bab 5 final
DESCRIPTION
FInal UKL UPLTRANSCRIPT
7/16/2019 Bab 5 final
http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 1/15
UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-1
5.1 TAHAP PRA KONSTRUKSI
5.1.1 Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya
1.) Keresahan Masyarakat
Dampak keresahan masyarakat adalah berupa terjadinya keresahan masyarakat Desa
Tubanan (eksisting), sehubungan dengan adanya rencana pembangunan pelurusan alur
Sungai Ngarengan. Keresahan masyarakat ini dapat timbul dari kekhawatiran masyarakat
terhadap kemungkinan terjadinya konflik kepentingan dalam pembangunan proyek tersebut,
timbulnya ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi di lokasi alur sungai baru, terutama
terhadap kemungkinan terganggunya masyarakat dalam bercocok tanam dan menurunnya
pendapatan yang akan mereka peroleh. Kekhawatiran ini dapat memicu munculnya
kecemburuan sosial. Kemungkinan munculnya dampak keresahan masyarakat ini perlu
diantisipasi secara serius oleh pemerintah Kabupaten Jepara melalui Dinas Bina Marga
Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral sebagai Pemrakarsa kegiatan. Dampak keresahan
masyarakat ini juga dapat memicu timbulnya sikap dan persepsi negatif dari penduduk sekitar
terhadap keberadaan dan berbagai aktifitas kegiatan pembangunan pelurusan alur Sungai
Ngaringan yang akan dilakukan di daerah mereka.
5.2 Tahap Konstruksi
5.2.1 Komponen Lingkungan Geo-Fisik Kimia
1.) Penurunan Kualitas Air Sungai Ngarengan dan Air Sungai Brumbung dan Air Muara
Dampak penurunan kualitas air Sungai Ngarengan disebabkan karena pembersihan dan
pematangan lahan pada daerah alur Sungai Ngarengan baru, penggalian dan pengurugan
tanah di daerah alur Sungai Ngarengan baru, penggalian dan pengurugan tanah Jembatan
Selencir, penggalian dan pengurugan tanah pekerjaan drainase selatan serta pembangunan
kantor sementara dan gudang. Dampak penurunan kualitas Air Sungai Brumbung disebabkan
oleh kegiatan pembersihan dan pematangan lahan kawasan Sungai Brumbung, penggalian dan
DAMPAK LINGKUNGAN
YANG AKAN TERJADI
7/16/2019 Bab 5 final
http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 2/15
UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-2
pengurugan tanah pekerjaan drainase timur, penggalian dan pengurugan tanah di daerah
alur Sungai Brumbung serta pembangunan kantor sementara dan gudang. Dampak
penurunan kualitas air Muara disebabkan oleh kegiatan penggalian dan pengurugan
pembangunan Jetty .
Dampak berupa dampak langsung dan dampak turunan/sekunder, dampak secara langsung
yaitu terjadinya kekeruhan (peningkatan padatan terlarut dan peningkatan padatan tersuspensi)
pada perairan di ke dua sungai tersebut dan di Muara karena adanya air larian/ run off yang
masuk kedalam perairan yang membawa lapisan permukaan tanah dan substrat yang
terkandung didalam tanah serta galian dan pengurugan tanah, namun kekeruhan ini bersifat
sementara dan hanya terjadi pada saat hujan turun, sedangkan dampak sekunder yaitu terjadi
pelumpuran di perairan. Penambahan substrat dan pelumpuran ini mempengaruhi kulitas air
yang dapat mempengaruhi mahIuk hidup baik vegetasi, satwa yang ada di dasar maupun
dalam perairan. Pengendapan lumpur mengakibatkan pendangkalan (sedimentasi) di dasar
perairan, menyebabkan terganggunya ekosistem perairan, terutama ekosistem dan biota
perairan, berupa : Plankton, Bentos, Nekton dan ekosistem biota air lainnya. Substrat dasar, zat
hara yang terdapat dalam sedimen menjadi larut di dalam perairan menyebabkan kandungan
Phospat (PO4) pada Sungai Ngarengan dan Sungai Brumbung meningkat dari rona awal, hal ini
dapat menambah kesuburan perairan sehingga sungai akan banyak ditumbuhi alga dan gulma
air.
Peningkatan alga dan gulma air akan mengurangi jumlah DO pada air akibatnya jumlah
oksigen yang ada di sungai akan menurun dan membahayakan bagi kehidupan biota sungai.
Lamanya dampak peningkatan padatan tersuspensi dan pelumpuran air ini terjadi tergantung
dari ukuran butir dan kuat arus yang membawanya. Kualitas air Sungai Ngarengan dan Sungai
Brumbung dapat dilihat dari pengujian sample di laboratorium yang telah di jelaskan pada bab
4. Berdasarkan hasil pengujian di laboratorium bahwa kualitas air Sungai Ngarengan dan
Sungai Brumbung terdapat parameter yang melebihi baku mutu yaitu Phosphat (PO4),
peningkatan phospat berasal dari penggunaan pupuk yang mengandung N,P dan K.
