bab 3 intr
DESCRIPTION
kulitTRANSCRIPT
7/17/2019 BAB 3 intr
http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-intr 1/14
9
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 DEFINISI
Varicella (Cacar Air) adalah penyakit infeksi yang umum yang biasanya terjadi pada
anak-anak dan merupakan akibat dari infeksi primer Virus Varicella Zooster . Varicella pada
anak, mempunyai tanda yang khas berupa masa prodromal yang pendek bahkan tidak ada dan
dengan adanya bercak gatal disertai dengan papul, vesikel, pustula, dan pada akhirnya, krusta,
walaupun banyak juga lesi kult yang tidak berkembang sampai vesikel (traus et al , !""#).
$ambar %.& . Varicella-Zooster Virus ('') (armet, !""*)
+ikatakan varicella post partum jika ibu menunjukksn gejala varicella pada !- hari
setelah kelahiran bayi, dimana bayi yang lahir dengan ibu seronegatif '' akan beresiko
Disseminated Varicella jika mereka terinfeksi (nders et al ).
3.2 EPIDEMIOLOGI
ebelum pengenalan vaksin pada tahun &*, varicella merupakan penyakit infeksi
paling sering pada anak-anak di /A. 0ebanyakan anak terinfeksi pada umur &* tahun, dengan
persentasi dibawah *1 pada orang dewasa. pidemik varicella terjadi pada musim dingin dan
musim semi, tercatat lebih dari 2 juta kasus, &&.""" rawat inap, dan &"" kematian tiap tahunnya.
Varicella merupakan penyakit serius dengan persentasi komplikasi dan kematian tinggi pada
balita, dewasa, dan dengan orang imun yang terkompromi. ada rumah tangga, persentasi penularan dari virus ini berkisar 3*1-#31 (4ampengan, !""*)
5anusia merupakan host alami yang diketahui untuk '', dimana dikaitkan dengan dua
bentuk primer sebagai Varicella (chickenpox) dan bentuk sekunder sebagai herpes 6oster. ''
merupakan infeksi yang sangat menular dan menyebar biasanya dari oral udara atau sekresi
7/17/2019 BAB 3 intr
http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-intr 2/14
10
respirasi atau terkadang melalui transfer langsung dari lesi kulit melalui transmisi fetomaternal.
erangan sekunder meningkat pada kontak rumah yang rentan melebihi #*1 (5ehta, !"").
ada iklim temperatur, angka infeksi enunjukkan variasi musiman yang ditandai, dengan
epidemis pada musim dingin akhir dan awal musim semi. ebaliknya, tidak ada variasi musiman
yang terlihat pada iklim tropis. Alasan untuk perbedaan penandaan ini tidaklah jelas, meskipun
telah didukung dengan pemanasan, dan kurangnya peningkatan paparan pada virus dalam bulan
musim hangat dapat menyebabkan beberapa perbedaan. +i india, disamping dekat dengan
perbataan, angka rendah yang tidak terduga melalui transmisi antar rumah telah
didokumentasikan sebesar #"1. +i ingapura, varicella timbul dalam dua epidemis besar yang
terpisah selama !% tahun (4ampengan, !""*)
5eskipun infeksi primer jarang dan asimptomatik, studi serologis mendukung bahwa
sering terjadi reinfeksi pada subklinis. 7arang sekali pasien dengan imunokompeten dapat
mengalami episode kedua dari varicella. Varicella lebih sering timbul pada usia sebelum sekolah
dan anak usia sekolah kurang dari usia &" tahun dengan insidensi tertinggi pada kelompok usia
%-3 tahun. +isamping prevalensi Varicella pada anak-anak, beberapa dapat mengenai orang
dewasa tanpa adanya paparan sebelumnya 8 sebuah studi rekrut militer di United States pada era
prevaksin menunjukkan bahwa #1 tentara yang direkrut adalah seronegatif, dengan peningkatn
angka seronegative pada non kulit putih. +an lebih tinggi angka seronegative pada tentara yang
asalnya di luar United States (9rieden and enney, !""%).
