bab 3 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2007-3-00494-tisi bab 3.pdf ·...

120
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Kualitas Dimasa kini, kualitas mendapat perhatian khusus dari para industrialis dan konsumen. Kualitas merupakan faktor utama yang memegang peranan yang sangat penting bagi konsumen dalam memilih produk untuk dikonsumsinya. Disamping itu, kualitas juga merupakan kunci / faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan. Manufaktur maupun jasa baik secara langsung maupun tidak langsung bergantung kepada kualitas prosuk dan pelayanan yang diberikan. Perusahaan saling berkompetensi dalam menghasilkan produk yang berkualitas maupun pelayanan yang memuaskan guna memperebutkan dan mempertahankan pangsa pasar di bidang industrialisasi. Faktor utama yang menentukan kinerja suatu perusahaan adalah kualitas barang dan jasa yang dihasilkan. Produk dan jasa yang berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumennya. Oleh karena itu perusahaan perlu mengenal konsumen atau pelanggannya dan mengetahui kebutuhan dan keinginannya. Terdapat banyak sekali definisi dan pengertian kualitas, yang sebenarnya pengertian yang satu hampir sama dengan pengertian yang lain.

Upload: hamien

Post on 30-Aug-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

BAB 3

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Kualitas

Dimasa kini, kualitas mendapat perhatian khusus dari para industrialis dan

konsumen. Kualitas merupakan faktor utama yang memegang peranan yang sangat

penting bagi konsumen dalam memilih produk untuk dikonsumsinya. Disamping itu,

kualitas juga merupakan kunci / faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan.

Manufaktur maupun jasa baik secara langsung maupun tidak langsung bergantung

kepada kualitas prosuk dan pelayanan yang diberikan. Perusahaan saling

berkompetensi dalam menghasilkan produk yang berkualitas maupun pelayanan yang

memuaskan guna memperebutkan dan mempertahankan pangsa pasar di bidang

industrialisasi.

Faktor utama yang menentukan kinerja suatu perusahaan adalah kualitas

barang dan jasa yang dihasilkan. Produk dan jasa yang berkualitas adalah produk dan

jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumennya. Oleh karena itu

perusahaan perlu mengenal konsumen atau pelanggannya dan mengetahui kebutuhan

dan keinginannya. Terdapat banyak sekali definisi dan pengertian kualitas, yang

sebenarnya pengertian yang satu hampir sama dengan pengertian yang lain.

Page 2: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

32

Banyak ahli yang mendefinisikan kualitas yang secara garis besar orientasinya

adalah kepuasan pelanggan yang merupakan tujuan perusahaan yang berorientasi

pada kualitas. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa secara garis besar, kualitas

adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya untuk

memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pelanggan yang dimaksud di sini

bukan pelanggan atau konsumen yang hanya datang sekali untuk mencoba dan tidak

pernah kembali lagi, melainkan mereka yang datang berulang-ulang untuk membeli

dan membeli. Meskipun demikian, konsumen yang baru pertama kali datang juga

harus dilayani sebaik-baiknya, karena kepuasan yang pertama inilah yang akan

membuat pelanggan datang dan datang lagi. Suatu produk dikatakan berkualitas

mempunyai nilai subjektifitas yang tinggi antara satu konsumen dengan konsumen

lain. Hal inilah yang sering didengar sebagai dimensi kualitas yang berbeda satu dari

yang lain.

Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas produk atau jasa itu akan dapat

diwujudkan bila orientasi seluruh kegiatan perusahaan tersebut berorientasi pada

kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction). Apabila diutarakan secara rinci, kualitas

memiliki dua perspektif, yaitu perspektif produsen dan perspektif konsumen, dimana

bila kedua hal tersebut disatukan maka akan dapat tercapai kesesuaian antara kedua

sisi tersebut yang dikenal sebagai kesesuaian untuk digunakan oleh konsumen.

Menurut Russel (1996), hal ini dapat digambarkan seperti pada gambar 3.1. (Ariani,

2003, p5-6).

Page 3: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

33

Sumber : Ariani, 2003.

Gambar 3.1. Dua Perspektif Kualitas

Pada gambar di atas dapat terlihat bahwa kedua perspektif tersebut akan

bertemu pada satu kata, yaitu Fitness for Consumer Use. Kesesuaian untuk digunakan

tersebut merupakan kesesuaian antara konsumen dengan produsen, sehingga dapat

membuat suatu standar yang disepakati bersama dan dapat memenuhi kebutuhan dan

harapan kedua belah pihak. Kegiatan pengendalian kualitas pun tidak hanya meliputi

penetapan standar produk atau proses dari pihak produsen, melainkan standar yang

ditetapkan produsen tersebut juga harus sesuai dengan spesifikasi atau toleransi yang

ditetapkan oleh pihak konsumen. (Ariani, 2003, p5).

Kualitas pada industri manufaktur selain menekankan pada produk yang

dihasilkan, juga perlu diperhatikan kualitas pada proses produksi. Bahkan, yang

terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan

proses produksinya atau produk yang masih ada dalam proses (Work in Process),

Page 4: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

34

sehingga bila diketahui ada cacat atau kesalahan masih dapat diperbaiki. Dengan

demikian, produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak

ada lagi pemborosan yang harus dibayar mahal karena produk tersebut harus dibuang

atau dilakukan pengerjaan ulang. (Ariani, 2003, p7).

3.2. Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas merupakan proses yang berkelanjutan untuk menjamin

kualitas produk yang dihasilkan. Tujuan pelaksanaan pengendalian kualitas adalah

untuk memperbaiki kualitas produk dan menurunkan ongkos secara keseluruhan.

Terdapat dua pendekatan dalam pengendalian kualitas, yaitu On-line Quality Control

dan Off-line Quality Control.

On-line Quality Control adalah kegiatan pengendalian kualitas yang

dilakukan selama proses manufakturing berlangsung dengan menggunakan Statistical

Process Control (SPC). Sifat on-line quality control adalah tindakan pengendalian

yang reaktif, atau tindakan setelah kegiatan produksi berjalan. Artinya jika produk

yang dihasilkan tidak memenuhi spesifikasi yang diharapkan, tindakan perbaikan

terhadap proses dilakukan.

Off-line Quality Control adalah pengendalian kualitas yang dilakukan

sebelum proses produksi atau pengendalian kualitas yang bersifat preventif. Dengan

tindakan secara preventif maka kemungkinan adanya cacat produk dan masalah

kualitas dapat diatasi sebelum produksi berjalan. Pengurangan pada produk cacat

Page 5: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

35

akan mengurangi scrap dan produk gagal, yang akhirnya akan mengurangi

pengembalian produk dari konsumen.

Tujuan dari off-line quality control adalah untuk mengoptimasi desain produk

dan proses dalam rangka mendukung kegiatan on-line quality control. Tujuan dan

keuntungan dari pengendalian kualitas pada tahap desain produk adalah :

1. Membuat produk sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan kualitas yang

diharapkan.

2. Mendesain produk sesuai kemampuan manufakturnya, sehingga terlepas dari

kesulitan pada saat produksi dengan biaya yang rendah dan kompetitif.

3. Mengurangi siklus pengembangan produk, sehingga produk sampai ke pasar

sesingkat mungkin.

4. Memperbaiki produktivitas dengan biaya pembuatan yang rendah.

5. Menghasilkan produk dengan kualitas kompetitif tidak hanya pada saat ini tetapi

tetap berkelanjutan.

3.3. Pengendalian Proses Statistik (Statistical Process Control)

Pengendalian proses statistik merupakan suatu terminologi yang mulai

digunakan sejak tahun 1970-an untuk menjabarkan penggunaan teknik-teknik

statistikal (statistical techniques) dalam memantau dan meningkatkan performansi

proses untuk menghasilkan produk berkualitas.

Page 6: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

36

Pengendalian proses statistik merupakan teknik penyelesaian masalah yang

digunakan sebagai pemonitor, pengendali, penganalisis, pengelola, dan memperbaiki

proses menggunakan metode-metode statistik. Dengan menggunakan pengendalian

proses statistik ini maka dapat dilakukan analisis dan minimasi penyimpangan atau

kesalahan, mengkuantifikasikan kemampuan proses, dan membuat hubungan antara

konsep dan teknik yang ada untuk mengadakan perbaikan proses. Sasaran utamanya

adalah mengadakan pengurangan terhadap variasi atau kesalahan-kesalahan proses.

(Ariani, 2003, p61)

3.3.1. Variasi Proses

Menurut Gaspersz (2003, p3), variasi merupakan ketidakseragaman dalam

proses operasional sehingga menimbulkan perbedaan dalam kualitas pada produk

(barang/jasa) yang dihasilkan. Pada dasarnya dikenal ada dua jenis variasi yaitu :

1. Variasi Penyebab Khusus (Special Causes Variation)

Adalah kejadian-kejadian di luar sistem yang mempengaruhi variasi dalam

sistem. Penyebab khusus dapat bersumber dari manusia, peralatan, material,

lingkungan, metode kerja, dan lain-lain. Penyebab khusus ini mengambil pola-

pola non acak sehingga dapat diidentifikasikan/ditemukan, sebab mereka tidak

selalu aktif dalam proses tetapi memiliki pengaruh yang lebih kuat pada proses

sehingga menimbulkan variasi. Dalam konteks pengendalian proses statiskal

menggunakan peta-peta kendali (control charts), jenis variasi ini sering ditandai

Page 7: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

37

dengan titik-titik pengamatan yang melewati atau keluar dari batas-batas

pengendalian yang didefinisikan ( defined control limits ).

2. Variasi Penyebab Umum (Common Causes of Variation)

Adalah faktor-faktor di dalam sistem atau yang melekat pada proses yang

menyebabkan timbulnya variasi dalam sistem serta hasil-hasilnya. Penyebab

umum sering disebut juga penyebab acak (random causes) atau penyebab sistem

(system causes). Karena penyebab umum ini selalu melekat pada sistem, untuk

menghilangkannya kita harus menelusuri elemen-elemen dalam sistem itu dan

hanya pihak manajemen yang dapat memperbaikinya, karena pihak

manajemenlah yang mengendalikan sistem itu. Dalam konteks pengendalian

proses statistikal dengan menggunakan peta-peta kendali, jenis variasi ini sering

ditandai dengan titik-titik pengamatan yang berada dalam batas-batas

pengendalian yang didefinisikan.

3.3.2. Jenis Data

Data adalah catatan tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif maupun

kuantitatif yang dipergunakan sebagai petunjuk untuk bertindak. Berdasarkan data,

kita mempelajari fakta-fakta yang ada dan kemudian mengambil tindakan yang tepat

berdasarkan pada fakta itu. Dalam konteks pengendalian proses statistikal dikenal dua

jenis data, yaitu : (Gaspersz, 1998, p43)

1. Data Atribut

Page 8: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

38

Merupakan data kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatatan dan analisis.

Contoh dari data atribut karakteristik kualitas adalah ketiadaan label pada

kemasan produk, kesalahan proses administrasi buku tabungan nasabah,

banyaknya jenis cacat pada produk, banyaknya produk kayu lapis yang cacat

karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit

nonkonformans atau ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan.

2. Data Variabel

Merupakan data kuantitatif yang diukur untuk keperluan analisis. Contoh dari data

variabel karakteristik kualitas adalah diameter pipa, ketebalan produk kayu lapis,

berat semen dalam kantong, banyaknya kertas setiap rim, konsentrasi elektrolit

dalam persen, dll. Ukuran-ukuran berat, panjang, lebar, tinggi, diameter, volume

biasanya merupakan data variabel.

3.3.3. Peta Kendali

Peta kendali pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Walter Andrew Shewhart

dari Bell Telephone Laboratories, Amerika Serikat, pada tahun 1924 dengan maksud

untuk menghilangkan variasi tidak normal melalui pemisahan variasi yang

disebabkan oleh penyebab khusus (special-causes variation) dari variasi yang

disebabkan oleh penyebab umum (common-causes variation).

SPC yang dikembangkan oleh Dr. Walter Andrew Shewhart menggunakan

suatu peta kendali (Control Chart) yang dibuat untuk membedakan antara sumber-

Page 9: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

39

sumber yang berhubungan dengan variasi dalam proses. Peta kontrol merupakan alat

ampuh dalam mengendalikan proses, asalkan penggunaannya dipahami secara benar.

(Gaspersz, 1998, p107). Berdasarkan jenis data diatas, maka jenis-jenis peta kendali

terbagi atas peta kendali untuk data variabel dan peta kendali untuk data atribut.

Berikut ini adalah jenis-jenis peta kendali menurut jenis datanya :

Tabel 3.1. Tabel Jenis Data dan Peta Kendalinya

Jenis Data Jenis Peta Kendali

Data atribut • Peta p

• Peta np

• Peta u

• Peta c

Data variabel • Peta X-bar dan MR

• Peta X-bar dan R

• Peta X-bar dan S

Sumber : Gaspersz,1998.

3.3.4. Peta Kendali X dan R

Peta kendali X dan R digunakan untuk memantau proses yang mempunyai

karakteristik berdimensi kontinu, sehingga sering disebut sebagai peta kendali untuk

data variabel. Peta kendali X menjelaskan tentang perubahan-perubahan yang

terjadi dalam ukuran titik pusat (central tendency) atau rata-rata dari suatu proses.

Sedangkan peta kendali R menjelaskan tentang perubahan yang terjadi dalam ukuran

Page 10: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

40

variasi, dengan demikian berkaitan dengan perubahan homogenitas produk yang

dihasilkan melalui suatu proses.

Langkah-langkah pembuatan peta kendali X dan R (Gaspersz, 2003, p65-66)

adalah sebagai berikut :

1. Tentukan ukuran contoh (n = 3, 4, 5, ...)

2. Kumpulkan banyaknya subgrup (k) sedikitnya 20 subgrup atau paling sedikit 60-

100 titik data individu.

3. Hitung nilai rata-rata dan range dari setiap set contoh.

4. Hitung nilai rata-rata dari semua X , yaitu : X yang merupakan garis tengah

(central line) dari peta kendali X serta nilai rata-rata dari semua R, yaitu : R

yang merupakan garis tengah (central line) dari peta kendali R.

5. Hitung batas-batas kendalinya :

• Batas kendali peta X

UCL = X + (A2* R )

LCL = X - (A2* R )

• Batas kendali peta R

UCL = D4* R

LCL = D3* R

Nilai A2, D4, dan D3 merupakan konstanta yang nilainya dapat dilihat di

lampiran H.

Page 11: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

41

6. Buat peta kendali X & R dengan menggunakan batas-batas kendali 3-sigma di

atas. Setelah itu plot data serta lakukan pengamatan apakah data berada dalam

pengendalian statistikal. Apabila semua data pengukuran berada dalam peta

kendali maka kita dapat memantau proses yang sedang berlangsung dari waktu ke

waktu. Apabila ada data yang keluar dari batas-batas peta kendali, maka data

tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan sehingga dilakukan perhitungan

ulang dan pembuatan peta kendali yang baru. Proses ini dilakukan sampai semua

data pengukuran berada dalam batas-batas pengendalian.

3.4. Tools yang Digunakan

3.4.1. Brainstorming

Brainstorming merupakan pemikiran kreatif tentang pemecahan suatu

masalah dan akan lebih baik jika dimulai dengan diskusi kelompok, untuk

memberikan gambaran tentang masalah yang akan dihadapi ditinjau dari semua sudut

pandang yang berbeda. Kemudian setiap orang pada diskusi itu mengungkapkan

faktor-faktor yang mungkin berpengaruh pada masalah yang dihadapi tanpa takut

dikritik oleh orang lain, sebab mungkin pendapat dan pandangan satu orang berbeda

dengan pendapat yang lain tentang suatu masalah. Oleh karena itu, dapat membantu

membangkitkan ide-ide alternatif dan persepsi dalam suatu tim kerja sama (team

work) yang bersifat terbuka dan bebas (tidak malu-malu). Setelah semua faktor yang

Page 12: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

42

diungkapkan dicatat, dilakukan penyaringan menjadi faktor yang akan diamati dan

faktor yang diabaikan.

3.4.2. Diagram Alur (Flowcharting)

Diagram alur merupakan diagram yang menunjukkan aliran atau urutan suatu

proses. Diagram tersebut akan memudahkan dalam menggambarkan suatu sistem,

mengidentifikasi masalah, dan melakukan tindakan pengendalian. Pada metode ini,

yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor-faktor melalui flowchart proses

pembuatan obyek yang diamati. Dengan melihat pada flowchart maka untuk masing-

masing tahap diidentifikasi faktor-faktor yang mungkin berpengaruh.

3.4.3. Diagram Sebab-Akibat (Cause and Effect Diagram)

Diagram sebab akibat adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan

antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram

sebab-akibat dipergunakan untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan

karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu.

Diagram sebab-akibat ini sering disebut juga sebagai diagram tulang ikan (fishbone

diagram) karena bentuknya seperti kerangka ikan, atau diagram Ishikawa (Ishikawa’s

diagram) karena pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Kaoru Ishikawa dari

Universitas Tokyo pada tahun 1953.

Page 13: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

43

KARAKTERISTIKKUALITAS

TULANGBESAR

Tulang BerukuranSedang

Tulang kecil

TULANG BELAKANG

TULANGBESAR

TULANGBESAR

TULANGBESAR Tulang kecil

Tulang kecil

Tulang kecil

Tulang BerukuranSedang

Tulang BerukuranSedang

Tulang BerukuranSedang

Tulang kecil

Tulang kecil

Tulang BerukuranSedang

Sumber : Gaspersz, 1998.

Diagram 3.1. Skema Diagram Tulang Ikan

Langkah-langkah dalam pembuatan diagram sebab-akibat dapat dikemukakan

sebagai berikut :

1. Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama yang penting dan mendesak

untuk diselesaikan.

2. Tuliskan pernyataan masalah itu pada “kepala ikan“, yang merupakan akibat

(efek). Tuliskan pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan), kemudian

gambarkan “tulang belakang“ dari kiri ke kanan dan tempatkan pernyataan

masalah itu dalam kotak.

3. Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang mempengaruhi

masalah kualitas sebagai “tulang besar“, juga ditempatkan dalam kotak. Faktor-

faktor penyebab atau kategori-kategori utama dapat dikembangkan melalui

stratifikasi ke dalam pengelompokan dari faktor-faktor : manusia, mesin,

peralatan, material, metode kerja, lingkungan kerja, pengukuran, dan lain-lain,

Page 14: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

44

atau stratifikasi melalui langkah-langkah aktual dalam proses. Faktor-faktor

penyebab atau kategori-kategori dapat dikembangkan melalui brainstorming.

4. Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-penyebab

utama (tulang-tulang besar), serta penyebab sekunder itu dinyatakan sebagai

“ tulang-tulang berukuran sedang “.

5. Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-penyebab

sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebab-penyebab tersier itu

dinyatakan sebagai “ tulang-tulang berukuran kecil “.

6. Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor-faktor

penting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata terhadap

karakteristik kualitas.

7. Catatlah informasi yang perlu di dalam diagram sebab-akibat itu, seperti : judul,

nama produk, proses, kelompok, daftar partisipan, tanggal, dan lain-lain.

Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dari suatu masalah yang sedang

dikaji kita dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan berikut :

• Apa penyebab permasalahan itu ?

• Mengapa kondisi atau penyebab permasalahan itu terjadi ?

• Bertanya “ Mengapa “ beberapa kali (konsep five whys) sampai ditemukan

penyebab yang cukup spesifik untuk diambil tindakan perbaikan. Penyebab-

penyebab spesifik itu yang dimasukkan atau dicatat ke dalam diagram sebab-

akibat.

Page 15: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

45

3.4.4. Diagram Pareto

Diagram Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan

urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh

grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri, dan

seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh grafik batang

terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi paling kanan.

Diagram Pareto diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi dari Italia yang

bernama Vilfredo Pareto, dalam studinya mengemukakan mengenai prinsip 80/20.

Prinsip ini kemudian sering disebut dengan Prinsip Pareto yang mengatakan bahwa

80 persen dari semua masalah diakibatkan oleh 20 persen dari penyebabnya. Atau

dapat diidentifikasikan sebagai sebuah pandangan yang vital untuk pemfokusan dari

80% masalah yang timbul, dan mengabaikan sisanya yang 20% itu. Sehingga

diagram ini sangat berguna dalam prioritas pengambilan tindakan-tindakan perbaikan

proses.

Pada dasarnya diagram Pareto mempunyai kegunaan untuk :

• Menentukan frekuensi relatif dan urutan pentingnya masalah-masalah atau

penyebab-penyebab dari masalah yang ada.

• Memfokuskan perhatian pada isu-isu kritis dan penting melalui pembuatan

ranking terhadap masalah-masalah atau penyebab-penyebab dari masalah itu

dalam bentuk yang signifikan.

Page 16: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

46

• Membandingkan data cacat berdasarkan tipe, dan melihat cacat mana yang paling

umum terjadi.

• Membandingkan masalah-masalah berdasarkan hari tiap minggu atau tiap bulan,

untuk melihat selama periode tersebut masalah yang muncul paling sering.

• Mengurutkan tipe dari keluhan pelanggan, untuk mengetahui keluhan apa yang

paling sering terjadi.

Langkah-langkah pembuatan diagram Pareto (Gaspersz, 1998, p53) dapat

dikemukakan pada berikut ini :

Langkah 1

• Menentukan masalah apa yang akan diteliti, contohnya adalah keterlambatan

pengiriman barang, keterlambatan pelayanan, item yang rusak/cacat, kerugian

dalam nilai uang, kecelakaan yang terjadi, dan lain-lain. Kategori-kategori atau

penyebab-penyebab dari masalah yang dapat diidentifikasi oleh pihak

manajemen. Misalnya kategori-kategori atau penyebab-penyebab dari masalah

keterlambatan pengiriman barang adalah kekurangan personel, kekurangan alat

transportasi, terlalu sibuk, kemacetan lalu lintas, jadwal pengiriman tidak

konsisten, dll.

• Menentukan data apa yang diperlukan dan bagaimana mengklasifikasikan atau

mengkategorikan data itu. Contohnya klasifikasi berdasarkan penyebab

keterlambatan, jenis kerusakan, lokasi, proses, mesin, shift, operator/pekerja,

Page 17: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

47

metode, dan lain-lain. (Catatan : untuk data yang kejadiannya jarang muncul

dapat diklasifikasijan ke dalam jenis “lain-lain”).

• Menentukan metode dan periode pengumpulan data. Termasuk dalam hal ini

adalah menentukan unit pengukuran dan periode waktu yang dikaji. (Catatan :

gunakan formulir pengumpulan data yang memudahkan untuk penggunaan

selanjutnya dan sedapat mungkin data yang dikumpulkan cukup banyak sehingga

mampu menggambarkan masalah yang sesungguhnya.

Langkah 2

Membuat suatu ringkasan daftar atau tabel yang mencatat frekuensi kejadian dari

masalah yang telah diteliti dengan menggunakan formulir pengumpulan data atau

lembar periksa.

Langkah 3

Membuat daftar masalah secara berurut berdasarkan frekuensi kejadian dari yang

tertinggi sampai terendah, serta hitunglah frekuensi kumulatif, persentase dari total

kejadian, dan persentase dari total kejadian secara kumulatif.

Langkah 4

Menggambar dua buah garis vertikal dan sebuah garis horisontal.

1. Garis Vertikal :

a. Garis vertikal sebelah kiri : buatkan pada garis ini, skala dari nol sampai total

keseluruhan dari kerusakan.

Page 18: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

48

b. Garis vertikal sebelah kanan : buatkan pada garis ini, skala dari 0% sampai

100%.

2. Garis Horisontal :

Bagilah garis ini ke dalam banyaknya interval sesuai dengan banyaknya item

masalah yang diklasifikasikan.

Langkah 5

Buatkan histogram pada diagram Pareto.

Langkah 6

Gambarkan kurva kumulatif serta cantumkan nilai-nilai kumulatif (total kumulatif

atau persen kumulatif) di sebelah kanan atas dari interval setiap item masalah.

Langkah 7

Memutuskan untuk mengambil tindakan perbaikan atas penyebab utama dari masalah

yang sedang terjadi itu. Untuk mengetahui akar penyebab dari suatu masalah, kita

dapat menggunakan diagram sebab-akibat atau bertanya mengapa beberapa kali

(konsep five whys).

3.5. Screening Designs

Dalam banyak pembangunan proses dan aplikasi manufaktur, variabel-

variabel potensial yang berpengaruh sangat banyak jumlahnya. Screening designs

bertujuan untuk mengurangi jumlah variabel yang ada dengan mengidentifikasi

variabel-variabel kunci atau pokok yang mempengaruhi kualitas produk. Adanya

Page 19: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

49

pengurangan variabel dapat membantu peneliti benar-benar terarah kepada proses

perbaikan berdasarkan variabel yang benar-benar penting saja. Screening juga dapat

menghasilkan setting yang optimal atau terbaik untuk faktor-faktor ini, dan

menunjukkan apakah terjadi suatu bias pada hasil percobaan atau tidak. Kemudian

peneliti dapat menggunakan metode optimasi untuk menentukan setting yang terbaik

dan mengidentifikasi keberadaan suatu bias. (Anonymus, 2002,pI-1)

Dalam dunia industri, percobaan full-factorial dan fractional factorial dengan

dua level sering digunakan untuk menyaring faktor-faktor yang benar-benar penting

saja yaitu yang mempengaruhi hasil pengukuran proses atau kualitas produk.

3.5.1. Percobaan Fractional Factorial

Dalam percobaan full factorial, respon diukur untuk semua kombinasi dari

faktor level sehingga dapat memakan biaya yang cukup besar karena banyaknya

percobaan yang dilakukan. Untuk meminimasi waktu dan biaya, dapat digunakan

percobaan yang menghilangkan sebagian dari kombinasi faktor-faktor. Percobaan

faktorial dengan satu atau lebih kombinasi levelnya dihilangkan disebut percobaan

fractional factorial. Software Minitab dapat menghasilkan percobaan dua level

fractional factorial hingga 15 faktor.

Percobaan fractional factorial berguna dalam menyaring faktor karena

mengurangi jumlah percobaan menjadi lebih kecil. Percobaan-percobaan yang

dilaksanakan merupakan bagian atau fraction dari percobaan full factorial. Ketika

Page 20: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

50

semua kombinasi faktor level tidak dicoba, ada beberapa pengaruh yang akan bias

(confounded). Pengaruh akibat confounded tidak dapat dilihat secara terpisah karena

ada pengaruh faktor-faktor yang saling tumpang tindih akibat nama yang sama/alias.

Software Minitab menampilkan tabel alias yang mengandung pola confounding.

Karena beberapa pengaruh bersifat confounded dan tidak bisa dipisahkan dari

pengaruh lainnya, fraction/bagian kombinasi faktor level yang dicoba harus dipilih

secara seksama untuk mencapai hasil yang baik. Memilih sub-bagian yang terbaik

dari seluruh kombinasi level yang ada membutuhkan pengetahuan tertentu tentang

produk atau proses yang sedang diamati. (Anonymus, 2002, pI-2;I-3)

3.5.2. Perhitungan Fractional Factorial Design

Pada design ini akan diberikan contoh perhitungan untuk tiga faktor. Masing-

masing faktor terdiri dari dua level, sehingga terdapat delapan kombinasi perlakuan.

Untuk level percobaan digunakan angka satu dan dua, dimana angka satu menyatakan

level rendah dan angka dua menyatakan level tinggi. Delapan kombinasi perlakuan

yang sering disebut sebagai design matrix ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Page 21: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

51

Tabel 3.2. Design Matrix Fractional Factorial Untuk Tiga Faktor

Run A B C Labels A B C

1 1 1 1 (1) 0 0 0

2 2 1 1 a 1 0 0

3 1 2 1 b 0 1 0

4 2 2 1 ab 1 1 0

5 1 1 2 c 0 0 1

6 2 1 2 ac 1 0 1

7 1 2 2 bc 0 1 1

8 2 2 2 abc 1 1 1

Sumber : Anonymus, Modul Praktikum Pengendalian Kualitas,Trisakti, 2002. Langkah-langkah perhitungan fractional factorial design adalah :

1. H01 : Faktor A tidak signifikan

H02 : Faktor B tidak signifikan

H03 : Faktor C tidak signifikan

H04 : Interaksi faktor A dan B tidak signifikan

H05 : Interaksi faktor A dan C tidak signifikan

H06 : Interaksi faktor B dan C tidak signifikan

H07 : Interaksi faktor A, B, dan C tidak signifikan

2. H11 : Faktor A signifikan

H22 : Faktor B signifikan

H33 : Faktor C signifikan

H44 : Interaksi faktor A dan B signifikan

H55 : Interaksi faktor A dan C signifikan

Page 22: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

52

H66 : Interaksi faktor B dan C signifikan

H77 : Interaksi faktor A, B, dan C signifikan

3. Pilih suatu taraf nyata α = 0.05

4. Wilayah kritik : P-value ≤ α

5. Perhitungan efek rata-rata dan coef

Contrast A = [a - (1) + ab – b + ac – c + abc - bc]

Contrast B = [b + ab + bc +abc – (1) – a – c – ac]

Contrast C = [c + ac + bc + abc – (1) – a – b – ab]

Contrast AB = [ab – a – b + (1) + abc – bc – ac + c]

Contrast AC = [(1) – a + b – ab – c + ac – bc + abc]

Contrast BC = [(1) + a – b – ab – c – ac + bc + abc]

Contrast ABC = [abc – bc – ac + c – ab + b + a – (1)]

Effect = n

Contrast4

Sum of Square (SS) = n

Contrast8

2

Coef = 2

Effect

T = SECoef

CoefEffect − SE Coef : Standart Estimation Coef

P-value = Lihat tabel normal distribusi nilai dari -(T) lalu dikali 2

6. Kesimpulan : Tolak/terima H0/H1

Page 23: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

53

Pada design di bawah ini akan diberikan contoh percobaan fractional factorial

untuk lima faktor, dengan masing-masing faktor terdiri dari dua level percobaan

sehingga jumlah keseluruhan percobaan adalah 25. Jika dilakukan setengah (½) dari

jumlah percobaan (half replicates) maka percobaan dengan lima faktor, ABCDE

dapat ditunjukkan dengan = 161 (a – 1)(b – 1)(c – 1)(d – 1)(e – 1) dimana sama

dengan : 161 [(abcde + abc + abd + abc + acd + ace + cde + bcd + bce + bde + cde + a

+ b + c + d + e) – (abcd + abce + abde + acde + bcde + ab + ac + ad + ae + bc + bd +

be + cd + ce + de + (1))]

Jika ingin melakukan percobaan seperempat (¼) dari jumlah percobaan

(quarter replicates) maka kombinasi percobaan yang dapat dilakukan adalah

keseluruhan kombinasi percobaan yang bagian minus atau bagian plusnya.

3.6. Metode Taguchi

3.6.1. Latar Belakang

Metode Taguchi dicetuskan oleh Genichi Taguchi pada tahun 1949 saat

mendapat tugas untuk memperbaiki sistem komunikasi di Jepang. Ia memiliki latar

belakang engineering, juga mendalami statistika dan matematika tingkat lanjut

sehingga ia dapat menggabungkan antara teknik statistik dan pengetahuan

engineering. Metode ini ditemukan untuk memenuhi informasi yang akurat pada saat

percobaan yang besar tidak mungkin dilakukan. Metode Taguchi berawal dari metode

Page 24: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

54

desain eksperimen klasik yang dikembangkan oleh R.A. Fisher di Inggris, metode ini

berdasarkan pada pendekatan statistika yang didasarkan pada latin square dan pada

awalnya dikembangkan untuk industri pertanian. Metode ini menjadi tidak praktis

untuk diterapkan pada industri manufaktur karena adanya asumsi tertentu dan

penekanan pada prosedur-prosedur tertentu. Taguchi mengembangkan metode desain

eksperimen dengan memanfaatkan sifat desain kokoh (robust design).

Sejak tahun 1960, metode Taguchi telah sukses digunakan untuk

meningkatkan kualitas dari produk Jepang. Tahun 1980, banyak perusahaan yang

akhirnya menyadari bahwa metode lama tidak lagi kompetitif untuk menjamin

kualitas dari produk yang dihasilkan karena inspeksi kualitas tidak dapat

memperbaiki produk yang cacat. Bagaimanapun menurut Taguchi, kualitas produk

harus diperhatikan sejak awal yakni mulai dari tahap desain produk. Oleh karena itu,

perusahaan-perusahaan di negara Amerika dan Eropa mulai menggunakan

pendekatan metode Taguchi sebagai usaha untuk mengembangkan kualitas produk

dan untuk menciptakan desain produk yang robust (kokoh).

Filosofi yang dikembangkan oleh Taguchi adalah kualitas yang diukur dengan

penyimpangan karakteristik dari nilai target. Faktor-faktor tidak terkendali seperti

kegaduhan dapat menyebabkan penyimpangan dan menambah biaya. Pengurangan

faktor kegaduhan tersebut sulit dan tidak mungkin dapat diterapkan. Metode Taguchi

mencoba meminimalkan pengaruh kegaduhan tersebut dengan mencoba menentukan

tingkat maksimal faktor-faktor penting yang dapat dikendalikan berdasar pada konsep

Page 25: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

55

kekuatan atau kesamaan (robustness). Berarti ide dasar dalam desain Taguchi adalah

untuk mengidentifikasi, melalui penyelidikan interaksi antara parameter kontrol dan

noise variabel, setting yang tepat pada parameter kontrol dengan performansi sistem

yang kokoh (robust) terhadap variasi yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable

variation) dalam z. Dengan kata lain, Taguchi melakukan desain yang kokoh dalam

proses dan produk sedemikian sehingga dapat mencegah masuknya faktor yang tidak

terkendali dalam proses produksi dan mencegah masuknya dampak faktor yang tidak

terkendali tersebut pada konsumen. Dari ide dasar ini, maka pendekatan Taguchi

tersebut dinamakan desain parameter. Istilah desain ini dimaksudkan sebagai desain

dari sistem pada desain eksperimen statistik. Karena tujuannya adalah robust

terhadap variasi dalam variabel noise, maka pendekatan ini (desain parameter)

disebut juga dengan robust design.

Konsep Taguchi dibuat dari penelitian W.E. Deming bahwa 85% kualitas

yang buruk diakibatkan oleh proses manufaktur dan hanya 15% dari pekerja.

Kemudian ia mengembangkan sistem manufaktur yang robust atau tidak sensitif

terhadap variasi harian dan musiman dari lingkungan, mesin, dan faktor-faktor luar

lainnya. Dasar metode Taguchi juga berasal dari dua premis berikut ini : (Bagchi,

1993, p1)

1. Produk yang tidak mencapai target akan memberikan kerugian pada masyarakat.

Page 26: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

56

2. Desain produk dan proses memerlukan pengembangan sistematis dan langkah-

langkah progresif melalui desain sistem, desain parameter, dan akhirnya desain

toleransi.

3.6.2. Pengertian Robust Design

Tujuan dari Robust design adalah untuk meningkatkan produktivitas selama

penelitian dan pengembangan dilakukan sehingga dapat menghasilkan produk

berkualitas tinggi dengan cepat dan dengan biaya yang rendah.

Oleh karena itu, metode ini dikatakan sebagai teknik pengendalian kualitas yang

bersifat offline karena usaha perbaikan kualitas dimulai dari perancangan hingga

pemrosesan sehingga efektif untuk melakukan perbaikan kualitas dan pengurangan

biaya, perbaikan dalam pembuatan produk, serta pengurangan biaya pengembangan

produk.

Robust design adalah suatu metodologi untuk meningkatkan kualitas produk

dengan meminimasi pengaruh dari variasi tanpa mengeliminasi penyebab-penyebab

yang tidak terkontrol karena penyebab tersebut sulit atau terlalu mahal biayanya

untuk dikontrol. Untuk lebih jelasnya penerapan metode robust design dalam tahap

pengembangan produk dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Page 27: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

57

Sumber : Eppinger, http://www.mit.edu/people/eppinger/pdf/Eppinger_ Taguchi _1995.pdf.

Gambar 3.2. Robust Design Dalam Proses Pengembangan Produk

Metode Taguchi atau robust design lebih menitik beratkan pada optimisasi

produk dan proses dalam manufaktur dengan membuat produk agar tidak sensitif

terhadap kondisi lingkungan dan komponen yang bervariasi, dibandingkan dengan

menekankan pada kualitas produk melalui inspeksi. Sasaran dari robust design

adalah menciptakan desain produk dan proses yang tidak peka atau memiliki

sensitivitas yang kecil terhadap semua kombinasi dari faktor-faktor yang tidak

terkendali dan secara efektif dan efisien dapat menghasilkan faktor kunci yang

terkendali pada tingkat tertentu.

Taguchi memiliki pandangan yang berbeda mengenai kualitas, ia tidak hanya

menghubungkan biaya dan kerugian dari suatu produk saat proses pembuatan produk

tersebut, tetapi juga dihubungkan pada konsumen dan masyarakat. Menurut Taguchi,

kualitas adalah kerugian setelah produk digunakan oleh masyarakat di samping

kerugian yang disebabkan oleh mutu produk itu sendiri. Selama proses produksi

masih berlangsung, sampai kemudian produk tersebut telah menjadi barang jadi,

segala cost / ongkos masih ditanggung oleh pihak perusahaan, tapi begitu produk jadi

Page 28: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

58

segala cost / ongkos masih ditanggung oleh pihak perusahaan, tapi begitu produk jadi

ini keluar dari pabrik, konsumen adalah pihak yang menanggung ongkos kerugian.

