bab 4

Upload: dede-ardiansyah

Post on 13-Jul-2015

114 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada Bab ini akan di bahas hasil pengujian yang telah dilakukan di Laboratorium. Secara garis besarnya, pada tahap uji Laboratorium yang dilakukan yaitu untuk mengetahui sifat fisik mekanis dari tanah lempung Sragen dan Abu Merapi sebagai bahan stabilisasinya, baik dalam kondisi asli maupun setelah dicampur. 4.1 Pengujian Pada Tanah Asli Dilihat dari fisik tanah secara lansung dapat diketahui diketahui bahwa tanah berbutir halus yang berasal dari daerah Plupuh, Sragen, Jawa Tengah berwarna hitam keabu-abuan pada saat tanah basah, dan berwarna abu-abu disaat tanah kering. Selain itu pada saat tanah dalam keadaan basah tanah tersebut lengket/liat, sedangakan pada kondisi kering tanah tersebut akan mengeras seperti batu. 4.1.1 Pengujian Analisis Butiran Tanah Lempung

Uji analisis butiran terbagi menjadi 2 bagian pengujian, yaitu uji analisis hidrometer dan uji analisis saringan. Analisis hidrometer berperan dalam menentukan distribusi ukuran butir-butir untuk tanah yang mengandung butir tanah lolos saringan no. 200. Sedangkan uji analisis saringan untuk mentukan distribusi ukuran butir-butir untuk tanah yang mengandung butir tanah tertahan saringan no. 200. Hasil pengujian analisis butiran tanah asli dan lumpur Lapindo tercantum pada tabel-tabel berikut :

36

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Analisis Saringan Tanah Lempung Sampel 1No saringan 4 10 20 40 60 140 200 Diameter (mm) 4,75 2 0,85 0,425 0,25 0,106 0,075 Berat tertahan (gr) 0 0 0,24 0,39 0,39 3,31 0,76 Berat lolos (gr) 60 60 59,76 59,37 58,98 55,67 54,91Prosentase berat lolos lebih kecil

100 100 99,60 98,95 98,30 92,78 91,52

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Analisis Hidrometer Tanah Lempung Sampel 1Waktu Pemb. Hidromtr dalam suspensi T (menit) 2 5 30 60 250 1440 R1 40 36 28 25 22 18 Pemb. Hidromtr dalam cairan R2 -2,0 -2,0 -2,0 -2,0 -2,0 -2,0 T 26 26 26 26 26 25,5 R = R1+m 41 37 29 26 23 19 L (cm) 9,582 10,237 11,547 12,038 12,529 13,184 K 0,0134 0,0134 0,0134 0,0134 0,0134 0,0134 D (mm) 0,0292 0,0191 0,0083 0,0060 0,0030 0,0013 Rc = R12+Cr 43,3 39,3 31,3 28,3 25,3 21,3 Temp. Pemb. Hidromtr terkoreksi Kedalamn Konstanta Butiran Pemb. Hidromtr terkoreksi % Berat lebih kecil P (%) 71,86 65,22 51,95 46,97 41,99 35,35

Gambar 5.1. Grafik Analisis Butiran Sampel 1

37

Tabel 4.3 Fraksi Butiran Tanah Lempung Sampel 1Finer # 200 Gravel Sand Silt Clay 91,517 % 0,000 % 8,48 % 52,67 % 38,85 % D10 (mm) D30 (mm) D60 (mm) Cu = D60/D10 Cc = D30 / (D10xD60) 0 0,0039334 0,0006470 0,42891 0,9999

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Analisis Saringan Tanah Lempung Sampel 2No saringan 4 10 20 40 60 140 200 Diameter D (mm) 4,75 2 0,85 0,425 0,25 0,106 0,075 Berat tertahan (gr) 0 0 0,23 00,36 0,50 3,69 0,45 Berat lolos (gr) 60 60 59,77 59,41 58,91 55,22 54,77Prosentase berat lolos lebih kecil

100 100 99,62 99,02 98,18 92,03 91,28

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Analisis Hidrometer Tanah Lempung Sampel 2Waktu Pemb. Hidromtr dalam suspensi T (menit) 2 5 30 60 250 1440 R1 39 36 28 26 21 18 Pemb. Hidromtr dalam cairan R2 -2,0 -2,0 -2,0 -2,0 -2,0 -2,0 T 26 26 26 26 26 25,5 R = R1+m 40 37 29 27 22 19 L (cm) 9,746 10,237 11,547 11,874 12,693 13,184 K 0,0134 0,0134 0,0134 0,0134 0,0134 0,0134 D (mm) 0,0292 0,0191 0,0083 0,0059 0,0030 0,0013 Rc = R1-2+Cr 56,3 55,3 52,3 50,3 46,3 41,3 Temp. Pemb. Hidromtr terkoreksi Kedalamn Konstanta Butiran Pemb. Hidromtr terkoreksi % Berat lebih kecil P (%) 95,40 93,71 88,62 85,23 78,46 69,98

38

Gambar 5.2. Grafik Analisis Butiran Sampel 2 Tabel 4.6 Fraksi Butiran Tanah Lempung Sampel 2Finer # 200 Gravel Sand Silt Clay 91,283 % 0,000 % 8,72 % 53,33 % 37,95 % D10 (mm) D30 (mm) D60 (mm) Cu = D60/D10 Cc = D30 / (D10xD60) 0 0,00497 0,00121 0,59202 0,99999

Hasil dari grafik analisis butiran diatas dapat dilihat pada Tabel 5.7 maka diperoleh data sebagai berikut, kemudian presentasi tanah lolos tersebut diplotkan kedalam klasifikasi tanah sistem USCS sehingga diketahui jenis tanah yang diujikan. Tabel 4.7 Persentase Analisis Butiran Tanah Kriteria tanah % Pasir % Lanau % Lempung Sampel 1 8,48 50,085 41,225 Sampel 2 8,72 51,997 39,520 Rata-rata 8,6 51,04 40,36

