bab 4

55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Duta Abadi Primantara didirikan pada tahun 1990. Dengan distribusi yang komprehensif di Indonesia, termasuk Jawa, Sumatera, Sulawesi, Bali, NTT, Kalimantan, PT. Duta Abadi Primantara telah berkembang sejak itu. Selama lebih dari 20 tahun, PT. Duta Abadi Primantara telah melayani pasar Indonesia yang membutuhkan kasur dan selimut aksesoris untuk kualitas tidur dan terus meningkat seiring dengan pembangunan ekonomi, ditambah dengan kebutuhan divisi perhotelan di seluruh Indonesia dan luar negeri. PT. Duta Abadi 51 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Upload: nydiacassandraa02

Post on 06-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

xx

TRANSCRIPT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN____________________________________67BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Duta Abadi Primantara didirikan pada tahun 1990. Dengan distribusi yang komprehensif di Indonesia, termasuk Jawa, Sumatera, Sulawesi, Bali, NTT, Kalimantan, PT. Duta Abadi Primantara telah berkembang sejak itu. Selama lebih dari 20 tahun, PT. Duta Abadi Primantara telah melayani pasar Indonesia yang membutuhkan kasur dan selimut aksesoris untuk kualitas tidur dan terus meningkat seiring dengan pembangunan ekonomi, ditambah dengan kebutuhan divisi perhotelan di seluruh Indonesia dan luar negeri. PT. Duta Abadi Primantara berkomitmen untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik dan berinovasi teknologi terbaik untuk menyajikan kualitas tidur nyaman yang sehat. Visi Untuk menjadi nomor satu perusahaan tempat tidur di Indonesia dan Asia yang menyediakan produk dan layanan terbaik. Misi Berinovasi dengan teknologi terbaru dalam industri tempat tidur. Menekankan pada kualitas dan melaksanakan kontrol kualitas total melalui semua tahapan bisnis sehingga memastikan kepuasan pelanggan. Mempertahankan efisiensi melalui pengendalian biaya yang efektif dan memaksimalkan keuntungan. Menyediakan brankas, kondusif dan kualitas lingkungan kerja.4.1.2. Uraian PekerjaanBerikut ini akan dibahas uraian tugas di dalam Perusahaan PT. Duta Abadi Primantara Cabang Bandung :Manager Bertanggung jawab terhadap perolehan hasil penjualan dan penggunaan dana promosi. Membina bagian pemasaran dan membimbing seluruh karyawan di bagian pemasaran. Membuat laporan keuangan perusahaan. Melakukan perencanaan tindakan antisipatif dalam menghadapi penurunan order. Merencanakan pengembangan jaringan pasar.Sales Berusaha untuk mencapai target omset yang telah ditentukan oleh manager. Menentukan dan mengatur jadwal penetapan kehadiran Sales Promotion Girl / Boy sesuai lokasi yang telah diatur dan ditentukan. Melakukan order barang kepada kantor atas pesanan yang dilakukan oleh toko atas penjualan kepada konsumen. Melakukan kunjungan rutin terhadap toko untuk meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara perusahaan dengan toko.Staff Administrasi Mencatat Stock keluar masuk barang. Membuat surat jalan. Mengatur absensi karyawan.Staff Accounting Mengatur tatakelola perpajakan perusahaan. Melakukan penagihan atas barang yang telah dikirim. Menyimpan arsip data karyawan dan melakukan penggajian setiap bulan terhadap karyawan.Staff Distribusi Mengatur dan menentukan waktu serta jalur pengiriman baik terhadap toko atau langsung pada konsumen.

4.2 Analisis DeskriptifBab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari data kuesioner yang disebarkan kepada 68 responden. Data tersebut merupakan data pokok dimana analisisnya ditunjang oleh data-data sekunder yang didapat dari sumber pustaka untuk memperkuat dan memperdalam hasil analisis. Data yang diperoleh dari hasil kuisioner terdiri dari dua macam, yaitu data responden dan data penelitian. Data responden adalah seluruh identitas responden yang dipandang relevan dengan permasalahan yang diidentifikasi. Sedangkan data penelitian adalah sejumlah skor yang diperoleh dari jawaban responden atas pertanyaan atau pernyataan mengenai variabel penelitian.

