6. bab iii.docx
DESCRIPTION
ggTRANSCRIPT
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan yang
terletak di Provinsi Kepri. Dan waktu penelitian ini dilakukan pada tahun 2014
sampai selesai.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi menurut Indriantoro (1999:115) merupakan sekelompok orang,
kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi
yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri yang ada dalam
Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Bintan.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi, bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi (Sugiyono:
2008 :91).
Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah purposive sample.
Purposive sample dalam penelitian ini adalah pejabat Eselon III (Sekretaris Dinas,
Sekretaris Badan, Kepala Bagian, Kepala Bidang) dan Eselon IV (Kepala Sub
Bagian Keuangan Program dan Pelaporan serta staff yang ikut serta dalam
penyusunan anggaran) yang terdapat di Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan
yang berjumlah 104 orang. Alasan pemilihan sampel tersebut adalah pegawai
43
44
yang menjabat posisi tersebut ikut serta dalam penyusunan anggaran sehingga
dapat memberikan informasi kepada peneliti, tentang sejauh mana SKPD ikut
serta dalam partisipasi anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan secara
keseluruhan.
Tabel 3.1Nama-nama SKPD
No Nama SKPD Jumlah Sampel
1 Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah 42 Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga 43 Dinas Kesehatan 44 Dinas Pekerjaan Umum 45 Dinas Perhubungan 46 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 47 Dinas Sosial 48 Dinas Tenaga Kerja 49 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 410 Dinas Pertanian dan Kehutanan 411 Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan 412 Dinas Kelautan dan Perikanan 413 Dinas Pertambangan dan Energi 414 Dinas Kebersihan dan Pertamanan 415 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 416 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat4
17 Badan Lingkungan Hidup 418 Badan Kepegawaian Daerah 419 Badan Promosi, Investasi, dan Pelayanan Perizinan Terpadu 420 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB 421 Badan Pelaksanaan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 422 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 423 Inspektorat Daerah 424 Kantor Perpustakaan dan Arsip 425 RSUD 426 Satuan Polisi Pamong Praja 4
TOTAL 104Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
45
Dalam penelitian ini untuk jumlah sampel peneliti menggunakan rumus
Slovin dalam (Susi, 2012) yaitu :
n¿N
1+N e2
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Taraf kesalahan yang ditoleransi dalam sampel (5 %)
Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 104 dari masing-
masing SKPD, maka dengan besar jumlah tersebut dan demi menghemat biaya,
tenaga dan waktu maka penulis mengambil sampel dengan taraf kesalahan 5%
(0.05) dari populasi yang berjumlah 104, terdapat sampel sebanyak :
n¿N
1+N e2
n = 104
1+104(0,05)2
n= 104
1+0,26
n=1041,26
n¿82
dapat dikatakan bahwa jumlah sampel dari 104 dari masing-masing SKPD adalah
sebanyak 82 responden.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer, yaitu
data yang diperoleh secara langsung dari instansi Pemerintah Daerah Kabupaten
46
Bintan dengan menggunakan daftar pertanyaan dalam bentuk kuesioner guna
mengumpulkan informasi dari objek penelitian tersebut.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara
mendatangi secara langsung ke seluruh kantor SKPD Kabupaten Bintan dan
memberikan kuesioner, yang berisi daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan
kepada responden, yaitu sekretaris,kepala bagian, kepala bidang dan sub bagian
keuangan di seluruh SKPD Kabupaten Bintan. Responden lalu memilih salah satu
alternatif jawaban yang sesuai dengan opininya.
3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas serta mencari hubungan antara
satu variabel dengan variabel lainnya maka, variabel didefinisikan secara
operasional. Menurut Jogiyanto (2004) definisi operasional adalah hasil dari
pengoperasionalan konsep kedalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang
menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan dalam konsep.
