bab 3 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2006-2-01004-tisi-bab...

75
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Ergonomi 3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Ergonomi Pada zaman dahulu, ketika manusia masih hidup dalam lingkungan alam yang asli, kehidupan manusia sangat tergantung pada kegiatan tangannya. Peralatan serta perlengkapan dibuat manusia secara sederhana hanya untuk mengurangi ancaman dan bencana alam pada saat itu. Perubahan waktu, walaupun secara perlahan-lahan, telah merubah manusia dari keadaan yang primitif/tradisional menjadi manusia yang berbudaya/modern. Hal ini terlihat pada perubahan rancangan peralatan- peralatan yang dipakainya. Hal ini juga menunjukkan bahwa tingkat kebudayaan manusia juga berkembang seiring dengan perkembangan waktu. Tujuan pokok manusia untuk selalu membuat perubahan rancangan peralatan yang dipakainya tersebut adalah untuk memudahkan penggunaannya. Perubahan-perubahan tersebut berlangsung dari abad ke abad secara apa adanya, tidak teratur dan tidak terarah. Baru di abad ke-20 orang mulai mensistemasikan cara-cara perbaikan tersebut dan secara khusus mengembangkannya. Usaha-usaha yang berkembang terus dan sekarang dikenal sebagai salah satu disiplin keilmuan yang disebut ergonomi.

Upload: hoangdat

Post on 02-Apr-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

BAB 3

LANDASAN TEORI

3.1 Ergonomi

3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Ergonomi

Pada zaman dahulu, ketika manusia masih hidup dalam lingkungan alam

yang asli, kehidupan manusia sangat tergantung pada kegiatan tangannya.

Peralatan serta perlengkapan dibuat manusia secara sederhana hanya untuk

mengurangi ancaman dan bencana alam pada saat itu.

Perubahan waktu, walaupun secara perlahan-lahan, telah merubah manusia

dari keadaan yang primitif/tradisional menjadi manusia yang

berbudaya/modern. Hal ini terlihat pada perubahan rancangan peralatan-

peralatan yang dipakainya. Hal ini juga menunjukkan bahwa tingkat

kebudayaan manusia juga berkembang seiring dengan perkembangan waktu.

Tujuan pokok manusia untuk selalu membuat perubahan rancangan peralatan

yang dipakainya tersebut adalah untuk memudahkan penggunaannya.

Perubahan-perubahan tersebut berlangsung dari abad ke abad secara apa

adanya, tidak teratur dan tidak terarah. Baru di abad ke-20 orang mulai

mensistemasikan cara-cara perbaikan tersebut dan secara khusus

mengembangkannya. Usaha-usaha yang berkembang terus dan sekarang

dikenal sebagai salah satu disiplin keilmuan yang disebut ergonomi.

Page 2: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

37

3.1.2 Definisi Ergonomi

Ilmu yang mempelajari manusia beserta perilakunya di dalam sistem kerja

(The scientific study of relationship between man and his working

environment) disebut Ergonomi, istilah ini berasal dari Bahasa Yunani yaitu

Ergos (kerja) dan Nomos (peraturan, hukum). Ergonomi berarti penerapan

ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersama-sama dengan ilmu-ilmu teknik

dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara optimal dari

manusia terhadap pekerjaannya, yang manfaatnya dapat diukur dengan

efisiensi dan kesejahteraan kerja.

Istilah ergonomi ini lebih populer digunakan oleh beberapa negara Eropa

Barat. Di Amerika istilah ini lebih dikenal dengan Human Factor Engineering /

Human Engineering.

Ergonomi ialah ilmu yang sistematis dalam memanfaatkan informasi. Informasi

mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu

sistem kerja, sehingga dengan ergonomi diharapkan penggunaan objek dan

fasilitas oleh manusia lebih efektif dan memberikan keselamatan, kenyamanan,

kesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana,

1979,p61).

Fokus perhatian dari ergonomi ialah berkaitan erat dengan aspek-aspek manusia

di dalam perencanaan “man-made objects” dan lingkungan kerja. Pendekatan

ergonomi akan ditekankan pada penelitian kemampuan keterbatasan manusia, baik

secara fisik maupun mental psikologis, dan interaksinya dalam sistem manusia-

mesin yang integral. Manusia dengan segala sifat dan tingkah lakunya merupakan

mahkluk yang kompleks. Untuk mempelajari manusia, tidak cukup ditinjau dari

Page 3: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

38

segi ilmunya saja. Oleh sebab itu, untuk penelitian dan pengembangan ergonomi

diperlukan dukungan dari berbagai disiplin lainnya seperti psikologi, antropologi,

faal kerja, biologi, anatomi, sosiologi, perencanaan kerja, fisika, dan lain-lain

khususnya rekayasa. Masing-masing disiplin tersebut berfungsi sebagai pemberi

informasi. Kemudian informasi tersebut dimanfaatkan untuk tujuan rancang

bangun, sehingga akan tercipta produk, sistem atau lingkungan kerja yang lebih

sesuai dengan manusia. Pada gilirannya rancangan yang ergonomis akan dapat

meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan produktivitas kerja, serta dapat

menciptakan sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman, nyaman dan

sehat. Disiplin ergonomi diharapkan pula mampu memperbaiki pendayagunaan

sumber daya manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang

disebabkan kesalahan manusia (human error).

Mc Cormick & Sanders (1982), mendefenisikan ergonomi melalui

pendekatan yang lebih komprehensif.

Secara singkat, mereka membagi atas tiga pokok pendekatan, yaitu :

1. Fokus utama, maksudnya yaitu mempertimbangkan manusia dalam

perancangan benda, prosedur kerja, dan lingkungan dari pekerjaan serta

kehidupan sehari-hari. Penekanannya adalah pada faktor manusia, tidak

seperti dalam ilmu-ilmu teknik yang lebih menekankan pada faktor

teknis.

2. Tujuan ergonomi disebutkan mempunyai 2 tujuan utama, yaitu

meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari pekerjaan dan aktivitas lain,

serta meningkatkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan dari pekerjaan

tersebut, termasuk memperbaiki keamanan, mengurangi kelelahan dan

Page 4: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

39

stress, meningkatkan kenyamanan, penerimaan penggunaan yang lebih

besar, meningkatkan kepuasan kerja serta memperbaiki kualitas hidup.

3. Pendekatan utama, maksudnya yaitu aplikasi sistematik dari informasi

yang relevan tentang kemampuan, keterbatasan, karakteristik, perilaku,

dan motivasi manusia terhadap desain produk dan prosedur yang

digunakan serta lingkungan tempat menggunakannya.

Gambar 3.1 Cabang-Cabang Ilmu Ergonomi

Sumber : Kroemer, Ergonomics : How to Design for Ease and Efficiency

Inti dari ergonomi adalah suatu prinsip fitting the task/job to the man, artinya

pekerjaan haruslah disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan yang

dimiliki manusia. Ini berarti dalam merancang suatu jenis pekerjaan/produk,

perlu diperhitungkan faktor-faktor apa saja yang menjadi kelebihan dan

keterbatasan manusia sebagai pelaku kerja.

Page 5: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

40

3.1.3 Bidang Kajian Ergonomi

Sesuai dengan definisi ergonomi yang telah disebutkan di atas, dapat

dikatakan bahwa kajian utama dari ergonomi adalah perilaku manusia sebagai

obyek utama sesuai dengan prinsip fitting the job to the man. Pada berbagai

literatur, ada perbedaan dalam menentukan bidang-bidang kajian ergonomi.

Pada prinsipnya, perbedaan itu tidak signifikan, hanya terhadap perbedaan

dalam mengelompokkan perilaku-perilaku manusia.

Berkaitan dengan bidang penyelidikan yang dilakukan, ergonomi

dikelompokkan atas 4 bidang penyelidikan , yaitu :

1. Penyelidikan tentang tampilan (display)

Tampilan adalah suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan

informasi tentang keadaan lingkungan, dan mengkomunikasikannya

pada manusia dalam bentuk tanda-tanda, angka, lambang, dan

sebagainya. Informasi ini dapat disajikan dalam bentuk statis, misalnya

peta yang menggambarkan suatu kota. Selain itu dapat pula disajikan

dalam bentuk dinamis, yang menggambarkan perubahan menurut waktu

sesuai dengan variabelnya, misalnya speedometer.

Gambar 3.2 Perancangan Display pada speedometer mobil

Page 6: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

41

2. Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia.

Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas manusia untuk

bekerja, dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas

tersebut. Penyelidikan ini juga mempelajari perancangan obyek serta

peralatan yang sesuai dengan kemampuan fisik manusia pada saat

melakukan aktivitasnya.

Gambar 3.3 Aktifitas Manusia mengangkat Beban

Gambar 3.4 Kekuatan fisik manusia dalam berbagai posisi

Page 7: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

42

3. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja

Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja

yang sesuai dengan ukuran (dimensi) tubuh manusia, agar diperoleh

tempat kerja yang baik, yang sesuai dengan kemampuan dan

keterbatasan manusia.

Rough assy / Lifting heavy partIn

from

Elb

ow R

est h

eigh

t

8

0 Light assy/writingPrecision workFine assy8

Rough assy / Lifting heavy partIn

from

Elb

ow R

est h

eigh

t

8

0 Light assy/writingPrecision workFine assy8

Gambar 3.5 Ukuran tempat kerja Operator yang optimal

4. Penyelidikan tentang lingkungan kerja

Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan

fasilitas kerja, seperti pengaturan cahaya, kebisingan , temperatur ,

getaran dll, yang dianggap dapat mempengaruhi tingkah laku manusia.

