bab 6 apnu
TRANSCRIPT
BAB VI
BAB VI. PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN
BAB VI
PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN
VI.1TATA CARA PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN BATUBARA
VI.1.1. PENGANGKUTAN BATUBARAUntuk sampai ke atas vessel (loading port akhir) yang ada di Muara Berau atau Muara Jawa, sistem transportasi yang akan digunakan merupakan kombinasi transportasi darat dan air.VI.1.1.1. Lewat Darat dengan menggunakan dump truck
Batubara dari lokasi tambang diangkut dengan menggunakan Dumptruck dengan kapasitas 20 ton dengan melewati jalan tambang yang dilapisi batu pecah dengan jarak sekitar 34,5 km.Dimensi jalan pengangkutan dibuat dengan lebar jalan bersih 12 meter dan lebar safety berm 1 meter baik sebelah kiri dan kanan jalan. Fungsi dari safety berm kiri dan kanan tersebut adalah untuk keselamatan kerja dump truck yang lewat dan berfungsi sebagai saluran drainage pada saat kondisi hujan. ( lihat Gambar 6.1 Design penampang Jalan Angkut Batubara).
Dalam menjaga kondisi jalan pengakutan batubara tetap keadaan baik dan aman, maka perlu dilakukan maintenance jalan secara rutin. Dalam pekerjaan maintenance meliputi penyiraman jalan, dimensi jalan mengikuti bentuk geometri jalan ( grade jalan, super elevasi, dll ), penggantian material jalan yang rusak, pembentukan kembali paritan di sebelah kiri dan kanan jalan, pengompakan kembali material jalan yang telah diganti, perataan jalan dan pembukaan kembali saluran-saluran keluaran yang tertutup.
0,5 m 2m 3,5 m 2 m 3,5 m 2m 0,5 m
0,25 safety berm
60 1 1 m
Gambar 6.1
PENAMPANG JALAN ANGKUT BATUBARADalam pelaksanaan perawatan jalan secara rutin, alat-alat yang digunakan adalah Grader, Kompaktor dan truck penyiram air. Jam kerja alat untuk perawatan jalan disesuaikan dengan jam kerja pengangkutan batubara ke stockpile.
VI.1.1.2. Sistem conveyor
Transportasi conveyor terletak di area stockpile di mana batubara dari tambang akan dibongkar di ROM stockpile berkapasitas 20.000-30.000 ton ( untuk setiap stockpile ) atau dibongkar langsung dari dump truck berkapasitas muat 10 ton ke dalam dump hopper berkapasitas 27 M3. Batubara yang masuk ke dump hopper akan diteruskan melalui appron feeder berkapasitas 150 ton/jam menuju primary crusher juga berkapasitas 150 ton/jam.
Di sini batubara yang masih dalam bentuk bongkahan dengan ukuran maksimum 300 mm dipecahkan dengan crusher jenis double tooth roll crusher menjadi batubara ukuran maksimum 90 mm.
Kemudian batubara ini lewat roller screen ( saringan ) dengan kapasitas 100 ton/jam dan ukuran saringan 50 mm di mana batubara yang tidak lolos saringan ini akan masuk melewati secondary crusher berkapasitas 200 ton/jam. Transfer conveyor dengan kapasitas 200 ton/jam, lebar belt conveyor 800 mm dan panjang +/- 35 m akan membawa batubara-batubara yang berukuran maks. 50 mm menuju stacking conveyor berkapasitas 150 ton/jam, lebar belt conveyor 800 mm dan panjang ( 35 m.
Kemudian produk batubara ini akan ditumpuk menurut kualitas yang direncanakan di atas stockpile yang berkapasitas 20.000 ton. Conveyor-conveyor ini juga dilengkapi dengan magnit untuk menangkap sisa-sisa metal dan belt scale untuk perkiraan perhitungan produksi batubara yang lewat.
Belt feeder berkapasitas 300 ton/jam akan meneruskan batubara-batubara di atas produk stockpile setelah didorong dengan bulldozer type D7R yang menggunakan coal blade menuju unit conveyor menuju barge loading conveyor.
Barge loading dengan conveyor tersebut dengan panjang +/- 50 m, kapasitas 150 ton/jam, lebar belt 800 mm dan dilengkapi magnit, belt scale, mesin pengambilan sample untuk analisa kwalitas termasuk loading chute pada ujung barge loading conveyor untuk pemuatan ke dalam ponton berkapasitas sampai 5.000 - 7.000 ton.VI.1.1.3. Pengangkutan dengan menggunakan tug boat dan tongkang.
Untuk pemuatan batubara dari port PT. Agung Paser Naraya Utama ( sungai Mahakam ) ke kapal pengangkut ( FOB ponton ). Pengoperasian Ponton Batubara
Penambangan tahun ke 1 yang dilakukan dari PIT 1 sesuai dengan produksi yang direncanakan, Penambangan tahun ke 1 yaitu sebesar 137.750 ton, tahun ke 2 ( dua ) sebesar 161.500 ton, tahun ke 3 ( tiga ) sebesar 171.000 ton, tahun ke 4 ( sepuluh ) yaitu sebesar 1199.500 ton dan di tahun ke-5 ( lima ) sebesar 201.167,82 ton. ( lihat tabel rencana penambangan dan pera perencanaan tambang / terlampir ). Pada umumnya perusahaan batubara di Indonesia melakukan exportnya menggunakan transshipment di laut lepas, oleh sebab itu contract yang dilakukan oleh produser, customer dan perusahaan pelayaran menggunakan loading rate yang agak rendah sebagai berikut :
Tabel VI.1
KLASIFIKASI DAN UKURAN KAPAL (VESSEL)Klasifikasi KapalUkuran KapalLoading Rate Minimum
1.Handymax30.000-45.000 DWT6.000-8.000 MT/hari
2.Panamax60.000-75.000 DWT8.000-10.000 MT/hari
3.Cape size 120.000-140.000 DWT15.000-18.000 MT/hari
Target jumlah tug boat dan ponton yang efisien untuk mencapai loading rate optimal dapat dilihat dari tabel di bawah ini :Tabel VI.2
PARAMETER CICLE TIME PONTON (WAKTU SATU PUTARAN)
Muara Jawa
Jarak pelayaran (satu arah)75 km
Ukuran pontoon8.000 dwt
Kecepatan ponton bermuatan5 knot
Kecepatan ponton kosong6 knot
Loading rate1.400 ton/jam
Unloading rate10.000 ton/hari (Panamax)16.000 ton/hari ( Cape Size)
Kapasitas kapal rata-rata70.000 DWT- Panamax
140.000 DWT Cape Size
Muara Berau
Jarak pelayaran (satu arah)140 km
Ukuran pontoon8.000 DWT
Kecepatan ponton bermuatan5 knot
Kecepatan ponton kosong6 knot
Loading rate1.400 ton/jam
Unloading rate10.000 ton/hari (Panamax)
16.000 ton/hari ( Cape Size)
Kapasitas kapal rata-rata70.000 DWT- Panamax
140.000 DWT Cape Size
Tempat bongkar di dua tempat baik di Muara Jawa Maupun di Muara Berau dilakukan sesuai dengan musim arah anginnya, sehingga untuk perhitungan cycle time (waktu satu putaran) seperti tabel di bawah ini.Tabel VI.3
CICLE TIME PONTON
Muara Jawa
Waktu Loading /Muat8 jam
Waktu layar ke Muara Jawa5 jam
Waktu unloading /bongkar12 jam
Waktu layar kembali5 jam
Total waktu 30 jam satu putaran
Muara Berau
Waktu Loading /Muat8 jam
Waktu layar ke Muara Berau16 jam
Waktu unloading /bongkar12 jam
Waktu layar kembali15 jam
Total waktu 51 jam satu putaran
Dari data perhitungan seperti tabel di atas dapat dibuat tabel kebutuhan ponton tiap shipment adalah sbb.:
Tabel VI.4
KEBUTUHAN PONTON PER SHIPMENT
Jumlah pontonJenis KapalWaktu MuatLoading Rate
1Panamax 30.000 DWT5 hari7.000 ton/hari
Dengan pertimbangan bahwa loading rate dapat dicapai lebih dari 7.000 ton/hari dapat dicapai 1 pengapalan per bulan atau 7.000 - 10.000 ton/bulan.Untuk Fleet ponton dan tug boat beserta pendukungnya dapat dikomposisikan sebagai berikut :
8 set tug boat 2.000 HP/ponton 8.000 dwt
1 unit tug boat service 500 HP
1 unit speed boat 200 HP
Dengan kapasitas dari fleet tersebut di atas dapat dicapai kapasitas transportasi pemuatan ke kapal sebagai berikut :
Loading rate/hari
= 590 ton (Handy max, 42.000 dwt)
Kapasitas muat/tahun
= 335 hari x 600 ton /hari
= 201.167,82 tonVI.2PERALATAN (JENIS, JUMLAH DAN KAPASITAS)
VI.2.1Alat-alat Transportasi Darat
Tabel VI.5
ALAT-ALAT TRANSPORTASI DARATNo.Jumlah AlatType/JenisKapasitasLokasi
1.8 unitDump truck
Nissan CWB 15020 tonJalan angkut
2.1 unitMotor grader
Cat 120 H375 HP, 3.9 M BladeJalan angkut
VI.2.2. Alat-alat Transportasi AirTabel VI.6
ALAT-ALAT TRANSPORTASI AIRNo.Jumlah AlatType/JenisKapasitasLokasi
1.1 unitTug boat2.000 HPS. Mahakam Transhipment
2.1 unitPonton8.000 HPS. Mahakam Transhipment
3.1 unitTug boat500 HPS. Mahakam Transhipment
4.1 unitSpeed boat200 HPS. Mahakam Transhipment
PAGE 6 VI -
STUDI KELAYAKAN
PT. AGUNG PASER NARAYA UTAMA