bab 3 objek penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44...

22
42 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Broadband Network Asia (BNA) merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang penyedia jasa telekomunikasi, khususnya penjualan bandwidth atau pita lebar. Penjualan bandwidth dapat dilakukan, karena PT. BNA merupakan perusahaan swasta pertama di Indonesia yang memiliki lisensi langsung dari pemerintah Republik Indonesia sebagai penyelenggara Network Access Point (NAP) atau izin labuh bandwidth. PT. BNA didirikan pada tanggal 15 November 2001 oleh dua pemegang saham utama yaitu Altekindo Jejaring Nusantara (AJN) dan Telkom Multimedia (TM), dibawah notaris Pius Rachmat Santoso, SH dengan nomor akte notaris 153. TM memiliki saham sebesar 51% dan AJN memiliki saham sebesar 49%, dengan posisi direktur utama diisi oleh Ernest Rares. Pada tahun 2003 Henri Kusuma menggantikan posisi Ernest Rares sebagai direktur utama PT. BNA. Namun posisi Henri Kusuma sebagai direktur utama tidak berlangsung lama, dikarenakan pada tahun 2006 posisi tersebut kembali di isi oleh Ernest Rares sampai dengan saat ini. Pada tahun 2006, TM memberikan keseluruhan saham yang dimilikinya kepada AJN. Pada tahun 2007, AJN menjual 70% saham PT. BNA kepada Ernest Rares dan 30% sisanya dimiliki secara kolektif oleh

Upload: trancong

Post on 07-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

42 

 

BAB 3

OBJEK PENELITIAN

3.1 Riwayat Perusahaan

PT. Broadband Network Asia (BNA) merupakan perusahaan swasta yang

bergerak di bidang penyedia jasa telekomunikasi, khususnya penjualan bandwidth

atau pita lebar. Penjualan bandwidth dapat dilakukan, karena PT. BNA merupakan

perusahaan swasta pertama di Indonesia yang memiliki lisensi langsung dari

pemerintah Republik Indonesia sebagai penyelenggara Network Access Point (NAP)

atau izin labuh bandwidth.

PT. BNA didirikan pada tanggal 15 November 2001 oleh dua pemegang saham

utama yaitu Altekindo Jejaring Nusantara (AJN) dan Telkom Multimedia (TM),

dibawah notaris Pius Rachmat Santoso, SH dengan nomor akte notaris 153. TM

memiliki saham sebesar 51% dan AJN memiliki saham sebesar 49%, dengan posisi

direktur utama diisi oleh Ernest Rares.

Pada tahun 2003 Henri Kusuma menggantikan posisi Ernest Rares sebagai

direktur utama PT. BNA. Namun posisi Henri Kusuma sebagai direktur utama tidak

berlangsung lama, dikarenakan pada tahun 2006 posisi tersebut kembali di isi oleh

Ernest Rares sampai dengan saat ini. Pada tahun 2006, TM memberikan keseluruhan

saham yang dimilikinya kepada AJN. Pada tahun 2007, AJN menjual 70% saham

PT. BNA kepada Ernest Rares dan 30% sisanya dimiliki secara kolektif oleh

Page 2: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

43 

 

pemegang saham lainnya. Sehingga Ernest Rares memiliki kedudukan sebagai

owner (pemiliki) sekaligus direktur utama PT. BNA.

3.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi PT. Broadband Network Asia :

• Menciptakan harga bandwidth menjadi terjangkau, agar dapat dinikmati

masyarakat Indonesia pada umumnya dan kalangan generasi muda pada

khususnya.

Misi PT. Broadband Network Asia :

• Meningkatkan kesejahteraan karyawan – karyawati beserta pemegang saham

dalam bidang usaha yang ditekuninya.

3.3 Gambaran Bisnis

PT. BNA memiliki kantor pusat di gedung Cyber, Jl. Kuningan Barat No. 8,

Jakarta, sebagai pemegang lisensi penyelenggara NAP, PT. BNA memfokuskan

pada penyediaan solusi transportasi data berkecepatan tinggi berbasiskan Internet

Protocol (IP). Target pasar PT. BNA adalah para penyelenggara jasa internet /

Internet Service Provider (ISP) dan pelanggan korporasi yang membutuhkan koneksi

internet berpita lebar/Broadband.