Penelitian ini menggunakan satu variabel independen, tiga variabel
moderating dan satu variabel dependen yang diukur dengan menggunakan skala
Likert. Indriantoro dan Sopomo (1999) menemukakan bahwa Skala Likert
merupakan metode yang mengukur sikap, pendapat, dan persepsi dengan
menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian
tertentu. Untuk pengukuran variabel dalam penelitian ini peneliti menggunakan
skala Likert. Dalam skala likert variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel:
3.5.1 Variabel Dependen (Y)
47
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:59). Variabel dependen
penelitian ini adalah kinerja manajerial. Kinerja manajerial yaitu menunjukkan
seberapa efektif dan efisien individu telah bekerja untuk mencapai tujuan
organisasi. Indikator kinerja manajerial dalam penelitian ini menurut Mahoney
et.al adalah:
1. Perencanaan.
2. Investigasi.
3. Pengkoordinasian.
4. Evaluasi.
5. Pengawasan.
6. Pengaturan Staff.
7. Negosiasi.
8. Perwakilan atau representasi.
Variabel kinerja aparat pemerintah daerah diukur dengan menggunakan
skala Likert antara 1 sampai dengan 5. Skor terendah (1) dari jawaban responden
menunjukkan rendahnya kinerja manajerial daerah dan skor tinggi (5)
menunjukkan tingginya kinerja manajerial. Untuk variabel kinerja manajerial ini
menggunakan kuesioner penelitian Nivo Wulandari (2007).
8.5.2 Variabel Independen
Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009:59). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah partisipasi penyusunan anggaran. Brownell (1986)
mendefinisikan partisipasi anggaran sebagai suatu proses partisipasi individu akan
48
dievaluasi dan mungkin diberi penghargaan berdasarkan prestasi mereka pada
sasaran. Indikator dalam partisipasi anggaran adalah:
1. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran.
2. Kepuasan dalam penyusunan anggaran.
3. Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir.
4. Kebutuhan memberikan pendapat.
Variabel partisipasi penyusunan anggaran diukur dengan menggunakan
skala Likert antara 1 sampai dengan 5. Skor terendah (1) dari jawaban responden
menunjukkan rendahnya partisipasi penyusunan anggaran dan skor tinggi (5)
menunjukkan tingginya partisipasi penyusunan anggaran. Untuk variabel
partisipasi penyusunan anggaran ini menggunakan kuesioner penelitian Nivo
Wulandari (2007).
8.5.3 Variabel Moderating
Variabel Moderating adalah tipe variabel yang memperkuat ataupun
memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel
dependen (Sugiyono, 2009:60). Variabel moderating dalam penelitian ini adalah:
8.5.3.1 Kepuasan Kerja
Herzberg (2005) mengemukakan bahwa istilah kepuasan kerja (job
satisfaction) dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan positif yang merupakan
hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Kepuasan kerja disini merupakan hal
yang bersifat individual. Masing-masing individu organisasi pasti memiliki
tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem dan nilai pada semua
organisasi, kepuasan kerja selalu mendapatkan tempat yang sangat penting bagi
perilaku organisasi. Indikator kepuasan kerja adalah:
49
1. Rekan kerja.
2. Gaji/ upah.
3. Kemampuan atasan.
4. Pekerjaan itu sendiri.
5. Kesempatan untuk maju/ berkembang.
Pengukuran variabel ini menggunakan skala Likert 1 sampai dengan 5
dimana skor terendah (1) menunjukkan kepuasan kerja rendah, sedangkan skor
tinggi (5) menunjukkan kepuasan kerja tinggi. Untuk variabel kepuasan kerja ini
menggunakan kuesioner penelitian HM. Affandi (2002).
8.5.3.2 Informasi Kerja yang Relevan
Informasi yang berhubungan dengan tugas yaitu informasi yang
memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas.Informasi
kerja yang relevan meningkatkan kinerja melalui pemberian perkiraan yang lebih
akurat mengenai lingkungan sehingga dapat dipilih rangkaian tindakan efektif
yang terbaik. Dalam penelitian ini informasi kerja yang relevan dikriteriakan
sebagai seberapa banyak para manajer lini tengah, dalam hal ini Kepala Sub
Bagian, memiliki informasi yang sesuai berkaitan dengan tugas yang dilakukan.
Indikator untuk variabel informasi kerja yang relevan adalah:
1. Memahami dengan jelas apa yang penting agar dapat menyelesaikan atau
mencapai tujuan dengan lebih baik.
