bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...
TRANSCRIPT
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Gorontalo
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
merupakan salah satu unit organisasi yang berada dibawah koordinasi
Asisten Administrasi yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 36
Tahun 2007 dengan fungsi pokoknya yaitu mengelola administrasi
keuangan daerah Kabupaten Gorontalo yang terdiri dari Sekretariat dan 4
Bidang yaitu Bidang Pendapatan, Bidang Anggaran dan Verifikasi, Bidang
Akuntansi dan Bidang Aset.
Sebagaimana Keputusan Bupati Gorontalo Nomor 57 Tahun
2007, bahwa Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah sebagaimana yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan dengan fungsi:
1. perumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset daerah.
2. pengelolaan administrasi keuangan daerah.
3. pelaksanaan pelayanan umum.
4. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas.
5. pengelolaan urusan kesekretariatan Dinas.
45
Selanjutnya dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas
pengelolaan keuangan daerah, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah senantiasa berupaya untuk menyempurnakan sistem
dan prosedur yang ada agar dapat mendeteksi dan mengantisipasi
terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan keuangan daerah.
4.1.2 Visi dan Misi DPPKAD Kabupaten Gorontalo
Visi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Gorontalo adalah terwujudnya peningkatan
penerimaan pendapatan daerah secara optimal dan berkelanjutan serta
pengelolaan keuangan dan pengelolaan aset daerah yang bersih,
transparan dan akuntabel demi terciptanya kredibilitas, keterbukaan dan
keandalan sistem manajemen keuangan daerah.
Misi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Gorontalo adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan peningkatan capaian penerimaan pendapatan dan
pengelolaan keuangan daerah yang bersih, berkelanjutan dan
transparan.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat wajib pajak
dan wajib retribusi.
3. Meningkatkan kelancaran sistem dan mekanisme kerja dalam
pemungutan pendapatan daerah.
46
4. Mewujudkan aparat pengelola keuangan dan aset daerah yang
berkualitas.
5. Mengembangkan sistem manajemen keuangan daerah dan aset
daerah.
Agar misi dapat dijalankan dengan baik, maka SKPD perlu
menetapkan tujuan yang akan dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai
oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Gorontalo adalah:
1. Meningkatkan kualitas pengelolaan pendapatan daerah.
2. Meningkatkan pemahaman masyarakat dalam membayar pajak
dan retribusi daerah.
3. Meningkatkan kualitas perencanaan keuangan daerah agar mampu
menyelaraskan antara potensi daerah dan kebutuhan daerah.
4. Meningkatkan aksesibilitas publik terhadap produk-produk
pengelolaan keuangan daerah.
5. Meningkatkan dan menyempurnakan sistem manajemen keuangan
daerah agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang andal dan
terpercaya.
6. Mempertahankan, sekaligus menyempurnakan sistem pengelolaan
manajemen keuangan dan aset daerah yang telah berhasil
menyajikan laporan keuangan yang handal sehingga mendapatkan
opini Wajar Tanpa Pengecualian atas LKPD tahun 2009.
47
4.1.3 Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gorontalo Nomor 11
Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 36 Tahun
2007 Tentang Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Gorontalo adalah sebagai berikut:
1. Kepala Dinas.
2. Sekretariat, membawahkan:
a. Sub Bagian Keuangan.
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
c. Sub Bagian Penyusunan Program.
3. Bidang Pendapatan, membawahkan:
a. Seksi Pajak.
b. Seksi Retribusi dan Pendapatan Lainnya.
4. Bidang Akuntansi, membawahkan:
a. Seksi Akuntansi dan Pelaporan.
b. Seksi Pembinaan Akuntansi SKPD.
5. Bidang Anggaran, Verifikasi dan Pembiayaan:
a. Seksi Anggaran dan Verifikasi.
b. Seksi Pembiayaan.
6. Bidang Asset dan Investasi, membawahkan:
a. Seksi Aset Bergerak.
b. Seksi Aset Tidak Bergerak.
48
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas.
