bab 3

Upload: aira-bossgenk

Post on 08-Mar-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1. Tinjauan UmumPada umumnya, pada pekerjaan pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Rumah Susun 3 Lantai T-45, TNI AL Kota Tarakan meliputi beberapa item pekerjaan yang meliputi pengukuran, pekerjaan tanah, pekerjaan pemancangan, pekerjaan struktural, dan pekerjaan finishing.Untuk mencapai target dalam melaksanakan pekerjaan, perlu adanya organisasi yang baik agar diperoleh sasaran yang diinginkan. Maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :a. Rencana kerja yang kemudian dijabarkan dalam rencana bulanan, mingguan dan harian yang meliputi berbagai macam pekerjaan, pemakaian peralatan, bahan dan tenaga kerja yang terlibat dalam proyek tersebut.b. Tenaga pelaksana yang berpengalaman dalam bidangnya dan mampu dalam melaksanakan pekerjaannya.c. Cara kerja yang sesuai dengan ketentuan yang berdasarkan pada syarat-syarat yang telah ditentukan dengan petunjuk pengawas lapangan atau direksi, serta harus adanya koordinasi yang baik antara bagian yang terlibat dalam proyek tersebut.

3.2 Landasan Teori Metode pracetak merupakan metode konstruksi yang mempunyai banyak kelebihan dibanding dengan metode konvensional (Metode cor ditempat). Kelebihan-kelebihan dari metode pracetak antara lain yaitu waktu pelaksanaannya lebih singkat, sehingga bangunan dapat segera difungsikan. Keuntungan yang diharapkan dari pengoperasian bangunan juga bisa segera dinikmati.Beton precast adalah komponen beton yang dicor diluar site atau di pabrik. Kelebihan beton precast adalah lebih efektif untuk kawasan yang padat bangunan dibanding dengan struktur cast in place. Secara garis besar beton precast mempunyai 3 (tiga) tahapan pelaksanaan, yaitu tahap pembuatan, tahap pengangkatan dan tahap pemasangan.3.2.1 KolomKolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi untuk memikul beban vertikal, beban horisontal, maupun beban momen, baik yang berasal dari beban tetap maupun beban sementara. Dimensi kolom yang dirancang bervariasi menurut beban yang diterima. Semakin besar bebannya, maka bisa semakin besar dimensi kolom yang digunakan. Beban tersebut antara lain beban mati berupa beban berat sendiri, beban akibat balok dan plat lantai serta beban hidup. Kolom-kolom struktur pada bangunan ini dirancang bentuk persegi. Konstruksi kolom pada proyek ini terbuat dari beton bertulang.Perencanaan kolom menggunakan tulangan 10, D16 mm. Beton yang digunakan untuk kolom menggunakan mutu beton K-350, dengan slump rencana 10 2 cm.Pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan dilakukan dilapangan kerja, ukuran kolom adalah 40/30 cm menggunakan besi tulangan pokok 4D-16 dengan beugel 10-15 cm. Pengikatan dilakukan dengan menggunakan kawat beton.3.3 Pelaksanaan PekerjaanAdapun beberapa tahapan pekerjaan yang dilakukan, pada Proyek Pembangunan Rumah Susun 3 Lantai T-45, TNI AL Kota Tarakan, tahapan pekerjaan Kolom Precast.3.3.1 Bahan-bahan Konstruksi Spesifikasi bahan adalah komponen yang sangat penting dan menentukan kelancaran pelaksanaan pembangunan proyek. Bahan sebagai komponen penyusun bangunan harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam hal kualitas dan kuantitasnya, karena akan mempengaruhi struktur suatu bangunan. Bahan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan perlu mendapat perhatian khusus. Bahan yang digunakan harus sesuai jenis, kapasitas dan jumlahnya dengan jenis pekerjaan dan volume pekerjaan yang dikerjakan. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembangunan Rumah Susun 3 Lantai Tipe 45,TNI AL Tarakan. Adapun spesifikasi bahan-bahan tersebut yaitu:

