bab 4 hasil dan pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab4/2009-1-00501-tisi bab...

128
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Manajemen Strategi Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai gabungan ilmu dan seni dalam memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasikan keputusan yang mampu dicapai oleh organisasi (David, 2002, p5). Manajemen strategi terdiri dari tiga tahapan, yaitu: perumusan strategi, penetapan & implementasi strategi, serta evaluasi kinerja pencapaian strategi. Balanced Scorecard (BSC) didefinisikan sebagai suatu alat manajemen kinerja (performance management tool) yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial dan non-finansial yang kesemuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat (Luis dan Biromo, 2007, p16). Gambar 4.1 Konsolidasi Manajemen Strategi dengan Balanced Scorecard

Upload: lythuan

Post on 03-Mar-2019

244 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

90

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Manajemen Strategi

Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai gabungan ilmu dan seni

dalam memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasikan

keputusan yang mampu dicapai oleh organisasi (David, 2002, p5). Manajemen

strategi terdiri dari tiga tahapan, yaitu: perumusan strategi, penetapan &

implementasi strategi, serta evaluasi kinerja pencapaian strategi.

Balanced Scorecard (BSC) didefinisikan sebagai suatu alat manajemen

kinerja (performance management tool) yang dapat membantu organisasi untuk

menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan

sekumpulan indikator finansial dan non-finansial yang kesemuanya terjalin

dalam suatu hubungan sebab akibat (Luis dan Biromo, 2007, p16).

Gambar 4.1 Konsolidasi Manajemen Strategi dengan Balanced Scorecard

Page 2: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

91

4.1.1 Perumusan Strategi

Tahap pertama yang dilakukan dalam perumusan strategi ialah

mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

tujuan perusahaan yang tertuang dalam pernyataan visi dan misi organisasi. Hasil

identifikasi lingkungan tersebut digunakan sebagai masukan dalam menentukan

strategi perusahaan dengan analisa SWOT (strengths, weaknesses, opportunities,

dan threats). Strategi korporat yang sudah ditetapkan melalui analisa SWOT

selanjutnya perlu ditetapkan sasaran-sasaran strateginya sebagai tolak ukur

pencapaian kinerja perusahaan dalam memenuhi strategi dan tujuan perusahaan.

Setiap sasaran strategi terdapat key performance indicator (KPI), KPI merupakan

suatu ukuran atau indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja

perusahaan melalui sasaran-sasaran strateginya.

4.1.1.1 Identifikasi Lingkungan

Identifikasi lingkungan dibagi menjadi dua bagian, yaitu identifikasi

lingkungan makro (politik, ekonomi, sosial, teknologi) dan lingkungan internal

perusahaan serta identifikasi lingkungan industri menggunakan model Porter

(persaingan antar perusahaan, kekuatan pelanggan, kekuatan pemasok, ancaman

pendatang baru, dan produk pengganti).

a) Identifikasi Lingkungan Makro/Eskternal

Page 3: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

92

Tabel 4.1 Kondisi Lingkungan Makro dan Asumsi Perencanaan Perusahaan

No. Kondisi Saat Ini Asumsi Perencanaan Perusahaan POLITIK

1. Proses pemilihan Kepala Daerah secara langsung tidak berpengaruh secara signifikan terhadap aktivitas bisnis.

Program pembangunan nasional akan berjalan berkesinambungan sesuai rencana.

2. Belum ada UU Investasi yang secara komprehensif melindungi kepentingan investor.

Pembangunan pada sektor konstruksi akan berjalan sesuai dengan agenda pemerintah.

3. Rencana pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai keharusan penempatan lokasi pabrik di Kawasan Industri.

Rencana lokasi pembangunan pabrik baru disesuaikan dengan peraturan pemerintah dan ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek dampak lingkungan, sosial masyarakat, suplai material alam dan transportasi produk (khususnya angkutan laut).

EKONOMI 1. Kebijakan Moneter Pemerintah mendorong

perkembangan dunia usaha. WIKA BETON meningkatkan kapasitas produksi melalui program peningkatan kapasitas jalur produksi yang ada, pembangunan jalur baru dan diversifikasi Produk.

2. Pemerintah berupaya meningkatkan pendapatan negara dari pajak dengan membuat UU Perpajakan yang baru.

WIKA BETON tetap melaksanakan UU Perpajakan secara benar dan konsisten.

3. Pemerintah terus berupaya untuk menarik investor menanamkan modalnya di Indonesia terutama di bidang infrastruktur.

Pengembangan fasilitas produksi diprioritaskan untuk produk-produk yang terkait dengan proyek pembangunan Jalan Tol dan Power Plant.

4. Industri semen nasional berkembang dengan pesat.

Kenaikan harga semen lebih disebabkan oleh kenaikan biaya produksi yaitu kenaikan BBM dan melemahnya nilai tukar rupiah.

5. Pemerintah sedang menyusun Peraturan mengenai pemisahan asset BUMN sebagai kelompok asset bisnis.

Manajemen perusahaan akan lebih lincah dalam mengelola bisnis dan menentukan kebijakan.

6. Hutang Indonesia kepada IMF telah dilunasi.

Proyek-proyek yang didanai oleh APBN akan berjalan sesuai dengan rencana.

7. Pemerintah merencanakan pembangunan 10 (sepuluh) juta unit rumah di seluruh Indonesia berupa landed house dan Rumah Susun dalam kurun waktu 10 tahun.

WIKA BETON mengembangkan produk beton pracetak untuk Rusun dan Perumahan.

SOSIAL 1. Pemerintah memberikan perhatian khusus

untuk penciptaan lapangan pekerjaan. WIKA BETON mampu memenuhi seluruh kebutuhan perusahaan dibidang SDM.

Rekrutmen SDM disesuaikan dengan rencana pengembangan jangka panjang perusahaan.

2. Tingkat "pengetahuan" masyarakat akan masalah hukum terus meningkat.

WIKA BETON akan selalu memenuhi semua aspek pada UU Ketenagakerjaan.

Page 4: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

93

No. Kondisi Saat Ini Asumsi Perencanaan Perusahaan Pembangunan/Pengemban-gan fasilitas

perusahaan dilakukan dengan memenuhi seluruh Peraturan Perundangan yang berlaku.

TEKNOLOGI 1. Sistem Informasi merupakan sarana untuk

meningkatkan daya saing dan pelayanan perusahaan.

WIKA BETON menerapkan Sistem Informasi berbasis IT diseluruh bidang dan unit kerja.

Promosi Produk dan Jasa WIKA BETON dilakukan melalui Internet dan Standar Presentasi Produk Digital.

WIKA BETON menetapkan kebijakan mengenai e-procurement di bidang penjualan dan mengembangkan e-procurement pengadaan.

2. Pemerintah memberikan perhatian yang tinggi terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

WIKA BETON hanya menggunakan produk yang berlisensi.

b) Identifikasi Lingkungan Internal

Tabel 4.2 Kondisi Lingkungan Internal dan Asumsi Perencanaan Perusahaan

No. Kondisi Saat Ini Asumsi Perencanaan Perusahaan PEMASARAN

1. Kegiatan promosi belum selaras dengan rencana pengembangan jangka panjang perusahaan.

Promosi dilakukan secara sistematis dan terintegrasi dengan memanfaatkan sarana sesuai perkembangan teknologi.

2. Sistem pengelolaan/pembinaan pelanggan belum sepenuhnya mengakomodasi kebutuhan pelanggan.

Mengembangkan dan menerapkan sistem pengelolaan/pembinaan pelanggan yang dapat mengakomodasi kebutuhan pelanggan.

3. Informasi kegiatan operasi Pemasaran belum dimanfaatkan secara maksimal untuk menetapkan langkah-langkah strategis.

Pengelolaan informasi berbasis IT diterapkan secara konsisten.

Informasi di bidang Pemasaran dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan keputusan dan langkah-langkah strategis.

4. Sebagian daerah potensial belum tergarap secara maksimal.

Secara bertahap menambah Representatif untuk daerah-daerah yang berpotensi antara lain: Aceh, Jambi, Bandar Lampung, Menado dan Jayapura.

PRODUKSI 1. Tingkat utilisasi sebagian pabrik masih

rendah. Peningkatan utilisasi pabrik dilakukan melalui pengaturan volume pekerjaan secara terintegrasi atau penyesuaian fungsi jalur sesuai kebutuhan pasar.

Page 5: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

94

No. Kondisi Saat Ini Asumsi Perencanaan Perusahaan 2. Prioritas pembangunan masih difokuskan

pada proyek infrastruktur. Komposisi fasilitas produksi disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan Jumlah Cetakan disesuaikan dengan kapasitas jalur.

3. Volume pesanan untuk distribusi antar pulau yang semakin meningkat menimbulkan masalah akibat keterbatasan lahan stock yard.

Pembangunan jalur produksi harus memperhitungkan kebutuhan lahan stock yard, jika volume produksi didominasi oleh pesanan antar pulau.

Auto Clave dapat menjadi alternatif mengatasi keterbatasan lahan stock yard.

4. Struktur Harga Pokok Produksi menimbulkan subsidi silang antar produk yang tidak terukur.

Perhitungan HPP dengan Metoda Perhitungan Biaya Berbasis Aktivitas dapat diterapkan di WIKA BETON.

5. Teknologi produksi beton pracetak berkembang dengan pesat.

Upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi, tingkat kepastian kualitas dan efisiensi biaya dilakukan melalui penggunaan teknologi yang sudah teruji berdasarkan kajian kelayakan ekonomis.

Upaya untuk mengurangi human error dilakukan melalui penerapan teknologi baru.

SUMBERDAYA MANUSIA 1. Struktur Organisasi Perusahaan. WIKA BETON dapat menerapkan pola

karir dan mapping SDM untuk menunjang program kaderisasi berkelanjutan.

2. Teknologi produksi dan sistem manajemen berkembang dengan sangat pesat.

Pengelolaan SDM diarahkan pada sistem manajemen yang berbasis pada kompetensi.

TEKNIK DAN LITBANG 1. Pembangunan infrastruktur akan banyak

dibiayai oleh investor asing. Design produk dan sistem manajemen diarahkan untuk mampu memenuhi persyaratan standar internasional.

2. Engineering Services masih menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses pemasaran produk.

Pengembangan engineering mengarah pada upaya untuk meningkatkan kecepatan pelayanan dan akurasi.

3. Perusahaan-perusahaan Multinasional membawa banyak hal/metode baru dalam teknologi konstruksi.

WIKA BETON melakukan Transfer of Knowledge melalui kerjasama/studi banding di dalam maupun luar negeri.

4. Pemerintah merencanakan pembangunan 10 (sepuluh) juta unit hunian bagi masyarakat perkotaan dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.

Pengembangan rumah susun mengacu pada teknologi/sistem yang sudah ada.

WIKA BETON memiliki sub-kontraktor yang siap untuk menjadi partner dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi Rusun dan Perumahan.

5. Keterbatasan lahan menuntut pembangunan gedung dengan jumlah lantai yang semakin banyak.

WIKA BETON menggunakan beton polimer pada produksi massal.

Page 6: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

95

No. Kondisi Saat Ini Asumsi Perencanaan Perusahaan KEUANGAN

1. Wika Beton mendapat kepercayaan yang tinggi dari Lembaga Keuangan dan Mitra Kerja.

WIKA BETON selalu mampu memenuhi kebutuhan dana operasional dan investasi.

Untuk kebutuhan investasi WIKA BETON menggunakan pinjaman jangka panjang.

2. Angka collection period (debtor days) masih tetap tinggi.

Ketergantungan Modal Kerja dari pinjaman bank masih tinggi.

WIKA BETON menerapkan manajemen piutang yang baik untuk menurunkan collection period.

c) Identifikasi Lingkungan Mikro

Tabel 4.3 Kondisi Lingkungan Mikro dan Asumsi Perencanaan Perusahaan

No. Kondisi Saat Ini Asumsi Perencanaan Perusahaan TIANG BETON 1. 40% masyarakat pedesaan belum terjangkau

listrik. Fasilitas produksi WIKA BETON siap untuk memenuhi kebutuhan tiang listrik nasional

Pengelolaan informasi kebutuhan tiang beton di PLN wilayah (Area Pelayanan Jaringan/Unit Pelayanan Jaringan) dan koperasi ditangani oleh masing-masing Wilayah Penjualan.

2. Perkembangan teknologi komunikasi mengarah pada teknologi nirkabel.

Penggunaan tiang telepon beton terbatas hanya di daerah-daerah terpencil.

3. Pemerintah memprioritaskan pembangunan power plant untuk penyediaan listrik 10.000 MW.

Perolehan tiang transmisi beton relatif kecil.

Sifat Tiang Beton yang "free maintenance" masih menjadi daya tarik bagi PLN untuk penggunaan pada jaringan transmisi.

TIANG PANCANG 1. Investasi dibidang infrastruktur khususnya

Jalan Tol dan Power Plant akan meningkat signifikan.

Peningkatan kapasitas dilakukan melalui upaya meningkatkan kapasitas jalur, penambahan cetakan dan penambahan jalur produksi.

2. Pemerintah memprioritaskan pembangunan power plant untuk penyediaan listrik 10.000 MW dan merencanakan rehabilitasi dermaga sepanjang +/- 28.000 m.

WIKA BETON mengembangkan jalur produksi Tiang Pancang yang mampu membuat TP sampai dengan Diameter 800.

3. Persaingan antar Industri Beton Pracetak semakin ketat.

Upaya mempertahankan market share dilakukan melalui peningkatan kapasitas, kualitas serta pelayanan pra dan purna jual.

Page 7: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

96

No. Kondisi Saat Ini Asumsi Perencanaan Perusahaan PRODUK BETON JALAN REL 1. Pemerintah terus berupaya untuk menarik

investor menanamkan modalnya di Indonesia terutama di bidang infrastruktur.

Pasar Bantalan Jalan Rel masih besar.

2. Pemerintah merevisi UU No.13 tahun 1992 tentang perkereta-apian dan peraturan pelaksanaannya.

Pasar produk beton jalan rel tidak lagi "single-customer".

PRODUK BETON JEMBATAN 1. Pembangunan infrastruktur jalan raya dan

jembatan masih merupakan prioritas utama pemerintah dibidang transportasi.

WIKA BETON mengembangkan PCU-Girder untuk memenuhi kebutuhan balok jembatan fly-over di perkotaan.

Kapasitas produksi balok I-Segmental ditingkatkan berdasarkan informasi kebutuhan pasar.

WIKA BETON mengembangkan produk baru komponen jembatan melalui kerjasama lisensi.

WIKA BETON memiliki lisensi dan mengoperasikan sistem postensioning sendiri.

BETON UNTUK DINDING PENAHAN TANAH 1. Pengendalian banjir di perkotaan belum

tertangani dengan baik. Selain Sheet Pile, WIKA BETON juga mengembangkan produk dinding penahan tanah tipe lain misalnya GeoForce, Reinforced Earth dll, bekerja sama dengan pemegang lisensi.

BETON UNTUK BANGUNAN GEDUNG & PERUMAHAN 1. Pemerintah merencanakan pemba-ngunan

10 (sepuluh) juta unit hunian bagi masyarakat perkotaan.

Untuk memasuki pasar rumah susun, WIKA BETON memiliki sistem pracetak yang telah tersertifkasi.

Untuk pekerjaan pemasangan, WIKA BETON bekerja sama dan membina Perusahaan kontraktor yang berkompeten sebagai Mitra Kerja.

BETON UNTUK BANGUNAN MARITIM 1. Pemerintah memprioritaskan pembangunan

power plant untuk penyediaan listrik 10.000 MW dan merencanakan rehabilitasi dermaga sepanjang +/- 28.000 m´.

Untuk memasuki pasar dermaga, WIKA BETON mengembangkan konsep dermaga pracetak yang menjawab tuntutan akurasi dan pelaksanaan yang cepat.

BETON UNTUK BANGUNAN AIR 1. Penyediaan Air Bersih dan Pengelolaan

limbah perkotaan masih belum memenuhi harapan.

Pipa beton bertekanan dengan diameter besar dapat menjadi alternatif yang ekonomis untuk saluran transmisi air baku.

Pemasaran produk pipa beton untuk saluran transmisi air baku dilakukan langsung kepada investor.

PRODUK BETON LAIN 1. Pasar PBL dikuasi oleh perusahaan-

perusahaan kecil. Pasar PBL hanya diambil untuk mengisi sisa kapasitas.

Page 8: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

97

No. Kondisi Saat Ini Asumsi Perencanaan Perusahaan JASA 1. WIKA BETON tidak memiliki kemampuan

dalam pekerjaan konstruksi. WIKA BETON membina sub-kontraktor pemasangan / konstruksi untuk menjadi partner dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

d) Identifikasi Lingkungan Industri

INDUSTRY COMPETITORSRivalry Among Existing Firms

POTENTIAL ENTRANTS

BUYER

SUBSTITUTES

SUPPLIERBargaining Powerof Buyer

Threats ofNew Entrants

Bargaining PowerOf Supplier

Threats osSubstitute Product or Services

Gambar 4.2 Diagram Model Porter

Tabel 4.4 Kondisi Lingkungan Industri dan Asumsi Perencanaan Perusahaan

No. Kondisi Saat Ini Asumsi Perencanaan Perusahaan KEKUATAN PELANGGAN 1. Peran swasta dalam pembangunan semakin

meningkat. Penguasaan dan pengelolaan Informasi Pasar menjadi sangat penting dalam upaya mencapai sasaran perolehan.

WIKA BETON mengembangkan sistem pelayanan purna jual yang dapat menjawab tuntutan pelanggan (voice of customer).

WIKA BETON terus mengembangkan sistem manajemen untuk meningkatkan konsistensi kualitas produk.

WIKA BETON meningkatkan profesionalisme dalam hubungan kerja.

KEKUATAN PEMASOK 1. Produsen PC Wire cenderung mengalihkan

produksinya ke PC Bar. WIKA BETON secara bertahap mengalihkan penggunaan PC Wire ke PC Bar.

2. Pasar produsen semen sudah tidak dibatasi secara geografis

WIKA BETON masih akan mendapatkan perlakuan khusus dalam supply dan harga semen.

Page 9: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

98

No. Kondisi Saat Ini Asumsi Perencanaan Perusahaan 3. Semakin menipisnya deposit material alam

disertai menguatnya isu mengenai pelestarian lingkungan.

Kerjasama bisnis dengan pemasok dilakukan berdasarkan kepentingan jangka panjang (pelestarian lingkungan).

Pengembangan material alternatif disiapkan untuk mengatasi kelangkaan material alam.

4. Perkembangan Angkutan Laut merubah peta persaingan internal maupun eksternal perusahaan.

Pengelolaan Vendor Angkutan dilakukan secara terintegrasi diseluruh Unit Kerja.

PERSAINGAN 1. Hasil survey menunjukan bahwa brand

image PT WIKA adalah KUALITAS. Perolehan WIKA BETON akan meningkat sejalan dengan peningkatan perolehan PT Wijaya Karya.

2. Keterlibatan pada berbagai mega proyek infrastruktur semakin mengukuhkan brand image WIKA BETON sebagai produsen beton pracetak terkemuka di Indonesia.

WIKA BETON akan banyak memperoleh pekerjaan dari investor multinasinal.

WIKA BETON meningkatkan kemampuan SDM (penguasaan dalam hal negosiasi dengan pihak asing).

ANCAMAN PENDATANG BARU 1. Pesaing baru dari dalam dan luar negeri

mulai menjajaki pasar industri beton pracetak.

Industri beton pracetak masih memiliki daya tarik bagi investor baru.

Kemampuan bersaing dapat ditingkatkan melalui peninjauan struktur biaya.

WIKA BETON meningkatkan mutu pelayanan/purna jual.

PRODUK PENGGANTI 1. Sebagai produk pondasi pembangunan

infrastruktur bangunan, beton pra cetak masih belum ada produk penggantinya. Perubahan hanya terjadi pada pengembangan produk yang sudah ada.

WIKA Beton berusaha mengembangkan produk beton pra cetak baru dan melakukan diferensiasi pada produk lama.

4.1.1.2 Penentuan Visi dan Misi Organisasi

PT. WIKA Beton menetapkan visi dan misi pada tahun 2005 berdasarkan

Surat Keputusan No. SK.01.01/WB-OA.110/2005 tentang visi, misi, moto,

nilai-nilai dan paradigma PT. WIKA Beton adalah sebagai berikut:

“Menjadi Perusahaan Terbaik dalam Industri Beton Pracetak”

Kata “Terbaik” berarti:

• Peringkat terbaik dalam industri beton pracetak pada tahun 2008 di

Indonesia.

Page 10: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

99

• Peringkat terbaik dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan sehat

serta berwawasan lingkungan dengan mempertahankan sertifikat Sistem

Manajemen K3 (SMK3) dengan kategori Bendera Emas dari Departemen

Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

• Peringkat terbaik berdasarkan stakeholders utama yaitu:

a. Pemegang Saham

Nilai kesehatan perusahaan terbaik berdasarkan ukuran-ukuran yang

terdapat pada keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang

Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara.

b. Pelanggan

Kualitas produk dan jasa terbaik, diukur berdasarkan nilai kepuasan

pelanggan (Costumer Satisfaction Index/CSI).

c. Mitra Kerja

Kerja sama yang sehat dan saling menguntungkan dengan

mempertahankan nilai kepuasan dan loyalitas mitra kerja (Business

Partner Satisfaction & Retention Index) yang telah dicapai.

d. Pegawai

Mempertahankan nilai kepuasan pegawai (Employee Satisfaction

Index/ESI) terbaik.

Misi dari perusahaan PT. WIKA Beton tahun 2005 adalah sebagai

berikut:

• Memimpin pasar beton pracetak di Indonesia.

Page 11: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

100

• Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dengan

kesesuaian mutu, ketepatan waktu dan harga bersaing.

• Menerapkan sistem manajemen dan teknologi yang dapat memacu

peningkatan efisiensi, konsistensi mutu, keselamatan kerja yang

berwawasan lingkungan.

• Tumbuh dan berkembang bersama mitra kerja secara sehat dan

berkesinambungan.

• Mengembangkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai.

4.1.1.3 Perumusan Strategi Induk dengan Analisa SWOT

Tahap selanjutnya ialah analisa SWOT perusahaan sebagai suatu cara

untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka

merumuskan strategi perusahaan. Masukkan untuk analisa SWOT ialah hasil

identifikasi lingkungan internal dan eksternal (beserta lingkungan industri di

dalamnya) yang berhubungan dengan visi dan tujuan perusahaan.

a) Kekuatan dan Kelemahan Internal PT. WIKA Beton

Tabel 4.5 Faktor Internal PT. WIKA Beton

No. Kekuatan (Strengths) 1. Dikenal sebagai produsen Beton Pracetak dengan kualitas dan citra yang baik. 2. Kapasitas produksi jauh diatas pesaing sehingga Wika Beton memiliki posisi tawar

yang baik terhadap pelanggan khususnya pada proyek pembangunan infrastruktur. 3. Memiliki variasi produk yang banyak yaitu 10 SBU dengan 40 jenis produk dan

standar produk yang secara umum sudah diterima dan menjadi acuan bagi pelanggan maupun pesaing.