Pada awalnya PT. BNA memiliki dua kantor cabang yaitu di Semarang dan di

Yogyakarta. Tahun 2005 PT. BNA membuka cabang baru di Bali, dan Bandung,

akan tetapi pada tahun 2007 cabang PT. BNA yang terletak di Semarang dan Bali

ditutup, menyisakan dua cabang yaitu Bandung dan Yogyakarta.

Page 3: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

44 

 

Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun

sarana telekomunikasi internet di Kolaka, Sulawesi Selatan. Proyek ini bertujuan

untuk membuka informasi bagi masyarakat yang tinggal di pedalaman Kolaka. Pada

proyek ini PT. BNA memasang satelit VSAT sebanyak 21 titik.

Karena regulasi yang dibuat oleh pemerintah Indonesia tidak berjalan dengan

baik, banyak perusahaan tanpa lisensi penyelenggara NAP dapat melabuhkan

bandwidth sendiri dari luar tanpa melalui perusahaan pemegang lisensi NAP. Oleh

karena itu, pada bulan Maret tahun 2005 sayap bisnis PT. BNA mulai

dikembangkan ke arah penyediaan jasa Colocation. Jasa Colocation yang diberikan

oleh PT. BNA berupa penyediaan tempat untuk perangkat jaringan maupun server

yang akan terhubung langsung dengan backbone jaringan internet Indonesia. Pada

saat ini terdapat lebih dari 20 rak penyimpanan baik berupa cage, rak 45U, maupun

single-PC dengan puluhan pelanggan dari berbagai bidang bisnis.

3.3.1 Prosedur Mendapatkan Pelanggan

PT. BNA memiliki dua prosedur untuk mendapatkan pelanggan. Prosedur

pertama adalah menawarkan secara langsung produk dan jasa yang dapat

diberikan PT. BNA kepada pelanggan, baik bandwidth maupun colocation.

Pada prosedur ini PT. BNA akan mengirimkan surat penawaran kepada

pelanggan yang diperkirakan akan tertarik terhadap produk dan jasa yang

ditawarkan. Pelanggan yang tertarik akan merespon balik dengan

menghubungi PT. BNA untuk melakukan konfirmasi penawaran yang

diberikan.

Page 4: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

45 

 

Sementara itu pada prosedur kedua, PT. BNA menggunakan website

dalam melakukan promosi produk yang ditawarkan. Prosedur ini digunakan

karena PT. BNA melihat pasar yang lebih luas dan memudahkan pelanggan

untuk mengetahui produk-produk yang ditawarkan. Pelanggan yang tertarik

dapat langsung menghubungi PT. BNA melalui jalur yang di sediakan pada

website.

3.3.2 Prosesdur Provisioning

Prosedur provisioning merupakan prosedur yang harus dijalankan pelanggan

PT. BNA untuk menghidupkan layanan yang diinginkan. Prosedur ini dibagi

menjadi dua bagian, yaitu :

3.3.2.1 Prosedur Provisioning Administratif

Pada prosedur provisioning administratif, setelah pelanggan

menyetujui penawaran yang diberikan selanjutnya PT. BNA akan

menerbitkan sales confirmation and agreement letter yaitu berupa

surat yang harus disetujui oleh pelanggan mengenai data dan produk

yang diinginkan. Apabila sales confirmation and agreement latter

telah disetujui oleh kedua belah pihak, pelanggan akan mendapatkan

produk yang diinginkan.

Setelah mendapatkan produk, pelanggan akan menerima

notification and activation latter yang berisi berita acara mengenai

rincian tanggal aktivasi, produk, harga dan lain-lain. Notification and

Page 5: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

46 

 

activation letter yang dikeluarkan akan menjadi dasar tagihan yang

dikeluarkan oleh PT. BNA.

3.3.2.2 Prosedur Provisioning Teknikal

Prosedur selanjutnya, pelanggan akan berhubungan dengan divisi

NOC untuk melakukan provisioning teknikal yang terdiri dari

menetapkan port yang digunakan, menghidupkan perangkat, serta

mengatur alokasi bandwidth yang didapatkan.

