bab 3 objek penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2010-1-00291-if bab 3.pdf44...
TRANSCRIPT
42
BAB 3
OBJEK PENELITIAN
3.1 Riwayat Perusahaan
PT. Broadband Network Asia (BNA) merupakan perusahaan swasta yang
bergerak di bidang penyedia jasa telekomunikasi, khususnya penjualan bandwidth
atau pita lebar. Penjualan bandwidth dapat dilakukan, karena PT. BNA merupakan
perusahaan swasta pertama di Indonesia yang memiliki lisensi langsung dari
pemerintah Republik Indonesia sebagai penyelenggara Network Access Point (NAP)
atau izin labuh bandwidth.
PT. BNA didirikan pada tanggal 15 November 2001 oleh dua pemegang saham
utama yaitu Altekindo Jejaring Nusantara (AJN) dan Telkom Multimedia (TM),
dibawah notaris Pius Rachmat Santoso, SH dengan nomor akte notaris 153. TM
memiliki saham sebesar 51% dan AJN memiliki saham sebesar 49%, dengan posisi
direktur utama diisi oleh Ernest Rares.
Pada tahun 2003 Henri Kusuma menggantikan posisi Ernest Rares sebagai
direktur utama PT. BNA. Namun posisi Henri Kusuma sebagai direktur utama tidak
berlangsung lama, dikarenakan pada tahun 2006 posisi tersebut kembali di isi oleh
Ernest Rares sampai dengan saat ini. Pada tahun 2006, TM memberikan keseluruhan
saham yang dimilikinya kepada AJN. Pada tahun 2007, AJN menjual 70% saham
PT. BNA kepada Ernest Rares dan 30% sisanya dimiliki secara kolektif oleh
43
pemegang saham lainnya. Sehingga Ernest Rares memiliki kedudukan sebagai
owner (pemiliki) sekaligus direktur utama PT. BNA.
3.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. Broadband Network Asia :
• Menciptakan harga bandwidth menjadi terjangkau, agar dapat dinikmati
masyarakat Indonesia pada umumnya dan kalangan generasi muda pada
khususnya.
Misi PT. Broadband Network Asia :
• Meningkatkan kesejahteraan karyawan – karyawati beserta pemegang saham
dalam bidang usaha yang ditekuninya.
3.3 Gambaran Bisnis
PT. BNA memiliki kantor pusat di gedung Cyber, Jl. Kuningan Barat No. 8,
Jakarta, sebagai pemegang lisensi penyelenggara NAP, PT. BNA memfokuskan
pada penyediaan solusi transportasi data berkecepatan tinggi berbasiskan Internet
Protocol (IP). Target pasar PT. BNA adalah para penyelenggara jasa internet /
Internet Service Provider (ISP) dan pelanggan korporasi yang membutuhkan koneksi
internet berpita lebar/Broadband.
Pada awalnya PT. BNA memiliki dua kantor cabang yaitu di Semarang dan di
Yogyakarta. Tahun 2005 PT. BNA membuka cabang baru di Bali, dan Bandung,
akan tetapi pada tahun 2007 cabang PT. BNA yang terletak di Semarang dan Bali
ditutup, menyisakan dua cabang yaitu Bandung dan Yogyakarta.
44
Pada tahun 2008 PT. BNA mendapatkan proyek pemerintah untuk membangun
sarana telekomunikasi internet di Kolaka, Sulawesi Selatan. Proyek ini bertujuan
untuk membuka informasi bagi masyarakat yang tinggal di pedalaman Kolaka. Pada
proyek ini PT. BNA memasang satelit VSAT sebanyak 21 titik.
Karena regulasi yang dibuat oleh pemerintah Indonesia tidak berjalan dengan
baik, banyak perusahaan tanpa lisensi penyelenggara NAP dapat melabuhkan
bandwidth sendiri dari luar tanpa melalui perusahaan pemegang lisensi NAP. Oleh
karena itu, pada bulan Maret tahun 2005 sayap bisnis PT. BNA mulai
dikembangkan ke arah penyediaan jasa Colocation. Jasa Colocation yang diberikan
oleh PT. BNA berupa penyediaan tempat untuk perangkat jaringan maupun server
yang akan terhubung langsung dengan backbone jaringan internet Indonesia. Pada
saat ini terdapat lebih dari 20 rak penyimpanan baik berupa cage, rak 45U, maupun
single-PC dengan puluhan pelanggan dari berbagai bidang bisnis.