4. Menguasai berbagai macam teknologi produksi beton pracetak sehingga mampu merespon kebutuhan pasar dengan cepat.

5. Mempunyai SDM yang handal dan berpengalaman dalam bidang engineering, pabrikasi dan penjualan produk beton.

6. Memiliki mitra kerja yang handal dan bersaing dalam penyediaan material, peralatan, tenaga kerja, dan modal.

Page 12: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

101

No. Kelemahan (Weaknesses) 1. Implementasi strategis perusahaan tidak berjalan secara seimbang, menyebabkan

adanya fungsi diperusahaan yang belum sepenuhnya mampu mengikuti tuntutan perkembangan.

2. Fasilitas dan pengelolaan Laboratorium Beton dan Material belum mencerminkan citra perusahaan sebagai produsen beton pracetak terkemuka.

3. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan kurang terintegrasi dengan program pemasaran jangka panjang menyebabkan hasil litbang produk kurang berorientasi pada kebutuhan pasar.

4. Kemampuan finansial relatif rendah untuk meningkatkan kapasitas produksi melalui pembangunan pabrik baru.

5. Produktivitas kurang fleksibel disebabkan salah satunya karena masih memakai labour intensive-production teknologi

6. Upaya promosi tidak terprogram dengan baik dapat menyebabkan terhambatnya proses "estafet" penyebaran informasi

7. Struktur Harga Pokok Produksi menimbulkan subsidi silang antar produk yang nilainya tidak diketahui secara tepat dan mengakibatkan rendahnya daya saing sebagian SBU

8. Sistem Manajemen piutang yang belum terintegrasi menyebabkan collection period, nilai piutang, ketergantungan modal usaha pada kredit dan biaya bunga bank terus meningkat.

9. Informasi mengenai mitra kerja potensial belum dikelola secara sistematis menyebabkan ketergantungan pada mitra kerja aktif.

10. Kemampuan negosiasi dan penguasaan kontrak khususnya untuk proyek-proyek multinasional relatif rendah.

11. Sistem Pelayanan Purna Jual belum terintegrasi dengan baik antar unit kerja. 12. Pengelolaan Vendor Angkutan belum terintegrasi dengan baik antar unit kerja. 13. Pembinaan Pelanggan belum dilakukan secara sistematis.

b) Kesempatan dan Ancaman Eksternal PT. WIKA Beton

Tabel 4.6 Faktor Eksternal PT. WIKA Beton

No. Kesempatan (Opportunities) 1. Stabilitas politik mendukung jalannya pembangunan nasional sehingga potensi

pasar dalam negeri akan terus mengalami pertumbuhan yang cukup besar. 2. Adanya UU Investasi baru yang cukup fair diharapkan akan mendorong

peningkatan pada investasi disektor konstruksi khususnya Jalan Tol dan Power Plant.

3. Brand image WIKA yang semakin baik akan berpengaruh terhadap peningkatan perolehan WIKA BETON

4. Pemerintah akan mendorong pembangunan perumahan dengan pola rumah susun (Rusun) dan rumah sederhana sehat (RSH).

5. Sistem Pracetak dan Material Alternatif akan berkembang pesat menggantikan sistem konvensional.

6. Pasar produsen semen tidak dibatasi secara geografis. 7. WIKA BETON dikenal dan mendapat apresiasi yang tinggi dari pihak-pihak yang

terkait dengan industri beton pracetak (produk, jasa dan teknologi) baik didalam maupun luar negeri.

8. Terdapat berbagai Sistem Manajemen baru yang dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

9. Tersedia tenaga profesional/perusahaan yang dapat diajak bekerjasama.

Page 13: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

102

No. Ancaman (Threats) 1. Adanya daerah-daerah yang belum digarap dengan baik oleh Wika Beton,

memungkinkan pesaing untuk mendahului masuk dan memperkuat posisi pasarnya.

2. Pelanggan beralih dari WIKA BETON karena Pesaing menggunakan sistem produksi dan desain yang lebih ekonomis.

3. Produksi PC Wire dunia semakin berkurang sejalan dengan mening-katnya produksi PC Bar, sementara WIKA BETON belum siap sepenuhnya untuk beralih ke sistem produksi menggunakan PC Bar.

4. Kesulitan mendapatkan pemasok yang mampu men-supply material alam dalam jumlah dan kualitas yang diharapkan dapat menyebabkan terganggunya aktivitas produksi.

5. Meningkatnya kecenderungan Pelanggan untuk menunda dan menghindari kewajiban membayar, dapat menyebabkan kesulitan likuiditas, meningkatnya biaya bunga dan piutang macet perusahaan.

6. Produsen pesaing merebut pasar tradional WIKA BETON melalui upaya pengembangan range product yang semakin beragam.

7. Perkembangan transportasi laut yang semakin murah akan meningkatkan kemampuan pesaing menjangkau wilayah pemasaran yang selama ini hanya dilayani oleh WIKA BETON.

8. Hubungan sosial dengan masyarakat sekitar Pabrik yang tidak terbina dengan baik dapat menyebabkan Pabrik WIKA BETON yang berlokasi diluar kawasan industri berisiko menghadapi masalah.

9. Rencana pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai keharusan penempatan lokasi pabrik di Kawasan Industri dapat menyebabkan turunnya fleksibilitas pemilihan lokasi pembangunan pabrik baru.

10. Pelanggan cenderung membeli produk dalam satu paket terpasang.

4.1.1.4 Perhitungan EFAS dan IFAS

Untuk menentukan posisi perusahaan di tengah persaingan industri yang

sejenis dilakukan identifikasi dan pemilihan strategi dengan menggunakan

analisa perhitungan EFAS dan IFAS analisa SWOT. Pembobotan pada setiap

indikator menggunakan metode perbandingan berpasangan atau pairwise

comparison. Berikut adalah hasil perhitungan IFAS dan EFAS (Tabel 4.7 –

4.10).

Page 14: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

103

1. Strengths – S

Tabel 4.7 Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) - S

INDIKATOR BOBOT

(B)

RATING

(R) B X R

1. Dikenal sebagai produsen Beton Pracetak dengan

kualitas dan citra yang baik.

2. Kapasitas produksi jauh diatas pesaing sehingga Wika

Beton memiliki posisi tawar yang baik terhadap

pelanggan khususnya pada proyek pembangunan

infrastruktur.

3. Memiliki variasi produk yang banyak yaitu 10 SBU

dengan 40 jenis produk dan standar produk yang secara

umum sudah diterima dan menjadi acuan bagi

pelanggan maupun pesaing.

4. Menguasai berbagai macam teknologi produksi beton

pracetak sehingga mampu merespon kebutuhan pasar

dengan cepat.

5. Mempunyai SDM yang handal dan berpengalaman

dalam bidang engineering, pabrikasi dan penjualan

produk beton.

6. Memiliki mitra kerja yang handal dan bersaing dalam

penyediaan material, peralatan, tenaga kerja, dan

modal.

0.2

0.2

0.15

0.11

0.17

0.17

5

5

4

4

4

5

1

1

0.6

0.44

0.68

0.85

JUMLAH 1 4.57

2. Weaknesses – W

Tabel 4.8 Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) - W

INDIKATOR BOBOT

(B)

RATING

(R) B X R

1. Implementasi strategis perusahaan tidak berjalan secara

seimbang, menyebabkan adanya fungsi diperusahaan

yang belum sepenuhnya mampu mengikuti tuntutan

perkembangan.

2. Fasilitas dan pengelolaan Laboratorium Beton dan

0.07

0.08

2

1

0.14

0.08

Page 15: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

104

Material belum mencerminkan citra perusahaan

sebagai produsen beton pracetak terkemuka.

3. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan kurang

terintegrasi dengan program pemasaran jangka panjang

menyebabkan hasil litbang produk kurang berorientasi

pada kebutuhan pasar.

4. Kemampuan finansial relatif rendah untuk

meningkatkan kapasitas produksi melalui

pembangunan pabrik baru.

5. Produktivitas kurang fleksibel disebabkan salah

satunya karena masih memakai labour intensive-

production teknologi.

6. Upaya promosi tidak terprogram dengan baik dapat

menyebabkan terhambatnya proses "estafet"

penyebaran informasi.

7. Struktur Harga Pokok Produksi menimbulkan subsidi

silang antar produk yang nilainya tidak diketahui

secara tepat dan mengakibatkan rendahnya daya saing

sebagian SBU.

8. Sistem Manajemen piutang yang belum terintegrasi

menyebabkan collection period, nilai piutang,

ketergantungan modal usaha pada kredit dan biaya

bunga bank terus meningkat.

9. Informasi mengenai mitra kerja potensial belum

dikelola secara sistematis menyebabkan

ketergantungan pada mitra kerja aktif.

10. Kemampuan negosiasi dan penguasaan kontrak

khususnya untuk proyek-proyek multinasional relatif

rendah.

11. Sistem Pelayanan Purna Jual belum terintegrasi dengan

baik antar unit kerja.

12. Pengelolaan Vendor Angkutan belum terintegrasi

dengan baik antar unit kerja.

13. Pembinaan Pelanggan belum dilakukan secara

sistematis.

0.1

0.08

0.06

0.07

0.08

0.08

0.1

0.08

0.06

0.08

0.06

2

3

3

1

4

2

3

3

1

2

2

0.2

0.24

0.18

0.07

0.32

0.16

0.3

0.24

0.06

0.16

0.12

JUMLAH 1 2.27

Page 16: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

105

3. Opportunities – O

Tabel 4.9 External Strategic Factors Analysis Summary (EFAS) - O

INDIKATOR BOBOT

(B)

RATING

(R) B X R

1. Stabilitas politik mendukung jalannya pembangunan

nasional sehingga potensi pasar dalam negeri akan

terus mengalami pertumbuhan yang cukup besar.

2. Adanya UU Investasi baru yang cukup fair diharapkan

akan mendorong peningkatan pada investasi disektor

konstruksi khususnya Jalan Tol dan Power Plant.

3. Brand image WIKA yang semakin baik akan

berpengaruh terhadap peningkatan perolehan WIKA

BETON

4. Pemerintah akan mendorong pembangunan perumahan

dengan pola rumah susun (Rusun) dan rumah

sederhana sehat (RSH).

5. Sistem Pracetak dan Material Alternatif akan

berkembang pesat menggantikan sistem konvensional.

6. Pasar produsen semen tidak dibatasi secara geografis.

7. WIKA BETON dikenal dan mendapat apresiasi yang

tinggi dari pihak-pihak yang terkait dengan industri

beton pracetak (produk, jasa dan teknologi) baik

didalam maupun luar negeri.

8. Terdapat berbagai Sistem Manajemen baru yang dapat

digunakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

Tersedia tenaga profesional/perusahaan yang dapat

diajak bekerjasama.

9. Tersedia tenaga profesional/perusahaan yang dapat

diajak bekerjasama.

0.15

0.15

0.12

0.1

0.1

0.12

0.12

0.07

0.07

4

3

4

3

2

4

4

4

4

0.6

0.45

0.48

0.3

0.2

0.48

0.48

0.28

0.28

JUMLAH 1 3.45

Page 17: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

106

4. Threats – T

Tabel 4.10 External Strategic Factors Analysis Summary (EFAS) - T

INDIKATOR BOBOT

(B)

RATING

(R) B X R

1. Adanya daerah-daerah yang belum digarap dengan

baik oleh Wika Beton, memungkinkan pesaing untuk

mendahului masuk dan memperkuat posisi pasarnya.

2. Pelanggan beralih dari WIKA BETON karena Pesaing

menggunakan sistem produksi dan desain yang lebih

ekonomis.

3. Produksi PC Wire dunia semakin berkurang sejalan

dengan mening-katnya produksi PC Bar, sementara

WIKA BETON belum siap sepenuhnya untuk beralih

ke sistem produksi menggunakan PC Bar.

4. Kesulitan mendapatkan pemasok yang mampu men-

supply material alam dalam jumlah dan kualitas yang

diharapkan dapat menyebabkan terganggunya aktivitas

produksi.

5. Meningkatnya kecenderungan Pelanggan untuk

menunda dan menghindari kewajiban membayar,

dapat menyebabkan kesulitan likuiditas, meningkatnya

biaya bunga dan piutang macet perusahaan.

6. Produsen pesaing merebut pasar tradional WIKA

BETON melalui upaya pengembangan range product

yang semakin beragam.

7. Perkembangan transportasi laut yang semakin murah

akan meningkatkan kemampuan pesaing menjangkau

wilayah pemasaran yang selama ini hanya dilayani

oleh WIKA BETON.

8. Hubungan sosial dengan masyarakat sekitar Pabrik

yang tidak terbina dengan baik dapat menyebabkan

Pabrik WIKA BETON yang berlokasi diluar kawasan

industri berisiko menghadapi masalah.

9. Rencana pemerintah mengeluarkan kebijakan

mengenai keharusan penempatan lokasi pabrik di

Kawasan Industri dapat menyebabkan turunnya

0.1

0.1

0.07

0.14

0.15

0.07

0.14

0.1

0.06

2

2

1

2

3

1

2

1

1

0.2

0.2

0.07

0.28

0.45

0.07

0.28

0.1

0.06

Page 18: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

107

fleksibilitas pemilihan lokasi pembangunan pabrik

baru.

10. Pelanggan cenderung membeli produk dalam satu

paket terpasang.

0.07

2

0.14

JUMLAH 1 1.85

Posisi PT. WIKA Beton berdasarkan formula perhitungan IFAS dan

EFAS diatas ialah sebagai berikut (Marimin, 2004, p62):

IFAS (sumbu-x) = 2WS− =

227.257.4 − = 1.15

EFAS (sumbu-y) = 2

TO − = 2

85.145.3 − = 0.8

Gambar 4.3 Diagram SWOT PT. WIKA Beton

Berdasarkan pemetaan diagram diatas, PT. WIKA Beton mempunyai

kekuatan dan kesempatan yang sangat baik, sehingga berada pada kwadran I,

pertumbuhan dan pengembangan. Dalam kwadran ini, pangsa pasar dan peluang

untuk tumbuh yang dimiliki perusahaan sangat baik, sehingga diperlukan

Page 19: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

108

langkah-langkah strategis untuk melakukan investasi/pengembangan dalam

mengejar pertumbuhan yang agresif. Secara umum, PT. WIKA Beton

memfokuskan pada strategi pertumbuhan dan pengembangan melalui

peningkatan mutu, pelayanan serta harga yang bersaing agar dapat selalu

menjawab tantangan saat ini dan di masa yang akan datang.

Matriks SWOT digunakan sebagai penetapan strategi yang berhubungan

dengan keempat faktor dalam analisa SWOT dan posisi perusahaan pada

diagram SWOT. Penetapan strategi digolongkan menjadi empat bagian, yaitu

(Tabel 4.7 – Tabel 4.10):

Strategi Strengths – Opportunities/SO (maxi-maxi), yaitu strategi perusahaan

untuk memaksimalkan kekuatan perusahaan dalam meraih kesempatan yang

ada secara maksimal.

Strategi Strengths – Threats/ST (maxi-mini), yaitu strategi perusahaan untuk

meminimalisasi ancaman eksternal dengan memaksimalkan kekuatan yang

dimiliki.

Strategi Weaknesses – Opportunities/WO (mini-maxi), yaitu strategi

perusahaan untuk meminimalisasi kelemahan dengan memanfaatkan

kesempatan yang ada.

Strategi Weaknesses – Threats/WT (mini-mini), yaitu strategi perusahaan

untuk meminimaliasasi ancaman dengan meminimalisasi kekurangan yang

dimiliki perusahaan.

Page 20: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

109

Tabel 4.11 Strategi Strengths - Opportunities

No. Strategi S-O

1. Mengembangkan sistem pracetak untuk gedung dan perumahan dengan memanfaatkan

adanya program pemerintah membenahi kawasan kumuh melalui pembangunan

RUSUN.

2. Mengembangkan sistem pracetak dan material alternative melalui kerjasama dengan

pihak lain (dalam maupun luar negeri) yang sudah berpengalaman dan memiliki sistem

yang handal.

3. Memanfaatkan citra dan kapasitas produksi yang besar untuk memperoleh "premium

price".

4. Menangkap peluang peningkatan investasi dibidang infrastruktur melalui pola

pemasaran yang lebih kehulu.

5. Peningkatan kapasitas produksi dilakukan melalui optimalisasi kapasitas jalur yang ada.

6. Mengamankan supply dan harga semen melalui upaya menjaga keseimbangan

pemesanan antar produsen.

7. Melakukan kerjasama secara profesional dengan lembaga/perorangan untuk

pengembangan sistem manajemen, laboratorium dan proyek engineering.

8. Memanfaatkan Lembaga hukum untuk mengupayakan agar produk-produk yang

dimiliki perusahaan mempunyai status hukum (merk dan hak intelektual).

9. Memanfaatkan konsultan hukum untuk mengatasi permasalah hukum perusahaan.

Tabel 4.12 Strategi Strengths - Threats

No. Strategi S-T

1. Meningkatkan jangkauan dan penetrasi pasar melalui penambahan representatif di

beberapa daerah potensial.

2. Pengembangan material, produk, fasilitas dan sistem produksi disesuaikan dengan

tuntutan pasar dan dilaksanakan melalui pembentukan Tim Pengembangan yang

bertugas menetapkan dan mengendalikan arah pengembangannya.

3. Seluruh pabrik disiapkan untuk dapat menggunakan PC Bar.

4. Bekerjasama dengan mitra kerja produsen lokal untuk meningkatkan jaminan kualitas

dan supply PC Bar.

5. Lokasi pembangunan pabrik baru ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek dampak

lingkungan, sosial masyarakat, supply material alam dan transportasi produk

(khususnya angkutan laut) serta diupayakan didalam kawasan industri.

Page 21: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

110

6. Lebih selektif dalam menerima pesanan pelanggan dengan memanfaatkan informasi

Nilai Pelanggan.

7. WIKA BETON tetap fokus pada produk-produk untuk menunjang pembangunan

infrastruktur sambil mulai mengembangkan produk-produk untuk gedung dan

perumahan.

8. Secara bertahap memodifikasi dan menerapkan sistem produksi yang ramah lingkungan

diseluruh pabrik.

9. Mengutamakan rekrutmen tenaga kerja dari masyarakat sekitar dan berpartisipasi

dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

10. Pengembangan SDM dikaitkan dengan rencana pengembangan jangka panjang

perusahaan.

11. Peningkatan kemampuan bersaing dilakukan melalui upaya improvement dan

differensiasi produk lama.

12. Bekerjasama dengan mitra kerja konstruksi untuk memasuki pasar rumah susun dan

gedung pracetak.

Tabel 4.13 Strategi Weaknesses - Opportunities

No. Strategi W-O

1. Evaluasi dan tindak lanjut terhadap pencapaian RKAP dan RJP harus meliputi seluruh

sasaran baik kuantitatif maupun kualitatif.

2. Melakukan kerjasama aliansi strategis dengan perusahaan terkait (dalam maupun luar

negeri) untuk meningkatkan kapasitas penjualan.

3. Melakukan kerjasama secara profesional dengan lembaga/perorangan untuk

pengembangan SDM, sistem manajemen, laboratorium dan proyek engineering.

4. Meningkatkan Laboratorium Beton untuk mampu mengikuti perkembangan teknologi.

5. Mengembangkan Customer Relation Management secara terpadu untuk penanganan

masalah pasar, pelanggan dan pelayanan purna jual.

6. Mengembangkan e-procurement pengadaan yang mencakup kegiatan pengadaan di

PPB, WP dan Kantor Pusat secara terpadu.

Page 22: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

111

Tabel 4.14 Strategi Weaknesses - Threats

No. Strategi W-T

1. Aktivitas Promosi dilaksanakan berdasarkan sasaran/program jangka panjang dan

jangka pendek promosi.

2. Peningkatan kapasitas dan konsistensi mutu dilakukan melalui penggunaan teknologi

baru.

3. Pengelolaan informasi mengenai mitra-kerja potensial dilakukan melalui sistem IT

yang terintegrasi.

4. Meninjau, menetapkan dan menegaskan kembali strategi perusahaan dalam

menghadapi masalah keterlambatan pembayaran dan piutang macet.

4.1.2 Penetapan & Implementasi Strategi

Pada tahap penetapan & implementasi strategi terdapat dua tahapan

utama, yaitu:

1. Pemetaan strategi ke dalam area fungsional perusahaan

2. Penetapan critical success factor (CSF).

4.1.2.1 Penetapan Strategi & Kebijakan Fungsional

Dalam perencanaan dan implementasi strategi perusahaan, PT. WIKA

Beton menggolongkan strategi-strategi tersebut berdasarkan area fungsional

perusahaan, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.15 Pemetaan Strategi kedalam Area Fungsional Perusahaan

No. Area Fungsional

Perusahaan Strategi

A. Pengembangan

Bisnis

Mengembangkan sistem pracetak untuk gedung dan perumahan

dengan memanfaatkan adanya program pemerintah membenahi

kawasan kumuh melalui pembangunan RUSUN (rumah susun)

Page 23: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

112

No. Area Fungsional

Perusahaan Strategi

Mengembangkan sistem pracetak dan material alternatif melalui

kerjasama dengan pihak lan (dalam maupun luar negeri) yang

sudah berpengalaman dan memiliki sistem yang handal

Pengembangan material, produk, fasilitas, dan sistem produksi

disesuaikan dengan tuntutan pasar dan dilaksanakan melalui

pembentukan Tim Pengembangan yang bertugas menetapkan dan

mengendalikan arah pengembangannya

Lokasi pembangunan pabrik baru ditetapkan dengan

mempertimbangkan aspek dampak lingkungan, sosial

masyarakat, pasokan material alam dan transportasi produk

(khususnya angkatan laut) serta diupayakan di dalam kawasan

industri

PT. WIKA Beton tetap fokus pada produk-produk untuk

menunjang pembangunan infrastuktur sambil mulai

mengembangkan produk-produk untuk gedung dan perumahan

Melakukan kerjasama aliansi strategis dengan perusahaan terkait

(dalam maupun luar negeri) untuk meningkatkan kapasitas

penjualan

Melakukan kerjasama secara professional dengan

lembaga/perorangan untuk pengembangan SDM, sistem

manajemen, laboratorium dan proyek enjiniring

B. Pemasaran Menangkap peluang peningkatan investasi di bidang infrastruktur

melalui pola pemasaran yang lebih kehulu

Meningkatkan jangkauan dan penetrasi pasar melalui

penambahan representatif penjualan di beberapa daerah potensial

Aktivitas promosi dilaksanakan berdasarkan sasaran/program

jangka panjang/jangka pendek promosi

Mengembangkan Customer Relation Management secara terpadu

untuk penanganan masalah pasar, pelanggan, dan pelayanan

purna jual

C. Penjualan Memanfaatkan citra dan kapasitas produksi yang besar untuk

memperoleh “premium price”

Lebih selektif dalam menerima pesanan pelanggan dengan

memanfaatkan informasi Nilai Pelanggan

Page 24: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

113

No. Area Fungsional

Perusahaan Strategi

D. Produksi Peningkatan kapasitas produksi dilakukan melalui optimalisasi

kapasitas jalur yang ada

Mengamankan pasokan dan harga semen melalui upaya menjaga

keseimbangan pemesanan antar produsen

Seluruh pabrik disiapkan untuk menggunakan PC Bar

Bekerjasama dengan mitra kerja produsen lokal untuk

meningkatkan jaminan kualitas dan pasokan PC Bar

Secara bertahap memodifikasi dan menerapkan sistem produksi

yang ramah lingkungan diseluruh pabrik

Peningkatan kapasitas dan konsistensi mutu dilakukan melalui

penggunaan dan teknologi baru

Mengembangkan e-procurement yang mencakup kegiatan

pengadaan di PPB, WP, dan kantor pusat secara terpadu

E. Sumberdaya

Manusia

Pengembangan SDM dikaitkan dengan rencana pengembangan

jangka panjang perusahaan

Peningkatan produktivitas dan profitabilitas SDM

F. Enjiniring Peningkatan kemampuan bersaing dilakukan melalui upaya

improvement dan diferensiensi produk lama

Meningkatkan Laboratorium Beton agar mampu mengikuti

perkembangan teknologi

Melakukan kerjasama secara profesional dengan

lembaga/perorangan untuk pengembangan sistem manajemen,

laboratorium, dan proyek

G. Keuangan Meninjau, menetapkan dan menegaskan kembali strategi

perusahaan dalam menghadapi masalah keterlambatan

pembayaran dan piutang macet

H. Hukum dan Legal Memanfaatkan Lembaga hukum untuk mengupayakan agar

produk-produk yang dimiliki perusahaan mampunyai status

hukum (merek dan hak intelektual)

Memanfaatkan konsultan hukum untuk mengatasi permasalahan

hukum perusahaan

I. Bidang Umum dan

Hubungan

Masyarakat

Mengutamakan rekrutmen tenaga kerja dari masyarakat sekitar

dan berpatisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan

Page 25: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

114

No. Area Fungsional

Perusahaan Strategi

J. Pengendalian Evaluasi dan tindak lanjut terhadap pencapaian RKAP dan RJP

harus meliputi seluruh sasaran baik kuantitatif maupun kualitatif

K. Sistem Informasi Pengelolaan informasi mengenai mitra-kerja potensial yang

dilakukan melalui sistem TI yang terintegrasi

4.1.2.2 Penetapan Critical Succes Factors

Penetapan critical success factor (CSF) bertujuan untuk mengetahui

wilayah aktivitas bisnis yang yang harus berjalan dengan benar untuk mencapai

sasaran bisnis, sehingga diperlukan suatu pengukuran kinerja untuk mengetahui

sejauh mana perusahaan telah menjalankan komitmennya terhadap strategi yang

telah ditetapkan. Berikut adalah CSF yang ditetapkan untuk mencapai sasaran

bisnis, yaitu:

Meningkatkan omzet penjualan dan perolehan kontrak baru

Meningkatkan laba operasional

Intensifikasi/Penetrasi pasar dan ekstensifikasi wilayah operasi pasar

(lebih ke industri hulu)

Meningkatkan kapasitas produksi dan konsistensi mutu produk

Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya keuangan dan tingkat

pengembalian investasi

Meningkatkan pengembangan produk baru dan diferensiasi produk

Meningkatkan kompetensi, kepuasan dan produktivitas sumber daya

manusia

Meningkatkan pelayanan dan kemampuan enjiniring melalui program

penelitian dan pengembangan

Page 26: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

115

Penerapan sistem informasi yang terintegrasi di seluruh unit kerja

Meningkatkan sistem manajemen perusahaan.

