bab 2 2.1.1 jaringan komputer - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01004-if...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sekumpulan dua atau lebih komputer yang
masing-masing berdiri sendiri dan saling terhubung melalui sebuah teknologi
dimana komputer-komputer tersebut dapat bertukar informasi, (Andrew S.
Tanenbaum 2003).
2.1.2 Jenis-jenis Jaringan Komputer
Jaringan komputer secara sederhana merupakan hubungan antar komputer
yang berjumlah 2 (dua) atau lebih. Berdasarkan skalanya, jaringan komputer
dibagi sebagai berikut:
2.1.2.1 Local Area Network (LAN)
LAN merupakan jaringan pribadi di dalam sebuah bangunan sampai
beberapa kilometer dari gedung tersebut. LAN banyak digunakan untuk
menghubungkan komputer dengan perangkat lain di dalam kantor,
perusahaan dan pabrik-pabrik untuk dapat saling berbagi sumber daya dan
bertukar informasi. LAN dibedakan dari jenis jaringan lain oleh tiga
karakteristik yaitu, teknologi transmisi, ukuran, dan topologi (Andrew S.
Tanenbaum 2003, p16).
Kelebihan LAN:
8
1. Hemat waktu dan biaya pengeluaran dalam pengiriman
paket data.
2. Akses antar komputer berlangsung lebih mudah.
3. Pengiriman paket data antara satu komputer ke komputer
lainnya lebih cepat.
4. Resiko kehilangan data oleh virus komputer menjadi
sangat kecil sekali.
Kekurangan LAN :
1. LAN hanya dapat menghubungkan sejumlah komputer
yang berada dalam kawasan tertentu.
2. Komunikasi yang kurang meluas.
Gambar 2.1 Local Area Network (LAN) (1)
9
2.1.2.2 Metropolitan Area Network (MAN)
MAN dapat menghubungkan beberapa LAN menjadi satu jaringan
yang lebih besar. MAN adalah suatu jaringan yang berjarak antara satu
perangkat dengan perangkat lainnya relatif lebih jauh dari pada LAN dan
jarak batas dalam satu kota. Pembangunan jenis jaringan komputer ini
merupakan pilihan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam sektor jasa
perbankan, supermarket, perguruan tinggi dan lain sebagainya yang
memiliki banyak kantor cabang dalam satu kota (Andrew S. Tanenbaum
2003, p17).
Kelebihan MAN :
1. Jenis jaringan ini dapat mencakup wilayah yang lebih luas
dibanding dengan LAN.
2. Mempermudah dalam hal berbisnis.
3. Informasi dapat disebarkan dengan lebih luas dan cepat.
Kekurangan MAN :
1. Termasuk cukup rumit untuk membagun jaringan dan
memelihara jaringan.
2. Dari jaringan MAN sampai Internet, keamanan jaringan harus
ditekankan.
10
Gambar 2.2 Metropolitan Area Network (MAN) (1)
2.1.2.3 Wide Area Network (WAN)
WAN merupakan jenis jaringan yang terdiri dari LAN dan MAN.
Jaringan WAN ini, mencakup area yang besar antara propinsi satu dengan
propinsi lainnya. Biasanya WAN menggunakan kabel fiber optic yang
ditanam di dalam tanah maupun melewati jalur bawah laut.
Jaringan WAN terdiri dari banyak kabel atau saluran telepon yang
menghubungkan sepasang router. Bila dua router yang tidak menggunakan
kabel yang sama ingin melakukan komunikasi, keduanya harus
berkomunikasi secara tidak langsung melalui router lainnya. Ketika sebuah
paket dikirimkan dari sebuah router ke router lainnya melalui sebuah
router perantara atau lebih, maka paket akan diterima router perantara
dalam keadaan lengkap, disimpan sampai saluran output menjadi bebas,
11
dan kemudian baru diteruskan paket tersebut (Andrew S. Tanenbaum 2003,
p18).
Kelebihan WAN :
1. Jenis jaringan yang luas sehingga dapat mencapai antar negara.
2. Menghubungkan alat-alat yang terpisah dalam jarak jauh.
3. Berbagi informasi atau file melalui area yang lebih besar.
Kekurangan WAN :
1. Mempersiapkan jaringan menjadi sangat mahal dan rumit,
semakin besar jaringan maka semakin besar harganya.
2. Memerlukan sistem yang baik untuk menangani pembatasan
pengguna dari luar yang masuk untuk menggangu jaringan
tersebut.
3. Memelihara jaringan yang membutuhkan banyak waktu saat
pemeriksaan.
12
Gambar 2.3 Wide Area Network (WAN) (1)
2.1.2.4 Internet
Internet adalah gabungan dari seluruh jenis jaringan di dunia,
sehingga menjadi jaringan yang sangat luas dan global. Jaringan internet
biasanya menggunakan standar internet Protocol Suite atau TCP/IP
(Transmission Control Protocol/Internet Protocol) untuk melayani semua
pengguna di seluruh dunia.
Kelebihan Internet :
1. Pengiriman paket data menjadi lebih pesat dan lebih mudah.
2. Dapat berfungsi sebagai media informasi dan komunikasi.
Kekurangan Internet :
1. Aplikasi virus dan metode hacking semakin meluas.
2. Mengakibatkan kerahasian data dapat menyebar secara cepat.
13
3. Memerlukan biaya yang sangat tinggi.
Gambar 2.4 Internet (2)
2.1.2.5 Jaringan Tanpa Kabel (Nirkabel)
Jaringan Nirkabel ini merupakan suatu solusi komunikasi yang
tidak menggunakan alat kabel, yang biasanya menghubungkan suatu sistem
komputer dengan sistem lain menggunakan media transmisi jaringan
nirkabel, seperti gelombang radio, bluetooth, dan inframerah.
Kelebihan Nirkabel :
1. Kenyamanan untuk terhubung ke jaringan tanpa dibatasi oleh
kabel.
2. Dapat mengakses jaringan kapanpun dan dimanapun dengan
kecepatan akses data yang lebih tinggi.
Kekurangan Nirkabel :
1. Kapasitas jaringan terbatas dari pemancar gelombang yang
dipancarkan dari perangkat jaringan.
14
2. Delay yang besar, adanya masalah propagansi radio seperti
terhalang, terpantul dan banyak sumber interferensi.
3. Konfigurasi yang lebih rumit dengan tidak menggunakan kabel,
tetapi akan dihadapi konfigurasi yang rumit untuk mengatur
jaringan nirkabel.
Gambar 2.5 Nirkabel (2)
2.1.3 Koneksi Antar Komputer Berdasarkan Fungsinya
1. Peer-to-peer (P2P)
Dalam arsitektur jaringan ini, setiap komputer dapat mempunyai
lebih dari satu tugas khusus. Setiap komputer dapat menjadi server dan
juga menjadi client secara bersamaan, sehingga memungkinkan kedua
komputer dapat berkomunikasi secara langsung tanpa ada campur tangan
dari pihak lain.