3.3.1 Prosedur Mendapatkan Pelanggan
PT. BNA memiliki dua prosedur untuk mendapatkan pelanggan. Prosedur
pertama adalah menawarkan secara langsung produk dan jasa yang dapat
diberikan PT. BNA kepada pelanggan, baik bandwidth maupun colocation.
Pada prosedur ini PT. BNA akan mengirimkan surat penawaran kepada
pelanggan yang diperkirakan akan tertarik terhadap produk dan jasa yang
ditawarkan. Pelanggan yang tertarik akan merespon balik dengan
menghubungi PT. BNA untuk melakukan konfirmasi penawaran yang
diberikan.
45
Sementara itu pada prosedur kedua, PT. BNA menggunakan website
dalam melakukan promosi produk yang ditawarkan. Prosedur ini digunakan
karena PT. BNA melihat pasar yang lebih luas dan memudahkan pelanggan
untuk mengetahui produk-produk yang ditawarkan. Pelanggan yang tertarik
dapat langsung menghubungi PT. BNA melalui jalur yang di sediakan pada
website.
3.3.2 Prosesdur Provisioning
Prosedur provisioning merupakan prosedur yang harus dijalankan pelanggan
PT. BNA untuk menghidupkan layanan yang diinginkan. Prosedur ini dibagi
menjadi dua bagian, yaitu :
3.3.2.1 Prosedur Provisioning Administratif
Pada prosedur provisioning administratif, setelah pelanggan
menyetujui penawaran yang diberikan selanjutnya PT. BNA akan
menerbitkan sales confirmation and agreement letter yaitu berupa
surat yang harus disetujui oleh pelanggan mengenai data dan produk
yang diinginkan. Apabila sales confirmation and agreement latter
telah disetujui oleh kedua belah pihak, pelanggan akan mendapatkan
produk yang diinginkan.
Setelah mendapatkan produk, pelanggan akan menerima
notification and activation latter yang berisi berita acara mengenai
rincian tanggal aktivasi, produk, harga dan lain-lain. Notification and
46
activation letter yang dikeluarkan akan menjadi dasar tagihan yang
dikeluarkan oleh PT. BNA.
3.3.2.2 Prosedur Provisioning Teknikal
Prosedur selanjutnya, pelanggan akan berhubungan dengan divisi
NOC untuk melakukan provisioning teknikal yang terdiri dari
menetapkan port yang digunakan, menghidupkan perangkat, serta
mengatur alokasi bandwidth yang didapatkan.
3.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam menjalankan suatu perusahaan, struktur organisasi merupakan suatu hal
yang sangat penting. Struktur organisasi adalah struktur yang menjalankan hubungan
antara bagian atau unit yang paling bawah sampai tingkat pimpinan dalam
perusahaan.
Struktur organisasi dari PT. Broadband Network Asia :
47
Gambar 3.1 Struktur Organisai PT. BNA
Penjelasan struktur organisasi pada PT. Broadband Network Asia (BNA):
PT. Broadband Network Asia (BNA) dikepalai oleh seorang direktur utama.
Direktur utama memimpin tiga direktur di bawahnya yaitu Direktur Teknik, Direktur
Marketing, dan Direktur Keuangan.
Direktur Teknik memimpin seorang General Manager Network Operation &
Technical. Network Operation Manager dan Network Operation Engineer
bertanggung jawab pada pengembangan dan pemeliharaan IT PT. BNA, termasuk di
dalamnya bertanggung jawab secara penuh pada jaringan data (LAN).
Direktur Utama
Direktur Teknik
Direktur Marketing
Direktur Keuangan
GM NETWORK OPERATION & TECHNICAL
MARKETINGMANAGER
MARKETINGOFFICER
ADMINISTRATION
NETWORK OPERATIONMANAGER
NETWORK OPERATION ENGINEER
TECHNICAL SUPPORT
GM. HRD & GA
HRD & GA MANAGER
RECEPTIONIST
GENERAL AFFAIR
ACCOUNTING MANAGER
ACCOUNTING OFFICER
48
Direktur Marketing memimpin langsung Marketing Manager, Marketing Officer,
dan Staff Administration. Direktur Keuangan memimpin langsung seorang General
Manager Human Resource & General Affair. Accounting Manager & Accounting
Officer dikendalikan secara langsung oleh Human Resource & General Affair
Manager.
3.5 Prosedur yang Berlaku
3.5.1 Prasarana Pendukung Opererasional
Seperti yang telah disebutkan diatas, PT. BNA merupakan perusahaan
penyedia jasa telekomunikasi dan memiliki cabang perusahaan di beberapa
tempat dengan kantor pusat yang terletak di Jakarta. Perbedaan lokasi yang
berjauhan tersebut membutuhkan suatu sarana komunikasi yang terintegrasi.
