bab 4 pengumpulan, pengolahan dan analisis datathesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-2-00092-ti...

24
30 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Perencanaan Produk Sebelum dilakukan perancangan produk yang akan dibuat, terlebih dahulu pernyataan misi yang nantinya akan digunakan sebagai input yang dibutuhkan dalam tahapan pengembangan produk yang akan dibuat. Adapun pernyataan misi untuk mengembangkan produk meja notebook ini dapat dilihat sebagi berikut : Tabel 4.1 Mission Statement Mission Statement Product Name : Meja Kerja untuk Pengguna Notebook By : Agung, Fara, Rizki Urain Produk : Produk meja kerja yang ditujukan bagi pengguna notebook di Indonesia, dimensinya disesuaikan dengan ukuran tubuh orang Indonesia dengan memperhatikan aspek-aspek ergonomis serta memperhatikan nilai estetis. Meja notebook dirancang dengan menambahkan kipas pendingin pada alas dan sudut kemiringan alas yang dapat disesuaikan kenyamanan penggunanya. Target konsumen utama: Pengguna notebook di perkantoran Lembaga kursus komputer dan desain Target konsumen lainnya: Pengguna notebook yang mengutamakan keergonomisan dan nilai estetis

Upload: trannhu

Post on 03-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

30

BAB 4

PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS

DATA

4.1 Pengumpulan Data

4.1.1 Perencanaan Produk

Sebelum dilakukan perancangan produk yang akan dibuat, terlebih

dahulu pernyataan misi yang nantinya akan digunakan sebagai input yang

dibutuhkan dalam tahapan pengembangan produk yang akan dibuat.

Adapun pernyataan misi untuk mengembangkan produk meja notebook

ini dapat dilihat sebagi berikut :

Tabel 4.1 Mission Statement

Mission Statement

Product Name : Meja Kerja untuk Pengguna Notebook

By : Agung, Fara, Rizki

Urain Produk :

• Produk meja kerja yang ditujukan bagi pengguna notebook di

Indonesia, dimensinya disesuaikan dengan ukuran tubuh orang

Indonesia dengan memperhatikan aspek-aspek ergonomis serta

memperhatikan nilai estetis. Meja notebook dirancang dengan

menambahkan kipas pendingin pada alas dan sudut kemiringan alas

yang dapat disesuaikan kenyamanan penggunanya.

Target konsumen utama:

• Pengguna notebook di perkantoran

• Lembaga kursus komputer dan desain

Target konsumen lainnya:

• Pengguna notebook yang mengutamakan keergonomisan dan nilai

estetis

Page 2: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

31

Asumsi-asumsi dan batasan :

• Kursi yang digunakan dianggap ergonomis dan fleksibel.

• Ukuran meja dirancang sesuai dimensi tubuh orang Indonesia.

• Meja dirancang memiliki fitur yang berbeda dengan meja yang sudah

ada.

• Penentuan sudut kemiringan alas notebook dikembangkan

berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

4.1.2 Ukuran Meja Notebook

Dalam merancang sebuah meja notebook maka diperlukan data

pendukung agar meja yang dihasilkan ergonomis. Langkah pertama yang

dilakukan menentukan ukuran meja yang dirancang sesuai dengan ukuran

tubuh orang Indonesia (Nurmianto, 2008). Data anthropometri untuk ukuran

meja notebook yang akan dirancang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Ukuran Meja

Jenis

Kelamin

Tinggi popliteal + tinggi siku duduk + kelonggaran sepatu

Tinggi

popliteal

Tinggi siku

duduk Kelonggaran

(sepatu)

Tinggi

meja P95 P50

Pria 445 231 25 701

Wanita 428 229 40 697

Sumber: Pengolahan Data, 2012.

Ada beberapa ukuran tubuh yang digunakan dalam menentukan tinggi

meja yang akan dirancang adalah tinggi popliteal, tinggi siku duduk dan

kelonggaran sepatu. Pada tinggi popliteal digunakan persentil 95% karena

dengan menggunakan persentil 95%, ruang bagi lutut orang dewasa besar dapat

tercakup. Sedangkan tinggi siku duduk dengan persentil 50%, dapat

mengidentifikasikan tinggi meja tersebut, agar semua rentang tubuh baik itu

yang kecil maupun ekstrim dapat menggunakan meja tersebut. Kelonggaran

yang digunakan lebih mengarah pada sepatu yaitu kelonggaran sepatu pria

sebesar 25 mm dan kelonggaran sepatu wanita sebesar 40 mm.

