bab 5 final

15
UKL UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-1 5.1 TAHAP PRA KONSTRUKSI 5.1.1 Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan  Budaya 1.) Keresahan Masyarakat Dampak keresahan masyarakat adalah berupa terjadinya keresahan masyarakat Desa Tubanan (eksisting), sehubungan dengan adanya rencana pembangunan pelurusan alur Sungai Ngarengan. Keresahan masyarakat ini dapat timbul dari kekhawatiran masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya konflik kepentingan dalam pembangunan proyek tersebut, timbulnya ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi di lokasi alur sungai baru, terutama terhadap kemungkinan terganggunya masyarakat dalam bercocok tanam dan menurunnya pendapatan yang akan mereka peroleh. Kekhawatiran ini dapat memicu munculnya kecemburuan sosial. Kemungkinan munculnya dampak keresahan masyarakat ini perlu diantisipasi secara serius oleh pemerintah Kabupaten Jepara melalui Dinas Bina Marga Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral sebagai Pemrakarsa kegiatan. Dampak keresahan masyarakat ini juga dapat memicu timbulnya sikap dan persepsi negatif dari penduduk sekitar terhadap keberadaan dan berbagai aktifitas kegiatan pembangunan pelurusan alur Sungai Ngaringan yang akan dilakukan di daerah mereka. 5.2 Tahap Konstruksi 5.2.1 Komponen Lingkungan Geo-Fisik Kimia 1.) Penurunan Kualitas Air Sungai Ngarengan dan Air Sungai Brumbung dan Air Muara Dampak penurunan kualitas air Sungai Ngarengan disebabkan karena pembersihan dan pematangan lahan pada daerah alur Sungai Ngarengan baru,  penggalian dan pengurugan tanah di daerah alur Sungai Ngarengan baru, penggalian dan pengurugan tanah Jembatan Selencir, penggalian dan pengurugan tanah pekerjaan drainase selatan serta pembangunan kantor sementara dan gudang. Dampak penurunan kualitas Air Sungai Brumbung disebabkan oleh kegiatan pembersihan dan pematangan lahan kawasan Sungai Brumbung, penggalian dan DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

Upload: nabil-kirom

Post on 31-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

FInal UKL UPL

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 5 final

7/16/2019 Bab 5 final

http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 1/15

UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-1

5.1  TAHAP PRA KONSTRUKSI

5.1.1 Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya

1.) Keresahan Masyarakat

Dampak keresahan masyarakat adalah berupa terjadinya keresahan masyarakat Desa

Tubanan (eksisting), sehubungan dengan adanya rencana pembangunan pelurusan alur 

Sungai Ngarengan. Keresahan masyarakat ini dapat timbul dari kekhawatiran masyarakat

terhadap kemungkinan terjadinya konflik kepentingan dalam pembangunan proyek tersebut,

timbulnya ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi di lokasi alur sungai baru, terutama

terhadap kemungkinan terganggunya masyarakat dalam bercocok tanam dan menurunnya

pendapatan yang akan mereka peroleh. Kekhawatiran ini dapat memicu munculnya

kecemburuan sosial. Kemungkinan munculnya dampak keresahan masyarakat ini perlu

diantisipasi secara serius oleh pemerintah Kabupaten Jepara melalui Dinas Bina Marga

Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral sebagai Pemrakarsa kegiatan. Dampak keresahan

masyarakat ini juga dapat memicu timbulnya sikap dan persepsi negatif dari penduduk sekitar 

terhadap keberadaan dan berbagai aktifitas kegiatan pembangunan pelurusan alur Sungai

Ngaringan yang akan dilakukan di daerah mereka.

5.2  Tahap Konstruksi

5.2.1 Komponen Lingkungan Geo-Fisik Kimia

1.) Penurunan Kualitas Air Sungai Ngarengan dan Air Sungai Brumbung dan Air Muara

Dampak penurunan kualitas air Sungai Ngarengan disebabkan karena pembersihan dan

pematangan lahan pada daerah alur Sungai Ngarengan baru,  penggalian dan pengurugan

tanah di daerah alur Sungai Ngarengan baru, penggalian dan pengurugan tanah Jembatan

Selencir, penggalian dan pengurugan tanah pekerjaan drainase selatan serta pembangunan

kantor sementara dan gudang. Dampak penurunan kualitas Air Sungai Brumbung disebabkan

oleh kegiatan pembersihan dan pematangan lahan kawasan Sungai Brumbung, penggalian dan

DAMPAK LINGKUNGAN

YANG AKAN TERJADI

Page 2: Bab 5 final

7/16/2019 Bab 5 final

http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 2/15

UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-2

pengurugan tanah pekerjaan drainase timur, penggalian dan pengurugan tanah di daerah

alur Sungai Brumbung serta pembangunan kantor sementara dan gudang. Dampak

penurunan kualitas air Muara disebabkan oleh kegiatan penggalian dan pengurugan

pembangunan Jetty .