Unsur/senyawa tersebut terbawa oleh air larian bersama partikel-partikel lapisan tanah atas
(top soil) kedalam sungai. Sedangkan pada Sungai Brumbung DO rendah hal ini disebabkan
karena banyak terdapat alga dan gulma air di sungai tersebut, sehingga DO rendah hal ini juga
mempengaruhi kehidupan biota air. Pelaksanaan konstruksi pelurusan alur Sungai Ngarengan
akan menyebabkan semakin meningkatnya phospat dan kekeruhan didalam air sungai karena
adanya aktivitas penggalian dan pengurugan, aktivitas ini menimbulkan peningkatan partikel-
partikel tanah baik terlarut maupun tersuspensi kedalam air sungai sehingga air semakin keruh.
7/16/2019 Bab 5 final
http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 3/15
UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-3
Kekeruhan tersebut juga akan mempengaruhi DO akan semakin turun, hal ini sangat
berpengaruh terhadap biota air dan dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan
kematian terhadap suatu spesies biota air.
2.) Munculnya Genangan Air
Dampak munculnya genangan air disebabkan oleh kegiatan pembersihan dan pematangan
lahan yang tidak terencana dengan baik dan tidak memperhatikan kondisi saluran drainase
pada lokasi mess dan kantor sementara. Pembersihan dan pematangan lahan yang tidak
terencana, tanpa memperhatikan waktu pematangan dan pembersihan maka dapat
menimbulkan genangan – genangan air di sekitar lokasi proyek yang dapat mengganggu
pelaksanaan kegiatan. Selain itu genangan air di timbulkan dari aktivitas pekerja dalam mess
dan kantor sementara. Aktivitas tersebut seperti mandi, buang air besar dan mencuci. Jika
kegiatan – kegiatan di mess dan di kantor sementara tersebut tidak dibuatkan saluran drainase
sendiri maka akan muncul genangan air yang dapat mengganggu kegiatan proyek. Dampak
genangan air ini juga dapat menjadi sarang nyamuk yang bisa mengakibatkan gangguan
kesehatan terhadap pekerja dan masyarakat sekitar.
3.) Penurunan Kualitas Udara Ambien
Terdapat beberapa tipe polutan yang dikeluarkan ke udara dari adanyarencanakegiatan
pelurusan alur Sungai Ngarengan, polusi udara yang berbentuk emisi gas buang seperti :
Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2) Sulfur Dioksida (S02) dan Amoniak (NH3),
merupakan komponen yang sering dikeluarkan dari pembakaran bahan bakar minyak mesin
kendaraan dan mesin alat-alat berat di lokasi rencana kegiatan. Jenis kegiatan yang
menyebabkan penurunan kualitas udara adalah pembersihan dan pematangan lahan di daerah
alur Sungai Ngarengan baru dan Sungai Brumbung, mobilisasi peralatan dan material
bangunan ke lokasi proyek, pengoperasian alat berat pada saat pengerjaan proyek, penggalian
dan pengurugan tanah pada alur Sungai Ngarengan baru, penggalian dan pengurugan tanah
pada pembangunan Jembatan Selencir, penggalian dan pengurugan tanah pada pekerjaan
normalisasi Sungai Brumbung, penggalian dan pengurugan tanah pada pekerjaan drainase
timur dan selatan pengangkutan galian tanah dari lokasi alur Sungai Ngarengan baru,
pengangkutan galian tanah dari pekerjaan talud tikungan sungai, pengangkutan galian tanah
dari pekerjaan Jembatan Selencir, pengangkutan galian tanah pekerjaan drainase timur dan
selatan serta pengangkutan galian tanah dari pekerjaan normalisasi Sungai Brumbung.
Kegiatan tersebut mengakibatkan polusi udara baik berupa gas maupun debu.
7/16/2019 Bab 5 final
http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 4/15
UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-4
Sumber dampak penurunan kualitas udara ambien adalah pembersihan dan pematangan
lahan, penggalian dan pengurugan tanah, mobilisasi peralatan dan material bangunan,
pengoperasian alat berat, pengangkutan galian tanah. Pengangkutan semua peralatan berat ke
lokasi masing-masing kegiatan dimaksud dilakukan melalui jalan darat dengan menggunakan
truck trailer agar tidak merusak sarana jalan yang dilewati. Aktifitas kendaraan pengangkutan
ini diperkirakan tidak akan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap penurunan kualitas
udara ambien di sepanjang jalan yang akan dilewati oleh kendaraan pengangkut tersebut.
Namun demikian, pelaksanaan mobilisasi peralatan ini tetap memerlukan pengaturan dari pihak
perusahaan kontraktor pelaksana sehingga frekwensi kedatangan kendaraan pengangkut ke
lokasi kegiatan dapat dibatasi, sehingga tidak terlalu banyak rnenghasilkan emisi gas buang
dan peningkatan partikel debu di sepanjang jalan yang dilewati. Secara langsung penurunan
kualitas udara ambien ini dapat mempengaruhi kenyamanan para tenagakerja di lokasi rencana
kegiatan. Penyebaran gas buang dan debu ini akan meningkat dan meluas pada saat kegiatan
dilakukan pada musim kering/kemarau.