Page 8: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

43

Gambar 3.6 Lingkungan tempat kerja yang tidak optimal (atas) & yang optimal (bawah)

Pokok-pokok kesimpulan yang dapat ditarik mengenai disiplin ergonomi

adalah sebagai berikut :

a. Fokus perhatian dari ergonomi adalah berkaitan erat dengan aspek-aspek

manusia di dalam perencanaan “man-made objects” dan lingkungan

kerja. Pendekatan ergonomi akan ditekankan pada penelitian kemampuan

keterbatasan manusia baik secara fisik maupun mental psikologis dan

interaksinya dalam sistem manusia-mesin yang integral.

b. Ergonomi didefinisikan sebagai “a discipline concerned with designing

man-made objects so that people can use them effectively and safety and

creating environments suitable for human living and work. “

c. Maksud dan tujuan utama dari pendekatan disiplin ergonomi diarahkan

untuk memperbaiki kinerja kerja manusia seperti menambah kecepatan

Page 9: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

44

kerja, akurasi, keselamatan kerja di samping untuk mengurangi energi

kerja yang berlebihan serta mengurangi kelelahan yang terlalu cepat.

d. Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin ergonomi yang relevan yang

berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia di dalam

perancangan peralatan fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai. Untuk

ini analisis dan penelitian ergonomi akan meliputi hal-hal yang berkaitan

dengan :

• Anatomi (struktur), fisiologi (bekerjanya), dan anthropometri

(ukuran tubuh) manusia.

• Psikologis yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem

syaraf yang berperan dalam tingkah laku manusia.

• Kondisi-kondisi kerja yang dapat mencederai baik dalam waktu

yang pendek maupun panjang ataupun membuat celaka manusia,

dan sebaliknya kondisi kerja yang dapat membuat nyaman manusia.

Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap mencakup

seluruh perilaku manusia dalam bekerja adalah kajian ergonomi yang

dikelompokkan oleh DR Ir. Iftikar Z.Sutalaksana sebagai berikut :

Anthropometri

Faal kerja

Biomekanika kerja

Penginderaan

Psikologi kerja

Page 10: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

45

3.1.4 Aspek-Aspek Ergonomi

• Sikap dan posisi kerja meliputi :

Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan

posisi membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau

jangka waktu lama.

Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum

yang bisa dilakukan.

Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk

waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam

sikap atau posisi miring.

Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau

periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam

posisi diatas level siku yang normal.

Gambar 3.7 Sikap dan posisi kerja opertator yang optimal

Page 11: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

46

• Anthropometri dan dimensi ruang kerja

Anthropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus

mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi linier, berat, isi meliputi

juga daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh.

Dimensi ruang kerja akan dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu situasi fisik

dan situasi kerja yang ada. Di dalam menentukan dimensi ruang kerja perlu

diperhatikan antara lain jarak jangkau yang bisa dilakukan oleh operator,

batasan-batasan ruang yang enak dan cukup memberikan keleluasaan gerak

operator dan kebutuhan area minimum yang harus dipenuhi untuk kegiatan-

kegiatan tertentu.

Gambar 3.8 Perancangan dimensi ruang kerja operator traktor

• Kondisi lingkungan kerja

Meskipun operator yang sehat sudah diseleksi secara ketat dan diharapkan

akan mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi lingkungan fisik kerja

yang bervariasi dalam hal temperatur, kelembaban, getaran, kebisingan dan

Page 12: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

47

lain-lain; akan tetapi stress akibat kondisi lingkungan fisik kerja akan terus

terakumulasi dan secara tiba-tiba bisa menyebabkan hal yang fatal. Adanya

lingkungan fisik kerja yang bising, panas bergetar atau atmosfir yang

tercemar akan memberikan dampak negatif terhadap performans maupun

moral/motivasi kerja operator.

Gambar 3.9 Kondisi lingkungan kerja yang baik akan mengurangi stress

• Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja

Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan prosedur-prosedur

untuk mengekonomisasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat

memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja. Pertimbangan

mengenai prinsip-prinsip ekonomi gerakan diberikan selama tahap

perancangan sistem kerja dari suatu industri, karena hal ini akan

mempermudah modifikasi – bilamana diperlukan – terhadap hardware,

prosedur kerja, dan lain-lain.

Page 13: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

48

Gambar 3.10 Stasiun Kerja Operator Penutup Tutup Botol

Beberapa ketentuan-ketentuan pokok yang berkaitan dengan prinsip ekonomi

gerakan yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan stasiun kerja :

Organisasi fasilitas kerja sehingga operator secara mudah akan

mengetahui lokasi penempatan material, spare-parts, peralatan kerja,

mekanisme kontrol atau display dan lain-lain yang diperlukan tanpa harus

mencari-cari.

Buat rancangan fasilitas kerja dengan dimensi yang sesuai data

anthropometri dalam range 5-th sampai 95-th percentile agar operator

dapat bekerja dengan leluasa dan tidak cepat lelah.

Atur suplai/pengiriman material atau peralatan secara teratur ke stasiun-

stasiun kerja yang membutuhkan.

Untuk menghindari pelatihan ulang yang tidak perlu dan kesalahan manusiawi

karena pola kebiasaan yang sudah dianut, maka bakukan rancangan lokasi dari

peralatan kerja untuk model atau type yang sama.

Buat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga akan terjadi

keseimbangan kerja antara tangan kanan dan tangan kiri.

Page 14: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

49

Atur tata letak fasilitas pabrik sesuai dengan aliran proses produksinya.

Kombinasikan dua atau lebih peralatan kerja sehingga akan memperketat

proses kerja.

Gambar 3.11 Contoh Perancangan Stasiun Kerja

• Energi kerja yang dikonsumsikan.

Aplikasi prinsip ergonomi dan ekonomi gerakan dalam tahap peranangan

dan pengembangan sistem kerja secara umum akan dapat meminimalkan

energi yang harus dikonsumsikan dan meningkatkan efisiensi output kerja itu

sendiri. Dengan pendekatan yang ergonomis maka diharapkan bisa

menghasilkan rancangan yang “fit to the user” dan bukan sebaliknya.

Page 15: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

50

3.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Kerja Manusia

Temperatur

Tubuh manusia akan selalu berusaha mempertahankan keadaan normal

dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan

diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh tersebut. Menurut

penyelidikan untuk berbagai tingkat temperatur akan memberikan pengaruh

yang berbeda-beda seperti berikut:

± 49 0C : Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas

tingkat kemampuan fisik dan mental.

± 30 0C : Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan

cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan , timbul

kelelahan fisik.

± 24 0C : Kondisi optimum.

± 10 0C : Kelakuan fisik yang eksterm mulai muncul.

Kelembaban (humidity)

Yang dimaksud dengan kelembaban disini adalah banyaknya air yang

terkandung dalam udara (%). Suatu keadaan dimana udara sangat panas

dan kelembaban tinggi akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh

secara besar-besaran (karena sistem penguapan). Pengaruh lainnya adalah

semakin cepatnya denyut jantung karena semakin aktifnya peredaran darah

untuk memenuhi kebutuhan oksigen.

Page 16: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

51

Siklus udara (ventilation)

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup terutama

untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Kotornya udara di sekitar kita

dapat dirasakan dengan sesaknya pernafasan kita dan ini tidak boleh

dibiarkan berlangsung cukup lama, karena mempengaruhi kesehatan tubuh

dan mempercepat proses kelelahan. Sirkulasi udara – dengan memberikan

ventilasi yang cukup (lewat jendela) – akan menggantikan udara yang kotor

dengan yang bersih. Demikian juga dengan menaruh tanaman akan mampu

pula membantu memberikan kebutuhan oksigen yang cukup.

Pencahayaan (lighting)

Kemampuan mata untuk melihat obyek dengan jelas akan ditentukan oleh

ukuran obyek, derajat kontras antara obyek dengan sekelilingnya, luminasi

(brightness) serta lamanya waktu untuk melihat obyek tersebut. Untuk

menghindari silau (glare) karena letak dari sumber cahaya yang kurang

tepat maka sebaiknya mata tidak secara langsung menerima cahaya dari

sumbernya akan tetapi cahaya tersebut harus mengenai obyek yang akan

dilihat yang kemudian dipantulkan oleh obyek tersebut ke mata kita.

Kebisingan (noise)

Ada tiga aspek yang menentukan kualitas bunyi ang dapat menentukan

tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu :

Page 17: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

52

o Lama waktu bunyi tersebut terdengar. Semakin lama telinga kita

mendengar kebisingan akan semakin buruk akibatnya bagi pendengaran

(tuli).

o Intensitas – biasanya diukur dengan satuan disibel (dB) – yang

menentukan besarnya arus energi per satuan luas.

o Frekuensi suara yang menunjukkan jumlah dari gelombang-gelombang

suara yang sampai ke telinga kita setiap detik dinyatakan dalam jumlah

getaran per detik atau Hertz (Hz).

Bau-bauan

Adanya bau-bauan dalam hal ini juga dipertimbangkan sebagai “polusi”

akan dapat mengganggu konsentrasi orang bekerja. Temperatur dan

kelembaban merupakan dua faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi

kepekaan penciuman. Oleh karena itu pemakaian Air Conditioning yang

tepat merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk menghilangkan

bau-bauan yang mengganggu sekitar tempat kerja.

Getaran mekanis (Mechanical vibration)

Dapat diartikan sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat

mekanis yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh dan dapat

menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan pada tubuh kita. Anggota

tubuh manusia juga memiliki frekuensi alami di mana apabila frekuensi ini

beresonansi dengan frekuensi getaran akan menimbulkan gangguan-

gangguan antara lain:

Page 18: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

53

• Mempengaruhi konsentrasi kerja

• Mempercepat datangnya kelelahan

• Gangguan-gangguan pada anggota tubuh seperti mata, syaraf, otot-otot,

dan lain-lain

Warna (colour)

Warna selain berpengaruh terhadap kemampuan mata untuk melihat objek,

juga memberikan pengaruh yang lain pula terhadap manusia seperti :

• Warna merah bersifat merangsang.

• Warna kuning memberikan kesan lebih terang dan leluasa.

• Warna hijau atau biru memberikan kesan sejuk, aman dan

menyegarkan.

• Warna gelap memberikan kesan leluasa dan lain-lain.

3.2 Anthropometri dan Data Anthropometri

3.2.1 Pengertian dan Tujuan

Istilah anthropometri berasal dari bahasa Yunani yaitu anthropos yang berarti

manusia dan metricos yang berarti pengukuran. Anthropometri merupakan

bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari ukuran tubuh yang

meliputi dimensi linier, berat, isi, meliputi juga daerah ukuran, kekuatan,

kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh.Manusia pada dasarnya akan

memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dan sebagainya), berat, dan lain-lain yang

berbeda satu dengan yang lainnya. Anthropometri secara luas akan digunakan

Page 19: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

54

sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan

(design) produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia.