15
2. Client-Server
Dalam arsitektur jaringan ini, sebuah komputer harus berfungsi
sebagai server dari beberapa komputer lain yang berfungsi sebagai client.
Dalam hal ini komputer berfungsi sebagai server memiliki tugas untuk
memberikan layanan kepada client dan komputer yang berfungsi sebagai
client memiliki tugas untuk meminta layanan kepada server, sehingga
arsitektur ini memerlukan seorang administrator untuk memelihara server
tersebut.
2.1.4 Topologi Jaringan
Topologi jaringan adalah suatu cara pemetaan node-node di dalam
jaringan secara fisikal dan bagaimana cara mengaksesnya secara logikal.
Topologi jaringan juga menjelaskan hubungan secara geometris antara unsur-
unsur dasar penyusun jaringan diantaranya node, link, dan station yang
membentuk sebuah jaringan komputer yang bisa bekerjasama untuk mencapai
suatu tujuan yang sama. Jenis-jenis topologi jaringan ini terbagi menjadi dua
macam topologi yaitu topologi jaringan fisikal dan topologi jaringan logikal.
2.1.4.1 Topologi Jaringan Fisikal
Topologi fisikal ini menggambarkan metode yang digunakan untuk
melakukan pengkabelan atau hubungan fisik antar node dalam suatu
jaringan. Topologi jaringan fisikal dibagi menjadi beberapa jenis, antara
lain sebagai berikut:
16
1. Topologi Bus
Topologi bus merupakan jaringan yang terhubung ke
perangkat satu dengan lainya dalam bentuk seperti barisan dan
kedua ujungnya ditutupi dengan terminator. Perangkat yang
ingin berkomunikasi akan mengirim pesan broadcast ke semua
perangkat lainnya, tetapi hanya penerima yang benar-benar
tersambung dalam jaringan akan menerimanya.
Kelebihan topologi bus:
a. Penambahan perangkat jaringan menjadi lebih mudah
dan tidak menggangu perangkat lainnya.
b. Setiap komputer bisa terhubung secara langsung
sehingga terjadi penghematan kabel.
c. Biaya lebih murah dibandingkan topologi lain.
Kekurangan topologi bus:
a. Bila terjadi gangguan di sepanjang kabel pusat, maka
keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.
b. Semakin banyak komputer yang terhubung, maka
akan melambatkan penerimaan dan pengiriman data.
17
Gambar 2.6 Topologi Bus (5)
2. Topologi Ring
Topologi ring merupakan jaringan yang terhubung dari
komputer satu dengan komputer lainnya dalam bentuk
lingkaran. Topologi ini tidak memiliki suatu titik yang bertindak
sebagai pusat ataupun pengaturan lalu lintas data dan data-data
mengalir melalui ring dalam satu arah.
Kelebihan topologi ring:
a. Tidak akan terjadi tabrakan pada pengiriman data
karena jalur data mengalir dalam satu arah.
b. Topologi ini mudah dibangun dan menghemat kabel.
Kekurangan topologi ring :
a. Sulit untuk mengembangkan ke arah yang lebih luas.
b. Pada penambahan komputer akan mengganggu
jaringan yang sedang berjalan.
18
c. Sulit untuk mendeteksi kerusakan pada komputer.
Gambar 2.7 Topologi Ring (3)
3. Topologi Star
Topologi Star merupakan bentuk topologi dimana setiap
komputer dihubungkan dengan kabel tersendiri ke satu node
pusat. Node pusat biasanya seperti hub atau switch.
Kelebihan topologi star :
a. Kerusakan pada satu saluran hanya akan
mempengaruhi jaringan pada saluran tersebut.
b. Mudah mendeteksi masalah dan kontrol terpusat.
c. Tingkat keamanan tinggi.
Kekurangan topologi star :
a. Membutuhkan banyak kabel untuk menghubungkan
dari pusat ke semua node lainnya.
19
b. Bisa terjadi keterlambatan penerimaan data
dikarenakan banyaknya pengiriman data pada waktu
yang bersama.
c. Jika node pusat mengalami kerusakan, maka seluruh
jaringan akan terhenti.
Gambar 2.8 Topologi Star (3)
4. Topologi Tree
Topologi tree merupakan penggabungan antara topologi
star dan topologi bus. Topologi ini terdiri atas kumpulan
topologi star yang dihubungkan dalam satu topologi bus sebagai
backbone. Pada pengiriman data, perlu melalui pusat terlebih
dahulu.
Kelebihan topologi tree :
a. Dapat membentuk kelompok-kelompok agar mudah
dikembangkan.
b. Pengiriman data lebih luas dan kontrol terpusat.
20
Kekurangan topologi tree :
a. Jika jalur utama terjadi masalah, maka sistem jaringan
yang bekerja tidak akan berfungsi.
b. Kabel yang digunakan menjadi lebih banyak sehingga
diperlukan perencanaan yang lebih matang dalam
pengaturan.
Gambar 2.9 Topologi Tree (3)
5. Topologi Mesh
Topologi mesh merupakan suatu bentuk hubungan antar
perangkat. Pada setiap perangkat terhubung secara langsung ke
perangkat lain yang ada didalam jaringan, sehingga dapat
berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju.
21
Timbulnya topologi mesh ini diakibatkan tidak adanya
perancangan awal ketika ingin membangun sebuah jaringan.
Kelebihan topologi mesh :
a. Dapat berkomunikasi langsung sehingga menjamin
kerahasiaan data tidak diketahui oleh komputer lain.
b. Dapat lebih cepat untuk berkomunikasi dengan
komputer lainnya.
c. Jika satu jalur terjadi masalah, maka tidak
mempengaruhi hubungan node lain.
Kekurangan topologi mesh :
a. Membutuhkan lebih banyak kabel karena semua node
yang terhubung harus memilik kabel masing -
masing.
b. Membutuhkan port input dan ouput sehingga
membutuhkan banyak biaya.
Gambar 2.10 Topologi Mesh (3)
22
2.1.4.2 Topologi Jaringan Logikal
Topologi jaringan logikal ini menggambarkan aliran data dalam suatu
jaringan. Topologi ini terbagi sebagai berikut :
1. Broadcast Topologi
Pada topologi ini, suatu node mengirim data kepada seluruh node
lainya, dan sebelumnya data yang mau dikirimkan akan terlebih dahulu
diproses sebelum data berikutnya.
2. Token Passing
Proses pada topologi ini yaitu mengatur pengiriman data dari
suatu node ke node lainnya yang secara teratur berputar pada seluruh
node, pengiriman data hanya jika node memiliki token.