Dengan definisi ini, tujuan dari perusahaan manufaktur yang seharusnya adalah

memberikan produk dan pelayanan yang memenuhi kebutuhan dan harapan

konsumen selama umur produk atau pelayanan tersebut, berdasarkan pada nilai yang

diberikan oleh konsumen. Ukuran yang digunakan Taguchi untuk mengetahui apakah

setting optimal yang dihasilkan memberikan hasil yang lebih adalah menggunakan

quality loss function.

Taguchi menghasilkan disiplin dan struktur dari desain eksperimen, dimana

hasilnya adalah standarisasi metodologi desain yang mudah diterapkan oleh peneliti.

Adapun tiga konsep sederhana dan mendasar yang dikemukakan oleh Dr. Genichi

Taguchi adalah : (Roy, 1991, p8)

1. Kualitas harus didesain ke dalam produk, sehingga yang diutamakan bukanlah

keharusan suatu inspeksi melainkan peningkatan kualitas.

2. Pencapaian kualitas terbaik adalah dengan meminimasi deviasi produk dari suatu

nilai target. Produk harus didesain sedemikian rupa sehingga tidak terpengaruh

oleh faktor-faktor lingkungan yang tidak terkontrol.

3. Biaya kualitas harus diukur berdasarkan pada fungsi deviasi terhadap nilai standar

dan kerugiannya harus diperhitungkan juga ke dalam sistem.

Page 29: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

59

3.6.3. Perbedaan Antara Desain Faktorial dengan Pendekatan Taguchi

Desain faktorial secara teknik digunakan untuk menyelidiki semua kondisi

yang mungkin terlibat dalam suatu percobaan. Teknik yang disebut juga sebagai

teknik faktorial penuh (Full Factorial) membutuhkan biaya yang besar dan waktu

yang relatif panjang karena jumlah percobaan yang dibutuhkan adalah “L”, dimana L

adalah jumlah level yang digunakan dan n adalah jumlah faktor yang diteliti.

Dalam perkembangannya, dilakukan penyederhanaan teknik yang disebut

teknik faktorial pecahan (Fractional Factorial) yang hanya menyelidiki sebagian dari

semua kombinasi yang mungkin. Pendekatan ini menghemat waktu dan biaya tetapi

dibutuhkan banyak perhitungan matematis, baik dalam perencanaan eksperimen

maupun analisa hasil. Tetapi, teknik faktorial pecahan juga memiliki kelemahan yang

dapat menyebabkan tiap peneliti menghasilkan desain eksperimen yang berbeda

untuk masalah yang sama. Taguchi memberikan pemecahan terhadap masalah ini

dengan melakukan penyederhanaan dan standarisasi perencanaan faktorial pecahan.

Sehingga eksperimen pada masalah yang sama dapat memberikan hasil yang serupa

walaupun dilakukan oleh peneliti yang berbeda.(Roy, 1991, p4-5)

Perbedaan jumlah percobaan yang dibutuhkan pada percobaan desain faktorial

dengan Taguchi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 30: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

60

Tabel 3.3. Perbedaan jumlah percobaan antara Desain Faktorial dengan Taguchi

Jumlah percobaan Jumlah

Faktor

Level yang

Digunakan Desain Faktorial Desain Taguchi

2 2 22 = 4 4

3 2 23 = 8 4

4 2 24 = 16 8

7 2 27 = 128 8

15 2 215 = 32768 16

Sumber : Roy, 1991.

3.6.4. Tujuh Point Taguchi

Terdapat tujuh point dari Taguchi yang membedakan pendekatan Taguchi

dengan pendekatan tradisional dalam menjamin kualitas, yaitu : (Bagchi,1993, p2-3)

1. Taguchi mendefinisikan kualitas sebagai penyimpangan dari performansi

tepat target, yang pada awal pemunculannya menjadi suatu paradok. Menurut

beliau, kualitas dari produk manufaktur adalah total kerugian yang

ditimbulkan oleh produk pada masyarakat sejak produk itu dikirimkan.

2. Dalam persaingan ekonomi, Continous Quality Improvement (CQI) atau

peningkatan kualitas terus-menerus dan penurunan biaya amat penting untuk

tetap bertahan dalam bisnis.

3. Sebuah program CQI melibatkan reduksi terus menerus dalam variasi

karakteristik performansi produk dalam nilai-nilai target mereka.

Page 31: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

61

4. Kerugian yang diderita konsumen akibat variasi performansi produk

seringkali proporsional dengan kuadrat penyimpangan karakteristik

performansi dari nilai targetnya.

5. Kualitas dan biaya akhir (R&D, manufaktur, dan operasi) dari produk

manufaktur bergantung pada desain rekayasa produk dan proses

manufakturnya.

6. Variasi dalam suatu performansi produk (atau proses) dapat dikurangi dengan

mengeksploitasi pengaruh-pengaruh non linier berbagai parameter produk

(atau proses) pada karakteristik performansi.

7. Percobaan-percobaan perencanaan secara statistik dapat secara efisien dan

diandalkan mengidentifikasi berbagai setting dan parameter produk (atau

proses) yang akan mengurangi variasi performansi.

3.6.5. Pengendalian Kualitas Dengan Desain (Quality By Design)

Produk dengan kualitas yang baik berarti variasi fungsi produk yang kecil

untuk segala kondisi dari faktor tidak terkendali. Taguchi membagi tiga bagian utama

dalam off-line quality control, yaitu : (Ross, 1989, p203-204; Roy, 1993, p10; Ariani,

2003, p71-72)

1. System Design

Merupakan tahap pertama dalam desain dan merupakan tahap konseptual pada

pembuatan produk baru atau inovasi proses. Konsep mungkin berasal dari

Page 32: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

62

percobaan sebelumnya, pengetahuan alam/teknik, perubahan baru atau

kombinasinya. Tahap ini adalah untuk memperoleh ide-ide baru dan

mewujudkannya dalam produk baru atau inovasi proses. Fokus dari tahap desain

sistem adalah pada penentuan level yang paling sesuai dari faktor desain. Hal ini

termasuk mendesain dan menguji suatu sistem berdasarkan kebijaksanaan

insinyur dalam memilih material, part, dan nilai nominal parameter produk/proses

berdasarkan atas teknologi yang berlaku. Seringkali juga terlibat penemuan dan

pengetahuan dari bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diterapkan.

2. Parameter Design

Tahap ini membantu dalam menentukan level faktor yang menghasilkan

performansi terbaik dari suatu produk/proses dengan cara pembelajaran.

Tujuannya adalah mengidentifikasi setting parameter yang akan memberikan

performansi rata-rata pada target dan menentukan pengaruh dari faktor gangguan

pada variasi dari target. Kondisi optimum kemudian dipilih sehingga pengaruh

dari faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol dapat menyebabkan variasi yang

paling minimum dari performansi sistem. Dalam desain parameter, tercakup

penemuan susunan optimal dari parameter produk dan proses untuk

meminimalkan variabilitas kinerja. Pada fase ini tidak semua sumber

penyimpangan dapat diterangkan, karena kurangnya pengetahuan yang berkaitan

dengan berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja produk. Dalam desain

parameter, karakteristik kualitas yang dianggap penting dan semua faktor yang

Page 33: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

63

mungkin dapat mempengaruhinya dipilih dan dikumpulkan. Secara keseluruhan,

dari desain parameter terdapat dua tahap, yaitu :

a. Tahap pertama

Pada tahap ini tingkat parameter yang meminimalkan variabilitas karakteristik

kualitas output dipilih sehingga menciptakan desain yang standar atau kuat

(robust) yang menanggapi sumber variasi yang tidak terkendali.

b. Tahap kedua

Parameter yang memiliki dampak pada nilai rata-rata tetapi tidak berdampak

pada variabilitas diidentifikasi. Parameter ini dikenal dengan faktor-faktor

penyesuaian (adjustment factors) yang digunakan untuk mengendalikan

kualitas untuk mencapai nilai sasaran tanpa peningkatan variabilitas.

3. Tolerance Design

Desain toleransi merupakan tahap yang digunakan untuk mencocokkan hasil dari

desain parameter dengan cara mengetatkan toleransi faktor dengan pengaruh yang

signifikan terhadap produk. Tahap seperti ini akan secara wajar mengarah pada

pengidentifikasian kebutuhan material, pembelian peralatan baru, pengeluaran

uang lebih untuk inspeksi, dan sebagainya. Langkah ini digunakan hanya apabila

variasi kinerja yang dicapai dalam penyusunan parameter pada fase desain

parameter tidak dapat diterima. Toleransi yang terlalu kaku atau ketat akan

meningkatkan biaya pemrosesan, dan toleransi yang terlalu longgar akan

meningkatkan variasi kinerja, yang akan meningkatkan customer’s loss. Trade off

Page 34: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

64

antara kedua biaya tersebut harus tercapai. Biasanya, setelah fase desain

parameter selesai dan penyusunan parameter pengendali disesuaikan dengan

tingkat yang dipilih, percobaan konfirmasi dilaksanakan.

Desain Sistem(Menyusun dasar perancangan dan konsep-konsep perancangan)

Menggunakan konsep-konsep ilmiah dan perancangan untukmengembangkan bentuk dasar dan memilih parameter produk danproses yang tepat seperti bahan baku, mesin, alat, dan seterusnya.

Desain Parameter(Menyusun desain target, dimensi, sifat)

Menggunakan konsep-konsep statistik dan perancangan yaitu desainsecara statistik dan analisis sensitivitas untuk menentukan

penyusunan optimum dari parameter-parameter yang dipilih :1. Memilih tingkat parameter desain untuk memaksimumkan statistik

kinerja (seperti rasio S/N)2. Memilih tingkat parameter pengendalian atau penyesuaian untuk

memindahkan tanggapan rata-rata terhadap target meningkatkanvariabilitas kinerja

Desain Toleransi(Menyusun toleransi)

Menggunakan konsep-konsep statistik dan perancangan untukmengurangi variabilitas dalam statistik kinerja yang meliputitoleransi secara statistik dan desain yang bersifat percobaan

Sumber : Ariani, 2003.

Gambar 3.3. Fase Dalam Metode Taguchi

3.6.6. Lima Tools Utama Dalam Strategi Robustness

3.6.6.1. Parameter Diagram (P-Diagram)

P-diagram merupakan tool yang sangat berguna dan membantu dalam

melakukan brainstorming dan documenting karena P-diagram memberikan gambaran

Page 35: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

65

yang sangat jelas dari suatu sistem yang sedang diteliti dimana mulai dari input

hingga output dan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem. Oleh karena itu, diagram

ini telah banyak digunakan untuk pengembangan proyek.

Konsep P-diagram muncul berdasarkan konsep perubahan 100% dari energi

yang masuk (input signal) menjadi 100% fungsi yang ideal.

sErrorStateionIdealFunct

NoiseSignal

=

Setiap sistem yang telah direncanakan untuk mencapai fungsi yang ideal, dimana

ketika semua energi yang masuk (input) ditransformasikan secara efisien menjadi

energi output yang diinginkan, dengan kata lain jika 100% energi input

ditransformasikan maka energi output yang dihasilkan juga 100%. Namun dalam

kenyataannya tidak ada fungsi atau sistem yang seperti ini. Yang terjadi adalah energi

sistem (output) kurang dari 100% ketika 100% energi input ditransformasikan secara

efisien. Kekurangan ini akan menciptakan suatu sistem atau output yang tidak

diharapkan, dengan kata lain adalah error states.

Sumber : Thomas Edison, http://www.thequalityportal.com/p_diagram.htm.

Diagram 3.2. Parameter Diagram

Page 36: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

66

Sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi karakteristik kualitas produk

(responses variable) dapat diklasifikasikan menjadi :

• Signal Factors

Merupakan faktor yang menjadi input dari suatu sistem atau parameter-parameter

signal. Jika signal konstan disebut karakteristik statis dan jika signal mempunyai

beberapa nilai yang berubah-ubah disebut karakteristik dinamis. Faktor ini tidak

diset oleh ahli rekayasa desain tetapi oleh pengguna berdasarkan kondisi yang ada

pada saat itu.

• Noise Factors

Merupakan parameter yang menjadi penyebab terjadinya variasi (deviation)

karakteristik kualitas dari target. Noise factors adalah faktor yang nilainya tidak

bisa diatur atau dikendalikan, atau faktor yang nilainya tidak ingin diatur atau

dikendalikan. Pada saat tertentu sebenarnya faktor ini dapat dikendalikan tetapi

membutuhkan biaya yang mahal. Faktor gangguan terdiri atas :

a. External (outer) noise, merupakan semua gangguan dari kondisi

lingkungan/luar produksi.

b. Internal (inner) noise : semua gangguan dari dalam produksi sendiri.

c. Unit to unit noise : perbedaan antara unit yang diproduksi dengan spesifikasi

yang sama.

Page 37: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

67

• Control Factors

Merupakan parameter-parameter yang nilainya dapat dikontrol oleh ahli rekayasa

desain. Faktor terkontrol mempunyai nilai satu atau lebih yang disebut level.

Contohnya adalah waktu injeksi, tekanan injeksi, dan sebagainya.

3.6.6.2. Model Parameter (Modelling)

Model parameter merupakan model matematika dari suatu sistem yang akan

diteliti. Perbaikan kualitas yang signifikan dapat dicapai dengan mula-mula

mendefinisikan fungsi ideal dari sistem, kemudian dengan menggunakan desain

eksperimen mencari desain yang optimal yang dapat meminimasi penyimpangan dari

fungsi ideal tersebut. Dengan kata lain sistem yang nyata kita transformasikan

menjadi sistem matematika sehingga penyelesaian masalahnya menjadi lebih mudah.

Model parameter yang dibuat berdasarkan pada parameter diagram, yaitu :

Sumber : Belavendram, 1995.

Diagram 3.3. Diagram Model Parameter

Page 38: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

68

Dari diagram parameter di atas dapat dibuat suatu model matematika dari suatu

sistem nyata yaitu : Y = f (M, X, Z).

Dalam membuat model parameter terdapat dua pendekatan yang dapat

dilakukan untuk optimasi sistem yang kompleks, yaitu :

• Micro Modelling

Model mikro dibuat berdasarkan pada pengertian yang mendalam terhadap suatu

sistem. Model ini dimulai dengan pengembangan dari model matematika suatu

sistem dimana pada eksperimen industri biasanya sangat kompleks. Apabila

sistem yang akan diteliti sangat kompleks maka dibuat asumsi yang dapat

menyederhanakan operasi, namun penyederhanaan tersebut tetap harus sesuai

dengan model nyata sistem, jika tidak maka optimasi yang dilakukan kurang

akurat.

• Macro Modelling

Model ini berkebalikan dengan model mikro dimana pada model ini tidak

mengutamakan pengertian yang mendalam terhadap sistem, untuk membuat

model matematika dari suatu sistem nyata tetapi yang diutamakan adalah

memperoleh sistem konfigurasi atau bentuk sistem yang optimum. Model makro

dapat menghasilkan informasi yang spesifik dimana yang benar-benar diperlukan

untuk optimasi dengan sumber daya eksperimen yang minim sehingga model ini

lebih efisien dan cepat.

Page 39: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

69

3.6.6.3. Taguchi Loss Function

Kerugian kualitas digunakan dalam mengukur performansi karakteristik

kualitas dalam pencapaian nilai target (target value) yaitu suatu nilai yang ideal dari

performansi karakteristik tersebut. Semakin dekat penyimpangan produk dari nilai

target yang telah ditetapkan maka semakin baik mutunya. Taguchi menekankan

bahwa kualitas produk adalah fungsi dari karakteristik kunci suatu produk yang

disebut karakteristik–karakteristik performansi.

Biasanya pertimbangan perusahaan, kerugian sebagai tambahan biaya dari

produk lalu pelangganlah yang menanggung biaya kerugian. Apabila suatu ketika

pelanggan menolak untuk melanjutkan membayar dari biaya suatu kualitas yang

buruk, pengusaha pabrik akan bangkrut. Jika sebuah produk dibawah jaminan, maka

pengusaha pabrik yang membayar biaya jaminan tersebut. Ketika garansi itu habis

konsumen harus membayar untuk perbaikan atau pengerjaan ulang dari sebuah

produk. Tetapi secara tidak langsung, pihak perusahaan pabriklah yang harus

membayar kerugian akibat reaksi konsumen yang negatif dan biaya-biaya yang sulit

untuk dihitung, seperti :

• Pembelian

• Biaya garansi

• Komplain konsumen dan ketidakpuasannya

• Waktu dan uang yang dihabiskan oleh konsumen

• Kerugian dari pangsa pasar dan pertumbuhan pada akhirnya.

Page 40: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

70

Tujuan dari Quality Control adalah untuk mengontrol variasi fungsional dan

masalah-masalah yang berkaitan. Karena tidak adanya evaluasi secara kuantitatif

untuk kualitas dan kerugian kualitas, masalah-masalah dari QC dan pemecahannya

dilihat secara subyektif. Tujuan dari Quality Lost Function adalah untuk

mengevaluasi secara kuantitatif dari kerugian kualitas yang disebabkan oleh variasi

fungsional.

Metode konvensional menggunakan loss-by-defect untuk menghitung

kegagalan kualitas yang disebabkan adanya produk yang cacat. Semua produk dalam

batas spesifikasi diasumsikan tidak memiliki kegagalan kualitas. Oleh karena itu, jika

diketahui proporsi produk yang cacat, maka tidak susah untuk menghitung kegagalan

kualitasnya. Dibawah ini dapat dilihat grafik loss function tradisional, yang

menunjukkan bahwa produk yang dibuat berhubungan dengan toleransi yang telah

ditentukan atau sesuai dengan spesifikasi produk. Selain itu juga terdapat rumus yang

digunakan untuk perhitungan loss by defect (Belavendram, 1995, p29), yaitu :

Dimana :

p-bar = nilai rata – rata dari data produk cacat.

total biaya / produk = biaya bahan / produk + biaya produksi / produk.

jumlah produk = jumlah produk yang dihasilkan perusahaan.

Page 41: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

71

Sumber : http://www.staffs.ac.uk/schools/engineeringandtechnology/des/aids/ robust/tagumeth/qulofunc.htm, 12.

Grafik 3.1. Loss Function Tradisional

Taguchi loss function digunakan dalam mengukur performansi karakteristik

kualitas dalam pencapaian nilai target (Target Value, yaitu nilai yang ideal dari

performansi karakteristik tersebut). Semakin dekat penyimpangan produk dari nilai

target yang telah ditetapkan, semakin baik mutunya.