39

4.1.2

Pengujian Berat Jenis Tanah

Pengujian berat jenis bertujuan untuk menentukan berat jenis suatu sampel tanah, berat jenis tanah adalah nilai perbandingan berat butiran tanah dengan dengan berat air destilasi di udara dengan volume yang sama pada temperature tertentu biasanya diambil pada suhu 27.5 C. Hasil dari pengujian berat jenis tanah dapat dilihat pada Tabel 5.8 berikut ini : Tabel 4.8 Pengujian Berat Jenis Tanah1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 No Pengujian Berat piknometer Berat piknometer + Tanah Kering (W2) Berat Piknometer + Tanah + Air (W3) Berat Piknometer + Air (W4) Temperatur (t) Bj air pada temperatur Bj air pada 27.5 C Berat tanah kering (Wt) A = Wt + W4 I = A - W3 Berat jenis, Gs (t) = Wt/I Gs pada 27.5C = Gs(t) . [Bj air t / Bj air t 27.5] Berat jenis rata-rata Gs 1 16,48 24,57 46,47 41,63 27 0,997 0,996 8,09 49,72 3,25 2,49 2,490 2 19,21 27,01 48,29 43,67 28 0,997 0,996 7,8 51,47 3,18 2,45 2,454 3 18,85 25,94 47,9 43,64 28 0,997 0,996 7,09 50,73 2,83 2,51 2,506 4 18,81 26,27 48,1 43,68 27 0,997 0,996 7,46 51,14 3,04 2,45 2,4550

2,48

Dari hasil pengujian berat jenis jenis sebesar 2,48. 4.1.3 Pengujian Kadar Air

tanah (lampiran 2) maka dapat diketahui

tanah yang berasal dari daerah Plupuh, Sragen, Jawa Tengah mempunyai berat

Maksud dari pengujian kadar air tanah adalah mengetahui nilai perbandingan antara berat air di dalam tanah dengan berat butiran tanah tersebut dalam satuan persen. Hasil Pengujian dapat dilihat pada tabel berikut :

40

Tabel 4.9 Pengujian Kadar Air1 2 3 4 5 6 7 8 No Pengujian a Berat Container (W1) Berat Container + Tanah Basah (W2) Berat Container + Tanah Kering (W3) Berat Air (Wa) Berat Tanah Kering (Wt) Kadar Air (Wa/Wt) x 100% Kadar Air rata-rata (%) 22,07 32,46 29,21 3,25 7,14 45,52 1 b 21,52 32,49 29,06 3,43 7,54 45,49 a 21,84 32,65 29,29 3,36 7,45 45,10 45,13 2 b 22,44 32,52 29,42 3,1 6,98 44,41

Dari hasil pengujian kadar air tanah (lampiran 1) maka dapat diketahui tanah lempung yang berasal dari Plupuh, Sragen, Jawa Tengah mengandung kadar air sebesar 45,13 %. 4.1.4 Pengujian Batas-batas Konsistensi

a. Pengujian Batas Cair Pengujian batas cair bertujuan untuk menentukan batas cair tanah dan untuk mengetahui jenis serta sifat-sifat tanah dari bagian tanah yang mempunyai ukuran butir lolos saringan no.40. Hasil pengujian dari batas cair (lampiran V) dapat dilihat pada Gambar 5.3 dan Gambar 5.4 sebagai berikut :

125,00 115,00 105,00 95,00 85,00 75,00 65,00 10 25 PUKULAN ( LOG ) 100

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Pukulan Dengan Kadar Air Sampel 1

KADAR AIR (%)

41

120 ,00 110 ,00

KADAR AIR (%)

100 ,00 90,00 80,00 70, 00 10 25 PUKULAN ( LOG ) 100

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antara Pukulan Dengan Kadar Air Sampel 2 Dari kedua gambar diatas pada ketukan ke 25 pengujian batas cair didapatkan kadar air untuk sampel 1 sebesar 102,69 % dan sampel 2 sebesar 103,73 %.Jadi batas cair rata-rata tanah asli sebesar 103,21 % b. Pengujian Batas Plastis Pengujian batas plastis bertujuan untuk menentukan kadar air tanah pada kondisi plastis. Hasil dari pengujian batas plastis (lampiran V) dapat dilihat pada Tabel 5.10 . Tabel 4.10 Pengujian Batas Plastis 1 2 3 4 5 6 7 8Berat Container (W1) Berat Cont. + Tanah Basah (W2) Berat Cont. + Tanah Kering (W3) Berat Air (3)-(4) Berat Tanah Kering (4)-(2) (5) Kadar Air = ---- x 100 % = (6) Batas Plastis Rata-rata No Pengujian (gr) (gr) (gr) Sampel 1 9,12 16,78 13,93 2,85 4,81 59,25 % 61,50 2 8,16 19,23 14,92 4,31 6,76 63,76

Dari pengujian-pengujian batas cair dan batas plastis, maka didapatkan rerata sebagai berikut. Batas Cair (LL) = 103,21 % Batas Plastis (PL) = 61,50 % Indeks Plastisitas (IP) = 41,71 % c. Pengujian Batas Susut Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah pada kondisi batas susut, yaitu kadar air minimum yang masih dalam keadaan semi solid dan juga merupakan batas antara keadaan semi solid dengan solid. Hasil pengujian batas susut pada tanah berbutir halus dapat dilihat pada Tabel 5.11 Tabel 4.11 Hasil Pengujian Batas Susut Pada Tanah Asli1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

No. Pengujian Berat jenis tanah, Gs Berat cawan susut, W1 (gr) Berat cawan susut+tanah basah, W2 (gr) Berat cawan susut+tanah kering, W3 (gr) Berat air, Wa (gr) Berat tanah kering, Wo (gr) Berat air raksa yang terdesak tanah kering Volume tanah kering, Vo (gr) Batas susut tanah, V 1 o S = L 0% x1 0 Wo G s

Sampel I 2.48 34,39 59,78 42,80 16,98 8,41 87,54 6,44 36,21 2 2.48 41,04 65,07 49,15 15,92 8,11 85,96 6,32 37,61

11

Batas susut tanah rata-rata, SL (%)