Dampak berupa dampak langsung dan dampak turunan/sekunder, dampak secara langsung

yaitu terjadinya kekeruhan (peningkatan padatan terlarut dan peningkatan padatan tersuspensi)

pada perairan di ke dua sungai tersebut dan di Muara karena adanya air larian/ run off  yang

masuk kedalam perairan yang membawa lapisan permukaan tanah dan substrat yang

terkandung didalam tanah serta galian dan pengurugan tanah, namun kekeruhan ini bersifat

sementara dan hanya terjadi pada saat hujan turun, sedangkan dampak sekunder yaitu terjadi

pelumpuran di perairan. Penambahan substrat dan pelumpuran ini mempengaruhi kulitas air 

yang dapat mempengaruhi mahIuk hidup baik vegetasi, satwa yang ada di dasar maupun

dalam perairan. Pengendapan lumpur mengakibatkan pendangkalan (sedimentasi) di dasar 

perairan, menyebabkan terganggunya ekosistem perairan, terutama ekosistem dan biota

perairan, berupa : Plankton, Bentos, Nekton dan ekosistem biota air lainnya. Substrat dasar, zat

hara yang terdapat dalam sedimen menjadi larut di dalam perairan menyebabkan kandungan

Phospat (PO4) pada Sungai Ngarengan dan Sungai Brumbung meningkat dari rona awal, hal ini

dapat menambah kesuburan perairan sehingga sungai akan banyak ditumbuhi alga dan gulma

air.

Peningkatan alga dan gulma air akan mengurangi jumlah DO pada air akibatnya jumlah

oksigen yang ada di sungai akan menurun dan membahayakan bagi kehidupan biota sungai.

Lamanya dampak peningkatan padatan tersuspensi dan pelumpuran air ini terjadi tergantung

dari ukuran butir dan kuat arus yang membawanya. Kualitas air Sungai Ngarengan dan Sungai

Brumbung dapat dilihat dari pengujian sample di laboratorium yang telah di jelaskan pada bab

4. Berdasarkan hasil pengujian di laboratorium bahwa kualitas air Sungai Ngarengan dan

Sungai Brumbung terdapat parameter yang melebihi baku mutu yaitu Phosphat (PO4),

peningkatan phospat berasal dari penggunaan pupuk yang mengandung N,P dan K.

Unsur/senyawa tersebut terbawa oleh air larian bersama partikel-partikel lapisan tanah atas

(top soil) kedalam sungai. Sedangkan pada Sungai Brumbung DO rendah hal ini disebabkan

karena banyak terdapat alga dan gulma air di sungai tersebut, sehingga DO rendah hal ini juga

mempengaruhi kehidupan biota air. Pelaksanaan konstruksi pelurusan alur Sungai Ngarengan

akan menyebabkan semakin meningkatnya phospat dan kekeruhan didalam air sungai karena

adanya aktivitas penggalian dan pengurugan, aktivitas ini menimbulkan peningkatan partikel-

partikel tanah baik terlarut maupun tersuspensi kedalam air sungai sehingga air semakin keruh.

Page 3: Bab 5 final

7/16/2019 Bab 5 final

http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 3/15

UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-3

Kekeruhan tersebut juga akan mempengaruhi DO akan semakin turun, hal ini sangat

berpengaruh terhadap biota air dan dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan

kematian terhadap suatu spesies biota air.

2.) Munculnya Genangan Air 

Dampak munculnya genangan air disebabkan oleh kegiatan pembersihan dan pematangan

lahan yang tidak terencana dengan baik dan tidak memperhatikan kondisi saluran drainase

pada lokasi mess dan kantor sementara. Pembersihan dan pematangan lahan yang tidak

terencana, tanpa memperhatikan waktu pematangan dan pembersihan maka dapat

menimbulkan genangan  – genangan air di sekitar lokasi proyek yang dapat mengganggu

pelaksanaan kegiatan. Selain itu genangan air di timbulkan dari aktivitas pekerja dalam mess

dan kantor sementara. Aktivitas tersebut seperti mandi, buang air besar dan mencuci. Jika

kegiatan – kegiatan di mess dan di kantor sementara tersebut tidak dibuatkan saluran drainase

sendiri maka akan muncul genangan air yang dapat mengganggu kegiatan proyek. Dampak

genangan air ini juga dapat menjadi sarang nyamuk yang bisa mengakibatkan gangguan

kesehatan terhadap pekerja dan masyarakat sekitar.

3.) Penurunan Kualitas Udara Ambien

Terdapat beberapa tipe polutan yang dikeluarkan ke udara dari adanyarencanakegiatan

pelurusan alur Sungai Ngarengan, polusi udara yang berbentuk emisi gas buang seperti :

Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2) Sulfur Dioksida (S02) dan Amoniak (NH3),

merupakan komponen yang sering dikeluarkan dari pembakaran bahan bakar minyak mesin

kendaraan dan mesin alat-alat berat di lokasi rencana kegiatan. Jenis kegiatan yang

menyebabkan penurunan kualitas udara adalah pembersihan dan pematangan lahan di daerah

alur Sungai Ngarengan baru dan Sungai Brumbung, mobilisasi peralatan dan material

bangunan ke lokasi proyek, pengoperasian alat berat pada saat pengerjaan proyek, penggalian

dan pengurugan tanah pada alur Sungai Ngarengan baru, penggalian dan pengurugan tanah

pada pembangunan Jembatan Selencir, penggalian dan pengurugan tanah pada pekerjaan

normalisasi Sungai Brumbung, penggalian dan pengurugan tanah pada pekerjaan drainase

timur dan selatan pengangkutan galian tanah dari lokasi alur Sungai Ngarengan baru,

pengangkutan galian tanah dari pekerjaan talud tikungan sungai, pengangkutan galian tanah

dari pekerjaan Jembatan Selencir, pengangkutan galian tanah pekerjaan drainase timur dan

selatan serta pengangkutan galian tanah dari pekerjaan normalisasi Sungai Brumbung.