2. Mempunyai informasi yang cukup untuk membuat keputusan yang optimal
dalam mencapai kinerja yang baik.
3. Memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi berbagai
alternatif keputusan yang penting.
50
Pengukuran variabel ini menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh
Kren (1992). Pengukuran variabel ini menggunakan skala Likert 1 sampai dengan
5 dimana skor terendah (1) informasi kerja yang relevan rendah, sedangkan skor
tinggi (5) menunjukkan informasi kerja yang relevan tinggi. Untuk variabel
informasi kerja yang relevan ini menggunakan kuesioner penelitian Syamsidar
Damanik (2010).
3.5.3.3 Motivasi Kerja
Motivasi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai derajat sampai dimana
seorang individu ingin dan berusaha untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik
(Ghozali, 2002). Indikator motivasi kerja adalah:
1. Dapat memotivasi diri sendiri, mengambil inisiatif, dapat memenuhi sendiri
dan memacu diri sendiri dan mempunyai perasaan serta komitmen yang
tinggi.
2. Tekun, bekerja secara produktif pada satu tugas sampai selesai dengan baik,
dapat menyelesaikan pekerjaan walaupun mendapat rintangan.
3. Mempunyai kemampuan keras untuk bekerja.
4. Bekerja dengan atau tanpa pengawasan.
5. Suka tantangan, ingin menguji kemampuan, menyukai pencarian intelektual.
6. Memperagakan ketidakpuasan yang konstruktif, selalu memikirkan perbaikan
sesuatu.
7. Berorientasi pada sasaran atau hasil kerja.
8. Selalu tepat waktu dan ingin menjalankan kedisiplinan.
9. Memberi andil lebih dari yang diharapkan.
51
Masing-masing bagian dari instrumen motivasi untuk pengukurannya
menggunakan skala Likert antara 1 sampai dengan 5. Dimana skor terendah (1)
menunjukkan motivasi kerja rendah, sedangkan skor tinggi (5) menunjukkan
motivasi kerja tinggi. Untuk variabel motivasi kerja ini menggunakan kuesioner
penelitian Revano Ramadanil (2008).
Tabel 3.2Operasional dan Pengukuran Variabel
Operasional Variabel
Penelitian
Sub Variabel
Indikator Butir Pertanya
an
Skala Penguku
ranKinerja Manajerial (Y)(Sumber: Nivo Wulandari (2007)
Seberapa efektif dan efisien individu telah bekerja untuk mencapai tujuan.
1. Perencanaan dan investigasi. 2. Pengkoordinasian dan
pengaturan staff.3. Pengawasan dan evaluasi.4. Negosiasi dan perwakilan
atau representasi.
1, 23
5, 64
Ordinal
Partsisipasi Penyusunan Anggaran (X1)(Sumber: Nivo Wulandari (2007)
Proses partisipasi penyusunan anggaran
1. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran.
2. Kepuasan dalam penyusunan anggaran.
3. Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir.
4. Kebutuhan memberikan pendapat.
1, 2, 3
4
5, 6
7, 8
Ordinal
Kepuasan Kerja (X2)(Sumber: HM. Affandi (2002)
Perasaan positif yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya
1. Rekan kerja.2. Gaji/ upah.3. Kemampuan atasan.4. Pekerjaan itu sendiri.5. Kesempatan untuk maju/
berkembang.
1, 23, 45, 67, 89, 10
Ordinal
Informasi Kerja yang Relevan (X3)(Sumber: Syamsidar Damanik (2010)
Informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan berhubungan dengan
1. Memahami dengan jelas apa yang penting agar dapat menyelesaikan atau mencapai tujuan dengan lebih baik.
2. Mempunyai informasi yang cukup untuk membuat keputusan yang optimal
1, 2, 3, 4
5
Ordinal
52
tugas dalam mencapai kinerja yang baik.
3. Memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi berbagai alternatif keputusan yang penting.
6
Motivasi Kerja (X4)(Sumber: Revano Ramadanil (2008)
Sampai dimana individu ingin dan berusaha melaksanakan suatu tugas dengan baik
1. Dapat memotivasi diri sendiri, mengambil inisiatif, dapat memenuhi sendiri dan memacu diri sendiri dan mempunyai perasaan serta komitmen yang tinggi.
2. Tekun, bekerja secara produktif pada satu tugas sampai selesai dengan baik, dapat menyelesaikan pekerjaan walaupun mendapat rintangan.
3. Mempunyai kemampuan keras untuk bekerja.
4. Bekerja dengan atau tanpa pengawasan.
5. Suka tantangan, ingin menguji kemampuan, menyukai pencarian intelektual.
6. Memperagakan ketidakpuasan yang konstruktif, selalu memikirkan perbaikan sesuatu.
7. Berorientasi pada sasaran atau hasil kerja.
8. Selalu tepat waktu dan ingin menjalankan kedisiplinan.
9. Memberi andil lebih dari yang diharapkan.
1
7
2
4, 5
6
3
10, 11
8, 9
12
Ordinal
3.6 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai variabel-variabel penelitian yang berasal dari jawaban responden.
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai minimum, nilai
53
maksimum, rata-rata (mean), serta standar deviasi. Di dalam penelitian ini
terdapat lima variabel penelitian yaitu kinerja manajerial, partisipasi penyusunan
anggaran, kepuasan kerja, informasi kerja yang relevan, dan motivasi kerja.
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara
menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total
skor. Suatu instrument penelitian dikatakan valid apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut: 1. Bila rhitung > rtabel, maka dinyatakan valid. 2. Bila rhitung < rtabel,
maka dinyatakan tidak valid.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Pengujian reabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil
pengukuran variabel. Suatu kuesioner dikatakan handal atau reliabel jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Teknik yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas adalah cronbach
alpha dengan cara membandingkan nilai alpha dengan standarnya. Koefisien
cronbach alpha yang lebih dari 0,60 menunjukkan keandalan (reliabilitas)
instrumen. Selain itu, yang semakin mendekati 1 menunjukkan semakin tinggi
konsistensi internal reliabilitasnya.
3.8 Uji Normalitas
54
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel
yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik adalah data yang
berdistribusi normal. Uji normalitas ini dapat dilakukan dengan grafik histogram
atau grafik normal P-Plot dimana prinsip dari normalitas ditunjukkan dengan
tingkat penyebaran data pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat
histogran dari residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikat arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
namun jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.9 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis
regresi berganda, maka diperlukan uji asumsi klasik yang meliputi pengujian
multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.
3.9.1 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah di dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) dan interaksi
variabel moderasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas didalam
regresi dapat dilihat dari nilai torelance dan nilai Variance Inflasing Factor (VIF).
3.9.2 Uji Heteroskedastisitas
Suatu model regresi dikatakan mengandung heterokedastisitas bila varians
variabel dalam model tidak sama (konstan) akibatnya penaksir besar meskipun
penaksir yang diperoleh menggambarkan populasinya tidak bias dan
bertambahnya sampel yang akan digunakan akan mendekati nilai yang
sebenarnya. Hal ini karena variansnya tidak minimum.
55
Untuk melihat ada atau tidaknya heterokedastisitas, maka digunakan
scatterplot. Pengujian dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot. Jika membentuk pola tertentu, maka terdapat heterokedastisitas.
Sedangkan jika titik-titiknya menyebar, secara tidak teratur (pola tidak jelas) di
atas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastifitas.
3.9.3 Uji Autokorelasi
Autokorelasi terjadi bila ada korelasi antara anggota sampel yang
diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada
abservasi yang menggunakan data time series. Konsekuensi adanya autokorelasi
ini adalah varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya, dan
model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel
dependen pada nilai variabel independen tertentu.
Umumnya untuk mengetahui adanya autokorelasi dilakukan uji Durbin-
Watson dengan ketentuan:
a. Jika DW dibawah -2, berarti terdapat autokorelasi positif.
b. Jika DW diantara -2 sampai +2, berarti tidak terjadi autokorelasi.
c. Jika DW diatas +2, berarti autokorelasi negatif.