Penurunan kualitas udara ambien ini hanya bersifat temporer pada saat dilakukan kegiatan
yang diperkirakan hanya berlangsung dalam waktu yang tidak begitu lama, yaitu selama
berlangsungnya pekerjaan konstruksi pelurusan alur Sungai Ngarengan (±8 bulan). Komponen
lingkungan yang akan terkena dampak juga bersifat lokal yaitu di lokasi pelaksanaan kegiatan
dan penyebaran penurunan kualitas udara ambien belum sampai ke lokasi pemukiman
penduduk yang terdekat yang berbatasan dengan lokasi rencana kegiatan.
4.) Peningkatan Kebisingan
Rencana kegiatan yang menjadi penyebab dampak peningkatan kebisingan adalah kegiatan
pembersihan dan pematangan lahan di daerah alur Sungai Ngarengan baru, mobilisasi
peralatan dan material ke lokasi kegiatan selama proyek berjalan, beroperasinya alat-alat berat
pada saat dilakukannya kegiatan konstruksi, aktifitas kendaraan pengangkut galian tanah
meliputi pengangkutan galian tanah dari lokasi alur Sungai Ngarengan baru, pengangkutan
galian tanah dari pekerjaan talud tikungan sungai, pengangkutan galian tanah dari pekerjaan
drainase timur dan selatan, pengangkutan galian tanah dari pekerjaan Jembatan Selencir dan
pengangkutan galian tanah dari pekerjaan normalisasi Sungai Brumbung.
Peningkatan kebisingan dari aktifitas kendaraan pengangkut alat terjadi di sepanjang jalan yang
akan dilewati menuju lokasi rencana kegiatan kebisingan yang ditimbulkan bersifat temporer
dan tidak berlangsung lama, hanya terjadi pada saat kendaraan pengangkut melewati badan
7/16/2019 Bab 5 final
http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 5/15
UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-5
jalan yang dilalui. Peningkatan kebisingan dari aktifitas kendaraan pengangkut material,
pengoperasian alat berat dan kendaraan pengangkut galian tanah terjadi selama proyek
berlangsung hingga selesai. Komponen lingkungan yang akan terkena dampak juga bersifat
lokal yaitu di lokasi pelaksanaan kegiatan dan penyebaran kebisingan belum sampai ke lokasi
permukiman penduduk yang terdekat dengan lokasi kegiatan. Sumber dampak peningkatan
kebisingan yaitu pembersihan dan pematangan lahan, mobilisasi peralatan dan material,
pengoperasian alat berat dan kendaraan pengangkut galian tanah.
Berdasarkan hasil pengukuran kondisi rona lingkungan awal sebelum adanya kegiatan di lokasi
kegiatan diketahui intensitas kebisingan masih baik, Pada stasiun 1: K-1 di lokasi pertemuan
muara Sungai Brumbung, Sungai Ngarengan dan pantai terukur 57,5 dBA, stasiun 2 : K-2 di
lokasi pertengahan calon alur Sungai Ngarengan terukur 50,2 dBA. stasiun 3 : K-3 di lokasi
awal rencana pelurusan alur Sungai Ngarengan baru terukur 40,2 dBA, dari ke-tiga stasiun
pengukuran tersebut masih ada 1 titik yang melebihi baku tingkat kebisingan yaitu Pada stasiun
1: K-1 karena di daerah tersebut (muara) terdapat nelayan yang menggunakan perahu yang
berbahan bakar solar yang mesinnya menimbulkan suara yang cukup keras yang beraktivitas di
daerah tersebut, selain itu suara gemuruh ombak juga menyebabkan semakin tingginya
kebisingan. Berdasarkan lampiran I Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 48
Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan, yaitu sebesar 55 dBA. Baku tingkat kebisingan
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.1 Baku Tingkat Kebisingan Untuk Suatu Kawasan
Peruntukan kawasan/ lingkungan kesehatan Tingkat kebisingan db(A)
a. Peruntukan kawasan
1. Perumahan dan pemukiman 55
2. Perdagangan dan jasa 70
3. Perkantoran dan perdagangan 65
4. Ruang terbuka hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintahan dan fasilitas umum 60
7. Rekreasi 70
8. Khusus :
- Bandar udara 60
- Stasiun kereta api 70
- pelabuhan laut 70
- cagar budaya 60
b. lingkungan kegiatan
1. Rumah sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 55
3. Tempat ibadah atau sejenisnya 55
Sumber :Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MNLH/11/1996
7/16/2019 Bab 5 final
http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 6/15
UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-6
5.) Gangguan Lalulintas
Dari hasil pengamatan arus lalulintas pada ruas jalan Desa Wedelan – PLTU – lokasi proyek,