2.1.5 Perangkat Jaringan
Perangkat jaringan yang biasa digunakan adalah :
1. Router
Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi sebagai alat
penghubung antara dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data
dari jaringan satu ke jaringan lainnya. Router umumnya terletak pada
gateway di suatu jaringan. Ciri-ciri router adalah adanya fasilitas
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), mengatur DHCP,
sehingga dapat berbagi mengatur IP (Internet Protocol) untuk
menghubungkan banyak jaringan yang dibutuhkan. Dalam router
terdapat routing table, yaitu daftar jalur dari satu node ke node
23
lainnya yang tersedia dan mampu memilih node yang terbaik untuk
sebuah paket data. Bentuk router dapat dilhat pada gambar dibawah
ini.
Gambar 2.11 Router (4)
2. Hub
Hub adalah perangkat jaringan yang menghubungkan antar
komputer. Semua jenis komunikasi hanya dilewati oleh hub sehingga
terbentuk jaringan yang saling terhubung. Dalam topologi star. Pada
pengiriman data, hub tidak bisa menentukan tujuan yang akan
dikirim, tetapi hub bisa mentransmisikan data ke semua jalur yang
terkoneksi dengannya. Hub menggunakan mode half-duplex yang
berkomunikasi dua arah secara saling bergantian sehingga tidak
terjadi tabrakan data. Dalam hub ini hanya memungkinkan pengguna
untuk membagi jalur yang sama. Hal ini disebabkan pada setiap
24
anggota hanya mendapatkan persentase tertentu dari bandwidth
jaringan yang ada, misalnya jaringan yang digunakan dengan jumlah
bandwidth 5Mbps dan jaringan tersebut tersambung ke lima
komputer, maka bandwidth rata-rata yang digunakan oleh masing-
masing anggota jaringan berjumlah 1Mbps. Gambar hub dapat dilihat
sebagai berikut.
Gambar 2.12 Hub (5)
3. Switch
Switch adalah sebuah alat jaringan yang melakukan jalur
jembatan untuk menghubungkan banyak komputer dan router pada
satu area yang terbatas. Switch mampu beroperasi dengan mode full-
duplex yang berkomunikasi dua arah secara bersamaan dan mampu
mengetahui kepada siapa paket ini akan diterima. Switch biasanya
digunakan di suatu organisasi dengan cara membagi jaringan yang
sangat besar. Dalam switch ini mendapatkan keuntungan karena setiap
komputer memiliki jaringan bandwidth secara penuh, tidak terbagi
25
rata ke komputer lain. Contoh salah satu gambar switch sebagai
berikut:
Gambar 2.13 Switch (6)
4. Repeater
Repeater adalah suatu perangkat yang dipasang di titik-titik
tertentu dalam jaringan untuk memperbaharui atau memperkuat
sinyal-sinyal yang melemah akibat jarak, sehingga sinyal dapat
ditransmisikan ke jarak yang lebih jauh. Perangkat repeater harus
memiliki dua alat, yaitu untuk menerima sinyal dari server (client)
dan untuk menyebarkan sinyal (access point). Dalam repeater ini
tidak dapat menghubungkan Protocol data layer yang berbeda,
misalnya antara ethernet dengan token ring. Bentuk repeater dapat
dilihat sebagai berikut:
26
Gambar 2.14 Repeater (4)
5. Bridge
Bridge adalah sebuah perangkat jaringan yang digunakan untuk
memperluas jaringan. Bridge juga mampu menghubungkan dua buah
LAN yang terpisah dan juga menggabungkan dua buah media
jaringan yang berbeda. Dalam bridge ini akan memisahkan data mana
yang harus dikirimkan pada LAN sendiri atau dengan LAN lain yang
terhubung dengannya. Bridge bekerja pada layer data-link di suatu
jaringan. Salah satu bentuk bridge sebagai berikut :
27
Gambar 2.15 Bridge (7)
2.1.6 Model Referensi
2.1.6.1 Open System Interconnection Model
OSI Model (Open System Interconnection Model) adalah proposal
yang dikembangkan oleh International Standards Organization (ISO)
sebagai langkah pertama menuju Standarization International Protocol
yang digunakan dalam berbagai lapisan. Dalam model OSI
menghubungkan sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem
lain dan memiliki tujuh lapisan.
Prinsip-prinsip yang diterapkan untuk tujuh layer adalah :
1. Layer harus dibuat ketika fungsi yang berbeda dibutuhkan.
2. Setiap lapisan harus melakukan fungsi yang terdefinisi dengan
baik.
28
3. Fungsi dari tiap layer harus dipilih dengan baik menurut
international standard Protocol.
4. Batas layer harus dipilih untuk meminimalkan aliran informasi di
seluruh interface.
5. Beberapa layer harus cukup besar sehingga fungsi yang berbeda
tidak perlu di satukan dalam layer yang sama.
Tujuh lapisan Model OSI sebagai berikut (Andrew S. Tanenbaum,
2003, p37) :
1. Layer 1 – Physical Layer
Physical Layer adalah lapisan terbawah dari 7 pembagian layer
OSI ini. Layer ini berfungsi untuk mengatur dan mengubah semua hal
yang berhubungan langsung dengan hardware. Layer ini untuk
mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, cara
menerima sinyal, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan, bentukan jaringan
dan pengkabelan. Selain itu, juga mendefinisikan bagaimana Network
Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.
2. Layer 2 – Data Link Layer
Data Link Layer adalah layer yang berfungsi untuk
mengelompokkan bit-bit data kedalam format frame agar dapat
diproses oleh lapisan fisik, mengkoreksi kesalahan, untuk mengatur
pergerakkan arus bit ke penerima yang benar-benar dituju, dan
menentukan pengalamatan perangkat yang benar. Pada Data link ini
29
sangat bertanggung jawab, apabila terjadi kegagalan, pengiriman dan
akan dikirim ulang.
3. Layer 3 – Network Layer
Network Layer adalah layer yang menyediakan koneksi dan
menentukan cara terbaik untuk mengirim data, membuat header untuk
paket-paket dan kemudian melakukan routing. Pada layer ini juga dapat
mendeteksi error dan mengatur ulang koneksi.
4. Layer 4 – Transport Layer
Transport Layer berfungsi untuk memecahkan data ke dalam
paket-paket data serta akan diberikan nomor urut ke paket-paket
sehingga paket berurutan agar tidak terjadi kesalahan atau perubahan
pada data. Protocol yang bekerja pada layer ini adalah Transmission
Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP).
5. Layer 5 – Session Layer
Session layer adalah layer yang bertanggung jawab mengatur
jaringan, mendefinisikan bagaimana jaringan dibuat, cara memelihara
jaringan sehingga tetap lancar, dan mengakhiri hubungan antar node.
6. Layer 6 – Presentation Layer
Presentation layer adalah layer yang menerjemahkan data yang
ingin dikirimkan dan berfungsi untuk mengurus format data yang dapat
dipahami oleh media apapun. Jadi pada layer ini tujuannya
memanipulasi data bukan untuk komunikasi.