3.10 Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis
3.10.1 Pengujian Hipotesis
Dalam menganalisis data digunakan statistik inferens (statistik induktif).
Untuk mengetahui tingkat signifikansi korelasi antara variabel independen (X)
dan variabel dependen (Y), maka diperlukan model statistik untuk menguji
hipotesis yang ditetapkan. Oleh karena hipotesis penelitian yang dirumuskan
menunjukkan pada penelitian korelatif, maka teknik yang digunakan dalam
56
menganalisis tingkat signifikansi untuk masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen adalah model statistika analisis regresi linier
sederhana dan analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis).
3.10.2 Koefsien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) adalah sebuah koefisien yang menunjukkan
persentase semua pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
(Andi Supangat, 2008: 350). Persentase menunjukkan seberapa besar variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara 0 (nol) dan satu (1). Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen menjelaskan variabel dependen sangat
terbatas. Sebaliknya, semakin besar koefisien determinasi maka akan semakin
baik variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dengan demikian
persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk menestimasi nilai variabel
dependen.
3.10.3 Uji t (Parsial)
Uji parsial dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Penelitian ini
menggunakan tingkat keyakinan 95% dan dilakukan uji tingkat signifikansi
pengaruh hubungan variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen, dimana tingkat signifikansi ditentukan sebesar 5% dengan degree of
fredom (df) = n – k
a. Jika thitung< ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b. Jika thitung> ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
3.10.4 Uji Hipotesis Variabel Moderating
57
Pengujian hipotesis untuk variabel moderating pada penelitian ini
menggunakan uji interaksi. Uji interaksi merupakan aplikasi khusus dimana
dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau
lebih variabel independen) (Ghozali : 2006). Uji Interaksi dilakukan untuk melihat
apakah kepuasan kerja, informasi kerja yang relevandan motivasi kerja
mempengaruhi hubungan Antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja manajerial. Suatu variabel dikatakan sebagai variabel moderating jika nilai
koefisien parameter interaksi harus signifikan pada 0,05 atau 0,10 (Ghozali,
2006).
3.10.5 Pengujian Hipotesis
Pengolahan data penelitian ini menggunakan analisis regresi linier dengan
bantuan program SPSS (Statistical Produc Service Solution) versi 17. Untuk
menguji hipotesis pertama digunakan Simple Regression, sedangkan untuk
menguji hipotesis ke-2, ke-3, dank e-4 digunakan Multiple Regression.
Dalam melakukan analisis regresi ini dilakukan dengan metode enter yaitu
metode analisis regresi yang digunakan untuk menganalisis data secara biasa,
yaitu semua variabel independen dianalisis baik prediktor yang berpengaruh atau
yang tidak berpengaruh terhadap kriterium.
Setelah mendapat model penelitian yang baik, maka dilakukan pengujian
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Hipotesis yang dikemukakan diuji
dengan persamaan regresi sebagai berikut:
Hipotesis 1
Hipotesis pertama dari penelitian ini adalah apakah partisipasi penyusunan
anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
58
Hipotesis statistiknya sebagai berikut:
Ha1 : Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
H01 : Partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja
manajerial.
Diuji dengan persamaan regresi:
Y = β0 + β1X1 + e
Dimana: Y : Kinerja Manajerial
X1 : Partisipasi Penyusunan Anggaran
β : Koefisien regresi
e : Standar error
Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan uji parsial (uji t). uji t
digunakan untuk mengetahui apakah partisipasi penyusunan anggaran
berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Uji t dilakukan dengan 2 arah dengan
tingkat keyakinan 95% (yang merupakan standar tingkat keyakinan untuk peneliti
bisnis) dan uji tingkat sugnifikansi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial, dimana tingkat signifikansi ditentukan sebesar 5%
dan degree of fredom (df)=n-k.
Kriteria diterima atau ditolak apabila thitung< ttabel maka H0 diterima,
sebaliknya apabila thitung> ttabel maka H0 ditolak.