lalulintas tidak terlalu padat karena jalan ini tidak dilewati transportasi umum dan merupakan jalan desa sehingga lalulintas lancar. Lalulintas akan meningkat saat pembangunan pelurusan
alur Sungai Ngarengan berlangsung hingga selesai. Kepadatan lalu lintas disebabkan adanya
kendaraan yang keluar masuk ke lokasi proyek, kendaraan penduduk dan kendaraan yang
menuju ke PLTU. Puncak kepadatan lalu lintas terjadi pada pagi dan sore hari hal ini karena
adanya aktifitas masyarakat yang menuju dan atau dari kota baik urusan pekerjaan ataupun
lainnya. Sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan pembangunan pelurusan alur Sungai
Ngarengan, maka pada saat dilakukannya kegiatan mobilisasi peralatan maupun mobilisasi
material bangunan yang melewati Jalan desa Wedelan –
PLTU (sebagai jalan utama sebelum
memasuki jalan akses ke lokasi pelaksanaan pembangunan rencana kegiatan pembangunan
pelurusan alur Sungai Ngarengan) diprakirakan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
volume lalulintas pada Jalan Poros desa Wedelan – PLTU, Peningkatan jumlah kendaraan
berat seperti truck berat dan truck ringan, yang merupakan jenis kendaraan pengangkut yang
akan dioperasikan untuk pelaksanaan kegiatan pada tahap konstruksi, untuk itu diperlukan
upaya penanganan yang serius dari pihak kontraktor pelaksana kegiatan pembangunan
pelurusan alur Sungai Ngarengan berupa pengaturan pelaksanaan kegiatan transportasi
kendaraan pengangkut baik peralatan atau material yang dibutuhkan ke lokasi.
Sampel volume kendaraan diambil pada jalur Desa Wedelan – PLTU arah utara ke selatan dan
selatan ke utara. Jalan ini merupakan jalur utama menuju proyek, selain itu jalan ini dilalui oleh
kendaraan dari PLTU maupun penduduk Desa Tubanan dan sekitarnya. Hasil pengukuran
jumlah kendaraan dan kecepatan masing-masing jenis kendaraan dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 5.2 Jenis dan Kecepatan Kendaraan di Jalan Desa Wedelan – PLTU(arah utara ke selatan)
Jenis Kendaraan
Jumlah
Pagi Kec.
(m/det)
Siang Kec.
(m/det)
Sore Kec.
(m/det)
1. Sepeda Motor 69 11,68 57 11,80 61 11,84
2. kendaraan penumpang (truk, carry,
sedan, jip)
5 10,80 3 11,75 4 11, 82
Sumber : data primer ,2011
7/16/2019 Bab 5 final
http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 7/15
UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-7
Tabel 5.3 Jenis dan Kecepatan Kendaraan di Jalan Desa Wedelan – PLTU
(arah selatan ke utara)
Jenis Kendaraan
Jumlah
PagiKec.
(m/det)Siang
Kec.
(m/det)Sore
Kec.
(m/det)
1. Sepeda Motor 62 11,81 68 11,80 59 11,70
2. kendaraan penumpang (truk, carry,
sedan, jip)
4 10,80 6 11,82 2 10,84
Sumber : data primer, 2011
Catatan :Kecepatan (kecp.) : meter/detik
Panjangg segmen jalan pengukuran : 100 meter
Lebar jalan rata-rata : 5 meter
Pagi : jam 07.00—08.00
Siang : jam 12.00-13.00
Sore : jam 16.00-17.00
Tabel 5.4 Volume Lalu Lintas di Jalan Desa Wedelan –
PLTU(arah utara ke selatan)
Jenis
Kendaraan
Volume Kendaraan (per jam)(emp)
Volume Kendaraan (smp/jam)
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
1. LV 5 3 4 1 5 3 4
2. MC 69 57 61 0,37 25,53 21,09 22,57
Jumlah 74 60 65 30,53 24,09 26,57
Sumber : data primer, 2011
Tabel 5.5 Volume Lalu Lintas di Jalan Desa Wedelan – PLTU
(arah selatan ke utara)
Jenis
Kendaraan
Volume Kendaraan (per jam)(emp)
Volume Kendaraan (smp/jam)
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
1. LV 4 6 2 1 4 6 2
2. MC 62 68 59 0,37 22,94 25,16 21,83
Jumlah 66 74 61 26,94 31,15 23,83
Sumber : data prime,r 2011
7/16/2019 Bab 5 final
http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 8/15
UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-8
Menghitunng kepadatan (D) kendaraan menggunakan rumus :
D =
Keterangan :
D : kepadatan (smp/km)
V : volume lalu lintas (smp/jam)
Us : kecepatan (km/jam)
Tabel 5.6 Kepadatan Lalu Lintas di Jalan Desa Wedelan – PLTU
(arah utara ke selatan)
kepadatan (smp/km) V (smp/jam) Us (km/jam)
Pagi 0,95 30,53 32
Siang 0,79 24,09 30,5
Sore 0,89 26,57 30
Sumber : data primer, 2011
Tabel 5.7 Kepadatan Lalu Lintas di Jalan Desa Wedelan – PLTU
(arah selatan ke utara)kepadatan (smp/km) V (smp/jam) Us (km/jam)
Pagi 0,86 26,94 31,85
Siang 1,02 31,15 30,5
Sore 0,74 23,83 31,9
Sumber : data primer, 2011
Catatan :
LV : kendaraan ringan (mobil pribadi, mobil angkutan, pick up, bus sedang, bus
kecil, truk kecil).
