyediaan hunian bagi semua lapisan masyarakat;c. Merefleksikan pola-pola pengembangan yang diinginkan masyarakat pada lingkungan huniaan yang ada dan untuk masa yang akan datang; Klasifikasi zona perumahan untuk peraturan zonasi akan di dasarkan kepada:a) Jenis BangunanBerdasarkan Jenis Bangunan Zona Perumahan terdiri dari:1. Rumah Tunggal (R-1) Bangunan dengan struktur tunggal, mempunyai halaman depan, samping kanan dan kiri serta belakang. Kriteria dan karakteristik rumah tunggal ini merupakan bangunan dengan struktur tunggal mempunyai halaman depan, samping, kanan dan kiri serta belakang.2. Rumah Kopel (R-2)Bangunan berada di bawah satu atap yang sama untuk beberapa unit hunian. Umumnya memiliki halaman hanya di bagian depan bangunan. Umumnya hanya memiliki 1 lantai. Kriteria dan karakteristik rumah kopel ini merupakan bangunan tunggal dengan atap menyambung untuk 2 unit hunian bangunan dibatasi oleh dinding pada bagian utama rumah.3. Rumah Deret (R-3)Bangunan tunggal dengan atap penyambung untuk 2 unit hunian. Bangunan dibatasi oleh dinding pada bagian utama rumah. Kriteria dan karakteristik rumah deret ini merupakan bangunan yang berada pada satu atap yang sama untuk beberapa unit hunian, umumnya memiliki halaman hanya dibagian depan bangunan. Umumnya hanya memiliki satu lantai.4. Rumah Townhouse (R-4)Kriteria dan karakteristik rumah twonhouse ini merupakan bangunan gandeng yang hanya dipisahkan oleh dinding. Tiap-tiap unit hunian memiliki atap sendiri. Umumnya memiliki lantai lebih dari satu.5. Rumah Susun Sedang (R-6)Kriteria dan karakteristik rumah susun sedang ini merupakan rumah susun dengan jumlah lantai 5 sampai dengan 6 lantai.