Kegiatan tersebut mengakibatkan polusi udara baik berupa gas maupun debu.

Page 4: Bab 5 final

7/16/2019 Bab 5 final

http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 4/15

UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-4

Sumber dampak penurunan kualitas udara ambien adalah pembersihan dan pematangan

lahan, penggalian dan pengurugan tanah, mobilisasi peralatan dan material bangunan,

pengoperasian alat berat, pengangkutan galian tanah. Pengangkutan semua peralatan berat ke

lokasi masing-masing kegiatan dimaksud dilakukan melalui jalan darat dengan menggunakan

truck trailer agar tidak merusak sarana jalan yang dilewati. Aktifitas kendaraan pengangkutan

ini diperkirakan tidak akan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap penurunan kualitas

udara ambien di sepanjang jalan yang akan dilewati oleh kendaraan pengangkut tersebut.

Namun demikian, pelaksanaan mobilisasi peralatan ini tetap memerlukan pengaturan dari pihak

perusahaan kontraktor pelaksana sehingga frekwensi kedatangan kendaraan pengangkut ke

lokasi kegiatan dapat dibatasi, sehingga tidak terlalu banyak rnenghasilkan emisi gas buang

dan peningkatan partikel debu di sepanjang jalan yang dilewati. Secara langsung penurunan

kualitas udara ambien ini dapat mempengaruhi kenyamanan para tenagakerja di lokasi rencana

kegiatan. Penyebaran gas buang dan debu ini akan meningkat dan meluas pada saat kegiatan

dilakukan pada musim kering/kemarau.

Penurunan kualitas udara ambien ini hanya bersifat temporer pada saat dilakukan kegiatan

yang diperkirakan hanya berlangsung dalam waktu yang tidak begitu lama, yaitu selama

berlangsungnya pekerjaan konstruksi pelurusan alur Sungai Ngarengan (±8 bulan). Komponen

lingkungan yang akan terkena dampak juga bersifat lokal yaitu di lokasi pelaksanaan kegiatan

dan penyebaran penurunan kualitas udara ambien belum sampai ke lokasi pemukiman

penduduk yang terdekat yang berbatasan dengan lokasi rencana kegiatan. 

4.) Peningkatan Kebisingan

Rencana kegiatan  yang menjadi penyebab dampak peningkatan kebisingan adalah kegiatan

pembersihan dan pematangan lahan di daerah alur Sungai Ngarengan baru, mobilisasi

peralatan dan material ke lokasi kegiatan selama proyek berjalan, beroperasinya alat-alat berat

pada saat dilakukannya kegiatan konstruksi, aktifitas kendaraan pengangkut galian tanah

meliputi pengangkutan galian tanah dari lokasi alur Sungai Ngarengan baru, pengangkutan

galian tanah dari pekerjaan talud tikungan sungai, pengangkutan galian tanah dari pekerjaan

drainase timur dan selatan, pengangkutan galian tanah dari pekerjaan Jembatan Selencir dan

pengangkutan galian tanah dari pekerjaan normalisasi Sungai Brumbung.

Peningkatan kebisingan dari aktifitas kendaraan pengangkut alat terjadi di sepanjang jalan yang

akan dilewati menuju lokasi rencana kegiatan kebisingan yang ditimbulkan bersifat temporer 

dan tidak berlangsung lama, hanya terjadi pada saat kendaraan pengangkut melewati badan

Page 5: Bab 5 final

7/16/2019 Bab 5 final

http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 5/15

UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-5

 jalan yang dilalui. Peningkatan kebisingan dari aktifitas kendaraan pengangkut material,

pengoperasian alat berat dan kendaraan pengangkut galian tanah terjadi selama proyek

berlangsung hingga selesai. Komponen lingkungan yang akan terkena dampak juga bersifat

lokal yaitu di lokasi pelaksanaan kegiatan dan penyebaran kebisingan belum sampai ke lokasi

permukiman penduduk yang terdekat dengan lokasi kegiatan. Sumber dampak peningkatan

kebisingan yaitu pembersihan dan pematangan lahan, mobilisasi peralatan dan material,

pengoperasian alat berat dan kendaraan pengangkut galian tanah.

Berdasarkan hasil pengukuran kondisi rona lingkungan awal sebelum adanya kegiatan di lokasi

kegiatan diketahui intensitas kebisingan masih baik, Pada stasiun 1: K-1 di lokasi pertemuan

muara Sungai Brumbung, Sungai Ngarengan dan pantai  terukur 57,5 dBA, stasiun 2 : K-2 di

lokasi pertengahan calon alur Sungai Ngarengan  terukur 50,2 dBA. stasiun 3 : K-3 di lokasi

awal rencana pelurusan alur Sungai Ngarengan baru  terukur 40,2 dBA, dari ke-tiga stasiun

pengukuran tersebut masih ada 1 titik yang melebihi baku tingkat kebisingan yaitu Pada stasiun

1: K-1 karena di daerah tersebut (muara) terdapat nelayan yang menggunakan perahu yang

berbahan bakar solar yang mesinnya menimbulkan suara yang cukup keras yang beraktivitas di

daerah tersebut, selain itu suara gemuruh ombak juga menyebabkan semakin tingginya

kebisingan. Berdasarkan lampiran I Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 48

Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan, yaitu sebesar 55 dBA. Baku tingkat kebisingan

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.1 Baku Tingkat Kebisingan Untuk Suatu Kawasan

Peruntukan kawasan/ lingkungan kesehatan Tingkat kebisingan db(A)

a.  Peruntukan kawasan

1.  Perumahan dan pemukiman 55

2.  Perdagangan dan jasa 70

3.  Perkantoran dan perdagangan 65

4.  Ruang terbuka hijau 50

5.  Industri 70

6.  Pemerintahan dan fasilitas umum 60

7.  Rekreasi 70

8.  Khusus :

-  Bandar udara 60

-  Stasiun kereta api 70

-  pelabuhan laut 70

-  cagar budaya 60

b.  lingkungan kegiatan

1.  Rumah sakit atau sejenisnya 55

2.  Sekolah atau sejenisnya 55

3.  Tempat ibadah atau sejenisnya 55

Sumber :Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MNLH/11/1996 

Page 6: Bab 5 final

7/16/2019 Bab 5 final

http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 6/15

UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-6

5.) Gangguan Lalulintas 

Dari hasil pengamatan arus lalulintas pada ruas jalan Desa Wedelan  – PLTU  – lokasi proyek,

lalulintas tidak terlalu padat karena jalan ini tidak dilewati transportasi umum dan merupakan jalan desa sehingga lalulintas lancar. Lalulintas akan meningkat saat pembangunan pelurusan

alur Sungai Ngarengan berlangsung hingga selesai. Kepadatan lalu lintas disebabkan adanya

kendaraan yang keluar masuk ke lokasi proyek, kendaraan penduduk dan kendaraan yang

menuju ke PLTU. Puncak kepadatan lalu lintas terjadi pada pagi dan sore hari hal ini karena

adanya aktifitas masyarakat yang menuju dan atau dari kota baik urusan pekerjaan ataupun

lainnya. Sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan pembangunan pelurusan alur Sungai

Ngarengan, maka pada saat dilakukannya kegiatan mobilisasi peralatan maupun mobilisasi

material bangunan yang melewati Jalan desa Wedelan –

PLTU (sebagai jalan utama sebelum

memasuki jalan akses ke lokasi pelaksanaan pembangunan rencana kegiatan pembangunan

pelurusan alur Sungai Ngarengan) diprakirakan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan

volume lalulintas pada Jalan Poros desa Wedelan  – PLTU, Peningkatan jumlah kendaraan

berat seperti truck berat dan truck ringan, yang merupakan jenis kendaraan pengangkut yang

akan dioperasikan untuk pelaksanaan kegiatan pada tahap konstruksi, untuk itu diperlukan

upaya penanganan yang serius dari pihak kontraktor pelaksana kegiatan pembangunan

pelurusan alur Sungai Ngarengan berupa pengaturan pelaksanaan kegiatan transportasi

kendaraan pengangkut baik peralatan atau material yang dibutuhkan ke lokasi.

Sampel volume kendaraan diambil pada jalur Desa Wedelan  – PLTU arah utara ke selatan dan

selatan ke utara. Jalan ini merupakan jalur utama menuju proyek, selain itu jalan ini dilalui oleh

kendaraan dari PLTU maupun penduduk Desa Tubanan dan sekitarnya. Hasil pengukuran

 jumlah kendaraan dan kecepatan masing-masing jenis kendaraan dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 5.2 Jenis dan Kecepatan Kendaraan di Jalan Desa Wedelan  – PLTU(arah utara ke selatan)

Jenis Kendaraan

Jumlah

Pagi Kec.

(m/det)

Siang Kec.

(m/det)

Sore Kec.

(m/det)

1. Sepeda Motor 69 11,68 57 11,80 61 11,84

2. kendaraan penumpang (truk, carry,

sedan, jip)

5 10,80 3 11,75 4 11, 82

Sumber : data primer ,2011

Page 7: Bab 5 final

7/16/2019 Bab 5 final

http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 7/15

UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-7

Tabel 5.3 Jenis dan Kecepatan Kendaraan di Jalan Desa Wedelan  – PLTU

(arah selatan ke utara)

Jenis Kendaraan

Jumlah

PagiKec.

(m/det)Siang

Kec.

(m/det)Sore

Kec.

(m/det)

1. Sepeda Motor 62 11,81 68 11,80 59 11,70

2. kendaraan penumpang (truk, carry,

sedan, jip)

4 10,80 6 11,82 2 10,84

Sumber : data primer, 2011

Catatan :Kecepatan (kecp.) : meter/detik

Panjangg segmen jalan pengukuran : 100 meter 

Lebar jalan rata-rata : 5 meter 

Pagi : jam 07.00—08.00

Siang : jam 12.00-13.00

Sore : jam 16.00-17.00

Tabel 5.4 Volume Lalu Lintas di Jalan Desa Wedelan –

PLTU(arah utara ke selatan)

Jenis

Kendaraan

Volume Kendaraan (per jam)(emp)

Volume Kendaraan (smp/jam)

Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

1. LV 5 3 4 1 5 3 4

2. MC 69 57 61 0,37 25,53 21,09 22,57

Jumlah 74 60 65 30,53 24,09 26,57

Sumber : data primer, 2011

Tabel 5.5 Volume Lalu Lintas di Jalan Desa Wedelan  – PLTU

(arah selatan ke utara)