3.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam menjalankan suatu perusahaan, struktur organisasi merupakan suatu hal

yang sangat penting. Struktur organisasi adalah struktur yang menjalankan hubungan

antara bagian atau unit yang paling bawah sampai tingkat pimpinan dalam

perusahaan.

Struktur organisasi dari PT. Broadband Network Asia :

Page 6: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

47 

 

Gambar 3.1 Struktur Organisai PT. BNA

Penjelasan struktur organisasi pada PT. Broadband Network Asia (BNA):

PT. Broadband Network Asia (BNA) dikepalai oleh seorang direktur utama.

Direktur utama memimpin tiga direktur di bawahnya yaitu Direktur Teknik, Direktur

Marketing, dan Direktur Keuangan.

Direktur Teknik memimpin seorang General Manager Network Operation &

Technical. Network Operation Manager dan Network Operation Engineer

bertanggung jawab pada pengembangan dan pemeliharaan IT PT. BNA, termasuk di

dalamnya bertanggung jawab secara penuh pada jaringan data (LAN).

Direktur Utama

Direktur Teknik

Direktur Marketing

Direktur Keuangan

GM NETWORK OPERATION & TECHNICAL

MARKETINGMANAGER

MARKETINGOFFICER

ADMINISTRATION

NETWORK OPERATIONMANAGER

NETWORK OPERATION ENGINEER

TECHNICAL SUPPORT

GM. HRD & GA

HRD & GA MANAGER

RECEPTIONIST

GENERAL AFFAIR

ACCOUNTING MANAGER

ACCOUNTING OFFICER

Page 7: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

48 

 

Direktur Marketing memimpin langsung Marketing Manager, Marketing Officer,

dan Staff Administration. Direktur Keuangan memimpin langsung seorang General

Manager Human Resource & General Affair. Accounting Manager & Accounting

Officer dikendalikan secara langsung oleh Human Resource & General Affair

Manager.

3.5 Prosedur yang Berlaku

3.5.1 Prasarana Pendukung Opererasional

Seperti yang telah disebutkan diatas, PT. BNA merupakan perusahaan

penyedia jasa telekomunikasi dan memiliki cabang perusahaan di beberapa

tempat dengan kantor pusat yang terletak di Jakarta. Perbedaan lokasi yang

berjauhan tersebut membutuhkan suatu sarana komunikasi yang terintegrasi.

Pada saat ini sarana komunikasi PT. BNA menggunakan email dan telepon

untuk berkomunikasi dengan kantor cabangnya.

Di setiap kantor cabang terdapat jaringan LAN sendiri yang kemudian

terhubung menjadi satu pada jaringan global PT. BNA. Jaringan LAN di

setiap cabang tersebut dikelola dan dikembangkan oleh suatu divisi khusus

yaitu Network Operation Control (NOC). Divisi NOC memiliki tugas dan

kewajiban untuk merancang dan membuat jaringan PT. BNA serta berusaha

menjaga jaringan tersebut selalu berada dalam kondisi baik dalam rangka

menunjang kegiatan operasional sehari-hari.

Jaringan global yang ada pada PT. BNA memiliki skema sebagai berikut :

Page 8: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

49 

 

Gambar 3.2 Jaringan Global PT. BNA

Pada gambar 3.2, dapat dilihat bahwa PT. BNA memiliki dua buah router

yang dinamakan Router JK1 dan Router JK2. Fungsi dari kedua buah router

tersebut sebagai pengatur jaringan internet dimana Upstream provider dan

pelanggan terdapat di dalamnya. Selain itu terdapat jaringan intekoneksi

nasional dari Indonesia Internet Exchange (IIX).

Router JK2 juga terhubung dengan cabang PT. BNA yang berada di luar

Jakarta, untuk cabang di Bandung dan Yogyakarta PT. BNA menggunakan

fiber optic sebagai media jaringan. Untuk converter fiber optic PT. BNA

Page 9: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

50 

 

menggunakan RAD. Selain fiber optic, PT. BNA juga menggunakan VSAT

sebagai media jaringan untuk koneksi pada cabang di daerah Kolaka. Fungsi

dari VSAT ini adalah untuk mendistribusikan layanan internet ke daerah

Kolaka.