Pada saat ini sarana komunikasi PT. BNA menggunakan email dan telepon
untuk berkomunikasi dengan kantor cabangnya.
Di setiap kantor cabang terdapat jaringan LAN sendiri yang kemudian
terhubung menjadi satu pada jaringan global PT. BNA. Jaringan LAN di
setiap cabang tersebut dikelola dan dikembangkan oleh suatu divisi khusus
yaitu Network Operation Control (NOC). Divisi NOC memiliki tugas dan
kewajiban untuk merancang dan membuat jaringan PT. BNA serta berusaha
menjaga jaringan tersebut selalu berada dalam kondisi baik dalam rangka
menunjang kegiatan operasional sehari-hari.
Jaringan global yang ada pada PT. BNA memiliki skema sebagai berikut :
49
Gambar 3.2 Jaringan Global PT. BNA
Pada gambar 3.2, dapat dilihat bahwa PT. BNA memiliki dua buah router
yang dinamakan Router JK1 dan Router JK2. Fungsi dari kedua buah router
tersebut sebagai pengatur jaringan internet dimana Upstream provider dan
pelanggan terdapat di dalamnya. Selain itu terdapat jaringan intekoneksi
nasional dari Indonesia Internet Exchange (IIX).
Router JK2 juga terhubung dengan cabang PT. BNA yang berada di luar
Jakarta, untuk cabang di Bandung dan Yogyakarta PT. BNA menggunakan
fiber optic sebagai media jaringan. Untuk converter fiber optic PT. BNA
50
menggunakan RAD. Selain fiber optic, PT. BNA juga menggunakan VSAT
sebagai media jaringan untuk koneksi pada cabang di daerah Kolaka. Fungsi
dari VSAT ini adalah untuk mendistribusikan layanan internet ke daerah
Kolaka.
3.5.2 Prasarana Pendukung Bisnis
Untuk menjalankan bisnisnya PT. BNA memiliki skema jaringan sebagai
berikut :
Gambar 3.3 Jaringan PT. BNA Jakarta
51
Pada gambar 3.3 diatas, dapat dilihat untuk mendukung jalannya bisnis
PT. BNA memiliki 2 buah router yaitu Router JK1 dan Router JK2. Diantara
kedua router tersebut terdapat sebuah bandwidth manager (bandwidth
manager 1) yang berfungsi sebagai traffic control antara dua buah router dan
juga dapat berfungsi sebagai firewall pada jaringan PT. BNA.
Router JK1 dan Router JK 2 terhubung dengan internet dan Local
Exchange. Upstream yang terhubung dengan PT. BNA melalui router JK1
diantaranya Asia Broadcast Satelit (ABS), Isat, dan Netsoft dengan media
satelit ataupun dengan media fiber optic.
Pada router JK 2 terhubung tiga switch diantaranya switch 01 yang
berfungsi memegang kendali berbagai server PT. BNA, switch 02 yang
digunakan untuk keperluan office di lantai 6, dan switch 04 yang digunakan
untuk menghubungkan PT. BNA dengan pelanggan. Hubungan antara Switch
01, Switch 02, dan Switch 04 dengan Router JK2 menggunakan sistem
trunking, dengan sistem ini memungkinkan pengaturan ketiga Switch tersebut
yang secara physical berada di lokasi yang berbeda tetapi secara logical dapat
dilakukan pada satu titik yaitu Router JK2.
Sementara itu, skema jaringan pada kantor cabang tidak jauh berbeda
dengan skema jaringan yang ada pada kantor pusat, seperti terlihat pada
gambar 3.4. Karena media jaringan yang digunakan oleh PT. BNA
menggunakn fiber optic maka dibutuhkan sebuah modem RAD sebagai
media converter antara ethernet dengan fiber optic.
52
Gambar 3.4 Jaringan Salah Satu Kantor Cabang
3.5.3 Hardware yang Digunakan
Perangkat-perangkat jaringan yang digunakan pada kantor pusat
PT. BNA diantaranya adalah :
1) Router Cisco 7200 Series VXR yang digunakan sebagai perangkat
utama untuk menghubungkan keseluruhan jaringan PT. BNA dengan
jaringan luar.
53
Gambar 3.5 Router Cisco 7200 Series VXR
2) Cisco Catalyst 3500 XL, digunakan sebagai main switch untuk
menghubungkan antar switch yang ada dan juga untuk
mendistribusikan jaringan pada PT. BNA.
Gambar 3.6 Cisco Catalyst 3500 XL
54
3) RAD, sebagai converter media jaringan ethernet dengan media
jaringan fiber optic.