Anthropometri dapat dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu :

• Anthropometri Statis

Anthropometri statis adalah ukuran tubuh atau karakteristik tubuh dalam

keadaan diam (statis) untuk posisi yang telah ditentukan atau standar.

Misalnya ukuran tubuh untuk mendesain meja dan kursi, untuk desain

tinggi pintu dan sebagainya.

• Anthropometri Dinamis

Anthropometri dinamis menyatakan karakteristik atau ukuran tubuh

untuk tubuh yang melakukan aktivitas tertentu. Misalnya menentukan

berapa lebar gang untuk lewat atau hilir mudik pelayan rumah makan

yang membawa barang-barang.

Gambar 3.12 Antropometri Tangan

Page 20: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

55

Gambar 3.13 Antropometri Kepala

Gambar 3.14 Antropometri Kaki

Page 21: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

56

Gambar 3.15 Antropometri Tubuh Manusia yang diukur dimensinya

Data anthropometri hasil pengukuran digunakan sebagai data untuk

perancangan peralatan. Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan

diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal :

• Perancangan areal kerja (workstation, interior mobil)

• Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools).

• Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer.

• Perancangan lingkungan kerja fisik.

Gambar 3.16 Contoh Tampilan Grafis dari SAMMIE untuk perancangan Stasiun Kerja

Page 22: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

57

Gambar 3.17 Mannikin Body Template (2dimensi) untuk perancangan stasiun kerja

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan

menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan

produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan /

menggunakan produk tersebut. Dalam kaitan ini, maka perancang produk harus

mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan

menggunakan produk hasil rancangan tersebut. Secara umum, sekurang-

kurangnya 90%-95% dari populasi harus mampu menggunakan produk

tersebut dengan selayaknya. Dalam beberapa kasus tertentu ada beberapa

produk yang dirancang secara fleksibel, seperti kursi, mobil yang dapat diatur

maju-mundurnya dan sudut sandarannya dapat juga berubah-ubah. Rancangan

demikian memungkinkan setiap orang dapat menggunakan produk tersebut

walaupun ukuran tubuh mereka berbeda satu dengan yang lainnya.

Page 23: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

58

3.2.2 Anthropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja

Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-

pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Data

anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara

lain :

- Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll).

- Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan

sebagainya.

- Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja

komputer, dan lain-lain.

- Perancangan lingkungan kerja fisik

Gambar 3.18 Perancangan Tempat Perakitan Motor Listrik

Page 24: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

59

Gambar 3.19 Perancangan Becak untuk Pariwisata

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan

menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan

produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan atau

menggunakan produk tersebut. Dalam kaitan ini maka perancang produk harus

mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan

menggunakan produk hasil rancangannya tersebut.

3.2.3 Data Anthropometri dan Cara Pengukurannya

Manusia pada umumnya akan berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi

ukuran tubuhnya. Di sini ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi ukuran

tubuh manusia, sehingga sudah semestinya seorang perancang produk harus

memperhatikan faktor-faktor tersebut antara lain :

a. Umur

Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh bertambah besar seiring

dengan bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahirannya sampai dengan

umur sekitar 20 tahunan.

Page 25: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

60

b. Jenis kelamin (sex)

Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih besar dibandingkan

dengan wanita, terkecuali bagian tubuh tertentu seperti pinggul.

c. Suku/bangsa (ethnic)

Setiap suku, bangsa, atau etnik akan memiliki karakteristik yang berbeda.

Gambar 3.20 Perbandingan Tinggi Pria Berdasarkan Suku Bangsa

d. Posisi tubuh

Posisi tubuh manusia akan menentukan ukuran tubuh manusia. Contoh

tinggi manusia saat duduk akan berbeda dengan saat ia berdiri.

Dalam kaitannya dengan posisi tubuh dikenal 2 cara pengukuran, yaitu :

- Pengukuran dimensi struktur tubuh (structural body dimension)

Tubuh diukur dalam berbagai posisi standard dan tidak bergerak (tetap

tegak sempurna). Hal ini dikenal sebagai static anthropometry. Dari data

Page 26: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

61

yang diperoleh diadakan pengolahan statistik. Dimensi tubuh yang diukur

dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam

posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, tinggi/panjang lutut pada

saat berdiri/duduk, panjang lengan, dan sebagainya.

- Pengukuran dimensi fungsional tubuh (functional body dimension)

Pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi

melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan

yang harus diselesaikan. Hal ini dikenal sebagai dynamic anthropometry.

Anthropometri dalam posisi tubuh melaksanakan fungsinya yang dinamis

akan banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas ataupun

ruang kerja.

Gambar 3.21 Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh

Page 27: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

62

Pengukuran anthropometri pada hakekatnya adalah pengukuran jarak

antara dua titik pada tubuh manusia yang ditentukan jarak-jarak tersebut

mungkin berupa garis penghubung terpendek atau mungkin berupa garis

penghubung di permukaan kulit atau lebih besar dari itu.

3.2.4 Prinsip-Prinsip Dalam Perancangan Produk/Fasilitas Kerja

Mengingat bahwa keadaan dan ciri dapat membedakan satu dengan yang

lainnya, maka dalam perancangan yang menggunakan data anthropometri

terdapat tiga prinsip yang harus diperhatikan. Tiga prinsip tersebut adalah :

• Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim

Perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim dapat dibagi

menjadi dua. Pertama, perancangan dengan data nilai persentil tinggi

(90%, 95% atau 99%). Makin tinggi persentil yang kita gunakan makin

banyak populasi yang dapat menggunakan peralatan tersebut. Misalnya

untuk merancang tinggi pintu diambil dari tinggi manusia persentil 99%

ditambah dengan kelonggaran. Kedua, perancangan fasilitas dengan data

persentil kecil atau rendah (10%, 5% atau 1%). Misalnya membuat tinggi

jemuran pakaian digunakan data tinggi jangkauan tangan persentil

rendah, misal 5%.

• Prinsip perancangan fasilitas yang dapat disesuaikan

Peralatan dibuat dengan ukuran yang dapat diubah-ubah sehingga

cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai

Page 28: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

63

macam ukuran tubuh. Misalnya perancangan kursi mobil yang mana

dalam hal ini letaknya bisa di geser maju-mundur dan sudut sandarannya

pun bisa diubah-ubah sesuai dengan yang diinginkan. Untuk fasilitas

yang dapat disesuaikan, dirancang memiliki daerah ukuran minimal

(persentil 5% atau 1 %) sampai dengan ukuran maksimal (persentil 95%

atau 99%). Perlu diperhatikan bahwa rancangan yang demikian ini

biasanya memerlukan ongkos yang lebih mahal, tetapi memiliki nilai

fungsi yang lebih tinggi.

• Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan data rata-rata

pemakainya

Perancangan yang bertujuan memberikan kenyamanan atau nilai fungsi

yang tinggi bagi banyak orang dengan biaya yang rendah lebih baik jika

diambil ukuran tubuh manusia rata-rata. Misalnya tinggi pusat papan

tulis.

Data anthropometri dapat berbeda menurut jenis kelamin, kelompok

etnis, lingkungan geografi, tingkat sosial suatu masyarakat bahkan jenis

pekerjaan tertentu. Menurut pengamatan data, sejak Perang Dunia II

terdapat peningkatan ukuran tubuh diantara populasi pekerja di Eropa dan

beberapa negara berkembang. Selanjutnya Singleton menganjurkan untuk

mencek data anthropometri sekurang-kurangnya sepuluh tahun sekali.

Page 29: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

64

Gambar 3.22 Ukuran Tubuh Manusia Ekstrim

3.2.5 Metode Pengukuran Anthropometri

3.2.5.1 Metoda Ukur Dengan Anthropometer

Anthropometer adalah alat ukur dengan satuan panjang sentimeter

yang dirancang secara khusus untuk digunakan dalam pengukuran

ukuran-ukuran tubuh manusia, mulai dari tinggi badan tegak (berdiri),

tinggi duduk tegak sampai dengan ukuran lainnya seperti lebar telapak

kaki dan sebagainya, dengan bantuan alat ini dapat diukur data

anthropometri dengan mudah.

3.2.5.2 Metoda Ukur Tukang Jahit

Pengukuran anthropometri dengan metoda ukur tukang jahit adalah

pengukuran terhadap ukuran-ukuran bagian tubuh tenaga kerja dengan

menggunakan pita atau rol ukur yang biasa digunakan oleh tukang jahit

dan digunakan oleh seorang yang terlatih bagi pelaksanaan pengukuran

tersebut sebagaimana terampilnya seorang tukang jahit dalam

pekerjaannya.

Page 30: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

65

Pada pengukuran anthropometrik tukang jahit, pengukuran yang biasa

dilakukan dengan anthropometer diselenggarakan dengan meteran ukuran

plastik biasa. Pita ukur tukang jahit yang telah lama dipakai biasanya

mulur, sedangkan yang barupun kadang-kadang tidak ditera. Oleh karena

itu peneraan meteran harus dilakukan terutama apabila data yang

diperoleh akan digabungkan atau dibandingkan dengan hasil pengukuran

yang lain.

3.2.6 Statistik Dalam Pengolahan Data Anthropometri

Uji-uji statistik digunakan dalam pengukuran anthropometri guna

memperoleh data-data yang dapat diandalkan secara statistik, maka langkah

dan terminologi statistik yang digunakan dalam pengukuran anthropometri

antara lain sebagai berikut :

3.2.6.1 Pengukuran Pendahuluan

Tujuan melakukan pengukuran pendahuluan adalah untuk mengetahui

berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk tingkat ketelitian dan tingkat

keyakinan yang diinginkan.

3.2.6.2 Pengujian Kenormalan Data (Uji Kebaikan Suai)

Uji Kebaikan suai dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu

populasi memiliki sebaran normal/tidak. Uji ini didasarkan atas baiknya

kesuaian antara frekuensi terjadinya pengamatan dalam sampel yang

diamati dengan frekuensi harapan yang diperoleh dari distribusi yang

dihipotesiskan (Walpole, 1995). Suatu uji kebaikan suai antara frekuensi

Page 31: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

66

pengamatan dan frekuensi harapan , didasarkan pada suatu besaran, yaitu

: ( )∑

−=

k

i i

ii

eeo

x1

22

dimana x2 merupakan nilai peubah acak yang distribusi sampelnya

dihampiri amat dekat dengan distibusi khi kuadrat dengan oi & ei masing-

masing menyatakan frekuensi pengamatan dan frekuensi harapan sel ke-i.