1. Semen SNI 03-2002 (standard Nasional Indonesia) menyatakan Semen yang digunakan untuk pembuatan beton adalah semen portland yang telah ditentukan dalam SNI 15-204-1994 dan harus memenuhi persyaran yang telah ditetapkan dalam standard tersebut. spesifikasi semen blended hidrolis (ASTM C 595) kecuali tpe S dan SA yang tidak diperuntunkan sebagai unsur pengikat utama struktur beton. spesifikasi semen hidrolis ekspansif (ASTM C 845). Semen yang diperuntukkan pada pekerjaan kontruksi harus sesuai dengan semen yang digunakan pada perancangan porsi campuran.Semen portland merupakan bubuk yang sangat halus, material yang berwarna abu-abu yang terutama terdiri dari kalsium dan aluminium silikat. Bahan mentah utama untuk membuat semen porland adalah batu kapur yang mengandung CaO, dan tanah liat atau endepan batuan yang terdiri dari SiO2 dan A2O3. Material ini digiling, diaduk, dilebur hingga menjadi sebuah butiran dalam sebuah tanur, didinginkan dan kemudian digiling hingga mencapai kehalusan sesuai dengan yang dibutuh. Material tersebut diangkut dalam satuan volume yang besar atau dalam kantong-kantong semen seberat 94 lb, Beton yang dibuat dari semen Portland biasanya membutuhkan waktu kurang lebih dua minngu untuk mencapai kekuatan yang cukup. Struktur beton akan mencapai kekuatan rencana setelah 28 hari.Semen pada pekerjaan pembangunan Rumah Susun 3 Lantai Tipe 45,TNI AL Tarakan berdasarkan spesifikasi teknis (RKS) adalah semen tiga roda untuk menujang kebutuhan material pada pekerjaan balok.

Gambar 3.1 Semen Portland 2. Sika groutSika grout adalah untuk mengisi rongga struktur beton yang kropos ,penambahan coran akibat pengecoran tidak sempurna, pembuatan beton pracetak,dan penutup retak yang besar, serta tentunya digunakan sebagai semen grouting siap pakai yang mempunyai karakteristik tidak susut , dapat mengalir dengan baik,dan memenuhi standar internasional.

Gambar 3.2 Sika grout3. AgregatSNI 03-2002 (standard Nasional Indonesia) menyatakan agregat yang digunakan untuk beton harus dengan spesifikasi agregat untuk beton (ASTM C 33) dan agregat juga sesuai dengan SNI 03-2461-1991, spesifikasi agregat ringan untuk beton struktur. Ukuran maksimum minimal agregat kasar harus tidak melebihi :a. 1/5 jarak terkecil antara sisi-sisi cetakan, ataupunb. 1/3 ketebalan plat lantai, ataupunc. jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan atau kawat-kawat bundle tulangan, atau tendon-tendon prategang atau selongsong-selonsong.

Agregat kasarSpesifikasi teknis untuk agregat kasar pada proyek ini adalah harus berupa koral atau batu pecah yang mempunyai susunaan /gradas yang baik ,cukup syarat kekerasanya dan padat (tidak porous), dan tidak boleh mengandung banyak kadar lumpur. Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan . Pada proyek ini digunakan agregat kasar( split) untuk campuran beton yang berasal dari tawau (Malaysia).

Gambar 3.3 Agregat kasar (koral) Agregat HalusPasir sebagai agregat halus yang digunakan harus memenuhi syarat spesifikasi tekniks untuk pekerjaan struktur, pada proyek ini telah ditetapakan bahwa kadar lumpur tidak boleh melebihi dari 4 % berat dan pasair harus bterdiri dari butiran-butiran yang bersih, tajam,sertta bebas dari bahan-bahan organis ,lumpur,tanah lempung dan sebagainya.pada proyek ini pasir yang digunakan berasal dari kota tarakan sendir khususunya daerah juata bkerikil.