4.1.3 Evaluasi Kinerja Strategi

Hasil setiap langkah yang diimplementasikan perlu dievaluasi berupa

pengukuran kinerja untuk memberikan umpan balik bagi pemantauan

pelaksanaan anggaran, program dan pelaksanaan strategis. Hasil evaluasi juga

digunakan untuk memberikan informasi bagi pelaksanaan tentang seberapa jauh

target telah berhasil dicapai, sasaran strategis telah berhasil dicapai, tujuan dan

visi perusahaan dapat dicapai.

Evaluasi kinerja perusahaan dalam menjalankan rencana strategis mereka

membutuhkan metode pengukuran performansi. Metode yang digunakan ialah

metode Balanced Scorecard dengan empat perspektif pengukuran, yaitu

perspektif keuangan (financial), perspektif pelanggan (customer), perspektif

proses bisnis internal (internal process), dan perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan (learning and growth).

Didalam setiap perspektif perlu ditetapkan key performance indicator

(KPI), sebagai tolak ukur antara pencapaian rencana dengan realisasi yang

terjadi. KPI ditentukan dari setiap CSF perusahaan, berikut adalah uraian

mengenai CSF dan KPI dalam kerangka Balanced Scorecard PT. WIKA Beton

(Tabel 4.16).

Page 27: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

116

Tabel 4.16 CSF/Sasaran Strategis dan KPI PT. WIKA Beton.

Perspektif CSF Key Performance

Indicator

Satuan

Pengukuran

Meningkatkan omzet penjualan Nilai Penjualan Rupiah

Meningkatkan omzet kontrak baru Nilai perolehan kontrak

baru

Rupiah

Meningkatkan tingkat

pengembalian investasi

Return On Investment

(ROI)

Persentase

Meningkatkan efisiensi

penggunaan total aktiva

perusahaan

Total Asset Turnover Kali Finansial

Meningkatkan laba operasional Nilai EBIT (Earn Before

Interest and Tax).

Rupiah

Memperluas penetrasi pasar

(ekstensifikasi dan intensifikasi)

Target pangsa pasar

(market share).

Persentase

Meningkatkan pelayanan kepada

pelanggan

Indeks kepuasan

pelanggan (CSI)

Skor (1-5)

Mempertahankan pelanggan lama Rasio pelanggan lama Persentase

Pelanggan

Meningkatkan pelanggan baru Rasio pelanggan baru Persentase

Menurunkan jumlah produk cacat

& gagal

Rasio produk cacat dan

gagal.

Persentase

Proses

Internal

Menurunkan jumlah potensi

kontrak yang tidak dapat dipenuhi

karena keterbatasan kapasitas

produksi

Jumlah Lost Sale ketika

dibutuhkan.

Frekuensi &

Rupiah

Meningkatkan kompetensi tenaga

kerja

Training Coverage Persentase

Meningkatkan kepuasan tenaga

Kerja

Employee Turnover Persentase

Meningkatkan produktivitas

Pegawai

Produktivitas Pegawai Rupiah/Orang Pembelajaran

&

Pertumbuhan Meningkatkan kemampuan

perusahaan dengan pengembangan

produk baru, manajemen, SDM,

pasar, dan kemampuan teknik

Proporsi biaya

pengembangan &

penelitian terhadap total

biaya usaha.

Persentase

Page 28: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

117

Gambar 4.4 Strategic Map PT. WIKA Beton dalam Kerangka

Balanced Scorecard

4.2 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan berdasarkan data yang diperoleh untuk

mengukur setiap KPI yang terdapat pada peta strategi. Dalam pengolahan data,

ditambahkan asumsi-asumsi yang diperoleh dari pihak perusahaan dengan tujuan

Page 29: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

118

agar setiap pengukuran KPI pada setiap perspektif di peta strategi Balanced

Scorecard memiliki batasan dan pengertian yang jelas.

Sumber pengolahan data diperoleh dari laporan manajemen dan rencana

kerja anggaran perusahaan (RKAP) periode tahun 2003-2006. Pengukuran

performansi PT. WIKA Beton dimulai dari perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan, proses bisnis internal, dan pelanggan, karena ketiga perspektif

tersebut merupakan indikator pencapaian jangka panjang (driver) yang akan

mempengaruhi target kinerja jangka pendek pada indikator perspektif finansial.

4.2.1 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Dalam suatu perusahaan, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan strategi

perusahaan. Selain kapabilitas keuangan dan kemampuan perusahaan dalam

menarik konsumen dengan proses internalnya, kinerja karyawan merupakan

investasi infrastruktur perusahaan yang tak ternilai harganya. Perpektif

pembelajaran dan pertumbuhan merupakan prioritas untuk menciptakan suatu

keadaan yang mendukung perubahan organisasional, inovasi, dan pertumbuhan.

Dalam pengukuran performansi PT. WIKA Beton pada perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan, dilakukan pengukuran performansi tenaga kerja

berdasarkan kinerja program penelitian dan pengembangan, Training Coverage,

Employee Turnover, dan produktivitas pegawai.

Page 30: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

119

4.2.1.1 Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan (research and development) atau Litbang

merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan

keunggulan kompetitif perusahaan melalui peningkatan berkelanjutan terhadap

kapabilitas kinerja semua sumber daya didalam perusahaan. Program penelitian

dan pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan, yaitu: Litbang Produk,

Litbang SDM, Litbang Teknik, Litbang Manajemen, Litbang Sistem Informasi

Manajemen, dan Litbang Pasar.

Bagaimana mengukur kinerja litbang agar usaha dan biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan dapat mempengaruhi perubahan kapabilitas

perusahaan secara efektif?. Untuk itu, pengukuran KPI ini dilakukan dengan

menghitung proporsi pengeluaran biaya untuk program penelitian dan

pengembangan terhadap biaya usaha yang dikeluarkan per tahun, karena biaya

litbang merupakan bagian dari biaya usaha. Pengukuran tersebut bertujuan untuk

mengetahui dampak proporsi biaya litbang terhadap perubahan perusahaan

kearah yang lebih baik.

Page 31: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

120

Tabel 4.17 Program Penelitian dan Pengembangan PT. WIKA Beton

PT. WIKA Beton

Proporsi Pengeluaran Biaya Penelitian & Pengembangan

Periode 2003-2006

(satuan jutaan rupiah; persen)

2003 2004 2005 2006 Uraian

Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana

Biaya Usaha 338,601.78 253,511.00 405,797.72 366,200.00 549,270.05 416,150.00 589,265.00 564,196.00

Biaya Litbang 636.93 503.98 746.94 1,113.00 1,205.00 1,256.99 1,008.00 1,435.00

Proporsi Litbang 0.19% 0.20% 0.18% 0.30% 0.22% 0.30% 0.17% 0.25% % Pencapaian Target 94.62% 60.56% 72.63% 67.26%

(sumber: Laporan Beban Langsung/ Beban Tak Langsung periode 2003-2006)

Ket:

RKAP = Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan, Realisasi = Pelaksanaan Aktual

Contoh perhitungan:

x100% UsahaBiayaLitbang BiayaProporsi = …(rumus 2.17)

%19.0%100x78.601,338

93.6362003angoporsiLitbPr ==

dan % pencapaian target tahun 2003

%62.94%20.0%19.0%100x

angRKAPoporsiLitbPralisasiReangoporsiLitbPr

===

Page 32: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

121

Tabel 4.18 Uraian Biaya Program Penelitian dan Pengembangan

PT. WIKA Beton

PT. WIKA Beton Program Penelitian dan Pengembangan

Periode 2003-2006 (satuan jutaan rupiah)

Litbang 2003 2004 2005 2006

Produk 187.73 341.26 643.16 632.00 SDM 29.88 186.24 321.32 191.00 Teknik 103.00 152.81 177.14 121.00 SIM 0.00 0.00 0.00 0.00 Manajemen 299.08 52.04 48.02 42.00 Pasar 17.24 14.59 15.60 22.00

Jumlah Biaya Litbang 636.93 746.94 1,205.24 1,008.00

4.2.1.2 Kompetensi Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan suatu asset dan komponen masukkan (input)

yang berharga bagi perusahaan. Para pekerja memegang peranan yang penting

dalam kemajuan perusahaan. Tenaga kerja yang memiliki skill dan pemahaman

kerja yang tinggi, merupakan modal intelektual bagi perusahaan. KPI pelatihan

tenaga kerja memberikan gambaran seberapa besar usaha yang dilakukan oleh

PT. WIKA Beton terhadap peningkatan kemampuan dan keahlian para sumber

daya manusia mereka.

Salah satu pengukuran yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa

besar usaha peningkatan kompetensi tenaga kerja ialah training coverage.

Training coverage adalah persentase jumlah karyawan yang mendapatkan

pelatihan dalam satu tahun. Kinerja training coverage PT. WIKA Beton periode

2003-2006 dapat dilihat pada Tabel 4.19.

Page 33: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

122

Tabel 4.19 Training Coverage PT. WIKA Beton

PT. WIKA Beton Peserta Program Pelatihan dan Pendidikan Tenaga Kerja

Periode 2003-2006 (satuan orang; persen)

Peserta 2003

Peserta 2004

Peserta 2005

Peserta 2006 No Uraian

Ri Ra Ri Ra Ri Ra Ri Ra

1 Pelatihan Dasar 0 22 0 0 0 0 0 10 2 Kursus Reguler 158 96 152 90 109 115 191 155 3 Pembinaan SDM 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Konsultan SDM 0 0 0 0 0 0 0 0 5 Seminar 14 5 30 16 24 34 32 25 6 Pendidikan Reguler 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Pendidikan Lanjutan 0 2 0 2 1 1 0 4 8 Studi Banding 0 0 5 9 0 0 0 10 9 Lain-lain 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah Peserta 172 125 187 117 134 150 223 204

Jumlah Tenaga Kerja 885 918 912 903

Training Coverage Aktual 19.44% 20.37% 14.69% 24.70%

Training Coverage Rencana 14.12% 12.75% 16.45% 22.59%

% Pencapaian Target 137.60% 159.83% 89.33% 109.31% (sumber: Laporan Realisasi Program Pendidikan dan Pelatihan periode 2003-2006) Ket: Ri = Pelaksanaan aktual / realisasi aktual Ra = Rencana pelaksanaan awal

Contoh perhitungan:

x100%Kerja Tenaga TotalJumlah

Training PesertaJumlah Coverage Training = …(rumus 2.16)

24.70%x100%9032232006 Realisasi Coverage Training ==

Page 34: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

123

dan % pencapaian target tahun 2006

109.31%22.59%24.70%x100%

Ra Coverage Training %Ri Coverage Training %

===

4.2.1.3 Kepuasan Tenaga Kerja

Tujuan kepuasan tenaga kerja (employee satisfaction) menyatakan bahwa

moral pekerja dan kepuasan kerja secara keseluruhan saat ini dipandang penting

oleh perusahaan. Pekerja yang puas merupakan pra-kondisi bagi meningkatnya

produktivitas, daya tanggap, mutu, dan pelayanan kepada pelanggan.

Employee turnover merupakan tingkat keluar masuknya karyawan pada

perusahaan tersebut. Semakin tinggi Employee Turnover, mengindikasikan iklim

organisasi yang kurang baik, sehingga karyawan yang bekerja tidak dapat

bertahan lama berada dalam perusahaan tersebut. Employee Turnover PT. WIKA

Beton periode 2003-2006 berdasarkan alasannya dapat dilihat pada Tabel 4.20.

Page 35: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

124

Tabel 4.20 Realisasi Employee Turnover PT. WIKA Beton

PT. WIKA Beton Empolyee Turnover per Tahun

Periode 2003-2006

(satuan orang)

No. Uraian 2003 2004 2005 2006

Jumlah Awal 880 885 918 912 A Penambahan Tenaga Kerja 19 45 10 25 B Pengurangan Tenaga Kerja 1 Mengundurkan Diri 2 4 5 9 2 Pensiun 9 2 4 5 3 Meninggal Dunia 2 4 3 5

4 Kepentingan Perusahaan 1 2 4 15

Total Tenaga Kerja Keluar 14 12 16 34

Jumlah Akhir 885 918 912 903

% Masuk 2.16% 5.08% 1.09% 2.74%

% Keluar 1.59% 1.36% 1.74% 3.73% (sumber: Laporan Perubahan Personalia periode 2003-2006)

Contoh perhitungan:

%100xKerja Tenaga TotalJumlah Keluar Kerja TenagaJumlah KeluarTurnover = …(rumus 2.15.1)

x100%Kerja Tenaga TotalJumlah Masuk Kerja TenagaJumlah MasukTurnover = …(rumus 2.15.2)

1.59%x100%885142003Keluar Turnover ==

2.16%100%x885192003Masuk Turnover ==

Page 36: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

125

Tabel 4.21 Rencana Employee Turnover PT. WIKA Beton

Uraian 2003 2004 2005 2006

Jumlah Awal 880 885 918 912

Tenaga Kerja Masuk 19 45 10 25

Tenaga Kerja Keluar 10 4 8 20

Jumlah Akhir 889 926 920 917

% Keluar 1.12% 0.43% 0.87% 2.18%

(sumber: Laporan Perubahan Personalia periode 2003-2006)

Contoh perhitungan untuk rencana Employee Turnover menggunakan

rumus seperti contoh diatas.

4.2.1.4 Produktivitas Pegawai

Produktivitas Pegawai (employee productivity) adalah suatu ukuran hasil,

dampak keseluruhan dari usaha peningkatan moral (employee satisfaction) dan

keahlian pekerja. Tujuannya ialah membandingkan keluaran yang dihasilkan

para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan

keluaran tersebut.

Pengukuran produktivitas pegawai dilakukan dengan membandingkan

jumlah total penjualan (sebagai output perusahaan) terhadap jumlah total

pegawai di PT. WIKA Beton (sebagai input perusahaan) per periode tahunan.

Dengan asumsi, semua elemen tenaga kerja didalam organisasi terlibat dalam

menghasilkan output perusahaan berupa jumlah nilai penjualan. Jumlah dan

persentase kinerja produktivitas pegawai PT. WIKA Beton terhadap rencana

perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4.22.

Page 37: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

126

Tabel 4.22 Produktivitas Pegawai PT. WIKA Beton

PT. WIKA Beton Produktivitas Pegawai

Periode 2003-2006 (dalam jutaan rupiah; orang)

Uraian 2003 2004 2005 2006

Penjualan 342,477.85 413,597.70 551,021.85 597,246.95Jumlah Tenaga Kerja 885 918 912 903 Realisasi Produktivitas 386.98 450.54 604.19 661.40

Rencana Produktivitas 325.00 350.00 425.00 575.00

% Pencapaian Target 119.07% 128.73% 142.16% 115.03% (sumber: Laporan Laba Rugi dan Laporan Perubahan Personalia periode 2003-2006)

Contoh perhitungan:

(output) Kerja TenagaJumlah (input)Penjualan NilaitasProduktivi = …(rumus 2.14)

Rp/orang 450.54orang 918

.70Rp.413,5972004 tasProduktivi ==

dan % pencapaian target tahun 2004

%73.128%100x00.35054.450%100x

tasProduktivi RencanaAktual tasProduktivi

===

4.2.2 Perspektif Proses Bisnis Internal

Pengukuran performansi PT. WIKA Beton pada perspektif proses bisnis

internal, dilakukan pengukuran mutu dari setiap sub bisnis unit (SBU) yang

dimiliki oleh PT. WIKA Beton yaitu (tiang beton, tiang pancang, bantalan jalan

rel, produk beton jembatan, produk beton dinding penahan tanah, produk beton

bangunan air, produk beton gedung & perumahan, produk beton maritim, dan

produk beton lain-lain). Selain itu dalam perspektif ini, dilakukan pengukuran

Page 38: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

127

terhadap kapasitas tersedia. Pengukuran mutu produk dan kapasitas tersedia PT.

WIKA Beton merupakan urutan proses bagi pengukuran performansi dalam

menetapkan strategi yang akan mendorong tercapainya tujuan pada perspektif

pelanggan dan finansial dari segi peningkatan pelayanan mutu dan ketersediaan

pengadaan barang.

4.2.2.1 Kualitas Produk

Pengukuran performansi mutu dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi

dan meningkatkan kepuasan pelanggan dari segi jaminan kualitas produk yang

ditawarkan. Dalam perhitungan performansi mutu produk, dibedakan menjadi

dua bagian yaitu produk cacat dan produk gagal. Produk cacat ialah produk

dengan tingkat kerusakan yang masih dapat diperbaiki atau dapat ditoleransi.

Sedangkan produk gagal ialah produk dengan tingkat kerusakan yang parah

sehingga tidak mungkin dapat digunakan lagi.

Perhitungan rasio produk cacat dan produk gagal ialah dengan

membandingkan volume produk cacat atau produk gagal dengan jumlah volume

produksi per SBU per tahun. Kinerja mutu produk cacat dan gagal PT. WIKA

Beton tahun 2003-2006 dapat dilihat pada Tabel 4.23 dan Tabel 4.24.

Page 39: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

128

Tabel 4.23 Volume dan Rasio Produk Cacat PT. WIKA Beton

PT. WIKA Beton

Jumlah dan Rasio Produk Cacat (Defect)

Periode 2003-2006

(satuan unit; persen)

2003 2004 No SBU Vol.

Produksi

Vol.

Cacat

Aktual

% Cacat

Rencana

% Cacat

Vol.

Produksi

Vol.

Cacat

Aktual

% Cacat

Rencana

% Cacat

1 Tiang Beton 55,794 32 0.06% 1.20% 65,472 65 0.10% 1.20%

2 Tiang Pancang 101,003 196 0.19% 0.90% 103,676 277 0.27% 0.90%

3 Bantalan Jalan Rel 456,236 191 0.04% 0.60% 47,487 4 0.01% 0.60%

4 Beton Jembatan 1,138 2 0.18% 0.60% 9,084 136 1.50% 0.60%

5 Beton Dinding Penahan Tanah 16,354 19 0.12% 1.00% 10,386 6 0.06% 1.00%

6 Beton Bangunan Air 2,724 1 0.04% 0.40% 178 0 0.00% 0.40%

7 Beton Gedung & Rumah 0 0 0.00% 0.00% 898 1 0.08% 0.00%

8 Beton Maritim 0 0 0.00% 0.00% 332 0 0.00% 0.00%

9 Beton Lain-lain 0 0 0.00% 0.00% 2,694 0 0.00% 1.00%

Rata-rata % Cacat 0.0691% 0.5222% 0.2228% 0.6333%

2005 2006 No SBU Vol.

Produksi

Vol.

Cacat

Aktual %

Cacat

Rencana

% Cacat

Vol.

Produksi

Vol.

Cacat

Aktual

% Cacat

Rencana

% Cacat

1 Tiang Beton 55,581 55 0.10% 1.20% 41,219 28 0.07% 1.20%

2 Tiang Pancang 151,402 291 0.19% 0.90% 154,289 141 0.09% 0.90%

3 Bantalan Jalan Rel 292,991 38 0.01% 0.60% 136,220 52 0.04% 0.60%

4 Beton Jembatan 6,330 0 0.00% 0.60% 11,572 0.00% 0.60%

5 Beton Dinding Penahan Tanah 17,478 11 0.06% 1.00% 20,561 30 0.15% 1.00%

6 Beton Bangunan Air 86 0 0.00% 0.40% 200 0 0.00% 0.40%

7 Beton Gedung & Rumah 250 0 0.00% 0.40% 2,009 2 0.10% 0.40%

8 Beton Maritim 63 0 0.00% 0.40% 1,089 0.00% 0.40%

9 Beton Lain-lain 6,894 0 0.00% 1.00% 2,016 0 0.00% 1.00%

Rata-rata % Cacat 0.0408% 0.7222% 0.0492% 0.7222%

Page 40: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

129

Tabel 4.24 Volume dan Rasio Produk Gagal PT. WIKA Beton

PT. WIKA Beton

Jumlah dan Rasio Produk Gagal (Failure)

Periode 2003-2006

(satuan unit; persen)

2003 2004 No SBU Vol.

Produksi

Vol.