Gambar 3.7 RAD
4) Linksys Wireless WRT 54G, merupakan access point yang digunakan
untuk melakukan koneksi wireless yang terdapat pada kantor PT.
BNA.
Selain perangkat jaringan yang disebutkan diatas, pada PT. BNA terdapat
beberapa server yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasional
PT. BNA, server yang digunakan adalah :
1) DNS Server, yang berfungsi sebagai penerjemah nama komputer ke
IP address (memetakan nama komputer ke IP address) bagi
pelanggan PT. BNA. DNS Server yang dimiliki oleh PT. BNA
55
berjumlah 3 server menggunakan operating system Centos, FreeBSD,
dan Debian.
2) NAT Server, yang berfungsi sebagai gateway antara jaringan private
LAN pada lt.6 PT. BNA dengan jaringan luar. Server ini
menggunakan operating system Debian.
3) Bandwidth Manager, yang berfungsi sebagai traffic control secara
logical antara dua buah router dan juga dapat berfungsi sebagai
firewall pada jaringan PT. BNA. Kedua buah bandwidth manager
yang dimiliki oleh PT. BNA menggunakan operating system
FreeBSD.
4) Network Monitoring Server, yang berfungsi sebagai pusat
pengamatan traffic internet baik pada jaringan lokal maupun
internasional dengan menggunakan operating system Free BSD.
5) Mail Server dan Web Server, yang menggunakan operating system
Centos. Berfungsi sebagai server web resmi PT. BNA dengan alamat
http://www.bna.net.id dan juga sebagai mail server PT. BNA.
3.5.4 Trafik Monitoring
Untuk mengetahui gambaran penggunaan bandwidth pada suatu jaringan
perlu dilakukan trafik monitoring, untuk melakukan hal tersebut PT. BNA
menggunakan software MRTG (Multi Router Traffic Grapher). Pada
software tersebut akan dihasilkan beberapa grafik yang menggambarkan
56
pemakaian bandwidth, grafik tersebut tampak memiliki dua warna, hijau
yang menunjukan traffic in, dan biru yang menunjukkan traffic out.
Hasil pengamatan dari MRTG menghasilkan dua buah grafik, yaitu grafik
harian dan grafik mingguan, baik untuk bandwidth lokal/IIX (Indonesia
Internet Exchange) maupun bandwidth internasional. Garfik harian akan di
update setiap 5 menit sekali, sedangkan grafik mingguan akan di update 30
menit sekali. Hasil dari pengamatan grafik oleh MRTG merupakan web
based dan merupakan suatu kesatuan.
Di bawah ini adalah grafik penggunaan bandwidth internet di kantor pusat
Jakarta :
Gambar 3.8 Grafik Penggunaan Bandwidth Lokal Harian
57
Gambar 3.9 Grafik Penggunaan Bandwidth Lokal Mingguan
Dari hasil grafik IIX yang di ambil pada tanggal 17 Desember 2009,
didapat informasi bahwa penggunaan bandwidth lokal pada kantor pusat PT.
BNA tidak terlalu signifikan, traffic pada jaringan PT. BNA hampir selalu
berada pada kondisi minimum, baik pada grafik harian (daily graph) maupun
pada grafik mingguan (weekly graph). Sedangkan traffic berada pada kondisi
maksimum hanya pada tanggal 16 Desember 2009 jam 4 sore dan tanggal 17
Desember 2009 jam 10 pagi.
PT. BNA memiliki total bandwidth sebesar 100Mb untuk jalur lokal/IIX
(Indonesia Internet Exchange) dan bandwidth jalur internasional sebanyak
60Mb. Untuk grafik dari jalur Internasional dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
58
Gambar 3.10 Grafik Penggunaan Bandwidth Internasional Harian
Dapat dilihat pada gambar di atas bahwa penggunaan bandwidth pada
jalur internasional lebih signifikan dibandingkan dengan grafik penggunaan
bandwidth lokal/IIX. Hal ini dikarenakan banyak pengguna yang mengakses
web maupun men-download dari jalur intenasional. Berdasarkan data yang
diambil pada tanggal 17 desember 2009 dapat dilihat penggunaan bandwidth
hampir menyentuh titik 512.0 kb/second pada jam 14.00 sampai dengan
18.00. Sedangkan untuk hasil grafik penggunaan bandwidth internasional
mingguan dapat melihat gambar di bawah ini :
59
Gambar 3.11 Grafik Penggunaan Bandwidth Internasional Mingguan
3.5.5 Jaringan Suara (PABX)
Skema jaringan suara pada PT. BNA dapat dilihat secara umum pada
gambar di bawah ini :
60
Gambar 3.12 Skema Jaringan Suara pada PT. BNA
PT. BNA memiliki jaringan suara dengan sentral PABX menggunakan
Panasonic EASA-PHONE KX-T123210DB. Sentral PABX tersebut memiliki
2 port trunk CO line-in dengan 20 port ekstensi yang terhubung ke pesawat
lokal.