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar 1.2
Struktur Organisasi
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Gorontalo
Sistem Pemungutan Pajak Reklame
Kepala Dinas
Sekretariat
Sub Bagian
Keuangan
Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian
Sub Bagian Penyusunan
Program
Bidang
Anggaran,Verifikasi
dan Pembiayaan
Bidang
Pendapatan
Seksi
Pajak
Seksi
Retribusi
Seksi Akuntansi
dan Pelaporan
Seksi Pembinaan
Akuntansi SKPD
Bidang
Akuntansi
Bidang
Aset
U P T D U P T D
Seksi
Aset Bergerak
Seksi Aset
Tidak Bergerak
Seksi Anggaran
dan Verifikasi
Seksi
Pembiayaan
Kelompok Jabatan Fungsional
Gambar 1.2. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Gorontalo
49
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Deskripsi Perkembangan Variabel Penelitian
a. Pajak Reklame
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Laporan
Keuangan Buku Besar Pembantu Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Gorontalo.
perkembangan Pajak Reklame selama tahun 2008 sampai dengan tahun
2012 disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Perkembangan Pajak Reklame Kabupaten Gorontalo
Tahun 2008-2012
TAHUN PAJAK REKLAME
(Rp)
2008 Rp 130.455.331
2009 Rp 98.878.756
2010 Rp 111.370.658
2011 Rp 127.925.367
2012 Rp 173.917.197
(Sumber: Data diolah)
50
Berdasarkan tabel 4.1 diatas perkembangan Pajak reklame
fluktuatif. Dimana pada tahun 2008 sebesar Rp. 130.455.331,- dan pada
tahun 2009 mengalami suatu penurunan hingga menjadi Rp. 98.878.756,-
selanjutnya tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 setiap tahunnya
mengalami kenaikan, pada tahun 2010 Pajak Reklame meningkat sebesar
Rp. 111.370.658,- berikutnya di tahun 2011 jumlah Pajak Reklame naik
sebesar Rp. 127.925.367,- sedangkan pada tahun 2012 Pajak Reklame
mengalami kenaikan yang signifikan menjadi Rp. 173.917.197,-.
Salah satu usaha yang ditempuh pemerintah Kabupaten
Gorontalo untuk meningkatkan Pajak Reklame yaitu dengan Intensifikasi
dan Ekstensifikasi. Intensifikasi yaitu suatu cara untuk memperbesar
jumlah pendapatan dimana sumber-sumber penerimaan yang ada pada
saat ini ditingkatkan jumlah penerimaanya dengan cara mengevaluasi,
mengkaji kembali dan apabila di perlukan menaikkan pengenaan tarif
yeng berdasarkan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
Sedangkan ekstensifikasi yaitu mencari objek reklame baru yang dapat
dikenakan Pajak Reklame, yang objek-objek ini pada waktu yang lalu tidak
dikenakan pajak.
Berdasarkan data pada tabel 4.1 di atas, peneliti menampilkannya
dalam bentuk grafik 4.1 sebagai berikut:
51
Grafik 4.1
Perkembangan Pajak Reklame Kabupaten Gorontalo
Tahun 2008-2012
Pelaksanaan Pajak Reklame dimulai dari wajib pajak melakukan
registrasi atau pendaftaran usahanya kepada Bupati, dalam praktik
umumnya kepada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (DPPKAD) Kabupaten Gorontalo, dalam jangka waktu tertentu
selambat-lambatnya tiga puluh hari. Kemudian wajib pajak dikukuhkan
dan akan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD). Wajib
pajak yang telah memiliki NPWPD setiap awal masa pajak wajib mengisi
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). Pengertian SPTPD adalah
surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan perhitungan dan
atau pembayaran pajak, objek pajak, dan atau bukan objek pajak dan atau
harta serta kewajiban, menurut peraturan Perundang-Undangan perpajakan.
Rp130,455,331
Rp98,878,756 Rp111,370,658
Rp127,925,367
Rp173,917,197
Rp0
Rp20,000,000
Rp40,000,000
Rp60,000,000
Rp80,000,000
Rp100,000,000
Rp120,000,000
Rp140,000,000
Rp160,000,000
Rp180,000,000
Rp200,000,000
2008 2009 2010 2011 2012
PAJAK REKLAME
PAJAK REKLAME
52
Selanjutnya pejabat atau petugas yang ditunjuk akan membuat
nota perhitungan pajak dan menetapkan Pajak Reklame terutang dengan
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD). Pengertian SKPD
adalah surat ketetapan yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak.
Prosedur pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat
Setoran Pajak Daerah (SSPD).
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti membuat sistem atau
mekanisme pemungutan Pajak Reklame dengan bentuk alur gambar
sebagai berikut:
Gambar 4.1
Alur Pemungutan Pajak Reklame
DPPKAD Kabupaten Gorontalo
WAJIB PAJAK
SKPD
REGISTRASI/
PENDAFTARAN NPWPD
NOTA PERHITUNGAN PAJAK
SPTPD
SSPD
53
Dalam pemungutan jenis pajak lainnya, kadang terdapat jumlah
yang berbeda, di sebabkan adanya jumlah pajak terutang yang kurang
bayar atau lebih bayar.