30
7. Layer 7 – Application Layer
Application Layer merupakan layer teratas pada OSI layer yang
berfungsi menghubungkan antara aplikasi dengan jaringan sehingga
pengguna dapat berinteraksi secara langsung dengan jaringan dan
kemudian membuat pesan-pesan kesalahan yang terjadi. Program yang
berhubung pada layer ini adalah yang dapat mengakses kejaringan.
Seperti File Transfer Protocol (FTP), HypertextTransfer Protocol
(HTTP), WWW Browser, dan Simple Network Management Protocol
(SNMP).
Gambar 2.16 OSI Model (8)
2.1.6.2 Model Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP)
TCP/IP adalah sekumpulan Protocol yang bekerja bersama-sama.
Perancangan TCP/IP bermaksud membuat sebuah Protocol yang dapat
melintasi lingkungan jaringan yang berbeda-beda dan mempunyai
kemampuan menjalankan rute ganda untuk sampai ke tujuan akhir.
Terdapat empat lapisan pada TCP/IP antara lain :
31
1. Layer 1 – Application Layer
Lapisan ini merupakan layer yang melayani permintaan data
atau service, sehingga komputer dapat memakai semua aplikasi
yang disediakan oleh layanan TCP/IP. Lapisan ini mencakup
Protocol Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP),
Domain Name System (DNS), Hypertext Transfer Protocol
(HTTP), File Transfer Protocol (FTP), dan masih banyak
Protocol lainnya.
2. Layer 2 – Transport Layer
Lapisan ini merupakan layer yang mendefinisikan cara-cara
untuk melakukan pengiriman data antara dua host (host to host).
Lapisan ini menjaminkan bahwa informasi yang diterima oleh
penerima adalah sama dengan informasi yang dikirim oleh
pengirim. Dalam layer ini terdapat dua jenis protocol yaitu
Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram
Protocol (UDP). TCP berfungsi untuk mengubah satu block data
yang besar menjadi segmen-segmen yang dinomori dan disusun
secara berurutan. UDP berfungsi untuk mengirimkan paket data
secara langsung dengan kecepatan tinggi tanpa harus membuat
jalur koneksi dan memeriksa kesalahan.
3. Layer 3 – Internetwork Layer
Lapisan ini merupakan layer yang mendefinisikan
bagaimana paket data dikirim sesuai dengan alamat yang dituju
32
dan menjaminkan agar paket diterima oleh penerima secara
lengkap.
4. Layer 4 – Network Layer
Lapisan ini merupakan layer mendefinisikan bagaimana data
dikirim atau diterima dari media fisik berupa kabel, serat optik,
atau gelombang radio. Pada lapisan ini juga dapat mendeteksi
kesalahan dari data yang ditransmisikan.
Gambar 2.17 TCP/IP Model (9)
2.1.7 Protocol Jaringan
Protocol adalah suatu aturan yang digunakan untuk mengatur jalannya
komunikasi data antara beberapa komputer yang berada di suatu jaringan. Di
33
dalam jaringan tersebut terjadinya sebuah komunikasi antar perangkat dengan
sistem berbeda supaya perangkat-perangkat tersebut bisa saling berkomunikasi,
mengirim maupun menerima maka dibutuhkan suatu Protocol.
Elemen-elemen penting pada protocol adalah :
1. Syntax
Mengacu segala sesuatu yang berkaitan dengan format data
dengan makna yang berbeda.
2. Semantics
Mengatur penerjemahan yang sesuai dan dapat mengkontrol
informasi untuk koordinasi dan penanganan kesalahan.
3. Timing
Mengatur kapan data harus dikirim dan seberapa cepat data
dikirim.
2.1.7.1 TCP/IP
TCP/IP dikembangkan pada awal 1980-an sebagai sebuah protocol
standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan sehingga
membentuk jaringan yang luas. TCP/IP merupakan standar komunikasi
data yang digunakan oleh komunitas jaringan dalam proses penukaran data
dari satu komputer ke komputer lainnya. TCP/IP ini bersifat bebas terhadap
mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat
digunakan dimana saja dan kapan saja dan bersifat routable bisa
34
menghubungkan sistem-sistem berbeda seperti Microsoft Windows dan
macam-macam UNIX.
Protocol ini menggunakan skema pengalamatan sederhana yang
disebut alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus
juta komputer untuk dapat saling terhubung satu sama lainnya.
2.1.7.1.1 Pembagian Kelas IP Address
Setiap host dan router internet memiliki IP address, yang
memberi kode nomor jaringan dan nomor host. Pada prinsipnya tidak
ada dua mesin di internet yang memiliki IP address yang sama. semua
IP address digunakan dalam Source Address dan Destination Address
tujuan dari paket IP. Dalam IP address tidak mengacu pada sebuah
host tetapi mengacu pada interface jaringan. Jadi jika host pada satu
jaringan, maka dengan demikian hanya memiliki satu IP address.
Dalam IP address ini mempunyai format dalam bilangan binary
yang terdiri dari 32-bit dan dibagi atas empat bagian, masing-masing
bagian adalah 8-bit bilangan binary.
Tabel 2.1 Format IP Address
Binary Decimal
00000000.00000000.00000000.00000000 s/d
11111111.11111111.11111111.11111111
0.0.0.0
255.255.255.255
35
Dalam IP address dibagi menjadi 5 kategori sebagai berikut
(Andrew S. Tanenbaum, 2003, p436) :
1. IP Address Kelas A
IP address kelas A diberikan untuk jaringan
dengan jumlah host yang sangat besar, jarak IP kelas A
ini mulai dari 1-126 dan mampu menampung kurang
lebih 16 juta alamat IP, dalam IP kelas A hanya
menggunakan oktet pertama (8 bit) untuk menunjukan
network ID dan tiga oktet sisanya tersedia untuk host
ID.
2. IP Address Kelas B
IP address kelas B biasanya digunakan untuk
jaringan berukuran sedang sampai besar dan
menggunakan dua oktet pertama (16 bit) dari empat
oktet untuk menunjukan network ID dan oktet sisanya
untuk host ID. Jarak IP address Kelas B ini berawal dari
128-191.
3. IP Address Kelas C
IP address kelas C biasanya digunakan untuk
jaringan berukuran kecil (LAN) sekitar 2 juta alamat IP
dengan jumlah 256 host. Jarak pada IP kelas C ini dari
192-223 dan host ID merupakan 8 bit terakhir.
36
4. IP Address Kelas D
IP address kelas D digunakan untuk keperluan
multicasting dengan jarak 224-239. Multicast address
adalah network address yang menunjukkan sekelompok
host dalam sebuah jaringan komputer. Empat bit
pertama dalam IP address kelas D diset 1110 dan bit-bit
berikutnya diatur sesuai kebutuhan untuk kelompok
multicasting.
5. IP Address Kelas E
IP address kelas E tidak digunakan untuk umum,
oleh karena itu tidak ada IP address kelas E yang
dikeluarkan untuk digunakan dalam internet. Empat bit
pertama dalam IP address kelas E ini selalu diset
menjadi 1111. Jarak pada Kelas E ini dari 240-255.