Page 3: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

32

Dari perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan data

anthropometri tubuh orang Indonesia, ukuran tinggi meja yang ideal untuk pria

adalah 701 mm dan untuk wanita adalah 697 mm. Untuk mendapatkan ukuran

yang akan digunakan dalam rancangan meja untuk notebook, maka ketinggian

meja dirumuskan (Nurmianto, 2008):

Tinggi meja = Tinggi popliteal + tinggi siku duduk + kelonggaran

sepatu – ketebalan notebook

= 445 mm + 231 mm + 25 mm – 20mm

= 681 mm

Tinggi meja yang dipilih menggunakan tinggi meja yang ideal untuk pria

karena apabila menggunakan tinggi meja untuk wanita maka pria yang akan

menggunakan meja tersebut akan merasa tidak ideal yang akan menyebabkan

ketidaknyamanan bagi tubuh. Jadi tinggi meja yang dipilih adalah tinggi meja

untuk pria, sehingga apabila pengguna wanita ingin menggunakan meja

tersebut disarankan harus menggunakan tempat duduk yang sudah ergonomis

serta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan.

Sedangkan untuk panjang dan lebar meja ini memiliki ukuran 1200 mm dan

700 mm sesuai dengan dimensi rentang tangan orang Indonesia.

4.1.3 Pengukuran Suhu Notebook

Pengukuran suhu yang dimaksud adalah pengukuran suhu notebook pada

saat digunakan oleh pekerja, dengan kondisi tanpa kipas, dan dengan kipas

pendingin. Tujuan pengukuran suhu ini adalah untuk menentukan jumlah

optimum kipas pendingin yang akan digunakan dalam rancangan meja kerja.

Berikut ini adalah hasil percobaan pengukuran suhu notebook dengan

menggunakan satu kipas dan dua kipas.

Page 4: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

33

Tabel 4.3 Hasil Percobaan Tingkat Suhu Notebook dengan 1 dan 2 Kipas

Deskripsi

Suhu

Tanpa

Kipas

(0 menit)

Tanpa Kipas

(41.55 menit)

Penggunaan

1 kipas

(30.29 menit)

Penggunaan

2 kipas

(16.41 menit)

Suhu Harddisk 35°C 48°C 45°C 44°C

Sumber: Pengolahan Data, 2012.

Tabel 4.3 merupakan hasil percobaan yang dilakukan untuk menentukan

jumlah kipas yang dibutuhkan untuk mengurangi panas notebook. Percobaan

dilakukan dengan cara menonton DVD hingga mendapatkan suhu yang stabil

pada masing-masing percobaan dan pengukuran suhu notebook menggunakan

software Speedfan.

Suhu awal notebook adalah 35°C, suhu didapatkan saat kondisi notebook

tanpa melakukan pekerjaan. Pada saat notebook melakukan percobaan, suhu

notebook mengalami kenaikan yang cukup signifikan mencapai 48°C. Saat

melakukan percobaan dengan menggunakan coolingpad untuk mengurangi

panas notebook dengan menggunakan satu kipas, suhu notebook mengalami

penurunan hingga 45°C dengan membutuhkan waktu 30;29 untuk

mendapatkan tingkat kestabilan suhu tersebut. Sedangkan dengan

menggunakan dua kipas penurunan suhu notebook mengalami penurunan 44°C,

penurunan tersebut memerlukan waktu 16;41.

Dapat dilihat bahwa waktu penurunan suhu dengan menggunakan dua

kipas membutuhkan waktu yang lebih cepat dibanding dengan menggunakan

satu kipas. Sehingga produk meja notebook ini memilih menggunakan dua

buah kipas sebagai alat peredam panas dari notebook yang digunakan.

4.1.4 Ukuran Notebook yang Digunakan

Ukuran alas notebook pada meja rancangan ditentukan berdasarkan hasil

pengamatan terhadap ketersediaan ukuran notebook dari beberapa merk

ternama yang sering digunakan oleh konsumen di Indonesia. Para produsen

notebook tersebut memproduksi notebook dengan ukuran sebagai berikut:

Page 5: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

34

Tabel 4.4 Ukuran Notebook yang Digunakan

Merk UKURAN ( inchi)

11 13 13,1 13,3 14 15 15,4 15,5 15,6 16,4 17 17,3

Toshiba × × × ×

Asus × × × ×

Apple × × × ×

Sony × × × × × ×

Acer × × ×

Sumber: Pengolahan Data, 2012.

Dapat dilihat dari tabel 4.4 notebook sendiri terdiri dari berbagai macam

ukuran, mulai dari 11” sampai dengan 17,3”. Dari berbagai macam merk

diatas, notebook yang sering diproduksi mulai dari 13,3” dan yang terbesar

adalah 17,3”. Oleh sebab itu, alas notebook yang dirancang akan mengacu pada

ukuran notebook terbesar, yaitu 17,3” yang memiliki ukuran 380 mm x 290

mm agar alas tersebut dapat mencakup semua ukuran notebook yang umumnya

digunakan di Indonesia.