3.5.2 Prasarana Pendukung Bisnis

Untuk menjalankan bisnisnya PT. BNA memiliki skema jaringan sebagai

berikut :

Gambar 3.3 Jaringan PT. BNA Jakarta

Page 10: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

51 

 

Pada gambar 3.3 diatas, dapat dilihat untuk mendukung jalannya bisnis

PT. BNA memiliki 2 buah router yaitu Router JK1 dan Router JK2. Diantara

kedua router tersebut terdapat sebuah bandwidth manager (bandwidth

manager 1) yang berfungsi sebagai traffic control antara dua buah router dan

juga dapat berfungsi sebagai firewall pada jaringan PT. BNA.

Router JK1 dan Router JK 2 terhubung dengan internet dan Local

Exchange. Upstream yang terhubung dengan PT. BNA melalui router JK1

diantaranya Asia Broadcast Satelit (ABS), Isat, dan Netsoft dengan media

satelit ataupun dengan media fiber optic.

Pada router JK 2 terhubung tiga switch diantaranya switch 01 yang

berfungsi memegang kendali berbagai server PT. BNA, switch 02 yang

digunakan untuk keperluan office di lantai 6, dan switch 04 yang digunakan

untuk menghubungkan PT. BNA dengan pelanggan. Hubungan antara Switch

01, Switch 02, dan Switch 04 dengan Router JK2 menggunakan sistem

trunking, dengan sistem ini memungkinkan pengaturan ketiga Switch tersebut

yang secara physical berada di lokasi yang berbeda tetapi secara logical dapat

dilakukan pada satu titik yaitu Router JK2.

Sementara itu, skema jaringan pada kantor cabang tidak jauh berbeda

dengan skema jaringan yang ada pada kantor pusat, seperti terlihat pada

gambar 3.4. Karena media jaringan yang digunakan oleh PT. BNA

menggunakn fiber optic maka dibutuhkan sebuah modem RAD sebagai

media converter antara ethernet dengan fiber optic.

Page 11: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

52 

 

Gambar 3.4 Jaringan Salah Satu Kantor Cabang

3.5.3 Hardware yang Digunakan

Perangkat-perangkat jaringan yang digunakan pada kantor pusat

PT. BNA diantaranya adalah :

1) Router Cisco 7200 Series VXR yang digunakan sebagai perangkat

utama untuk menghubungkan keseluruhan jaringan PT. BNA dengan

jaringan luar.

Page 12: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

53 

 

Gambar 3.5 Router Cisco 7200 Series VXR

2) Cisco Catalyst 3500 XL, digunakan sebagai main switch untuk

menghubungkan antar switch yang ada dan juga untuk

mendistribusikan jaringan pada PT. BNA.

Gambar 3.6 Cisco Catalyst 3500 XL

Page 13: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

54 

 

3) RAD, sebagai converter media jaringan ethernet dengan media

jaringan fiber optic.

Gambar 3.7 RAD

4) Linksys Wireless WRT 54G, merupakan access point yang digunakan

untuk melakukan koneksi wireless yang terdapat pada kantor PT.

BNA.

Selain perangkat jaringan yang disebutkan diatas, pada PT. BNA terdapat

beberapa server yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasional

PT. BNA, server yang digunakan adalah :

1) DNS Server, yang berfungsi sebagai penerjemah nama komputer ke

IP address (memetakan nama komputer ke IP address) bagi

pelanggan PT. BNA. DNS Server yang dimiliki oleh PT. BNA

Page 14: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

55 

 

berjumlah 3 server menggunakan operating system Centos, FreeBSD,

dan Debian.

2) NAT Server, yang berfungsi sebagai gateway antara jaringan private

LAN pada lt.6 PT. BNA dengan jaringan luar. Server ini

menggunakan operating system Debian.

3) Bandwidth Manager, yang berfungsi sebagai traffic control secara

logical antara dua buah router dan juga dapat berfungsi sebagai

firewall pada jaringan PT. BNA. Kedua buah bandwidth manager

yang dimiliki oleh PT. BNA menggunakan operating system

FreeBSD.