Gambar 3.4 Agregat halus ( Pasir )4. AirSNI 03-2002 (standar Nasional Indinesia) menyatakan air yang digunakan dalam pencampuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan merusak yang mengandung Oli, asam, alkali, garam, bahan organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan. Air pencampuran yang digunakan pada beton prategang atau pada yang didalamnya tertaman logam almunium,termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat tidak boleh mengandung jumlah yang membahayakan.Material Air bersih pada pekerjaan pembangunan Rumah Susun 3 Lantai Tipe 45,TNI AL Tarakan sesuai spesifikasi Teknis (RKS) adalh air dari PDAM dengan menggunakan profil tank untuk menujang kebutuhan material pada pekerjaan balok, lantai dan kolom.5. KayuKayu merupakan bahan bangunan yang cukup penting di Indonesia, karena hampir semua jenis kayu yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan struktur bangunan. Pada pekerjaan Pembangunan Rumah Susun 3 Lantai Tipe 45,TNI AL Tarakan ini, kayu yang digunakan adalah kayu racuk untuk perancah dan pembuatan cetakan untuk balok precast.6. Kawat bendratKawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar dapat membentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang digunakan berdiameter 1 mm dan dalam pemakaiannya digunakan tiga lapis kawat agar lebih kuat dalam mengikat baja tulangan. Agar baja tulangan saling terikat dengan kuat maka kawat yang digunakan harus mempunyai kualitas yang baik dan tidak mudah putus.

Gambar 3.5 Kawat bendrat7. PlywoodPlywood digunakan sebagai pembuatan cetakan beton karena akan menghasilkan permukaan beton yang halus. Plywood yang digunakan adalah kayu lapis dengan permukaan yang dilapisi laminated plastic dengan ketebalan 16-22 mm.8. Baja TulanganSNI 03-2002 (standard Nasional Indonesia) menyatakan baja tulangan yang digunakan untuk beton adalah tulangan ulir, kecuali baja polos diperkenankan untuk tulangan spiral, pipa baja, atau tabung baja dapat digunakan sesuai dengan persyaratanBJTD (baja tulangan deformasi) atau tulangan ulir, Wang dan Salmon (1993) mendenifisikan baja ulir adalah baja tulangan yang memiliki penonjokan. Tonjolan demikial mencegah pergeseran dari tulangan relative terhadap beton sekelilingnya.

Gambar a.Besi D10 Gambar b.Besi D13

Gambar c. Besi D16 Gambar d. Besi 19 Gambar 3.6 Macam-macam Besi dan Ukurannya

9. Cor BetonSeluruh pekerjaan struktural dalam Proyek n pembangunan Rumah Susun 3 Lantai Tipe 45,TNI AL Tarakan ini menggunakan beton ready mix produksi dari PT.Bumix. Adapun keuntungan penggunaan beton ready mix ini adalah:a. Jaminan keseragaman mutu beton.b. Efektifitas dan efisiensi kerja dalam pelaksanaan.

Gambar 3.7 Cor Beton

3.3.2 Alat-alat KonstruksiPeralatan yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan kolom adalah:1. Molen (Concete mixer)Molen yaitu alat pengaduk bahan campuran beton yang digerakkan oleh mesin diesel. Adapun proses kerjanya adalah dengan menghidupkan terlebih dahulu mesin diesel, kemudian memasukan air pada bucket molen hanya untuk membasahi bucket molen, yang kemudian memasukan semen biarkan hingga semen bercampur dengan air, yang dilanjutkan memasukkan agregat kasar sesuai dengan kapasitas perbandingan campuran, yang dilanjutkan dengan agregat halus secara bergantian. Selama proses pengadukan air ditambahkan sedikit demi sedikit hingga mencapai target rencana beton yang dibutuhkan. Bagian yang termasuk penting pada alat ini adalah perawatan alat. Molen setelah selesai digunakan harus dibersihkan, agar sisa-sisa beton yang tercecer di badan molen tidak mengeras, dengan tujuan agar efisiensi kerja molen tetap baik. Gambar 3.8 Molen (Concete mixer2. Mixer TruckMixer truck merupakan truk khusus yang dilengkapi dengan concrete mixer dengan kapasitas bervariasi, yaitu kapasitas 5; 5,5; 6; dan 6 m. Truk ini mengangkut beton siap pakai (ready mix) dari tempat pencampuran beton (batching plan) sampai ke lokasi pengecoran. Selama pengangkutan, truk ini terus berputar searah jarum jam dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar adukan beton tersebut terus homogen dan tidak mengeras.

