6. bab iii.docx

30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan yang terletak di Provinsi Kepri. Dan waktu penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 sampai selesai. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi menurut Indriantoro (1999:115) merupakan sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri yang ada dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Bintan. 3.2.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan 43

Upload: reza-okta-surya

Post on 15-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gg

TRANSCRIPT

Page 1: 6. BAB III.docx

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan yang

terletak di Provinsi Kepri. Dan waktu penelitian ini dilakukan pada tahun 2014

sampai selesai.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi menurut Indriantoro (1999:115) merupakan sekelompok orang,

kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi

yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri yang ada dalam

Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Bintan.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi, bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi (Sugiyono:

2008 :91).

Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah purposive sample.

Purposive sample dalam penelitian ini adalah pejabat Eselon III (Sekretaris Dinas,

Sekretaris Badan, Kepala Bagian, Kepala Bidang) dan Eselon IV (Kepala Sub

Bagian Keuangan Program dan Pelaporan serta staff yang ikut serta dalam

penyusunan anggaran) yang terdapat di Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan

yang berjumlah 104 orang. Alasan pemilihan sampel tersebut adalah pegawai

43

Page 2: 6. BAB III.docx

44

yang menjabat posisi tersebut ikut serta dalam penyusunan anggaran sehingga

dapat memberikan informasi kepada peneliti, tentang sejauh mana SKPD ikut

serta dalam partisipasi anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan secara

keseluruhan.

Tabel 3.1Nama-nama SKPD

No Nama SKPD Jumlah Sampel

1 Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah 42 Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga 43 Dinas Kesehatan 44 Dinas Pekerjaan Umum 45 Dinas Perhubungan 46 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 47 Dinas Sosial 48 Dinas Tenaga Kerja 49 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 410 Dinas Pertanian dan Kehutanan 411 Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan 412 Dinas Kelautan dan Perikanan 413 Dinas Pertambangan dan Energi 414 Dinas Kebersihan dan Pertamanan 415 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 416 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan

Masyarakat4

17 Badan Lingkungan Hidup 418 Badan Kepegawaian Daerah 419 Badan Promosi, Investasi, dan Pelayanan Perizinan Terpadu 420 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB 421 Badan Pelaksanaan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 422 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 423 Inspektorat Daerah 424 Kantor Perpustakaan dan Arsip 425 RSUD 426 Satuan Polisi Pamong Praja 4

TOTAL 104Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

Page 3: 6. BAB III.docx

45

Dalam penelitian ini untuk jumlah sampel peneliti menggunakan rumus

Slovin dalam (Susi, 2012) yaitu :

n¿N

1+N e2

Keterangan :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Taraf kesalahan yang ditoleransi dalam sampel (5 %)

Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 104 dari masing-

masing SKPD, maka dengan besar jumlah tersebut dan demi menghemat biaya,

tenaga dan waktu maka penulis mengambil sampel dengan taraf kesalahan 5%

(0.05) dari populasi yang berjumlah 104, terdapat sampel sebanyak :

n¿N

1+N e2

n = 104

1+104(0,05)2

n= 104

1+0,26

n=1041,26

n¿82

dapat dikatakan bahwa jumlah sampel dari 104 dari masing-masing SKPD adalah

sebanyak 82 responden.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer, yaitu

data yang diperoleh secara langsung dari instansi Pemerintah Daerah Kabupaten

Page 4: 6. BAB III.docx

46

Bintan dengan menggunakan daftar pertanyaan dalam bentuk kuesioner guna

mengumpulkan informasi dari objek penelitian tersebut.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara

mendatangi secara langsung ke seluruh kantor SKPD Kabupaten Bintan dan

memberikan kuesioner, yang berisi daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan

kepada responden, yaitu sekretaris,kepala bagian, kepala bidang dan sub bagian

keuangan di seluruh SKPD Kabupaten Bintan. Responden lalu memilih salah satu

alternatif jawaban yang sesuai dengan opininya.

3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas serta mencari hubungan antara

satu variabel dengan variabel lainnya maka, variabel didefinisikan secara

operasional. Menurut Jogiyanto (2004) definisi operasional adalah hasil dari

pengoperasionalan konsep kedalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang

menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan dalam konsep.