Daerah kritis akan terjadi pada ujung kanan distribusi khi kuadrat

untuk taraf nyata α. Nilai kritis x2α dapat diperoleh dari tabel nilai kritis

sebaran khi kuadrat yang terdapat dalam lampiran. Dengan demikian

wilayah kritisnya adalah x2<x2α. Dimana patokan keputusan sebaiknya

tidak dipakai bila ada frekuensi harapan yang kurang dari 5. Persyaratan

ini mengakibatkan ada kalanya kita harus menggabungkan sel-sel yang

berdekatan, sehingga berkurangnya derajad kebebasan.

Besarnya derajad kebebasan dalam uji kebaikan suai khi kuadrat sama

dengan banyaknya sel dikurangi dengan banyaknya besaran yang

diperoleh dari amatan yang diperlukan dalam perhitungan frekuensi

harapan.

Besarnya derajad kebebasan dalam uji kebaikan suai dapat dirumuskan

sebagai berikut :

V= k-m

Dimana :

v = derajat kebebasan

K = jumlah kelas

Page 32: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

67

m = banyaknya besaran yang diperlukan dalam perhitungan frekuensi

harapan

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan dalam pengujian kenormalan

data adalah:

1. Menghitung rata-rata sampel ( x ) dan simpangan baku (s) dari

data yang diperoleh.

2. Membuat kelas

Dalam membuat kelas, pertama-tama yang harus dilakukan adalah

menghitung jumlah kelas yang harus dibuat, dengan rumus :

k = 1 + 3,3 log N

dimana k adalah jumlah kelas dan N merupakan banyaknya data.

Lebar kelas dapat ditentukan dengan cara mengurangkan data

dengan nilai terbesar data terkecil, kemudian hasil pengurangan

tersebut dibagi dengan jumlah kelas yang diperoleh dari

perhitungan sebelumnya.

3. Menentukan batas-batas kelas, yaitu batas atas dan batas bawah

kelas

4. Menghitung frekuensi teramati dari masing-masing kelas

5. Menghitung nilai-nilai Z1 dan Z2 untuk masing-masing kelas

dengan menggunakan rumus :

sx - kelasbawah batas

1 =z

Page 33: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

68

sx - kelas atas batas

2 =z

6. Menghitung luas daerah antara Z1 dan Z2 untuk masing-masing

kelas dengan menggunakan rumus :

L – P (Z1 < Z < Z2 )

L- P(Z < Z2 ) – P(Z< Z1)

Nilai-nilai dari luas daerah ini dapat diperoleh dari tabel kurva

normal seperti yang terdapat pada lampiran. Khusus untuk selang

kelas yang pertama , luas daerah yang digunakan berada di bawah

kurva normal di sebelah kiri Z2, sedangkan untuk kelas terakhir luas

daerah yang digunakan berada di sebelah kanan Z2.

7. Menghitung frekuensi harapan untuk tiap-tiap selang kelas yang

dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut :

E = Luas x jumlah data.

8. Menghitung nilai x2 (x2 hitung) dengan menggunakan rumusan x2

seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

9. Menentukan x2 dari tabel dengan derajad kebebasan tertentu (x2

tabel ). Apabila x2 hitung < dari x2 tabel maka dapat dikatakan data

mempunyai distribusi normal. Demikian pula sebaliknya, apabila x2

hitung > dari x2 berarti data tidak terdistribusi secara normal (

Walpole , 1995)

Page 34: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

69

3.2.6.3 Pengujian Keseragaman dan Kecukupan Data

Hal pertama yang hendaknya perlu dilakukan sebelum melakukan

pengujian keseragaman dan kecukupan data adalah mengelompokkan

data yang diperoleh dari pengukuran ke dalam sub grup dan menghitung

nilai rata-ratanya, kemudian langkah-langkah selanjutnya adalah :

1. Menghitung nilai rata-rata dari nilai rata-rata sub grup , yang dapat

dijabarkan dalam bentuk rumusan berikut ini :

k

xx

k

ii∑

== 1

dimana : xi = nilai rata-rata sub grup ke-i

2. Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus :

( )1

2

11

2

⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−

=∑∑==

NN

XXNs

N

ii

N

ii

dimana N : jumlah pengamatan yang dilakukan

Xi : data hasil pengamatan

3. Menghitung standar deviasi dari distribusi nilai rata-rata sub-grup

yaitu dengan menggunakan rumus berikut :

nssx =

dimana : n = adalah jumlah data yang terdapat dalam sub grup

4. Menentukan batas-batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah

(BKB) dengan menggunakan rumus :

xSz.x BKA +=

Page 35: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

70

xSz.x BKB −=

dimana Z merupakan koefisien pada distribusi normal dengan tingkat

kepercayaan yang digunakan :

• Untuk tingkat kepercayaan 90 % , maka Z=1,65

• Untuk tingkat kepercayaan 95 % , maka Z=2,00

• Untuk tingkat kepercayaan 99 % , maka Z=3,00

Batas kontrol tersebut yang merupakan batasan untuk menentukan

apakah suatu sub grup seragam/tidak. Apabila terdapat nilai rata-rata

sub grup yang berada di luar batasan kontrol tersebut, maka seluruh

data yang terdapat dalam sub grup tersebut harus dibuang / tidak

diikutsertakan dalam perhitungan. Dan apabila semua nilai rata-rata

sub grup telah berada dalam batas-batas kontrol, maka data sub grup

itu dapat dipergunakan untuk menghitung banyaknya pengukuran

yang diperlukan. Perhitungan banyaknya pengukuran yang diperlukan

dapat dilakukan dengan menggunakan rumusan berikut :

( )

222.

'⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

⎡ −=

∑∑ ∑

x

xxNsz

N

dimana : N = jumlah pengamatan yang telah dilakukan

N’ = jumlah pengukuran yang diperlukan

x = data hasil pengamatan

z = koefisien pada distribusi normal tingkat kepercayaan

tersebut

Page 36: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

71

Jika hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa N’ < N , maka

dapat dikatakan data telah mencukupi pada tingkat ketelitian dan

tingkat kepercayaan yang telah ditetapkan, sehingga perhitungan

selanjutnya dapat dilakukan. Tetapi bila tidak, maka harus dilakukan

pengukuran tambahan untuk mencukupi data yang kurang.

3.2.6.4 Tingkat Ketelitian dan Tingkat Kepercayaan

Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil

pengukuran dari dimensi sebenarnya. Tingkat ketelitian biasanya

dinyatakan dalam persentase (%). Tingkat kepercayaan menunjukkan

besarnya kepercayaan pengukur bahwa hasil yang diperolehnya

memenuhi syarat ketelitian yang dinyatakan dalam persentase tadi.

Tingkat ketelitian 5 % dan tingkat kepercayaan 95 % memberi arti

bahwa pengukur memperbolehkan rata-rata hasil pengukurannya

menyimpang sebesar 5 % dari rata-rata sebenarnya , dan kemungkinan

keberhasilan mendapatkan hal tersebut adalah 95 %.

3.2.6.5 Persentil

Persentil adalah nilai ke n/100 dari suatu sebaran data yang berurut.

Persentil dapat dicari dari data tunggal dan data kelompok.

Page 37: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

72

3.2.7 Konsep Persentil Dalam Perancangan

Di dalam perancangan alat maupun sistem kerja yang berdasarkan ergonomi

anthropometri, digunakan konsep persentil dalam perancangan. Konsep persentil

yang umum digunakan dalam perancangan adalah penggunaan persentil ke-5 , 50

atau 95 dari sebaran data anthropometri telah diurutkan yang bertujuan untuk

memberikan aspek keamanan dan kenyamanan bagi manusia di dalam alat atau

sistem kerja yang dirancang.

Dikarenakan adanya variasi yang sifatnya signifikan pada ukuran tubuh tiap

individu, maka digunakanlah konsep rata-rata untuk memudahkan, bila

dibandingkan dengan penggunaan konsep “range”. Secara statistik, terlihat bahwa

ukuran tubuh manusia pada suatu nilai tengah, dan suatu bagian kecil dari harga

ekstrim akan berada di kedua sisi kurva distribusi karena tidaklah praktis untuk

mendesain bagi seluruh bagian populasi, maka dilakukanlah pemilihan bagian

tengah dari distribusi ,dimana sebagian besar nilai terkonsentrasi.

Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan persentase tertentu dari

sekelompok orang yang dimensinya sama atau lebih rendah dari nilai tersebut.

Anthropometri persentil ke-95 akan menunjukkan bahwa 95 % populasi berada

pada / di bawah ukuran tersebut. Sedangkan persentil ke-5 menunjukkan 5 %

populasi berada pada / di bawah ukuran itu. Persentil dari anthropometri dapat

dihitung dengan mengikuti pola distribusi normal.

Apabila berbicara mengenai persentil, terdapat 2 hal penting yang harus

dipahami. Yang pertama, suatu nilai persentil anthropometri pada individu hanya

mengacu pada 1 ukuran tubuh saja, seperti tinggi tubuh. Kedua, tidak ada

seseorang yang dapat disebut sebagai orang persentil ke-95 / persentil ke -5. Tidak

Page 38: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

73

ada seorang pun yang memiliki nilai persentil yang sama pada semua ukuran

tubuhnya, karena tidak ada korelasi yang sempurna antar bagian tubuh.

3.3 Pengertian Sistem ,Informasi dan Sistem Informasi

3.3.1 Sistem

Definisi sistem menurut Raymond McLeod, Jr. adalah :

“A system is a group of elements that are integrated with the common purpose of

achieving an objective.”

Model dasar dari sistem ialah sebagai berikut :

a. Input

Merupakan sekumpulan data baik dari luar organisasi maupun dari dalam

organisasi yang akan digunakan dalam proses sistem informasi.

b. Process

Merupakan kegiatan konversi, manipulasi, dan analisis dari data input

menjadi lebih berarti bagi manusia.

c. Output

Merupakan proses menditribusikan informasi kepada orang atau kegiatan

yang memerlukannya.

d. Feedback

Merupakan output yang dikembalikan kepada orang-orang dalam organisasi

untuk membantu mengevaluasi input.

Page 39: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

74

e. Subsistem

Merupakan sebagian dari sistem yang mempunyai fungsi khusus. Masing-

masing subsistem itu sendiri memiliki komponen input, proses, output, dan

feedback.

Organisasi juga merupakan suatu sistem yang berisi beberapa subsistem yang

menjalankan aktivitas utama dan beberapa subsistem yang menjalankan aktivitas

pendukung. Aktivitas utama mempengaruhi secara langsung keunggulan

kompetitif produk seperti biaya, kualitas, ketersediaan, dan pelayanan.

Sedangkan aktivitas pendukung tidak secara langsung menciptakan nilai suatu

produk.

Menurut pendapat Davis (1984, p67), sistem dapat terbagi menjadi dua yaitu

abstrak maupun fisik. Sebuah sistem abstrak adalah suatu susunan teratur

gagasan atau konsepsi yang saling tergantung. Sebagai contoh, sebuah sistem

teologi adalah sebuah susunan gagasan mengenai Tuhan, manusia, dan

sebagainya. Sedangkan contoh dari sistem fisik adalah sistem peredaran darah

(jantung dan urat-urat darah yang menggerakkan darah ke seluruh tubuh).

Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian saling berkaitan yang beroperasi

bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Berarti, sebuah sistem

bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara tak teratur, tetapi terdiri dari

unsur yang dapat dikenal sebagai saling melengkapi karena satunya maksud,

tujuan atau sasaran. Sistem fisik lebih dari sekedar konseptual, karena dapat

memperlihatkan kegiatan atau perilaku. Model umum sebuah sistem terdiri dari

masukan, pengolah, dan keluaran (Davis, 1984, p68).

Page 40: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

75

3.3.1.1 Sistem Lingkaran Terbuka dan Lingkaran Tertutup

Tidak semua sistem yang ada dapat mengatur operasinya sendiri. Suatu

sistem tanpa elemen mekanisme pengendalian, lingkaran umpan balik, dan

tujuan disebut sistem lingkaran terbuka (open-loop system). Gambar 3.1

menggambarkan suatu sistem lingkaran terbuka. Contoh sistem yang seperti ini

adalah pemanas ruangan listrik yang kecil, yang ditancapkan, menyala dan

terus menghasilkan panas hingga alat itu dimatikan. Tidak terdapat cara untuk

mengendalikan output-nya. (Menurut Mc Leod,2001,p10)

Suatu sistem dengan tiga elemen pengendalian (tujuan, mekanisme

pengendalian, dan lingkaran umpan balik) disebut sistem lingkaran tertutup

(closed-loop system). Gambar 3.2 menggambarkan suatu sistem lingkaran

tertutup.

Gambar 3.23 Sistem Lingkaran Terbuka

Page 41: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

76

Gambar 3.24 Sistem Lingkaran Tertutup

3.3.1.2 Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup

Suatu sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumber

daya disebut sistem terbuka (open system). Sebuah sistem pemanas, contohnya,

mendapatkan input-nya dari perusahaan listrik, dan menyediakan panasnya

bagi gedung atau ruangan yang dipanasinya.

Dengan menggunakan logika yang sama, suatu sistem yang tidak

dihubungkan dengan lingkungannya adalah sistem tertutup (closed system).

Sistem tertutup hanya terdapat dalam situasi laboratorium yang dikontrol ketat.

(Menurut McLeod,2001,p10)

3.3.2 Informasi

Menurut Jogiyanto HM informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk

yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Informasi sangat

Page 42: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

77

dibutuhkan karena informasi merupakan suatu dasar dalam mengambil

keputusan dalam perusahaan.

Sedangkan definisi informasi menurut Steven Alter adalah : “ Information is

useful data whose form and content are relevant and appropriate for a particular

use.”

Kualitas dari informasi ditentukan oleh 4 hal, yaitu :

a. Information quality

Semakin akurat suatu informasi, maka semakin tinggi pula kualitas

informasinya. Akurat berarti informasi tersebut harus bebas dari kesalahan –

kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat berarti pula suatu informasi harus

jelas mencerminkan maksud dari sumber ke penerimanya. Sehingga pembuat

keputusan akan semakin terbantu dan yakin akan informasi yang diterimanya

ketika harus membuat keputusan.

b. Information timeless

Informasi yang disediakan oleh sistem informasi dapat dipergunakan oleh

orang yang tepat pada waktu yang tepat untuk mengambil keputusan,

kebijakan, atau tindakan yang tepat.

c. Information quantity

Informasi yang diperoleh oleh pembuat keputusan harus sesuai dengan

kebutuhan. Jika terlalu sedikit akan menyulitkan dalam membuat keputusan

yang akurat dan tepat waktu. Jika terlalu banyak atau melebihi dari yang

dibutuhkan atau dapat dipergunakan, pembuat keputusan seringkali

mengabaikan informasi dari masalah yang serius.

Page 43: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

78

d. Information relevan

Informasi yang didapat oleh pembuat keputusan harus mempunyai relevansi

terhadap tanggung jawab dan tugas mereka.

3.3.3 Sistem Informasi

Merupakan suatu alat bantu yang dirancang untuk membantu tingkat

manajemen organisasi dengan menyediakan informasi yang berguna di dalam

pengambilan keputusan organisasi baik pada tingkat perencanaan strategis,

perencanaan manajemen maupun perencanaan operasi untuk mencapai tujuan

organisasi. Adapun komponen - komponen dari sistem informasi adalah metode

kerja (work practices), informasi (information), manusia (people), teknologi

informasi (information technologies).

Alasan diperlukannya sistem informasi dalam suatu organisasi ialah sebagai

berikut :

a. Untuk sinkronisasi aktivitas – aktivitas dalam organisasi sehingga semua

sumber daya dapat dimanfaatkan seefektif mungkin.

b. Perkembangan teknologi yang semakin kompleks.

c. Semakin pendeknya waktu untuk pengambilan keputusan.

d. Lingkungan bisnis yang semakin kompetitif.

e. Pengaruh kondisi ekonomi international.

f. Meningkatnya kompleksitas dari aktivitas bisnis / organisasi.

Dalam suatu organisasi, sistem informasi memiliki beberapa peranan dasar

yaitu sistem informasi berusaha memberikan informasi aktual tentang

Page 44: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

79

lingkungan dari organisasi tersebut sehingga organisasi mendapat gambaran

yang akurat tentang lingkungannya. Selain itu dengan aliran informasinya, sistem

informasi berusaha agar elemen – elemen di dalam organisasi selalu kompak dan

harmonis dimana tidak terjadi duplikasi kerja dan lepas satu sama lain. Dengan

demikian dapat dilihat bahwa manfaat dari sistem informasi ialah :

a. Menjadikan organisasi lebih efisien dan lebih efektif

b. Lebih cepat tanggap dalam merespon perubahan

c. Mengelola kualitas output

d. Memudahkan melakukan fungsi kontrol

e. Memprediksi masa depan

f. Melancarkan operasi organisasi

g. Menstabilkan beroperasinya organisasi

h. Membantu pengambilan keputusan.

3.4 Komponen-Komponen Sistem Informasi

Berdasarkan gambar 3.4 dapat dilihat model sistem informasi yang

menggambarkan suatu kerangka kerja konseptual yang mendasar mengenai

komponen utama dan kegiatan dari sistem informasi. Suatu sistem informasi

bergantung pada sumber daya orang (end users dan spesialis Sistem Informasi),

perangkat keras (mesin dan media), perangkat lunak (program dan prosedur), data

(data dan knowledge bases) dan jaringan (media komunikasi dan dukungan

jaringan) untuk melakukan input, proses, output, penyimpanan dan kegiatan

pengendali yang merubah sumber daya data menjadi suatu produk informasi.

(Menurut O’Brien,p10)

Page 45: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

80

Gambar 3.25 Komponen Sistem Informasi

Sumber O’Brien, James. Introduction to Information System . Eleventh Edition.Mc Graw Hill

Seperti yang telah dibahas di atas bahwa Sistem Informasi terdiri dari 5 sumber

daya utama yaitu : people, hardware, software, data , and networks.

People (Sumber Daya Orang)

• End User (biasa disebut pengguna atau klien) adalah orang yang

menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkan dari sistem

tersebut. Bisa akuntan, bagian penjualan, insinyur, kasir, pelanggan atau

manager. Kebanyakan dari kita adalah pengguna sistem informasi. Dan

kebanyakan dari pengguna di dunia bisnis adalah knowledge workers yaitu

orang yang menghabiskan banyak waktu mereka untuk berkomunikasi dan

Page 46: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

81

berkolaborasi dalam tim dan kelompok kerja dan menciptakan,

menggunakan dan mendistribusikan informasi.

• Spesialis Sistem Informasi adalah orang yang mengembangkan dan

menjalankan sistem informasi. Termasuk didalamnya diantaranya sistem

analis, pengembang perangkat lunak, operator sistem, dan personel

manajerial, teknikal dan klerikal lainnya. Analis sistem merancang sistem

informasi berdasarkan kebutuhan informasi dari pengguna, pengembang

perangkat lunak menciptakan program komputer berdasarkan spesifikasi

dari sistem analis , dan operator sistem membantu untuk memonitor dan

mengoperasikan sistem komputer yang besar dan jaringan.

Hardware (Perangkat Keras)

• Sistem Komputer yang terdiri dari Central Processing Units yang

mengandung mikroprosesor, dan beraneka ragam alat-alat lainnya.

Contohnya laptop, hand-held, mainframe.

• Computer Peripherals adalah alat-alat seperti keyboard atau mouse untuk

input data dan menjalankan perintah, layar video atau printer untuk output

dari informasi, dan magnetic atau optical disks untuk penyimpanan data.

Software (Perangkat Lunak)

• Sistem Perangkat Lunak seperti sebuah program sistem operasi, yang

mengendalikan dan mendukung operasi dari sistem komputer

• Perangkat Lunak Aplikasi merupakan program yang memproses langsung

untuk suatu kegunaan tertentu dari sebuah komputer untuk digunakan oleh

Page 47: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

82

pengguna. Contoh : program untuk analisa penjualan, program penggajian,

dan program pengolah kata.

• Prosedur merupakan suatu instruksi operasi untuk orang yang akan

menggunakan suatu sistem informasi. Contoh adalah instruksi untuk

mengisi formulir atau cara menggunakan perangkat lunak.

Data Resources (Sumber Daya Data)

• Untuk menyimpan data-data yang diperlukan contohnya database mengenai

deskripsi produk, database pelanggan, database karyawan, database

persediaan.

Network Resources (Sumber Daya Jaringan)

• Media Komunikasi contohnya kabel, kabel koaksial, kabel optik, dan

gelombang mikrowave, radio dan teknologi satelit.

• Dukungan Jaringan. Kategori generik ini memfokuskan bahwa banyak

perangkat keras, perangkat lunak, dan teknologi data dibutuhkan untuk

mendukung operasi dan penggunaan dari suatu jaringan komunikasi.

Contoh termasuk komunikasi prosesor seperti modem dan prosesor

interkoneksi, dan program pengontrol komunikasi seperti sistem operasi

jaringan dan paket untuk browsing internet.

Page 48: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

83

3.5 Tipe-tipe Sistem Informasi

Secara konseptual, aplikasi dari sistem informasi di dunia nyata dapat

diklasifikasikan dalam beberapa cara. Sebagai contoh, beberapa tipe dari sistem

informasi dapat diklasifikasikan sebagai baik operasi atau sistem informasi

manajemen. Gambar 3.3 dapat mengilustrasikan klasifikasi konseptual dari

aplikasi sistem informasi.

Gambar 3.26 Tipe-tipe Sistem Informasi

Sumber: O’Brien, James. Introduction to Information System . Eleventh Edition.Mc Graw Hill ,Operation

Support System

Page 49: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

84

• Transaction Processing System – Memproses data yang berasal dari

transaksi bisnis, update database operasional, dan menghasilkan dokumen

bisnis. Contohnya : penjualan dan proses persediaan dan sistem akuntansi.

• Process Control System – Memonitor dan mengendalikan proses industri.

Contoh : pengeboran minya, power generation, dan sistem produksi baja.

• Enterprise Collaboration System – Mendukung tim, workgroup, dan

komunikasi perusahaan dan kolaborasi. Contoh : e-mail, chat, dan

videoconferencing groupware system.

Management Support System

• Management Information System- Memberikan informasi dalam bentuk

laporan yang telah dispesifikasikan dan tampilan untuk mendukung

pengambilan keputusan bisnis. Contoh : analisa penjualan, kinerja

produksi, dan cost trend reporting system.

• Decision Support System – Memberikan interactive ad hoc support untuk

proses pengambilan keputusan bagi manajer dan profesional bisnis lainnya.

Contoh : penentuan harga, peramalan keuntungan, dan sistem analisa

resiko.

• Executive Information System – Menyediakan informasi kritis dari banyak

sumber untuk kebutuhan informasi dari eksekutif. Contoh : Sistem untuk

kemudahan akses untuk menganalisa kinerja bisnis, aksi dari pesaing, dan

perkembangan ekonomi untuk mendukung perencanaan strategis.

Page 50: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

85

3.6 Tipe-tipe dan Contoh Aplikasi Perangkat Lunak Komputer

Gambar 3.27 Tipe Perangkat Lunak Komputer

Sumber : O’Brien, James. Introduction to Information System . Eleventh Edition.Mc Graw Hill

Page 51: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

86

3.7 Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek

3.7.4 Konsep Dasar Object Oriented dan Object Oriented Programming

OOP merupakan cara berpikir dan berlogika dalam menghadapi masalah-

masalah yang akan diatasi dengan bantuan komputer. OOP mencoba melihat

permasalahan lewat pengamatan dunia nyata dimana setiap objek adalah entitas

tunggal yang memiliki kombinasi struktur data dan fungsi tertentu (Adi Nugroho,

2002, p1).

Object oriented adalah berfokus kepada objek itu sendiri. Objek dapat

dianggap sebagai 'kotak hitam' yang menerima dan mengirimkan pesan. Pada

perangkat lunak, sebuah kotak hitam selalu terdiri dari kode (instruksi sekuensial

komputer) dan data (informasi dimana instruksi dioperasikan di dalamnya).

Secara tradisional kode dan data selalu dipisahkan, sedangkan pada object

oriented, kode dan data digabungkan menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan,

yang disebut sebagai objek, dan kita tidak perlu lagi melihat kedalam isi dari

objek yang telah dibentuk, karena semua bentuk komunikasi dengan objek

dilakukan dengan menggunakan pesan. (www.gematel.com)

3.7.1.1 Pengertian Objek

Objek mempunyai arti kombinasi dari data dan logik yang mewakilkan entitas

dari kenyataan. Objek merepresentasikan sebuah entitas, baik secara fisik,

konsep ataupun secara perangkat lunak. Definisi yang formal dari objek adalah

sebuah konsep, abstraksi atau sesuatu yang diberi batasan jelas dan dimaksudkan

untuk sebuah aplikasi.

Page 52: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

87

Sebuah objek adalah sesuatu yang mempunyai keadaan, kelakuan dan

identitas. Keadaan dari objek adalah satu dari kondisi yang memungkinkan

dimana objek dapat muncul, dan dapat secara normal berubah berdasarkan

waktu. Keadaan dari objek biasanya diimplementasikan dengan kelompok

propertinya (disebut atribut), berisi nilai dari properti tersebut, ditambah

keterhubungan objek yang mungkin dengan objek lainnya. Kelakuan

menentukan bagaimana sebuah objek beraksi dan bereaksi terhadap permintaan

dari objek lainnya. Direpresentasikan dengan kelompok pesan yang direspon

oleh objek (operasi yang dilakukan oleh objek). Kelakuan dari objek

mendeskripsikan segala sesuatu yang dapat kita lakukan terhadap objek tersebut

dan segala sesuatu yang dapat dilakukan oleh objek untuk kita.

Setiap objek mempunyai identitas yang unik. Identitas yang unik ini membuat

kita dapat membedakan dua objek yang berdeda, walaupun kedua objek tersebut

mempunyai keadaan dan nilai yang sama pada atributnya.

3.7.1.2 Class dan Instance

Class adalah kelompok objek yang membagi struktur (instance variables) dan

kelakuan (methods) dan turunan dari objek (inheritance). Dimana telah

dinyatakan, bahwa sebuah objek adalah instansiasi dari class (Ali Bahrami, 1999,

p16).

Page 53: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

88

+move()+resize()+display()

-originShape

Gambar 3.28 Contoh Class

Dapat dinyatakan bahwa sebuah objek dijelaskan di sebuah class, class

mejelaskannya dengan bentuk struktur dan kelakukan dari semua objeknya.

Sebuah objek yang diciptakan dari sebuah kelas disebut juga instansi dari class,

dengan kata lain class adalah deskripsi statik dan objek adalah instansi dinamis

dari class.

3.7.2 Kaitan Analisis dan Perancangan dengan Orientasi Objek

Dalam merancang suatu aplikasi software, diperlukan deskripsi dari masalah dan

kebutuhan dari sistem. Mengenai masalah yang ada dan apa yang harus dilakukan

oleh sistem (Larman, 1997, p6).

Analisis dan perancangan dengan objek oriented (OOAD) berbeda dengan

dekomposisi fungsional, OO melihat suatu permasalahan yang kompleks sebagai

suatu kumpulan objek yang mempunyai arti dan bekerja sama satu sama lain untuk

mencapai higher level behaviour.

Analisis menekankan pada investigasi dari suatu permasalahan daripada

mendefiniskan suatu solusi dari permasalahan.

Perancangan atau desain menekankan pada suatu solusi secara logical dan

bagaimana sistem memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan

Page 54: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

89

Dalam kegiatan analisis berorientasi objek lebih ditekankan pada menemukan

dan menggambarkan objek-objek atau konsep-konsep dalam inti permasalahan

atau problem domain.

Dalam kegiatan desain berorientasi objek kegiatan ditekankan pada

pendefinisian objek logik dalam aplikasi (logical software object) yang akan

diimplemantasikan ke dalam bahasa pemrograman berorientasi objek. Software

object tersebut akan memiliki attributes dan method.

Kemudian kegiatan construction atau object oriented programming, desain dari

komponen akan diimplementasikan dalam bahasa pemrograman seperti C++, Java,

Visual Basic.

Analysis

Investigationof the problem

Design

LogicalSolution

Implementation

Code

Gambar 3.29 Development Activities (Larman, 1997, p6)

Sumber : Larman, Craig (1997). Applying UML And Patterns: An Introduction to

Object Oriented Analysis And Design. Prentice Hall Inc. New Jersey.

Page 55: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

90

3.7.3 Keunggulan dan Kelemahan Analisis dan Desain Berorientasi Objek

3.7.3.1 Keunggulan Analisis dan Desain Berorientasi Objek

Terdapat dua kemampuan sistem berorientasi objek (McLeod, 2001, pp613-

614) yaitu:

1. Reusability

Kemampuan untuk menggunakan kembali pengetahuan dan kode program

yang ada, dapat menghasilkan keunggulan saat suatu sistem baru

dikembangkan atau sistem yang ada dipelihara atau direkayasa ulang. Setelah

suatu objek diciptakan, ia dapat digunakan kembali, mungkin hanya dengan

modifikasi kecil di sistem lain. Ini berarti biaya pengembangan yang

ditanamkan di satu proyek dapat memberikan keuntungan bagi proyek-

proyek lain.

2. Interoperability

Kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai aplikasi dari beberapa

sumber, seperti program yang dikembangkan sendiri dan perangkat lunak

jadi, serta menjalankan aplikasi-aplikasi ini di berbagai platform perangkat

keras.

Reusability dan interoperability menghasilkan empat keunggulan kuat

(McLeod, 2001, pp614-615) yaitu:

- Peningkatan kecepatan pembangunan, karena sistem dirancang seperti

dunia nyata melihatnya.

- Pengurangan biaya pengembangan, karena pengembangan lebih cepat.

Page 56: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

91

- Kode berkualitas tinggi memberikan keandalan lebih besar dan

ketangguhan yang lebih dibandingkan yang biasa ditemukan dalam

sistem berorientasi proses.

- Pengurangan biaya pemeliharaan dan rekayasa ulang sistem, karena kode

yang berkualitas tinggi dan kemampuan pemakaian kembali.

3.7.3.2 Kelemahan Analisis dan Desain Berorientasi Objek

Beberapa kelemahan dari sistem berorientasi objek (McLeod, 2001, p615)

adalah:

- Diperlukan waktu lama untuk memperoleh pengalaman pengembangan.

- Kesulitan metodologi untuk menjelaskan sistem bisnis yang rumit.

- Kurangnya pilihan peralatan pengembangan yang khusus disesuaikan

untuk sistem bisnis.

3.7.4 Konsep Enkapsulasi, Inheritance, dan Polimorphism

3.7.4.1 Enkapsulasi (Information Hiding)

Enkapsulasi adalah menyembunyikan cara pengimplementasian suatu benda

dari pengguna, sehingga pengguna hanya tergantung dan berhubungan dengan

antarmuka luarnya saja. Enkapsulasi sering disebut dengan "penyembunyian

informasi". Ini akan memungkinkan pengguna mengoperasikan suatu sistem

tanpa harus mengetahui cara/mekanisme implementasi dari antarmukanya.

Sebagai contoh nyata enkapsulasi adalah saat kita menggunakan sebuah remote

control untuk televisi, maka fungsi-fungsi detail dan cara implementasi fungsi

Page 57: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

92

pada remote control telah ter-enkapsulasi, kita sebagai pengguna hanya akan

berhubungan dengan tombol-tombol sebagai antarmukanya.

3.7.4.2 Inheritance

Objek-objek memiliki banyak persamaan, namun ada sedikit perbedan.

Contoh dengan beberapa buah mobil yang mempunyai kegunaan yang berbeda-

beda. Ada mobil bak terbuka seperti truk, bak tertutup seperti sedan dan minibus.

Walaupun demikian objek-objek ini memiliki kesamaan yaitu teridentifikasi

sebagai objek mobil, objek ini dapat dikatakan sebagai objek induk (parent).

Sedangkan minibus dikatakan sebagai objek anak (child), hal ini juga berarti

semua operasi yang berlaku pada mobil berlaku juga pada minibus.

3.7.4.3 Polimorphism

Polymorphism adalah kemampuan dari tipe objek yang berbeda untuk

menyadari property dan operasi yang sama dalam hal yang berbeda.

Polymorphism adalah hasil natural dari fakta bahwa objek dari tipe yang berbeda

(bukan dari subtype yang berbeda) dapat menggunakan property dan operasi

yang sama dalam hal yang berbeda.

Contohnya kita mempunyai antar muka bernama musik, dengan operasi main

dan berhenti, kita menerapkannya pada objek piano, gitar, drum dan bass, maka

jika melakukan perintah main kepada semua objek maka semua objek akan

mengimplemetasikan perintah tersebut dengan memainkan alat musik yang

bebeda-beda, walaupun dengan satu perintah dari antar muka yang sama.

Page 58: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

93

3.8 Unified Modeling Language (UML)

3.8.1 Konsep Bahasa UML

UML adalah sebuah modeling language, bukanlah sebuah method. Sebagian

besar method, paling tidak dalam prinsipnya, terdiri dari sebuah modeling

language dan sebuah proses. Modeling language adalah notasi (terutama

grafikal) yang digunakan method untuk mengekspresikan rancangan. Proses

adalah nasihat atas langkah-langkah apa yang perlu diambil dalam menjalankan

sebuah rancangan.

3.8.2 Sejarah Terbentuknya UML

UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan

grafik/gambar untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan

pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software berbasis OO atau

Object-Oriented (Booch, Rumbaugh, Jacobson, 1999, p13). UML sendiri juga

memberikan standar penulisan sebuah sistem blue print, yang meliputi konsep

bisnis proses, penulisan kelas-kelas dalam bahasa program yang spesifik, skema

database, dan komponen-komponen yang diperlukan dalam sistem software

(http://www.omg.org).

Pendekatan analisa & rancangan dengan menggunakan model OO mulai

diperkenalkan sekitar pertengahan 1970 hingga akhir 1980 dikarenakan pada saat

itu aplikasi software sudah meningkat dan mulai rumit. Jumlah yang

menggunakaan metoda OO mulai diuji coba dan diaplikasikan antara 1989

hingga 1994, seperti halnya oleh Grady Booch dari Rational Software Co.,

Page 59: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

94

dikenal dengan OOSE (Object-Oriented Software Engineering), serta James

Rumbaugh dari General Electric, dikenal dengan OMT (Object Modelling

Technique).

Kelemahan saat itu disadari oleh Booch maupun Rumbaugh adalah tidak

adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu

ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory mulai mendiskusikan untuk

mengadopsi masing-masing pendekatan metoda OO untuk membuat suatu model

bahasa yang uniform / seragam yang disebut UML (Unified Modeling

Language) dan dapat digunakan oleh seluruh dunia.

Secara resmi bahasa UML dimulai pada bulan oktober 1994, ketika

Rumbaugh bergabung Booch untuk membuat sebuah project pendekatan metoda

yang uniform/seragam dari masing-masing metoda mereka. Saat itu baru

dikembangkan draft metoda UML version 0.8 dan diselesaikan serta di release

pada bulan oktober 1995. Bersamaan dengan saat itu, Jacobson bergabung dan

UML tersebut diperkaya ruang lingkupnya dengan metoda OOSE sehingga

muncul release version 0.9 pada bulan Juni 1996. Hingga saat ini sejak Juni 1998

UML version 1.3 telah diperkaya dan direspons oleh OMG (Object Management

Group), Anderson Consulting, Ericsson, Platinum Technology, ObjectTime

Limited, dan lain-lain serta di pelihara oleh OMG yang dipimpin oleh Cris

Kobryn.

Page 60: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

95

UML adalah standar dunia yang dibuat oleh Object Management Group

(OMG), sebuah badan yang bertugas mengeluarkan standar-standar teknologi

object-oriented dan software component.

3.8.3 Kegunaan UML

UML diperuntukan untuk pemakaian sistem software yang intensif. UML

banyak digunakan terutama untuk (Booch, Rumbaugh, Jacobson, 1999, p17) :

• Sistem informasi perusahaan

• Layanan perbankan dan financial

• Telekomunikasi

• Transportasi

• Pertahanaan / angkasa luar

• Perdagangan

• Alat-alat elektronik medis

3.8.4 Diagram UML

Diagram UML dibagi menjadi delapan buah diagram, yang dapat dijelaskan

sebagai berikut :

3.8.4.1 Class Diagram

Class diagram menggambarkan sekumpulan class, interface, dan

collaboration, dan relasi-relasinya. Class diagram juga menunjukkan atribut

(attribute) dan operasi (operation) dari sebuah objek class.

Page 61: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

96

Atribut adalah nama-nama properti dari sebuah kelas yang menjelaskan

batasan nilainya dari properti yang dimiliki oleh sebuah kelas tersebut. Atribut

dari suatu kelas merepresentasikan properti-properti yang dimiliki oleh kelas

tersebut. Atribut mempunyai tipe yang menjelaskan tipe instansiasinya.

Operasi adalah implementasi dari layanan yang dapat diminta dari sebuah

objek dari sebuah kelas yang menentukan tingkah lakunya. Sebuah operasi dapat

berupa perintah ataupun permintaan. Sebuah permintaan tidak boleh mengubah

kedudukan dari objek tersebut. Hanya perintah yang dapat mengubah keadaan

dari sebuah objek. Keluaran dari sebuah operasi tergantung dari nilai keadaan

terakhir dari sebuah objek.

Hubungan antar kelas digambarkan dengan notasi-notasi, antara lain:

• Association Role

Association adalah hubungan antar benda struktural yang terhubung

diantara obyek. Kesatuan obyek yang terhubung merupakan hubungan

khusus, yang menggambarkan sebuah hubungan struktural diantara seluruh

atau sebagian. Umumnya assosiation digambarkan dengan sebuah garis

yang dilengkapi dengan sebuah label, nama, dan status hubungannya

seperti terlihat dalam gambar 3.30

Page 62: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

97

Company Person-Employer

1

-Employee

*

Gambar 3.30 Association

• Navigability

Merupakan sebuah properti dari role, yang menandakan bahwa ada

kemungkinan untuk melakukan navigasi uni-directional pada association

dari objek sumber ke objek tujuan.

Person Company

Works for

Gambar 3.31 Navigability

• Aggregation

Aggregation atau agregasi adalah hubungan “bagian dari” atau “bagian

keseluruhan”. Suatu class atau objek mungkin memiliki atau bisa dibagi

menjadi class atau objek tertentu, dimana class atau objek yang disebut

kemudian merupakan bagian dari class atau objek yang terdahulu. Agregasi

adalah bentuk khusus dari association.

Page 63: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

98

Company Departmen

1 *

Gambar 3.32 Aggregation

• Composition

Composition adalah strong aggregation. Pada composition, objek “bagian”

tidak dapat berdiri sendiri tanpa objek “keseluruhan”. Jadi mereka terkait

dengan kuat satu dengan yang lainnya.

Company Departmen

1 *

Gambar 3.33 Composition

• Generalization

Generalization adalah menggambarkan hubungan khusus dalam obyek

anak/child yang menggantikan obyek parent / induk . Dalam hal ini, obyek

anak memberikan pengaruhnya dalam hal struktur dan tingkah lakunya

kepada obyek induk.

Page 64: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

99

Vehicle

Bus Truck Car

Gambar 3.34 Generalization

3.8.4.2 Object Diagram

Menggambarkan sekumpulan objek-objek dan hubungannya. Object diagram

digunakan untuk menggambarkan struktur data, static snapshots dari instance

dari class diagram. object diagram adalah class diagram yang dilihat dari sudut

pandang objek.

3.8.4.3 Use Case Diagram

Fungsi dari sistem digambarkan dalam use case yang berbeda, mewakilkan

aliran yang khusus dari kejadian (event) dalam sistem. Use case adalah

sekumpulan use case dan aktor dan hubungannya.