Berikut ini adalah alur mekanisme pemeriksaan pajak yang
dilakukan ketika terjadi pajak yang kurang bayar atau lebih bayar.
Gambar 4.2
Pemeriksaan Pajak
Keterangan:
1. SKPDKB/T : Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar/Tambahan
2. STPD : Surat Tagihan Pajak Daerah
3. SKPDLB/T : Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar/Tambahan
4. SSPD : Surat Setoran Pajak Daerah
PEMERIKSAAN
PAJAK
KURANG BAYAR
Atau LEBIH BAYAR
SKPDKB/T SKPDLB/T
STPD
BERMOHON PENGEMBALIAN
SSPD
54
Berdasarkan mekanisme pemeriksaan pajak diatas, memberikan
penjelasan bahwa ketika terjadi kurang bayar atau lebih bayar pajak,
petugas akan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar
(SKPDKB) atau Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan
(SKPDKBT) kemudian dibuatkan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD).
Yang selanjutnya petugas membuat Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD).
Sebaliknya ketika terjadi lebih bayar pajak maka petugas akan
mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar (SKPDLB) atau
Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar Tambahan (SKPDLBT).
Proses selanjutnya untuk wajib pajak yang lebih bayar, akan bermohon
pengembalian kemudian diperiksa untuk ditindak lanjuti sesuai dengan
aturan dan prosedur yang berlaku.
b. Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Laporan
Keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Gorontalo, realisasi Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Gorontalo selang tahun 2008 sampai dengan tahun 2012
adalah sebagai berikut:
55
Tabel 4.2
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gorontalo
Tahun 2008-2012
TAHUN Pendapatan Asli Daerah
(Rp)
2008 Rp 21.375.138.975
2009 Rp 23.407.537.227
2010 Rp 30.501.421.697
2011 Rp 38.115.196.369
2012 Rp 50.018.192.533
(Sumber: Data Diolah)
Berdasarkan tabel 4.2 diatas Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Gorontalo dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 setiap tahunnya
mengalami peningkatan. Jumlah Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Gorontalo tahun 2008 sebesar Rp. 21.375.138.975,- selanjutnya untuk
tahun 2009 naik sebesar Rp. 23.407.537.227,- begitu pula di tahun 2010
dan 2011 yang mengalami peningkatan sebesar Rp. 30.501.421.697,- dan
Rp. 38.115.196.369,- sementara di tahun 2012 Pemerintah Kabupaten
Gorontalo berhasil memaksimalkan jumlah Pendapatan Asli Daerah
sebesar Rp. 50.018.192.533,-.
56
Selanjutnya peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Gorontalo, ini dapat dilihat pada grafik 4.2 di bawah ini:
Grafik 4.2
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gorontalo
Tahun 2008-2012
c. Analisis Kontribusi
Kontribusi dalam penelitian ini adalah Sumbangan atau iuran yang
diperoleh dari Pajak Reklame melalui Dinas Pendapatan Pengelolan
Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) yang tujuannya digunakan untuk
meningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gorontalo.
Berikut ini adalah analisis kontribusi Pajak Reklame terhadap
pajak daerah selang tahun 2008 sampai dengan tahun 2012:
21,375,138,975 23,407,537,227
30,501,421,697
38,115,196,369
50,018,192,533
-
10,000,000,000
20,000,000,000
30,000,000,000
40,000,000,000
50,000,000,000
60,000,000,000
2008 2009 2010 2011 2012
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah
57
Penerimaan Pajak Reklame Kontribusi Pajak Reklame = x 100% Pendapatan Asli Daerah
Rp. 217.048.900 1. Kontribusi Pajak Reklame tahun 2008 = x 100%
Rp. 21.375.138.975
= 0.010%
Rp. 187.773.750 2. Kontribusi Pajak Reklame tahun 2009 = x 100%
Rp. 23.407.537.227
= 0.008%
Rp. 227.097.450 3. Kontribusi Pajak Reklame tahun 2010 = x 100%
Rp. 30.501.421.697
= 0.007%
Rp. 279.584.450
4. Kontribusi Pajak Reklame tahun 2011 = x 100% Rp. 38.115.196.369
= 0.007%
Rp. 366.913.359 5. Kontribusi Pajak Reklame tahun 2012 = x 100%
Rp. 50.018.192.533
= 0.007%
58
Berdasarkan analisis diatas, peneliti menyusun kembali dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Kontribusi Pajak reklame terhadap PAD