Penelitian ini menggunakan satu variabel independen, tiga variabel

moderating dan satu variabel dependen yang diukur dengan menggunakan skala

Likert. Indriantoro dan Sopomo (1999) menemukakan bahwa Skala Likert

merupakan metode yang mengukur sikap, pendapat, dan persepsi dengan

menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian

tertentu. Untuk pengukuran variabel dalam penelitian ini peneliti menggunakan

skala Likert. Dalam skala likert variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel:

3.5.1 Variabel Dependen (Y)

Page 5: 6. BAB III.docx

47

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:59). Variabel dependen

penelitian ini adalah kinerja manajerial. Kinerja manajerial yaitu menunjukkan

seberapa efektif dan efisien individu telah bekerja untuk mencapai tujuan

organisasi. Indikator kinerja manajerial dalam penelitian ini menurut Mahoney

et.al adalah:

1. Perencanaan.

2. Investigasi.

3. Pengkoordinasian.

4. Evaluasi.

5. Pengawasan.

6. Pengaturan Staff.

7. Negosiasi.

8. Perwakilan atau representasi.

Variabel kinerja aparat pemerintah daerah diukur dengan menggunakan

skala Likert antara 1 sampai dengan 5. Skor terendah (1) dari jawaban responden

menunjukkan rendahnya kinerja manajerial daerah dan skor tinggi (5)

menunjukkan tingginya kinerja manajerial. Untuk variabel kinerja manajerial ini

menggunakan kuesioner penelitian Nivo Wulandari (2007).

8.5.2 Variabel Independen

Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009:59). Variabel independen

dalam penelitian ini adalah partisipasi penyusunan anggaran. Brownell (1986)

mendefinisikan partisipasi anggaran sebagai suatu proses partisipasi individu akan

Page 6: 6. BAB III.docx

48

dievaluasi dan mungkin diberi penghargaan berdasarkan prestasi mereka pada

sasaran. Indikator dalam partisipasi anggaran adalah:

1. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran.

2. Kepuasan dalam penyusunan anggaran.

3. Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir.

4. Kebutuhan memberikan pendapat.

Variabel partisipasi penyusunan anggaran diukur dengan menggunakan

skala Likert antara 1 sampai dengan 5. Skor terendah (1) dari jawaban responden

menunjukkan rendahnya partisipasi penyusunan anggaran dan skor tinggi (5)

menunjukkan tingginya partisipasi penyusunan anggaran. Untuk variabel

partisipasi penyusunan anggaran ini menggunakan kuesioner penelitian Nivo

Wulandari (2007).

8.5.3 Variabel Moderating

Variabel Moderating adalah tipe variabel yang memperkuat ataupun

memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel

dependen (Sugiyono, 2009:60). Variabel moderating dalam penelitian ini adalah:

8.5.3.1 Kepuasan Kerja

Herzberg (2005) mengemukakan bahwa istilah kepuasan kerja (job

satisfaction) dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan positif yang merupakan

hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Kepuasan kerja disini merupakan hal

yang bersifat individual. Masing-masing individu organisasi pasti memiliki

tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem dan nilai pada semua

organisasi, kepuasan kerja selalu mendapatkan tempat yang sangat penting bagi

perilaku organisasi. Indikator kepuasan kerja adalah:

Page 7: 6. BAB III.docx

49

1. Rekan kerja.

2. Gaji/ upah.

3. Kemampuan atasan.

4. Pekerjaan itu sendiri.

5. Kesempatan untuk maju/ berkembang.

Pengukuran variabel ini menggunakan skala Likert 1 sampai dengan 5

dimana skor terendah (1) menunjukkan kepuasan kerja rendah, sedangkan skor

tinggi (5) menunjukkan kepuasan kerja tinggi. Untuk variabel kepuasan kerja ini

menggunakan kuesioner penelitian HM. Affandi (2002).

8.5.3.2 Informasi Kerja yang Relevan

Informasi yang berhubungan dengan tugas yaitu informasi yang

memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas.Informasi

kerja yang relevan meningkatkan kinerja melalui pemberian perkiraan yang lebih

akurat mengenai lingkungan sehingga dapat dipilih rangkaian tindakan efektif

yang terbaik. Dalam penelitian ini informasi kerja yang relevan dikriteriakan

sebagai seberapa banyak para manajer lini tengah, dalam hal ini Kepala Sub

Bagian, memiliki informasi yang sesuai berkaitan dengan tugas yang dilakukan.