6. Rumah Susun Tinggi (R-7)Kriteria dan karakteristik rumah susun tinggi ini merupakan rumah susun dengan jumlah lantai lebih dari 8 lantai.7. Rumah Kampung (R-8) Kriteria dan karakteristik rumah kampung inii merupakan perumahan rakyat dengan bentuk dan lebar kapling beragam dengan kepadatan tinggi, KDB tinggi dengan prafasilitas jalan berupa gang.b) Fungsi BangunanBerdasarkan fungsi bangunan zona perumahan dapat berupa rumah tinggal, tempat kost-kost, rumah dinas dan rumah usaha sebagai aksesoris.c) Kepadatan BangunanArahan kepadatan perumahan meliputi: Zona perumahan kepadatan tinggi dengan KDB 60-70% dan KLB 0,1 Zona perumahan kepadatan sedang dengan KDB 50-60% dan KLB 1,5-1,8Berdasarkan karakteristik perumahan yang berkembang saat ini dan juga aturan yang di tuangkan dalam RDTR Kawasan Kota Bungo dan Babeko maka zona perumahan yang memiliki kecenderungan terus berkembang yaitu zona perumahan kopel, zona perumahan deret dan zona rumah susun dengan kepadatan bervariasi dari rendah sampai tinggi.3. Zona KomersialPenggunaan lahan Komersil di Kawasan Kota Bungo dan Babeko meliputi perdagangan dan jasa umum, dimana perdagangan yang berkembang di kawasan perencanaan warung-warung, toko-toko, pasar tradisonal, komplek pertokoan dan jasa umum lainnya. Kegiatan perdagangan yang berkembang di Kawasan Kota Bungo dan Babeko memiliki skala pelayanan mulai dari tingkat lingkungan sampai tingkat regional. Arahan untuk pengembangan perdagangan dan jasa skala pelayanan regional dengan KDB 40-50 % dan ketinggian bangunan 1-4 lantai. Pengembangan kawasan komersil bertujuan untuk: Meyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa, rekreasi dan pelayanan masyarakat. Menyediakan peraturan-peraturan yang jelas pada kawasan perdagangan dan jasa, meliputi dimensi, intensitas dan desa di dalam mereflesikan berbagai macam pola pengembangan yang diinginkan masyarakat. a) Tingkat PelayananKlasifikasi zona komersial untuk peraturan zonasi akan didasarkan kepada:1. Skala Pelayanan Regional (K-1), merupakan kegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala pelayanan regional (internasional, indonesia, provinsi, kota/kabupaten).2. Skala Pelayanan Kota (K-2), merupakan kegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala pelayanan kota.3. Skala Pelayanan BWK (K-3), merupakan kegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala pelayanan Bagian Wilayah Kota.4. Skala Pelayanan Kecamatan (K-4), merupakan kegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala pelayanan kecamatan.5. Skala Pelayanan Kelurahan (K-5), merupakan kegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala pelayanan kelurahan.6. Skala Pelayanan Lingkungan (K-6), merupakan kegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala pelayanan lingkungan.b) Jenis TempatKegiatan komersil/perdagangan berdasarkan jenis tempat dapat berupa warung, toko, pertokoan, mini market, pasar tradisional, pasar lingkungan, penyaluran glosir dan pusat perbelanjaan, supermarket.c) Jenis Barang yang di PerdagangkanKegiatan komersil/perdagangan berdasarkan barang yang di perdagangkan dapat berupa bahan bangunan dan perkakas, makanan, minuman, peralatan rumah tangga, hewan peliharaan dan kebutuhannya, barang kelontongan dan kebutuhan sehari-hari, alat-alat dan bahan farmasi, pakaian dan aksesoris, pasokan pertaniaan, tanaman, kendaraan bermotor dan perlengkapannya.