36,91

Dari hasil di atas didapatkan batas susut sampel 1 dan sampel 2 masingmasing adalah 36,21 % dan 37,61 %. Berdasar nilai kedua sampel tersebut dapat dihitung rata-rata nilai batas susut yaitu sebesar 36,91 %

Jadi dengan pengujian batas-batas konsistensi tersebut diatas diperoleh nilainilai rerata untuk tanah berbutir halus yang ditinjau sebagai berikut : Tabel 4.12 Hasil Uji Batas-batas Konsistensi Tanah Asli Sampel1 2 Rata-Rata

Nilai Batas-Batas KonsistensiSL 36,21 37,61 36,91 PL 59,25 63,76 61,50 LL 102,69 103,73 103,21 IP 43,44 39,97 41,71

4.1.5

Pengujian Pemadatan Tanah (Proktor Standar)

Pengujian proktor standar bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah dengan cara memadatkan tanah di dalam silinder berukuran tertentu menggunakan cetakan, sampel tanah lolos saringan no. 4. Kegunaan pengujian proktor standar untuk mencari nilai kepadatan maksimum (Maximum Dry Density) dan kadar air optimum (Optimum Moisture Content) dari suatu sampel tanah. Hasil pengujian proktor standar (lampiran IV) dapat dilihat pada Tabel 5.13 dan Tabel 5.14 Tabel 4.13 Hasil Pengujian Proktor Standar I Pengujian Kadar air rata-rata (%) Berat volume tanah kering (gr/cm )3

114,88 1,236

217,80 1,249

321,58 1,306

427,40 1,334

532,54 1,298

1,4

1, 35

Berat Volume Kering,

k

1,3

1, 25

(gr/cm 3)

1,2

1, 15 10 15 20 25 Kadar air , w (%) 30 35 40

Gambar 4.5 Kurva Hubungan Kadar Air Dengan Berat Volume Tanah Kering I

Dari kurva hubungan kadar air dengan berat volume tanah kering, maka didapatkan : Kadar air optimum = 26,85 %3

Berat volume kering maksimum = 1,33 gr/cm Tabel 4.14 Hasil Pengujian Proktor Standar II Pengujian Kadar air rata-rata (%) Berat volume tanah kering (gr/cm )3

1 18,45 1,23

2 19,46 1,24

3 22,70 1,30

4 28,90 1,33

5 34,18 1,29

1,4

1, 35

Berat Volume Kering,

k

1,3

1, 25

(gr/cm 3)

1,2

1, 15 10 15 20 25 Kadar ai r , w (%) 30 35 40

Gambar 4.6 Kurva Hubungan Kadar Air Dengan Berat Volume Tanah Kering II Dari kurva hubungan kadar air dengan berat volume tanah kering, maka didapatkan : Kadar air optimum Berat volume kering maksimum dilihat pada Tabel 5.15 Tabel 4.15 Rata-rata Kadar Air Optimum dan Berat Volume Kering Maksimum I Kadar air optimum (%) Berat volume kering maksimum (gr/cm )3

= 27,04 % = 1,33 gr/cm3

Rerata dari kadar air optimum dan berat volume kering maksimum, dapat

II 27,04 1,33

Rata-rata 26,95 1,33

26,85 1,33

Berdasarkan hasil pengujian Proktor Standar yang terdapat pada Tabel 5.15 berupa kadar air kondisi optimum, maka nilai tersebut digunakan sebagai pedoman pencampuran sampel benda uji pada pengujian selanjutnya. 4.1.6 Pengujian CBR Rendaman

Pengujian CBR Rendaman bertujuan untuk mengetahui nilai CBR dari suatu sampel tanah setelah terendam air dalam jangka waktu tertentu.. Prosedur pengujiannya sama dengan pengujian CBR tak terendam, yang membedakannya adalah perlakuan terhadap sampel sebelum diuji. Pada pengujian ini data yang diperoleh adalah nilai Swellling dan CBR tanah asli, durasi perendaman yang dilakukan yakni selama 4 hr (96 jam)

Pengambilan data nilai CBR ini dilakukan pada pengujian sample uji CBR rendaman yang telah direndam selama 4 hari. Berikut dapat kita lihat hasil pengujian nilai CBR untuk tanah asli.

45

40

3532,527

30

(lbs)21,487

25

n b a

B15 10 5 0 0,00

0,10 0,1

0,20 0,2

0,30

0,40

0,50

Penetra si (inchi)

Gambar 5.8 Grafik Hubungan Antara Beban dan Penetrasi Tanah Asli Sampel 1

Tabel 5.17 Data uji CBR Tanah Asli Sampel 1Penetrasi Waktu Penetr asi (menit ) 0 1/4 1/2 1 11/2 2 3 4 6 8 10 0,000 0,0125 0,025 0,050 0,075 0,100 0,150 0,200 0,300 0,400 0,500 Pembacaan Arloji Beban Atas 0 1,2 3,2 5,2 6,4 9 10,2 13,4 15 16 16,9 0,1" Bawah 0 Beba n Atas 0 2,913 7,768 12,622 15,535 21,847 24,759 32,527 36,411 38,838 41,023 0,2" 0,72 % 0,2" % % Bawah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Harga C B R

Atas

0,73 % 0,1"

Bawah

Berikut ini sedikit dipaparkan contoh proses perhitungan secara sederhana untuk mendapatkan nilai CBR.

