bab 3

6
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian BIO DATA Pengkajian mengenai nama, umur dan jenis kelamin perlu dilakukan pada klien dengan asma. Serangan asma pada usia dini memberikan implikasi bahwa sangat mungkin terdapat status atopic. Serangan pada usia dewasa dimungkinkan adanya factor non-atopik. Tempat tinggal yang menggambarkan kondisi tempat klien berada. Berdasarkan tempat alamat tersebut, dapat diketahui pula factor yang memungkinkan menjadi pencetus serangan asma. Status perkawinan dan gangguan emosional yang timbul dalam keluarga atau lingkungan merupakan factor pencetus serangan asma. Pekerjaan serta suku bangsa juga dapat dikaji untuk mengetahui adanya pemaparan bahan allergen. Hal ini yang perlu dikaji dari identitas klien ini adalah tanggal masuk rumah sakit (MRS), nomor rekam medis, asuransi kesehatan dan diagnosis medis.Keluhan utama meliputi sesak nafas, bernafas terasa berat pada dada, adanya keluhan sulit untuk bernafas. Riwayat Penyakit Saat Ini Klien dengan serangan asma datang mencari pertolongan terutama dengan keluhan sesak nafas yang hebat dan mendadak, kemudian diikuti dengan gejala-gejala lain seperti wheezing, pengugunaan otot bantu pernafasan, kelelahan,gangguan kesadaran, sianosis dan perubahan tekanan darah.Serangan asma mendadak secara klinis dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium pertama ditandai dengan batul-batuk berkala dan kering. Batuk ini terjadi karena iritasi mukosa yang kental dan mengumpul. Pada stadium ini terjadi edema dan pembengkakan bronkus. Stadium kedua ditandai dengan batuk disertai mukus yang jernih dan berbusa. Klien merasa sesak nafas , berusah untuk nafas dalam, ekspirasi memanjang diikuti bunyi mengi(wheezing). Klien lebih suka duduk dengan tangan diletakkan pada pinggir tempat tidur, tampak pucat, gelisah, dan warna kulit mulai membiru. Stadium ketiga ditandai dengan hampir tidak terdengarnya suara nafas karean aliran udara kecil, tidak ada batuk, pernafasan menjadi dangkal dan tidak teratur, irama nafas meningkat karena asfiksia.

Upload: indrarukmanahamimpartii

Post on 07-Feb-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dudit

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3

BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN

A.    Pengkajian  BIO DATA

Pengkajian mengenai nama, umur dan jenis kelamin perlu dilakukan pada klien dengan asma. Serangan asma pada usia dini memberikan implikasi bahwa sangat mungkin terdapat status atopic. Serangan pada usia dewasa dimungkinkan adanya factor non-atopik. Tempat tinggal yang menggambarkan kondisi tempat klien berada. Berdasarkan tempat alamat tersebut, dapat diketahui pula factor yang memungkinkan menjadi pencetus serangan asma. Status perkawinan dan gangguan emosional yang timbul dalam keluarga atau lingkungan merupakan factor pencetus serangan asma. Pekerjaan serta suku bangsa juga dapat dikaji untuk mengetahui adanya pemaparan bahan allergen. Hal ini yang perlu dikaji dari identitas klien ini adalah tanggal masuk rumah sakit (MRS), nomor rekam medis, asuransi kesehatan dan diagnosis medis.Keluhan utama meliputi sesak nafas, bernafas terasa berat pada dada, adanya keluhan sulit untuk bernafas.

      Riwayat Penyakit Saat IniKlien dengan serangan asma datang mencari pertolongan terutama dengan keluhan sesak nafas yang hebat dan mendadak, kemudian diikuti dengan gejala-gejala lain seperti wheezing, pengugunaan otot bantu pernafasan, kelelahan,gangguan kesadaran, sianosis dan perubahan tekanan darah.Serangan asma mendadak secara klinis dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium pertama ditandai dengan batul-batuk berkala dan kering. Batuk ini terjadi karena iritasi mukosa yang kental dan mengumpul. Pada stadium ini terjadi edema dan pembengkakan bronkus. Stadium kedua ditandai dengan batuk disertai mukus yang jernih dan berbusa. Klien merasa sesak nafas , berusah untuk nafas dalam, ekspirasi memanjang diikuti bunyi mengi(wheezing). Klien lebih suka duduk dengan tangan diletakkan pada pinggir tempat tidur, tampak pucat, gelisah, dan warna kulit mulai membiru. Stadium ketiga ditandai dengan hampir tidak terdengarnya suara nafas karean aliran udara kecil, tidak ada batuk, pernafasan menjadi dangkal dan tidak teratur, irama nafas meningkat karena asfiksia.