d) Jasa UmumKegiatan komersil berdasarkan jasa umum dapat berupa jasa bangunan, lembaga keuangan, komunikasi, perawatan dan perbaikan barang-barang, perbaikan kendaraan (bengkel), penyediaan ruang pertemuaan, penyediaan makanan dan minuman, travel dan pengiriman barang, pemasaran properti dan perkantoran bisnis lainnya.e) Hiburan dan RekreasiKegiatan komersil berdasarkan hiburan/rekreasi dapat berupa taman hiburan, taman perkemahan, outbond Bisnis lapangan olahraga, panti pijat, studio keterampilan, resort dan restoran.f) Jasa Khusus Kegiatan komersil berdasarkan jasa khusus dapat penginapan hotel, penginapan losmen, cottage, salon, laundry, penitipan anak dan penitipan hewan.4. Zona Fasilitas Pelayanan UmumPenggunaan lahan fasilitas pelayanan umum di Kawasan Kota Bungo dan Babeko meliputi fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas olahraga dan rekreasi. fasilitas umum yang berkembang di kawasan perencanaan memiliki skala pelayanan mulai dari tingkat lingkungan sampai tingkat regional. Arahan untuk pengembangan fasilitas pelayanan umum dengan skala pelayanan yang bervariasi dan dengan KDB 50-70% dan KLB 1,5-2,1. Pengembangan sarana umum bertujuan untuk; Menyediakan lahan untuk pengembangan fasilitas sosial dan umum sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung untuk menjamin pelayanan pada masyarakat. Mengakomodasikan bermacam tipe fasilitas sosial dan umum untuk mendorong penyediaan pelayanan bagi semua lapisan masyarakat. Mereflesikan pola-pola pengembangan yang diinginkan masyarakat pada lingkungan huniaan yang ada dan untuk masa yang akan datang. Klasifikasi zona fasilitas pelayanan umum untuk peraturan zonasi akan didasarkan kepada Tingkat Pelayanan meliputi: 1. Skala Pelayanan Regional (FP-1), merupakan fasilitas sosial dan umum dengan skala pelayanan regional. 2. Skala Pelayanan Kota (FP-2), merupakan sarana fasilitas sosial dan umum dengan skala pelayanan kota.3. Skala Pelayanan Kecamatan (FP-3), merupakan fasilitas sosial dan umum dengan skala pelayanan BWK.4. Skala Pelayanan Kecamatan (FP.4), merupakan fasilitas sosial dan umum dengan skala pelayanan kecamatan.5. Skala Pelayanan Kelurahan (FP-5), merupakan fasilitas sosial dan umum dengan skala pelayanan kelurahan.6. Skala Pelayanan Lingkungan (FP-6), merupakan fasilitas sosial dan umum dengan skala pelayanan lingkungan.Fasilitas pelayanan yang direncanakan untuk kawasan perencanaan memiliki skala pelayanan bervariasi sehingga arahan kedepan pengembangan zona fasilitas sosial dan umum akan disesuaikan dengan kebutuhan kawasan perencanaan khususnya dan wilayah di sekitar kawasan perencanaan pada umumnya. 5. Kawasan Pemerintahan, Pertahanan dan KeamananPenggunaan lahan Zona Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan di Kawasan Kota Bungo dan Babeko meliputi zona pemerintahan, perkantoran dan juga zona sarana pertahanan dan keamanan. Kawasan pemerintahan, pertahanan dan keamanan yang berkembang di Kawasan perencanaan memiliki skala pelayanan mulai dari tingkat lingkungan sampai tingkat kecamatan. Arahan pengembangan kawasan pemerintahan dan perkantoran dengan skala pelayanan yang bervariasi dan dengan KDB 40-50% dan KLB 1,5. Menyediakan lahan untuk pengembangan pemerintahan, pertahanan serta keamanan sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung untuk menjamin pelayanan pada masyarakat.Pengembangan zona pemerintahan, pertahanan dan keamanan bertujuan untuk menjamin kegiatan masyakat pemerintah, pertahanan dan keamanan yang berkualitas tinggi dan melindungi lahan untuk pemerintah, pertahanan dan keamanan. 6. Zona Ruang Terbuka HijauPenghijauan dapat berfungsi sebagai Paru-Paru Kota, disamping mempunyai nilai estetika, juga membantu membersihkan udara dan sebagai alat peredam kebisingan kota. Menurut penyelidikan setiap orang membutuhkan 0,5 2 kg oksigen sehari, sedangkan setiap hektar lahan yang ditumbuhi pepohonan dapat menghasilkan 240 kg oksigen setiap hari, menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Penghijauan, jika dalam satu hektar tanah ditanami pohon pelindung atau tanaman tahunan sebanyak 200 pohon, berarti dari satu pohon akan menghasilkan oksigen sebanyak 1,2 kg. Penggunaan lahan Ruang Terbuka Hijau, di kawasan perencanaan meliputi, taman lingkungan, taman bermain, jalur hijau, tempat pemakaman umum, pekarangan dan sempadan. Pengembangan Ruang Terbuka Hijau untuk: Untuk mempertahankan/melindungi lahan untuk rekreasi di luar bangunan, fasilitas pendidikan dan untuk dinikmati nilai-nilai keindahan visualnya. Preservasi dan perlindungan lahan yang secara lingkungan hidup rawan dan sensitif. Diberlakukan pada lahan yang penggunaan utamanya adalah taman atau ruang terbuka atau lahan perorangan yang pembangunananya dibatasi untuk menerafkan kebijakan ruang terbuka, serta melindungi kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan politik.7. Zona Lahan CampuranPenggunaan lahan campuran merupakan lahan yang di peruntukan untuk berbagai kegiatan atau zona sehingga dalam satu zona dapat terdiri dari beberapa penggunaan. Pada lahan campuran dapat terbagi beberapa zona diantaranya: Zona C-1 = Rumah Toko, dalam satu zona dapat terdiri dari penggunaan lahan perumahan dan perdagangan dan atau dalam satu bangunan dapat dimanfaatkan sebagai rumah dan perdagangan (toko). Zona C-2 = Rumah Kantor, dalam satu zona dapat terdiri dari penggunaan lahan perumahan dan jasa perkantoran dan atau dalam satu bangunan dapat dimanfaatkan sebagai rumah dan kantor. Zona C-3 = Penginapan/hotel Pusat Perbelanjaan, dalam satu zona dapat terdiri dari huniaan dengan perdagangan (pusat belanja).8. Zona IndustriZona Dasar Industri adalah peruntukkan tanah yang difungsikan untuk pengembangan kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi dan tempat penyimpanan bahan mentah dan barang hasil produksi.1. Tujuan penetapan Zona Dasar Industri dan Pergudangan ialah : Menyediakan ruang bagi kegiatan-kegiatan produksi suatu barang yang mempunyai nilai lebih untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang-bangun dan perekayasaan yang berkaitan dengan lapangan kerja perekonomian lainnya; Memberikan kemudahan pertumbuhan industri baru dengan mengendalikan pemanfaatan ruang lainnya, untuk menjaga keserasian lingkungan sehingga mobilitas antar ruang tetap terjamin serta terkendalinya kualitas lingkungan;Pada zona industri dapat terbagi beberapa zona diantaranya:1) Zona I-1 = Industri tidak menggangguYaitu Industri dan pergudangan yang non limbah, dengan tingkat polusi, baik udara, air, maupun suara yang kecil dan yang tidak mengganggu kinerja transportasi lingkungannya.Penjabaran Zona Spesifik ke dalam Zona Teknis di atur sebagai berikut. Penjabaran Zona Spesifik Industri ke dalam Zona Teknis meliputi Industri dan pergudangan Kecil/rumah tangga dan sedang (bisa berupa pengolahan).