Jenis

Kendaraan

Volume Kendaraan (per jam)(emp)

Volume Kendaraan (smp/jam)

Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

1. LV 4 6 2 1 4 6 2

2. MC 62 68 59 0,37 22,94 25,16 21,83

Jumlah 66 74 61 26,94 31,15 23,83

Sumber : data prime,r 2011

Page 8: Bab 5 final

7/16/2019 Bab 5 final

http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 8/15

UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-8

Menghitunng kepadatan (D) kendaraan menggunakan rumus :

D =

Keterangan :

D : kepadatan (smp/km)

V : volume lalu lintas (smp/jam)

Us : kecepatan (km/jam)

Tabel 5.6 Kepadatan Lalu Lintas di Jalan Desa Wedelan – PLTU

(arah utara ke selatan)

kepadatan (smp/km) V (smp/jam) Us (km/jam)

Pagi 0,95 30,53 32

Siang 0,79 24,09 30,5

Sore 0,89 26,57 30

Sumber : data primer, 2011

Tabel 5.7 Kepadatan Lalu Lintas di Jalan Desa Wedelan – PLTU

(arah selatan ke utara)kepadatan (smp/km) V (smp/jam) Us (km/jam)

Pagi 0,86 26,94 31,85

Siang 1,02 31,15 30,5

Sore 0,74 23,83 31,9

Sumber : data primer, 2011

Catatan :

LV : kendaraan ringan (mobil pribadi, mobil angkutan, pick up, bus sedang, bus

kecil, truk kecil).

MC : kendaraan bermotor khususnya sepeda motor roda dua dari segala produk

dan lain kendaraan tidak bermotor.

Emp : faktor pengali untuk mengubah satuan volume arus lalu lintas dari

kendaraan/jam menjadi smp/jam.

V

Us

Page 9: Bab 5 final

7/16/2019 Bab 5 final

http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 9/15

UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-9

Berdasarkan data dan analisa hasil pengukuran jumlah kendaraan di Jalan Desa Wedelan  – 

PLTU diketahui bahwa kepadatan lalu lintas tidak padat kondisi arus bebas tanpa hambatan.

5.2.2 Komponen Lingkungan Biologi 

1)  Gangguan Terhadap Biota Perairan Sungai Ngarengan, Sungai Brumbung dan Muara

Dampak gangguan terhadap biota perairan merupakan dampak turunan dari terjadinya

penurunan kualitas air. Sumber dampak gangguan terhadap biota perairan di Sungai

Ngarengan yaitu dari kegiatan pembersihan dan pematangan lahan pada daerah alur Sungai

Ngarengan baru, penggalian dan pengurugan tanah di daerah alur Sungai Ngarengan baru,

penggalian dan pengurugan tanah Jembatan Selencir, penggalian dan pengurugan tanah

pekerjaan drainase selatan serta pembangunan kantor sementara dan gudang. Dampakpenurunan kualitas Air Sungai Brumbung disebabkan oleh kegiatan pembersihan dan

pematangan lahan kawasan Sungai Brumbung, penggalian dan pengurugan tanah di daerah

alur Sungai Brumbung, penggalian dan pengurugan tanah pekerjaan drainase timur serta

pembangunan kantor sementara dan gudang. Dampak biota Muara karena adanya kegiatan

penggalian dan pengurugan pembangunan Jetty.

Dampak yang terjadi merupakan dampak turunan dari dampak primer, yang diawali dengan

peningkatan padatan tersuspensi dan padatan terlarut sehingga menyebabkan kekeruhan

perairan baik di Sungai Ngarengan, Sungai Brumbung dan Muara. Peristiwa tersebut

menyebabkan kejernihan air menurun. Akibatnya intensitas cahaya matahari di perairan

berkurang sehingga proses fotosintesa biota produsen yaitu fitoplankton terhalang dan

produktifitas primer perairan menurun, disamping itu dengan meningkatnya padatan

tersuspensi daya absorbsi fitoplankton terhadap unsur hara berkurang sehingga populasi dan

kelimpahan fitoplankton menurun. Hal ini berpengaruh terhadap keragaman fitoplankton sesuai

dengan rantai makanan dalam ekosistem perairan ini menyebabkan berkurangnya zooplankton, 

mempengaruhi kehidupan ikan dan mengganggu keseimbangan komunitas perairan tersebut

secara keseluruhan, jika dilihat dari luasan dan waktu terjadinya, dampak gangguan terhadap

biota perairan pada tahap ini relatif kecil dan bersifat sementara yaitu pada saat musim hujan

dan sangat tergantung kepada tingkat kekeruhan air. Namun demikian dengan dilakukannya

upaya pengelolaan yang baik terhadap dampak primer, maka dampak terhadap biota perairan

dapat dikurangi 

2) 

Pengurangan Flora dan Fauna Darat

Page 10: Bab 5 final

7/16/2019 Bab 5 final

http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 10/15

UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-10

Pengurangan terhadap flora dan fauna darat terjadi di daerah yang dijadikan alur Sungai

Ngarengan baru, penyebabnya adalah karena berubahnya habitat flora dan fauna darat yang

semula sawah/tegalan maupun kebun menjadi alur sungai. Sumber dampak pengurangan

terhadap flora dan fauna darat adalah pembersihan dan pematangan lahan di daerah alur 

sungai baru, pembangunan kantor sementara dan gudang, penggalian dan pengurugan tanah

di daerah alur Sungai Ngarengan baru.

a. Flora

Flora yang dimaksud adalah tumbuhan dan tanaman yang hidup pada suatu ekosistem

sawah/tegalan atau perkebunan. Parameter flora mencakup keberadaan jenis, status

keberadaan jenis, kelimpahan (populasi), fungsi dan habitat.