Gambar 3.9 Pengecoran dengan alat mixer truck3. Gerobak dorongGerobak dorong digunakan untuk mengangkut adukan beton dari bak penampungan ke tampat pengecoran dan untuk pengangkutan material lainnya. Dengan menggunakan alat tersebut pengangkutan material dari satu tempat ke tempat lain dapat lebih mudah dan lebih ringan. Gerobak dorong ini juga digunakan untuk mengangkut adukan beton yang akan diuji dan mengangkut benda uji yang sudah keras untuk direndam dalam air.

Gambar 3.10 Gerobak dorong4. Pembengkok baja tulangan (bar bender)Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membentuk baja tulangan sedemikian rupa sesuai dengan gambar rencana pekerjaan. Alat ini merupakan alat sederhana yang dapat dibuat sendiri sesuai dengan kebutuhan pembentukan tulangan yang dibutuhkan. Alat ini tersusun dari alas pembengkok yang terbuat dari kayu yang memiliki permukaan yang lurus dan batang-batang penahan yang digunakan sebagai penyanggah pembentukan tulangan.

Gambar 3.11 Barbender5. Krenkren digunakan untuk mengangkut material secara vertical dan bisa juga digunakan untuk memindahkan material.

Gambar 3.12 kren6. Alat bantu pekerjaan pembesian (Pleser)Alat bantu pembesian adalah alat yang digunakan untuk membantu proses pekerjaan pembesian. Alat-alat ini terdiri dari Pleser yaitu alat pembengkokan baja tulangan yang terbuat dari besi dengan ukuran lubang pembengkokkan sesuai dengan diameter baja tulangan yang dibengkokan, tang pengikat bendrat (kakak tau) alat ini berbentuk seperti tang namun memiliki ujung yang runcing untuk memotong bendrat setelah dipuntir pada sambungan antara beugel dan tulangan pokok.

Gambar 3.13 Pembengkokan Tulangan dengan PleserCara penggunaan pleser yaitu dengan meletakkan lubang pembengkok yang terdapat pada pleser hingga bertemu dengan sisi baja tulangan yang akan dibengkokan, kemudian mengayun pleser hingga baja tulangan yang akan bengkok sesuai dengan ketentuan yang diinginkan,seperti yang terlihat pada gambar 2.15 pembengkokan tulangan tiang pancang yang akan dihubungkan dengan tulangan pada pondasi poer pelat yang berikutnya akan diikat dengan bendrat.Selain pleser sebagai alat pembengkok, alat lain yang digunakan untuk menyambungkan tulangan yang satu dengan tulangan yang lainnya adalah tang pengikat bendrat (kakak tua), dengan metode kerja alat yaitu setelah tulangan yang akan disambung diletakkan, kemudian dilakukan pengikatan dengan kawat bendrat, yang kemudian kawat bendrat tersebut akan dikencangkan dengan tang pengikat3.3.2 Pekerjaan kolomPada pekerjaan kolom precast ada beberapa tahapan pekerjaan yang dilakukan, pada proyek Pembangunan Rumah Susun 3 Lantai T-45, TNI AL Kota Tarakan tahapan pekerjaan kolom diantaranya yaitu :1. Pekerjaan pembesian koloma. Volume Berdasarkan Rencana Anggaran Biaya ( RAB )Volume pembesian kolom = 72.3647 kgb. Tenaga kerjaDalam pelaksanaan di lapangan untuk pekerjaan pembesian kolom terdiri dari 4 orang.c. Peralatan Peralatan yang digunakan merupakan peralatan yang umumnya yaitu, chutting, barbending, kakatua atau penjepit besi.d. Metode PekerjaanTulangan kolom dipasang sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dalam gambar rencana. Kemudian dirangkai sesuai dengan bentuk, ukuran dan jarak yang telah direncanakan, agar ditengah-tengah tulangan tidak melendut, maka sewaktu pemasangan tulangan ditengah-tengah bentang, bentang diberi penyangga dikiri kanannya.

Gambar 3.2. Pembesian Kolom

e. MutuBesi yag digunakan adalah besi yang bermutu baik, yang memiliki kekuatan tarik ( standard yield strength / Ys ) minimal 24 kg/mm.

