mekanisme sistem kendali pengiriman produksi …
TRANSCRIPT
JURNAL TEKNIKA – Fakultas Teknik UNESA, Vol 9 NO 2, Agustus 2008, 97 – 103
97
MEKANISME SISTEM KENDALI PENGIRIMAN PRODUKSI
MENGGUNAKAN PLC
Noveri Lysbetti M Teknik Elektro UNRI
Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan membangun proses pengiriman produksi ke gudang penyimpanan sementara
dari proses produksi secara otomatis. Dimana hal ini dilakukan dalam rangka mendapatkan peningkatkan
efisiensi. Prinsip kerja alat adalah saat catu daya diaktifkan maka PLC aktif. Saat motor hidup sehingga
conveyor aktif dan mulai mengirimkan kotak yang ada di atas conveyor. Dalam proses pengiriman kotak,
sensor membaca kotak yang dikirim dan mengirimkan hasil pembacaan ke counter sehingga counter mulai
mencacah kotak yang dikirim. Hasil dari penghitungan kotak ini dikirim ke seven segment display. kemudian
kotak diangkat dan dipindahkan ke kotak yang lebih besar. Proses ini berlangsung terus menerus sampai kotak besar diisi oleh 20 kotak kecil. Kemudian timer aktif selama 10 detik. Hal ini mengakibatkan motor
berhanti yang berarti Conveyor juga berhenti.. Saat yang sama, sensor, counter, seven segment display juga
berhenti bekerja. Setelah timer aktif selama 10 detik, motor akan hidup kembali. Hal ini mengakibatkan
conveyor bekerja kembali, demikian juga sensor, counter, seven segment display. Sistem kembali bekerja
seperti semula dan hal ini akan berulang-ulang. Sistem berhenti bekerja jika catu daya diputus. Dari uji
simulasi yang dilakukan maka terlihat bahwa proses dapat bekerja seperti yang diharapkan.
Kata kunci : Counter, Programmable Logic Controller , Sensor, Seven Segment Display, Timer
Abstract
This study aims to build the production delivery process to the temporary storage of automatic production
process. This is done in order to get the improvement of efficiency. Working principle device is the power
supply when the PLC is switched on. When the motor so that the conveyor active life and began sending
boxes at the top conveyor. In the process of shipping boxes, sensor read the post box and send the result to
the counter readings that counter started chopping box sent. The result of the calculation box is sent to the
seven segment display and then the box was lifted and moved to a bigger box. This process continues until a
large box filled with 20 small boxes. Then the timer is active for 10 seconds. This has resulted in signigicant
motor Conveyor off and also stopped. At the same time, sensors, counters, seven segment displays also
stopped working. After the timer on for 10 seconds, the motor will live again. This resulted in conveyor working again, as well as sensors, counters, seven segment displays. System returned to work as before and
this will be repeated. The system stops working if thepower supply is disconnected. From the simulation tests
carried out so that the process can be seen working as expected.
Keyword : Counter, Programmable Logic Controller , Sensor, Seven Segment Display, Timer
1. Pendahuluan
Dalam dunia industri, efisiensi produksi yang tinggi merupakan hal yang
terus diupayakan terus menerus. Salah satu
bagian dari efisiensi produksi yang terus
ditingkatkan adalah meminimalkan pemakaian tenaga manusia dan
menggantikannya dengan peralatan yang
dapat bekerja sendiri tanpa menggunakan tenaga manusai lagi.
Pengurangan penggunaan tenaga
manusia dalam dunia industri disebabkan
oleh beberapa kelemahan yang ada pada manusia seperti manusia cepat capek dan
daya ingat terbatas. Hal-hal ini dapat menurunkan
efisiensi produksi pada sebuah industri. Pada uji miniatur sistem pengiriman kotak
dari proses produksi ke gudang penyimpanan
(stokis), yang mana terdiri dari dua macam kotak
kecil dan besar. Dimana kotak besar yang berkapasitas 20 buah kotak kecil. Maka dengan
ini, dibutuhkan suatu pencacah/penghitung kotak
kecil kelipatan 20, sesuai dengan kapasitas kotak besar. Dimana proses penghitungan dilakukan
atas dasar penginformasian sinyal dari sensor
yang digunakan. Dimana sensor yang digunakan
adalah LDR (aktif low) dan pada saat yang sama, proses penghitungan ditampilkan pada seven
98
segment display. Apabila seven segment
telah mencapai penghitungan keduapuluh
maka timer akan bekerja untuk menghitung selang waktu yang dibutuhkan untuk
penggeseran kotak besar selama 10 detik.
Dalam hal ini, proses penggeseran kotak
besar tersebut tidak dibahas. Dalam kasus ini, proses
pengendaliannya dilakukan dengan
memanfaatkan Programmable Logic Controller (PLC) sebagai peralatan
pengendali.