Varicella terdapat di seluruh dunia, sebelum diperkenalkan vaksinasi di ropa dan
Amerika /tara tahun &* tercatat Varicella terjadi pada " 1 anak sebelum usia &" tahun dan
kurang dari * 1 pada usia lebih dari &* tahun. +i Amerika erikat sejak tahun &## sampai
dengan &* terdapat sekirat &&.""" kasus Varicella dan &"" diantaranya meninggal setiap
tahunnya. uncak kejadian Varicella pada awal musim dingin dan musim semi. 9aktor resiko
terbesar sehingga harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit bahkan meninggal yaitu pada infant dan juga dewasa disamping terkait status imunologis seseorang. :erhitung lebih dari
" 1 dari populasi antenatal telah mendapat serotipe ;g$ sehingga hampir selalu mendapat
kekebalan terhadap suatu infeksi. 0arena tingginya tingkat imunitas dan jarang terjadi kontak
dengan penderita Varicella selama kehamilan, maka jarang terjadi infeksi primer pada ibu hamil
dan terhitung !-% dari &""" kehamilan dengan komplikasi akibat infeksi ''. +i 0anada dari
7/17/2019 BAB 3 intr
http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-intr 3/14
11
jumlah kehamilan %*".""" setiap tahun terdapat "" < &"*" kehamilan dengan Varicella
(9rieden and enney, !""%). +an kematian bayi tercatat %"1 tanpa pengobatan, dari ibu yang
terinfeksi varicella post partum (5ayers).
3.3 ETIOLOGI
Varicella disebabkan oleh Varicella Zooster Virus ('') yang termasuk kelompok
=erpes 'irus dengan diameter kira-kira &*" < !"" nm. ;nti virus disebut capsid yang berbentuk
icosahedral , terdiri dari protein dan +>A yang mempunyai rantai ganda yaitu rantai pendek ()
dan rantai panjang (?) dan merupakan suatu garis dengan berat molekul &"" juta dan disusun
dari &3! capsomer. ?apisan ini bersifat infeksius (7amet et al , !""3)
Varicella Zooster Virus dapat menyebabkan varicella dan herpes 6oster. 0ontak pertama
dengan virus ini akan menyebabkan varicella, oleh karena itu varicella dikatakan infeksi akut
primer, sedangkan bila penderita varicella sembuh atau dalam bentuk laten dan kemudian terjadi
serangan kembali maka yang akan muncul adalah =erpes oster (traus et al , !""#)
3.4 PATOGENESIS
Varicella Zooster Virus sebagian besar didapat dari inhalasi droplet pernafasan pada
orang yang terinfeksi dan bisa juga melalui kontak langsung dengan cairan vesikel walaupun
kemungkinan penularan melalui cara ini sangat rendah. etelah virus masuk melalui mukosa
traktus respiratorius bagian atas ataupun melalui mukosa konjungtiva, virus ini berpoliferasi
(multiplikasi awal) pada nodus limfa regional yang berlangsung !-2 hari yang diikuti dengan
penyebaran melalui pembuluh darah dan cairan limfe (viremia primer) pada hari ke 2-3 setelah
infeksi. 9ase ini membawa virus menuju ke sistem retikuloendotelial (4) dan mengalami
multiplikasi sekunder yang lebih masif terutama di hati dan limpa. ada saat multiplikasi
sekunder inilah sebenarnya sistem imun non-spesifik bekerja, namun jika sistem imun tidak bisa
mengimbangi kecepatan multiplikasi maka terjadi viremia sekunder. ada viremia sekunder mulai muncul gejala prodromal berupa demam, malaise, nyeri kepala dan diikuti dengan invasi
ke endotel dan epidermis. 9ase viremia sekunder ini yang mungkin memegang peranan penting
pada Varicella dengan pregnancy yaitu virus dapat mencapai uterus melalui transplasenta. 9ase
penularan yaitu ! hari sebelum muncul rash sampai semua vesikel menjadi krusta yang kira kira
* hari sejak erupsi kulit pertama muncul. +i epidermis virus ini menginfeksi lapisan malphigi
7/17/2019 BAB 3 intr
http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-intr 4/14
12
dan menimbulkan akantolisis (hilangnya jembatan sel biasanya pada stratum spinosum) diikuti
oleh edema baik edema interseluler ( spongiosis) dan edema intraseluler sehingga menghasilkan
vesikel. ;g5, ;g$ dan ;gA dapat diteksi pada !-* hari setelah awitan dan mencapai puncak pada
minggu ke &&@&!. ;g5 dan ;gA menurun dan menghilang dalam satu tahun, sedangkan ;g$
menurun perlahan lahan dan menetap seumur hidup. rang yang terdeteksi serum antibodi tidak
selalu sakit jika terpapar virus ini dan virus ini dapat berjalan retrogad dari epedermis menuju ke
serabut saraf sensori lokal dan dapat laten di ganglion radiks dorsal yang dapat reaktivasi jika
sistem imun tubuh menurun (traus et al , !""#).