Page 42: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

72

Sumber : Bagchi, 1993

Grafik 3.2. Taguchi Loss Function

Untuk melakukan perhitungan loss function, maka digunakan rumus antara

lain adalah :

k = l0/ 2∆

Dimana :

k = koeffisien biaya

0A = rata-rata biaya per tahun atau biaya perbaikan

2∆ = toleransi

Khusus untuk Larger the Better :

k = l0 x 2∆

Page 43: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

73

Tabel 3.4. Rumus Loss Function Untuk Masing-masing Karakteristik

Jenis Produk Karakteristik Kualitas One - Pieces Many - Pieces

Nominal the Best 2)( tykL −= ( )[ ]22 tySkL −+=

Smaller the Better L = k 2y )(22 ySkL +=

Larger the Better 2

1⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛=

ykL

⎭⎬⎫

⎩⎨⎧+= 2

2

2

31µµSkL

Sumber : Anonymus, Modul Praktikum Pengendalian Kualitas, Trisakti, 2002.

Dimana :

y = rata-rata hasil percobaan

t = nilai target

S = standar deviasi

BB BA

Pencapaian Target

Kerugian (Rp)

BA Pencapaian Target

Kerugian (Rp) Kerugian (Rp)

BB

Pencapaian Target

a. Nominal is the best b. Smaller the better c. Larger the better

Sumber : Anonymus,Modul Praktikum Pengendalian Kualitas, Trisakti, 2002.

Grafik 3.3. Taguchi Loss Function Berdasarkan Karakteristik Kualitas

Page 44: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

74

3.6.6.4. Signal to Noise Ratio (SNR)

Rasio signal to Noise adalah rasio rataan (signal) terhadap standar deviasi

(noise), disingkat rasio S/N dan dilambangkan dengan η. Satuan rasio S/N adalah

desibel (dB). Dalam percobaan, respon rataan digunakan untuk mengoptimasi faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap rata-rata dan respon rasio S/N digunakan untuk

mengoptimasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap variansi. (Belavendram,

1995, p507-508)

Rasio S/N digunakan untuk memilih faktor-faktor yang memiliki kontribusi

pada pengurangan variansi suatu respons. Rasio S/N merupakan rancangan untuk

transformasi pengulangan data (paling sedikit dua untuk satu percobaan) ke dalam

suatu nilai yang merupakan ukuran variansi yang timbul. (Ross, 1989, p172)

Rasio S/N adalah cara yang sangat berguna dalam mengevaluasi kualitas

sebuah proses atau produk. Rasio ini mengukur level performansi terhadap level

faktor gangguan pada performansi. Dengan demikian, rasio S/N merupakan sebuah

evaluasi kestabilan dari performansi karakteristik output. Rasio S/N bertujuan untuk

mengukur sensitifitas dari karakteristik kualitas dari faktor yang dapat dikontrol

terhadap pengaruh faktor eksternal yang tidak dikontrol. Dalam suatu percobaan

bertujuan untuk mendapat nilai rasio S/N terbesar, karena dengan semakin besar rasio

S/N maka variasi produk sekitar nilai target semakin kecil.

Page 45: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

75

Terdapat beberapa jenis rasio S/N sesuai dengan tipe kualitas, yaitu nominal is

the best, smaller is better, bigger is better. Rumus untuk menghitung rasio S/N

adalah :

• Mean responses :

y ∑==

=n

iiy

n 1

1

• Standard deviation :

∑= −

−=

n

i

i

nyyS

1

2

1)(

Tabel 3.5. Rumus Rasio S/N Berdasarkan Karakteristik Kualitas

Tipe Target Karakteristik kualitas Rasio S/N

Smaller the better SNS = -10 log ⎟

⎞⎜⎝

⎛ ∑=

n

iiy

n 1

21

Nominal is the best SNT = 10 log

⎟⎟

⎜⎜

⎛2

2

Sy

Larger the etter SNL = -10 log ⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛∑=

n

i iyn 12

11

Sumber : Mitra, 1993.

3.6.6.5. Orthogonal Array

Metode Taguchi termasuk dalam kelompok fractional factorial experiment.

Taguchi menyusun orthogonal array untuk tata letak eksperimennya. Orthogonal

Page 46: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

76

Array (OA) merupakan salah satu bagian kelompok dari percobaan yang hanya

menggunakan bagian dari kondisi total, dimana bagian ini barangkali hanya separuh,

seperempat atau seperdelapan dari percobaan faktorial penuh. Orthogonal Array

diciptakan oleh Jacques Hardmard pada tahun 1897, dan mulai diterapkan pada

perang dunia II oleh Plackett dan Burman. Matriks Taguchi secara matematis identik

dengan matriks Hardmard, hanya kolom dan barisnya dilakukan pengaturan lagi.

Keuntungan Orthogonal Array adalah kemampuannya untuk mengevaluasi berapa

faktor dengan jumlah tes yang minimum. Jika pada percobaan terdapat 7 faktor

dengan level 2, maka jika menggunakan full factorial akan diperlukan 27 buah

percobaan. Dengan Orthogonal Array, jumlah percobaan yang perlu dilakukan dapat

dikurangi sehingga akan mengurangi waktu dan biaya percobaan. (Ross, 1989, p70).

Taguchi hanya menyediakan dua macam orthogonal array dasar, yaitu

orthogonal array dengan faktor-faktornya mempunyai dua level dan orthogonal

array dengan faktor-faktornya mempunyai tiga level. Jika orthogonal array yang siap

pakai tidak tersedia maka perlu dilakukan modifikasi dan memungkinkan untuk

melakukan pengujian faktor-faktor multiple level. Contoh orthogonal array adalah

L8(27) yang mempunyai arti delapan adalah baris yang menyatakan banyaknya

observasi, dua menyatakan level dan tujuh menyatakan kolom yaitu banyaknya faktor

dan interaksi faktor.

Page 47: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

77

3.6.7. Langkah-langkah Robust Parameter Design

3.6.7.1.Perumusan Masalah

Pada tahap perumusan masalah perlu didefinisikan masalah yang akan diteliti

dengan tepat. Perumusan masalah harus spesifik dan jelas batasannya dan juga secara

teknis harus dapat dilaksanakan dalam eksperimen. Seperti halnya dalam penelitian

ini, masalah yang dihadapi perusahaan adalah produk yang dihasilkan banyak yang

cacat karena tidak sesuai dengan spesifikasi ukuran produk yang telah ditentukan

sehingga menimbulkan biaya kerugian. Dengan adanya perumusan masalah yang

jelas maka tujuan eksperimen yang akan dicapai juga jelas dan dapat menjawab

masalah yang telah dirumuskan.

3.6.7.2.Penentuan Variabel Tak Bebas (Karakteristik Kualitas)

Variabel tak bebas adalah variabel yang perubahannya tergantung pada

variabel-variabel lain. Dalam merencanakan suatu percobaan harus dipilih dan

ditentukan dengan jelas variabel tak bebas mana yang akan diselidiki. Dalam

percobaan Taguchi variabel tak bebas adalah karakteristik kualitas yang terdiri dari

tiga kategori, yaitu : (Peace, 1993, p46)

1. Measureable characteristics (karakteristik yang dapat diukur), yaitu semua hasil

akhir yang diamati dapat diukur dengan skala kontinu seperti dimensi, berat,

tekanan dan lain-lain. Karakteristik kualitas yang dapat diukur dapat

diklasifikasikan atas :

Page 48: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

78

• Nominal is the best

Adalah karakteristik kualitas yang menuju suatu nilai target yang tepat pada

suatu nilai tertentu. Yang termasuk dalam kategori ini adalah :

berat panjang lebar kerapatan pengaturan

ketebalan diameter luas kecepatan frekuensi

volume jarak tekanan waktu ketepatan

• Smaller is better

Merupakan pencapaian karakteristik kualitas, jika semakin kecil (mendekati

nol) semakin baik. Contoh yang termasuk dalam kategori ini adalah :

penggunaan mesin persen kontaminasi hambatan

penyimpangan kebisingan produk gagal

waktu proses waktu respon pemborosan energi

pemborosan panas kerusakan

• Larger is better

Merupakan pencapaian karakteristik kualitas, jika semakin besar semakin

baik. Contoh dari karakteristik ini adalah :

kekuatan kekuatan tarik km/liter

waktu antar kerusakan efisiensi ketahanan terhadap korosi

2. Attribute Characteristics (karakteristik atribut), yaitu hasil akhir yang diamati

tidak dapat diukur dengan skala kontinu, tetapi dapat diklasifikasikan secara

Page 49: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

79

kelompok. Seperti kelompok kecil, menengah, besar, dan sangat besar. Bisa juga

dikelompokkan berdasarkan berhasil / tidak.

3. Dynamic characteristics (karakteristik dinamik), merupakan fungsi representasi

dari proses yang diamati. Proses yang diamati digambarkan sebagai signal atau

input dan output sebagai hasil dari signal.

3.6.7.3.Penentuan Variabel Bebas

Pada tahap ini akan dipilih faktor-faktor mana saja yang akan diselidiki

pengaruhnya. Faktor – faktor yang berpengaruh termasuk variabel bebas yaitu

variabel yang perubahannya tidak tergantung pada variabel lain. Dalam suatu

eksperimen tidak seluruh faktor yang diperkirakan mempengaruhi respon diselidiki,

sebab terlalu banyak faktor yang diteliti, analisisnya akan menjadi kompleks,

sehingga hanya faktor – faktor yang dianggap penting saja yang diselidiki. Beberapa

metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang akan diteliti

adalah dengan brainstorming, flowcharting, cause and effect diagram, dan diagram

pareto.

3.6.7.4.Pemisahan Faktor-faktor Kontrol dan Gangguan

Faktor-faktor yang diamati terbagi atas faktor kontrol dan faktor gangguan.

Dalam metode Taguchi, keduanya perlu diidentifikasikan dengan jelas sebab

pengaruh antar kedua faktor tersebut berbeda. Untuk pemisahan faktor-faktor tersebut

Page 50: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

80

dapat digunakan P-diagram, agar faktor-faktor yang berpengaruh pada responses

dapat terlihat dengan jelas. Seperti yang telah dijelaskan pada subbab 3.6.6.1, bahwa

P-diagram ada dua jenis yaitu P-diagram yang statis dan dinamis. Dalam penelitian

ini P-diagram yang digunakan adalah P-diagram yang statis karena faktor signal tidak

berpengaruh pada nilai target output.

3.6.7.5.Penentuan Jumlah Level dan Nilai Level Faktor

Pemilihan jumlah level penting artinya untuk ketelitian hasil percobaan dan

biaya pelaksanaan percobaan. Makin banyak level yang diteliti maka hasil percobaan

akan lebih teliti karena data yang diperoleh lebih banyak. Tetapi banyaknya level

akan meningkatkan jumlah pengamatan sehingga menaikkan biaya percobaan.

Level faktor dapat dinyatakan secara kuantitatif seperti berat: 15 Kg, 45 Kg;

tinggi 15 mm, 27 cm, dan lain-lain. Dapat pula dinyatakan secara kualitatif seperti

jenis kayu: kamper, jati, dan lain-lain. Suatu faktor dinyatakan secara kualitatif jika

skala numerik tidak dapat digunakan pada level faktor tersebut. Level juga dapat

dinyatakan secara fixed seperti tekanan, temperatur, waktu, dan lain-lain atau dipilih

secara acak dari beberapa kemungkinan yang ada seperti pemilihan mesin, operator,

dan lain-lain.

Page 51: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

81

3.6.7.6. Identifikasi Interaksi Antar Faktor

Interaksi muncul ketika dua faktor atau lebih yang mengalami perlakuan

secara bersama akan memberikan hasil yang berbeda pada karakteristik kualitas

dibandingkan jika faktor mengalami perlakuan secara sendiri-sendiri.(Belavendram,

1995, p531)

Kesalahan dalam penentuan interaksi akan berpengaruh pada kesalahan

interpretasi data dan kegagalan pada penentuan proses yang optimal. Tetapi Taguchi

lebih mementingkan engineering approach dengan cara pengamatan pada main effect

(penyebab utama) sehingga adanya interaksi diusahakan seminimal mungkin, tetapi

tidak dihilangkan sehingga perlu dipelajari kemungkinan munculnya interaksi.(Peace,

1993, p86)

Jumlah interaksi yang terlalu banyak akan meningkatkan biaya percobaan dan

tidak efisien dalam penggunaan waktu. Maka penentuan interaksi dilakukan hanya

antar faktor yang potensial mengalami interaksi saja. Ini tergantung pada jenis

industri, proses manufaktur, dan lain-lain.

3.6.7.7. Perhitungan Derajat Kebebasan

Menurut Bagchi (1993, p114) perhitungan dengan derajat kebebasan

dilakukan untuk menghitung jumlah minimum percobaan yang harus dilakukan untuk

menyelidiki faktor yang diamati. Jika nA dan nB adalah jumlah perlakuan untuk faktor

A dan B maka:

Page 52: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

82

dof untuk faktor A = nA – 1

dof untuk faktor B = nB – 1

dof untuk interaksi faktor A dan B = (nA – 1)(nB – 1)

Jumlah total dof = (nA – 1) + (nB – 1) + (nA – 1) (nB – 1)

dof total = (jumlah total percobaan x jumlah pengulangan) – 1

dof error = vT – vA – vB - vAxB

3.6.7.8. Pemilihan Orthogonal Array

Taguchi telah membuat 18 Orthogonal Array yang biasa juga disebut OA

Standar (Belavendram, 1995, p89). Pemilihan penggunaan OA disesuaikan dengan

jumlah Dof berdasarkan pada tabel berikut ini : (Bagchi, 1993, p91)

Tabel 3.6. Tabel Pemilihan Orthogonal Array

Jumlah Dof Orthogonal Array

2 – 3 L4

4 – 7 L8

8 – 11 L12

12 – 15 L16

Sumber : Bagchi, 1993.

Dalam memilih jenis Orthogonal Array harus diperhatikan jumlah level faktor

yang diamati yaitu :

a. Jika semua faktor adalah dua level: pilih jenis OA untuk 2 level faktor.

b. Jika semua faktor adalah tiga level: pilih jenis OA untuk 3 level faktor.

Page 53: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

83

c. Jika beberapa faktor adalah multi-level faktor : gunakan Dummy Treatment,

Metode Kombinasi atau Metode Idle Columns.(Ross, 1989, p63,67-69)

d. Jika terdapat campuran faktor dari dua, tiga, atau empat level : lakukan modifikasi

OA dengan Merging Columns. (Ross, 1989, p60-63)

Jenis-jenis Orthogonal Array dapat dilihat pada lampiran I.

3.6.7.9. Penugasan Faktor Pada Orthogonal Array

Penugasan faktor-faktor baik faktor kontrol maupun gangguan dan interaksi-

interaksinya pada Orthogonal Array terpilih dengan memperhatikan grafik linier dan

tabel triangular. Kedua alat tersebut merupakan alat bantu penugasan faktor yang

dirancang oleh Taguchi. Grafik linier adalah satu seri garis dan titik yang bernomor

dan memiliki korespondensi satu-satu terhadap kolom-kolom pada OA.

Grafik linier mengindikasikan berbagai kolom ke mana faktor-faktor dapat

ditugaskan dan kolom berikutnya yang mengevaluasi interaksi dari faktor-faktor

tersebut. Tabel triangular berisi semua hubungan interaksi-interaksi yang mungkin

antara faktor-faktor (kolom-kolom) dalam suatu OA.

3.6.7.10. Persiapan dan Pelaksanaan Percobaan

Sudjana (1980, p10) menyatakan bahwa dua kondisi diperlukan untuk

memperoleh estimasi kesalahan percobaan yang valid yaitu replikasi dan

randomisasi.

Page 54: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

84

Replikasi

Replikasi adalah pengulangan kembali perlakuan yang sama suatu percobaan

dengan kondisi yang sama untuk memperoleh ketelitian yang lebih tinggi. Replikasi

dalam eksperimen Taguchi terwakili oleh eksperimen untuk setiap kombinasi faktor

pada outer array. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat kesalahan eksperimen

dan meningkatkan ketelitian data eksperimen. Replikasi diperlukan karena dapat :

1. Memberikan taksiran kekeliruan eksperimen yang dapat dipakai untuk

menentukan panjang interval konfidensi atau dapat digunakan sebagai satuan

dasar pengukuran untuk penetapan taraf signifikasi dari perbedaan-perbedaan

yang diamati.

2. Menghasilkan taksiran yang lebih akurat untuk kekeliruan eksperimen.

3. Memungkinkan kita untuk memperoleh taksiran yang lebih baik mengenai efek

rata-rata dari suatu faktor.

Adanya penambahan replikasi akan mengurangi tingkat kesalahan percobaan

secara bertahap, namun jumlah replikasi dalam suatu percobaan dibatasi oleh sumber

yang ada yaitu waktu, tenaga, biaya dan fasilitas.

Randomisasi

Dalam percobaan selain faktor-faktor yang diselidiki pengaruhnya terhadap

suatu variabel, juga terdapat faktor-faktor lain yang tidak terkendali/tidak diinginkan

(seperti kelelahan operator, naik / turun daya mesin, dan lain-lain) yang dapat

Page 55: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

85

mempengaruhi hasil percobaan. Pengaruh faktor-faktor tersebut diperkecil dengan

menyebarkan pengaruh tersebut selama percobaan melalui randomisasi (pengacakan)

urutan percobaan. Secara umum randomisasi dimaksudkan untuk:

1. Meratakan pengaruh dari faktor yang tidak dapat dikendalikan pada semua unit

percobaan.

2. Memberikan kesempatan yang sama pada semua unit percobaan untuk menerima

suatu perlakuan sehingga diharapkan ada kehomogenan pengaruh dari setiap

perlakuan yang sama.

3. Mendapatkan hasil pengamatan yang bebas (independen) satu sama lain.

Jika replikasi dilakukan dengan tujuan untuk memungkinkan dilakukan uji

signifikan, maka randomisasi bertujuan menjadikan uji tersebut valid dengan

menghilangkan sifat bias. Randomisasi dapat dilakukan dengan menggunakan tabel

bilangan acak, mengundi, menggunakan mata uang, dan sebagainya. Pelaksanaan

percobaan Taguchi adalah melakukan eksperimen berdasarkan setting faktor pada

OA dengan jumlah percobaan sesuai jumlah replikasi, dan urutan seperti pada

randomisasi.