Penelitian ini lebih menitikberatkan
pada pembuatan diagram ladder untuk proses pengiriman kotak dari satu tempat ke
tempat lain.
2. Teori
Programmable Logic Controllers
(PLC) adalah peralatan yang dirancang untuk melakukan fungsi logika, yang
sebelumnya dilakukan oleh relai elektronik.
Kebanyakan disain PLC hampir sama
dengan sebuah komputer. Pada dasarnya, PLC merupakan gabungan dari elemen
logika digital yang solid-state dan
dirancang untuk membuat keputusan secara logika yang menghasilkan keluaran. PLC
digunakan untuk mengendalikan dan
mengoperasikan proses mesin dan peralatan pabrik.
Sebuah PLC dapat dibagi ke dalam
tiga bagian yaitu : bagian Input/Output,
Central Processing Unit (CPU) dan Peralatan Pemograman (Programming
Device).
Bagian dalam CPU berisi rangkaian gerbang logika. CPU adalah sistem dasar
mikroprosesor yang menggantikan relai
kendali, timer, counter dan rangkaian
berurut. CPU didisain supaya pemakai dapat memasuki rangkaian yang dibutuhkan
dalam logika tangga relai. CPU
menerima/membaca data masukan dari berbagai jenis peralatan sensor,
menjalankan program yang disimpan
pemakai dari memori dan mengirimkan perintah-perintah keluaran yang tepat untuk
mengendalikan peralatan-peralatan kendali.
Ada banyak ukuran dari PLC.
Dengan membedakan dari segi pengoperasiannya, secara khusus ukuran
PLC dibagi ke dalam tiga bagian besar
yaitu ukuran kecil, ukuran sedang dan ukuran
besar.
Sumber daya DC dibutuhkan untuk menghasilkan tegangan rendah yang digunakan
oleh mikroprosesor dan modul I/O. Sumber daya
dapat disimpan dalam unit CPU atau disimpan
dalam unit terpisah, tergantung pada pabrik pembuat sistem PLC.
Bagian Input/Output (I/O) terdiri dari
modul input dan modul output. Sistem I/O membentuk perantara dengan peralatan-peralatan
yang dihubungkan ke kontroler. Tujuan dari
perantara ini adalah untuk mengkondisikan
keadaan sinyal-sinyal yang diterima dari atau dikirim ke peralatan eksternal. Peralatan masukan
(input) seperti tombol tekan (push buttons), limit
switches, sensor, saklar pilih (selector switches) dan thumbwheel switches dihubungkan ke
terminal pada modul masukan.
Peralatan keluaran (output) seperti motor berdaya kecil, motor starter, katup solenoida dan
lampu indikator dihubungkan ke terminal pada
modul keluaran. Peralatan-peralatan ini juga bisa
berfungsi sebagai peralatan eksternal walaupun secara fisik dihubungkan dengan program
pemakai internal, yang dapat menduplikasikan
fungsi relai, timer dan counter.
a. Metode Pemograman
Metode pemograman dalam PLC adalah : 1) Diagram Tangga
Diagram tangga adalah satu kumpulan
simbol instruksi yang digunakan untuk
menciptakan program pengendali. Simbol-simbol instruksi tangga ini diatur untuk mendapatkan
logika kendali yang diinginkan untuk
dimasukkan ke dalam memori PLC. Karena kumpulan instruksi disusun dari simbol-simbol
kontak, bahasa diagram tangga juga mengacu ke
simbol-simbol kontak.
Perwakilan dari kumparan-kumparan dan kontak-kontak adalah dasar dari simbol-simbol
kumpulan instruksi diagram tangga logika.
Simbol-simbol yang digunakan untuk menerjemahkan logika kendali relai ke logika
simbol kontak,
2) Kode Mnemonik
Ada beberapa dua tipe masukkan program
PLC yaitu dalam bentuk diagram tangga atau
dengan bentuk kode mnemonik. Pemasukan kode mnemonik dapat dilakukan dengan Programming
Console (Personal Computer). Kode
JURNAL TEKNIKA – Fakultas Teknik UNESA, Vol 9 NO 2, Agustus 2008, 97 – 103
99
mnemonik dipakai untuk menerjemahkan
diagram ladder dalam bahasa pemograman
PLC.
1) Bahasa Pemograman PLC
Istilah bahasa pemograman PLC
mengacu kepada metode bagaimana pemakai berkomunikasi dengan PLC. Dua
struktur bahasa yang sangat umum adalah
bahasa diagram tangga dan bahasa Boolean. Meskipun struktur setiap bahasa sama dari
satu model PLC ke model yang lain, ada
perbedaan antara perusahaan pembuatnya
dalam hal metode aplikasi. Bagaimanapun juga, perbedaan-perbedaan ini biasanya
minim dan mudah untuk dimengerti.
b. LDR (Light Dependent Resistor)
Dengan kemajuan teknologi
elektronika saat ini telah ditemukan suatu jenis tahanan yang sangat peka terhadap
cahaya yang dinamakan Light Dependent
Resistor (LDR).