4.2.1 Karakteristik RespondenBerdasarkan hasil angket yang disebarkan kepada responden, penulis memperoleh data karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin, umur pendidikan terakhir, jurusan, kepemilikan NPWP dan jenis usaha dengan uraian sebagai berikut:Tabel IVKarakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminJenis KelaminFrekuensi%

Laki-Laki 2638,2

Perempuan 4261,8

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah perempuan sebanyak 42 orang (61,8%) dan sisanya laki-laki sebanyak 26 orang (38,2%).

Tabel V Karakteristik Responden Berdasarkan UmurUmurFrekuensi%

< 30 Tahun 5073,5

30 - 35 Tahun 913,2

> 35 Tahun 913,2

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berumur kurang dari 30 tahun sebanyak 50 orang (73,5%) dan paling sedikit antara 30 35 tahun dan lebih dari 35 tahun masing-masing sebanyak 9 orang (13,2%).Tabel VIKarakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan TerakhirPendidikan TerakhirFrekuensi%

SMA 1420,6

DI 22,9

D3 710,3

S1 4566,2

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendidikan terakhir S1 sebanyak 45 orang (66,2%) dan paling sedikit D1 sebanyak sebanyak 2 orang (2,9%).Tabel VIIKarakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan NPWPMemiliki NPWPFrekuensi%

Ya 2942,6

Tidak 3957,4

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden tidak memiliki NPWP sebanyak 39 orang (57,4%) dan sisanya memiliki NPWP sebanyak 29 orang (42,6%).Tabel VIIIKarakteristik Responden Berdasarkan PekerjaanPekerjaanFrekuensi%

Manager 57,4

Sales 45,9

Staff Perusahaan 1725,0

Mahasiswa Maranatha 2130,9

Mahasiswa Unpar 2130,9

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki pekerjaan sebagai mahasiswa Maranatha dan Unpar masing-masing sebanyak 21 orang (30,9%) dan paling sedikit sebagai sales sebanyak 4 orang (5,9%).4.2.2 Tanggapan Responden Mengenai Motivasi Wajib PajakTanggapan responden mengenai motivasi wajib pajak, dalam penelitian ini diukur dengan 8 item pernyataan yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Berikut disajikan tanggapan responden pada setiap item pernyataanya masing-masing.Tabel IXPembayaran Pajak Merupakan Kewajiban Setiap Warga NegaraKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 4363,2

Setuju 2435,3

Netral 00,0

Tidak Setuju 00,0

Sangat Tidak Setuju 11,5

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa pembayaran pajak merupakan kewajiban setiap warga negara, yang menyatakan sebanyak 43 orang (63,2%) dan paling sedikit menyatakan sangat tidak setuju hanya 1 orang (1,5%).

Tabel X Penghindaran Pembayaran Pajak Dapat DibenarkanKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 34,4

Setuju 1014,7

Netral 34,4

Tidak Setuju 3754,4

Sangat Tidak Setuju 1522,1

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan tidak setuju bahwa penghindaran pembayaran pajak dapat dibenarkan, yang menyatakan sebanyak 37 orang (54,4%) dan paling sedikit menyatakan sangat setuju dan netral masing-masing sebanyak 3 orang (4,4%).Tabel XIPenggelapan Pajak Merupakan Suatu Tindakan KriminalKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 4160,3

Setuju 2536,8

Netral 00,0

Tidak Setuju 11,5

Sangat Tidak Setuju 11,5

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa penggelapan pajak merupakan suatu tindakan kriminal, yang menyatakan sebanyak 41 orang (60,3%) dan paling sedikit menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju masing-masing hanya 1 orang (1,5%).Tabel XIIMembayar Pajak Berarti Telah Membantu Membiayai Pengeluaran NegaraKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 2333,8

Setuju 3957,4

Netral 45,9

Tidak Setuju 11,5

Sangat Tidak Setuju 11,5

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa membayar pajak berarti telah membantu membiayai pengeluaran negara, yang menyatakan sebanyak 39 orang (57,4%) dan paling sedikit menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju masing-masing hanya 1 orang (1,5%).