MC : kendaraan bermotor khususnya sepeda motor roda dua dari segala produk
dan lain kendaraan tidak bermotor.
Emp : faktor pengali untuk mengubah satuan volume arus lalu lintas dari
kendaraan/jam menjadi smp/jam.
V
Us
7/16/2019 Bab 5 final
http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 9/15
UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-9
Berdasarkan data dan analisa hasil pengukuran jumlah kendaraan di Jalan Desa Wedelan –
PLTU diketahui bahwa kepadatan lalu lintas tidak padat kondisi arus bebas tanpa hambatan.
5.2.2 Komponen Lingkungan Biologi
1) Gangguan Terhadap Biota Perairan Sungai Ngarengan, Sungai Brumbung dan Muara
Dampak gangguan terhadap biota perairan merupakan dampak turunan dari terjadinya
penurunan kualitas air. Sumber dampak gangguan terhadap biota perairan di Sungai
Ngarengan yaitu dari kegiatan pembersihan dan pematangan lahan pada daerah alur Sungai
Ngarengan baru, penggalian dan pengurugan tanah di daerah alur Sungai Ngarengan baru,
penggalian dan pengurugan tanah Jembatan Selencir, penggalian dan pengurugan tanah
pekerjaan drainase selatan serta pembangunan kantor sementara dan gudang. Dampakpenurunan kualitas Air Sungai Brumbung disebabkan oleh kegiatan pembersihan dan
pematangan lahan kawasan Sungai Brumbung, penggalian dan pengurugan tanah di daerah
alur Sungai Brumbung, penggalian dan pengurugan tanah pekerjaan drainase timur serta
pembangunan kantor sementara dan gudang. Dampak biota Muara karena adanya kegiatan
penggalian dan pengurugan pembangunan Jetty.
Dampak yang terjadi merupakan dampak turunan dari dampak primer, yang diawali dengan
peningkatan padatan tersuspensi dan padatan terlarut sehingga menyebabkan kekeruhan
perairan baik di Sungai Ngarengan, Sungai Brumbung dan Muara. Peristiwa tersebut
menyebabkan kejernihan air menurun. Akibatnya intensitas cahaya matahari di perairan
berkurang sehingga proses fotosintesa biota produsen yaitu fitoplankton terhalang dan
produktifitas primer perairan menurun, disamping itu dengan meningkatnya padatan
tersuspensi daya absorbsi fitoplankton terhadap unsur hara berkurang sehingga populasi dan
kelimpahan fitoplankton menurun. Hal ini berpengaruh terhadap keragaman fitoplankton sesuai
dengan rantai makanan dalam ekosistem perairan ini menyebabkan berkurangnya zooplankton,
mempengaruhi kehidupan ikan dan mengganggu keseimbangan komunitas perairan tersebut
secara keseluruhan, jika dilihat dari luasan dan waktu terjadinya, dampak gangguan terhadap
biota perairan pada tahap ini relatif kecil dan bersifat sementara yaitu pada saat musim hujan
dan sangat tergantung kepada tingkat kekeruhan air. Namun demikian dengan dilakukannya
upaya pengelolaan yang baik terhadap dampak primer, maka dampak terhadap biota perairan
dapat dikurangi
2)
Pengurangan Flora dan Fauna Darat
7/16/2019 Bab 5 final
http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 10/15
UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-10
Pengurangan terhadap flora dan fauna darat terjadi di daerah yang dijadikan alur Sungai
Ngarengan baru, penyebabnya adalah karena berubahnya habitat flora dan fauna darat yang
semula sawah/tegalan maupun kebun menjadi alur sungai. Sumber dampak pengurangan
terhadap flora dan fauna darat adalah pembersihan dan pematangan lahan di daerah alur
sungai baru, pembangunan kantor sementara dan gudang, penggalian dan pengurugan tanah
di daerah alur Sungai Ngarengan baru.
a. Flora
Flora yang dimaksud adalah tumbuhan dan tanaman yang hidup pada suatu ekosistem
sawah/tegalan atau perkebunan. Parameter flora mencakup keberadaan jenis, status
keberadaan jenis, kelimpahan (populasi), fungsi dan habitat.
- Status keberadaan jenis yang dimaksud adalah status dari jenis tumbuhan atau
tanaman tergolong langka, dilindungi undang-undang atau endemik.
- Manfaat atau fungsi mencakup fungsi ekologis, ekonomis dan estetis.
- Kelimpahan atau jumlah jenis (populasi) yang dimaksud adalah perkiraan jumlah jenis
tumbuhan yang ada berdasarkan hasil penghitungan menggunakan metode ilmiah yang
lazim melalui observasi atau berdasarkan informasi yang telah ada dari data sekunder.