4) Network Monitoring Server, yang berfungsi sebagai pusat

pengamatan traffic internet baik pada jaringan lokal maupun

internasional dengan menggunakan operating system Free BSD.

5) Mail Server dan Web Server, yang menggunakan operating system

Centos. Berfungsi sebagai server web resmi PT. BNA dengan alamat

http://www.bna.net.id dan juga sebagai mail server PT. BNA.

3.5.4 Trafik Monitoring

Untuk mengetahui gambaran penggunaan bandwidth pada suatu jaringan

perlu dilakukan trafik monitoring, untuk melakukan hal tersebut PT. BNA

menggunakan software MRTG (Multi Router Traffic Grapher). Pada

software tersebut akan dihasilkan beberapa grafik yang menggambarkan

Page 15: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

56 

 

pemakaian bandwidth, grafik tersebut tampak memiliki dua warna, hijau

yang menunjukan traffic in, dan biru yang menunjukkan traffic out.

Hasil pengamatan dari MRTG menghasilkan dua buah grafik, yaitu grafik

harian dan grafik mingguan, baik untuk bandwidth lokal/IIX (Indonesia

Internet Exchange) maupun bandwidth internasional. Garfik harian akan di

update setiap 5 menit sekali, sedangkan grafik mingguan akan di update 30

menit sekali. Hasil dari pengamatan grafik oleh MRTG merupakan web

based dan merupakan suatu kesatuan.

Di bawah ini adalah grafik penggunaan bandwidth internet di kantor pusat

Jakarta :

Gambar 3.8 Grafik Penggunaan Bandwidth Lokal Harian

Page 16: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

57 

 

Gambar 3.9 Grafik Penggunaan Bandwidth Lokal Mingguan

Dari hasil grafik IIX yang di ambil pada tanggal 17 Desember 2009,

didapat informasi bahwa penggunaan bandwidth lokal pada kantor pusat PT.

BNA tidak terlalu signifikan, traffic pada jaringan PT. BNA hampir selalu

berada pada kondisi minimum, baik pada grafik harian (daily graph) maupun

pada grafik mingguan (weekly graph). Sedangkan traffic berada pada kondisi

maksimum hanya pada tanggal 16 Desember 2009 jam 4 sore dan tanggal 17

Desember 2009 jam 10 pagi.

PT. BNA memiliki total bandwidth sebesar 100Mb untuk jalur lokal/IIX

(Indonesia Internet Exchange) dan bandwidth jalur internasional sebanyak

60Mb. Untuk grafik dari jalur Internasional dapat dilihat pada gambar di

bawah ini :

Page 17: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

58 

 

Gambar 3.10 Grafik Penggunaan Bandwidth Internasional Harian

Dapat dilihat pada gambar di atas bahwa penggunaan bandwidth pada

jalur internasional lebih signifikan dibandingkan dengan grafik penggunaan

bandwidth lokal/IIX. Hal ini dikarenakan banyak pengguna yang mengakses

web maupun men-download dari jalur intenasional. Berdasarkan data yang

diambil pada tanggal 17 desember 2009 dapat dilihat penggunaan bandwidth

hampir menyentuh titik 512.0 kb/second pada jam 14.00 sampai dengan

18.00. Sedangkan untuk hasil grafik penggunaan bandwidth internasional

mingguan dapat melihat gambar di bawah ini :

Page 18: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

59 

 

Gambar 3.11 Grafik Penggunaan Bandwidth Internasional Mingguan

3.5.5 Jaringan Suara (PABX)

Skema jaringan suara pada PT. BNA dapat dilihat secara umum pada

gambar di bawah ini :

Page 19: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

60 

 

Gambar 3.12 Skema Jaringan Suara pada PT. BNA

PT. BNA memiliki jaringan suara dengan sentral PABX menggunakan

Panasonic EASA-PHONE KX-T123210DB. Sentral PABX tersebut memiliki

2 port trunk CO line-in dengan 20 port ekstensi yang terhubung ke pesawat

lokal.