Tabel XIIIKeinginan Berbuat yang Terbaik Bagi MasyarakatKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 1420,6

Setuju 4667,6

Netral 57,4

Tidak Setuju 34,4

Sangat Tidak Setuju 00,0

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa keinginan berbuat yang terbaik bagi masyarakat, yang menyatakan sebanyak 46 orang (67,6%) dan paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 3 orang (4,4%).Tabel XIVMelakukan Tindakan Melanggar Hukum (Kriminal) Jika Tidak Membayar PajakKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 1623,5

Setuju 3348,5

Netral 1014,7

Tidak Setuju 811,8

Sangat Tidak Setuju 11,5

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa melakukan tindakan melanggar hukum (kriminal) jika tidak membayar pajak, yang menyatakan sebanyak 33 orang (48,5%) dan paling sedikit menyatakan sangat tidak setuju hanya 1 orang (1,5%).Tabel XVDengan Membayar Pajak Reputasi Baik Perusahaan Akan Tetap TerjagaKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 2435,3

Setuju 4160,3

Netral 22,9

Tidak Setuju 11,5

Sangat Tidak Setuju 00,0

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa dengan membayar pajak reputasi baik perusahaan akan tetap terjaga, yang menyatakan sebanyak 41 orang (60,3%) dan paling sedikit menyatakan tidak setuju hanya 1 orang (1,5%).

Tabel XVIKemudahan Administrasi yang Diberikan Oleh Dirjen Pajak Kepada Wajib Pajak Membuat pribadi Tidak Direpotkan Dalam Membayar PajakKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 811,8

Setuju 4160,3

Netral 811,8

Tidak Setuju 1014,7

Sangat Tidak Setuju 11,5

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa kemudahan administrasi yang diberikan oleh dirjen pajak kepada wajib pajak membuat pribadi tidak direpotkan dalam membayar pajak, yang menyatakan sebanyak 41 orang (60,3%) dan paling sedikit menyatakan sangat tidak setuju hanya 1 orang (1,5%).Berdasarkan jawaban responden pada setiap item pernyataannya masing-masing seperti yang dijelaskan tabel-tabel di atas pada variabel motivasi wajib pajak, selanjutnya mengambil kesimpulan dari seluruh penjelasan tersebut untuk memudahkan penulis dalam mengambil keputusan, menggunakan nilai persentase berdasarkan skor aktual dan ideal menurut Umi Narimawati (2007:85) dengan tabel interpretasi sebagai berikut.

Tabel XVIIKriteria Presentase Tanggapan RespondenNo% Jumlah SkorKriteria

120,0% - 36,00%Tidak Baik

236,01% - 52,00%Kurang Baik

352,01% - 68,00%Cukup

468,01% 84,00%Baik

584,01% - 100%Sangat Baik

Tabel XVIIIRekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Motivasi Wajib PajakNoPernyataanSkor AktualSkor Ideal%

1Pernyataan 131234091,76

2Pernyataan 225534075,00

3Pernyataan 330834090,59

4Pernyataan 428634084,12

5Pernyataan 527534080,88

6Pernyataan 625934076,18

7Pernyataan 729234085,88

8Pernyataan 824934073,24

Total2236272082,21

Sumber : Data Olah 2014 (terlampir)Berdasarkan tabel 4.15 di atas, didapat skor aktual untuk variabel motivasi wajib pajak sebesar 2236 dan skor ideal sebesar 2720 (jika semua responden memberikan jawaban dengan bobot skor tertinggi lima (5) pada semua pernyataan), untuk mendapatkan nilai persentase selanjutnya skor aktual (2236) dibagi skor ideal (2720) dikalikan 100% sehingga didapat nilai persentase secara keseluruhan pada variabel motivasi wajib pajak sebesar 82,21%. Nilai persentase sebesar 82,21% menurut Umi Narimawati (2007 : 85) berdasarkan tabel 4.14 termasuk pada interval (68,01% 84,00%) dengan kategori baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi wajib pajak baik orang pribadi (karyawan) atau secara keseluruhan sudah dinilai baik.

4.2.3 Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan PerpajakanTanggapan responden mengenai pengetahuan perpajakan, dalam penelitian ini diukur dengan 7 item pernyataan yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Berikut disajikan tanggapan responden pada setiap item pernyataanya masing-masing.Tabel XIXTelah Mengetahui Tentang Pajak dan FungsinyaKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 1522,1

Setuju 4566,2

Netral 68,8

Tidak Setuju 22,9

Sangat Tidak Setuju 00,0

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden telah mengetahui tentang pajak dan fungsinya, yang menyatakan sebanyak 45 orang (66,2%) dan paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang (2,9%).Tabel XXMengetahui Tentang Hak dan Kewajiban Dari PerpajakanKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 1217,6

Setuju 4870,6

Netral 710,3

Tidak Setuju 11,5

Sangat Tidak Setuju 00,0

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden mengetahui tentang hak dan kewajiban dari perpajakan, yang menyatakan sebanyak 48 orang (70,6%) dan paling sedikit menyatakan tidak setuju hanya 1 orang (1,5%).