4.1.5 Perancangan Alas Notebook untuk Percobaan

Untuk membuat meja notebook yang sesuai dengan kebutuhan pengguna

notebook, maka perlu ditambahkan suatu alat yang dapat mendukung fungsi

dari suatu meja kerja yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi

penggunanya. Maka dari itu perlu ditambahkan suatu alas notebook yang

memiliki sudut yang baik dan direkomendasikan untuk pengguna notebook

agar dalam menggunakan notebooknya, pengguna tidak merasakan kelelahan

otot yang berlebihan.

Langkah pertama yaitu melakukan percobaan untuk menentukan sudut

kemiringan alas notebook yang direkomendasikan pada meja rancangan. Untuk

menjalankan percobaan dibuat alas notebook sederhana yang memiliki

kemiringan sudut 8°, 10°,12°, dan 20° yang mengacu pada penelitian yang

dilakukan (Asundi, Odell, Luce, & Dennerlein, 2012). Meskipun pada jurnal

tersebut telah diperoleh sudut yang disarankan, atas pertimbangan bahwa

ukuran postur orang Indonesia berbeda, maka percobaan dilakukan untuk

Page 6: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

35

mengetahui kemiringan mana yang paling nyaman bagi orang Indonesia

terutama pekerjaan yang melibatkan kegiatan pengetikan.

Dalam perancangan sudut kemiringan alas notebook untuk percobaan,

memiliki desain sebagai berikut:

Gambar 4.1 AutoCad Alas Notebook

Prototipe alas notebook dibuat dari bahan kayu dengan ukuran

kemiringan sudut alas yang dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan untuk

kepentingan percobaan.

Gambar 4.2 Prototipe Alas Notebook

4.1.6 Pengujian Penggunaan Alas Notebook

Untuk mendapatkan ukuran sudut untuk penggunaan notebook yang

paling nyaman, dilakukan percobaan penggunaan alas oleh 20 orang

Page 7: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

36

responden. Alas notebook tersebut diletakkan pada meja percobaan yang

memiliki ukuran yang telah disesuaikan dengan ukuran alas notebook dan meja

yang akan dirancang nantinya. Kemudian, dalam melakukan percobaan,

digunakan kursi yang dapat diatur ketinggiannya (adjustable) sesuai dengan

keinginan dan kenyamanan penggunanya.

Gambar 4.3 Meja untuk Percobaan Alas

Gambar 4.4 Kursi untuk Percobaan Alas Notebook

Percobaan dilakukan dengan cara melakukan pengetikan selama 15 menit

untuk masing-masing sudut kemiringan alas yang telah ditentukan. Posisi

tubuh responden selama proses pengetikan dinilai dengan menggunakan RULA

Page 8: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

37

(Rapid Upper Limb Assessment) untuk mengidentifikasikan skor RULA setiap

sudut kemiringan. Skor RULA yang diperoleh dimaksudkan untuk menilai

apakah kondisi responden di setiap sudut kemiringan memiliki potensi

penyebab cedera. Skor RULA ini menganalisis postur, gaya, dan penggunaan

otot responden selama percobaan.

Nordic kuesioner digunakan untuk mengetahui keluhan dari responden

saat mereka menggunakan meja standar dalam bekerja menggunakan

notebook. Selain itu, responden diminta memberikan penilaian sudut

kemiringan mana yang paling nyaman bagi mereka setelah percobaan

dilakukan.

4.1.7 Hasil Kuesioner Percobaan Penentuan Kemiringan Notebook

Berdasarkan pada kuesioner yang diberikan kepada responden, dengan

pertanyaan yang dapat dilihat pada Lampiran 2, diperoleh data umum

mengenai responden yang menjalani percobaan pengujian sudut kemiringan

alas notebook. Data tersebut antara lain berisi tentang ukuran tubuh responden

dan mengenai penggunaan notebook yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Data Umum Responden

Keterangan Pria Wanita

Jenis kelamin 10 10

Keterangan Ya Tidak

Pengguna notebook 20 0

Frekuensi penggunaan meja standar 13 7

Keterangan Min Max Mean Standard

Deviasi

Data Anthropometri

Tinggi badan

153 179.5 165.54 8.27

Tinggi duduk

118 134.5 127.05 4.35

Tinggi mata

duduk 107.5 120.5 115.58 3.80

Page 9: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

38

Tabel 4.6 Lanjutan Data Umum Responden

Data Anthropometri

Tinggi

popliteal 37.8 49 43.52 3.12

Tinggi siku

duduk 56.9 72.9 66.49 3.60

Jarak paha ke

meja 5 14 8.81 2.77

Keterangan <3 bln <6 bln <12 bln >12 bln

Waktu penggunaan notebook 2 0 1 17

Sumber: Kuisioner (Daftar Pertanyaan terlampir)

Pada tabel 4.5 dan tabel 4.6, dapat dilihat bahwa responden yang

mengikuti percobaan kemiringan alas notebook memiliki ukuran tubuh

standar orang Indonesia dan telah terbiasa menggunakan notebook sebagai

media untuk melakukan pekerjaan. Namun dalam penggunaan notebooknya

masih banyak yang menggunakan meja standar yang kurang sesuai untuk

penggunaan notebook, sehingga diharapkan setelah melakukan percobaan

dengan tinggi meja dan juga adanya kemiringan alas yang dianjurkan, dapat

memberikan kenyamanan pada pengguna notebook.