2. Pekerjaan bekisting koloma. Volume PekerjaanMencari luasan sisi kolom yang akan di pasang bekisting yaitu bagian bawah dan dua sisi sampingLuas = (0.4 m x 2.73 m) + (0.3 m x 2.73 m) + (0.3 m x 2.73 m)= 2.73 mMenggunakan Plywood = 1.22 m x 2.44 m = 2.9768 mJadi plywood yang di butuhkan yaitu = 2.73 : 2.9768 = 1 bhb. Tenaga kerjaTukang kayu Tukang kayu terampil dan mengerti lingkup 4 orang, Mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop drawing dengan baik. c. PeralatanUntuk pekerjaan bekisting pada kolom ini memerlukan alat palu, gergaji, meteran.d. Metode PelaksanaanPekerjaan bekisting merupakan pekerjaan pembuatan cetakan beton segar yang sesuai dengan bentuk dan dimensi rencana. Bekisting umumnya terdiri atas perancah dan cetakan beton. Untuk memberi kualitas yang baik dalam pelaksanaan dan hasilnya. Pembuatan bekisting kolom dikerjakan dengan cara memotong plywood sesuai dengan luas sisi kolom dan memaku kedalam plywood. Untuk perkuatan arah memanjang pada sisi kolom dipasang kayu 5/7 dan bagian atas serta bawah kolom di pasang kayu 5/7 dengan arah horizontal.

Gambar 3.3. Pemasangan Bekisting Kolom

e. Mutu Pekerjaan pada bekisting kolom harus didesain dan dibuat dengan kekakuan dan kuakurasian sehingga bentuk , ukuran, posisi , dan Penyelesaian dari pengecoran dapat dilaksanakan sesuai dengan toleransi yang diinginkan

3. Pekerjaan pengecoran koloma. Volume Pekerjaan Volume pengecoran = ( p x l x t ) = ( 2.73 x 0.4 x 0.3 ) = 0.3276 mb. Tenaga KerjaPada pekerjaan di lapangan di butuh kan 6 tukang dan 1 pengawas untuk mengarahkan pengecoran.c. PeralatanUntuk pekerjaan pengecoran pada kolom membutuh kan peralatan seperti gerobak, sekop, concrete vibrator dan cetok.d. Metode PelaksanaanPekerjaan pengecoran kolom dilakukan setelah pekerjaan bekisting dan pembesian kolom telah selesai dilaksanakan. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan alat concrete mixer sebagai pengaduk campuran beton dengan talang cor sebagai media alat transport campuran beton. Untuk pemadatan cor menggunakan concrete vibrator, ini dimaksud agar menghasilkan beton yang lebih baik, dengan mutu beton yang diinginkan adalah K-350.

Gambar 3.4. Pengecoran Kolom

e. MutuAgar kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai spesifikasi dan standar yang ada, maka selama proses pengecoran perlu dilakukan uji slump dan pengambilan sampel benda uji slump dan pengambilan sampel benda uji sesuai dengan SKSNI. Mutu beton minimal dengan kuat tekan silinder fc = 21.7 MPa artinya mempunyai kuat tekan hancur karakteristik sebesar 21.7 MPa kuat tekan tersebut lebih kurang setara dengan mutu beton K-350.

4. Pekerjaan penginstalan koloma. Volume Pekerjaan Berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB)Penginstalan kolom = 264 btgb. Tenaga Kerja Untuk pekerjaan penginstalan kolom di butuh kan 6 pekerja, 1 orang mandor , 1 orang pengawas, dan 1 orang operator crane.c. PeralatanPeralatan yang digunakan untuk penginstalan kolom yaitu crane, besi pencongkel dan waterpass.d. Metode Pekerjaan Penginstalan atau pemasangan kolom kontraktor sudah menyiapkan peralatan yang di butuhkan. Kolom yang tersusun rapi dibawah naik ke lantai 2 dan 3 secara bertahap menggunakan truck crane, setelah sudah dilantai atas kolom precast dipasang sesuai dengan gambar yang telah direncanakan menggunakan beberapa alat bantu seperti besi pencongkel. Dan untuk penginstalan kolom memerlukan waktu 1 hari untuk mendapatkan 6 buah kolom yang terinstal.

Gambar 3.5. Penginstalan Kolom

e. MutuAgar penginstalan kolom yang dilakukan memenuhi spesifikasi dan standar yang ada, maka selama proses penginstalan harus memakai alat waterpass dan di tangani oleh pekerja yang ahli dalam penginstalan kolom agar mendapatkan penginstalan yang sempurna.

5. Pekerjaan grouting koloma. Volume Pekerjaan1,5 zack = 1 kolomb. Tenaga KerjaUntuk pekerjaan grouting kolom di perlukan 2 pekerja, dan 1 pengawas.c. PeralatanPeralatan yang di perlukan untuk grouting kolom seperti corong dan gerobak.d. Metode PekerjaanPekerjaan Grouting adalah proses penambahan coran atau sementasi pada setiap pertemuan panel yang satu dengan yang lainnya, atau pinggulan sudut (mortar) dengan bahan khusus yang disediakan langsung. Grouting kolom di lakukan setelah penginstalan kolom telah selesai, dan pada lubang-lubang dari kolom di tutupi dengan memakai semen sika grout.Fungsi dari Grouting itu sendiri adalah :1. Untuk mengikat besi yang masuk ke dalam kolom .2. Meningkatkan daya dukung pada kolom.3. Menyatukan dan menutup lubang pada kolom.

Gambar 3.6. Grouting Kolom

e. MutuGuna dilakukan nya grouting ialah untuk melekatkan atau menyatukan antara besi tulangan kolom dan beton agar menyatu untuk meningkatkan daya dukung kolom, adapun semen yang digunakan adalah semen khusus yaitu semen sika grout yang difungsikan untuk grouting, dimana semen sika ini memiliki daya lekat yang tinggi.

3.4 Permasalahan dan Analisa di Lapangan Terdapat beberapa permasalahan teknis maupun non teknis yang dipandang oleh penulis untuk diungkapkan, agar dapat menjadi tinjauan guna perbaikan suatu hal yang dianggap perlu diperbaiki nantinya. Dalam permasalah-permaslahan diantaranya adalah sebagai berikut.3.4.1 Masalah Teknisa. Pada proyek ini pengangkatan Kolom Precast dilakukan setelah beton mengeras, namun jangka waktu pengangkatan kolom tersebut hanya dalam kurun waktu 1 hari. Hal ini bukan berarti tidak sesuai dengan kondisi teoritis yang mensyaratkan bahwa pengangkatan kolom pada beton setidaknya di buka dalam kurun waktu 3 hari, namun perlu dilakukannya langkah-langkah untuk membantu beton mencapai kekuatannya pada umur yang sesuai. Mengingat efesiensi biaya dan efesiensi waktu pekerjaan maka terjadilah hal tersebut diatas.3.4.2 Masalah non Teknisa. Kurangnya kesadaran akan keamanan dan keselamatan kerja. Keamanan dan keselamatan kerja dilapangan, merupakan permasalahan yang sering muncul pada setiap pelaksanaan proyek, kurangnya memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja bagi para pekerja sering kali dianggap sepele. Pihak pelaksana pekerjaan sudah menyediakan atau melengkapi atribut-atribut untuk keselamatan kerja bagi para pekerja seperti helm proyek, sepatu safety, sarung tangan, dan atribut-atribut lain yang dianggap dibutuhkan untuk menunjang keselamatan dan keamanan kerja dilapangan namun para pekerja tidak memakai atribut-atribut tersebut karena para pekerja kurang menyadari akan keselamatandan keamanan kerja. Selain atribut-atribut tersebut perlu juga dibutuhkan obat-obat yang dianggap bisa menanggulangi sementara kecelakaan di lokasi proyek.b. Faktor cuaca yang kurang baik, karena terjadinya hujan juga kerap kali muncul sebagai permasalahan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Apabila faktor cuaca kurang baik, hendaknya pekerjaan ditunda atau dihentikan sementara, terutama pada waktu pekerjaan pengecoran. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga mutu pekerjaan tersebut. Dan pelaksana harus dapat mencari solusi yang tepat agar pekerjaan yang tertinggal dapat diselesaikan sesuai dengan ketersediaan waktu yang diinginkan.43