Kabupaten Gorontalo Tahun 2008-2012
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa kontribusi
Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah dari tahun 2008 sampai
dengan 2012 pada umumnya mengalami penurunan. Pada tahun 2008
kontribusi Pajak Reklame sebesar 0,010% sementara pada tahun 2009
kontribusi Pajak Reklame menunjukkan angka 0,008%. Selanjutnya pada
tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 kontribusi Pajak Reklame
terhadap Pendapatan Asli Daerah menunjukkan nilai yang sama sebesar
0,007%. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya kontribusi Pajak
Reklame terhadap Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah disusun
ukuran sebagai berikut :
Tahun Pajak Reklame
(Rp)
Pendapatan Asli Daerah
(Rp)
Kontribusi
(%)
2008 217.048.900 21.375.138.975 0,010
2009 187.773.750 23.407.537.227 0,008
2010 227.097.450 30.501.421.697 0,007
2011 279.584.450 38.115.196.369 0,007
2012 366.913.359 50.018.192.533 0,007
59
80% - 100% : Besar sekali
60% - 79% : Besar
40% - 59% : Cukup besar
20% - 39% : Cukup
0% - 19% : Kecil
Dengan menggunakan persentase dan kriteria sebagai
ukurannya, dapat diketahui apabila 0%-19% maka termasuk ke dalam
kategori kecil. Dengan melihat tabel diatas, dari tahun 2008 sampai
dengan tahun 2012 rata-rata menunjukkan nilai sebesar 0.078%.
Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa kontribusi Pajak Reklame
terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Gorontalo termasuk
dalam kategori kecil.
Berikut ini adalah grafik kontribusi Pajak Reklame terhadap
Pendapatan Asli Daerah.
60
Grafik 4.3
Kontribusi Pajak reklame terhadap PAD
Kabupaten Gorontalo Tahun 2008-2012
4.3 Pembahasan
Pajak Reklame adalah salah satu pajak daerah dan salah satu
sumber pendapatan asli daerah yang menunjukkan posisi strategis dalam
hal pendanaan pembiayaan daerah. Pajak Reklame berdasarkan
Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Gorontalo Nomor 04 tahun 2011
pasal 1 angka 13 dan 14 menyatakan bahwa Pajak Reklame adalah pajak
atas penyelenggaraan reklame. Sedangkan reklame adalah benda, alat,
perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk
tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau
untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan,
yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh
umum.
0.01
0.0080.007 0.007 0.007
0
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0.012
2008 2009 2010 2011 2012
Kontribusi
kontribusi
61
Pajak Reklame sebagai salah satu pajak daerah yang dipungut di
Kabupaten Gorontalo tentunya akan memberikan kontribusi ketika bisa
dikelola dengan baik. Namun pada kenyataanya kontribusi Pajak Reklame
hanya memberikan kontribusi maksimal sebesar 0.10%. Hal ini terlihat dari
beberapa jenis pajak yang ada, yaitu reklame papan/billboard, reklame
kain, melekat/stiker, reklame selebaran, reklame berjalan termasuk pada
kenderaan, udara, apung, suara, film/slide, dan reklame peragaan.
Sementara penerimaan pajak yang diperoleh di Kabupaten Gorontalo
terdiri dari beberapa jenis saja yaitu reklame papan/billboard, reklame
kain, reklame melekat, reklame berjalan dan reklame bersinar. Hal ini
perlu menjadi evaluasi bagi instansi terkait yaitu Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Gorontalo untuk
senantiasa mencari alternatif lain dalam peningkatan Pajak Reklame.
Beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan Pajak Reklame adalah
pihak petugas yang ada di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Gorontalo sangat terbatas jumlahnya, dengan
jumlah petugas yang ada saat ini kurang lebih 17 orang, ini tidak
seimbang dengan wilayah Kabupaten Gorontalo yang kurang lebih
luasnya mencapai 2.124,60 Km² yang terdiri dari 19 Kecamatan yaitu
Kecamatan Telaga, Telaga Biru, Talaga Jaya, Limboto, Limboto Barat,
Tibawa, Pulubala, Asparaga, Boliyohuto, Tolangohula, Mootilango,
Dungaliyo, Bongomeme, Tabongo, Tilango, Batudaa, Bilato, Batudaa
Pantai, dan Biluhu.