61
Gambar 3.13 Panasonic EASA-PHONE KX-T123210DB
Fitur pada jaringan PABX yang digunakan oleh PT. BNA masih standar,
yaitu dengan menggunakan operator sebagai penghubung komunikasi antara
pihak penelepon dari luar kantor ke dalam jaringan telepon PT. BNA. Selain
itu terdapat pula fitur-fitur seperti Call transfer, Call forwarding, dan lain
sebagainya. Sampai saat ini perusahaan penyedia jasa komunikasi yang
digunakan oleh PT. BNA berasal dari perusahaan Telkom.
3.6 Permasalahan yang Dihadapi
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Yuniko Fourtino selaku Network
Opertaion Engineer PT. BNA dan pengamatan yang dilakukan, kondisi jaringan
data (LAN) PT. BNA hampir tidak ada masalah. Hal ini dikarenakan divisi Network
Operation Center (NOC) dalam menjaga jaringan data bekerja dengan maksimal.
62
Akan tetapi terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh PT. BNA,
diantaranya :
• Komunikasi antara kantor pusat dengan kantor cabang PT. BNA maupun
komunikasi antara PT. BNA dengan pelanggan masih menggunakan telepon
dan e-mail. Dengan melihat kemampuan jaringan data yang ada, PT. BNA
menginginkan sebuah layanan komunikasi menggunakan VoIP sebagai
alternatif komunikasi.
• PT. BNA ingin memberikan kemampuan bagi pelanggan untuk melakukan
trafik VoIP, akan tetapi PT. BNA belum mengetahui besar kapasitas saluran
yang dibutuhkan dalam layanan suara VoIP.
3.7 Solusi Permasalahan
Dari permasalahan di atas, solusi yang dapat diberikan untuk PT. BNA adalah
Voice Internet Protocol (VoIP) berbasiskan protokol SIP. VoIP merupakan teknologi
komunikasi melalui IP dan menggunakan internet sebagai perantara media
komunikasi, karena menggunakan internet maka konsumsi terbesar dari penggunaan
VoIP tidak jauh dari bandwidth. Pemilihan penggunaan protokol SIP dikarenakan
beberapa alasan, diantaranya :
1) SIP merupakan protokol yang telah dipatenkan oleh Internet Engineering
Task Force (IETF) sehingga penggunaan protokol ini dengan vendor
hardware VoIP tidak akan mengalami kendala, selain itu protokol ini sudah
stabil,
63
2) SIP dapat menembus Network Address Translation (NAT) dan Firewall, hal
inilah yang tidak dimiliki oleh protokol lain,
3) Arstitektur SIP yang berdasarkan pada mode komunikasi client service,
menjadikan SIP lebih mudah untuk melakukan distribusi arsitektur dan
penambahan user pada jaringan VoIP. Hal ini dikarenakan mode komunikasi
client service, yang melakukan komunikasi per-layer protokolnya tidak pada
layer yang sejajar (peer to peer) tetapi antar application layer (client server).
Sehingga untuk penambahan jaringan SIP, dapat menggunakan jaringan
sebelumnya (penambahan hanya dilakukan pada client saja),
4) SIP dibangun dengan basis text (HTTP) yang strukturnya dapat dengan
mudah ditambahkan atau dikurangkan, sehingga menjadikan SIP lebih
fleksibel untuk perubahan atau modifikasi program,
5) Penguasaaan dan penggunaan format HTTP banyak dipakai, sehingga
pengimplementasian aplikasi SIP dapat lebih mudah dan lebih luas.
Dari hasil pengamatan dan wawancara, disimpulkan bahwa jaringan data (LAN)
kantor pusat PT. BNA Jakarta maupun kantor cabang PT. BNA dapat menerapkan
VoIP-SIP dengan baik. Dengan penerapan VoIP-SIP maka permasalahan di atas
dapat diatasi.
Sedangkan untuk mengetahui besarnya kapasitas saluran yang diperlukan dalam
membawa trafik VoIP-SIP, akan dilakukan pengujian operasional dengan
menggunakan pembangkit trafik VoIP-SIP melalui jaringan NAP PT. BNA.