bab 4
TRANSCRIPT
LABORATORIUM TRANSPORTASI & PERKERASAN JALAN RAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS ANDALASKAMPUS LIMAU MANIS - PADANG
BAB IV
PEMERIKSAAN ASPAL
4.1 Pemeriksaan Penetrasi Bahan Bitumen
PB-0301-76 (AASHTO T-49-68 / ASTM D-5-71)
A. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen, keras
atau lembek (solid atau semisolid) dengan memasukan jarum penetrasi dengan
ukuran, beban dan waktu tertentu kedalam bitumen serta pada suhu tertentu.
B. Peralatan
Alat penetrasi yang dapat menggerakan pemegang jarum naik turun tanpa
gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.
Pemegang jarum seberat (47,5 0,05) gr yang dapat dilepas dengan mudah
dari alat penetrasi untuk peneraan.
Pemberat dari (50 0,05) gr dan (100 0,05) gr masing-masing
dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gr dan 200 gr
(pemberat 50 gram untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gram).
Jarum penetrasi dibuat dari Stainless Steel mutu 440 C atau HRC 54 – 60.
Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar
yang rata-rata berukuran sebagai berikut :
Penetrasi diameter Dalam
Dibawah 200
sampai 300
75 mm
70 mm
35 mm
45 mm
Bak perendam (water bath), terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari
10 liter dan dapat menahan suhu tertentu dengan ketelitian lebih kurang 0,1
0C, bejana dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang, terletak 50 mm
diatas dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm dibawah permukaan air
dalam bejana.
Tempat air untuk benda uji minimal 350 ml.
Pengukur waktu (Stopwatch) dengan skala pembagian terkecil 0,1 detik
atau kurang dan kesalahan tertinggi 0,1 detik per 60 detik.
Termometer.
C. Benda Uji
Panaskan contoh (aspal) perlahan–lahan serta aduklah hingga cukup cair
untuk dapat dituangkan. Pemanasan contoh untuk ter tidak lebih dari 60 oC
diatas titik lembek dan untuk bitumen tidak lebih dari 90 oC diatas titik
lembek. Setelah contoh cair merata tuangkan kedalam tempat contoh/cawan
dan diamkan hingga dingin, buatlah 2 buah benda uji dan tutup agar bebas
debu, kemudian diamkan pada suhu ruang selama 1 sampai 1,5 jam.
D. Prosedur Kerja
1. Letakan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukan tempat air
tersebut kedalam bak perendam/water bath yang telah berada pada suhu
yang ditentukan (25 0C), diamkan dalam bak selama 1–1,5 jam untuk benda
uji yang kecil dan 0,5 sampai 2 jam untuk benda uji yang besar.
2. Periksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan
bersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain kemudian
keringkan.
3. Letakan pemberat 50 gram di atas jarum untuk memperoleh beban sebesar
(100 0,1)gram.
4. Pindahkan tempat air dari bak perendam ke bawah alat penetrasi.
5. Turunkan jarum berlahan-lahan sehingga jarum menyentuh permukaan
benda uji. Kemudian aturlah angka 0 di arloji penetrometer sehingga jarum
penunjuk berhimpit dengannya.
6. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama jangka
waktu (5 0,1) detik.
41
7. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berhimpit
dengan jarum penunjuk bulatkan dengan 0,1 mm terdekat.
8. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk
pekerjaan berikutnya.
9. Lakukan pekerjaan 1 sampai 8 tidak kurang dari tiga kali untuk benda uji
yang sama dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak satu sama
lain dan dari tepi dinding lebih dari 1 cm.
E. Perhitungan Data
Tentukan rata-rata dari pemeriksaan penetrasi dari beberapa
pengamatan/pembacaan yang dilakukan.
F. Pelaporan
Laporkan angka penetrasi rata-rata dalam bilang bulat sekurang-
kurangnya dari 3 pembacaan dengan ketentuan bahwa hasil-hasil pembacaan
tidak melampaui ketentuan diabawah ini :
Hasil Penetrasi 0 - 49 50 - 149 150 - 249 200
Toleransi 2 4 6 8
Apabila perbedaan antara masing-masing pembacaan melebihi toleransi,
pemeriksaan harus diulangi.
Catatan :
Termometer untuk bak perendam harus ditera teratur dan sesuai dengan
daftar no.1.