- Habitat yang dimaksud adalah tempat hidup tumbuhan termasuk melangsungkan daur
hidupnya.
b. Fauna
Fauna yang dimaksud adalah hewan atau satwa yang tergolong liar (tidak di budidayakn)
yang hidup pada suatu ekosistem sawah/tegalan atau perkebunan. Parameter fauna
mencakup keberadaan jenis, status keberadaan jenis, kelimpahan (populasi), fungsi dan
habitat :
- Status keberadaan jenis yang dimaksud adalah status jenis satwa yang ada pada suatu
daerah antara lain langka, dilindungi undang-undang atau endemik.
- Kelimpahan atau jumlah jenis (populasi) yang dimaksud adalah perkiraan jumlah jenis
satwa yang ada berdasarkan hasil penghitungan menggunakan metode ilmiah yang
lazim melalui survai observasi atau informasi data sekunder.
- Manfaat atau fungsi mencakup fungsi sebagai satwa mempunyai nilai ekologis, ekonomi
dan estetis.
- Habitat yang dimaksud adalah tempat hidup satwa termasuk melangsungkan daur
hidupnya.
5.2.3 Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya
7/16/2019 Bab 5 final
http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 11/15
UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-11
1.) Terbukanya Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha
Kegiatan pelaksanaan pelurusan alur Sungai Ngarengan menimbulkan dampak terhadap
kesempatan kerja dan peluang berusaha di lokasi studi, walaupun peluangnya terbatas pada
dasamya dampak yang terjadi terhadap komponen sosial ekonomi ini adalah berupa dampak
positif. Sumber dampak kesempatan kerja dan peluang berusaha adalah penerimaan tenaga
kerja yang dilakukan oleh perusahaan kontraktor pelaksana kegiatan pelurusan alur Sungai
Ngarengan dari penduduk setempat sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki. Tenaga kerja yang dibutuhkan yaitu sebagai: pengawas, mandor, supir dump truck ,
operator exavator , operator buldozer , kepala tukang, tukang kayu, tukang batu, pekerja dan
petugas keamanan. Walaupun penerimaan tenagakerja terbatas, secara langsung kegiatan
penerimaan tenagakerja ini dapat mengurangi jumlah pengangguran di lokasi studi.
Keberadaan rencana kegiatan pelurusan alur Sungai Ngarengan mengundang para pendatang
sebagai tenaga kerja yang tinggal di sekitar lokasi rencana kegiatan. Interaksi antara
pendatang dengan penduduk lokal memberikan wawasan dan pengetahuan atau pengalaman
baru bagi penduduk sekitar dan juga membuka wawasan dan pengetahuan penduduk.
Kehadiran tenagakerja pendatang maupun setempat membuka peluang berusaha bagi
masyarakat sekitar lokasi proyek sebagai pedagang untuk memenuhi kebutuhan para
tenagakerja baik pendatang maupun penduduk setempat yang terlibat di lokasi pelaksanaan
proyek. Hal ini menunjukkan tumbuhnya sektor ekonomi baru yang lazim disebut sektor in-
formal. kegiatan ekonomi baru ini sebagai side effect dari pembukaan lapangan kerja baru bagi
masyarakat di sekitar Lokasi rencana kegiatan. Secara langsung penerimaan tenaga kerja dan
kesempatan berusaha dapat menyebabkan peningkatan pendapatan masyarakat setempat,
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan dan kemajuan kegiatan
perekonomian daerah, memacu pembangunan daerah serta pengembangan wilayah.
Tahap akhir dari pelaksanaan pembangunan rencana kegiatan diprakirakan menimbulkandampak nagatif terhadap terbukanya kesempatan kerja, dampak ini terjadi karena setelah
pekerjaan konstruksi selesai, maka akan diserahkan kepada pihak Pemerintah Kabupaten
Jepara untuk segera difungsikan. Perusahaan kontraktor pelaksana kegiatan pelurusan alur
Sungai Ngarengan akan melakukan pemberhentian kerja dengan para tenaga kerja konstruksi.
Secara langsung juga menutup peluang berusaha dari sektor informal bagi masyarakat di
sekitar lokasi rencana kegiatan, menyebabkan terjadinya pengangguran, penurunan tingkat
pendapatan, munculnya keresahan masyarakat serta menurunnya tingkat kesejahteraan
masyarakat setempat.
7/16/2019 Bab 5 final
http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 12/15
UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-12
Bila dilihat dari jumlah tenaga kerja setempat yang terlibat, dampak ini relatif kecil demikian
juga terhadap peluang berusaha dari masyarakat sekitar dari sektor informal yang terkait
dengan rencana kegiatan juga relatif kecil. Namun demikian apabila proses pemberhentian
dilaksanakan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tidak ditangani secara bijaksana
maka dapat menimbulkan keresahan dari tenagakerja yang terlibat, serta tidak adanya
perhatian dari perusahaan kontraktor pelaksana kegiatan pelurusan alur Sungai Ngarengan
maupun Pemerintah Kabupaten Jepara terhadap masyarakat sekitar. Hal ini akan menimbulkan
sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap keberadaan rencana kegiatan pelurusan alur
Sungai Ngarengan secara keseluruhan.