Gagal

Aktual

% Gagal

Rencana

% Gagal

Vol.

Produksi

Vol.

Gagal

Aktual

% Gagal

Rencana

% Gagal

1 Tiang Beton 55,794 28 0.05% 0.40% 65,472 26 0.04% 0.40%

2 Tiang Pancang 101,003 32 0.03% 0.25% 103,676 42 0.04% 0.25%

3 Bantalan Jalan Rel 456,236 113 0.02% 0.15% 47,487 3 0.01% 0.15%

4 Beton Jembatan 1,138 0 0.00% 0.10% 9,084 0 0.00% 0.10%

5 Beton Dinding Penahan Tanah 16,354 3 0.02% 0.40% 10,386 2 0.02% 0.40%

6 Beton Bangunan Air 2,724 0 0.00% 0.40% 178 0 0.00% 0.40%

7 Beton Gedung & Rumah 0 0 0.00% 0.00% 898 0 0.00% 0.00%

8 Beton Maritim 0 0 0.00% 0.00% 332 0 0.00% 0.00%

9 Beton Lain-lain 0 0 0.00% 0.00% 2,694 0 0.00% 0.00%

Rata-rata % Gagal 0.0139% 0.1889% 0.0118% 0.1889%

2005 2006 No SBU Vol.

Produksi

Vol.

Gagal

Aktual

% Gagal

Rencana

% Gagal

Vol.

Produksi

Vol.

Gagal

Aktual

% Gagal

Rencana

% Gagal

1 Tiang Beton 55,581 15 0.03% 0.30% 41,219 16 0.04% 0.30%

2 Tiang Pancang 151,402 55 0.04% 0.25% 154,289 58 0.04% 0.25%

3 Bantalan Jalan Rel 292,991 35 0.01% 0.15% 136,220 23 0.02% 0.15%

4 Beton Jembatan 6,330 0 0.00% 0.10% 11,572 0 0.00% 0.10%

5 Beton Dinding Penahan Tanah 17,478 0 0.00% 0.30% 20,561 3 0.01% 0.30%

6 Beton Bangunan Air 86 0 0.00% 0.10% 200 0 0.00% 0.10%

7 Beton Gedung & Rumah 250 0 0.00% 0.10% 2,009 0 0.00% 0.10%

8 Beton Maritim 63 0 0.00% 0.10% 1,089 0 0.00% 0.10%

9 Beton Lain-lain 6,894 0 0.00% 0.30% 2,016 0 0.00% 0.30%

Rata-rata % Gagal 0.0084% 0.1889% 0.0120% 0.1889%

(sumber: Laporan Produksi periode 2003-2006)

Contoh perhitungan:

100%ProdukJenis@ProduksiVol.

[email protected]@Cacat% ×= ..(rumus 2.11)

Page 41: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

130

DihasilkanYangProdukJenisJumlahCacat%Jumlah

Cacat%rataRata =− …(rumus 2.12)

0.06%100%55794

322003Beton iangTCacat% =×=

%0691.09

0.400.120.180.040.190.062003Cacat%rataRata =+++++

=−

, untuk perhitungan rasio produk gagal (failure) menggunakan perumusan yang

sama seperti yang dilakukan untuk perhitungan rasio produk cacat diatas.

4.2.2.2 Kapasitas Tersedia

Ketersediaan kapasitas produk mempengaruhi kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Perusahaan tidak akan menyanggupi

penawaran kontrak yang diajukan oleh pelanggan jika kapasitas yang ada tidak

sanggup menampung kebutuhan tersebut, hal demikian yang selanjutnya disebut

lost sales.

Pengukuran performansi kapasitas tersedia dengan perhitungan lost sales

dilakukan dengan menghitung frekuensi terjadinya lost sales setiap tahunnya dan

biaya yang hilang akibat lost sales. Kinerja kapasitas tersedia PT. WIKA Beton

dapat dilihat pada Tabel 4.25.

Page 42: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

131

Tabel 4.25 Jumlah dan Biaya Lost Sales PT. WIKA Beton

PT. WIKA Beton Frekuensi dan Biaya Lost Sales

Periode 2003-2006

Periode Frekuensi Biaya (Rp.

jutaan)

Rencana (Rp.

jutaan) Periode Frekuensi

Biaya (Rp.

jutaan)

Rencana (Rp.

jutaan)

2003 2004 Jan 0 0.00 0 Jan 0 0.00 0 Feb 0 0.00 0 Feb 0 0.00 0 Mar 0 0.00 0 Mar 0 0.00 0 Apr 0 0.00 0 Apr 0 0.00 0 Mei 0 0.00 0 Mei 0 0.00 0 Jun 0 0.00 0 Jun 0 0.00 0 Jul 0 0.00 0 Jul 0 0.00 0 Agt 1 2,685.40 0 Agt 0 0.00 0 Sep 0 0.00 0 Sep 1 2,659.21 0 Okt 0 0.00 0 Okt 1 1,179.63 0 Nov 0 0.00 0 Nov 0 0.00 0 Des 0 0.00 0 Des 0 0.00 0

Total 1 2,685.40 0 Total 2 3,838.84 0 Rata-rata 2,685.40 0

Rata-rata 1,919.42 0

2005 2006 Jan 0 0.00 0 Jan 0 0.00 0 Feb 0 0.00 0 Feb 0 0.00 0 Mar 0 0.00 0 Mar 0 0.00 0 Apr 0 0.00 0 Apr 0 0.00 0 Mei 0 0.00 0 Mei 0 0.00 0 Jun 0 0.00 0 Jun 0 0.00 0 Jul 0 0.00 0 Jul 0 0.00 0 Agt 1 1,260.05 0 Agt 0 0.00 0 Sep 2 3,350.00 0 Sep 0 0.00 0 Okt 1 1,179.63 0 Okt 1 2,350.98 0 Nov 0 0.00 0 Nov 1 1,020.36 0 Des 0 0.00 0 Des 0 0.00 0

Total 4 5,789.68 0 Total 2 3,371.34 0 Rata-rata 1,447.42 0

Rata-rata 1,685.67 0

(sumber: Laporan Peninjauan Kontrak periode 2003-2006)

Page 43: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

132

Contoh perhitungan:

SalesLost FrekuensiSalesLost BiayaLostSales BiayarataRata

∑∑

=−

67.685,12

34.371,32006SalesLost BiayarataRata ==−

4.2.3 Perspektif Pelanggan

Pada keadaan nyata dimana konsumen memegang kendali bisnis,

produsen harus mengubah jalan pikiran mereka kepada jalan berpikir yang

berorientasi kepada pelanggan/konsumen. Produk PT. WIKA Beton merupakan

produk yang bersaing di pasaran. Pesaing untuk pasar lokal terdiri dari dari

beberapa perusahaan dengan level perusahaan modern. Apabila tidak diantisipasi

lebih lanjut, bukan tidak mungkin pada suatu hari nanti banyak konsumen yang

meninggalkan produk dari PT. WIKA Beton. Sehingga pendekatan yang realistis

adalah berusaha menjadikan konsumen sebagai sebuah asset perusahaan yang

tidak ternilai.

Untuk menghasilkan sebuah nilai yang berorientasi kepada konsumen,

perspektif pelanggan dilukiskan melalui beberapa indikator pengukuran

performansi perusahaan, yaitu: kepuasan pelanggan, akuisisi dan retensi

pelanggan, serta pangsa pasar. Indikator tersebut digunakan untuk

mengindikasikan pencapaian strategi untuk menciptakan nilai dan diferensiasi

dari perspektif pelanggan.

Page 44: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

133

4.2.3.1 Kepuasan Pelanggan

Sesuai dengan misi PT. WIKA Beton, yaitu memberikan pelayanan yang

terbaik kepada pelanggan dengan kesesuaian mutu, ketepatan waktu, dan harga

bersaing, maka hal tersebut menggambarkan bahwa perusahaan berorientasi

kepada konsumen. Kepuasan pelanggan sebagai parameter tercapai atau tidaknya

usaha perusahaan untuk memperoleh simpati dari para konsumennya. Kepuasan

pelanggan tercipta melalui usaha perusahaan dalam mengoptimalkan perspektif

proses bisnis internal (menciptakan pelayanan dan jaminan akan mutu, harga,

dan waktu).

Pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan metode

Customer Satisfaction Index (CSI). CSI mengukur dua indikator penting, yaitu

Kepuasan Kualitas dan Kepuasan Pelayanan. Penilaian CSI dilakukan oleh

perusahaan dalam satuan ranking/semester. CSI menggunakan skala 1s/d5, untuk

ranking 5 sebagai indikator paling baik dan 1 sebagai indikator sangat buruk.

Pengukuran dilakukan dengan melakukan survey kepuasan pelanggan melalui

kuesioner yang dilakukan oleh pihak perusahaan sebanyak 30

responden/pelanggan per semester. Berikut kinerja kepuasan pelanggan yang

berhasil dicapai oleh PT. WIKA Beton pada Tabel 4.26 dan Tabel 4.27.

Page 45: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

134

Tabel 4.26 Customer Satisfacton Index PT. WIKA Beton

PT. WIKA Beton Customer Satisfaction Index

Periode Tahun 2003-2004 *) Rata-rata jumlah responden: 30 pelanggan tiap semester

2003 2004 No. Penilaian Satuan

Rencana Aktual Sem I

Aktual Sem II Rencana Aktual

Sem I AktualSem II

A. Kepuasan Kualitas

1 Produk (Spesifikasi/keandalan) [Q]

Ranking/Smtr5.00 4.75 4.08 5.00 4.12 3.75

2 Harga (Daya Saing) [C] Ranking/Smtr 4.00 3.50 3.62 4.00 4.00 3.91

3 Ketepatan Waktu Pengiriman [D] Ranking/Smtr 5.00 3.92 3.50 5.00 3.94 3.42

4 Keamanan Produk [S] Ranking/Smtr 5.00 4.58 4.08 5.00 4.13 3.67 5 Konsistensi Ranking/Smtr 5.00 4.58 4.15 4.50 4.29 3.70 B. Kepuasan Pelayanan

1 Kecepatan Tanggapan (Respon) Ranking/Smtr 5.00 4.42 4.46 5.00 4.29 4.25

2 Pelayanan Ranking/Smtr 5.00 4.42 4.25 5.00 4.24 4.00 3 Komitmen Ranking/Smtr 4.00 4.25 4.08 4.00 4.00 3.67 4 Supervisi Ranking/Smtr 4.00 4.00 4.00 4.00 4.18 3.33

5 Penggantian Produk tak sesuai Ranking/Smtr 5.00 4.43 4.09 5.00 3.78 3.36

CSI per Semester 4.70 4.29 4.03 4.65 4.10 3.71

% Pencapaian Target 88.47% 83.89%

Page 46: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

135

Tabel 4.27 Customer Satisfacton Index PT. WIKA Beton (lanjutan)

PT. WIKA Beton Customer Satisfaction Index

Periode Tahun 2005-2006 *) Rata-rata jumlah responden: 30 pelanggan tiap semester

2005 2006 No. Penilaian Satuan

Rencana AktualSem I

Aktual Sem II Rencana Aktual

Sem I AktualSem II

A. Kepuasan Kualitas

1 Produk (Spesifikasi/keandalan) [Q] Ranking/Smtr 4.00 4.85 4.46 4.00 4.74 3.85

2 Harga (Daya Saing) [C] Ranking/Smtr 4.00 5.00 3.85 4.00 4.69 3.00

3 Ketepatan Waktu Pengiriman [D] Ranking/Smtr 4.00 4.46 4.00 4.00 4.69 3.33

4 Keamanan Produk [S] Ranking/Smtr 4.00 4.38 4.23 4.00 4.69 3.55

5 Konsistensi Ranking/Smtr 4.00 4.23 4.23 4.00 4.69 3.67

B. Kepuasan Pelayanan

1 Kecepatan Tanggapan (Respon) Ranking/Smtr 4.00 5.00 4.69 4.00 4.69 3.53

2 Pelayanan Ranking/Smtr 4.00 5.00 4.62 4.00 4.69 3.42 3 Komitmen Ranking/Smtr 4.00 4.15 4.46 4.00 4.63 3.25 4 Supervisi Ranking/Smtr 4.00 4.23 3.62 4.00 4.63 3.00

5 Penggantian Produk tak sesuai Ranking/Smtr 4.00 4.62 4.00 4.00 4.74 3.00

CSI per Semester 4.00 4.59 4.22 4.00 4.69 3.36

% Pencapaian Target 110.10% 100.60% (sumber: Laporan CSI periode 2003-2006)

Contoh perhitungan:

10PelayananKepuasan NilaiKualitasKepuasan NilaisemesterperCSI ∑+∑

=

...(rumus 2.9)

22SemesterCSI1SemesterCSITahunperCSI +

= …(rumus 2.10)

59.410

92.4510

2392.22)2005(1emestersperCSI ==+

=

Page 47: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

136

405.42

22.459.42005Tahun perCSI =+

=

4.2.3.2 Retensi dan Akuisisi Pelanggan

Sebagai dampak dari peningkatan atau penurunan dari kepuasan

pelanggan adalah proporsi retensi pelanggan dan akuisisi pelanggan (customer

retention and acquisition). Pengukuran retensi dan akuisisi pelanggan merupakan

pengukuran kinerja yang penting untuk mengetahui sejauh mana PT. WIKA

Beton dapat mempertahankan pelanggan lama dan meningkatkan jumlah

pelanggan baru dalam menjalankan bisnisnya dengan tujuan memperluas pangsa

pasar.

Pengukuran retensi dan akuisisi pelanggan dilakukan dengan mengukur

persentase retensi dan akuisisi pelanggan berdasarkan jumlah pelanggan lama

dan baru dari PT. WIKA Beton per tahun. Proporsi retensi pelanggan dan

akuisisi pelanggan dapat dilihat pada Tabel 4.28 berikut.

Tabel 4.28 Rasio Retensi dan Akuisisi Pelanggan PT. WIKA Beton

PT. WIKA Beton Jumlah dan Persentasi Retensi & Akuisisi Pelanggan

Tahun 2003

(satuan jumlah pelanggan)

Pelanggan Rencana % Pencapaian Target Tahun

Lama Baru

Jumlah Pelanggan

Rasio Retensi

Rasio Akuisisi

Retensi Akuisisi Retensi Akuisisi

2003 40 87 127 31.50% 68.50% 58.00% 42.00% 54.30% 163.10%

2004 197 78 275 71.64% 28.36% 70.00% 30.00% 102.34% 94.55%

2005 233 53 286 81.47% 18.53% 72.00% 28.00% 113.15% 66.18%

2006 277 85 362 76.52% 23.48% 68.00% 32.00% 112.53% 73.38%

(sumber: Daftar Pelanggan Periode 2003-2006)

Page 48: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

137

Contoh perhitungan:

100%Pelanggan lJumlahTota

BaruPelangganJumlahPelangganAkuisisi ×= …(rumus 2.7)

100%Pelanggan TotalJumlah

LamaPelangganJumlahPelangganRetensi ×= …(rumus 2.8)

23.48%100%362852006PelanggankuisisiA =×=

76.52%100%3622772006PelangganRetensi =×=

dan % pencapaian target tahun 2006

%53.112%100x68.0076.52100%

RetensiRasio RencanaRetensi RasiotensiRe ==×=

%38.73%100x32.0023.48100%

AkuisisiRasio RencanaAkuisisi RasioAkuisisi ==×=

4.2.3.3 Pangsa Pasar

Pangsa pasar (market share) merupakan indikator pencapaian akhir dari

usaha perusahaan dalam meraih minat pihak eksternal atau pelanggan. Oleh

sebab itu, pengukuran KPI ini sangat penting bagi perusahaan, karena

menggambarkan peta persaingan PT. WIKA Beton dengan para pesaing.

Mengukur pangsa pasar dapat segera dilakukan jika kelompok pelanggan sasaran

atau segmen pasar sudah dapat ditentukan, namun menentukan seberapa besar

pasar yang ada untuk produk tertentu bukan hal yang mudah.

Page 49: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

138

Dalam pengukuran pangsa pasar, perusahaan mengasumsikan jumlah

pasar sebagai jumlah surat pengajuan kontrak yang sudah disetujui baik oleh

pihak PT. WIKA Beton maupun oleh pesaing. Karena PT. WIKA Beton

merupakan perusahaan beton pracetak yang sudah dikenal di Indonesia, maka

diasumsikan semua kontrak pasti akan diajukan ke PT. WIKA Beton. Oleh

karena itu, pengukuran pangsa pasar dilakukan dengan membagi total nilai

Tender yang dimenangkan oleh PT. WIKA Beton dengan total proyek yang

diikuti.

Tabel 4.29 Rasio Pangsa Pasar PT WIKA Beton per Tahun

PT. WIKA Beton Pangsa Pasar Berdasarkan Perolehan Tender dan Non Tender

Periode Tahun 2003-2006 (dalam jutaan rupiah)

Uraian 2003 2004 2005 2006

Nilai Tender yang diikuti 479,449 793,311 603,467 936,356 Nilai Tender yang dimenangkan 280,813 527,306 344,547 603,586 Nilai Tender yang dimenangkan oleh Pesaing 198,636 266,005 258,920 332,770

Tanpa Tender - - - - Jumlah Pasar 479,449 793,311 603,467 936,356

Realisasi % Pangsa Pasar 58.57% 66.47% 57.09% 64.46%

Rencana % Pangsa Pasar 48.96% 69.42% 60.43% 47.67%

% Pencapaian Target 119.63% 95.75% 94.48% 135.22% (sumber: Laporan Perolehan Tender periode 2003-2006)

Contoh perhitungan:

100%DiikutiYangTenderNilai Total

nDimenangkaYangTenderNilaiTotalPasarPangsaPersentase ×=

...(rumus 2.6)

Page 50: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

139

%46.64100%936,356603,5862006Pasar Pangsa% =×=

dan % pencapaian target tahun 2006

%44.107%100x60%

64.46%100%Pasar Pangsa % Rencana

AktualPasar Pangsa %==×=

4.2.4 Perspektif Finansial

Dalam setiap perusahaan, aspek keuangan merupakan indikator yang

paling nyata dari berhasil atau tidaknya perusahaan tersebut. Semakin baik

tingkat perkembangan keuangan suatu perusahaan, maka dapat dikatakan bahwa

perusahaan tersebut mempunyai nilai (value). Pada pengukuran performansi PT.

WIKA Beton dalam perspektif finansial, digunakan perhitungan ROI (return on

investment), Total Asset Turnover, pencapaian nilai penjualan, pencapaian

perolehan kontrak baru, dan keuntungan/laba operasional perusahaan (EBIT).

4.2.4.1 Kontrak Baru

Kontrak baru (new contract) merupakan pendapatan perusahaan

berdasarkan kontrak baru yang diterima pada periode tersebut. Kontrak baru

akan berubah menjadi jumlah nilai penjualan jika kontrak tersebut sudah

terpenuhi (pemberian BST/Berita Serah Terima kepada pihak pelanggan) pada

periode yang ditentukan. Kontrak baru diperoleh dari usaha perusahaan dalam

memenangkan Tender yang diajukan oleh pihak pelanggan.

Pengukuran dilakukan dengan menjumlah semua omzet kontrak baru

yang diperoleh selama kurun waktu satu tahun. Nilai perolehan kontrak baru PT

Page 51: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

140

WIKA Beton berdasarkan kategori SBU dan wilayah penjualan per tahun dapat

dilihat pada Tabel 4.30 dan Tabel 4.31.

Tabel 4.30 Perolehan Kontrak Baru per SBU PT. WIKA Beton

PT. WIKA Beton Nilai Perolehan Kontrak Baru per SBU

2003-2006

(satuan jutaan rupiah)

No. SBU 2003 2004 2005 2006

1 TB 33,998 33,920 47,663 43,457 2 TP 160,716 242,032 250,343 379,706 3 BJR 73,440 42,234 41,179 22,834 4 PBJ 67,673 172,027 48,025 33,811 5 PBDPT 47,631 29,683 74,535 91,721 6 PBBA 323 2,332 931 6,736 7 PBBGR 0 0 0 0 8 PBBM 0 2,246 205 6,344 9 PBL 2,948 1,691 8,522 11,879

10 Jasa 7,390 1,141 1,857 7,100

Jumlah 394,119 527,306 473,262 603,586

Rencana 250,800 375,250 427,500 570,000 % Pencapaian

Target 136.55 110.22 128.89 104.78 (sumber: Laporan Realisasi Omzet Kontrak periode 2003-2006)

Contoh perhitungan:

Perolehan kontrak baru = Σ nilai kontrak baru setiap SBU … (rumus 2.5)

Perolehan kontrak baru 2003 = 33,998 + 160,716 + 73,440 + 67,673 + 47,631 +

323 + 2,948 + 7,390 (x juta)

= Rp. 394,119 juta

Page 52: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

141

dan % pencapaian target

%55.136%100x250,800394,119100%

BaruKontrak RencanaBaruKontrak iAktualisas

==×=

Tabel 4.31 Perolehan Kontrak Baru per WP PT. WIKA Beton

PT. WIKA Beton Nilai Perolehan Kontrak Baru per Wilayah Penjualan

Periode Tahun 2003-2006 (satuan jutaan rupiah) No. Wilayah Penjualan 2003 2004 2005 2006

1 WP I - MEDAN 57,451 59,661 79,197 171,009 2 WP II - PALEMBANG 30,379 22,969 30,277 39,376 3 WP III - JAKARTA 112,675 147,549 170,454 122,578 4 WP IV - SEMARANG 57,756 148,708 66,054 61,800 5 WP V - SURABAYA 101,832 129,461 88,926 180,921 6 WP VI - MAKASAR 34,025 18,957 38,353 27,904

Total 394,119 527,306 473,262 603,587 (sumber: Laporan Realisasi Omzet Kontrak periode 2003-2006)

4.2.4.2 Penjualan

Penjualan (sales) merupakan pendapatan perusahaan yang sudah

terealisasi, sebelumnya penjualan berstatus kontrak baru hingga PT. WIKA

Beton dapat memenuhi kontrak tersebut. Pengukuran penjualan sangat penting

bagi perusahaan sebagai indikator pendapatan per periode tertentu untuk masing-

masing SBU selain kontrak baru. Nilai penjualan per SBU dan per wilayah

penjualan PT. WIKA Beton dapat dilihat pada Tabel 4.32 dan Tabel 4.33.

