bab 4&5

10
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disampaikan mengenai hasil dan pembahasan peneliti mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-9 Bulan di Desa Balonggebang Kecamatan Gondang Kabupaten Nganu Pengambilan data inidilakukan pada tanggal 0"-#$ uli $00%! Data yang digunakan adalahdata primer yang didapat dari responden sebanyak&# responden! 'asil penelitian terdiri data umum dan data khusus! Data umum melipu umur( pendidikan dan pekeraan! Data khusus meliputi Pengetahuan Ibu tent Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-9 Bulan! A. Hasil penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Desa Balonggebang terletak di Kecamatan Gondang Kabupaten Nganuk! )uas *ilayahDesa Balonggebang adalah#!$00 'a! Desa Balonggebang berbatasan dengan+ ,ebelah Utara + 'utan ,ebelah ,elatan + Desa Karangsemi ,ebelah Barat + Desa Pandean ,ebelah imur + Desa ,anggrahan .. ..

Upload: damianyuroreynandferrysta

Post on 06-Oct-2015

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ds

TRANSCRIPT

BAB 4

42

BAB 4HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disampaikan mengenai hasil dan pembahasan penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-9 Bulan di Desa Balonggebang Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk. Pengambilan data ini dilakukan pada tanggal 07-12 juli 2008. Data yang digunakan adalah data primer yang didapat dari responden sebanyak 51 responden.

Hasil penelitian terdiri data umum dan data khusus. Data umum meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan. Data khusus meliputi Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-9 Bulan.A. Hasil penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Desa Balonggebang terletak di Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk. Luas wilayah Desa Balonggebang adalah 1.200 Ha. Desa Balonggebang berbatasan dengan:

Sebelah Utara: Hutan

Sebelah Selatan: Desa Karangsemi

Sebelah Barat: Desa Pandean

Sebelah Timur : Desa Sanggrahan

Jumlah Penduduk di Desa Balonggebang terdiri dari 1.860 KK dengan jumlah penduduk seluruh Desa Balonggebang 12.540 jiwa terdiri dari laki-laki 5.020 jiwa dan perempuan 7.520 jiwa.

2. Data umum

a. Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 4.1Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur ibu di Desa Balonggebang Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk Bulan Juli 2008.NoUmur (tahun)FrekuensiProsentase

118-2059,80

221-272243,14

328-321121,57

433-391019,60

540-6535,89

Jumlah51100

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa umur responden yang paling banyak adalah umur 21 27 tahun dan hanya sebagian kecil responden berumur 40-65 tahun.b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 4.2Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan terakhir ibu di Desa Balonggebang Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk Bulan Juli 2008.NoPendidikanFrekuensiProsentase

2SD2752,95

3SMP2529,41

4SMA59,80

5Perguruan tinggi47,84

Jumlah51100

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa lebih dari 50% responden berpendidikan SD dan hanya sebagian kecil responden berpendidikan perguruan tinggi.

c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Table 4.3Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan terakhir ibu di Desa Balonggebang Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk Bulan Juli 2008.NoPekerjaanFrekuensiProsentase

1Ibu rumah tangga1733,34

2Petani2243,14

3Wiraswasta59,80

4Pegawai negeri35,89

5Swasta47,83

Jumlah51100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa paling banyak responden memiliki pekerjaan sebagai petani dan hanya sebagian kecil responden memiliki pekerjaan pegawai negeri.3.Data khusus

a. Gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar

Table 4.4Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang imunisasi dasar di Desa Balonggebang Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk Bulan Juli 2008.NoPekerjaanFrekuensiProsentase

1Baik59,80

2Cukup2549,02

3Kurang2141,18

4Tidak baik00

Jumlah51100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa paling banyak responden berpengetahuan cukup dan tidak ada responden berpengetahuan tidak baik.B. Pembahasan Pada hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa paling banyak responden mempunyai pengetahuan cukup tentang imunisasi dasar pada bayi usia 0-9 bulan di desa balonggebang kecamatan gondang kabupaten nganjuk. Hal tersebut diperoleh dari 51 responden diantaranya 5 (9,80%) responden mempunyai pengetahuan baik, 25 (49,02%) responden mempunyai pengetahuan cukup, 21 (41,8%) responden mempunyai pengetahuan kurang dan tidak ada responden yang berpengetahuan tidak baik. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil penelitian yang menyatakan mayoritas responden membenarkan bahwa imunisasi yaitu suatu cara untuk meningkatkan kekebalan pada tubuh seseorang, sebagian besar responden (72,25%) menjawab salah bahwa imunisasi adalah suatu vaksin yang akan membuat tubuh menjadi lemah, lebih dari 50% responden (60,78%) menjawab benar bahwa imunisasi merupakan pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Kasmita (2008), bahwa vaksin merupakan suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit dan membantu tubuh untuk menghasilkan antibody, yang berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat tetapi juga membantu membasmi penyakit penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak kanak.

Lebih dari 50% responden (58,82%) menjawab benar bahwa imunisasi DPT diberikan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Selain itu mayoritas responden (96,08%) membenarkan bahwa imunisasi polio diberikan unutk mencegah kelumpuhan, sebagian besar responden (66,67%) menjawab benar bahwa imunisasi hepatitis B diberikan untuk mencegah penyakit kuning dan mayoritas responden (94,12%) menyalahkan bahwa imunisasi TT termasuk imunisasi dasar. Hal ini sesuai dengan pendapat Radjasa (2005), bahwa imunisasi yang diharuskan di Indonesia adalah imunisasi dasar yang meliputi imunisasi BCG, hepatitis B, DPT, polio dan campak.Sebagian besar responden (72,55%) menjawab benar bahwa imunisasi BCG di berikan pada umur 0-12 bulan, sedangkan lebih dari 50% responden (52,94%) menjawab salah bahwa imunisasi hepatitis B di berikan sebanyak 3 kali, sebagian besar responden (70,59%) menjawab salah bahwa imunjisasi DPT diberikan pada umur 1 tahun dan lebih dari 50% responden (50,98%) menjawab salah bahwa imunisasi polio diberikan 1 kali. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahab (2002). Jadwal pemberian imunisasi BCG diberikan 1 kali pada umur 0-12 bulan, hepatitis B diberikan 3 kali pada umur 0-11 bulan, DPT diberikan 3 kali pada umur 2-6 bulan, polio diberikan 4 kali pada umur 0-6 bulan dan campak di berikan 1 kali pada umur 6-9 bulan.

Selain itu lebih dari 50% responden (62,75%) menjawab benar bahwa setelah diberikan imunisasi pada bayi akan timbul panas, warna kemerahan disekitar bekas tempat suntikan. Dan mayoritas responden (90,2%) menyalahkan bahwa setelah diimunisasi akan berdampak kematian pada bayi dan mayoritas responden (96,08%) menyalahkan bahwa setelah diberikan imunisasi bayi akan cacat. Hal ini sesuai dengan pendapat kasmita (2008) bahwa pada umumnya setelah diimunisasi pada bayi akan timbul efek samping seperti panas, nyeri, bengkak pada bekas suntikan dan warna kemerahan disekitar bekas suntikan. Pada halnya efek samping itu tidak berlangsung lama dan tidak membahayakan bagi bayi. Namun jika bayi tidak diimunisasi karena alasan takut timbul efek samping tersebut Maka akan menimbulkan dampak yang tidak baik bagi bayi diantaranya mudah terserang penyakit.Pengetahuan terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya umur, pendidikan dan pekerjaan. Karakteristik responden berdasarkan umur dimana didapatkan bahwa sebagian besar responden (80%) berumur 18-20 tahun mempunyai pengetahuan kurang, dan mayoritas responden (100%) berumur 40-65 tahun mempunyai pengetahuan cukup dikarenakan faktor pendidikan yang relatif masih rendah dan kurangnya informasi tentang imunisasi dasar. Dimana menurut teori Levinson usia 40-65 tahun merupakan fase tahun keberhasilan dimana waktu digunakan untuk pengaruh maksimal, membimbing diri sendiri dan menilai diri sendiri. Selain itu paling banyak responden (47,61%) berumur 21-27 tahun mempunyai pengetahuan baik dan tidak ada responden yang berpengetahuan tidak baik. Dimana menurut teori Levinson tentang fase-fase perkembangan dewasa awal dan tengah usia 21 27 tahun mempunyai urutan satu tingkat lebih tinggi dari usia 18 20 tahun (fase awal transisi dewasa). Usia 21 27 tahun merupakan fase memasuki dunia kedewasaan yaitu ketika seseorang menyiapkan dan mencoba karier serta gaya hidup. Pada teori perkembangan konsep diri masa dewasa muda atau dewasa awal merupakan periode untuk menetapkan tanggung jawab, mencapai kestabilan dalam pekerjaan dan memulai hubungan erat. Kedua teori ini dapat dihubungkan dengan pendapat Hurlock (1998), semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang lebih dipercayai dari orang-orang yang belum cukup tinggi dewasanya. Hal itu sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.

Selain itu mayoritas responden (100%) berpendidikan perguruan tinggi mempunyai pengetahuan baik, mayoritas responden (100%) berpendidikan SMA mempunyai pengetahuan cukup dan lebih dari 50% responden (57,14%) berpendidikan SD mempunyai pendidikan kurang. dan tidak ada responden yang mempunyai pengetahuan tidak baik. Berdasarkan pendidikan responden menunjukan bahwa yang berpendidikan perguruan tinggi dan SMA mempunyai pengetahuan yang baik dan cukup dari pada SD dan SMP. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Nursalam (2001) bahwa tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi penerimaan inforamsi. Pendidikan formal berfungsi untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk mengembangkan hidup layak di masyarakat. Di samping itu pendidikan formal juga membentuk kepribadian agar sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat, bahwa semakin tinggi pendidikan maka tingkat pengetahuan juga semakin tinggi.Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dimana lebih dari 50% responden (66,66%) bekerja sebagai pegawai negeri mempunyai pengetahuan baik, sebagian besar responden (80%) bekerja sebagai wiraswasta mempunyai pengetahuan cukup, lebih dari 50% responden (58,82%) bekerja sebagai ibu rumah tangga mempunyai pengetahuan kurang dan tidak ada responden yang berpengetahuan tidak baik. Menurut Notoatmodjo (2003), manusia memerlukan suatu pekerjaan untuk dapat berkembang dan berubah. Seseorang bekerja bertujuan untuk mencapai suatu keadaan yang lebih dari keadaan sebelumnya. Dengan bekerja seseorang dapat berbuat sesuatu yang bernilai, bermanfaat dan memperoleh berbagai pengetahuan.BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang simpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang ingin peneliti sampaikan berkaitan dengan hasil penelitian Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-9 Bulan Di Desa Balonggebang Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk.

A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pengetahuan ibu tentang Imunisasi dasar pada bayi usia 0-9 bulan di Desa Balonggebang Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk paling banyak mempunyai pengetahuan cukup yaitu 25 orang (49,02%) dan paling sedikit responden memiliki pengetahuan baik yaitu 5 orang (9,80%). B. Saran

Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Hendaknya peneliti berikutnya lebih memfokuskan penelitian pada factor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dan atau kecemasan ibu dalam memberikan imunisasi dasar pada bayinya.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah literature yang ada, guna dapat dijadikan masukan sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan terutama imunisasi dasar.3. Bagi Tenaga KesehatanDiharapkan tenaga kesehatan lebih aktif dalam rangka Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya imunisasi dasar pada bayi usia 0-9 bulan melalui peningkatan frekuensi bimbingan dan penyuluhan pada ibu-ibu atau juga melakukan kunjungan rumah jika memang diperlukan.33

41