4.1.7.1 Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ)

Melihat tabel 4.5 didapatkan frekuensi penggunaan meja standar

sebesar 13 orang responden dari 20 orang responden. Untuk mengetahui

keluhan-keluhan yang dirasakan oleh responden terhadap penggunaan meja

standar ini, digunakan kuesioner Nordic (dapat dilihat pada Lampiran 3)

dengan hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.7.

Page 10: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

39

Tabel 4.7 Hasil Nordic Questionnaire

No. Bagian

Tubuh

Masalah pada Tubuh

Kurun Waktu 12

Bulan Kurun Waktu 7 Hari

Tindakan

Pencegahan

Ya Ket. Tidak Ya Ket. Tidak Ya Tidak

1 Leher 12 8 12 8 5 15

2 Bahu

3 Kanan

8

2 kanan

10 5 15 9

kedua-

duanya 8

kedua-

duanya

3 Siku

4 kanan

13

3 kanan

12 1 19 3

kedua-

duanya 5

kedua-

duanya

4 Pergelangan

Tangan

7 kanan

6

7 kanan

7 7 13 7

kedua-

duanya 6

kedua-

duanya

5 Punggung

Atas 15 5 11 9 5 15

6 Punggung

Bawah 12 8 9 11 6 14

7 Pinggul/Paha

/Bokong 9 11 7 13 5 15

8 Lutut 2 18 5 15 4 16

9 Pergelangan

Kaki/Kaki 1 19 2 18 1 19

Total 84

96 77

103 39 141

Responden * Jumlah

Pertanyaan Kuisoner

180

180 180

180 180 180

Persentase 47%

53% 43%

57% 22% 78%

Sumber: Kuisioner (Daftar Pertanyaan terlampir)

Melihat hasil Nordic Questionnaire di atas diperoleh hasil bahwa

dalam penggunaan meja standar bagi responden dalam kurun waktu 12 bulan

Page 11: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

40

sebesar 47% responden merasakan ketidaknyamanan dan rasa sakit

sedangkan 53% responden merasakan sebaliknya. Dalam kurun waktu 7 hari

terakhir responden yang merasakan ketidaknyaman sebanyak 43% dan 57%

merasakan kenyamanan. Sedangkan tindakan pencegahan yang dilakukan

responden terhadap ketidaknyamanan dalam penggunaan meja standar

sebesar 22% dan 78% mengatakan tidak pernah melakukan tindakan

pencegahan dalam penggunaan meja standar untuk mengurangi rasa

ketidaknyamanan ataupun rasa sakit.

Dari 47% responden dalam jangka 12 bulan yang mengatakan

merasakan ketidaknyaman atau rasa sakit didapatkan sebesar 54% merasakan

sakit pada bagian leher, siku, bahu dan pergelangan tangan yang merupakan

bagian yang banyak bergerak saat mengetik dan 46% dirasakan pada bagian

punggung atas, bawah, pinggul/paha/bokong, lutut, dan pergelangan

kaki/kaki. Sedangkan dalam 43% responden jangka 7 hari terakhir diperoleh

56% merasakan sakit pada bagian leher, siku, bahu dan pergelangan tangan

yang merupakan bagian yang banyak bergerak saat mengetik dan 44%

dirasakan pada bagian punggung atas, bawah, pinggul/paha/bokong, lutut,

dan pergelangan kaki/kaki. Berikut merupakan hasil dari Nordic bagi

responden yang merasakan ketidaknyamanan ataupun rasa sakit:

Tabel 4.8 Keluhan dalam jangka waktu 12 bulan dan 7 hari

Keluhan Jangka waktu

12 bulan Persentase

Jangka

waktu 7

hari

Persentase

Total Leher, Bahu,

Siku,Pergelangan tangan 45 keluhan 54% 44 keluhan 56%

Total Punggung atas-

bawah,pinggul/paha/bokong,

pergelangan kaki/kaki

39 keluhan 46% 34 keluhan 44%

Total Nordic 84 keluhan 100% 78 keluhan 100%

Sumber: Pengolahan Data, 2012.

Page 12: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

41

Dari pengamatan yang dilakukan selain meja standar, keluhan-keluhan

juga dapat dirasakan dalam penggunaan notebook dikarenakan berbagai

faktor yaitu:

1. Jangka waktu

Semakin lama waktu penggunaan notebook akan mengakibatkan keluhan

pada bagian-bagian tubuh yang bergerak saat melakukan pengetikan.