Page 53: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

142

Tabel 4.32 Nilai Penjualan per SBU PT. WIKA Beton

PT. WIKA Beton Nilai Penjualan per SBU

2003-2006

(satuan jutaan rupiah)

No. SBU 2003 2004 2005 2006

1 TB 23,394 29,299 53,353 34,578 2 TP 135,677 172,727 262,683 362,054 3 BJR 76,180 45,739 39,968 30,561 4 PBJ 59,963 112,152 132,693 41,544 5 PBDPT 44,160 38,968 48,005 100,827 6 PBBA 0 1,039 2,442 6,135 7 PBBGR 0 0 0 0 8 PBBM 0 1,681 770 6,344 9 PBL 1,319 5,483 8,522 11,879

10 Jasa 1,786 6,509 2,584 3,325

Jumlah 342,478 413,598 551,022 597,247

Rencana 256,500 399,000 437,000 551,000

% Pencapaian 153.65 132.16 108.30 109.54 (sumber: Laporan Realisasi Nilai Penjualan periode 2003-2006)

Contoh perhitungan:

Nilai Penjualan = Σ Penjualan setiap SBU … (rumus 2.4)

Nilai Penjualan 2005 = 53,353 + 262,683 + 39,968 + 132,693 + 48,005 + 2,442 +

770 + 8,522 + 2,584 (x juta)

= Rp. 551,002 juta

dan % pencapaian target tahun 2005

%30.108%100x437,000551,022100%

Penjualan RencanaPenjualan iAktualisas

==×=

Page 54: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

143

Tabel 4.33 Nilai Penjualan per WP PT. WIKA Beton

PT. WIKA Beton Nilai Penjualan per Wilayah Penjualan

Periode Tahun 2003-2006

(satuan jutaan rupiah)

No. Wilayah Penjualan 2003 2004 2005 2006

1 WP I - MEDAN 51,176 41,940 92,345 138,273

2 WP II - PALEMBANG 22,300 25,738 33,804 30,311 3 WP III - JAKARTA 108,201 96,973 167,778 178,929 4 WP IV - SEMARANG 48,339 108,289 90,253 88,292 5 WP V - SURABAYA 89,277 111,192 130,743 136,268

6 WP VI - MAKASAR 23,185 29,466 36,100 25,175

Total 342,478 413,598 551,022 597,247 (sumber: Laporan Realisasi Nilai Penjualan periode 2003-2006)

4.2.4.3 Profitabilitas

Pengukuran kinerja perolehan keuntungan yang digunakan ialah EBIT

(earn before interest and tax). EBIT yaitu perolehan keuntungan atau laba

sebelum dipengaruhi oleh faktor pajak dan beban bunga. EBIT juga merupakan

laba operasional dimana nilai penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan

dan biaya usaha yang harus dikeluarkan untuk operasional. Pemilihan EBIT

sebagai formulasi tolak ukur kinerja perolehan laba disebabkan karena

pertimbangan besar beban bunga dan pajak yang berubah-ubah dan berbeda

dengan apa yang terjadi pada perusahaan sejenis lainnya. Kinerja EBIT PT.

WIKA Beton per tahun pada periode 2003-2006 dapat dilihat pada Tabel 4.34.

Page 55: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

144

Tabel 4.34 Earn Before Interest and Tax PT. WIKA Beton per Tahun

PT. WIKA Beton Earn Before Interest & Tax

Periode 2003-2006 (satuan jutaan rupiah)

Uraian Realisasi 2003 Rencana 2003

Penjualan Bersih

342,478

250,800

HPP

(310,664)

(230,670)

Laba Kotor

31,814

20,130

Biaya Usaha

10,668

(10,165)

Laba Usaha(EBIT)

21,146 9,965

% Pencapaian Target 212.21%

Uraian Realisasi 2004 Rencana 2004

Penjualan Bersih

413,598

375,250

HPP

(373,404)

(336,015)

Laba Kotor

40,194

39,235

Biaya Usaha

(12,104)

(11,875)

Laba Usaha(EBIT)

28,090 27,360

% Pencapaian Target 102.67%

Uraian Realisasi 2005 Rencana 2005

Penjualan Bersih

551,022

427,500

HPP

(508,182)

(382,043)

Laba Kotor

42,840

45,458

Biaya Usaha

(13,621)

(13,300)

Laba Usaha(EBIT)

29,219 32,158

% Pencapaian Target 90.86%

Page 56: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

145

Uraian Realisasi 2006 Rencana 2006

Penjualan Bersih

597,247

570,000

HPP

(544,374)

(520,929)

Laba Kotor

52,873

49,071

Biaya Usaha

(15,428)

(15,058)

Laba Usaha(EBIT)

37,445 34,014

% Pencapaian Target 110.09% (sumber: Laporan Laba Rugi periode 2003-2006)

Contoh perhitungan:

EBIT = Penjualan bersih – HPP – Biaya Usaha …(rumus 2.3)

EBIT tahun 2006 = 597,247 – 544,374 – 15,428 = Rp. 37,445 juta

dan % pencapaian target tahun 2006

%09.110%100x3401437445100%

EBIT RencanaEBIT Realisasi

==×=

4.2.4.4 Efisiensi Keuangan

Pengukuran kinerja efisiensi keuangan bertujuan untuk mengetahui

seberapa efisien PT. WIKA Beton mempergunakan keseluruhan aktiva yang

dimilikinya. Pengukuran kinerja tersebut menggunakan rasio Total Asset

Turnover yaitu perbandingan antara nilai penjualan bersih dengan total aktiva.

Hasil perhitungan Total Asset Turnover menggambarkan berapa kali perputaran

aktiva yang dimiliki oleh PT. WIKA Beton dalam setahun dalam mendukung

perolehan nilai penjualan (Tabel 4.35).

Page 57: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

146

Tabel 4.35 Total Asset Turnover PT. WIKA Beton

PT. Beton Total Asset Turnover (TAT)

Periode 2003-2006 (satuan jutaan rupiah)

Tahun Penjualan Bersih

Total Aktiva

Realisasi TAT (x)

Rencana TAT (x)

% Pencapaian Target

2003 342,477.61 300,201.90 1.14 1.44 79.22% 2004 413,597.83 461,033.10 0.90 1.07 83.84% 2005 551,021.71 396,855.85 1.39 1.16 119.70% 2006 597,246.95 479,668.30 1.25 1.45 85.87%

(sumber: Laporan Laba Rugi dan Laporan Neraca Keuangan periode 2003-2006)

Contoh perhitungan:

AktivaTotalPenjualanTurnoverTotalAsset = …(rumus 2.2)

kali90.0461033

83.4135972004TurnoverTotalAsset ==

Artinya: Pada tahun 2004 perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk

menciptakan penjualan sebesar 0.90 kali, dan % pencapaian target tahun 2004

%84.83%100x1.070.90100%

TAT RencanaTAT Realisasi

==×=

4.2.4.5 Pengembalian Investasi

Tingkat pengembalian investasi diukur dengan menggunakan rumusan

Return On Investment (ROI) dengan alasan bahwa ROI merupakan pengukuran

yang relevan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam

keseluruhan aktiva untuk penghasilan laba bersih.

Page 58: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

147

Pada pengukuran ROI dilakukan pengukuran perbandingan antara laba

setelah pajak dengan total aktiva per tahun. Data pencapaian ROI PT. WIKA

Beton periode 2003-2006 dapat dilihat pada Tabel 4.36.

Tabel 4.36 Return On Investment PT. WIKA Beton

PT. WIKA Beton Return On Investment

Periode 2003-2006 (satuan jutaan rupiah)

Tahun Laba Setelah PPh Total Aktiva Realisasi ROI Rencana

ROI % Pencapaian

Target

2003 15,559.74 300,220.90 5.18% 3.16% 164.01% 2004 18,751.98 461,033.10 4.07% 4.92% 82.67% 2005 22,187.08 396,855.85 5.59% 5.32% 105.09% 2006 26,587.65 479,668.30 5.54% 5.42% 102.27%

(sumber: Laporan Laba Rugi dan Laporan Neraca Keuangan periode 2003-2006)

Contoh perhitungan:

%100xAktiva Total

PajakSetelah LabaROI = ... (rumus 2.1)

%54.5%100x479668.30

65.265872006ROI ==

Artinya: Pada tahun 2006, setiap investasi sebesar Rp 100,- menghasilkan laba

bersih sebesar Rp. 5.54,-, dan % pencapaian target tahun 2006

%27.102%100x5.425.54100%

ROI RencanaROI Realisasi

==×=

4.2.5 Kesimpulan Pengolahan Data

Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan di atas, maka ada beberapa

kesimpulan yang dapat diambil. Kesimpulan pengolahan data Balanced

Scorecard PT. WIKA Beton dapat dilihat pada Tabel 4.37.

Page 59: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

148

Tabel 4.37 Kesimpulan Pengolahan Data Balanced Scorecard PT. WIKA Beton Periode Tahun 2003-2006

Realisasi Tahun Rencana Tahun

No. Perspektif KPI Satuan 2003 2004 2005 2006 2003 2004 2005 2006

Rata-rata Pencapaian

(%) Kesimpulan

A. Pembelajaran & Pertumbuhan

1 Penelitian & Pengembangan Proporsi Biaya Litbang % 0.19 0.18 0.22 0.17 0.2 0.3 0.3 0.25 74.08 Tdk tercapai

2 Kompetensi Tenaga Kerja Training Coverage % 19.44 20.37 14.69 24.7 14.12 12.75 16.45 22.59 124.02 Tercapai

3 Kepuasan Tenaga Kerja Employee Turnover (out) % 1.59 1.36 1.74 3.73 1.12 0.43 0.87 2.18 207.34 Tdk tercapai*)

4 Produktivitas Pegawai Produktivitas Jutaan Rp/Org 386.98 450.54 604.19 661.4 325 350 425 575 126.25 Tercapai

B. Proses Bisnis Internal

1 Kualitas Produk Rasio Produk Cacat % 0.0691 0.2228 0.0408 0.0492 0.5222 0.6333 0.7222 0.7222 15.22 Tercapai*)

Rasio Produk Gagal % 0.0139 0.0118 0.0084 0.012 0.1889 0.1889 0.1889 0.1889 6.10 Tercapai*)

2 Capacity Availability Lost Sales kali 1 2 4 2 0 0 0 0 0 Tdk Tercapai*)

C. Pelanggan

1 Kepuasan Pelanggan Customer Satisfaction Index Skor 4.16 3.91 4.4 4.03 4.7 4.65 4 4 95.84 Tdk tercapai

2 Retensi Pelanggan Rasio Retensi % 31.50 71.64 81.47 76.52 58 70 72 68 95.58 Tdk Tercapai

3 Akuisisi Pelanggan Rasio Akuisisi % 68.50 28.36 18.53 23.48 42 30 28 32 99.30 Tdk Tercapai

4 Pangsa Pasar Rasio Pangsa Pasar % 58.57 66.47 57.09 64.46 48.96 69.42 60.43 47.67 111.27 Tercapai

D. Finansial

1 Kontrak Baru Nilai Kontrak Baru Jutaan Rp 394,119 527,306 473,262 603,586 256,500 399,000 437,000 551,000 125.91 Tercapai

2 Penjualan Nilai Penjualan Jutaan Rp 342,478 413,598 551,022 597,247 250,800 375,250 427,500 570,000 120.11 Tercapai 3 Profitabilitas EBIT Jutaan Rp 21,146 28,090 29,219 37,445 9,965 27,360 32,158 34,014 128.95 Tercapai

4 Efisiensi Keuangan Total Asset Turnover Kali 1.14 0.90 1.39 1.25 1.44 1.07 1.16 1.45 92.33 Tdk Tercapai

5 Pengembalian Investasi Return On Investment % 5.18 4.07 5.59 5.54 3.16 4.92 5.32 5.42 113.48 Tercapai

*) Low is Good

Page 60: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

149

Gambar 4.5 Grafik Performansi PT. WIKA Beton

Page 61: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

150

4.3 Analisa Performansi Perusahaan

Analisa performansi perusahaan dengan metode Balanced Scorecard

(BSC) pada PT. WIKA Beton menerjemahkan hasil dan kemampuan yang telah

dicapai perusahaan dalam melakukan aktivitas bisnisnya. Performansi PT.

WIKA Beton dalam masing-masing perspektif BSC dijelaskan dalam uraian

berikut.

4.3.1 Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan

4.3.1.1 Penelitian & Pengembangan

Penelitian dan pengembangan (litbang) merupakan suatu usaha

perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan kemampuan mereka. Program

penelitian dan pengembangan sebagai usaha dasar untuk mencapai strategi

berorientasi pertumbuhan yang agresif (sesuai dengan posisi perusahaan pada

analisa SWOT). Untuk menjadikan PT. WIKA Beton sebagai perusahaan terbaik

dalam industri beton pracetak, penelitian dan pengembangan harus dilakukan

dengan tepat dan efisien, dengan sejumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk

program litbang tersebut. Ukuran performansi yang digunakan untuk mengukur

kinerja program penelitian & pengembangan ialah membandingkan biaya atau

beban yang dikeluarkan untuk litbang terhadap total biaya usaha. Pengukuran

tersebut menggambarkan seberapa besar proporsi biaya usaha yang dialokasikan

ke program litbang. Hasil pengukuran terhadap litbang PT. WIKA Beton periode

2003-2006 dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 62: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

151

Gambar 4.6 Grafik Proporsi Beban Litbang terhadap Beban Usaha PT. WIKA

Beton (satuan persen)

Gambar 4.7 Grafik Persentase Pencapaian Target Program Litbang

(satuan persen)

Page 63: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

152

Gambar 4.8 Grafik Rincian Program Litbang PT. WIKA Beton

Berdasarkan ketiga grafik tersebut di atas, maka dapat dilihat bahwa

usaha pengadaan program litbang di PT. WIKA Beton relatif menurun per

tahunnya. Pada tahun 2004 menurun menjadi 0.18% dari 0.19% pada tahun

2003. Sedangkan pada tahun 2005 mengalami kenaikan menjadi 0.22%, untuk

tahun 2006 program litbang kembali menurun yaitu 0.17%. Secara persentase

pencapaian target pengadaan program litbang tidak pernah mencapai 100%,

dalam arti selalu dibawah harapan atau tujuan di awal tahun. Alokasi dana

litbang terbesar ialah pada sektor pengembangan produk dan yang terkecil ialah

pada pengembangan sistem informasi manajemen pada setiap tahunnya.

Page 64: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

153

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha PT. WIKA Beton

dalam mengembangkan kemampuan bisnisnya melalui penelitian dan

pengembangan masih kecil apalagi untuk pengembangan sistem informasi

manajemen. Padahal sistem informasi manajemen sangat diperlukan untuk

mengautomasi laporan periodik manajemen setiap departemen saat ini.

Walaupun secara satuan jumlah mata uang selalu meningkat setiap tahunnya,

namun secara persentase pencapaian target pengadaan litbang, relatif menurun

atau tidak tercapai (< 100%).

4.3.1.2 Kompetensi Tenaga Kerja

Pengukuran kompetensi tenaga kerja dilakukan dengan mengukur

persentasi jumlah orang atau pekerja yang mengikuti program pelatihan &

pendidikan per tahun (training coverage). Ukuran pelatihan tenaga kerja

memberikan umpan balik informasi mengenai seberapa baik PT. WIKA Beton

dalam memberikan alokasi waktu atau kesempatan bagi tenaga kerjanya untuk

mengikuti program kepelatihan dan pendidikan dengan tujuan untuk

meningkatkan kompetensi kerja mereka yang pada akhirnya akan bermanfaat

bagi perusahaan itu sendiri. Ukuran performansi pelatihan tenaga kerja periode

2003-2006 dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 65: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

154

Gambar 4.9 Grafik Training Coverage PT. WIKA Beton

Gambar 4.10 Grafik Persentase Pencapaian Target Training Coverage

Pada tahun 2003, peserta/tenaga kerja yang mengikuti program pelatihan

dan pendidikan sebesar 19.44% dari total jumlah tenaga kerja yang ada di PT.

WIKA Beton. Pada tahun 2004 meningkat menjadi 20.37% dan mencapai

159.83% dalam rasio pencapaian target pelatihan tenaga kerja. Pada tahun 2005

terjadi penurunan yang relatif drastis yaitu 14.69% dan dibawah target awal

Page 66: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

155

(dengan persentase pencapaian sebesar 89.33%). Pada tahun 2006 terjadi

peningkatan yang relatif besar yaitu dari 14.69% menjadi 24.70% atau

peningkatan sekitar 10%. Dilihat dari segi pencapaian terhadap target pelatihan

dan pendidikan setiap tahun, PT. WIKA Beton selalu mencapai target atau

melampaui target, kecuali pada tahun 2005.

Persentase jumlah peserta yang mengikuti program pelatihan &

pendidikan setiap tahun dalam periode 2003-2006 relatif meningkat kecuali pada

tahun 2005. Hal tersebut menggambarkan bahwa PT. WIKA Beton selalu

berusaha untuk meningkatkan kompetensi para tenaga kerjanya khususnya para

pekerja ahli atau pekerja manajerial melalui program seminar.

4.3.1.3 Kepuasan Tenaga Kerja

Ukuran kepuasan tenaga kerja memberikan gambaran mengenai dampak

kondisi/iklim kerja di dalam perusahaan terhadap tingkat kepuasan tenaga

kerjanya. Tingkat kepuasan tenaga kerja dapat diukur dengan persentase

employee turnover/keluar-masuk tenaga kerja terhadap jumlah total tenaga kerja

yang ada di PT. WIKA Beton per tahun, pendekatan tersebut dapat

mengindikasikan seberapa baik kenyamanan iklim kerja yang tercipta didalam

PT. WIKA Beton yang dirasakan oleh para pekerjanya. Semakin besar

persentase employee turnover (out), maka menggambarkan kondisi/iklim kerja

yang kurang sehat atau kurang kondusif. Ukuran performansi kepuasan tenaga

kerja PT. WIKA Beton periode 2003-2006 melalui pengukuran turnover tenaga

kerja dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 67: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

156

Gambar 4.11 Jumlah Tenaga Kerja Keluar berdasarkan Alasannya

(dalam satuan orang)

Gambar 4.12 Persentase Employee Turnover PT. WIKA Beton

Pada tahun 2003 persentase tenaga kerja keluar sebesar 1.59% dengan

alasan terbesar karena pensiun yaitu 9 orang (akhir masa jabatan) dan persentase

tenaga kerja yang masuk sebesar 2.16% (19 orang). Pada tahun 2004 persentase

tenaga kerja keluar menurun yaitu sebesar 1.36% (12 orang) dengan alasan

Page 68: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

157

terbesar kerena mengundurkan diri dan meninggal dunia (masing-masing 4

orang) dan persentase tenaga kerja yang masuk meningkat yaitu sebesar 5.08%

(45 orang). Pada tahun 2005 persentase tenaga kerja keluar sebesar 1.74% (16

orang) dengan alasan terbesar karena mengundurkan diri dan persentase tenaga

kerja yang masuk menurun menjadi 1.09% (10 orang). Pada tahun 2006

persentase tenaga kerja keluar meningkat relatif tinggi menjadi 3.73% (34

orang), dengan alasan terbanyak ialah karena kepentingan perusahaan yaitu

sebanyak 15 orang, dan persentase tenaga kerja yang masuk meningkat menjadi

2.74% (25 orang).

Perubahan persentase employee turnover di PT. WIKA Beton relatif tidak

stabil. Hal tersebut mengindikasikan bahwa iklim kerja di PT. WIKA Beton

kurang kondusif, hal tersebut digambarkan pada jumlah tenaga kerja yang keluar

karena alasan mengundurkan diri dan kepentingan perusahaan selalu meningkat

tiap tahun khususnya pada tahun 2006. Atau dengan asumsi lain bahwa pada

tahun 2006 terjadi perubahan dalam susunan organisasi perusahaan, sehingga

harus mengorbankan beberapa tenaga kerjanya untuk keluar. Namun perubahan

tersebut berkisar dalam jumlah angka yang kecil, dengan demikian gejolak dalam

turnover tenaga kerja di PT. WIKA Beton masih dianggap wajar sebagai dampak

persaingan dalam dunia kerja atau dengan kata lain kepuasan tenaga kerja masih

terjaga dengan baik walaupun tetap terjadi pergolakan dalam tubuh organisasi

PT. WIKA Beton.

Page 69: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

158

4.3.1.4 Produktivitas Pegawai

Ukuran produktivitas tenaga kerja memberikan umpan balik mengenai

seberapa optimal tenaga kerja PT. WIKA Beton telah memberikan kontribusinya

kepada perusahaan dari segi pendapatan. Untuk menjadikan PT. WIKA Beton

sebagai perusahaan yang memiliki performansi baik, maka perusahaan harus

menyadari bahwa produktivitas tenaga kerja memegang peranan yang sangat

penting untuk meningkatkan performansi perusahaan secara menyeluruh dan

memberikan dampak langsung kepada kinerja proses bisnis internal. Ukuran

performansi PT. WIKA Beton melalui pengukuran produktivitas tenaga kerja

periode 2003-2006 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.13 Grafik Produktifitas Pegawai PT. WIKA Beton

(dalam satuan jutaan rupiah/orang)

Pada tahun 2004 produktivitas tenaga kerja meningkat menjadi Rp.

450.54 juta per orang dari Rp. 386.98 juta per orang pada tahun 2003. Pada tahun

2005 terjadi peningkatan yang relatif besar yaitu Rp. 604.19 juta per orang. Pada

Page 70: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

159

tahun 2006 terjadi peningkatan produktifitas tenaga kerja yaitu Rp. 661.40 juta

per orang. Secara keseluruhan, persentase pencapaian target produktivitas tenaga

kerja selalu melebihi target setiap tahunnya.

Peningkatan nilai produktivitas tenaga kerja PT. WIKA Beton

menunjukkan baiknya performansi produktivitas tenaga kerja. Peningkatan

tertinggi untuk produktivitas tenaga kerja terjadi pada tahun 2005 yaitu 25.43%

sedangkan peningkatan tertinggi untuk profitabilitas tenaga kerja terjadi pada

tahun 2006 yaitu sebesar 22.74%. Peningkatan tersebut terjadi karena jumlah

penjualan dan jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan meningkat,

sedangkan pada saat yang sama jumlah tenaga kerja yang ada relatif menurun.

4.3.2 Perspektif Proses Bisnis Internal

4.3.2.1 Kualitas Produk

Ukuran kualitas produk memberikan informasi mengenai seberapa besar

tingkat rasio kecacatan dan kegagalan dari produk yang dihasilkan oleh PT.

WIKA Beton melalui ketujuh pabriknya yang tersebar di seluruh Indonesia.

Tingkat rasio kecacatan dan kegagalan suatu produk akan berdampak pada

besarnya kepuasan pelanggan yang berhasil dicapai oleh perusahaan dari segi

kualitas/mutu. Pengukuran kualitas produk PT. WIKA Beton dibedakan menjadi

dua kategori yaitu produk cacat (defect) dan produk gagal (failure). Ukuran

performansi kualitas produk PT. WIKA Beton untuk rata-rata rasio produk cacat

dapat dilihat pada gambar 4.14 sampai 4.16.

Page 71: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

160

Gambar 4.14 Grafik Rata-rata Rasio Produk Cacat per Tahun PT. WIKA Beton

Gambar 4.15 Grafik Persentase Pencapaian Target Rata-rata Rasio Produk Cacat

PT. WIKA Beton

Page 72: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

161

Gambar 4.16 Grafik Proporsi Jenis Produk Cacat per Tahun PT. WIKA Beton

Berdasarkan grafik pada gambar 4.14, pada tahun 2003 rata-rata rasio

produk cacat mencapai 0.0691%. Pada tahun 2004 terjadi peningkatan rata-rata

rasio jumlah produk cacat menjadi 0.2228% dengan proporsi tingkat kecacatan

terbesar terjadi pada pembuatan produk Beton untuk jembatan dan Tiang

Pancang. Pada tahun 2005 rata-rata rasio produk cacat menurun relatif drastis

menjadi 0.0408% dari 0.2228% pada tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun

2006 rata-rata rasio produk cacat menjadi 0.0492% atau relatif stabil

perubahannya dari satu tahun sebelumnya. Proporsi produk cacat terbesar setiap

tahun terjadi pada produk

Ukuran performansi kualitas produk PT. WIKA Beton untuk rata-rata

rasio produk gagal dapat dilihat pada Gambar 4.17 sampai dengan 4.19.