Indikator untuk variabel informasi kerja yang relevan adalah:

1. Memahami dengan jelas apa yang penting agar dapat menyelesaikan atau

mencapai tujuan dengan lebih baik.

2. Mempunyai informasi yang cukup untuk membuat keputusan yang optimal

dalam mencapai kinerja yang baik.

3. Memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi berbagai

alternatif keputusan yang penting.

Page 8: 6. BAB III.docx

50

Pengukuran variabel ini menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh

Kren (1992). Pengukuran variabel ini menggunakan skala Likert 1 sampai dengan

5 dimana skor terendah (1) informasi kerja yang relevan rendah, sedangkan skor

tinggi (5) menunjukkan informasi kerja yang relevan tinggi. Untuk variabel

informasi kerja yang relevan ini menggunakan kuesioner penelitian Syamsidar

Damanik (2010).

3.5.3.3 Motivasi Kerja

Motivasi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai derajat sampai dimana

seorang individu ingin dan berusaha untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik

(Ghozali, 2002). Indikator motivasi kerja adalah:

1. Dapat memotivasi diri sendiri, mengambil inisiatif, dapat memenuhi sendiri

dan memacu diri sendiri dan mempunyai perasaan serta komitmen yang

tinggi.

2. Tekun, bekerja secara produktif pada satu tugas sampai selesai dengan baik,

dapat menyelesaikan pekerjaan walaupun mendapat rintangan.

3. Mempunyai kemampuan keras untuk bekerja.

4. Bekerja dengan atau tanpa pengawasan.

5. Suka tantangan, ingin menguji kemampuan, menyukai pencarian intelektual.

6. Memperagakan ketidakpuasan yang konstruktif, selalu memikirkan perbaikan

sesuatu.

7. Berorientasi pada sasaran atau hasil kerja.

8. Selalu tepat waktu dan ingin menjalankan kedisiplinan.

9. Memberi andil lebih dari yang diharapkan.

Page 9: 6. BAB III.docx

51

Masing-masing bagian dari instrumen motivasi untuk pengukurannya

menggunakan skala Likert antara 1 sampai dengan 5. Dimana skor terendah (1)

menunjukkan motivasi kerja rendah, sedangkan skor tinggi (5) menunjukkan

motivasi kerja tinggi. Untuk variabel motivasi kerja ini menggunakan kuesioner

penelitian Revano Ramadanil (2008).

Tabel 3.2Operasional dan Pengukuran Variabel

Operasional Variabel

Penelitian

Sub Variabel

Indikator Butir Pertanya

an

Skala Penguku

ranKinerja Manajerial (Y)(Sumber: Nivo Wulandari (2007)

Seberapa efektif dan efisien individu telah bekerja untuk mencapai tujuan.

1. Perencanaan dan investigasi. 2. Pengkoordinasian dan

pengaturan staff.3. Pengawasan dan evaluasi.4. Negosiasi dan perwakilan

atau representasi.

1, 23

5, 64

Ordinal

Partsisipasi Penyusunan Anggaran (X1)(Sumber: Nivo Wulandari (2007)

Proses partisipasi penyusunan anggaran

1. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran.

2. Kepuasan dalam penyusunan anggaran.

3. Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir.

4. Kebutuhan memberikan pendapat.

1, 2, 3

4

5, 6

7, 8

Ordinal

Kepuasan Kerja (X2)(Sumber: HM. Affandi (2002)

Perasaan positif yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya

1. Rekan kerja.2. Gaji/ upah.3. Kemampuan atasan.4. Pekerjaan itu sendiri.5. Kesempatan untuk maju/

berkembang.

1, 23, 45, 67, 89, 10

Ordinal

Informasi Kerja yang Relevan (X3)(Sumber: Syamsidar Damanik (2010)

Informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan berhubungan dengan

1. Memahami dengan jelas apa yang penting agar dapat menyelesaikan atau mencapai tujuan dengan lebih baik.

2. Mempunyai informasi yang cukup untuk membuat keputusan yang optimal

1, 2, 3, 4

5

Ordinal

Page 10: 6. BAB III.docx

52

tugas dalam mencapai kinerja yang baik.

3. Memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi berbagai alternatif keputusan yang penting.

6

Motivasi Kerja (X4)(Sumber: Revano Ramadanil (2008)

Sampai dimana individu ingin dan berusaha melaksanakan suatu tugas dengan baik

1. Dapat memotivasi diri sendiri, mengambil inisiatif, dapat memenuhi sendiri dan memacu diri sendiri dan mempunyai perasaan serta komitmen yang tinggi.

2. Tekun, bekerja secara produktif pada satu tugas sampai selesai dengan baik, dapat menyelesaikan pekerjaan walaupun mendapat rintangan.

3. Mempunyai kemampuan keras untuk bekerja.

4. Bekerja dengan atau tanpa pengawasan.

5. Suka tantangan, ingin menguji kemampuan, menyukai pencarian intelektual.

6. Memperagakan ketidakpuasan yang konstruktif, selalu memikirkan perbaikan sesuatu.

7. Berorientasi pada sasaran atau hasil kerja.

8. Selalu tepat waktu dan ingin menjalankan kedisiplinan.

9. Memberi andil lebih dari yang diharapkan.

1

7

2

4, 5

6

3

10, 11

8, 9

12

Ordinal

3.6 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran

mengenai variabel-variabel penelitian yang berasal dari jawaban responden.

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai minimum, nilai

Page 11: 6. BAB III.docx

53

maksimum, rata-rata (mean), serta standar deviasi. Di dalam penelitian ini

terdapat lima variabel penelitian yaitu kinerja manajerial, partisipasi penyusunan

anggaran, kepuasan kerja, informasi kerja yang relevan, dan motivasi kerja.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara

menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total

skor. Suatu instrument penelitian dikatakan valid apabila memenuhi kriteria

sebagai berikut: 1. Bila rhitung > rtabel, maka dinyatakan valid. 2. Bila rhitung < rtabel,

maka dinyatakan tidak valid.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil

pengukuran variabel. Suatu kuesioner dikatakan handal atau reliabel jika jawaban

seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Teknik yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas adalah cronbach

alpha dengan cara membandingkan nilai alpha dengan standarnya. Koefisien

cronbach alpha yang lebih dari 0,60 menunjukkan keandalan (reliabilitas)

instrumen. Selain itu, yang semakin mendekati 1 menunjukkan semakin tinggi

konsistensi internal reliabilitasnya.

3.8 Uji Normalitas

Page 12: 6. BAB III.docx

54

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel

yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik adalah data yang

berdistribusi normal. Uji normalitas ini dapat dilakukan dengan grafik histogram

atau grafik normal P-Plot dimana prinsip dari normalitas ditunjukkan dengan

tingkat penyebaran data pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat

histogran dari residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan

mengikat arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

namun jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.9 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis

regresi berganda, maka diperlukan uji asumsi klasik yang meliputi pengujian

multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

3.9.1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah di dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) dan interaksi

variabel moderasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas didalam

regresi dapat dilihat dari nilai torelance dan nilai Variance Inflasing Factor (VIF).

3.9.2 Uji Heteroskedastisitas

Suatu model regresi dikatakan mengandung heterokedastisitas bila varians

variabel dalam model tidak sama (konstan) akibatnya penaksir besar meskipun

penaksir yang diperoleh menggambarkan populasinya tidak bias dan

bertambahnya sampel yang akan digunakan akan mendekati nilai yang

sebenarnya. Hal ini karena variansnya tidak minimum.

Page 13: 6. BAB III.docx

55

Untuk melihat ada atau tidaknya heterokedastisitas, maka digunakan

scatterplot. Pengujian dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik scatterplot. Jika membentuk pola tertentu, maka terdapat heterokedastisitas.

Sedangkan jika titik-titiknya menyebar, secara tidak teratur (pola tidak jelas) di

atas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastifitas.

3.9.3 Uji Autokorelasi

Autokorelasi terjadi bila ada korelasi antara anggota sampel yang

diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada

abservasi yang menggunakan data time series. Konsekuensi adanya autokorelasi

ini adalah varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya, dan

model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel

dependen pada nilai variabel independen tertentu.

Umumnya untuk mengetahui adanya autokorelasi dilakukan uji Durbin-

Watson dengan ketentuan:

a. Jika DW dibawah -2, berarti terdapat autokorelasi positif.

b. Jika DW diantara -2 sampai +2, berarti tidak terjadi autokorelasi.

c. Jika DW diatas +2, berarti autokorelasi negatif.