2. Postur tubuh

Semakin tinggi ukuran badan pengguna, akan mempengaruhi tingkat

kenyamanan dalam penggunaan meja yang digunakan. Apabila meja yang

digunakan kurang sesuai dengan tinggi badan pengguna, maka akan

menyebabkan ketidaknyamanan ataupun rasa sakit pada anggota badan

tertentu.

3. Posisi tubuh

Posisi tubuh mempengaruhi tingkat kenyamanan dalam penggunaan

notebook karena apabila posisi tubuh dari pengguna tersebut tidak ideal

seperti bungkuk maka akan menyebabkan kelelahan otot lebih cepat

daripada orang dengan posisi tubuh yang ideal.

4.1.8 Hasil Ukuran Kemiringan Sudut Alas Notebook

Untuk menentukan kemiringan alas notebook, dilakukan percobaan

kepada 20 responden yang akan melakukan percobaan mengetik menggunakan

notebook dengan alas. Pengamatan menggunakan RULA (Rapid Upper Limb

Assessment ) dengan percobaan sudut 8°, 10°, 12° dan 20°. Setiap satu sudut

dilakukan percobaan dengan kegiatan pengetikan selama 15 menit.

Pengamatan dilakukan dengan melihat postur tubuh responden selama

melakukan pengetikan. Hasil RULA yang dicatat merupakan hasil percobaan

dari masing-masing sudut. Contoh perhitungan RULA yang didapatkan dari

pengamatan postur tubuh responden, dapat dilihat pada Lampiran 4. Dan hasil

rekapitulasi data RULA dengan sudut terbaik berdasarkan pilihan responden

yang telah melakukan percobaan dapat dilihat pada Lampiran 5.

Untuk mendukung hasil RULA, terdapat kuesioner data pendukung yang

berguna untuk mendapatkan sudut terbaik yang dirasakan dan dipilih oleh

masing-masing responden dan pengaruh dari penggunaan alas notebook dengan

Page 13: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

42

kondisi tubuh responden setelah melakukan percobaan. Pertanyaan untuk

kuesioner data pendukung dapat dilihat pada Lampiran 6.

Tabel 4.9 Data Pendukung Responden

No. Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1 Penggunaan alas Notebook menunjang pekerjaan?

20 -

2 Sudut paling nyaman? 8° = 8 orang, 10° = 3 orang, 12° = 6 orang, 20° = 3 orang

3 Alasan pemilihan sudut? kenyamanan pada saat mengetik, tidak menimbulkan rasa sakit, posisi pas pada

pergelangan tangan, posisi pas untuk pandangan mata ke monitor, tidak perlu menahan tangan

4 Perbedaan yang dirasakan? posisi lebih nyaman, posisi lebih enak, tidak cepat lelah, tidak menimbulkan rasa

sakit pada anggota tubuh, duduk lebih santai

5 Sudut yang dipilih memberikan kenyamanan pada?

Ya Pegal

Leher 18 2

Bahu 17 3

Siku 17 3

Pergelangan Tangan 18 2

Punggung Atas 18 2

Punggung Bawah 16 4

Pandangan Mata ke Monitor 19 1

Sumber: Kuisioner (Daftar Pertanyaan terlampir)

Setelah mendapatkan hasil terhadap percobaan sudut kemiringan alas

untuk notebook, langkah selanjutnya adalah menentukan sudut terbaik yang

dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna notebook. Terdapat tiga cara

penentuan sudut untuk alas pada meja notebook, yaitu sebagai berikut :

1) Melihat hasil rata-rata total skor RULA dari masing-masing sudut yaitu

sebesar nilai dari sudut 8° yaitu 2,25, nilai sudut 10° sebesar 2,33, nilai

sudut 12° sebesar 2,33 dan nilai sudut 20° sebesar 3,00. Dari hasil rata-

rata tersebut sudah dapat dilihat bahwa yang akan dipilih dalam

penentuan sudut alas meja notebook yang akan dirancang yaitu sudut 8°,

Page 14: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

43

10°, dan 12° dikarenakan hasil dari nilai rata-rata total skor dapat diterima

dengan melihat rentang nilai 2, sesuai dengan hasil RULA bahwa dengan

nilai 2 mempunyai hasil diterima.

2) Mengunakan pengujian statistik yaitu ANOVA

Dalam pengujian perhitungan menggunakan ANOVA (perhitungan dapat

dilihat pada Lampiran 7), digunakan taraf nyata sebesar 1% dan

diperoleh F hitung sebesar 0.73. F hitung tersebut lebih kecil dari F tabel

yang ada yaitu sebesar 5,29, maka kesimpulan yang diterima adalah

menerima H0 yaitu menganggap sudut yang diujikan tidak beda signifikan

sehingga semua derajat dianggap memiliki bobot yang sama.