CBR 0,1

=

PT x 100 % PS

=

( Pembacaan dial beban pada 0,1" x kalibrasi proving ring ) beban penetrasi standar pada 0,1"

x 100%

=

( 9 x 2,4274 lb/div ) x 100% 3000

= 0,73 %

CBR 0,2

=

( Pembacaan dial beban pada 0,2" x kalibrasi proving ring ) beban penetrasi standar pada 0,2"

x 100%

=

(13,4 x 2,4274 lb/div ) 4500

x 100%

= 0,72 % Dari kedua perhitungan diatas didapatkan CBR 0,1 > CBR 0,2 , sehingga dipakai nilai CBR pada penetrasi 0,1 inchi sebesar 0,73 % 5.2 Aktivitas Tanah Berbutir Halus Aktivitas adalah indeks yang menggambarkan kemampuan mengembang dari suatu tanah lempung. Nilai aktivitas merupakan perbandingan nilai indeks plastisitas dari uji batasbatas konsistensi dengan besaran fraksi lempung hasil uji analisis butiran. Perhitungan seperti pada Tabel 5.18 Tabel 5.18 Hasil Perhitungan Aktivitas 1. Sampel Tanah 2. Indeks Plastisitas (IP) Prosentase fraksi lempung 3. lebih kecil dari 0,002 mm (C) 4. Aktivitas, A = IP C % % 1 43,44 41,22 1,12 2 39,97 39,52 1,05 Rata-rata 41,71 40,37 1,033

Nilai aktivitas dari perhitungan di atas diperoleh hasil rata-rata 1,03 kemudian diplotkan pada Gambar 5.9.

100 90 80

Natr ium m ontm or ilonite (A = 7,2)

Illite (A = 0,9)

Indeks Plastisitas (PI)

70 60 50 40 30 20 10 0 0 20 40 60 80 100 fraks i ukuran le mpun g < 0,002 mm 120( 41,705 ; 40,373 ) A = 1,033k aolinite (A = 0,38)

Gambar 5.9 Hubungan Variasi Indeks Plastisitas Dengan Persen Fraksi Lempung Sumber: Hary Christady Hardiyatmo, 2002, Mekanika Tanah 1, hal. 48 Sesuai dengan pengeplotan pada grafik diatas, maka diketahui bahwa tanah lempung yang berasal dari Plupuh, Sragen yang dipakai, memiliki mineral lempung dominan yang termasuk dalam kelompok Natrium Montmorilonite. Dengan diperolehnya nilai aktivitas (A) maka dapat diketahui potensi swelllingnya dengan cara memplotkan nilai aktivitas (A) dan persentasi kadar lempung pada tanah ke dalam diagram klasifikasi tanah lempung oleh McKeen and Hamberg (1981) dan Hamberg (1985) seperti pada Gambar 5.10 yang menggolongkan tanah berdasarkan potensi pengembangannya kedalam 4 golongan yaitu, potensi pengembangan rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi

1,03 %

38,4 %

Gambar 5.10 Hubungan Antara Persentasi Butiran Lempung Dan AktivitasSumber : Jhon D Nelson dan Debora J Miller, 1991, Expansive Soil Halaman 53 Gambar 3.5

Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa tanah berbutir halus yang berasal dari daerah Plupuh, Sragen, Jawa Tengah termasuk tanah lempung yang memiliki potensi pengembangan yang tinggi (High) 5.3 Pengujian Pada Tanah Yang Distabilisasi Dengan Abu Merapi Pada pengujian ini, tanah yang diuji adalah tanh yang telah dicampur dengan abu Merapi dengan kata lain tanah yang telah distabilisasi. Pada proses stabilisasi ini dilakukan pemeraman dikarenakan adanya proses kimia. 5.3.1 Pengujian Batas-batas Konsistensi

Seperti telah dipaparkan diatas, pengujian ini dilaksanakan dalam 3 pengujian, yaitu pengujian batas cair (LL), pengujian batas plastis (PL) dan pengujian batas susut (SL). Pada pengujian hasil yang aka dipaparkan adalah hasil pengujian untuk sampel variasi campuran 8 % dengan durasi waktu pemeraman 14 hari. a. Pengujian Batas Cair

85,00 80,00

KADAR AIR (%)

75,00 70,00 65,00 1 0

25PUKULAN ( LOG )

1 00

Gambar 5.11 Grafik Hubungan Antara Pukulan Dengan Kadar Air Sampel 1 Variasi Campuran 8 % Durasi Pemeraman 14 Hr

85,00 80,00

KADAR AIR (%)

75,00 70,00 65,00 60,00 1 0

25PUKULAN ( LOG )

00 1

Gambar 5.12 Grafik Hubungan Antara Pukulan Dengan Kadar Air Sampel 2 Variasi Campuran 8 % Durasi Pemeraman 14 Hr Dari kedua gambar diatas pada ketukan ke 25 pengujian batas cair didapatkan kadar air untuk sampel 1 sebesar 73,68 % dan sampel 2 sebesar 72,82 %. Jadi batas cair rata-rata tanah asli sebesar 73,35 % b. Pengujian Batas Plastis Tabel 5.19 Pengujian Batas Plastis Variasi Campuran 8 % Pemeraman 14 Hari 1 2 3 4 5 6Berat Container (W1) Berat Cont. + Tanah Basah (W2) Berat Cont. + Tanah Kering (W3) Berat Air (3)-(4) Berat Tanah Kering (4)-(2) (5) No Pengujian (gr) (gr) (gr) Sampel 1 12,14 16,79 15,29 1,50 3,15 47,62 % 47,92 2 8,02 10,94 9,99 0,95 1,97 48,22

7 Kadar Air = ---- x 100 % =(6)

8 Batas Plastis Rata-Rata

Dari pengujian-pengujian batas cair dan batas plastis, maka didapatkan rerata sebagai berikut : Batas Cair (LL) = 73,35 % Indeks Plastis (IP) = 25,44 % Batas Plastis (PL) = 47,92 %

c. Pengujian Batas Susut Tabel 5.20 Hasil Pengujian Batas Susut Pada Tanah Asli Variasi Campuran 8 % Pemeraman 14 Hari1 2 3 4 5 6 7 8 9 No. Pengujian Berat jenis tanah, Gs Berat cawan susut, W1 (gr) Berat cawan susut+tanah basah, W2 (gr) Berat cawan susut+tanah kering, W3 (gr) Berat air, Wa (gr) Berat tanah kering, Wo (gr) Berat air raksa yang terdesak tanah kering Volume tanah kering, Vo (gr) Batas susut tanah, 10 V 1 S = o L x1 0 0% Wo Gs

Sampel I 2.48 40,85 81,74 51,22 30,52 10,37 86,22 6,34 2 2.48 44,59 86,12 55,50 30,62 10,91 88,34 6,50

20,81

19,22

11

Batas susut tanah rata-rata, SL (%)

20,02

Dari hasil di atas didapatkan batas susut sampel 1 dan sampel 2 masingmasing adalah 20,81 % dan 19,22 %. Berdasar nilai kedua sampel tersebut dapat dihitung rata-rata nilai batas susut yaitu sebesar 20,02 % Berikut ini akan ditunjukkan nilai batas batas konsistensi hasil uji laboratorium dengan vasriasi campuran 4 %, 6 % dan 8 % dan waktu pemeraman 0 hr, 1 hr, 3 hr, 7 hr dan 14 hr. Hasil uji seperti pada Tabel 5.21.