Tabel XXIMengetahui Tentang Perubahan Peraturan PerpajakanKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 57,4

Setuju 2942,6

Netral 1826,5

Tidak Setuju 1623,5

Sangat Tidak Setuju 00,0

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden mengetahui tentang perubahan peraturan perpajakan, yang menyatakan sebanyak 29 orang (42,6%) dan paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 16 orang (23,5%).

Tabel XXIIMengetahui Tentang Tarif Pajak yang BerlakuKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 811,8

Setuju 4363,2

Netral 811,8

Tidak Setuju 913,2

Sangat Tidak Setuju 00,0

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden mengetahui tentang tarif pajak yang berlaku, yang menyatakan sebanyak 43 orang (63,2%) dan paling sedikit menyatakan sangat setuju dan netral masin-masing sebanyak 8 orang (11,8%).

Tabel XXIIIMengetahui Tentang Perhitungan Wajib Pajak yang TerhutangKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 913,2

Setuju 3957,4

Netral 1319,1

Tidak Setuju 68,8

Sangat Tidak Setuju 11,5

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden mengetahui tentang perhitungan wajib pajak yang terhutang, yang menyatakan sebanyak 39 orang (57,4%) dan paling sedikit menyatakan sangat tidak setuju hanya 1 orang (1,5%).Tabel XXIV Mengetahui Tentang Sanksi PajakKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 710,3

Setuju 4058,8

Netral 913,2

Tidak Setuju 1116,2

Sangat Tidak Setuju 11,5

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden mengetahui tentang sanksi pajak, yang menyatakan sebanyak 40 orang (58,8%) dan paling sedikit menyatakan sangat tidak setuju hanya 1 orang (1,5%).Tabel XXVMengetahui Tentang Tata Cara Pengisian SPTKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 1014,7

Setuju 4870,6

Netral 913,2

Tidak Setuju 11,5

Sangat Tidak Setuju 00,0

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden mengetahui tentang tata cara pengisian SPT, yang menyatakan sebanyak 48 orang (70,6%) dan paling sedikit menyatakan tidak setuju hanya 1 orang (1,5%).

Tabel XXVIRekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Pengetahuan PerpajakanNoPernyataanSkor AktualSkor Ideal%

1Pernyataan 127734081,47

2Pernyataan 227534080,88

3Pernyataan 322734066,76

4Pernyataan 425434074,71

5Pernyataan 525334074,41

6Pernyataan 624534072,06

7Pernyataan 727134079,71

Total1802238075,71

Sumber : Data Olah 2014 (terlampir)Berdasarkan tabel 4.23 di atas, didapat skor aktual untuk variabel pengetahuan perpajakan sebesar 1802 dan skor ideal sebesar 2380 (jika semua responden memberikan jawaban dengan bobot skor tertinggi lima (5) pada semua pernyataan), untuk mendapatkan nilai persentase selanjutnya skor aktual (1802) dibagi skor ideal (2380) dikalikan 100% sehingga didapat nilai persentase secara keseluruhan pada variabel pengetahuan perpajakan sebesar 75,71%. Nilai persentase sebesar 75,71% menurut Umi Narimawati (2007 : 85) berdasarkan tabel 4.14 termasuk pada interval (68,01% 84,00%) dengan kategori baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan perpajakan baik para mahasiswa yang telah mengambil konsentrasi pajak ataupun secara keseluruhan sudah dinilai baik.

4.2.4 Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan Membayar PajakTanggapan responden mengenai kepatuhan membayar pajak, dalam penelitian ini diukur dengan 7 item pernyataan yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Berikut disajikan tanggapan responden pada setiap item pernyataanya masing-masing.Tabel XXVIISecara Tepat Waktu Menyampaikan SPTKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 1522,1

Setuju 4667,6

Netral 68,8

Tidak Setuju 11,5

Sangat Tidak Setuju 00,0

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa secara tepat waktu menyampaikan SPT, yang menyatakan sebanyak 46 orang (67,6%) dan paling sedikit menyatakan tidak setuju hanya 1 orang (1,5%).

