bab 4
DESCRIPTION
BAB 4TRANSCRIPT
21
BAB 4METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Penelititan ini merupakan penelitian percobaan eksperimental laboratorium, membandingkan perbedaan media tumbuh berupa bangkai tikus dengan kandungan metanol dan bangkai tikus tanpa kandungan methanol terhadap panjang, berat, dan durasi pertumbuhan larva lalat Musca domestica sp.4.2 Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi
Populasi yang digunakan adalah larva lalat Musca domestica sp. yang tumbuh pada media dengan dan tanpa kandungan metanol.4.2.2 Sampel
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 10 ekor larva Musca domestica sp. dari media tumbuh dengan dan tanpa kandungan methanol untuk diukur panjangnya, ditimbang beratnya, serta dihitung durasi pertumbuhannya.
4.2.3 Cara Pemilihan Sampel
Lalat Musca domestica sp. dibiakkan media tumbuh berupa bangkai tikus dengan dan tanpa kandungan metanol Kriteria pemilihan sampel adalah 10 larva terbesar pada kelompok larva di kedua media tumbuh.4.2.4 Pengulangan Sampel
Pada penelitian ini, ada dua perlakuan:
Kontrol:lalat genus Musca domestica sp. dibiakkan di media bangkai tikus tanpa kandungan metanol.Perlakuan:lalat genus Musca domestica sp. dibiakkan di bangkai tikus dengan kandungan methanol.
Pengulangan yang dilakukan pada setiap perlakuan adalah dilakukan pengambilan larva sebanyak 5 kali.Semua perlakuan diletakkan pada suhu kamar dengan kelembaban dan intensitas cahaya yang sama.4.3 Variabel Penelitian4.3.1 Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah media tumbuh dengan dan tanpa kandungan metanol4.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan larva lalat Musca domestica sp. pada media dengan dan tanpa kandungan metanol4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya pada Bulan Februari - Maret 2013.4.5 Bahan dan Alat
4.5.1 Alat-Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sarung tangan karet
Kandang lalat Termometer ruangan
Penggaris
Pinset untuk mengambil larva
Mikroskop cahaya Timbangan analitik Alat pemotong bagian posterior larva (silet) Kaca benda
4.5.2 Bahan-Bahan Penelitian
Dua ekor tikus Rattus novergicus strain wistar 50 ekor lalat Musca domestica sp. Air panas untuk membunuh larva
Kapas
metanol dosis letal4.6 Dosis Letal MetanolData toksisitas Metanol:Toxicity data for methanol, RTECS# PC1400000:
Animal Route Dose
Rat Oral
LD(50)
5.6 g/kg= 5628mg/kgRat Inhalation
LD(50)
64,000 ppm/4 hr = 83,894 mg/m3
Rat Interperitoneal LD(50)
7.5g/kg
Rat Intravenous LD(50)
2.1g/kg(Halocarbon,2005)4.7 Definisi Operasional 1. Lalat Musca domestica sp. yang digunakan dalam penelitian ini ditangkap di lingkungan Universitas Brawijaya sebanyak 100 ekor dengan bantuan dari Pak Budi selaku staff laboratorium parasitologi. 2. Media tumbuh yang dipakai adalah berupa 2 ekor tikus Rattus novergicus strain wistar yang mempunyai berat rata-rata 160 gram yang diperoleh dari laboratorium farmakologi.
- Media tumbuh dengan kandungan metanol adalah bangkai tikus Rattus novergicus strain wistar yang mati akibat pemberian 1 ml (1000 mg) metanol dengan cara disonde (per oral)- Media tumbuh tanpa kandungan metanol adalah bangkai tikus Rattus novergicus strain wistar yang mati akibat dislokasi cervical. 3. Larva lalat- Diukur panjangnya dengan menggunakan penggaris dalam keadaan hidup
- Ditimbang beratnya dengan menggunakan timbangan analitik dalam keadaan hidup 4.8 Prosedur penelitianProsedur penelitian ini adalah sebagai berikut: Lima puluh ekor lalat Musca Domestica sp yang ditangkap dari lingkungan Universitas Brawijaya, dimasukkan ke dalam dua buah kandang yang telah disediakan. Satu kandang diisi dengan bangkai tikus yang mati karena methanol dosis letal dengan cara disonde.dan satu kandang yang lain diisi dengan bangkai tikus yang mati akibat dislokasi cervical. Pada penelitian ini, berat rata-rata tikus sebesar 160 gr. Bila LD50 methanol untuk tikus adalah 5628 mg/kg (Halocarbon, 2002), maka methanol dosis letal yang dibutuhkan adalah sebesar QUOTE . Dan dengan
p= 0,792gr/ml ( merck index,2001) persaman Kami memberikan dosis sebesar 1,5ml methanol murni sehingga dapat dipastikan tikus mengalami overdosis. Kemudian kedua bangkai tikus tersebut dibuat irisan pada garis tengah tubuh bagian ventral sepanjang leher sampai dekat anus sampai tampak organ dalam tubuh tikus. Kemudian 2 kandang tersebut diletakkan dalam ruangan.1. Pengamatan dilakukan setiap hari pada pukul 06.00 07.00 dan 17.00 18.00 2. Dilakukan pengamatan pada masing masing bangkai kemudian diambil 5 sample larva ukuran terbesar, dimasukkan ke air panas sampai mati, diukur panjangnya, berat larva dan dicatat waktu pengambilannya.3. Pemeriksaan posterior spirakel dilaksanakan ketika larva telah cukup besar untuk diiris tipis posterior tubuhnya tanpa menghancurkan tubuhnya, yaitu larva stadium tiga. Dengan pemeriksaan setiap hari, maka akan ditemukan fase metamorfosis larva, dengan data kuantitatif berupa panjang larva, berat larva mulai larva stadium 3 dan durasi masing-masing stadium.
4. Larva yang tersisa dibiarkan hidup hingga stadium pupa dan menjadi lalat dewasa. Cara untuk mengamati dan menentukan stadium larva:
4.9 Pengolahan dan Analisis Data
Data-data hasil yang diperoleh, dikelompokkan dan dimasukkan dalam tabel dan diuji kemaknaannya dengan menggunakan Independent Sample T-test. Semua perangkat analisis statistik menggunakan fasilitas SPSS 13.0 dari Windows.4.10 Alur Kerja PenelitianLarva dimasukkan ke dalam air panas selama 20 detik
Bagian posterior larva diiris tipis
Bagian posterior dibuat sediaan
Diamati di bawah mikroskop
100 ekor lalat Musca domestica sp. ditangkap
Diidentifikasi lalat Musca domestica sp.
Masukkan sampel lalat yang akan diteliti ke kurungan (masing-masing 15 lalat)
Dipersiapkan methanol dosis letal
Mengukur Panjang Larva Musca domestica sp.
Menimbang Berat Larva Musca domestica sp.
Menghitung Durasi pertumbuhan Larva Musca domestica sp.
Diamati setiap 12 jam
Data yang diperoleh dianalisis statistik uji Independent Sample T-test
Dua ekor tikus wistar dipersiapkan
Tikus I
Tikus II
Mati dengan cara dislokasi cervical
Mengiris bangkai tikus pada garis tengah tubuh bagian ventral sepanjang leher sampai dekat anus sampai tampak organ dalam tubuh tikus
Perlakuan
Kontrol
Mati karena methanol dosis letal
_1274939361.unknown
_1274939362.unknown