Tabel 2.2 Kelas IP Address
Kelas JARAK Netwok ID Host ID START END
A 1-126 W X.Y.Z 1.0.0.0 126.255.255.254
B 127-191 W.X Y.Z 128.0.0.0 191.255.255.254
C 192-223 W.X.Y Z 192.0.0.0 233.255.255.254
D 224-239 - - 224.0.0.0 239.255.255.254
37
E 240-255 - - 240.0.0.0 255.255.255.254
2.1.7.2 User Datagram Protocol (UDP)
UDP adalah salah satu protocol yang mendukung adanya jaringan
pada lapisan transport. Protocol ini bersifat connectionless (tanpa keneksi)
antara host-host dalam jaringan, dan bersifat unreliable, artinya tidak ada
informasi yang diterima oleh pengirim saat pengiriman paket terjadi
kegagalan. Aplikasi UDP yang biasanya digunakan salah satunya adalah
Video streaming.
Header message UDP yang sederhana, seperti tabel berikut :
Tabel 2.3 Header Message UDP
Source Port (16 bits)
Destination Port (16 bits)
Length (16 bits)
Checksum (16 bits)
Data
Keterangan :
1. Source Port : Di isi dengan nomor port, jika tidak ada
nomor port yang ditentukan, maka diset jadi 0.
2. Destination Port : Nomor port mesin tujuan.
3. Lenght : Menunjukkan panjang total (dalam byte)
seluruh datagram, termasuk header dan data.
38
4. Checksum : Digunakan untuk error-checking header dan
data.
5. Data : Berisi Data.
2.1.8 Alat Bantu Analisis
2.1.8.1 Use Case Diagram
Use Case Diagram adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari
perspektif pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal
interaksi antara user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri
melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai.
Urutan langkah-langkah yang menerangkan antara pengguna dan
sistem disebut scenario, dimana scenario tersebut menjelaskan secara rinci
melalui sebuah paragraf ataupun dapat dijelaskan secara singkat dengan
menambahkan diagram untuk merincikannya.
Use case diagram merupakan sebuah gambaran fungsionalitas yang
diharapkan dari sebuah system, yang menjelaskan apa yang diperbuat oleh
sistem. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor
dengan sistem . Use case menggambarkan kata kerja seperti login ke
sistem, maintenance user dan sebagainya.
Actor adalah segala sesuatu yang berinteraksi langsung dengan
sistem aplikasi komputer, seperti orang, benda dan sebagainya. Tugas actor
adalah memberikan informasi kepada sistem dan dapat memerintahkan
sistem agar melakukan sesuatu tugas.
39
2.1.8.2 Flowchart
Flowchart merupakan bagan-bagan yang mempunyai arus yang
menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah.
Tujuan membuat flowchart:
1. Menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah.
2. Secara sederhana, terurai, rapih dan jelas.
3. Menggunakan simbol-simbol standard.
Dalam pembuatan proses flowchart, digunakan beberapa symbol
untuk membantu pembuatan tersebut, yaitu :
Tabel 2.4 Symbol Flowchart
BAGAN NAMA FUNGSI
TERMINATOR Awal atau akhir program
FLOW Arah aliran program
PREPARATION Inisialisasi/pemberian nilai awal
PROCESS Proses/pengolahan data
Manual Operation
Menunjukan proses yang
dikerjakan secara manual
DECISION Seleksi atau kondisi
40
KEYING
Menunjukan pemasukan data
kedalam komputer melalui online
terminal atau perangkat terminal
input/output
41
2.2 Teori Khusus
Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai teori khusus yang dipergunakan
dalam penelitian, yaitu:
2.2.1 Network Monitoring System (NMS)
NMS adalah kumpulan sistem yang memiliki tugas pemantauan sistem
lainnya didalam suatu jaringan dan dapat digunakan untuk mendeteksi masalah-
masalah yang akan terjadi, misalnya suatu sistem pemantauan dapat
menghubungi suatu service web, secara berkala mengetahui apakah service web
dapat memberikan respond atau tidak, jika tidak sistem pemantauan dapat
mengirimkan pemberitahuan kepada administrator jaringan melalui email atau
SMS (Short Message Service), bahwa terjadi kegagalan respond dari service
web tersebut.
NMS mampu mengamati internal performance dari suatu sistem
komputer seperti :
1. Kapasitas penggunaan memori.
2. Jumlah proses yang berjalan dalam suatu sistem komputer.
3. Beban prosesor
4. Jumlah pengguna.
Tujuan sistem pemantauan ini adalah agar masalah-masalah jaringan yang
terjadi pada suatu sistem mungkin dapat dicegah secara cepat. NMS ini juga
dapat memberikan visualisasi mengenai jaringan dan sistem yang diamati
berupa gambaran yang lebih jelas dan jelas dilihat sehingga dalam mengambil
42
langkah-langkah penyelesaikan masalah tidak mengganggu aktifitas kerja yang
lainnya.
2.2.2 Manajemen Jaringan
Manajemen jaringan merupakan sebuah pengaturan, pengurusan atau
pengelolaan elemen pada jaringan agar jaringan tetap dapat digunakan untuk ke
depannya, (Subramanian 2000, p135).
Dalam manajemen jaringan dibutuhkan untuk memelihara perangkat
pelayanan secara dinamis. Kegiatan ini menjamin ketersediaan yang cukup kuat
untuk penemuan masalah pada jaringan yang dapat mengakibatkan penurunan
jaringan komunikasi.
Manajemen jaringan dapat dikategorikan menjadi lima macam, yaitu :
1. Configuration Management (Manajemen Konfigurasi)
Manajemen konfirgurasi berhubungan dengan pembaruan,
perubahan di dalam jaringan. Tugas konfigurasi jaringan pertama kali
yang dilakukan instalasi dan mungkin juga dari manajemen lain
mengakibatkan terjadinya kegagalan atau kesalahan yang dikoreksi
melalui pengaturan konfigurasi.
Tujuan dari Manajemen Konfigurasi adalah :
1. Mengubah konfigurasi jaringan.
2. Mengubah komponen-komponen jaringan.
43
3. Mengatur alarm untuk menghasilkan pemberitahuan ketika paket
jaringan sedang bermasalah.
2. Fault Management (Manajemen Kesalahan)
Manajemen kesalahan berhubungan dengan kejadian-kejadian
masalah di dalam jaringan, dimana manajemen jaringan bisa
mendeteksi jaringan yang bermasalah dan bisa mengisolasi masalah
tersebut. Cara mendeteksi jaringan melalui pemantauan jaringan yang
bisa memberitahukan kejadian, kondisi-kodisi jaringan.
Tujuan dari manajemen kesalahan :
1. Menemukan masalah.
2. Melakukan pemeriksaan secara rutin untuk memperbaiki
masalah yang terjadi pada jaringan.