3.10 Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis

3.10.1 Pengujian Hipotesis

Dalam menganalisis data digunakan statistik inferens (statistik induktif).

Untuk mengetahui tingkat signifikansi korelasi antara variabel independen (X)

dan variabel dependen (Y), maka diperlukan model statistik untuk menguji

hipotesis yang ditetapkan. Oleh karena hipotesis penelitian yang dirumuskan

menunjukkan pada penelitian korelatif, maka teknik yang digunakan dalam

Page 14: 6. BAB III.docx

56

menganalisis tingkat signifikansi untuk masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen adalah model statistika analisis regresi linier

sederhana dan analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis).

3.10.2 Koefsien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) adalah sebuah koefisien yang menunjukkan

persentase semua pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

(Andi Supangat, 2008: 350). Persentase menunjukkan seberapa besar variabel

independen dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara 0 (nol) dan satu (1). Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen menjelaskan variabel dependen sangat

terbatas. Sebaliknya, semakin besar koefisien determinasi maka akan semakin

baik variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dengan demikian

persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk menestimasi nilai variabel

dependen.

3.10.3 Uji t (Parsial)

Uji parsial dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Penelitian ini

menggunakan tingkat keyakinan 95% dan dilakukan uji tingkat signifikansi

pengaruh hubungan variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen, dimana tingkat signifikansi ditentukan sebesar 5% dengan degree of

fredom (df) = n – k

a. Jika thitung< ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

b. Jika thitung> ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

3.10.4 Uji Hipotesis Variabel Moderating

Page 15: 6. BAB III.docx

57

Pengujian hipotesis untuk variabel moderating pada penelitian ini

menggunakan uji interaksi. Uji interaksi merupakan aplikasi khusus dimana

dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau

lebih variabel independen) (Ghozali : 2006). Uji Interaksi dilakukan untuk melihat

apakah kepuasan kerja, informasi kerja yang relevandan motivasi kerja

mempengaruhi hubungan Antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap

kinerja manajerial. Suatu variabel dikatakan sebagai variabel moderating jika nilai

koefisien parameter interaksi harus signifikan pada 0,05 atau 0,10 (Ghozali,

2006).

3.10.5 Pengujian Hipotesis

Pengolahan data penelitian ini menggunakan analisis regresi linier dengan

bantuan program SPSS (Statistical Produc Service Solution) versi 17. Untuk

menguji hipotesis pertama digunakan Simple Regression, sedangkan untuk

menguji hipotesis ke-2, ke-3, dank e-4 digunakan Multiple Regression.

Dalam melakukan analisis regresi ini dilakukan dengan metode enter yaitu

metode analisis regresi yang digunakan untuk menganalisis data secara biasa,

yaitu semua variabel independen dianalisis baik prediktor yang berpengaruh atau

yang tidak berpengaruh terhadap kriterium.

Setelah mendapat model penelitian yang baik, maka dilakukan pengujian

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Hipotesis yang dikemukakan diuji

dengan persamaan regresi sebagai berikut:

Hipotesis 1

Hipotesis pertama dari penelitian ini adalah apakah partisipasi penyusunan

anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Page 16: 6. BAB III.docx

58

Hipotesis statistiknya sebagai berikut:

Ha1 : Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

H01 : Partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja

manajerial.

Diuji dengan persamaan regresi:

Y = β0 + β1X1 + e

Dimana: Y : Kinerja Manajerial

X1 : Partisipasi Penyusunan Anggaran

β : Koefisien regresi

e : Standar error

Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan uji parsial (uji t). uji t

digunakan untuk mengetahui apakah partisipasi penyusunan anggaran

berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Uji t dilakukan dengan 2 arah dengan

tingkat keyakinan 95% (yang merupakan standar tingkat keyakinan untuk peneliti

bisnis) dan uji tingkat sugnifikansi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran

terhadap kinerja manajerial, dimana tingkat signifikansi ditentukan sebesar 5%

dan degree of fredom (df)=n-k.

Kriteria diterima atau ditolak apabila thitung< ttabel maka H0 diterima,

sebaliknya apabila thitung> ttabel maka H0 ditolak.

Hipotesis 2

Hipotesis kedua dari penelitian ini adalah apakah kepuasan kerja

berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap

kinerja manajerial.

Hipotesis statistiknya sebagai berikut:

Page 17: 6. BAB III.docx

59

Ha2 : Kepuasan kerja mempengaruhi hubungan partisipasi penyusunan anggaran

terhadap kinerja manajerial.

H02 : Kepuasan kerja tidak mempengaruhi hubungan partisipasi penyusunan

anggaran terhadap kinerja manajerial.

Diuji dengan persamaan regresi:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β5X1X2 + e

Dimana: Y : Kinerja Manajerial

X1 : Partisipasi Penyusunan Anggaran

X2 : Kepuasan Kerja

X1X2 : Interaksi antara X1 dan X2

β : Koefisien regresi

e : Standar error

Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan uji parsial (uji t). uji t

digunakan untuk mengetahui apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap

hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Uji

t dilakukan dengan 2 arah dengan tingkat keyakinan 95% (yang merupakan

standar tingkat keyakinan untuk peneliti bisnis) dan uji tingkat sugnifikansi

pengaruh kepuasan kerja terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan

anggaran terhadap kinerja manajerial, dimana tingkat signifikansi ditentukan

sebesar 5% dan degree of fredom (df)=n-k.

Kriteria diterima atau ditolak apabila thitung< ttabel maka H0 diterima,

sebaliknya apabila thitung> ttabel maka H0 ditolak.

Hipotesis 3

Page 18: 6. BAB III.docx

60

Hipotesis ketiga dari penelitian ini adalah apakah informasi kerja yang

relevan berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran

terhadap kinerja manajerial.

Hipotesis statistiknya sebagai berikut:

Ha3 : Informasi kerja yang relevan mempengaruhi hubungan partisipasi

penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.

H03 : Informasi kerja yang relevan tidak mempengaruhi hubungan partisipasi

penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.

Diuji dengan persamaan regresi:

Y = β0 + β1X1 + β3X3+ β6X1X3 + e

Dimana: Y : Kinerja Manajerial

X1 : Partisipasi Penyusunan Anggaran

X3 : Informasi Kerja yang Relevan

X1X3 : Interaksi antara X1 dan X3

β : Koefisien regresi

e : Standar error

Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan uji parsial (uji t). uji t

digunakan untuk mengetahui apakah informasi kerja yang relevan berpengaruh

terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

manajerial. Uji t dilakukan dengan 2 arah dengan tingkat keyakinan 95% (yang

merupakan standar tingkat keyakinan untuk peneliti bisnis) dan uji tingkat

sugnifikansi pengaruh informasi kerja yang relevan terhadap hubungan antara

partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial, dimana tingkat

signifikansi ditentukan sebesar 5% dan degree of fredom (df)=n-k.

Page 19: 6. BAB III.docx

61

Kriteria diterima atau ditolak apabila thitung< ttabel maka H0 diterima,

sebaliknya apabila thitung> ttabel maka H0 ditolak.

Hipotesis 4

Hipotesis keempat dari penelitian ini adalah apakah motivasi kerja

berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap

kinerja manajerial.

Hipotesis statistiknya sebagai berikut:

Ha4 : Motivasi kerja mempengaruhi hubungan partisipasi penyusunan anggaran

terhadap kinerja manajerial.

H04 : Motivasi kerja tidak mempengaruhi hubungan partisipasi penyusunan

anggaran terhadap kinerja manajerial.

Diuji dengan persamaan regresi:

Y = β0 + β1X1 + β4X4+ β7X1X4 + e

Dimana: Y : Kinerja Manajerial

X1 : Partisipasi Penyusunan Anggaran

X4 : Motivasi Kerja

X1X4 : Interaksi antara X1 dan X4

β : Koefisien regresi

e : Standar error

Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan uji parsial (uji t). uji t

digunakan untuk mengetahui apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap

hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Uji

t dilakukan dengan 2 arah dengan tingkat keyakinan 95% (yang merupakan

Page 20: 6. BAB III.docx

62

standar tingkat keyakinan untuk peneliti bisnis) dan uji tingkat sugnifikansi

pengaruh motivasi kerja terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan

anggaran terhadap kinerja manajerial, dimana tingkat signifikansi ditentukan

sebesar 5% dan degree of fredom (df)=n-k.

Kriteria diterima atau ditolak apabila thitung< ttabel maka H0 diterima,

sebaliknya apabila thitung> ttabel maka H0 ditolak.