$ambar %.!. $ambar sebelah kiri menggambarkan
proses penempelan '' ke dalam sel inang. a.''
berikatan dengan permukaan sel inang (heparan sulfat
proteoglikan) melalui glikoprotein yang ada pada
selubung virus b. 9usion dengan man 3 reseptor c.
'irus melebur dan mengirimkan nekleokapsid dan
termentumnya kedalam sel inang d. +>A virus
menginvasi +>A sel inang dengan mengeluarkan en6ime
D! polimerase dan timidine kinase untuk mendukung
replikasi virus (7ames et al , !""3).
:erdapat jurnal yang menyebutkan bahwa tidak tertutup kemungkinan bahwa akan terjadi
reinfeksi Varicella, hal ini telah di perkirakan sekitar 2,*1 - &%1 kasus. 4einfeksi ini terjadi
pada pasien yang onset pertama pada usia muda (biasanya B &! bulan), infeksi awal ringan, dan
paparan kedua dari kerabat dengan yang tinggal serumah dengan pasien. =ipotesis lain
menyebutkan bahwa kegagalan sistem imun untuk melakukan suatu imun memori juga
memegang peranan penting dalam reinfeksi Varicella tersebut (traus et al , !""#).
Infeksi Varicella paa Ke!a"i#an $Ma%e&na#'
7/17/2019 BAB 3 intr
http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-intr 5/14
13
4ata-rata angka kematian berhubungan dengan Varicella meningkat seiring dengan
bertambahnya umur. ;ni terbukti bahwa kematian pada dewasa &* kali lebih besar dibandingkan
pada anak anak. erdasarkan "enters for Disease "ontrol and preventionter dapat peningkatan
kasus fatal dari !, per &"".""" orang kelompok usia &*-& tahun menjadi !*,! per &""."""
orang kelompok usia %"-% tahun. Angka kematian pada pasien dewasa lebih tinggi pada
kelompok wanita hamil dibandingkan dengan yang tidak hamil, dan biasanya kematian
disebabkan oleh respiratory disease. erdasarkan estimasi ini bahwa * 1-&" 1 wanita hamil
dengan Varicella cenderung menyebabkan pneumonitis. 9aktor resiko yang mendukung
terjadinya pneumonitis pada kehamilan dengan Varicella adalah merokok dan terdapat D &""
lesi. 0omplikasi pneumonitis dapat terjadi pada hari ke 2 atau lebih. ada studi penelitian
prospektif terdapat &! dari !& wanita hamil yang sudah mendapatkan terapi acyclovir
membutuhkan intubasi dan ventilasi mekanik pada trimester ! atau %. 0ematian tertinggi pada
wanita hamil dengan onset infeksi pada trimester % dan tidak ada subjek penelitian yang
meninggal dengan onset Varicella pada trimester ! (armet, !""*).