Page 73: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

162

Gambar 4.17 Grafik Rata-rata Rasio Produk Gagal per Tahun PT. WIKA Beton

Gambar 4.18 Grafik Persentase Pencapaian Target Rata-rata Rasio Produk Gagal

PT. WIKA Beton

Page 74: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

163

Gambar 4.19 Grafik Proporsi Jenis Produk Gagal per Tahun PT. WIKA Beton

Berdasarkan pada grafik pada Gambar 4.17, pada tahun 2003 rata-rata

rasio produk gagal mencapai 0.0139%. Pada tahun 2004 rata-rata rasio produk

gagal menurun menjadi 0.0118%. Pada tahun 2005 rata-rata rasio produk gagal

terjadi penurunan menjadi 0.0084% dari 0.0118% pada tahun sebelumnya.

Sedangkan pada tahun 2006 rata-rata rasio produk gagal sedikit peningkatan

menjadi 0.0120%. Rata-rata proporsi produk yang paling sering mengalami

kegagalan per tahunnya ialah produk Tiang Beton dan Tiang Pancang, namun

tingkat kegagalan produk yang terjadi di PT. WIKA Beton masih sangat kecil

yaitu dibawah 1%. Disamping itu, pencapaian rasio produk gagal selalu dibawah

asumsi/rencana awal.

Rata-rata rasio produk cacat dan gagal per tahun PT. WIKA Beton relatif

stabil yaitu selalu dibawah angka rencana awal. Hal tersebut mengindikasikan

Page 75: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

164

bahwa PT. WIKA Beton memiliki pengendalian mutu yang baik dalam

memproduksi produk-produk mereka.

4.3.2.2 Kapasitas Tersedia

Ukuran kapasitas tersedia memberikan informasi mengenai kemampuan

perusahaan dalam memenuhi permintaan pelanggan dari segi kapasitas produksi.

PT. WIKA Beton selalu melakukan pengkajian kontrak yang diberikan oleh

pelanggan, pengkajian kontrak tersebut tidak akan ditindaklanjuti oleh PT.

WIKA Beton jika dianggap tidak mampu ditangani oleh perusahaan karena

beberapa faktor, salah satu faktor penolakan terbesar ialah karena keterbatasan

kapasitas produksi yang ada atau disebut Lost Sales. Lost sales menggambarkan

frekuensi penawaran kontrak yang tidak dapat dipenuhi oleh PT. WIKA Beton

karena keterbatasan kapasitas produksi per tahun beserta biaya yang mungkin

hilang karena penolakan tersebut. Hasil pengukuran lost sales PT. WIKA Beton

periode tahun 2003-2006 ialah sebagai berikut.

Gambar 4.20 Frekuensi Lost Sales PT. WIKA Beton per Tahun

Page 76: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

165

Gambar 4.21 Biaya Lost Sales PT. WIKA Beton per Tahun

Berdasarkan kedua grafik diatas, pada tahun 2003 terjadi lost sales satu

kali yaitu sebesar Rp. 2,685.40 juta pada bulan Agustus. Pada tahun 2004 terjadi

peningkatan menjadi dua kali sebesar Rp. 3,838.84 juta pada bulan September

dan Oktober. Sedangkan pada tahun 2005 terjadi peningkatan menjadi empat kali

sebesar Rp. 5,789.68 juta pada bulan Agustus, September, dan Oktober. Pada

tahun 2006 terjadi penurunan menjadi dua kali sebesar Rp. 3,371.34 juta pada

bulan Oktober dan November.

Kinerja ketersediaan kapasitas produksi PT. WIKA Beton masih sangat

baik, hal tersebut dapat terlihat dari frekuensi lost sales yang masih sangat kecil.

lost sales terjadi sekitar pertengahan hingga akhir tahun. Trend tersebut terjadi

karena pelanggan biasanya mengerjakan proyek pemerintah, yang mana

memerlukan birokrasi perijinan dan persetujuan yang panjang hingga pada tahap

pengajuan Tender. Biasanya fase tersebut selesai pada paruh pertama per tahun.

Page 77: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

166

Sehingga terjadi permintaan barang yang meningkat pada periode paruh kedua

per tahun. Meskipun demikian, PT. WIKA Beton masih memiliki kapasitas

produksi terbesar dibandingkan dengan para perusahaan pesaing.

4.3.3 Perspektif Pelanggan

4.3.3.1 Kepuasan Pelanggan

Ukuran kepuasan pelanggan memberikan informasi mengenai seberapa

baik perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan baik dari segi kepuasan

pelayanan dan kepuasan kualitas. Untuk menjadikan PT. WIKA Beton sebagai

perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan, maka perusahaan harus

menyadari bahwa kepuasan pelanggan merupakan salah satu parameter yang

digunakan untuk mengukur tercapai atau tidaknya usaha perusahaan dalam

memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggannya. Ukuran performansi

kepuasan pelanggan periode 2003-2006 PT. WIKA Beton dapat dilihat pada

gambar berikut.

Page 78: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

167

Gambar 4.22 Grafik Rata-rata Indeks Kepuasan Pelanggan PT. WIKA Beton per

Semester

Pada tahun 2003 Indeks Kepuasan Pelanggan (CSI) semester pertama

mencapai nilai 4.29 dan 4.03 pada semester kedua. Pada tahun 2004 terjadi

penurunan yaitu menjadi 4.1 pada semester pertama dan 3.71 pada semester

kedua. Sedangkan pada tahun 2005 CSI semester pertama terjadi peningkatan

menjadi 4.59 dan 4.22 pada semester kedua. Pada tahun 2006 CSI meningkat

pada semester pertama menjadi 4.69 dari 4.59 dan menurun pada semester kedua

menjadi 3.36 dari 4.22 pada tahun sebelumnya.

Nilai Indeks Kepuasan Pelanggan PT. WIKA Beton relatif meningkat

setiap tahun dari tahun 2003-2006, namun hanya terjadi penurunan pada tahun

2004. Peningkatan CSI selalu terjadi pada paruh pertama setiap tahunnya dan

kemudian menurun di paruh kedua, hal tersebut mengindikasikan ketidak

konsistensian usaha perusahaan untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas

kepada pelanggan per tahunnya khususnya di semester kedua. Kendati demikian,

Page 79: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

168

rata-rata nilai CSI PT.WIKA Beton masih dalam kategori sangat baik dan cukup

baik yaitu berkisar antara 3.5-4.5. Hal tersebut menunjukkan baiknya

performansi PT. WIKA Beton dalam memuaskan pelanggannya, baik dari segi

kepuasan kualitas maupun dari segi kepuasan pelayanan.

4.3.3.2 Retensi dan Akuisisi Pelanggan

Ukuran retensi dan akuisisi pelanggan mampu melihat sejauh mana

kekuatan bisnis perusahaan dalam mempertahankan pelanggan yang loyal dan

menarik atau mendapatkan pelanggan baru. Untuk meningkatkan pangsa pasar

dan menumbuhkan bisnis PT. WIKA Beton, diperlukan sebuah tujuan berupa

peningkatan berbasis pelanggan dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Ukuran kinerja retensi dan akuisisi pelanggan PT. WIKA Beton periode 2003-

2006 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.23 Rasio Retensi & Akuisisi Pelanggan PT. WIKA Beton 2003-2006

Page 80: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

169

Pada tahun 2003 rasio retensi pelanggan sebesar 31.50% dan rasio

akuisisi sebesar 68.50%. Pada tahun 2004 rasio retensi mengalami peningkatan

menjadi 71.64% sedangkan rasio akuisisi pelanggan mengalami penurunan

menjadi 28.36%. Pada tahun 2005 rasio retensi pelanggan kembali mengalami

kenaikan menjadi 81.47% dari 71.64%, sedangkan rasio akuisisi pelanggan

kembali mengalami penurunan menjadi 18.53%. Pada tahun 2006 rasio retensi

pelanggan menurun menjadi 76.52%, sedangkan rasio akuisisi pelanggan

mengalami peningkatan menjadi 28.48%.

Gambar 4.24 Persentase Pencapaian Target Rasio Retensi & Akuisisi Pelanggan

Persentase pencapaian realisasi terhadap target rasio retensi pelanggan

secara global selalu tercapai yaitu diatas 100%, namun terjadi pengecualian pada

tahun 2003 yang hanya mencapai 54.30%. Sedangkan untuk persentase

pencapaian target rasio akuisisi pelanggan selalu dibawah harapan yaitu selalu

dibawah angka 100%, kecuali pada tahun 2003 persentase pencapaian target

Page 81: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

170

sebesar 163.10%. Hal tersebut menggambarkan bahwa jumlah pelanggan baru

PT. WIKA Beton sangat kecil.

Berdasarkan kedua analisa untuk retensi dan akuisisi pelanggan diatas,

dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pelanggan yang dimiliki oleh PT.

WIKA Beton adalah pelanggan lama yang loyal. Sedangkan pelanggan baru

hanya merupakan bagian kecil dari jumlah pelanggan yang ada. Kondisi tersebut

terjadi karena PT. WIKA Beton bergerak pada usaha B2B (business to business),

dimana jumlah pelanggan baru yang ada sangat kecil, sehingga PT. WIKA Beton

membuat kebijakan untuk lebih menekankan pada usaha untuk mempertahankan

pelanggan lama yang loyal, sambil melakukan penetrasi pasar untuk menarik

minat pelanggan baru. Berdasarkan alasan tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa kinerja perusahaan untuk mempertahankan pelanggan lama sudah baik

namun perlu dilakukan peningkatan usaha dalam memperoleh pelanggan baru.

4.3.3.3 Pangsa Pasar

Ukuran pangsa pasar menginformasikan seberapa besar perusahaan

memiliki peran atau pengaruh dalam suatu pasar yang spesifik. Pangsa pasar juga

mengindikasikan perkembangan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan untuk

mendapatkan daya tarik dari pihak eksternal atau pelanggan. Parameter pangsa

pasar pada kenyataannya sangat sulit untuk diidentifikasi, hal tersebut

disebabkan oleh sulitnya pihak perusahaan dalam memetakan pasar mana yang

menjadi target pasar mereka. Dengan demikian diperlukan pendekatan

pengukuran yang representatif. Untuk itu, pengukuran pangsa pasar dilakukan

dengan membandingkan jumlah nilai Tender yang berhasil diraih oleh PT.

Page 82: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

171

WIKA Beton dengan total nilai penawaran Tender yang diajukan oleh para

pelanggan tiap tahunnya. Pendekatan tersebut membutuhkan asumsi bahwa

setiap Tender yang ada di Indonesia selalu ditawarkan ke PT. WIKA Beton.

Ukuran performansi pangsa pasar PT. WIKA Beton pada periode tahun 2003-

2006 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.25 Grafik Proporsi Pangsa Pasar PT. WIKA Beton Tahun 2003

Page 83: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

172

Gambar 4.26 Grafik Proporsi Pangsa Pasar PT. WIKA Beton Tahun 2004

Gambar 4.27 Grafik Proporsi Pangsa Pasar PT. WIKA Beton Tahun 2005

Page 84: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

173

Gambar 4.28 Grafik Proporsi Pangsa Pasar PT. WIKA Beton Tahun 2006

Gambar 4.29 Grafik Persentase Pencapaian Target Pangsa Pasar

PT. WIKA Beton

Berdasarkan grafik pada gambar 4.25 sampai dengan 4.28, pada tahun

2003 pangsa pasar PT. WIKA Beton mencapai 58.57%. Pada tahun 2004 pangsa

pasar meningkat menjadi 66.47%, sedangkan pada tahun 2005 menunjukkan

penurunan menjadi 57.09%. Pada tahun 2006 pangsa pasar PT. WIKA Beton

kembali terjadi peningkatan yaitu menjadi 64.46%.

Page 85: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

174

Perubahan performansi pangsa pasar PT. WIKA Beton selama 4 tahun

relatif stabil. Dengan rata-rata persentase pencapaian target sebesar 111.27% per

tahun, menunjukkan PT. WIKA Beton dapat menguasai pasar melebihi 50%

pangsa pasar yang ada. Namun PT. WIKA Beton harus mengendalikan peta

persaingan di objek bisnis sejenis dengan tidak melebihi 60% pangsa pasar,

karena jika melebihi angka tersebut, maka daya saing para kompetitor akan

menurun. Daya saing dari para pesaing pada industri sejenis sangat penting untuk

mengendalikan harga penjualan serta mendukung pemerintah dalam membuka

lapangan kerja di perusahaan lain.

4.3.4 Perspektif Finansial

4.3.4.1 Kontrak Baru

Ukuran perolehan kontrak baru memberikan informasi kepada

perusahaan mengenai seberapa besar jumlah kontrak baru yang telah diperoleh

oleh PT. WIKA Beton pada periode tertentu. Perolehan kontrak baru terkait

dengan usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pelanggan.

Keberhasilan suatu promosi terwujud pada jumlah penawaran Tender yang

diajukan oleh pelanggan ke perusahaan. Jika Tender tersebut dapat dimenangkan

oleh PT. WIKA Beton, maka status penawaran Tender akan tercatat kedalam

perolehan kontrak baru. Ukuran performansi kontrak baru sangat penting, karena

disinilah awal dari proses pendapatan perusahaan dari perpsektif finansial. Hasil

pengukuran performansi perolehan kontrak baru PT. WIKA Beton periode 2003-

2006 dapat dilihat pada gambar 4.30.

Page 86: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

175

Gambar 4.30 Grafik Perolehan Kontrak Baru PT. WIKA Beton per Tahun

(satuan jutaan rupiah)

Gambar 4.31 Grafik Persentase Pencapaian Target Kontrak Baru

PT. WIKA Beton

Page 87: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

176

Gambar 4.32 Grafik Perolehan Kontrak Baru PT. WIKA Beton per SBU

(satuan jutaan rupiah)

Page 88: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

177

Gambar 4.33 Grafik Perolehan Kontrak Baru PT. WIKA Beton per Wilayah

Penjualan (satuan jutaan rupiah)

Pada tahun 2003 perolehan kontrak baru mencapai Rp. 394,119 juta

dengan persentase pencapaian terhadap rencana sebesar 153.65% yaitu Rp.

256,500 juta, perolehan kontrak baru terbesar diperoleh dari SBU tiang pancang

(Rp. 160,716 juta) dan perolehan terkecil pada SBU Produk Beton Bangunan

Gedung & Rumah/PBBGR (Rp. 0). Sedangkan perolehan kontrak baru terbesar

pada tahun 2003 diperoleh dari Wilayah Penjualan III – Jakarta sebesar Rp.

Page 89: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

178

112,675 juta dan terkecil dari Wilayah Penjualan II – Palembang sebesar Rp.

30,379 juta.

Pada Tahun 2004 perolehan kontrak baru mengalami peningkatan

menjadi Rp. 527,306 juta dengan persentase pencapaian terhadap rencana

sebesar 132.16% (penurunan dari tahun 2003). Perolehan kontrak baru terbesar

diperoleh dari SBU Tiang Pancang (Rp. 242,032 juta) dan Produk Beton

Jembatan (Rp. 172,027 juta) dan terkecil dari SBU PBBGR (Rp. 0). Sedangkan

perolehan kontrak baru terbesar diperoleh dari Wilayah Penjualan IV –

Semarang (Rp. 148,708 juta) dan Wilayah Penjualan III – Jakarta (Rp. 147,549),

untuk perolehan terkecil dari Wilayah Penjualan VI – Makasar sebesar Rp.

18.957 juta menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada tahun 2005 perolehan kontrak baru mengalami penurunan menjadi

Rp. 473,262 juta dengan persentase pencapaian terhadap rencana sebesar

108.30% (penurunan dari 132.16% pada tahun 2004). Perolehan kontrak baru

terbesar diperoleh dari SBU Tiang Pancang sebesar Rp. 250,343 juta dan

sekaligus mengalami kenaikan, untuk perolehan kontrak baru terkecil diperoleh

dari SBU PBBGR (Rp. 0). Sedangkan perolehan kontrak baru terbesar diperoleh

dari Wilayah Penjualan III – Jakarta yaitu sebesar Rp. 170,454 juta, dan

perolehan terkecil dari Wilayah Penjualan II – Palembang yaitu sebesar Rp.

30,277 juta, namun mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya dari Rp. 22,969

juta.

Pada Tahun 2006 perolehan kontrak baru mengalami kenaikan yang

relatif pesat yaitu menjadi Rp. 603,586 juta dengan persentase pencapaian

terhadap rencana sebesar 109.54%. Perolehan kontrak baru terbesar diperoleh

Page 90: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

179

dari SBU Tiang Pancang yang mengalami peningkatan pesat menjadi Rp.

379,706 juta dari Rp. 250,343 juta, sedangkan SBU PBBGR tetap menyumbang

perolehan terkecil yaitu Rp. 0. Perolehan kontrak terbesar diperoleh dari Wilayah

Penjualan I – Medan (Rp. 171,009 juta) dan V – Surabaya (Rp. 180,921 juta),

sedangkan perolehan terkecil dari Wilayah Penjualan VI – Makasar sebesar Rp.

27,904 juta.

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa perolehan kontrak

baru PT. WIKA Beton periode 2003-2006 relatif selalu meningkat dari tahun ke

tahun. Persentase pencapaian terhadap rencana perolehan kontrak baru

menunjukan bahwa meskipun mengalami penurunan, namun pencapaian realisasi

selalu diatas rencana awal, dengan kata lain tujuan tercapai. Perolehan kontrak

baru didominasi oleh SBU Tiang Pancang setiap tahunnya, apalagi pada tahun

2006 SBU Tiang Pancang mengalami peningkatan yang pesat. Perolehan kontrak

baru terbesar rata-rata diperoleh dari Wilayah Penjualan yang terletak di Pulau

Jawa yaitu Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Secara keseluruhan, kinerja

perolehan kontrak baru PT. WIKA Beton sudah baik atau selalu mencapai

rencana, namun terdapat kekurangan yaitu terjadi ketidakmerataan pada

perolehan per SBU atau dari segi Wilayah Penjualan.

4.3.4.2 Penjualan

Ukuran performansi penjualan memberikan informasi mengenai

pendapatan yang diperoleh dari pelanggan melalui penjualan SBU yang dimiliki

PT. WIKA Beton. Status penjualan didapat dari kontrak baru yang telah

terpenuhi secara keseluruhan oleh pihak PT. WIKA Beton kepada pelanggan.

Page 91: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

180

Perubahan status tersebut ditandai dengan pemberian Surat Keterangan Serah

Terima (SKST). Hasil pengukuran performansi penjualan PT. WIKA Beton

periode 2003-2006 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.34 Grafik Penjualan PT. WIKA Beton per Tahun

(satuan jutaan rupiah)

Gambar 4.35 Grafik Persentase Pencapaian Target Penjualan PT. WIKA Beton

Page 92: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

181

Gambar 4.36 Grafik Penjualan PT. WIKA Beton per SBU (satuan jutaan rupiah)

Page 93: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

182

Gambar 4.37 Grafik Penjualan PT. WIKA Beton per Wilayah Penjualan

(satuan jutaan rupiah)

Pada tahun 2003 nilai penjualan mencapai Rp. 342,478 juta dengan

persentase pencapaian terhadap rencana penjualan sebesar 136,55 %. Penjualan

terbesar diperoleh dari SBU Tiang Pancang yaitu sebesar Rp. 135,677 juta,

sedangkan penjualan terbesar diperoleh dari Wilayah Penjualan III – Jakarta

yaitu sebesar Rp. 108,201 juta dan nilai penjualan terkecil diperoleh dari

Wilayah Penjualan II – Palembang yaitu sebesar Rp. 22,300 juta.

Pada tahun 2004 nilai penjualan mengalami peningkatan menjadi Rp.

413,598 juta, namun secara persentase pencapaian terhadap rencana penjualan

Page 94: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

183

mengalami penurunan menjadi 110.22%. Penjualan terbesar diperoleh dari SBU

Tiang Pancang yaitu sebesar Rp. 172,727 juta, sedangkan penjualan terbesar

diperoleh dari Wilayah Penjualan V – Surabaya yaitu sebesar Rp. 111,192 juta

dan nilai penjualan terkecil diperoleh dari Wilayah Penjualan II – Palembang Rp.

25,738 juta.

Pada tahun 2005 nilai penjualan mengalami kenaikan menjadi Rp.

551,022 juta dengan persentase pencapaian terhadap rencana penjualan sebesar

128.89%, yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Penjualan

terbesar diperoleh dari SBU Tiang Pancang yaitu sebesar Rp. 262,638 juta,

sedangkan nilai penjualan terbesar diperoleh dari Wilayah Penjualan III – Jakarta

yaitu sebesar Rp. 167,778 juta dan nilai penjualan terkecil dari Wilayah

Penjualan II – Palembang yaitu sebesar Rp. 33,804 juta.

Pada tahun 2006 nilai penjualan mengalami kenaikan menjadi Rp.

597,247 juta namun persentase pencapaian terhadap rencana mengalami

penurunan menjadi 104.78%. Nilai penjualan terbesar diperoleh dari SBU Tiang

Pancang yaitu sebesar Rp. 362,504 juta, sedangkan nilai penjualan terbesar

diperoleh dari Wilayah Penjualan III – Jakarta Rp. 178,929 juta dan penjualan

terkecil terjadi pada Wilayah Penjualan VI – Makasar yaitu sebesar Rp. 25,175

juta.

Secara keseluruhan, nilai penjualan SBU PT. WIKA Beton mengalami

kenaikan dari tahun ke tahun, walaupun persentase pencapaian terhadap rencana

penjualan mengalami fluktuasi. SBU penyumbang terbesar nilai penjualan ialah

SBU Tiang Pancang, SBU tersebut selalu mengalami kenaikan tiap tahun,

bahkan peningkatan yang pesat terjadi pada tahun 2006 dari tahun 2005. Hal

Page 95: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

184

tersebut menunjukkan ketidakseimbangan antara SBU yang laku dipasaran.

Sedangkan Wilayah Penjualan yang menyumbangkan nilai penjualan terbesar

rata-rata yang terletak di Pulau Jawa, dan Wilayah Penjualan terburuk terjadi

pada Wilayah Penjualan II – Palembang. Performansi penjualan SBU PT. WIKA

Beton sudah baik, namun diperlukan perhatian khusus pada usaha penjualan

untuk SBU dan Wilayah Penjualan yang memiliki nilai jual yang rendah setiap

tahunnya. Ketidakseimbangan dan ketidakmerataan penjualan SBU dipengaruhi

oleh permintaan pelanggan pada periode tersebut, sehingga PT. WIKA Beton

memproduksi produknya berdasarkan make to order.

4.3.4.3 Efisiensi Keuangan

Ukuran performansi efisiensi keuangan memberikan informasi mengenai

seberapa besar efisiensi PT. WIKA Beton dalam mempergunakan total aktiva.

Pengukuran performansi ini menggunakan perbandingan antara nilai penjualan

dengan total aktiva per periode atau disebut Total Asset Turnover. Ukuran

performansi efisiensi keuangan PT. WIKA Beton dapat dilihat pada gambar 4.38

berikut.