Tabel 5.21 Nilai Rata-rata Distabilisasi%Abu Merapi Pemeraman (Hari)0 1 4% 3 7 14 0 1 6% 3 7 14 0 1 8% 3 7 14 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Batas Konsistensi

Tanah Lempung Setelah

NILAI BATAS-BATAS KONSISTENSI Sampel SL (%)34,96 36,20 31,19 33,03 27,31 31,24 23,45 26,50 23,20 23,27 34,14 35,37 32,50 30,53 28,40 27,59 22,79 24,95 22,94 21,67 33,18 33,35 31,87 30,91 27,65 30,32 20,45 21,11 20,81 19,22

PL (%)58,90 57,87 57,35 57,82 55,06 56,15 54,67 52,44 49,49 49,18 58,78 55,65 54,98 57,00 53,28 55,05 52,87 51,47 53,66 45,45 59,62 58,65 57,28 54,93 55,59 53,96 52,81 48,75 47,62 48,22

LL (%)94,68 96,67 94,47 95,16 91,26 92,71 89,46 87,82 80,85 79,65 92,67 93,24 86,30 88,36 85,73 84,58 79,41 83,79 80,74 78,67 89,79 89,09 88,57 85,36 85,20 84,54 78,11 74,07 73,88 72,82

IP (%)35,78 38,80 37,11 37,24 36,20 36,56 34,79 35,39 31,36 30,46 33,90 37,59 31,32 32,43 32,45 29,52 26,54 32,32 27,08 33,21 30,17 30,44 31,29 30,43 29,60 30,58 25,30 25,32 26,27 24,60

Rata-Rata (%) SL35,58 32,11 29,28 24,98 23,24 34,76 31,52 28,00 23,87 22,31 33,27 31,39 28,99 20,78 20,02

PL58,39 57,59 55,61 53,56 49,34 57,22 55,99 54,17 52,17 49,56 59,14 56,11 54,78 50,78 47,92

LL95,68 94,82 91,99 88,64 80,25 92,96 87,33 85,16 81,60 79,71 89,44 86,97 84,87 76,09 73,35

IP37,29 37,18 36,38 35,09 30,91 35,75 31,88 30,99 29,43 30,15 30,31 30,86 30,09 25,31 25,44

5.3.2

Pengujian Swelling dan CBR Rendaman

a. Pengambilan data Swelling rendaman Tabel 5.22 Data uji Swelling Tanah Variasi Campuran 8 % pemeraman 14 Hari Sampel 1Pengembangan Tanggal Jam

t

Pembaca Swelling an

(%)

24/08/07

13.00 13.01 13.02 13.03 13.04 13.05 13.10 13.15 13.30 14.00 15.00 17.00

01 menit 2 3 4 5 10 15 30 1 jam 2 4 1 hari 2 3 4

0 0,15 0,5 0,7 0,75 0,85 1,2 1,3 1,6 2,04 2,5 2,9 6,1 7,5 8 8,3

0,00 0,12 0,39 0,54 0,58 0,66 0,93 1,01 1,24 1,58 1,94 2,25 4,73 5,81 6,20 6,43

25/08/07 26/08/07 27/08/07 28/08/07

13.00 13.00 13.00 13.00

7

6

5

Pe n g e m b a n g a n ( %)

4

3

2

1

0 0 1 2 3 4 Waktu Pe re n daman (Hari)

Gambar 5.13 Grafik Hubungan Antara Nilai Swelling dan Waktu Perendaman Tanah Variasi Campuran 8 % Pemeraman 14 Hari Sampel 1 b. Pengambilan data nilai CBR rendaman Tabel 5.23 Data uji CBR Tanah Variasi Campuran 8% Pemeraman 14 Hari Sampel 1Penetrasi Wakt Penetra u si (meni t) 0 0,000 1/4 0,0125 1/2 0,025 1 0,050 11/2 0,075 2 0,100 3 0,150 4 0,200 6 0,300 8 0,400 10 0,500 Pembacaa n Atas Bawa 0 h 0 3,2 6,1 9 13 16 16,9 18 20,5 23,9 28,9 Beba n Atas Bawa 0 h 0 7,768 0 14,807 0 21,847 0 31,556 0 38,838 0 41,023 0 43,693 0 49,762 0 58,015 0 70,152 0

Harga C B R

Atas Bawah

0,1" 1,29 0,1"

% %

0,2" 0,97 % 0,2" %

80

70

60

50 )32,527 38,838

Be

bs l n 40 ba 30

(

20

10

0 0,00

0,1 0,10

0,2

0,20

0,30

0,40

0,50

Penetrasi (inchi)

Gambar 5.14 Grafik Hubungan Antara Beban dan Penetrasi Variasi Campuran 8 % Pemeraman 14 Sampel 1 Berikut ini akan ditunjukkan nilai Swelling dan CBR rendaman hasil uji laboratorium dengan vasriasi campuran 4 %, 6 % dan 8 %, waktu pemeraman 0 hr, 1 hr, 3 hr, 7 hr dan 14 hr.