3. Performance Management (Manajemen Kinerja)
Manajemen Kinerja berhubungan dengan keterkaitan pada prilaku
kinerja jaringan. Status jaringan menampilkan dari sistem pemantauan
jaringan yang mengukur sebagai berikut :
1. Throughput keseluruhan.
2. Respon time.
3. Pemanfaatan persentase.
4. Tingkat kesalahan.
5. Kesediaan jaringan.
6. Kehandalan jaringan.
44
4. Security Management (Manajemen Keamaan)
Manajemen keamanan berhubungan dengan keamaan terhadap
jaringan, Manajemen keamanan ini sangat berkaitan dengan
manajemen kesalahan dan manajemen konfigurasi supaya pengaturan
konfigurasi perangkat jaringan harus mendapatkan sistem keamanan
yang bagus dan bisa menangani keamanan pengkonfigurasian password
pada server sehingga pengaksesan yang dicurigai dapat diamankan.
Tujuan dari manajemen keamanan :
1. Mengatur keamaan fisik jaringan.
2. Mengamankan akses ke jaringan dan data yang tersimpan
dalam jaringan.
3. Memantau jalur akses pada server.
4. Menyediakan alarm suara untuk mengingatkan tentang
pelanggaran yang dilakukan untuk membobol keamanan
jaringan.
5. Accounting Management (Manajemen Akuntansi)
Akuntansi manajemen berhubungan dengan masalah pengguna
sumber jaringan di dalam sistem dan meminta bayaranan atas
pelayanan atau jasa ketersediaan sumber jaringan. Manajemen ini
mengumpulkan informasi untuk menentukan berapa tagihan yang
diajukan kepada pengguna yang telah memanfaatkan layanan jasa
jaringan.
Tujuan dari akuntansi manajemen :
45
1. Memastikan bahwa pengguna memiliki sumber jaringan yang
memadai.
2. Mengatur pemberian atau menghapus izin untuk mengakses
jaringan.
2.2.2.1 Simple Network Management Protocol (SNMP)
SNMP merupakan kumpulan protocol yang dikembangkan untuk
menangani manajemen jaringan yang membuat administrator jaringan
dapat memantau dan mengatur jaringan komputer secara sistematis dari
jarak jauh atau dalam satu pusat kontrol. SNMP ini bekerja dengan
menukar pesan yang berisi informasi jaringan yang dikenal sebagai PDU,
kegunaannya yaitu untuk melakukan monitoring startup dan shutdown, dan
untuk pengatur informasi.
Menurut Kaushik, A. (2010,p1), SNMP dapat digunakan untuk
melakukan monitoring perangkat jaringan dan berbagai kelengkapan data
center lainnya. Ini merupakan bagian dari protokol TCP / IP. Pada sebuah
lingkungan data center, setiap server di install agent yang berkomunikasi
dengan SNMP untuk mengirimkan keadaan dari sebuah perangkat dimana
agent tersebut terpasang / ter-install. Manager (Monitoring Server)
kemudian mengambil data dari berbagai node jaringan.
46
Dalam SNMP ini terdapat elemen-elemen sebagai berikut :
1. Manager
Manager adalah pelaksana dan manajemen jaringan,
kenyataanya manager ini merupakan komputer biasa yang ada
pada jaringan yang mengoperasikan perangkat lunak untuk
manajemen jaringan. Manager ini terdiri atas satu proses atau
lebih yang berkomunikasi dengan agents di dalam jaringan.
Manager akan mengumpulkan informasi dari agen dalam jaringan
yang diminta oleh administrator tetapi tidak semua informasi yang
dimiliki agent di kirim ke administrator.
2. Management Information Base (MIB)
MIB adalah sebagai struktur basis data variable dari element
jaringan yang dikelola. Struktur tersebut bersifat hirarki dan
memiliki aturan sedemikian rupa sehingga informasi setiap
variable dapat dikelola atau ditetapkan dengan mudah. Salah satu
contoh dari MIB adalah MIB-II (RFC 1213). MIB-II ini
merupakan salah satu MIB yang sangat penting, karena semua
device yang men-support SNMP pasti akan men-support MIB-II.
Objek dalam MIB yang saling mempunyai relasi dikelompokkan
menjadi satu kelompok. Salah satu struktur pohon dari MIB-II
adalah sebagai berikut :
47
Gambar 2.18 Struktur Pohon dari MIB-II (10)
MIB-II terdiri dari 9 sub tree adalah : system, interface, at,
ip, icmp, tco, udp, egp dan snmp. 9 sub tree akan dijelaskan pada
tabel berikut :
Tabel 2.5 Group yang Ada Pada MIB-II
Nama Subtree OID Keterangan
System 1.3.6.1.2.1.1 Mendefinisikan list objek yang
berhubungan dengan sistem
operasi dari divice yang
bersangkutan, Misalnya sistem
uptime, sistem contact, sistem
name.
48
Interface 1.3.6.1.2.1.2 Berguna untuk melakukan
tracking terhadap status
iterface dari divice yang
bersangkutan.
at 1.3.6.1.2.1.3 Transisi alamat antara IP
address dengan physical
address.
ip 1.3.6.1.2.1.4 Berguna untuk melakukan
tracking informasi yang
berhubungan dengan aspek
yang berhubungan dengan IP.
icmp 1.3.6.1.2.1.5 Melakukan tracking informasi
yang berhubungan dengan
ICMP
tcp 1.3.6.1.2.1.6 Melihat informasi dari status
sebuah koneksi TCP.
udp 1.3.6.1.2.1.7 Melihat informasi dari koneksi
UDP.
egp 1.3.6.1.2.1.8 Melihat informasi dari EGP
49
transmission 1.3.6.1.2.1.10 Tidak ada objek standar di
bawah group ini, akan tetapi
MIB dari media spesifik
lainnya bisa diletakkan di
bawah group ini.
snmp 1.3.6.1.2.1.11 Melakukan pengukuran
terhadap aplikasi SNMP di
entitas yang di manager.
3. Agent Agent adalah perangkat lunak yang dijalankan setiap elemen
jaringan yang dikelola. Setiap agent memiliki basis data variable
yang bersifat local yang menerangkan keadaan dan berkas
aktivitas yang dilakukan.
50
Gambar 2.19 Pemakaian SNMP (11)
Pada gambar diatas menunjukan bahwa SNMP manajer sebagai suatu host
khusus dalam jaringan digunakan untuk mengirimkan pertanyaan untuk
manajemen jaringan kepada host/node yang lain. Dalam node yang dikelola bisa
berupa bridge, router, atau host, yang masing-masing menjalankan program yang
disebut dengan SNMP agent. Program SNMP agent ini menerima pertanyaan
yang dikirim oleh SNMP manager dan mengirimkan kembali informasi yang
diinginkan. SNMP menggunakan UDP sebagai protocol transport untuk
mengirimkan pertanyaan dan menerima jawaban dari SNMP agent.