Tabel XXVIIIMenghitung Pajak Secara Benar Dan Apa AdanyaKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 1420,6

Setuju 4667,6

Netral 811,8

Tidak Setuju 00,0

Sangat Tidak Setuju 00,0

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa menghitung pajak secara benar dan apa adanya, yang menyatakan sebanyak 46 orang (67,6%) dan paling sedikit menyatakan netral sebanyak 8 orang (11,8%).Tabel XXIX Secara Tepat Waktu Membayar PajakKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 1522,1

Setuju 4667,6

Netral 68,8

Tidak Setuju 11,5

Sangat Tidak Setuju 00,0

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa secara tepat waktu membayar pajak, yang menyatakan sebanyak 46 orang (67,6%) dan paling sedikit menyatakan tidak setuju hanya 1 orang (1,5%).Tabel XXX Tidak Memiliki Tunggakan PajakKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 1725,0

Setuju 4566,2

Netral 34,4

Tidak Setuju 34,4

Sangat Tidak Setuju 00,0

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa tidak memiliki tunggakan pajak, yang menyatakan sebanyak 45 orang (66,2%) dan paling sedikit menyatakan netral dan tidak setuju masing-masing sebanyak 3 orang (4,4%).

Tabel XXXITidak Melanggar Peraturan PerpajakanKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 1927,9

Setuju 4261,8

Netral 710,3

Tidak Setuju 00,0

Sangat Tidak Setuju 00,0

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa tidak melanggar peraturan perpajakan, yang menyatakan sebanyak 42 orang (61,8%) dan paling sedikit menyatakan netral sebanyak 7 orang (10,3%).Tabel XXXII Tidak Pernah Dijatuhi Hukuman PidanaKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 3754,4

Setuju 2841,2

Netral 34,4

Tidak Setuju 00,0

Sangat Tidak Setuju 00,0

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa tidak pernah dijatuhi hukuman pidana, yang menyatakan sebanyak 37 orang (54,4%) dan paling sedikit menyatakan netral sebanyak 3 orang (4,4%).Tabel XXXIIIMelakukan Pembukuan Sesuai PerpajakanKategoriFrekuensi%

Sangat Setuju 1420,6

Setuju 4566,2

Netral 710,3

Tidak Setuju 22,9

Sangat Tidak Setuju 00,0

Jumlah68100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa melakukan pembukuan sesuai perpajakan, yang menyatakan sebanyak 45 orang (66,2%) dan paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang (2,9%).

Tabel XXXIVRekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Kepatuhan Membayar PajakNoPernyataanSkor AktualSkor Ideal%

1Pernyataan 127934082,06

2Pernyataan 227834081,76

3Pernyataan 327934082,06

4Pernyataan 428034082,35

5Pernyataan 528434083,53

6Pernyataan 630634090,00

7Pernyataan 727534080,88

Total1981238083,24

Sumber : Data Olah 2014 (terlampir)Berdasarkan tabel 4.31 di atas, didapat skor aktual untuk variabel kepatuhan membayar pajak sebesar 1981 dan skor ideal sebesar 2380 (jika semua responden memberikan jawaban dengan bobot skor tertinggi lima (5) pada semua pernyataan), untuk mendapatkan nilai persentase selanjutnya skor aktual (1981) dibagi skor ideal (2380) dikalikan 100% sehingga didapat nilai persentase secara keseluruhan pada variabel kepatuhan membayar pajak sebesar 83,24%. Nilai persentase sebesar 83,24% menurut Umi Narimawati (2007 : 85) berdasarkan tabel 4.14 termasuk pada interval (68,01% 84,00%) dengan kategori baik, maka dapat disimpulkan bahwa kepatuhan membayar pajak secara keseluruhan sudah dinilai baik.

4.3 PembahasanUntuk melihat dampak motivasi dan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak, dalam penelitian ini menggunakan statistik parametrik dengan metode analisis regresi linier berganda. Sebelum melakukan regresi tahap pertama adalah menguji syarat untuk regresi yakni dengan uji asumsi klasik.4.3.1 Uji Asumsi KlasikSebelum dilakukan pembentukan model regresi, sebelumnya dilakukan pengujian asumsi terlebih dahulu supaya model yang terbentuk memberikan estimasi yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimated). Pengujian asumsi ini terdiri atas tiga pengujian, yakni Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas dan Uji Heteroskedastistias (Ghozali, 2005).4.3.1.1 Uji NormalitasUji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik dengan kriteria : a. Jika probabilitas > 0,05 maka data residu berdistribusi normal. b. Jika probabilitas < 0,05 maka data residu tidak berdistribusi normal

Tabel XXXV Uji Normalitas

Berdasarkan tabel output uji kolmogorov smirnov di atas, diperoleh nilai signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) sebesar 0,810. nilai signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data residu berdistribusi normal sehingga sudah memenuhi asumsi normalitas.