Tabel 5.24 Nilai Rata-rata Hasil Uji Swelling Rendaman% Abu Merapi 0 Pemeraman (Hr) 0 0 1 4 3 7 Sampel 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 Pengembangan (%) 11,73 11,91 11,55 12,02 12,09 11,01 11,16 11,55 10,7 10,85 9,38 10,7 11,94 11,63 11,32 11,71 10,85 11,55 11,47 10,47 7,91 9,07 12,64 11,4 11,09 10,7 8,6 8,68 8,84 7,83 6,43 8,6 Rata - rata (%) 11,82 11,785 11,55 11,355 10,775 10,04 11,785 11,515 11,2 10,97 8,49 12,02 10,895 8,64 8,335 7,515

14 0 1 6 3 7

14 0 1 8 3 7

14

Tabel 5.25 Nilai Rata-rata Hasil Uji CBR Rendaman% Abu Merapi 0% Pemeraman Sampel (Hr) 0 0 1 4% 3 7 14 0 1 6% 3 7 14 0 1 8% 3 7 14 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 Nilai CBR (%) 0,1" 0,73 0,77 0,76 0,75 0,66 0,85 0,71 0,83 0,91 0,91 1,28 1,12 0,76 0,75 0,81 0,73 0,85 0,73 0,78 0,93 1,04 0,97 0,65 0,7 0,89 0,83 0,73 0,81 1,26 1,13 1,29 1,13 0,2" 0,72 0,76 0,67 0,65 0,65 0,65 0,63 0,78 0,81 0,66 0,96 0,9 0,65 0,66 0,74 0,65 0,61 0,61 0,7 0,69 0,94 0,77 0,59 0,5 0,74 0,72 0,64 0,67 0,97 0,91 0,97 0,97 Rata - rata (%) 0,1" 0,75 0,755 0,755 0,77 0,91 1,2 0,755 0,77 0,79 0,855 1,005 0,675 0,86 0,77 1,195 1,21 0,2" 0,74 0,66 0,65 0,705 0,735 0,93 0,655 0,695 0,61 0,695 0,855 0,545 0,73 0,655 0,94 0,97

BAB VI PEMBAHASANBab ini akan membahas karakteristik lempung dari Plupuh, Sragen, Jawa Tengah berdasarkan hasil penelitian Laboratorium. Selain itu juga akan dibahas perubahan sifat-sifat tanah berbutir halus baik dalam kondisi asli (belum dicampur) dan pengaruh yang terjadi setelah distabilisasi berdasarkan data pengujian yang telah dipaparkan sebelumnya. 6.1 Klasifikasi Tanah Pada penelitian ini sistem klasifikasi tanah yang digunakan terdiri dari 2 sistem yaitu : 1. Sistem Klasifikasi Kesatuan Tanah / Unified Soil Classification System (USCS) 2. Sistem Klasifikasi AASHTO 6.1.1 Klasifikasi Tanah Berbutir Halus Yang Berasal Dari Daerah Plupuh, Sragen, Jawa Tengah 1. Sistem Klasifikasi USCS Sistem klasifikasi ini paling banyak diaplikasikan pada pengujian tanah. Sistem klasifikasi USCS merupakan sistem pengelompokan berbasis hasil-hasil percobaan Laboratorium. Adapun hasil dari pengujian Laboratorium menunjukkan data propertis tanah yang diperolah adalah : a. Tanah yang lolos saringan no. 200 = 91,4 %. % Kandungan Pasir = 8,6 % % Kandungan Lanau = 51,04 % % Kandungan Lempung = 40,36 % b. Batas Cair (LL) = 103,21 % c. Indeks Plastisitas (IP) = 41,71 %

60

Dari data propertis tanah yang diperoleh diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : a. Berdasarkan nilai prosentase lolos saringan no. 200 tanah lempung di atas, prosentase tersebut lebih besar dari 50 %, maka berdasarkan tabel klasifikasi USCS tanah ini secara umum dikategorikan golongan tanah berbutir halus. b. Dari Tabel sistem klasifikasi USCS Untuk data batas cair dan tanah yang lebih spesifik. Hasil dapat dilihat pada Gambar 6.1. indeks

plastisitas diplotkan pada diagram plastisitas sehingga didapatkan identifikasi

GARIS A { PI = 0,73 * (L L -20) }

70

I n d ek s P l as ti si tas (P I)%

60 50 40 30 20 10 0 0 10 20 30CL-ML ML atau OL CH

41,71CL MH atau OH

103,21 60 70 80 90 100 110 120

40

50

Batas Cair (LL) %

Gambar 6.1 Diagram Plastisitas Tanah Berbutir Halus USCS Sumber: Hary Christady Hardiyatmo, 2002, Mekanika Tanah 1, hal. 48

61

Dapat dilihat pada Gambar 6.1 bahwa hasil pengeplotan menunjukkan satu titik pertemuan pengeplotan di bawah garis A, yang mana titik temu ini menjelaskan jenis tanahyang diuji. Dengan merujuk pada hasil di atas maka tanah berbutir halus Sragen yang diuji termasuk kedalam kelompok OH yaitu tanah lempung organik dengan plastisitas sedang sampai tinggi dengan nilai Indeks Plastisitas sebesar 41,71 % (plastisitas tinggi). 2. Sistem Klasifikasi AASHTO Berdasarkan pada tabel klasifikasi tanah AASHTO seperti tertuang pada bab 3 dan propertis tanah diatas. Prosentase lolos saringan nomor 200 lebih besar dari 35 %, secara umum tanah masuk kelompok lanau-lempung. Dengan diketahuinya nilai batas cair (LL) lebih besar dari 41 %, dan harga indeks Plastisitas (PI) lebih besar dari 11 % tetapi lebih kecil daripada harga batas cair (LL) dikurangi 30, maka tanah termasuk golongan A-7-5. Untuk mendapatkan pengelompokan yang lebih detail maka dihitung indeks kelompoknya dengan persamaan 3.2 sebagai berikut : GI = (F-35)[0,2+0,005 (LL-40)] + [0,01 (F-15)(PI-10)] = (91,4 35) x [0,2 + 0,005 x (103,21 40)] + [0,01 x (91,4 15) x(41,71 10)] = 29,102 + 24,218 = 53,328 = 54 Berdasarkan sistem klasifikasi AASHTO maka tanah lempung yang berasal dari daerah Pupuh, Sragen, Jawa Tengah dapat dikategorikan ke dalam kelompok tanah berlempung A-7-5(54).