Page 96: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

185

Gambar 4.38 Grafik Total Asset Turnover PT. WIKA Beton per Tahun

Gambar 4.39 Grafik Persentase Pencapaian Target Total Asset Turnover

PT. WIKA Beton

Pada tahun 2003 perputaran total aktiva untuk mendukung penjualan

bersih sebesar 1.14 kali dengan persentase pencapaian target sebesar 79.22%.

Pada tahun 2004 terjadi penurunan menjadi 0.90% dengan persentase pencapaian

Page 97: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

186

target sebesar 83.84%, penurunan tersebut terjadi karena total aktiva yang

dimiliki oleh PT. WIKA Beton lebih besar dibandingkan nilai penjualan yang

diperoleh. Pada tahun 2005 total asset turnover mengalami peningkatan menjadi

1.39 kali dengan persentase pencapaian target sebesar 119.70% atau dengan kata

lain pencapaian total asset turnover telah melampaui target. Sedangkan pada

tahun 2006 total asset turnover kembali mengalami penurunan menjadi 1.25 kali

dengan persentase pencapaian target sebesar 85.87%.

Rata-rata kinerja total asset turnover PT. WIKA Beton periode 2003-

2006 ialah 1.17 kali per tahun, hal tersebut menggambarkan bahwa PT. WIKA

Beton menggunakan seluruh aktivanya untuk menciptakan penjualan sebesar

1.17 kali setiap tahunnya. Dengan rata-rata persentase pencapaian target sebesar

92.16%, kinerja perusahaan dalam total asset turnover belum mencapai target.

4.3.4.4 Profitabilitas

Ukuran performansi EBIT (earn before interest and tax) memberikan

informasi mengenai seberapa besar keuntungan operasional yang berhasil

diperoleh oleh PT. WIKA Beton setiap tahunnya. Ukuran EBIT/keuntungan

operasional menggunakan perumusan penjualan bersih dikurangi Harga Pokok

Penjualan (HPP) dan Biaya Usaha. Ukuran performansi EBIT PT. WIKA Beton

dapat lihat pada gambar 4.40 berikut.

Page 98: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

187

Gambar 4.40 Grafik Earn Before Interest and Tax PT. WIKA Beton per Tahun

(satuan jutaan rupiah)

Gambar 4.41 Grafik Persentase Pencapaian Target Earn Before Interest and Tax

PT. WIKA Beton

Pada tahun 2003 keuntungan PT. WIKA Beton mencapai Rp. 21,146 juta

dengan persentase pencapaian terhadap rencana keuntungan sebesar 212.21%

Page 99: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

188

atau dua kali lipat dari rencana awal. Pada tahun 2004 keuntungan perusahaan

mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp. 28,090 juta, namun persentase

pencapaian mengalami penurunan menjadi 102.67%. Pada tahun 2005

keuntungan perusahaan mengalami sedikit kenaikan yaitu menjadi Rp. 29,219

juta, namun persentase pencapaian mengalami penurunan menjadi 90.86%.

Sedangkan pada tahun 2006 keuntungan perusahaan mengalami kenaikan

menjadi Rp. 37,445 juta dengan persentase pencapaian target keuntungan yang

naik menjadi 110.09%, dikarenakan persentase peningkatan nilai penjualan

melebihi persentase peningkatan nilai HPP.

Performansi laba operasional PT. WIKA Beton sebelum pajak dan bunga

secara keseluruhan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun

persentase pencapaian terhadap target mengalami trend yang cenderung

menurun. Hal tersebut dipengaruhi oleh nilai HPP dan biaya usaha yang selalu

mengalami peningkatan diluar rencana. Meskipun nilai penjualan juga

mengalami kenaikan, tetapi belum dapat melampaui angka HPP dan biaya usaha

dalam jumlah yang signifikan. Secara rata-rata, performansi perolehan laba

operasional PT. WIKA Beton tercapai.

4.3.4.5 Pengembalian Investasi

Ukuran performansi pengembalian investasi memberikan informasi

mengenai seberapa besar kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam

keseluruhan aktiva unutk penghasilan laba setelah pajak per tahun. Pengukuran

performansi tingkat pengembalian investasi menggunakan perumusan Rasio

Return on Investment (ROI), yaitu perbandingan antara laba setelah dengan total

Page 100: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

189

aktiva yang dimiliki PT. WIKA Beton per tahun. Ukuran performansi rasio

pengembalian investasi PT. WIKA Beton periode 2003-2006 dapat lihat pada

gambar 4.42 berikut.

Gambar 4.42 Grafik ROI PT. WIKA Beton per Tahun

Gambar 4.43 Grafik Persentase Pencapaian Target ROI PT. WIKA Beton

Pada tahun 2003 ROI PT. WIKA Beton mencapai 5.18% dengan

persentase pencapaian target sebesar 164.01%, dikarenakan peningkatan laba

Page 101: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

190

setelah pajak yang diperoleh lebih besar daripada peningkatan total aktiva yang

dimiliki oleh perusahaan. Pada tahun 2004 ROI mengalami penurunan menjadi

4.07% dengan persentase pencapaian target sebesar 82.67%, dikarenakan oleh

peningkatan laba yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan total

aktivanya. Pada tahun 2005 ROI kembali mengalami peningkatan menjadi 5.59%

dengan persentase pencapaian target sebesar 105.09%. Sedangkan pada tahun

2006 ROI sedikit mengalami penurunan menjadi 5.54% dengan persentase

pencapaian target sebesar 102.27%, hal tersebut terjadi dikarenakan perolehan

laba setelah pajak yang meningkat walaupun total aktiva yang dimiliki

perusahaan juga ikut meningkat.

Secara keseluruhan, rata-rata pencapaian target ROI ialah sebesar

113.51%, dengan kata lain realisasi ROI PT. WIKA Beton selalu mencapai

target/rencana setiap tahunnya. Dengan rata-rata tingkat kemampuan modal yang

diinvestasikan untuk menghasilkan laba bersih PT. WIKA Beton sebesar 5%

setiap tahun.

4.4 Analisa Hubungan Sebab-Akibat

Strategi adalah seperangkat hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat.

Sistem pengukuran harus membuat hubungan (hipotesa) yang ada di antara

berbagai tujuan perusahaan (dan ukuran) dalam berbagai perspektif eksplisit,

sehingga dapat dikelola dan divalidasi. Balanced Scorecard harus merupakan

unsur dalam sebuah rantai hubungan sebab akibat yang mengkomunikasikan arti

strategi unit bisnis kepada seluruh perusahaan. Adapun hubungan sebab akibat

pada peta strategi PT. WIKA Beton seperti gambar 4.44.

Page 102: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

191

Gambar 4.44 Cause Effect Relationship Antar KPI PT. WIKA Beton

ROI dan Total Asset Turnover merupakan ukuran akhir dari perpektif

finansial, yang menjelaskan bahwa tujuan akhir perusahaan ialah meningkatkan

rasio pengembalian atas modal yang diinvestasi setiap tahunnya serta

Page 103: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

192

peningkatan efisiensi penggunaan total aktiva milik perusahaan untuk

mendukung penjualan. Faktor pendorong ukuran tersebut ialah berupa

peningkatan laba. Peningkatan laba operasional dan efisiensi keuangan

dipengaruhi oleh peningkatan variabel penjualan bersih untuk setiap SBU yang

dimiliki oleh PT. WIKA Beton. Peningkatan nilai penjualan bersih disebabkan

oleh peningkatan perolehan kontrak baru dari pelanggan. Sehingga perolehan

kontrak baru selalu berbanding lurus dengan pencapaian nilai penjualan.

Pencapaian terhadap peningkatan pada perspektif finansial merupakan

suatu akibat yang terjadi karena tingginya proporsi pangsa pasar yang berhasil

diraih oleh PT. WIKA Beton. Keberhasilan perusahaan dalam meraih pangsa

pasar yang baik dibandingkan periode sebelumnya dipengaruhi oleh peningkatan

jumlah pelanggan baru (akuisisi pelanggan) dan pelanggan yang loyal (retensi

pelanggan) terhadap perusahaan. Lalu bagaimana cara perusahaan memperoleh

pelanggan yang loyal? yaitu ditentukan oleh usaha (effort) perusahaan untuk

dapat memuaskan berbagai kebutuhan pelanggan yang terangkum dalam indeks

kepuasan pelanggan. Jika pelanggan memiliki pengalaman pembelian yang

memuaskan maka barulah perusahaan dapat mengharapkan para pelanggan

melakukan pembelian ulang (retensi) dan menarik minat pelanggan baru

(akuisisi).

Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh tiga hal yaitu kualitas, waktu

pelayanan, serta harga yang bersaing. Maka dalam perspektif proses bisnis

internal, indikator kualitas produk dan kapasitas tersedia menjadi sebab yang

beralasan. Jika jumlah produk cacat atau gagal meningkat maka tingkat

kepercayaan pelanggan terhadap produk PT. WIKA Beton akan menurun,

Page 104: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

193

demikian halnya dengan jumlah pengajuan Tender yang tidak dapat terpenuhi

(lost sales), yang mana lost sales akan mempengaruhi lama waktu pelayanan

kepada pelanggan.

Proses ini akan berlanjut dengan mempertanyakan bagaimana proses

pembelajaran dan pertumbuhan yang harus ditingkatkan agar dapat memenuhi

kinerja yang baik dalam memproduksi produk dan melayani kebutuhan

pelanggan. Untuk mengurangi jumlah produk yang cacat atau gagal serta

mengurangi pelayanan yang tertunda, perusahaan harus meningkatkan

produktivitas para tenaga kerjanya. Produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan

jika kebutuhan para tenaga kerja dapat terpenuhi terlebih dahulu. Pemenuhan

atas kebutuhan tenaga kerja menjadi penyebab terhadap peningkatan kepuasan

tenaga kerja, yang dapat disimpulkan melalui indikator tingkat keluar-masuk

tenaga kerja (employee turnover rate). Jika frekuensi keluar-masuk tinggi maka

menggambarkan tingkat kepuasan tenaga kerja yang rendah. Proses selanjutnya

ialah bagaimana agar kepuasan tenaga kerja terpenuhi?. Salah satu faktor yang

penting ialah dengan meningkatkan kompetensi para tenaga kerja, melalui

pengadaan program-program pelatihan dan pendidikan. Pada akhirnya terdapat

faktor penyebab penting yang dapat mempengaruhi proses bisnis internal serta

proses pembelajaran dan pertumbuhan itu sendiri yaitu ukuran penelitian &

pengembangan (litbang). Program litbang yang tepat atau efektif akan

mempengaruhi peningkatan kualitas kompetensi para tenaga kerja serta seluruh

sistem dan sumber daya yang ada atau terlibat di dalam tubuh organisasi

perusahaan untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu menjadi perusahaan beton

pra cetak yang terbaik.

Page 105: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

194

4.5 Penentuan Bobot Setiap KPI

Penentuan bobot untuk setiap KPI diperoleh dari seorang ahli yang

berkompeten terhadap penilaian bobot tersebut, yaitu staf ahli di bagian

pengembangan bisnis perusahaan PT. WIKA Beton.

Berdasarkan hasil analisa kebutuhan (needs analysis), metode penentuan

bobot dengan pendekatan hierarki seperti pada AHP tidak dapat digunakan,

karena jika nilai pada kriteria-kriteria (perspektif) sudah ditentukan besarannya

dan ternyata alternatif (KPI) yang terkandung didalamnya lebih penting dari

perspektif yang memiliki nilai lebih besar dari perspektif dirinya, maka sebesar

apapun nilainya maka tidak akan memberikan pengaruh yang besar bagi

penyumbangan nilai totalnya, yaitu nilai Balanced Scorecard perusahaan PT.

WIKA Beton. Oleh karena itu, pembobotan yang dilakukan langsung mengarah

pada KPI yang dimaksud, seperti pada Tabel 4.38.

Page 106: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

195

Tabel 4.38 Bobot Penilaian KPI pada Balanced Scorecard

No. Key Performance Indicator

(Kriteria) Bobot

1 Return On Investment 6

2 Total Asset Turnover 5

3 Earn Before Interest and Tax 10

4 Penjualan 9

5 Kontrak Baru 12

6 Pangsa Pasar 6

7 Retensi Pelanggan 6

8 Akuisisi Pelanggan 6

9 Customer Satisfaction Index 7

10 Kualitas Produk 8

11 Lost Sales 5

12 Produktivitas Pegawai 7

13 Employee Turnover 3

14 Training Coverage 4

15 Penelitian & Pengembangan 6

TOTAL 100

4.6 Pengukuran Produktivitas dengan OMAX

Tahap penilaian produktivitas dengan metode OMAX dilakukan dalam

empat tahap, yaitu: pemilihan data-data yang diperlukan dalam pengukuran

OMAX, pengumpulan data pokok dari hasil pengukuran kinerja perusahaan

menggunakan metode Balanced Scorecard, pengolahan data untuk menentukan

nilai standar awal dan nilai terendah yang dibutuhkan untuk menghitung

produktivitas menggunakan OMAX.

Langkah-langkah untuk pengukuran produktivitas dengan OMAX ialah

sebagai berikut:

Page 107: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

196

1. Menentukan kriteria yang akan digunakan dalam pengukuran OMAX

Tabel 4.39 Potential Objective and Criteria

No Potential Objective Criteria

A. Perspektif Finansial

1. Meningkatkan tingkat pengembalian

investasi

Return on Investment (%)

2. Meningkatkan efisiensi penggunaan total

aktiva perusahaan

Total Asset Turnover (kali)

3. Meningkatkan laba operasional Earn Before Interest & Tax (Rp)

4. Meningkatkan omzet penjualan Nilai Penjualan (Rp)

5. Meningkatkan omzet kontrak baru Nilai Kontrak Baru (Rp)

B. Perspektif Pelanggan

6. Memperluas penetrasi pasar Pangsa Pasar (%)

7. Mempertahankan pelanggan lama Retensi Pelanggan (%)

8. Meningkatkan pelanggan baru Akuisisi Pelanggan (%)

9. Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan Kepuasan Pelanggan (Skor 1-5)

C. Perspektif Proses Bisnis Internal

10. Menurunkan Jumlah Produk Cacat Produk Cacat (%)

11. Menurunkan Jumlah Produk Gagal Produk Gagal (%)

12. Menurunkan Jumlah Potensi kontrak yang

tidak dapat dipenuhi karena keterbatasan

kapasitas produksi

Lost Sales (Kali)

D. Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan

13. Meningkatkan Produktivitas tenaga kerja Produktivitas Pegawai (Rp/Org)

14. Meningkatkan Kepuasan Tenaga Kerja Employee Turnover (%)

15. Meningkatkan Kompetensi Tenaga Kerja Training Coverage (%)

16. Meningkatkan Kemampuan Perusahaan Proporsi Biaya Litbang (%)

2. Pengumpulan Data Pokok

Data diperoleh dari hasil pengukuran kinerja perusahaan PT. WIKA Beton

periode 2003-2006 dengan menggunakan metode Balanced Scorecard.

Page 108: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

197

Tabel 4.40 Data Pengukuran Performansi PT. WIKA Beton

Periode 2003-2006

Performansi Kriteria

2003 2004 2005 2006 Bobot

1. 5.18 4.07 5.59 5.54 6

2. 1.14 0.9 1.39 1.25 5

3. 21,146 28,090 29,219 37,445 10

4. 342,478 413,598 551,022 597,247 9

5. 394,119 527,306 473,262 603,586 12

6. 58.57 66.47 57.09 64.46 6

7. 31.50 71.64 81.47 76.52 6

8. 68.50 28.36 18.53 23.48 6

9. 4.16 3.91 4.4 4.03 7

10.*) 0.0691 0.2228 0.0408 0.0492 4

11.*) 0.0139 0.0118 0.0084 0.0120 4

12.*) 1 2 4 2 5

13. 386.98 450.54 604.19 661.4 7

14.*) 1.59 1.36 1.74 3.73 3

15. 19.44 20.37 14.69 24.7 4

16. 0.19 0.18 0.22 0.17 6 *) Nilai semakin rendah, maka semakin baik

3. Pengolahan Data

Pengolahan data ialah menghitung nilai standar awal yang merupakan rata-

rata dari hasil pengukuran kinerja selama periode 2003-2006, menetapkan

nilai terendah dari setiap kriteria pengukuran, dan menetapkan target

pencapaian tiap kriteria.

Page 109: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

198

Tabel 4.41 Perhitungan Nilai Standar, Nilai Terendah, dan Target Pencapaian

Kriteria 2003 2004 2005 2006

Nilai

Standar

Awal

Nilai

Terendah

Target

Pencapaian

1. 5.18 4.07 5.59 5.54 5.09 4.07 6

2. 1.14 0.9 1.39 1.25 1.17 0.9 2

3. 21,146 28,090 29,219 37,445 28,975 21,146 38,000

4. 342,478 413,598 551,022 597,247 476,086 342,478 600,000

5. 394,119 527,306 473,262 603,586 499,568 394,119 610,000

6. 58.57 66.47 57.09 64.46 61.65 57.09 68.00

7. 31.50 71.64 81.47 76.52 65.28 31.50 85

8. 68.50 28.36 18.53 23.48 34.72 18.53 70

9. 4.16 3.91 4.4 4.03 4.13 3.91 5

10.*) 0.0691 0.2228 0.0408 0.0492 0.10 0.2228 0

11.*) 0.0139 0.0118 0.0084 0.0120 0.01 0.0139 0

12.*) 1 2 4 2 2.25 4 0

13. 386.98 450.54 604.19 661.4 525.78 386.98 680

14.*) 1.59 1.36 1.74 3.73 2.11 3.73 1

15. 19.44 20.37 14.69 24.7 19.80 14.69 30.00

16. 0.19 0.18 0.22 0.17 0.19 0.17 0.50

4. Pembuatan Tabel OMAX

a) Indeks Produktivitas Perspektif Finansial

Tabel 4.42 Pengukuran Produktivitas Perspektif Finansial Tahun 2003

Perspektif Finansial

Indikator 1 2 3 4 5 Ket.

Performansi 5.18 1.14 21,146 342,478 394,119

10 6 2 38,000 600,000 610,000 Sangat Baik

9 5.87 1.88 36,709 582,298 594,224

8 5.74 1.76 35,420 564,596 578,448

7 5.61 1.64 34,131 546,894 562,672

6 5.48 1.53 32,842 529,192 546,896

Baik

5 5.35 1.41 31,553 511,490 531,120 Sedang

Page 110: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

199

4 5.22 1.29 30,264 493,788 515,344

3 5.09 1.17 28,975 476,086 499,568

2 4.75 1.08 26,365 431,550 464,418

1 4.41 0.99 23,755 387,014 429,268 Buruk

0 4.07 0.90 21,146 342,478 394,119 Sangat Buruk

Skor Aktual 3 2 0 0 0

Bobot 6 5 10 9 12

Nilai 18 10 0 0 0

Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks Indikator

Pencapaian 28 300 9.33%

Tabel 4.43 Pengukuran Produktivitas Perspektif Finansial Tahun 2004

Perspektif Finansial

Indikator 1 2 3 4 5 Ket.

Performansi 4.07 0.90 28,090 413,598 527,306

10 6 2 38,000 600,000 610,000 Sangat Baik

9 5.87 1.88 36,709 582,298 594,224

8 5.74 1.76 35,420 564,596 578,448

7 5.61 1.64 34,131 546,894 562,672

6 5.48 1.53 32,842 529,192 546,896

Baik

5 5.35 1.41 31,553 511,490 531,120

4 5.22 1.29 30,264 493,788 515,344

3 5.09 1.17 28,975 476,086 499,568

Sedang

2 4.75 1.08 26,365 431,550 464,418

1 4.41 0.99 23,755 387,014 429,268 Buruk

0 4.07 0.90 21,146 342,478 394,119 Sangat Buruk

Skor Aktual 0 0 2 1 4

Bobot 6 5 10 9 12

Nilai 0 0 20 9 48

Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks Indikator

Pencapaian 77 300 25.67%

Page 111: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

200

Tabel 4.44 Pengukuran Produktivitas Perspektif Finansial Tahun 2005

Perspektif Finansial

Indikator 1 2 3 4 5 Ket.

Performansi 5.59 1.39 29,219 551,022 473,262

10 6 2 38,000 600,000 610,000 Sangat Baik

9 5.87 1.88 36,709 582,298 594,224

8 5.74 1.76 35,420 564,596 578,448

7 5.61 1.64 34,131 546,894 562,672

6 5.48 1.53 32,842 529,192 546,896

Baik

5 5.35 1.41 31,553 511,490 531,120

4 5.22 1.29 30,264 493,788 515,344

3 5.09 1.17 28,975 476,086 499,568

Sedang

2 4.75 1.08 26,365 431,550 464,418

1 4.41 0.99 23,755 387,014 429,268 Buruk

0 4.07 0.90 21,146 342,478 394,119 Sangat Buruk

Skor Aktual 6 4 3 7 2

Bobot 6 5 10 9 12

Nilai 36 20 30 63 24

Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks Indikator

Pencapaian 173 300 57.67%

Tabel 4.45 Pengukuran Produktivitas Perspektif Finansial Tahun 2006

Perspektif Finansial

Indikator 1 2 3 4 5 Ket.

Performansi 5.54 1.25 37,445 597,247 603,586

10 6 2 38,000 600,000 610,000 Sangat Baik

9 5.87 1.88 36,709 582,298 594,224

8 5.74 1.76 35,420 564,596 578,448

7 5.61 1.64 34,131 546,894 562,672

6 5.48 1.53 32,842 529,192 546,896

Baik

5 5.35 1.41 31,553 511,490 531,120

4 5.22 1.29 30,264 493,788 515,344

3 5.09 1.17 28,975 476,086 499,568

Sedang

2 4.75 1.08 26,365 431,550 464,418 Buruk

Page 112: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

201

1 4.41 0.99 23,755 387,014 429,268

0 4.07 0.90 21,146 342,478 394,119 Sangat Buruk

Skor Aktual 6 3 9 9 9

Bobot 6 5 10 9 12

Nilai 36 15 90 81 108

Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks Indikator

Pencapaian 330 300 110%

b) Indeks Produktivitas Perspektif Pelanggan

Tabel 4.46 Pengukuran Produktivitas Perspektif Pelanggan Tahun 2003

Perspektif Pelanggan

Indikator 6 7 8 9 Ket.

Performansi 58.57 31.50 68.50 4.16

10 68.00 85.00 70.00 5.00 Sangat Baik

9 67.11 82.20 64.96 4.85

8 66.20 79.38 59.92 4.73

7 65.29 76.56 54.88 4.61

6 64.38 73.74 49.84 4.49

Baik

5 63.47 70.92 44.80 4.37

4 62.56 68.10 39.76 4.25

3 61.65 65.28 34.72 4.13

Sedang

2 60.13 54.02 29.32 4.06

1 58.61 42.76 23.92 3.99 Buruk

0 57.09 31.50 18.53 3.91 Sangat Buruk

Skor Aktual 0 0 9 3

Bobot 6 6 6 7

Nilai 0 0 54 21

Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks Indikator

Pencapaian 75 300 25%

Page 113: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

202

Tabel 4.47 Pengukuran Produktivitas Perspektif Pelanggan Tahun 2004

Perspektif Pelanggan

Indikator 6 7 8 9 Ket.