Bitumen/aspal dengan penetrasi kurang dari 150 dapat diuji dengan alat-
alat dan cara pemeriksaan ini, sedangkan bitumen dengan penetrasi antara
350 dan 500 perlu dilakukan dengan alat-alat lain.
Apabila pembacaan stopwatch lebih dari (5 0,1) detik, hasil tersebut
tidak berlaku (diabaikan).
42
Alat Penetrasi
4.2 Pemeriksaan Kehilangan Berat
A. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memeriksa pengaruh kehilangan berat
terhadap aspal terutama pada percobaan penetrasi dan daktilitas bahan
43
bitumen.
B. Peralatan
Oven dengan pengatur suhu
Cawan
Timbangan
C. Benda Uji
Panaskan aspal sampai cair dan masukan kedalam 4 buah cawan, 2 sampel
digunakan untuk pemeriksaan penetrasi dengan kehilangan berat dan 2 sampel
untuk daktilitas dengan kehilangan berat.
D. Prosedur Kerja
Timbang berat cawan
Masukan benda uji kedalam cawan, kemudian dinginkan dan timbang.
Masukan cawan berisi benda uji kedalam oven pada suhu kira-kira 163 0C
selama 5 jam, setelah 5 jam dikeluarkan dan didinginkan.
Timbang kembali benda uji setelah penguapan. Untuk pemeriksaan
penetrasi dan daktilitas sama halnya dengan pemeriksaan tanpa kehilangan
berat.
E. Perhitungan data
Hitung rata-rata penetrasi kehilangan berat serta daktilitas (jarak
terpanjang yang dapat ditarik antara dua cetakan yang berisi aspal sebelum
putus) kehilangan berat.
Kehilangan berat aspal dapat dicari dengan rumus :
dimana :
W1 = berat aspal sebelum pemanasan (gram)
W2 = berat aspal sesudah pemanasan (gram)
44
Kehilangan berat =
F. Pelaporan
Bandingkan hasil yang diperoleh antara penetrasi dan daktilitas kehilangan
berat dengan tanpa kehilangan berat.
45
Oven Aspal
4.3 Pemeriksaan Titik Nyala dan Titik Bakar dengan Cleveland Open Cup
PA-0303-76 (AASHTO T-48-74 / ASTM D-92-52)
A. Maksud
46
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar
dari semua hasil minyak bumi kecuali minyak bakar dan bahan lainnya yang
mempunyai titik nyala open cup kurang dari 79 oC.
Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat pada suatu titik di atas
permukaan aspal.
Titik bakar adalah suhu pada saat terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik
pada suatu titik di atas permukaan aspal.
B. Peralatan
Termometer
Cleveland Open Cup, adalah cawan kuningan dengan bentuk dan ukuran
seperti gambar No 2.
Pelat pemanas, terdiri dari logam untuk melekatkan cawan cleveland dan
bagian atas dilapisi seluruhnya dengan asbes setebal 0,6 cm (1/4").
Sumber pemanasan
Pembakaran gas/tungku listrik atau pembakar alkohol yang tidak menimbulkan
asap atau nyala api disekitar bagian atas cawan.
Penahan angin.
Nyala penguji, yang dapat diatur dan memberikan nyala dengan diameter
3,2 sampai 4,8 mm, dengan panjang tabung 7,5 cm seperti Gb.No 4.
C. Benda Uji
a. Panaskan contoh aspal antara 148,9 0C dan 176 0C sampai cukup cair.
b. Kemudian isilah cawan cleveland sampai garis dan hilangkan ( pecahkan )
gelembung udara yang ada pada permukaan cairan.
D. Prosedur Kerja
1. Letakan cawan di atas pelat pemanas dan aturlah sumber pemanas sehingga
terletak di bawah titik tengah cawan.
2. Letakan nyala penguji dengan poros pada jarak 7,5 cm dari titik tengah
cawan
47
3. Tempatkan termometer tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak 6,4 mm
di atas dasar cawan, dan terletak pada satu garis yang menghubungkan titik
tengah cawan dan titik poros nyala penguji. Kemudian aturlah sehingga
poros termometer terletak pada jarak 1/4 diameter cawan dari tepi.
4. Tempatkan penahan angin di depan nyala penguji.
5. Nyalakan sumber pemanas dan aturlah pemanasan sehingga kenaikan suhu
menjadi (15 1) 0C permenit sampai benda uji mencapai suhu 56 0C di
bawah titik nyala perkiraan.