Konstruksi dan simbol dari LDR adalah seperti pada gambar 1.
1.a.
1.b.
Gambar 1.a. Konstruksi LDR
Gambar 1.b. Gambar Simbol LDR
Sifat dari tahanan LDR ini adalah
nilai tahanannya akan berubah apabila kena sinar atau cahaya. Pada cahaya yang gelap
nilai tahanannya akan besar dan sebaliknya
apabila kena cahaya terang nilai tahanannya
akan menjadi kecil. Jadi, besar kecilnya nilai tahanan
LDR ini tergantung dari besarnya intensitas
cahaya yang mengenai permukaannya. Dengan adanya sifat seperti inilah,
LDR sangat cocok dipergunakan sebagai
sensor.
c. Seven Segment Display
Beberapa tampilan angka menggunakan konfigurasi seven-segment.
Setiap segmen terbuat dari material yang
mengemisi cahaya apabila dilewati arus.
Material-material yang paling umum digunakan adalah Light Emitting Diode (LED) dan filamen
pijar. Seven segment display merupakan tampilan
tujuh buah segmen LED.
Tampilan LED Tujuh Segmen ditunjukkan oleh gambar 2.
Gambar 2. Tampilan Tujuh Segmen
d. Perancangan Program PLC Adapun diagram alir dari prinsip kerja alat
ini dapat dilihat pada gambar 3.
Saat catu daya dihidupkan maka PLC
hidup dan mengaktifkan inverter, yang mana inverter telah diatur untuk frekuensi tertentu.
Dengan aktifnya inverter maka motor akan
bekerja dengan kecepatan yang sesuai dengan frekuensi yang dibangkitkan. Dengan kondisi ini,
maka kotak kecil yang berada di atas conveyor
akan dikirim ke suatu tujuan yaitu kotak besat yang berkapasitas 20 buah kotak kecil.
Apabila kotak besar telah mencapai jumlah
yang diinginkan maka inverter di-reset kembali
ke kondisi awal dengan frekuensi tetap. Selama proses penggeseran kotak besar tersebut ke
gudang penyimpanan maka timer bekerja untuk
menghitung waktu yang dibutuhkan melakukan penggeseran tersebut. Dan hal ini berlanjut secara
terus menerus sampai proses penghentian catu
daya, dimana sistem secara keseluruhan tidak
diaktifkan lagi.
3. Metode
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini berupa PLC, sensor, seven segment display
(tampilan tujuh segmen).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa : membangun system, merancang
program PLC, menguji program, membaca hasil
pengujian/ pengamatan.
a
b
c
d
e
f g
JURNAL TEKNIKA – Fakultas Teknik UNESA, Vol 9 NO 2, Agustus 2008, 97 – 103
100
Gambar 3. Diagram alir prinsip kerja alat
Kotak yang dikirim, dibaca oleh
sensor. Sensor mengirim hasil pembacaannya ke pencacah (counter). Data
dari pencacah dikirim ke seven segment
display (tampilan tujuh segmen) sehingga
seven segment display menampilkan hasil pembacaan dari counter.
Jika counter telah mencacah 20 kotak
dan menampilkannya di seven segment display maka timer aktif selama 10 detik.
Saat timer aktif maka inverter tidak aktif
dan conveyor berhenti bekerja. Demikian
juga sensor, counter, seven segment display berhenti bekerja sampai dengan proses
penghitungan timer selesai.
Tidak
Ya
Kotak dikirim
Baca
Sensor
Counter
menghitun
g
Tampilan
Seven
Segment
Timer 10
detik
End
Start
Mengatur
frekuensi
PLC
Motor
Hidup
Conveyor
bekerja
Apakaka
h jumlah
kotak
20?
101
Pada saat yang sama, kotak diangkat
dan dipindahkan ke kotak yang lebih besar.
Pemindahan kotak yang kecil ke kotak yang lebih besar hanya berlangsung selama 10
detik, sesuai dengan lamanya timer
melakukan penghitungan. Setelah 10 detik
maka inverter aktif kembali dan conveyor
kembali bekerja. Secara garis besar, sistem yang akan
dibangun dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Rangkaian lengkap sistem
Alat ini dirancang untuk memindahkan/ mengirimkan kotak kecil.
Kotak kecil dikirimkan satu persatu ke
kotak yang lebih besar, dengan menggunakan sensor, counter, seven
segment display dan timer. Kotak kecil
yang harus diisi ke dalam kotak yang lebih
besar adalah sebanyak 20 buah. Inverter digunakan untuk mengatur kecepatan yang
diinginkan. Namun dalam hal ini, tidak dibahas secara mendetail.