Pada SNMP terdapat 4 perintah yang digunakan untuk mengidentifikasi
suatu host pada jaringan komputer, yaitu :
51
1. Get, digunakan oleh manajer untuk mengambil suatu item dari agent
MIB.
2. Set, digunakan oleh manajer untuk mengkonfigurasi harga suatu
variable pada agent MIB.
3. Trap, digunakan oleh agent untuk mengirim peringatan kepada
manajer.
4. Inform, digunakan oleh manajer untuk mengirimkan peringatan kepada
manajer yang lain.
2.2.3 Nagios
Nagios merupakan perangkat yang berfungsi untuk memantau sistem
jaringan dan merupakan salah satu NM-Tools (Network Monitoring Tools) yang
bersifat open source. Nagios dapat langsung memeriksa kondisi jaringan dan
beberapa layanan yang berada dalam perangkat jaringan. Pemeriksaan jaringan
dilakukan secara langsung terhadap host atau service yang dibantu dengan
menggunakan plugin. Nagios pada awalnya di desain untuk beroperasi dibawah
sistem operasi Linux, namun dapat juga berjalan di bawah sistem operasi bertipe
Unix. (Wojciech Kocjan, 2008, p8).
Mongkolluksamee, S. (2010,p3) mendeskripsikan nagios sebagai sebuah
network monitoring tool yang sangat fleksibel dan mudah di konfigurasi.
Penggunanya dapat membuat plugin masing-masing untuk mendukung berbagai
macam perangkat atau layanan pada jaringan. Dengan fleksibilitas,
ekstensibilitas, dan berbagai macam add-ons yang ada pada nagios, nagios dapat
52
dipakai sebagai framework untuk membangun sebuah monitoring software yang
kuat dan mudah digunakan.
Mengacu pada penjelasan Miah, W. (2010,p2), pada nagios terdapat 2
macam pemeriksaan, yaitu host check dan service check. Pemeriksaaan terhadap
host melibatkan sebuah PING (Packet Internet Groper) sederhana menggunakan
ICMP (Internet Control Message Protocol), sedangkan pemeriksaan service
menggunakan beberapa Internet Protocol. Host dan Service check didefinisikan
di nagios sebagai objek dan menyediakan metode inheritance dengan
kemampuan untuk melakukan over-ride terhadap karakteristik dari parent object.
Konsep yang digunakan nagios ini terdapat pada pemrograman berorientasi
objek, dan fungsionalitasnya disediakan di nagios.
Dalam mengamati terhadap objek yang dipantau, terdapat empat
pernyataan untuk mendeskripsikan status, yaitu Ok, Warning, Critical, dan
Unknown. Dengan demikian, pemantau dapat mengutamakan yang memiliki
status critical dan warning untuk diperbaiki.
Nagios menyediakan dukungan tentang topologi jaringan dalam berbagai
cara. Menurut Pervil�, M. A. (2007,p3), sistem self-knowledge nagios mengacu
pada konsep cascading failures, yang artinya jika sebuah bagian dinyatakan
error, maka bagian yang lainnya bisa ikut dideteksi sebagai error. Namun dalam
nagios, bagian yang lainnya ini tidak disebutkan sebagai error, tetapi Unknown,
yang artinya tidak dapat ditentukan dikarenakan bagian yang seharusnya menjadi
bagian utama tidak dapat dideteksi dikarenakan error. Dalam nagios, jika sebuah
service atau host terdeteksi error atau fail, keadaan dari sebuah service atau host
53
yang bergantung pada service atau host yang gagal tadi. Tidak dapat ditentukan.
Service atau host yang tidak dapat ditentukan statusnya tadi bisa saja berfungsi
dengan baik, namun karena nagios tidak dapat menjangkaunya, maka status yang
muncul adalah unknown.
Hampir semua pemeriksaan yang dilakukan oleh Nagios dibantu dengan
plugin. Dalam pemantauan jaringan, plugin membantu pemantau agar
mendapatkan hasil yang lebih detail. jadi, para administrator dapat membaca
hasil pemeriksaan dengan lebih rinci.
Nagios tidak hanya menawarkan sistem inti untuk memantau, tetapi juga
menawarkan standard plugin. Pemantau juga dapat membuat plugin-nya sendiri
jika ingin melakukan pemeriksaan yang lebih spesifik. Dengan menguasai
programming language, Nagios membantu pemantau untuk dapat lebih mudah
membuat plugin yang diinginkan.
Perbedaan yang dimiliki antara Nagios dengan NM-Tools yang lain :
1. Nagios bersifat open source, sehingga untuk mengembangkannya lebih
mudah.
2. Fleksibel, sehingga lebih mudah untuk memenuhi persyaratan dan
kebutuhan dalam pemantauan jaringan.
3. Menggunakan plugin dalam pengambilan data perangkat jaringan.
4. Plugin dapat dibuat dan dikembangkan sendiri sesuai kebutuhan
pemantau jaringan, sehingga menambah fitur-fitur nagios menjadi
semakin lengkap dibandingkan NM-Tool yang lain.
5. Bersifat modular.
54
6. Menggunakan web interface sebagai tampilan data perangkat jaringan,
sehingga dapat diakses secara mudah dan remote dari tempat lain.
7. Dapat memantau host resources, seperti disk usage, memory usage,
CPU procces, dll).
8. Mempunyai fitur reporting melalui web interface.
9. Dapat diintegrasikan dengan web browser, salah satunya Mozilla
Firefox, untuk fitur reporting.
2.2.3.1 Fitur Macro Nagios
Salah satu fitur penting di nagios adalah kemampuan untuk
menambahkan macro ke dalam command definition. Macro
memungkinkan pengguna untuk me-reference informasi dari sebuah host
atau service ke dalam command. Macro yang telah didefinisikan di dalam
commad definition akan digantikan ketika nagios mengeksekusi command,
dengan nilai yang sebenarnya dari object definition (Chendramata,
A.,2011,p40).
Tabel 2.6 Menjelaskan Beberapa Macro yang Digunakan
Macro Penjelasan
$USERn$ Mendifinisikan user yang menjalankan proses
nagios yang ada pada file resource. Mampu
menampung $USER1$ hingga $USER32$.
$HOSTNAME$ Mendifinisikan nama host. Nilainya diambil dari
atribut host_name dari file host definition.
55
$HOSTADDRESS$ Mendifinisikan alamat IP host. Nilainya diambil dari
atribut address dari file host definition.
$ARGn$ Mendifinisikan argument yang akan di reference ke
command. Nilainya diambil dari file host / service /
notification / event handler definition. Mampu
menampung $ARG1$ sampai $ARG32$.