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Kota Bungo Dan Babeko

Tabel 6.11 Daftar Kegiatan Dan Penggunaan Lahan Eksisting

PerumahanKomersialIndustriFasilitas PelayananPemerintahan & Pertahanan KeamananTransportasiRTHCampuran

1.jenis bangunan : Rumah Tunggal Rumah Kopel Rumah Deret Rumah Kampung

Perdagangan 1. Jenis Tempat Warung Toko Pertokoan Pasar tradisional Pasar lingkungan Penyaluran grosir Pusat perbelanjaan Restoran/Rumah Makan7. Besaran modal dan/atau tenaga kerja : industri pengolahan (sedang) industri kecil atau rumah tanggaPendidikan TK SD SLTP SMU Akademi/ PT Pemerintahan dan Perkantoran Kantor Kabupaten Kantor kecamatan Kantor Kelurahan/ Desa Kantor Pos Telekomunikasi Lapangan Parkir Umum Terminal bayangan Terminal Tipe A Terminal Tipe C Bandara Udara (belum beroperasi) Taman Pintar Taman Kota/Kecamatan Taman Lingkungan TPU (Taman Pemakaman Umum) Pekarangan Sempadan/ penyangga

Rumah toko (Ruko) Rumah Kantor (Rukan) Hotel Losmen

2.Fungsi: Asrama Kost-kostan Rumah Sewa Rumah Dinas2. Jenis Barang yang Diperdagangkan Bahan bangunan dan perkakas Makanan dan Minuman Peralatan Rumah Tangga Hewan peliharaan dan kebutuhannya Barang kelontong dan kebutuhan sehari-hari Alat-alat dan bahan farmasi Pakaian dan aksesoris Peralatan dan pasokan pertanian Tanaman Kendaraan bermotor dan perlengkapannya Agen Gas Agen Pulsa (Counter Pulsa) Elektronik Meuble2. Berdasarkan dampak yang ditimbulkan : Bising limbah Mengganggu transportasi lingkungan Tidak mengganggu transportasi lingkungan Kesehatan Rumah Sakit Puskesmas Kawasan Kota Bungo dan Babeko Puskesmas pembantu Balai pengobatan Pos kesehatan Posyandu Dokter umum Dokter spesialis Bidan Klinik/poliklinik