6.2 Karakteristik Tanah Berbutir Halus setelah Dicampur dengan Abu Merapi Pada sub bab ini akan dibahas mengenai perubahan karakteristik sampelsampel uji dengan mengacu pada perubahan nilai dari parameter-parameter dari pengujian, pengujian batas-batas Konsistensi, Swelling rendaman dan pengujian CBR Rendaman. 6.2.1 Pengujian Parameter Batas-batas Konsistensi Tanah Setelah

Distabilisasi dengan Abu Merapi. Dari hasil uji Laboratorium untuk parameter batas batas konsistensi yang terdiri dari 4 parameter yaitu batas susut (SL), batas plastis (PL) batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI) yang pada sub bab ini akan dipaparkan hasilnya dalam suatu grafik dimana masing masing parameter diwakili satau grafik dengan hubungannya antara lama pemeraman.

40,00 35,00

Batas Su su t (%)

30,00 25,00 20,00 15,00 0 5 10 15

+ Abu Merapi 0% + Abu Merapi 4% + Abu Merapi 6% + Abu Merapi 8%

Waktu Pe me raman (Hr)

Gambar 6.2 Grafik Hubungan Antara Batas Susut Dengan Waktu Pemeraman.

65,00 60,0 0

B a t a s P la s t is (%)

55,0 0 50,0 0 45,0 0 40,0 0 0 5 10 15 Waktu Pe me raman (Hr)

+ Abu Merapi 0% + Abu Merapi 4% + Abu Merapi 6% + Abu Merapi 8%

Gambar 6.3 Grafik Hubungan Antara Batas Plastis Dengan Waktu Pemeraman

110,00 100,00

Batas CAir (%)

90,00 80,00 70,00 60,00 0 5 10 15 Waktu Pe me raman (Hr)

+ Abu Merapi 0% + Abu Merapi 4% + Abu Merapi 6% + Abu Merapi 8%

Gambar 6.4 Grafik Hubungan Antara Batas Cair Dengan Waktu Pemeraman

45,00Indeks Plastisitas (%)

40,00 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 0 5 10 15Waktu pe me raman (Hr)

+ Abu Merapi 0% + Abu Merapi 4% + Abu Merapi 6% + Abu Merapi 8%

Gambar 6.5 Grafik Hubungan Antara Indeks Plastisitas Dengan Waktu Pemeraman

Dari 4 grafik diatas dapat dilhat adanya perubahan nilai pada 4 parameter batas-batas konsistensi tanah sebelum dan setelah distabilisasi dengan Abu Merapi. Dilihat dari ke-4 grafik diatas dapat dismpulkan bahwa seiring dengan naiknya prosentasi penambahan bahan aditif dalam hal ini Abu Merapi maka bertambah besar pula perubahan nilai batas-batas konsistensi, selain itu waktu pemeraman juga sangat berpengaruh dalam perubahan nilai batas-batas konsistensi tanah lempung. Untuk batas susut, penurunan nilai yang cukup signifikan terjadi pada variasi campuran 8 % yang diperam selama 14 hari yakni dari 36,91 % (tanah asli) menjadi 20,02 % jadi terjadi penurunan nilai batas susut sebesar 45,760%. Pada nilai batas plastis dan batas cair juga terjadi penurunan nilai yang signifikan pada variasi campuran 8 % dengan waktu pemeraman 14 hari yaitu untuk batas plastis dari 61,51 % (tanah asli) menjadi 47,92 % terjadi penurunan sebesar 22,094%, untuk batas cair dari 103,21 % (tanah asli) menjadi 73,15 % terjadi penurunan sebesar 29,125 %. Sedangkan untuk nilai indeks plastisitas penurunan nilai yang terbesar diperoleh pada variasi campuran 8 % dengan waktu pemeraman 7 hari yaitu dari 41,71 % menjadi 25,44 % sehingga terjadi penurunan nilai indeks plastisitas sebesar 39,007 % 6.2.2 Pengujian Parameter Swelling Rendaman Tanah setelah Distabilisasi dengan Abu Merapi.

14 12 10 + A bu Merapi 0%

Swelling (%)

8 6 4 2 0 0 5 10 15 Wak tu Pe m e r am an (Hr )

+ A bu Merapi 4% + A bu Merapi 6% + A bu Merapi 8%

Gambar 6.6 Grafik Hubungan Antara Swelling Dengan Waktu Pemeraman.

Dari Gambar 6.7 di atas hubungan antara Swelling dengan lama pemeraman di atas menunjukkan bahwa seiring dengan peningkatan prosentase penambahan Abu Merapi di dalam campuran dan dari segi waktu pemeraman menunjukkan adanya penurunan pengembangan pada setiap varian campuran dibandingkan dengan tanah aslinya. Nilai Swelling tanah asli adalah sebesar 11,82% , sedangkan untuk penurunan nilai swelling terbesar diperoleh pada variasi campuran 8% dan lama pemeraman 14 hari, dengan nilai Swelling sebesar 7.515%. Jadi bila dibandingkan dengan swelling tanah asli penurunannya adalah sebesar 36,421%. 6.2.3 Pengujian Parameter CBR Rendaman Tanah Setelah Distabilisasi dengan Abu Merapi.

1,4

Nilai CBR (%)

1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 0 5 10 15 Waktu Pemeraman (Hr) + Abu Merapi 0% + Abu Merapi 4% + Abu Merapi 6% + Abu Merapi 8%

Gambar 6.7 Grafik Hubungan Nilai CBR Rendaman Terhadap Waktu Pemeraman Dari gambar grafik diatas menunjukkan bahwa setiap variasi dengan prosentase Abu Merapi yang dicampurkan pada tanah lempung dan setiap varian waktu pemeraman dalam penelitian ini, secara individu dapat memberikan pengaruh terhadap kekuatan tanah lempung yaitu dalam bentuk peningkatan nilai CBR rendaman. Diatas dipaparkan grafik hubungan nilai CBR terhadap waktu pemeraman akan tetapi nilai CBR.