3.6.7.11. Analisa Data

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan, pengaturan, perhitungan, dan

penyajian data dalam suatu lay out yang sesuai dengan desain yang dipilih untuk

suatu eksperimen. Dalam perhitungan tersebut, dapat terlihat berapa besar kontribusi

Page 56: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

86

masing-masing faktor terhadap karakteristik produk. Cara yang digunakan untuk

menganalisa data adalah dengan melihat dan menganalisa grafik main effect

responses dan grafik interaction plot yang dihasilkan untuk rata-rata dan rasio S/N.

Perhitungan untuk menganalisa data dapat terbagi menjadi dua metode,

yaitu :

• Metode Average (Metode Rata-rata)

Perhitungan dengan metode ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari

masing-masing faktor dan interaksi terhadap nilai tengah dari hasil yang

diharapkan.

• Metode S/N Rasio (Signal to Noise)

Perhitungan dengan metode ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari

masing-masing faktor dan interaksi terhadap sebaran/variasi dari hasil yang

diharapkan.

3.6.7.12. Pemilihan Level Faktor-faktor Utama

Untuk mendapatkan suatu kondisi optimal harus dilakukan pemilihan faktor-

faktor yang berpengaruh pada kondisi optimal dari kualitas suatu produk. Berbagai

macam pengaruh dari faktor-faktor dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

(Belavendram, 1995, p66)

Page 57: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

87

1. Hanya berpengaruh pada rata-rata.

Faktor yang berpengaruh terhadap rata-rata namun tidak pada variansinya dapat

digunakan untuk menggeser nilai rata-rata dari suatu proses menuju suatu nilai

target. Faktor ini disebut juga adjustment factor.

2. Hanya berpengaruh pada variansi.

Faktor yang berpengaruh pada variansi namun tidak pada rata-rata dapat

digunakan untuk mengurangi variansi dari suatu proses.

3. Berpengaruh pada rata-rata dan variansi.

Faktor yang berpengaruh pada rata-rata dan variansi harus digunakan dengan

sangat hati-hati. Faktor ini memiliki fleksibilitas dalam menyeimbangkan nilai

target.

4. Tidak berpengaruh baik pada rata-rata maupun variansi.

Faktor yang tidak berpengaruh pada nilai rata-rata maupun variansi bukanlah

suatu faktor yang tidak berguna. Level yang lebih baik dari faktor ini dapat dipilih

berdasarkan faktor-faktor lainnya seperti biaya, kepercayaan, dan lainnya.

Adanya faktor-faktor pengaruh yang seperti disebutkan di atas maka optimasi

pada karakteristik nominal is the best dapat dilakukan dengan cara two-step

optimization process, yaitu : (Belavendram, 1995, p149-150)

• Memaksimalkan atau meminimalkan sensitivitas terhadap noise. Pada tahap ini

akan dipilih level faktor terkontrol yang dapat meminimasi noise.

Page 58: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

88

• Menyesuaikan mean terhadap target. Pada tahap ini akan dilakukan penyesuaian

faktor untuk mendekati mean pada target tanpa merubah SNR.

3.6.7.13. Percobaan Konfirmasi

Percobaan konfirmasi adalah percobaan yang dilakukan untuk memeriksa

kesimpulan setting kondisi optimal yang didapat dari perhitungan (validasi

kesimpulan yang ditarik selama fase analisa). Tujuan percobaan konfirmasi adalah

untuk memverifikasi : (Bagchi, 1993, p87)

1. Dugaan yang dibuat pada saat model performansi penentuan faktor dan

interaksinya.

2. Setting parameter (faktor) yang optimal analisa hasil percobaan pada performansi

yang diharapkan

Pada saat percobaan konfirmasi yang dilakukan adalah men-setting kondisi

optimal untuk faktor dan level signifikan, sedangkan untuk faktor yang tidak

signifikan, setting untuk level faktornya dipilih berdasarkan pertimbangan biaya

ekonomis. (Ross, 1989, p182)

3.6.8. Kelebihan dan Kelemahan Metode Taguchi

Desain eksperimen Taguchi mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan

dari metode Taguchi adalah :

Page 59: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

89

1. Memungkinkan eksperimen dengan banyak faktor dengan jumlah pelaksanaan

eksperimen yang sedikit sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.

2. Orthogonal Array Taguchi memberikan hasil yang serupa dan konsisten

walaupun eksperimen dilakukan oleh orang yang berbeda.

3. Tabel Orthogonal Array dapat digunakan untuk menentukan kontribusi dari

setiap faktor yang berpengaruh terhadap kualitas dan dapat menjelaskan level-

level faktor yang memberikan hasil optimal.

4. Orthogonal Array Taguchi lebih mudah dipahami walaupun terdapat banyak

faktor yang terlibat.

5. Dapat melakukan pengamatan terhadap rata-rata dan variasi karakteristik kualitas

sekaligus, sehingga ruang lingkup pemecahan masalah lebih luas.

6. Dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap karakteristik kualitas

melalui perhitungan ANOVA (Analysis Of Variance) dan Rasio Signal to Noise

(SNR), sehingga faktor-faktor yang berpengaruh tersebut dapat diberikan

perhatian khusus.

Walaupun metode Taguchi telah banyak diterapkan di negara-negara maju,

namun beberapa pendekatan dalam metode desain parameter Taguchi memiliki

kelemahan. Kelemahan dari penggunaan metode Taguchi ini adalah :

1. Jika percobaan dilakukan dengan banyak faktor dan interaksi akan terjadi

pembauran beberapa interaksi oleh faktor utama. Akibatnya, keakuratan hasil

Page 60: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

90

percobaan akan berkurang, jika interaksi yang diabaikan tersebut memang benar-

benar berpengaruh terhadap karakteristik yang diamati.

2. Pendekatan Taguchi berasumsi bahwa interaksi antar faktor terkontrol maupun

dengan noise tidak ada atau ditiadakan karena pertimbangan ekonomis.

3.7. Konsep Mesin Gravure

Mesin gravure adalah mesin yang mencetak rotogravure yang memiliki

keuntungan yang lebih besar dibandingkan cetak offset. Cetak gravure dapat

menghasilkan bentuk ukuran cetak dari medium sampai ke bentuk yang lebih

panjang.Proses gravure dipilih dikarenakan dapat menghasilkan proses berupa cetak

publikasi, pengiklanan, packaging dan bentuk ruang yang sama seperti panel kayu

lantai, dan beberapa variasi bentuk lainnya.Gravure dapat memproduksi kualitas

berbagai macam warna dengan intensitas yang tinggi mulai dari film, almunium,

samapai kertas yang cukup keras bentuknya. (Kendall Gillet, 1991,p3)

Mesin gravure terdiri dari beberapa komponen mesin, yaitu : un-air, mesin

cetak warna, mesin blower, mesin kompressor, re-air. Mesin gravure pada mulanya

adalah mesin yang bentuk dan ukurannya sederhana sama dengan bentuk mesin

offset. Mesin gravure dikembangkan dari mesin offset untuk memproduksi produk

yang tidak dapat dibuat oleh mesin offset.

Page 61: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

91

Gambar 3.4 Mesin Gravure

Sumber : PT. DNP Indonesia

Dalam proses mesin gravure, permulaan yang diperlukan adalah

1. Persiapan untuk material roll plastik yang akan dicetak.

2. Tinta dalam keadaan terisi pada tabung pengisi

3. Mesin dalam keadaan berjalan, khusus untuk komponen mesin cetak

warna, blower dan sensor cacat produk.

4. kemudian plastik dimasukkan ke mesin un-air dan dijalankan sehingga

menghasilkan plastik yang siap untuk dicetak.

3.8. Pengenalan Material Plastik

Bahan sintesis plastik ditemukan oleh Leo Backeland, ahli kimia dari Belgia,

tahun 1907. Plastik disebut juga sebagai polimer. Definisi polimer menurut

‘International Union For Pure and Applied Chemenstry’ adalah suatu material

organik yang memiliki banyak molekul dan terdiri dari pengulangan unit yang besar,

Page 62: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

92

jika ada penambahan maupun pengurangan dari beberapa unit tidak akan merubah

sifat-sifatnya. Pada dasarnya plastik dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :

1. Plastik Thermoset adalah plastik dengan bangun polimernya berbentuk jaring-

jaring tiga dimensi. Hal ini menyebabkan plastik thermoset tidak dapat lunak

dengan pemanasan kembali sehingga produk hasil injeksi tidak dapat diolah lagi.

Contohnya adalah Expoxidharze, dan lain-lain.

2. Plastik Thermoplastic adalah plastik dengan bangun polimernya tidak berbentuk

jaring-jaring tiga dimensi, sehingga mempunyai sifat dapat lunak dengan

pemanasan kembali sehingga produk hasil injeksinya dapat diolah lagi.

Contohnya adalah PVC (Polivinil Chlorida), PP (Polipropilen), dan lain-lain.

3. Plastik Elastomer adalah plastik yang mempunyai sifat elastis, contohnya adalah

karet silicon, dan lain-lain.

Material plastik yang biasanya digunakan dalam mesin gravure dapat

digolongkan menjadi :

• Semicrystalline

Semicrystalline merupakan campuran dari amorph dan kristal beraturan. Polimer

yang bersifat semikristal mempunyai sifat penyusutan yang sangat tinggi

dibandingkan dengan plastik yang bersifat amorph dan blends, contohnya :

Polybutylene Terephthalate, dan nylon.

Page 63: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

93

3.8.1. Nilon

Bahan baku nilon merupakan bahan baku plastik yang termasuk dalam

golongan termoplastik dan bersifat semikristal. Istilah lain dari bahan baku nilon

adalah poliamid. Sifat nilon yang sangat terkenal adalah karakteristiknya yang tahan

panas, kekuatan tinggi, dan modulusnya tinggi, maka bahan ini banyak digunakan

untuk bahan komposit dan bahan isolasi listrik. Namun akibat dari sifat serap airnya,

maka kestabilan dimensinya dan sifat listriknya jelek karena bahan-bahan tersebut

agak berubah mikro strukturnya (struktur kristalin, kristalinitas) dimana struktur

kristalin dapat berubah oleh kedudukan dan jumlah ikatan hidrogen yang terbentuk

antara CO-NH dalam nilon, yang sangat dipengaruhi oleh jumlah karbon m, n, dan

sebagainya.

Nilon memiliki sifat higroskopik karena adanya gugus amida hidrofilik

sehingga makin tinggi kristalinitas dan makin kecil jumlah gugus amida yang ada,

semakin kecil sifat higroskopiknya. Jika bahan baku nilon mengandung kelembaban

maka akan mempengaruhi kestabilan dimensi dari cetakan, misalnya dengan absorpsi

air sebanyak 1%, maka dimensi bertambah (membengkak) sebesar 0.2% dengan nilon

6 dan 0.25% dengan nilon 66. Karena bersifat higroskopik maka sifat listrik rusak

karena absorpsi air bertambah. Tahanan volume berkurang kira-kira 1/10 nya dengan

bertambahnya air sebesar 1%. Bila suhu deformasi termal naik maka bahan menjadi

kurang peka terhadap pengaruh panas dan air. Kestabilan dimensi juga bertambah

karena keausan abrasi bertambah.

Page 64: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

94

Karakteristik nilon yang penting untuk diperhatikan dalam injection moulding

adalah yang bersifat kristalin, sehingga temperatur pelunakannya berdaerah sempit

dan kalor pelelehannya tinggi. Selain itu, karena viskositas lelehan sangat tergantung

pada temperatur dan temperatur penguraian berada dekat pada titik leleh, maka

temperatur harus dikontrol ketat. Pada pencetakan, perlakuan panas dapat diberikan

untuk menghilangkan tegangan sisa dan meningkatkan kristalinitas, dengan

pemanasan dalam parafin cair atau minyak pengeras terhadap kelebihan air pada 10-

20 oC lebih tinggi daripada temperatur kerja.

Material nilon harus diproses dengan kondisi kandungan air lebih rendah dari

0.2%, jika tidak viskositas lelehan akan menurun dan beberapa permasalahan yang

mungkin terjadi selama proses berlangsung adalah parameter produksi tidak akan

berubah dalam viskositas lelehan, ini akan mempengaruhi tekanan material. Isi dari

komponen dapat berubah ketika tekanan material dirubah, dimana akan

mempengaruhi kualitas dari komponen. Selebihnya, material yang lembab cenderung

tersisa di nozzle dan komponen dapat rapuh dan permukaannya dapat rusak (terdapat

gelembung, lapisan, kelebihan (flash), dan sebagainya). Akhirnya, material yang

lembab dapat menyebabkan terjadinya gas emisi selama proses berlangsung, dimana

dapat meningkatkan pemakaian dari screw dan dapat menyumbat di lubang-lubang

cetakan. Karena sifat higroskopisnya nilon, maka air harus dihilangkan sebelum

pencetakan polimer dilakukan.

Page 65: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

95

3.9. Simulasi

3.9.1. Pengertian Simulasi

Simulasi merupakan salah satu cara untuk memecahkan berbagai persoalan

yang dihadapi di dunia nyata (real world). Banyak metode yang dibangun dalam

Operation Research dan System Analyst untuk kepentingan pengambilan keputusan

dengan menggunakan berbagai analisis data. Namun pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan berbagai masalah yang mengandung ketidakpastian dan

kemungkinan jangka panjang yang tidak dapat diperhitungkan dengan seksama

adalah dengan simulasi.

Simulasi dapat diartikan sebagai suatu sistem yang digunakan untuk

memecahkan atau menguraikan persoalan-persoalan dalam kehidupan nyata yang

penuh dengan ketidakpastian dengan tidak atau menggunakan model atau metode

tertentu dan lebih ditekankan pada pemakaian komputer untuk mendapatkan

solusinya. (Kakiay, 2004, p1-2)

Konsep sistem simulasi muncul dan dilaksanakan pada permulaan tahun

1950-an. Konsep ini muncul sebagai akibat dari terjadinya berbagai perubahan di

dalam memandang persoalan, dimana suatu persoalan dianggap dapat diuraikan

menurut bagian-bagian yang berinteraksi secara simultan. Perubahan-perubahan

semacam ini secara nyata dapat diamati dalam percobaan. Sistem simulasi

memberikan hasil yang layak (feasible) pada EDP, dimana hasilnya dapat diperoleh

dengan cepat. Simulasi juga memberikan kemungkinan untuk mengerjakan seluruh

Page 66: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

96

bagian dalam sistem analisis yang sebenarnya merupakan persoalan yang kompleks

yang harus dikerjakan dengan analisis.

3.9.2. Simulasi Komputer

Simulasi komputer bukan lagi merupakan barang baru. Simulasi ini sudah

cukup dikenal di berbagai negara di seluruh dunia, terutama digunakan untuk

memecahkan berbagai persoalan yang rumit. Karena persoalan yang luas dan rumit

tersebut dapat diselesaikan dengan simulasi, maka kemudian timbul pemikiran untuk

merencanakan langkah-langkah pembuatan program simulasi secara sistematis

sehingga persoalan yang kompleks tersebut dapat dipecahkan dan diprogramkan

dengan lebih mudah.

Pada simulasi komputer hanya menggunakan komputer untuk memecahkan

masalah sesuai kebutuhan yang kemudian diprogramkan ke dalam komputer. Semua

tingkah laku yang dijadikan sebagai persoalan dialihkan ke dalam program, termasuk

ketentuan logika pengambilan keputusan dan pelaksanaannya. Simulasi komputer

banyak dipergunakan dalam berbagai sistem karena menawarkan berbagai

keunggulan sebagai alat untuk melakukan analisis. (Kakiay, 2004, p13-15)

3.9.3. Keuntungan Simulasi

Pada pendekatan simulasi, untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang

rumit akan lebih mudah dilakukan bila dimulai dengan membangun model percobaan

Page 67: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

97

dari suatu sistem. Menurut Kakiay (2004, p3-4), keuntungan yang dapat diperoleh

dengan memanfaatkan simulasi, adalah :

1. Menghemat waktu (CompressTime)

Kemampuan di dalam menghemat waktu ini dapat dilihat dari pekerjaan yang bila

dikerjakan akan memakan waktu tahunan tetapi kemudian dapat disimulasikan

hanya dalam beberapa menit, bahkan dalam beberapa kasus hanya dalam

hitungan detik. Kemampuan ini dapat dipakai oleh para peneliti untuk melakukan

berbagai pekerjaan desain operasional yang mana juga memperhatikan bagian

terkecil dari waktu untuk kemudian dibandingkan dengan yang terdapat pada

sistem yang nyata berlaku.

2. Dapat melebar-luaskan waktu (Expand Time)

Hal ini terlihat terutama dalam dunia statistik dimana hasil yang diinginkan dapat

tersaji dengan cepat. Simulasi dapat digunakan untuk menunjukkan perubahan

struktur dari suatu sistem nyata (real system) yang sebenarnya tidak dapat diteliti

pada waktu yang seharusnya (real time). Dengan demikian simulasi dapat

membantu mengubah real system hanya dengan memasukkan sedikit data.

3. Dapat mengawasi sumber-sumber yang bervariasi (Control Sources of

Variation )

Kemampuan pengawasan dalam simulasi ini tampak terutama apabila analisis

statistik digunakan untuk meninjau hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terkait yang merupakan faktor-faktor yang akan dibentuk dalam

Page 68: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

98

percobaan. Hal ini dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu kegiatan yang

harus dipelajari dan ditangani dan tidak dapat diperoleh dengan cepat.

4. Mengoreksi kesalahan-kesalahan perhitungan (Error in Meansurment

Correction)

Dalam prakteknya, pada suatu kegiatan ataupun percobaan dapat saja muncul

ketidakbenaran dalam mencatat hasil-hasilnya. Sebaliknya, dalam simulasi

komputer jarang ditemukan kesalahan perhitungan terutama bila angka-angka

diambil dari komputer secara teratur dan bebas. Komputer mempunyai

kemampuan untuk melakukan perhitungan dengan akurat.

5. Dapat dihentikan dan dijalankan kembali (Stop Simulation and

Restart)

Simulasi komputer dapat dihentikan untuk kepentingan peninjauan ataupun

pencatatan semua keadaan yang relevan tanpa berakibat buruk terhadap program

simulasi tersebut. Dalam dunia nyata, percobaan tidak dapat dihentikan begitu

saja. Dalam simulasi komputer, setelah dilakukan penghentian maka kemudian

dapat dengan cepat dijalankan kembali (restart).

6. Mudah diperbanyak (Easy to Replicate)

Dengan simulasi komputer percobaan dapat dilakukan setiap saat dan dapat

diulang-ulang. Pengulangan dilakukan terutama untuk mengubah berbagai

komponen dan variabelnya, seperti dengan perubahan pada parameternya,

perubahan pada kondisi operasinya, ataupun dengan memperbanyak output.

Page 69: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

99

3.10.Sistem Informasi

3.10.1. Pengertian Sistem Informasi

Salah satu kebutuhan yang sangat besar akan teknologi informasi sekarang ini

adalah kebutuhan akan sistem informasi. Sebelum memasuki pembahasan mengenai

sistem informasi, akan dibahas dulu mengenai pengertian sistem karena konsep

sistem merupakan dasar bidang kegiatan sistem informasi sehingga sangat penting

bagi pemakai untuk memahami teori pokok tentang sistem. Secara sederhana sistem

dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau

variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama

lain dan terpadu. Teori sistem secara umum pertama kali diuraikan oleh Kenneth

Boulding, terutama menekankan pentingnya perhatian terhadap setiap bagian yang

membentuk sebuah sistem. (Sutabri, 2004, p3).

Menurut McLeod (2001, p13), sistem adalah sekelompok elemen-elemen

yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Dari beberapa uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu

kelompok komponen yang saling berhubungan dan bekerja bersama kearah suatu

pencapaian sasaran yang umum dengan menerima masukan dan memproduksi

keluaran dalam suatu proses perubahan bentuk atau transformasi yang terorganisir.

Sistem mempunyai tiga fungsi dasar berikut yang saling berinteraksi, yaitu :

Page 70: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

100

• Masukan (Input)

Masukan mencakup penangkapan dan pengumpulan unsur/komponen yang

masuk ke dalam sistem untuk diproses.

• Pengolahan (Process)

Pengolahan melibatkan perubahan bentuk (transformasi) masukan menjadi

keluaran.

• Keluaran (Output)

Keluaran adalah hasil akhir dari proses perubahan bentuk. Keluaran

mencakup pemindahan unsur-unsur yang telah diproduksi oleh suatu proses

perubahan bentuk (transformasi) kedalam tujuan akhirnya.

Menurut McLeod (2001, p2) Informasi merupakan data yang telah diproses

atau data yang memiliki arti. Sedangkan menurut O’Brien (2002, p13), informasi

adalah data yang telah dikonversikan menjadi bentuk yang bermakna dan berguna

bagi pengguna akhir. Menurut pendapat ahli lainnya, informasi adalah data yang telah

diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta,

suatu nilai yang bermanfaat atau prospek keputusan. Jadi ada suatu proses

transformasi data menjadi suatu informasi (input-proses-output). Dari definisi yang

disebutkan, informasi dapat disimpulkan sebagai data yang telah diolah yang

mempunyai arti dalam pengambilan keputusan bagi pihak yang bersangkutan. Pengertian sistem informasi menurut Mcleod (2001,p4) adalah suatu

kombinasi yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras,

Page 71: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

101

jaringan komputer, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mentransformasikan,

serta menyebarkan informasi di dalam sebuah organisasi. Menurut pendapat ahli

lainnya, sistem informasi adalah sebuah sistem terintegrasi, sistem manusia-mesin,

untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen, dan fungsi

pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Definisi sistem informasi dapat

disimpulkan sebagai gabungan sistem kerja dari berbagai elemen yang

mengumpulkan, menyimpan, mentransformasikan dan menyebar informasi dalam

suatu sistem.

Model Sistem Informasi menggambarkan suatu kerangka konseptual dasar

yang utama dari aktivitas dan komponen sistem informasi. Suatu sistem informasi

tergantung pada sumber daya orang-orang (pemakai dan spesialis sistem informasi),

perangkat keras (mesin dan media), perangkat lunak (program dan prosedur), data

(basis data dan pengetahuan), dan jaringan (media komunikasi dan jaringan

pendukung) untuk melaksanakan masukan, pengolahan, keluaran, penyimpanan, dan

aktivitas pengendalian yang mengubah sumber daya data ke dalam produk berbentuk

informasi. Sumber daya Data dirubah oleh aktivitas pengolahan informasi ke dalam

berbagai produk informasi untuk pemakai. Pengolahan informasi terdiri dari

masukan, pengolahan, keluaran, penyimpanan dan aktivitas pengendalian.

Page 72: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

102

3.10.2. Komponen Sistem Informasi

Komponen sistem informasi merupakan model sistem informasi yang

menunjukkan hubungan antara komponen dan aktivitas sistem informasi, yang terdiri

atas :

1. Sumber daya orang (people resources)

Merupakan orang-orang yang mengoperasikan semua sistem informasi. Sumber

daya Orang meliputi:

• Pemakai (end user) adalah orang-orang yang menggunakan sistem informasi

atau informasi yang dihasilkannya. Contohnya adalah :

Clerical personnel, untuk menangani transaksi dan pemrosesan data dan

melakukan inquiry = operator.

First level manager, untuk mengelola pemrosesan data didukung dengan

perencanaan, penjadwalan, identifikasi situasi out-of-control dan

pengambilan keputusan level menengah ke bawah.

Management, untuk pembuatan laporan berkala, permintaan khsus,

analisis khusus, laporan khsusus, pendukung identifikasi masalah dan

peluang, pendukung analisis pengambilan keputusan level atas.

• Spesialis sistem informasi merupakan orang-orang yang mengembangkan dan

mengoperasikan sistem informasi.

2. Sumber daya perangkat keras (hardware resources)

Page 73: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

103

Meliputi semua alat dan material fisik yang digunakan dalam pengolahan

informasi, mencakup semua mesin dan media data. Komponen penting adalah:

• Sistem Komputer, adalah CPU dan yang terkait, seperti terminal dan jaringan

PC (personal computer).

• Penghubung Komputer, adalah alat masukan dan alat keluaran seperti papan

tombol (keyboard), monitor, dan sarana penyimpanan sekunder.

• Jaringan Telekomunikasi, adalah sistem komputer yang saling berhubungan

melalui berbagai media telekomunikasi seperti modem (modulator-

demodulator).

3. Sumber daya perangkat lunak (software resources)

Meliputi sekumpulan instruksi untuk pengolahan informasi. Sumber daya

perangkat lunak meliputi:

• Perangkat lunak sistem, untuk mengendalikan bekerjanya komputer.

• Perangkat lunak aplikasi, digunakan untuk membantu pelaksanaan tugas

spesifik dari pemakai, seperti pengolah kata.

• Prosedur, adalah instruksi kerja atau operasional untuk orang-orang yang

menggunakan sistem informasi tersebut.

4. Sumber daya Data (data resources)

Data adalah bahan baku utama diantara berbagai sumber daya organisatoris yang

sangat berharga didalam suatu sistem informasi. Data dapat disajikan dalam

bentuk alphanumeric, teks, gambar dan/atau format audio. Data secara khas

Page 74: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

104

terorganisir ke dalam basis data (database) yang mengatur proses dan

pengorganisasian data atau Basis Pengetahuan (knowledgebase) yang mengatur

pengetahuan dan knowledge dalam berbagai format atau bentuk seperti fakta dan

peraturan tentang suatu hal/subjek tertentu.

Sumber : O’brien,1997.

Gambar 3.5. Komponen Sistem Informasi

3.10.3. Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem informasi (system development) dapat berarti

menyusun sistem informasi yang benar-benar baru atau yang lebih sering terjadi

adalah menyempurnakan sistem yang telah ada. Juga sering terjadi pengembangan

sistem informasi berbasis komputer dilakukan dengan motivasi untuk memanfaatkan

komputer sebagai alat bantu yang dikenal sebagai alat yang cepat, akurat, tidak cepat

Page 75: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

105

lelah, serta tidak mengenal arti kata bosan, untuk melaksanakan instruksi-instruksi

pengguna.

Pengembangan sistem informasi yang direalisasikan dengan bantuan

komputer (Computerized Information System) melalui suatu tahapan yang disebut

dengan sistem analisis dan desain. Yang dimaksud dengan sistem analisis dan desain

adalah peningkatan kinerja suatu organisasi dengan tujuan perbaikan prosedur-

prosedur dan metode yang lebih baik. Sistem desain merencanakan suatu sistem baru

menggantikan (dikomplemenkan) dengan sistem usaha lama. Untuk itu diperlukan

analisis, yaitu proses mengumpulkan dan menginterprestasikan kenyataan-kenyataan

yang ada, mendiagnosa persoalan dan menggunakan keduanya untuk memperbaiki

sistem.

Sistem analis selain bertugas untuk memecahkan persoalan yang dihadapi

juga diharapkan dapat membantu menangani perencanaan perluasan usaha. Dalam hal

ini sistem pemecahan harus berorientasi ke masa mendatang, jika sistemnya belum

ada juga harus dapat memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan kebutuhan masa

depan suatu usaha dan perubahan yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

tersebut. Dalam banyak hal, sistem analis harus memiliki inovasi yang tinggi untuk

memberikan banyak cara alternatif untuk memperbaiki situasi. Rencana perbaikan

yang diberikan dapat lebih dari satu strategi dan setelah manajemen memutuskan

strategi yang dipilih, baru dikembangkan strategi tersebut. Sistem desain mirip

Page 76: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

106

dengan blueprint yang memspesifikasikan semua karakteristik yang harus ada pada

produk jadi.

Menurut Adi Nugroho (2002,p78), pengembangan sistem informasi dilakukan

karena alasan-alasan sebagai berikut :

1. Adanya permasalahan yang dijumpai pada sistem yang lama

Permasalahan pada sistem yang lama bisa berarti pencatatan data yang tidak

akurat, informasi yang sering terlambat atau sukar diperoleh saat dibutuhkan,

ketidak-keefisienan operasi, serta ketidak-amanan data-data penting yang

mengakibatkan permasalahan akses data oleh oknum yang tidak berhak.

2. Pertumbuhan organisasi

Pada saat organisasi masih kecil, masih mungkin segalanya dilakukan secara

manual dengan jumlah pengelola beberapa orang saja. Namun saat organisasi

berkembang menjadi besar, tidaklah mungkin untuk melakukan segalanya secara

manual. Saat inilah diperlukan otomatisasi pemrosesan data sehingga proses-

proses dalam organisasi bisa berjalan dengan cepat serta akurat. Selain itu juga

diperlukan suatu cara tertentu sehingga data-data yang diperlukan sebagai dasar

pengambilan keputusan oleh manajer dapat diperoleh dengan cepat.

3. Untuk meraih kesempatan-kesempatan

Teknologi informasi telah berkembang dengan cepatnya. Organisasi mulai

merasakan bahwa teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan

penyediaan informasi sehingga mendukung penuh dalam proses pengambilan

Page 77: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

107

keputusan yang akan dilakukan oleh para manajer. Dalam keadaan pasar bersaing,

kecepatan informasi sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi serta

rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan yang

ada. Bila pesaing organisasi berhasil memanfaatkan kesempatan-kesempatan itu,

kita akan tertinggal sehingga mungkin akan menjadi terlambat untuk dapat

memanfaatkan kesempatan itu.

Siklus pengembangan sistem adalah kumpulan-kumpulan kegiatan dari

analisis pendesain dan user dari sistem informasi yang dilaksanakan untuk

dikembangkan dan diimplementasikan. Siklus hidup pengembangan sistem informasi

menyajikan metodologi atau proses yang diorganisasikan guna membangun suatu

sistem informasi. Siklus hidup sistem informasi dimulai dari fase perencanaan, fase

pembangunan (investigasi, analisis, desain, implementasi), dan dievaluasi secara

terus-menerus untuk menetapkan apakah sistem informasi tersebut masih layak

diaplikasikan. Jika tidak maka sistem informasi tersebut akan diganti dengan yang

baru dan dimulai dari perencanaan kembali. Siklus pengembangan sistem informasi

terdiri dari aktivitas-aktivitas, yaitu penyelidikan awal, penentuan kebutuhan sistem,

pengembangan prototipe sistem, desain sistem, implementasi dan evaluasi.

Page 78: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

108

Sumber : Tessy Badriyah, http://newserver.eepis-its.edu/~tessy/simbab2.pdf.

Gambar 3.6. Siklus Pengembangan Sistem

3.10.4. Metodologi Sistem Informasi

Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-

konsep pekerjaan, aturan-aturan yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni

atau disiplin yang lain, serta digunakan untuk mengembangkan sistem aplikasi.

Sedangkan metode adalah suatu cara, teknik sistematis untuk mengerjakan sesuatu.

Dengan demikian metodologi sistem informasi adalah metode-metode, prosedur-

prosedur, konsep-konsep pekerjaan, dan aturan-aturan untuk merancang atau

mengembangkan suatu sistem informasi. (Sutabri, 2004, p69).

Dalam perancangan atau pengembangan sistem informasi perlu digunakan

suatu metodologi yang dapat digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang

Page 79: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

109

harus dikerjakan selama perancangan atau pengembangan berlangsung. Dengan

mengikuti metode dan prosedur-prosedur yang diberikan oleh suatu metodologi,

maka perancangan sistem informasi diharapkan akan dapat diselesaikan dengan

berhasil.

Dari perkembangannya sampai sekarang, metodologi sistem informasi dapat

dikelompokkan menjadi empat, apabila ditinjau dari alat untuk membuat model dan

paradigmanya. Sedangkan tahapan pada prinsipnya tidak mengalami perubahan yang

mendasar, yang berbeda adalah pada sistem konvensional mensyaratkan bahwa setiap

tahapan harus diselesaikan secara tuntas sebelum memasuki tahapan selanjutnya,

sedangkan konsep-konsep baru lebih menekankan adanya iterasi atau pelaksanaan

secara spiral. Menurut Sutabri (2004, p69-60), metodologi yang disebutkan di atas

terdiri atas :

1. Metodologi yang berorientasi keluaran

Metodologi ini disebut juga metodologi tradisional, diperkenalkan sekitar tahun

1960 dengan memberikan tahapan dalam pengembangan sistem tanpa dibekali

dengan teknik dan peranti yang memadai, seperti cara menganalisis,

menggambarkan sistem, sehingga sering disebut metodologi System Development

Life Cycle (SDLC). Hal di atas tidak menjadi masalah untuk pengembangan

sistem yang kecil dimana sistem analisis, desain, dan programmer ditangani oleh

satu orang. Bagaimana dengan pengembangan sistem yang melibatkan tim

dimana sistem analisis, desain, dan programmer terdiri dari orang yang berbeda?.

Page 80: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

110

Di sini akan timbul kesulitan dalam menyampaikan hasil analisis ke orang yang

mendesain dan dari orang yang mendesain ke programmer, karena penggunaan

narasi dapat menimbulkan persepsi yang berlainan. Fokus utama metodologi ini

adalah pada keluaran/output seperti laporan penjualan, laporan pembelian, dan

lain sebagainya seperti gambar di bawah ini.

Sumber : Nugroho,2002.

Gambar 3.7. Output yang Berupa Narasi Dapat Menimbulkan Persepsi

yang Berbeda

2. Metodologi yang berorientasi proses

Metodologi ini disebut juga dengan metodologi struktur analisis dan desain,

diperkenalkan sekitar tahun 1970 dan masih mendominasi pengembangan sistem

sampai saat ini. Metodologi ini telah dilengkapi dengan alat-alat (tool) dan teknik-

teknik yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem, khususnya pemrograman

terstruktur atau modular. Beberapa alat yang digunakan antara lain data flow

diagram (DFD), bagan terstruktur dan kamus data. Fokus utama metodologi ini

Page 81: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

111

pada proses dengan menggambarkan dunia nyata yang memakai data flow

diagram seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Sumber : Nugroho,2002.

Gambar 3.8. Titik Berat Ada Pada Proses

3. Metodologi yang berorientasi data

Metodologi ini disebut juga metodologi informasi, diperkenalkan sekitar tahun

1980 dengan semakin banyaknya perusahaan yang menggunakan Relational

DatabaseManagement System (DBMS). Alat yang digunakan untuk membuat

model adalah Entity Relational Diagram (ERD). Fokus utama metodologi ini

adalah data, dimana dunia nyata digambarkan dalam bentuk entitas, atribut data

serta hubungan antar data tersebut, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Sumber : Nugroho,2002.

Gambar 3.9. Data Sebagai Fokus Utama

4. Metodologi yang berorientasi objek

Metodologi ini diperkenalkan sekitar tahun 1990 sebagai pelengkap untuk

pemrograman yang terlebih dahulu telah mengadopsi metode berorientasi objek.

Page 82: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

112

Beberapa alat dan teknik yang digunakan antara lain dynamic and static object

oriented model, state-transition diagrams, dan case scenario. Fokus utama

metodologi ini pada objek, dengan melihat suatu sistem terdiri dari objek yang

saling berhubungan dengan sistem untuk mencapai tujuan. Objek dapat

digambarkan sebagai benda, orang, tempat, dan lain sebagainya, yang mempunyai

atribut dan metode seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Sumber : Nugroho,2002.

Gambar 3.10. Fokus Utama Pada Objek

Secara umum, perkembangan sistem informasi yang banyak diketahui adalah

perkembangan dari sistem informasi yang berorientasi proses hingga sistem informasi

yang berorientasi objek. Untuk jelasnya dapat lihat gambar berikut ini :

Sumber : http://www.embarcadero.com/support/uml_central.asp.

Page 83: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

113

3.11.Pemodelan (Modeling)

Pemodelan (modeling) adalah proses merancang piranti lunak sebelum

melakukan pengkodean (coding). Pemodelan sistem memainkan peranan penting

dalam pengembangan sistem. Sebagai seorang sistem analis atau user kemungkinan

akan menghadapi situasi atau masalah yang tidak terstruktur. Salah satu cara untuk

membuat masalah terlihat secara terstruktur adalah menggambar model. Model

adalah representasi dari realita. Model dapat dibuat untuk sistem yang sudah ada

sebagai suatu cara untuk lebih memahami sistem lebih baik lagi atau untuk sistem

yang diusulkan, sebagai suatu cara untuk mendokumentasikan kebutuhan bisnis

ataupun disain teknis.

Adanya penggunaan model, diharapkan pengembangan piranti lunak dapat

memenuhi semua kebutuhan pengguna dengan lengkap dan tepat, termasuk faktor-

faktor seperti scalability, robustness, security, dan sebagainya. Kesuksesan suatu

pemodelan piranti lunak ditentukan oleh tiga unsur, yang kemudian terkenal dengan

sebutan segitiga sukses (the triangle for success). Ketiga unsur tersebut adalah

metoda pemodelan (notation), proses, dan tool yang digunakan. Memahami notasi

pemodelan tanpa mengetahui cara pemakaian yang sebenarnya (proses) akan

membuat proyek gagal. Dan pemahaman terhadap metode pemodelan dan proses

disempurnakan dengan penggunaan tool yang tepat.

Page 84: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

114

Sumber :Dharwiyanti, Wahono, http://ikc.tuxed.org/umum/yanti-uml.php, 2003.

Gambar 3.12. The Triangle For Success

3.12.Perbandingan Object Oriented dan Terstruktur

Berikut ini merupakan perbandingan antara metodologi berbasiskan objek

dengan terstruktur menurut M. Hanif. MH, yaitu :

• Metodologi berorientasi objek

Pendekatan berorientasi objek membuat data terbungkus pada setiap fungsi atau

prosedur dan melindunginya terhadap perubahan yang tidak dikehendaki dari

fungsi yang berada diluarnya. Berikut ini merupakan ciri-ciri dari pendekatan

berorientasi objek, yaitu :

1. Pendekatan lebih pada data dan bukannya pada prosedur ataupun fungsi.

2. Program besar dibagi dalam objek-objek.

3. Fungsi ataupun prosedur yang mengoperasikan data tergabung dalam objek

yang sama.

4. Data tersembunyi dan terlindung dari fungsi atau prosedur yang ada dibagian

luar.

Page 85: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

115

5. Objek-objek dapat saling berkomunikasi dengan mengirim pesan satu sama

lainnya.

6. Pendekatan dari bawah keatas (bottom up approach).

Sumber : Hanif, http://www26.brinkster.com/emhaxp/informasi _ hariini /object_ oriented&terstruktur.html..

Gambar 3.13. Pendekatan Object Oriented

• Metodologi terstruktur

Pada pendekatan terstruktur, permasalahan dilihat sebagai urutan proses yang

harus dikerjakan, misalkan : masukan, proses, dan keluaran. Fokus utamanya

pada fungsi dan prosedur yang terlibat. Fungsi dan prosedur tersebut merupakan

organisasi dari kelompok-kelompok perintah yang harus diikuti komputer.

Kelompok-kelompok tersebut berisikan aliran perintah dari satu aksi ke aksi

lainnya. Berikut ini gambar pendekatan berorientasi terstruktur :

Page 86: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

116

Sumber : Hanif, http://www26.brinkster.com/emhaxp/informasi _hariini/object_

oriented&terstruktur.html.

Gambar 3.14. Pendekatan Structure Oriented

Berikut ini ini merupakan ciri-ciri dari pendekatan berorientasi terstruktur, yaitu :

1. Pendekatan lebih pada algoritma pemecahan masalah.

2. Program besar dipecah menjadi program yang kecil-kecil.

3. Kebanyakan fungsi atau prosedur berbagi data global.

4. Data bergerak secara bebas dalam sistem, dari satu fungsi menuju fungsi

lainnya yang terkait.

5. Fungsi-fungsi atau prosedur mentransformasikan data dari satu bentuk ke

bentuk lainnya.

6. Pendekatan dari atas ke bawah (top down approach).

3.13.Metodologi Pemodelan Berorientasi Objek

3.13.1. Latar Belakang Metodologi Berorientasi Objek

Banyak sekali metodologi yang digunakan dalam melakukan pendekatan

terhadap permasalahan di dunia nyata. Untuk memperoleh solusinya menggunakan

Page 87: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

117

teknologi, metodologi object oriented dimana merupakan hasil evaluasi dari banyak

metodologi sebelumnya, seperti metodologi prosedural, sekuensial, konkurensi

maupun modular. Tujuan dari metodologi object oriented, bukanlah sebagai solusi

untuk menggantikan metodologi-metodologi yang sudah ada sebelumnya, tetapi

hanyalah sebagai salah satu alternatif pendekatan permasalahan untuk mencari solusi

pemecahan.

Istilah object oriented mulai dikenal pada awal tahun 1967, melalui bahasa

pemrograman yang bertujuan sebagai pemodelan atau simulasi yang bernama simula.

Simula adalah bahasa pertama yang menggunakan metodologi object oriented,

didalamnya sudah memiliki konsep dan prinsip dasar object oriented. Bahasa

pemrograman ini dikenalkan pertama kali oleh Ole-Johan Dahl dan Kristen Nygaard.

Pada awalnya bahasa pemrograman ini hanya untuk simulasi, tetapi pada akhirnya

menjadi bahasa pemrograman umum.

Object oriented secara umum adalah suatu metodologi atau cara yang diambil

dari filsafat dunia nyata yang diterapkan pada teknologi informasi, merupakan suatu

pola pikir yang diterapkan menyeluruh tentang bagaimana kita memandang sesuatu

baik sudut pandang pengguna, pengembang, ataupun pengelola tinggi. Dalam dunia

pemodelan, metodologi implementasi obyek walaupun terikat kaidah-kaidah standar,

namun teknik pemilihan obyek tidak terlepas pada subyektifitas software analyst dan

designer. Beberapa obyek akan diabaikan dan beberapa obyek menjadi perhatian

Page 88: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

118

untuk diimplementasikan di dalam sistem. Hal ini sah-sah saja karena kenyataan

bahwa suatu permasalahan sudah tentu memiliki lebih dari satu solusi.

3.13.2. Konsep Dasar Metodologi Berorientasi Objek

Menurut Heru Irman (http://www.gematel.com/Edisi28/Artikel%20Lepas/

lepas3.html), metodologi berorientasi objek memiliki beberapa konsep dasar, yaitu :

1. Objek

Objek merepresentasikan sebuah entitas, baik secara fisik, konsep ataupun

secara perangkat lunak. Definisi yang formal dari objek adalah sebuah konsep,

abstraksi atau sesuatu yang diberi batasan jelas dan dimaksudkan untuk sebuah

aplikasi. Sebuah objek adalah sesuatu yang mempunyai keadaan, kelakuan dan

identitas. Keadaan dari objek adalah satu dari kondisi yang memungkinkan

dimana objek dapat muncul, dan dapat secara normal berubah berdasarkan waktu.

Keadaan dari objek biasanya diimplementasikan dengan kelompok propertinya

(disebut atribut), berisi nilai dari properti tersebut, ditambah keterhubungan objek

yang mungkin dengan objek lainnya.

Kelakuan menentukan bagaimana sebuah objek beraksi dan bereaksi

terhadap permintaan dari objek lainnya. Direpresentasikan dengan kelompok

pesan yang direspon oleh objek (operasi yang dilakukan oleh objek). Kelakuan

dari objek mendeskripsikan segala sesuatu yang dapat kita lakukan terhadap objek

tersebut dan segala sesuatu yang dapat dilakukan oleh objek untuk kita. Setiap

Page 89: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

119

objek mempunyai identitas yang unik. Identitas yang unik ini membuat kita dapat

membedakan dua objek yang berdeda, walaupun kedua objek tersebut

mempunyai keadaan dan nilai yang sama pada atributnya.

2. Kelas

Kelas adalah deskripsi dari kelompok objek dengan properti yang sama

(atribut), kelakuan yang sama (operasi), serta relationship dan semantik yang

sama. Dimana telah dinyatakan, bahwa sebuah objek adalah instansiasi dari kelas.

Sebuah kelas adalah sebuah hasil abstraksi dari sesuatu dengan mengelompokkan

karakteristik yang sejenis dengan mengabaikan karakteristik lainnya.

3. Atribut

Atribut adalah nama-nama properti dari sebuah kelas yang menjelaskan

batasan nilainya dari properti yang dimiliki oleh sebuah kelas tersebut. Atribut

dari suatu kelas merepresentasikan properti-properti yang dimiliki oleh kelas

tersebut. Atribut mempunyai tipe yang menjelaskan tipe instansiasinya. Hanya

sebuah instansiasi dari kelas (objek) yang dapat mengubah nilai dari atributnya.

Keadaan (state) dari sebuah objek dijelaskan dengan nilai dari atribut-

atribut yang dimilikinya (selain keberadaan hubungan dengan objek lainnya).

Dalam sebuah kelas atribut hanya dinyatakan keberadaan dan batasan nilainya

saja, sedangkan dalam sebuah objek atributnya sudah dinyatakan nilai dan

menjelaskan kedudukan/ keadaan dari objek tersebut.

Page 90: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

120

4. Operasi

Operasi adalah implementasi dari layanan yang dapat diminta dari sebuah

objek dari sebuah kelas yang menentukan tingkah lakunya. Sebuah operasi dapat

berupa perintah ataupun permintaan. Sebuah permintaan tidak boleh mengubah

kedudukan dari objek tersebut. Hanya perintah yang dapat mengubah keadaan

dari sebuah objek. Keluaran dari sebuah operasi tergantung dari nilai keadaan

terakhir dari sebuah objek.

Sumber : http://www.te.ugm.ac.id/~selo_te/2004/APSI/Object%20Oriented

%20Analysis%20and%20Design.htm.

Gambar 3.15. Konsep Object Oriented

3.13.3. Teknik Dasar Metodologi Berorientasi Objek

Menurut Sapri Sutisna (http://www.gematel.com/Edisi28/Artikel%20 Lepas/

lepas2.html), dalam menerapkan metodologi berorientasi objek terdapat tiga teknik

dasar, yaitu :

Class Car Attributes

Model

Location Operations

Start

Accelerate

Page 91: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

121

1. Pemodulan (Encapsulation)

Secara sederhana, pemodulan (encapsulation) dalam pemrograman

berorientasi objek berarti pengelompokan data dan fungsi (method). Definisi

formalnya adalah sebuah objek yang memiliki kemampuan untuk

menyembunyikan informasi penting (information hiding) dan tidak dapat diakses

oleh objek lain yang tidak memiliki hak akses dalam objek itu.

Ilustrasi dalam dunia nyata, seorang ibu rumah tangga menanak nasi

dengan menggunakan rice cooker, ibu tersebut menggunakannya hanya dengan

menekan tombol. Tanpa harus tahu bagaimana proses itu sebenarnya terjadi.

Disini terdapat penyembunyian informasi milik rice cooker, sehingga tidak perlu

diketahui seorang ibu. Dengan demikian menanak nasi oleh si ibu menjadi

sesuatu yang menjadi dasar bagi konsep information hiding.

2. Penurunan (Inheritance)

Penurunan (inheritance) merupakan kemampuan suatu objek untuk

menurunkan sifat, atribut, metode, dan variabel kepada kelas turunannya. Secara

sederhana berarti menciptakan kelas baru yang memiliki sifat-sifat kelas

induknya, ditambah dengan karakteristik yang khas dari kelas itu sendiri. Objek-

objek memiliki banyak persamaan, namun ada sedikit perbedan.

Contoh dengan beberapa buah mobil yang mempunyai kegunaan yang

berbeda-beda. Ada mobil bak terbuka seperti truk, bak tertutup seperti sedan dan

minibus. Walaupun demikian obyek-obyek ini memiliki kesamaan yaitu

Page 92: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

122

teridentifikasi sebagai obyek mobil, obyek ini dapat dikatakan sebagai obyek

induk (parent). Sedangkan minibus dikatakan sebagai obyek anak (child), hal ini

juga berarti semua operasi yang berlaku pada mobil berlaku juga pada minibus.

3. Polymorphism

Polymorphism merupakan kemampuan untuk mendefinisikan beberapa

kelas dengan fungsi yang berbeda tetapi memiliki metoda dan properti yang sama.

Dengan kata lain adalah menyembunyikan banyak detail implementasi yang

berbeda-beda dari dan dengan hanya menggunakan sebuah antar muka yang

sama, merupakan juga pengembangan konsep enkapsulasi.

Contohnya, pada objek mobil, walaupun minibus dan truk merupakan

jenis objek mobil yang sama, namun memiliki juga perbedaan. Misalnya suara

truk lebih keras dari pada minibus, hal ini juga berlaku pada objek anak (child)

melakukan metoda yang sama dengan algoritma berbeda dari objek induknya. Hal

ini yang disebut polymorphism. Teknik atau konsep dasar lainnya adalah ruang

lingkup atau pembatasan, artinya setiap objek mempunyai ruang lingkup kelas,

atribut, dan metoda yang dibatasi.

3.14.Unified Modelling Language (UML)

3.14.1. Sejarah UML

Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan

grafik/gambar untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan

Page 93: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

123

pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software berbasis OO (Object

Oriented). Pendekatan analisa dan rancangan dengan menggunakan model OO mulai

diperkenalkan sekitar pertengahan 1970 hingga akhir 1980 dikarenakan pada saat itu

aplikasi software sudah meningkat dan mulai komplek. Sebelum tahun 1980 awal,

dimana C dan C++ berkembang, developer software masih menggunakan sistem

pemrograman struktural. Pemrograman yang umum digunakan adalah Cobol di tahun

1967 dan berkembang dengan pesat di tahun 1970. Sejak penggunaan OOAD (Object

Oriented Analysis and Design) pertama di bahasa pemrograman Smalltalk di awal

tahun 1980, banyak metode OOAD yang mulai muncul, diantaranya seperti

Shlaer/Mellor, Coad/Yourdon, Booch, Rumbaugh, dan lainnya.

Pada tahun 1994, Booch dan Rumbaugh bergabung di Rational Software

Corp dan membentuk sebuah standar yang baru. Pada awal tahun 1996, OMG

(Object Management Group) mengajukan proposal untuk bertanggung jawab pada

pengembangan dan penyatuan metode pengembangan berbasis objek, inilah yang

terus dikembangkan menjadi UML. Jumlah yang menggunakan metoda OO mulai

diuji cobakan dan diaplikasikan antara tahun 1989 hingga tahun 1994, seperti halnya

oleh Grady Booch dari Rational Software Co. yang dikenal dengan OOSE (Object-

Oriented Software Engineering) dan James Rumbaugh dari General Electric yang

dikenal dengan OMT (Object Modelling Technique).

Kelemahan saat itu mulai disadari oleh Booch maupun Rumbaugh, ketika

mereka bertemu rekan lainnya, Ivar Jacobson dari Objectory. Kelemahan saat itu

Page 94: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

124

adalah tidak adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, sehingga mereka

mulai mendiskusikan untuk mengadopsi masing-masing pendekatan metoda OO

untuk membuat suatu model bahasa yang seragam, yaitu UML (Unified Modeling

Language) dan dapat digunakan oleh seluruh dunia.

Secara resmi bahasa UML dimulai pada bulan oktober 1994, ketika

Rumbaugh bergabung dengan Booch untuk membuat sebuah proyek pendekatan

metoda yang seragam dari masing-masing metoda mereka. Saat itu baru

dikembangkan draft metoda UML version 0.8 dan diselesaikan, serta di release pada

bulan oktober 1995. Bersamaan dengan saat itu, Jacobson bergabung dan UML

tersebut diperkaya ruang lingkupnya dengan metoda OOSE sehingga muncul release

version 0.9 pada bulan Juni 1996. Hingga saat ini, sejak Juni 1998 UML version 1.3

telah diperkaya dan direspons oleh OMG (Object Management Group), Anderson

Consulting, Ericsson, Platinum Technology, Object Time Limited, dan lain-lain. UML

adalah standar dunia yang dibuat oleh Object Management Group (OMG), sebuah

badan yang bertugas mengeluarkan standar-standar teknologi object oriented dan

software component.

Page 95: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

125

Sumber : Dharwiyanti, Wahono, http://ikc.tuxed.org/umum/yanti-uml.php, 2003.

Gambar 3.16. Terbentuknya Unified Modelling Language (UML)

3.14.2. Keuntungan UML

Menurut Sapri Sutisna (http://www.gematel.com/Edisi28/Artikel%20Lepas

/lepas2.html), UML adalah sebuah bahasa standar untuk pengembangan sebuah

software yang dapat menyampaikan bagaimana membuat dan membentuk model-

model, tetapi tidak menyampaikan apa dan kapan model yang seharusnya dibuat yang

merupakan salah satu proses implementasi pengembangan software.

UML tidak hanya merupakan sebuah bahasa pemograman visual saja,

namun juga dapat secara langsung dihubungkan ke berbagai bahasa pemograman,

seperti JAVA, C++, Visual Basic, atau bahkan dihubungkan secara langsung ke

dalam sebuah object-oriented database. Begitu juga mengenai pendokumentasian

Page 96: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

126

dapat dilakukan seperti : requirements, arsitektur, design, source code, project plan,

tests, dan prototypes.

3.14.3. Diagram UML

Berikut ini merupakan standarisasi diagram-diagram yang terdapat dalam

UML, yang digunakan untuk memodelkan sistem itu sendiri, yaitu :

1. Class Diagram

Menurut Sri Dharwiyanti dan Romi Satria Wahono (http://ikc.tuxed.org/

umum/yanti-uml.php, 2003), class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi

akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain

berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem,

sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut

(metoda/fungsi). Class memiliki tiga area pokok, yaitu nama, atribut dan metoda.

Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut, yaitu :

• Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan.

• Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak

yang mewarisinya.

• Public, dapat dipanggil oleh siapa saja.

Menurut Heru Irman (http://www.gematel.com/Edisi28/Artikel%20Lepas/

lepas3.html), antar class memiliki hubungan-hubungan, yang dapat dilihat pada

berikut ini, yaitu :

Page 97: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

127

a. Asosiasi menampilkan keterhubungan struktural antar objek dari kelas yang

berbeda, informasi yang harus dipersiapkan untuk jangka waktu tertentu dan

keterhubungan dependesi prosedural yang mudah (misalnya, satu objek punya

asosiasi yang permanen terhadap objek lainnya).

Sumber : Spring, 2002, http://www.ics.uci.edu/~abhor/ics125/1.

Gambar 3.17. Hubungan Asosiasi

b. Dependensi adalah menggunakan keterhubungan yang menampilkan

keterhubungan antara pengguna dengan penyedia dimana perubahan spesifikasi

pada sisi penyedia akan mempengaruhi pengguna.

Sumber : Spring, 2002, http://www.ics.uci.edu/~abhor/ics125/1.

Gambar 3.18. Hubungan Dependensi

c. Generalisasi adalah keterhubungan membuat khusus ataupun umum dimana

elemen-elemen dari elemen yang lebih khusus (subtipe atau child) dapat

mengganti elemen dari elemen yang lebih umum, misalnya (parent).

Sumber : Spring, 2002, http://www.ics.uci.edu/~abhor/ics125/1.

Gambar 3.19. Hubungan Generalisasi

d. Agregasi adalah bentuk asosiasi khusus yang secara kuat memodelkan seluruh

bagian dari asosiasi antara hubungan satu bagian kelas secara keseluruhan dengan

bagian tertentu dari kelas lainnya, contohnya keterhubungan dari kelas siswa

Page 98: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

128

dengan kelas jadwalnya, semua pada kelas siswa pasti memiliki sebuah kelas

jadwal masing-masing, jadi setiap siswa salah satunya harus terdiri dari

jadwalnya.

Sumber : Spring, 2002, http://www.ics.uci.edu/~abhor/ics125/1.

Gambar 3.20. Hubungan Agregasi

e. Komposisi adalah bentuk keterhubungan agregasi yang lebih kuat lagi

kepemilikannya dan mempunyai jangka waktu yang timbul sesuai kebutuhan.

Dari contoh agregasi dimana kelas siswa dapat berdiri sendiri, sedangkan adanya

kelas jadwal harus bergantung dan hanya bergantung kepada kemunculan kelas

siswanya, dan hanya merupakan bagian dari kelas siswa. Kelas jadwal tidak dapat

selalu muncul, tapi sewaktu-waktu dapat dimunculkan melalui kelas siswa.

Sumber : Spring, 2002, http://www.ics.uci.edu/~abhor/ics125/1.

Gambar 3.21. Hubungan Komposisi

f. Multiplicity adalah hubungan satu kelas dengan banyak kelas, seperti hubungan

one to many, many to many, dan sebagainya.

Page 99: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

129

Sumber : Dharwiyanti, Wahono, http://ikc.tuxed.org/umum/yanti-uml.php, 2003.

Diagram 3.4. Contoh Class Diagram

Menurut Adi Nugroho (2002, p33-34), Class dapat dibedakan atas dua jenis,

yaitu kelas abstrak dan kelas konkret. Kelas abstrak adalah kelas yang tidak punya

objek hasil instansiasi langsung, tetapi kelas turunannya dapat memiliki objek hasil

instansiasi langsung. Sedangkan kelas konkret adalah kelas yang dari padanya dapat

diperoleh suatu objek tertentu melalui proses instansiasi. Bagaimanapun juga,

peringkat terendah pada suatu diagram hierarki generalisasi-spesialisasi dengan

peringkat teratas suatu kelas abstrak haruslah sebuah kelas konkret, meskipun arah

sebaliknya tidaklah harus demikian.

Page 100: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

130

Sumber : Nugroho, 2002.

Gambar 3.22. Kelas Abstrak dan Kelas Konkret

2. State Chart Diagram

Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu

state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang

diterima. Pada umumnya statechart diagram menggambarkan class tertentu (satu

class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram). Sebuah state diagram

menunjukkan urutan-urutan state dari sebuah objek selama masa hidupnya (life time-

nya), sekaligus dengan event-event yang menyebabkan perubahan dari state tersebut.

Dalam UML, state digambarkan berbentuk segiempat dengan sudut membulat

dan memiliki nama sesuai kondisinya saat itu. Transisi antar state umumnya memiliki

kondisi guard yang merupakan syarat terjadinya transisi yang bersangkutan,

dituliskan dalam kurung siku. Action yang dilakukan sebagai akibat dari event

tertentu dituliskan dengan diawali garis miring. Titik awal dan akhir digambarkan

Page 101: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

131

berbentuk lingkaran berwarna penuh dan berwarna setengah. (Dharwiyanti, Wahono,

http://ikc.tuxed.org/umum/yanti-uml.php, 2003).

Sumber : UPT Perangkat Lunak Anapersis, 2003-2004.

Diagram 3.5. Contoh State Chart Diagram

3. Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari

sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan

“bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor

dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke

sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang atau sebuah

aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem

Page 102: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

132

untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Aktor adalah pengguna, pemeran

(role), yang bisa berupa sistem eksternal maupun orang.

Actor Use Case Sumber : Transparansi Pengembangan Sistem Informasi (SF 102), 2001.

Gambar 3.23. Gambar Actor dan Use Case

Notasi-notasi atau hubungan yang terdapat pada use case diagram, dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.7. Use Case Relationship

Relationship Purpose Notation

Association Menunjukkan hubungan antara aktor

dan use case.

Generalitation Menunjukkan inheritance di antara use

case.

Include Meliputi fungsionalitas dari satu use

case terhadap use case lainnya.

Extend Memperluas fungsionalitas dari satu use

case terhadap use case lainnya dalam

kondisi tertentu.

Sumber : Certified Internet Webmaster, 2000.

Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun

requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan

merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem. Sebuah use case

Page 103: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

133

dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam

dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di-include akan dipanggil

setiap kali use case yang meng-include dieksekusi secara normal.

Sebuah use case dapat di-include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga

duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas

yang common. Sebuah use case juga dapat meng-extend use case lain dengan

behaviour-nya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan

bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain. (Dharwiyanti,

Wahono, http://ikc.tuxed.org/umum/yanti-uml.php, 2003).

Sumber : Bruegge,Dutoit, http://www.utdallas.edu/~kcooper/teaching/6354/6354sum mer03/39.

Diagram 3.6. Contoh Use Case Diagram

Menurut Whitten et al. (Transparansi Pengembangan Sistem Informasi (SF

102), 2001), keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan use case adalah :

Page 104: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

134

a. Sebagai dasar untuk membantu mengidentifikasi objek-objek dan hubungan

tingkat tinggi, serta tanggung jawab masing-masing.

b. Sebagai gambaran dari behavior sistem yang akan dibuat dari sisi pengguna

eksternal.

c. Sebagai alat yang efektif untuk memvalidasi kebutuhan.

d. Sebagai alat komunikasi yang efektif.

e. Sebagai dasar untuk melakukan perencanaan testing.

f. Sebagai dasar untuk melakukan pembuatan user manual.

Menurut Whitten et al. (Transparansi Pengembangan Sistem Informasi (SF

102), 2001), langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat use case modelling

adalah :

a. Mengidentifikasi aktor-aktor tambahan dan use case-use case.

b. Buatlah model use case.

c. Dokumentasikan kejadian-kejadian dalam use case.

d. Definisikan Use Case Analysis.

4. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang

sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin

terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan

proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram

merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan

Page 105: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

135

sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal

processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour

internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih

menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum.

Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas

menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan

bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas.(Dharwiyanti,

Wahono,http://ikc.tuxed.org/umum/yanti-uml.php,2003). Activity diagram digunakan

untuk menggambarkan secara grafis urutan dari aliran aktivitas dari proses bisnis atau

use case. Mereka dapat juga menggambarkan aksi-aksi yang akan dilakukan ketika

suatu operasi dikerjakan dan juga hasil-hasil dari aksi tersebut. Berikut ini merupakan

contoh dari activity diagram, yaitu :

Page 106: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

136

Sumber : Dharwiyanti, Wahono, http://ikc.tuxed.org/umum/yanti-uml.php, 2003.

Diagram 3.7. Contoh Activity Diagram

5. Interaction Diagram

Interaction diagram menggambarkan interaksi yang terdiri dari sekumpulan

objek-objek dan hubungan-hubungannya, termasuk pesan-pesan yang dikirim

diantara kedua objek tersebut. Interaction diagram terdiri atas sequence diagram dan

collaboration diagram. Penjelasan untuk sequence diagram adalah :

Page 107: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

137

Sequence diagram

Sequence diagram adalah sebuah interaction diagram yang menekankan

pada urutan waktu penyampaian dari suatu pesan. Sequence diagram

menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk

pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap

waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertikal (waktu) dan dimensi

horizontal (objek-objek yang terkait).

Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau

rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event

untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas

tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output

apa yang dihasilkan. Masing-masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline

vertikal. Message digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek

lainnya. Pada fase desain berikutnya, message akan dipetakan menjadi operasi

atau metoda dari class. Activation bar menunjukkan lamanya eksekusi sebuah

proses, biasanya diawali dengan diterimanya sebuah message. (Dharwiyanti,

Wahono, http://ikc.tuxed.org/umum/yanti-uml.php, 2003). Berikut ini merupakan

contoh dari sequence diagram, yaitu :

Page 108: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

138

Sumber : Palmkvist et al., http://www-edlab.cs.umass.edu/cs520/OMG-Tutorials/51.

Diagram 3.8. Contoh Sequence Diagram

6. Component Diagram

Component diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen

piranti lunak, termasuk ketergantungan (dependency) di antaranya. Komponen piranti

lunak adalah modul berisi code, baik berisi source code maupun binary code, baik

library maupun executable, baik yang muncul pada compile time, link time, maupun

run time. Umumnya komponen terbentuk dari beberapa class dan/atau package, tapi

dapat juga dari komponen-komponen yang lebih kecil. Komponen dapat juga berupa

interface, yaitu kumpulan layanan yang disediakan sebuah komponen untuk

komponen lain. (Dharwiyanti, Wahono, http://ikc.tuxed.org/umum/yanti-uml.php,

2003). Berikut ini adalah contoh dari component diagram, yaitu :

Page 109: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

139

Sumber : UPT Perangkat Lunak Anapersis, 2003-2004.

Diagram 3.9. Contoh Component Diagram

7. Deployment Diagram

Deployment (physical) diagram menggambarkan secara jelas bagaimana

komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan diletakkan

(pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada

lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal. Sebuah node

adalah server, workstation, atau piranti keras lain yang digunakan untuk men-deploy

Page 110: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

140

komponen dalam lingkungan sebenarnya. Hubungan antar node (misalnya TCP/IP)

dan requirement dapat juga didefinisikan dalam diagram ini. (Dharwiyanti, Wahono,

http://ikc.tuxed.org/umum/yanti-uml.php, 2003).

Sumber : UPT Perangkat Lunak Anapersis, 2003-2004.

Diagram 3.10. Contoh Deployment Diagram

Page 111: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

141

3.14.4. Konsep Dasar UML

Dari berbagai penjelasan yang rumit yang terdapat di dokumen dan buku-

buku UML, sebenarnya konsep dasar UML dapat dirangkum seperti tabel berikut ini :

(Dharwiyanti, Wahono, http://ikc.tuxed.org/umum/yanti-uml.php, 2003).

Tabel 3.8. Konsep Dasar UML

Major Area View Diagrams Main Concept

Static View Class Diagram Class, Association, Generalization, Dependency, realization, Interface.

Use Case View Use Case diagram Use Case, Actor, Association, Extend, Include, Use Case Generalization.

Implementation View Component Diagram Component, Interface,

Dependency, Realization.

Structural

Deployment View Deployment Diagram Node, Component, Dependency, Location

State Machine View State Chart Diagram State, Event, Transition,

Action.

Activity View Activity Diagram State, Activity, Completion Transition, Fork Join.

Sequence Diagram Interaction, Object, Message, Activation.

Dynamic

Interaction View Collaboration Diagram

Collaboration, Interaction, Collaboration Role, Message.

Model Management

Model management View Class Diagram Package, Subsyste, Model.

Extensibility All All Constraint, Stereotype, Tagged Values.

Sumber : Dharwiyanti, Wahono, http://ikc.tuxed.org/umum/yanti-uml.php, 2003.

3.15. Tahapan Pengembangan Sistem Informasi Berorientasi Objek

Sejak berkembangnya metodologi berbasiskan objek, telah banyak buku-buku

dan penjelasan para pakar terhadap metodologi tersebut. Penjelasan atau pandangan

Page 112: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

142

antara pakar yang satu dengan pakar yang lain adalah berbeda-beda, namun konsep

dasarnya tetap sama. Oleh karena itu, terdapat banyak metode object oriented yang

dapat digunakan untuk menganalisis sistem.

Dalam siklus pengembangan sistem informasi ini, penulis menggunakan

metode Mathiassen, untuk tahapan atau langkah-langkah dalam menganalisis sistem.

Namun langkah-langkah yang ada tidak diikuti seratus persen karena terdapat

beberapa tahapan yang dirasakan harusnya ada tetapi tidak disarankan oleh

Mathiassen. Oleh karena itu, terdapat beberapa tambahan tahapan dalam

menganalisis masalah, dan juga ada beberapa tahapan yang tidak dibuat karena tidak

diperlukan dalam pengembangan sistem informasi atau tidak sesuai kebutuhan.

Menurut Mathiassen et al., untuk menganalisis sistem informasi berbasiskan

objek terdapat empat kegiatan utama yang harus dilakukan. Namun sebelumnya,

seorang analis harus mampu menangkap apa yang ingin pengguna dapatkan dari

sistem atau perangkat lunak itu. Untuk itulah diperlukan suatu metoda untuk

mengetahui spesifikasi sistem atau perangkat lunak, maka dikembangkanlah SRS

(System/Software Requirement Specification).

SRS sama dengan sistem definisi (yang biasanya disebutkan dalam

Mathiassen, et al.). SRS adalah pernyataan tertulis mengenai apa saja yang dilakukan

oleh sistem atau perangkat lunak. Fungsi SRS, selain mencatat kebutuhan pengguna

di atas adalah juga sebagai kendali (control) saat pengembangan dilaksanakan

sehingga diharapkan setiap tahapan pengembangan sistem (analisis, perancangan,

Page 113: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

143

implementasi, dan pengujian) sesuai dengan apa yang diharapkan. Selain itu, SRS

juga sering digunakan sebagai acuan saat pengujian (testing) dilakukan sehingga

sistem benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan pengguna.(Adi Nugroho,

2002, p81-82).

Empat kegiatan utama yang harus dilakukan menurut Mathiassen et al. (2000,

p14-15), seperti pada gambar dan keterangan berikut ini adalah :

Sumber : Mathiassen et al., 2000.

Gambar 3.24. Empat Kegiatan Utama Dalam Menganalisis Sistem

1. Problem domain analysis

Pada tahapan ini, sistem akan dirancang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan

dari pengguna sistem. Laporan yang dihasilkan pada tahap ini adalah class diagram

dan state chart diagram.

Page 114: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

144

Sumber : Mathiassen et al., 2000.

Gambar 3.25. Problem Domain Analysis

Sub-aktivitas yang dilakukan dalam Problem Domain Analysis seperti yang

terlihat pada gambar berikut adalah :

Sumber : Mathiassen et al., 2000. Gambar 3.26. Subaktivitas Dalam Problem Domain Untuk Memilih Class Dan Event

Page 115: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

145

a. Menentukan class yang ada dalam sistem dengan melakukan proses

identifikasi dari sistem definisi yang telah dikembangkan. Untuk

mempermudah dalam menetukan sebuah class, dapat ditentukan terlebih

dahulu class candidate dimana semua kata benda yang terdapat dalam sistem

definisi dicatat semuanya.

b. Menganalisa dan mengembangkan struktur hubungan dari class–class yang

ada.

c. Menganalisa behaviour dari class–class tersebut, untuk menentukan state dari

setiap class yang termasuk dalam sistem ini. Untuk mempermudah dalam

menganalisa behaviour, dapat ditentukan dahulu event candidate dimana

semua kata kerja yang terdapat dalam sistem definisi dicatat semuanya,

kemudian dibuat event trace untuk memperoleh kumpulan pola event dari

kemungkinan urutan event untuk object di dalam class. Selanjutnya dapat

dibuat event table, untuk mengetahui hubungan class dengan event yang telah

ditentukan sehingga mempermudah dalam pembuatan state chart diagram.

2. Application domain analysis

Pada tahapan ini lebih difokuskan pada aplikasi suatu sistem, yaitu bagaimana

suatu sistem akan digunakan oleh pengguna.

Page 116: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

146

Sumber : Mathiassen, 2000.

Gambar 3.27. Application Domain Analysis

Laporan yang diperoleh dari hasil Application Domain Analysis adalah

berikut ini :

a. Use Case Diagram, yang menggambarkan interaksi antara pengguna sebagai

aktor dengan sistem informasi.

b. Function List, yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh suatu sistem sebagai

kebutuhan dasar dari user.

c. User Interface Navigation Diagram, merupakan diagram yang menggambarkan

tampilan layar yang akan dirancang untuk memenuhi kebutuhan user.

Aktivitas utama yang dilakukan dalam Application Domain Analysis adalah

seperti yang terlihat pada keterangan dan gambar berikut ini :

Page 117: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

147

Sumber : Mathiassen, 2000.

Gambar 3.28. Aktivitas Utama Application Domain Analysis

a. Menentukan usage, yaitu menentukan aktor dan use case yang terlibat, serta

interaksinya. Untuk membantu dalam pembuatan usage maka dibuat dahulu tabel

aktor, yang menggambarkan hubungan antara aktor dengan use case.

b. Menentukan fungi sistem untuk memproses informasi dan membuat daftar fungsi.

Fungsi sistem tidak harus dibuat, tergantung dari kebutuhan analis. Faktor-faktor

yang ditentukan dalam fungsi sistem bersifat subyektif karena tergantung dari

pandangan seorang analis.

c. Menetukan antarmuka pengguna dan sistem, untuk interaksi sesungguhnya antara

pengguna dengan sistem informasi yang dirancang.

3. Architectural Design

Pada tahap ini, akan dirancang arsitektur hubungan antara client dan server

yang memadai untuk sistem agar dapat berjalan dengan baik. Laporan yang

dihasilkan adalah Deployment Diagram. Perancangan di sini akan menentukan

Page 118: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

148

bagaimana struktur sistem fisik akan dibuat dan bagaimana distribusi sistem

informasi pada rancangan fisik tersebut.

Sumber : Mathiassen, 2000.

Gambar 3.29. Architectural Design

4. Component Design

Component design merupakan sistem struktur yang menghubungkan antar

komponen. Laporan yang dihasilkan oleh component design adalah component

diagram. Component diagram merupakan diagram yang menggambarkan struktur dan

hubungan antar komponen piranti lunak, termasuk ketergantungan (dependency) di

antaranya. Pada tahap ini akan terlihat bagaimana sistem bekerja dan interaksi yang

terjadi antara sistem dengan pengguna.

Page 119: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

149

Sumber : Mathiassen, 2000.

Gambar 3.30. Component Architecture Untuk Sistem Yang Sederhana

3.16.Penerapan Metodologi Object Oriented Pada Pemrograman Tidak Object

Oriented

Menurut Heru Irman (http://www.gematel.com/Edisi28/Artikel%20Lepas/

lepas3.html), sebenarnya dapat memungkinkan jika menerapkan hasil analisa dan

desain object oriented, misalnya berupa objek dan pesan untuk dikembangkan

menggunakan pemrograman yang belum menerapkan metodologi object oriented.

Hal itu dapat dilakukan dengan cara penerapan function calls, yang kelihatannya

biasa saja tetapi sebenarnya sudah mempunyai kemampuan object oriented dibalik

itu.

Function calls menerapkan sistem perangkat lunak client-server yang

canggih untuk menjalankan "keterbukaan sistem" yang bisa digunakan juga bagi

Page 120: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00494-TISI BAB 3.pdf · karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans

150

bahasa pemrograman biasa yang belum object oriented. Penerapan function calls

merupakan langkah awal dari pembuatan suatu fenomena paling tercanggih dalam

penerapan metodologi object oriented, yaitu CORBA (Common Object Request

Broker Architecture).

CORBA adalah antar muka statis dan dinamis untuk perangkat lunak yang

menangani permintaan dari semua aplikasi yang akses ke "bus" dan merupakan

model penerapan metodologi object oriented yang paling sempurna sampai saat ini.

CORBA menyediakan mekanisme transparansi objek untuk meminta requests dan

meminta respon. CORBA mendukung interoperabilitas antara aplikasi dari mesin

yang berbeda pada lingkungan heterogen yang terdistribusi dan melakukan

interkoneksi secara penggabungan dengan objek sistem yang jumlahnya banyak.