      Riwayat Penyakit DahuluPenyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu seperti adanya ineksi saluran pernafasan atas, sakit tenggorokan, amandel, sinusitis, dan polip hidung. Riwayat serangan asma, frekuensi, waktu  dan alergen-alergen yang dicurigai sebagai pencetus serangan, serta riwayat pengobatan yang dilakukan untuk meringkan gejala asma.

      Riwayat Penyakit KeluargaPada klien dengan serangan asma perlu dikaji tentang riwayat penyakit asma atau penyakit alergi yang lain pada anggota keluarga karena hipersensitivitas pada penyakit asma ini lebih ditentukan oleh factor genetic dan lingkungan.

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN      Diagnosa 1:

Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkhokonstriksi,  bronkhospasme ditandai dengan sekresi mucus yang kental, adanya wheezing,RR meningkat (lebih dari

Page 2: BAB 3

22x/mnt), HR meningkat (lebih dari 100x/mnt), napas dangkal dan cepat, menggunakan otot bantu napas.

      Tujuan :Bersihan jalan napas kembali efektif setelah di lakukan tindakan keperawatan

      Kriteria Hasil:1.      Klien dapat mendemonstrasikan batuk efektif2.      Tidak ada suara nafas tambahan dan wheezing3.      Pernapasan klien normal ( 16 -20 x /menit) tanpa adanya pengguanaan otot bantu napas.4.      Frekuensi nadi 60-120 x /menit.

      Intervensi:  Mandiri :1.      Posisikan pasien untuk mengoptimalkan pernapasan ( posisi semi fowler)

Rasional : posisi semi fowler dapat memberikan kesempatan pada proses ekspirasi paru.2.      Kaji Warna, kekentalan dan jumlah sputum

Rasional : karekteristik sputum dapat menunjukkan  barat ringannya obstruksi.3.      Atur posisi semifowler

Rasional : posisi semi fowler meningkatkan ekspansi paru.4.      Ajarkan cara batuk efektif dan terkontrol

Rasional : batuk yang terkontrol dan efektif  dapat memudahkan pengeluaran secret yang melekat dijalan napas.

5.      Bantu klien latihan napas dalam.Rasional : ventilasi maksimal membuka lumen jalan nafas dan meningkatkan gerakan secret kedalam jalan nafas besar untuk dikeluarkan.

6.      Pertahankan intake cairan sedikitnya 2500 ml/hari kecuali tidak diindikasikanRasional : Hidrasi yang adekuat membantu mengencerkan secret dan mengefektifkan pembersihan jalan nafas.

7.      Lakukan fisioterapi dada dengan teknik postural dranase, perkusi,fibrasi dada.Rasional : fisioterapi  dada merupakan strategi untuk mengeluarkan secret.

  Kolaborasi :1.      Kolaborasi pemberian obat bronkodilator

Rasional : Pemberian bronkodilator via inhalasi akan langsung menuju area broncus yang mengalami spasme sehingga lebih cepat berdilatasi.

2.      Kolaborasi dengan dokter pemberian obat agen mukolitik dan ekspektoranRasional : agen mukolitik menurunkan kekentalan dan perlengketan secret paru untuk memudahkan pembersihan. Agen ekspektoran akan memudahkan secret lepas dari perlengketan jalan napas .

3.      Kolaborasi dengan dokter pemberian obat kortikostiroid.Rasional : kortikosteroid berguna pada keterlibatan luas dengan hipoksemia dan menurunkan reaksi inflamasi akibat edema mukosa dan dinding bronkus.

      Diagnosa 2Pola  napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energy/kelelahan di tandai dengan sesak napas, takipnea, orthopnea, tarikan interkostal/penggunaan otot napas tambahan untuk bernapas, napas pendek, napas pursed-lip.

      Tujuan: Pola nafas kembali efektif setelah di lakukan tindakan keperawatan selama … x 24

Page 3: BAB 3

      Kriteri Hasil :1.      pernapasan klien normal (16-20x/menit) tanpa adanya penggunaan otot bantu napas.2.      Tidak terdapat suara nafas tambahan atau wheezing.3.      Status tanda vital dalam batas normal.4.      nadi 60 - 100x /menit5.      RR 16-20 x/mnt6.      Klien dapat mendemonstrasikan teknik distraksi pernapasan.

      Intervensi:  Mandiri :1.      Posisikan pasien untuk mengoptimalkan pernapasan ( posisi semi fowler)

Rasional : posisi semi fowler dapat memberikan kesempatan pada proses ekspirasi paru.2.      Pantau kecepatan, irama, kedalaman pernapasan dan usaha respirasi.

Rasional : Memantau pola pernafasan  harus dilakukan terutama  pada klien dengan gangguan pernafasan .

3.      Perhatikan pergerakan dada , amati kesimetrisan, penggunaan otot-otot bantu napas, serta retraksi otot supraklavikular dan interkostal.Rasional : melakukan pemeriksaan fisik pada paru dapat mengetahui kelainan yang terjadi pada klien .