3) Dari data pengamatan menggunakan RULA pada Lampiran 5, terlihat

bahwa sebanyak 8 responden memilih sudut 8°, 3 responden memilih

sudut 10°, 6 responden memilih sudut 12° dan 3 responden memilih

sudut 20°. Dapat dibuat dalam persentase dari tiap pemilihan sudut yaitu

pada sudut 8° sebesar 40% , sudut 10° sebesar 15%, sudut 12° sebesar

30%, dan sudut 20° sebesar 15%.

Berdasarkan dari hasil pengamatan dan perhitungan maka sudut

kemiringan alas notebook adalah sudut 8°, sudut 10°, dan sudut 12° karena

hasil dari rata-rata total skor RULA untuk sudut 8°,10°, dan 12° tidak

mencapai angka 3 sehingga dapat diterima, dan dari perhitungan ANOVA

didapatkan bahwa hipotesis awal diterima sehingga dapat dipilih sudut

kemiringan yang sesuai dengan kenyamanan saat penggunaan tetapi melihat

responden yang memilih sudut 8° dan sudut 12° lebih banyak maka pilihan

dijatuhkan pada kedua sudut tersebut serta sudut 10° dapat diterima karena

hasil rata-rata total skor RULA tidak mencapai nilai 3.

4.2 Analisis Hasil Pengumpulan Data

4.2.1 Desain Produk

Gambar di bawah ini merupakan rancangan meja notebook berdasarkan

hasil penelitian pada langkah sebelumnya. Rancangan meja notebook bertema

atau bergaya modern minimalis. Pemilihan desain tersebut karena produk meja

notebook ini fungsional serta menggunakan unsur garis tegak lurus dan bidang

Page 15: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

44

dan menghindari elemen arsitektur ornamen, dan lain-lain, sehingga

memberikan kesan yang praktis apabila diletakan di dalam suatu ruangan.

Gambar 4.5 AutoCad Meja Notebook 3D

Gambar 4.6 Meja Notebook Tampak Atas

Page 16: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

45

Gambar 4.7 Meja Notebook Tampak Depan

Gambar 4.8 Meja Notebook Tampak Samping

Material yang digunakan pada meja notebook ini adalah plywood serta

dilapisi oleh HVL. Penggunaan bahan baku plywood tersebut dikarenakan

bahan baku tersebut ramah lingkungan dan plywood memiliki sifat fleksibel,

murah, tahan retak dan dapat didaur ulang. Sedangkan dalam melakukan

finishing produk meja notebook akan menggunakan bahan HVL/Tacon Sheet

karena HVL memiliki motif kayu sehingga terlihat alami dan memiliki

berbagai varian warna.

Dalam produk meja notebook terdapat komponen alumunium pada alas

notebook yang berfungsi sebagai tempat pertukaran udara antara panas yang

Page 17: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

46

dihasilkan notebook dengan kipas pendingin. Pemilihan penggunaan bahan

baku alumunium tersebut dikarenakan bahan alumunium memiliki sifat yang

tidak mudah berkarat sehingga alas notebook tersebut tidak mudah rusak dan

alumunium merupakan bahan isolator yang baik bagi panas yang ditimbulkan

oleh udara yang keluar dari notebook yang digunakan.

4.2.2 Desain Industri

Berikut ini penjelasan mengenai konsep ergonomi dan estetika yang

dibutuhkan sesuai dengan desain industri, berdasarkan pada tingkat

kepentingan kriteria yang ada :

Tabel 4.10 Desain Industri Meja Notebook

Konsep Ergonomi

Kriteria Tingkat Kepentingan

Penjelasan Rendah Menengah Tinggi

Kemudahan

pemakaian

Meja notebook dapat digunakan

dengan mudah karena memiliki

fitur alas yang mudah disesuaikan

dengan kebutuhan.

Kemudahan

perawatan

Produk ini memerlukan sedikit

perawatan dan mudah dibersihkan.

Bagian yang perlu diperhatikan

lebih dalam perawatan adalah

bagian kipas pendingin

Kuantitas

interaksi

pemakai

Meja ini digunakan untuk

pengguna notebook yang

mengutamakan keergonomisan

sehingga meja dapat menunjang

kinerja pengguna

Pembaruan

interaksi

pemakai

Meja didesain memiliki alas

notebook dan dapat diatur sudut

kemiringannya sehingga pengguna

dapat memilih posisi ternyaman.

Keamanan Alas notebook dibuat dengan

menambahkan karet/busa sehingga

Page 18: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

47

notebook tidak mudah bergeser.

Sumber: Pengolahan Data, 2012.

Tabel 4.11 Lanjutan Desain Industri Meja Notebook

Estetis Produk

Kriteria Level Kepentingan

Penjelasan Peringkat

Rendah Menengah Tinggi

Diferensiasi produk

Produk yang dibuat memiliki disain dam fiture yang berbeda dibanding dengan meja kantor yang belum disesuaian dengan pengguna notebook .

Gengsi kepemilikan, mode, atau kesan

Meja notebook yang dirancang memiliki keunikan sehingga pengguna akan merasa bangga karena bentuk fisik meja yang berbeda dengan meja kantor lainnya.

Motivasi tim

Karena produk memiliki keunggulan dalam tingkat ergonomi dan memilki estetistika yang baik sehingga memberikan motivasi kepada tim untuk terus mengembangkan produk ini.

Sumber: Pengolahan Data, 2012.

4.2.3 Arsitektur Produk

Dalam menentukan arsitekur produk maka sangat dibutuhkan pemahaman

mengenai kondisi dan fungsi produk. Untuk langkah awal dalam pembuatan

arsitektur produk adalah membuat skema produk. Berikut ini gambar chunk

dari meja notebook.

Page 19: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

48

Sumber: Pengolahan Data, 2012.

Gambar 4.9 Chunk Meja Notebook

Pada gambar skema produk menunjukan komponen-komponen utama

pada produk meja notebook tersebut. Komponen utama pada produk ini adalah

penutup depan meja, alas meja dan kaki meja. Pada komponen utama alas meja

terdapat dua komponen yang memiliki fungsi tertentu, yaitu:

1. Kipas, berfungsi sebagai pendingin laptop, pada pemakaian laptop

dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan laptop sering

mengalami peningkatan panas yang cukup tinggi.

2. Alas kipas, dalam alas kipas ini memiliki bahan dasar alumunium

yang dapat menjadi isolator panas pada laptop. Alas kipas berfungsi

menyebarkan angin pada seluruh bagian bawah laptop.

Setelah skema disusun, kemudian dilakukan pengelompokan

komponen tersebut kedalam kelompok chunk. Pada masing-masing chunk

memiliki fungsi yang berbeda-beda, untuk komponen-komponen yang

memiliki fungsi yang sama dapat dijadikan dalam satu kelompok atau chunk.

Pada produk meja notebook yang akan dibuat terdapat satu chunk yaitu kipas.

4.2.4 Design for Manufacturing

Dalam Design for Manufacturing ini akan dibahas mengenai Operation

Process Chart (OPC), Assembly Chart (AC), Struktur Produk dan Bill of

Material (BOM). Dimana keempat hal tersebut menerangkan secara detail

Page 20: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

49

langkah pembuatan, material yang dibutuhkan, alat-alat dan waktu pembuatan

produk meja notebook. Dengan mengetahui proses pembuatan dapat diketahui

jumlah bahan baku yang dibutuhkan sehingga dapat digunakan untuk

menghitung total biaya pembuatan 1 buah produk.

1. Assembly Chart (AC)

AC terdiri dari 23 komponen utama yang digabungkan sehingga

membentuk satu produk meja notebook. Assembly Chart meja notebook

dapat dilihat pada Lampiran 8.

2. Operation Process Chart (OPC)

OPC berisi urutan proses pembuatan meja notebook seperti operasi atau

proses, inspeksi atau pemeriksaan, penggabungan dengan material

tambahan, dan waktu masing-masing proses per komponen. Dari OPC

yang dibuat, dihasilkan total waktu pembuatan satu buah meja notebook

yang dihitung dengan penyesuaian dan kelonggaran yang terdapat pada

Lampiran 10, sehingga total waktu pembuatan meja notebook yang

didapatkan yakni selama 6 jam 44 menit. OPC dapat dilihat pada

Lampiran 9.

3. Struktur Produk

Pada struktur produk ditampilkan penggabungan bahan baku mejadi 1

buah produk diikuti dengan penambahan bahan material lainya. Di

struktur produk ditampilkan secara explotion. Struktur produk dapat

dilihan pada Lampiran 11.

4. Bill Of Material (BOM)

Pada BOM ditampilkan daftar dari material bahan baku, material

tambahan, dan assembly serta kuantitas dari material dan assembly

tersebut. Berikut ini Bill Of Material dari meja notebook.

Page 21: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

50

Tabel 4.12 Bill Of Material (BOM)