Performansi 66.47 71.64 28.36 3.91

10 68.00 85.00 70.00 5.00 Sangat Baik

9 67.11 82.20 64.96 4.85

8 66.20 79.38 59.92 4.73

7 65.29 76.56 54.88 4.61

6 64.38 73.74 49.84 4.49

Baik

5 63.47 70.92 44.80 4.37

4 62.56 68.10 39.76 4.25

3 61.65 65.28 34.72 4.13

Sedang

2 60.13 54.02 29.32 4.06

1 58.61 42.76 23.92 3.99 Buruk

0 57.09 31.50 18.53 3.91 Sangat Buruk

Skor Aktual 8 5 1 0

Bobot 6 6 6 7

Nilai 48 30 6 0

Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks Indikator

Pencapaian 84 300 28%

Tabel 4.48 Pengukuran Produktivitas Perspektif Pelanggan Tahun 2005

Perspektif Pelanggan

Indikator 6 7 8 9 Ket.

Performansi 57.09 81.47 18.53 4.4

10 68.00 85.00 70.00 5.00 Sangat Baik

9 67.11 82.20 64.96 4.85

8 66.20 79.38 59.92 4.73

7 65.29 76.56 54.88 4.61

6 64.38 73.74 49.84 4.49

Baik

5 63.47 70.92 44.80 4.37

4 62.56 68.10 39.76 4.25

3 61.65 65.28 34.72 4.13

Sedang

2 60.13 54.02 29.32 4.06 Buruk

Page 114: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

203

1 58.61 42.76 23.92 3.99

0 57.09 31.50 18.53 3.91 Sangat Buruk

Skor Aktual 0 9 0 5

Bobot 6 6 6 7

Nilai 0 54 0 35

Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks Indikator

Pencapaian 89 300 29.67%

Tabel 4.49 Pengukuran Produktivitas Perspektif Pelanggan Tahun 2006

Perspektif Pelanggan

Indikator 6 7 8 9 Ket.

Performansi 64.46 76.52 23.48 4.03

10 68.00 85.00 70.00 5.00 Sangat Baik

9 67.11 82.20 64.96 4.85

8 66.20 79.38 59.92 4.73

7 65.29 76.56 54.88 4.61

6 64.38 73.74 49.84 4.49

Baik

5 63.47 70.92 44.80 4.37

4 62.56 68.10 39.76 4.25

3 61.65 65.28 34.72 4.13

Sedang

2 60.13 54.02 29.32 4.06

1 58.61 42.76 23.92 3.99 Buruk

0 57.09 31.50 18.53 3.91 Sangat Buruk

Skor Aktual 6 6 0 1

Bobot 6 6 6 7

Nilai 36 36 0 7

Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks Indikator

Pencapaian 79 300 26.33%

Page 115: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

204

c) Indeks Produktivitas Perspektif Proses Bisnis Internal

Tabel 4.50 Pengukuran Produktivitas Perspektif Proses Bisnis Internal

Tahun 2003

Perspektif Proses Bisnis Internal

Indikator 10 11 12 Ket.

Performansi 0.0691 0.0139 1

10 0 0 0 Sangat Baik

9 0.0142 0.0016 0.3216

8 0.0285 0.003 0.643

7 0.0428 0.0044 0.9644

6 0.0571 0.0058 1.2858

Baik

5 0.0714 0.0072 1.6072

4 0.0857 0.0086 1.9286

3 0.1 0.01 2.25

Sedang

2 0.1409 0.0113 2.8333

1 0.1818 0.0126 3.4166 Buruk

0 0.2228 0.0139 4 Sangat Buruk

Skor Aktual 6 0 7

Bobot 4 4 5

Nilai 24 0 35

Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks Indikator

Pencapaian 59 300 19.67%

Tabel 4.51 Pengukuran Produktivitas Perspektif Proses Bisnis Internal

Tahun 2004

Perspektif Proses Bisnis Internal

Indikator 10 11 12 Ket.

Performansi 0.2228 0.0118 2

10 0 0 0 Sangat Baik

9 0.0142 0.0016 0.3216

8 0.0285 0.003 0.643

7 0.0428 0.0044 0.9644

Baik

Page 116: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

205

6 0.0571 0.0058 1.2858

5 0.0714 0.0072 1.6072

4 0.0857 0.0086 1.9286

3 0.1 0.01 2.25

Sedang

2 0.1409 0.0113 2.8333

1 0.1818 0.0126 3.4166 Buruk

0 0.2228 0.0139 4 Sangat Buruk

Skor Aktual 0 2 4

Bobot 4 4 5

Nilai 0 8 20

Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks Indikator

Pencapaian 28 300 9.33%

Tabel 4.52 Pengukuran Produktivitas Perspektif Proses Bisnis Internal

Tahun 2005

Perspektif Proses Bisnis Internal

Indikator 10 11 12 Ket.

Performansi 0.0408 0.0084 4

10 0 0 0 Sangat Baik

9 0.0142 0.0016 0.3216

8 0.0285 0.003 0.643

7 0.0428 0.0044 0.9644

6 0.0571 0.0058 1.2858

Baik

5 0.0714 0.0072 1.6072

4 0.0857 0.0086 1.9286

3 0.1 0.01 2.25

Sedang

2 0.1409 0.0113 2.8333

1 0.1818 0.0126 3.4166 Buruk

0 0.2228 0.0139 4 Sangat Buruk

Skor Aktual 8 5 0

Bobot 4 4 5

Nilai 32 20 0

Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks Indikator

Pencapaian 52 300 17.33%

Page 117: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

206

Tabel 4.53 Pengukuran Produktivitas Perspektif Proses Bisnis Internal

Tahun 2006

Perspektif Proses Bisnis Internal

Indikator 10 11 12 Ket.

Performansi 0.0492 0.0120 2

10 0 0 0 Sangat Baik

9 0.0142 0.0016 0.3216

8 0.0285 0.003 0.643

7 0.0428 0.0044 0.9644

6 0.0571 0.0058 1.2858

Baik

5 0.0714 0.0072 1.6072

4 0.0857 0.0086 1.9286

3 0.1 0.01 2.25

Sedang

2 0.1409 0.0113 2.8333

1 0.1818 0.0126 3.4166 Buruk

0 0.2228 0.0139 4 Sangat Buruk

Skor Aktual 7 2 4

Bobot 4 4 5

Nilai 28 8 20

Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks Indikator

Pencapaian 56 300 18.67

d) Indeks Produktivitas Perspektif Pertumbuhan & Pembelajaran

Tabel 4.54 Pengukuran Produktivitas Perspektif Pertumbuhan &

Pembelajaran Tahun 2003

Perspektif Pertumbuhan & Pembelajaran

Indikator 13 14 15 16 Ket.

Performansi 386.98 1.59 19.44 0.19

10 680 1 30 0.5 Sangat Baik

9 657.96 1.15 28.56 0.43

8 635.93 1.31 27.1 0.39

7 613.9 1.47 25.64 0.35

Baik

Page 118: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

207

6 591.87 1.63 24.18 0.31

5 569.84 1.79 22.72 0.27

4 547.81 1.95 21.26 0.23

3 525.78 2.11 19.8 0.19

Sedang

2 479.51 2.65 18.1 0.1833

1 433.24 3.19 16.4 0.1766 Buruk

0 386.98 3.73 14.69 0.17 Sangat Buruk

Skor Aktual 0 7 2 3

Bobot 7 3 4 6

Nilai 0 21 8 18

Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks Indikator

Pencapaian 47 300 15.67%

Tabel 4.55 Pengukuran Produktivitas Perspektif Pertumbuhan &

Pembelajaran Tahun 2004

Perspektif Pertumbuhan & Pembelajaran

Indikator 13 14 15 16 Ket.

Performansi 450.54 1.36 20.37 0.18

10 680 1 30 0.5 Sangat Baik

9 657.96 1.15 28.56 0.43

8 635.93 1.31 27.1 0.39

7 613.9 1.47 25.64 0.35

6 591.87 1.63 24.18 0.31

Baik

5 569.84 1.79 22.72 0.27

4 547.81 1.95 21.26 0.23

3 525.78 2.11 19.8 0.19

Sedang

2 479.51 2.65 18.1 0.1833

1 433.24 3.19 16.4 0.1766 Buruk

0 386.98 3.73 14.69 0.17 Sangat Buruk

Skor Aktual 1 8 3 1

Bobot 7 3 4 6

Nilai 7 24 12 6

Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks Indikator

Pencapaian 49 300 16.33%

Page 119: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

208

Tabel 4.56 Pengukuran Produktivitas Perspektif Pertumbuhan &

Pembelajaran Tahun 2005

Perspektif Pertumbuhan & Pembelajaran

Indikator 13 14 15 16 Ket.

Performansi 604.19 1.74 14.69 0.22

10 680 1 30 0.5 Sangat Baik

9 657.96 1.15 28.56 0.43

8 635.93 1.31 27.1 0.39

7 613.9 1.47 25.64 0.35

6 591.87 1.63 24.18 0.31

Baik

5 569.84 1.79 22.72 0.27

4 547.81 1.95 21.26 0.23

3 525.78 2.11 19.8 0.19

Sedang

2 479.51 2.65 18.1 0.1833

1 433.24 3.19 16.4 0.1766 Buruk

0 386.98 3.73 14.69 0.17 Sangat Buruk

Skor Aktual 6 6 0 3

Bobot 7 3 4 6

Nilai 42 18 0 18

Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks Indikator

Pencapaian 78 300 26%

Tabel 4.57 Pengukuran Produktivitas Perspektif Pertumbuhan &

Pembelajaran Tahun 2006

Perspektif Pertumbuhan & Pembelajaran

Indikator 13 14 15 16 Ket.

Performansi 661.4 3.73 24.7 0.17

10 680 1 30 0.5 Sangat Baik

9 657.96 1.15 28.56 0.43

8 635.93 1.31 27.1 0.39

7 613.9 1.47 25.64 0.35

6 591.87 1.63 24.18 0.31

Baik

Page 120: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

209

5 569.84 1.79 22.72 0.27

4 547.81 1.95 21.26 0.23

3 525.78 2.11 19.8 0.19

Sedang

2 479.51 2.65 18.1 0.1833

1 433.24 3.19 16.4 0.1766 Buruk

0 386.98 3.73 14.69 0.17 Sangat Buruk

Skor Aktual 9 0 6 0

Bobot 7 3 4 6

Nilai 63 0 24 0

Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks Indikator

Pencapaian 87 300 29%

5. Indeks Produktivitas PT. WIKA Beton Periode 2003-2006

Tabel 4.58 Indeks Produktivitas

Perspektif Periode

Indeks

Produktivitas

(%)

Perubahan

Indeks (%)

Rata-rata

Perubahan

2003 9.33 -

2004 25.67 Naik 16.34

2005 57.67 Naik 32 Finansial

2006 110 Naik 42.33

33.56%

2003 25 -

2004 28 Naik 3

2005 29.67 Naik 1.67 Pelanggan

2006 26.33 Turun 3.34

0.44%

2003 19.67 -

2004 9.33 Turun 10.34

2005 17.33 Naik 8

Proses Bisnis

Internal

2006 18.67 Naik 1.34

-0.33%

2003 15.67 -

2004 16.33 Naik 0.66

2005 26 Naik 9.67

Pembelajaran &

Pertumbuhan

2006 29 Naik 3

4.44%

Page 121: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

210

Analisa terhadap hasil pengukuran indeks produktivitas tiap bagian

perusahaan dengan metode OMAX pada PT. WIKA Beton ialah sebagai berikut:

1. Perspektif Finansial (bagian keuangan dan bagian pemasaran)

Produktivitas bagian keuangan dan pemasaran PT. WIKA Beton

terkait kinerja keuangan pada tahun 2004 mengalaimi kenaikan

sebesar 16.34% dari tahun 2003, pada tahun 2005 meningkat sebesar

32% menjadi 57.67% dari tahun 2004, pada tahun 2006 kembali

terjadi kenaikan sebesar 42.33% dari tahun 2005. Dari analisa

tersebut, dapat disimpulkan bahwa produktivitas perspektif keuangan

selalu mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Rata-

rata perubahan meningkat 33.56% per tahun.

2. Perspektif Pelanggan (bagian pemasaran)

Produktivitas bagian pemasaran PT. WIKA Beton terkait kinerja

terhadap pihak eksternal yaitu pelanggan pada tahun 2004 mengalami

kenaikan sebesar 3% dari tahun 2003, pada tahun 2005 meningkat

sebesar 1.67% dari tahun 2004, pada tahun 2006 produktivitas untuk

perspektif pelanggan menurun sebesar 3.34%. Berdasarkan analisa

tersebut, dapat disimpulkan bahwa produktivitas bagian pemasaran

untuk perspektif pelanggan tidak terlalu baik karena peningkatan

yang terjadi tidak terlalu signifikan bahkan terjadi penurunan pada

tahun 2006. Rata-rata perubahan per tahun meningkat 0.44%.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal (bagian produksi)

Produktivitas bagian produksi terkait kinerja proses bisnis internal

PT. WIKA Beton pada tahun 2004 mengalami penurunan sebesar

Page 122: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

211

10.34% dari tahun 2003, pada tahun 2005 terjadi peningkatan sebesar

8% dari tahun 2004, dan pada tahun 2006 kembali meningkat sebesar

1.34% dari tahun 2005. Berdasarkan analisa tersebut, dapat

disimpulkan bahwa peningkatan produktivitas tidak terlalu baik

karena peningkatan indeks produktivitas tidak terlalu signifikan.

Rata-rata perubahan per tahun menurun 0.33%.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (bagian sumber daya

manusia dan pengembangan bisnis)

Produktivitas bagian sumber daya manusia dan pengembangan bisnis

terkait kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan PT. WIKA

Beton pada tahun 2004 meningkat sebesar 0.66% dari tahun 2003,

pada tahun 2005 terjadi peningkatan sebesar 9.67% dari tahun 2004,

dan pada tahun 2006 kembali terjadi peningkatan sebesar 3% dari

tahun 2005. Berdasarkan hasil analisa tersebut, dapat disimpulkan

bahwa produktivitas bagian sumber daya manusia dan pengembangan

bisnis PT. WIKA Beton sudah baik karena selalu mengalami

peningkatan indeks produktivitas setiap tahunnya. Rata-rata

perubahan per tahun meningkat 4.44%.

4.7 Analisa Tahapan Proses Perencanaan Strategi Perusahaan dalam

Meningkatkan Performansi Perusahaan

Balanced Scorecard paling efektif jika digunakan untuk memacu

perubahan organisasional. Untuk mengkomunikasikan perlunya perubahan, para

manajer harus menetapkan target untuk setiap ukuran yang ada, tiga sampai lima

Page 123: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

212

tahun, yang bila tercapai akan mentransformasikan perusahaan. Target tersebut

harus mencerminkan suatu diskontinuitas dalam kinerja unit bisnis.

Bila target ukuran finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta

pembelajaran dan pertumbuhan telah ditetapkan, para manajer dapat mengkaji

apakah inisiatif-inisiatif yang ada saat ini akan membantu tercapainya target

yang ambisius, atau apakah inisiatif-inisiatif baru diperlukan.

Dalam meningkatkan performansi PT. WIKA Beton perlu dianalisa

tahapan proses perencanaan inisiatif strategisnya. Adapun analisa tahapan proses

perencanaan inisiatif strategi tersebut ialah sebagai berikut.

Page 124: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

212

Tabel 4.59 Tahapan Proses Perencanaan Inisiatif Strategis PT. WIKA Beton

No. Perspektif dan

Sasaran Strategis Lag Indicator Lead Indicator Target Inisiatif

A. Pembelajaran &

Pertumbuhan

1 Meningkatkan Produktivitas

Tenaga Kerja

Tingkat Produktivitas Tenaga

Kerja

Besarnya nilai penjualan

Tingkat kepuasan tenaga kerja

Tingkat kompetensi tenaga kerja

Peningkatan tingkat produktivitas

sebesar 25% per tahun

Meningkatkan kepuasan dan

kompetensi para tenaga kerja

Menyusun rencana kerja yang

jelas dan efektif untuk setiap

area fungsional dalam

organisasi

2 Meningkatkan Kepuasan Tenaga

Kerja

Employee Turnover rate Besarnya upah dan insentif yang

diterima oleh para pegawai

Iklim kerja yang baik

Tingkat absensi tenaga kerja

Penurunan tingkat keluar-masuk

tenaga kerja dengan alasan

ketidakpuasan sebesar 1% per

tahun

Penurunan absensi para pegawai

Peningkatan pemberian insentif

kerja kepada para pegawai

Meningkatkan motivasi tenaga

kerja

Meningkatkan kepuasan

tenaga kerja dengan

pemberian insentif kerja yang

proporsional terhadap prestasi

yang dicapai

Menjaga iklim kerja yang

kondusif mulai dari pihak

manajemen tingkat atas

hingga kepada para pekerja

pelaksana

3 Meningkatkan Kompetensi

Tenaga Kerja

Tingkat proporsi tenaga kerja

yang mengikuti program

pelatihan & pendidikan (training

coverage)

Jumlah tenaga kerja yang

berminat terhadap program

pelatihan

Jumlah pengadaan program

training & pendidikan

Peningkatan rata-rata persentase

training coverage sebesar 20% per

tahun

Menghasilkan tenaga kerja yang

memiliki kompetensi dan

kapabilitas tinggi

Menambah program pelatihan

& pendidikan yang tepat dan

sesuai dengan perkembangan

ilmu pengetahuan

Menciptakan Knowledge

Management System

Page 125: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

213

No. Perspektif dan

Sasaran Strategis Lag Indicator Lead Indicator Target

Inisiatif

4 Meningkatkan Kemampuan

Perusahaan

Proporsi pengadaan program

penelitian dan pengembangan

(litbang)

Besar biaya usaha yang

digunakan untuk program

Litbang

Dampak progam Litbang

terhadap peningkatan

kemampuan perusahaan

Peningkatan proporsi biaya untuk

Litbang dari biaya usaha sebesar

0.5% per tahun

Mampu menghasilkan metode

atau teknik yang tepat bagi

perkembangan perusahaan

(teknologi produksi, studi pasar

dan sistem manajemen)

Meningkatkan kualitas dan

diferensiasi produk

Peningkatan efisiensi dan

efektifitas pengadaan program

Litbang

Merancang dan membuat

program Litbang secara tepat

sesuai dengan kebutuhan

perusahaan

Memberikan perhatian yang

lebih pada program Litbang

B. Proses Bisnis Internal

1 Menurunkan Jumlah Produk

Cacat & Gagal

Kualitas Produk Rata-rata persentase produk

cacat & gagal

Mempertahankan rata-rata tingkat

produk cacat sebesar 0.1% dan

rata-rata tingkat produk gagal

sebesar 0.01%

Mengurangi produk cacat dan

gagal hingga mencapai level zero

defect.

Menerapkan metode

pengendalian mutu

berdasarkan standar ISO 9000

Memonitoring dan

mengevaluasi proses produksi

secara berkala

Memperbaiki sistem kerja

produksi yang efektif dan

aman secara terus-menerus

Menggunakan dan menguasai

teknologi produksi yang

efektif dan efisien.

Page 126: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

214

No. Perspektif dan

Sasaran Strategis Lag Indicator Lead Indicator Target

Inisiatif

2 Menurunkan Jumlah Potensi

kontrak yang tidak dapat

dipenuhi karena keterbatasan

kapasitas produksi

Jumlah frekuensi terjadinya Lost

Sales

Biaya kerugian akibat Lost Sales

Jumlah penolakan Tender karena

alasan keterbatasan kapasitas

produksi

Mengurangi jumlah frekuensi Lost

Sales hingga titik Nol.

Memenuhi setiap Tender yang

ditawarkan oleh pelanggan

Melakukan penjadwalan

produksi yang tepat

Menerapkan perencanaan Job

Order yang efektif

Menambah kapasitas produksi

sesuai dengan tingkat demand

dan lokasi pasar potensial

C. Pelanggan

1 Memperluas penetrasi pasar Persentase pangsa pasar Jumlah Tender yang

dimenangkan oleh PT. WIKA

Beton

Mampu mempertahankan rata-rata

persentase pangsa pasar sebesar

60% per tahun

Menerapkan strategi dan

metode pemasaran yang

langsung ke hulu

Meningkatkan kompetensi

staf ahli negosiator dalam

memenangkan Tender

Memperluas jangkauan

wilayah penjualan

Page 127: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

215

No. Perspektif dan

Sasaran Strategis Lag Indicator Lead Indicator Target

Inisiatif

2 Mempertahankan pelanggan

lama

Retensi Pelanggan Persentase Pelanggan Lama yang

masih loyal terhadap perusahaan

Peningkatan persentase pelanggan

lama (retensi) sebesar 20% per

tahun

3 Meningkatkan pelanggan baru Akuisisi Pelanggan Persentase Pelanggan Baru Peningkatan persentase pelanggan

baru (akuisisi) sebesar 0.5% per

tahun

4 Meningkatkan pelayanan kepada

pelanggan

Indeks Kepuasan Pelanggan Jumlah keluhan terhadap

pelayanan dan mutu perusahaan

Pencapaian indeks kepuasan

pelanggan hingga skor 4.5 per

semester untuk kepuasan

pelayanan dan kepuasan kualitas

Memperbaiki tingkat

kepuasan atas kualitas secara

konsisten dalam hal: produk,

harga, ketepatan waktu

pengiriman, keamanan

produk, dan konsistensi mutu.

Memperbaiki tingkat

kepuasan atas pelayanan

secara konsisten dalam hal:

kecepatan respon menanggapi

keluhan, pelayanan,

komitmen, supervisi, serta

penggantian produk yang

tidak baik.

D. Finansial

1 Meningkatkan tingkat

pengembalian investasi

Return on Investment Nilai Laba Bersih

Total Aktiva Perusahaan

Peningkatan persentase tingkat

pengembalian modal sebesar 6%

per tahun

Optimalisasi pemanfaatan

investasi

Meningkatkan perolehan laba

bersih

2 Meningkatkan efisiensi

penggunaan total aktiva

perusahaan untuk mendukung

penjualan

Total Asset Turnover Nilai Penjualan bersih

Total Aktiva Perusahaan

Peningkatan penggunaan seluruh

aktiva perusahaan untuk

mendukung penjualan sebanyak 2

(dua) kali per tahun

Meningkatkan efisiensi

penggunaan aktiva

perusahaan

3 Meningkatkan laba operasional Earn before Interest And Tax Nilai Penjualan Bersih Peningkatan laba operasional

sebesar 10% tahun

Menetapkan kebijakan untuk

mengurangi Harga Pokok

Penjualan

Mengurangi pengeluaran

biaya usaha

Page 128: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00501-TISI Bab 4.1.pdf · mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

216

No. Perspektif dan

Sasaran Strategis Lag Indicator Lead Indicator Target

Inisiatif

4 Meningkatkan omzet penjualan Nilai Penjualan Perolehan kontrak baru Peningkatan nilai penjualan bersih

sebesar 40% per tahun

5 Meningkatkan omzet kontrak

baru

Nilai Kontrak baru Jumlah Tender yang

dimenangkan

Peningkatan perolehan nilai

kontrak baru sebesar 50% per

tahun

Memaksimalkan inisiatif

strategi pada perspektif

pelanggan