4.3.1.2 Uji MultikolonieritasUji Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi masing-masing variabel bebas (independent) memiliki korelasi yang kuat atau hampir sempurna. Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat korelasi linier/ hubungan yang kuat antara variabel bebasnya. Jika dalam model regresi terdapat gejala multikolinearitas, maka model regresi tersebut tidak dapat menaksir secara tepat sehingga diperoleh kesimpulan yang salah tentang variabel yang diteliti. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolerance value dan variance inflation factor (VIF) dengan kriteria pengujian nilai tolerance harus lebih dari 0,1 dan Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10.Tabel XXXVI Uji Multikolinieritas

Berdasarkan output di atas, diketahui bahwa kedua variabel bebas memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak memiliki masalah multikolinieritas.4.3.1.3 Uji HeteroskedastisitasUji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi kesalahan atau ketidaksamaan variance dari residual pada model yang sedang diamati dari satu observasi ke observasi lain. Untuk menguji adanya gejala heteroskedastisitas digunakan pengujian dengan metode scatter plot, dengan kriteria hasil sebagai berikut :1. Jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas.2. Jika tidak ada yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar II Uji HeteroskedastisitasBerdasarkan gambar di atas, diketahui titik-titik yang diperoleh menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu atau menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada data yang diteliti tidak ditemukan masalah heteroskedastisitas.Berdasarkan uji asumsi klasik di atas, diketahui bahwa semua pengujian data tidak ditemukannya adanya pelanggaran asumsi klasik, sehingga data dapat dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda.4.3.2 Analisis Regresi Linier BergandaPersamaan regresi linier berganda yang akan dibentuk adalah: = a + b1X1 + b2X2Keterangan:Y= Kepatuhan Wajib Pajaka= KonstantaX1= MotivasiX2= Pengetahuan Perpajakanbi= Koefisien regresi masing-masing variabel independenDengan menggunakan software SPSS v.21, diperoleh hasil analisis regresi linier berganda sebagai berikut:Tabel XXXVII Koefisien Regresi Berganda

Berdasarkan hasil output SPSS di atas terlihat nilai koefesien regresi pada nilai Unstandardized Coefficients B, sehingga diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: = 2,601 + 0,382X1 + 0,399X2Dari hasil persamaan regresi tersebut masing-masing variabel dapat diinterpretasikan sebagai berikut :a. Nilai konstanta sebesar 2,601, memiliki arti bahwa jika semua variabel bebas (X) yakni motivasi dan pengetahuan perpajakan bernilai 0 (nol) dan tidak ada perubahan, maka kepatuhan wajib pajak akan bernilai sebesar 2,601.b. Nilai motivasi (X1) sebesar 0,382, memiliki arti bahwa jika motivasi mengalami peningkatan sebesar 1 (semakin baik) sedangkan variabel pengetahuan perpajakan konstan, maka kepatuhan wajib pajak akan mengalami peningkatan sebesar 0,382 menjadi lebih baik.c. Nilai pengetahuan perpajakan (X2) sebesar 0,399, memiliki arti bahwa jika pengetahuan perpajakan mengalami peningkatan sebesar 1 (semakin baik) sedangkan variabel motivasi konstan, maka kepatuhan wajib pajak akan mengalami peningkatan sebesar 0,399 menjadi lebih baik.

4.3.3 Analisis Korelasi BergandaAnalisis korelasi berganda bertujuan untuk melihat sejauh mana tingkat hubungan atau keeratan yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Berikut disajikan nilai koefesien korelasi berganda dengan bantuan software SPSS v.21.Tabel XXXVIII Koefisien Korelasi Berganda

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa nilai korelasi (R) yang diperoleh antara motivasi dan pengetahuan perpajakan dengan kepatuhan wajib pajak adalah sebesar 0,628. Nilai 0,628 menurut Sugiono (2013:184) berada pada interval 0,60-0,799 termasuk kategori kuat. Nilai korelasi bertanda positif yang menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang kuat antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang kuat antara variabel motivasi dan pengetahuan perpajakan dengan kepatuhan wajib pajak, dimana semakin baik an motivasi dan pengetahuan perpajakan, maka akan diikuti oleh semakin tinggi kepatuhan wajib pajak.