Infeksi Varicella paa Ke!a"i#an $Fe%a#'
Varicella bermanifestasi pada fetus baik sebagai "ongenital Varicella Syndrom (em#riopati)
atau juga sebagai eonatal Varicella (bukan kongenital tetapi Varicella menginfeksi pada &" hari
masa kehidupan bayi). ejak dilaporkan kasus pertama kali pada tahun &2, terdapat
"ongenital Varicella Syndrom sebanyak 2& per tahun di amerika serikat, 2 kasus pertahun di
canada, dan kasus per tahun di 7erman. Varicella pada awal kehamilan (",21 sebelum &%
minggu dan ! 1 pada minggu ke &%-!" umur kehamilan) dapat mengakibatkan malformation
atau deformasi melalui infeksi transplasenta dengan manifestasi berupa korioretinitis, atrofi
korteks serebral, hidronefrosis, dan defek@cacat pada tulang serta kulit dengan pengurangan
tungkai secara parsial. tudi kohort lain yang dilakukan di 0anada, resiko terjadinya malformasi
kongenital pada ",2 1 trimester pertama, !1 trimester ! dan "1 pada trimester % berdasar onset
infeksi Varicella. ebelumnya terdapat penelitian yang dilakukan :an dan 0oren menyatakan
bahwa terdapat kasus fetal Varicella sindrom terjadi pada onset kehamilan !& minggu-!#
minggu. Akan tetapi, sebagian besar studi kohort tidak ada bukti yang menyatakan resiko
terjadinya embriopati pada onset lebih dari !" minggu usia kehamilan. ;nfeksi dengan onset *
7/17/2019 BAB 3 intr
http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-intr 6/14
14
hari sebelum melahirkan dapat menjadi resiko terjadinya neonatal Varicella karena ;g$ ibu
belum cukup adekuat untuk memasuki plasenta (armet, !""*).
Infeksi Varicella paa T&i"es%e& Pe&%a"a an Ke(a
ada trimester pertama dan kedua merupakan perhatian khusus karena pada waktu ini dapat
terjadi embriopati. atofisiologi congenital Varicella syndrome @ congenital Varicella-$ooster
sindrom @ fetal herpes-6oster masih sebatas hipotesis tetapi lebih disetujui bahwa itu merupakan
reinfeksi dari herpes 6oster karena di asumsikan bahwa imunitas pada fetus belum matur saat
usia kehamilan di trimester satu dan kedua. =al ini diperkuat dengan bukti bahwa lesi kulit
mengikuti dermatom seperti pada herpes 6oster, kurang berkembangnya muskuloskeletal sistem
secara segmental dan somatik atau sistem saraf otonom (armet, !""*).
:abel %.&. 5anifestasi 0linik "ongenital Varicella Syndrome
ila ibu hamil terinfeksi varisela * hari sebelum partus atau ! hari setelah partus, berarti
bayi tersebut terinfeksi saat viremia kedua dari ibu, bayi terinfeksi transplasental, tetapi tidak
memperoleh kekebalan dari ibu karena belum cukupnya waktu ibu untuk memproduksi antibody.
ada keadaan ini, bayi yang dilahirkan akan mengalami varisela berat dan menyebar
7/17/2019 BAB 3 intr
http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-intr 7/14
15
( Disseminated Varicella). ila tidak diobati dengan adekuat, angka kematian sebesar %"1.
enyebab kematian utama akibat pneumonia berat dan hepatitis fulminant (;sselbacher et al ).
3.) GEJALA KLINIS
5anifestasi 0linik Varicella (cacar air) terbagi menjadi ! stadium yaitu stadium
prodormal dan stadium erupsi.
&. tadium rodormal
tadium ini dimulai setelah masa inkubasi yang berlangsung #-&2 hari bahkan bisa lebih
lama pada pasien yang sudah mendapatkan imunisasi pasif dengan Zooster %mune &lo#ulin
(;$) dan Zooster %mune 'lasma (;). asien akan merasa demam yang tidak terlalu tinggi
(sub-febris) selama &-% hari, mengigil, nyeri kepala ringan, anoreksia, dan malaise. tadium ini jarang terjadi pada anak anak tetapi lebih nyata pada pasien dewasa. tadium ini berlangsung &-%
hari sampai muncul erupsi kulit (Eolf et al , !"&%).