2.2.4 Nagios Add-ons
Nagios Add-ons merupakan paket-paket tambahan yang bertujuan untuk
membantu aktifitas Nagios dalam melakukan pemantauan jaringan. Sama seperti
Nagios, paket-paket tambahan ini bersifat open source dan prosesnya bergantung
dari Nagios. Dengan adanya paket-paket ini, efektifitas dan efisiensi Nagios
dalam memantau jaringan akan semakin meningkat.
2.2.4.1 Nagvis (Nagios Visual)
Nagvis merupakan addon visualisasi yang dibuat khusus untuk
Nagios dan Icinga (yang merupakan turunan dari nagios). Fungsi yang
paling utama dari addon ini adalah untuk menvisualisasikan data-data hasil
pemantauan jaringan yang diambil oleh nagios. contohnya: menampilkan
proses TI seperti mail system dan infrastruktur jaringan. Dengan nagvis,
administrator jaringan dapat membuat sebuah peta yang menggambarkan
status keadaan jaringan secara real-time.
56
Dengan menggunakan data yang disediakan oleh sebuah backend,
nagvis akan memperbaharui objek (host atau service) yang diletakkan di
peta pada jangka waktu tertentu untuk menggambarkan keadaan real-time.
Peta-peta ini dapat dibuat dalam beberapa layout, sesuai kebutuhan
visualisasi. Layout-layout yang dibuat antara lain :
1. Physical (contoh: semua host yang ada dalam ruang server).
2. Logical (contoh: aplikasi yang ada dalam server).
3. Geographical (contoh: semua host yang ada dalam suatu negara).
4. Business process (contoh: semua host/service yang terlibat dalam
sebuah proses).
2.2.4.2 Pnp4nagios
Pnp4nagios adalah sebuah addon yang menganalisa data kinerja
yang diberikan oleh plugin dari nagios dan menyimpannya secara otomatis
kedalam RRD-Database (Round Robin Database) melalui RRDTool. Data-
data ini kemudian dipresentasikan dalam bentuk grafik & chart, sehingga
memudahkan bagi administrator jaringan untuk menilai kinerja dari
jaringan. (http://docs.pnp4nagios.org/pnp-0.6/start).
2.2.4.3 NagiosQL
NagiosQL adalah sebuah aplikasi addon administration tool berbasis
web yang didesain khusus untuk nagios. Kegunaan utama dari addon ini
adalah untuk melakukan konfigurasi terhadap nagios, tanpa perlu mengedit
57
langsung kode sumber nagios (berkas dengan ekstensi .cfg pada folder
../nagios/etc/). Hal ini membuat administrator jaringan menjadi lebih
mudah dalam menggunakan dan mengatur konfigurasi nagios yang
kompleks beserta pilihan-pilihan konfigurasi lainnya. Konfigurasi yang
dapat dilakukan antara lain konfigurasi host & service definition.
NagiosQL dibuat dengan basis bahasa pemrograman PHP dan
menggunakan basis data MySQL. (http://nagiosql.org).
2.2.5 PHP (PHP Hypertext Preprocessor)
PHP adalah bahasa script yang bersifat umum dan digunakan secara luas,
yang sangat cocok untuk pengembangan aplikasi berbasis web dan dapat di
masukkan ke dalam kode HTML Dalam pengembangan aplikasi berbasis web,
PHP adalah bahasa server side, yang artinya kode-kode PHP dieksekusi atau
diterjemahkan di sisi server. (http://php.net).
PHP dapat dijalankan di berbagai web server, seperti Apache, IIS,
Lighthttpd, Nginx, dan lain sebagainya, dan mendukung berbagai platform sistem
operasi. PHP memadukan beberapa fitur terbaik dari bahasa pemrograman
modern, seperti C dan Java.
2.2.6 MySQL
MySQL adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional yang
berjalan sebagai server yang menyediakan akses multi-user kepada beberapa
basis data. MySQL bersifat open source, biasanya digunakan di kalangan pebisnis
dan dapat juga berjalan di sistem operasi Linux.
58
Basis data MySQL telah menjadi basis data open source yang terpopuler di
dunia dikarenakan performa yang tinggi, realibilitas, dan mudahnya penggunaan.
MySQL juga menjadi basis data pilihan untuk aplikasi generasi terbaru, yang
dibuat berdasarkan LAMP stack (Linux, Apache, MySQL, PHP / Perl / Phyton).
(http://www.mysql.com/why-mysql/).
2.2.7 Apache Web Server
Apache web server merupakan sebuah web server yang pada awalnya di
desain untuk lingkungan Unix. Pada perkembangan selanjutnya, Apache dapat
digunakan pada sistem operasi Windows dan berbagai sistem operasi jaringan
lainnya. Apache web server menyediakan banyak fitur-fitur sebagai sebuah web
server, termasuk CGI (Computer Graphic Interface), SSL (Secure Socket Layer),
domain virtual, serta mendukung modul-modul plugin untuk pengembangan
lebih lanjut. Apache web server bersifat open source.
(http://compnetworking.about.com/cs/webservers/g/bldef_apache.htm).
2.2.8 RRD Tools
RRDtool, singkatan dari Round-robin Database Tool, merupakan modul
yang bertujuan untuk menangani data yang bertipe serial-waktu seperti
bandwidth jaringan, temperatur, CPU load, dan sebagainya. Data-data tersebut
kemudian di simpan ke dalam sebuah RRD (Round Robin Database). Di dalam
RRDtool juga sudah terdapat alat untuk mengekstrak RRD data dalam bentuk
grafik. RRDtool sudah menjadi standar industri open source, yang berperforma
59
tinggi dalam hal pencatatan & presentasi data dalam bentuk grafik untuk data
bertipe serial-waktu. RRDtool juga dapat dengan mudah diintegrasikan dengan
skrip shell, perl, python, ruba, lua, atau aplikasi tcl.
(http://oss.oetiker.ch/rrdtool/)
2.2.9 Sistem Operasi : Ubuntu Versi 11.10
Ubuntu merupakan salah satu distribusi Linux yang berbasis Debian dan
didistribusikan sebagai software bebas. Nama Ubuntu berasal dari filosofi dari
Afrika Selatan yang berarti “Kemanusiaan Kepada Sesama”.
Ubuntu didesain untuk kepentingan penggunaan personal, namun versi
server Ubuntu juga tersedia, dan telah dipakai secara luas. Ubuntu adalah sistem
operasi lengkap berbasis linux dan bersifat open source, tersedia secara bebas
dan mempunyai dukungan baik berasal dari komunitas maupun tenaga ahli
profesional.
Komunitas Ubuntu dibentuk berdasarkan gagasan yang terdapat didalam
filosofi Ubuntu :
1. Bahwa perangkat lunak harus tersedia dengan bebas biaya.
2. Bahwa aplikasi perangkat lunak tersebut harus dapat digunakan dalam
bahasa lokal masing-masing dan untuk orang-orang yang mempunyai
keterbatasan fisik.
3. Bahwa pengguna harus mempunyai kebebasan untuk mengubah
perangkat lunak sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.