4.3.4 Analisis Koefisien Determinasi (R2)Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel independen secara simultan dalam memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap variabel dependen. Dengan menggunakan software SPSS v.21, diperoleh output sebagai berikut:Tabel XXXIX Koefisien Determinasi (R-square)

Dari tabel hasil output SPSS di atas, diketahui nilai koefisien determinasi atau R square sebesar 0,395 atau 39,5%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel motivasi dan pengetahuan perpajakan secara simultan memberikan pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 39,5%, sedangkan sisanya sebesar 100%-39,5% = 60,5% merupakan pengaruh atau kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti selain variabel motivasi dan pengetahuan perpajakan. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial maka dilakukan dengan cara nilai beta X zero order, dimana nilai beta adalah nilai koefisien regresi yang sudah di standarkan dan zero order adalah nilai koefisien korelasi masing-masing variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dengan output SPSS sebagai berikut :Tabel XL Koefisien Determinasi Parsial

Berikut disajikan hasil pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat dengan rumus beta X zero order :1. Variabel Motivasi = 0,379 x 0,482 = 0,183 atau 18,3%2. Variabel Pengetahuan perpajakan = 0,415 x 0,510 = 0,212 atau 21,2%Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa pengetahuan perpajakan (X2) memberikan pengaruh paling dominan terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) dengan konstribusi yang diberikan sebesar 21,2% dan diikuti oleh variabel motivasi (X1) sebesar 18,3%.

4.3.5 Pengujian Hipotesis Uji FHipotesis yang akan diuji pada pengujian secara simultan ini adalah:H0 : = 0Motivasi dan pengetahuan perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan membayar pajakHa : 0 Motivasi dan pengetahuan perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan membayar pajakTingkat signifikan ( ) sebesar 0,05 atau 5%Kriteria : tolak H0 jika nilai F-hitung > F-tabel, terima Ha jika nilai F-hitung < F-tabelDengan menggunakan SPSS, diperoleh output sebagai berikut:Tabel XLI Uji Signifikansi (Uji F)

Berdasarkan output di atas diketahui nilai F hitung sebesar 21,182 dengan p-value (sig) = 0,000 Dengan = 0,05, df1 = 2, dan df2 = (n-k-1) = 65, maka di dapat Ftabel = 3,138. Dikarenakan nilai Fhitung > Ftabel (21,182 > 3,138) dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya motivasi dan pengetahuan perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak.

4.3.6 Pengujian Hipotesis Uji tDengan menggunakan program SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut:Tabel XLII Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Pengujian X1:H0 (Hiptesis Nol) H0: 0Motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan membayar pajakHa: 0Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan membayar pajakTingkat signifikan () sebesar 5%, df = 65 sehingga diperoleh t tabel sebesar 1,997Kriteria : Tolak H0 jika t hitung lebih besar dari t tabel, terima HaDari tabel output tabel 4.39 di atas diperoleh nilai t hitung untuk motivasi (X1) sebesar 3,800 dan t tabel 1,997. Dikarenakan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (3,800 > 1,997) dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya motivasi berpengaruh signifikan signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak.

Pengujian X2:H0 (Hiptesis Nol) H0: 0Pengetahuan perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan membayar pajakHa: 0Pengetahuan perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan membayar pajakTingkat signifikan () sebesar 5%, df = 65 sehingga diperoleh t tabel sebesar 1,997Kriteria : Tolak H0 jika t hitung lebih besar dari t tabel, terima HaDari tabel output tabel 4.39 di atas diperoleh nilai t hitung untuk pengetahuan perpajakan (X2) sebesar 4,168 dan t tabel 1,997. Dikarenakan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (4,168 > 1,997) dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya pengetahuan perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak.