!. tadium erupsi
ada stadium ini ditandai dengan munculnya ruam kulit mulai dari eritema sampai
vesikel-pustul yang akan cepat berubah menjadi krusta. ?esi pada varicella khas ditandai seperti
F de drops on rose petalsG dimulai dari sentral tubuh dan menyebar secara sentrifugal ke daerah
seperti wajah, leher, kulit kepala dan secara cepat akan terdapat badan dan ekstremitas. 4uam
akan tampak lebih jelas pada bagian badan yang tertutup, dan jarang pada telapak tangan ataupun
telapak kaki. :otal lesi yang ditemukan bervariasi mulai jumlah sedikit sampai *"-*"" buah.
5akula eritema kemudian akan cepat berubah menjadi papula, vesikel, pustula, dan krusta.
rupsi ini sering disertai rasa gatal. erubahan erupsi kulit berlangsung sangat cepat sekitar
dalam #-&! jam, sehingga Varicella secara khas dalam perjalanan penyakitnya didapatkan bentuk
papula, vesikel, dan krusta dalam waktu yang bersamaan, ini disebut polimorf . 'esikel akan
berada pada lapisan sel dibawah kulit dan membentuk atap pada stratum korneum dan lusidum,
sedangkan dasarnya adalah lapisan yang lebih dalam. $ambaran vesikel khas, bulat, berdinding
tipis, tidak um#ilicated , menonjol dari permukaan kulit, dasar eritematous, terlihat seperti tetesan
air mata@embun tear drops*. Cairan yang terdapat di dalam vesikel bermula cairan jernih,
kemudian dapat berubah menjadi vesikel besar dengan cairan keruh yang diakibatkan oleh
7/17/2019 BAB 3 intr
http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-intr 8/14
16
serbukan sel radang polimorfonuklear sehingga menjadi pustula. etelah itu terjadi absorpsi@
penyerapan dari cairan oleh sistem limfatik dan lesi mulai mengering dimulai dari bagian tengah
sehingga memunculkan bentuk delle dan akhirnya terbentuk krusta. 0rusta tersebut akan terlepas
dalam &-% minggu tergantung pada dalamnya kelainan kulit. ekas lesi tersebut akan membentuk
suatu cekungan dangkal berwarna merah muda, dapat terasa nyeri, kemudian berangsur-angsur
hilang. ?esi-lesi pada membran mukosa (hidung, faring, laring, trakea, saluran cerna, saluran
kemih, vagina dan konjungtiva) tidak langsung membentuk krusta, vesikel-vesikel akan pecah
dan membentuk luka yang terbuka, kemudian sembuh dengan cepat. 0arena lesi kulit terbatas
terjadi pada jaringan epidermis dan tidak menembus membran basalis, maka penyembuhan kira-
kira -&" hari terjadi tanpa meninggalkan jaringan parut, walaupun lesi hyper-hipopigmentasi
mungkin menetap sampai beberapa bulan. enyulit berupa infeksi sekunder dapat terjadi ditandai
dengan demam yang berlanjut dengan suhu badan yang tinggi (%-2" oC) mungkin akan terbentuk
jaringan parut (Eolf et al , !"&%).
$ambar %.%. floresensi 'aricella (Eolf et al , !"&%)
5anifestasi klinik tersebut diatas juga sama halnya pada varcella pada kehamilan,
termasuk varicella post partum (nders et al ).
3.* DIAGNOSIS
+iagnosis klinik Varicella pada anak-anak, saat ini variola ( smallpox) telah dieradikasi,
biasanya tidaklah sulit. 4uam mempunyai karakteristik dan jarangkali dibutuhkan untuk
dibedakan dari eksantem enteroviral, infeksi S. aureus, rekasi obat, dermatitis kontak dan
7/17/2019 BAB 3 intr
http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-intr 9/14
17
penyebaran infeksi ='-&. +iagnosis dengan kultur dari cairan vesikel kurang sensitif untuk
=' atau C5' dan dapat membutuhkan waktu hari (5ehta, !"")
5etode ini telah diganti dengan metode shellvial sensitive dan ebih cepat, dimana
hasilnya diberikan dalam waktu &-% hari. +eteksi yang lebih cepat, sensitif, dan spedifik dapat
membentuk sistem dasar kultur dimasa depan sebagaimana pewarnaan C4 multiple menjadi
lebih sering untuk digunakan. 5engambil dasar vesikel mungkin dapat menunjukkan sel raksasa
multinukleasi, dimana tidak dapat jelas dibedakan dari ='. agaimanapun,
immunofluorescence pada kultur atau mengambil dengan menggunakan antibodi spesifik dapat
membedakan antara ='-&, ='-!, dan ''. +eteksi serologis ;g5 dan tingginya titer atau
empatkali peningkatan ;g$ anti '' antibodi dapat berguna dalam beberapa kasus (5ehta,
!"").
+eteksi dari ;g5 dapat menunjukkan infeksi primer (chicken pox), dimana baik tinggi
titernya atau empat kali peningkatan ig$ mengindikasikan rekurensi. agaimanapun,
peningkatan ;g5 juga dapat terlihat pada rekurensi. +iagnosis klinis herpes 6oster virus pada
orang dewasa juga biasanya tidak sulit dalam memberikan karakteristik pola dermatom (traus
et al , !""#)
;nfeksi Varicella secara rutin ditegakkan dengan gambaran klinis dan atau perubahan
serologi. 5enurut !lkalay et al untuk menegakkan "ongenital Varicella Syndrom dengan
beberapa kriteria dibawah ini 8
H :erbukti ibu mengalami gambaran Varicella secara umum pada waktu hamil.
H :erdapat lesi kongenital dengan distribusi dermatomal dan atau cacat neurologis, cacat
mata, hipoplasia pada tungkai.
H ukti infeksi Varicella intra uterin meliputi (deteksi +>A virus pada bayi, adanya ;$5
spesifik, dan terdapat ;g$ yang menetap lebih dari bulan serta penampilan lesi 6oster pada
masa infant) (9rieden and enney, !""%).
+iagnosis prenatal dapat di tegakkan dengan pemeriksaan /$ dengan ditemukan
deformitas ekstermitas, mikrosepali, hidramnion, hidrosepalus dan kalsifikasi jaringan lunak,
serta ;/$4. =al yang paling penting adalah untuk pemeriksaan /$ paling efektif dilakukan
7/17/2019 BAB 3 intr
http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-intr 10/14
18
yaitu pada * minggu setelah muncul ruam pertama pada ibu karena untuk kurang dari 2 minggu
terbukti tidak efektif dan sering gagal mendeteksi (9rieden and enney, !""%).
3.+ DIAGNOSIS BANDING
Differential diagnostic dari infeksi varicella sendiri termasuk infeksi yang dapat
menimbulkan vesicular exanthema, seperti infeksi herpes secara umum, hand-foot-mouth
infection dan exanthema enteroviral lainnya. +ahulu, variola dan vaccinia merupakan
differential diagnostic yang penting namun infeksi ini sudah sangat jarang ditemukan. =erpes
simpleks dapat dibedakan dari pengelompokan vesikelnya, lokasi, dan tes immunoflorescence
atau kultur, jika perlu. :es +$anck dapat membantu membedakan varicella dengan enteroviral
penyebab eIanthem lainnya dengan memperlihatkan multinucleated giant cell pada infeksi
=erpes 6oster (traus et al , !""#).
Pe"e&iksaan La,-&a%-&i("
ada pemeriksaan darah tidak memberikan gambaran yang spesifik.
/ntuk pemeriksaan varicella bahan diambil dari dasar vesikel dengan cara kerokan
dicat dengan $iemsa dan =ematoksilin osin, maka akan terlihat sel-sel raksasa ( giant
cell ) yang mempunyai inti banyak dan epitel sel berisi !cidophilic %nclusion ,odies atau
dapat juga dilakukan pengecatan dengan pewarnaan imunofluoresen, sehingga terlihat
antigen virus intrasel.
$ambar %.2. +$ank smear (Eolf et al !"&%)
;solasi virus dapat dilakukan dengan menggunakan fibroblast pada embrio manusia.
ahan diambil dari kerokan dasar vesikel, kadang-kadang ada darah.
7/17/2019 BAB 3 intr
http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-intr 11/14
19
Antibodi terhadap varicella dapat dideteksi dengan pemeriksaan "omplemen ixation
+est euraili$ation +est , 9A5A, ;A=A, dan ?;A (Eolf et al , !"&%)
3. PENGOBATAN
5eskipun vidarabine dan interferon-J telah digunakan pada terapi infeksi '' yang
berat, acyclovir tetaplah merupakan obat pilihan. Acyclovir lebih efektif pada infeksi '' yang
berat jika diberikan secara intravena dalam !2 jam setelah timbul ruam. :erapi acyclovir oral dari
anak sehat dengan chickenpox sebaiknya dipertimbangkan , terutama pada remaja dan kontak
dengan orang rumah secara sekunder, meskipun keuntunggannya tetap ada. +ikarenakan strain
resisten acyclovir pada pasiein dengan A;+, foscaranet harus dipertimbangkan untuk infeksi
berat dalam keadaan ini (traus et al , !""#)
Acyclovir adalah sintesis nucleoside yang merupakan analog dari guanin, ketika
terfosfolariasi oleh en6im yang di bentuk oleh sel terinfeksi akan menghambat D! polimerase
virus dan menghentikan multiplikasi virus herpes. 0etika diberikan dalam !2 jam setelah muncul
ruam telah terbukti efektif dalam menurunkan angka morbiditas dan mortalitas Varicella. ada
kasus yang gawat seperti Varicella pnemonia pada kehamilan trimester ke ! jarang menggunakan
acyclovir oral karena bioavaliditas nya rendah, maka dari itu sering digunakan acyclovir
intravena. +osis acyclovir ;' adalah &"-&*mg@kg atau *""mg@m! ;' setiap # jam selama *-
&" hari pada 'aricella pnemonia dan harus segera di mulai pada !2 < ! jam setelah muncul rash
(armet, !""*)
edangkan dosis acyclovir peroral yang dianjurkan adalah *I#""mg sehari dan biasanya
diberikan selama hari., sedangkan valacyclovir cukup %I&"""mg sehari karena konsentrasi
dalam plasma tinggi. 7ika lesi baru masih tetap timbul obat tersebut masih dapat diteruskan dan
dihentikan sesudah ! hari sejak lesi baru tidak timbul lagi. Acyclovir tergolong aman dan tidak
menimbulkan malformasi janin. 'alaciklovir terbukti lebih mudah diserap jika dibandingkan
dengan acyclovir tetapi data mengenai keamanan terhadap janin dan bayi masih terbatas
(=andoko, !""#)
engobatan untuk kasus varicella post partun tidak berbeda dengan dengan varicella pada
saat kehamilan yaitu dengan pemberian acyclovir (nders el al ).
7/17/2019 BAB 3 intr
http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-intr 12/14
20
engobatan bersifat simtomatis dengan antipiretik dan analgesic. /ntuk menghilangkan
rasa gatal dapat diberikan sedtiva. ?okal diberikan bedak yang ditambah dengan 6at anti gatal
(metol, kamfora) untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal.
7ika timbul infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik berupa salap dan oral (=andoko, !""#).
/ntuk menurunkan demam, sebaiknya gunakan asetaminofen, jangan aspirin. 0arena
aspirin dapat memberikan efek samping yang buruk pada anak-anak bat anti-virus boleh
diberikan kepada anak yang berusia lebih dari ! tahun. Acyclovir biasanya diberikan kepada
remaja, karena pada remaja penyakit ini lebih berat. Acyclovir bisa mengurangi beratnya
penyakit jika diberikan dalam wakatu !2 jam setelah munculnya ruam yang pertama (5ehta,
!"")
3./ KOMPLIKASI
Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada varicella adalah8
Varicella pnemonia adalah komplikasi tersering pada ibu hamil yang terinfeksi Varicella pada
trimester ke %
;nfeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan kelainan
kongenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat
menyebabkan Varicella kongenital pada neonatus.
eradangan jantung
eradangan sendi
eradangan hati
;nfeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa)
nsefalitis (infeksi otak) (7ames et al , !""3).