Page 20: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

61 

 

Gambar 3.13 Panasonic EASA-PHONE KX-T123210DB

Fitur pada jaringan PABX yang digunakan oleh PT. BNA masih standar,

yaitu dengan menggunakan operator sebagai penghubung komunikasi antara

pihak penelepon dari luar kantor ke dalam jaringan telepon PT. BNA. Selain

itu terdapat pula fitur-fitur seperti Call transfer, Call forwarding, dan lain

sebagainya. Sampai saat ini perusahaan penyedia jasa komunikasi yang

digunakan oleh PT. BNA berasal dari perusahaan Telkom.

3.6 Permasalahan yang Dihadapi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Yuniko Fourtino selaku Network

Opertaion Engineer PT. BNA dan pengamatan yang dilakukan, kondisi jaringan

data (LAN) PT. BNA hampir tidak ada masalah. Hal ini dikarenakan divisi Network

Operation Center (NOC) dalam menjaga jaringan data bekerja dengan maksimal.

Page 21: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

62 

 

Akan tetapi terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh PT. BNA,

diantaranya :

• Komunikasi antara kantor pusat dengan kantor cabang PT. BNA maupun

komunikasi antara PT. BNA dengan pelanggan masih menggunakan telepon

dan e-mail. Dengan melihat kemampuan jaringan data yang ada, PT. BNA

menginginkan sebuah layanan komunikasi menggunakan VoIP sebagai

alternatif komunikasi.

• PT. BNA ingin memberikan kemampuan bagi pelanggan untuk melakukan

trafik VoIP, akan tetapi PT. BNA belum mengetahui besar kapasitas saluran

yang dibutuhkan dalam layanan suara VoIP.

3.7 Solusi Permasalahan

Dari permasalahan di atas, solusi yang dapat diberikan untuk PT. BNA adalah

Voice Internet Protocol (VoIP) berbasiskan protokol SIP. VoIP merupakan teknologi

komunikasi melalui IP dan menggunakan internet sebagai perantara media

komunikasi, karena menggunakan internet maka konsumsi terbesar dari penggunaan

VoIP tidak jauh dari bandwidth. Pemilihan penggunaan protokol SIP dikarenakan

beberapa alasan, diantaranya :

1) SIP merupakan protokol yang telah dipatenkan oleh Internet Engineering

Task Force (IETF) sehingga penggunaan protokol ini dengan vendor

hardware VoIP tidak akan mengalami kendala, selain itu protokol ini sudah

stabil,

Page 22: BAB 3 OBJEK PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44 Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun sarana telekomunikasi

63 

 

2) SIP dapat menembus Network Address Translation (NAT) dan Firewall, hal

inilah yang tidak dimiliki oleh protokol lain,

3) Arstitektur SIP yang berdasarkan pada mode komunikasi client service,

menjadikan SIP lebih mudah untuk melakukan distribusi arsitektur dan

penambahan user pada jaringan VoIP. Hal ini dikarenakan mode komunikasi

client service, yang melakukan komunikasi per-layer protokolnya tidak pada

layer yang sejajar (peer to peer) tetapi antar application layer (client server).

Sehingga untuk penambahan jaringan SIP, dapat menggunakan jaringan

sebelumnya (penambahan hanya dilakukan pada client saja),

4) SIP dibangun dengan basis text (HTTP) yang strukturnya dapat dengan

mudah ditambahkan atau dikurangkan, sehingga menjadikan SIP lebih

fleksibel untuk perubahan atau modifikasi program,

5) Penguasaaan dan penggunaan format HTTP banyak dipakai, sehingga

pengimplementasian aplikasi SIP dapat lebih mudah dan lebih luas.

Dari hasil pengamatan dan wawancara, disimpulkan bahwa jaringan data (LAN)

kantor pusat PT. BNA Jakarta maupun kantor cabang PT. BNA dapat menerapkan

VoIP-SIP dengan baik. Dengan penerapan VoIP-SIP maka permasalahan di atas

dapat diatasi.

Sedangkan untuk mengetahui besarnya kapasitas saluran yang diperlukan dalam

membawa trafik VoIP-SIP, akan dilakukan pengujian operasional dengan

menggunakan pembangkit trafik VoIP-SIP melalui jaringan NAP PT. BNA.