4.4. Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib PajakMotivasi adalah sebuah dorongan yang dapat mengarahkan pola perilaku. Besarnya motivasi akan berpengaruh terhadapintensitas perilaku (termotivasi, tanpa motivasi, apatis) dan juga kesesuaian dengan tujuan perilaku, dalam penelitian ini berorientasi tentang pengaruh motivasi dalam melakukankepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hasil pengujian statistik menyatakan motivasi memiliki pengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan total pengaruh sebesar 18,3% terhadap kepatuhan wajib pajak khususnya bagi karyawan perusahaan, baik manager,sales, maupun staff perusahaan. Semakin tinggi motivasi membayar pajak maka semakin tinggi pula kepatuhan wajib pajak. Bagi karyawan perusahaan, pembayaran pajak dianggap sebagai sesuatu yang sifatnya rutin dan wajib dilakukan oleh setiap wajib pajak. Wajib pajak berusaha menghindari upaya-upaya penggelapan pajak karena dianggap sebagai perbuatan kriminal dan bila hal itu dilakukan justru akan memberikan citra buruk bagi dirinya/lembaga atau menghambat operasional perusahaannya. Dengan demikian dapat terlihat bahwa para karyawan memiliki motivasi membayar pajak dikarenakan memiliki tujuan untuk melancarkan aktivitas operasional perusahaannya. Selain itu, kepatuhan wajib pajak merupakan sesuatu yang bersifat memaksa dan wajib dibayarkan. Hal ini sesuai dengan teori yang telah penulis sajikan di bab II oleh Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.Pengetahuan perpajakan terkait seberapa banyak ilmu atau wawasan tentang pajak yang dimiliki oleh wajib pajak.Pengetahuan perpajakan mengukur persepsi wajib pajak terkait dengan pengetahuan tentangtarif pajak, hak dan kewajiban, peraturan perpajakan, sanksi perpajakan, perhitungan dan pelaporan pajak. Hasil pengujian statistik menyatakan bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak yang dilihat dari pengetahuan wajib pajak mahasiswa yang telah mengambil konsentrasi pajak dan memutuskan untuk bekerja setelah mereka lulus. Fakta yang diperoleh dari responden Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha dan Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan menunjukkan semakin banyak pengetahuan perpajakan yang diperoleh akan semakin besar kepatuhan wajib pajak. Pengetahuan perpajakan para mahasiswa yang telah mengambil konsentrasi pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan total pengaruh sebesar 21,2%. Hal ini didukung adanya kenyataan bahwa1) Bidang akuntansi dan perpajakan sebagai satu kesatuan yang harus dipahami oleh mahasiswa, 2) Belajar pajak bersifat keharusan karena merupakan mata kuliah wajib program studi, 3) Mahasiswa menganggap belajar pajak penting saat mereka masuk di dunia kerja, 4) Mahasiswa mengganggap sanksi pajak cukup berat sehingga berusaha untuk menjadi wajib pajak yang patuh, 5) Pengetahuan pajak dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti radio, televisi, majalah pajak, surat kabar, internet, buku perpajakan.Pengetahuan perpajakan lebih berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dibandingkan motivasi wajib pajak. Hal ini dapat dibuktikan dengan pengujian statistik dengan kontribusi pengaruh yang diberikan pengetahuan perpajakan sebesar 21,2% lebih tinggi jika dibandingkan dengan motivasi wajib pajak orang pribadi sebesar 18,3%. Hal ini disebabkan karena Wajib Pajak Orang Pribadi ( karyawan perusahaan ) menganggap mempelajari pajak bukan sesuatu yang mengharuskankarena banyaknya tersedia asistensi pihak lain yang akan membantu memenuhi kewajiban perpajakan. Apalagi mempelajari peraturan perpajakan bukanlah sesuatu yang mudah. Keinginan yang timbul di diri karyawan perusahaan dalam memenuhi kewajiban perpajakan tidak semata-mata untuk memperluas pengetahuan pajak. Namun, hasil ini berbeda untuk responden mahasiswa, karena mahasiswa memiliki keinginan yang kuat dalam pemenuhan kewajiban perpajakan, baik dalam pembayaran maupun pelaporan pajak akan berdampak pada keinginan mempelajari selukbeluk dalam bidang perpajakan. Demikian pula, bila mahasiswa telah memiliki pengetahuan pajak yang luas, baik yang berasal dari kuliah maupun di luar perkuliahan (seperti seminar, kuliah umum, magang, kursus) akan mempermudah mereka nantinya memenuhi kewajiban perpajakan bila mereka menjadi wajib pajak pada saat mereka bekerja nanti.

51UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA