bab 2 2.1.1 jaringan komputer - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01004-if...

54
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekumpulan dua atau lebih komputer yang masing-masing berdiri sendiri dan saling terhubung melalui sebuah teknologi dimana komputer-komputer tersebut dapat bertukar informasi, (Andrew S. Tanenbaum 2003). 2.1.2 Jenis-jenis Jaringan Komputer Jaringan komputer secara sederhana merupakan hubungan antar komputer yang berjumlah 2 (dua) atau lebih. Berdasarkan skalanya, jaringan komputer dibagi sebagai berikut: 2.1.2.1 Local Area Network (LAN) LAN merupakan jaringan pribadi di dalam sebuah bangunan sampai beberapa kilometer dari gedung tersebut. LAN banyak digunakan untuk menghubungkan komputer dengan perangkat lain di dalam kantor, perusahaan dan pabrik-pabrik untuk dapat saling berbagi sumber daya dan bertukar informasi. LAN dibedakan dari jenis jaringan lain oleh tiga karakteristik yaitu, teknologi transmisi, ukuran, dan topologi (Andrew S. Tanenbaum 2003, p16). Kelebihan LAN:

Upload: dangtram

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sekumpulan dua atau lebih komputer yang

masing-masing berdiri sendiri dan saling terhubung melalui sebuah teknologi

dimana komputer-komputer tersebut dapat bertukar informasi, (Andrew S.

Tanenbaum 2003).

2.1.2 Jenis-jenis Jaringan Komputer

Jaringan komputer secara sederhana merupakan hubungan antar komputer

yang berjumlah 2 (dua) atau lebih. Berdasarkan skalanya, jaringan komputer

dibagi sebagai berikut:

2.1.2.1 Local Area Network (LAN)

LAN merupakan jaringan pribadi di dalam sebuah bangunan sampai

beberapa kilometer dari gedung tersebut. LAN banyak digunakan untuk

menghubungkan komputer dengan perangkat lain di dalam kantor,

perusahaan dan pabrik-pabrik untuk dapat saling berbagi sumber daya dan

bertukar informasi. LAN dibedakan dari jenis jaringan lain oleh tiga

karakteristik yaitu, teknologi transmisi, ukuran, dan topologi (Andrew S.

Tanenbaum 2003, p16).

Kelebihan LAN:

8

1. Hemat waktu dan biaya pengeluaran dalam pengiriman

paket data.

2. Akses antar komputer berlangsung lebih mudah.

3. Pengiriman paket data antara satu komputer ke komputer

lainnya lebih cepat.

4. Resiko kehilangan data oleh virus komputer menjadi

sangat kecil sekali.

Kekurangan LAN :

1. LAN hanya dapat menghubungkan sejumlah komputer

yang berada dalam kawasan tertentu.

2. Komunikasi yang kurang meluas.

Gambar 2.1 Local Area Network (LAN) (1)

9

2.1.2.2 Metropolitan Area Network (MAN)

MAN dapat menghubungkan beberapa LAN menjadi satu jaringan

yang lebih besar. MAN adalah suatu jaringan yang berjarak antara satu

perangkat dengan perangkat lainnya relatif lebih jauh dari pada LAN dan

jarak batas dalam satu kota. Pembangunan jenis jaringan komputer ini

merupakan pilihan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam sektor jasa

perbankan, supermarket, perguruan tinggi dan lain sebagainya yang

memiliki banyak kantor cabang dalam satu kota (Andrew S. Tanenbaum

2003, p17).

Kelebihan MAN :

1. Jenis jaringan ini dapat mencakup wilayah yang lebih luas

dibanding dengan LAN.

2. Mempermudah dalam hal berbisnis.

3. Informasi dapat disebarkan dengan lebih luas dan cepat.

Kekurangan MAN :

1. Termasuk cukup rumit untuk membagun jaringan dan

memelihara jaringan.

2. Dari jaringan MAN sampai Internet, keamanan jaringan harus

ditekankan.

10

Gambar 2.2 Metropolitan Area Network (MAN) (1)

2.1.2.3 Wide Area Network (WAN)

WAN merupakan jenis jaringan yang terdiri dari LAN dan MAN.

Jaringan WAN ini, mencakup area yang besar antara propinsi satu dengan

propinsi lainnya. Biasanya WAN menggunakan kabel fiber optic yang

ditanam di dalam tanah maupun melewati jalur bawah laut.

Jaringan WAN terdiri dari banyak kabel atau saluran telepon yang

menghubungkan sepasang router. Bila dua router yang tidak menggunakan

kabel yang sama ingin melakukan komunikasi, keduanya harus

berkomunikasi secara tidak langsung melalui router lainnya. Ketika sebuah

paket dikirimkan dari sebuah router ke router lainnya melalui sebuah

router perantara atau lebih, maka paket akan diterima router perantara

dalam keadaan lengkap, disimpan sampai saluran output menjadi bebas,

11

dan kemudian baru diteruskan paket tersebut (Andrew S. Tanenbaum 2003,

p18).

Kelebihan WAN :

1. Jenis jaringan yang luas sehingga dapat mencapai antar negara.

2. Menghubungkan alat-alat yang terpisah dalam jarak jauh.

3. Berbagi informasi atau file melalui area yang lebih besar.

Kekurangan WAN :

1. Mempersiapkan jaringan menjadi sangat mahal dan rumit,

semakin besar jaringan maka semakin besar harganya.

2. Memerlukan sistem yang baik untuk menangani pembatasan

pengguna dari luar yang masuk untuk menggangu jaringan

tersebut.

3. Memelihara jaringan yang membutuhkan banyak waktu saat

pemeriksaan.

12

Gambar 2.3 Wide Area Network (WAN) (1)

2.1.2.4 Internet

Internet adalah gabungan dari seluruh jenis jaringan di dunia,

sehingga menjadi jaringan yang sangat luas dan global. Jaringan internet

biasanya menggunakan standar internet Protocol Suite atau TCP/IP

(Transmission Control Protocol/Internet Protocol) untuk melayani semua

pengguna di seluruh dunia.

Kelebihan Internet :

1. Pengiriman paket data menjadi lebih pesat dan lebih mudah.

2. Dapat berfungsi sebagai media informasi dan komunikasi.

Kekurangan Internet :

1. Aplikasi virus dan metode hacking semakin meluas.

2. Mengakibatkan kerahasian data dapat menyebar secara cepat.

13

3. Memerlukan biaya yang sangat tinggi.

Gambar 2.4 Internet (2)

2.1.2.5 Jaringan Tanpa Kabel (Nirkabel)

Jaringan Nirkabel ini merupakan suatu solusi komunikasi yang

tidak menggunakan alat kabel, yang biasanya menghubungkan suatu sistem

komputer dengan sistem lain menggunakan media transmisi jaringan

nirkabel, seperti gelombang radio, bluetooth, dan inframerah.

Kelebihan Nirkabel :

1. Kenyamanan untuk terhubung ke jaringan tanpa dibatasi oleh

kabel.

2. Dapat mengakses jaringan kapanpun dan dimanapun dengan

kecepatan akses data yang lebih tinggi.

Kekurangan Nirkabel :

1. Kapasitas jaringan terbatas dari pemancar gelombang yang

dipancarkan dari perangkat jaringan.

14

2. Delay yang besar, adanya masalah propagansi radio seperti

terhalang, terpantul dan banyak sumber interferensi.

3. Konfigurasi yang lebih rumit dengan tidak menggunakan kabel,

tetapi akan dihadapi konfigurasi yang rumit untuk mengatur

jaringan nirkabel.

Gambar 2.5 Nirkabel (2)

2.1.3 Koneksi Antar Komputer Berdasarkan Fungsinya

1. Peer-to-peer (P2P)

Dalam arsitektur jaringan ini, setiap komputer dapat mempunyai

lebih dari satu tugas khusus. Setiap komputer dapat menjadi server dan

juga menjadi client secara bersamaan, sehingga memungkinkan kedua

komputer dapat berkomunikasi secara langsung tanpa ada campur tangan

dari pihak lain.

15

2. Client-Server

Dalam arsitektur jaringan ini, sebuah komputer harus berfungsi

sebagai server dari beberapa komputer lain yang berfungsi sebagai client.

Dalam hal ini komputer berfungsi sebagai server memiliki tugas untuk

memberikan layanan kepada client dan komputer yang berfungsi sebagai

client memiliki tugas untuk meminta layanan kepada server, sehingga

arsitektur ini memerlukan seorang administrator untuk memelihara server

tersebut.

2.1.4 Topologi Jaringan

Topologi jaringan adalah suatu cara pemetaan node-node di dalam

jaringan secara fisikal dan bagaimana cara mengaksesnya secara logikal.

Topologi jaringan juga menjelaskan hubungan secara geometris antara unsur-

unsur dasar penyusun jaringan diantaranya node, link, dan station yang

membentuk sebuah jaringan komputer yang bisa bekerjasama untuk mencapai

suatu tujuan yang sama. Jenis-jenis topologi jaringan ini terbagi menjadi dua

macam topologi yaitu topologi jaringan fisikal dan topologi jaringan logikal.

2.1.4.1 Topologi Jaringan Fisikal

Topologi fisikal ini menggambarkan metode yang digunakan untuk

melakukan pengkabelan atau hubungan fisik antar node dalam suatu

jaringan. Topologi jaringan fisikal dibagi menjadi beberapa jenis, antara

lain sebagai berikut:

16

1. Topologi Bus

Topologi bus merupakan jaringan yang terhubung ke

perangkat satu dengan lainya dalam bentuk seperti barisan dan

kedua ujungnya ditutupi dengan terminator. Perangkat yang

ingin berkomunikasi akan mengirim pesan broadcast ke semua

perangkat lainnya, tetapi hanya penerima yang benar-benar

tersambung dalam jaringan akan menerimanya.

Kelebihan topologi bus:

a. Penambahan perangkat jaringan menjadi lebih mudah

dan tidak menggangu perangkat lainnya.

b. Setiap komputer bisa terhubung secara langsung

sehingga terjadi penghematan kabel.

c. Biaya lebih murah dibandingkan topologi lain.

Kekurangan topologi bus:

a. Bila terjadi gangguan di sepanjang kabel pusat, maka

keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.

b. Semakin banyak komputer yang terhubung, maka

akan melambatkan penerimaan dan pengiriman data.

17

Gambar 2.6 Topologi Bus (5)

2. Topologi Ring

Topologi ring merupakan jaringan yang terhubung dari

komputer satu dengan komputer lainnya dalam bentuk

lingkaran. Topologi ini tidak memiliki suatu titik yang bertindak

sebagai pusat ataupun pengaturan lalu lintas data dan data-data

mengalir melalui ring dalam satu arah.

Kelebihan topologi ring:

a. Tidak akan terjadi tabrakan pada pengiriman data

karena jalur data mengalir dalam satu arah.

b. Topologi ini mudah dibangun dan menghemat kabel.

Kekurangan topologi ring :

a. Sulit untuk mengembangkan ke arah yang lebih luas.

b. Pada penambahan komputer akan mengganggu

jaringan yang sedang berjalan.

18

c. Sulit untuk mendeteksi kerusakan pada komputer.

Gambar 2.7 Topologi Ring (3)

3. Topologi Star

Topologi Star merupakan bentuk topologi dimana setiap

komputer dihubungkan dengan kabel tersendiri ke satu node

pusat. Node pusat biasanya seperti hub atau switch.

Kelebihan topologi star :

a. Kerusakan pada satu saluran hanya akan

mempengaruhi jaringan pada saluran tersebut.

b. Mudah mendeteksi masalah dan kontrol terpusat.

c. Tingkat keamanan tinggi.

Kekurangan topologi star :

a. Membutuhkan banyak kabel untuk menghubungkan

dari pusat ke semua node lainnya.

19

b. Bisa terjadi keterlambatan penerimaan data

dikarenakan banyaknya pengiriman data pada waktu

yang bersama.

c. Jika node pusat mengalami kerusakan, maka seluruh

jaringan akan terhenti.

Gambar 2.8 Topologi Star (3)

4. Topologi Tree

Topologi tree merupakan penggabungan antara topologi

star dan topologi bus. Topologi ini terdiri atas kumpulan

topologi star yang dihubungkan dalam satu topologi bus sebagai

backbone. Pada pengiriman data, perlu melalui pusat terlebih

dahulu.

Kelebihan topologi tree :

a. Dapat membentuk kelompok-kelompok agar mudah

dikembangkan.

b. Pengiriman data lebih luas dan kontrol terpusat.

20

Kekurangan topologi tree :

a. Jika jalur utama terjadi masalah, maka sistem jaringan

yang bekerja tidak akan berfungsi.

b. Kabel yang digunakan menjadi lebih banyak sehingga

diperlukan perencanaan yang lebih matang dalam

pengaturan.

Gambar 2.9 Topologi Tree (3)

5. Topologi Mesh

Topologi mesh merupakan suatu bentuk hubungan antar

perangkat. Pada setiap perangkat terhubung secara langsung ke

perangkat lain yang ada didalam jaringan, sehingga dapat

berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju.

21

Timbulnya topologi mesh ini diakibatkan tidak adanya

perancangan awal ketika ingin membangun sebuah jaringan.

Kelebihan topologi mesh :

a. Dapat berkomunikasi langsung sehingga menjamin

kerahasiaan data tidak diketahui oleh komputer lain.

b. Dapat lebih cepat untuk berkomunikasi dengan

komputer lainnya.

c. Jika satu jalur terjadi masalah, maka tidak

mempengaruhi hubungan node lain.

Kekurangan topologi mesh :

a. Membutuhkan lebih banyak kabel karena semua node

yang terhubung harus memilik kabel masing -

masing.

b. Membutuhkan port input dan ouput sehingga

membutuhkan banyak biaya.

Gambar 2.10 Topologi Mesh (3)

22

2.1.4.2 Topologi Jaringan Logikal

Topologi jaringan logikal ini menggambarkan aliran data dalam suatu

jaringan. Topologi ini terbagi sebagai berikut :

1. Broadcast Topologi

Pada topologi ini, suatu node mengirim data kepada seluruh node

lainya, dan sebelumnya data yang mau dikirimkan akan terlebih dahulu

diproses sebelum data berikutnya.

2. Token Passing

Proses pada topologi ini yaitu mengatur pengiriman data dari

suatu node ke node lainnya yang secara teratur berputar pada seluruh

node, pengiriman data hanya jika node memiliki token.

2.1.5 Perangkat Jaringan

Perangkat jaringan yang biasa digunakan adalah :

1. Router

Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi sebagai alat

penghubung antara dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data

dari jaringan satu ke jaringan lainnya. Router umumnya terletak pada

gateway di suatu jaringan. Ciri-ciri router adalah adanya fasilitas

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), mengatur DHCP,

sehingga dapat berbagi mengatur IP (Internet Protocol) untuk

menghubungkan banyak jaringan yang dibutuhkan. Dalam router

terdapat routing table, yaitu daftar jalur dari satu node ke node

23

lainnya yang tersedia dan mampu memilih node yang terbaik untuk

sebuah paket data. Bentuk router dapat dilhat pada gambar dibawah

ini.

Gambar 2.11 Router (4)

2. Hub

Hub adalah perangkat jaringan yang menghubungkan antar

komputer. Semua jenis komunikasi hanya dilewati oleh hub sehingga

terbentuk jaringan yang saling terhubung. Dalam topologi star. Pada

pengiriman data, hub tidak bisa menentukan tujuan yang akan

dikirim, tetapi hub bisa mentransmisikan data ke semua jalur yang

terkoneksi dengannya. Hub menggunakan mode half-duplex yang

berkomunikasi dua arah secara saling bergantian sehingga tidak

terjadi tabrakan data. Dalam hub ini hanya memungkinkan pengguna

untuk membagi jalur yang sama. Hal ini disebabkan pada setiap

24

anggota hanya mendapatkan persentase tertentu dari bandwidth

jaringan yang ada, misalnya jaringan yang digunakan dengan jumlah

bandwidth 5Mbps dan jaringan tersebut tersambung ke lima

komputer, maka bandwidth rata-rata yang digunakan oleh masing-

masing anggota jaringan berjumlah 1Mbps. Gambar hub dapat dilihat

sebagai berikut.

Gambar 2.12 Hub (5)

3. Switch

Switch adalah sebuah alat jaringan yang melakukan jalur

jembatan untuk menghubungkan banyak komputer dan router pada

satu area yang terbatas. Switch mampu beroperasi dengan mode full-

duplex yang berkomunikasi dua arah secara bersamaan dan mampu

mengetahui kepada siapa paket ini akan diterima. Switch biasanya

digunakan di suatu organisasi dengan cara membagi jaringan yang

sangat besar. Dalam switch ini mendapatkan keuntungan karena setiap

komputer memiliki jaringan bandwidth secara penuh, tidak terbagi

25

rata ke komputer lain. Contoh salah satu gambar switch sebagai

berikut:

Gambar 2.13 Switch (6)

4. Repeater

Repeater adalah suatu perangkat yang dipasang di titik-titik

tertentu dalam jaringan untuk memperbaharui atau memperkuat

sinyal-sinyal yang melemah akibat jarak, sehingga sinyal dapat

ditransmisikan ke jarak yang lebih jauh. Perangkat repeater harus

memiliki dua alat, yaitu untuk menerima sinyal dari server (client)

dan untuk menyebarkan sinyal (access point). Dalam repeater ini

tidak dapat menghubungkan Protocol data layer yang berbeda,

misalnya antara ethernet dengan token ring. Bentuk repeater dapat

dilihat sebagai berikut:

26

Gambar 2.14 Repeater (4)

5. Bridge

Bridge adalah sebuah perangkat jaringan yang digunakan untuk

memperluas jaringan. Bridge juga mampu menghubungkan dua buah

LAN yang terpisah dan juga menggabungkan dua buah media

jaringan yang berbeda. Dalam bridge ini akan memisahkan data mana

yang harus dikirimkan pada LAN sendiri atau dengan LAN lain yang

terhubung dengannya. Bridge bekerja pada layer data-link di suatu

jaringan. Salah satu bentuk bridge sebagai berikut :

27

Gambar 2.15 Bridge (7)

2.1.6 Model Referensi

2.1.6.1 Open System Interconnection Model

OSI Model (Open System Interconnection Model) adalah proposal

yang dikembangkan oleh International Standards Organization (ISO)

sebagai langkah pertama menuju Standarization International Protocol

yang digunakan dalam berbagai lapisan. Dalam model OSI

menghubungkan sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem

lain dan memiliki tujuh lapisan.

Prinsip-prinsip yang diterapkan untuk tujuh layer adalah :

1. Layer harus dibuat ketika fungsi yang berbeda dibutuhkan.

2. Setiap lapisan harus melakukan fungsi yang terdefinisi dengan

baik.

28

3. Fungsi dari tiap layer harus dipilih dengan baik menurut

international standard Protocol.

4. Batas layer harus dipilih untuk meminimalkan aliran informasi di

seluruh interface.

5. Beberapa layer harus cukup besar sehingga fungsi yang berbeda

tidak perlu di satukan dalam layer yang sama.

Tujuh lapisan Model OSI sebagai berikut (Andrew S. Tanenbaum,

2003, p37) :

1. Layer 1 – Physical Layer

Physical Layer adalah lapisan terbawah dari 7 pembagian layer

OSI ini. Layer ini berfungsi untuk mengatur dan mengubah semua hal

yang berhubungan langsung dengan hardware. Layer ini untuk

mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, cara

menerima sinyal, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan, bentukan jaringan

dan pengkabelan. Selain itu, juga mendefinisikan bagaimana Network

Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.

2. Layer 2 – Data Link Layer

Data Link Layer adalah layer yang berfungsi untuk

mengelompokkan bit-bit data kedalam format frame agar dapat

diproses oleh lapisan fisik, mengkoreksi kesalahan, untuk mengatur

pergerakkan arus bit ke penerima yang benar-benar dituju, dan

menentukan pengalamatan perangkat yang benar. Pada Data link ini

29

sangat bertanggung jawab, apabila terjadi kegagalan, pengiriman dan

akan dikirim ulang.

3. Layer 3 – Network Layer

Network Layer adalah layer yang menyediakan koneksi dan

menentukan cara terbaik untuk mengirim data, membuat header untuk

paket-paket dan kemudian melakukan routing. Pada layer ini juga dapat

mendeteksi error dan mengatur ulang koneksi.

4. Layer 4 – Transport Layer

Transport Layer berfungsi untuk memecahkan data ke dalam

paket-paket data serta akan diberikan nomor urut ke paket-paket

sehingga paket berurutan agar tidak terjadi kesalahan atau perubahan

pada data. Protocol yang bekerja pada layer ini adalah Transmission

Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP).

5. Layer 5 – Session Layer

Session layer adalah layer yang bertanggung jawab mengatur

jaringan, mendefinisikan bagaimana jaringan dibuat, cara memelihara

jaringan sehingga tetap lancar, dan mengakhiri hubungan antar node.

6. Layer 6 – Presentation Layer

Presentation layer adalah layer yang menerjemahkan data yang

ingin dikirimkan dan berfungsi untuk mengurus format data yang dapat

dipahami oleh media apapun. Jadi pada layer ini tujuannya

memanipulasi data bukan untuk komunikasi.

30

7. Layer 7 – Application Layer

Application Layer merupakan layer teratas pada OSI layer yang

berfungsi menghubungkan antara aplikasi dengan jaringan sehingga

pengguna dapat berinteraksi secara langsung dengan jaringan dan

kemudian membuat pesan-pesan kesalahan yang terjadi. Program yang

berhubung pada layer ini adalah yang dapat mengakses kejaringan.

Seperti File Transfer Protocol (FTP), HypertextTransfer Protocol

(HTTP), WWW Browser, dan Simple Network Management Protocol

(SNMP).

Gambar 2.16 OSI Model (8)

2.1.6.2 Model Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP)

TCP/IP adalah sekumpulan Protocol yang bekerja bersama-sama.

Perancangan TCP/IP bermaksud membuat sebuah Protocol yang dapat

melintasi lingkungan jaringan yang berbeda-beda dan mempunyai

kemampuan menjalankan rute ganda untuk sampai ke tujuan akhir.

Terdapat empat lapisan pada TCP/IP antara lain :

31

1. Layer 1 – Application Layer

Lapisan ini merupakan layer yang melayani permintaan data

atau service, sehingga komputer dapat memakai semua aplikasi

yang disediakan oleh layanan TCP/IP. Lapisan ini mencakup

Protocol Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP),

Domain Name System (DNS), Hypertext Transfer Protocol

(HTTP), File Transfer Protocol (FTP), dan masih banyak

Protocol lainnya.

2. Layer 2 – Transport Layer

Lapisan ini merupakan layer yang mendefinisikan cara-cara

untuk melakukan pengiriman data antara dua host (host to host).

Lapisan ini menjaminkan bahwa informasi yang diterima oleh

penerima adalah sama dengan informasi yang dikirim oleh

pengirim. Dalam layer ini terdapat dua jenis protocol yaitu

Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram

Protocol (UDP). TCP berfungsi untuk mengubah satu block data

yang besar menjadi segmen-segmen yang dinomori dan disusun

secara berurutan. UDP berfungsi untuk mengirimkan paket data

secara langsung dengan kecepatan tinggi tanpa harus membuat

jalur koneksi dan memeriksa kesalahan.

3. Layer 3 – Internetwork Layer

Lapisan ini merupakan layer yang mendefinisikan

bagaimana paket data dikirim sesuai dengan alamat yang dituju

32

dan menjaminkan agar paket diterima oleh penerima secara

lengkap.

4. Layer 4 – Network Layer

Lapisan ini merupakan layer mendefinisikan bagaimana data

dikirim atau diterima dari media fisik berupa kabel, serat optik,

atau gelombang radio. Pada lapisan ini juga dapat mendeteksi

kesalahan dari data yang ditransmisikan.

Gambar 2.17 TCP/IP Model (9)

2.1.7 Protocol Jaringan

Protocol adalah suatu aturan yang digunakan untuk mengatur jalannya

komunikasi data antara beberapa komputer yang berada di suatu jaringan. Di

33

dalam jaringan tersebut terjadinya sebuah komunikasi antar perangkat dengan

sistem berbeda supaya perangkat-perangkat tersebut bisa saling berkomunikasi,

mengirim maupun menerima maka dibutuhkan suatu Protocol.

Elemen-elemen penting pada protocol adalah :

1. Syntax

Mengacu segala sesuatu yang berkaitan dengan format data

dengan makna yang berbeda.

2. Semantics

Mengatur penerjemahan yang sesuai dan dapat mengkontrol

informasi untuk koordinasi dan penanganan kesalahan.

3. Timing

Mengatur kapan data harus dikirim dan seberapa cepat data

dikirim.

2.1.7.1 TCP/IP

TCP/IP dikembangkan pada awal 1980-an sebagai sebuah protocol

standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan sehingga

membentuk jaringan yang luas. TCP/IP merupakan standar komunikasi

data yang digunakan oleh komunitas jaringan dalam proses penukaran data

dari satu komputer ke komputer lainnya. TCP/IP ini bersifat bebas terhadap

mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat

digunakan dimana saja dan kapan saja dan bersifat routable bisa

34

menghubungkan sistem-sistem berbeda seperti Microsoft Windows dan

macam-macam UNIX.

Protocol ini menggunakan skema pengalamatan sederhana yang

disebut alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus

juta komputer untuk dapat saling terhubung satu sama lainnya.

2.1.7.1.1 Pembagian Kelas IP Address

Setiap host dan router internet memiliki IP address, yang

memberi kode nomor jaringan dan nomor host. Pada prinsipnya tidak

ada dua mesin di internet yang memiliki IP address yang sama. semua

IP address digunakan dalam Source Address dan Destination Address

tujuan dari paket IP. Dalam IP address tidak mengacu pada sebuah

host tetapi mengacu pada interface jaringan. Jadi jika host pada satu

jaringan, maka dengan demikian hanya memiliki satu IP address.

Dalam IP address ini mempunyai format dalam bilangan binary

yang terdiri dari 32-bit dan dibagi atas empat bagian, masing-masing

bagian adalah 8-bit bilangan binary.

Tabel 2.1 Format IP Address

Binary Decimal

00000000.00000000.00000000.00000000 s/d

11111111.11111111.11111111.11111111

0.0.0.0

255.255.255.255

35

Dalam IP address dibagi menjadi 5 kategori sebagai berikut

(Andrew S. Tanenbaum, 2003, p436) :

1. IP Address Kelas A

IP address kelas A diberikan untuk jaringan

dengan jumlah host yang sangat besar, jarak IP kelas A

ini mulai dari 1-126 dan mampu menampung kurang

lebih 16 juta alamat IP, dalam IP kelas A hanya

menggunakan oktet pertama (8 bit) untuk menunjukan

network ID dan tiga oktet sisanya tersedia untuk host

ID.

2. IP Address Kelas B

IP address kelas B biasanya digunakan untuk

jaringan berukuran sedang sampai besar dan

menggunakan dua oktet pertama (16 bit) dari empat

oktet untuk menunjukan network ID dan oktet sisanya

untuk host ID. Jarak IP address Kelas B ini berawal dari

128-191.

3. IP Address Kelas C

IP address kelas C biasanya digunakan untuk

jaringan berukuran kecil (LAN) sekitar 2 juta alamat IP

dengan jumlah 256 host. Jarak pada IP kelas C ini dari

192-223 dan host ID merupakan 8 bit terakhir.

36

4. IP Address Kelas D

IP address kelas D digunakan untuk keperluan

multicasting dengan jarak 224-239. Multicast address

adalah network address yang menunjukkan sekelompok

host dalam sebuah jaringan komputer. Empat bit

pertama dalam IP address kelas D diset 1110 dan bit-bit

berikutnya diatur sesuai kebutuhan untuk kelompok

multicasting.

5. IP Address Kelas E

IP address kelas E tidak digunakan untuk umum,

oleh karena itu tidak ada IP address kelas E yang

dikeluarkan untuk digunakan dalam internet. Empat bit

pertama dalam IP address kelas E ini selalu diset

menjadi 1111. Jarak pada Kelas E ini dari 240-255.

Tabel 2.2 Kelas IP Address

Kelas JARAK Netwok ID Host ID START END

A 1-126 W X.Y.Z 1.0.0.0 126.255.255.254

B 127-191 W.X Y.Z 128.0.0.0 191.255.255.254

C 192-223 W.X.Y Z 192.0.0.0 233.255.255.254

D 224-239 - - 224.0.0.0 239.255.255.254

37

E 240-255 - - 240.0.0.0 255.255.255.254

2.1.7.2 User Datagram Protocol (UDP)

UDP adalah salah satu protocol yang mendukung adanya jaringan

pada lapisan transport. Protocol ini bersifat connectionless (tanpa keneksi)

antara host-host dalam jaringan, dan bersifat unreliable, artinya tidak ada

informasi yang diterima oleh pengirim saat pengiriman paket terjadi

kegagalan. Aplikasi UDP yang biasanya digunakan salah satunya adalah

Video streaming.

Header message UDP yang sederhana, seperti tabel berikut :

Tabel 2.3 Header Message UDP

Source Port (16 bits)

Destination Port (16 bits)

Length (16 bits)

Checksum (16 bits)

Data

Keterangan :

1. Source Port : Di isi dengan nomor port, jika tidak ada

nomor port yang ditentukan, maka diset jadi 0.

2. Destination Port : Nomor port mesin tujuan.

3. Lenght : Menunjukkan panjang total (dalam byte)

seluruh datagram, termasuk header dan data.

38

4. Checksum : Digunakan untuk error-checking header dan

data.

5. Data : Berisi Data.

2.1.8 Alat Bantu Analisis

2.1.8.1 Use Case Diagram

Use Case Diagram adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari

perspektif pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal

interaksi antara user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri

melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai.

Urutan langkah-langkah yang menerangkan antara pengguna dan

sistem disebut scenario, dimana scenario tersebut menjelaskan secara rinci

melalui sebuah paragraf ataupun dapat dijelaskan secara singkat dengan

menambahkan diagram untuk merincikannya.

Use case diagram merupakan sebuah gambaran fungsionalitas yang

diharapkan dari sebuah system, yang menjelaskan apa yang diperbuat oleh

sistem. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor

dengan sistem . Use case menggambarkan kata kerja seperti login ke

sistem, maintenance user dan sebagainya.

Actor adalah segala sesuatu yang berinteraksi langsung dengan

sistem aplikasi komputer, seperti orang, benda dan sebagainya. Tugas actor

adalah memberikan informasi kepada sistem dan dapat memerintahkan

sistem agar melakukan sesuatu tugas.

39

2.1.8.2 Flowchart

Flowchart merupakan bagan-bagan yang mempunyai arus yang

menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah.

Tujuan membuat flowchart:

1. Menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah.

2. Secara sederhana, terurai, rapih dan jelas.

3. Menggunakan simbol-simbol standard.

Dalam pembuatan proses flowchart, digunakan beberapa symbol

untuk membantu pembuatan tersebut, yaitu :

Tabel 2.4 Symbol Flowchart

BAGAN NAMA FUNGSI

TERMINATOR Awal atau akhir program

FLOW Arah aliran program

PREPARATION Inisialisasi/pemberian nilai awal

PROCESS Proses/pengolahan data

Manual Operation

Menunjukan proses yang

dikerjakan secara manual

DECISION Seleksi atau kondisi

40

KEYING

Menunjukan pemasukan data

kedalam komputer melalui online

terminal atau perangkat terminal

input/output

41

2.2 Teori Khusus

Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai teori khusus yang dipergunakan

dalam penelitian, yaitu:

2.2.1 Network Monitoring System (NMS)

NMS adalah kumpulan sistem yang memiliki tugas pemantauan sistem

lainnya didalam suatu jaringan dan dapat digunakan untuk mendeteksi masalah-

masalah yang akan terjadi, misalnya suatu sistem pemantauan dapat

menghubungi suatu service web, secara berkala mengetahui apakah service web

dapat memberikan respond atau tidak, jika tidak sistem pemantauan dapat

mengirimkan pemberitahuan kepada administrator jaringan melalui email atau

SMS (Short Message Service), bahwa terjadi kegagalan respond dari service

web tersebut.

NMS mampu mengamati internal performance dari suatu sistem

komputer seperti :

1. Kapasitas penggunaan memori.

2. Jumlah proses yang berjalan dalam suatu sistem komputer.

3. Beban prosesor

4. Jumlah pengguna.

Tujuan sistem pemantauan ini adalah agar masalah-masalah jaringan yang

terjadi pada suatu sistem mungkin dapat dicegah secara cepat. NMS ini juga

dapat memberikan visualisasi mengenai jaringan dan sistem yang diamati

berupa gambaran yang lebih jelas dan jelas dilihat sehingga dalam mengambil

42

langkah-langkah penyelesaikan masalah tidak mengganggu aktifitas kerja yang

lainnya.

2.2.2 Manajemen Jaringan

Manajemen jaringan merupakan sebuah pengaturan, pengurusan atau

pengelolaan elemen pada jaringan agar jaringan tetap dapat digunakan untuk ke

depannya, (Subramanian 2000, p135).

Dalam manajemen jaringan dibutuhkan untuk memelihara perangkat

pelayanan secara dinamis. Kegiatan ini menjamin ketersediaan yang cukup kuat

untuk penemuan masalah pada jaringan yang dapat mengakibatkan penurunan

jaringan komunikasi.

Manajemen jaringan dapat dikategorikan menjadi lima macam, yaitu :

1. Configuration Management (Manajemen Konfigurasi)

Manajemen konfirgurasi berhubungan dengan pembaruan,

perubahan di dalam jaringan. Tugas konfigurasi jaringan pertama kali

yang dilakukan instalasi dan mungkin juga dari manajemen lain

mengakibatkan terjadinya kegagalan atau kesalahan yang dikoreksi

melalui pengaturan konfigurasi.

Tujuan dari Manajemen Konfigurasi adalah :

1. Mengubah konfigurasi jaringan.

2. Mengubah komponen-komponen jaringan.

43

3. Mengatur alarm untuk menghasilkan pemberitahuan ketika paket

jaringan sedang bermasalah.

2. Fault Management (Manajemen Kesalahan)

Manajemen kesalahan berhubungan dengan kejadian-kejadian

masalah di dalam jaringan, dimana manajemen jaringan bisa

mendeteksi jaringan yang bermasalah dan bisa mengisolasi masalah

tersebut. Cara mendeteksi jaringan melalui pemantauan jaringan yang

bisa memberitahukan kejadian, kondisi-kodisi jaringan.

Tujuan dari manajemen kesalahan :

1. Menemukan masalah.

2. Melakukan pemeriksaan secara rutin untuk memperbaiki

masalah yang terjadi pada jaringan.

3. Performance Management (Manajemen Kinerja)

Manajemen Kinerja berhubungan dengan keterkaitan pada prilaku

kinerja jaringan. Status jaringan menampilkan dari sistem pemantauan

jaringan yang mengukur sebagai berikut :

1. Throughput keseluruhan.

2. Respon time.

3. Pemanfaatan persentase.

4. Tingkat kesalahan.

5. Kesediaan jaringan.

6. Kehandalan jaringan.

44

4. Security Management (Manajemen Keamaan)

Manajemen keamanan berhubungan dengan keamaan terhadap

jaringan, Manajemen keamanan ini sangat berkaitan dengan

manajemen kesalahan dan manajemen konfigurasi supaya pengaturan

konfigurasi perangkat jaringan harus mendapatkan sistem keamanan

yang bagus dan bisa menangani keamanan pengkonfigurasian password

pada server sehingga pengaksesan yang dicurigai dapat diamankan.

Tujuan dari manajemen keamanan :

1. Mengatur keamaan fisik jaringan.

2. Mengamankan akses ke jaringan dan data yang tersimpan

dalam jaringan.

3. Memantau jalur akses pada server.

4. Menyediakan alarm suara untuk mengingatkan tentang

pelanggaran yang dilakukan untuk membobol keamanan

jaringan.

5. Accounting Management (Manajemen Akuntansi)

Akuntansi manajemen berhubungan dengan masalah pengguna

sumber jaringan di dalam sistem dan meminta bayaranan atas

pelayanan atau jasa ketersediaan sumber jaringan. Manajemen ini

mengumpulkan informasi untuk menentukan berapa tagihan yang

diajukan kepada pengguna yang telah memanfaatkan layanan jasa

jaringan.

Tujuan dari akuntansi manajemen :

45

1. Memastikan bahwa pengguna memiliki sumber jaringan yang

memadai.

2. Mengatur pemberian atau menghapus izin untuk mengakses

jaringan.

2.2.2.1 Simple Network Management Protocol (SNMP)

SNMP merupakan kumpulan protocol yang dikembangkan untuk

menangani manajemen jaringan yang membuat administrator jaringan

dapat memantau dan mengatur jaringan komputer secara sistematis dari

jarak jauh atau dalam satu pusat kontrol. SNMP ini bekerja dengan

menukar pesan yang berisi informasi jaringan yang dikenal sebagai PDU,

kegunaannya yaitu untuk melakukan monitoring startup dan shutdown, dan

untuk pengatur informasi.

Menurut Kaushik, A. (2010,p1), SNMP dapat digunakan untuk

melakukan monitoring perangkat jaringan dan berbagai kelengkapan data

center lainnya. Ini merupakan bagian dari protokol TCP / IP. Pada sebuah

lingkungan data center, setiap server di install agent yang berkomunikasi

dengan SNMP untuk mengirimkan keadaan dari sebuah perangkat dimana

agent tersebut terpasang / ter-install. Manager (Monitoring Server)

kemudian mengambil data dari berbagai node jaringan.

46

Dalam SNMP ini terdapat elemen-elemen sebagai berikut :

1. Manager

Manager adalah pelaksana dan manajemen jaringan,

kenyataanya manager ini merupakan komputer biasa yang ada

pada jaringan yang mengoperasikan perangkat lunak untuk

manajemen jaringan. Manager ini terdiri atas satu proses atau

lebih yang berkomunikasi dengan agents di dalam jaringan.

Manager akan mengumpulkan informasi dari agen dalam jaringan

yang diminta oleh administrator tetapi tidak semua informasi yang

dimiliki agent di kirim ke administrator.

2. Management Information Base (MIB)

MIB adalah sebagai struktur basis data variable dari element

jaringan yang dikelola. Struktur tersebut bersifat hirarki dan

memiliki aturan sedemikian rupa sehingga informasi setiap

variable dapat dikelola atau ditetapkan dengan mudah. Salah satu

contoh dari MIB adalah MIB-II (RFC 1213). MIB-II ini

merupakan salah satu MIB yang sangat penting, karena semua

device yang men-support SNMP pasti akan men-support MIB-II.

Objek dalam MIB yang saling mempunyai relasi dikelompokkan

menjadi satu kelompok. Salah satu struktur pohon dari MIB-II

adalah sebagai berikut :

47

Gambar 2.18 Struktur Pohon dari MIB-II (10)

MIB-II terdiri dari 9 sub tree adalah : system, interface, at,

ip, icmp, tco, udp, egp dan snmp. 9 sub tree akan dijelaskan pada

tabel berikut :

Tabel 2.5 Group yang Ada Pada MIB-II

Nama Subtree OID Keterangan

System 1.3.6.1.2.1.1 Mendefinisikan list objek yang

berhubungan dengan sistem

operasi dari divice yang

bersangkutan, Misalnya sistem

uptime, sistem contact, sistem

name.

48

Interface 1.3.6.1.2.1.2 Berguna untuk melakukan

tracking terhadap status

iterface dari divice yang

bersangkutan.

at 1.3.6.1.2.1.3 Transisi alamat antara IP

address dengan physical

address.

ip 1.3.6.1.2.1.4 Berguna untuk melakukan

tracking informasi yang

berhubungan dengan aspek

yang berhubungan dengan IP.

icmp 1.3.6.1.2.1.5 Melakukan tracking informasi

yang berhubungan dengan

ICMP

tcp 1.3.6.1.2.1.6 Melihat informasi dari status

sebuah koneksi TCP.

udp 1.3.6.1.2.1.7 Melihat informasi dari koneksi

UDP.

egp 1.3.6.1.2.1.8 Melihat informasi dari EGP

49

transmission 1.3.6.1.2.1.10 Tidak ada objek standar di

bawah group ini, akan tetapi

MIB dari media spesifik

lainnya bisa diletakkan di

bawah group ini.

snmp 1.3.6.1.2.1.11 Melakukan pengukuran

terhadap aplikasi SNMP di

entitas yang di manager.

3. Agent Agent adalah perangkat lunak yang dijalankan setiap elemen

jaringan yang dikelola. Setiap agent memiliki basis data variable

yang bersifat local yang menerangkan keadaan dan berkas

aktivitas yang dilakukan.

50

Gambar 2.19 Pemakaian SNMP (11)

Pada gambar diatas menunjukan bahwa SNMP manajer sebagai suatu host

khusus dalam jaringan digunakan untuk mengirimkan pertanyaan untuk

manajemen jaringan kepada host/node yang lain. Dalam node yang dikelola bisa

berupa bridge, router, atau host, yang masing-masing menjalankan program yang

disebut dengan SNMP agent. Program SNMP agent ini menerima pertanyaan

yang dikirim oleh SNMP manager dan mengirimkan kembali informasi yang

diinginkan. SNMP menggunakan UDP sebagai protocol transport untuk

mengirimkan pertanyaan dan menerima jawaban dari SNMP agent.

Pada SNMP terdapat 4 perintah yang digunakan untuk mengidentifikasi

suatu host pada jaringan komputer, yaitu :

51

1. Get, digunakan oleh manajer untuk mengambil suatu item dari agent

MIB.

2. Set, digunakan oleh manajer untuk mengkonfigurasi harga suatu

variable pada agent MIB.

3. Trap, digunakan oleh agent untuk mengirim peringatan kepada

manajer.

4. Inform, digunakan oleh manajer untuk mengirimkan peringatan kepada

manajer yang lain.

2.2.3 Nagios

Nagios merupakan perangkat yang berfungsi untuk memantau sistem

jaringan dan merupakan salah satu NM-Tools (Network Monitoring Tools) yang

bersifat open source. Nagios dapat langsung memeriksa kondisi jaringan dan

beberapa layanan yang berada dalam perangkat jaringan. Pemeriksaan jaringan

dilakukan secara langsung terhadap host atau service yang dibantu dengan

menggunakan plugin. Nagios pada awalnya di desain untuk beroperasi dibawah

sistem operasi Linux, namun dapat juga berjalan di bawah sistem operasi bertipe

Unix. (Wojciech Kocjan, 2008, p8).

Mongkolluksamee, S. (2010,p3) mendeskripsikan nagios sebagai sebuah

network monitoring tool yang sangat fleksibel dan mudah di konfigurasi.

Penggunanya dapat membuat plugin masing-masing untuk mendukung berbagai

macam perangkat atau layanan pada jaringan. Dengan fleksibilitas,

ekstensibilitas, dan berbagai macam add-ons yang ada pada nagios, nagios dapat

52

dipakai sebagai framework untuk membangun sebuah monitoring software yang

kuat dan mudah digunakan.

Mengacu pada penjelasan Miah, W. (2010,p2), pada nagios terdapat 2

macam pemeriksaan, yaitu host check dan service check. Pemeriksaaan terhadap

host melibatkan sebuah PING (Packet Internet Groper) sederhana menggunakan

ICMP (Internet Control Message Protocol), sedangkan pemeriksaan service

menggunakan beberapa Internet Protocol. Host dan Service check didefinisikan

di nagios sebagai objek dan menyediakan metode inheritance dengan

kemampuan untuk melakukan over-ride terhadap karakteristik dari parent object.

Konsep yang digunakan nagios ini terdapat pada pemrograman berorientasi

objek, dan fungsionalitasnya disediakan di nagios.

Dalam mengamati terhadap objek yang dipantau, terdapat empat

pernyataan untuk mendeskripsikan status, yaitu Ok, Warning, Critical, dan

Unknown. Dengan demikian, pemantau dapat mengutamakan yang memiliki

status critical dan warning untuk diperbaiki.

Nagios menyediakan dukungan tentang topologi jaringan dalam berbagai

cara. Menurut Pervil�, M. A. (2007,p3), sistem self-knowledge nagios mengacu

pada konsep cascading failures, yang artinya jika sebuah bagian dinyatakan

error, maka bagian yang lainnya bisa ikut dideteksi sebagai error. Namun dalam

nagios, bagian yang lainnya ini tidak disebutkan sebagai error, tetapi Unknown,

yang artinya tidak dapat ditentukan dikarenakan bagian yang seharusnya menjadi

bagian utama tidak dapat dideteksi dikarenakan error. Dalam nagios, jika sebuah

service atau host terdeteksi error atau fail, keadaan dari sebuah service atau host

53

yang bergantung pada service atau host yang gagal tadi. Tidak dapat ditentukan.

Service atau host yang tidak dapat ditentukan statusnya tadi bisa saja berfungsi

dengan baik, namun karena nagios tidak dapat menjangkaunya, maka status yang

muncul adalah unknown.

Hampir semua pemeriksaan yang dilakukan oleh Nagios dibantu dengan

plugin. Dalam pemantauan jaringan, plugin membantu pemantau agar

mendapatkan hasil yang lebih detail. jadi, para administrator dapat membaca

hasil pemeriksaan dengan lebih rinci.

Nagios tidak hanya menawarkan sistem inti untuk memantau, tetapi juga

menawarkan standard plugin. Pemantau juga dapat membuat plugin-nya sendiri

jika ingin melakukan pemeriksaan yang lebih spesifik. Dengan menguasai

programming language, Nagios membantu pemantau untuk dapat lebih mudah

membuat plugin yang diinginkan.

Perbedaan yang dimiliki antara Nagios dengan NM-Tools yang lain :

1. Nagios bersifat open source, sehingga untuk mengembangkannya lebih

mudah.

2. Fleksibel, sehingga lebih mudah untuk memenuhi persyaratan dan

kebutuhan dalam pemantauan jaringan.

3. Menggunakan plugin dalam pengambilan data perangkat jaringan.

4. Plugin dapat dibuat dan dikembangkan sendiri sesuai kebutuhan

pemantau jaringan, sehingga menambah fitur-fitur nagios menjadi

semakin lengkap dibandingkan NM-Tool yang lain.

5. Bersifat modular.

54

6. Menggunakan web interface sebagai tampilan data perangkat jaringan,

sehingga dapat diakses secara mudah dan remote dari tempat lain.

7. Dapat memantau host resources, seperti disk usage, memory usage,

CPU procces, dll).

8. Mempunyai fitur reporting melalui web interface.

9. Dapat diintegrasikan dengan web browser, salah satunya Mozilla

Firefox, untuk fitur reporting.

2.2.3.1 Fitur Macro Nagios

Salah satu fitur penting di nagios adalah kemampuan untuk

menambahkan macro ke dalam command definition. Macro

memungkinkan pengguna untuk me-reference informasi dari sebuah host

atau service ke dalam command. Macro yang telah didefinisikan di dalam

commad definition akan digantikan ketika nagios mengeksekusi command,

dengan nilai yang sebenarnya dari object definition (Chendramata,

A.,2011,p40).

Tabel 2.6 Menjelaskan Beberapa Macro yang Digunakan

Macro Penjelasan

$USERn$ Mendifinisikan user yang menjalankan proses

nagios yang ada pada file resource. Mampu

menampung $USER1$ hingga $USER32$.

$HOSTNAME$ Mendifinisikan nama host. Nilainya diambil dari

atribut host_name dari file host definition.

55

$HOSTADDRESS$ Mendifinisikan alamat IP host. Nilainya diambil dari

atribut address dari file host definition.

$ARGn$ Mendifinisikan argument yang akan di reference ke

command. Nilainya diambil dari file host / service /

notification / event handler definition. Mampu

menampung $ARG1$ sampai $ARG32$.

2.2.4 Nagios Add-ons

Nagios Add-ons merupakan paket-paket tambahan yang bertujuan untuk

membantu aktifitas Nagios dalam melakukan pemantauan jaringan. Sama seperti

Nagios, paket-paket tambahan ini bersifat open source dan prosesnya bergantung

dari Nagios. Dengan adanya paket-paket ini, efektifitas dan efisiensi Nagios

dalam memantau jaringan akan semakin meningkat.

2.2.4.1 Nagvis (Nagios Visual)

Nagvis merupakan addon visualisasi yang dibuat khusus untuk

Nagios dan Icinga (yang merupakan turunan dari nagios). Fungsi yang

paling utama dari addon ini adalah untuk menvisualisasikan data-data hasil

pemantauan jaringan yang diambil oleh nagios. contohnya: menampilkan

proses TI seperti mail system dan infrastruktur jaringan. Dengan nagvis,

administrator jaringan dapat membuat sebuah peta yang menggambarkan

status keadaan jaringan secara real-time.

56

Dengan menggunakan data yang disediakan oleh sebuah backend,

nagvis akan memperbaharui objek (host atau service) yang diletakkan di

peta pada jangka waktu tertentu untuk menggambarkan keadaan real-time.

Peta-peta ini dapat dibuat dalam beberapa layout, sesuai kebutuhan

visualisasi. Layout-layout yang dibuat antara lain :

1. Physical (contoh: semua host yang ada dalam ruang server).

2. Logical (contoh: aplikasi yang ada dalam server).

3. Geographical (contoh: semua host yang ada dalam suatu negara).

4. Business process (contoh: semua host/service yang terlibat dalam

sebuah proses).

2.2.4.2 Pnp4nagios

Pnp4nagios adalah sebuah addon yang menganalisa data kinerja

yang diberikan oleh plugin dari nagios dan menyimpannya secara otomatis

kedalam RRD-Database (Round Robin Database) melalui RRDTool. Data-

data ini kemudian dipresentasikan dalam bentuk grafik & chart, sehingga

memudahkan bagi administrator jaringan untuk menilai kinerja dari

jaringan. (http://docs.pnp4nagios.org/pnp-0.6/start).

2.2.4.3 NagiosQL

NagiosQL adalah sebuah aplikasi addon administration tool berbasis

web yang didesain khusus untuk nagios. Kegunaan utama dari addon ini

adalah untuk melakukan konfigurasi terhadap nagios, tanpa perlu mengedit

57

langsung kode sumber nagios (berkas dengan ekstensi .cfg pada folder

../nagios/etc/). Hal ini membuat administrator jaringan menjadi lebih

mudah dalam menggunakan dan mengatur konfigurasi nagios yang

kompleks beserta pilihan-pilihan konfigurasi lainnya. Konfigurasi yang

dapat dilakukan antara lain konfigurasi host & service definition.

NagiosQL dibuat dengan basis bahasa pemrograman PHP dan

menggunakan basis data MySQL. (http://nagiosql.org).

2.2.5 PHP (PHP Hypertext Preprocessor)

PHP adalah bahasa script yang bersifat umum dan digunakan secara luas,

yang sangat cocok untuk pengembangan aplikasi berbasis web dan dapat di

masukkan ke dalam kode HTML Dalam pengembangan aplikasi berbasis web,

PHP adalah bahasa server side, yang artinya kode-kode PHP dieksekusi atau

diterjemahkan di sisi server. (http://php.net).

PHP dapat dijalankan di berbagai web server, seperti Apache, IIS,

Lighthttpd, Nginx, dan lain sebagainya, dan mendukung berbagai platform sistem

operasi. PHP memadukan beberapa fitur terbaik dari bahasa pemrograman

modern, seperti C dan Java.

2.2.6 MySQL

MySQL adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional yang

berjalan sebagai server yang menyediakan akses multi-user kepada beberapa

basis data. MySQL bersifat open source, biasanya digunakan di kalangan pebisnis

dan dapat juga berjalan di sistem operasi Linux.

58

Basis data MySQL telah menjadi basis data open source yang terpopuler di

dunia dikarenakan performa yang tinggi, realibilitas, dan mudahnya penggunaan.

MySQL juga menjadi basis data pilihan untuk aplikasi generasi terbaru, yang

dibuat berdasarkan LAMP stack (Linux, Apache, MySQL, PHP / Perl / Phyton).

(http://www.mysql.com/why-mysql/).

2.2.7 Apache Web Server

Apache web server merupakan sebuah web server yang pada awalnya di

desain untuk lingkungan Unix. Pada perkembangan selanjutnya, Apache dapat

digunakan pada sistem operasi Windows dan berbagai sistem operasi jaringan

lainnya. Apache web server menyediakan banyak fitur-fitur sebagai sebuah web

server, termasuk CGI (Computer Graphic Interface), SSL (Secure Socket Layer),

domain virtual, serta mendukung modul-modul plugin untuk pengembangan

lebih lanjut. Apache web server bersifat open source.

(http://compnetworking.about.com/cs/webservers/g/bldef_apache.htm).

2.2.8 RRD Tools

RRDtool, singkatan dari Round-robin Database Tool, merupakan modul

yang bertujuan untuk menangani data yang bertipe serial-waktu seperti

bandwidth jaringan, temperatur, CPU load, dan sebagainya. Data-data tersebut

kemudian di simpan ke dalam sebuah RRD (Round Robin Database). Di dalam

RRDtool juga sudah terdapat alat untuk mengekstrak RRD data dalam bentuk

grafik. RRDtool sudah menjadi standar industri open source, yang berperforma

59

tinggi dalam hal pencatatan & presentasi data dalam bentuk grafik untuk data

bertipe serial-waktu. RRDtool juga dapat dengan mudah diintegrasikan dengan

skrip shell, perl, python, ruba, lua, atau aplikasi tcl.

(http://oss.oetiker.ch/rrdtool/)

2.2.9 Sistem Operasi : Ubuntu Versi 11.10

Ubuntu merupakan salah satu distribusi Linux yang berbasis Debian dan

didistribusikan sebagai software bebas. Nama Ubuntu berasal dari filosofi dari

Afrika Selatan yang berarti “Kemanusiaan Kepada Sesama”.

Ubuntu didesain untuk kepentingan penggunaan personal, namun versi

server Ubuntu juga tersedia, dan telah dipakai secara luas. Ubuntu adalah sistem

operasi lengkap berbasis linux dan bersifat open source, tersedia secara bebas

dan mempunyai dukungan baik berasal dari komunitas maupun tenaga ahli

profesional.

Komunitas Ubuntu dibentuk berdasarkan gagasan yang terdapat didalam

filosofi Ubuntu :

1. Bahwa perangkat lunak harus tersedia dengan bebas biaya.

2. Bahwa aplikasi perangkat lunak tersebut harus dapat digunakan dalam

bahasa lokal masing-masing dan untuk orang-orang yang mempunyai

keterbatasan fisik.

3. Bahwa pengguna harus mempunyai kebebasan untuk mengubah

perangkat lunak sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.

60

Perihal kebebasan inilah yang membuat Ubuntu berbeda dari perangkat

lunak lain, bukan hanya peralatan yang butuhkan tersedia secara bebas biaya,

tetapi bisa di modifikasi perangkat lunak sampai perangkat lunak tersebut bekerja

sesuai yang diinginkan.