4. Hasil dan Pembahasan Setelah program dijalankan maka
diperoleh timing diagram untuk pengiriman
kotak pertama sampai kotak keduapuluh,
seperti pada gambar 5.
Gambar 5. Timing diagram pengiriman kotak ke-1 sampai ke-20
Berdasarkan timing diagram
pengiriman kotak pertama sampai ke
duapuluh seperti pada gambar 6, terlihat
bahwa catu daya berfungsi sebagai clock sesaat untuk proses awal untuk
mengaktifkan PLC dan inverter. Dimana
catu daya ini mendapat suatu pengunci untuk mengaktifkan catu daya untuk
inverter selama proses berjalan.
Dengan aktifnya catu daya pada saat bersamaan, PLC bekerja untuk
memerintahkan seluruh proses, pada saat
itu juga inverter bekerja dengan pengaturan
frekuensi yang telah ditetapkan.
Setelah selang beberapa waktu
hingga kotak yang akan dikirim mencapai sensor maka pada saat itu, counter mulai
menghitung hingga hitungan yang
keduapuluh. Dimana proses penghitungan ini ditampilkan pada seven segment display.
Timing diagram setelah pengiriman
kotak ke duapuluh untuk proses ini, inverter, sensor, counter, seven segment
display tidak bekerja selama selang waktu
pengaturan timer. Dalam hal ini, timer.
JURNAL TEKNIKA – Fakultas Teknik UNESA, Vol 9 NO 2, Agustus 2008, 97 – 103
102
diatur selama 10 detik, dimana waktu ini
digunakan untuk menggeser kotak besar
yang berkapasistas 20 kotak kecil. Proses
aktifnya timer, seperti terlihat pada gambar
6.
Gambar 6. Proses aktifnya timer
Dari gambar 6, terlihat bahwa pada saat timer bekerja (setelah pengiriman
kotak ke duapuluh) maka inverter, motor,
sensor, counter, seven segment display
tidak bekerja. Proses ini berlanjut untuk setiap proses keduapuluh pembacaan
counter, telah selesai dilakukan.
Berdasarkan uji simulasi time ladder yang dibangun, dapat memenuhi proses
pengiriman kotak kecil ke dalam kotak
besat yang berkapasistas 20 buah kotak kecil, melalui suatu conveyor yang
menggunakan inverter, dapat berjalan
sesuai dengan yang diinginkan.
5. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini diperoleh
bahwa: proses pengiriman kotak yang pertama sampai keduapuluh dapat berjalan
seperti yang terlihat pada timing diagram,
proses pengiriman kelipatan duapuluh juga dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, secara umum dapat
disimpulkan bahwa mekanisme proses
pengiriman barang yang diinginkan dapat berjalan sesuai dengan berjalan sesuai
dengan yang diharapkan.
Daftar Pustaka
Marpaung, N. L., 2004, Analisa
Penggunaan PLC Dalam Menentukan
Temperatur Air, Laporan Penelitian UNRI, UNRI.
Wahyono, 2004, Rancang Bangun Penghitung Jumlah Barang Pada
Proses Pengisian Mesin Pengepakan,
Proyek Akhir Teknik Elektro UNRI, UNRI.
Salasih, Indah, 2005, Perencanaan Dan
Pembuatan Lampu Penerangan Otomatis, Proyek Akhir Teknik
Elektro UNRI, UNRI.
Rosadi, Febi, 2005, Pembuatan Alat Ukur
Frekuensi Dengan Sistem Digital,
Proyek Akhir Teknik Elektro UNRI, UNRI.
Marpaung, N. L., 2004, Analisa Rancangan
Alat Pembaca KWH Meter Melalui Jaringan Telepon, Jurnal UNRI,
UNRI.
103
Petruzella, D., F., 1989, Programmable
Logic Controllers, McGraw-Hill Book
Company, United States of America.
Webb, Jhon and Greshock, Kevin,
Industrial Control Electronics, Merrill
– An Imprint of Macmillan Publishing Company, New York.
Parr, E., A., 1999, Programmable Controllers : An Engineer’s Guide,
Second Edition, Planta Tree,
Manchester.
Bishop O., 1995, Understand Electronics,
Cetakan Pertama, Penerbit Butterworth
Heinemann Ltd, Inggris.
Ceng G. L., MIEE, 1994, Pengujian
Electronik Dan Diagnosa Kesalahan,
Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Malvino, A. P., Leach, D. P., 1992, Prinsip-
prinsip dan Penerapan Digital, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga.
Malvino, A. P., 1993, Elektronika Komputer Digital, Edisi Kedua,
Penerbit Erlangga.
Shrader R. L., 1999, Komunikasi Elektronika, Edisi Lima Jilid 1,
Penerbit Erlangga.