- Status keberadaan jenis yang dimaksud adalah status dari jenis tumbuhan atau

tanaman tergolong langka, dilindungi undang-undang atau endemik.

- Manfaat atau fungsi mencakup fungsi ekologis, ekonomis dan estetis.

- Kelimpahan atau jumlah jenis (populasi) yang dimaksud adalah perkiraan jumlah jenis

tumbuhan yang ada berdasarkan hasil penghitungan menggunakan metode ilmiah yang

lazim melalui observasi atau berdasarkan informasi yang telah ada dari data sekunder.

- Habitat yang dimaksud adalah tempat hidup tumbuhan termasuk melangsungkan daur 

hidupnya.

b. Fauna

Fauna yang dimaksud adalah hewan atau satwa yang tergolong liar (tidak di budidayakn)

yang hidup pada suatu ekosistem sawah/tegalan atau perkebunan. Parameter fauna

mencakup keberadaan jenis, status keberadaan jenis, kelimpahan (populasi), fungsi dan

habitat :

- Status keberadaan jenis yang dimaksud adalah status jenis satwa yang ada pada suatu

daerah antara lain langka, dilindungi undang-undang atau endemik.

- Kelimpahan atau jumlah jenis (populasi) yang dimaksud adalah perkiraan jumlah jenis

satwa yang ada berdasarkan hasil penghitungan menggunakan metode ilmiah yang

lazim melalui survai observasi atau informasi data sekunder.

- Manfaat atau fungsi mencakup fungsi sebagai satwa mempunyai nilai ekologis, ekonomi

dan estetis.

- Habitat yang dimaksud adalah tempat hidup satwa termasuk melangsungkan daur 

hidupnya.

5.2.3 Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya

Page 11: Bab 5 final

7/16/2019 Bab 5 final

http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 11/15

UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-11

1.)  Terbukanya Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha

Kegiatan pelaksanaan pelurusan alur Sungai Ngarengan menimbulkan dampak terhadap

kesempatan kerja dan peluang berusaha di lokasi studi, walaupun peluangnya terbatas pada

dasamya dampak yang terjadi terhadap komponen sosial ekonomi ini adalah berupa dampak

positif. Sumber dampak kesempatan kerja dan peluang berusaha adalah penerimaan tenaga

kerja yang dilakukan oleh perusahaan kontraktor pelaksana kegiatan pelurusan alur Sungai

Ngarengan dari penduduk setempat sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang

dimiliki. Tenaga kerja yang dibutuhkan yaitu sebagai: pengawas, mandor, supir  dump truck ,

operator  exavator , operator  buldozer , kepala tukang, tukang kayu, tukang batu, pekerja dan

petugas keamanan. Walaupun penerimaan tenagakerja terbatas, secara langsung kegiatan

penerimaan tenagakerja ini dapat mengurangi jumlah pengangguran di lokasi studi.

Keberadaan rencana kegiatan pelurusan alur Sungai Ngarengan mengundang para pendatang

sebagai tenaga kerja yang tinggal di sekitar lokasi rencana kegiatan. Interaksi antara

pendatang dengan penduduk lokal memberikan wawasan dan pengetahuan atau pengalaman

baru bagi penduduk sekitar dan juga membuka wawasan dan pengetahuan penduduk.

Kehadiran tenagakerja pendatang maupun setempat membuka peluang berusaha bagi

masyarakat sekitar lokasi proyek sebagai pedagang untuk memenuhi kebutuhan para

tenagakerja baik pendatang maupun penduduk setempat yang terlibat di lokasi pelaksanaan

proyek. Hal ini menunjukkan tumbuhnya sektor ekonomi baru yang lazim disebut sektor in-

formal. kegiatan ekonomi baru ini sebagai side effect dari pembukaan lapangan kerja baru bagi

masyarakat di sekitar Lokasi rencana kegiatan. Secara langsung penerimaan tenaga kerja dan

kesempatan berusaha dapat menyebabkan peningkatan pendapatan masyarakat setempat,

memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan dan kemajuan kegiatan

perekonomian daerah, memacu pembangunan daerah serta pengembangan wilayah.

Tahap akhir dari pelaksanaan pembangunan rencana kegiatan diprakirakan menimbulkandampak nagatif   terhadap terbukanya kesempatan kerja, dampak ini terjadi karena setelah

pekerjaan konstruksi selesai, maka akan diserahkan kepada pihak Pemerintah Kabupaten

Jepara untuk segera difungsikan. Perusahaan kontraktor pelaksana kegiatan pelurusan alur 

Sungai Ngarengan akan melakukan pemberhentian kerja dengan para tenaga kerja konstruksi.

Secara langsung juga menutup peluang berusaha dari sektor informal bagi masyarakat di

sekitar lokasi rencana kegiatan, menyebabkan terjadinya pengangguran, penurunan tingkat

pendapatan, munculnya keresahan masyarakat serta menurunnya tingkat kesejahteraan

masyarakat setempat.

Page 12: Bab 5 final

7/16/2019 Bab 5 final

http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 12/15

UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-12

Bila dilihat dari jumlah tenaga kerja setempat yang terlibat, dampak ini relatif kecil demikian

 juga terhadap peluang berusaha dari masyarakat sekitar dari sektor informal yang terkait

dengan rencana  kegiatan juga relatif kecil. Namun demikian apabila proses pemberhentian

dilaksanakan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tidak ditangani secara bijaksana

maka dapat menimbulkan keresahan dari tenagakerja yang terlibat, serta tidak adanya

perhatian dari perusahaan kontraktor pelaksana kegiatan pelurusan alur Sungai Ngarengan 

maupun Pemerintah Kabupaten Jepara terhadap masyarakat sekitar. Hal ini akan menimbulkan

sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap keberadaan rencana kegiatan pelurusan alur 

Sungai Ngarengan secara keseluruhan.

2.) Peningkatan Pendapatan Penduduk Setempat

Dampak peningkatan pendapatan penduduk setempat kegiatan pelurusan alur Sungai

Ngarengan pada tahap konstruksi secara langsung bersumber dari kegiatan penerimaan

tenagakerja dari masyarakat dan dari terbukanya peluang berusaha bagi penduduk sekitar 

kegiatan pada sektor informal, seperti penyedia jasa dan kebutuhan untuk keperluan

tenagakerja maupun bahan dan material untuk pembangunan rencana. Mengingat peluang

berusaha ini sangat beragam dan luas maka akan banyak penduduk yang terkena dampak

langsungnya. Walaupun penerimaan tenagakerja terbatas, secara langsung kegiatan

penerimaan tenagakerja ini dapat mengurangi jumlah pengangguran diwilayah Kabupaten

Jepara. Peningkatkan pendapatan penduduk menyebabkan meningkatnya tingkat

kesejahteraan penduduk setempat.

3.) Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat

Pelaksanaan proyek pelurusan alur Sungai Ngarengan ini membutuhkan tenaga kerja dari

masyarakat sekitar lokasi maupun dari luar daerah. Mereka berharap dapat diterima untuk

bekerja pada kontraktor pelaksana. Kegiatan penerimaan tenaga kerja ini mempengaruhi sikapdan persepsi masyarakat, sikap dan persepsi tersebut dapat bersifat positif bagi masyarakat

yang diterima sebagai tenaga kerja dan negatif bagi masyarakat yang tidak diterima sebagai

tenaga kerja. Penyerapan tenagakerja dari daerah lain menyebabkan migrasi dan mobilitas

penduduk ke wilayah studi. Tenagakerja pendatang umumnya tinggal atau menetap di daerah

ini dan ada pula yang membawa keluarga mereka, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah

dan persebaran penduduk di wilayah ini dan sosialisasi antara penduduk pendatang dengan

penduduk asli.

Page 13: Bab 5 final

7/16/2019 Bab 5 final

http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 13/15

UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-13

Persepsi negatif masyarakat bersifat sementara dan dapat berbalik sepanjang proses

penerimaan tenaga kerja sesuai dengan prosedur. Adanya efek balik dari perubahan sikap dan

persepsi masyarakat terhadap keberadaan rencana sejalan dengan perkembangan waktu dan

kegiatan yang akan dilakukan, sehingga upaya pengendalian dampak yang ditimbulkan oleh

komponen lingkungan lain, seperti lingkungan geo-fisik-kimia, biologi dan kesehatan

masyarakat, sebagian besar merupakan upaya untuk menghindari munculnya sikap dan

persepsi negatif masyarakat. Hal lain yang menyangkut masalah sosial dan keuntungan serta

nilai tambah yang didapat masyarakat sekitar lokasi rencana kegiatan harus selalu menjadi

perhatian yang serius dari pihak Dinas Bina Marga Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral

Jepara sebagai pemrakarsa rencana kegiatan dan pihak perusahaan kontraktor pelaksana

kegiatan pembangunan pelurusan alur Sungai Ngarengan. 

 Adanya pendatang akan membawa suasana baru dan menumbuhkan motivasi berusaha dalam

berbagai bidang kehidupan, yang pada akhimya dapat meningkatkan sumber daya yang

berkelanjutan di lokasi rencana kegiatan. Kehadiran pendatang pada akhimya menumbuhkan

sikap saling menghormati antar sesama yang berlainan suku atau antar kelompok etnis,

dengan adanya sosialisasi seperti telah terjadi pembauran budaya yang dapat menguatkan

integritas nasional. Terjadinya migrasi penduduk ke daerah ini secara tidak langsung

mempengaruhi pertumbuhan penduduk di desa-desa sekitar. Melihat tingkat keterampilan dan

pendidikan yang lebih tinggi dari pendatang, maka dengan sendirinya merangsang pemikirandan pandangan masyarakat setempat untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan

yang lebih tinggi.