Use case diagram dapat digunakan untuk dua hal (Booch, 1999, p235) yaitu:

1. Untuk memodelkan konteks dari sebuah sistem

Memodelkan konteks dari sebuah sistem mencakup menggambarkan

garis ke semua sistem dan menegaskan aktor mana yang berinteraksi

Page 65: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

100

dengan sistem. Jadi, use case diagram dapat digunakan untuk

menspesifikasi aktor dan peranannya dalam sistem.

2. Untuk memodelkan kebutuhan dari sistem

Memodelkan kebutuhan dari sistem mencakup menspesifikasi apa yang

dilakukan sistem (sudut pandang dari luar sistem), bagaimana sistem

harus melakukan itu. Dengan use case diagram maka dapat melihat

bagaimana sistem merespon sesuatu dari luar, tetapi tidak dapat melihat

bagaimana sistem tersebut bekerja didalamnya.

Gambar 3.35 Use case

Page 66: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

101

3.8.4.4 Interaction Diagram

Terdiri dari sequence diagram dan collaboration diagram. Interaction

diagram menggambarkan interaksi yang terdiri dari sekumpulan objek-objek dan

hubungannya, termasuk pesan-pesan yang dikirim antara kedua objek tersebut.

Sequence diagram adalah sebuah interaction diagram yang menekankan pada

urutan waktu penyampaian dari suatu pesan. Collaboration diagram adalah

seubah interaction diagram yang menenkankan pada struktur organisasi dari

objek-objek yang mengirim dan menerima pesan. Perbedaan antara sequence dan

collaboration diagram dapat dilihat pada gambar 3.25 dan gambar 3.26

Caller Exchange Receiver Talk

offHook()

DialTone()

DialNumber()

RingTone()

OffHook()

OnHook()

Gambar 3.36 Sequence Diagram

Page 67: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

102

Caller

Exchange

Receiver

Talk

1: OffHook 2: DialTone

6: OnHook5: OffHook

4: RingTone

Gambar 3.37 Collaboration Diagram

3.8.4.5 Statechart Diagram

Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu

state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari rangsangan

yang diterima. Pada umumnya statechart diagram menggambarkan class tertentu

(satu class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram). Diagram ini

menekankan pada metode (event) dari objek. Statechart diagram menampilkan

sebuah state machine, yang terdiri dari state, transition, event, dan activity.

Dalam UML, state digambarkan berbentuk segi empat dengan sudut membulat

dan memiliki nama sesuai kondisinya saat itu. Transisi antar state umumnya

memiliki kondisi guard yang merupakan syarat terjadinya transisi yang

bersangkutan, dituliskan dalam kurung siku. Action yang dilakukan sebagai

akibat dari event tertentu dituliskan dengan diawali garis miring. Titik awal dan

Page 68: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

103

akhir digambarkan berbentuk lingkaran berwarna penuh dan berwarna setengah.

Contoh dari statechart diagram dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.38 Statechart Diagram

3.8.4.6 Activity Diagram

Activity diagram menampilkan aliran aktivitas dalam sistem yang sedang

dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, keputusan yang mungkin

terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat

menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state

adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state

sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak

menggambarkan tingkah laku sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem)

secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas

dari level atas secara umum. Activity diagram dapat digunakan untuk

memodelkan operasi yang kompleks, memodelkan proses bisnis secara

keseluruhan, memodelkan sebuah use case, atau memodelkan beberapa buah use

case (Booch, 1999, p258).

Page 69: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

104

Sebuah activity dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Sama seperti

state, standar UML menggunakan segi empat dengan sudut membulat untuk

menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behaviour

pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan proses-proses paralel (fork dan

join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horisontal atau

vertikal. Contoh activity diagram dapat dilihat pada Gambar 3.28

Gambar 3.39 Activity Diagram

3.8.4.7 Component Diagram

Menggambarkan organisasi dan dependensi diantara sekumpulan komponen-

komponen.

Transaction

«table»Account

ATM-GUI

Interface

Gambar 3.40 Component Diagram

Page 70: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

105

3.8.4.8 Deployment Diagram

Menggambarkan konfigurasi dari node-node run time processing dan

komponen-komponen yang berada di dalamnya.

Server:BankServer

:Transactions

«table»AccountDB : Account

Interface1

client:ATMKiosk

:ATM-GUI

Gambar 3.41 Deployment Diagram

3.9 Tahapan Pengembangan Sistem Informasi Berorientasi Objek

Dalam siklus pengembangan sistem informasi ini, penulis menggunakan metode

Mathiassen, untuk tahapan atau langkah-langkah dalam menganalisis sistem.

Namun langkah-langkah yang ada tidak diikuti seratus persen karena terdapat

beberapa tahapan yang dirasakan harusnya ada tetapi tidak disarankan oleh

Mathiassen. Oleh karena itu, terdapat beberapa tambahan tahapan dalam

menganalisis masalah, dan juga ada beberapa tahapan yang tidak dibuat karena

tidak diperlukan dalam pengembangan sistem informasi atau tidak sesuai

kebutuhan.

Page 71: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

106

Menurut Mathiassen et al., untuk menganalisis sistem informasi berbasiskan

objek terdapat empat kegiatan utama yang harus dilakukan. Namun sebelumnya,

seorang analis harus mampu menangkap apa yang ingin pengguna dapatkan dari

sistem atau perangkat lunak itu. Empat kegiatan utama yang harus dilakukan

menurut seperti pada gambar dan keterangan berikut ini adalah :

Gambar 3.42 Empat Kegiatan Utama Dalam Menganalisis Sistem

1. Problem domain analysis

Pada tahapan ini, sistem akan dirancang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan

dari pengguna sistem. Laporan yang dihasilkan pada tahap ini adalah class

diagram dan state chart diagram.

2. Application domain analysis

Pada tahapan ini lebih difokuskan pada aplikasi suatu sistem, yaitu

bagaimana suatu sistem akan digunakan oleh pengguna. Laporan yang

diperoleh dari hasil Application Domain Analysis adalah berikut ini :

Page 72: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

107

a. Use Case Diagram, yang menggambarkan interaksi antara pengguna

sebagai aktor dengan sistem informasi.

b. Function List, yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh suatu sistem

sebagai kebutuhan dasar dari user.

c. User Interface Navigation Diagram, merupakan diagram yang

menggambarkan tampilan layar yang akan dirancang untuk memenuhi

kebutuhan user.

3. Architectural Design

Pada tahap ini, akan dirancang arsitektur hubungan antara client dan server

yang memadai untuk sistem agar dapat berjalan dengan baik. Laporan yang

dihasilkan adalah Deployment Diagram. Perancangan di sini akan

menentukan bagaimana struktur sistem fisik akan dibuat dan bagaimana

distribusi sistem informasi pada rancangan fisik tersebut.

4. Component Design

Component design merupakan sistem struktur yang menghubungkan antar

komponen. Laporan yang dihasilkan oleh component design adalah

component diagram. Component diagram merupakan diagram yang

menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen piranti lunak,

termasuk ketergantungan (dependency) di antaranya. Pada tahap ini akan

terlihat bagaimana sistem bekerja dan interaksi yang terjadi antara sistem

dengan pengguna.

Page 73: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

108

3.10 Permodelan Arsitektur Sistem

Suatu sistem yang ingin dibuat akan memiliki sejumlah pandangan yang

berbeda, yang menyebabkan setiap orang dapat melihat sistem tersebut

berdasarkan sudut pandang yang berbeda. Sehingga untuk mengatasi permasalahan

terhadap perbedaan sudut pandang tersebut diperlukan suatu sistem arsitektur yang

dapat digunakan untuk memberikan acuan dasar dalam mengembangkan sistem.

Menurut Grady Booch (1999, pp31-32), terdapat lima pandangan yang dapat

mewakili arsitektur dari sistem, yaitu:

1. Use case view

Use case view untuk sebuah sistem mencakup use case yang

menggambarkan tingkah laku dari sistem yang dilihat oleh end user, analyst,

dan tester. Dalam UML, aspek statis dapat menggunakan use case diagram,

sedangkan aspek dinamis dapat menggunakan interaction diagram, statechart

diagram, dan activity diagram. Use case view ini merupakan bagian utama

yang digunakan sebagai dasar dalam bagian arsitektur lainnya.

2. Design view

Design view sebuah sistem mencakup class, interface, dan kolaborasi yang

membentuk penjelasan permasalahan dan solusinya. Pandangan ini mendukung

kebutuhan fungsional dari sistem, yang berarti menjelaskan pelayanan sistem

yang harus disediakan untuk user. Dengan UML, aspek statis dapat

digambarkan dengan class diagram, sedangkan aspek dinamis dapat

digambarkan dengan interaction diagram, statechart diagram, dan activity

diagram.

Page 74: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

109

3. Process view

Process view sebuah sistem mencakup urutan dan proses keakuratan dan

sinkronisasi mekanisme dari sistem. Pandangan ini menitikberatkan pada

performansi, skalabilitas, dan persiapan sistem. Dengan UML, aspek statis dan

dinamis dapat digambarkan dengan diagram seperti pada design view.

4. Implementation view

Implementation view mencakup komponen dan file yang digunakan untuk

merakit dan mengeluarkan sistem fisik. Penekanannya adalah pada cara dalam

menjalankan sistem. Dengan UML, aspek statis dapat digambarkan dengan

component diagram, sedangkan aspek dinamis dapat digambarkan dengan

interaction diagram, statechart diagram, dan activity diagram.

5. Deployment view

Deployment view mencakup node dalam membentuk topologi perangkat

keras yang akan digunakan dalam sistem. Penekanannya adalah pada distribusi,

pengiriman, dan instalasi dari sistem fisik. Dengan UML, aspek statis dapat

digambarkan dengan deployment diagram, sedangkan aspek dinamis dapat

digambarkan dengan interaction diagram, statechart diagram, dan activity

diagram.

Page 75: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2006-2-01004-TISI-bab 3.pdfkesehatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut (Menurut Sutalaksana, 1979,p61)

110

Kelima sudut pandang diatas dapat dibuat secara terpisah, dimana tetap

saling berhubungan, dan acuannya adalah berdasar pada use case view. Untuk

lebih jelasnya, pemodelan sistem arsitektur dapat dilihat pada gambar dibawah

ini.

Gambar 3.43. Pemodelan arsitektur sistem