2.) Peningkatan Pendapatan Penduduk Setempat
Dampak peningkatan pendapatan penduduk setempat kegiatan pelurusan alur Sungai
Ngarengan pada tahap konstruksi secara langsung bersumber dari kegiatan penerimaan
tenagakerja dari masyarakat dan dari terbukanya peluang berusaha bagi penduduk sekitar
kegiatan pada sektor informal, seperti penyedia jasa dan kebutuhan untuk keperluan
tenagakerja maupun bahan dan material untuk pembangunan rencana. Mengingat peluang
berusaha ini sangat beragam dan luas maka akan banyak penduduk yang terkena dampak
langsungnya. Walaupun penerimaan tenagakerja terbatas, secara langsung kegiatan
penerimaan tenagakerja ini dapat mengurangi jumlah pengangguran diwilayah Kabupaten
Jepara. Peningkatkan pendapatan penduduk menyebabkan meningkatnya tingkat
kesejahteraan penduduk setempat.
3.) Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat
Pelaksanaan proyek pelurusan alur Sungai Ngarengan ini membutuhkan tenaga kerja dari
masyarakat sekitar lokasi maupun dari luar daerah. Mereka berharap dapat diterima untuk
bekerja pada kontraktor pelaksana. Kegiatan penerimaan tenaga kerja ini mempengaruhi sikapdan persepsi masyarakat, sikap dan persepsi tersebut dapat bersifat positif bagi masyarakat
yang diterima sebagai tenaga kerja dan negatif bagi masyarakat yang tidak diterima sebagai
tenaga kerja. Penyerapan tenagakerja dari daerah lain menyebabkan migrasi dan mobilitas
penduduk ke wilayah studi. Tenagakerja pendatang umumnya tinggal atau menetap di daerah
ini dan ada pula yang membawa keluarga mereka, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah
dan persebaran penduduk di wilayah ini dan sosialisasi antara penduduk pendatang dengan
penduduk asli.
7/16/2019 Bab 5 final
http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 13/15
UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-13
Persepsi negatif masyarakat bersifat sementara dan dapat berbalik sepanjang proses
penerimaan tenaga kerja sesuai dengan prosedur. Adanya efek balik dari perubahan sikap dan
persepsi masyarakat terhadap keberadaan rencana sejalan dengan perkembangan waktu dan
kegiatan yang akan dilakukan, sehingga upaya pengendalian dampak yang ditimbulkan oleh
komponen lingkungan lain, seperti lingkungan geo-fisik-kimia, biologi dan kesehatan
masyarakat, sebagian besar merupakan upaya untuk menghindari munculnya sikap dan
persepsi negatif masyarakat. Hal lain yang menyangkut masalah sosial dan keuntungan serta
nilai tambah yang didapat masyarakat sekitar lokasi rencana kegiatan harus selalu menjadi
perhatian yang serius dari pihak Dinas Bina Marga Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral
Jepara sebagai pemrakarsa rencana kegiatan dan pihak perusahaan kontraktor pelaksana
kegiatan pembangunan pelurusan alur Sungai Ngarengan.
Adanya pendatang akan membawa suasana baru dan menumbuhkan motivasi berusaha dalam
berbagai bidang kehidupan, yang pada akhimya dapat meningkatkan sumber daya yang
berkelanjutan di lokasi rencana kegiatan. Kehadiran pendatang pada akhimya menumbuhkan
sikap saling menghormati antar sesama yang berlainan suku atau antar kelompok etnis,
dengan adanya sosialisasi seperti telah terjadi pembauran budaya yang dapat menguatkan
integritas nasional. Terjadinya migrasi penduduk ke daerah ini secara tidak langsung
mempengaruhi pertumbuhan penduduk di desa-desa sekitar. Melihat tingkat keterampilan dan
pendidikan yang lebih tinggi dari pendatang, maka dengan sendirinya merangsang pemikirandan pandangan masyarakat setempat untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
5.2.4 Komponen Lingkungan Kesehatan Masyarakat
Kegiatan pada awal pembangunan pelurusan alur Sungai Ngarengan adalah mobilisasi bahan
material dan alat-alat berat menyebabkan peningkatan emisi dan kebisingan sehingga kualitas
udara akan menurun. Aktifitas ini juga menimbulkan banyak debu yang dapat menyebabkan batuk,
ispa dan merusak paru-paru bagi masyarakat, maka untuk mengantisipasi dampak yang terjadi
perlu dilakukan pengelolaan seperti pengaturan jadwal pengangkutan, pengangkutan bahan
material yang berdebu menggunakan penutup. Pembangunan pelurusan alur Sungai Ngarengan
pada tahap konstruksi tidak menimbulkan dampak bagi masyarakat karena jarak antara
masyarakat dengan proyek cukup jauh sehingga dampak seperti kebisingan, debu dan emisi tidak
membahayakan bagi masyarakat.
7/16/2019 Bab 5 final
http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 14/15
UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-14
Proyek ini juga tidak menyebabkan keretakan bangunan terhadap perumahan penduduk, tidak
membahayakan terhadap air minum karena masyarakat mengkonsumsi air minum dari sumur. Air
sungai disekitar lokasi proyek hanya untuk tanaman tidak dikonsumsi untuk manusia. Dampak
kesehatan yang terjadi pada tahap konstruksi akan berpengaruh terhadap para pekerja terutama
gangguan kesehatan dan keselamatan kerja, kebisingan dan polusi udara. Hal ini dapat
menurunkan tingat kesehatan bagi tenaga kerja, maka perlu mendapat perhatian dari pihak
kontraktor pelaksana kepada pekerja yaitu memberikan pelayanan kesehatan bagi
karyawan/pekerja yang sakit dan memberikan perlengkapan alat kesehatan dan keselamatan kerja
untuk meminimalisasi dampak yang terjadi terhadap tenaga kerja. Sumber dampak penurunan
kesehatan adalah mobilisasi alat dan bahan material kelokasi proyek, pembersihan dan
pematangan lahan didaerah alur Sungai Ngarengan baru, pembersihan dan pematangan lahan
didaerah alur Sungai Brumbung, pengoperasian alat berat, aktifitas kendaraan pengangkut galian
dari seluruh kegiatan penggalian tanah saat proyek berlangsung serta kegiatan penggalian dan
pengurugan tanah pada seluruh pekerjaan proyek.
Aktivitas pekerja terutama di kantor sementara akan menghasilkan air limbah yang berasal dari
kegiatan sehari-hari seperti mandi cuci kakus (MCK) akan menimbulkan genangan air yang bila
tidak dikelola dengan baik akan menjadi sarang nyamuk dan lalat yang berpengaruh terhadap
kesehatan masyarakat sekitar terutama bagi pekerja proyek.
5.3. Tahap Pasca Konstruksi
5.3.1 Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya
1.) Menurunnya kegiatan Pertanian
Adanya alur Sungai Ngarengan baru menyebabkan menurunnya kegiatan masyarakat Desa
Tubanan dan sekitarnya di bidang pertanian karena lahan mereka telah di beli oleh pemerintah
Kabupaten Jepara untuk lokasi alur Sungai Ngarengan baru dan lokasi daerah penimbunan
(disposal land) tanah galian. Sebagian mayarakat yang lahannya terkena proyek menyebabkan
mereka kehilangan pekerjaan sebagai petani. Sebagian lain yang lahannya tidak dibeli juga
mendapatkan dampak dari pasokan air yang semula mengandalkan dari sungai beralih dengan
pasokan air dari siphon. Sumber dampak menurunya usaha pertanian adalah pengoperasian
Alur Sungai Ngarengan baru dan penggunaan lokasi daerah penimbunan (disposal land) tanah
galian.
2.) Menurunnya Pendapatan Penduduk setempat
7/16/2019 Bab 5 final
http://slidepdf.com/reader/full/bab-5-final 15/15
UKL – UPL Pelurusan Alur Sungai Ngarengan 5-15
Dampak menurunnya pendapatan penduduk setempat di sebabkan beberapa hal antara lain :
masyarakat yang bekerja pada waktu pelaksanaan proyek pelurusan Alur Sungai Ngarengan
telah diberhentikan. Kontraktor pelaksana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)
kepada para pekerja sehingga mereka menjadi pengangguran. Selain itu sebagian masyarakat
Desa Tubanan yang berprofesi sebagai petani sudah tidak bercocok tanam lagi karena lahan
mereka sudah dijadikan alur Sungai Ngarengan baru. Hal ini menyebabkan mereka tidak dapat
lagi memperoleh pendapatan/penghasilan dari sektor pertanian dan menunjukkan bahwa
pendapatan penduduk setempat menurun.
3.) Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat
Ketika pelaksanaan konstruksi pembangunan pelurusan alur Sungai Ngarengan yang baru
telah selesai maka Sungai Ngarengan siap untuk di operasionalkan dengan alur yang baru.
Disini mulai timbul persepsi masyarakat bahwa pengoperasin alur baru akan berdampak
dengan lahan sawah mereka yang tidak terbebaskan di sekitar lokasi kegiatan. Kekhawatiran
itu meliputi tentang pasokan air yang semula mengandalkan sungai lama berubah menjadi
menggunakan siphon yang disediakan selain itu sikap dan persepsi masyarakat dipengaruhi
oleh pengoperasian dan perawatan diantaranya Jembatan Selencir , siphon, jetty . Jika
perawatan dari prasarana tersebut tidak dilakukan secara berkala dan terus menerus maka
akan timbul sikap dan presepsi negatif dari masyarakat terhadap proyek pelurusan alur Sungai
Ngarengan.