6. Kemudian aturlah kecapatan pemanasan 5 0C sampai 6 0C permenit pada
suhu 56 0C dan 28 0C dibawah titik nyala perkiraan.
7. Nyalakan nyala penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji tersebut
menjadi 3,2 sampai 4,8 mm.
8. Putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan dalam waktu
satu detik. Ulangi pekerjaan tersebut setiap kenaikan 2 0C.
9. Lanjutkan pekerjaan 6 dan 8 sampai terlihat nyala singkat pada suatu titik di
atas permukaan benda uji. Bacalah suhu pada termometer dan catat.
10. Lanjutkan pekerjaan 9 sampai terlihat nyala yang agak lama sekurang-
kurangnya 5 detik di atas permukaan benda uji. Baca suhu pada termometer
dan catat.
E. Perhitungan Data
Tentukan titik nyala dan titik bakar aspal dari alat Cleveland Open Cup.
F. Pelaporan
Laporkan hasil rata-rata pemeriksaan ganda (duplo) sebagai titik nyala
benda uji dengan toleransi berikut :
Titik Nyala dan Titik Bakar
Ulangan oleh satu orang dengan satu alat
Ulangan oleh beberapa orang dengan satu alat
Titik Nyala :
175 0F sampai 550 0F5 0F ( 2 0C ) 10 0F ( 5,5 0C )
Titik Bakar : 10 0F ( 5,5 0C ) 15 0F ( 8 0C )
48
lebih dari
Catatan : Pemeriksaan yang tidak memenuhi syarat toleransi dianggap gagal
dan harus diulangi.
49
Cleveland Open Cup
4.4 Pemeriksaan Daktilitas Bahan-bahan Bitumen
PA-0306-76 (AASHTO T-51-74 / ASTM D-113-69)
A. Maksud
Maksud pemeriksaan ini adalah mengukur jarak terpanjang yang dapat
ditarik antara dua cetakkan yang berisi bitumen keras sebelum putus, pada
suhu dan kecepatan tarik tertentu.
50
B. Peralatan
Termometer
Cetakan daktilitas kuningan
Bak perendam isi air 10 liter yang dapat menjaga suhu tertentu selama
pengujian dengan ketelitian 0.1 0C dan benda uji dapat direndam sekurang-
kurangnya 10 cm dibawah permukaan air. Bak tersebut dilengkapi dengan
pelat dasar yang berlubang diletakkan 5 cm dari dasar bak perendam untuk
meletakkan benda uji.
Mesin uji dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Dapat menarik benda uji dengan kecepatan yang tetap.
2. Dapat menjaga benda uji tetap terendap dan tidak menimbulkan getaran
selama pemeriksaan.
Methyl Alkohol Teknik dan Sodium Klorida Teknik atau glycerine.
C. Benda Uji
Lapisi semua bagian dalam cetakan daklititas dan bagian atas pelat dasar
dengan campuran glycerin dan dextrin, atau glycerin dan talk atau glycerin
dan kaolin atau amalgam. Bisa juga dengan menggunakan sabun detergent.
Panaskan contoh aspal kira–kira 100 gram pada suhu 80 0C sampai 100 0C
diatas titik lembek, sehingga cair dan dapat dituang ke dalam cetakan. Pada
waktu mengisi cetakan, aspal dituang hati-hati dari ujung ke ujung hingga
penuh berlebihan.
Dinginkan cetakan pada suhu ruang selama 30 sampai 40 menit lalu
pindahkan seluruhnya ke dalam bak peredam.
D. Cara Kerja
Benda uji didiamkan pada suhu 25 oC dalam bak perendam selama 85
sampai 95 menit, setelah itu dikeluarkan dan ratakan permukaannya dengan
menggunakan pisau/spatula yang panas sehingga cetakan terisi penuh dan
rata.
Kemudian lepaskan benda uji dari pelat dasar dan sisi-sisi cetakannya.
51
Pasanglah benda uji pada alat mesin uji dan tariklah benda uji secara teratur
dengan kecepatan 5 cm/menit sampai benda uji putus. Perbedaan kecepatan
lebih kurang 5 % masih diizinkan. Bacalah jarak antara pemegang cetakan,
pada saat benda uji putus (dalam cm). Selama percobaan berlangsung benda
uji harus selalu terendam sekurang-kurangnya 2,5 cm dari air dan suhu
harus dipertahankan tetap (25 0,5) 0C.
E. Perhitungan Data
Tentukan berapa daktilitas benda uji sampai benda uji putus (dalam cm).