No. Level Description Code Quantity Keterangan 1 1 Assembly 12 A12 1 Unit 2 .2 Assembly 11 A11 1 Unit 3 ..3 Assembly 10 A10 1 Unit 4 …4 Assembly 9 A9 1 Unit 5 ….5 Assembly 8 A8 1 Unit 6 …..6 Assembly 7 A7 1 Unit 7 ……7 Assembly 6 A6 1 Unit 8 …….8 Assembly 5 A5 1 Unit 9 ……..9 Assembly 4 A4 1 Unit 10 ………10 Assembly 3 A3 1 Unit 11 ……….11 Assembly 2 A2 1 Unit 12 ………..12 Assembly 1 A1 1 Unit 13 …………13 Sub Assembly 1 SA1 1 Unit 14 ………….14 Sub Sub Assembly 1 SSA1 1 Unit 15 …………..15 Daun Meja DM 1 Lembar 16 …………..15 Tulang Panjang TPan 1 Lembar 17 …………..15 Sekrup Sekrup 4 Buah 18 ………….14 Tulang Pendek 1 TPen1 1 Lembar 19 ………….14 Sekrup Sekrup 3 Buah 20 …………13 Tulang Pendek 2 TPen2 1 Lembar 21 …………13 Sekrup Sekrup 3 Buah 22 ………..12 Sub Assembly 2 SA2 1 Unit 23 …………13 Sub Sub Assembly 2 SSA2 1 Unit 24 ………….14 Kaki Kiri Kki 1 Unit 25 ………….14 Penutup P 1 Lembar 26 ………….14 Sekrup Sekrup 2 Buah 27 …………13 Kaki Kanan Kka 1 Unit 28 …………13 Sekrup Sekrup 2 Buah 29 ………..12 Sekrup Sekrup 6 Buah 30 ……….11 Sub Assembly 3 SA3 1 Unit 31 ………..12 Alas Notebook AN 1 Lembar 32 ………..12 Pelat Alas PA 1 Lembar 33 ………..12 Sekrup Sekrup 4 Buah 34 ………10 Karet Pelat 1 KP1 1 Buah 35 ……..9 Karet Pelat 2 KP2 1 Buah 36 …….8 Kipas K 2 Buah 37 ……7 Engsel 1 E1 1 Buah 38 …..6 Engsel 2 E2 1 Buah

Page 22: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

51

39 ….5 Sub Assembly 9 SA9 1 Unit Sumber: Pengolahan Data, 2012.

Tabel 4.13 Lanjutan Bill Of Material (BOM)

No. Level Description Code Quantity Keterangan

40 …..6 Sub Sub Assembly 9 SSA9 1 Unit

41 ……7 Dudukan Sanggahan 1 DS1 1 Unit

42 ……7 Penyangga 1 Pe1 1 Unit

43 …..6 Baut 1 B1 1 Buah

44 …4 Baut Pen 1 BP1 1 Buah

45 ..3 Sub Assembly 11 SA11 1 Unit

46 …4 Sub Sub Assembly 11 SSA11 1 Unit

47 ….5 Dudukan Sanggahan 2 DS2 1 Unit

48 ….5 Penyangga 2 Pe2 1 Unit

49 …4 Baut 2 B2 1 Buah

50 .2 Baut Pen 2 BP2 1 Buah

51 1 Karet Slip KS 4 Buah

52 1 Paku Paku 4 Buah Sumber: Pengolahan Data, 2012.

4.2.5 Pembuatan Prototipe

Setelah menentukan ukuran yang sesuai dan fitur yang dibutuhkan untu

meja notebook, maka selanjutnya adalah pembuatan prototipe dari desain yang

dirancang sebagai contoh produk dalam bentuk nyata. Pembuatan prototipe ini

dilakukan disebuah bengkel furnitur dengan menggunakan bahan utama kayu

meranti atau plywood. Berikut adalah gambar dari prototipe meja notebook;

Page 23: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

52

Gambar 4.10 Prototipe Meja Notebook Tampak Atas

Gambar 4.11 Prototipe Meja Notebook Tampak Samping

Gambar 4.12 Prototipe Meja Notebook Tampak Depan

4.2.6 Biaya Pembuatan Produk

Dari pembuatan prototipe meja, diketahui biaya yang harus dikeluarkan

sebesar Rp 1.450.000,- Biaya ini merupakan biaya subkontrak atau biaya yang

harus dibayar untuk pembuatan produk yang diinginkan. Biaya ini menjadi

Harga Pokok Penjualan (HPP) karena biaya tersebut sudah mencakup biaya

material, tenaga kerja, dan biaya overhead (detail dapat dilihat pada Lampiran

14). Setelah memperoleh penjualan untuk menetukan harga jual, maka

Page 24: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00092-TI Bab4001.pdfserta fleksibel dalam melakukan pengaturan tinggi bangku yang digunakan. Sedangkan

53

diperlukan penentuan profit yang diinginkan. Selanjutnya setelah

mendapatkan harga jual produk, maka dapat dihitung nilai breakeven point.

Tabel 4.14 Harga Jual dan Breakeven Point Meja Notebook

Aktivitas Sub Total Total Fixed Cost Biaya research & development 2,000,000 Sub Total 2,000,000

Variable Cost

Biaya subkontrak 1,450,000

Sub Total 1,450,000 Harga Pokok Penjualan (Biaya material, tenaga kerja & overhead) 1,450,000 IDR

Harga Jual Produk (Profit 10%) 1,595,000 IDR Break-even Point 14 Unit

Sumber: Pengolahan Data, 2012.

Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui bahwa harga jual untuk meja

notebook sebesar Rp 1.595.000,- dengan keuntungan yang didapat sebesar

10%. Sehingga, nilai breakeven point yang didapatkan sebesar 14 unit. Oleh

karena itu, diperlukan 14 unit produk terjual untuk mencapai titik impas.