Ada risiko penyebaran varicella neonatal jika infeksi maternal terjadi hari sebelum
atau dalam waktu ! hari setelah melahirkan . ;ni adalah karena pengembangan dan transfer
antibodi pelindung akan tidak memiliki waktu untuk terjadi dan sistem kekebalan tubuh bayi
adalah relatif belum matang . 0ematian hingga %" 1 tanpa pengobatan ( 5eyers) . ayi yang
7/17/2019 BAB 3 intr
http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-intr 13/14
21
lahir dari ibu seronegatif '' juga beresiko Disseminated Varicella jika mereka menjadi terkena
ke virus dalam hari pertama kehidupan ( nders et al )
3.10 POGNOSIS
Angka kematian pada anak normal di Amerika *,2 < ,* dari &".""" kasus varicella.
Angka kematian hingga %"1 pada ibu dengan varicella post partum jika tanpa pengobatan
yang adekuat (nders et al )
ada neonatus dan anak yang menderita leukimia, immunodefisiensi, sering menimbulkan
komplikasi dan angka kematian yang meningkat.
+engan perawatan teliti dan memperhatikan higiene akan memberikan prognosis yang baik
dan jaringan parut yang timbul akan menjadi sedikit.
Angka kematian pada penderita yang mendapatkan pengobatan immunosupresif tanpa
mendapatkan vaksinasi dan pengobatan antivirus antar < !1 dan sebagian besar penyebab
kematian adalah akibat komplikasi pneumonitis dan ensefalitis (armet, !""*)
3.11 PENEGAAN
/ntuk mencegah varicella diberikan suatu vaksin. 0epada orang yang belum pernah
mendapatkan vaksinasi varicella dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya
penderita gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin 6oster atau
immunoglobulin varicella -$ooster . 'aksin Varicella biasanya diberikan kepada anak yang
berusia &!-&# bulan (9rieden and enney, !""%)
'aksin Varicella yang telah dilisensikan di Amerika erikat pada bulan maret tahun &*
terbukti efektif menurunkan kejadian Varicella selama kehamilan. tudi di 7epang membuktikan
bahwa 1 antibodi Varicella positif pada anak usia -&" tahun setelah mendapat vaksinasi.
Eanita yang menghendaki vaksinasi dianjurkan untuk menghindari kehamilan selama satu bulan
karena vaksin ini berupa vaksin hidup. Eanita yang mendapatkan vaksinasi saat menyusui tetap
dapat melanjutkan menyusui karena tidak ada bukti +>A virus yang mencapai air susu
(4ampengan, !""*).
7/17/2019 BAB 3 intr
http://slidepdf.com/reader/full/bab-3-intr 14/14
22
H';$ wanita hamil dengan riwayat paparan yang signfikan (dalam & rumah, face to face
setidaknya dalam % menit, berada dalam satu ruangan sekitar & jam, atau berbagi ruangan rumah
sakit dengan penderita Varicella). +i anjurkan sebelum diberikan ';$ di lakukan test serologi
terlebih dahulu. ';$ diberikan secara intramuskular sebelum 3 jam setelah kontak dengan
'aricella karena di pertahankan sebelum melewati fase viremia kedua dan belum mencapai
uterus. 4ata rata setelah % minggu ';$ perlu perulangan untuk menstabilkan imunoglobulin.
/ntuk kasus neonatus dengan riwayat ibu positif varicella atau pada kasus varicella post
partum (* hari sebelum melahirkan sampai !- hari setelah melahirkan) perlu diberikan
profilaksis dengan varicella-$oster immune glo#ulin (';$) (;sselbacher et al ). +osis yang di
anjurkan adalah &!** ;/@ &" kg atau ".* ml@kg ;5 (".* ml@kg ;') dengan maksimal dosis 3!*
;/. +osis yang sering dipakai ';$ "-&" kgK&!* ;/, &"-!" kgK!*" ;/, !"-%" kgK%* ;/, %"-2"
kgK*"" ;/, D 2" k*K3!* ;/. eningkatan dosis pada neonatus tidak mencegah infeksi tetapi
dapat meringankan penyakit. ';$ akan memperpanjang masa inkubasi sampai !# hari.
enemuan terbaru menyebutkan pemberian ';$ melalui ;' lebih efektif dan memberikan
perlindungan lebih cepat jika dibandingkan melalui ;5 (9rieden and enney, !""%).