4.      Auskultasi bunyi napas, perhatikan area penurunan / tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi napas tambahan.Rasional : Adanya bunyi napas tambahan mengidentifikasikan  adanya  gangguan pada pernapasan.

5.      Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas, dan tersengal-sengal.Rasional : Ansietas dapat memicu pola pernapasan seseorang.

6.      Anjurkan napas dalam melalui abdomen selama periode distress pernapasanRasional : Teknik distraksi dapat merileksasikan otot –otot pernapasan.

  Kolaborasi :1.      Kolaborasi dengan dokter pemberian bronkodilator.

Rasional : pemberian bronkodilator via inhalasi akan langsung menuju area bronkus yang mengalami spasme sehingga  lebih cepat berdilatasi.

      Diagnosa 3Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan kelelahan otot respiratory ditandai dengan dispnea, peningkatanPCO2, peningkatan penggunaan otot bantu napas

      Tujuan :Pertukaran gas kembali efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x24 jam.

      Kriteria Hasil :1.      Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi dalam pernapasan.2.      Frekuensi napas 16-20 x /menit dan tidak sesak napas3.      Frekuensi nadi 60-120 x /menit.4.      Kulit tidak pucat ( PaO2 kurang dari 50 mm Hg.PaCO2 lebih dari 50 mm Hg dan PH 7,35-

7,40 )5.      Saturasi  oksigen dalam darah lebih dari 90%

      Intervensi:1.      Pantau status pernapasan tiap 4 jam,hasil GDA,intake dan output.

Rasional : untuk mengindenfikasi indikasi ke arah kemajuan atau penyimpangan dari hasil klien.

Page 4: BAB 3

2.      Tempatkan klien  pada posisi semi fowlerRasional: posisi tegak memungkinkan ekspansi paru lebih baik.

3.      Berikan pengobatan  yang telah ditentukan serta amati bila ada tanda-tanda toksisitas.Rasional : pengobatan untuk mengembalikan kondisi bronchus seperti kondisi sebelumnya.

4.      Tingkatkan aktifitas secara bertahap, jelaskan bahwa fungsi pernapasan akan meningkat dengan aktivitas.Rasional : Mengoptimalkan fungsi paru sesuai dengan kemampuan aktivitas individu.

  Kolaborasi:1.      Berikan terapi intravem sesuai anjuran (kolaborasi dengan dokter)

Rasional : Untuk memungkinkan dehidrasi yang cepat  dan tepat mengikuti keadaan vaskuler untuk pemberian obat-obat darurat.

2.      Berikan oksigen melalui kanula nasal 4 L/menit selanjutnya sesuaikan dengan hasil PaO2.Rasional : pemberian oksigen mengurangi beban otot-otot pernafasan.

      Diagnosa 4:ntoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen ditandai dengan kelelahan, dispnea, sianosis

      Tujuan :Dalam waktu …x24 jam setelah diberikan intervensi klien dapat melakukan aktivitas sesuai kebutuhan .

      Kriteria hasil :1.      Klien dapat beraktivitas sesuai kebutuhannya2.      Pernapasan klien normal (16-20 x/menit) dan tidak sesak napas3.      Frekuensi nadi 60-120 x /menit.4.      Klien dapat mendemonstrasikan teknik distraksi yang diajarkan

      Intervensi:1.      Jelaskan aktivitas dan factor ysng dapat meningkatkan kebutuhan oksigen

Rasional : merokok ,suhu ekstrem dan stress menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dan meningkatkan beban jantung .

2.      Ajarkan progam relaksasiRasional : mempertahankan, memperbaiki  pola nafas teratur .

3.      Buat jadwal aktivitas harian ,tingkatkan secara bertahap.Rasional : mepertahankan pernapasan lambat dengan tetap memperhatikan latihan fisik memungkinkan peningkatan kemampuan otot bantu pernapasan

4.      Ajarkan teknik napas efektif.Rasional : meningkatkan  oksigenasi tanpa mengorbankan banyak energi .

5.      Pertahan kan terapi oksigen tambahan .Rasional : mempertahankan, memperbaiki dan meningkatkan konsentrasi oksigen darah.

6.      Kaji respon abnormal setelah aktivitas.Rasional : respon abnormal meliputi nadi , tekanan darah , dan pernafasan yang meningkat .

7.      Beri waktu istirahat yang cukup.Rasional :  meningkatkan daya tahan klien, mencegah kelelahan .

  Kolaborasi :1.      Kolaborasikan dengan fisioterapi untuk melakukan latihan /aktivitas harian sesuai jadwal.

Rasional: latihan/aktivitas harian memungkinkan kemampuan otot bantu nafas

Page 5: BAB 3