5.2.4 Komponen Lingkungan Kesehatan Masyarakat

Kegiatan pada awal pembangunan pelurusan alur Sungai Ngarengan adalah mobilisasi bahan

material dan alat-alat berat menyebabkan peningkatan emisi dan kebisingan sehingga kualitas

udara akan menurun. Aktifitas ini juga menimbulkan banyak debu yang dapat menyebabkan batuk,

ispa dan merusak paru-paru bagi masyarakat, maka untuk mengantisipasi dampak yang terjadi

perlu dilakukan pengelolaan seperti pengaturan jadwal pengangkutan, pengangkutan bahan

material yang berdebu menggunakan penutup. Pembangunan pelurusan alur Sungai Ngarengan

pada tahap konstruksi tidak menimbulkan dampak bagi masyarakat karena jarak antara

masyarakat dengan proyek cukup jauh sehingga dampak seperti kebisingan, debu dan emisi tidak

membahayakan bagi masyarakat.

Page 14: Bab 5 final

7/16/2019 Bab 5 final

http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 14/15

UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-14

Proyek ini juga tidak menyebabkan keretakan bangunan terhadap perumahan penduduk, tidak

membahayakan terhadap air minum karena masyarakat mengkonsumsi air minum dari sumur. Air 

sungai disekitar lokasi proyek hanya untuk tanaman tidak dikonsumsi untuk manusia. Dampak

kesehatan yang terjadi pada tahap konstruksi akan berpengaruh terhadap para pekerja terutama

gangguan kesehatan dan keselamatan kerja, kebisingan dan polusi udara. Hal ini dapat

menurunkan tingat kesehatan bagi tenaga kerja, maka perlu mendapat perhatian dari pihak

kontraktor pelaksana kepada pekerja yaitu memberikan pelayanan kesehatan bagi

karyawan/pekerja yang sakit dan memberikan perlengkapan alat kesehatan dan keselamatan kerja

untuk meminimalisasi dampak yang terjadi terhadap tenaga kerja. Sumber dampak penurunan

kesehatan adalah mobilisasi alat dan bahan material kelokasi proyek, pembersihan dan

pematangan lahan didaerah alur Sungai Ngarengan baru, pembersihan dan pematangan lahan

didaerah alur Sungai Brumbung, pengoperasian alat berat, aktifitas kendaraan pengangkut galian

dari seluruh kegiatan penggalian tanah saat proyek berlangsung serta kegiatan penggalian dan

pengurugan tanah pada seluruh pekerjaan proyek.

 Aktivitas pekerja terutama di kantor sementara akan menghasilkan air limbah yang berasal dari

kegiatan sehari-hari seperti mandi cuci kakus (MCK) akan menimbulkan genangan air yang bila

tidak dikelola dengan baik akan menjadi sarang nyamuk dan lalat yang berpengaruh terhadap

kesehatan masyarakat sekitar terutama bagi pekerja proyek.

5.3. Tahap Pasca Konstruksi

5.3.1 Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya 

1.) Menurunnya kegiatan Pertanian

 Adanya alur Sungai Ngarengan baru menyebabkan menurunnya kegiatan masyarakat Desa

Tubanan dan sekitarnya di bidang pertanian karena lahan mereka telah di beli oleh pemerintah

Kabupaten Jepara untuk lokasi alur Sungai Ngarengan baru dan lokasi daerah penimbunan

(disposal land) tanah galian. Sebagian mayarakat yang lahannya terkena proyek menyebabkan

mereka kehilangan pekerjaan sebagai petani. Sebagian lain yang lahannya tidak dibeli juga

mendapatkan dampak dari pasokan air yang semula mengandalkan dari sungai beralih dengan

pasokan air dari siphon. Sumber dampak menurunya usaha pertanian adalah pengoperasian

 Alur Sungai Ngarengan baru dan penggunaan lokasi daerah penimbunan (disposal land) tanah

galian.

2.) Menurunnya Pendapatan Penduduk setempat

Page 15: Bab 5 final

7/16/2019 Bab 5 final

http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 15/15

UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-15

Dampak menurunnya pendapatan penduduk setempat di sebabkan beberapa hal antara lain :

masyarakat yang bekerja pada waktu pelaksanaan proyek pelurusan Alur Sungai Ngarengan

telah diberhentikan. Kontraktor pelaksana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)

kepada para pekerja sehingga mereka menjadi pengangguran. Selain itu sebagian masyarakat

Desa Tubanan yang berprofesi sebagai petani sudah tidak bercocok tanam lagi karena lahan

mereka sudah dijadikan alur Sungai Ngarengan baru. Hal ini menyebabkan mereka tidak dapat

lagi memperoleh pendapatan/penghasilan dari sektor pertanian dan menunjukkan bahwa

pendapatan penduduk setempat menurun.

3.) Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat

Ketika pelaksanaan konstruksi pembangunan pelurusan alur Sungai Ngarengan yang baru

telah selesai maka Sungai Ngarengan siap untuk di operasionalkan dengan alur yang baru.

Disini mulai timbul persepsi masyarakat bahwa pengoperasin alur baru akan berdampak

dengan lahan sawah mereka yang tidak terbebaskan di sekitar lokasi kegiatan. Kekhawatiran

itu meliputi tentang pasokan air yang semula mengandalkan sungai lama berubah menjadi

menggunakan siphon yang disediakan selain itu sikap dan persepsi masyarakat dipengaruhi

oleh pengoperasian dan perawatan diantaranya Jembatan Selencir , siphon, jetty . Jika

perawatan dari prasarana tersebut tidak dilakukan secara berkala dan terus menerus maka

akan timbul sikap dan presepsi negatif dari masyarakat terhadap proyek pelurusan alur Sungai

Ngarengan.