Dilihat pada Gambar 6.8 grafik hubungan anatara nilai CBR redaman dengan lama waktu pemeraman nilai CBR tanah lempung yang mengalami peningkatan yang paling besar terjadi pada variasi capuran 8 % dengan waktu pemeraman 14 hari yaitu dari nilai CBR sebesar 0,75 % (tanah asli) menjadi 1,21 %, terjadi peningkatan nilai CBR tanah lempung sebesar 60 %

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1

Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan oleh penyusun seperti dalam

pembahasan bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ini : 1. Hasil Pengujian tanah di Laoratorium tanah yanag berasal dari daerah Plupuh< Sragen, Jawa Tengah diantaranya : Kadar Air Berat Jenis Batas Cair (LL) Batas Plastis (PL) Batas Susut (SL) Indeks Plastisitas (IP) Aktivitas (A) Kadar air optimum (%) = 45,13 % = 2,48 = 103,21 % = 61,505 % = 36,91 % = 41,71 % = 1,033 % = 26,95 %3 3

Berat volume kering maksimum (gr/cm ) = 1,34 gr/cm Berdasarkan data

hasil pengujian diatas maka disimpulkan bahwa tanah

berbuitr halus yang berasal dari Plupuh, Sragen, Jawa Tengah termasuk OH A-7-5 (54) yaitu tanah lempung organik dengan plastisitas sedang sampai tinggi dengan nilai Indeks Plastisitas sebesar 41,71 % (plastisitas tinggi). yang memiliki potensi pengembangan yang tinggi (High). 2. Pada uji batas-batas Konsistensi. Tanah asli menunjukkan bahwa batas cair (LL) = 103,21 %; batas plastis (PL) = 61,50 %; batas susut (SL) = 36,91 %; indeks plastisitas (IP) = 41,71 %, sedangkan setelah tanah berbutir halus distabilisasi dengan Abu Merapi dengan variasi campuran dan pemeraman yang berbeda-beda diperoleh

68

perubahan nilai-nilai batas konsistensi yang sangat besar terjadi pada variasi campuran dan pemeraman 8 %, 14 Hr dengan nilai batas cair (LL) = 73,15 %; batas plastis (PL) = 47,92 %; batas susut (SL) = 20,02 %; indeks plastisitas (IP) = 25,44 %, sehingga disimpulkan adanya perbaikan sifat fisik tanah karena adanya perubahan yaitu turunnya nilai batas cair (LL) sebesar = 29,12 %; batas plastis (PL) sebesar = 22,09 %; batas susut (SL) sebesar = 45,76 %; indeks plastisitas (IP) sebesar = 39,00 % 3. Uji Swelling CBR rendaman. Tanah asli memiliki nilai pengembangan dan CBR rendaman sebesar 11,82 %, dan 0,75 %, setelah dilakukan stabilisasi dengan menambahkan aditif yaitu Abu merapi dengan variasi penambahan dan pemeraman yang berbeda-beda diperoleh perubahan nilai pengembangan yang cukup besar, perubahan tersebut terjadi pada variasi campuran 8 % pemeraman 14 Hr dengan nilai pengembangan 7,515 %, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan pada nilai pengembangan sebesar 36,421 %, sedangkan untuk nilai CBR rendaman 0,75 % Penambahan Abu Merapi pada tanah asli dan dengan pemeraman mampu merubah nilai CBR rendaman menjadi senilai 1,21 % yang terjadi pada variasi campuran 8 % pemeraman 14 Hr, sehingga perubahan dan perbandingan yang terjadi adalah untuk nilai CBR rendaman meningkat sebesar 60 % 7.2 Saran

1. Perlu diteliti pengaruh penggunaan Abu Merapi terhadap jenis tanah lainnya. 2. Perlu diteliti lebih lanjut kadar Abu Merapi yang lebih besar yang bisa ditambahkan pada tanah lempung menghasilkan nilai-nilai perbaikan sifat fisik dan mekanis lempung yang cukup signifikan. 3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan apabila ingin meneruskan dan mengembangkan penelitian ini.

69

DAFTAR PUSTAKA

, 2005, BUKU PEDOMAN TUGAS AKHIR DAN PRAKTIK KERJA, JTS FTSP UII, Yogyakarta. , 1991, Pedoman Teknis Clean Set, PT. INDO CLEAN SET CEMENT, Jakarta Bowles, Joseph E,1993, Sifat-sifat Fisik dan Geoteknis Tanah, Erlangga, Jakarta. Craig , R.F, 1989, Mekanika Tanah, Erlangga, Jakarta. Das, Braja M, 1988, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid I, Erlangga, Jakarta. Das, Braja M, 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid II, Erlangga, Jakarta. Dunn, I.S, Anderson, L.R, Kiefer, F.W, 1992, Dasar-dasar Analisis Geoteknik, IKIP Semarang Press, Semarang. Hardiyatmo, C.H, 1955, Mekanika Tanah 1 dan Mekanika Tanah 2, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Jhon D Nelson and Deborah J Miller, 1991, Expansive Soil Problems and Practice in Foundation and Pavement Enggineering, Courier Companies.Inc,USA Nanang H.E dan Yosika Alinsari, 2004, Peningkatan Kuat Geser tanah Lempung dengan Variasi campuran Kapur Karbit dengan Clean Set Cement. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Rendra SP dan Ayu SNY, 2001, Stabilisasi Tanah Lempung Dengan Sulfur/Belerang Untuk Subgrade Jalan Raya. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Wesley, L. D., 1977, Mekanika Tanah, Badan Penerbit Percetakan Umum, Jakarta. .

70

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIATISME

Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Karya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Strata 1) baik di Universitas Islam Indonesia maupun di perguruan tinggi lainnya. Karya tulis adalah merupakan gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan Dosen Pembimbing. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Program Software komputer yang digunakan dalam penelitian ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya, bukan tanggung jawab Universitas Islam Indonesia. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini , maka saya bersedia menrima sanksi dengan pencabutan gelar yang sudah diperoleh, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi.

2. 3.

4.

5.

Yogyakarta, Mei 2008 Yang membuat pernyataan

TAUFIK USMAN NIM : 01 511 200