62
Dalam hal segi kemampuan sebenarnya sudah cukup memadai, tetapi jika tidak
diimbangi dengan jumlah dalam hal ini petugas yang ada di Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Gorontalo
tentunya akan kerepotan dalam memenuhi target yang ditetapkan, apalagi target
yang ditetapkan dari tahun ke tahun selalu meningkat. Selanjutnya dalam upaya
peningkatan pemungutan penerimaan Pajak Reklame, maka pengawasan
merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan pemungutan
tersebut. Melalui pengawasan dapat diketahui, apakah suatu pekerjaan telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak.
Disamping itu pengawasan berfungsi sebagai alat kontrol penyimpangan atau
penyelewengan yang dapat merugikan organisasi secara keseluruhan.
Kemudian melalui pengawasan juga dapat diketahui hambatan-hambatan atau
kendala yang dijumpai pada saat pengawasan, sehingga dapat dicarikan
pemecahan jalan keluarnya. Pengawasan tidak hanya ditujukan kepada wajib
pajak saja tetapi juga terhadap petugas pemungut. Selain itu juga tidak bisa
dipungkiri kesadaran akan membayar dan melunasi pajak di masyarakat masih
rendah, dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi DPPKAD Kabupaten Gorontalo
untuk selalu mensosialisasikan taat membayar pajak daerah khususnya Pajak
Reklame dengan berbagai cara. Tidak salah jika seorang wajib pajak sampai
tidak memenuhi kewajibannya karena dia memang tidak mengetahui, sehingga
perlu adanya sosialisasi sebagai salah satu upaya menyebarluaskan informasi
kepada masyarakat luas agar wajib pajak mengetahui apa saja hak dan
kewajibannya. Faktor lain yang mempengaruhi adalah terbatasnya sarana dan
prasarana. Hal ini dimaksudkan guna mendukung suksesnya kegiatan
dilapangan sehingga perlu dukungan sarana dan prasarana yang memadai untuk
63
menunjang pekerjaan dan mempermudah petugas pemungut maupun dari pihak
wajib pajak itu sendiri guna tercapainya tujuan yaitu target dan realisasi
penerimaan Pajak Reklame yang maksimal. Peraturan Pemerintah Nomor 71
tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah
peraturan pemerintah yang fundamental yang mengusung amanat
penerapan akuntansi berbasis akrual selambat-lambatnya untuk
pelaporan keuangan pemerintah tahun 2015. Menurut Direktur Jenderal
Perbendaharan Negara mengungkapkan bahwa agar dapat
mengimplementasikan SAP berbasis akrual, perlu mempersiapkan
strategi yang cermat dan terukur dimulai dari penyelesaian masalah-
masalah akuntansi dan pelaporan yang masih timbul dalam praktek
akuntansi kas menuju akrual dan penajaman pemahaman tentang isi
standar akuntansi berbasis akrual itu sendiri. Adapun manfaat basis akrual
antara lain : memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan
pemerintah, menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan
kewajiban pemerintah, bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja keuangan
pemerintah. Upaya yang dapat dilakukan pemerintah Kabupaten
Gorontalo dalam rangka peningkatan penerimaan Pajak Reklame yaitu
dengan ekstensifikasi Pajak Reklame melalui perluasan objek Pajak
Reklame dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah penerimaan Pajak
Reklame. Dalam hal ini, tentu perlu adanya perluasan cakupan objek
Pajak Reklame, dalam dunia periklanan sangat berkaitan dengan dunia
informasi dan teknologi yang setiap saat selalu dinamis. Jika pihak
64
Pemerintah Kabupaten Gorontalo khusunya instansi DPPKAD Kabupaten
Gorontalo selalu dapat mengikuti dan memperbaharui sistem yang ada
sesuai dengan perkembangan teknologi dan informasi serta selalu
mengadakan koordinasi dengan berbagai pihak seperti Dinas
Pertamanan, Dinas Perizinan, dan lain-lain. Usaha lainnya adalah dengan
intensifikasi Pajak Reklame. Intensifikasi Pajak Reklame yaitu
memperbesar jumlah pendapatan dimana sumber-sumber penerimaan
yang ada pada saat ini ditingkatkan jumlah penerimaannya dengan cara
mengevaluasi, mengkaji kembali dan apabila diperlukan menaikkan
pengenaan tarif berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang
berlaku. Selain itu juga perlu adanya sosialisasi di berbagai media serta
perlu mengadakan diklat bagi petugas guna menambah kualitas sumber
daya manusia yang ada. Sehingga kedepan penerimaan Pajak Reklame
diharapkan akan mengalami peningkatan, dan tentunya akan memberikan
kontribusi yang cukup berarti bagi pendapatan daerah.