Kepolisian Polres Kantor Polisi Kodam

Peribadatan Masjid Mushola Gereja Pura Vihara

3. Jasa Umum Jasa bangunan Lembaga keuangan Komunikasi Pemakaman Perawatan/perbaikan/renovasi barang Perbaikan kendaraan (bengkel) SPBU Penyediaan ruang pertemuan Penyediaan makanan dan minuman Pemasaran properti Perkantoran/ bisnis lainnya Laundry Tukang Cukur Salon Tempat pembayaran listrik, telepon PotocopyOlah Raga Dan Rekreasi Lapangan Olah Raga Gedung Olahraga Taman Bermain Bumi Perkemahan

Tabel 6.12 Daftar Kegiatan Dan Penggunaan Lahan Berdasarkan StandarPerumahanKomersialIndustriFasilitas PelayananPemerintahan dan Pertahanan KeamananTransportasiRTHCampuran

1.Berdasarkan jenis bangunan : Rumah Tunggal Rumah Kopel Rumah Deret Townhouse Rumah Susun sendah (< 5 lantai) Rumah Susun Sedang (5 s.d. 8 lantai) Rumah Susun Tinggi (> 8 lantai) Perdagangan 1. Jenis Tempat - Warung- Toko- Pertokoan- Pasar tradisional- Pasar lingkungan- Penyaluran grosir- Pusat perbelanjaan- Supermarket- Mall- Plaza- Shopping Center1.Berdasarkan besaran modal dan/atau tenaga kerja : industri besar industri sedang industri kecil Pendidikan TK SD/MI SLTP/MTS SMU/MA/SMAK Akademi/ Perguruan Tinggi Kantor pemerintah Pusat/Nasional Kantor Provinsi Kantor Kota/ Kabupaten Kantor kecamatan Kantor Kelurahan Terminal Tipe A Terminal Tipe B Terminal Tipe C Stasiun Pelabuhan Bandar udara umum Bandar udara khusus Lapangan Parkir Umum Hutan kota Jalur hijau dan pulau jalan Taman kota TPU (Taman Pemakaman Umum) Pekarangan Sempadan/penyangga Rumah toko (Ruko) Rumah Kantor (Rukan) Kondotel (Kondominium hotel)

2.Berdasarkan fungsi: Asrama Kost-kostan Panti jompo Panti asuhan yatim piatu Guest House Paviliun Rumah dinas2. Jenis Barang yang Diperdagangkan Bahan bangunan dan perkakas Makanan dan Minuman Peralatan Rumah Tangga Hewan peliharaan dan kebutuhannya Barang kelontong dan kebutuhan sehari-hari Alat-alat dan bahan farmasi Pakaian dan aksesoris Peralatan dan pasokan pertanian Tanaman Kendaraan bermotor dan perlengkapannya 2.Berdasarkan dampak yang ditimbulkan : Dengan limbah Mengganggu transportasi lingkungan Tidak mengganggu transportasi lingkungan Kesehatan Rumah Sakit tipe A Rumah Sakit tipe B Rumah Sakit tipe C Rumah Sakit tipe D Rumah Sakit gawat darurat Rumah Sakit bersalin Laboratorium Kesehatan Puskesmas Puskesmas pembantu Balai pengobatan Pos kesehatan Posyandu Dokter umum Dokter spesialis Bidan Klinik/poliklinik Klinik dan/ atau Rumah Sakit HewanKepolisian Mabes Polri Polda Polwil Polres/ Polresta Polsek/ Polsekta

3. BerdasarkanKepadatan: Kepadatan Tinggi (> 40 rumah/ha) Kepadatan Sedang (20 s.d. 40 rumah/ha) Kepadatan Rendah (