F. Pelaporan
Laporkan hasil rata-rata dari 2 benda uji normal sebagai harga daktilitas
contoh tersebut.
Catatan :
Bila benda uji menyentuh dasar mesin uji atau terapung pada permukaan
air maka pengujian dianggap tidak normal. Untuk menghindari itu maka berat
jenis air harus disamakan/disesuaikan dengan berat jenis benda uji dengan cara
menambahkan gliserin. Bila pemeriksaan normal 2 kali tidak bisa maka
pengujian daktilitas gagal.
52
Cetakan Daaktilitas Kuningan
Bak Perendam
4.5 Pemeriksaan Berat Jenis Bitumen
PA-0307-76 (AASHTO T-228-68 / ASTM D-70-72)
A. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis bitumen keras
dengan piknometer. Berat jenis bitumen/aspal adalah perbandingan antara
berat bitumen dan berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu.
53
B. Peralatan
Termometer
Bak perendam yang dilengkapi pengatur suhu dengan ketelitian (250,1)0C
Piknometer
Air suling sebanyak 1000 cm3
Bejana gelas
C. Benda Uji
a. Panaskan contoh bitumen keras sebanyak 50 gram, sampai menjadi cair dan
aduklah untuk mencegah pemanasan setempat.
b. Tuangkan contoh tersebut ke dalam piknometer yang telah kering hingga
terisi ¾ bagian.
D. Prosedur Kerja :
1. Isilah bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas
piknometer yang tidak terendam 40 mm. Kemudian rendam dan jepitlah
bejana tersebut dalam bak perendam sehingga terendam sekurang-
kurangnya 100 mm. Aturlah suhu bak perendam pada suhu 25 oC.
2. Bersihkan, keringkan dan timbanglah piknometer dengan ketelitian 1 mg.
(A)
3. Angkatlah bejana dari bak perendam dan isilah piknometer dengan air
suling kemudian tutuplah piknometer tanpa ditekan.
4. Letakan piknometer kedalam bejana dan tekanlah penutup sehingga rapat.
Kembalikan bejana berisi piknometer ke dalam bak perendam. Diamkan
bejana tersebut dalam bak perendam sekurang-kurangnya 30 menit,
kemudian angkatlah piknometer dan keringkan dengan lap. Timbanglah
piknometer dengan ketelitian 1 mg. (B)
5. Tuangkan benda uji tersebut kedalam piknometer yang telah kering
sehingga terisi ¾ bagian.
6. Biarkan piknometer sampai dingin, waktu tidak kurang dari 40 menit dan
timbanglah dengan penutupnya dengan ketelitian 1 mg. (C)
54
7. Isilah piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutuplah
tanpa ditekan, diamkan agar gelembung-gelembung udara keluar.
8. Angkatlah bejana dari bak perendam dan letakan piknometer di dalamnya
dan kemudian tekanlah penutup hingga rapat. Masukan dan diamkan bejana
kedalam bak perendam selama sekurang-kurangnya 30 menit. Angkat,
keringkan dan timbanglah piknometer. (D)
E. Perhitungan Data
Hitunglah berat jenis dengan rumus :
dimana :
A = Berat piknometer (gram)
B = Berat piknometer + air (gram)
C = Berat piknometer + aspal (gram)
D = Berat piknometer + air + aspal (gram)
F. Pelaporan
Laporkan berat jenis bitumen keras sampai tiga angka dibelakang koma.
4.6 Pemeriksaan Kelekatan Aspal Pada Batuan
PA-0312-76 (KVBB - V - 19)
A. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetapkan kelekatan aspal pada
batuan tertentu dalam air.
B. Peralatan
55
Batu-batu putih (silica) dengan ukuran tertahan saringan 19 mm dan lewat
saringan 32 mm.
Air suling pH 6 sampai 7, kira-kira 2000 cm3.
Botol bermulut besar, dengan isi 1000 cm3.
Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (150
5) oC.
C. Benda Uji
a. Batu-batu lebih kurang 100 gram dicuci dengan air suling, kemudian
dikeringkan pada suhu 125 0C selama 5 jam dan didiamkan selama 24 jam
pada suhu ruang, kemudian batu-batu tersebut disimpan dalam ruang
tertutup. Ambilah 50 gram batuan tersebut dan panaskan sampai 40 0C.
b. Batu-batu tersebut dicampur selama 5 menit atau lebih dengan 25 gram
aspal cair pada suhu 70 oC.
D. Prosedur Kerja
1. Letakan benda uji ini dalam botol yang tersedia dan tutuplah botol tanpa
tekanan.
2. Setelah 30 menit isilah botol dengan air suling pada suhu ruang sehingga
benda uji terendam seluruhnya. Kemudian letakkan botol ini dalam oven
pada suhu 40 0C.
3. Setelah 3 jam ambilah botol tersebut dari oven dan kemudian perkirakan
luas batu-batu yang masih diselaputi aspal.
E. Perhitungan Data :
Tentukan prosentase batuan yang diselimuti aspal.
F. Pelaporan :
Laporkan bagian batu-batu yang masih diselimuti aspal dengan ketelitian 10%.
56
4.7 Pemeriksaan Titik Lembek Aspal
PA-0302-76 (AASHTO T - 53 -74/ASTM D - 36 - 70)
A. Maksud :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik lembek aspal yang
berkisar antara 30 oC sampai 200 oC.
Titik lembek adalah suhu pada saat bola baja, dengan berat tertentu, mendesak
turun suatu lapisan aspal yang tertahan di dalam cincin berukuran tertentu
sehingga aspal atau ter tersebut menyentuh pelat dasar yang terletak pada
tinggi tertentu sebagai akibat kecepatan pemanassan. Jadi titik lembek adalah
57
besarnya suhu dimana aspal mencapai derajat kelembekan(mulai meleleh)
dibawah kondisi spesifik dari tes.
B. Peralatan :
Cincin kuningan
Bola baja, diameter 9,53 mm berat 3,45 gr sampai 3,55 gr
Dudukan benda uji, lengkap dengan pengarah bola baja dan plat dasar yang
mempunyai jarak tertentu.
Bejana gelas tahan pemanasan mendadak diameter dalam 8,5 cm dengan
tinggi dan tinggi + 12 cm berkapasitas 800 ml.
Termometer.
Penjepit
Alat pengarah bola
C. Benda Uji :
a. Panaskan contoh aspal perlahan-lahan sambil diaduk terus menerus hingga
cair merata. Pemanasan dan pengadukan dilakukan perlahan-lahan agar
gelembung-gelembung udara cepat keluar.
b. Setelah cair merata tuanglah contoh kedalam dua buah cincin. Suhu
pemanasan aspal tidak melebihi 56oC diatas titik lembeknya dan untuk
aspal tidak melebihi 111oC diatas titik lembeknya.
c. Panaskan 2 buah cincin sampai mencapai suhu tuang contoh, dan letakan
kedua cincin diatas pelat kuningan yang telah diberi lapisan dari campuran
talk dan sabun.
d. Tuang contoh kedalam 2 buah cincin, diamkan pada suhu kurang-
kurangnya 8oC dibawah titik lembeknya sekurang-kurangnya 30 menit.
e. Setelah dingin, ratakan permukaan contoh dalam cincin dengan pisau yang
telah dipanaskan.
D. Prosedur Kerja :
4. Benda uji adalah aspal atau ter sebanyak 25 gram
58
5. Pasang dan aturlah kedua benda uji diatas kedudukan dan letakkan
pengarah bola diatasnya. Kemudian masukan seluruh peralatan tersebut
kedalam bejana gelas.
6. Isilah bejana dengan air suling baru, dengan suhu (5 ± 1) oC sehingga tinggi
permukaan air berkisar antara 101,6 sampai 108 mm.
7. Letakkan termometer yang sesuai untuk pekerjaan ini diantara kedua benda
uji (kurang lebih dari 12,7 mm dari tiap cincin).
8. Periksalah dan aturlah jarak antara permukaan pelat dasar benda uji
sehingga menjadi 25,4 mm.
9. Letakkan bola-bola baja yang bersuhu 5oC diatas dan ditengah permukaan
masing-masing benda uji yang bersuhu 5oC menggunakan penjepit dengan
memasang kembali pengarah bola.
10. Panaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5oC permenit. Kecepatan
pemanasan rata-rata dari awal dan akhir pekerjaan ini. Untuk 3 menit
pertama perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh melebihi 0,5oC.
E. Perhitungan dan Pelaporan :
59
Laporkan suhu pada saat setiap bola menyentuh pelat dasar. Laporkan
suhu titik lembek bahan bersangkutan dari hasil pengamatan rata-rata dan
bulatkan sampai 0,5oC terdekat untuk tiap percobaan ganda (duplo).
60