Hipotesis 2
Hipotesis kedua dari penelitian ini adalah apakah kepuasan kerja
berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja manajerial.
Hipotesis statistiknya sebagai berikut:
59
Ha2 : Kepuasan kerja mempengaruhi hubungan partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial.
H02 : Kepuasan kerja tidak mempengaruhi hubungan partisipasi penyusunan
anggaran terhadap kinerja manajerial.
Diuji dengan persamaan regresi:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β5X1X2 + e
Dimana: Y : Kinerja Manajerial
X1 : Partisipasi Penyusunan Anggaran
X2 : Kepuasan Kerja
X1X2 : Interaksi antara X1 dan X2
β : Koefisien regresi
e : Standar error
Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan uji parsial (uji t). uji t
digunakan untuk mengetahui apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap
hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Uji
t dilakukan dengan 2 arah dengan tingkat keyakinan 95% (yang merupakan
standar tingkat keyakinan untuk peneliti bisnis) dan uji tingkat sugnifikansi
pengaruh kepuasan kerja terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan
anggaran terhadap kinerja manajerial, dimana tingkat signifikansi ditentukan
sebesar 5% dan degree of fredom (df)=n-k.
Kriteria diterima atau ditolak apabila thitung< ttabel maka H0 diterima,
sebaliknya apabila thitung> ttabel maka H0 ditolak.
Hipotesis 3
60
Hipotesis ketiga dari penelitian ini adalah apakah informasi kerja yang
relevan berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial.
Hipotesis statistiknya sebagai berikut:
Ha3 : Informasi kerja yang relevan mempengaruhi hubungan partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.
H03 : Informasi kerja yang relevan tidak mempengaruhi hubungan partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.
Diuji dengan persamaan regresi:
Y = β0 + β1X1 + β3X3+ β6X1X3 + e
Dimana: Y : Kinerja Manajerial
X1 : Partisipasi Penyusunan Anggaran
X3 : Informasi Kerja yang Relevan
X1X3 : Interaksi antara X1 dan X3
β : Koefisien regresi
e : Standar error
Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan uji parsial (uji t). uji t
digunakan untuk mengetahui apakah informasi kerja yang relevan berpengaruh
terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial. Uji t dilakukan dengan 2 arah dengan tingkat keyakinan 95% (yang
merupakan standar tingkat keyakinan untuk peneliti bisnis) dan uji tingkat
sugnifikansi pengaruh informasi kerja yang relevan terhadap hubungan antara
partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial, dimana tingkat
signifikansi ditentukan sebesar 5% dan degree of fredom (df)=n-k.
61
Kriteria diterima atau ditolak apabila thitung< ttabel maka H0 diterima,
sebaliknya apabila thitung> ttabel maka H0 ditolak.
Hipotesis 4
Hipotesis keempat dari penelitian ini adalah apakah motivasi kerja
berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja manajerial.
Hipotesis statistiknya sebagai berikut:
Ha4 : Motivasi kerja mempengaruhi hubungan partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial.
H04 : Motivasi kerja tidak mempengaruhi hubungan partisipasi penyusunan
anggaran terhadap kinerja manajerial.
Diuji dengan persamaan regresi:
Y = β0 + β1X1 + β4X4+ β7X1X4 + e
Dimana: Y : Kinerja Manajerial
X1 : Partisipasi Penyusunan Anggaran
X4 : Motivasi Kerja
X1X4 : Interaksi antara X1 dan X4
β : Koefisien regresi
e : Standar error
Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan uji parsial (uji t). uji t
digunakan untuk mengetahui apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap
hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Uji
t dilakukan dengan 2 arah dengan tingkat keyakinan 95% (yang merupakan
62
standar tingkat keyakinan untuk peneliti bisnis) dan uji tingkat sugnifikansi
pengaruh motivasi kerja terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan
anggaran terhadap kinerja manajerial, dimana tingkat signifikansi ditentukan
sebesar 5% dan degree of fredom (df)=n-k.
Kriteria diterima atau ditolak apabila thitung< ttabel maka H0 diterima,
sebaliknya apabila thitung> ttabel maka H0 ditolak.